pengaruh model predict observe explain (poe...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI
SMAN 1 KOTA TANGERANG SELATAN PADA KONSEP SISTEM
PERNAPASAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh :
Riski Amalia
NIM 1113016100028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2019 M
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iv
ABSTRAK
Riski Amalia (NIM: 1113016100028). Pengaruh Model Pembelajaran Predict
Observe Explain terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI
SMAN 1 Kota Tangerang Selatan pada Konsep Sistem Pernapasan. Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh model predict observe explain
terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis pada materi sistem pernapasan.
Metode penelitian menggunakan true experiment dengan desain penelitian
pretest-posttest control group design. Penelitian melibatkan 68 siswa kelas XI di
SMAN 1 Kota Tangerang Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
simple random sampling. Sampel terbagi menjadi kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model predict observe explain. Kelas
kontrol menggunakan pembelajaran saintifik. Instrumen penelitian yang
digunakan berupa tes kemampuan berpikir kritis dalam bentuk 19 soal essay yang
telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji t dengan taraf signifikansi α= 0,05 diperoleh hasil sig. 0,000
sehingga H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa model predict observe explain
berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi
sistem pernapasan.
Kata kunci: model predict observe explain, kemampuan berpikir kritis, sistem
pernapasan
v
ABSTRACT
Riski Amalia (NIM: 1113016100028). The Effect of Predict Observe Explain
Learning Model on Critical Thinking Ability of Class XI Students of SMAN 1
Kota Tangerang Selatan on the Concept of Respiratory System. Thesis of
Biology Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training,
Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta.
This study aims to examine the effect of predict observe explain models on
increasing critical thinking skills on respiratory system concept. The research
method uses true experiment research design with pretest-posttest control group
design. The study involved 68 students of class XI at SMAN 1 Kota Tangerang
Selatan. Sampling is done by simple random sampling technique. The sample is
divided into experimental and control classes. The experimental class uses the
predict observe explain model. The control class uses scientific learning. The
research instrument used was a critical thinking ability test in the form of 19
essay questions that had been tested for validity and reliability. Based on
hypothesis testing using t test with a significance level of α = 0.05 the results are
sig. 0,000 so H0 is rejected. It can be concluded that the predict observe explain
model has a significant effect on students’ critical thinking skills on the concept of
the respiratory system.
Keywords: Predict Observe Explain Model, Critical Thinking Ability, Respiratory
System.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Predict
Observe Explain terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI
SMAN 1 Kota Tangerang Selatan pada Konsep Sistem Pernapasan”.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dan arahan selama
penyusunan skripsi.
4. Ibu Meiry Fadilah Noor, M. Si, Dosen Pembimbing II sekaligus dosen
penasihat akademik, yang telah memberikan saran dan motivasi bagi penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya.
5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan
Ibu berikan mendapat berkah dari Allah SWT.
6. Bapak Hadi Ahmadi, M. Pd, guru bidang studi Biologi Kelas XI SMAN 1
Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
penelitian.
7. Siswa kelas XI IPA 3 dan XI IPA 4 SMAN 1 Kota Tangerang Selatan tahun
pelajaran 2018/2019 yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
vii
8. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, ayahanda Syamsul Bahri dan
ibunda Leli Irwani yang selalu sabar mendoakan dan memotivasi penulis
sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Serta kakak dan adik tersayang
Ilhamsyah, Khoirunnisa dan Masitoh Fadilah yang telah memberi semangat
dan membantu segala kebutuhan yang diperlukan selama penyusunan skripsi
sehingga penulis mampu menyelesaikannya.
9. Seluruh kawan-kawan Pendidikan Biologi 2013 yang selalu mendoakan,
memberi semangat dan bantuan selama penyusunan skripsi.
10. Suadah, Dita, Liya, Nurhasanah, Azka, Santi, Rahmat, Edo, Baskoro, Ivan,
Nuy, Taufik yang telah membantu dan memotivasi dalam pelaksanaan
penelitian.
11. Mahasiswa Mandailing Natal, Cik-Cik, What The Friends dan Temand
Djalan yang membuat dunia kampus menjadi lebih bermakna dan berwarna.
12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi.
Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan dari pihak-pihak yang
telah banyak membantu di dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.
Jakarta, Desember 2019
Riski Amalia
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI............................. i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ………………………………… ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI……..................................... iii
ABSTRAK..................................................................................................... iv
ABSTRACT.................................................................................................... v
KATA PENGANTAR................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah.......................................................................... 5
D. Rumusan Masalah.............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian............................................................................... 5
F. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 6
BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN
HIPOTESIS................................................................................................... 7
A. Kajian Teori....................................................................................... 7
B. Hasil Penelitian Relevan.................................................................... 20
C. Kerangka Berpikir.............................................................................. 23
D. Hipotesis Penelitian........................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................... 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 25
B. Metode dan Desain Penelitian........................................................... 25
C. Variabel Penelitian............................................................................. 26
D. Populasi dan Sampel.......................................................................... 26
ix
E. Prosedur Penelitian............................................................................ 27
F. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 30
G. Instrumen Penelitian.......................................................................... 30
H. Kalibrasi Instrumen............................................................................ 33
I. Teknik Analisis Data......................................................................... 37
J. Hipotesis Statistik.............................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................ 41
A. Hasil Penelitian.................................................................................. 39
B. Pembahasan....................................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................... 62
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis…............................... 17
Tabel 2.2 Keterkaitan Tahap Predict Observe Explain terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis..................................................
19
Tabel 3.1 Desain Penelitian................................................................... 25
Tabel 3.2 Analisis Keterkaitan Indikator Pembelajaran dengan
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis pada Model Predict
Observe Explain…................................................................. 28
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data.................................................... 30
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian............................................... 31
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Klasifikasi Validitas Butir Soal.............................................
Hasil Uji Validaditas Instrumen Soal Kemampuan Berpikir
Kritis………………………………………………………..
33
34
Tabel 3.7 Klasifikasi Reliabilitas........................................................... 34
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Klasifikasi Daya Pembeda.....................................................
Hasil Uji Daya Pembeda…………………………………...
35
35
Tabel 3.10
Tabel 3.11
Klasifikasi Taraf Kesukaran..................................................
Hasil Uji Taraf Kesukaran………………………………….
36
36
Tabel 3.12 Kategori Perhitungan N-Gain……………………………… 40
Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen………………………………………………....
42
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Setiap Indikator Kemampuan Berpikir Kritis........................
Hasil Perhitungan LKPD pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol……………………………………………….
Hasil Perhitungan Lembar Observasi Siswa dan Guru…….
43
47
47
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen............................................................................ 48
xi
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen............................................................................
49
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen............................................................................ 49
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen........................................................... 50
Tabel 4.9 Hasil Uji-t Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen.................................................................. 51
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir................................................................. 23
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian................................................................ 27
Gambar 4.1 Nilai N Gain Kemampuan Berpikir Kritis Per Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol..............................................
44
Gambar 4.2 Nilai N Gain Kemampuan Berpikir Krits Per Jumlah
Siswa......................................................................................
45
Gambar 4.3 Nilai N Gain Per Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...........................
46
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen........ 61
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol….......... 97
Lampiran 3 Lembar Kerja Peserta Didik Kelas Eksperimen.................... 132
Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik Kelas Kontrol........................... 149
Lampiran 5 Rubrik Penskoran LKPD Kelas Eksperimen dan Kelas
Eksperimen………………………………...……................. 158
Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol……………………………………….............
160
Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol………………………………………….........
172
Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis........... 184
Lampiran 9 Instrumen Uji Coba Penelitian.............................................. 202
Lampiran 10 Rubrik Penilaian Instrumen Tes............................................ 208
Lampiran 11 Hasil Kalibrasi Instrumen...................................................... 209
Lampiran 12 Instrumen Penelitian Valid.................................................... 215
Lampiran 13 Data Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol.............................................. 221
Lampiran 14 Data Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol.............................................. 225
Lampiran 15 Hasil Perhitungan Ketercapaian Tiap Indikator
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pretest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol…………………………….. 229
Lampiran 16 Hasil Perhitungan Ketercapaian Tiap Indikator
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol…….………….………… 233
Lampiran 17 Hasil Perhitungan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol……………………………………………............... 237
Lampiran 18 Hasil Perhitungan N-Gain Tiap Indikator Kemampuan 239
xiv
Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol..........
Lampiran 19 Hasil Perhitungan LKPD Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol……………………………………..………………. 240
Lampiran 20 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol…………………………………..…………………. 242
Lampiran 21 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol……………………………………………………... 244
Lampiran 22 Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol …………………………………………………….. 246
Lampiran 23 Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol …………………………………………………….. 247
Lampiran 24 Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. 248
Lampiran 25 Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 249
Lampiran 26 Surat Pengesahan Proposal………………………………… 250
Lampiran 27 Surat Permohonan Izin Penelitian......................................... 251
Lampiran 28 Surat Validasi RPP dan LKPD…………………………….. 252
Lampiran 29 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian................ 253
Lampiran 30 Dokumentasi Penelitian......................................................... 254
Lampiran 31 Lembar Uji Referensi............................................................ 255
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang saat ini
berlangsung, terjadi sangat pesat di berbagai bidang terutama dalam bidang
informasi. Hal ini memungkinkan diperolehnya informasi dengan cepat dan
mudah. Oleh karena itu, dengan perkembangan IPTEK yang semakin meningkat,
sudah semestinya diiringi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) Indonesia khususnya para remaja Indonesia yang berperan sebagai agent
of change dan agent of control dalam perkembangan IPTEK. Kemajuan IPTEK
yang diiringi dengan berlimpahnya berbagai informasi, menuntut remaja
Indonesia untuk dapat memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah
informasi serta memanfaatkan informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan.
Manusia harus dipersiapkan dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi untuk menghadapi berbagai tantangan dunia. Memasuki abad ke-21, sistem
pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam
menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di era
global. Upaya berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang dan
seyogyanya berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi
adalah pendidikan.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan
para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dituntut
untuk memiliki kompetensi dalam berkomunikasi, berpikir kritis, mampu hidup
dalam masyarakat global, dan mampu memecahkan masalah. Pola pikir dalam
memecahkan masalah adalah pola pikir yang melibatkan pemikiran kritis,
sistematis, logis, dan kreatif.1 Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Inayatul
Fithriyah, Cholis Sa’dijah, Sisworo menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
1 Wardhani, Sri dkk, Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di
SMP. (Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2010) h.2.
2
kritis siswa tergolong rendah. Hal tersebut disebabkan karena siswa kurang dapat
memahami masalah dengan baik. Menurut PISA, Indonesia masih digolongkan
dalam negara yang belum mampu menciptakan kemampuan anak untuk berpikir
kritis dan analitis sebagaimana yang seharusnya dilakukan orang dewasa dalam
menghadapi tauntutan zaman yang semakin berat.2 Kemampuan berpikir kritis
siswa Indonesia masih berada di urutan pada 10 besar terbawah.3 Kemampuan
berpikir kritis yang rendah menyebabkan siswa akan mengalami kesulitan ketika
dihadapkan pada suatu permasalahan yang konkrit dalam kehidupan sehari-hari.4
Berpikir kritis merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa. Hal
itu sesuai dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 20 tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan tingkat pendidikan Dasar
dan Menengah menyatakan bahwa setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan
menengah diharapkan memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Dimensi keterampilan yang diharapkan ada pada
setiap lulusan yaitu keterampilan berpikir dan bertindak antara lain kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif melalui pendekatan ilmiah
sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara
mandiri.5 Berpikir kritis sebagai bagian dari keterampilan berpikir perlu dimiliki
oleh setiap anggota masyarakat, sebab banyak sekali persoalan-persoalan dalam
kehidupan yang harus dikerjakan dan diselesaikan.6 Seseorang yang memiliki
kemampuan berpikir kritis akan dapat menelaah permasalahan yang dihadapi,
mencari dan memilih penyelesaian yang tepat, logis, dan bermanfaat. Sehingga
jika muncul suatu permasalahan maka dia akan segera mencari solusi terbaik.
Untuk itu sudah seharusnya setiap siswa memiki kemampuan berpikir kritis yang
baik. Karena apabila kemampuan berpikir kritis rendah menyebabkan siswa akan
2 PISA dan Literasi Indonesia, 2018 (baca online https://www.kompasiana.com)
3 Organization for Economic Coperation and Development, PISA 2015: PISA Results in
Focus, 2018, h. 5, (http:www.oecd.org) 4 Hikmah Wardatun, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Predict Observe Explain
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas X SMAN 2 Sukoharjo TA 2012/2013, Jurnal
Pendidikan Biologi, Vo. 7 No. 1.h. 65 5 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 8. 6 Cece Wijaya, “Pendidikan Remedial Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya
Manusia, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2007, h. 9
3
mengalami kesulitanka dihadapkan pada suatu permasalahan yang konkrit dalam
kehidupan sehari-hari.
Informasi mengenai rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa tersebut
tidak selayaknya dibiarkan begitu saja. Diperlukan suatu upaya untuk
menindaklanjuti rendahnya kemampuan berpikir kritis. Dukungan kemajuan ilmu
pengetahuan diperlukan pembaharuan-pembaharuan di lingkungan pendidikan
yang mengarahkan pada pembelajaran dengan situasi berpikir kritis.
Pembelajaran IPA memiliki karakteristik yang sangat kompleks karena
memerlukan berpikir kritis dalam melakukan analisis terhadap sebuah
permasalahan. Memberikan peserta didik berpikir kritis merupakan salah satu
outcome yang diharapkan dari pendidikan IPA.7
Pembelajaran biologi tidak semata-mata mengajarkan konsep-konsep, tetapi
yang lebih penting adalah keterkaitan konsep-konsep yang di pelajari dengan
kenyataan keseharian kehidupan siswa. Dengan demikian materi pembelajaran
tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman,
tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis,
aplikasi, dan sintesis. Untuk itu, guru harus bijaksana dalam menentukan suatu
model yang sesuai yang dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang
kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
Karakteristik dari kurikulum 2013 selain pembelajaran berpusat pada siswa
atau Student Centered Learning (SCL). Dengan sistem ini diharapkan peserta
didik dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal dan berpikir aktif
selama proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, guru mendapatkan
aktivitas peserta didik sebagai subjek utama, memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bersentuhan dengan objek yang sedang dipelajari seluas
mungkin karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi
akan lebih baik. Pembelajaran yang demikian, akan lebih bermakna.
7 Galuh Rahayuni, “Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis dan Literasi Sains pada
Pembelajaran IPA Terpadu dengan Model PBM dan STM”, Jurnal Penelitian dan Pembelajaran
IPA, 2016, Vol. 2, No. 2, h. 133
4
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi di SMAN 1 Kota
Tangerang Selatan mengenai kegiatan pembelajaran yang berlangsung
menunjukkan bahwa aktivitas pembelajaran di sekolah sudah menerapkan
kurikulum 2013, yaitu pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Tetapi dalam
evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru, belum melakukan pengukuran
kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, siswa juga guru juga belum
mengetahu seperti apa alat evaluasi atau penilaian yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk
dapat memilih model pembelajaran yang dapat melatih dan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
Salah satu model pembelajaran yang efektif dalam melatih kemampuan
berpikir kritis siswa yaitu model pembelajaran predict observe explain. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yunita Putra Suyanto dkk
yang menyatakan bahwa model pembelajaran predict observe explain efektif
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.8 Model predict
observe explain melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan
membiasakan siswa menginterpretasi, menganalisis, menginferensi,
mengevaluasi, mengekspalanasi dan meregulasi diri. Aktivitas ini dapat melatih
dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.9
Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model
Predict-Observe-Explain terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI
SMAN 1 Kota Tangerang Selatan pada Konsep Sistem Pernapasan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka dapat
diidentifikasi permasalahan yang akan diteliti yaitu:
1. Dibutuhkan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir kritis siswa
untuk menghadapi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
semakin pesat.
8 Yunita Putri Suyanto, dkk, “Keefektifan Penggunaan Strategi Predict Observe Explain
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa, Unnes Physics Education
Journal, 2012, Vol. 1, No. 1. 9 Hikmah Wardatun, dkk, op. cit.,
5
2. Kemampuan berpikir kritis siswa Indonesia pada mata pelajaran sains
rendah yaitu berada pada urutan 10 terbawah.
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 Tahun 2016 adalah
setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kemampuan
berpikir kritis.
4. Alat evaluasi pembelajaran yang belum menggunakan alat untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang ada dalam penelitian
ini dibatasi pada :
1. Pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen adalah model Predict,
Observe and Explain (POE).
2. Pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol menggunakan model
pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
3. Kemampuan yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir
kritis siwa menurut Peter A. Facione meliputi interpretasi, analisis, evaluasi,
inferensi, eksplanasi dan regulasi diri.
4. Konsep biologi pada penelitian ini adalah Sistem Pernapasan.
5. Subjek penelitian kelas XI IPA semester genap tahun ajaran 2018/2019 di
SMAN 1 Kota Tangerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut, maka
perumusan masalah dalam penelitia ini adalah “Apakah model Predict Observe
Explain berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa?”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh model Predict Observe Explain terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa.
6
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengalaman secara langsung
sehingga membiasakan siswa berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah.
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran
yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian diharapkan menjadi gambaran tentang proses pembelajaran
POE yang diterapkan di sekolah dan kemampuan berpikir kritis siswa.
7
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Model Predict, Observe and Explain (POE)
a. Pengertian Belajar
Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan
pengalaman dengan berinteraksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. 1
Jadi, belajar
tidak semata-mata berusaha untuk mencapai hasil belajar, akan tetapi bagaimana
memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri anak. Dengan
demikian, dalam pendidikan a ntara proses dan hasil belajar harus berjalan
secara seimbang.2 Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah meupun di lingkungan rumah atau keluarganya
sendiri.3
Di dalam pembelajaran, siswa mengkonstruksi pengetahuan bagi dirinya. Bagi
siswa, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis. Berkembang dari
sederhana menjadi kompleks, dari mudah menuju sukar, dari ruang lingkup
dirinya dan di sekitarnya menuju lingkup yang lebih luas dan dari yang bersifta
konkret menuju abstrak.4 Secara umum, belajar dapat dipahami sebagai tahapan
1 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada), 2011, h. 1 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajarn Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2011), Cet. 8. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 11,
h. 87. 4 Rusman, op. cit., h. 11
8
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi antara lingkungan yang melibatkan proses kognitif.5
b. Pengertian Model Predict Observe Explain
Model Predict Observe Explain pertama kali diperkenalkan oleh White dan
Gunston pada tahun 1992 dalam buku Probing Understanding. Model ini
merupakan langkah yang efisien untuk menciptakan diskusi para siswa mengenai
konsep ilmu pengetahuan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai ide-
ide IPA.6 White and Gunstone dalam Sevilay menyatakan bahwa:
“Predict observe explain merupakan model yang efektif untuk menciptakan
dan meningkatkan diskusi siswa mengenai konsep ilmu pengetahuan. Model
ini melibatkan siswa dalam meramalkan suatu fenomena, melakukan observasi
melalui demonstrasi, dan akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi serta
ramalan mereka sebelumnya.”7
Model predict observe explain menuntut siswa untuk aktif dalam
mengutarakan pengetahuan awal yang dimilikinya dan mengkombinasikan
pengetahuan awal tersebut dengan pengetahuan baru yang mereka dapatkan.8
Proses pembelajarannya juga harus didukung dengan observasi oleh siswa secara
langsung.9 Selain model pembelajaran, penggunaan bahan ajar juga sangat
membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang
dapat digunakan adalah Lembar Kerja Siswa yang berorientasi pada model predict
observe explain.
c. Tahap-tahap Model Predict Observe Explain
Pembelajaran predict observe explain mengarahkan siswa dan siswa diajak
menemukan sendiri konsep pengetahuannya. Melalui pembelajaran predict
5 Muhibbin Syah, op. cit., h. 90.
6 Johnson Haysom dan Michael Bowen, Predict, Observe, Explain. Activities Enhancing
Scientific Understanding. (Virginia: NSTA Press, 2010), h. IX. 7 Sevilay Karamustafaoglu, Understanding Electrhochemistry Concepts using the POE
Strategy,Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, Vol. 11, No. 5,
2015, h. 924. 8 Hikmah Wardatun, dkk, op.cit., h. 2.
9 Obimita Ika Permatasari dan Putut Marwoto, “Penerapan Model Pembelajaran Predict-
Observe-Explain Berbasis Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Konsep
Siswa SMP”, Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika, 2017, Vol. 2, No. 2, h. 51.
9
observe explain juga siswa menjadi lebih kritis dan menjadi ingin tahu apa yang
sebenarnya terjadi sehingga dapat membuktikan sendiri keadaan yang
sebenarnya.10
Dalam pembelajaran predict observe explain terdapat tahapan-
tahapan dalam pembelajarannya:
1) Tahap Predict
Pada tahap prediksi, guru menyajikan fenomena biologi dimana siswa
diajak untuk menduga kemungkinan yang terjadi, dalam membuat dugaan
siswa sudah memikirkan alasan mengapa ia membuat dugaan seperti itu.11
Siswa dibimbing oleh guru untuk mengungkapkan pengetahuan awal mereka
dengan membuat prediksi.12
Dalam proses ini siswa diberi kebebasan seluas-
luasnya menyusun dugaan dengan alasannya beerdasarkan pengetahuan awal
yang mereka miliki dan berdasarkan buku-buku sumber yang mereka baca
terkait dengan fenomena yang harus dipecahkan oleh siswa. Pada tahap ini
sebaiknya guru tidak membatasi pemikiran siswa sehingga banyak gagasan
dan konsep muncul dari pikiran siswa. Semakin banyaknya muncul dugaan
dari siswa, guru akan mengerti bagaimana konsep dan pemikiran siswa
tentang persoalan yang diajukan.13
Siswa juga dituntut untuk memilih prediksi
yang masuk akal.14
Tahap prediksi menuntut siswa untuk mampu
memprediksi jawaban dari permasalahan yang telah ditetapkan. Pada tahap ini
siswa dilatih untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan belajar
mengaitkan pengalaman lama dan pengalaman baru sehingga akan
10
Desi Nur Anisa, dkk, Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain)
dan Sikap Ilmiah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Asam, Basa dan Garam, Jurnal
Pendidikan Kimia, 2013, h.17 11
Siti Rahma dan Muhammad Kusasi, “Meningkatkan Keterampilan Berpikri Kritis dan
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Strategi Pembelajaran POE pada Materi Larutan Elektrolit-Non
Elektrolit dan Reaksi Reduksi Oksidasi”, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains,Vol. 7, No. 1, 2016, h.
40. 12
Hikmah Wardatun, dkk, op.cit., h. 69. 13
Ratih Yuliasih, dkk, “Pengaruh Model POE pada Materi Koloid terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa”, 2016, op. cit., h. 5-6 14
Jose S. Hilario, The Use of Predict-Observe-Explain-Explore (POEE) as a New
Teaching Strategy in General Chemistry-Laboratory, International Journal of Education and
Research, Vol. 3, No. 2, h. 42
10
memperoleh pemahaman konsep yang baik dan pengetahuan yang akan
diingat dalam jangka waktu yang lebih lama.15
Jadi, pada tahap prediksi siswa diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk
membuat prediksi atau dugaan dengan alasan terhadap suatu peristiwa. Dalam
hal ini, siswa belajar mengaitkan pengetahuan awalnyya dalam proses
pembelajaran.
2) Tahap Observe
Melakukan observasi artinya penggunaan seluruh alat indra untuk
menggambarkan obyek benda-benda yang diamati.16
Tahap observasi adalah
pengamatan atau pembuktian dugaan.17
Melakukan pengamatan langsung
atau melakukan percobaan yang bertujuan untuk menguji kebenaran prediksi
yang mereka sampaikan, sehingga dalam tahap ini siswa mendapatkan sebuah
fakta.18
Dengan melakukan praktikum, maka secara langsung akan
membangkitkan kegiatan motorik sehingga nantinya siswa akan memperoleh
pengalaman yang bermakna sekaligus mengetahui jawaban dari permasalahan
yang telah ditetapkan. Aktivitas praktikum juga akan mengembangkan
kesiapan siswa untuk memahami konsep yang sifatnya abstrak, sehingga
tercapainya pemahaman konsep yang baik.19
Hasil percobaan tersebut
digunakan untuk mengguji kebenaran prediksi yang telah dibuat siswa
sebelumnya.20
Sebelum melakukan percobaan, siswa akan membentuk
kelompok yang bertujuan untuk memudahkan dalam melaksanakan percobaan
dan untuk mengefektifkan waktu yang tersedia dalam pembelajaran.
Jadi, pada tahap observasi siswa melakukan pengamatan langsung yang
berkaitan dengan masalah yang sudah diberikan oleh guru untuk menemukan
15
Pt Sudiadnyani, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran POE terhadap Pemahaman
Konsep IPA Siswa Kelas IV SD di Kelurahan Banyuasri”, 2013. 16
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 53 17
Ratna Widyaningrum, dkk, “Pengembangan Modul Berorientasi POE pada Materi
Pencemaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Inkuiri, Vol. 3, No. 2, 2014, h. 99. 18
Siti Rahmah dan Muhammad Kusasi, op.cit., h. 40. 19
Pt. Sudiadnyani, dkk, op.cit.h. 8 20
Ratih Yuliasih, dkk, op.cit., h. 6.
11
suatu fakta yang mendukung kebenaran prediksi yang mereka buat
sebelumnya.
3) Tahap Explain
Pada akhir pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan predict
observe dan explain. Kemampuan yang terakhir ini untuk menjelaskan suatu
kejadian secara terperinci. Explain (menjelaskan) yaitu pemberian penjelasan
tentang kesesuaian antara dugaan dengan hasil eksperimen dari tahap
observasi. Peserta didik memberikan penjelasan mengenai kesesuaian antara
dugaan dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan dari tahap observasi.
Siswa akan menemukan pengertian konsep yang benar, namun jika dugaannya
tidak benar atau tidak tepat, siswa akan dibantu guru dalam memberikan
penjelasan dan siswa juga akan dibantu untuk mengubah dugaannya, dan
membenarkan dugaan yang keliru sehingga siswa mengalami perubahan
konsep dari konsep yang belum benar menjadi konsep yang benar.21
Disini
siswa, dapat belajar dari kesalahan, dan biasanya belajar dari kesalahan tidak
akan mudah dilupakan.22
Pada tahap ini siswa juga diberi kesempatan untuk
menambahkan informasi-informasi baru yang didapatnya saat melakukan
percobaan. Jika siswa sudah mampu menyelesaikan soal dengan baik, maka
mereka sudah memiliki kemampuan analisis dan evaluasi yang tinggi. Adanya
kemampuan berpikir kritis dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal-
soal yang membutuhkan analisis dan evaluasi.23
Tahap ini membangkitkan
diskusi baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Tahap
explain melibatkan siswa secara penuh, karena siswa sendiri yang
memperesentasikan hasil kelompoknya. Pada tahap ini siswa dapat belajar dari
21
Izza Aliyatul Muna, “Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dalam
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses IPA”, Jurnal Studi Agama, 2017,
No. 1, Vol. 5, op. cit., h. 77. 22
Megayani dan Nurhalimah, “Penerapan Strategi POE untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan di kelas VII SMPN 2 Sumber
Kabupaten Cirebon”, Jurnal Bio Education. Vol. 2. No. 1. 2017, h. 59 23
Risa Mulyani, Saminan, Sulastri, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Melalui Implementasi Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Predict Observe Explain”,
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No. 02, 2017, h. 22
12
kesalahan sehingga tidak mudah dilupakan. Jadi, tahap explain adalah siswa
menuliskan hasil percobaannya dan memberikan penjelasan tentang
kesesuaian antara dugaan dengan hasil eksperimen pada tahap observasi.
Kemudian siswa mempresentasikannya dimana siswa akan terlatih untuk
percaya diri.
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran POE
Kelebihan model predict observe explain menurut Hikmah Wardatun,
diantaranya: 1) siswa menjadi aktif dan terlibat dalam pembelajaran, 2) siswa
menjadi lebih kritis terutama saat mengemukakan prediksi, 3) pembelajaran lebih
menarik karena siswa bisa melakukan pengamatan secara langsung, 4) dapat
melatih siswa mengkomunikasikan atau menjelaskan keterkaitan antara prediksi
dan hasil observasi pada orang lain, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
bermakna dan melatih siswa untuk berpikir kritis, 5) siswa mengkonstruk sendiri
pengetahuannya.24
Sedangkan menurut Nurul Hafizah dkk, kelebihan model predict observe
explain, diantaranya: 1) predict observe explain merangsang peserta didik untuk
lebih kreatif khususnya dalam mengajukan prediksi, 2) dengan melakukan
eksperimen untuk menguji prediksinya dapat mengurangi verbalisme, 3) proses
pembelajaran menjadi lebih menarik, sebab peserta didik tidak hanya
mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi melalui eksperimen,
4) dengan cara mengamati secara langsung peserta didik memiliki kesempatan
untuk membandingkan antara dugaan dengan kenyataan dengan demikian peserta
didik akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.25
Kelebihan lainnya dari model predict observe explain menurut Warsono dan
Hariyanto, diantaranya:26
1) predict observe explain dapat digunakan untuk
menggali gagasan awal yang dimiliki oleh siswa dapat dilihat dari hasil prediksi
yang dibuat siswa, 2) predict observe explain memberikan informasi kepada guru
24
Hikmah Wardatun, dkk, op. cit., h. 67 25
Nurul Hafizah, dkk, “Pengaruh Teknik Predict-Observe-Explain pada Pembelajaran
IPA terhadap Keterampilan Proses Sains di SD”, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP UNTAN, Pontianak, h. 3. 26
Izza Aliyatul Muna, op. cit., h. 81.
13
tentang pemikiran siswa melalui yang dibuat siswa, 3) predict observe explain
membangkitkan diskusi baik antara siswa dengan siswa maupun antara siswa
dengan guru, 4) predict observe explain memberikan motivasi kepada siswa untuk
menyelidiki konsep yang belum dipahami untuk membuktikan hasil prediksinya,
5) predict observe explain membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk
menyelidiki.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelebihan model predict observe explain
diantaranya, 1) dapat mengetahui pengetahuan awal siswa, 2) memberikan
informasi kepada guru tentang pemikiran siswa, 3) membangkitkan diskusi yang
baik antara siswa dan siswa, maupun siswa dan guru, 4) memberikan motivasi
untuk siswa untuk menyelidiki konsep yang dipelajari dengan membuktikan
prediksi, 5) membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk menyelidiki, 6) dengan
cara mengamati membuat siswa lebih meyakini materi yang dipelajari, 7) proses
pembelajaran lebih menarik, karena siswa bukan hanya mendengarkan tetapi juga
melakukan pengamatan langsung, 8) merangsang siswa untuk lebih kreatif dan
kritis dalam membentuk prediksi, 9) siswa lebih akif dalam proses pembelajaran,
10) siswa mengkonstruk pemahamannya sendiri, 11) melatih siswa
mengkomunikasikan atau menjelaskan keterkaitan antara prediksi dengan hasil
observasinya sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna dan melatih
siswa untuk berpikir kritis.
Selain memiliki kelebihan model predict observe explain juga memiliki
kekurangan menurut Warsono dan Hariyanto, antara lain: 1) proses pembelajaran
POE memerlukan persiapan yang lebih matang terutama berkaitan dengan
persoalan yang disajikan serta eksperimen dan demonstrasi yang akan dilakukan
serta waktu yang diperlukan karena biasanya waktu yang dibutuhkan lebih
banyak, 2) ketika eksperimen dibutuhkan alat-alat dan bahan-bahan yang
memadai bagi siswa, 3) guru dituntut untuk mempunyai keterampilan dan
kemampuan lebih untuk melakukan kegiatan eksperimen dan demonstrasi, serta
dituntut untuk lebih professional, 4) memerlukan kemauan dan motivasi yang baik
14
dari guru yang bersangkutan sehingga berhasil dalam proses pembelajaran.27
Jadi,
dikarenakan model predict observe explain diharuskan untuk melakukan
percobaan langsung maka persiapan sebelum melaksanakan pembelajaran harus
dipersiapkan dengan matang segala alat dan bahan yang diperlukan dan juga
dibutuhkan keahlian untuk membuat kelas tetap kondusif.
2. Kemampuan Berpikir Kritis
a. Pengertian Berpikir
Menurut Peter Reason dalam Wina mendefiniskan berpikir sebagai proses
mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan
memahami (Comprehending).28
Gilmer dalam Wowo Sunayo juga mengatakan
bahwa berpikir adalah proses pemecahan suatu masalah sekaligus
menggabungkan pengalaman di masa lalu, masa sekarang, dan masa depan yang
satu sama lain saling berinteraksi.29
Wasty Soemanto mengungkapkan berpikir
berarti meletakkan hubungan antar bagian pengetahuan yang diperoleh manusia.30
Menurut Moore, berpikir bukan hanya pengalaman tetapi suatu tindakan yang
juga berpegang pada pengetahuan untuk menemukan informasi, konsep dan
kesimpulan.31
Dalam berpikir pun, harus mempunyai tujuan yang terarah untuk
memenukan pemahaman/pengertian yang kita hendaki.32
Menurut de Bono dalam
Kuswana, berpikir merupakan keterampilan beroperasinya tindakan kecerdasan
dan pengalaman.33
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa berpkir adalah usaha individu yang mempunyai tujuan terarah
untuk menemukan ataupun memahami suatu peristiwa sehingga terbentuklah ide,
27
Ibid., h. 83 28
Wina Sanjaya, op. cit., h. 230. 29
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
h. 2 30
Wasti Soenaryo, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, Cet. V), h.31. 31
Kenneth D. Moore, Effective Instructional Strategies From Theory to Practice, (USA:
SAGE Publications, 2012), h. 378 32
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h.
43 33
Edward de Bono, Revolusi Berpikir, (Bandung: Mizan Pustaka, 2007), h. 24
15
gagasan, penemuan, pemecahan masalah, keputusan dengan menghubungkan
antara kecerdasan dan pengalaman yang dimilikinya.
b. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis ialah berpikir rasional dalam menilai sesuatu.34
Reber dalam
Muhibbin Syah mengemukakan bahwa berpikir rasional dan kritis adalah
perwujudan prilaku belajar terutama yang berhubungan dengan pemecahan
masalah. Dalam berpikir rasional, siswa dituntut untuk menggunakan logika untuk
menentukan sebab-akibat, menganalisis, menarik simpulan-simpulan, dan bahkan
menciptakan hukum teoritis (kaidah-kaidah teoritis). Dalam hal berpikir kritis,
siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu untuk menguji keandalan
gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan.35
Berpikir kritis bukanlah berpikir biasa tetapi berpikir kritis merupakan hal
kompleks dan dilatarbelakangi oleh standar yang obyektif dan konsisten.36
Menurut Johnson, berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan
jelas.37
Berpikir kritis menurut Heger dan Kaye dalam Muhibbin Syah ialah
berpikir dengan penuh pertimbangan untuk pengambilan keputusan untuk
mempercayai atau mengingkari sesuatu dan melakukan atau menghindari
sesuatu.38
Sejalan dengan pendapat Heger dan Kaye, Facione juga berpendapat
bahwa berpikir kritis adalah suatu pemikiran yang beralasan dengan adanya bukti
untuk dianalisis dan dievaluasi.39
Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir
yang dimiliki untuk memecahkan masalah secara sistematis.40
34
Karim Normaya, “Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Matematika
dengan Menggunakan Model Jucama di Sekolah Menengah Pertama”, Jurnal Pendidikan
Matematila, Vol. 3, 2015, h. 93. 35
Muhibbin Syah, op. cit., h. 118 36
Kenneth D. Moore, op. cit., h. 380 37
Elaine B Johnson, Contextual Teaching and Learning, (Bandung: Mizan Learning
Centre (MLC), 2009), h. 183. 38
Muhibbin Syah, op. cit., h. 120 39
Peter A., Noreen C, Facione, Critical Thinking: What It Is and Why It Counts, USA:
California Academic Press/Insight Assessment, 2015, h. 9
40 Elaine B Johnson, op. cit., 185.
16
Kemampuan yang memungkinkan siswa untuk bisa membangun argumen,
mengidentifikasinya,41
mengobservasinya, mensintesis informasi,
menyimpulkannya, analisis bahasa42
dan mengevaluasi argumen yang didasari
oleh pernyataan orang lain.43
Berpikir kritis juga adalah proses mental untuk
menganalisis informasi. Informasi didapatkan melalui pengamatan, pengalaman,
komunikasi, dan membaca. Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai
pemahaman yang mendalam yaitu pemahaman yang mengungkapkan makna di
balik suatu kejadian.44
Selain itu, berpikir kritis juga bertujuan untuk memecahkan
masalah, mengambil tindakan moral, dan mengambil keputusan. Orang-orang
yang berpikir kritis tidak puas dengan hanya satu pendapat atau jawaban tunggal,
tetapi akan selalu mencari hal-hal apa yang dihadapi, sehingga menimbulkan
motivasi yang kuat untuk belajar. Berpikir kritis merupakan penilaian kritis
terhadap kebenaran fenomena atau fakta jadi setiap orang memiliki potensi
berpikir kritis yang dapat dikembangkan secara optimal dalam mencapai
kehidupan yang lebih baik.
Definisi para ahli tentang berpikir kritis sangat beragam namun secara umum
berpikir kritis adalah proses terorganisasi dan sistematis yang memungkinkan
siswa untuk menganalisis dan membuat penilaian atau keputusan serta
mengevaluasi pendapat mereka yang berguna untuk tujuan tertentu kemudian
siswa mampu mengungkapkannya dengan penuh percaya diri. Kemampuan
berpikir kritis yang rendah menyebabkan peserta didik akan mengalami kesulitan
ketika dihadapkan pada suatu permasalahan yang konkrit dalam kehidupan sehari-
hari.
Pemikir kritis, biasanya mempunyai ciri-ciri tertentu, misalnya: 1) mau
mengakui bahwa informasi dan pengetahuan yang ia miliki masih kurang, salah
atau tidak didukung oleh fakta nyata atau bukti dan alasan yang kuat, atau dengan
kata lain ia mau mengakui ide orang lain yang lebih rasional, 2) cenderung
mengarah pada upaya untuk memecahkan masalah atau mencari solusi, 3) mampu
41
Peter A., and Noreen C, Facione, op. cit., h. 9 42
Ibid., h. 70. 43
Elaine B Johnson, op. cit.,. 185. 44
Elaine B Johnson, op. cit., h. 185.
17
menunjukkan kriteria dalam menganalisis suatu masalah, 4) mampu menjadi
pendengar aktif dan memberikan feedback rasional setelahnya, 5) sabar menahan
untuk memberikan komentar atau menilai sebelum memperoleh fakta, data dan
informasi yang jelas dan lengkap untuk mengambil keputusan, 6) mau menolak
informasi jika tidak didukung oleh argument, data, fakta yang jelas.45
c. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Seseorang telah dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis ketika telah
mencapai indikator berpikir kritis. Indikator kemampuan berpikir kritis menurut
Facione ada 6. Keenam indikator tersebut akan dijabarkan pada tabel 2.1 dibawah
ini:46
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Indikator
Kemampuan
Berpikir
Kritis
Definisi Sub-skill
Interpretasi Untuk memahami dan mengungkapkan
makna atau arti dari berbagai macam
pengalaman, situasi, data, peristiwa,
penilaian, kepercayaan, keyakinan,
aturan, prosedur, atau kriteria.
a. Mengkategorikan
b. Menguraikan
kode penting
c. Memperjelas arti
Analisis Untuk mengidentifikasi hubungan
inferensial yang dimaksudkan dan
aktual di antara pernyataan, pertanyaan,
konsep, deskripsi, atau bentuk lain dari
representasi dimaksudkan untuk
mengungkapkan keyakinan,
penghakiman, pengalaman, alasan,
informasi, atau opini.
a. Memeriksa ide
b. Mengidentifikasi
argumen
c. Mengidentifikasi
alasan dan klaim
Kesimpulan Untuk mengidentifikasi dan elemen
aman yang dibutuhkan untuk menarik
kesimpulan yang wajar; untuk
membentuk dugaan dan hipotesis; untuk
mempertimbangkan informasi yang
relevan dan untuk mengurangi
konsekuensi yang mengalir dari data,
a. Menyatakan bukti
b. Dugaan alternatif
c. Menarik
kesimpulan
45
Siti Zubaidah, Berpikir Kritis: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi yang Dapat
Dikembangkan melalui Pembelajaran Sains, Seminar Nasional Sains Pascasarjana Universitas
Negeri Surabaya, 2010, h. 9. 46
Peter A., and Noreen C, Facione, op. cit., h. 9.
18
Indikator
Kemampuan
Berpikir
Kritis
Definisi Sub-skill
laporan, prinsip-prinsip, bukti,
penilaian, keyakinan, pendapat, konsep,
deskripsi, pertanyaan, atau bentuk lain
dari representasi
Evaluasi Untuk menilai kredibilitas pernyataan
atau representasi lain yang dihitung atau
dideskripsikan dari persepsi,
pengalaman, situasi, penilaian,
keyakinan, atau pendapat seseorang; dan
untuk menilai kekuatan logis dari
hubungan inferensial yang sebenarnya
atau dimaksudkan antara pernyataan,
deskripsi, pertanyaan, atau bentuk lain
dari representasi
a. Menilai
kredibilitas klaim
b. Menilai kualitas
argumen
Eksplanasi Untuk menyatakan dan membenarkan
bahwa penalaran dalam hal bukti
konsep, metodologi, kriteria dan
pertimbangan kontekstual di mana hasil
seseorang didasarkan; dan untuk
menyajikan penalaran seseorang dalam
bentuk argumen yan meyakinkan.
a. Menetapkan hasil
b. Membenarkan
prosedur
c. Menyajikan
argumen
Regulasi diri Untuk memantau kegiatan kognitif
seseorang, unsur-unsur yang digunakan
dalam kegiatan-kegiatan, dan hasilnya
educed, terutama dengan menerapkan
kemampuan dalam analisis, dan
evaluasi untuk seseorang penilaian
inferensial sendiri dengan pandangan
menuju pertanyaan,mengkonfirmasikan
memvalidasi, atau mengoreksi baik
penalaran seseorang atau hasil
seseorang.
a. Pengaturan diri
b. Mengoreksidiri
Berdasarkan tabel 2.1 seseorang memiliki kemampuan berpikir kritis ketika
memenuhi 6 indikator kemampuan berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis,
kesimpulan, evaluasi, eksplanasi dan regulasi diri. Interpretasi, pada indikator ini
siswa mampu untuk memahami dan mengungkapkan makna dari suatu informasi.
Analisis, pada indikator ini siswa mampu untuk menganalisis kebenaran suatu ide.
Kesimpulan, pada indikator ini siswa mampu menarik kesimpulan berdasarkan
19
informasi dan analisis yang sudah dilaksanakan. Evaluasi, pada indikator ini siswa
menilai kredibilitas suatu pernyataan. Eksplanasi, pada indikator ini siswa mampu
menjelaskan apa yang sudah diperoleh dengan penuh keyakinan. Regulasi diri,
pada indikator ini siswa mengoreksi kembali ide yang sudah mereka jelaskan
sebelumnya apakah masih ada kesalahan atau tidak.
3. Keterkaitan Tahapan Model Predict Observe Explain dengan
Kemampuan Berpikir Kritis
Hubungan antara pembelajaran predict observe explain serta penjelasan
mengenai indikator kemampuan berpikir kritis oleh Facione, dapat dilihat pada
tabel berikut ini:47
Tabel 2.2 Keterkaitan Tahapan Model Predict Observe Explain dengan
Kemampuan Berpikir Kritis
Tahapan
POE Kegiatan
Kemampuan
Berpikir Kritis
Predict
Siswa memahami suatu data untuk kemudian
dibuat prediksi jawaban mengenai data
tersebut
Interpretasi
Observe
Siswa mengidentifikasi hasil pengamatan
dengan prediksi sebelumnya kemudian diambil
kesimpulan mengenai keterkaitan antara
prediksi dan fakta.
Analisis
Inferensi
Explain
Siswa dan guru menilai kredibilitas jawaban
dari siswa. Mengkonfirmasi padangan dan
hasil koreksian kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi selama kegiatan. Kemudian
meyakinkan bahwasannya jawaban tersebut
kredibel.
Evaluasi
Eksplanasi
Regulasi Diri
Tabel 2.2 menunjukkan kemampuan berpikir kritis yang bisa diasah
menggunakan model predict observe explain. Pada tahap predict siswa diminta
untuk memahami makna dari suatu informasi. Indikator kemampuan berpikir
kritis yang diasah adalah interpretasi. Pada tahap observe siswa menganalisis hasil
pengamatannya kemudian ditarik kesimpulannya. Indikator kemampuan berpikir
47
Hikmah Wardatun, Sri Dwiastuti, Puguh Karyanto, op cit.,
20
kritis yang diasah adalah analisis dan inferensi. Pada tahap explain siswa
mengevaluasi jawaban di lembar prediksi dan lembar observasi, apakah ada
informasi yang terlewat. Setelah didapat jawaban yang benar kemudian siswa
menjelaskan ide terakhir yang mereka dapatkan. Jawaban tersebut dipresentasikan
didepan kelas, kemudian siswa memeriksa kembali informasi yang mereka dapat
dengan informasi tambahan dari temannya. Indikator kemampuan berpikir kritis
yang diasah adalah evaluasi, eksplanasi dan regulasi diri.
4. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Wima Pudya Ajunda, Haryono, dan Sri
Mulyani merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap
siklus terdapat empat tahapan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, hasil
pengamatan, dan refleksi tindakan. Data diperoleh dari wawancara, observasi, tes,
dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model POE
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis (46,67% pada siklus I menjadi
63,33% pada siklus II) prestasi belajar siswa (aspek pengetahuan 40% pada siklus
I menjadi 56,67% pada siklus II) pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
(Ksp). Aspek sikap menunjukkan terdapat peningkatan persentase dari 93,33%
pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Aspek keterampilan mencapai 100%
pada siklus I.48
Penelitian yang dilakukan oleh Yunita Putri Suyanto, Hadi Susanto, Suharto
Linuwih bertujuan untuk mengetahui bagaimana keefketifan penerapan strategi
predict obsrve explain untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
siswa. Pengumpulan data menggunakan tes, dokumentasi dan lembar observasi.
Indikator efektif dilihat dari skor posttest dan peningkatan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif serta ketuntasan hasil belajar siswa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa strategi predict observe explain efektif untuk meningkatkan
48
Wima Pudya Ajunda, dkk, “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas XI IPA Semester Genap pada Materi Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan (Ksp) dengan Menggunakan Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE)
di SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2015”, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2, 2017.
21
kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa kelas VIII pada pokok bahasan
tekanan.49
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Desi Nur Anisa, Mohammad
Masykuri dan Sri Yamtinah menunjukkan terdapat pengaruh signifikan model
pembelajaran POE dengan metode eksperimen dan demonstrasi terhadap prestasi
belajar, sikap ilmiah dan tidak ada interaksi antara model pembelajaran POE
dengan metode eksperimen dan demonstrasi dengan sikap ilmiah siswa terhadap
prestasi belajar materi pokok Asam, Basa dan Garam Siswa Kelas VII SMP N 1
Jaten.50
Selanjutnya penelitian oleh Hikmah Wardatun, Sri Dwiastuti dan Puguh
Karyanto Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNS. Indikator berpikir kritis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
indikator menurut Peter A. Facione. Indikator yang digunakan adalah interpretasi,
evaluasi, penjelasan dan kesimpulan. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes
berpikir kritis, lembar observasi, dan dokumen sekolah. Data dianalisis dengan t-
test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis
siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu 70,41 untuk
kelas eksperimen dan 61,98 untuk kelas kontrol. Kesimpulan ini adalah penerapan
model Predict Observe Explain Write memiliki pengaruh nyata terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa kelas X di SMA Negeri 2 Sukoharjo pada tahun
akademik 2012/2013.51
Penelitian yang dilakukan Jose S. Hilario menunjukkan bahwa kelompok
eksperimen yang menggunakan strategi POEE memiliki skor rata-rata 25,83
dalam pencapaian pretest Kimia, yang lebih tinggi 3,00 dari pada skor kelompok
kontrol dengan 22,83. Kelompok eksperimen mendapat skor yang lebih tinggi
dalam posttest dengan skor rata-rata 33,83 sementara kelompok kontrol
memperoleh 25,50. Dalam hal sikap terhadap kimia, perbedaan rata-rata 12,00
dalam skor posttest signifikan dalam mendukung kelompok eksperimen, yang
menyiratkan bahwa kelompok eksperimen disukai Kimia sebagai subjek yang
49
Yunita Putri Suyanto, dkk, op.cit. 50
Desi Nur Anisa, dkk, op. cit. h. 16-22 51
Hikmah Wardatun, dkk, op.cit., h. 64-71.
22
menyenangkan. Penelitian menunjukkan bahwa menggunakan strategi POEE
dalam pembelajaran Kimia meningkatkan prestasi dan sikap siswa.52
Penelitian yang dilakukan oleh Tabitha Sri Hartati Wulandari, Amin, Siti
Zubaidah, Mimien Henie IAM menunjukkan bahwa signifikansi adalah 0,000 (p
<0,05) dan skor gain adalah 0,58. Strategi kombinasi PDEODE dan STAD secara
efektif dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam mata kuliah
nutrisi dan gizi.53
Penelitian yang dilakukan oleh Inayah, Citra Ayu Dewi dan Pahriah,
menunjukkan ada pengaruh pembelajaran dengan menggunakan model predict
observe explain terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dengan nilai sig. (2-
tailed) sebesar 0,001.54
52
Jose S. Hilario, op. cit. 53
Tabitha Sri Hartati Wulandari, dkk, Students’ Critical Thinking Improvement through
PDEODE and STAD Combination in The Nutrition and Health Lecture. International Journal of
Evaluation and Research in Education (IJERE). 6, 2017. 54
Inayah, dkk, “Pengaruh Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) Berorientasi
Green Chemistry terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Larutan Elektrolit dan
Non Elektrolit, Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen”, Vol. 5 No. 2, 2017.
23
5. Kerangka Berpikir
6.
7.
8.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat di
berbagai aspek menuntut kita untuk memiliki kemampuan memperoleh, memilih
dan mengolah informasi serta memanfaatkan informasi tersebut untuk membuat
suatu keputusan. Hal ini juga berdampak pada sistem pendidikan nasional dimana
dituntut untuk menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing
di era global. Siswa juga dituntut untuk memiliki kompetensi dalam
berkomunikasi, berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah di kehidupan
sehari-hari. Pola pikir dalam memecahkan masalah adalah pola pikir yang
Dibutuhkan pembelajaran
yang mengasah kemampuan
berpikir kritis siswa untuk
menghadapi kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
yang semakin pesat
Kemampuan berpikir
kritis siswa Indonesia
pada mata pelajaran
sains rendah yaitu
berada pada urutan 10
terbawah
Alat evaluasi pembelajaran
yang belum menggunakan
alat untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis
siswa.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 Tahun
2016 adalah setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan
menengah memiliki kemampuan berpikir kritis.
Penerapan model predict
observe explain dalam proses
pembelajaran di sekolah
Evaluasi hasil pembelajaran
menggunakan instrumen
kemampuan berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis siswa meningkat
24
melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis dan kreatif. Menurut PISA,
Indonesia masih digolongkan dalam negara yang belum mampu menciptakan
kemampuan anak untuk berpikir kritis dan analitis sebagaimana yang seharusnya
dilakukan dalam menghadapi tuntutan zaman yang semakin berat. Indonesia
masih berada di urutan 10 terbawah di dunia. Hasil wawancara peneliti dengan
guru biologi disekolah juga menyatakan bahwa guru belum pernah membuat alat
evaluasi pembelajaran untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Maka
dari itu, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 20 tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan diharapkan setiap siswa memiliki keterampilan
berpikir kritis. Upaya mengasah kemampuan berpikir kritis siswa salah satunya
dengan menerapkan model predict observe explain dengan menggunakan
instrumen kemampuan berpikir kritis untuk evaluasi pembelajarannya. Penerapan
model predict observe explain diharapkan mampu mengasah kemampuan berpikir
kritis siswa.
6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan,
maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh penggunaan model Predict
Observe Explain terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMAN 1
Kota Tangerang Selatan pada konsep sistem pernapasan.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Kota Tangerang Selatan yang
beralamat di Jalan Pendidikan no. 49, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian eksperimennya true experiment (eksperimen yang betul-
betul). Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk menongtrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen.1 Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pretest-posttest control group design. Dalam desain ini terdapat dua
kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberikan pretest untuk
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Berikut desain penelitian digambarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan (X) Posttest
Eksperimen O1 XA O2
Kontrol O1 XB O2
Keterangan:
XA = Perlakuan berupa pembelajaran model predict observe explain
XB = Perlakuan berupa pembelajaran saintifik
O1 = Hasil tes sebelum diberikan perlakuan (pretest)
O2 = Hasil tes setelah diberikan perlakuan (posttest)
Desain penelitian pada tabel 3.1 menunjukkan bahwa penelitian terdiri dari
dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas yang dipilih sebagai
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), Cet, 21, h. 114
26
kelas eksperimen adalah kelas XI IPA 3 dan mendapatkan perlakuan model
pembelajaran dengan menerapkan model predict observe explain. Kelas kontrol
yang dipilih adalah kelas XI IPA 4 yang mendapatkan perlakukan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang akan diteliti yang mempunyai nilai yang
berubah-ubah atau mempunyai variasi nilai, keadaan, kategori atau kondisi.2 Pada
penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung
atau terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.3 Variabel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X) : model predict observe explain
2. Variabel terikat (Y) : kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep sistem
pernapasan.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek.4 Dengan demikian yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 1 Kota Tangerang Selatan.
Sampel adalah sebagian dari populasi.5 Sampel dalam penelitian ini adalah kelas
XI IPA SMAN 1 Kota Tangerang Selatan sebanyak dua kelas, yaitu kelas XI IPA
3 berjumlah 33 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4 berjumlah 35
siswa sebagai kelas kontrol.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling.
Simple random sampling adalah teknik penentuan sampel dari populasi secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.6 Sekolah
SMAN 1 Kota Tangerang Selatan memiliki 4 kelas dengan jurusan IPA. Peneliti
bersama dengan guru melakukan pengocokan untuk menentukan kelas
2 Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), h. 7
3 Sugiyono op. cit., h. 61
4 Ibid., h. 117
5 Ibid., h. 118
6 Ibid., h. 120
27
eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengocokan tersebut, kelas XI
IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 4 sebagai kelas kontrol.
E. Prosedur Penelitian
Tahapan prosedur penelitian dirangkum menjadi alur bagan seperti pada
gambar berikut:
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu:
1. Tahap Pendahuluan
Penyusunan RPP, LKPD dan instrumen
Uji keterbacaan RPP dan LKPD
Pelaksanaan penelitian
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pretest
Pendekatan Saintifik Model Predict Observe Explain
Posttest
Tahap Akhir
Studi pendahuluan mengenai model predict
observe explain dan kemampuan berpikir kritis
Validasi instrumen
Analisis Data Hasil dan Pembahasan Kesimpulan
28
Peneliti melakukan studi literatur mengenai kemampuan berpikir kritis
dari berbagai sumber pustaka. Setelah melakukan studi literatur, peneliti
menentukan untuk menggunakan teori indikator berpikir kritis menurut
Peter A. Facione yang memiliki enam indikator. Keenam indikator
berpikir kritis Facione yaitu interpretasi, analisis, inferensi, evaluasi,
eksplanasi, dan regulasi diri. Setelah melakukan studi literatur, peneliti
melakukan penyusunan instrumen penelitian berupa tes dan non tes,
instrumen tes berupa soal dan instrumen non tes berupa LKPD dan lembar
observasi serta perangkat pembelajaran berupa RPP.
Tabel 3.2 Analisis Keterkaitan Indikator Pembelajaran dengan Indikator
Kemampuan Berpikir Kritis pada Model POE
Tahapan
Model
Pembelaja
ran
Pertemuan-1 Pertemuan-2 Pertemuan-3
Indikator
Berpikir
Kritis
Predict Siswa berdiskusi dan
memproses informasi
yang diperoleh untuk
membuat prediksi
jawaban dari
pertanyaan mengenai
organ-organ
penyusun sistem
pernapasan pada
manusia dan hewan
yang ada di LKPD.
Siswa berdiskusi dan
memproses informasi
yang diperoleh untuk
membuat prediksi
jawaban dari
pertanyaan yang
disampaikan guru
berdasarkan video yang
ditampilkan. Video
yang ditampilkan
menunjukkan proses
pernapasan paru-paru
yang sehat dengan
paru-paru yang sudah
tercemar oleh asap
rokok
Siswa berdiskusi
dan memproses
informasi yang
diperoleh untuk
membuat prediksi
jawaban dari
pertanyaan
mengenai volume
pernapasan pada
manusia dan
hewan.
Interpretasi
Observe Siswa secara
kelompok
membuktikan
prediksi mengenai
struktur dan fungsi
organ sistem
pernapasan melalui
pengamatan langsung
menggunakan torso
manusia dan gambar
sistem pernapasan
hewan. Kemudian
melihat kembali
prediksi yang sudah
siswa buat dengan
Siswa secara kelompok
membuktikan prediksi
mengenai mekanisme
pernapasan dan bahaya
rokok bagi kesehatan
melalui pembuatan alat
peraga paru-paru dan
alat peraga paru-paru
yang ada rokoknya.
Kemudian melihat
kembali prediksi yang
sudah siswa buat
dengan hasil
pengamatan.
Siswa secara
kelompok
membuktikan
prediksi mengenai
volume dan
kapasitas paru-paru
pada manusia dan
hewan melalui
percobaan
menghitung
volume dan
kapasitas paru-paru
pada manusia dan
serangga serta
artikel mengenai
Analisis
Inferensi
29
hasil pengamatan kapasitas paru-paru
perokok.
Kemudian melihat
kembali prediksi
yang sudah siswa
buat dengan hasil
pengamatan.
Explain Siswa membuat
kesimpulan
berdasarkan
informasi yang telah
dikumpulkan dan
menjelaskannya di
depan kelas.
Siswa membuat
kesimpulan berdasarkan
informasi yang telah
dikumpulkan dan
menjelaskannya di
depan kelas.
Siswa membuat
kesimpulan
berdasarkan
infoemasi yang
telah dikumpulkan
dan
menjelaskannya di
depan kelas.
Evaluasi
Eksplanasi
Regulasi Diri
Setelah penyusunan LKPD dan RPP selesai, kemudian diuji
keterbacaannya oleh Laboran Pendidikan Biologi yaitu Pak Ridwan,
sedangkan instrumen soal essay diujicobakan kepada siswa kelas XII SMAN
34 Jakarta. Siswa tersebut adalah siswa yang sebelumnya sudah pernah
mendapatkan pembelajaran mengenai konsep sistem pernapasan. Soal yang
telah diujikan kepada siswa diukur validitasnya menggunakan ANATES 4.0.4
untuk mengetahui soal-soal yang dapat digunakan dalam penelitian.
Kemudian, peneliti mempersiapkan serta mengurus surat izin penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua
sampel yakni, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan model
predict observe explain, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan
menerapkan pendekatan saintifik. Pada kedua kelas tersebut sama-sama
diberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), namun LKPD tersebut
disesuaikan dengan penerapan model atau pendekatan pembelajaran dari
masing-masing kelas. Kedua sampel diberikan pretest dan posttest untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis siswa baik yang menggunakan model
predict observe explain maupun pendekatan saintifik.
3. Tahap Akhir
Pada tahap ini, peneliti mengolah dan menganalisis data dari hasil pretest
dan posttest. Pengolahan data dalam bentuk nilai atau angka dilakukan dengan
30
menggunakan uji statistik. Kemudian dilanjutkan dengan membahas dan
menarik kesimpulan hasil penelitian tersebut.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk dapat melakukan pengujian terhadap variabel penelitian, sebelumnya
perlu diperoleh data-data penelitian. Untuk memperoleh data-data tersebut peneliti
akan menggunakan teknik pengumpulan data. Pengumpulan data bertujuan untuk
mengetahui atau mempelajari suatu masalah atau variabel pendidikan.7 Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dapat diliha pada tabel ini.
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data
Sumber
data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Data Instrumen
Peserta didik
Kemampuan berpikir kritis
peserta didik sebelum dan
sesudah perlakuan
Tes (pretest dan
posttest) Soal esai
Guru Aktivitas guru saat
mengajar
Observasi Lembar
observasi Peserta didik
Aktivitas peserta didik
selama proses
pembelajaran
Peserta didik Lembar Keja Peserta didik LKPD LKPD
Pengumpulan data yang dibuat peneliti berupa tes dan non tes. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes untuk mengukur kemampuan berpikir
kritis peserta didik pada konsep sistem pernapasan manusia, berupa soal pretest
dan posttest dalam bentuk essay dan Lembar Kerja Peserta Didik. Sedangkan non
tes bisa berupa dokumentasi, wawancara dan observasi.8 Observasi yang
dilakukan berupa pengamatan terhadap keterlaksanaan langkah-langkah proses
pembelajaran, dalam bentuk lembar observasi.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
7 Kadir, op. cit., h. 23
8 Ibid
31
disebut variabel penelitian.9 Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen tes berupa soal essay yang diberikan sebelum
perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest). Tes yang diberikan mengacu
kepada indikator kemampuan berpikir kritis Facione yaitu interpretasi, analisis,
eksplanasi, inferensi, evaluasi dan regulasi diri sekaligus indikator pembelajaran
pada konsep sistem pernapasan.
Instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpulan data.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Tes
Instrumen tes yang digunakan berupa soal essay dan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD). Soal essayi dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
awal peserta didik diberi pretest dan untuk mengetahui kemampuan akhir (setelah
diberi perlakuan) diberikan posttest. Tes ini terdiri dari 19 butir soal esai, dengan
indikator kemampuan berpikir kritis yang yakni interpetasi, analisis, evaluasi,
inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Sebelum diimplementasikan ke dalam
penelitian, soal diuji validitasnya terlebih dahulu menggunakan program aplikasi
ANATES 4.0.4. Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut
memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitasnya.10
Adapun kisi-kisi instrumen
tes kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Indikator
Kemampuan
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Kemampuan Berpikir
Kritis
Nomor Butir
Soal
Jumlah
Butir Soal
Interpretasi Mengkategorikan
1, 2, 4, 6, 9,
10, 12 9
Menguraikan kode 5
9 Sugiyono, op. cit., h. 148
10 Ibid., h. 174
32
Indikator
Kemampuan
Berpikir Kritis
Sub Indikator
Kemampuan Berpikir
Kritis
Nomor Butir
Soal
Jumlah
Butir Soal
penting
Memperjelas makna 15
Analisis
Memeriksa ide 8, 16
5 Mengidentifikasi argumen 7, 11
Mengidentifikasi alasan
dan klaim -
Inferensi
Meragukan fakta -
2 Alternatif hipotesis -
Menarik kesimpulan 13, 14
Evaluasi Menilai klaim 9, 17
2 Menilai kualitas argumen
Eksplanasi
Menyatakan hasil 19
2 Membenarkan prosedur -
Menyajikan argumen 18
Regulasi Diri Pemeriksaan diri 3
1 Mengoreksi diri -
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) digunakan untuk penugasan dan
memudahkan peserta didik dalam belajar dengan menggunakan model predict
observe explain. Nilai LKPD diperoleh dari hasil kerja kelompok dari pertemuan
I, II dan III berdasarkan tahap-tahap predict observe explain meliputi tahap
membuat prediksi, mengobservasi dan menjelaskan.
2. Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan berupa lembar observasi kegiatan belajar
predict observe explain. Lembar observasi kegiatan predict observe explain
terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan peneliti dan kegiatan peserta didik. Lembar
observasi kegiatan predict observe explain peneliti digunakan untuk melihat
aktivitas peneliti dalam melaksanakan setiap tahapan predict observe explain
dalam pembelajaran. Sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk melihat
aktivitas siswa dalam melaksanakan setiap tahapan predict observe explain. Hasil
lembar observasi dianalisis secara deskriptif.
33
H. Kalibrasi Instrumen
Sebelum digunakan peneliti melakukan uji coba terlebih dahulu pada
instrument yaitu berupa uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal dan daya
pembeda. Uji tes menggunakan program Anates 4.0.4.
1. Uji Validitas
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.11
Instrumen yang
valid berarti alat ukut yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur.12
Dengan kata lain uji validitas digunakan untuk mengetahui
apakah instrumen yang digunakan mampu mengukur kemampuan berpikir kritis.
Secara empirik, tinggi-rendahnya validitas ditunjukkan oleh suatu angka yang
disebut koefisien validitas.13
Adapun besarnya koefisien validitas dapat dilihat
sebagai berikut.14
Tabel 3.5 Klasifikasi Validitas Butir Soal
Interval Koefisien Kategori
0,000 – 0,200 Sangat Rendah
0,200– 0,400 Rendah
0,400 – 0,600 Cukup
0,600 – 0,800 Tinggi
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil perhitunan dengan menggunakan aplikasi ANATES 4.0.4
diperoleh koefisien korelasi XY tes kemampuan berpikir kritis sebesar 0,90. Itu
artinya, instrumen yang digunakan sangat tinggi. Instrumen tes kemampuan
berpikir kritis divalidasi melalui tahap uji konstruk oleh dosen pembimbing dan
empiriKkoleh peserta didik kelas XII MIPA 1 SMAN 34 Jakarta sebanyak 36
11
Ibid., h. 172 12
Ibid., h. 173 13
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h.. 105. 14
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Cet. X. h. 89.
34
peserta didik. Selain itu, dari hasil perhitungan ANATES 4.0.4 juga diperoleh
bahwa dari 21 soal esai yang diujicobakan terdapat 19 soal yang valid. Soal-soal
yang valid telah mewakili setiap indikator kemampuan berpikir kritis dan setiap
indikator pembelajaran konsep sistem pernapasan.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Kemampuan Berpikir Kritis
Interval Koefisien Kategori Nomor Soal
0,000 – 0,200 Sangat Rendah -
0,200– 0,400 Rendah 6,9
0,400 – 0,600 Cukup 3,4,10,14,17
0,600 – 0,800 Tinggi 1,5,7,8,11,12,13,18,19,20,21
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi 2,15,16
2. Uji Reliabilitas
Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang
berbeda.15
Dengan kata lain, instrumen penelitian yang reliabel maka apabila
instrumen tersebut akan digunakan secara berulang kali akan memberikan hasil
yang tetap. Tinggi rendahnya derajat reliabilitas suatu instrumen ditentukan oleh
nilai koefisien korelasi antara butir soal atau item pertanyaan dalam instrumen
tersebut yang dinotasikan dengan r. Besarnya ketetapan itulah menunjukkan
tingginya reliabilitas instrumen.16
Tabel 3.7 Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Klasifikasi Reliabilitas
0,80 ≤ r < 1,00 Sangat Tinggi
0,70 ≤ r ≤ 0,80 Tinggi
0,40 ≤ r < 0,70 Sedang
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
r < 0,02 Sangat Rendah
15
Sugiyono, op. cit., h. 172 16
Suharsimi, Arikunto, op. cit., h. 218
35
Berdasarkan hasil perhitungan instrumen tes kemampuan berpikir kritis
dengan menggunakan aplikasi ANATES 4.0.4, diperoleh hasil reliabilitas tes
kemampuan berpikir kritis sebesar 0,95. Hal ini menunjukkan bahwa butir-butir
soal yang telah diujicobakan termasuk dalam kategori sangat tinggi.
3. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
menguasai materi yang ditanyakan dengan siswa yang belum atau tidak
menguasai materi yang ditanyakan. Adapun perhitungan daya pembeda
menggunakkan kriteria sebagai berikut:17
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda
D Klasifikasi
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,040 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik Sekali
Bernilai negatif Jelek Sekali
Berdasarkan hasil perhitungan instrumen tes kemampuan berpikir kritis
menggunakan aplikasi ANATES 4.0.4 pada tabel 3.8, diperoleh bahwa dari 21
butir soal yang diujicobakan, diantaranya terdapat 12 soal dengan kriteria baik, 8
soal dengan kriteria cukup, dan 1 soal dengan kriteria jelek.
Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda
D Klasifikasi Nomor Soal Jumlah Soal
0,00 – 0,20 Jelek 6 1
0,20 – 0,040 Cukup 1,3,4,9,10,12,14,20 8
0,40 – 0,70 Baik 2,5,7,8,11,13,15,16,
18,19,21 12
0,70 – 1,00 Baik Sekali - -
Bernilai negatif Jelek Sekali - -
17
Ibid., h. 232.
36
4. Uji Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran soal atau instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran dari tiap butir soal. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan
siswa dalam menjawab soal. Tingkat kesukaran perlu dihitung dan diketahui
sebagai pertimbangan pembuatan soal ataupun kisi-kisi. Hal tersebut dilakukan
agar perbandingan antara soal mudah, sedang dan sukar bisa proporsional. Indeks
kesukaran rentangannya dari 0,0–1,0. Semakin besar indeks menunjukan semakin
mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar atau
seluruh siswa. Sebaliknya jika sebagian kecil atau tidak ada sama sekali siswa
yang menjawab benar menunjukan butir soal sukar. Indeks 0,0 menunjukkan butir
sangat sukar, sedangkan indeks 1,0, menunjukkan butir sangat mudah.18
Adapun
kriteria tingkat kesukaran disajikan pada tabel sebagai berikut:19
Tabel 3.10 Klasifikasi Taraf Kesukaran
P Interpretasi
0,00 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Mudah
Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes kemampuan berpikir
kritis menggunakan program ANATES 4.0.4 pada tabel 3.11, diperoleh 14 soal
dengan kriteria sedang, 4 soal dengan kriteria sukar dan 3 soal dengan kriteria
mudah.
Tabel 3.11 Hasil Uji Taraf Kesukaran
P Interpretasi Nomor Soal Jumlah Soal
0,00 – 0,25 Sukar 6,12,17,20 4
0,26 – 0,75 Sedang 2,3,5,7,8,9,10,11,13,
15,16,18,19,21 14
0,76 – 1,00 Mudah 1, 4, 14 3
18
Ahmad Sofyan, dkk, op. cit., 19
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 210
37
I. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data Instrumen
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis
yang penganalisisannya dilakukan dengan perhitungan matematis karena data
yang diperoleh berupa angka yaitu tes kemampuan berpikir kritis yang diberikan
kepada siswa. Data yang telah terkumpul diolah dan dianalisis lalu diambil
kesimpulan mengenai ada atau tidaknya perbedaan kemampuan berpikir kritis
siswa yang diajar dengan model predict observe explain dan pedenkatan saintifik.
Sebelum itu dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan homogenitas.20
1) Uji Prasyarat
Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan
pengujian prasayarat. Pengujian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
Adapun rumus-rumus dari uji tersebut adalah sebagai berikut:
a) Uji Normalitas
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan
dilakukan pengujian normalitas data yang bertujuan untuk mengetahui
apakah distribusi sampel yang terpilih berasal dari sebuah distribusi
populasi normal atau tidak normal.21
Uji Normalitas dilakukan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov
dengan aplikasi IBM SPSS Statistic Versi 22. Langkah-langkah uji
normalitas menggunakan uji SPSS yaitu pertama masukkan data di Data
View , kemudian pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze, pilih sub
menu Nonparametric Test, pilih Legacy Dialogs kemudian pilih 1-Sample
K-S dan pada Test Variable List, masukkan variabel Kritis dan pada Test
Distribution, klik Normal, kemudian klik OK.22
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima yang artinya data
berdistribusi normal. Sebaliknya jika probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak
yang artinya data tidak berdistribusi normal.
20
Kadir, op. cit., h. 143 21
Ibid 22
Ibid., h. 154-156.
38
b) Uji homogenitas
Pengujian homogenitas bermakna untuk menjaga komparabilitas
terutama untuk pengujian hipotesis.23
Uji homogenitas bertujuan untuk
mengetahui bahwa data sampel memiliki variasi atau keragaman nilai
sama secara statistik.
Uji Homogenitas dilakukan menggunakan aplikasi IBM SPSS
Statistic Versi 22. Langkah-langkah uji homogenitas pertama masukkan
data pada Data View kemudian pada menu utama SPSS, pilih menu
Analyze, pilih sub menu Compare Mean, pilih One Way Anova kemudian
pindahkan variabel pretest ke dalam Dependent List dan variabel kelas ke
dalam Factor List, selanjutnya pilih Homogenity of variance test kemudian
klik continue lalu OK24
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima yang artinya data
homogen. Sebaliknya jika probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak yang
artinya data tidak homogen.25
c) Uji Hipotesis
Tahapan setelah uji normalitas dan homogenitas adalah pengujian
hipotesis. Uji hipotesis untuk data yang diperoleh berdistribusi normal dan
homogen menggunakan uji statistik yaitu uji parametrik menggunakan uji
t. Namun, jika data berdistribusi tidak normal dan tidak homogen, maka
uji statistik selanjutnya menggunakan uji nonparamentrik yaitu uji Mann
Whitney.26
Uji Hipotesis dengan uji t dilakukan menggunakan aplikasi IBM
SPSS Statistic Versi 22. Langkah-langkah uji hipotesis dengan
menggunakan uji-t yaitu pertama masukkan data pada Data View
kemudian pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze, pilih sub menu
Compare Mean, pilih Independent, pilih Sample t-test selanjutnya
23
Ibid., h. 143 24
Kadir, op.cit., h. 169-170 25
Ibid, h. 170 26
Sugiyono, op. cit., h. 210-211
39
pindahkan variabel nilai ke dalam Test Variables dan variabel kelas ke
dalam Grouping kemudian pilih Define, 1 tulis 1, 2 tulis 2 lalu OK.27
Sedangkan langkah-langkah uji hipotesis dengan menggunakan uji
Mann Whitney U pertama masukkan data pada Data View kemudian pada
menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu Non
Parametric Test, pilih Legacy Dialogs pilih 2-Independent Sample
kemudian pindahkan variabel nilai ke dalam Test Variables List dan
variabel kelas ke dalam Grouping lalu pilih Define, 1 tulis 1, 2 tulis 2 dan
checklist Mann-Whitney U lalu OK. 28
Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas (sig.) < 0,05,
maka H0 ditolak29
. Hal itu menyatakan bahwa rata-rata nilai kemampuan
berpikir kritis kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai
kemampuan berpikir kritis kelas kontrol.
d) Uji Normalitas Gain
Efektivitas model predict observe explain terhadap kemampuan
berpikir kritis dapat diketahui dengan Uji N-Gain. Menurut David E.
Meltzer rumus N-gain adalah sebagai berikut :30
Gain =
Keterangan:
g : peningkatan hasil belajar
Spretest : rata-rata pretest atau keterampilan awal (%)
Spostest : rata-rata postest atau keterampilan akhir (%)
Kriteria persentase peningkatan kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
27
Ibid., h. 300-302. 28
Ibid., h. 492-493 29
Kadir, op. cit., h. 302 30
David E. Meltzer, The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual
Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variables” in Diagnostic Pretest Scores, American
Association of Physics Teachers, 2002, Vol. 70, No. 12, h. 1260
40
Tabel 3.12 Kategori Perhitungan N-Gain31
Nilai Kriteria
g > 0,70 Tinggi
0,30 ≤ g ≤ 0.70 Sedang
g < 0,30 Rendah
J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran predict observe explain terhadap kemampuan berpikir kritis siswa,
maka dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
Keterangan:
µ1 = rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen
µ2 = rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol
H0 = tidak terdapat pengaruh model predict observe explain terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa
H1 = terdapat pengaruh model predict observe explain terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa
31
Yunita Putri Suyanto, dkk, op.cit.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum dari data
penelitian yang telah diperoleh. Data yang diperoleh yaitu data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif adalah nilai pretest, posttest dan data hasil belajar pada
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Data kualitatif adalah hasil observasi siswa
dan guru untuk melihat keterlaksanaan kegiatan pembelajaran di setiap
pertemuannya.
Data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol meliputi
banyaknya sampel, skor terendah, skor tertinggi, nilai rata-rata, median, modus,
standar deviasi dan N-gain. Skor terendah dan tertinggi adalah hasil dari
keseluruhan objek yang diteliti. Rata-rata atau mean adalah hasil dari pembagian
jumlah nilai data oleh banyaknya data.1 Median adalah nilai tengah data setelah
diurutkan.2 Modus adalah nilai yang paling sering muncul.
3 Standar deviasi adalah
gambaran bagaimana keberagaman data kuantitatif yang diperoleh.4 Berikut ini
disajikan data dari kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan
model predict observe explain dan XI IPA 4 sebagai kelas kontrol dengan
menggunakan pendekatan saintifik.
1. Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil perhitungan data pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
1 Kadir, op. cit., h. 53
2 Ibid., h. 54
3 Ibid
4 Ibid., h. 64
42
Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Data Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Nilai terendah 36,84 32,89 61,84 56,58
Nilai tertinggi 60,53 61,84 89,47 78,95
Nilai rata-rata 49,52 51,47 79,43 68,95
Median 48,68 51,32 78,95 71,05
Modus 46,05 51,32 76,32 73,68
Standar deviasi 5,85 5,87 6,66 6,30
Jumlah siswa 33 35 33 35
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai terendah saat pretest ada di kelas
kontrol tetapi saat posttest nilai tertinggi ada di kelas eksperimen. Nilai
tertinggi saat pretest ada di kelas kontrol tetapi saat posttest ada di kelas
eksperimen. Sedangkan untuk nilai rata-rata saat pretest kelas eksperimen
lebih unggul dibandingkan kelas kontro. Saat posttest baik kelas eksperimen
dan kontrol memiliki peningkatan tetapi nilai posttest memiliki nilai yang
lebih unggul di kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol. Median atau
nilai tengah pretest pada kelas kontrol adalah 51,32 sedangkan untuk kelas
eksperimen sebesar 48,68. Sedangkan saat posttest median atau nilai tengah
pada kelas kontrol sebesar 71,05 dan kelas eksperimen memiliki nilai
ssebesar 78,95. Adapun data yang sering muncul atau modus saat pretest
pada kelas kontrol adalah 51,32 dan kelas eksperimen adalah 46,05.
Sedangkan saat posttest pada kelas kontrol memiliki nilai sebesar 73,68 dan
kelas eksperimen adalah 76,32. Kelas eksperimen memiliki nilai posttest
yang lebih beragam dari kelas kontrol, hal ini didukung dengan nilai standar
deviasi yang diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol.
43
2. Hasil Pretest dan Posttest pada Setiap Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil perhitungan data pretest dan posttest pada setiap indikator
kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Pretest dan Posttest Indikator Kemampuan Berpikir
Kritis pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Indikator
Kemampuan
Berpikir Kritis
Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Interpretasi 56,72 57,68 87,31 74,38
Analisis 48,23 53,33 71,72 70,24
Inferensi 40,15 44,64 80,68 66,43
Evaluasi 45,45 50,48 75,26 64,52
Penjelasan 40,53 41,07 76,14 63,21
Regulasi Diri 44,70 33,57 56,06 51,43
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen mengalami peningkatan pada semua indikator kemampuan
berpikir kritis. Pada saat pretest kemampuan kelas eksperimen dalam
menginterpretasikan suatu data sebesar 56,72 dan saat posttest meningkat
menjadi 87,31. Kemampuan menganalisis pada pretest sebesar 48,23,
kemudian meningkat menjadi 71,72 pada saat posttest. Kemampuan menarik
kesimpulan saat pretest sebesar 40,15 kemudian meningkat menjadi 80,68
pada saat posttest. Kemampuan mengevaluasi saat pretest sebesar 45,45
kemudian meningkat menjadi 75,26 pada saat posttest. Kemampuan
menjelaskan saat pretest sebesar 40,53 kemudian meningkat menjadi 76,14
pada saat posttest. Kemampuan regulasi diri pada saaat pretest sebesar
44,70, kemudian meningkat menjadi 56,06 pada saat posttest.
Kelas kontrol juga mengalami peningkatan nilai dari pretest dan posttest.
Kemampuan kelas kontrol dalam menginterpretasikan suatu data memiliki
rata-rata sebesar 57,68 dan saat posttest meningkat menjadi 74,38.
Kemampuan menganalisis pada pretest sebesar 53,33 kemudian meningkat
44
menjadi 70,24 pada saat posttest. Kemampuan menarik kesimpulan saat
pretest sebesar 44,64 kemudian meningkat menjadi 66,43 pada saat posttest.
Kemampuan mengevaluasi saat pretest sebesar 50,48 kemudian meningkat
menjadi 64,53 pada saat posttest. Kemampuan menjelaskan saat pretest
sebesar 41,07, kemudian meningkat menjadi 63,21 pada saat posttest.
Kemampuan regulasi diri pada saaat pretest sebesar 33,57, kemudian
meningkat menjadi 51,43 pada saat posttest.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan dari pretest ke posttest
pada setiap indikator kemampuan berpikir kritis baik pada kelas kontrol
maupun eksperimen.
3. Deskripsi Nilai N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Uji N-Gain dilakukan untuk mengukur peningkatan hasil belajar setelah
pembelajaran dilakukan oleh guru. Pada kelas eksperimen diterapkan
pembelajaran model predict observe explain sedangkan kelas kontrol
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai N-Gain kemampuan berpikir kritis pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:
Gambar 4.1 Nilai N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Per Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
Nilai N Gain per Kelas
Eksperimen
Kontrol
45
Gambar 4.1 menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis di
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol tetapi masih dalam
kategori yang sama yaitu sedang. Hal tersebut terlihat dari perolehan rata-
rata N-Gain pada kelas eksperimen sebesar 0,59 dan kelas kontrol 0,36.
Maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen memiliki kemampuan
berpikir kritis yang lebih unggul dibandingkan kelas kontrol.
Selanjutnya pengelompokkan nilai N-Gain kemampuan berpikir kritis
berdasarkan jumlah peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2 Nilai N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Per Jumlah Siswa
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada
kategori rendah di kelas eksperimen lebih sedikit dibandingkan kelas
kontrol, pada kelas eksperimen hanya berjumlah 6,06% siswa sedangkan
pada kelas kontrol ada 31,43% siswa. Pada kategori sedang, terdapat 75,76%
siswa pada kelas eksperimen dan 68,75% siswa pada kelas kontrol.
Sedangkan pada kategori kemampuan berpikir kritis tinggi hanya ada di
kelas eksperimen saja sebesar 18,18%. Maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen lebih unggul
dibandingkan kelas kontrol.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Tinggi Sedang Rendah
Eksperimen
Kontrol
46
Selanjutnya pengelompokkan nilai N-Gain berdasarkan indikator
kemampuan berpikir ada pada grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3 Nilai N-Gain Per Indikator Kemampuan Berpikir Kritis pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.3 menunjukkan adanya peningkatan setelah masing-masing
diberikan perlakukan berbeda, baik pada kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol. Aspek interpretasi pada kelas eksperimen memiliki
peningkatan paling besar dengan nilai N-Gain yang tergolong tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan model predict observe explain berpengaruh
sangat baik pada peningkatan kemampuan menginterpretasikan. Sedangkan
pada aspek analisis, inferensi, evaluasi dan eksplanasi baik pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol memiliki nilai N-Gain yang masuk dalam
kategori sedang, tetapi besaran nilai N-Gain pada kelas eksperimen lebih
besar dibandingkan kelas kontrol. Sedangkan untuk aspek regulasi diri baik
kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki nilai N-Gain yang
tergolong dalam kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa model predict
observe explain efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa khususnya pada aspek interpretasi.
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
Eksperimen
Kontrol
47
4. Deskripsi Nilai Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Penelitian ini menggunakan tiga buah LKPD, yang mana setiap
pertemuan peserta didik diberikan satu buah LKPD. LKPD pada kelas
eksperimen menggunakan lembar kerja model predict observe explain,
sedangkan kelas kontrol menggunakan lembar kerja dengan pendekatan
saintifik. LKPD dikerjakan dengan berdiskusi secara berkelompok baik pada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hasil perhitungan nilai LKPD kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan LKPD pada Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Pertemuan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
I 81,40 88
II 83,01 87,6
III 89,56 93,11
Berdasarkan tabel 4.3, terjadi peningkatan rata-rata ketercapaian LKPD
pada setiap pertemuan baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol.
5. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran
Lembar observasi disusun berdasarkan tahapan-tahapan model predict
observe explain yang digunakan untuk mengetahui bagaimana penerapan
model tersebut pada aktivitas guru dan aktivitas siswa. Presentase
perhtiungan mengenai keterlaksanaan tahapan model predict observe
explain dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Lembar Observasi dan Guru
No. Kegiatan Inti Pembelajaran Keterlaksanaan Pembelajaran (%)
I II III
1 Predict 100 100 100
2 Observe 100 100 100
3 Explain 100 100 100
Rata-Rata 100 100 100
48
Hasil perhitungan rata-rata persentase keterlaksanaan aktivitas guru pada
proses pembelajaran diperoleh rata-rata sebesar 100%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa seluruh aktivitas pembelajaran yang tertuang dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah dilakukan guru. Hasil
perhitungan rata-rata persentase observasi aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata
100% dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa seluruh
aktivitas pembelajaran yang tertuang dalam RPP telah dilakukan siswa. Dari
perhitungan tersebut, terlihat bahwa keterlaksanaan tahapan model
pembelajaran predict observe explain sudah tercapai dengan baik.
6. Hasil Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS
Statistic Versi 22. Uji normalitas dilakukan pada dua data, yaitu pretest
dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Uji normalitas
bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi
normal atau tidak, dengan kriteria uji normalitas H0 diterima jika nilai
sig > 0,05. Diterimanya H0 berarti data tersebut berdistribusi normal.5
a) Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil uji normalitas pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Kelas N p-value α Kesimpulan
Eksperimen 33 0,663 0,05 Ho diterima
Kontrol 35 0,307 0,05 Ho diterima
Data pada tabel 4.5 didapatkan p-value kelas eksperimen sebesar
0,663 dan p-value kelas kontrol sebesar 0,307. Kelas kontrol dan kelas
eksperimen memiliki p-value yang lebih dari 0,05 hal tesebut
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
5 Ibid, h. 143
49
b) Normalitas posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil uji normalitas posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Kelas N p-value α Kesimpulan
Eksperimen 33 0,805 0,05 Ho diterima
Kontrol 35 0,307 0,05 Ho diterima
Data pada tabel 4.6 didapatkan p-value kelas eksperimen sebesar
0,805 dan p-value kelas kontrol sebesar 0,307. Kelas kontrol dan kelas
eksperimen memiliki p-value yang lebih dari 0,05 hal tesebut
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
Berdasarkan data pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen, semua data berdistribusi normal. Setelah uji normalitas,
maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS
Statistic Versi 22. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data
pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
varians yang homogen atau tidak dengan kriteria nilai sig > 0,05 maka
H0 diterima. Diterimanya H0 berarti data tersebut homogen.6
a) Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Hasil uji homogenitas pretest pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Kelas N Sig. α Kesimpulan
Eksperimen 33 0,201 0,05 H0 diterima
Kontrol 35
6 Ibid., h. 170
50
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan Sig. pretest pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen sebesar 0,201 > 0,05, maka H0 diterima. Kesimpulan
yang diperoleh ialah data pretest pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen memiliki varians data yang homogen.
b) Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil uji homogenitas posttest pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas N Sig. α Kesimpulan
Eksperimen 33 0,751 0,05 H0 diterima
Kontrol 35
Tabel 4.8 menunjukkan Sig. posttest pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol sebesar 0,751 > 0,05 maka H0 diterima. Kesimpulan yang
diperoleh ialah data pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
memiliki varians data yang homogen.
3. Uji Hipotesis
a) Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest
Hasil uji prasyarat analisis data pretest dan posttest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan memiliki varians
yang homogen. Maka, dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji parametrik yaitu uji-t, dengan kriteria nilai sig. < 0,05
maka H0 ditolak.7 Ditolaknya H0 menyatakan bahwa rata-rata nilai
kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-
rata nilai kemampuan berpikir kritis kelas kontrol. Hasil perhitungan
nilai pretest dan posttest dengan uji-t dapat diperlihatkan pada tabel 4.12
berikut ini:
7Ibid., h. 302
51
4.9 Hasil Uji-t Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
α Asymp. Sig (2-tailed) Kelompok Kesimpulan
0,05 0,176 Pretest H0 diterima
0,000 Posttest H0 ditolak
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh Asymp. Sig (2-tailed) kelompok
pretest sebesar 0,176 > 0,05 artinya tidak ada pengaruh apapun yang
terjadi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen karena belum
mendapatkan perlakuan. Nilai Asymp. Sig (2-tailed) kelompok posttest
diperoleh sebesar 0,000 > 0,05, artinya terdapat pengaruh yang
signifikan dari penerapan model pembelajaran predict observe explain
terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model predict observe
explain terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep sistem pernapasan
dalam tiga kali pertemuan. Model predict observe explain diterapkan pada
pembelajaran di kelas eksperimen dan pendekatan saintifik diterapkan pada
pembelajaran di kelas kontrol.
Proses pembelajaran diawali dengan melakukan pretest terlebih dahulu untuk
melihat kemampuan berpikir kritis siswa sebelum diberi perlakuan. Rata-rata skor
pretest pada kedua kelas memiliki nilai rata-rata tidak jauh berbeda. Rata-rata skor
pretest kelas kontrol sebesar 51,47 sedangkan kelas eksperimen sebesar 49,53.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis yang tidak jauh berbeda
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen diperkuat dengan hasil uji hipotesis
pretest yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kemampuan berpikir kritis awal peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Setelah siswa melaksanakan pretest kemudian dilakukan pembagian
kelompok. Setelah kelompok sudah terbagi, peneliti membagikan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) kepada setiap kelompok peserta didik. Pada kelas
eksperimen, LKPD yang diberikan adalah LKPD yang mengacu pada tahapan
52
pembelajaran model predict observe explain. Pembelajaran pada kelas eksperimen
dimulai dengan penyajian suatu pertanyaan. Kemudian siswa diminta untuk
membuat prediksi atas pertanyaan yang ada di LKPD. Lalu siswa melakukan
pengamatan langsung untuk menemukan kebenaran dari prediksinya. Jika prediksi
mereka salah, maka siswa akan dibantu untuk mengubah prediksi mereka dengan
data yang didapat. Dari sinilah siswa akan belajar dari kesalahan. Biasanya belajar
dari kesalahan tidak mudah untuk dilupakan oleh siswa.8 Kemudian, guru
meminta perwakilan kelompok siswa untuk mempresentasikannya di depan kelas.
Dengan adanya komponen-komponen tersebut proses belajar mengajar menjadi
lebih bermakna. Pembelajaran POE dan saintifik secara garis besar merupakan
pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Pembelajaran tersebut menekankan
pada aspek kerjasama antar teman sekelompok. Peran guru hanya sebagai
fasilitator yang membimbing siswa agar aktif membangun pemahamannya sendiri
dengan kegiatan praktikum maupun diskusi dan mencapai hasil belajar yang baik.
Pada setiap pembelajaran siswa diberikan LKPD. Pada pertemuan pertama siswa
memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan pertemuan berikutnya. Tetapi
setiap pertemuan memiliki peningkatan baik di tahap predict, observe maupun
explain. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mulai terbiasa dalam proses
pembelajaran tersebut.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai peserta didik diberikan posttest
kemampuan berpikir kritis berupa 19 butir soal essai dimana soal saat pretest dan
posttest sama. Perolehan data posttest menunjukkan peningkatan nilai antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Tetapi nilai rata-rata posttest yang didapatkan kelas
eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol dengan nilai 79,43
untuk kelas eksperimen dan 68,95 untuk kelas kontrol. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
berpikir kritis peserta didik pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas
kontrol. Hal ini diperkuat dengan uji hipotesis posttest sebesar 0,000.
8 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Yogyakarta, 2013, h. 113-114.
53
Hasil perhitungan data N-Gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis. Nilai N-Gain pada
kedua kelompok tersebut termasuk ke dalam kriteria sedang yang berarti
kemampuan berpikir kritis siswa tergolong baik. Walaupun nilai N-Gain kedua
kelompok termasuk ke dalam kategori yang sama tetapi, kelas eksperimen
memiliki nilai yang lebih besar dibanding kelas kontrol yaitu sebesar 0,59 pada
kelas eksperimen dan 0,39 pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh adanya
penerapan model predict observe explain pada kelas eksperimen yang membuat
pembelajaran lebih bermakna karena adanya pengamatan langsung dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran yang melibatkan seluruh indera akan lebih bermakna
dibandingkan dengan satu indera saja.9
Hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa yang dilakukan
oleh observer menunjukkan hasil observasi guru kelas eksperimen yang
menggunakan model predict observe explain diterapkan secara maksimal dengan
presentase rata-rata 100% pada pertemuan eprtama, kedua dan ketiga. Hasil
observasi siswa pun menunjukkan keaktifan siswa selalu meningkat di setiap
pertemuan pada kelas eksperimen. Begitu pula dengan kelas kontrol.
Indikator kemampuan berpikir kritis menurut Peter A. Facione adalah
interpretasi, analisis, kesimpulan, evaluasi, eksplanasi dan regulasi diri.10
Tahapan pertama pada model predict observe explain adalah tahap predict.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang diharapkan dapat terasah pada tahap ini
adalah interpretasi. Interpretasi adalah sebuah kemampuan untuk memahami atau
mengungkapkan suatu makna, data peristiwa, prosedur dan sebagainya.11
Pada
tahap predict siswa diharapkan siswa mampu memahami suatu data yang
ditampilkan kemudian membuat jawaban sementara beserta alasan dengan
pengetahuan awal siswa. Data hasil penelitian diperoleh peningkatan 56,72% pada
pretest menjadi 87,31% pada posttest dengan peningkatan N-Gain 0,71
berkategori tinggi. Hal tersebut jauh berbeda dengan kelas kontrol yang hanya
9 Ade Gunawan, “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis siswa SMAN 2 Metro”, 2012, h.8 10
Peter A., and Noreen C, Facione, op. cit., h. 9 11
Ibid.
54
memiliki N-Gain 0,46 dengan kategori sedang. Maka, dapat disimpulkan
kemampuan interpretasi di kelas eksperimen jauh lebih baik dibandingkan kelas
kontrol. Hal ini disebabkan karena di setiap awal pembelajaran siswa terbiasa
untuk membaca data maupun informasi yang dipaparkan melalui video maupun
perkataan langsung dari guru dan kemudian memberikan kebebasan seluas-
luasnya kepada siswa untuk membuat prediksi serta alasannya berdasarkan
pengalaman lama nya. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa menjawab soal
langsung tanpa harus membuat prediksi sebelumnya.
Tahapan kedua pada model predict observe explain adalah observe. Indikator
kemampuan berpikir kritis yang diharapkan dapat terasah pada tahap ini adalah
analisis dan inferensi. Analisis adalah mengidentifikasi hubungan antara
pernyataan, pertanyaa, konsep dan sebagainya untuk mengungkapkan keyakinan,
informasi maupun alasannya. Sedangkan inferensi adalah mengidentifikasi
elemen yang dibutuhkan untuk menarik kesimpulan maupun untuk
mempertimbangkan informasi yang relevan yang berkaitan dengan data.12
Pada
tahap ini siswa membuktikan dugaan sementara atas pertanyaan di LKPD dengan
melakukan pengamatan langsung. Siswa menganalisis hasil observasinya
kemudian mengambil kesimpulan mengenai hasil observasi. Dengan melakukan
pengamatan langsung siswa akan memperoleh pembelajaran yang lebih bermakna,
sehingga akan tercapai pemahaman konsep yang lebih baik. Indikator analisis
pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dari 48,23% pada pretest menjadi
71,72% pada posttest dengan peningkatan N-Gain 0,45 dan memiliki kategori
sedang. Indikator Inferensi pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dari
40,15% pada pretest menjadi 80,68% pada posttest dengan peningkatan N-Gain
0,68 dan memiliki kategori sedang. Untuk kelas kontrol, aspek kemampuan
berpikir kritis analisis dan inferensi memiliki kategori yang sama dengan kelas
eksperimen yaitu sedang tetapi nilai dari N-Gain inferensi kelas eksperimen
cenderung menuju ke kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa indikator
kemampuan berpikir kritis analisis dan inferensi cukup baik pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol.
12
Ibid.
55
Tahapan ketiga pada model predict observe explain adalah explain. Indikator
kemampuan berpikir kritis yang diharapkan dapat terasah pada tahap ini adalah
evaluasi, eksplanasi dan regulasi diri. Evaluasi adalah kemampuan untuk menilai
kredibilitas suatu keyakinan, pendapat maupun informasi. Eksplanasi adalah
kemampuan untuk meyakinkan bahwa pernyataan yang sudah dibuat adalah
benar. Regulasi diri adalah kemampuan ssiwa untuk memeriksa ulang hasil
berpikirnya kemudian diperbaiki sehingga menghasilkan keputusan yang baik.13
Pada tahap ini siswa mengevaluasi prediksinya di awal dengan hasil
pengamatannya. Kemudian siswa menjelaskan keterkaitan antara prediksi dengan
hasil penagamatannya. Kemudian guru menilai kredibilitas pernyataan siswa.
Kemudian mengkonfirmasi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama
kegiatan. Dan meyakinkan kembali bahwasannya jawaban siswa kredibel.
Indikator evaluasi pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dari 45,45%
pada pretest menjadi 75,25% pada posttest dengan peningkatan N-Gain 0,55 dan
memiliki kategori sedang. Indikator eksplanasi pada kelas eksperimen mengalami
peningkatan dari 40,53% pada pretest menjadi 76,14% pada posttest dengan
peningkatan N-Gain 0,60 dan memiliki kategori sedang. Indikator regulasi diri
pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dari 44,70% pada pretest menjadi
56,06 % pada posttest dengan peningkatan N-Gain 0,21 dan memiliki kategori
rendah. Untuk kelas kontrol, indikator kemampuan berpikir kritis evaluasi dan
ekspalanasi memiliki kategori yang sama dengan kelas eksperimen yaitu sedang
tetapi pada indikator regulasi diri termasuk kategori rendah. Hal ini menunjukkan
bahwa indikator kemampuan berpikir kritis evaluasi dan eksplanasi cukup baik
pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Sedangkan pada indikator regulasi
diri menunjukkan bahwa siswa belum mampu memeriksa kembali hasil
berpikirnya. Hal ini dikarenakan menurut Peter A. Facione, regulasi diri
merupakan kemampuan berpikir kritis yang memiliki tingkat kesulitan yang
tinggi.
Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kritis, pada setiap indikator secara
umum mengalami peningkatan walaupun nilai peningkatannya berbeda. Hal
13
Ibid.
56
tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model predict observe
explain terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMAN 1 Kota
Tangerang Selatan pada konsep sistem pernapasan. Hasil penelitian ini selaras
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hikmah Wardatun yang menyatakan
bahwa model pembelajaran predict observe explain berpengaruh positif terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa.14
Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh
Tabitha Sri Hartati Wulandari, Amin, Siti Zubaidah, Mimien Henie IAM juga
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran predict observe explain
berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik.15
Nilai
yang memiliki presentase tertinggi setelah diberikan perlakuan adalah aspek
interpretasi.
.
14
Hikmah Wardatun, dkk, op.cit. 15
Tabitha Sri Hartati Wulandari, dkk, op.cit.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat
pengaruh model Predict Observe Explain terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa. Hal tersebut sesuai dengan uji hipotesis nilai posttest dengan perolehan
nilai signifikansi 0,00 < 0,05. Indikator kemampuan berpikir kritis yang memiliki
nilai N-Gain berkategori tinggi sebesar 0,71 adalah indikator interpretasi. Aspek
interpretasi dapat terasah pada tahap pertama POE ketika siswa membuat prediksi
dengan membaca data atau informasi yang ada di LKPD.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka dapat diajukan
beberapa saran untuk perbaikan di masa mendatangnya yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa secara optimal
dibutuhkan konsistensi dan keberlanjutan dalam penerapan model predict
observe explain pembelajaran yang berfokus pada peningkatan kemampuan
berpikir kritis siswa.
2. Untuk guru sebaiknya menerapkan model predict observe explain pada konsep
Biologi lainnya supaya siswa bisa belajar dengan melakukan pengamatan
langsung pada objek yang dipelajari.
3. Untuk peneliti memerlukan penelitian lebih lanjut terkait pengaruh model
pembelajaran POE terhadap kemampuan berpikir kritis di tempat berbeda
dengan memperhatikan saran-saran yang diberikan.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Cet. X, 2009.
California Critical Thinking Skill Test CCTST Test Manual. Published by Insight
Assessment, a Divison of The California Academic Press. Printed in The
United States of America. 2013
D. Moore, Kenneth. Effective Instructional Strategies From Theory to Practice.
USA: SAGE Publications. 2012.
De Bono, Edward. Revolusi Berpikir. Bandung: Mizan Pustaka. 2007.
E. B. Johnson, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna Diterjemahkan Dari Contextual
Teaching & Learning: What It Is And Why It’s Hero To Stay. Bandung:
Penerbit Kaifa, 2010.
Fithriyah Inayatul, Cholis Sa’dijah, Sisworo. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa kelas IX-D SMPN 17 Malang. Jurnal pendidikan Universitas Negeri
Malang. 2016.
Gunawan, Ade. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis siswa SMAN 2 Metro. 2012.
Haysom, Johnson. Michael Bowen. Predict, Observe, Explain. Activities
Enhancing Scientific Understanding. Virginia: NSTA Press. 2010.
Hikmah Wardatun, Sri Dwiastuti dan Puguh Karyanto. Pengaruh Model
Pembelajaran Predict Observe Explain Write Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Pendidikan Biologi. 2013.
Ika Permatasari, Obimita. Putut Marwoto. Penerapan Model Pembelajaran
Predict-Observe-Explain Berbasis Kontekstual untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Jurnal Ilmu Pendidikan
Fisika. 2017. Vol. 2. No. 2.
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015.
Karamustafaoglu, Sevilay. Understanding Electrhochemistry Concepts using the
POE Strategy. Eurasia Journal of Mathematics, Science abd Technology
Education. Vol. 11. No. 5. 2015.
59
Megayani dan Nurhalimah. Penerapan Strategi POE untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan di kelas VII
SMPN 2 Sumber Kabupaten Cirebon. Jurnal Bio Education. Vol. 2. No.
1. 2017.
Mulyani, Riska Mulyani., et. al., Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik melalui Implementasi Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis POE.
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. Vol. 5. 2017.
Nur Anisa Desi, Mohammad Masykuri dan Sri Yamtinah. Pengaruh Model
Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dan Sikap Ilmiah terhadap
Prestasi Belajar Siswa pada Materi Asam, Basa dan Garam kelas VII
Semester 1 SMPN 1 Jaten Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan
Kimia. 2013.
Peter A., and Noreen C, Facione. Critical Thinking: What It Is and Why It Counts.
USA: California Academic Press/Insight Assessment, 2015.
Pratiwi D.A dkk. 2015. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Rahma, Siti dan Kusasi, Muhammad. Meningkatkan Keterampilan Berpikri Kritis
dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Strategi Pembelajaran POE pada
Materi Larutan Elektrolit-Non Elektrolit dan Reaksi Reduksi Oksidasi.
Jurnal Inovasi Pendidikan Sains.Vol. 7. No. 1. 2016.
Pudya Ajunda Wima, Haryono, dan Sri Mulyani. Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas XII IPA
Semester Genap pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain
(POE) di SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal
Pendidikan Universitas Sebelas Maret, 2016.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2002.
Putri Suyanto, Yunita, Hadi Susanyo, Suharto Linuwih. Keefektifan Pengunaan
Strategi Predict, Observe and Explain untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kirits dan Kreatif Siswa. Unnes Physics Education Journal. 2012.
Vol. 1.
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Edisi Kedua, Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2014.
S. Hilario Jose. The Use a Predict-Observe-Explain-Explore (POEE) as a New
Teaching Startegy in General Chemistry-Laboratory. International
Journal of Education and Research. Vol. 3 No. 2. 2015
60
Saktiyono. IPA Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2007.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana. 2011. Cet. 8.
Sri Hartati Wulandari Tabitha. Dkk. Students’ Critical Thinking Improvement
Through PDEODE and STAD Combination in The Nutrition and Health
Lecture. International Journal of Evaluation and Research in Education
(IJERE). 6. 2017
Soenaryo, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cet. V. 2006.
Sofyan, Ahmad. Tonih Feronika. Burhanuddin Milama. Evaluasi Pembelajaran
IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006.
Suparno, Paul. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik &
Menyenangkan. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Yogyakarta.
2013,
Sudiadnyani, Pt, et. al., Pengaruh Model Pembelajaran POE terhadap Pemahaman
Konsep IPA Siswa Kelas IV SD di Kelurahan Banyuasri. 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Cet. 21. 2015.
Sunaryo Kuswana, Wowo. Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2011.
Sulistyowati, Endah dkk. 2016. Buku Siswa Biologi untuk SA/MA Kelas XI.
Klaten: PT Intan Pariwara
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Cet. 19. 2014.
Wardatun, Hikmah., et. al., Pengaruh Model Pembelajaran POEW terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMAN 2 Sukoharjo TA
2012/2013. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol. 7. 2015.
Widyaningrum, Ratna, et. al., Pengembangan Modul Berorientasi POE pada
Materi Pencemaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Inkuiri. Vol. 3. No. 2. 2014.
Yuliasih, Ratih., et. al., Pengaruh Model POE pada Materi Koloid terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. 2016.
Zubaidah, Siti. Berpikir Kritis: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi yang Dapat
Dikembangkan melalui Pembelajaran Sains. Seminar Nasional Sains
Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. 2010.
61
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : XI/II
Materi Pokok : Sistem Pernapasan
Sub Materi Pokok : Organ Pernapasan pada Manusia dan Hewan
Alokasi Waktu : 2x45 menit
Pertemuan Ke : 1
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
62
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem respirasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme pernapasan serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem respirasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan dan simulasi.
4.8 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan organ pernapasan/respirasi yang menyebabkan gangguan sistem
respirasi manusia melalui berbagai bentuk media presentasi
4.9 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh pencemaran
udara dan mengolah informasi beberapa resiko negatif merokok pada
remaja untuk menentukan keputusan
C. Indikator Pembelajaran
3.8.1 Menjelaskan pengertian bernapas
3.8.2 Mengidentifikasi organ penyusun pada sistem pernapasan manusia dan
hewan.
3.8.3 Menjelaskan fungsi dari organ pada sistem pernapasan manusia dan
hewan.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan
data/bereksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, diharapkan:
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian bernafas.
2. Siswa mampu menunjukkan organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia dan hewan.
3. Siswa mampu menjelaskan fungsi-fungsi organ penyusun sistem
pernapasan pada manusia dan hewan.
63
E. Materi Ajar
Bernapas adalah suatu proses dimana kita menghirup oksigen dari udara
serta mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Bernafas juga bisa diartikan
dengan penggunaan gas oksigen untuk pembakaran atau oksidasi senyawa organik
di dalam sel dan menghasilkan energi, penggunaan energi dan pengeluaran zat
sisa.
1. Organ Pernapasan pada Manusia
Organ pada sistem pernapasan manusia terdiri dari:
a. Rongga Hidung
Rongga hidung merupakan tempat masuknya udara pernapasan. Di dalam
rongga hidung, udara akan mengalami penyaringan dan penghangatan.
Penyaringan ditujukan kepada benda-benda asing yang tidak berbentuk gas,
misalnya debu. Benda-benda tersebut dihalangi oleh rambut-rambut di hidung.
Penghangatan yaitu mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh. Di
Organ Pernapasan pada Makhluk Hidup
Manusia Burung Reptil Cacing Serangga Ikan
Hidung
Faring
Trakea
Laring
Bronkus
Bronkiolus
Alveolus
Hidung
Trakea
Paru-Paru
Kantong Hawa
Hidung
Trakea
Paru-Paru
Permuk
aan
tubuh
Spirakel
Trakea
Kantong Hawa
Mulut
Insang
64
samping menghangatkan udara, adanya lender menyebabkan udara kering
yang masuk ke rongga hidung menjadi lembap.
b. Faring
Udara yang masuk ke faring akan menuju laring.
c. Laring
Pada bagian ini terdapat persimpangan antara saluran pencernaan dan saluran
pernapasan yang dinamakan anak tekak. Pada laring terdapat celah menuju
batang tenggorok atau epiglottis.
d. Trakea
Batang tenggorok bercabang menjadi sepasang cabang batang tenggorok atau
bronkus. Satu menuju ke paru-paru kanan dan satu lagi menuju ke paru-paru
kiri.
e. Paru-Paru
Paru-parung dibungkus oleh selaput pembungkus paru-paru yang disebut
pleura. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan perubahan
tekanan dalam rongga dada. Pada paru-paru terdapat bronkiolus dan alveolus.
Bronkiolus adalah cabang bronkus. Alveolus adalah saluran akhir dari alat
pernapasan. Alveolus berupa gelembung-gelembung udara. Dinding alveolus
yang tipis dan lembap akan mempermudah udara pernapasan melewatinya.
Pada bagian alveolus terjadi pertukaran O2 dari udara bebas ke sel-sel darah
dan CO2 dari sel-sel darah ke udara bebas.Selanjutnya O2 akan beredar ke
seluruh tubuh bersama darah dalam bentuk oksihemoglobin. Di dalam sel
tubuh, O2 dilepaskan dan selanjutnya dipergunakan untuk oksidasi biologi,
menghasilkan energi dan membebaskan zat sisa berupa CO2.
2. Organ Pernapasan pada Burung
Burung mempunyai alat pernapasan yaitu pundi-pundi udara. Pundi-pundi ini
berguna untuk menyimpan udara pada waktu terbang. Proses pernapasan
65
burung dimulai dari hidung-tenggorokan-pundi pundi udara. Ketika terbang,
pernapasan burung berasal dari udara yang tersimpan dalam pundi-pundi
udara, dan ketika tidak terbang burung mengisi pundi-pundi udaranya.
3. Organ Pernapasan pada Serangga
Alat pernapasan pada serangga berupa pembuluh trakea. Udara masuk dan
keluar melalui lubang kecil yang disebut spirakel atau stigma yang terdapat di
kanan kiri tubuhnya, dari stigma, udara terus masuk ke pembuluh trakea
memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Trakea memanjang ini selanjutnya
bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk mengantarkan
oksigen ke seluruh jaringan tubuh, dan dari sini mengangkut CO2.
4. Organ Pernapasan pada Ikan
Ikan bernapas dengan cara membuka dan menutup insang. Air yang masuk
melalui mulut akan dikeluarkan melalui insang. Pada saat air melewati
lembaran insang, terjadi pertukaran gas. Air yang banyak mengandung
oksigen, akan masuk melewati insang. Pada saat yang sama, karbondioksida
akan keluar melalui pembuluh darah lembaran insang. Pembuluh darah pun
akan mengikat oksigen yang berasal dari air. Pada saat tutup insang membuka,
air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air
melalui insang, CO2 pun dikeluarkan.
F. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : Predict Observe Explain
Metode pembelajaran : Diskusi, praktikum dan tanya jawab
66
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : LKPD, powerpoint, video, torso, gambar
Alat/Bahan : papan tulis, spidol, proyektor
Sumber belajar :
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2013. Konsep dan Penerapan Biologi SMA/MA
Kelas XI. Jakarta: Bailmu
Sulistyowati, Endah dkk. 2016. Buku Siswa Biologi untuk SA/MA Kelas
XI. Klaten: PT Intan Pariwara.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Kegiatan Awal
Pembukaan
- Memberikan salam dan
berdoa.
- Mengecek kehadiran
siswa.
- Menyiapkan media
pembelajaran (spidol,
laptop, LCD)
- Membagi siswa dalam
kelompok (6-7
kelompok) masing-
masing kelompok
beranggoatakan 6-7
orang
- Menjawab salam dan
berdoa.
- Menjawab ketika
guru mengabsen.
- Membentuk
kelompok
berdasarkan arahan
guru dan
mendapatkan LKPD
5 menit
Apersepsi
Menanyakan materi
sebelumnya mengenai
sistem pencernaan pada
manusia
Menjawab pertanyaan
guru: organ pada
sistem pencernaan
yaitu mulut,
kerongkongan,
lambung, usus halus,
usus besar, anus.
3 menit
Motivasi - Memuji siswa yang - Menanggapi pujian 2 menit
67
berani menjawab dan
memotivasi siswa yang
belum berani menjawab
- Menyampaikan KD dan
tujuan pembelajaran
yang harus dicapai.
guru
- Menyimak tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
Predict
- Menampilkan kasus
yang berkaitan dengan
organ pernapasan
- Memberikan
pertanyaan kepada
siswa. Apa yang
dimaksud dengan
bernapas? Apa saja
organ pernapasan pada
manusia? Manusia dan
burung mempunyai
organ pernapasan yang
sama yaitu paru-paru,
adakah perbedaannya?
Apa perbedaan sistem
pernapasan antara
burung dan serangga?
Apa organ pernapasan
yang khas pada ikan
mas, yang tidak
dimiliki oleh manusia,
serangga dan burung?
- Mengamati kasus
yang ditampilkan
- Menjawab
pertanyaan dari
guru: bernapas
adalah mengambil
oksigen dan
mengeluarkan
karbondioksida dan
uap air. Organ
pernapasan pada
manusia yaitu
hidung, faring,
trakea, bronkus,
bronkiolus, alveolus,
sel-sel tubuh.
Burung mempunyai
pundi-pundi udara,
sedangkan manusia
tidak. Burung
mengedarkan
oksigen melalui
sistem peredaran
darah sedangkan
serngga
menggunakan sistem
trakea. Ikan mas
memiliki insang,
sedangkan yang
lainnya tidak
memiliki insang,
15 menit
Observe
- Membimbing siswa
membuktikan
prediksinya melalui
pengamatan langsung
menggunakan torso
- Mengumpulkan data
dari torso manusia,
dan charta sistem
pernapasan hewan
dan sumber yang
35 menit
68
manusia, dan charta
sistem pernapasan
hewan.
- Menginstruksikan
siswa untuk
mengumpulkan
informasi dari berbagai
sumber
relevan lainnya.
- Berdiskusi dan
memproses data
yang diperolehnya
Explain
Meminta perwakilan
kelompok
mempresentasikan hasil
pengamatan dan
diskusinya di depan kelas
- Menganalisis hasil
pengamatan dan
menarik kesimpula
- Mempresentasikan
hasil pengamatan
dan diskusinya
didepan kelas serta
disimak dan
ditanggapi oleh
siswa lain
20 menit
Kegiatan Akhir
Penutup
- Menjelaskan
kesimpulan dari
pembelajaran hari ini.
- Mengevaluasi
ketercapaian indikator.
- Menyampaikan
informasi untuk materi
selanjutnya.
- Memberi salam
- Mengumpulkan
LKPD
- Menyimak
penjelasan guru.
- Menjawab soal
evaluasi yang
diberikan oleh guru
secara lisan.
- Menyimak informasi
dari guru tentang
materi selanjutnya.
- Menjawab salam
10 me
nit
I. Penilaian Hasil Belajar
Jenis Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen
Pedoman
Penskoran
Afektif Observasi Pernyataan berskala Terlampir
Psikomotorik Observasi Skala penilaian Terlampir
Kognitif Evaluasi soal Essay dan LKPD Terlampir
69
Jakarta, Januari 2019
Mengetahui:
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Hadi Prasetyo, S.Si, MM Riski Amalia
NIP. 19810301 201101 1 001 NIM. 1113016100028
70
Penilaian Afektif
Lembar Pengamatan Sikap
Kelas :
Hari, Tanggal :
Materi Pokok :
No Nama
Sikap
Total Rerata Ket
Jujur Disiplin Tanggung
jawab
Percaya
diri
Kreatif
dikelas
Kerja
sama
1
2
3
Dst
Nilai sikap =
Keterangan:
1 : Tidak pernah/tidak tampak
2 : Jarang
3 : Sering
4 : Sangat sering/selalu
Skor maksimum = 24
Nilai maksimum = 100
71
Penilaian Psikomotorik
Format Penilaian Hasil Diskusi Kelompok
No. Nama
Kelompok Aspek yang Dinilai
Skor Jumlah
1 2 3 4
1
Lembar soal dan diskusi dijawab
dengan baik, tepat dan lengkap
Keterbacaan jawaban yang diberikan
baik dan tepat
Dapat memberikan kesimpulan yang
baik dan tepat
Mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
2
Lembar soal dan diskusi dijawab
dengan baik, tepat dan lengkap
Keterbacaan jawaban yang diberikan
baik dan tepat
Dapat memberikan kesimpulan yang
baik dan tepat
Mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
Dst
Nilai =
x 100
Keterangan:
< 60 : Kurang
61 – 70 : Cukup
71 – 80 : Baik
81 – 100 : Sangat Baik
72
Penilaian Kognitif
Indikator Soal Kunci Jawaban No
Soal
Menjelaskan
pengertian
bernapas
Apa yang
dimaksud
dengan
bernapas
?
Bernafas adalah penghirupan oksigen dan
penggunaan gas oksigen untuk pembakaran atau
oksidasi senyawa organik di dalam sel dan
menghasilkan energi, penggunaan energi dan
pengeluaran zat sisa berupa karbondioksida dan
uap air.
1
Menjelaskan
fungsi dari
organ pada
sistem
pernapasan
manusia dan
hewan
Jelaskan
secara
urut
organ
pernapas
an pada
manusia
beserta
fungsinya
!
Hidung: keluar masuknya udara
Faring: persimpangan antara kerongkongan dan
tenggorokan
Laring: menyaring kotoran yang tidak tersaring
di hidung
Trakea: membagi paru-paru menjadi 2 cabang
(bronkus).
Bronkus: cabang batang tenggorok menuju ke
paru-paru kiri dan kanan.
Bronkiolus: menyalurkan udara dari bronkus ke
alveolus
Alveolus: pertukaran gas O2 dan CO2
2
Mengidentif
ikasi organ
penyusun
pada sistem
pernapasan
manusia dan
hewan.
Buatlah
tabel
checklist
organ
pernapas
an
manusia,
burung,
ikan,
serangga!
Tabel organ pernapasan! Organ Manusia Burung Ikan Serangga
Hidung √ √
Pundi
Udara √ √
Trakea √ √ √
Paru-
paru √ √
Insang √
Spirakel √
3
Rubrik Penilaian Kognitif
No.
Soal Kriteria Skor
1
Jika dapat menjelaskan proses dan hasil dari pernapasan dengan
tepat 4
Jika dapat menjelaskan proses dan hasil dari pernapasan dengan
kurang tepat 3
Jika dapat menjelaskan proses pernapasan 2
Jika dapat menjelaskan hasil dari pernapasan 1
Jika tidak menjawab 0
73
2
Jika dapat menyebutkan 6-5 organ beserta fungsinya dengan
tepat 4
Jika dapat menyebutkan 4-3 organ beserta fungsinya dengan
tepat 3
Jika dapat menyebutkan 2-1 organ beserta fungsinya dengan
tepat 2
Jika dapat menyebutkan 6 organ 1
Jika tidak menjawab 0
3
Jika dapat menyebutkan minimal 5 organ atau lebih beserta
persamaannya dengan tepat 4
Jika dapat menyebutkan 4-3 organ atau lebih beserta
persamaannya dengan tepat 3
Jika dapat menyebutkan 2-1 organ atau lebih beserta
persamaannya dengan tepat 2
Jika hanya menyebutkan organnya saja 1
Jika tidak menjawab 0
Nilai =
x 100
* Skor maksimal 12
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : XI/II
Materi Pokok : Sistem Pernapasan
Sub Materi Pokok : Mekanisme Pernapasan dan Bahaya Rokok pada
Kesehatan
Alokasi Waktu : 2x45 menit
Pertemuan Ke : 2
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
75
B. Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem respirasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme pernapasan serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem respirasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan dan simulasi.
4.8 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan organ pernapasan/respirasi yang menyebabkan gangguan sistem
respirasi manusia melalui berbagai bentuk media presentasi
4.9 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh pencemaran
udara dan mengolah informasi beberapa resiko negatif merokok pada
remaja untuk menentukan keputusan
C. Indikator Pembelajaran
3.8.3 Menyebutkan organ-organ yang terlibat pada proses mekanisme
pernapasan manusia
3.8.4 Menjelaskan proses mekanisme pernapasan manusia
3.8.5 Menyebutkan macam-macam mekanisme pernapasan pada manusia
4.8.1 Menyebutkan gangguan pada sistem pernapasan
4.9.1 Mengidentifikasi masalah bahaya asap rokok terhadap kesehatan paru-
paru manusia
4.9.2 Melakukan percobaan uji bahaya asap rokok bagi kesehatan paru-paru
manusia
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan
data/bereksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, diharapkan:
1. Siswa mampu menyebutkan organ-organ yang terlibat pada proses
pernapasan pada manusia
2. Siswa mampu menjelaskan proses mekanisme pernapasan pada manusia
76
3. Siswa mampu menyebutkan macam-macam mekanisme pernapasan pada
manusia.
4. Siswa mampu menyebutkan gangguan pada sistem pernapasan
5. Siswa mampu mengidentifikasi masalah bahaya asap rokok terhadap
kesehatan paru-paru manusia
6. Siswa mampu melakukan percobaan uji bahaya asap rokok bagi kesehatan
paru-paru manusia
E. Materi Ajar
1) Mekanisme Pernapasan
Bernapas adalah proses memasukkan udara pernapasan dari udara bebas ke
dalam tubuh serta mengeluarkan gas sisa ke udara bebas. Proses pemasukan udara
pernapasan disebut inspirasi. Sedangkan pengeluaran udara pernapasan disebut
ekspirasi. Berdasarkan otot yang berperan aktif, pernapasan manusia dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Pernapasan Dada
Otot yang berperan aktif pada pernapasan dada adalah otot antartulang rusuk.
Bila otot antartulang rusuk terangkat, maka volume rongga dada bertambah
besar sehingga tekanan rongga dada menjadi lebih kecil dari tekanan udara di
paru-paru. Proses ini disebut inspirasi. Sebaliknya, bila otot antartulang
tetrtarik ke posisi semula, maka volume rongga dada bertambah kecil
sehingga tekanan rongga dada menjadi lebih besar dari tekanan udara di paru-
paru. Proses ini disebut ekspirasi.
2. Pernapasan Perut
Otot yang berperan aktif pada pernapasan perut adalah otot diafragma. Bila
otot diafragma berkontraksi maka posisi diafragma akan mendatar maka
volume rongga dada bertambah sehingga tekanan udara dalam rongga dada
mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya aliran udara luar ke dalam
saluran pernapasan yang disebut inspirasi. Bila otot diafragma relaksasi maka
77
posisi diafragma akan cekung kea arah rongga dada sehingga tekanan udara
dalam rongga dada meningkat. Proses ini disebut eskpirasi.
2) Bahaya Rokok pada Kesehatan
Berbagai penelitian membuktikan bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan.
Merokok menganggu saluran pernapasan. Bahkan telah diketahui bahwa merokok
menyebabkan penyakit saluran pernapasan kronis dan sering menyebabkan
kematian. Perokok. Rokok adalah benda beracun yang sangat berbahaya bagi
orang yang merokok (perokok aktif) maupun orang di sekitar perokok yang tidak
merokok (perokok pasif). Merokok merupakan kebiasaan buruk. Orang yang
merokok memiliki napas yang pendek, mudah lelah, kemampuan indra penciuman
dan pengecap rasa berkurang, iritasi mata, sakit kepala dan pusing. Merokok
membuat nafsu makan berkurang sehingga rokok dapat menyebabkan kekurangan
gizi, pertumbuhan terhambat, dna kecerdasan sulit untuk berkembang.
Dalam waktu lama, orang yang merokok dapat terkena penyakit TBC,
hipertensi, jantung, osteoporosis, kerusakan rambut, mata dan gigi, penuaan dini
pada kulit, serta kanker paru-paru dan tenggorokan. Wanita hamil yang merokok
atau menjadi perokok pasif dapat menyalurkan zat-zat bercaun dari asap rokok
kepada janin yang dikandungnya melalui peredaran darah. Nikotin pada rokok
menyebabkan denyut jantung janin bertambah cepat, sedangkan karbonmonoksida
pada rokok menyebabkan berkurangnya oksigen yang diterima janin. Anak-anak
kecil yang orangtuanya merokok rentan menderita sesak nafas, infeksi telinga,
hidung da tenggorokan.
Asap rokok mengandung kurang lebih 4.000 bahan kima berbahaya. Dari
sekian banyak kandungan zat berbahaya dalam asap rokok, tiga bahan rokok yang
paling berbahaya bagi kesehatan adalah:
1. Nikotin
Nikotin dalam jumlah mempunyai pengaruh menenangkan, tetapi dapat
menyebabkan radang saluran pernapasan. Dalam jumlah yang besar, nikotin
dapat menyebabkan pernapasan berhenti. Bagi orang-orang yang bukan
perokok, menghisap 1-2 mg nikotin akan menyebabkan pusing, sakit kepala,
78
mual dan muntah, berkeringat, serta terasa sakit pada daerah lambung. Nikotin
menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung, sehingga
pekerjaan jantung menjadi lebih berat. Nikotin juga menimbulkan ketagihan
2. Karbon Monoksida
Karbon monoksida menyebabkan pembuluh darah akan menyempit dan
mengeras sehingga mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah.
Karbonmonoksida mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah mengikat
oksigen. Gabungan karbonmonoksida dan nikotin dapat mengakibatkan para
perokok menderita penyakit penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah.
3. Tar
Tar adalah komponen dalam asap rokok yang tertinggal sebagai sisa asap
rokok yang tertinggal sebagai sisa setelah nikotin dan tetesan-tetesan cairan
lainnya dihilangkan. Tar menyebabkan kanker. Sebatang rokok menghasilkan
10-30 mg tar. Kadar tar yang terkandung dalam rokok inilah yang
berhubungan dengan risiko timbulnya kanker.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Predict Observe Explain
Metode Pembelajaran : Diskusi, praktikum, dan tanya jawab
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : LKPD, alat peraga, video
Alat/Bahan : papan tulis, spidol, proyektor
Sumber belajar :
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2013. Konsep dan Penerapan Biologi SMA/MA
Kelas XI. Jakarta: Bailmu
Sulistyowati, Endah dkk. 2016. Buku Siswa Biologi untuk SA/MA Kelas
XI. Klaten: PT Intan Pariwara.
79
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Kegiatan Awal
Pembukaan
- Memberikan salam dan
berdoa.
- Mengecek kehadiran
siswa.
- Menyiapkan media
pembelajaran (spidol,
laptop, LCD)
- Meminta siswa untuk
duduk bersama
kelompoknya
- Menjawab salam dan
berdoa.
- Menjawab ketika guru
mengabsen.
- Duduk bersama
kelompoknya dan
mendapatkan LKPD
5 menit
Apersepsi
Menanyakan materi
sebelumnya mengenai
sistem pernapasan pada
manusia
Menjawab pertanyaan
guru: organ pada sistem
pernapasan manusia
yaittu hidung, faring,
trakea, bronkus,
bronkiolus, alveolus
3 menit
Motivasi
- Memuji siswa yang
berani menjawab dan
memotivasi siswa yang
belum berani menjawab
- Menyampaikan KD dan
tujuan pembelajaran
yang harus dicapai.
- Menanggapi pujian
guru
- Menyimak tujuan
pembelajaran 2 menit
Kegiatan Inti
Predict
- Menampilkan video
yang berkaitan dengan
mekanisme pernapasan
dan bahaya rokok
- Memberikan pertanyaan
kepada siswa. Mengapa
dada dan perut kita
kembang kempis?
Bagaimana mekanisme
pernapasan antara
perokok dan bukan
perokok? Penyakit apa
saja yang mungkin
menyerang seorang
- Mengamati video yang
ditampilkan
- Menjawab pertanyaan
dari guru: kembang
kempisnya perut
dikarenakan ada udara
yang masuk dan
keluar. Kondisi paru-
paru perokok kotor
sehingga fungsi organ
pernapasannya tidak
bekerja secara
maksimal. Penyakit
yang bisa menyerang
10 menit
80
perokok? seorang perokok
diantaranya kanker
paru-paru, jantung
coroner, serangan
jantung dan
sebagainya.
Observe
- Membimbing siswa
membuat alat peraga
- Membimbing siswa
membuktikan secara
langsung melalui
percobaan dengan
membuat alat peraga
sistem pernapasan
- Menginstruksikan siswa
untuk mengumpulkan
informasi dari berbagai
sumber
- Membuat alat peraga
- Mengumpulkan data
dari alat peraga dan
sumber yang relevan.
- Berdiskusi dan
memproses data yang
telah dilakukan dengan
prediksinya
45 menit
Explain
Meminta perwakilan
kelompok
mempresentasikan hasil
pengamatan dan
diskusinya di depan kelas
- Menganalisis hasil
pengamatan dan
menarik kesimpula
- Mempresentasikan
hasil pengamatan dan
diskusinya didepan
kelas serta disimak
dan ditanggapi oleh
siswa lain
15 menit
Kegiatan Akhir
Penutup
- Menjelaskan kesimpulan
dari pembelajaran hari
ini.
- Mengevaluasi
ketercapaian indikator.
- Menyampaikan
informasi untuk materi
selanjutnya.
- Memberi salam
- Mengumpulkan LKPD
- Menyimak penjelasan
guru.
- Menjawab soal
evaluasi yang
diberikan oleh guru
secara lisan.
- Menyimak informasi
dari guru tentang
materi selanjutnya.
- Menjawab salam
10 menit
81
I. Penilaian Hasil Belajar
Jenis Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen
Pedoman
Penskoran
Afektif Observasi Pernyataan berskala Terlampir
Psikomotorik Observasi Skala penilaian Terlampir
Kognitif Evaluasi soal Essay dan LKPD Terlampir
Jakarta, Januari 2019
Mengetahui:
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Hadi Prasetyo, S.Si, MM Riski Amalia
NIP. 19810301 201101 1 001 NIM. 1113016100028
82
Penilaian Afektif
Lembar Pengamatan Sikap
Kelas :
Hari, Tanggal :
Materi Pokok :
No Nama
Sikap
Total Rerata Ket
Jujur Disiplin Tanggung
jawab
Percaya
diri
Kreatif
dikelas
Kerja
sama
1
2
3
Dst
Nilai sikap =
Keterangan:
1 : Tidak pernah/tidak tampak
2 : Jarang
3 : Sering
4 : Sangat sering/selalu
Skor maksimum = 24
Nilai maksimum = 100
83
Penilaian Psikomotorik
Format Penilaian Hasil Diskusi Kelompok
No. Nama
Kelompok Aspek yang Dinilai
Skor Jumlah
1 2 3 4
1
Lembar soal dan diskusi dijawab
dengan baik, tepat dan lengkap
Keterbacaan jawaban yang diberikan
baik dan tepat
Dapat memberikan kesimpulan yang
baik dan tepat
Mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
2
Lembar soal dan diskusi dijawab
dengan baik, tepat dan lengkap
Keterbacaan jawaban yang diberikan
baik dan tepat
Dapat memberikan kesimpulan yang
baik dan tepat
Mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
Dst
Nilai =
x 100
Keterangan:
< 60 : Kurang
61 – 70 : Cukup
71 – 80 : Baik
81 – 100 : Sangat Baik
84
Penilaian Kognitif
Indikator Soal Kunci Jawaban No.
Soal
Menyebutkan
organ-organ yang
terlibat pada
proses mekanisme
pernapasan
manusia
Organ apa saja yang
terlibat dalam proses
mekanisme pernapasan?
Hidung, faring, laring,
trakea, bronkus,
bronkiolus, alveolus. 1
Menjelaskan
proses mekanisme
pernapasan
manusia
Jelaskan 2 mekanisme
pernapasan paa
manusia!
Inspirasi: proses
pemasukan udara
pernapasan
Ekspirasi: proses
pengeluaran udara
pernapasan
2
Membedakan
macam-macam
mekanisme
pernapasan pada
manusia
Berdasarkan otot yang
berperan aktif,
mekanisme pernapasan
manusia dibagi
menjadi?
Berdasarkan otot yang
berperan aktif, mekanisme
pernapasan manusia
dibagi menjadi 2 yaitu
pernapasan dada dan
pernapasan perut.
3
Menjelaskan
gangguan pada
sistem pernapasan
Jelaskan 4 gangguan
pada sistem pernapasan
manusia!
Menjelaskan 4 gangguan
pada sistem pernapasan 4
Mengidentifikasi
masalah bahaya
asap rokok
terhadap
kesehatan paru-
paru manusia
Sebutkan 4 penyakit
yang disebabkan oleh
asap rokok?
Kanker mulut, kanker
paru-paru, kanker
tenggorokan, kanker
kandung kemih, serangan
jantung, kecacatan tubuh
pada janin, gagal jantung
5
Rubrik Penilaian Kognitif
No.
Soal Kriteria Skor
1
Jika dapat menyebutkan 7-6 organ yang terlibat pada proses
pernapasan 4
Jika dapat menyebutkan 5-4 organ yang terlibat pada proses
pernapasan 3
Jika dapat menyebutkan 3-2 organ yang terlibat pada proses
pernapasan 2
Jika dapat menyebutkan 1 organ yang terlibat pada proses 1
85
pernapasan
Jika tidak menjawab 0
2
Jika dapat menjelaskan 2 mekanisme pernapasan pada manusia
secara tepat 4
Jika dapat menjelaskan 2 mekanisme pernapasan pada manusia
kurang tepat 3
Jika hanya menyebutkan 2 mekanisme pernapasan tanpa
menjelaskannya. 2
Jika hanya menyebutkan 1 mekanisme pernapasan tanpa
menjelaskannya. 1
Jika tidak menjawab 0
3
Jika dapat menyebutkan 4 mekanisme pernapasan berdasarkan
otot yang berperan pada manusia secara tepat 4
Jika dapat menyebutkan 3 mekanisme pernapasan berdasarkan
otot yang berperan pada manusia secara tepat 3
Jika dapat menyebutkan 2 mekanisme pernapasan berdasarkan
otot yang berperan pada manusia secara tepat 2
Jika dapat menyebutkan 1 mekanisme pernapasan berdasarkan
otot yang berperan pada manusia secara tepat 1
Jika tidak menjawab 0
4
Jika dapat menjelaskan 4 gangguan pernapasan pada manusia
dengan tepat. 4
Jika dapat menjelaskan 3 gangguan pernapasan pada manusia
dengan tepat. 3
Jika dapat menjelaskan 2 gangguan pernapasan pada manusia
dengan tepat. 2
Jika dapat menjelaskan 1 gangguan pernapasan pada manusia
dengan tepat. 1
Jika tidak menjawab. 0
5
Jika dapat menyebutkan 4 gangguan pernapasan akibat asap rokok
dengan tepat. 4
Jika dapat menyebutkan 3 gangguan pernapasan akibat asap rokok
dengan tepat. 3
Jika dapat menyebutkan 2 gangguan pernapasan akibat asap rokok
dengan tepat. 2
Jika dapat menyebutkan 1 gangguan pernapasan akibat asap rokok
dengan tepat. 1
Jika tidak menjawab. 0
Nilai =
x 100
* Skor maksimal 20
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : XI/II
Materi Pokok : Sistem Pernafasan
Sub Materi Pokok : Volume dan Kapasitas Total Paru-Paru
Alokasi Waktu : 2x45 menit
Pertemuan Ke : 3
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
87
B. Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem respirasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme pernapasan serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem respirasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan dan simulasi.
4.8 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan organ pernapasan/respirasi yang menyebabkan gangguan sistem
respirasi manusia melalui berbagai bentuk media presentasi
4.9 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh pencemaran
udara dan mengolah informasi beberapa resiko negatif merokok pada
remaja untuk menentukan keputusan
C. Indikator Pembelajaran
3.8.6 Menghitung jumlah udara pernapasan pada manusia dan hewan
3.8.7 Menyebutkan faktor yang mempengaruhi jumlah udara pernapasan
3.8.8 Menganalisis keterkaitan jumlah udara pernapasan dan faktor yang
mempengaruhinya
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan
data/bereksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, diharapkan:
1. Siswa mampu menghitung jumlah udara pernapasan pada manusia dan
hewan
2. Siswa mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
udara pernapasan
3. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara faktor-faktor dengan jumlah
udara pernapasan
88
E. Materi Ajar
Volume udara pernapasan dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Volume Tidal (udara pernapasan), yaitu volume udara yang masuk atau
keluar dari paru-paru selama pernapasan normal. Volume tidal pada laki-laki
± 500 mL, sedangkan wanita sekitar ± 380 mL.
2. Volume cadangan inspirasi (udara komplementer), yaitu volume udara
yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru secara maksimal setelah
inspirasi normal. Udara komplementer pada laki-laki ± 3.100 mL, sedangkan
wanita sekitar ± 1.900 mL.
3. Volume cadangan ekspirasi (udara cadangan), yaitu volume udara yang
masih dapat dikeluarkan dalam paru-paru secara maksimal setelah melakukan
ekspirasi normal. Udara cadangan pada laki-laki ± 1.200 mL, sedangkan
wanita sekitar ± 800 mL.
4. Volume Residu, yaitu udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah
melakukan ekspirasi maksimal. Volume udara residu pada laki laki ± 1.200
mL, sedangkan wanita sekitar 1.000 mL.
5. Kapasitas Vital Paru-Paru, yaitu udara yang dapat dihembuskan semaksimal
mungkin setelah melakukan inspirasi secara maksimal. Kapasitas vital paru-
paru adalah jumlah volume udara pernapasan + volume udara komplementer +
volume udara cadangan
6. Volume Total Paru-Paru, yaitu udara yang tertampung maksimal di dalam
paru-paru. Volume total paru-paru adalah jumlah udara residu + kapasitas
vital paru-paru.
Cepat atau lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu sebagai berikut:
a. Umur
Umumnya semakin bertambahnya umur seseorang akan makin rendag
frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan makin
berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.
b. Jenis Kelamin
89
Umumnya laki-laki lebih banyak gerak, sehingga lebih banyak memerlukan
energi. Hal ini menunjukkan bahwa proses metabolisme pada pria jauh lebih
tinggi daripada wanita.
c. Suhu Tubuh
Makin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini
berhubungan erat dengan peningkatan proses metabolisme, sehingga
diperlukan peningkatan pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
d. Aktivitas Tubuh
Orang yang giat melakukan aktivitas memerlukan lebih banyak energi
daripada orang yang sedang santai atau tidur. Untuk memenuhi kebutuhan
energi tersebut tubuh perlu lebih banyak oksigen untuk pernapasan sehingga
tubuh perlu meningkatkan frekuensi pernapasannya.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Predict Observe Explain
Metode Pembelajaran : Diskusi, praktikum, dan tanya jawab
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : LKPD, respirometer, alat peraga, video
Alat/Bahan : papan tulis, spidol, proyektor
Sumber belajar :
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2013. Konsep dan Penerapan Biologi SMA/MA
Kelas XI. Jakarta: Bailmu
Sulistyowati, Endah dkk. 2016. Buku Siswa Biologi untuk SA/MA Kelas
XI. Klaten: PT Intan Pariwara.
90
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Kegiatan Awal
Pembukaan
- Memberikan salam
dan berdoa.
- Mengecek kehadiran
siswa.
- Menyiapkan media
pembelajaran (spidol,
laptop, LCD)
- Meminta siswa untuk
duduk bersama
kelompoknya
- Menjawab salam
dan berdoa.
- Menjawab ketika
guru mengabsen.
- Duduk bersama
kelompoknya dan
mendapatkan LKPD
5 menit
Apersepsi
Menanyakan materi
sebelumnya mengenai
mekanisme pernapasan
Menjawab pertanyaan
guru: pada proses
inspirasi terjadi proses
pengambilan oksigen
sedangkan ekspirasi
pelepasan
karbondioksida.
3 menit
Motivasi
- Memuji siswa yang
berani menjawab dan
memotivasi siswa
yang belum berani
menjawab
- Menyampaikan KD
dan tujuan
pembelajaran yang
harus dicapai.
- Menanggapi pujian
guru
- Menyimak tujuan
pembelajaran
2 menit
Kegiatan Inti
Predict
- Menampilkan video
yang berkaitan dengan
udara pernapasan pada
manusia saat santai
dan berlari.
- Memberikan
pertanyaan kepada
siswa. Apakah setiap
orang memiliki
volume udara
pernapasan yang
- Mengamati video
yang ditampilkan
- Menjawab
pertanyaan dari
guru: volume udara
setiap orang
berbeda. Faktor
yang
mempengaruhinya
yaitu aktivitas, jenis
kelamin, usia, suhu.
10 menit
91
sama? Apa yang
membedakannya?
Bagaimana hubungan
antara faktor yang
mempengaruhinya
dengan volume udara
pernapasan?
Bagaimana dengan
seorang perokok?
Semakin
bertambahnya umur
seseorang, akan
makin rendah
frekuensi
pernapasannya.
Laki-laki memilki
frekuensi
pernapasan yang
lebih tinggi
dibandingkan
perempuan. Makin
tinggi suhu tubuh,
semakin cepat
frekuensinya.
Semakin berat
aktivitas yang
dilakukan maka
frekuensi
pernapasan semakin
cepat. Dikarenakan
fungsi organ
pernapasan seorang
perokok bekerja
tidak maksimal,
maka volume udara
pernapasannya pun
menjadi rendah.
Observe
- Membimbing siswa
membuat alat peraga
- Membimbing siswa
membuktikan secara
langsung melalui
percobaan dengan
membuat alat peraga
sistem pernapasan
- Menginstruksikan
siswa untuk
mengumpulkan
informasi dari berbagai
sumber
- Membuat alat
peraga
- Mengumpulkan data
dari alat peraga dan
sumber yang
relevan.
- Berdiskusi dan
memproses data
yang telah dilakukan
dengan prediksinya
45 menit
Explain
Meminta perwakilan
kelompok
mempresentasikan hasil
pengamatan dan
- Menganalisis hasil
pengamatan dan
menarik kesimpula
- Mempresentasikan
15 menit
92
diskusinya di depan
kelas
hasil pengamatan
dan diskusinya
didepan kelas serta
disimak dan
ditanggapi oleh
siswa lain
Kegiatan Akhir
Penutup
- Menjelaskan
kesimpulan dari
pembelajaran hari ini.
- Mengevaluasi
ketercapaian indikator.
- Menyampaikan
informasi untuk materi
selanjutnya.
- Mengumpulkan
LKPD
- Menyimak
penjelasan guru.
- Menjawab soal
evaluasi yang
diberikan oleh guru
secara lisan.
- Menyimak
informasi dari guru
tentang materi
selanjutnya.
10 menit
I. Penilaian Hasil Belajar
Jenis Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen
Pedoman
Penskoran
Afektif Observasi Pernyataan berskala Terlampir
Psikomotorik Observasi Skala penilaian Terlampir
Kognitif Evaluasi soal Essay dan LKPD Terlampir
Jakarta, Januari 2019
Mengetahui:
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Hadi Prasetyo, S.Si, MM Riski Amalia
NIP. 19810301 201101 1 001 NIM. 1113016100028
93
Penilaian Afektif
Lembar Pengamatan Sikap
Kelas :
Hari, Tanggal :
Materi Pokok :
No Nama
Sikap
Total Rerata Ket
Jujur Disiplin Tanggung
jawab
Percaya
diri
Kreatif
dikelas
Kerja
sama
1
2
3
Dst
Nilai sikap =
Keterangan:
1 : Tidak pernah/tidak tampak
2 : Jarang
3 : Sering
4 : Sangat sering/selalu
Skor maksimum = 24
Nilai maksimum = 100
94
Penilaian Psikomotorik
Format Penilaian Hasil Diskusi Kelompok
No. Nama
Kelompok Aspek yang Dinilai
Skor Jumlah
1 2 3 4
1
Lembar soal dan diskusi dijawab
dengan baik, tepat dan lengkap
Keterbacaan jawaban yang diberikan
baik dan tepat
Dapat memberikan kesimpulan yang
baik dan tepat
Mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
2
Lembar soal dan diskusi dijawab
dengan baik, tepat dan lengkap
Keterbacaan jawaban yang diberikan
baik dan tepat
Dapat memberikan kesimpulan yang
baik dan tepat
Mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
Dst
Nilai =
x 100
Keterangan:
< 60 : Kurang
61 – 70 : Cukup
71 – 80 : Baik
81 – 100 : Sangat Baik
95
Penilaian Kognitif
Indikator Soal Kunci Jawaban No
Soal
Menghitung
jumlah udara
pernapasan
pada manusia
Diketahui data volume udara
pernapasan sebagai berikut:
Volume tidal= 500ml
Volume cadangan ekspirasi=
1500ml
Volume cadangan inspirasi=
1500ml
Volume Residu= 1500ml
Berdasarkan data volume udara
tersebut, kapasitas vital paru-
parunya adalah? Jelaskan apa
pengertian KPV dan rumus
KPV!
Volume udara yang dapat
dihembuskan semaksimal
mungkin setelah
melakukan inspirasi
secara maksimal disebut
kapasitas vital paru-paru
(KVP).
KVP = VT+VI+VE
Jadi, KVP =
500+1500+1500 = 3500
1
Menyebutkan
faktor yabg
mempengaru
hi frekuensi
pernapasan.
Apa saja faktor yang
mempengaruhi frekuensi
pernapasan pada manusia?
Umur, jenis kelamin,
suhu tubuh, aktivitas
tubuh
2
Menganalisis
keterkaitan
jumlah udara
pernapasan
dan faktor
yang
mempengaru
hinya
Bagaimana pengaruh faktor
tersebut terhadap frekuensi
pernapasan?
1.Semakin bertambahnya
umur seseorang, akan
makin rendah frekuensi
pernapasannya.
2.Laki-laki memilki
frekuensi pernapasan
yang lebih tinggi
dibandingkan
perempuan.
3.Makin tinggi suhu
tubuh, semakin cepat
frekuensinya.
4.Semakin berat aktivitas
yang dilakukan maka
frekuensi pernapasan
semakin cepat.
3
Rubrik Penilaian Kognitif
No.
Soal Kriteria Skor
1 Jika dapat menjelaskan pengertian KVP, menuliskan rumus KVP 4
96
dan menghitung KVP dengan tepat
Jika dapat menjelaskan pengertian KVP, menuliskan rumus KVP
dan menghitung KVP dengan kurang tepat 3
Jika dapat menjelaskan pengertian KVP atau menuliskan rumus
KVP atau menghitung KVP dengan tepat 2
Jika dapat menjelaskan pengertian KVP atau menuliskan rumus
KVP atau menghitung KVP dengan kurang tepat 1
Jika tidak menjawab 0
2
Jika menyebutkan 4 faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernapasan dengan tepat 4
Jika menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernapasan dengan tepat 3
Jika menyebutkan 2 faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernapasan dengan tepat 2
Jika menyebutkan 1 faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernapasan dengan tepat 1
Jika tidak menjawab 0
3
Jika dapat menjelaskan 4 faktor dan mengaitkannya dengan
frekuensi pernapasan secara tepat 4
Jika dapat menjelaskan 3 faktor dan mengaitkannya dengan
frekuensi pernapasan secara tepat 3
Jika dapat menjelaskan 2 faktor dan mengaitkannya dengan
frekuensi pernapasan secara tepat 2
Jika dapat menjelaskan 1 faktor dan mengaitkannya dengan
frekuensi pernapasan secara tepat 1
Jika tidak menjawab 0
Nilai =
x 100
* Skor maksimal 12
97
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : XI/II
Materi Pokok : Sistem Pernapasan
Sub Materi Pokok : Organ Pernapasan pada Manusia dan Hewan
Alokasi Waktu : 2x45 menit
Pertemuan Ke : 1
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
98
B. Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem respirasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme pernapasan serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem respirasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan dan simulasi.
4.8 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan organ pernapasan/respirasi yang menyebabkan gangguan sistem
respirasi manusia melalui berbagai bentuk media presentasi
4.9 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh pencemaran
udara dan mengolah informasi beberapa resiko negatif merokok pada
remaja untuk menentukan keputusan
C. Indikator Pembelajaran
3.8.1 Menjelaskan pengertian bernapas
3.8.2 Mengidentifikasi organ penyusun pada sistem pernapasan manusia dan
hewan
3.8.3 Menjelaskan fungsi dari organ pada sistem pernapasan manusia dan
hewan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan
data/bereksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, diharapkan:
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian bernapas.
2. Siswa mampu menunjukkan organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia dan hewan.
3. Siswa mampu menjelaskan fungsi-fungsi organ penyusun sistem
pernapasan pada manusia dan hewan.
99
E. Materi Ajar
Bernapas adalah suatu proses dimana kita menghirup oksigen dari udara
serta mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Bernafas juga bisa diartikan
dengan penggunaan gas oksigen untuk pembakaran atau oksidasi senyawa organik
di dalam sel dan menghasilkan energi, penggunaan energi dan pengeluaran zat
sisa.
1. Organ Pernapasan pada Manusia
Organ pada sistem pernapasan manusia terdiri dari:
a. Rongga Hidung
Rongga hidung merupakan tempat masuknya udara pernapasan. Di dalam
rongga hidung, udara akan mengalami penyaringan dan penghangatan.
Penyaringan ditujukan kepada benda-benda asing yang tidak berbentuk
gas, misalnya debu. Benda-benda tersebut dihalangi oleh rambut-rambut di
hidung. Penghangatan yaitu mengubah suhu udara agar sesuai dengan
suhu tubuh. Di samping menghangatkan udara, adanya lender
menyebabkan udara kering yang masuk ke rongga hidung menjadi lembap.
Organ Pernapasan pada Makhluk Hidup
Manusia Burung Reptil Cacing Serangga Ikan
Hidung
Faring
Trakea
Laring
Bronkus
Bronkiolus
Alveolus
Hidung
Trakea
Paru-Paru
Kantong Hawa
Hidung
Trakea
Paru-Paru
Permuk
aan
tubuh
Spirakel
Trakea
Kantong Hawa
Mulut
Insang
100
b. Faring
Udara yang masuk ke faring akan menuju laring.
c. Laring
Pada bagian ini terdapat persimpangan antara saluran pencernaan dan
saluran pernapasan yang dinamakan anak tekak. Pada laring terdapat celah
menuju batang tenggorok.
d. Trakea
Batang tenggorok bercabang menjadi sepasang cabang batang tenggorok
atau bronkus. Satu menuju ke paru-paru kanan dan satu lagi menuju ke
paru-paru kiri.
e. Paru-Paru
Paru-parung dibungkus oleh selaput pembungkus paru-paru yang disebut
pleura. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan perubahan
tekanan dalam rongga dada. Pada paru-paru terdapat bronkiolus dan
alveolus. Bronkiolus adalah cabang bronkus. Alveolus adalah saluran
akhir dari alat pernapasan. Alveolus berupa gelembung-gelembung udara.
Dinding alveolus yang tipis dan lembap akan mempermudah udara
pernapasan melewatinya. Pada bagian alveolus terjadi pertukaran O2 dari
udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara
bebas.Selanjutnya O2 akan beredar ke seluruh tubuh bersama darah dalam
bentuk oksihemoglobin. Di dalam sel tubuh, O2 dilepaskan dan
selanjutnya dipergunakan untuk oksidasi biologi, menghasilkan energi dan
membebaskan zat sisa berupa CO2.
2. Organ Pernapasan pada Burung
Burung mempunyai alat pernapasan yaitu pundi-pundi udara. Pundi-pundi ini
berguna untuk menyimpan udara pada waktu terbang. Proses pernapasan
burung dimulai dari hidung-tenggorokan-pundi pundi udara. Ketika terbang,
101
pernapasan burung berasal dari udara yang tersimpan dalam pundi-pundi
udara, dan ketika tidak terbang burung mengisi pundi-pundi udaranya.
4. Organ Pernapasan pada Serangga
Alat pernapasan pada serangga berupa pembuluh trakea. Udara masuk dan
keluar melalui lubang kecil yang disebut spirakel atau stigma yang terdapat di
kanan kiri tubuhnya, dari stigma, udara terus masuk ke pembuluh trakea
memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Trakea memanjang ini selanjutnya
bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk mengantarkan
oksigen ke seluruh jaringan tubuh, dan dari sini mengangkut CO2.
5. Organ Pernapasan pada Ikan
Ikan bernapas dengan cara membuka dan menutup insang. Air yang masuk
melalui mulut akan dikeluarkan melalui insang. Pada saat air melewati
lembaran insang, terjadi pertukaran gas. Air yang banyak mengandung
oksigen, akan masuk melewati insang. Pada saat yang sama, karbondioksida
akan keluar melalui pembuluh darah lembaran insang. Pembuluh darah pun
akan mengikat oksigen yang berasal dari air. Pada saat tutup insang membuka,
air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air
melalui insang, CO2 pun dikeluarkan.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Cooperative Learning
Metode pembelajaran : Diskusi, praktikum dan tanya jawab
102
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : LKPD, gambar, powerpoint
Alat/Bahan : papan tulis, spidol, proyektor
Sumber belajar :
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2013. Konsep dan Penerapan Biologi SMA/MA
Kelas XI. Jakarta: Bailmu
Sulistyowati, Endah dkk. 2016. Buku Siswa Biologi untuk SA/MA Kelas
XI. Klaten: PT Intan Pariwara.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Kegiatan Awal
Pembukaan
- Memberikan salam dan
berdoa.
- Mengecek kehadiran
siswa.
- Menyiapkan media
pembelajaran (spidol,
laptop, LCD)
- Membagi siswa dalam
kelompok (6-7
kelompok) masing-
masing kelompok
beranggoatakan 6-7
orang
- Menjawab salam dan
berdoa.
- Menjawab ketika
guru mengabsen.
- Membentuk
kelompok
berdasarkan arahan
guru dan
mendapatkan LKPD
5 menit
Apersepsi
Menanyakan materi
sebelumnya mengenai
sistem pencernaan pada
manusia
Menjawab pertanyaan
guru: organ pada
sistem pencernaan
yaitu mulut,
kerongkongan,
lambung, usus halus,
3 menit
103
usus besar, anus.
Kegiatan Inti
Mengamati Menampilkan gambar
organ pernapasan
Mengamati gambar
organ pernapasan yang
ditampilkan oleh guru
7 menit
Menanya
Mengarahkan peserta
didik untuk mengajukan
pertanyaan berkaitan
dengan organ pernapasan
pada manusia dan hewan
Menanyakan berbagai
hal mengenai organ
pernapasan pada
manusia dan hewan
8 menit
Mengumpul
kan Data
Membagikan LKPD
kepada setiap kelompok
untuk didiskusikan
bersama kelompoknya
Mencari dan
mengumpulkan
informasi yang
berkaitan dengan
LKPD
20 menit
Mengasosias
i
Membimbing peserta
didik dalam kegiatan
diskusi untuk membahas
hasil pengamatan dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai literature
untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat pada
LKPD
Berdiskusi dengan
kelompok masing-
masing nengenai
pertanyaan-pertanyaan
yang ada di LKPD
20 menit
Mengkomun
ikasikan
Meminta perwakilan
kelompok
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas
Mempresentasikan
hasil diskusinya
didepan kelas serta
disimak dan ditanggapi
oleh siswa lainnya
15 menit
Kegiatan Akhir
Penutup
- Meminta siswa
mengumpulkan LKPD
- Menjelaskan
kesimpulan dari
pembelajaran hari ini.
- Mengevaluasi
ketercapaian indikator.
- Menyampaikan
informasi untuk materi
selanjutnya.
- Memberi salam
- Mengumpulkan
LKPD
- Menyimak penjelasan
guru.
- Menjawab soal
evaluasi yang
diberikan oleh guru
secara lisan.
- Menyimak informasi
dari guru tentang
materi selanjutnya.
- Menjawab salam
10 menit
104
I. Penilaian Hasil Belajar
Jenis Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen
Pedoman
Penskoran
Afektif Observasi Pernyataan berskala Terlampir
Psikomotorik Observasi Skala penilaian Terlampir
Kognitif Evaluasi soal Essay dan LKPD Terlampir
Jakarta, Januari 2019
Mengetahui:
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Hadi Prasetyo, S.Si, MM Riski Amalia
NIP. 19810301 201101 1 001 NIM. 1113016100028
105
Penilaian Afektif
Lembar Pengamatan Sikap
Kelas :
Hari, Tanggal :
Materi Pokok :
No Nama
Sikap
Total Rerata Ket
Jujur Disiplin Tanggung
jawab
Percaya
diri
Kreatif
dikelas
Kerja
sama
1
2
3
Dst
Nilai sikap =
Keterangan:
1 : Tidak pernah/tidak tampak
2 : Jarang
3 : Sering
4 : Sangat sering/selalu
Skor maksimum = 24
Nilai maksimum = 100
106
Penilaian Psikomotorik
Format Penilaian Hasil Diskusi Kelompok
No. Nama
Kelompok Aspek yang Dinilai
Skor Jumlah
1 2 3 4
1
Lembar soal dan diskusi dijawab
dengan baik, tepat dan lengkap
Keterbacaan jawaban yang diberikan
baik dan tepat
Dapat memberikan kesimpulan yang
baik dan tepat
Mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
2
Lembar soal dan diskusi dijawab
dengan baik, tepat dan lengkap
Keterbacaan jawaban yang diberikan
baik dan tepat
Dapat memberikan kesimpulan yang
baik dan tepat
Mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
Dst
Nilai =
x 100
Keterangan:
< 60 : Kurang
61 – 70 : Cukup
71 – 80 : Baik
81 – 100 : Sangat Baik
107
Penilaian Kognitif
Indikator Soal Kunci Jawaban No
Soal
Menjelaskan
pengertian
bernapas
Apa yang
dimaksud
dengan
bernapas
?
Bernafas adalah penghirupan oksigen dan
penggunaan gas oksigen untuk pembakaran atau
oksidasi senyawa organik di dalam sel dan
menghasilkan energi, penggunaan energi dan
pengeluaran zat sisa berupa karbondioksida dan
uap air.
1
Menjelaskan
fungsi dari
organ pada
sistem
pernapasan
manusia dan
hewan
Jelaskan
secara
urut
organ
pernapas
an pada
manusia
beserta
fungsinya
!
Hidung: keluar masuknya udara
Tekak (faring): persimpangan antara
kerongkongan dan tenggorokan
Tenggorokan (trakea): menyaring kotoran yang
tidak tersaring di hidung
Cabang tenggorokan (bronkus): cabang batang
tenggorok menuju ke paru-paru kiri dan kanan.
Bronkiolus: menyalurkan udara dari bronkus ke
alveolus
Alveolus: pertukaran gas O2 dan CO2
2
Mengidentif
ikasi organ
penyusun
pada sistem
pernapasan
manusia dan
hewan.
Buatlah
tabel
checklist
organ
pernapas
an
manusia,
burung,
ikan,
serangga!
Tabel organ pernapasan! Organ Manusia Burung Ikan Serangga
Hidung √ √
Pundi
Udara √
Trakea √ √ √
Paru-
paru √ √
Insang √
Spirakel √
3
Rubrik Penilaian Kognitif
No.
Soal Kriteria Skor
1
Jika dapat menjelaskan proses dan hasil dari pernapasan dengan
tepat 4
Jika dapat menjelaskan proses dan hasil dari pernapasan dengan
kurang tepat 3
Jika dapat menjelaskan proses pernapasan 2
Jika dapat menjelaskan hasil dari pernapasan 1
Jika tidak menjawab 0
108
2
Jika dapat menyebutkan 6-5 organ beserta fungsinya dengan
tepat 4
Jika dapat menyebutkan 4-3 organ beserta fungsinya dengan
tepat 3
Jika dapat menyebutkan 2-1 organ beserta fungsinya dengan
tepat 2
Jika dapat menyebutkan 6 organ 1
Jika tidak menjawab 0
3
Jika dapat menyebutkan minimal 5 organ atau lebih beserta
persamaannya dengan tepat 4
Jika dapat menyebutkan 4-3 organ atau lebih beserta
persamaannya dengan tepat 3
Jika dapat menyebutkan 2-1 organ atau lebih beserta
persamaannya dengan tepat 2
Jika hanya menyebutkan organnya saja 1
Jika tidak menjawab 0
Nilai =
x 100
* Skor maksimal 12
109
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : XI/II
Materi Pokok : Sistem Pernapasan
Sub Materi Pokok : Mekanisme Pernapasan dan Bahaya Rokok pada
Kesehatan
Alokasi Waktu : 2x45 menit
Pertemuan Ke : 2
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
110
B. Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem respirasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme pernapasan serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem respirasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan dan simulasi.
4.8 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan organ pernapasan/respirasi yang menyebabkan gangguan sistem
respirasi manusia melalui berbagai bentuk media presentasi
4.9 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh pencemaran
udara dan mengolah informasi beberapa resiko negatif merokok pada
remaja untuk menentukan keputusan
C. Indikator Pembelajaran
3.8.4 Menyebutkan organ-organ yang terlibat pada proses mekanisme
pernapasan manusia
3.8.5 Menjelaskan proses mekanisme pernapasan manusia.
3.8.6 Membedakan macam-macam mekanisme pernapasan pada manusia
4.8.1 Menjelaskan gangguan sistem pernapasan pada manusia.
4.9.1 Mengidentifikasi masalah bahaya asap rokok terhadap kesehatan paru-
paru manusia
4.9.2 Melakukan percobaan uji bahaya asap rokok bagi kesehatan paru-paru
manusia
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan
data/bereksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, diharapkan:
1. Siswa mampu menyebutkan organ-organ yang terlibat pada proses
pernapasan pada manusia.
2. Siswa mampu menjelaskan proses mekanisme pernapasan pada manusia.
111
3. Siswa mampu membedakan macam-macam mekanisme pernapasan pada
manusia.
4. Siswa mampu menjelaskan gangguan pada sistem pernapasan.
5. Siswa mampu mengidentifikasi masalah bahaya asap rokok terhadap
kesehatan paru-paru manusia.
6. Siswa mampu melakukan percobaan uji bahaya asap rokok bagi kesehatan
paru-paru manusia
E. Materi Ajar
Mekanisme Pernapasan
Bernapas adalah proses memasukkan udara pernapasan dari udara bebas ke
dalam tubuh serta mengeluarkan gas sisa ke udara bebas. Proses pemasukan udara
pernapasan disebut inspirasi. Sedangkan pengeluaran udara pernapasan disebut
ekspirasi. Berdasarkan otot yang berperan aktif, pernapasan manusia dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Pernapasan Dada
Otot yang berperan aktif pada pernapasan dada adalah otot antartulang rusuk.
Bila otot antartulang rusuk terangkat, maka volume rongga dada bertambah
besar sehingga tekanan rongga dada menjadi lebih kecil dari tekanan udara di
paru-paru. Proses ini disebut inspirasi. Sebaliknya, bila otot antartulang
tetrtarik ke posisi semula, maka volume rongga dada bertambah kecil
sehingga tekanan rongga dada menjadi lebih besar dari tekanan udara di paru-
paru. Proses ini disebut ekspirasi.
2. Pernapasan Perut
Otot yang berperan aktif pada pernapasan perut adalah otot diafragma. Bila
otot diafragma berkontraksi maka posisi diafragma akan mendatar maka
volume rongga dada bertambah sehingga tekanan udara dalam rongga dada
mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya aliran udara luar ke dalam
saluran pernapasan yang disebut inspirasi. Bila otot diafragma relaksasi maka
posisi diafragma akan cekung kea arah rongga dada sehingga tekanan udara
dalam rongga dada meningkat. Proses ini disebut eskpirasi.
112
Bahaya Rokok pada Kesehatan
Berbagai penelitian membuktikan bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan.
Merokok menganggu saluran pernapasan. Bahkan telah diketahui bahwa merokok
menyebabkan penyakit saluran pernapasan kronis dan sering menyebabkan
kematian. Perokok. Rokok adalah benda beracun yang sangat berbahaya bagi
orang yang merokok (perokok aktif) maupun orang di sekitar perokok yang tidak
merokok (perokok pasif). Merokok merupakan kebiasaan buruk. Orang yang
merokok memiliki napas yang pendek, mudah lelah, kemampuan indra penciuman
dan pengecap rasa berkurang, iritasi mata, sakit kepala dan pusing. Merokok
membuat nafsu makan berkurang sehingga rokok dapat menyebabkan kekurangan
gizi, pertumbuhan terhambat, dna kecerdasan sulit untuk berkembang.
Dalam waktu lama, orang yang merokok dapat terkena penyakit TBC,
hipertensi, jantung, osteoporosis, kerusakan rambut, mata dan gigi, penuaan dini
pada kulit, serta kanker paru-paru dan tenggorokan. Wanita hamil yang merokok
atau menjadi perokok pasif dapat menyalurkan zat-zat bercaun dari asap rokok
kepada janin yang dikandungnya melalui peredaran darah. Nikotin pada rokok
menyebabkan denyut jantung janin bertambah cepat, sedangkan karbonmonoksida
pada rokok menyebabkan berkurangnya oksigen yang diterima janin. Anak-anak
kecil yang orangtuanya merokok rentan menderita sesak nafas, infeksi telinga,
hidung da tenggorokan.
Asap rokok mengandung kurang lebih 4.000 bahan kima berbahaya. Dari
sekian banyak kandungan zat berbahaya dalam asap rokok, tiga bahan rokok yang
paling berbahaya bagi kesehatan adalah:
a. Nikotin
Nikotin dalam jumlah mempunyai pengaruh menenangkan, tetapi dapat
menyebabkan radang saluran pernapasan. Dalam jumlah yang besar, nikotin
dapat menyebabkan pernapasan berhenti. Bagi orang-orang yang bukan
perokok, menghisap 1-2 mg nikotin akan menyebabkan pusing, sakit kepala,
mual dan muntah, berkeringat, serta terasa sakit pada daerah lambung. Nikotin
menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung, sehingga
pekerjaan jantung menjadi lebih berat. Nikotin juga menimbulkan ketagihan
113
b. Karbon Monoksida
Karbon monoksida menyebabkan pembuluh darah akan menyempit dan
mengeras sehingga mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah.
Karbonmonoksida mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah mengikat
oksigen. Gabungan karbonmonoksida dan nikotin dapat mengakibatkan para
perokok menderita penyakit penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah.
c. Tar
Tar adalah komponen dalam asap rokok yang tertinggal sebagai sisa asap
rokok yang tertinggal sebagai sisa setelah nikotin dan tetesan-tetesan cairan
lainnya dihilangkan. Tar menyebabkan kanker. Sebatang rokok menghasilkan
10-30 mg tar. Kadar tar yang terkandung dalam rokok inilah yang
berhubungan dengan risiko timbulnya kanker.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Cooperative Learning
Metode pembelajaran : Diskusi, praktikum dan tanya jawab
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : LKPD, powerpoint, video
Alat/Bahan : papan tulis, spidol, proyektor
Sumber belajar :
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2013. Konsep dan Penerapan Biologi SMA/MA
Kelas XI. Jakarta: Bailmu
Sulistyowati, Endah dkk. 2016. Buku Siswa Biologi untuk SA/MA Kelas
XI. Klaten: PT Intan Pariwara.
114
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Kegiatan Awal
Pembukaan
- Memberikan salam dan
berdoa.
- Mengecek kehadiran
siswa.
- Menyiapkan media
pembelajaran (spidol,
laptop, LCD)
- Meminta siswa untuk
duduk bersama
kelompoknya
- Menjawab salam dan
berdoa.
- Menjawab ketika guru
mengabsen.
- Duduk bersama
kelompoknya dan
mendapatkan LKPD
5 menit
Apersepsi
Menanyakan materi
sebelumnya mengenai
sistem pernapasan pada
manusia
Menjawab pertanyaan
guru: organ pada sistem
pernapasan manusia
yaittu hidung, faring,
trakea, bronkus,
bronkiolus, alveolus
3 menit
Motivasi - Memuji siswa yang
berani menjawab dan
memotivasi siswa yang
belum berani menjawab
- Menyampaikan KD dan
tujuan pembelajaran
yang harus dicapai.
- Menanggapi pujian
guru
- Menyimak tujuan
pembelajaran
2 menit
Kegiatan inti
Mengamati
Menampilkan video
mekanisme pernapasan
pada paru-paru sehat dan
perokok
Mengamati video
mekanisme pernapasan
pada paru-paru sehat
dan perokok yang
ditampilkan oleh guru
7 menit
Menanya
Mengarahkan peserta
didik untuk mengajukan
pertanyaan berkaitan
dengan mekanisme
pernapasan dan bahaya
rokok bagi kesehatan
Menanyakan berbagai
hal mengenai
mekanisme pernapasan
dan bahaya rokok bagi
kesehatan
8 menit
Mengumpul
kan Data
Membagikan LKPD
kepada setiap kelompok
Mencari dan
mengumpulkan 20 menit
115
untuk didiskusikan
bersama kelompoknya
informasi yang
berkaitan dengan LKPD
Mengasosias
i
Membimbing peserta
didik dalam kegiatan
diskusi untuk membahas
hasil pengamatan dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai literatur
untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat pada
LKPD
Berdiskusi dengan
kelompok masing-
masing nengenai
pertanyaan-pertanyaan
yang ada di LKPD
20 menit
Mengkomun
ikasikan
Meminta perwakilan
kelompok
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas
Mempresentasikan hasil
diskusinya didepan
kelas serta disimak dan
ditanggapi oleh siswa
lainnya
15 menit
Kegiatan Akhir
Penutup
- Menjelaskan
kesimpulan dari
pembelajaran hari ini.
- Mengevaluasi
ketercapaian indikator.
- Menyampaikan
informasi untuk materi
selanjutnya.
- Memberi salam
- Mengumpulkan LKPD
- Menyimak penjelasan
guru.
- Menjawab soal
evaluasi yang
diberikan oleh guru
secara lisan.
- Menyimak informasi
dari guru tentang
materi selanjutnya.
- Menjawab salam
10 menit
I. Penilaian Hasil Belajar
Jenis Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen
Pedoman
Penskoran
Afektif Observasi Pernyataan berskala Terlampir
Psikomotorik Observasi Skala penilaian Terlampir
Kognitif Evaluasi soal Essay dan LKPD Terlampir
116
Jakarta, Januari 2019
Mengetahui:
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Hadi Prasetyo, S.Si, MM Riski Amalia
NIP. 19810301 201101 1 001 NIM. 1113016100028
117
Penilaian Afektif
Lembar Pengamatan Sikap
Kelas :
Hari, Tanggal :
Materi Pokok :
No Nama
Sikap
Total Rerata Ket
Jujur Disiplin Tanggung
jawab
Percaya
diri
Kreatif
dikelas
Kerja
sama
1
2
3
Dst
Nilai sikap =
Keterangan:
1 : Tidak pernah/tidak tampak
2 : Jarang
3 : Sering
4 : Sangat sering/selalu
Skor maksimum = 24
Nilai maksimum = 100
118
Penilaian Psikomotorik
Format Penilaian Hasil Diskusi Kelompok
No. Nama
Kelompok Aspek yang Dinilai
Skor Jumlah
1 2 3 4
1
Lembar soal dan diskusi dijawab
dengan baik, tepat dan lengkap
Keterbacaan jawaban yang diberikan
baik dan tepat
Dapat memberikan kesimpulan yang
baik dan tepat
Mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
2
Lembar soal dan diskusi dijawab
dengan baik, tepat dan lengkap
Keterbacaan jawaban yang diberikan
baik dan tepat
Dapat memberikan kesimpulan yang
baik dan tepat
Mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
Dst
Nilai =
x 100
Keterangan:
< 60 : Kurang
61 – 70 : Cukup
71 – 80 : Baik
81 – 100 : Sangat Baik
119
Penilaian Kognitif
Indikator Soal Kunci Jawaban No.
Soal
Menyebutkan
organ-organ yang
terlibat pada
proses mekanisme
pernapasan
manusia
Organ apa saja yang
terlibat dalam proses
mekanisme pernapasan?
Hidung, faring, laring,
trakea, bronkus,
bronkiolus, alveolus. 1
Menjelaskan
proses mekanisme
pernapasan
manusia
Jelaskan 2 mekanisme
pernapasan paa
manusia!
Inspirasi: proses
pemasukan udara
pernapasan
Ekspirasi: proses
pengeluaran udara
pernapasan
2
Membedakan
macam-macam
mekanisme
pernapasan pada
manusia
Berdasarkan otot yang
berperan aktif,
mekanisme pernapasan
manusia dibagi
menjadi?
Berdasarkan otot yang
berperan aktif, mekanisme
pernapasan manusia
dibagi menjadi 2 yaitu
pernapasan dada dan
pernapasan perut.
3
Menjelaskan
gangguan pada
sistem pernapasan
Jelaskan 4 gangguan
pada sistem pernapasan
manusia!
Menjelaskan 4 gangguan
pada sistem pernapasan 4
Mengidentifikasi
masalah bahaya
asap rokok
terhadap
kesehatan paru-
paru manusia
Sebutkan 4 penyakit
yang disebabkan oleh
asap rokok?
Kanker mulut, kanker
paru-paru, kanker
tenggorokan, kanker
kandung kemih, serangan
jantung, kecacatan tubuh
pada janin, gagal jantung
5
Rubrik Penilaian Kognitif
No.
Soal Kriteria Skor
1
Jika dapat menyebutkan 7-6 organ yang terlibat pada proses
pernapasan 4
Jika dapat menyebutkan 5-4 organ yang terlibat pada proses
pernapasan 3
Jika dapat menyebutkan 3-2 organ yang terlibat pada proses
pernapasan 2
120
Jika dapat menyebutkan 1 organ yang terlibat pada proses
pernapasan 1
Jika tidak menjawab 0
2
Jika dapat menjelaskan 2 mekanisme pernapasan pada manusia
secara tepat 4
Jika dapat menjelaskan 2 mekanisme pernapasan pada manusia
kurang tepat 3
Jika hanya menyebutkan 2 mekanisme pernapasan tanpa
menjelaskannya. 2
Jika hanya menyebutkan 1 mekanisme pernapasan tanpa
menjelaskannya. 1
Jika tidak menjawab 0
3
Jika dapat menyebutkan 4 mekanisme pernapasan berdasarkan
otot yang berperan pada manusia secara tepat 4
Jika dapat menyebutkan 3 mekanisme pernapasan berdasarkan
otot yang berperan pada manusia secara tepat 3
Jika dapat menyebutkan 2 mekanisme pernapasan berdasarkan
otot yang berperan pada manusia secara tepat 2
Jika dapat menyebutkan 1 mekanisme pernapasan berdasarkan
otot yang berperan pada manusia secara tepat 1
Jika tidak menjawab 0
4
Jika dapat menjelaskan 4 gangguan pernapasan pada manusia
dengan tepat. 4
Jika dapat menjelaskan 3 gangguan pernapasan pada manusia
dengan tepat. 3
Jika dapat menjelaskan 2 gangguan pernapasan pada manusia
dengan tepat. 2
Jika dapat menjelaskan 1 gangguan pernapasan pada manusia
dengan tepat. 1
Jika tidak menjawab. 0
5
Jika dapat menyebutkan 4 gangguan pernapasan akibat asap rokok
dengan tepat. 4
Jika dapat menyebutkan 3 gangguan pernapasan akibat asap rokok
dengan tepat. 3
Jika dapat menyebutkan 2 gangguan pernapasan akibat asap rokok
dengan tepat. 2
Jika dapat menyebutkan 1 gangguan pernapasan akibat asap rokok
dengan tepat. 1
Jika tidak menjawab. 0
Nilai =
x 100
* Skor maksimal 20
121
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : XI/II
Materi Pokok : Sistem Pernapasan
Sub Materi Pokok : Volume Pernapasan
Alokasi Waktu : 2x45 menit
Pertemuan Ke : 3
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
122
B. Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem respirasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme pernapasan serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem respirasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan dan simulasi.
4.8 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan organ pernapasan/respirasi yang menyebabkan gangguan sistem
respirasi manusia melalui berbagai bentuk media presentasi
4.9 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh pencemaran
udara dan mengolah informasi beberapa resiko negatif merokok pada
remaja untuk menentukan keputusan
C. Indikator Pembelajaran
3.8.7 Menghitung jumlah udara pernapasan pada manusia dan hewan
3.8.8 Menyebutkan faktor yang mempengaruhi jumlah udara pernapasan
3.8.9 Menganalisis keterkaitan jumlah udara pernapasan dan faktor yang
mempengaruhinya
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan
data/bereksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, diharapkan:
1. Siswa mampu menghitung jumlah udara pernapasan pada manusia dan
hewan
2. Siswa mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
udara pernapasan
3. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara faktor-faktor dengan jumlah
udara pernapasan
123
E. Materi Ajar
Volume dan kapasitas paru-paru pada setiap orang berbeda-beda,
tergantung pada beberapa faktor, misalnya jenis kelamin, usia, postur tubuh,
aktivutas dan kekuatan bernafas. Volume udara pernapasan dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu:
1. Volume Tidal (udara pernapasan), yaitu volume udara yang masuk atau
keluar dari paru-paru selama pernapasan normal. Volume tidal pada laki-laki
± 500 mL, sedangkan wanita sekitar ± 380 mL.
2. Volume cadangan inspirasi (udara komplementer), yaitu volume udara
yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru secara maksimal setelah
inspirasi normal. Udara komplementer pada laki-laki ± 3.100 mL, sedangkan
wanita sekitar ± 1.900 mL.
3. Volume cadangan ekspirasi (udara cadangan), yaitu volume udara yang
masih dapat dikeluarkan dalam paru-paru secara maksimal setelah melakukan
ekspirasi normal. Udara cadangan pada laki-laki ± 1.200 mL, sedangkan
wanita sekitar ± 800 mL.
4. Volume Residu, yaitu udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah
melakukan ekspirasi maksimal. Volume udara residu pada laki laki ± 1.200
mL, sedangkan wanita sekitar 1.000 mL.
5. Kapasitas Vital Paru-Paru, yaitu udara yang dapat dihembuskan semaksimal
mungkin setelah melakukan inspirasi secara maksimal. Kapasitas vital paru-
paru adalah jumlah volume udara pernapasan + volume udara komplementer +
volume udara cadangan.
6. Volume Total Paru-Paru, yaitu udara yang tertampung maksimal di dalam
paru-paru. Volume total paru-paru adalah jumlah udara residu + kapasitas
vital paru-paru.
Cepat atau lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut:
e. Umur
124
Umumnya semakin bertambahnya umur seseorang akan makin rendag
frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan makin
berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.
f. Jenis Kelamin
Umumnya laki-laki lebih banyak gerak, sehingga lebih banyak memerlukan
energi. Hal ini menunjukkan bahwa proses metabolisme pada pria jauh lebih
tinggi daripada wanita.
g. Suhu Tubuh
Makin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini
berhubungan erat dengan peningkatan proses metabolisme, sehingga
diperlukan peningkatan pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
h. Aktivitas Tubuh
Orang yang giat melakukan aktivitas memerlukan lebih banyak energi
daripada orang yang sedang santai atau tidur. Untuk memenuhi kebutuhan
energi tersebut tubuh perlu lebih banyak oksigen untuk pernapasan sehingga
tubuh perlu meningkatkan frekuensi pernapasannya.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Cooperative Learning
Metode pembelajaran : Diskusi, praktikum dan tanya jawab
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : LKPD, video, powerpoint
Alat/Bahan : papan tulis, spidol, proyektor
Sumber belajar :
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2013. Konsep dan Penerapan Biologi SMA/MA
Kelas XI. Jakarta: Bailmu
125
Sulistyowati, Endah dkk. 2016. Buku Siswa Biologi untuk SA/MA Kelas
XI. Klaten: PT Intan Pariwara.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Kegiatan Awal
Pembukaan
- Memberikan salam dan
berdoa.
- Mengecek kehadiran
siswa.
- Menyiapkan media
pembelajaran (spidol,
laptop, LCD)
- Meminta siswa untuk
duduk bersama
kelompoknya
- Menjawab salam
dan berdoa.
- Menjawab ketika
guru mengabsen.
- Duduk bersama
kelompoknya dan
mendapatkan
LKPD
5 menit
Apersepsi
Menanyakan materi
sebelumnya mengenai
mekanisme pernapasan
Menjawab
pertanyaan guru:
pada proses inspirasi
terjadi proses
pengambilan oksigen
sedangkan ekspirasi
pelepasan
karbondioksida.
3 menit
Motivasi
- Memuji siswa yang
berani menjawab dan
memotivasi siswa yang
belum berani menjawab
- Menyampaikan KD dan
tujuan pembelajaran
yang harus dicapai.
- Menanggapi pujian
guru
- Menyimak tujuan
pembelajaran 2 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
Menampilkan video
orang yang sedang
berjalan santai dengan
yang sehabis berlari
Mengamati video
ditampilkan oleh guru 7 menit
126
Menanya
Mengarahkan peserta
didik untuk
mengajukan
pertanyaan berkaitan
dengan video yang
ditampilkan
Menanyakan berbagai hal
mengenai video yang
ditampilkan
8 menit
Mengumpulk
an Data
Membagikan LKPD
kepada setiap
kelompok untuk
didiskusikan bersama
kelompoknya
Mencari dan
mengumpulkan informasi
yang berkaitan dengan
LKPD
20 menit
Mengasosiasi
Membimbing peserta
didik dalam kegiatan
diskusi untuk
membahas hasil
pengamatan dan
mengumpulkan
informasi dari
berbagai literatur
untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat pada
LKPD
Berdiskusi dengan
kelompok masing-masing
nengenai pertanyaan-
pertanyaan yang ada di
LKPD
20 menit
Mengkomuni
kasikan
Meminta perwakilan
kelompok
mempresentasikan
hasil diskusinya di
depan kelas
Mempresentasikan hasil
diskusinya didepan kelas
serta disimak dan
ditanggapi oleh siswa
lainnya
15 menit
Kegiatan Akhir
Penutup
- Menjelaskan
kesimpulan dari
pembelajaran hari
ini.
- Mengevaluasi
ketercapaian
indikator.
- Menyampaikan
informasi untuk
materi selanjutnya.
- Memberi salam
- Mengumpulkan LKPD
- Menyimak penjelasan
guru.
- Menjawab soal evaluasi
yang diberikan oleh
guru secara lisan.
- Menyimak informasi
dari guru tentang materi
selanjutnya.
- Menjawab salam
10 menit
I. Penilaian Hasil Belajar
Jenis Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen
Pedoman
Penskoran
127
Afektif Observasi Pernyataan berskala Terlampir
Psikomotorik Observasi Skala penilaian Terlampir
Kognitif Evaluasi soal Essay dan LKPD Terlampir
Jakarta, Januari 2019
Mengetahui:
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Hadi Prasetyo, S.Si, MM Riski Amalia
NIP. 19810301 201101 1 001 NIM. 1113016100028
128
Penilaian Afektif
Lembar Pengamatan Sikap
Kelas :
Hari, Tanggal :
Materi Pokok :
No Nama
Sikap
Total Rerata Ket
Jujur Disiplin Tanggung
jawab
Percaya
diri
Kreatif
dikelas
Kerja
sama
1
2
3
Dst
Nilai sikap =
Keterangan:
1 : Tidak pernah/tidak tampak
2 : Jarang
3 : Sering
4 : Sangat sering/selalu
Skor maksimum = 24
Nilai maksimum = 100
129
Penilaian Psikomotorik
Format Penilaian Hasil Diskusi Kelompok
No. Nama
Kelompok Aspek yang Dinilai
Skor Jumlah
1 2 3 4
1
Lembar soal dan diskusi dijawab
dengan baik, tepat dan lengkap
Keterbacaan jawaban yang diberikan
baik dan tepat
Dapat memberikan kesimpulan yang
baik dan tepat
Mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
2
Lembar soal dan diskusi dijawab
dengan baik, tepat dan lengkap
Keterbacaan jawaban yang diberikan
baik dan tepat
Dapat memberikan kesimpulan yang
baik dan tepat
Mengkomunikasikan hasil diskusi
dengan baik dan benar
Dst
Nilai =
x 100
Keterangan:
< 60 : Kurang
61 – 70 : Cukup
71 – 80 : Baik
81 – 100 : Sangat Baik
130
Penilaian Kognitif
Indikator Soal Kunci Jawaban No
Soal
Menghitung
jumlah udara
pernapasan
pada manusia
Diketahui data volume udara
pernapasan sebagai berikut:
Volume tidal= 500ml
Volume cadangan ekspirasi=
1500ml
Volume cadangan inspirasi=
1500ml
Volume Residu= 1500ml
Berdasarkan data volume udara
tersebut, kapasitas vital paru-
parunya adalah? Jelaskan apa
pengertian KPV dan rumus
KPV!
Volume udara yang dapat
dihembuskan semaksimal
mungkin setelah
melakukan inspirasi
secara maksimal disebut
kapasitas vital paru-paru
(KVP).
KVP = VT+VI+VE
Jadi, KVP =
500+1500+1500 = 3500
1
Menyebutkan
faktor yabg
mempengaru
hi frekuensi
pernapasan.
Apa saja faktor yang
mempengaruhi frekuensi
pernapasan pada manusia?
Umur, jenis kelamin,
suhu tubuh, aktivitas
tubuh
2
Menganalisis
keterkaitan
jumlah udara
pernapasan
dan faktor
yang
mempengaru
hinya
Bagaimana pengaruh faktor
tersebut terhadap frekuensi
pernapasan?
5.Semakin bertambahnya
umur seseorang, akan
makin rendah frekuensi
pernapasannya.
6.Laki-laki memilki
frekuensi pernapasan
yang lebih tinggi
dibandingkan
perempuan.
7.Makin tinggi suhu
tubuh, semakin cepat
frekuensinya.
8.Semakin berat aktivitas
yang dilakukan maka
frekuensi pernapasan
semakin cepat.
3
Rubrik Penilaian Kognitif
No.
Soal Kriteria Skor
1 Jika dapat menjelaskan pengertian KVP, menuliskan rumus KVP 4
131
dan menghitung KVP dengan tepat
Jika dapat menjelaskan pengertian KVP, menuliskan rumus KVP
dan menghitung KVP dengan kurang tepat 3
Jika dapat menjelaskan pengertian KVP atau menuliskan rumus
KVP atau menghitung KVP dengan tepat 2
Jika dapat menjelaskan pengertian KVP atau menuliskan rumus
KVP atau menghitung KVP dengan kurang tepat 1
Jika tidak menjawab 0
2
Jika menyebutkan 4 faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernapasan dengan tepat 4
Jika menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernapasan dengan tepat 3
Jika menyebutkan 2 faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernapasan dengan tepat 2
Jika menyebutkan 1 faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernapasan dengan tepat 1
Jika tidak menjawab 0
3
Jika dapat menjelaskan 4 faktor dan mengaitkannya dengan
frekuensi pernapasan secara tepat 4
Jika dapat menjelaskan 3 faktor dan mengaitkannya dengan
frekuensi pernapasan secara tepat 3
Jika dapat menjelaskan 2 faktor dan mengaitkannya dengan
frekuensi pernapasan secara tepat 2
Jika dapat menjelaskan 1 faktor dan mengaitkannya dengan
frekuensi pernapasan secara tepat 1
Jika tidak menjawab 0
Nilai =
x 100
* Skor maksimal 12
132
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK I
Organ Pernapasan Makhluk Hidup
Kelas Eksperimen
Kelompok :
Nama Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan pengertian bernapas
2. Mengidentifikasi organ penyusun pada sistem
pernapasan manusia dan hewan
3. Menjelaskan fungsi dari organ pada sistem pernapasan
manusia dan hewan
133
SISTEM PERNAPASAN MAKHLUK HIDUP
Sistem pernapasan pada manusia memiliki tugas yang berat setiap hari. Manusia
bernapas sebanayk 12 hingga 20 kali per menit, yang berlangsung secara terus
menerus tanpa henti. Bernapas merupakan proses pengambilan oksigen (O2) dari
udara untuk proses oksidasi serta pengeluaran karbondioksida (CO2) dan air (H2O)
sebagai sisa hasil oksidasi. Setiap manusia memerlukan bernapas, begitu pula
manusia. Manusia bernapas menggunakan paru-paru, begitu pula dengan burung.
Walaupun mempunyai organ pernapasan yang sama, ada beberapa organ
pernapasan yang berbeda antara manusia dan burung. Begitu pula dengan
belalang, walaupun burung dan belalang bisa terbang tetapi organ pernapasan
mereka berbeda. Ternyata hewan-hewan yang tinggal didarat memiliki berbagai
perbedaan di sistem pernapasannya. Jika kita bandingkan dengan hewan yang
hidup di air misalnya ikan mas, apakah ikan mas memiliki persamaan organ
pernapasan dengan hewan yang hidup didarat?
Nah, kira-kira apa saja perbedaan organ-organ yang dimiliki oleh manusia, burung,
belalang dan ikan. Tuliskan organ-organ tersebut di tabel 1 ! Bagaimana dengan
fungsi organ tersebut, jelaskan pada tabel 2 !
Tabel 1 Organ Pernapasan Manusia dan Hewan
Tuliskan nama organ dan berilah tanda checklist di bagian
manusia/burung/belalang/ikan mas !
No Organ Manusia Burung Belalang Ikan Mas
134
Tabel 2. Fungsi Organ Pernapasan
No Organ Fungsi
Untuk membuktikan prediksi kalian, mari kita selidiki dengan melakukan
pengamatan langsung. Sebelumnya siapkan alat dan bahan berikut ini !
Alat dan Bahan
1. Torso manusia
2. Charta ikan
3. Charta serangga
4. Charta burung
Cara Kerja
1. Amati persamaan dan perbedaan sistem pernapasan manusia,
serangga, ikan dan burung
2. Carilah informasi mengenai sistem pernapasan pada manusia dan
hewan dengan menyertakan sumbernya
3. Catat hasil pengamatan dalam tabel 1 dan 2
135
Tabel 3 Organ Pernapasan Manusia dan Hewan
Tuliskan nama organ dan berilah tanda checklist di bagian
manusia/burung/belalang/ikan mas !
No Organ Manusia Burung Belalang Ikan Mas
Tabel 4 Fungsi Organ Pernapasan
No Organ Fungsi
136
Apakah prediksi yang kalian buat sudah sesuai dengan
informasi, bukti dan data yang kalian dapatkan? Jelaskan!
DAFTAR PUSTAKA
137
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK II
Mekanisme Pernapasan dan Bahaya Rokok pada Kesehatan
Kelas Eksperimen
Kelompok :
Nama Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
TUJUAN PEMBELAJARAN
4. Menyebutkan organ-organ yang terlibat pada
mekanisme pernapasan manusia.
5. Menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia.
6. Menyebutkan macam-macam pernapasan pada manusia.
7. Menyebutkan gangguan pada sistem pernapasan.
8. Mengidentifikasi masalah bahaya rokok terhadap
kesehatan paru-paru manusia.
138
MEKANISME PERNAPASAN
Menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya. Sederhananya, begitulah kira-kira
mekanisme pernapasan. Nyatanya, bernapas memiliki proses yang panjang.bagaimana
prosesnya? Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam proses inspirasi dan ekspirasi
maka mekanisme pernapasan dibedakan menjadi dua macam yaitu pernapasan dada dan
perut. Bagaimana mekanismenya?
Gambar diatas memperlihatkan bagaimana kondisi paru-paru orang sehat dan perokok.
Asap rokok mengandung banyak bahan kimia yang membahayakan sistem pernapasan.
Paparan secara terus menerus dari asap rokok akan mengubah struktur seluler paru-paru.
Dinding elastis di dalam saluran udara akan rusak. Ini berarti bahwa ada area permukaan
yang kurang berfungsi diparu-paru yang mengakibatkan kesulitan bernapas dan sulitnya
pertukaran udara. Jika banyak bagian dalam paru-paru yang rusak akibat asap rokok maka
jangan heran jika paru-paru perokok tidak bisa memproses udara yang masuk dengan benar
dan optimal.. Apabila Anda merokok yang rugi tentunya adalah diri Anda sendiri juga
orang lain yang harus ikut menghirup asap rokok yang Anda hembuskan. Paru-paru
perokok adalah salah satu contoh efek yang paling merugikan, kalau Anda masih sayang
dengan kondisi paru-paru Anda berhentilah merokok mulai dari sekarang. Meski mungkin
tidak mudah menghentikan kebiasan merokok yang sudah berlangsung lama namun tidak
ada kata terlambat untuk berhenti merokok.
Sumber:
www.honestdocs.id
https://www.pelajaran.co.id/2017/08/pengertian-mekanisme-pernapasan-pada-manusia-
pernapasan-dada-dan-pernapasan-perut.html
https://kaltim.tribunnews.com/2018/05/02/perawat-ini-tunjukkan-beda-antara-paru-paru-
sehat-dan-pecandu-rokok-saat-sedang-kembang-kempis
https://www.androphedia.com/kondisi-paru-paru-akibat-rokok/
139
Berdasarkan informasi diatas, buatlah prediksi dari pertanyaan-
pertanyaan dibawah ini!
1. Bagaimana mekanisme pernapasan pada manusia?
2. Bagaimana kondisi paru-paru yang sehat dan paru-paru seorang
perokok?
3. Apa saja gangguan yang terjadi pada sistem pernapasan akibat
asap rokok?
TULISKAN PREDIKSIMU DISINI
140
Untuk membuktikan prediksimu, lakukanlah kegiatan berikut ini!
Alat dan bahan : 1. Botol plastik bekas air mineral 2. Gunting 3. Balon tiga buah 4. Plastisin secukupnya 5. Karet gelang 6. Kapas 7. Sedotan
Kegiatan 1
1. Persiapkan semua alat dan bahan
2. Potong ¾ bagian bawah botol
3. Potong lubang balon paling atas
4. Tutup bagian bawah botol dengan balon yang sudah dipotong
5. Masukkan kapas secukupnya pada kedua balon
6. Ambil dua balon kemudian ikatkan kepada dua sedotan dengan
menggunakan karet gelang
7. Masukkan sedotan yang sudah diikat dengan balon ke dalam botol ½
bagian
8. Tutup botol dengan plastisin
9. Tuliskan perumpaan alat peragamu dengan sistem pernapasan pada
manusia di tabel 1
10. Bila sudah terangkai, kamu dapat melakukan simulasi pernapasan dada
dan perut pada manusia. Sebelum memulainya, pastikan terlebih dahulu
balon yang berada di dalam botol dalam keadaan kempis
11. Tarik bagian tengah diafragma, lalu perhatikan apa yang terjadi pada
kedua balon.
12. Tekan sisi kanan dan kiri tengah botol, lalu perhatikan apa yang terjadi
pada dua balon yang ada didalam botol.
13. Bandingkan kerja otot antar tulang rusuk, paru-paru dan diafragma
14. Catat hasil pengamatan Anda dan berilah tanda checklist di tabel 2
141
Tabel 2 Hasil Pengamatan Ekspirasi dan Inspirasi (chekclistlah!)
Pernapasan
Dada
Otot Antar Tulang Rusuk Tulang Rusuk Paru-Paru Warna
Kapas Kontraksi Relaksasi Naik Turun Mengembang Mengempis
Inspirasi
Ekspirasi
Perna
pasan
Perut
Otot Antar Tulang Rusuk Diafragma Paru-Paru Warna
Kapas Kontraksi Relaksasi Mendatar Melengkung Mengembang Mengempis
Inspir
asi
Ekspi
rasi
Analogikan alat peragamu dengan sistem pernapasan pada manusia!
Tabel 1. Analogi Alat Peraga dan Organ Pernapasan
Alat Peraga Organ Pernapasan
142
Tabel 3 Hasil Pengamatan
Analogi kapas sebagai alveolus Keterangan
Kegiatan 1
(orang yang tidak merokok)
Kegiatan 2
(orang yang merokok)
Kegiatan 2
1. Alat peraga yang sudah Anda buat pada kegiatan 1, selanjutkan digunakan
di kegiatan 2
2. Masukkan rokok pada lubang botol paling atas, dan rapatkan lubang
disekitar rokok dengan plastisin
3. Tarik bagian tengah diafragma, lalu perhatikan apa yang terjadi pada
kedua balon.
4. Bandingkan kondisi didalam alat peraga sebelum dan sesudah percobaan
5. Catat hasil pengamatan Anda di tabel 2
143
Apakah prediksi yang kalian buat sudah sesuai dengan
informasi, bukti dan data yang kalian dapatkan? Jelaskan!
DAFTAR PUSTAKA
144
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK III
Volume Udara Pernapasan
Kelas Eksperimen
Kelompok :
Nama Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
TUJUAN PEMBELAJARAN
9. Menghitung jumlah udara pernapasan pada manusia
dan hewan
10. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi jumlah udara
pernapasan
11. Menganalisis keterkaitan jumlah udara pernapasan dan
faktor yang mempengaruhinya
145
Berdasarkan wacana diatas, buatlah prediksi mengenai pertanyaan berikut ini!
1. Apakah yang menyebabkan perbedaan jumlah udara pernapasan pada wacana 1 ?
2. Apakah yang menyebabkan perbedaan jumlah udara pernapasan tidak merokok dan
perokok aktif pada wacana 2 ?
3. Jelaskan hubungan antara jumlah udara pernapasan dengan faktor yang
mempengaruhinya !
Kapasitas paru merupakan kemampuan paru-paru untuk
menampung udara. Kemampuan menampung udara ini
berbeda-beda untuk setiap individu. Penelitian ini dilakukan
untuk mengukur kapasitas paru laki-laki perokok dan bukan
perokok. Penelitian ini dilakukan pada 4 sampel yang berusia 19-
22 tahun dengan 2 sampel mempunyai kebiasaan merokok dan 2
sampel lain tidak merokok. Hasil menunjukkan bahwa untuk 2
sampel bukan perokok sebesar 3,77 L dan 3,02 L sedangkan
untuk kapasitas perokok aktif sebesar 2,24 L dan 2,69 L. Seorang
perokok memiliki kapasitas paru-paru yang rendah.
Sumber: www.jurnal.fkip.uns.ac.id
Perhatikan tabel berikut ini!
Nama Umur Kapasitas Pernapasan
Santai Setelah Berlari
Lia 17 3500 ml 5000 ml
Nisa 16 3000 ml 3200 ml
Rio 17 4000 ml 5000 ml
Intan 17 2750 ml 3300 ml
Ardi 16 2750 ml 3250 ml
Volume Udara
Pernapasan
Bukan Perokok
Volume Udara
Pernapasan
Perokok
TULISKAN PREDIKSIMU DISINI
146
Kegiatan 1
1. Timbanglah berat badan siswa yang menghembuskan napas tersebut. Catat pada
tabel 1.
2. Toples diisi air sekitar separuh dari tingginya.
3. Masukkan air ke dalam botol sebanyak 100 cm3 secara bertahap hingga penuh,
sambil dibuat skala dengan pada botol. Kemudian tutup botol tersebut.
4. Letakkan botol yang berisi air pada posisi terbalik ke dalam bak air. Kemudian
buka tutup botolnya.
5. Masukkan salah satu ujung selang melalui mulut botol dan ujung selang lainnya
ke mulut
6. Tarik napas secara normal (biasa) dan hembuskan napas sekuat-kuatnya lewat
mulut ke dalam botol melalui selang plastic (volume tidal)
7. Amati perubahan volumenya dengan mencatat selisih antara air sebelum
dihembuskan dan sesudah dihembuskan. Catat pada tabel 1.
8. Ulangi langkah 3-5
9. Hembuskan napas sekuat-kuatnya lewat mulut ke dalam botol melalui selang
plastic (volume cadangan ekspirasi)
10. Amati perubahan volumenya dengan mencatat selisih antara air sebelum
dihembuskan dan sesudah dihembuskan. Catat pada tabel 1.
11. Kosongkan air dalam botol dan letakkan botol pada posisi terbalik didalam bak
12. Tarik napas sekuat-kuatnya lewat mulut ke dalam botol melalui selang plastic
(volume cadangan inspirasi)
13. Amati perubahan volumenya dengan mencatat selisih antara air sebelum
dihembuskan dan sesudah dihembuskan. Catat pada tabel 1.
14. Bandingkan dengan 2 kawan lainnya yang memiliki berat badan berbeda
Untuk membuktikan prediksimu, lakukanlah kegiatan berikut ini!
Alat dan Bahan
1. Toples besar
2. Botol 1,5 liter
3. Selang plastik berukuran ± 40 cm
4. Spidol besar
5. Timbangan berat badan
6. Gelas ukur
7. Stopwatch (arloji)
147
Tabel 1. Hasil Pengamatan Volume Pernapasan Keadaan Santai
Nama Jenis
Kelamin
Berat
Badan
Volume Pernapasan
(santai) (mL) Kapasitas Vital Paru-
Paru (mL) VR VCI VCE
Kegiatan 2
1. Alat peraga yang sudah Anda buat pada kegiatan 1, selanjutnya
digunakan di kegiatan 2
2. Lakukan kegiatan berlari-lari di tempat selama 1 menit
3. Tarik napas secara normal (biasa) dan hembuskan napas sekuat-kuatnya
lewat mulut ke dalam botol melalui selang plastic (volume tidal)
4. Amati perubahan volumenya dengan mencatat selisih antara air
sebelum dihembuskan dan sesudah dihembuskan. Catat pada tabel 2.
5. Lakukan kegiatan berlari-lari di tempat selama 1 menit
6. Hembuskan napas sekuat-kuatnya lewat mulut ke dalam botol melalui
selang plastic (volume cadangan ekspirasi)
7. Amati perubahan volumenya dengan mencatat selisih antara air
sebelum dihembuskan dan sesudah dihembuskan. Catat pada tabel 2.
8. Kosongkan air dalam botol dan tetap letakkan botol pada posisi terbalik
didalam bak
9. Lakukan kegiatan berlari-lari di tempat selama 1 menit
10. Tarik napas sekuat-kuatnya lewat mulut ke dalam botol melalui selang
plastic (volume cadangan inspirasi)
11. Amati perubahan volumenya dengan mencatat selisih antara air
sebelum dihembuskan dan sesudah dihembuskan. Catat pada tabel 2.
12. Bandingkan dengan 2 kawan lainnya yang memiliki berat badan berbeda
148
Tabel 2. Hasil Pengamatan Volume Pernapasan Setelah Berlari
Nama Jenis
Kelamin
Berat
Badan
Volume Pernapasan
(setelah berlari)
(mL)
Kapasitas Vital Paru-
Paru (mL)
VR VCI VCE
Apakah prediksi yang kalian buat sudah sesuai dengan informasi, bukti
dan data yang kalian dapatkan? Jelaskan!
DAFTAR PUSTAKA
149
Lampiran 4
Lembar Kerja Peserta Didik Kelas Kontrol
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Pokok Bahasan : Organ Penyusun Sistem Pernapasan pada Manusia
dan Hewan
Kelas/Semester : XI IPA / GENAP
Nama :
A. TUJUAN
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian bernapas
2. Siswa mampu menyebutkan organ-organ penyusun sistem pernapasan
pada manusia dan hewan
3. Siswa mampu menjelaskan fungsi masing-masing organ penyusun sistem
pernapasan pada manusia dan hewan
B. PERTANYAAN
1. Sistem pernapasan pada manusia
a. Apa saja organ penyusun sistem pernapasan pada manusia ?
b. Apa fungsi organ penyusun sistem pernapasan pada manusia ?
150
No. Organ Fungsi
2. Sistem pernapasan pada serangga
a. Apa saja organ penyusun sistem pernapasan pada serangga ?
b. Apa fungsi organ penyusun sistem pernapasan pada serangga ?
No. Organ Fungsi
151
3. Sistem pernapasan pada burung
a. Apa saja organ penyusun sistem pernapasan pada burung ?
b. Apa fungsi organ penyusun sistem pernapasan pada burung ?
No. Organ Fungsi
4. Sistem Pernapasan pada Ikan
a. Apa saja organ penyusun sistem pernapasan pada ikan ?
b. Apa fungsi organ penyusun sistem pernapasan pada ikan ?
152
No. Organ Fungsi
153
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Pokok Bahasan : Mekanisme Pernapasan pada Manusia, Gangguan pada
Sistem Pernapasan dan Bahaya Rokok Bagi Kesehatan
Kelas/Semester : XI IPA / Genap
Nama :
MEKANISME PERNAPASAN PADA MANUSIA, GANGGUAN PADA SISTEM
PERNAPASAN DAN BAHAYA ROKOK BAGI KESEHATAN
A. Tujuan
1. Siswa mampu menyebutkan organ-organ yang terlibat pada proses
pernapasan pada manusia
2. Siswa mampu menjelaskan proses mekanisme pernapasan manusia
3. Siswa mampu membedakan macam-macam mekanisme pernapasan
pada manusia
4. Siswa mampu menjelaskan gangguan yang terjadi pada sistem
pernapasan
5. Siswa mampu mengidentifikasi masalah bahaya asap rokok terhadap
kesehatan paru-paru manusia
6. Siswa mampu melakukan percobaan uji bahaya asap rokok bagi
kesehatan paru-paru manusia
B. Kegiatan Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !
1. Jelaskan pengertian inspirasi dan ekspirasi !
154
2. Berdasarkan jenis otot yang berperan aktif, respirasi manusia
dibedakan menjadi dua macam, apa saja? Jelaskan mekanismenya !
3. Pernapasan dada dan pernapasan perut pada dasarnya memiliki
perbedaan. Apa saja perbedaannya ? Sajikan dalam bentuk tabel !
4. Gangguan pada sistem pernapasan apa sajakah yang dapat diderita
oleh perokok aktif ?
155
5. Jelaskan gangguan-gangguan yang dapat terjadi pada alat
pernapasan manusia !
Organ yang Diserang
Nama Penyakit
Keterangan
156
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Pokok Bahasan : Volume Udara Pernapasan
Kelas/Semester : XI IPA / Genap
Nama :
VOLUME UDARA PERNAPASAN
A. Tujuan
1. Siswa mampu menghitung jumlah udara pernapasan pada manusia dan
hewan
2. Siswa mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
udara pernapasan
3. Siswa mampu menganalisis keterkaitan antara jumlah udara
pernapasan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya
B. Kegiatan Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !
1. Volume udara pernapasan manusia terbagi atas 6. Lengkapilah tabel
berikut mengenai pengertian dan volume udaranya masing-masing !
No. Macam Volume Udara Pengertian Volume
157
2. Jelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap volume udara
pernapasan dan frekuensi pernapasan !
158
Lampiran 5
Rubrik Penskoran LKPD Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
RUBRIK PENILAIAN LKPD KELAS EKSPERIMEN
No. Aspek yang Dinilai Rubrik Skor
1 Predict
Skor 3 : Membuat prediksi yang sesuai dengan
rumusan masalah
Skor 2 : Membuat prediksi yang kurang sesuai
dengan rumusan masalah
Skor 1 : Membuat prediksi yang tidak sesuai
dengan rumusan masalah dan bahasan yan terkait
Skor 0 : Tidak membuat prediksi apapun
2 Observe
Skor 3 : Mencatat informasi yang sesuai dengan
rumusan masalah
Skor 2 : Mencatat informasi yang kurang sesuai
dengan rumusan masalah
Skor 1 : Mencatat informasi yang tidak sesuai
dengan rumusan masalah dan bahasan yan terkait
Skor 0 : Tidak mencatat informasi apapun
3 Explain
Skor 3 : Menjelaskan keterkaitan antara prediksi
dengan hasil pengamatan sekaligus membuat
kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah
yang terkait
Skor 2 : Menjelaskan keterkaitan antara prediksi
dengan hasil pengamatan dan membuat
kesimpulan yang kurang sesuai dengan rumusan
masalah yang terkait
Skor 1 : Menjelaskan keterkaitan antara prediksi
dengan hasil pengamatan sekaligus membuat
kesimpulan yang tidak sesuai dengan rumusan
masalah yang terkait
Skor 0 : Tidak menjelaskan keterkaitan maupun
membuat kesimpulan
Nilai =
x 100
159
RUBRIK PENILAIAN LKPD KELAS KONTROL
Tahap
Pembelajaran
Saintifik
Kriteria Penilaian Skor
Mengamati dan
Menanya
a. Jika siswa menulis lebih dari 3 pertanyaan berdasarkan artikel
yang didiskusikan
b.Jika siswa menulis 3 pertanyaan berdasarkan artikel yang
didiskusikan
c. Jika siswa menulis 2 pertanyaan berdasarkan artikel yang
didiskusikan
d.Jika siswa menulis 1 pertanyaan berdasarkan artikel yang
didiskusikan
e. Jika siswa tidak menjawab
4
3
2
1
0
Mengumpulkan
informasi
a. Jika siswa secara rinci menuliskan informasi yang didapat dari
literatur, menuliskan penulis, narasumber dan sumber referensi
b.Jika siswa secara rinci menuliskan informasi yang didapat dari
literatur, narasumber dan sumber referensi
c. Jika siswa secara rinci menuliskan informasi yang didapat dari
literatur, menuliskan penulis, dan sumber referensi
d.Jika siswa hanya menuliskan informasi yang diperoleh
e. Jika siswa tidak menjawab
4
3
2
1
0
Mengasosiasi a. Jika siswa dapat menjawab pertanyaan yang dibuat serta
menuliskan alasan yang mendukung jawaban
b.Jika siswa dapat menjawab setengah dari pertanyaan yang dibuat
serta menuliskan alasan yang mendukung jawaban
c. Jika siswa dapat menjawab setengah dari pertanyaan yang dibuat
namun hanya beberapa yang dituliskan alasan yang mendukung
jawaban
d.Jika siswa menjawab beberapa jawaban dari pertanyaan yang
dibuat tanoa menuliskan alasan
e. Jika siswa tidak menjawab
4
3
2
1
0
Mengkomunikasika
n
a. Jika siswa mempresentasikan hasil diskusi lembar kerja dengan
jelas, tanpa terfokus pada teks dan dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan
b.Jika siswa mempresentasikan hasil diskusi lembar kerja dengan
jelas, terfokus pada teks dan dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan
c. Jika siswa mempresentasikan hasil diskusi lembar kerja kurang
jelas, terfokus pada teks dan dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan
d.Jika siswa mempresentasikan hasil diskusi lembar kerja kurang
jelas, terfokus pada teks dan terdapat beberapa pertanyaan yang
tidak dijawab
4
3
2
1
0
160
Lampiran 6
Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU (KELAS EKSPERIMEN)
Nama Observer : Santi Berlina
Tempat Penelitian : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Materi : Organ Penyusun dan Fungsi Sistem Pernapasan
Kelas/Pertemuan : XI IPA 3/1
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Februari 2019
Petunjuk Pengisian
Berikut ini daftar kegiatan pembelajaran dengan model POE (Predict
Observe Explain) yang dilakukan guru di dalam kelas. Berikan tanda ceklis (v)
pada tahapan aktivitas guru yang dilakukan:
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Ya Tidak
1 Pendahuluan
Motivasi
Mengucapkan salam,
berdoa dan mengabsen
peserta didik
√
Menyampaikan KD dan
tujuan pembelajaran yang
harus dicapai
√
Apersepsi
Guru membagi siswa ke
dalam kelompok terdiri
dari 6-7 siswa
√
Menampilkan video terkait
sistem pernapasan pada
manusia, serangga, burung
√
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya terkait video
tersebut
√
2 Kegiatan Inti Predict
Membagikan LKPD yang
berisikan pertanyaan
terkait organ sistem
√
161
pernapasan
Membimbing siswa untuk
membuat prediksi
berdasarkan soal-soal yang
ada di LKPD
√
Observe
Membimbing siswa untuk
melakukan pengamatan
langsung dengan torso dan
gambar untuk menjawab
setiap pertanyaan yang ada
di LKPD
√
Menginstruksikan siswa
untuk mengumpulkan
informasi dari berbagai
sumber
√
Explain
Meminta perwakilan
kelompok untuk
mengutarakan hasil
pengamatan langsungnya
didepan kelompok lain
√
3 Penutup
Mengulas kembali
kesimpulan yang
disampaikan siswa
√
Memberikan soal evaluasi
secara lisan kepada siswa
untuk dijawab langsung
√
Menyampaikan informasi
untuk materi selanjutnya
Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dan
memberi salam
√
Keterangan:
Ya : lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan pembelajaran
sesuai sintaks
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik tidak melakukan pembelajaran sesuai
sintaks
Observer
Santi Berlina
162
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU (KELAS EKSPERIMEN)
Nama Observer : Santi Berlina
Tempat Penelitian : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Materi : Mekanisme Pernapasan, Gangguan dan Bahaya Rokok
Bagi Kesehatan
Kelas/Pertemuan : XI IPA 3/2
Hari/Tanggal : Selasa, 05 Maret 2019
Petunjuk Pengisian
Berikut ini daftar kegiatan pembelajaran dengan model POE (Predict
Observe Explain) yang dilakukan guru di dalam kelas. Berikan tanda ceklis (v)
pada tahapan aktivitas guru yang dilakukan:
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Ya Tidak
1 Pendahuluan
Motivasi
Mengucapkan salam,
berdoa dan mengabsen
peserta didik
√
Menyampaikan KD dan
tujuan pembelajaran yang
harus dicapai
√
Apersepsi
Meminta siswa untuk
duduk dengan
kelompoknya masing-
masing
√
Menampilkan video terkait
mekanisme pernapasan
dan bahaya rokok bagi
kesehatan sistem
pernapasan
√
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya mengenai video
yang telah ditampilkan
√
2 Kegiatan Inti Predict
Membagikan LKPD yang
berisikan pertanyaan
terkait video yang sudah
√
163
ditampilkan
Membimbing siswa untuk
membuat prediksi
berdasarkan pertanyaan
yang ada di LKPD
√
Observe
Membimbing siswa untuk
melakukan pembuatan alat
peraga dan pengamatan
langsung untuk menjawab
setiap pertanyaan yang ada
di LKPD
√
Menginstruksikan siswa
untuk mengumpulkan
informasi dari berbagai
sumber
√
Explain
Meminta perwakilan
kelompok untuk
mengutarakan hasil
pengamatan langsungnya
didepan kelompok lain
√
3 Penutup
Mengulas kembali
kesimpulan yang
disampaikan siswa
√
Memberikan soal evaluasi
secara lisan kepada siswa
untuk dijawab langsung
√
Menyampaikan informasi
untuk materi selanjutnya
Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dan
memberi salam
√
Keterangan:
Ya : lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan pembelajaran
sesuai sintaks
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik tidak melakukan pembelajaran sesuai
sintaks
Observer
Santi Berlina
164
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU (KELAS EKSPERIMEN)
Nama Observer : Santi Berlina
Tempat Penelitian : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Materi : Volume Udara Pernapasan
Kelas/Pertemuan : XI IPA 3/3
Hari/Tanggal : Kamis, 07 Maret 2019
Petunjuk Pengisian
Berikut ini daftar kegiatan pembelajaran dengan model POE (Predict
Observe Explain) yang dilakukan guru di dalam kelas. Berikan tanda ceklis (v)
pada tahapan aktivitas guru yang dilakukan:
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Ya Tidak
1 Pendahuluan
Motivasi
Mengucapkan salam,
berdoa dan mengabsen
peserta didik
√
Menyampaikan KD dan
tujuan pembelajaran yang
harus dicapai
√
Apersepsi
Meminta siswa untuk
duduk dengan
kelompoknya masing-
masing
√
Menampilkan video terkait
volume udara pernapasan
manusia
√
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya mengenai video
yang telah ditampilkan
√
2 Kegiatan Inti Predict
Membagikan LKPD yang
berisikan pertanyaan
terkait udara pernapasan
pada manusia
√
Membimbing siswa untuk
membuat prediksi
berdasarkan pertanyaan
√
165
yang ada di LKPD
Observe
Membimbing siswa untuk
melakukan percobaan
langsung untuk menjawab
setiap pertanyaan yang ada
di LKPD
√
Menginstruksikan siswa
untuk mengumpulkan
informasi dari berbagai
sumber
√
Explain
Meminta perwakilan
kelompok untuk
mengutarakan hasil
percobaan langsungnya
didepan kelompok lain
√
3 Penutup
Mengulas kembali
kesimpulan yang
disampaikan siswa
√
Memberikan soal evaluasi
secara lisan kepada siswa
untuk dijawab langsung
√
Menyampaikan informasi
untuk materi selanjutnya
Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dan
memberi salam
√
Keterangan:
Ya : lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan pembelajaran
sesuai sintaks
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik tidak melakukan pembelajaran sesuai
sintaks
Observer
Santi Berlina
166
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU (KELAS KONTROL)
Nama Observer : Santi Berlina
Tempat Penelitian : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Materi : Organ Penyusun dan Fungsi Sistem Pernapasan
Kelas/Pertemuan : XI IPA 4/1
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Februari 2019
Petunjuk Pengisian
Berikut ini daftar kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang
dilakukan guru di dalam kelas. Berikan tanda ceklis (v) pada tahapan aktivitas
guru yang dilakukan:
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Ya Tidak
1 Pendahuluan
Motivasi
Mengucapkan salam, berdoa
dan mengabsen peserta didik √
Menyampaikan KD yang
harus dicapai dan tujuan
pembelajaran
√
Apersepsi
Membagi siswa ke dalam
kelompok terdiri dari 6-7
siswa
√
2 Kegiatan Inti
Mengamati
Menampilkan video terkait
sistem pernapasan pada
manusia, serangga, burung
√
Menanya
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
terkait video tersebut
√
Mengumpu
lkan Data
Membagikan LKPD kepada
setiap kelompok √
Membimbing siswa
mengumpulkan data √
Mengasosi
asi
Membimbing siswa dalam
menganalisis data √
Mengkomu
nikasikan
Meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
√
167
3 Penutup
Meminta siswa
mengumpulkan LKPD yang
telah dikerjakan
√
Menjelaskan kesimpulan dari
pembelajaran hari ini √
Memberikan soal evaluasi
secara lisan kepada siswa
untuk dijawab langsung
√
Menyampaikan informasi
untuk materi selanjutnya √
Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dan memberi
salam
√
Keterangan:
Ya : lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan pembelajaran
sesuai sintaks
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik tidak melakukan pembelajaran sesuai
sintaks
Observer
Santi Berlina
168
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU (KELAS KONTROL)
Nama Observer : Santi Berlina
Tempat Penelitian : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Materi : Mekanisme Pernapasan, Gangguan dan Bahaya Rokok
Bagi Kesehatan
Kelas/Pertemuan : XI IPA 4/2
Hari/Tanggal : Selasa, 05 Maret 2019
Petunjuk Pengisian
Berikut ini daftar kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang
dilakukan guru di dalam kelas. Berikan tanda ceklis (v) pada tahapan aktivitas
guru yang dilakukan:
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Ya Tidak
1 Pendahuluan
Motivasi
Mengucapkan salam, berdoa
dan mengabsen peserta didik √
Menyampaikan KD yang
harus dicapai dan tujuan
pembelajaran
√
Apersepsi
Meminta siswa untuk
menduduki bangkun
kelompoknya masing-masing
√
2 Kegiatan Inti
Mengamati
Menampilkan video terkait
mekanisme pernapasan dan
bahaya rokok bagi kesehatan
sistem pernapasan
√
Menanya
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
terkait video tersebut
√
Mengumpu
lkan Data
Membagikan LKPD kepada
setiap kelompok √
Membimbing siswa
mengumpulkan data √
Mengasosi
asi
Membimbing siswa dalam
menganalisis data √
Mengkomu Meminta perwakilan
169
nikasikan kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
3 Penutup
Meminta siswa
mengumpulkan LKPD yang
telah dikerjakan
√
Menjelaskan kesimpulan dari
pembelajaran hari ini √
Memberikan soal evaluasi
secara lisan kepada siswa
untuk dijawab langsung
√
Menyampaikan informasi
untuk materi selanjutnya √
Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dan memberi
salam
√
Keterangan:
Ya : lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan pembelajaran
sesuai sintaks
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik tidak melakukan pembelajaran sesuai
sintaks
Observer
Santi Berlina
170
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU (KELAS KONTROL)
Nama Observer : Santi Berlina
Tempat Penelitian : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Materi : Volume Udara Pernapasan
Kelas/Pertemuan : XI IPA 4/3
Hari/Tanggal : Kamis, 07 Maret 2019
Petunjuk Pengisian
Berikut ini daftar kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang
dilakukan guru di dalam kelas. Berikan tanda ceklis (v) pada tahapan aktivitas
guru yang dilakukan:
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Ya Tidak
1 Pendahuluan
Motivasi
Mengucapkan salam, berdoa
dan mengabsen peserta didik √
Menyampaikan KD yang
harus dicapai dan tujuan
pembelajaran
√
Apersepsi
Meminta siswa untuk
menduduki bangkun
kelompoknya masing-masing
√
2 Kegiatan Inti
Mengamati
Menampilkan video terkait
volume udara pernapasan
manusia
√
Menanya
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
terkait video tersebut
√
Mengumpu
lkan Data
Membagikan LKPD kepada
setiap kelompok √
Membimbing siswa
mengumpulkan data √
Mengasosi
asi
Membimbing siswa dalam
menganalisis data √
Mengkomu
nikasikan
Meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
√
171
3 Penutup
Meminta siswa
mengumpulkan LKPD yang
telah dikerjakan
√
Menjelaskan kesimpulan dari
pembelajaran hari ini √
Memberikan soal evaluasi
secara lisan kepada siswa
untuk dijawab langsung
√
Menyampaikan informasi
untuk materi selanjutnya √
Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dan memberi
salam
√
Keterangan:
Ya : lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan pembelajaran
sesuai sintaks
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik tidak melakukan pembelajaran sesuai
sintaks
Observer
Santi Berlina
172
Lampiran 7
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELAS EKSPERIMEN
Nama Observer : Santi Berlina
Tempat Penelitian : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Materi : Organ Penyusun dan Fungsi Sistem Pernapasan
Kelas/Pertemuan : XI IPA 3/1
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Februari 2019
Petunjuk Pengisian
Berikut ini daftar kegiatan pembelajaran dengan model POE (Predict
Observe Explain) yang dilakukan siswa di dalam kelas. Berikan tanda ceklis (v)
pada tahapan aktivitas siswa yang dilakukan:
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Siswa Ya Tidak
1 Kegiatan
Pendahuluan
Pendahuluan
Menjawab salam √
Menduduki tempat duduknya
masing-masing √
Menjawab ketika guru
mengabsen √
Apersepsi
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
√
Membentuk kelompok
berdasarkan arahan guru √
2 Kegiatan Inti Predict
Mempatkan diri sesuai
dengan kelompoknya masing-
masing
√
Menyimak presentasi dari
guru √
Menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh guru √
Menuliskan prediksi dari
pertanyaan di LKPD √
173
Observe
Mengumpulkan informasi
melalui pengamatan langsung
terhadap torso manusia dan
gambar sistem pernapasan
√
Berdiskusi dan memproses
data yang diperolehnya √
Explain
Menarik kesimpulan dari hasil
diskusi yang telah dilakukan
dengan prediksinya
√
Mempresentasikan didepan
kelas √
Menyimak presentasi
kelompok lain √
3
Kegiatan Penutup Mengumpulkan LKPD √
Menyimak penjelasan guru √
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru √
Menyimak informasi tentang
materi selanjutnya √
Menjawab salam √
Keterangan:
Ya : lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan pembelajaran
sesuai sintaks
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik tidak melakukan pembelajaran sesuai
sintaks
Observer
Santi Berlina
174
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELAS EKSPERIMEN
Nama Observer : Santi Berlina
Materi : Mekanisme Pernapasan, Gangguan dan Bahaya Rokok
Bagi Kesehatan
Kelas/Pertemuan : XI IPA 3/2
Hari/Tanggal : Selasa, 05 Maret 2019
Petunjuk Pengisian
Berikut ini daftar kegiatan pembelajaran dengan model POE (Predict
Observe Explain) yang dilakukan siswa di dalam kelas. Berikan tanda ceklis (v)
pada tahapan aktivitas siswa yang dilakukan:
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Siswa Ya Tidak
1 Kegiatan
Pendahuluan
Pendahuluan
Menjawab salam √
Menduduki tempat duduknya
masing-masing √
Apersepsi
Memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh guru √
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
√
Mendengarkan motivasi dari
guru √
2
Kegiatan Inti
Predict
Menempatkan diri sesuai
dengan kelompoknya masing-
masing
√
Menyimak presentasi dari
guru √
Menuliskan prediksi dari
pertanyaan di LKPD √
Observe
Membuat alat peraga
dibimbing oleh guru √
Mengumpulkan informasi
melalui pengamatan langsung
terhadap alat peraga
√
Berdiskusi dan memproses
data yang diperolehnya √
175
Explain
Berdiskusi dengan teman
sekelompoknya untuk
membuktikan hasil data yang
telah dikumpulkan dengan
prediksi
√
Menarik kesimpulan dari hasil
diskusi yang telah dilakukan √
Mempresentasikan didepan
kelas √
3
Kegiatan Penutup Mengumpulkan LKPD √
Menyimak penjelasan guru √
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru √
Menyimak informasi tentang
materi selanjutnya √
Siswa menjawab salam √
Keterangan:
Ya : lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan pembelajaran
sesuai sintaks
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik tidak melakukan pembelajaran sesuai
sintaks
Observer
Santi Berlina
176
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELAS EKSPERIMEN
Nama Observer : Santi Berlina
Tempat Penelitian : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Materi : Volume Udara Pernapasan
Kelas/Pertemuan : XI IPA 3/3
Hari/Tanggal : Kamis, 07 Maret 2019
Petunjuk Pengisian
Berikut ini daftar kegiatan pembelajaran dengan model POE (Predict
Observe Explain) yang dilakukan siswa di dalam kelas. Berikan tanda ceklis (v)
pada tahapan aktivitas siswa yang dilakukan:
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Siswa Ya Tidak
1 Kegiatan
Pendahuluan
Pendahuluan
Menjawab salam √
Menduduki tempat duduknya
masing-masing √
Menjawab ketika guru
mengabsen √
Apersepsi
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
√
Menempatkan diri sesuai
dengan kelompoknya masing-
masing
√
2 Kegiatan Inti
Predict
Menyimak presentasi dari
guru √
Menuliskan prediksi dari
pertanyaan di LKPD √
Observe
Membuat alat peraga √
Melakukan percobaan
langsung √
Mengumpulkan informasi
melalui percobaan langsung √
Berdiskusi dan memproses
data yang diperolehnya √
177
Explain
Menarik kesimpulan dari hasil
diskusi yang telah dilakukan
dengan prediksinya
√
Siswa mempresentasikan
didepan kelas √
3
Kegiatan Penutup Siswa mengumpulkan LKPD √
Menyimak penjelasan guru √
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru √
Menyimak informasi tentang
materi selanjutnya √
Menjawab salam √
Keterangan:
Ya : lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan pembelajaran
sesuai sintaks
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik tidak melakukan pembelajaran sesuai
sintaks
Observer
Santi Berlina
178
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (KELAS KONTROL)
Nama Observer : Santi Berlina
Tempat Penelitian : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Materi : Organ Penyusun dan Fungsi Sistem Pernapasan
Kelas/Pertemuan : XI IPA 4/1
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Februari 2019
Petunjuk Pengisian
Berikut ini daftar kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang
dilakukan siswa di dalam kelas. Berikan tanda ceklis (v) pada tahapan aktivitas
siswa yang dilakukan:
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Siswa Ya Tidak
1 Kegiatan
Pendahuluan
Pendahuluan
Siswa menjawab salam √
Siswa duduk rapi di tempat
duduknya masing-masing √
Apersepsi
Siswa mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
√
√
Siswa membentuk kelompok √
2 Kegiatan Inti
Mengamati
Siswa mengamati gambar
terkait sistem pernapasan
pada manusia, serangga,
burung
√
Menanya
Siswa menanyakan berbagai
hal mengenai organ
pernapasan yang ditampilkan
oleh guru
√
Mengumpulk
an data
Siswa mengumpulkan
informasi yang berkaitan
dengan pertanyaan di LKPD √
Mengasosiasi
Siswa berdiskusi dan
memproses data yang
diperolehnya
√
Mengkomuni
kasikan
Siswa mempresentasikan
didepan kelas √
179
Siswa menyimak dan
menanggapi presentasi
kelompok lain
√
3
Kegiatan Penutup
Siswa mengumpulkan LKPD
nya √
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
guru
√
Siswa menjawab pertanyaan
yang disampaikan oleh guru √
Siswa menyimak informasi
dari guru tentang materi
selanjutnya
√
Siswa menjawab salam √
Keterangan:
Ya : lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan pembelajaran
sesuai sintaks
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik tidak melakukan pembelajaran sesuai
sintaks
Observer
Santi Berlina
180
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (KELAS KONTROL)
Nama Observer : Santi Berlina
Tempat Penelitian : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Materi : Mekanisme Pernapasan, Gangguan dan Bahaya Rokok
Bagi Kesehatan
Kelas/Pertemuan : XI IPA 4/2
Hari/Tanggal : Selasa, 05 Maret 2019
Petunjuk Pengisian
Berikut ini daftar kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang
dilakukan siswa di dalam kelas. Berikan tanda ceklis (v) pada tahapan aktivitas
siswa yang dilakukan:
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Siswa Ya Tidak
1 Kegiatan
Pendahuluan
Pendahuluan
Siswa menjawab salam √
Siswa duduk rapi di tempat
duduknya masing-masing √
Apersepsi
Siswa mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
√
√
Siswa menduduki bangku
kelompok masing-masing √
2 Kegiatan Inti
Mengamati
Siswa mengamati video
mekanisme pernapasan pada
paru-paru sehat dan perokok
yang ditampilkan oleh guru
√
Menanya
Siswa menanyakan berbagai
hal mengenai video yang
ditampilkan
√
Mengumpulk
an data
Siswa mengumpulkan
informasi yang berkaitan
dengan pertanyaan di LKPD
√
Mengasosiasi
Siswa berdiskusi dan
memproses data yang
diperolehnya
√
181
Mengkomuni
kasikan
Siswa mempresentasikan
didepan kelas √
Siswa menyimak dan
menanggapi presentasi
kelompok lain
√
3
Kegiatan Penutup
Siswa mengumpulkan LKPD
nya √
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
guru
√
Siswa menjawab pertanyaan
yang disampaikan oleh guru √
Siswa menyimak informasi
dari guru tentang materi
selanjutnya
√
Siswa menjawab salam √
Keterangan:
Ya : lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan pembelajaran
sesuai sintaks
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik tidak melakukan pembelajaran sesuai
sintaks
Observer
Santi Berlina
182
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA (KELAS KONTROL)
Nama Observer : Santi Berlina
Tempat Penelitian : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Materi : Volume Udara Pernapasan
Kelas/Pertemuan : XI IPA 4/3
Hari/Tanggal : Kamis, 07 Maret 2019
Petunjuk Pengisian
Berikut ini daftar kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang
dilakukan siswa di dalam kelas. Berikan tanda ceklis (v) pada tahapan aktivitas
siswa yang dilakukan:
No Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Siswa Ya Tidak
1 Kegiatan
Pendahuluan
Pendahuluan
Siswa menjawab salam √
Siswa duduk rapi di tempat
duduknya masing-masing √
Siswa menjawab ketika guru
mengabsen √
Apersepsi
Siswa mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
√
√
Siswa menduduki bangku
kelompok masing-masing √
2 Kegiatan Inti
Mengamati
Siswa mengamati video
mengenai orang yang sedang
berjalan santai dengan yang
sehabis berlari yang
ditampilkan oleh guru
√
Menanya
Siswa menanyakan berbagai
hal mengenai video yang
ditampilkan √
Mengumpulk
an data
Siswa mengumpulkan
informasi yang berkaitan
dengan pertanyaan di LKPD
√
Mengasosiasi
kan
Siswa berdiskusi dan
memproses data yang
diperolehnya
√
183
Mengkomuni
kasikan
Siswa mempresentasikan
didepan kelas √
Siswa menyimak dan
menanggapi presentasi
kelompok lain
√
3
Kegiatan Penutup
Siswa mengumpulkan LKPD
nya √
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
guru
√
Siswa menjawab pertanyaan
yang disampaikan oleh guru √
Siswa menyimak informasi
dari guru tentang materi
selanjutnya
√
Siswa menjawab salam √
Keterangan:
Ya : lebih dari atau sama dengan 50% peserta didik melakukan pembelajaran
sesuai sintaks
Tidak : Kurang dari 50% peserta didik tidak melakukan pembelajaran sesuai
sintaks
Observer
Santi Berlina
184
Lampiran 8
KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MATERI SISTEM PERNAPASAN
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas/Semester : XI/Genap
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi Waktu : 90 menit
Jumlah Soal : 21 soal
Bentuk Soal : Essay
Materi : Sistem Pernapasan
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Berpikir
Kritis
No.
Soal Butir Soal Kunci Jawaban
Menjelaskan
fungsi dari
organ pada
Interpretasi
1
Perhatikan tabel di bawah ini!
No Nama Organ Fungsi
1 Organ A Mengalirkan darah dari jantung
Skor 4
3 sistem organ yaitu sistem pernapasan,
sistem peredaran darah dan sistem ekskresi
185
sistem
pernapasan
manusia dan
hewan
ke seluruh tubuh dan sebaliknya
2 Organ B Tempat pertukaran oksigen dari
udara bebas ke sel-sel darah dan
karbondioksida dari sel-sel
darah ke udara bebas
3 Organ C Menyaring udara yang masuk
ke dalam tubuh
4 Organ D Menangkap dan
mengembalikan benda-benda
asing pada udara yang masuk
ke hulu saluran pernapasan
5 Organ E Menghubungkan paru-paru kiri
dan paru-paru kanan
6 Organ F Memompa darah ke seluruh
tubuh
Berdasarkan tabel diatas, organ A-F di kelompokkan
menjadi berapa kelompok sistem organ? Apa saja ?
Skor 3
Hanya menyebutkan 2 sistem organ
Skor 2
Hanya menyebutkan 1 sistem organ
Skor 1
Hanya menjawab sistem organ manusia
Mengidentifik
asi organ
penyusun pada
sistem
pernapasan
manusia dan
hewan
Interpretasi
2
Sebutkan nama anggota-anggota organnya ! Dan
kelompokkanlah organ-organ tersebut kedalam
kelompok sistem organnya !
Organ A = Pembuluh darah
Organ B = Alveolus
Organ C = Hidung
Organ D = Trakea
Organ E = Bronkus
Organ F = Jantung
Skor 4
Menyebutkan 5-6 nama organ dengan tepat
dan mengelompokkannya pada sistem organ
peredaran darah dan pernapasan
Skor 3
Menyebutkan 3-4 nama organ dengan tepat
186
dan mengelompokkannya pada sistem organ
peredaran darah atau pernapasan
Skor 2
Menyebutkan 6-4 nama organ dengan tepat
tetapi tidak tepat mengelompokkannya pada
sistem organ
Skor 1
Menyebutkan 3-1 nama organ dengan tepat
tetapi tidak tepat mengelompokkannya pada
sistem organ
Mengidentifik
asi organ
penyusun pada
sistem
pernapasan
manusia dan
hewan
Pengaturan
Diri
3
Mengapa organ-organ yang anda kelompokkan masuk
kedalam kategori/sistem yang sama? Adakah
kesamaannya?
Skor 4
Organ A dan F merupakan sistem peredaran
darah karena berhubungan dengan darah.
Organ B-E merupakan sistem pernapasan
karena berhubungan dengan udara.
Skor 3
Organ A dan F merupakan sistem peredaran
darah karena berhubungan dengan darah atau
organ B-E merupakan sistem pernapasan
karena berhubungan dengan udara.
Skor 2
Mengelompokkan organ tersebut
berdasarkan fungsinya atau menjelaskan
alasannya berkaitan dengan sistem
pernapasan atau sistem peredaran darah
Skor 1
Menjelaskan tetapi tidak ada kaitannya
dengan sistem pernapasan maupun sistem
peredaran darah
Mengidentifik
asi organ
Interpretasi 4
Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawab soal
nomor
Skor 4
Sistem pernapasan serangga dan burung
187
penyusun pada
sistem
pernapasan
manusia dan
hewan
Menurut gambar A dan B apa yang dapat anda
informasikan?
berbeda
Skor 3
Sistem pernapasan pada serangga dan burung
Skor 2
Sistem pernapasan hewan
Skor 1
Gambar serangga dan burung
Mengidentifik
asi organ
penyusun pada
sistem
pernapasan
manusia dan
hewan
Interpretasi
5
Apakah ada persamaan organ pada sistem pernapasan
serangga dan burung berdasarkan gambar? Apa saja
persamaannya ?
Skor 4
Ada. Organ pada pernapasan yang sama
antara burung dan serangga yaitu adanya
trakea dan pundi-pundi udara.
Skor 3
Ada. Organ pernapasan yang sama antara
burung dan serangga yaitu adanya trakea
atau pundi-pundi udara
Skor 2
Ada. (menyebutkan organ-organ yang masih
berhubungan dengan sistem pernapasan)
Skor 1
Ada. (tanpa alasan)
Menjelaskan
fungsi dari
organ pada
sistem
pernapasan
manusia dan
hewan
Analisis
6
Burung dan serangga merupakan hewan yang bisa
terbang. Tetapi burung dan serangga memiliki
perbedaan pada sistem pernapasannya. Kenapa berbeda?
Burung bernapas menggunakan paru-paru sedangkan
serangga menggunakan trakea. Apa perbedaan
fungsinya?
Skor 4
Hal tersebut karena burung dan serangga
berbeda kelas.
Perbedaan organ tersebut adalah proses
penghantaran oksigen. Paru-paru akan
memperantarai masuknya oksigen yaitu dari
udara ke seluruh tubuh, kemudian sel-sel
darah akan menghantarkan oksigen ke
188
seluruh tubuh. Sedangkan trakea
bertanggungjawab untuk menghantarkan
oksigen secara langsung ke seluruh tubuh
tanpa adanya peranan darah dalam
mengangkut oksigen.
Skor 3
Hal tersebut karena burung dan serangga
berbeda kelas atau perbedaan organ tersebut
adalah proses penghantaran oksigen. Paru-
paru akan memperantarai masuknya oksigen
yaitu dari udara ke seluruh tubuh, kemudian
sel-sel darah akan menghantarkan oksigen ke
seluruh tubuh. Sedangkan trakea
bertanggungjawab untuk menghantarkan
oksigen secara langsung ke seluruh tubuh
tanpa adanya peranan darah dalam
mengangkut oksigen
Skor 2
Menjelaskan alasan dengan kurang tepat
Skor 1
Menjelaskan alasan dengan tidak tepat
Membedakan
macam-
macam
mekanisme
pernapasan
pada manusia
Interpretasi
7
Pehatikan gambar dibawah ini !
A B
Skor 4
Gambar tersebut adalah gambar mekanisme
pernapasan. Gambar A merupakan proses
inspirasi dan gambar B merupakan proses
ekspirasi pada pernapasan dada dan perut.
Skor 3
Proses inspirasi dan ekspirasi pada
pernapasan dada atau pernapasan perut.
Skor 2
Proses inspirasi atau ekspirasi
189
Menurut gambar A dan B apa yang dapat anda
informasikan?
Skor 1
Sistem pernapasan/organ pernapasan
Menjelaskan
proses
mekanisme
pernapasan
manusia
Analisis
8
Jelaskan mekanisme pernapasan perut dan dada pada
saat inspirasi dan ekspirasi !
Inspirasi
Pernapasan Dada
Otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga
tulang rusuk dan dada terangkat.
Mengakibatkan rongga dada membesar,
paru-paru mengembang dan penurunan
tekanan udara didalam paru-paru.
Pernapasan Perut
Otot diafragma berkontraksi sehingga
letaknya mendatar. Keadaan ini
mengakibatkan rongga dada membesar, paru-
paru mengembang dan tekanan udara
didalam paru-paru mengecil.
Ekspirasi
Pernapasan Dada
Otot antartulang rusuk bereleksasi sehingga
tulang-tulang rusuk dan dada turun turun.
Mengakibatkan rongga dada mengecil,
volume paru-paru berkurang dan
peningkatan tekanan udara didalam paru-
190
paru.
Pernapasan Perut
Otot diafragma bereleksasi sehingga letaknya
letaknya melengkung. Keadaan ini
mengakibatkan rongga dada mengecil,
volume paru-paru ebrkurang dan tekanan
udara didalam paru-paru membesar.
Skor 4
Menjelaskan 4 mekanisme dengan tepat
Skor 3
Menjelaskan 3 mekanisme dengan tepat
Skor 2
Menjelaskan 2 mekanisme dengan tepat
Skor 1
Menjelaskan 1 mekanisme dengan tepat
Menjelaskan
gangguan pada
sistem
pernapasan
Interpretasi
9
Bacalah beberapa artikel berikut!
a. Tuberkulosis (TB/TBC) merupakan penyakit yang
menginfeksi paru-paru dan tersebar lewat udara. Jika
sudah diderita sangat kronis, TBC bisa menimbulkan
batuk darah, demam tinggi, hingga kematian.
Sedangkan batuk kerap dialami banyak orang sebagai
penyakit musiman yang biasanya sembuh dengan
sendirinya tanpa harus ada perawatan intensif.
Menghindari makanan yang mengandung terlalu
banyak minyak dan minuman dingin merupakan dua
cara mudah untuk membuat penyakit batuk biasa ini
cepat sembuh. Gejala-gejala awal yang dialami
seseorang terjangkit TBC adalah batuk-batuk
(https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20180323184938-255-285465/membedakan-
batuk-biasa-dengan-batuk-tbc)
Skor 4
Pernyataan A, B dan D dapat dipercaya.
Karena:
- Literatur tersebut berasal dari sumber
terpercaya
- Peneliti berasal dari instansi yang relevan
dengan topik TBC
Skor 3
Ya, dapat dipercaya. Dan hanya
menyebutkan 1 alasan dengan benar
Skor 2
Ya, dapat dipercaya.
Skor 1
Tidak dapat dipercaya
191
b. Gejala TBC biasanya batuk, nafsu makan
menghilang, demam dan keringat dingin pada malam
hari, batuk berdarah, kurang berenergi, rasa nyeri di
dana, dan batuk berdahak dengan waktu yang
berlangsung cukup lama yakni sekitar 21 hari.
Penyakit TBC ini mudah menyerang apabila sistem
kekebalan tubuh sedang menurun. Sehingga
jika sistem kekebalan tubuh Anda baik-baik saja dan
dalam kondisi prima, jangan khawatir akan penyakit
TBC ini. Akan tetapi, tak jarang sistem kekebalan
tubuh ini gagal melawan dan melindungi dari
serangan TBC karena sistem kekebalan tubuh
seringkali juga berfluktuatif dengan cepat karena
berbagai faktor. Dan biasanya, meski sudah
diberantas oleh sistem kekebalan tubuh, basil ini juga
bisa saja tetap aktif. Nah, kondisi inilah yang disebut
TBC laten.
(https://www.cermati.com/artikel/penyakit-tbc-apa-
penyebab-gejala-dan-pengobatan-yang-tepat)
c. Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang
tercemar oleh mycobacterium tuberculosa yang
dilepaskan/dikeluarkan oleh sipenderita TBC saat
batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber
infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang
menderita TBC. Bakteri ini masuk kedalam paru-paru
dan berkumpul hingga berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang yang memiliki daya
tahan tubuh rendah), bahkan bakteri ini pula dapat
mengalami penyebaran melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening sehingga menyebabkan
terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak,
192
ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar getah bening,
dan lainnya meski yang paling banyak adalah paru.
(http://kenalipenyakittbc.blogspot.com/)
d. Meskipun bakteri TBC memiliki kecenderungan
menyerang paru-paru, namun bakteri ini memiliki
kemampuan menyerang berbagai organ tubuh
lainnya, seperti selaput otak, usus, tulang, kelenjar
getah bening di leher dan ketiak.
Pernyataan manakah yang dapat dipercaya? Apa
alasanmu?
Menjelaskan
gangguan pada
sistem
pernapasan
Evaluasi
10
Apa yang terjadi pada seseorang yang mengalami TBC
?
Skor 4
Jika menjawab sesuai dengan pernyataan-
pernyataan yang disediakan dan
menambahkan informasi diluar pernyataan
tersebut
Skor 3
Jika menjawab sesuai dengan pernyataan-
pernyataan yang disediakan secara tepat
Skor 2
Jika menjawab sesuai dengan pernyataan-
pernyataan yang disediakan kurang tepat
Skor 1
Jika menjawab tidak ada kaitannya dengan
TBC
Menjelaskan
gangguan pada
sistem
pernapasan
Inferensi
11
Berikan 4 kesimpulanmu mengenai pernyataan yang
kamu pilih pada nomor 9 !
Skor 4
Jika memberikan kesimpulan yang tepat pada
pernyataan A, B, dan D
Skor 3
Jika memberikan 2 kesimpulan yang tepat
193
pada pernyataan A, B, atau D
Skor 2
Jika memberikan 1 kesimpulan yang tepat
pada pernyataan A, B, atau D
Skor 1
Jika memberikan semua kesimpulan dengan
tepat
Menghitung
jumlah udara
pernapasan
pada manusia
dan hewan
Interpretasi
12
Perhatikan gambar dibawah ini !
Menurut grafik tersebut, apa yang bisa Anda
informasikan?
Skor 4
Gambar tersebut adalah grafik udara
pernapasan pada manusia. Dalam grafik
tersebut menyebutkan jumlah maksimum
udara pada masing-masing jenis volume
pernapasan.
Skor 3
Gambar tersebut merupakan grafik udara
pernapasan
Skor 2
Gambar tersebut merupakan perbandingan
volume pernapasan dan waktu bernapas
Skor 1
Jawaban soal tidak ada kaitannya dengan
udara pernapasan
Menghitung
jumlah udara
pernapasan
pada manusia
dan hewan
Analisis
13
Berdasarkan jawaban Anda mengenai mekanisme
pernapasan pada nomor 8, kaitkan dan jelaskanlah
dengan grafik diatas !
Skor 4
Pada saat melakukan inspirasi sekuat-
kuatnya volume maksimal yang tertampung
di paru-paru adalah 1500ml. Hal tersebut
dinamakan volume cadangan inspirasi.
Begitu pula saat melakukan ekspirasi
maksimal volume yang keluar dari paru-paru
194
adalah 1500ml. Hal tersebut dinamakan
volume cadangan ekspirasi. Pada saat
melakukan inspirasi dan ekspirasi normal,
maksimal udaranya 500 ml, yang dinamakan
volume tidal. Kapasitas vital paru-paru
maksimal 3500ml.
Skor 3
Hanya menyebutkan macam-macam jenis
udara pernapasan tanpa mencantumkan udara
maksimalnya.
Skor 2
Pada saat melakukan inspirasi, volume di
paru-paru bertambah besar dibandingkan pad
saat ekspirasi.
Skor 1
Menjelaskan alasan dengan tidak tepat
Menyebutkan
faktor yang
mempengaruhi
jumlah udara
pernapasan
Interpretasi
14
Perhatikan tabel berikut ini !
Nama KVP saat Santai KVP setelah
Berlari
Andi 3200 ml 3350 ml
Fani 2900 ml 3000 ml
Nurul 2700 ml 2800 ml
Ahmad 3350 ml 3400 ml
Ian 3000 ml 3200 ml
Saskia 2900 ml 3050 ml
Berdasarkan tabel diatas, apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi kapasitas vital paru-paru seseorang?
Adakah faktor lain yang mempengaruhi kapasitas vital
paru-paru?
Skor 4
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
udara respirasi diantaranya aktivitas, jenis
kelamin, usia, suhu tubuh
Skor 3
Hanya menyebutkan 3 faktor saja
Skor 2
Hanya menyebutkan 2 faktor saja
Skor 1
Hanya menyebutkan 1 faktor saja
Menganalisis Evaluasi 15 Dengan demikian bahwa mekanisme pernapasan akan Skor 4.
195
keterkaitan
jumlah udara
pernapasan
dan faktor
yang
mempengaruhi
nya
mempengaruhi total udara paru-paru. Bagaimana jika
dikaitkan dengan tabel diatas?
Jenis kelamin mempengaruhi udara
pernapasan. Umumnya laki-laki lebih banyak
bergerak hal ini menunjukkan bahwa proses
metabolism pada pria jauh lebih tinggi dari
perempuan maka kebutuhan oksigen dan
karbondioksida pada pria jauh lebih tinggi.
Aktivitas tubuh juga mempengaruhi udara
pernapasan. Orang yang melakukan aktivitas
berat memerlukan lebih banyak energy
daripada orang yang santai. Untuk memenuhi
kebutuhan energi tersebut tubuh perlu lebih
banyak oksigen untuk respirasi.
Skor 3
Jika hanya menjelaskan kaitannya udara
pernapasan dengan jenis kelamin atau
aktivitas tubuh saja.
Skor 2
Jika hanya menyebutkan faktor saja tanpa
menjelaskan hubungannya dengan udara
pernapasan
Skor 1
Jika mnenyebutkan hanya 1 faktor saja tanpa
menjelaskan hubungannya dengan udara
pernapasan
Menganalisis
keterkaitan
jumlah udara
pernapasan
dan faktor
yang
mempengaruhi
Inferensi
16
Apa yang bisa Anda simpulkan dari soal nomor 12-15 ? Skor 4
Pada saat melakukan proses inspirasi,
volume udara pernapasan maksimal yang
terisi di paru-paru maksimal 1500ml. Dan
saat melakukan proses ekspirasi, volume
udara pernapasan maksimal yang keluar dari
paru-paru adalah 1500ml. Sedangkan volume
196
nya udara pernapasan saat respirasi normal
adalah 500ml. Udara pernapasan seseorang
berbeda-beda berdasarkan jenis kelamin,
usia, suhu tubuh dan aktivitas. Semakin berat
aktivitas yang dilakukan, maka semakin
banyak udara pernapasan yang dibutuhkan.
Udara pernapasan yang dibutuhkan pada
laki-laki lebih banyak dibandingkan
perempuan.
Skor 3
Jika menjelaskan hubungan antara
mekanisme dengan volume udara pernapasan
tanpa menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Skor 2
Jika hanya menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Skor 1
Jila hanya menyebutkan macam-macam
udara pernapasan atau faktor yang
mempengaruhinya
Mengidentifik
asi masalah
bahaya asap
rokok terhadap
kesehatan
paru-paru
manusia
Interpretasi
17
Kita tahu bahwasannya sudah banyak bertebaran
disekeliling kita tulisan “Dilarang Merokok” tapi
banyak orang menghiraukan himbauan tersebut.
Mengapa adanya himbauan tersebut ? Sebutkan 4
pendapatmu!
Skor 4
Memberikan 4 pendapat dengan tepat
Skor 3
Memberikan 3 pendapat dengan tepat
Skor 2
Memberikan 2 pendapat dengan tepat
Skor 1
Memberikan 1 pendapat dengan tepat
Mengidentifik
asi masalah
Analisis 18
Bacalah beberapa literatur berikut ini!
a. David Currow, seorang dosen Cancer Institute dari
Zat berbahaya yang terkandung dalam rokok
diantaranya karbonmonoksida, tar, gas
197
bahaya asap
rokok terhadap
kesehatan
paru-paru
manusia
New South Wales, Australia mengatakan kepada
ABC bahwa merokok menyebabkan tekanan darah
serta detak jantung meningkat, kadar oksigen
berkurang, adanya lendir pada saluran pernapasan.
Apabila dalam sehari merokok 1-4 batang efek
yang juga bisa terjadi yaitu kanker paru, kanker
esophagus, kanker lambung.
(http://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/pus
at-kesehatan/berhenti-merokok__trashed/bahaya-
merokok-pada-daya-tahan-tubuh/amp/)
b. Lebih dari 4000 bahan kimia terdapat dalam rokok,
60 dari bahan kimia tersebut mampu menyebabkan
kanker. Bahan-bahan berbahaya pada rokok
diantaranya karbonmonoksida, tar, gas oksidan,
benzene, arsenic, formalin dan sebagainya.
(http://www.alodokter.com/segudang-bahaya-
merokok-terhadap-tubuh)
c. Penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh rokok
diantaranya penyakit paru-paru, paru-paru
mengalami radang, bronchitis, pneumonia.
Penyakit impotensi dan organ reproduksi,
kandungan bahan kimia yang ada di rokok bisa
mengurangi produksi sperma pada pria bahkan bisa
menyebabkan kanker testis sedangkan pada wanita
bisa mengurangi tingkat kesuburannya. Penyakit
lambung, asap rokok yang masuk ke sistem
pencernaan akan meningkatkan asam lambung.
Resiko stroke, efek dari zat kimia yang terkandung
salah satunya melemahnya pembuluh darah, hal itu
menyebabkan serangan radang di otak dan
berakibat stroke.
oksidan, benzene, arsenic, formalin, nikotin,
ammonia, formaldehida, aseton, NO
Skor 4
Menyebutkan 11-8 jenis zat berbahaya
dengan tepat
Skor 3
Menyebutkan 7-5 jenis zat berbahaya dengan
tepat
Skor 2
Menyebutkan 4-3 jenis zat berbahaya dengan
tepat
Skor 1
Menyebutkan 2-1 jenis zat berbahaya dengan
tepat
198
(www.depkes.go.id/development/site/depkes/index.
php?cid=1-15112500015&id=inilah-4-bahaya-
merokok-bagi-kesehatan-tubuh.html)
d. Zat-zat berbahaya dalam rokok diantaranya
nikotim, tar, benzene, ammonia, formaldehida,
aseton, karbonmonoksida, arsenic.
(http://www.google.com/amp/m.merdeka.com/amp
/sehat/7-bahan-mengerikan-yang-terkandung-
dalam-sebatang-rokok.html)
e. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh
Samsuri Tirtosastro dan A.S Murdiyati Universitas
Tribuana Tunggadewi dan Balai Penelitian
Tembakau dan Serat. Kandungan kimia tembakau
yang sudah teridentifikasi jumlahnya mencapai
2.500 komponen. Telah diidentifikasi komponen
kimia rokok yang berbahaya bagi kesehatan, yaitu
tar, nikotin, gas CO dan NO yang berasal dari
tembakau.
(http://media.neliti.com)
Zat berbahaya apa saja yang terkandung dalam rokok ?
Berikanlah jawabanmu berdasarkan literaturediatas !
Mengidentifik
asi masalah
bahaya asap
rokok terhadap
kesehatan
paru-paru
manusia
Evaluasi
19
Apakah semua pernyataan diatas dapat dipercaya? Apa
alasanmu?
Skor 4
Ya, dapat dipercaya. Karena:
- Literatur tersebut berasal dari sumber
terpercaya
- Peneliti berasal dari instansi yang relevan
dengan topik bahaya rokok
Skor 3
Ya, dapat dipercaya. Dan hanya
menyebutkan 1 alasan dengan benar
199
Skor 2
Ya, dapat dipercaya.
Skor 1
Tidak dapat dipercaya
Mengidentifik
asi masalah
bahaya asap
rokok terhadap
kesehatan
paru-paru
manusia
Eksplanasi
20
Pernyataan manakah yang mendukung jawaban nomor
18. Kenapa kamu memilih pernyataan tersebut?
Literatur yang paling dapat diteima yaitu B,
D, E, karena:
a. Literatur tersebut berasal dari sumber
terpercaya
b. Peneliti berasal dari instansi yang relevan
dengan topic zat berbahaya dalam rokok
c. Terdapat penjelasan mengenai zat-zat apa
saja yang berbahaya dalam rokok
Skor 4
Menjawab pilihan literatur dengan benar dan
alasan yang benar
Skor 3
Menjawab pilihan literatur dengan benar dan
menyertakan yang kurang dari 3 alasan
Skor 2
Menjawab pilihan literatur dengan benar
Skor 1
Pilihan literaturenya tidak semuanya benar,
hanya salah satunya saja
Menjelaskan
gangguan pada
sistem
pernapasan
Eksplanasi
21
Bacalah pernyataan-pernyataan berikut !
Membedakan Batuk Biasa dengan Batuk TBC
Pada umumnya, batuk biasa disebabkan oleh virus,
polusi, asma, dan penyakit-penyakit lainnya. Beberapa
orang akan mengalami batuk jika memiliki saluran
pernapasan yang sensitif dan terpapar udara yang kotor.
1. Batuk biasa disebabkan oleh virus, polusi,
asma, dan penyakit-penyakit lainnya.
TBC disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
tersebar melalui udara
2. Batuk biasa pada umumnya sembuh
dalam beberapa hari tanpa harus
200
Sedangkan, TBC disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini tersebar
melalui udara. Jika seseorang berada terlalu dekat
dengan penderita TBC yang batuk atau bersin, dan
menghirup udara yang telah terkontaminasi bakteri
TBC, ia bisa tertular.
Batuk biasa pada umumnya sembuh dalam
beberapa hari tanpa harus meminum obat tertentu atau
melakukan perawatan. Sedangkan, semakin parah
seseorang terjangkit TBC, semakin banyak gejala-gejala
yang muncul. Gejala-gejala yang menyertai batuk-batuk
pada penyakit TBC adalah demam, nyeri di bagian dada,
menggigil, penurunan berat badan, berkeringat di malam
hari lebih dari biasanya, hilangnya selera makan, dan
perasaan letih. Dilansir dari Unilab, batuk yang
disebabkan TBC juga biasanya tidak kunjung sembuh
walau sudah melewati tiga minggu, dan kadang disertai
darah. Walau begitu, tiap orang yang menderita TBC
akan mengalami gejala-gejala yang berbeda. Sebagian
orang mengalami batuk darah, namun tidak pernah
menggigil. Sebagian orang lain kehilangan selera
makan, namun tidak mengalami demam.
Untuk mencegah batuk biasa, cukup perlu rajin
mencuci tangan. Berhenti merokok dan lebih banyak
mengonsumsi air juga bisa membantu agar batuk bisa
sembuh lebih cepat. Sedangkan, untuk mencegah
penyakit TBC, perlu dilakukan vaksi Bacille Calmette-
Guerin (BCG).
Tidak seperti batuk biasa yang langsung muncul
dan akan sembuh dalam beberapa hari, gejala TBC
seperti batuk parah akan baru muncul ketika sudah
meminum obat tertentu atau melakukan
perawatan. Gejala-gejala yang menyertai
batuk-batuk pada penyakit TBC adalah
demam, nyeri di bagian dada, menggigil,
penurunan berat badan, berkeringat di
malam hari lebih dari biasanya, hilangnya
selera makan, dan perasaan letih
3. Untuk mencegah batuk biasa, cukup perlu
rajin mencuci tangan. Berhenti merokok
dan lebih banyak mengonsumsi air juga
bisa membantu agar batuk bisa sembuh
lebih cepat. Sedangkan, untuk mencegah
penyakit TBC, perlu dilakukan vaksi
Bacille Calmette-Guerin (BCG).
4. Tidak seperti batuk biasa yang langsung
muncul dan akan sembuh dalam beberapa
hari, gejala TBC seperti batuk parah akan
baru muncul ketika sudah berada di tahap
aktif. Dilansir dari Mayo Clinic, seseorang
akan melalui dua tahap ketika terinfeksi
dengan bakteri TBC, yaitu tahap laten dan
tahap aktif. Pada tahap laten, bakteri TBC
sudah berada di dalam paru-paru kita.
Namun, gejala belum muncul dan
penyakit belum bisa menular. Sedangkan
pada tahap aktif, gejala baru akan muncul
dan penyakit bisa menular lewat udara.
Waktu yang dibutuhkan tiap orang untuk
berpindah dari tahap laten ke tahap aktif
bisa beragam, dari beberapa minggu
hingga beberapa tahun.
201
berada di tahap aktif. Dilansir dari Mayo
Clinic, seseorang akan melalui dua tahap ketika
terinfeksi dengan bakteri TBC, yaitu tahap laten dan
tahap aktif. Pada tahap laten, bakteri TBC sudah berada
di dalam paru-paru kita. Namun, gejala belum muncul
dan penyakit belum bisa menular. Sedangkan pada tahap
aktif, gejala baru akan muncul dan penyakit bisa
menular lewat udara. Waktu yang dibutuhkan tiap orang
untuk berpindah dari tahap laten ke tahap aktif bisa
beragam, dari beberapa minggu hingga beberapa tahun.
Jika sudah diderita parah, bakteri yang
menyebabkan penyakit TBC bisa mepengaruhi organ
tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang belakang dan otak.
Gejala pun makin bertambah kompleks. Misalnya, jika
bakteri sudah menginfeksi tulang belakang, rasa nyeri di
punggung akan muncul. Jika bakteri sudah menginfeksi
ginjal, bisa terdapat darah di dalam urin
(https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20180323184938-255-285465/membedakan-
batuk-biasa-dengan-batuk-tbc)
Bagaimana membedakan penyakit batuk biasa dengan
batuk TBC? Sebutkan 4 perbedaannya!
5. Jika sudah diderita parah, bakteri yang
menyebabkan penyakit TBC bisa
mepengaruhi organ tubuh lainnya, seperti
ginjal, tulang belakang dan otak. Gejala
pun makin bertambah
kompleks. Misalnya, jika bakteri sudah
menginfeksi tulang belakang, rasa nyeri di
punggung akan muncul. Jika bakteri
sudah menginfeksi ginjal, bisa terdapat
darah di dalam urin
Skor 4
Apabila menyebutkan 4 perbedaan dengan
tepat
Skor 3
Apabila menyebutkan 3 perbedaan dengan
tepat
Skor 2
Apabila menyebutkan 2 perbedaan dengan
tepat
Skor 1
Apabila menyebutkan 1 perbedaan
202
Lampiran 9
Instrumen Uji Coba Penelitian
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !
Perhatikan tabel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 1-3 !
No Nama Organ Fungsi
1 Organ A Mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan
sebaliknya
2 Organ B
Tempat pertukaran oksigen dari udara bebas ke sel-sel
darah dan karbondioksida dari sel-sel darah ke udara
bebas
3 Organ C Menyaring udara yang masuk ke dalam tubuh
4 Organ D Menangkap dan mengembalikan benda-benda asing pada
udara yang masuk ke hulu saluran pernapasan
5 Organ E Menghubungkan paru-paru kiri dan paru-paru kanan
6 Organ F Memompa darah ke seluruh tubuh
1. Berdasarkan tabel diatas, organ A-F di kelompokkan menjadi berapa
kelompok sistem organ? Apa saja ?
2. Sebutkan nama anggota-anggota organnya ! Dan kelompokkanlah organ-
organ tersebut kedalam kelompok sistem organnya !
3. Mengapa organ-organ yang anda kelompokkan masuk kedalam
kategori/sistem yang sama? Adakah kesamaannya?
Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawab soal nomor 4-6 !
4. Menurut gambar A dan B apa yang dapat anda informasikan?
5. Apakah ada persamaan organ pada sistem pernapasan serangga dan burung
berdasarkan gambar? Apa saja persamaannya ?
6. Burung dan serangga merupakan hewan yang bisa terbang. Tetapi burung dan
serangga memiliki perbedaan pada sistem pernapasannya. Kenapa berbeda? Burung
203
bernapas menggunakan paru-paru sedangkan serangga menggunakan trakea. Apa
perbedaan fungsinya?
Pehatikan gambar dibawah ini untuk menjawab soal nomor 7-8 !
A B
7. Menurut gambar A dan B apa yang dapat anda informasikan?
8. Jelaskan mekanisme pernapasan perut dan dada pada saat inspirasi dan
ekspirasi !
Bacalah beberapa artikel berikut untuk menjawab soal nomor 9-11 !
e. Tuberkulosis (TB/TBC) merupakan penyakit yang menginfeksi paru-
paru dan tersebar lewat udara. Jika sudah diderita sangat kronis, TBC
bisa menimbulkan batuk darah, demam tinggi, hingga kematian.
Sedangkan batuk kerap dialami banyak orang sebagai penyakit musiman
yang biasanya sembuh dengan sendirinya tanpa harus ada perawatan
intensif. Menghindari makanan yang mengandung terlalu banyak
minyak dan minuman dingin merupakan dua cara mudah untuk membuat
penyakit batuk biasa ini cepat sembuh. Gejala-gejala awal yang dialami
seseorang terjangkit TBC adalah batuk-batuk
(https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180323184938-255-
285465/membedakan-batuk-biasa-dengan-batuk-tbc)
f. Gejala TBC biasanya batuk, nafsu makan menghilang, demam dan
keringat dingin pada malam hari, batuk berdarah, kurang berenergi, rasa
nyeri di dana, dan batuk berdahak dengan waktu yang berlangsung
cukup lama yakni sekitar 21 hari. Penyakit TBC ini mudah menyerang
apabila sistem kekebalan tubuh sedang menurun. Sehingga jika sistem
kekebalan tubuh Anda baik-baik saja dan dalam kondisi prima, jangan
khawatir akan penyakit TBC ini. Akan tetapi, tak jarang sistem
kekebalan tubuh ini gagal melawan dan melindungi dari serangan TBC
karena sistem kekebalan tubuh seringkali juga berfluktuatif dengan cepat
karena berbagai faktor. Dan biasanya, meski sudah diberantas oleh
sistem kekebalan tubuh, basil ini juga bisa saja tetap aktif. Nah, kondisi
inilah yang disebut TBC laten.
204
(https://www.cermati.com/artikel/penyakit-tbc-apa-penyebab-gejala-
dan-pengobatan-yang-tepat)
g. Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh
mycobacterium tuberculosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh
sipenderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber
infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Bakteri
ini masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang biak
menjadi banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh
rendah), bahkan bakteri ini pula dapat mengalami penyebaran melalui
pembuluh darah atau kelenjar getah bening sehingga menyebabkan
terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak, ginjal, saluran cerna,
tulang, kelenjar getah bening, dan lainnya meski yang paling banyak
adalah paru.
(http://kenalipenyakittbc.blogspot.com/)
h. Meskipun bakteri TBC memiliki kecenderungan menyerang paru-paru,
namun bakteri ini memiliki kemampuan menyerang berbagai organ
tubuh lainnya, seperti selaput otak, usus, tulang, kelenjar getah bening di
leher dan ketiak.
(http://www.klikdokter.com/amp/3406477//kenali-perbedaan-batuk-tbc-
dan-batuk-biasa)
9. Apa yang terjadi pada seseorang yang mengalami TBC ?
10. Pernyataan manakah yang dapat dipercaya? Apa alasanmu?
11. Berikan 4 kesimpulanmu mengenai pernyataan yang kamu pilih pada nomor
9 !
Perhatikan grafik dibawah ini untuk menjawab soal nomor 12-13 !
12. Menurut grafik tersebut, apa yang bisa Anda informasikan?
13. Berdasarkan jawaban Anda mengenai mekanisme pernapasan pada nomor 8,
kaitkanlah dengan grafik diatas !
Perhatikan tabel berikut ini untuk menjawab soal nomor 14-16 !
205
Nama KVP saat Santai KVP setelah Berlari
Andi 3200 ml 3350 ml
Fani 2900 ml 3000 ml
Nurul 2700 ml 2800 ml
Ahmad 3350 ml 3400 ml
Ian 3000 ml 3200 ml
Saskia 2900 ml 3050 ml
14. Berdasarkan tabel diatas, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
kapasitas vital paru-paru seseorang? Adakah faktor lain yang mempengaruhi
kapasitas vital paru-paru?
15. Dengan demikian bahwa mekanisme pernapasan akan mempengaruhi total
udara paru-paru. Bagaimana jika dikaitkan dengan tabel diatas?
16. Apa yang bisa Anda simpulkan dari soal nomor 12-15 ?
17. Kita tahu bahwsannya sudah banyak bertebaran disekeliling kita tulisan
“Dilarang Merokok” tapi banyak orang menghiraukan himbauan tersebut.
Mengapa adanya himbauan tersebut ? Sebutkan 4 pendapatmu!
Bacalah beberapa literatur berikut ini untuk menjawab soal nomor 18-20 !
f. David Currow, seorang dosen Cancer Institute dari New South Wales,
Australia mengatakan kepada ABC bahwa merokok menyebabkan tekanan
darah serta detak jantung meningkat, kadar oksigen berkurang, adanya lendir
pada saluran pernapasan. Apabila dalam sehari merokok 1-4 batang efek yang
juga bisa terjadi yaitu kanker paru, kanker esophagus, kanker lambung.
(http://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/pusat-kesehatan/berhenti-
merokok__trashed/bahaya-merokok-pada-daya-tahan-tubuh/amp/)
g. Lebih dari 4000 bahan kimia terdapat dalam rokok, 60 dari bahan kimia
tersebut mampu menyebabkan kanker. Bahan-bahan berbahaya pada rokok
diantaranya karbonmonoksida, tar, gas oksidan, benzene, arsenic, formalin
dan sebagainya.
(http://www.alodokter.com/segudang-bahaya-merokok-terhadap-tubuh)
h. Penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh rokok diantaranya penyakit paru-
paru, paru-paru mengalami radang, bronchitis, pneumonia. Penyakit impotensi
dan organ reproduksi, kandungan bahan kimia yang ada di rokok bisa
mengurangi produksi sperma pada pria bahkan bisa menyebabkan kanker
testis sedangkan pada wanita bisa mengurangi tingkat kesuburannya. Penyakit
lambung, asap rokok yang masuk ke sistem pencernaan akan meningkatkan
asam lambung. Resiko stroke, efek dari zat kimia yang terkandung salah
satunya melemahnya pembuluh darah, hal itu menyebabkan serangan radang
di otak dan berakibat stroke.
206
(www.depkes.go.id/development/site/depkes/index.php?cid=1-
15112500015&id=inilah-4-bahaya-merokok-bagi-kesehatan-tubuh.html)
i. Zat-zat berbahaya dalam rokok diantaranya nikotim, tar, benzene, ammonia,
formaldehida, aseton, karbonmonoksida, arsenic.
(http://www.google.com/amp/m.merdeka.com/amp/sehat/7-bahan-
mengerikan-yang-terkandung-dalam-sebatang-rokok.html)
j. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Samsuri Tirtosastro dan A.S
Murdiyati Universitas Tribuana Tunggadewi dan Balai Penelitian Tembakau
dan Serat. Kandungan kimia tembakau yang sudah teridentifikasi jumlahnya
mencapai 2.500 komponen. Telah diidentifikasi komponen kimia rokok yang
berbahaya bagi kesehatan, yaitu tar, nikotin, gas CO dan NO yang berasal dari
tembakau.
(http://media.neliti.com)
18. Zat berbahaya apa saja yang terkandung dalam rokok ? Berikanlah
jawabanmu berdasarkan literatur diatas !
19. Apakah semua pernyataan diatas dapat dipercaya? Apa alasanmu?
20. Pernyataan manakah yang mendukung jawaban nomor 18. Kenapa kamu
memilih pernyataan tersebut?
Membedakan Batuk Biasa dengan Batuk TBC
Pada umumnya, batuk biasa disebabkan oleh virus, polusi, asma, dan
penyakit-penyakit lainnya. Beberapa orang akan mengalami batuk jika memiliki
saluran pernapasan yang sensitif dan terpapar udara yang kotor. Sedangkan, TBC
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini tersebar melalui
udara. Jika seseorang berada terlalu dekat dengan penderita TBC yang batuk atau
bersin, dan menghirup udara yang telah terkontaminasi bakteri TBC, ia bisa
tertular.
Batuk biasa pada umumnya sembuh dalam beberapa hari tanpa harus
meminum obat tertentu atau melakukan perawatan. Sedangkan, semakin parah
seseorang terjangkit TBC, semakin banyak gejala-gejala yang muncul. Gejala-
gejala yang menyertai batuk-batuk pada penyakit TBC adalah demam, nyeri di
bagian dada, menggigil, penurunan berat badan, berkeringat di malam hari lebih
dari biasanya, hilangnya selera makan, dan perasaan letih. Dilansir
dari Unilab, batuk yang disebabkan TBC juga biasanya tidak kunjung sembuh
walau sudah melewati tiga minggu, dan kadang disertai darah. Walau begitu, tiap
orang yang menderita TBC akan mengalami gejala-gejala yang berbeda. Sebagian
orang mengalami batuk darah, namun tidak pernah menggigil. Sebagian orang
lain kehilangan selera makan, namun tidak mengalami demam.
207
Untuk mencegah batuk biasa, cukup perlu rajin mencuci tangan. Berhenti
merokok dan lebih banyak mengonsumsi air juga bisa membantu agar batuk bisa
sembuh lebih cepat. Sedangkan, untuk mencegah penyakit TBC, perlu dilakukan
vaksi Bacille Calmette-Guerin (BCG).
Tidak seperti batuk biasa yang langsung muncul dan akan sembuh dalam
beberapa hari, gejala TBC seperti batuk parah akan baru muncul ketika sudah
berada di tahap aktif. Dilansir dari Mayo Clinic, seseorang akan melalui dua
tahap ketika terinfeksi dengan bakteri TBC, yaitu tahap laten dan tahap aktif. Pada
tahap laten, bakteri TBC sudah berada di dalam paru-paru kita. Namun, gejala
belum muncul dan penyakit belum bisa menular. Sedangkan pada tahap aktif,
gejala baru akan muncul dan penyakit bisa menular lewat udara. Waktu yang
dibutuhkan tiap orang untuk berpindah dari tahap laten ke tahap aktif bisa
beragam, dari beberapa minggu hingga beberapa tahun.
Jika sudah diderita parah, bakteri yang menyebabkan penyakit TBC bisa
mepengaruhi organ tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang belakang dan otak. Gejala
pun makin bertambah kompleks. Misalnya, jika bakteri sudah menginfeksi tulang
belakang, rasa nyeri di punggung akan muncul. Jika bakteri sudah menginfeksi
ginjal, bisa terdapat darah di dalam urin. (https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20180323184938-255-285465/membedakan-batuk-biasa-dengan-batuk-tbc)
21. Bagaimana membedakan penyakit batuk biasa dengan batuk TBC? Sebutkan
4 perbedaannya!
208
Lampiran 10
Rubrik Penilaian Instrumen Tes
Keterangan rubrik penilaian tes:
Strong (Skor 4) Acceptable (Skor 3) Unacceptable (Skor 2) Weak (Skor 1)
Secara konsisten
melakukan semua
atau hampir semua
hal berikut:
Akurat
menafsirkan bukti,
pernyataan, grafik,
pertanyaan, dll.
Mengidentifikasi
argumen dan
alasan yang paling
penting (pro dan
kontra). Pemikiran
menganalisa dan
mengevaluasi
sudut pandang
alternative utama.
Menarik
kesimpulan yang
meyakinkan,
bijaksana, dan
tidak keliru.
Membenarkan
hasil dan prosedur
utama,
menjelaskan
asumsi dan alasan.
Dengan berpikiran
adil berikut
dimana bukti dan
alasannya
mengarah.
Apakah sebagian
besar atau lebih dari
berikut ini:
Akurat menafsirkan
bukti, pernyataan,
grafik, pertanyaan,
dll. Mengidentifikasi
argumen (alasan dan
klaim) yang relevan
pro dan kontra.
Menawarkan analisis
dan evaluasi dari
sudut pandang
alternatif yang jelas.
Menariknya,
kesimpulan yang
tidak keliru.
Membenarkan
beberapa hasil atau
prosedur,
menjelaskan
alasannya. Dengan
berpikiran adil
berikut dimana bukti
dan alasannya
mengarah.
Apakah sebagian besar
atau lebih dari berikut
ini:
Tidak menafsirkan
bukti, pernyataan,
grafik, pertanyaan, dll.
Gagal mengidentifikasi
argumen kontra yang
kuat dan relevan.
Mengabaikan atau
secara dangkal
mengevaluasi sudut
pandang alternatif yang
jelas. Menarik
kesimpulan yang tidak
beralasan atau salah.
Membenarkan beberapa
hasil atau prosedur,
jarang menjelaskan
alasannya. Terlepas
dari bukti atau alasan,
mempertahankan atau
mempertahankan
pandangan berdasarkan
kepentingan pribadi
atau prasangka.
Secara konsisten
melakukan semua atau
hampir semua hal
berikut:
Menawarkan
interpretasi bias
terhadap bukti,
pernyataan, grafik,
pertanyaan, informasi,
atau sudut pandang
orang lain. Gagal
mengidentifikasi atau
dengan cepat menolak
argumentasi kontra
yang kuat dan relevan.
Mengabaikan atau
secara dangkal
mengevaluasi sudut
pandang alternatif
yang jelas.
Berargumen dengan
alasan yang keliru atau
tidak relevan, dan
klaim yang tidak
beralasan. Tidak
membenarkan hasil
atau prosedur, atau
menjelaskan
alasannya. Terlepas
dari bukti atau alasan,
mempertahankan atau
mempertahankan
pandangan
berdasarkan
kepentingan pribadi
atau prasangka.
Tunjukkan
keterbukaan atau
permusuhan terhadap
alasan.
209
Lampiran 11
Hasil Kalibrasi Instrumen
RELIABILITAS TES
Rata-Rata= 47,22
Simpang Baku= 15,26
Korelasi XY= 0,94
Reliabilitas Tes= 0,97
Nama berkas: C:\DOCUMENTS\VALIDASI RISKI AMALIA.AUR
No.
Urut
No.
Subyek
Kode/Nama
Subyek
Skor
Ganjil
Skor
Genap
Skor
Total
1 1 A 24 25 49
2 2 B 18 21 39
3 3 C 21 26 47
4 4 D 14 13 27
5 5 E 31 36 47
6 6 F 6 9 15
7 7 G 22 26 48
8 8 H 29 27 56
9 9 I 26 28 54
10 10 J 1 7 8
11 11 K 19 17 36
12 12 L 19 25 44
13 13 M 26 31 57
14 14 N 27 28 55
15 15 O 20 20 40
16 16 P 25 25 50
17 17 Q 27 29 56
18 18 R 27 32 59
210
19 19 S 37 36 73
20 20 T 24 26 50
21 21 U 26 32 58
22 22 V 20 21 41
23 23 W 36 35 71
24 24 X 14 19 33
25 25 Y 19 22 41
26 26 Z 31 33 64
27 27 AA 38 35 73
28 28 BB 27 27 54
29 29 CC 12 21 33
30 30 DD 25 27 52
31 31 EE 25 28 53
32 32 FF 22 26 48
33 33 GG 25 29 54
34 34 HH 9 15 24
35 35 II 22 25 47
36 36 JJ 11 13 24
DAYA PEMBEDA
Jumlah Subyek= 36
Klp Atas/Bawah (n)= 10
Butir Soal= 21
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
Nama Berkas: C:\DOCUMENTS\VALIDASI RISKI AMALIA.AUR
No
No
Btr
Asli
Rata-
Rata
Un
Rata-
Rata
As
Beda SB
Un
SB
As
SB
Gab t
DP
(%)
211
1 1 3,60 0,90 2,70 0,70 1,10 0,35 4,23 37,50
2 2 3,60 1,50 2,10 0,70 0,97 0,38 5,55 52,50
3 3 1,20 1,20 0,00 0,63 1,03 0,43 2,10 22,50
4 4 3,30 2,30 1,00 0,48 1,06 0,34 2,33 20,00
5 5 2,50 0,60 1,90 1,08 0,70 0,38 5,26 50,00
6 6 2,50 0,60 1,90 1,08 0,70 0,30 2,33 17,50
7 7 2,50 0,60 1,90 1,08 0,70 0,38 5,26 50,00
8 8 3,70 1,50 2,20 0,48 0,97 0,30 5,30 40,00
9 9 3,20 1,50 1,70 1,32 1,51 0,48 1,66 20,00
10 10 3,20 1,80 1,40 1,32 1,32 0,58 2,23 32,50
11 11 3,70 1,50 2,20 0,48 0,97 0,34 6,41 55,00
12 12 2,50 0,60 1,90 1,08 0,70 0,31 4,23 32,50
13 13 2,50 0,60 1,90 1,08 0,70 0,38 5,26 50,00
14 14 3,30 2,30 1,00 0,48 1,06 0,34 2,33 20,00
15 15 3,60 1,50 2,10 0,70 0,97 0,38 5,55 52,50
16 16 3,60 1,50 2,10 0,70 0,97 0,38 5,55 52,50
17 17 1,80 2,10 1,40 1,32 1,51 0,27 4,09 27,50
18 18 3,60 1,20 2,40 0,70 1,14 0,42 5,44 57,50
19 19 3,70 1,30 2,40 0,48 1,06 0,40 5,73 57,50
20 20 3,30 2,20 1,10 0,95 1,14 0,31 4,23 32,50
21 21 2,50 0,60 1,90 1,08 0,70 0,38 5,26 50,00
TINGKAT KESUKARAN
Jumlah Subyek= 36
Butir Soal= 21
Nama Berkas: C:\DOCUMENTS\VALIDASI RISKI AMALIA.AUR
No Butir
Baru
No Butir
Asli Tkt. Kesukaran (%) Tafsiran
1 1 71,25 Sedang
2 2 63,75 Sedang
212
3 3 33,75 Sukar
4 4 72,50 Sedang
5 5 37,50 Sedang
6 6 21,25 Sedang
7 7 37,50 Sedang
8 8 37,50 Sedang
9 9 32,50 Sedang
10 10 61,25 Sedang
11 11 65,00 Sedang
12 12 26,25 Sedang
13 13 37,50 Sedang
14 14 72,50 Sedang
15 15 63,75 Sedang
16 16 63,75 Sedang
17 17 28,75 Sedang
18 18 58,75 Sedang
19 19 61,25 Sedang
20 20 26,25 Sedang
21 21 37,50 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
Jumlah Subyek= 36
Butir Soal= 21
Nama Berkas: C:\DOCUMENTS\VALIDASI RISKI AMALIA.AUR
No Butir
Baru
No Butir
Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,734 Sangat Signifikansi
213
2 2 0,809 Sangat Signifikansi
3 3 0,440 Signifikan
4 4 0,447 Signifikan
5 5 0,770 Sangat Signifikansi
6 6 0,379 -
7 7 0,770 Sangat Signifikansi
8 8 0,639 Sangat Signifikansi
9 9 0,360 -
10 10 0,549 Sangat Signifikansi
11 11 0,778 Sangat Signifikansi
12 12 0,642 Sangat Signifikansi
13 13 0,770 Sangat Signifikansi
14 14 0,447 Signifikan
15 15 0,806 Sangat Signifikansi
16 16 0,806 Sangat Signifikansi
17 17 0,516 Sangat Signifikansi
18 18 0,784 Sangat Signifikansi
19 19 0,712 Sangat Signifikansi
20 20 0,627 Sangat Signifikansi
21 21 0,770 Sangat Signifikansi
REKAP ANALISIS BUTIR
Rata-Rata= 41,92
Simpang Baku= 14,08
Korelasi XY= 0,90
Reliabilitas Tes= 0,95
Butir Soal= 21
Jumlah Subyek= 36
Nama Berkas: C:\DOCUMENTS\VALIDASI RISKI AMALIA.AUR
No No Btr
Asli T DP (%)
T.
Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
214
1 1 4,23 37,50 Mudah 0,734 Sangat Signifikansi
2 2 5,55 52,50 Sedang 0,809 Sangat Signifikansi
3 3 2,10 22,50 Sedang 0,440 Signifikan
4 4 2,33 20,00 Mudah 0,447 Signifikan
5 5 5,26 50,00 Sedang 0,770 Sangat Signifikansi
6 6 2,33 17,50 Sukar 0,379 -
7 7 5,26 50,00 Sedang 0,770 Sangat Signifikansi
8 8 5,30 40,00 Sedang 0,639 Sangat Signifikansi
9 9 1,66 20,00 Sedang 0,360 -
10 10 2,23 32,50 Sedang 0,549 Sangat Signifikansi
11 11 6,41 55,00 Sedang 0,778 Sangat Signifikansi
12 12 4,23 32,50 Sukar 0,642 Sangat Signifikansi
13 13 5,26 50,00 Sedang 0,770 Sangat Signifikansi
14 14 2,33 20,00 Mudah 0,447 Signifikan
15 15 5,55 52,50 Sedang 0,806 Sangat Signifikansi
16 16 5,55 52,50 Sedang 0,806 Sangat Signifikansi
17 17 4,09 27,50 Sukar 0,516 Sangat Signifikansi
18 18 5,44 57,50 Sedang 0,784 Sangat Signifikansi
19 19 5,73 57,50 Sedang 0,712 Sangat Signifikansi
20 20 4,23 32,50 Sukar 0,627 Sangat Signifikansi
21 21 5,26 50,00 Sedang 0,770 Sangat Signifikansi
215
Lampiran 12
Instrumen Penelitian Valid
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat !
Perhatikan tabel di bawah ini untuk menjawab soal nomor 1-3 !
No Nama Organ Fungsi
1 Organ A Mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan
sebaliknya
2 Organ B
Tempat pertukaran oksigen dari udara bebas ke sel-sel
darah dan karbondioksida dari sel-sel darah ke udara
bebas
3 Organ C Menyaring udara yang masuk ke dalam tubuh
4 Organ D Menangkap dan mengembalikan benda-benda asing pada
udara yang masuk ke hulu saluran pernapasan
5 Organ E Menghubungkan paru-paru kiri dan paru-paru kanan
6 Organ F Memompa darah ke seluruh tubuh
1. Berdasarkan tabel diatas, organ A-F di kelompokkan menjadi berapa
kelompok sistem organ? Apa saja ?
2. Sebutkan nama anggota-anggota organnya ! Dan kelompokkanlah organ-
organ tersebut kedalam kelompok sistem organnya !
3. Mengapa organ-organ yang anda kelompokkan masuk kedalam
kategori/sistem yang sama? Adakah kesamaannya?
Perhatikan gambar dibawah ini untuk menjawab soal nomor 4-5 !
4. Menurut gambar A dan B apa yang dapat anda informasikan?
5. Apakah ada persamaan organ pada sistem pernapasan serangga dan burung
berdasarkan gambar? Apa saja persamaannya ?
Pehatikan gambar dibawah ini untuk menjawab soal nomor 6-7 !
216
A B
6. Menurut gambar A dan B apa yang dapat anda informasikan?
7. Jelaskan mekanisme pernapasan perut dan dada pada saat inspirasi dan
ekspirasi !
Bacalah beberapa artikel berikut untuk menjawab soal nomor 8-9 !
a. Tuberkulosis (TB/TBC) merupakan penyakit yang menginfeksi paru-paru dan
tersebar lewat udara. Jika sudah diderita sangat kronis, TBC bisa
menimbulkan batuk darah, demam tinggi, hingga kematian. Sedangkan batuk
kerap dialami banyak orang sebagai penyakit musiman yang biasanya sembuh
dengan sendirinya tanpa harus ada perawatan intensif. Menghindari makanan
yang mengandung terlalu banyak minyak dan minuman dingin merupakan dua
cara mudah untuk membuat penyakit batuk biasa ini cepat sembuh. Gejala-
gejala awal yang dialami seseorang terjangkit TBC adalah batuk-batuk
(https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180323184938-255-
285465/membedakan-batuk-biasa-dengan-batuk-tbc)
b. Gejala TBC biasanya batuk, nafsu makan menghilang, demam dan keringat
dingin pada malam hari, batuk berdarah, kurang berenergi, rasa nyeri di dana,
dan batuk berdahak dengan waktu yang berlangsung cukup lama yakni sekitar
21 hari. Penyakit TBC ini mudah menyerang apabila sistem kekebalan tubuh
sedang menurun. Sehingga jika sistem kekebalan tubuh Anda baik-baik saja
dan dalam kondisi prima, jangan khawatir akan penyakit TBC ini. Akan tetapi,
tak jarang sistem kekebalan tubuh ini gagal melawan dan melindungi dari
serangan TBC karena sistem kekebalan tubuh seringkali juga berfluktuatif
dengan cepat karena berbagai faktor. Dan biasanya, meski sudah diberantas
oleh sistem kekebalan tubuh, basil ini juga bisa saja tetap aktif. Nah, kondisi
inilah yang disebut TBC laten.
(https://www.cermati.com/artikel/penyakit-tbc-apa-penyebab-gejala-dan-
pengobatan-yang-tepat)
c. Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh
mycobacterium tuberculosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh sipenderita
TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah
berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Bakteri ini masuk kedalam
paru-paru dan berkumpul hingga berkembang biak menjadi banyak (terutama
217
pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah), bahkan bakteri ini pula
dapat mengalami penyebaran melalui pembuluh darah atau kelenjar getah
bening sehingga menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti
otak, ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar getah bening, dan lainnya meski
yang paling banyak adalah paru.
(http://kenalipenyakittbc.blogspot.com/)
d. Meskipun bakteri TBC memiliki kecenderungan menyerang paru-paru, namun
bakteri ini memiliki kemampuan menyerang berbagai organ tubuh lainnya,
seperti selaput otak, usus, tulang, kelenjar getah bening di leher dan ketiak.
(http://www.klikdokter.com/amp/3406477//kenali-perbedaan-batuk-tbc-dan-
batuk-biasa)
8. Apa yang terjadi pada seseorang yang mengalami TBC ?
9. Berikan 4 kesimpulanmu mengenai pernyataan yang valid diatas !
Perhatikan grafik dibawah ini untuk menjawab soal nomor 10-11 !
10. Menurut grafik tersebut, apa yang bisa Anda informasikan?
11. Berdasarkan jawaban Anda mengenai mekanisme pernapasan pada nomor 6,
kaitkanlah dengan grafik diatas !
Perhatikan tabel berikut ini untuk menjawab soal nomor 12-15 !
Nama KVP saat Santai KVP setelah Berlari
Andi 3200 ml 3350 ml
Fani 2900 ml 3000 ml
Nurul 2700 ml 2800 ml
Ahmad 3350 ml 3400 ml
Ian 3000 ml 3200 ml
Saskia 2900 ml 3050 ml
12. Berdasarkan tabel diatas, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
kapasitas vital paru-paru seseorang? Adakah faktor lain yang mempengaruhi
kapasitas vital paru-paru?
218
13. Dengan demikian bahwa mekanisme pernapasan akan mempengaruhi total
udara paru-paru. Bagaimana jika dikaitkan dengan tabel diatas?
14. Apa yang bisa Anda simpulkan dari soal nomor 12-13 ?
15. Kita tahu bahwsannya sudah banyak bertebaran disekeliling kita tulisan
“Dilarang Merokok” tapi banyak orang menghiraukan himbauan tersebut.
Mengapa adanya himbauan tersebut ? Sebutkan 4 pendapatmu!
Bacalah beberapa literatur berikut ini untuk menjawab soal nomor 16-18 !
a. David Currow, seorang dosen Cancer Institute dari New South Wales,
Australia mengatakan kepada ABC bahwa merokok menyebabkan tekanan
darah serta detak jantung meningkat, kadar oksigen berkurang, adanya lendir
pada saluran pernapasan. Apabila dalam sehari merokok 1-4 batang efek yang
juga bisa terjadi yaitu kanker paru, kanker esophagus, kanker lambung.
(http://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/pusat-kesehatan/berhenti-
merokok__trashed/bahaya-merokok-pada-daya-tahan-tubuh/amp/)
b. Lebih dari 4000 bahan kimia terdapat dalam rokok, 60 dari bahan kimia
tersebut mampu menyebabkan kanker. Bahan-bahan berbahaya pada rokok
diantaranya karbonmonoksida, tar, gas oksidan, benzene, arsenic, formalin
dan sebagainya.
(http://www.alodokter.com/segudang-bahaya-merokok-terhadap-tubuh)
c. Penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh rokok diantaranya penyakit paru-
paru, paru-paru mengalami radang, bronchitis, pneumonia. Penyakit impotensi
dan organ reproduksi, kandungan bahan kimia yang ada di rokok bisa
mengurangi produksi sperma pada pria bahkan bisa menyebabkan kanker
testis sedangkan pada wanita bisa mengurangi tingkat kesuburannya. Penyakit
lambung, asap rokok yang masuk ke sistem pencernaan akan meningkatkan
asam lambung. Resiko stroke, efek dari zat kimia yang terkandung salah
satunya melemahnya pembuluh darah, hal itu menyebabkan serangan radang
di otak dan berakibat stroke.
(www.depkes.go.id/development/site/depkes/index.php?cid=1-
15112500015&id=inilah-4-bahaya-merokok-bagi-kesehatan-tubuh.html)
d. Zat-zat berbahaya dalam rokok diantaranya nikotim, tar, benzene, ammonia,
formaldehida, aseton, karbonmonoksida, arsenic.
(http://www.google.com/amp/m.merdeka.com/amp/sehat/7-bahan-
mengerikan-yang-terkandung-dalam-sebatang-rokok.html)
e. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Samsuri Tirtosastro dan A.S
Murdiyati Universitas Tribuana Tunggadewi dan Balai Penelitian Tembakau
dan Serat. Kandungan kimia tembakau yang sudah teridentifikasi jumlahnya
mencapai 2.500 komponen. Telah diidentifikasi komponen kimia rokok yang
219
berbahaya bagi kesehatan, yaitu tar, nikotin, gas CO dan NO yang berasal dari
tembakau.
(http://media.neliti.com)
16. Zat berbahaya apa saja yang terkandung dalam rokok ? Berikanlah jawabanmu
berdasarkan literatur diatas !
17. Apakah semua pernyataan diatas dapat dipercaya? Apa alasanmu?
18. Pernyataan manakah yang mendukung jawaban nomor 16. Kenapa kamu
memilih pernyataan tersebut?
Membedakan Batuk Biasa dengan Batuk TBC
Pada umumnya, batuk biasa disebabkan oleh virus, polusi, asma, dan
penyakit-penyakit lainnya. Beberapa orang akan mengalami batuk jika memiliki
saluran pernapasan yang sensitif dan terpapar udara yang kotor. Sedangkan, TBC
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini tersebar melalui
udara. Jika seseorang berada terlalu dekat dengan penderita TBC yang batuk atau
bersin, dan menghirup udara yang telah terkontaminasi bakteri TBC, ia bisa
tertular.
Batuk biasa pada umumnya sembuh dalam beberapa hari tanpa harus
meminum obat tertentu atau melakukan perawatan. Sedangkan, semakin parah
seseorang terjangkit TBC, semakin banyak gejala-gejala yang muncul. Gejala-
gejala yang menyertai batuk-batuk pada penyakit TBC adalah demam, nyeri di
bagian dada, menggigil, penurunan berat badan, berkeringat di malam hari lebih
dari biasanya, hilangnya selera makan, dan perasaan letih. Dilansir
dari Unilab, batuk yang disebabkan TBC juga biasanya tidak kunjung sembuh
walau sudah melewati tiga minggu, dan kadang disertai darah. Walau begitu, tiap
orang yang menderita TBC akan mengalami gejala-gejala yang berbeda. Sebagian
orang mengalami batuk darah, namun tidak pernah menggigil. Sebagian orang
lain kehilangan selera makan, namun tidak mengalami demam.
Untuk mencegah batuk biasa, cukup perlu rajin mencuci tangan. Berhenti
merokok dan lebih banyak mengonsumsi air juga bisa membantu agar batuk bisa
sembuh lebih cepat. Sedangkan, untuk mencegah penyakit TBC, perlu dilakukan
vaksi Bacille Calmette-Guerin (BCG).
Tidak seperti batuk biasa yang langsung muncul dan akan sembuh dalam
beberapa hari, gejala TBC seperti batuk parah akan baru muncul ketika sudah
berada di tahap aktif. Dilansir dari Mayo Clinic, seseorang akan melalui dua
tahap ketika terinfeksi dengan bakteri TBC, yaitu tahap laten dan tahap aktif. Pada
tahap laten, bakteri TBC sudah berada di dalam paru-paru kita. Namun, gejala
belum muncul dan penyakit belum bisa menular. Sedangkan pada tahap aktif,
gejala baru akan muncul dan penyakit bisa menular lewat udara. Waktu yang
220
dibutuhkan tiap orang untuk berpindah dari tahap laten ke tahap aktif bisa
beragam, dari beberapa minggu hingga beberapa tahun.
Jika sudah diderita parah, bakteri yang menyebabkan penyakit TBC bisa
mepengaruhi organ tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang belakang dan otak. Gejala
pun makin bertambah kompleks. Misalnya, jika bakteri sudah menginfeksi tulang
belakang, rasa nyeri di punggung akan muncul. Jika bakteri sudah menginfeksi
ginjal, bisa terdapat darah di dalam urin. (https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20180323184938-255-285465/membedakan-batuk-biasa-dengan-batuk-tbc)
19. Bagaimana membedakan penyakit batuk biasa dengan batuk TBC? Sebutkan
4 perbedaannya!
221
Lampiran 13
Data Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
DAFTAR NILAI PRETEST KELAS EKSPERIMEN
No Kode
Subjek
Nomor Soal (Skor Maks. 4) Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 A 3 4 2 3 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 0 2 2 35 46,05
2 B 3 3 1 3 2 2 1 3 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 37 48,68
3 C 3 4 1 4 4 2 2 2 3 3 2 2 2 1 0 1 2 0 0 38 50
4 D 3 2 2 2 2 3 2 1 3 2 0 2 2 2 0 1 0 1 1 31 40,79
5 E 3 4 1 3 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 3 1 2 1 2 36 47,37
6 F 2 1 2 3 3 4 2 0 2 1 0 2 2 2 1 2 1 2 3 35 46,05
7 G 3 4 1 3 3 2 1 2 2 0 2 3 2 3 2 0 0 0 2 35 46,05
8 H 1 3 2 4 2 2 2 1 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 2 44 57,89
9 I 3 3 1 0 0 2 4 0 3 2 0 2 2 2 1 2 1 1 3 32 42,11
10 J 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 1 1 0 2 2 43 56,58
11 K 3 2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 1 2 2 42 55,26
12 L 2 3 1 4 3 0 3 0 3 1 1 2 3 2 1 0 1 1 1 32 42,11
13 M 3 4 2 3 1 3 2 2 3 2 1 2 0 1 2 1 1 0 2 35 46,05
14 N 2 3 2 3 2 3 2 1 3 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 40 52,63
15 O 2 2 2 3 2 3 2 0 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 37 48,68
16 P 2 3 2 3 0 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 35 46,05
17 Q 4 3 2 3 3 2 1 0 3 2 2 1 3 3 2 1 3 2 1 41 53,95
18 R 3 2 1 2 0 2 1 1 3 2 2 2 1 2 2 1 2 1 0 30 39,47
222
No Kode
Subjek
Nomor Soal (Skor Maks. 4) Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
19 S 1 2 2 1 3 3 1 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 34 44,74
20 T 3 1 1 3 2 3 1 2 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 35 46,05
21 U 3 3 2 3 2 2 3 3 3 1 1 2 2 1 2 1 3 2 1 40 52,63
22 V 4 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 0 1 35 46,05
23 W 4 2 2 0 2 2 3 2 3 2 1 3 2 1 2 2 2 1 1 37 48,68
24 X 3 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 42 55,26
25 Y 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 40 52,63
26 Z 4 3 2 3 2 0 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 46 60,53
27 AA 2 2 2 2 2 2 0 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 28 36,84
28 BB 3 3 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 42 55,26
29 CC 2 1 3 2 3 2 1 1 2 3 3 2 3 2 1 2 3 2 2 40 52,63
30 DD 2 4 2 4 4 2 2 1 2 2 0 3 3 2 1 2 2 2 1 41 53,95
31 EE 1 3 2 0 4 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 1 2 2 38 50
32 FF 3 2 1 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 45 59,21
33 GG 2 2 3 3 2 3 4 2 3 2 3 1 2 2 2 2 1 2 0 41 53,95
Nilai Tertinggi 60,53
Nilai Terendah 36,84
Rata-Rata 49,52
Median 48,68
Modus 46,05
Standar Deviasi 5,85
223
DAFTAR NILAI PRETEST KELAS KONTROL
No Kode
Subjek
Nomor Soal (Skor Maks. 4) Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 A 3 3 0 2 2 1 2 2 3 0 2 2 0 4 1 1 2 1 2 33 43,42
2 B 3 1 1 2 3 1 2 2 2 2 1 0 3 2 2 2 1 2 2 34 44,74
3 C 3 4 1 3 2 3 2 2 1 3 1 1 3 3 2 1 2 2 2 41 53,95
4 D 2 2 1 3 3 3 1 1 3 3 1 2 3 2 0 3 2 2 1 38 50
5 E 3 1 0 1 3 3 2 2 3 1 1 3 1 3 4 3 3 2 1 40 52,63
6 F 4 4 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 4 0 1 0 1 3 45 59,21
7 G 2 3 2 3 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 2 41 53,95
8 H 3 4 1 2 2 2 1 2 3 0 2 2 3 2 2 2 2 2 1 38 50
9 I 4 2 1 2 1 3 3 2 1 1 2 2 3 2 2 2 1 2 1 37 48,68
10 J 4 3 2 3 2 1 2 2 3 1 1 2 3 3 1 1 2 1 3 40 52,63
11 K 3 4 1 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 46 60,53
12 L 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 1 2 2 3 2 37 48,68
13 M 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 1 3 1 1 0 2 1 2 3 31 40,79
14 N 3 3 1 4 2 1 3 2 1 1 1 3 3 2 1 1 2 2 2 38 50
15 O 4 4 0 3 2 0 0 1 4 1 1 3 3 1 3 2 1 2 1 36 47,37
16 P 3 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 0 2 1 0 2 1 1 25 32,89
17 Q 4 1 2 1 1 1 1 2 2 4 2 3 3 2 2 3 2 2 1 39 51,32
18 R 2 2 2 3 2 1 2 2 1 4 2 2 3 3 2 2 2 1 1 39 51,32
19 S 4 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 1 0 3 1 3 2 2 1 39 51,32
20 T 3 3 3 1 3 3 1 3 2 1 2 1 3 1 3 0 2 2 2 39 51,32
21 U 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 3 1 36 47,37
22 V 3 4 1 2 2 3 4 1 3 2 2 1 0 3 2 2 1 2 3 41 53,95
224
No Kode
Subjek
Nomor Soal (Skor Maks. 4) Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
23 W 2 2 1 1 2 3 2 4 3 1 2 1 1 3 2 3 2 1 1 37 48,68
24 X 3 3 1 2 2 3 2 3 3 1 2 3 3 1 2 2 3 2 1 42 55,26
25 Y 3 1 2 2 1 3 3 1 3 2 2 2 3 3 1 0 4 0 3 39 51,32
26 Z 4 2 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 1 3 2 1 1 35 46,05
27 AA 2 4 2 1 2 4 2 2 4 1 3 3 1 3 2 2 1 2 1 42 55,26
28 BB 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 1 3 1 2 2 3 1 2 2 42 55,26
29 CC 2 2 0 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 3 1 2 3 40 52,63
30 DD 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 1 45 59,21
31 EE 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 4 1 3 1 2 2 47 61,84
32 FF 2 3 1 2 2 3 3 2 3 3 2 3 1 2 4 3 2 3 0 44 57,89
33 GG 3 4 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 46 60,53
34 HH 4 3 2 3 3 3 1 2 3 4 2 3 0 1 0 1 2 1 2 40 52,63
35 II 2 3 1 3 2 1 1 1 2 2 0 4 3 2 2 3 2 3 0 37 48,68
Nilai Tertinggi 61,84
Nilai Terendah 32,89
Rata-Rata 51,47
Median 51,32
Modus 51,32
Standar Deviasi 5,87
225
Lampiran 14
Data Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
DAFTAR NILAI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
No Kode
Subjek
Nomor Soal (Skor Maks. 4) Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 A 4 4 3 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 65 85,53
2 B 4 4 2 4 2 4 3 1 3 3 4 2 2 4 4 3 3 3 4 59 77,63
3 C 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 1 2 4 3 4 62 81,58
4 D 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 4 64 84,21
5 E 4 4 3 3 2 1 4 3 2 2 3 4 3 4 4 3 2 4 3 58 76,32
6 F 3 4 2 4 4 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 4 2 4 3 54 71,05
7 G 4 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 4 3 4 3 4 4 54 71,05
8 H 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 3 3 2 3 1 4 2 2 2 55 72,37
9 I 4 3 2 3 2 2 3 2 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 1 50 65,79
10 J 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 2 2 1 4 64 84,21
11 K 4 3 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 58 76,32
12 L 4 3 2 3 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 2 4 2 4 4 63 82,89
13 M 4 4 3 4 4 4 4 3 2 2 3 4 1 4 1 2 3 3 2 57 75
14 N 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 4 1 3 4 4 2 2 4 59 77,63
15 O 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 2 4 2 4 2 3 2 3 4 60 78,95
16 P 4 4 1 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 66 86,84
17 Q 3 4 2 3 3 2 3 1 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 57 75
18 R 3 4 1 3 4 3 2 1 3 3 4 4 2 4 3 4 2 4 4 57 75
19 S 4 4 2 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 67 88,16
20 T 4 4 2 3 4 3 3 2 4 3 2 2 1 2 1 3 2 1 1 47 61,84
226
No Kode
Subjek
Nomor Soal (Skor Maks. 4) Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
21 U 4 4 2 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 68 89,47
22 V 4 3 1 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 4 4 3 4 4 62 81,58
23 W 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 4 2 4 3 2 3 58 76,32
24 X 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 62 81,58
25 Y 3 3 1 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 3 58 76,32
26 Z 3 4 3 4 4 3 4 1 4 3 4 3 2 4 2 2 2 3 3 58 76,32
27 AA 3 4 1 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 2 4 3 3 4 63 82,89
28 BB 3 4 1 4 4 1 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 65 85,53
29 CC 4 4 3 4 3 2 2 3 4 2 1 4 4 4 2 4 3 4 2 58 76,32
30 DD 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 65 85,53
31 EE 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 67 88,16
32 FF 4 3 2 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 4 2 3 3 4 63 82,89
33 GG 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 68 89,47
Nilai Tertinggi 89,47
Nilai Terendah 61,84
Rata-Rata 79,43
Median 78,95
Modus 76,32
Standar Deviasi 6,66
227
DAFTAR NILAI POSTTEST KELAS KONTROL
No Kode
Subjek
Nomor Soal (Skor Maks. 4) Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 A 4 4 3 4 3 2 2 2 3 3 4 3 4 4 4 1 1 4 1 56 73,68
2 B 2 3 3 4 2 4 3 4 4 1 3 2 3 3 3 4 2 1 2 53 69,74
3 C 3 2 1 3 1 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 46 60,53
4 D 2 4 2 1 2 3 2 4 3 0 2 1 4 2 3 2 3 2 4 52 68,42
5 E 3 3 2 4 2 3 4 2 4 1 3 3 2 3 3 4 2 2 2 52 68,42
6 F 3 4 2 4 2 4 3 2 1 1 2 3 2 4 2 4 2 3 1 49 64,47
7 G 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 4 3 4 3 4 3 2 4 2 60 78,95
8 H 3 4 2 4 2 2 4 2 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 1 54 71,05
9 I 3 3 2 2 2 2 3 2 4 1 2 2 2 2 1 3 2 3 2 43 56,58
10 J 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 1 3 4 3 3 3 4 2 4 56 73,68
11 K 4 4 2 4 4 2 3 2 3 3 0 3 4 4 1 3 3 4 3 56 73,68
12 L 4 3 2 3 3 4 2 2 2 2 4 3 4 4 2 3 3 2 4 56 73,68
13 M 4 4 2 3 3 2 2 2 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 59 77,63
14 N 4 3 1 4 3 3 2 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 2 3 55 72,37
15 O 2 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 4 3 2 2 2 3 3 2 50 65,79
16 P 4 3 3 3 2 2 4 2 4 1 4 4 4 3 2 2 2 4 3 56 73,68
17 Q 4 3 3 3 4 4 2 2 4 3 1 2 4 2 2 2 3 4 3 55 72,37
18 R 4 3 2 4 4 4 2 2 2 3 2 3 2 4 4 3 2 3 1 54 71,05
19 S 3 4 2 2 4 3 2 2 3 4 2 3 4 4 4 3 2 2 3 56 73,68
20 T 4 4 1 3 3 3 4 2 3 2 2 3 4 3 4 2 2 3 1 53 69,74
21 U 4 3 1 3 3 3 1 2 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 56 73,68
22 V 4 4 1 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 2 58 76,32
23 W 3 4 3 3 2 2 2 0 3 1 1 3 3 3 1 2 3 2 2 43 56,58
228
24 X 3 2 3 4 3 3 2 4 3 2 1 3 4 4 3 2 1 2 2 51 67,11
25 Y 3 4 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 2 56 73,68
26 Z 4 3 2 3 2 4 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 4 4 4 55 72,37
27 AA 3 4 1 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 2 56 73,68
28 BB 3 4 1 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 1 2 2 2 3 2 47 61,84
29 CC 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 4 4 3 1 2 3 3 56 73,68
30 DD 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 4 3 3 1 2 1 1 43 56,58
31 EE 3 3 2 3 4 2 2 2 2 1 4 3 2 2 2 2 1 3 2 45 59,21
32 FF 3 4 1 4 3 2 2 3 3 4 2 4 2 2 3 3 2 2 4 53 69,74
33 GG 4 4 2 2 3 2 4 4 2 3 3 2 2 3 3 4 1 3 1 52 68,42
34 HH 3 4 2 3 4 2 3 2 2 1 2 3 4 3 3 2 3 3 3 52 68,42
35 II 3 3 1 4 3 2 2 2 3 2 2 3 4 3 1 2 2 2 2 46 60,53
Nilai Tertinggi 78,95
Nilai Terendah 56,58
Rata-Rata 68,95
Median 71,05
Modus 73,68
Standar Deviasi 6,30
229
Lampiran 15
Hasil Perhitungan Ketercapaian Tiap Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Ketercapaian Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pretest Kelas Eksperimen
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Facione
Siswa Interpretasi
Nilai Analisis
Nilai Evaluasi
Nilai Inferensi
Nilai Eksplanasi
Skor Regulasi Diri
Skor 1 2 4 5 7 9 12 16 6 8 13 10 14 17 11 18 15 19 3
A 3 4 3 1 2 2 2 1 71,85 1 2 2 50 2 2 0 50 1 2 25 1 2 0 2 25
B 3 3 3 2 1 2 2 1 59,38 2 3 2 50 3 1 1 25 2 2 25 1 2 50 1 25
C 3 4 4 4 2 3 2 1 59,38 2 2 2 41,67 3 1 2 33,33 2 0 12,5 0 0 50 1 50
D 3 2 2 2 2 3 2 1 56,25 3 1 2 41,67 2 2 0 33,33 0 1 37,5 0 1 37,5 2 50
E 3 4 3 2 2 2 2 1 53,13 2 1 2 58,33 1 1 2 41,67 1 1 50 3 2 37,5 1 25
F 2 1 3 3 2 2 2 2 53,13 4 0 2 50 1 2 1 33,33 0 2 25 1 3 50 2 50
G 3 4 3 3 1 2 3 0 53,13 2 2 2 33,33 0 3 0 41,67 2 0 12,5 2 2 50 1 25
H 1 3 4 2 2 2 4 3 59,38 2 1 3 58,33 2 2 2 58,33 2 3 50 2 2 50 2 25
I 3 3 0 0 4 3 2 2 62,5 2 0 2 25 2 2 1 33,33 0 1 25 1 3 25 1 25
J 3 1 3 3 2 3 2 1 43,75 2 3 3 33,33 3 3 0 50 3 2 37,5 1 2 25 3 25
K 3 2 2 2 2 3 3 2 56,25 3 2 2 41,67 3 3 1 41,67 2 2 25 2 2 37,5 1 50
L 2 3 4 3 3 3 2 0 71,88 0 0 3 50 1 2 1 50 1 1 25 1 1 25 1 50
M 3 4 3 1 2 3 2 1 53,13 3 2 0 50 2 1 1 33,33 1 0 12,5 2 2 12,5 2 50
N 2 3 3 2 2 3 2 2 56,25 3 1 1 66,67 2 2 3 50 2 2 62,5 1 2 37,5 2 75
O 2 2 3 2 2 3 2 1 50 3 0 2 50 2 1 2 33,33 2 2 50 2 2 37,5 2 50
P 2 3 3 0 1 2 2 3 62,5 2 2 2 58,33 1 2 1 41,67 2 2 37,5 2 1 37,5 2 50
Q 4 3 3 3 1 3 1 1 59,38 2 0 3 58,33 2 3 3 41,67 2 2 62,5 2 1 25 2 75
R 3 2 2 0 1 3 2 1 59,38 2 1 1 41,67 2 2 2 33,33 2 1 25 2 0 62,5 1 25
230
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Facione
Siswa Interpretasi
Nilai Analisis
Nilai Evaluasi
Nilai Inferensi
Nilai Eksplanasi
Skor Regulasi Diri
Skor 1 2 4 5 7 9 12 16 6 8 13 10 14 17 11 18 15 19 3
S 1 2 1 3 1 2 2 2 65,63 3 3 2 50 2 1 2 50 1 1 62,5 2 1 50 2 50
T 3 1 3 2 1 3 2 2 53,13 3 2 2 41,67 2 1 1 41,67 1 2 50 1 2 50 1 50
U 3 3 3 2 3 3 2 1 53,13 2 3 2 58,33 1 1 3 33,33 1 2 37,5 2 1 37,5 2 25
V 4 4 2 2 2 2 1 1 59,38 1 2 2 50 2 1 2 41,67 2 0 25 2 1 37,5 2 50
W 4 2 0 2 3 3 3 2 59,38 2 2 2 58,33 2 1 2 41,67 1 1 50 2 1 50 2 75
X 3 3 3 2 2 3 2 1 53,13 2 2 3 58,33 1 2 2 66,67 2 2 50 2 2 50 3 50
Y 2 2 3 2 2 3 2 3 46,88 2 2 1 50 2 3 2 66,67 2 2 62,5 2 2 37,5 1 75
Z 4 3 3 2 2 3 3 2 50 0 2 2 41,67 3 3 3 50 2 2 62,5 3 2 50 2 50
AA 2 2 2 2 0 2 1 2 59,38 2 1 1 66,67 1 2 1 50 2 1 62,5 1 1 75 2 25
BB 3 3 2 2 1 2 2 2 59,38 2 3 2 41,67 3 3 2 58,33 2 2 50 2 2 37,5 2 50
CC 2 1 2 3 1 2 2 2 59,38 2 1 3 41,67 3 2 3 66,67 3 2 50 1 2 37,5 3 50
DD 2 4 4 4 2 2 3 2 43,75 2 1 3 66,67 2 2 2 41,67 0 2 25 1 1 37,5 2 50
EE 1 3 0 4 2 2 2 2 59,38 2 2 1 41,67 3 2 1 58,33 3 2 50 2 2 50 2 25
FF 3 2 1 3 2 2 3 3 68,75 2 3 3 33,33 2 2 2 75 3 2 50 3 3 62,5 1 50
GG 2 2 3 2 4 3 1 2 40,63 3 2 2 33,33 2 2 1 33,33 3 2 37,5 2 0 25 3 50
Total Skor 87
88
83
72
62
84
70 53 56,72 70
54
67 48,23 65 63 52 40,15 55 51 45,45 54 53 40,53 59 44,70
Jumlah 599 191 180 106 107 59
% Indikator 56,72 48,23 45,45 40,15 40,53 44,70
231
Ketercapaian Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pretest Kelas Kontrol
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Facione
Siswa Interpretasi
Skor Analisis
Skor Evaluasi
Skor Inferensi
Skor Eksplanasi
Skor Regulasi Diri
Skor 1 2 4 5 7 9 12 16 6 8 13 10 14 17 11 18 15 19 3
A 3 3 2 2 2 3 2 1 56.25 1 2 0 58.33 0 4 2 50 2 1 50 1 2 37.5 0 0
B 3 1 2 3 2 2 0 2 46.88 1 2 3 41.67 2 2 1 41.67 1 2 41.67 2 2 50 1 25
C 3 4 3 2 2 1 1 1 53.13 3 2 3 66.67 3 3 2 50 1 2 50 2 2 50 1 25
D 2 2 3 3 1 3 2 3 59.38 3 1 3 50 3 2 2 58.33 1 2 58.33 0 1 12.5 1 25
E 3 1 1 3 2 3 3 3 59.38 3 2 1 66.67 1 3 3 58.33 1 2 58.33 4 1 62.5 0 0
F 4 4 3 2 2 3 3 1 68.75 3 2 3 75 3 4 0 58.33 2 1 58.33 0 3 37.5 2 50
G 2 3 3 3 1 3 2 2 59.38 2 2 3 50 2 2 3 58.33 1 2 58.33 1 2 37.5 2 50
H 3 4 2 2 1 3 2 2 59.38 2 2 3 50 0 2 2 33.33 2 2 33.33 2 1 37.5 1 25
I 4 2 2 1 3 1 2 2 53.13 3 2 3 58.33 1 2 1 33.33 2 2 33.33 2 1 37.5 1 25
J 4 3 3 2 2 3 2 1 62.5 1 2 3 50 1 3 2 50 1 1 50 1 3 50 2 50
K 3 4 3 3 2 2 2 3 68.75 3 3 2 66.67 3 2 2 58.33 3 2 58.33 1 2 37.5 1 25
L 2 1 2 3 2 1 1 2 43.75 2 2 3 50 2 2 2 50 2 3 50 1 2 37.5 2 50
M 3 1 2 2 2 1 3 2 50 1 3 1 41.67 1 1 1 25 1 2 25 0 3 37.5 1 25
N 3 3 4 2 3 1 3 1 62.5 1 2 3 41.67 1 2 2 41.67 1 2 41.67 1 2 37.5 1 25
O 4 4 3 2 0 4 3 2 68.75 0 1 3 16.67 1 1 1 25 1 2 25 3 1 50 0 0
P 3 1 1 1 1 1 2 0 31.25 2 1 0 41.67 2 2 2 50 1 1 50 1 1 25 2 50
Q 4 1 1 1 1 2 3 3 50 1 2 3 41.67 4 2 2 66.67 2 2 66.67 2 1 37.5 2 50
R 2 2 3 2 2 1 2 2 50 1 2 3 50 4 3 2 75 2 1 75 2 1 37.5 2 50
S 4 3 2 2 2 2 1 3 59.38 3 3 0 75 2 3 2 58.33 2 2 58.33 1 1 25 1 25
T 3 3 1 3 1 2 1 0 43.75 3 3 3 58.33 1 1 2 33.33 2 2 33.33 3 2 62.5 3 75
U 2 2 3 2 2 1 1 2 46.88 3 2 2 58.33 2 2 1 41.67 1 3 41.67 2 1 37.5 2 50
232
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Facione
Siswa Interpretasi
Skor Analisis
Skor Evaluasi
Skor Inferensi
Skor Eksplanasi
Skor Regulasi Diri
Skor 1 2 4 5 7 9 12 16 6 8 13 10 14 17 11 18 15 19 3
V 3 4 2 2 4 3 1 2 65.63 3 1 0 58.33 2 3 1 50 2 2 50 2 3 62.5 1 25
W 2 2 1 2 2 3 1 3 50 3 4 1 83.33 1 3 2 50 2 1 50 2 1 37.5 1 25
X 3 3 2 2 2 3 3 2 62.5 3 3 3 58.33 1 1 3 31.25 2 2 31.25 2 1 37.5 1 25
Y 3 1 2 1 3 3 2 0 46.88 3 1 3 58.33 2 3 4 75 2 0 75 1 3 50 2 50
Z 4 2 1 2 2 3 2 3 59.38 1 2 2 33.33 2 1 2 31.25 2 1 31.25 1 1 25 1 25
AA 2 4 1 2 2 4 3 2 62.5 4 2 1 75 1 3 1 31.25 3 2 31.25 2 1 37.5 2 50
BB 3 3 2 2 2 3 3 3 65.63 3 3 1 66.67 2 2 1 31.25 1 2 31.25 2 2 50 2 50
CC 2 2 3 2 1 3 2 3 56.25 2 2 3 58.33 2 3 1 37.5 2 2 37.5 2 3 62.5 0 0
DD 2 1 2 3 2 3 3 3 59.38 3 2 3 58.33 2 2 2 50 3 3 50 3 1 50 2 50
EE 3 4 3 2 3 3 3 3 75 2 2 2 66.67 2 4 1 58.33 3 2 58.33 1 2 37.5 2 50
FF 2 3 2 2 3 3 3 3 65.63 3 2 1 58.33 3 2 2 58.33 2 3 58.33 4 0 50 1 25
GG 3 4 3 3 3 2 2 2 68.75 3 2 2 75 2 4 2 66.67 2 2 66.67 2 2 50 1 25
HH 4 3 3 3 1 3 3 1 65.63 3 2 0 50 4 1 2 58.33 2 1 58.33 0 2 25 2 50
II 2 3 3 2 1 2 4 3 62.5 1 1 3 33.33 2 2 2 50 0 3 50 2 0 25 1 25
Total Skor 102
91
79
76
67
84
76 71
79
72
73
67 82 63
60 65
58 57
47
Jumlah 646 224 212 125 115 47
% Indikator 57,68 53,33 50,48 44,64 41,07 33,57
233
Lampiran 16
Hasil Perhitungan Ketercapaian Tiap Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Ketercapaian Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Posttest Kelas Eksperimen
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Facione
Siswa Interpretasi
Skor Analisis
Skor Evaluasi
Skor Inferensi
Skor Eksplanasi
Skor Regulasi Diri
Skor 1 2 4 5 7 9 12 16 6 8 13 10 14 17 11 18 15 19 3
A 4 4 4 4 2 4 4 4 96,86 4 2 4 83,33 3 3 2 83,33 4 3 100 4 3 75 3 25
B 4 4 4 2 3 3 2 3 84,38 4 1 2 83,33 3 4 3 91,67 4 3 87,5 4 4 62,5 2 50
C 3 4 4 3 4 4 4 2 78,13 4 3 4 50 3 4 4 66,67 4 3 75 1 4 37,5 2 50
D 4 4 4 4 4 3 3 2 93,75 4 3 4 83,33 3 4 3 75 4 2 62,5 3 4 87,5 2 75
E 4 4 3 2 4 2 4 3 84,76 1 3 3 58,33 2 4 2 66,67 3 4 87,5 4 3 87,5 3 25
F 3 4 4 4 3 2 2 4 81,25 2 2 2 58,33 3 2 2 66,67 3 4 87,5 3 3 87,5 2 75
G 4 4 3 3 2 2 2 4 75 3 2 2 75 3 4 3 75 2 4 100 3 4 75 2 50
H 4 4 4 4 2 2 3 4 93,75 3 2 2 66,67 4 3 2 66,67 3 2 62,5 1 2 75 4 75
I 4 3 3 2 3 4 4 2 81,25 2 2 2 50 3 3 2 58,33 3 3 87,5 2 1 75 2 50
J 4 4 4 4 4 4 4 2 75 4 2 4 58,33 3 4 2 75 4 1 75 3 4 75 3 50
K 4 3 2 2 3 2 4 4 87,5 2 3 4 66,67 2 3 4 75 4 4 75 4 2 37,5 2 75
L 4 3 3 4 3 4 4 4 93,75 4 3 3 75 2 4 2 58,33 4 4 87,5 2 4 100 2 25
M 4 4 4 4 4 2 4 2 87,5 4 3 1 50 2 4 3 75 3 3 87,5 1 2 62,5 3 75
N 4 3 3 4 4 3 4 4 90,63 3 3 1 58,33 2 3 2 58,33 2 2 50 4 4 100 4 100
O 4 4 4 3 4 4 4 3 84,38 3 3 2 50 2 4 2 75 2 3 100 2 4 75 3 25
P 4 4 4 4 4 3 4 4 84,38 4 2 4 50 3 4 3 58,33 4 4 37,5 2 4 25 1 50
Q 3 4 3 3 3 4 4 3 84,38 2 1 4 58,33 2 3 3 75 4 3 62,5 3 4 37,5 2 100
R 3 4 3 4 2 3 4 4 78,13 3 1 2 58,33 3 4 2 83,33 4 4 87,5 3 4 100 1 50
234
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Facione
Siswa Interpretasi
Skor Analisis
Skor Evaluasi
Skor Inferensi
Skor Eksplanasi
Skor Regulasi Diri
Skor 1 2 4 5 7 9 12 16 6 8 13 10 14 17 11 18 15 19 3
S 4 4 4 3 2 4 4 3 90,63 4 4 4 83,33 3 3 4 66,67 3 4 100 4 4 75 2 50
T 4 4 3 4 3 4 2 3 84,38 3 2 1 83,33 3 2 2 91,67 2 1 62,5 1 1 62,5 2 25
U 4 4 4 4 3 4 4 4 87,5 2 3 4 100 4 4 4 83,33 4 4 87,5 2 4 100 2 50
V 4 3 3 4 4 4 4 4 84,38 3 3 3 58,33 2 2 3 83,33 3 4 75 4 4 62,5 1 75
W 4 3 3 4 3 3 3 4 96,88 2 3 2 91,67 3 4 3 66,67 4 2 75 2 3 75 3 25
X 3 4 3 4 3 4 3 3 87,5 3 3 3 91,67 3 3 4 83,33 2 4 75 4 4 87,5 2 50
Y 3 3 4 4 2 3 4 4 84,38 4 3 3 75 3 4 4 83,33 3 2 75 2 3 100 1 50
Z 3 4 4 4 4 4 3 2 90,63 3 1 2 75 3 4 2 66,67 4 3 62,5 2 3 50 3 75
AA 3 4 4 4 4 4 4 4 87,5 4 3 4 83,33 1 4 3 66,67 3 3 87,5 2 4 100 1 50
BB 3 4 4 4 3 4 4 4 93,75 1 2 4 91,67 4 4 4 75 4 4 100 4 3 87,5 1 75
CC 4 4 4 3 2 4 4 4 93,75 2 3 4 83,33 2 4 3 66,67 1 4 87,5 2 2 87,5 3 75
DD 4 4 3 2 4 4 4 4 96,88 4 3 3 75 3 4 2 100 3 3 100 4 4 75 3 50
EE 3 4 4 3 4 3 4 2 84,38 4 4 4 100 3 4 4 91,67 4 3 87,5 3 4 87,5 3 75
FF 4 3 4 4 4 3 4 2 93,75 4 2 4 58,33 2 3 3 100 4 3 100 4 4 87,5 2 25
GG 3 4 3 4 4 4 4 4 90,63 4 3 4 83,33 3 4 2 75 4 4 75 3 4 100 3 75
Total Skor 121
124
117
114
107
111
119
109
87,31 103
82
99 71,72 90 117
91 80,68 109
104
75,25 90 111 76,14 74 56,06
Jumlah 922 284 213 298 201 74
% Indikator 87,31 71,72 75,26 80,68 76,14 56,06
235
Ketercapaian Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Posttest Kelas Kontrol
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Facione
Siswa Interpretasi
Skor Analisis
Skor Evaluasi
Skor Inferensi
Skor Eksplanasi
Skor Regulasi Diri
Skor 1 2 4 5 7 9 12 16 6 8 13 10 14 17 11 18 15 19 3
A 4 4 4 3 2 3 3 1 75 2 2 4 66.67 3 4 1 66.67 4 4 100 4 1 62.5 3 75
B 2 3 4 2 3 4 2 4 75 4 4 3 91.67 1 3 2 50 3 1 50 3 2 62.5 3 75
C 3 2 3 1 3 3 3 2 62.5 2 2 3 58.33 2 3 2 58.33 4 2 75 3 2 62.5 1 25
D 2 4 1 2 2 3 1 2 53.13 3 4 4 91.67 0 2 3 41.67 2 2 50 3 4 87.5 2 50
E 3 3 4 2 4 4 3 4 84.38 3 2 2 58.33 1 3 2 50 3 2 62.5 3 2 62.5 2 50
F 3 4 4 2 3 1 3 4 75 4 2 2 66.67 1 4 2 58.33 2 3 62.5 2 1 37.5 2 50
G 4 4 3 3 2 4 3 3 81.25 3 3 4 83.33 2 3 2 58.33 4 4 100 4 2 75 3 75
H 3 4 4 2 4 3 3 3 81.25 2 2 4 66.67 3 3 4 83.33 2 3 62.5 2 1 37.5 2 50
I 3 3 2 2 3 4 2 3 68.75 2 2 2 50 1 2 2 41.67 2 3 62.5 1 2 37.5 2 50
J 3 3 4 3 3 2 3 3 75 3 2 4 75 3 3 4 83.33 1 2 37.5 3 4 87.5 3 75
K 4 4 4 4 3 3 3 3 87.5 2 2 4 66.67 3 4 3 83.33 0 4 50 1 3 50 2 50
L 4 3 3 3 2 2 3 3 71.88 4 2 4 83.33 2 4 3 75 4 2 75 2 4 75 2 50
M 4 4 3 3 2 4 4 2 81.25 2 2 4 66.67 3 3 3 75 4 4 100 3 3 75 2 50
N 4 3 4 3 2 3 3 3 78.13 3 3 4 83.33 2 4 3 75 2 2 50 3 3 75 1 25
O 2 3 2 3 2 2 4 2 62.5 3 3 3 75 4 2 3 75 2 3 62.5 2 2 50 3 75
P 4 3 3 2 4 4 4 2 81.25 2 2 4 66.67 1 3 2 50 4 4 100 2 3 62.5 3 75
Q 4 3 3 4 2 4 2 2 75 4 2 4 83.33 3 2 3 66.67 1 4 62.5 2 3 62.5 3 75
R 4 3 4 4 2 2 3 3 78.13 4 2 2 66.67 3 4 2 75 2 3 62.5 4 1 62.5 2 50
S 3 4 2 4 2 3 3 3 75 3 2 4 75 4 4 2 83.33 2 2 50 4 3 87.5 2 50
T 4 4 3 3 4 3 3 2 81.25 3 2 4 75 2 3 2 58.33 2 3 62.5 4 1 62.5 1 25
U 4 3 3 3 1 3 3 3 71.88 3 2 2 58.33 3 4 4 91.67 4 3 87.5 3 4 87.5 1 25
V 4 4 3 3 3 3 3 3 81.25 4 2 4 83.33 3 3 2 66.67 4 4 100 3 2 62.5 1 25
W 3 4 3 2 2 3 3 2 68.75 2 0 3 41.67 1 3 3 58.33 1 2 37.5 1 2 37.5 3 75
236
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Facione
Siswa Interpretasi
Skor Analisis
Skor Evaluasi
Skor Inferensi
Skor Eksplanasi
Skor Regulasi Diri
Skor 1 2 4 5 7 9 12 16 6 8 13 10 14 17 11 18 15 19 3
X 3 2 4 3 2 3 3 2 68.75 3 4 4 91.67 2 4 1 58.33 1 2 37.5 3 2 62.5 3 75
Y 3 4 4 4 2 3 3 3 81.25 4 2 2 66.67 3 2 2 58.33 3 4 87.5 3 2 62.5 3 75
Z 4 3 3 2 2 3 3 3 71.88 4 3 2 75 3 2 4 75 1 4 62.5 3 4 87.5 2 50
AA 3 4 2 3 4 3 2 4 78.13 3 4 2 75 3 4 3 83.33 3 3 75 3 2 62.5 1 25
BB 3 4 3 3 2 3 2 2 68.75 2 2 4 66.67 3 1 2 50 3 3 75 2 2 50 1 25
CC 3 4 4 4 3 2 3 1 75 3 2 4 75 3 4 2 75 2 3 62.5 3 3 75 3 75
DD 3 3 2 3 2 3 2 1 59.38 2 2 4 66.67 2 3 2 58.33 2 1 37.5 3 1 50 2 50
EE 3 3 3 4 2 2 3 2 68.75 2 2 2 50 1 2 1 33.33 4 3 87.5 2 2 50 2 50
FF 3 4 4 3 2 3 4 3 81.25 2 3 2 58.33 4 2 2 66.67 2 2 50 3 4 87.5 1 25
GG 4 4 2 3 4 2 2 4 78.13 2 4 2 66.67 3 3 1 58.33 3 3 75 3 1 50 2 50
HH 3 4 3 4 3 2 3 2 75 2 2 4 66.67 1 3 3 58.33 2 3 62.5 3 3 75 2 50
II 3 3 4 3 2 3 3 2 71.88 2 2 4 66.67 2 3 2 58.33 2 2 50 1 2 37.5 1 25
Total Skor 116
121
111
102
90
102
100
91
98
83
114
81
106
84
87 99
94 83
72
Jumlah 833 295 271 186 177 72
% Indikator 74,38 70,24 64,52 66,43 63,21 51,43
237
Lampiran 17
Hasil Perhitungan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil Perhitungan N-Gain KelasEksperimen
No Subjek Pretest (X) Posttest (Y) N-Gain Kriteria
1 A 50 86,84 0,74 Tinggi
2 B 46,05 81,58 0,66 Sedang
3 C 46,05 61,84 0,29 Rendah
4 D 46,05 84,21 0,71 Tinggi
5 E 48,68 75 0,51 Sedang
6 F 46,05 76,32 0,56 Sedang
7 G 42,11 76,32 0,59 Sedang
8 H 55,26 78,95 0,53 Sedang
9 I 42,11 71,05 0,5 Sedang
10 J 39,47 71,05 0,52 Sedang
11 K 46,05 75 0,54 Sedang
12 L 53,95 81,58 0,6 Sedang
13 M 40,79 76,32 0,6 Sedang
14 N 56,58 77,63 0,48 Sedang
15 O 46,05 73,68 0,51 Sedang
16 P 52,63 65,79 0,28 Rendah
17 Q 53,95 72,37 0,4 Sedang
18 R 47,37 77,63 0,58 Sedang
19 S 57,89 82,89 0,59 Sedang
20 T 48,68 75 0,51 Sedang
21 U 46,05 88,16 0,78 Tinggi
22 V 48,68 76,32 0,54 Sedang
23 W 55,26 82,89 0,62 Sedang
24 X 55,26 84,21 0,65 Sedang
25 Y 52,63 81,58 0,61 Sedang
26 Z 50 76,32 0,53 Sedang
27 AA 59,21 82,89 0,58 Sedang
28 BB 52,63 89,47 0,78 Tinggi
29 CC 53,95 85,53 0,69 Sedang
30 DD 44,74 89,47 0,81 Tinggi
31 EE 52,63 88,16 0,75 Tinggi
32 FF 60,53 85,53 0,63 Sedang
33 GG 36,84 85,53 0,78 Tinggi
Nilai Max. 60,53 89,47 0,81
Nilai Min. 36,84 61,84 0,28
Rata-Rata 49,52 79,31 0,59 Sedang
SD 5,85 6,73 0,13
238
Hasil Perhitungan N-Gain Kelas Kontrol
No Subjek Pretest (X) Posttest (Y) N-Gain Kriteria
1 A 47,37 68,42 0,4 Sedang
2 B 50 56,58 0,13 Rendah
3 C 59,21 73,68 0,35 Sedang
4 D 48,68 73,68 0,49 Sedang
5 E 48,68 56,58 0,15 Rendah
6 F 43,42 56,58 0,23 Rendah
7 G 52,63 67,11 0,31 Sedang
8 H 50 68,42 0,37 Sedang
9 I 52,63 60,53 0,17 Rendah
10 J 47,37 60,53 0,25 Rendah
11 K 53,95 68,42 0,31 Sedang
12 L 44,74 69,74 0,45 Sedang
13 M 50 59,21 0,18 Rendah
14 N 40,79 69,74 0,49 Sedang
15 O 32,89 78,95 0,69 Sedang
16 P 51,32 71,05 0,41 Sedang
17 Q 51,32 73,68 0,46 Sedang
18 R 51,32 73,68 0,46 Sedang
19 S 51,32 72,37 0,43 Sedang
20 T 53,95 73,68 0,43 Sedang
21 U 48,68 73,68 0,49 Sedang
22 V 48,68 72,37 0,46 Sedang
23 W 52,63 64,47 0,25 Rendah
24 X 60,53 77,63 0,43 Sedang
25 Y 51,32 72,37 0,43 Sedang
26 Z 61,84 73,68 0,31 Sedang
27 AA 59,21 73,68 0,35 Sedang
28 BB 57,89 76,32 0,44 Sedang
29 CC 60,53 71,05 0,27 Rendah
30 DD 55,26 69,74 0,32 Sedang
31 EE 53,95 61,84 0,17 Rendah
32 FF 55,26 65,79 0,24 Rendah
33 GG 55,26 73,68 0,41 Sedang
34 HH 52,63 60,53 0,17 Rendah
35 II 46,05 73,68 0,51 Sedang
Nilai Max. 61,84 61,84 0,69
Nilai Min. 32,89 32,89 0,13
Rata-Rata 51,47 68,95 0,35 Sedang
SD 5,87 6,30 0,13
239
Lampiran 18
Hasil Perhitungan N-Gain Tiap Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
HASIL PERHITUNGAN N-GAIN TIAP INDIKATOR KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS EKSPERIMEN
No Aspek KBK Kelas Eksperimen
Gain N-Gain Pretest Posttest
1 Interpretasi 56,72 87,31 30,59 0,71
2 Analisis 48,23 71,72 23,48 0,45
3 Evaluasi 45,45 75,26 29,80 0,55
4 Inferensi 40,15 80,68 40,53 0,68
5 Eksplanasi 40,53 76,14 35,61 0,60
6 Regulasi Diri 44,70 56,06 11,36 0,21
HASIL PERHITUNGAN N-GAIN TIAP INDIKATOR KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS KONTROL
No Aspek KBK Kelas Kontrol
Gain N-Gain Pretest Posttest
1 Interpretasi 61,17 78,88 17,71 0,46
2 Analisis 56,57 74,49 17,93 0,41
3 Evaluasi 53,54 68,43 14,90 0,32
4 Inferensi 47,35 70,45 23,11 0,44
5 Eksplanasi 43,56 67,05 23,48 0,42
6 Regulasi Diri 35,61 54,55 18,94 0,29
240
Lampiran 19
Hasil Perhitungan LKPD Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
HASIL PERHITUNGAN LKPD KELAS EKSPERIMEN
No Nama Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
1 A 88,89 89,74 94,44
2 B 88,89 89,74 94,44
3 C 72,22 82,05 94,44
4 D 97,22 84,62 88,88
5 E 88,89 89,74 94,44
6 F 80,56 76,92 83,33
7 G 72,22 82,05 94,44
8 H 97,22 84,62 88,88
9 I 88,89 89,74 94,44
10 J 75 74,36 94,44
11 K 97,22 84,62 88,88
12 L 97,22 84,62 88,88
13 M 75 82,05 94,44
14 N 72,22 88,89 83,33
15 O 72,22 82,05 94,44
16 P 80,56 76,92 83,33
17 Q 97,22 84,62 88,88
18 R 72,22 88,89 83,33
19 S 72,22 82,05 94,44
20 T 97,22 84,62 88,88
21 U 72,22 88,89 83,33
22 V 72,22 82,05 94,44
23 W 72,22 88,89 83,33
24 X 88,89 89,74 94,44
25 Y 75 74,36 94,44
26 Z 75 74,36 94,44
27 AA 72,22 82,05 94,44
28 BB 88,89 89,74 94,44
29 CC 80,56 76,92 83,33
30 DD 80,56 76,92 83,33
31 EE 72,22 88,89 83,33
32 FF 75 74,36 94,44
33 GG 80,56 76,92 83,33
Jumlah 2686,1 2739,31 2955,4
Rata-Rata 81,40 83,01 89,56
241
HASIL PERHITUNGAN LKPD KELAS KONTROL
No Nama Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
1 A 85 72 85
2 B 90 92 100
3 C 85 86 81
4 D 100 100 100
5 E 80 88 85
6 F 90 92 100
7 G 85 86 81
8 H 80 88 85
9 I 85 72 85
10 J 85 86 81
11 K 85 72 85
12 L 80 88 85
13 M 85 72 85
14 N 85 72 85
15 O 100 100 100
16 P 90 92 100
17 Q 85 86 81
18 R 85 72 88
19 S 85 86 81
20 T 85 86 81
21 U 90 92 100
22 V 80 88 85
23 W 80 88 85
24 X 90 92 100
25 Y 80 88 85
26 Z 85 72 85
27 AA 100 100 199
28 BB 100 100 100
29 CC 100 100 100
30 DD 90 92 100
31 EE 90 92 100
32 FF 80 88 85
33 GG 100 100 100
34 HH 100 100 100
35 II 85 86 81
Jumlah 3080 3066 3259
Rata-Rata 88 87,6 93,11
242
Lampiran 20
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest Kelas Eksperimen
N 33
Normal Parametersa,b
Mean 49.5215
Std.
Deviation 5.84581
Most Extreme
Differences
Absolute .127
Positive .117
Negative -.127
Kolmogorov-Smirnov Z .729
Asymp. Sig. (2-tailed) .663
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. The distribution has no variance for this variable. One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test cannot be performed.
243
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS KONTROL
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest Kelas Kontrol
N 35
Normal Parametersa,b
Mean 51.4662
Std. Deviation 5.86507
Most Extreme Differences
Absolute .118
Positive .087
Negative -.118
Kolmogorov-Smirnov Z .696
Asymp. Sig. (2-tailed) .307
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. The distribution has no variance for this variable. One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test cannot be performed.
244
Lampiran 21
Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Posttest Kelas Eksperimen
N 33
Normal Parametersa,b
Mean 79.4258
Std. Deviation 6.65920
Most Extreme Differences
Absolute .112
Positive .091
Negative -.112
Kolmogorov-Smirnov Z .641
Asymp. Sig. (2-tailed) .805
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. The distribution has no variance for this variable. One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test cannot be performed.
245
UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS KONTROL
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Posttest Kelas Kontrol
N 35
Normal Parametersa,b
Mean 68.9474
Std. Deviation 6.30385
Most Extreme Differences
Absolute .163
Positive .140
Negative -.163
Kolmogorov-Smirnov Z .967
Asymp. Sig. (2-tailed) .307
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. The distribution has no variance for this variable. One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test cannot be performed.
246
Lampiran 22
Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
UJI HOMOGENITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
KONTROL
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Pretest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.670 1 66 .201
ANOVA
Pretest
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 13278.139 1 13278.139 338.544 .000
Within Groups 2588.607 66 39.221
Total 15866.746 67
247
Lampiran 23
Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
UJI HOMOGENITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
KONTROL
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Posttest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.101 1 66 .751
ANOVA
Posttest
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1864.957 1 1864.957 44.433 .000
Within Groups 2770.146 66 41.972
Total 4635.103 67
248
Lampiran 24
Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
UJI HIPOTESIS PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
KONTROL
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pretest Kelas Kontrol 35 51.4662 5.86507 .99138
Kelas Eksperimen 33 49.5215 5.84581 1.01763
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pretest
Equal
variances
assumed
.510 .478 1.369 66 .176 1.94463 1.42084 -.89217 4.78143
Equal
variances not
assumed
1.369 65.790 .176 1.94463 1.42070 -.89206 4.78133
249
Lampiran 25
Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
UJI HIPOTESIS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
KONTROL
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Posttest Kelas Kontrol 35 68.9474 6.30385 1.06554
Kelas Eksperimen 33 79.4258 6.65920 1.15922
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Posttest
Equal variances
assumed .101 .751 -6.666 66 .000 -10.47847 1.57196 -13.61700 -7.33994
Equal variances
not assumed
-6.655 65.147 .000 -10.47847 1.57454 -13.62290 -7.33403
250
Lampiran 26
Lembar Pengesahan Proposal Skripsi
251
Lampiran 27
Surat Permohonan Izin Skripsi
252
Lampiran 28
Surat Validasi RPP dan LKPD
253
Lampiran 29
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
254
Lampiran 30
Dokumentasi Penelitian
255
Lampiran 31
Lembar Uji Referensi
256
257
258
259
260
261
262