pengaruh metode eksperimen terhadap hasil...
TRANSCRIPT
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP TEKANAN
(Kuasi Eksperimen di SMP Darul Mukhlishin Cengkareng)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh :
NETI DAMAYANTI
NIM. 107016300866
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089
UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit : 5 Januari 2009
FITK No. Revisi: : 00 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
N a m a : Neti Damayanti
Tempat/Tgl.Lahir : Tangerang, 03 Desember 1989
NIM : 107016300866
Jurusan / Prodi : Pendidikan Fisika
Judul Skripsi : Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa Pada Konsep Tekanan
Dosen Pembimbing : 1. Hasian Pohan,M.Si
2. Iwan Permana Suwarna, M.Pd
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta,
Mahasiswa Ybs.
Neti Damayanti
NIM.107016300866
i
ABSTRAK
Neti Damayanti (NIM: 107016300866). Pengaruh Metode Eksperimen
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Tekanan (Kuasi
Eksperimen di SMP Darul Mukhlishin Cengkareng).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen
terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep tekanan. Penelitian ini dilakukan
di kelas VIII-1 dan VIII-2 SMP Darul Mukhlishin Cengkareng. Metode yang
digunakan adalah kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian pretest-posttest
control group design. Penentuan sampel ini berdasarkan teknik purposive sample.
Sampel penelitian berjumlah 50 siswa, dengan 25 siswa untuk kelas eksperimen
dan 25 siswa untuk kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes
berupa soal-soal pilihan ganda. Data hasil instrumen tes dianalisis secara
kuantitatif. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
siswa kelas eksperimen adalah 74,24 dan kelas kontrol adalah 69,28. Hal tersebut
didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap data
posttest dengan n = 25 dan α=5%. Hasilnya adalah nilai thitung = 2,80 sedangkan
ttabel = 2,20. Terlihat bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa pada
konsep tekanan.
Kata kunci : Metode Eksperimen, Hasil Belajar, Konsep Tekanan.
ii
ABSTRACT
Neti Damayanti (NIM:107016300866). The Effect of Experimental Method to the
Learning Outcomes of Students in The Physics Concept of Pressure. (Quasi
experiments at Junior High School Darul Mukhlishin Cengkareng).
The purpose of this study was to determine the effect of experimental method to the
learning outcomes of students in the physics concept of pressure. This study was
conducted in class VIII-1 and VIII-2 of junior high school Darul Mukhlishin,
Cengkareng. The method which is used in this study is quasi-experiment with pretest-
posttest control group research design. The sample was determined by using
purposive sample technique. This study’s sample are 50 students, with 25 students for
experimental class and 25 students for control class. The instrument used in this
study is a test instrument of multiple choices questions. Data from the test
instrument’s result were analyzed quantitatively. Based on the analysis, the average
score of students’ learning outcomes in experiment class is 74,24, and 69,28 for the
control class’ students. It is based on hypotesis test result by using t test to the
posttest data with n = 25 and α = 5%. The result is the value of tcount
= 2,80 while ttable = 2,20. It shows that t count>t table, so it can be concluded that there
are effects of experimental method to the learning outcomes of students in the
physics concept of pressure.
Keywords: Experimental Methods, Learning Outcomes, Concept of Pressure.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang terus menerus
memberikan rahmat serta hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “ Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada
Konsep Tekanan”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada junjungan baginda
pejuang Islam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman
kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Begitu juga kepada
seluruh keluarga dan para sahabatnya serta pengikut ajarannya yang setia sampai
akhir zaman.
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut
disampaikan kepada:
1. Ibu Nurlena Rifai, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, sebagai Ketua Program Studi sekaligus
Pembimbing II terima kasih atas bimbingan, saran, dan pengarahan yang telah
diberikan.
4. Bapak Hasian Pohan, M.Si sebagai dosen Pembimbing I terima kasih atas
bimbingan, saran, dan pengarahan yang telah diberikan.
5. Bapak H. Muhaemin, S.E, Kepala sekolah SMP Darul Mukhlishin dan ibu
Musyafiroh, S.Pd, Guru mata pelajaran fisika, yang telah memberikan izin
penelitian dan menjadi konsultan terbaik selama penelitian.
iv
6. Ayahanda Damiri dan Ibunda Nurwanih, yang selalu memberikan do’a dan
motivasi moril maupun materil serta kasih sayang, dan dukungan untuk terus
mengiringi langkahku menggapai cita-cita.
7. Suami dan Ananda ( Muhamad Kholil dan Ni’matul Maula), yang senantiasa
memberikan doa, semangat dan motivasi sehingga bisa selesainya skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu
menyelesaikan penulisan ini, termasuk kawan-kawan yang mendukung memberi
masukan kepada penulis.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah
ilmu pengetahuan pada umumnya.
Jakarta, 2014
NETI DAMAYANTI
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ........................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ..................................................................................... 6
A. Kajian Teoretis .................................................................................. 6
1. Metode Kesperimen ...................................................................... 6
a. Pengertian Metode Eksperimen ............................................... 6
b. Karakterisitik Metode Eksperimen .......................................... 8
c. Tujuan dan Esensi Metode Eksperimen .................................. 8
d. Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen ................... 10
e. Prosedur Penggunaan Metode Eksperimen .............................. 11
f. Langkah-langkah Metode Eksperimen .................................... 12
2. Belajar dan Hasil Belajar .............................................................. 15
a. Pengertian Belajar ................................................................... 15
b. Hasil Belajar ........................................................................... 19
vi
c. Tinjauan Konsep Tekanan ……………………………….. . 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 26
C. Kerangkan Berpikir ........................................................................... 28
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 31
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 31
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................... 31
C. Variabel Penelitian ............................................................................ 32
D. Populasi dan Sampel .......................................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 33
F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 33
G. Kalibrasi Instrumen ........................................................................... 34
1. Validitas ....................................................................................... 34
2. Reliabilitas ................................................................................... 35
3. Taraf Kesukaran .......................................................................... 35
4. Daya Pembeda ............................................................................. 36
H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 37
1. Uji Prasyarat Analisis Data .......................................................... 37
a. Uji Normalitas ....................................................................... 37
b. Uji Homogenitas .................................................................... 38
2. Pengujian Hipotesis .................................................................... 39
I. Hipotesis Statistik .............................................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 42
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 42
1. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ....................... 42
2. Data Hasil Posttes Kelas Eksperimen dan Kontrol ..................... 44
3. Data Hasil posttes Kelas Eksperimen dan Kontrol pada
Jenjang Kognitif .......................................................................... 45
4. Rekapitulasi Data Pretes dan Posttes ........................................... 46
vii
5. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data Tes .............................. 47
a. Uji Normalitas ....................................................................... 47
b. Uji Homogenitas .................................................................... 48
c. Uji Hipotesis .......................................................................... 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 50
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 53
A. Kesimpulan ...................................................................................... 53
B. Saran ................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 54
LAMPIRAN ...................................................................................................... 57
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A: Instrumen Penelitian ........................................................... 57
1. Tabel Kisi-Kisi Instrumen ................................................ 58
2. Kisi-Kisi Instrumen .......................................................... 59
3. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Dengan
Program Anates ................................................................ 70
4. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Valid ...................................... 71
5. Instrumen Valid ................................................................ 72
Lampiran B: Perangkat Pembelajaran ..................................................... 77
1. Silabus ............................................................................... 78
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................... 80
3. Lembar Kegiatan Siswa .................................................... 104
Lampiran C: Analisis Data Hasil Penelitian ............................................ 115
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............ 116
a. Uji Normalitas .............................................................. 116
b. Uji Homogenitas .......................................................... 123
2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .......... 126
a. Uji Prasyarat Hipotesis ................................................. 126
1) Uji Normalitas ......................................................... 126
2) Uji Homogenitas ..................................................... 132
b. Uji Hipotesis ................................................................ 136
3. Nilai-nilai r Product Moment ........................................... 140
4. Luas di Bawah Lengkung Kurva Normal Dari 0 s/d Z ..... 141
5. F Table For Alpha 0,5 ....................................................... 142
6. Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ..................................... 144
7. Nilai-Nilai Dalam Distribusi t .......................................... 145
ix
Lampiran D: Surat-Surat Penelitian ............................................................ 146
1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas
2. Surat Keterangan dari Sekolah
3. Lembar Uji Referensi
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbaikan Struktur Ranah Kognitif ............................................ 22
Tabel 3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 30
Table 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes .............................................................. 32
Tabel 3.3 Kualifikasi Koefisien Korelasi ................................................... 34
Tabel 3.4 kategori Derajat Kesukaran ........................................................ 35
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda........................................................... 35
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hail Pretest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................... 41
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hail Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................... 43
Tabel 4.3 Data Hasil Posttest Pada Jenjang Kognitif .................................. 44
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest ........................................ 45
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas Data Pretest dan
Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............................ 46
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Pengujian Homogenitas Data Pretest dan
Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............................ 47
Tabel 4.6 Pengujian Hipotesis Penelitian .................................................... 48
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Konsep Tekanan .............................................................. 24
Gambar 4.1 Data Nilai Pretest .................................................................... 42
Gambar 4.2 Data Nilai Posttest ................................................................... 43
Gambar 4.3 Data Nilai Posttest pada Jenjang Kognitif ……………………. 44
Gambar 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ............................ 45
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan salah satu komponen dalam dunia pendidikan yang
berperan penting dalam pembentukan kualitas dan kuantitas pembelajaran yang
dilaksanakannya. Guru membangun pembelajaran untuk mengembangkan
kreativitas berpikir agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa,
mengkontruksi pengetahuan baru dan meningkatkan penguasaan terhadap materi
pembelajaran.1
Pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia
berkualitas dapat dicapai apabila guru menerapkan strategi, pendekatan ataupun
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Penerapan metode-metode pembelajaran tersebut akan dapat
mengembangkan seluruh potensi peserta didik secara optimal dan meningkatkan
hasil belajar.
Proses pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa dapat
diwujudkan apabila guru memiliki wawasan dan kerangka pikir holistik tentang
pembelajaran. Karena, proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri
dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.2 Melalui proses
pembelajaran IPA diharapkan siswa dapat memahami fenomena yang terjadi di
alam sekitar, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari menjadi
suatu produk yang bermanfaat. Sehingga guru sudah seharusnya menggunakan
metode pembelajaran yang tidak hanya menarik, tetapi juga memberikan ruang
1 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 62.
2 Zulfiani, et al., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah, 2009), Cet ke-1, h. 46.
2
bagi peserta didik untuk berkreativitas, berimajinasi dan terlibat secara aktif
sepanjang proses pembelajaran.
IPA sebagai bagian dari pendidikan yang memiliki peranan penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu cabang dari pendidikan IPA adalah
pendidikan fisika. Pelajaran fisika harus dipahami secara menyeluruh dengan
pemahaman konsep yang benar, sehingga mudah untuk dipelajari. Memahami
konsep fisika yang benar adalah mengetahaui apa kegunaan dan relevansinya
dalam kehidupan sehari-hari. Karena, tujuan pembelajaran sains khususnya fisika
adalah pembelajaran yang diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang mendorong
siswa belajar aktif baik fisik, mental, intelektual, dan sosial untuk memahami
konsep fisika. Menurut Jerome Bruner seperti yang dikutip oleh Ratna Wilis
Dahar dalam bukunya mengemukakan “agar siswa-siswa hendaknya belajar
melalui berpartisipasi secara aktif untuk memperoleh pengalaman dalam
menemukan prinsip-prinsip”.3
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, pembelajaran yang
berlangsung di kelas VIII SMP Darul Mukhlishin belum dapat mengembangkan
kreativitas pemikiran dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa selama
proses pembelajaran fisika. Hal ini terlihat ketika guru banyak menggunakan
verbalisme dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran tersebut menyebabkan siswa cenderung cepat merasa bosan dan
kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. Faktor
lain yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian pada konsep tekanan
adalah hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Darul Mukhlishin masih rendah.
Hal ini dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal di SMP Darul Mukhlishin
pada pelajaran fisika untuk kelas VIII adalah 6,80, namun siswa hanya
memperoleh nilai rata-rata 6,00.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen
adalah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa baik
secara perseorangan ataupun kelompok, untuk melakukan suatu proses atau
3 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 103.
3
eksperimen dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajarinya.4 Metode eksperimen dianggap sesuai untuk pembelajaran fisika
karena mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir dan kratifitas secara optimal.
Metode eksperimen dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata
guru atau buku. Guru dapat mengembangkan keterlibatan siswa secara aktif
selama proses pembelajaran baik itu fisik, mental, maupun emosional dalam
metode eksperimen. Keterlibatan itu diharapkan akan dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan, sehingga hasil belajar siswa
juga akan meningkat. Metode eksperimen memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melatih keterampilan prosesnya sehingga memberikan pengalaman secara
langsung yang dapat tertanam dalam ingatannya agar memperoleh hasil belajar
yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul: “Pengaruh Metode
Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Tekanan ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka peneliti mengidentifikasikan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang dilaksanakan belum dapat mengembangkan pemikiran
dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
2. Guru banyak menggunakan verbalisme dalam menyampaikan materi
sehingga menyebabkan siswa cenderung merasa bosan dan kurang tertarik
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
3. Keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang.
4. Pelajaran fisika pada materi Tekanan sebagai mata pelajaran yang abstrak
bagi siswa kelas VIII di SMP Darul Mukhlishin.
4 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandnung: Alfabeta, 2010), h. 220.
4
5. Hasil belajar siswa pada materi tekanan di kelas VIII mencapai nilai rata-rata
6,00 yang masih dibawah kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu
6,80.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,
peneliti membatasi permasalahan pada pengaruh metode eksperimen. Adapun
pembatasan masalah pada penelitian ini terkait pada:
1. Pembelajaran fisika pada konsep Tekanan dengan menggunakan metode
eksperimen di kelas VIII pada semester genap.
2. Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan hasil tes
kognitif saja. Ranah kognitif dinilai berdasarkan taksonomi Bloom yang telah
direvisi. Ranah kognitif yang diukur pada penelitian ini adalah mulai jenjang
C1 sampai C4 pada konsep tekanan dengan menggunakan metode eksperimen
(LKS).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu ”apakah metode eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
pada konsep tekanan”?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen
terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep tekanan.
5
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, peneliti uraikan dalam dua bagian yaitu manfaat
secara teoritis dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat yang bersifat teoritis, yaitu penelitian ini dapat menambah khasanah
pengetahuan mengenai pembelajaran dengan metode eksperimen.
2. Manfaat yang bersifat praktis, yaitu manfaat yang berguna bagi siswa, guru,
sekolah, dan peneliti, yaitu sebagai berikut:
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fisika
2) Meningkatkan pemahaman konsep IPA yang dipelajari secara mendalam
melalui pengalamn langsung.
3) Mendapatkan proses pembelajaran IPA yang lebih bermakna dan berkualitas.
b. Bagi guru
1) Alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
mutu pembelajaran fisika.
2) Mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa.
3) Meningkatkan profesional guru dalam proses pembelajaran terutama dalam
mata pelajaran fisika.
c. Bagi sekolah
1) Dapat memberikan sumbangan dalam upaya peningkatan mutu dan
efektivitas mata pelajaran fisika.
d. Bagi peneliti
1) Mendapatkan pengalaman menerapkan metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa SMP.
2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan informasi bagi penelitian
selanjutnya.
e. Stake Holder
1) Meningkatkan keterampilan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
6
BAB II
KAJIAN TEORETIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Teoretis
1. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan
situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi
kelancaran proses belajar dan tercapainya hasil belajar anak yang memuaskan.
Pengertian metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya cara teratur
dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan.
Secara umum dirumuskan bahwa pengertian “metode pengajaran adalah
cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi
latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu”.1 “Metode
pembelajaran juga dapat diartikan sebagai cara pembentukan atau pemantapan
pengertian peserta (siswa) terhadap suatu bahan ajar”. 2
Metode pengajaran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem
pengajaran tertentu. Metode pengajaran yang dipakai oleh guru sangat
mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. Dengan kata lain metode
yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, ”metode eksperimen adalah metode
pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk
dilatih melakukan suatu proses atau percobaan”.3 Metode ini diharapkan
1 Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
Referensi, 2013), h. 152. 2 Daryanto, Strategi dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar Bagi Guru,
(Bandung: CV. Yrama Widya, 2013), h. 1. 3 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000), h. 196.
7
sepenuhnya dapat melibatkan anak didik dalam merencanakan eksperimen,
melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan
variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata. Anak didik
diharapkan tidak menelan begitu saja sejumlah fakta yang ditemukan dalam
percobaan yang dilakukan.
Menurut Syaiful Sagala, ”metode eksperimen adalah cara penyajian bahan
pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk
membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”.4 Roestiyah
N.K menyatakan bahwa ”metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana
siswa melakukan suatu percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru”.5
Metode eksperimen menurut Djamarah adalah ”cara penyajian pelajaran,
dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari”.6 Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen adalah cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran dimana siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau mengalami sendiri, mengikuti
proses, mengamati sesuatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian,
siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba
mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang
dialaminya itu.
Metode eksperimen merupakan metode yang dikembangkan dengan tujuan
untuk membimbing siswa agar mampu menemukan jawaban-jawaban sendiri dari
fenomena-fenomena yang dihadapi melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar
dan bimbingan serta pengarahan dari guru. Dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen adalah metode yang memberikan kesempatan kepada siswa baik
secara perorangan maupun kelompok untuk melakukan suatu eksperimen dengan
mengalami sendiri suatu pengetahuan baru bagi siswa.
4 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 220.
5 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 80.
6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), H. 84.
8
b. Karekteristik Metode Eksperimen
Menurut Udin S. Winataputra yang dikutip oleh Komang Widarmika,
karekteristik metode eksperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar
siswa antara lain :
1) Ada alat bantu yang digunakan
2) Siswa aktif melakukan percoban
3) Guru membimbing
4) Tempat dikondisikan
5) Ada pedoman untuk siswa
6) Ada topik yang di eksperimenkan
7) Ada temuan-temuan dari pelaksanaan eksperimen7
Adapun pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari penerapan metode
eksperimen antara lain:
1) Mengamati sesuatu hal
2) Menguji hipotesis
3) Menemukan hasil percobaan
4) Membuat kesimpulan
5) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa
6) Menerapkan konsep informasi dari eksperimen
c. Tujuan dan Esensi Metode Eksperimen
Penggunaan metode ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa mampu dan
meneukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan yang dihadapi dengan
melakukan percobaan sendiri. Selain itu juga siswa terlatih dalam cara berpikir
yang ilmiah, dengan melakukan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran
dari suatu teori yang sedang dipelajari.
Dalam proses belajar mengajar tujuan penggunaan metode eksperimen ini
adalah :
7 Komang Widarmika, Metode Eksperimen,
http://komangwidarmika.blogspot.com/2012/12/metode-eksperimen.htm (24 /7/2013)
9
1. Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data
yang diperoleh.
2. Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan
melaporkan percobaan
3. Melatih peserta didik menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui
percobaan.8
Dari tujuan yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa alasan mengapa
guru menggunakan metode eksperimen, diantaranya :
1. Metode eksperimen diberikan untuk memberi kesempatan kepada peserta
didik agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu
proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.
2. Metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah.
3. Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri.
4. Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah percaya
sebelum ada bukti-bukti nyata.9
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari dilakukan
pembelajaran menggunakan metode kesperimen adalah untuk melatih siswa
menarik kesimpulan dari fakta hasil pengamatan maupun fakta dari hasil
eksperimen, sehingga siswa terbiasa untuk melakukan percobaan secara runtut
dan menggunakan logika induktif dalam menarik kesimpulan.
Esensi dari penggunaan metode eksperimen yakni menyajikan bahan
pelajaran melalui percobaan serta mengamati suatu proses. Pengalaman belajar
akan diperoleh adalah menguji sesuatu, menguji hipotesis, menemukan hasil
percobaan dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
8 Reni Ernasari, Metode Eksperimen, http://renny12395.blogspot.com/2013/02/metode-
eksperimen.html, (1/2/2014) 9 Ibid.
10
d. Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen
Syaiful sagala menuturkan bahwa metode eksperimen memiliki kelebihan
dan kelemahan sebagaimana yang akan dijelaskan di bawah ini10
:
1) Kelebihan-kelebihannya
Metode eksperimen mempunyai kelebihan sebagai berikut:
a) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata
guru atau buku saja.
b) Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratis tentang
sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuwan.
c) Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain:
(1) siswa belajar mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian,
(2) siswa terhindar jauh dari verbalisme,
(3) memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif dan realistis,
(4) mengembangkan sikap berpikir ilmiah, dan
(5) hasil belajar akan tahan lebih lama dan internalisasi.
2) Kelemahan-kelemahannya
Metode eksperimen juga mempunyai kelemahan sebagai berikut:
a) Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan
bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah.
b) Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan
atau pengendalian.
c) Sangat menuntut pengasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan,dan
bahan muktahir. Sering terjadi siswa lebih dahulu mengenal dan
menggunakan alat bahan tertentu dari pada guru.
10
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 220-
221
11
Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode
eksperimen antara lain:
a) Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin
dicapai sehingga ia perlu mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang perlu
dijawab dengan eksperimen.
b) Hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan siswa tentang langkah
yang dianggap baik untuk memecahkan masalah dalam eksperimen, serta
bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang perlu dikontrol dan hal-hal yang
perlu dicatat.
c) Guru dapat menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan yang dibutuhkan
bila diperlukan.
d) Guru perlu merangsang agar setelah eksperimen berakhir, ia membanding-
bandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen orang lain dan
mendiskusikannya bila ada perbedaan-perbedaan atau kekeliruan-kekeliruan.
e. Prosedur penggunaan metode eksperimen
Adapun prosedur pelaksanaan suatu eksperimen yang dikemukan oleh
Roetiyah N.K sebagai berikut :
1) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen;
2) Memberikan penjelasan kepada siswa tentang alat-alat dan bahan yang
digunakan dalam eksperimen, hal-hal yang dikontrol dengan ketat, urutan
eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat;
3) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila
perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan;
4) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya
jawab.11
11
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 81-82.
12
f. Langkah-langkah metode eksperimen
Menurut Palendeng seperti yang dikutip oleh Ramacahyati, pembelajaran
dengan metode eksperimen meliputi tahap-tahap sebagai berikut12
:
1) Percobaan awal, Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi
ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang
akan dipelajari.
2) Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.
Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
3) Hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan
hasil pengamatannya.
4) Verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang
telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat
dilaporkan hasilnya. Aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan
menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan
ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.
5) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa
untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa
mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam
kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk
menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep
terkait dengan pokok bahasan.
Menurut Fathurrahman seperti yang dikutip oleh Abdillah, langkah-
langkah dalam pembelajaran dengan metode eksperimen adalah13
:
1) Perencanaan: yaitu meliputi kegiatan menerangkan metode eksperimen,
membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang dapat diangkat,
12
Ramacahyati, Strategi Pembelajaran Eksperimen, diakses dari
http://ramacahyati8910.wordpress.com (24/1/2014) 13
Abdillah, Metode Eksperimen, diakses dari http://gudangilmuabdi.blogspot.com/ (22
/1/2014)
13
menetapkan alat-alat yang diperlukan, menentukan langkah-langkah apa saja
yang perlu dicatat dan variabel-variabel yang harus dikontrol;
2) Pelaksanaan: melaksanakan pembelajaran dengan metode eksperimen,
mengumpulkan laporan, memproses kegiatan dan mengadakan tes untuk
menguji pemahaman siswa.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode
eksperimen menurut Fathurrahman adalah sebagai berikut14
:
1) Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.
2) Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.
3) Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan
pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen yang
akan dilakukan.
4) Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan
yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan dapat diulangi lagi
untuk membuktikan kebenarannya.
5) Setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara
tertulis.
Sedangkan langkah-langkah eksperimen atau prosedur eksperimen
menurut Roestiyah adalah :15
1) Memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang dilakukan dalam
eksperimen.
2) Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa dalam
eksperimen.
3) Sebelum eksperimen dilaksanakan, terlebih dahulu guru harus menetapkan
alat-alat apa yang diperlukan, hal apa saja yang harus ditempuh, hal apa saja
yang harus dicatat, variabel-variabel mana yang harus dikontrol.
4) Setelah eksperimen guru harus menentukan apakah follow-up (tindak lanjut)
eksperimen seperti mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut,
14
Abdillah, Metode Eksperimen, diakses dari http://gudangilmuabdi.blogspot.com
(22/1/2014) 15
Martingsih, Macam-macam Metode Pembelajaran, diakses dari
http://martiningsih.blogspot.com (1/2/2014)
14
mengadakan tanya jawab tentang proses, melakukan tes untuk menguji
peserta didik.
Berdasarkan uraian Roestiyah di atas dapat dikaji langkah-langkah yang
akan dilakukan dalam eksperimen yaitu sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan tentang eksperimen kepada siswa.
2) Guru menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai.
3) Sebelum eksperimen berlangsung, guru membagi siswa membagi siswa
menjadi beberapa kelompok.
4) Masing-masing kelompok mengambil alat yang telah disiapkan oleh guru.
5) Guru membahas dan memastikan siswa memahami langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam percobaan.
6) Siswa melakukan percobaan didalam kelompok.
7) Guru mengawasi kegiatan selama siswa melakukan percobaan.
8) Tiap kelompok mencatat hasil percobaan
9) Di dalam kelompok siswa membuat kesimpulan
10) Setiap kelompok menyampaikan hasil percobaan secara klasikal
11) Selama kegiatan presentasi hasil belajar berlangsung kelompok yang lain
mendengarkan/ memberi masukan atau bertanya
12) Guru dan siswa menyimpulkan dan mengkonfirmasi hasil percobaan dari
semua kelompok untuk mengecek keakuratan informasi yang disimpulkan
dari percobaan.
Langkah-langkah tersebut dilaksanakan pada kegiatan inti dalam
pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian. Dengan mengikuti langkah-langkah
metode eksperimen tersebut akan menunjang keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran menggunakan metode eksperimen.
Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan oleh beberapa para ahli di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen merupakan suatu metode
pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam menentukan dan mencari
kebenaran tentang ilmu pengetahuan yang mereka pelajari. Proses yang dilakukan
siswa dalam menggunakan metode eksperimen inilah nilai penting dalam
15
pembelajaran. Sehingga siswa lebih memahami tentang pengetahuan yang
dipelajari.
Dalam penggunaan metode eksperimen, guru dapat mengembangkan fisik
dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih
kegiatan dan berpikir alamiah dalam dirinya agar memperoleh hasil belajar yang
maksimal. Pengalaman yang diperoleh secara langsung dapat tertanam dalam
ingatanya. Keterlibatan fisik dan metal serta emosional siswa dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menghasilkan siswa yang belajar
secara aktif dengan mengkitu tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian,
siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama
pembelajaran.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang dialami oleh setiap manusia dalam
hidupnya. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang
terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan oleh belajar. Belajar pada
hakikatnya merupakan proses mental yang tidak dapat dilihat. Belajar dianggap
sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.
Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan perilaku. Menurut
James O. Wittaker seperti yang dikutip oleh Wasty Soemanto, “belajar adalah
sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman”.16
Dalam buku teori-teori belajar, Ratna Wilis Dahar mengutip
definisi belajar menurut Gagne, “belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses
di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.17
Menurut Aunurrahman, belajar dapat diartikan dengan perubahan tingkah
laku18
. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,
16
Wasty, Soemanto. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 104. 17
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 114. 18
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 32.
16
tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri,
minat, watak, dan penyesuaian diri. Menurut Muhibbin Syah, “belajar adalah
tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman akan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”.19
Menurut Hintzman seperti yang dikutip oleh Muhibbin Syah, “belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan)
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme
tersebut”.20
Skinner menyatakan belajar adalah perilaku. Pada saat orang belajar,
maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka
responsnya menurun.21
Aunurrahman menjelaskan bahwa pengertian belajar juga dapat dilihat
secara mikro maupun secara makro.22
Pengertian secara makro atau luas, belajar
dapat diartikan sebagai kegiatan psiko fisik menuju ke perkembangan pribadi
seutuhnya, sedangkan dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya. Belajar dapat diartikan sebagai penambahan
pengetahuan, baik penambahan dalam ranah kognitif, efektif maupun
psikomotorik. Sedangkan menurut Tabrani Rusyan, belajar dalam arti yang luas
ialah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai,
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau,
lebih luas lagi, dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang
terorganisasi.23
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses untuk membuat perubahan dalam diri seseorang dengan cara berinteraksi
19
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), Cet. VIII, h. 93. 20
Ibid., h. 90. 21
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet.
IV, h. 9. 22
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 38. 23
A.Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar & Zainal Arifin, Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h.8
17
dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, efektif,
dan psikomotorik.
Definisi belajar ditinjau dari beberapa sudut pandang, diantaranya:
1) Secara kualitatif atau tinjauan dari sudut jumlah belajar, berarti kegiatan
pengembangan pengetahuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.
2) Secara instutisional, belajar dipandang sebagai validasi atau pembahasan
terhadap penguasaan siswa atas konsep yang telah dipelajari.
3) Secara kualitatif, adalah proses memperoleh arti-arti dan pengalaman-
pengalaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling.24
William Burton dalam buku The Guidance Of Learning Activities,
memaparkan tentang prinsip-prinsip belajar, yaitu:
1) Proses belajar ialah pengalaman berbuat, merekasi, dan melampaui
(Undergoing).
2) Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-
mata pelajaran yang berpusat pada suatu tujuan tertentu.
3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan siswa.
4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa sendiri yang
mendorong motivasi yang kontinu.
5) Proses belajar diisyaratkan oleh hereditas dan lingkungan.25
Selain prinsip-prinsip belajar diatas, belajar juga sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Faktor-faktor itu
adalah sebagai berikut:
1) Faktor kesiapan belajar. Siswa yang telah siap belajar akan dapat melakukan
kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.
2) Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar
lebih baik dari pada belajar tanpa minat.
3) Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat
berpengaruh dalam proses belajar.
24
Muhibbin Syah, op.cit., h. 91-92. 25
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.31.
18
4) Faktor yang tidak kalah penting adalah faktor intelegensi. Siswa yang cerdas
akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap
dan memahami pelajaran.26
Secara fundamental Dollar dan Miller menegaskan bahwa kefektifan
perilaku belajar itu dipengaruhi oleh empat hal, yaitu:27
1) Adanya motivasi peserta didik menghendaki sesuatu.
2) Adanya perhatian dan tahu sasaran peserta didik harus memperhatikan
sesuatu.
3) Adanya usaha peserta didik harus melakukan sesuatu.
4) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) peserta didik harus
memperoleh sesuatu.
Menurut Purwanti faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
dibedakan menjadi dua golongan yaitu faktor individual dan sosial.28
1) Faktor individual, terdiri atas:
a) Faktor kematangan/individual, mengajarkan sesuatu harus sesuai dengan taraf
perkembangan anak, baik perkembangan fisik maupun mental. Mengajarkan
suatu hal baru dapat berhasilk jika taraf pertumbuhan pribadi telah
memungkinkannya. Potensi-potensi jasmani dan rohani anak telah matang
untuk belajar suatu hal.
b) Kecerdasan, seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan baik dan berhasil
dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.
c) Latihan, karena sering latihan dan mengulang sesuatu maka kecakapan dan
pengetahuan yang dimiliki anak semakin dikuasai dan mendalam. Tanpa
latihan pengalaman-pengalaman belajar yang dimilikianak dapat menjadi
hilang atau berkurang.
d) Motivasi, merupakan pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu.
Seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia
26
Ibid. 27
A.Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar & Zainal Arifin, Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h.19 28
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),
h.85
19
memiliki motivasi dan mengetahui betapa penting hasil yang akan dicapai
dari belajarnya bagi dirinya.
e) Faktor pribadi, atau sifat pribadi seseorang seperti keras hati, berkemauan
keras, tekun dalam segala usaha, rajin, dan sebagainya, turut mempengaruhi
sampai dimanakah hasil belajarnya dapat tercapai.
2) Faktor sosial, terdiri atas:
a) Faktor keluarga, suasana dan keadaan keluarga turut menentukan bagaimana
dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak didik.
b) Guru dan cara mengajarnya, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru
mengajarkan pengetahuan kepada anak-anak didiknya turut menentukan hasil
belajar yang dicapai anak.
c) Alat-alat pembelajaran, sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan
perlengkapan pembelajaran akan mempermudah dan mempercepat belajar
anak didik.
d) Lingkungan dan kesempatan yang tersedia, seperti keadaan dan kondisi
lingkungan, bvaik buruknya lingkungan, serta waktu atau kesempatan yang
tersedia bagi anak didik turut mempengaruhi belajar anak didik.
e) Motivasi social, motivasi yang diberikan oleh orang lain disekitar anak didik,
seperti orang tua, saudara, dan teman.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dalam proses pembelajaran merupakan tujuan konkret yang
ingin dicapai oleh semua pemeran dunia pendidikan. Untuk mencapai tujuan ini
banyak faktor yang mempengaruhi yang terdapat selama pelaksanaan proses
pembelajaran, di antaranya adalah dengan menggunakan model, strategi, dan
metode pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran. Semakin tepat
pemilihan metode pembelajaran pada suatu kondisi diharapkan hasil belajar yang
dicapaipun semakin baik.
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan
belajar dan menjadi indikator keberhasilan seorang siswa dalam mengikuti
20
pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tidak mengajar.29
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajar.30
Horward Kingsley membagi tiga macam hasil
belajar, yakni (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3)
sikap dan cita-cita.31
Gagne dalam dahar mengemukakan lima macam hasil belajar, yaitu:
1) Keterampilan intelektual, yang merupakan penampilan yang ditunjukan oleh
siswa tentang operasi-operasi intelektual, yang dilakukan seperti memecahkan
masalah, menyusun eksperimen, dan memberikan nilai-nilai sains.
2) Strategi-strategi kognitif, penampilan siswa yang ditunjukan secara kompleks
dalam situasi baru, dimana diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan
menerapkan aturan-aturan dan konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya.
3) Sikap, sekumpulan sikap yang dapat ditunjukan oleh perilaku yang
mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan sains.
4) Informasi verbal.
5) Keterampilan motorik, tidak hanya kegiatan fisik melainkan kegiatan motorik
yang digabung dengan keterampilan intelektual, misalnya membaca, menulis,
memainkan sebuah instrumen music atau instrumen dalam sains.32
Menurut Benjamin S. Bloom ada 3 ranah tujuan pembelajaran (hasil
belajar), yaitu ranah kognitif, ranah psikomotorik dan ranah afektif.33
Ketiga
tingkatan itu dikenal dengan istilah Bloom’s Taxonomy (Taksonomi Bloom).
1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual terdiri dari:
a) Pengetahuan: mencakup yang mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah
dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam
29
Dimyati dan Mudjiono, op .cit., h. 3. 30
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosdakarya,
2005), h. 22. 31
Ibid,. 32
Ratna Wilis Dahar, op. cit, h. 114. 33
Zulfiani, op. cit., h. 64.
21
ingtan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall)
atau mengenal kembali (recognition).
b) Pemahaman: mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari
bahan yang dipelajari yang terbagi atas tiga kategori, yaitu pemahaman
terjemahan, pemahaman penafsiran, dan pemahaman ekstrapolasi. Adanya
kemampuan ini dinyatakan dalam mengjuraikan isi pokok dari suatu bacaan,
mengubah data yang disajikandalam bentuk tertentu kebentuk lain.
c) Penerapan: mencakup kemampuan untuk menerapkan abstraksi (kaidah) atau
metode bekerja pada suatu kasus/problem yang konkret dan baru. Adanya
kemampuan ini dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang
belum dihadapi atau diaplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem
baru.
d) Analisis: mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam
bagiain-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat
dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam
penganalisaan bagian pokok-pokok atau komponen-komponen dasar, bersama
dengan hubungan antara bagian-bagian itu. Analisis merupakan tipe hasil
belajar yang kompleks, yang memanfaatkan unsure tipe hasil belajar
sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi. Analisis sangat
diperlukan bagi para siswa sekolah.
e) Sintesis, kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi suatu integritas.
Sintesis memerlukan kemampuan hafalan, pemahaman, aplikasi dan analisis.
Pada berpikir sintesis adalah berpikir divergent sedangkan berpikir analisis
adalah berpikir konvergent. Dengan sintesis dan analisis maka berpikir kreatif
untuk menemukan suatu yang baru (inovatif) akan lebih mudah dikembangkan.
f) Evaluasi, kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu
berdasarkan judgment yang dimilikinya, dan kriteria yang dipakainya. Dalam
tipe hasil belajar evaluasi,tekanan pada pertimbangan sesuatu nilai, mengenai
baik tidaknya, tepat tidaknya, dengan menggunakan kriteria tertentu.
22
Revisi taksonomi Bloom oleh Anderson dan krathwohl pada struktur ranah
kognitif, yaitu:34
Tabel 2.1. Perbaikan Struktur Ranah Kognitif
No. Sebelum Direvisi Setelah Direvisi
1. Pengetahuan Mengingat (remember)
2. Pemahaman Memahami (understanding)
3. Penerapan Menerapkan (apply)
4. Analisis Menganalisis (analysis)
5. Sintesis Mengevaluasi (evaluation)
6. Evaluasi Menciptakan/membuat hasil
karya (create)
2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap terdiri dari:
a) Penerimaan: mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan
untuk memperhatikan rangsangan itu.
b) Partisipasi: mencakup kerelaan untuk memperhatikan sacara aktif dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam
memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan.
c) Penilaian/pentuan sikap: mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai
dibentuk suatu sikap: menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu
dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin.
d) Organisasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu system nilai sesuai
pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima
ditempatkan pada suatu skala nilai, mana yang pokok dan selalu harus
diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting.35
34
Lorin W. Anderon dan David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Of Education Objectives, A Bridged Edition. (New
York: Longman, 2001), h. 31. 35
Zulfiani, op. cit., h. 64.
23
e) Pembentukan pola hidup: mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai
kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi
pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.
3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak terdiri dari:
a) Persepsi: mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat
antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan cirri-ciri fisik yang
khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan
dalam suatu reaksi yang menunjukan kesadaran akan hadirnya rangsangan
(stimulasi) dan perbedaan rangsangan-rangsangan yang ada.
b) Kesiapan: memcakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan
akan melalui suatu gerakan atau rangkaian gerakan, kemampuan ini dinyatakan
dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.
c) Gerakan terbimbing: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian
gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan
dalam menggerakkan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau
diperdengarkan.
d) Gerakan yang terbiasa: mencakup kemampuan untuk mel;akukan suatu
rangkaian gerak-gerik yang lancer, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa
memperhatikan lagi contoh yang diberikan.
e) Gerakan kompleks: mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu
keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancer, tepat, dan
efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkian perbuatan
yang berurutan dan menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi
keseluruhan gerak-gerik yang teratur.
f) Penyesuaian pola gerakan: mencakup kemampuan untuk mengadakan
perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau
dengan menunjukan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.
24
g) Kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan pola gerak-gerik yang
baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.36
Dalam penelitian ini penulis membatasi ranah kognitif tersebut hanya
sampai kepada tingkat C4.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan bentuk kinerja atau unjuk kerja (performance) yang ditampilkan
seseorang setelah usai mengikuti proses pembelajaran atau pelatihan.
36
Ibid.
25
c. Tinjauan Konsep Tekanan
Dalam penelitian ini konsep fisika yang akan diteliti adalah salah satu
konsep yang terdapat di kelas VIII semester genap, yaitu konsep tekanan. Berikut
adalah peta konsep tekanan.
terjadi pada
didefinisikan
memenuhi
dirumuskan
dirumuskan
dirumuskan
Gambar 2.1 Peta Konsep Tekanan
Tekanan
Zat padat Zat gas
Ruang terbuka Ruang tertutup
h = (76 – x) . 100 PI V1 = P2 V2
Gaya yang bekerja
persatuan luas
Zat cair
Hukum pascal Bejana berhubungan Hukum Archimedes
P= ρ.g.h Gaya apung sama dengan zat cair yang berpindah
sejenis Tidak sejenis
ρ1h1 = ρ2h2 Permukaan air selalu datar dan rata
W1 = w - Fa
26
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam dunia pendidikan, penelitian tentang penggunaan metode
eksperimen pada pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa peneliti, di
antaranya:
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah Azzahra, yang berjudul ”
Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep
Laju Reaksi” menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
metode eksperimen terhadap hasil belajar kimia siswa, hal ini ditunjukan dari
hasil uji-t yang diperoleh thitung sebesar 7,83 lebih besar dari ttabel =2,021.37
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad, yang berjudul ”Perbedaan
Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Ceramah dan Metode
Eksperimen Dalam Sub Pokok Bahasan Elektrokimia Di SMA Negeri 1 Sigli”
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas
eksperimen dengan kelas kontrol, dimana hasil belajar siswa kelas eksperimen
lebih tinggi daripada kelas kontrol.38
Penelitian yang dilakukan oleh Rida Bakti Pratiwi, yang berjudul
”Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Disertai Media Pembelajaran Ular
Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Aktivitas Siswa Kelas VIII
SMP N1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012 ”, menunjukkan bahwa metode
eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga berpengaruh terhadap hasil
belajar biologi ranah kognitif dan psikomotorik.39
Penelitian yang dilakukan oleh Susilawati, yang berjudul “Pengaruh
Metode Eksperimen talam Pembelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
V SD”, menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran
37
Siti Fatimah Azzahra, ”Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Kimia
Siswa pada Konsep Laju Reaksi”, (Skripsi SI Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Imu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 68. 38
Muhammad, ”Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Ceramah
dan Metode Eksperimen Dalam Sub Pokok Bahasan Elektrokimia Di SMA Negeri 1 Sigli” ,
Jurnal Pendidikan Serambi,Vol. 5, No. 1, 2006, h. 45. 39
Rida Bakti Pratiwi, ”Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Disertai Media
Pembelajaran Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Aktivitas Siswa Kelas
VIII SMP N1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012”, Skripsi: Universitas Sebelas Maret, 2011,
h. 65.
27
IPA memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi perubahan sifat benda kelas V SDN 23 Pontianak Timur . 40
Penelitian yang dilakukan oleh Triwiyono, yang berjudul ” Program
Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis” menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing dapat memperbaiki kualitas
pembelajaran fisika pada topik getaran, gelombang, dan bunyi.41
Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Hidayanti, yang berjudul ”Penerapan
Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Sekitar untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Konsep Laju Reaksi (PTK Di SMA N 2 Tangerang)”
mengungkapkan bahwa penerapan metode eksperimen berbasis lingkungan
sekitar pada konsep laju reaksi dengan menggunakan alat dan bahan lingkungan
yang sesuai dengan materi; kontrol guru dalam membimbing dan mengarahkan
siswa dalam eksperimen, dan penggunaan LKS yang sesuai dengan alat dan bahan
serta cara kerja yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Hal ini
terlihat dari hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 52,3;
siklus II 53,7 dan pada siklus III 70,7. Dengan persentase jumlah siswa yang
mencapai KKM pada siklus I sebesar 3,33 %, siklus II sebesar 10 % dan siklus III
sebesar 90 % dengan indikator keberhasilan 80 % siswa yang mencapai KKM.42
Penelitian yang dilakukan oleh An Nuril Maulida Fauziah dan Tutut Nurita
dalam jurnal penelitian yang berjudul ”Pembelajaran Fisika Melalui Metode
Eksperimen untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter Pada Siswa MAN Tlogo
Blitar”. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika
menggunakan metode eksperimen dapat digunakan untuk melatih sikap
berkarakter ilmiah pada siswa MAN Tlogo Blitar. Adapun hasil deskriptif dari
40
Susilawati, ”Pengaruh Metode Eksperimen talam Pembelajaran IPA Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas V SD”, Artikel Penelitian: Universitas Tanjung Pura Pontianak, 2013, h. 8. 41
Triwiyono, ”Program Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen
Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis”, Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia, ISSN: 1693-1246, Juli 2011, h. 80-83. 42
Ratna Hidayanti, Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Sekitar untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Laju Reaksi (PTK Di SMA N 2 Tangerang),
(Skripsi SI Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Imu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011).
28
penelitian ini yaitu (1) sikap kritis 69%, (2) gigih dan ulet 73,2%, (3) sangat
menghargai waktu 60%, dan (4) melatih sifat sadar lingkungan 77,5%.43
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Retno Hasanah, yang berjudul
”Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Dengan Strategi TPS (Think-Pair-
Share) Dalam Model Pembelajaran Diskusi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Perpindahan Panas Di Kelas VII SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo”
menunjukkan bahwa metode eksperimen dengan strategi TPS dalam model
pembelajaran diskusi berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa ranah
kognitif maupun kinerja siswa pada materi perpindahan panas.44
C. Kerangka Berpikir
Guru merupakan salah satu komponen dalam dunia pendidikan, yang
berperan penting dalam pembentukan kulitas dan kuantitas pembelajaran yang
dilaksanakannya. Guru sudah seharusnya lebih kreatif dan inovatif dalam
menciptakan pembelajaran dikelasnya, yang mana pembelajaran tersebut
diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik secara optimal
dan meningkatkan hasil belajarnya. Guru perlu menggunakan metode
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi untuk mewujudkannya.
Metode tersebut harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Proses pembelajran yang dilaksanakan guru saat ini sering kali belum
dapat mengembangkan kreatifitas pemikiran dan memberikan pengalaman
langsung kepada siswa selama proses pembelajaran. Guru masih banyak
menggunakan verbalisme dalam menyajikan materi pembelajaran serta kurang
melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan
pembelajaran menjadi kurang menarik dan membosankan. Pembelajaran yang
43
An Nuril Maulida Fauziah dan Tutut Nurlita dalam jurnal penelitian yang berjudul
“Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter pada
Siswa MAN Tlogo Blitar, e-jurnal, 2010. 44
Wahyuni dan Retno Hasanah, ”Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Dengan Strategi
TPS (Think-Pair-Share) Dalam Model Pembelajaran Diskusi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Perpindahan Panas Di Kelas VII SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo”, Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika, Vol.02 No.03 Tahun 2013, h. 89-94.
29
monoton akan membuat siswa malas mengikuti kegiatan pembelajaran yang
sedang berlangsung. Hal ini tentu saja berpengaruh pada pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang
maksimal.
Penggunaan metode eksperimen merupakan salah satu cara efektif untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran, khususnya pada
pembelajaran fisika. Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa baik secara perorangan ataupun kelompok,
untuk melakukan suatu proses atau eksperimen dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya. Metode eksperimen dianggap
sesuai untuk pembelajaran fisika karena mampu memberikan kondisi belajar yang
dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreatifitas secara optimal. Hal ini
dikarenakan dalam metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk menyusun
sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, sehingga nantinya mereka akan
dapat mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Metode eksperimen ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan eksperimennya sendiri daripada hanya menerima
kata guru atau buku saja. Selain itu, guru juga dapat mengembangkan keterlibatan
siswa secara aktif selama proses pembelajaran baik itu fisik, mental, maupun
emosional. Keterlibatan tersebut diharapkan akan dapat menumbuhkan
keterampilan proses siswa sekaligus memberikan pengalaman secara langsung
yang dapat tertanam dalam ingatannya agar memperoleh hasil belajar yang
maksimal. Penggunaan metode eksperimen ini diharapkan mampu mengatasi
permasalahan yang dihadapi oleh siswa-siswa khususnya siswa SMP Darul
Mukhlishin, misalnya ketidaktertarikan siswa terhadap materi fisika tentang
tekanan yang dianggap sulit dan abstrak, kurangnya kreatifitas pemikiran dan
pengalaman langsung siswa dalam pembelajaran, kurangnya keterlibatan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar siswa.
Jadi, penggunaan metode eksperimen diduga dapat meningkatkan hasil
belajar fisika siswa serta mengembangkan kreativitas siswa sehingga tertarik akan
pelajaran fisika. Dengan meningkatnya hasil belajar fisika siswa maka mutu dan
30
kualitas sumber daya manusia dalam bidang pendidikan khususnya pelajaran
fisika akan meningkat pula.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap permasalahn yang
penulis angkat dalam penelitian ini sampai terbukti kebenarannya melalui data
yang terkumpul dan telah diuji. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat
pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep
tekanan.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Darul Mukhlishin kelas VIII semester
genap, pada tahun pelajaran 2012-2013 yang berlokasi di Jl. Pedongkelan
belakang No. 46 Rt.006/016 Kel.Kapuk Kec.Cengkareng- Jakarta Barat.
B. Metode dan Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan pada Bab 1, maka metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi
eksperimen) yaitu metode yang mempunyai kelas kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Pemilihan metode penelitian ini
dikarenakan kelas yang dijadikan objek penelitian tidak memungkinkan
pengontrolan secara ketat. Jadi, penelitian harus dilakukan secara kondisional
dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi validitas hasil
penelitian. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest
Control Group Design, dengan rincian sebagai berikut:2
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest naukelreP Post Test
Eksperimen T1 X1 T2
Kontrol T1 X0 T2
Keterangan :
X1: Perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran menggunakan metode
eksperimen
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta,2009), h.77 2 Ibid., h. 76.
32
X0 : perlakuan pada kelas kontrol berupa pembelajaran tanpa menggunakan
metode eksperimen (pembelajaran konvensional)
T1 :Pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol (sebelum diberi perlakuan)
T2 : Posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol (setelah perlakuan)
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas dan variabel terikat itu sebagai berikut:
Variabel Bebas (X) : Metode eksperimen.
variabel terikat (Y) : Hasil belajar fisika siswa.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Adapun populasi
keseluruhan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi di SMP Darul
Mukhlishin, sedangkan Populasi target dalam penelitian ini adalah yaitu seluruh
siswa kelas VIII SMP Darul Mukhlishin Jakarta Barat.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Sampel dalam
penelitian ini diambil dua kelas dengan menggunakan teknik sampel bertujuan
atau purposive sample, yaitu pengambilan sampel bukan didasarkan pada strata,
random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.5 Peneliti
mengambil sampel dengan tujuan membandingkan dua kelas yang ada, dimana
tujuan pengambilan sampel ini didasarkan kesamaan jumlah siswa (25 siswa),
guru, kurikulum, dan materi. Berdasarkan hal tersebut maka subjek penelitian
pada kelas VIII-1 sebagai kelas kontrol sedangkan VIII-2 sebagai kelas
eksperimen.
3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi IV,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), h. 115. 4 Ibid., h. 174.
5 Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 64.
33
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data. Metode yang
digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah metode tes yang terdiri
dari pretest dan postest.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah
diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes
berupa tes objektif pilihan ganda berjumlah 30 soal dengan empat alternatif
jawaban dalam bentuk pretest dan posttest.
Indikator yang diukur melalui tes ini dapat digambarkan sebagaimana
terdapat dalam tabel berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes
Kompetensi
Dasar
Indikator Aspek kognitif Jumlah
C1 C2 C3 C4
5.5 Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
1. Menentukan
hubungan antara gaya,
tekanan, dan luas
daerah yang dikenai
gaya melalui
percobaan.
1,2 5,6 4 6
2. Mengaplikasikan
prinsip bejana
berhubungan dalam
kehidupan sehari-hari.
7 9 10 8 4
3. Mendeskripsikan
hukum Pascal dan
hukum Archimedes
melalui percobaan
sederhana serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
11,1
3
12,1
4,
15,1
7
16 7
34
Kompetensi
Dasar Indikator
Aspek Kognitif
Jumlah C1 C2 C3 C4
5.5 Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
4. Menunjukan beberapa
produk teknologi
dalam kehidupan
sehari-hari
sehubungan dengan
konsep benda
terapung, melayang
dan tenggelam.
20 3
5. Mengaplikasikan
konsep tekanan benda
padat, cair, dan gas
pada peristiwa alam
yang relevan (dalam
penyelesaian masalah
sehari-hari).
21,2
5
23,
24,
26,2
9
30 28 10
Jumlah 9 12 6 3 30
G. Kalibrasi Instrumen
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif
berupa pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Pengujian instrumen tes
ini harus memenuhi empat kriteria, yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran,
dan daya pembeda. Berikut ini adalah pengujian yang perlu dilakukan berkaitan
dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen.6 Suatu instrumen dikatakan valid jika
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
memiliki validitas yang rendah. Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal,
maka data dapat diuji dengan menggunakan program khusus ANATES.
Perhitungan pengujian validitas instrumen tes ini terdapat pada lampiran.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 30
soal yang diujicobakan terdapat 25 soal yang dinyatakan valid. Butir-butir soal
tersebut adalah soal no 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21,
6Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 160
35
23, 24, 25, 26, 28, 29, 30. Semua soal yang valid ini selanjutnya akan disaring
kembali berdasarkan kriteria yang lainnya.
b. Reliabilitas
Reliabilitas berarti bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Perhitungan dalam penelitian ini menggunakan program ANATES.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrumen, maka r hitung
(r11) dikualisifikasikan melalui koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kualisifikasi Koefisien Korelasi7
Koefisien korelasi Kualisifikasi
0,80 - 1,000 Sangat tinggi
0.60 - 0,799 Tinggi
0,40 – 0,599 Cukup
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai reliabilitas
instrumen tes ini adalah sebesar 0,82. Nilai ini ternmasuk kategori sangat tinggi
(r11 > 0,80) atau dengan kata lain bahwa instrumen reliable. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini.
c. Taraf kesukaran
Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau
mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak terlalu sukar. Pada penelitian ini perhitungan tingkat kesukaran
menggunakan program ANATES.
Penentuan kriteria derajat kesukaran didasarkan pada ketentuan berikut
ini.8
7 Sugiyono, op. cit., h. 77.
8Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 210.
36
Tabel 3.4 Kategori Derajat Kesukaran
Tingkat kesukaran Indeks kesukaran
Sukar 0,00 – 0,25
Sedang 0,26 – 0,75
Mudah 0,76 – 1,00
Dari 30 soal yang diujicobakan terdapat 1 soal yang termasuk kategori
sukar, 21 soal termasuk kategori sedang, dan 8 soal termasuk kategori mudah.
d. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Adapun pada penelitian ini perhitungannya dengan menggunakan program
ANATES. Dibawah ini merupakan tabel klasifikasi daya pembeda yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam mengkategorikan daya beda butir soal:9
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda
Klasifikasi daya pembeda Indeks daya pembeda
0,00 – 0, 20 Buruk
0,21 – 0,41 Cukup
0,40 – 0, 70 Baik
0,71 – 0, 100 Baik sekali
< 0,00 (negatif) Tidak baik (diabaikan)
Berdasarkan hasil uji coba menunjukan bahwa dari 30 soal terdapat 1
soal yang termasuk kategori drop (tidak baik/diabaikan), 3 soal termasuk kategori
buruk, 1 soal termasuk kategori cukup, dan 25 soal termasuk kategori baik.
9Ibid., h. 218.
37
H. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis terhadap data. Dalam
penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah uji-t (t-test) untuk menguji
hipotesis.Namun sebelum pengujian hipotesis dengan uji-t, maka yang perlu
dilakukan adalah uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu
dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan
sampel sebagai syarat dapat dilaksanakannya analisis data.
1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang dilakukan adalah uji
lilliefors.
Adapun langkah-langkah untuk mengadakan uji lilliefors adalah: 10
Pertama-tama, menentukan taraf signifikansi α = 5% (0,05) dengan
hipotesis yang akan diuji.
Ho: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1: Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.
Kriteria pengujian :
Jika Lo = Lhitung < Ltabel terima Ho sedangkan Jika Lo = Lhitung > Ltabel tolak Ho
Kedua, lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut :
1) Data pengamatan Y1,Y2,Y3, ….., Yn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,Z3, ….,
Zn dengan rumus :
Keterangan :
i. Yi = skor data
ii. Y = nilai rata-rata
iii. S = simpangan baku
10
Supardi. Aplikasi Statistik dalam Penelitian: Buku Tentang Statistika yang Paling
Komprehensif., (Jakarta: PT Ufuk Publishing House, 2012), h. 131.
38
iv. Dengan, Zi = skor baku
2) Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang :
( ) ( )
3) Selanjutnya dihitung proporsinya z1,z2,z3, ...., zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka :
( )
4) Hitung selisih F(zi) - S(zi), kemudian tentukan harga mutlaknya
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut,
sehingga harga Lo atau Lhitung.
6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak selisih tersebut untuk
mendapatkan Lhitung.
7) Memberikan interpretasi Lhitung dengan membandingkan Ltabel. Ltabel adalah
harga yang diambil dari tabel harga kritis uji Lilliefors.
8) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lhitung dan Ltabel yang telah
terdapat. Apabila Lhitung < Ltabel maka sampel berasal dari distribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel
tersebut bersifat homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji
fisher. Pengujian homogenitas dengan uji F dapat dilakukan apabila data yang
akan diuji hanya ada dua kelompok data/sampel. Uji F dilakukan dengan cara
membandingkan varians data terbesar dibagi varians data terkecil.
Rumus uji fisher:11
Keterangan:
V1 = varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempunyai deviasi standar yang terbesar.
11
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. VI, h.249.
39
V2 = varian terkecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempunyai deviasi standar yang terkecil.
Langkah-langkah melakukan pengujian homogenitas dengan Uji F
sebagai berikut :12
1) Tentukan taraf signifikan (α) untuk menguji hipotesis :
Ho:
(varians 1 sama dengan varian 2 atau homogen)
H1:
(varians 1 tidak sama dengan varian 2 atau tidak homogen)
Dengan kriteria pengujian :
1) Terima Ho jika Fhitung < Ftabel, dan
2) Tolak H1 jika Fhitung > Ftabel.
2) Menghitung varians tiap kelompok data.
3) Tentukan nilai Fhitung yaitu :
4) Tentukan nilai Ftabel untuk taraf signifikansi α, dk1 = dk pembilang = na-1,
dan dk2 = dk penyebut = nb-1. Dalam hal ini na = banyaknya data kelompok
varian terbesar dan nb = banyaknya data kelompok varians terkecil.
5) Lakukan pengujian dengan cara membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
uji-t. Berikut adalah rumus uji-t yang digunakan:
Berikut adalah langkah-langkah dalam uji-t.13
1) Mencari rata-rata (mean) variabel 1 (kelas eksperimen), dengan rumus:
∑ ∑
12
Supardi, op. cit., h. 138. 13
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2005), h. 314-316.
40
2) Mencari rata-rata (mean) variabel 2 (kelas kontrol), dengan rumus:
∑ ∑
3) Mencari standar deviasi variabel 1, dengan rumus:
√∑
(
∑
)
4) Mencari standar deviasi variabel 2, dengan rumus:
√∑
(
∑
)
5) Mencari standar error mean variabel 1, dengan rumus:
√
6) Mencari standar error mean variabel 2, dengan rumus:
√
7) Mencari standar error perbedaan antara mean variabel 1 dan variabel 2, dengan
rumus:
√( ) ( )
8) Mencari thitung dengan rumus:
Keterangan:
t : uji hipotesis
M1 : mean (rata-rata) kelas eksperimen
M2 : mean (rata-rata ) kelas kontrol
SEM1 : besarnya standar error mean sampel satu
SEM2 : besarnya standar mean error sampel dua
N : number of case (banyaknya subyek yang diteliti)
SD : deviasi standar dari sampel yang diteliti
41
1 : bilangan konstanta
Berikut adalah kriteria penentuan keputusan uji-t.
1) Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
2) Jika thitung < ttabel, maka Ho dterima dan Ha ditolak
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 > µ2
Kriteria pengujian:
H0 ditolak, jika thitung > ttabel.
H0 diterima, jika thitung < ttabel.
Keterangan:
µ1 : Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan
metode eksperimen (kelas eksperimen).
µ2 : Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menggunakan metode
ceramah (kelas kontrol).
H0 : Hipotesis nol
Ha : Hipotesis alternatif
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab hasil penelitian ini dijelaskan gambaran umum dari data yang
diperoleh, yaitu meliputi data skor pretest dan posttest dari 50 siswa yang terdiri
dari kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan metode eksperimen
sebanyak 25 siswa dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional sebanyak
25 siswa. Instrumen yang diberikan pada masing-masing kelompok tersebut
berupa tes kognitif sebanyak 25 soal pilihan ganda yang telah diuji coba dan
dianalisis.
1. Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan perhitungan statistik, hasil pretest oleh kelas eksperimen dan
kelas kontrol, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari
pretest tersebut yang disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan Dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Pretest
Eksperimen Kontrol
Nilai tertinggi 56,00 60,00
Nilai terendah 32,00 36,00
Rata-rata 40,80 47,52
SD 6,22 6,56
Berdasarkan tabel tersebut dapat dibuat diagram batang yang disajikan
pada gambar 4.1 berikut ini.
43
Gambar 4.1 Data nilai pretest
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa nilai pretest maksimum kelas
eksperimen adalah 56, sedangkan kelas kontrol adalah 60. Nilai minimum pada
kelas eksperimen adalah sebesar 32, sedangkan nilai minimum kelas kontrol
sebesar 36. Rata-rata nilai pretest pada kelas eksperimen adalah sebesar 40,80,
sedangkan pada kelas kontrol sebesar 47,52. Standar deviasi pada kelas
eksperimen adalah sebesar 6,22, sedangkan pada kelas kontrol adalah sebesar
6,56.
56
32
40.80
6.22
60
36
47.52
6.56
0
10
20
30
40
50
60
70
nilai tertinggi nilai terendah rata-rata sd
data hasil pretest
eksperimen
kontrol
44
2. Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan perhitungan statistik hasil posttest oleh kelas eksperimen dan
kelas kontrol, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari
posttest tersebut yang disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan Dan Penyebaran Data Hasil Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Posttest
Eksperimen Kontrol
Nilai tertinggi 88,00 84,00
Nilai terendah 64,00 60,00
Rata-rata 74,24 69,28
SD 6,74 5,74
Berdasarkan tabel tersebut dapat dibuat diagram batang yang disajikan
pada gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2 Data nilai posttest
Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa nilai posttest maksimum kelas
eksperimen adalah 88, sedangkan kelas kontrol adalah 84.Nilai minimum pada
kelas eksperimen adalah sebesar 64, sedangkan nilai minimum kelas kontrol
88
64
74.24
6.74
84
60
69.28
5.74
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
nilai tertinggi nilai terendah rata-rata sd
data hasil posttest
eksperimen
kontrol
45
sebesar 60. Rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen adalah sebesar 74,24,
sedangkan pada kelas kontrol sebesar 69,28. Standar deviasi pada kelas
eksperimen adalah sebesar 6,74, sedangkan pada kelas kontrol adalah sebesar
5,74.
3. Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol pada Jenjang Kognitif
Berdasarkan analisis posttest kelas eksperimen dan kontrol pada jenjang
kognitif disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Persentase Jenjang Kognitif
Persentase (%)
Data C1 C2 C3 C4
Kelas eksperimen 75,43 68,00 83,20 80,00
Kelas kontrol 77,14 66,00 64,80 66,67
Berdasarkan tabel tersebut dapat dibuat diagram batang yang disajikan pada
gambar 4.3 berikut ini.
Gambar 4.3 Persentase Jenjang Kognitif
Berdasarkan gambar 4.3 Berdasarkan menunjukkan persentase butir
soal pada kelas eksperimen dan kontrol berdasarkan jenjang kognitif. Pada kelas
Eksperimen, persentase butir soal C1 adalah sebesar 75,43%, C2 sebesar
75.43 68.00
83.20 80.00
77.14
66.00
64.80 66.67
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
C1 C2 C3 C4
pe
rse
nta
se(%
)
jenjang kognitif
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
46
68,00%, C3 sebesar 83,20%, dan C4 sebesar 80,00%, sedangkan pada kelas
Kontrol, persentase butir soal C1 adalah sebesar 77,14%, C2 sebesar 66,00%, C3
sebesar 64,80%, dan C4 sebesar 66,67%.
4. Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi data yang diperoleh selama penelitian.
Tabel 4.4 Rekapitulasi data
Data Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Nilai tertinggi 56,00 60,00 88,00 84,00
Nilai terendah 32,00 36,00 64,00 60,00
Rata-rata 40,80 47,52 74,24 69,28
SD 6,22 6,56 6,74 5,74
Berdasarkan tabel tersebut dapat dibuat diagram batang yang disajikan pada
gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Gambar 4.4 menunjukan rekapitulasi data hasil pretest dan posttest pada
kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk data hasil pretest, skor
maksimum pada kelas eksperimen adalah 56, skor minimum sebesar 32, rata-rata
kelas (mean) sebesar 40,8, dan standar deviasi sebesar 6,22. Sedangkan pada kelas
56 60
32 36
88 84
64 60
40.8 47.52
74.24 69.28
6.22 6.56 6.74 5.74
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
kelas eksperimen kelas kontrol
nilai tertinggi pretest
nilai terendah pretest
nilai tertinggi posttest
nilai terendah posttest
rata-rata pretest
rata-rata posttest
SD pretest
SD posttest
47
kontrol, skor maksimum yang diperoleh siswa adalah 60, skor minimum sebesar 36,
rata-rata kelas (mean) sebesar 47,52 dan standar deviasi sebesar 6,56.
Untuk data hasil posttest, skor maksimum pada kelas eksperimen adalah 88,
skor minimum sebesar 64, rata-rata kelas (mean) sebesar 74,24 dan standar deviasi
sebesar 6,74. Sedangkan pada kelas kontrol, skor maksimum yang diperoleh siswa
adalah 84, skor minimum sebesar 60, rata-rata kelas (mean) sebesar 69,28 dan
standar deviasi sebesar 5,74.
5. Hasil Uji Prasyarat Analisis Hasil Belajar
a. Uji Normalitas
Sebelum melakukan pengolahan data lebih lanjut dilakukan pengujian
prasyarat penelitian, yaitu uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah data distribusi normal atau tidak untuk menguji normalitas
hasil belajar fisika siswa dilakukan dengan menggunakan Uji Lilliefors pada taraf
signifikasi (α) 0,05, dengan kriteria H0 ditolak jika Lhitung lebih besar dari Ltabel dan
jika Lhitung lebih kecil dari Ltabel maka H0 diterima. Perhitungan uji normalitas
dapat dilihat pada Lampiran.
Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua kelompok sampel penelitian
dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 25 25 25 25
40,80 74,24 47,52 69,28
S 6,22 6,74 6,56 5,74
Lhitung 0,92 0,98 0,97 0,99
Ltabel 0,173 0,173 0,173 0,173
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
48
Dari tabel 4.5, diperoleh Lhitung pretest kelas eksperimen sebesar 0,92 dan
Lhitung posttestnya sebesar 0,98 dengan N=25. Sedangkan untuk kelas kontrol
diperoleh Lhitung pretest kelas eksperimen sebesar 0,92 dan Lhitung posttestnya
sebesar 0,98 dengan N=25. Berdasarkan nilai kritis L pada taraf signifikasi 5%
diperoleh Ltabel= 0,173, maka dapat disimpulkan bahwa data pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah data dikatakan berdistribusi normal, maka uji prasyarat selanjutnya
adalah uji homogenitas. Sama halnya dengan uji normalitas, uji homogenitas
diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap data nilai pretest dan
posttest. Dalam penelitian ini homogenitas didapatdengan menggunakan uji F
(Fisher) yang disajikan pada lampiran. Berikut ini adalah hasil uji homogenitas
pretest dan posttest kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel
4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
S2 37.12 41.37 43.62 31.64
F hitung 1.11 1.38
F tabel 1,98 1,98
Kesimpulan Homogen Homogen
Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji
homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas
yaitu jika Fhitung ≤ Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang
homogeny, sebaliknya jika Fhitung> Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data tidak
memiliki varians yang homogen.
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas hasil perhitungan untuk data pretest didapat
F hitung =1.11 dan data posttest didapat F hitung = 1.38 sedangkan F tabel = 1.98. Dari
kedua data tersebut tampak bahwa hasil perhitungan tersebut didapat Fhitung ≤ F
49
tabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data hasil belajar dari kedua sampel
tersebut mempunyai varian yang sama atau homogen.
c. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data hasil
belajar kedua kelompok pada penelitian ini berdistrubusi normal dan
homogen.Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus uji t. Perhitungan untuk menentukan nilai thitung disajikan
pada lampiran. Uji hipotesis ini menggunakan uji t dengan kriteria pengujian,
yaitu jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.Jika t hitung > t tabel, maka
Ho ditolak dan Ha diterima.Perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada Lampiran.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh thitung= 2,801 Pada taraf sigifikasi (α)
0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 48, diperoleh t tabel = 2,201. Tabel 4.7 berikut
adalah tabel hasil pengujian hipotesis data hasil belajar.
Tabel 4.7 Hasil Posttes Uji-t
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Jumlah
Sampel t hitung t tabel Kesimpulan Data
Eksperimen 25
2.801 2.201 Menerima Ha dan
menolak Ho Kontrol 25
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diperoleh thitung sebesar 2,801dan ttabel pada
taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan 48 sebesar 2,201, karena thitung< ttabel
(2,801 > 2,201), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode eksperimen
terhadap hasil belajar fisika siswa.
50
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari analisis data diperoleh hasil rata-rata pretest pada kelas eksperimen
sebesar 40,8 dan nilai rata-rata pretest pada kelas kontrol diperoleh sebesar 47,52.
Sedangkan hasil rata-rata posttest pada kelas eksperimen yaitu sebesar 74,24 dan
pada kelas kontrol sebesar 69,28. Dari data tersebut dapat dismpulkan nilai rata-
rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih
besar dari pada kelas kontrol.
Hasil diatas diperkuat juga oleh hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji-t, diperoleh hitung thitung ≥ ttabel , dalam hal ini harga ttabel untuk
taraf 5% dengan jumlah siswa sebanyak 50 (dk=24+24=48) adalah 2,01,
sedangkan hasil penelitian pada konsep tekanan diperoleh thitung sebesar 2,801.
Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti penggunaan metode
eksperimen pada konsep tekanan mempunyai pengaruh yang signifikansi
terhadap hasil belajar.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ani Rahmawati dalam skripsinya yang berjudul pengaruh penerapan metode
eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada konsep pencemaran lingkungan
bernuansa nilai. Pada penelitian tersebut dapat dilihat bahwa metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari rata-rata 58,89
mmenjadi 76,78.1
Adapun penelitian lain yang sejalan yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Ratna Hidayanti. Beliau mengungkapkan bahwa penerapan metode kesperimen
berbasis lingkungan sekitar pada konsep laju reaksi dengan menggunakan alat
dan bahan lingkungan yang sesuai dengan materi, kontrol guru dalam
membimbing dan mengarahkan siswa dalam eksperimen, dan penggunaan LKS
yang sesuai dengan alat dan bahan serta cara kerja yang tepat dapat
1 Ani Rahmawati, Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Konsep Pencemaran Lingkungan Bernuansa Nilai, (Skripsi S1 Jurusan Pendidkan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009).
51
meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Hal ini terlihat dari indicator
keberhasilan 80% siswa yang mencapai KKM. 2
Hasil penelitian ini juga senada dengan jurnal yang ditulis oleh
Triwiyono. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap
pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis dapat disimpulkan bahwa 1)
pembelajaran dengan eksperimen terbimbing dapat memperbaiki kualitas
pembelajaran fisika pada topik getaran, gelombang dan bunyi, 2) Pembelajaran
dengan eksperimen terbimbing lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa dibandingkan dengan pembelajran konvensional.
Keterampilan berpikir kritis dan N-gain rata-rata yang diperoleh siswa yang
belajar dengan PB S adalah 2 memberikan penjelasan sederhana (0,42),
membuat kesimpulan sementara/inferensi (0,60), dan membangun keterampilan
dasar (0,48).3
Berdasarkan keterangan di atas, mmberikan pemberian tugas yang
berbeda terhadap siswa untuk memcapai tujuan-tujuan tersebut. Peneliti
menggunakan metode kesperimen dalam melakukan percobaan sederhana pada
konsep tekanan. Percobaan yang dilakukan ini merangsang siswa untuk lebih
kreatifndan lebih nenahami konsep tentang fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu peneliti juga memberikan tugas pemecahan masalah dalam bentuk
soal-soal yang berkaitan dengan konsep tekanan. Siswa dituntut untuk bekerja
sama dengan kelompoknya dalam mengerjakan tugas, bertanggung jawab dan
menemukan sendiri jawaban ataupun kesimpulan terhadap tugas yang mereka
kerjakan.
Penggunaan metode ini memberikan nilai mandiri terhadap siswa. Siswa
juga dapat memilki pengetahuan yang lebih luas dan dapat memahami konsep-
2 Ratna Hidayanti, Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan
Sekitar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Laju Reaksi (PTK Di
SMA N 2 Tangerang), (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, 2011). 3 Triwiyono, Program Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen
Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis, Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia, ISSN : 1693-1246, Juli 2011.
52
konsep fisika dengan baik. Dengan menggunakan metode eksperimen ini siswa
juga dapat membuktikan hasil pemikiran awal yang dimiliki. Sehingga siswa
lebih memahami tentang pengetahuan yang dipelajari. Dengan demikian,
tampak bahwa penggunaan metode eksperimen pada konsep tekanan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, metode ini dapat melibatkan anak didik dalam
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta,
mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang
dihadapinya secara nyata.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan metode eksperimen
terhadap hasil belajar fisika siswa. Hasil tersebut diperoleh dari interpretasi nilai
thitung dengan ttabel yang menunjukkan bahwa thitung (2,80) lebih besar dari ttabel
(2,20). Hal tersebut terlihat dari rerata skor posttest Kelas eksperimen yang
diterapkan metode eksperimen memiliki rerata skor posttest sebesar 74,24,
sedangkan kelas kontrol hanya memiliki rerata skor posttest sebesar 69,28.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka saran yang dapat peneliti
berikan adalah sebagai berikut: .
1. Guru disarankan menerapkan metode eksperimen ini sebagai pilihan dalam
praktik pembelajaran di kelas, agar aktivitas belajar siswa dapat meningkat,
sehingga siswa tidak cepat bosan selama proses pembelajaran berlangsung
dan menyukai pelajaran fisika.
2. Proses belajar mengajar juga sebaiknya dapat membuat siswa
mengungkapkan atau menerangkan materi pelajaran dengan pikiran masing-
masing. Sehingga siswa tidak selalu harus didikte dengan teks yang ada di
buku atau mengikuti perkataan guru.
3. Pembelajaran dengan metode eksperimen sebaiknya benar-benar
diperhitungkan agar hasil yang ingin dicapai maksimal.
4. Penelitian yang sama pada konsep fisika lainnya diharapkan dapat dilakukan
oleh para peneliti selanjutnya, guna melakukan perbaikan penambahan
sumber pustaka dan kajian mengenai metode eksperimen.
54
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah. Metode Eksperimen. Diakses dari http://gudangilmuabdi.blogspot.com
Pada 22/1/2014.
Anderon, Lorin W dan David R. Krathwohl. A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Of Education
Objectives, A Bridged Edition. New York: Longman. 2001.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi revisi). Jakarta :
Bumi Aksara. 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi
IV. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 1998.
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. 2010.
Azzahra, Siti Fatimah. Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi. Skripsi S1 Jurusan Pendidikan
IPA Program Studi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2010.
Daryanto. Strategi dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar Bagi Guru.
Bandung CV. Yrama Widya. 2013.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. 2009.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta. 2010.
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta. 2000.
Ernasari, Reni. Metode Eksperimen. Diakses dari
http://renny12395.blogspot.com pada 1/2/2014.
Fauziah, An Nuril Maulida dan Tutut Nurlita. Pembelajaran Fisika Melalui
Metode Eksperimen untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter pada Siswa
MAN Tlogo Blitar. e-jurnal. 2010.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
Hidayanti, Ratna. Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Sekitar
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Laju Reaksi
(PTK Di SMA N 2 Tangerang). Skripsi SI Jurusan Pendidikan Kimia
55
Fakultas Imu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011.
Martingsih. Macam-macam Metode Pembelajaran. Diakses dari
http://martiningsih.blogspot.com pada 1/2/2014.
Muhammad. Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode
Ceramah dan Metode Eksperimen dalam Sub Pokok Bahasan
Elektrokimia Di SMA Negeri 1 Delima Sigli. Jurnal: Pendidikan Serambi.
2007.
N.K., Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2001.
Pratiwi, Rida Bakti . Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Disertai Media
Pembelajaran Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari
Aktivitas Siswa Kelas VIII SMP N1 Kebakkramat Tahun Ajaran
2011/2012. Skripsi S1 Universitas Sebelas Maret. 2011.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2002.
Rahmawati, Ani. Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Konsep Pencemaran Lingkungan Bernuansa Nilai.
Skripsi S1 Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Biologi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2009.
Ramacahyati. Strategi Pembelajaran Eksperimen. Diakses dari
http://ramacahyati8910.wordpress.com. Pada 24/1/2014.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta. 2011.
Rusyan, A.Tabrani, Atang Kusdinar dan Zainal Arifin. Pendekatan dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1992.
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 2010.
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. 2005.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Rosdakarya. 2005.
56
Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta. 2009.
Susilawati, Pengaruh Metode Eksperimen talam Pembelajaran IPA Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas V SD. Artikel Penelitian: Universitas Tanjung
Pura Pontianak. 2013.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2003.
Triwiyono. Program Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen
Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia. ISSN: 1693-1246. Juli 2011.
Wahyuni dan Retno Hasanah. Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen dengan
Strategi TPS (Think-Pair-Share) dalam Model Pembelajaran Diskusi
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Perpindahan Panas Di Kelas
VII SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika.
Vol. 02 No.03 Tahun 2013.
Widarmika, Komang . Metode Eksperimen. Diakses dari
http://komangwidarmika.blogspot.com. Pada 24/7/2013.
Wilis, Ratna Dahar. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. 1996.
Yamin, Martinis, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Referensi. 2013.
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah. 2009.
LAMPIRAN A
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Lampiran A.1 : Tabel kisi-kisi instrumen
2. Lampiran A.2 : Kisi-kisi Instrumen
3. Lampiran A.3 : Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
dengan Program Anates
4. Lampiran A.4 : Tabel Kisi-kisi Instrumen yang Valid
5. Lampiran A.5 : Instrumen Valid
58
Lampiran A.1
Tabel Kisi-Kisi Instrumen
Kompetensi
Dasar
Indikator Aspek kognitif Jumlah
C1 C2 C3 C4
5.5 Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapanny
a dalam
kehidupan
sehari-hari
1. Menemukan
hubungan antara gaya,
tekanan, dan luas
daerah yang dikenai
gaya melalui
percobaan.
1,2 3 5,6 4 6
2. Mengaplikasikan
prinsip bejana
berhubungan dalam
kehidupan sehari-hari.
7 9 10 8 4
3. Mendeskripsikan
hukum Pascal dan
hukum Archimedes
melalui percobaan
sederhana serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
11,1
3
12,14,
15,17
16 7
4. Menunjukan beberapa
produk teknologi
dalam kehidupan
sehari-hari
sehubungan dengan
konsep benda
terapung, melayang
dan tenggelam.
18,1
9
20 3
5. Mengaplikasikan
konsep tekanan benda
padat, cair, dan gas
pada peristiwa alam
yang relevan (dalam
penyelesaian masalah
sehari-hari).
21,2
5
22,23,
24,
26,29
27,3
0
28 10
Jumlah 9 12 6 3 30
59
Lampiran A.2
Kisi-kisi uji coba instrumen
Kompetensi dasar Indikator Butir soal Jawaban Aspek
kognitif
Menyelidiki tekanan
pada benda padat,
cair, dan gas serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-
hari.
1. Menemukan
hubungan antara
gaya, tekanan,
dan luas daerah
yang dikenai
gaya melalui
percobaan
1. Yang dimaksud dengan tekanan adalah ….
a. Gaya tiap satuan luas
b. Massa tiap satuan luas
c. Massa tiap satuan volume
d. Gaya tiap satuan volume
a C1
2. Satuan tekanan menurut SI adalah ….
a. Joule
b. Dyne
c. Newton
d. Pascal
d C1
3. Hubungan antara tekanan, gaya, dan luas
bidang tekan adalah….
a. Tekanan semakin kecil, jika gaya tekan
semakin besar dan luas bidang tetap
b. Tekanan tetap, jika gaya semakin besar dan
luas bidang semakin kecil
c. Tekanan semakin kecil, jika gaya tetap dan
luas bidang semakin besar
d. Tekanan semakin besar, jika gaya tetap dan
luas bidang semakin besar
c C2
60
4.
Jika keempat balok diatas masing-masing
diberikan gaya yang sama besar, maka yang
mempunyai tekanan terbesar pada bidang tekan
adalah nomor ….
a. I
b. II
c. III
d. IV
b C4
5. Perhatikan tabel berikut ini:
No Gaya Luas bidang tekan
1
2
3
4
8 N
12 N
20 N
28 N
4,0 m2
3,0 m2
2,0 m2
3,5 m2
Tekanan terbesar dihasilkan oleh nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
c C3
6. Suatu ruangan tertutup memiliki luas sebesar
0,02 m2 diberikan tekanan sebesar 1.000 N/m
2.
Besar gaya yang bekerja pada ruangan tersebut
adalah ….
a C3
I II
III
IV
61
a. 20 N
b. 0,0002 N
c. 500.000 N
d. 5 N
2. Mengaplikasikan
prinsip bejana
berhubungan
dalam kehidupan
sehari-hari.
7. Prinsip bejana berhubungan menyatakan ….
a. Tekanan yang diberikan pada suatu cairan
dalam ruang tertutup akan diteruskan ke
setiap titik tanpa adanya pengurangan
b. Sebuah benda yang tengelam seluruhnya atau
sebagian dalam suatu fluida diangkat ke atas
oleh sebuah gaya yang sama dengan berat
fluida yang dipindahkan
c. Jika bejana berhubungan diisi dengan suatu
jenis zat cair, dalam keadaan setimbang,
permukaan zat cair terletak dalam suatu
bidang datar
d. Berat jenis di udara sama dengan berat di
udara dibandingkan dengan berat air yang
volumenya sama
c C1
8. Perhatikan gambar tabung berisi air di bawah
ini, jika tiap lubang besarnya sama, maka air yang
memberikan tekanan terbesar pada lubang ….
c C4
62
a. p
b. q
c. r
d. s
9. Penerapan hukum bejana berhubungan dalam
kehidupan sehari-hari dibawah ini, kecuali ….
a. Pemasangan pipa ledeng
b. Disain teko
c. Air mancur
d. Alat Penghisap debu
d C2
10. Sebuah drum penuh berisi air. Tinggi drum 1
meter dan berdiameter 0,5 meter. Jika massa jenis
air 1000 kg/m3 dan percepatan gravitasi bumi 10
m/s2, tekanan hidrostatisnya adalah ….
a. 10 Pa c. 1000 Pa
b. 100 Pa d. 10.000 Pa
d C3
p
q r
s
63
3.
Mendeskripsikan
hukum Pascal
dan hukum
Archimedes
melalui
percobaan
sederhana serta
penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari.
11. Tekanan yang diberikan ke dalam zat cair
diteruskan ke segala arah dengan sama rata,
merupakan bunyi dari hukum ….
a. Pascal
b. Hidrostatis
c. Archimedes
d. Boyle
a C1
12.Alat-alat yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari yang bekerja berdasarkan hukum
pascal diantaranya adalah ….
a. Pompa hidrolik
b. Alat penghisap debu
c. Lemari es
d. Televisi
a C2
13. Besar gaya ke atas akan sama dengan ….
a. Berat benda sesungguhnya ditambah
dengan berat semu
b. Berat benda sesungguhnya dikurangi
dengan berat semu
c. Berat benda sesungguhnya dikali dengan
berat semu
d. Berat benda sesungguhnya dibagi dengan
berat semu
b C1
14. Berikut ini adalah alat yang bekerja
berdasarkan prinsip Archimedes ….
a. Alat suntik, Pompa air
b. Jembatan pontoon, kapal selam
c. Pompa sepeda, rem angin
d. Balon udara, dongkrak hidrolik
b C2
64
15. Manakah dari gambar di bawah ini yang
merupakan perisitiwa melayang ….
a.
Air
b.
air
c.
air
d.
air
b C2
16. Alat pengangkat mobil memiliki luas
penampang masing-masing 500 cm2 dan 2 cm
2.
b C3
65
Untuk mengangkat mobil sebesar 2000 N, besar
gaya yang harus diberikan kepada penghisap kecil
adalah ….
a. 5 c. 10
b. 8 d. 16
17. Sebuah benda di dalam zat cair akan terapung
jika ….
a. W > FA
b. W = FA
c. W < FA
d. FA = 0
c C2
4. Menunjukkan
beberapa produk
teknologi dalam
kehidupan sehari-
hari sehubungan
dengan konsep
benda terapung,
melayang dan
tenggelam.
18. Kapal laut yang terbuat dari besi dan baja dapat
terapung di atas permukaan air laut karena ….
a. Massa jenis air laut lebih besar daripada
massa jenis besi
b. Berat jenis air laut lebih kecil daripada berat
jenis besi
c. Di laut tidak ada gaya gravitasi
d. Massa jenis kapal sama besar dengan massa
jenis air laut
a C1
19. Supaya benda dapat melayang dalam zat cair,
maka syaratnya adalah ….
a. Massa jenis zat cair tersebut harus lebih
besar daripada massa jenis air
b. Berat benda lebih kecil daripada gaya ke
atas
c. Massa jenis benda sama dengan massa jenis
c C1
66
zat cair
d. Volume benda sama dengan volume zat cair
yang didesak benda padat
20. Di antara benda-benda berikut ini yang
melayang dalam air adalah yang massa jenisnya
….
a. 0,5 g/cm3 c. 1,0 g/cm
3
b. 0,8 g/cm3 d. 1,2 g/cm
3
c C2
5. Mengaplikasikan
konsep tekanan
benda padat, cair,
dan gas pada
peristiwa alam
yang relevan
(dalam
penyelesaian
masalah sehari-
hari).
21. Besarnya tekanan di dalam zat cair sangat
ditentukan oleh ….
a. Gravitasi, kedalaman, dan luas penampang
b. Kedalaman, gravitasi, dan massa jenis zat
cair
c. Kedalaman, luas penampang, dan berat zat
cair
d. Massa jenis zat cair, berat jenis, dan
gravitasi
b C1
22. Berikut ini yang bukan merupakan penerapan
konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari
adalah ….
a. Telapak kaki gajah lebar agar mudah
berjalan
b. Berjalan dengan sepatu berhak tinggi pada
lumpur lebih sukar daripada dengan sepatu
boot
c. Menusuk daging lebih mudah menggunakan
bambu lancip
d. Ayam lebih mudah berjalan dilumpur
daripada bebek
a C2
67
23. Pompa sepeda dan manometer adalah alat yang
bekerja berdasarkan hukum ….
a. Pascal
b. Archimedes
c. Hidrostatis
d. Boyle
d C2
24. Pada sebuah waduk air, tekanan hidrostatis
yang paling besar terdapat pada bagian ….
a. Dasar waduk
b. Dinding waduk
c. Bagian atas waduk
d. Bagian tengah waduk
a C2
25. Alat untuk mengukur tekanan udara luar
adalah ….
a. Hydrometer
b. Thermometer
c. Barometer
d. Manometer
c C1
26. Tekanan udara didaerah pegunungan
dibandingkan dengan di daerah pantai adalah ….
a. Lebih tinggi
b. Lebih rendah
c. Sama saja
d. Nol
b C2
27. Sebuah benda berbentuk kubus berada di
dalam zat cair. Panjang sisi kubus 0,2 m dan berat
jenis zat cair 1000 N/m3. Berapakah besar gaya ke
atas yang dialami oleh kubus?
c C3
68
a. 0,2 N
b. 0,8 N
c. 8 N
d. 260 N
28. Perhatikan gambar posisi balok besi berikut:
A
Sepotong balok besi yang mempunyai luas
permukaan berbeda, jika dijatuhkan pada tanah
lumpur yang memberikan tekanan paling dalam
adalah ….
a. Luas permukaan A
b. Luas permukaan B
c. Luas permukaan C
d. Luas permukaan A, B, dan C sama
a C4
29. Tekanan pada sebuah benda dapat di perbesar
dengan dua cara, yaitu ….
a. Memperkecil gaya dan memperkecil bidang
tekan
b. Memperkecil gaya dan memperbesar bidang
tekan
c. Memperbesar gaya dan memperbesar
bidang tekan
d. Memperbesar gaya dan memperkecil bidang
tekan
d C2
A
B
C
69
30. Sebuah ruangan tertutup yang volumenya 600
cm3 berisi gas dengan tekanan 2 atm. Kemudian
ruangan itu diperkecil menjadi 200 cm3. Bila suhu
tetap, maka tekanan gas itu menjadi ….
a. 12 atm
b. 6 atm
c. 1 atm
d. 2/3 atm
b C3
70
Lampiran A.3
Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
dengan Program Anates
Rata – rata = 17.97
Simpang Baku= 5.82
KorelasiXY= 0.70
Reliabilitas Tes= 0.82
Butir Soal= 30
Jumlah siswa = 38
Butir soal
Daya Pembeda (%) Tingkat Kesukaran Korelasi Keterangan
1 70.00 Sedang 0.528 Sangat signifikan 2 50.00 Mudah 0.421 Signifikan 3 20.00 mudah 0.236 - 4 70.00 Mudah 0.600 Sangat signifikan 5 50.00 sedang 0.418 Signifikan 6 70.00 Sedang 0.474 Sangat signifikan 7 60.00 Sedang 0.479 Sangat signifikan 8 70.00 Mudah 0.579 Sangat signifikan 9 60.00 Mudah 0.548 Sangat signifikan 10 50.00 Sedang 0.404 Signifikan 11 70.00 Sedang 0.548 Sangat signifikan 12 50.00 Sedang 0.380 Signifikan 13 60.00 Sedang 0.465 Sangat signifikan 14 60.00 Sedang 0.412 Signifikan 15 50.00 Mudah 0.441 Signifikan 16 70.00 Sedang 0.454 Sangat signifikan 17 50.00 Sedang 0.402 Signifikan 18 30.00 Mudah 0.281 - 19 0.00 Sukar 0.033 - 20 60.00 Sedang 0.438 Signifikan 21 60.00 Sedang 0.470 Sangat signifikan 22 10.00 Sedang 0.124 - 23 50.00 Sedang 0.402 Signifikan 24 50.00 Sedang 0.376 Signifikan 25 50.00 Mudah 0.423 Signifikan 26 70.00 Sedang 0.465 Sangat signifikan 27 20.00 Sedang 0.141 - 28 60.00 Sedang 0.418 Signifikan 29 50.00 Sedang 0.383 Signifikan 30 60.00 Sedang 0.462 Sangat signifikan
71
Lampiran A.4
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes yang Valid
Kompetensi
Dasar
Indikator Aspek kognitif Jumlah
C1 C2 C3 C4
5.5 Menyelidiki
tekanan pada
benda padat,
cair, dan gas
serta
penerapanny
a dalam
kehidupan
sehari-hari.
1. Menentukan hubungan
antara gaya, tekanan,
dan luas daerah yang
dikenai gaya melalui
percobaan.
1,2 3* 5,6 4 6
2. Mengaplikasikan
prinsip bejana
berhubungan dalam
kehidupan sehari-hari.
7 9 10 8 4
3. Mendeskripsikan
hukum Pascal dan
hukum Archimedes
melalui percobaan
sederhana serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
11,13 12,
14,
15,
17
16 7
4. Menunjukan beberapa
produk teknologi dalam
kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan
konsep benda terapung,
melayang dan
tenggelam.
18*,
19*
20 3
5. Mengaplikasikan
konsep tekanan benda
padat, cair, dan gas
pada peristiwa alam
yang relevan (dalam
penyelesaian masalah
sehari-hari).
21,25 22*
,23,
24,
26,
29
27*,
30
28 10
Jumlah 9 12 6 3 30
Keterangan: * = soal tidak valid (dibuang)
72
Lampiran A.5
Nama :
Kelas :
Petunjuk pengerjaan soal :
1. Kerjakan soal-soal di bawah dengan jawaban yang paling benar.
2. Berilah tanda silang (x) pada pilihan jawaban Anda.
SELAMAT MENGERJAKAN!
1. Yang dimaksud dengan tekanan adalah ….
a. gaya tiap satuan luas
b. massa tiap satuan luas
c. gaya tiap satuan volume
d. massa tiap satuan volume
2. Satuan tekanan menurut SI adalah ….
a. Joule
b. Dyne
c. Pascal
d. Newton
3.
Jika keempat balok diatas masing-masing diberikan gaya yang sama besar, maka
yang mempunyai tekanan terbesar pada bidang tekan adalah nomor ….
a. I c. III
b. II d. IV
4. Perhatikan tabel berikut ini:
No Gaya Luas bidang tekan
1
2
3
4
8 N
12 N
20 N
28 N
4,0 m2
3,0 m2
2,0 m2
3,5 m2
Tekanan terbesar dihasilkan oleh nomor ….
I II
III
IV
73
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
5. Suatu ruangan tertutup memiliki luas sebesar 0,02 m2 diberikan tekanan sebesar
1.000 N/m2. Besar gaya yang bekerja pada ruangan tersebut adalah ….
a. 0,0002 N
b. 5 N
c. 20 N
d. 500.000 N
6. Prinsip bejana berhubungan menyatakan ….
a. berat jenis di udara sama dengan berat di udara dibandingkan dengan berat air
yang volumenya sama
b. tekanan yang diberikan pada suatu cairan dalam ruang tertutup akan diteruskan
ke setiap titik tanpa adanya pengurangan
c. jika bejana berhubungan diisi dengan suatu jenis zat cair, dalam keadaan
setimbang, permukaan zat cair terletak dalam suatu bidang datar
d. sebuah benda yang tengelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida
diangkat ke atas oleh sebuah gaya yang sama dengan berat fluida yang
dipindahkan
7. Perhatikan gambar tabung berisi air di bawah ini, jika tiap lubang besarnya sama,
maka air yang memberikan tekanan terbesar pada lubang ….
a. p
b. q
c. r
d. s
8. Penerapan hukum bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari dibawah ini,
kecuali ….
a. air mancur
b. disain teko
c. alat penghisap debu
r
q
s
p
74
d. pemasangan pipa ledeng
9. Sebuah drum penuh berisi air. Tinggi drum 1 meter dan berdiameter 0,5 meter.
Jika massa jenis air 1000 kg/m3 dan percepatan gravitasi bumi 10 m/s
2, tekanan
hidrostatisnya adalah ….
a. 10 Pa c. 1000 Pa
b. 100 Pa d. 10.000 Pa
10. Tekanan yang diberikan ke dalam zat cair diteruskan ke segala arah dengan sama
rata, merupakan bunyi dari hukum ….
a. Boyle
b. Pascal
c. Hidrostatis
d. Archimedes
11. Alat-alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja berdasarkan
hukum pascal diantaranya adalah ….
a. televisi
b. lemari es
c. pompa hidrolik
d. alat penghisap debu
12. Besar gaya ke atas akan sama dengan ….
a. berat benda sesungguhnya dikali dengan berat semu
b. berat benda sesungguhnya dibagi dengan berat semu
c. berat benda sesungguhnya ditambah dengan berat semu
d. berat benda sesungguhnya dikurangi dengan berat semu
13. Berikut ini adalah alat yang bekerja berdasarkan prinsip Archimedes ….
a. alat suntik, pompa air
b. pompa sepeda, rem angin
c. jembatan pontoon, kapal selam
d. balon udara, dongkrak hidrolik
14. Manakah dari gambar di bawah ini yang merupakan perisitiwa melayang ….
a.
Air
b.
air
c.
air
d.
air
75
15. Alat pengangkat mobil memiliki luas penampang masing-masing 500 cm2 dan 2
cm2. Untuk
mengangkat mobil sebesar 2000 N, besar gaya yang harus diberikan
kepada penghisap kecil adalah ….
a. 5 c. 10
b. 8 d. 16
16. Sebuah benda di dalam zat cair akan terapung jika ….
a. W > FA
b. W = FA
c. W < FA
d. FA = 0
17. Di antara benda-benda berikut ini yang melayang dalam air adalah yang massa
jenisnya ….
a. 0,5 g/cm3 c. 1,0 g/cm
3
b. 0,8 g/cm3 d. 1,2 g/cm
3
18. Besarnya tekanan di dalam zat cair sangat ditentukan oleh ….
a. gravitasi, kedalaman, dan luas penampang
b. massa jenis zat cair, berat jenis, dan gravitasi
c. kedalaman, gravitasi, dan massa jenis zat cair
d. kedalaman, luas penampang, dan berat zat cair
19. Pompa sepeda dan manometer adalah alat yang bekerja berdasarkan hukum ….
a. Boyle
b. Pascal
c. Hidrostatis
d. Archimedes
20. Pada sebuah waduk air, tekanan hidrostatis yang paling besar terdapat pada
bagian ….
a. dasar waduk
b. dinding waduk
c. bagian atas waduk
d. bagian tengah waduk
21. Alat untuk mengukur tekanan udara luar adalah ….
a. Barometer
b. Manometer
c. Hydrometer
d. Thermometer
22. Tekanan udara didaerah pegunungan dibandingkan dengan di daerah pantai
adalah ….
76
a. lebih rendah
b. lebih tinggi
c. sama saja
d. nol
23. Perhatikan gambar posisi balok besi berikut:
A
Sepotong balok besi yang mempunyai luas permukaan berbeda, jika dijatuhkan
pada tanah lumpur yang memberikan tekanan paling dalam adalah ….
a. luas permukaan A
b. luas permukaan B
c. luas permukaan C
d. luas permukaan A, B, dan C sama
24. Tekanan pada sebuah benda dapat di perbesar dengan dua cara, yaitu ….
a. memperkecil gaya dan memperkecil bidang tekan
b. memperkecil gaya dan memperbesar bidang tekan
c. memperbesar gaya dan memperkecil bidang tekan
d. memperbesar gaya dan memperbesar bidang tekan
25. Sebuah ruangan tertutup yang volumenya 600 cm3 berisi gas dengan tekanan 2
atm. Kemudian ruangan itu diperkecil menjadi 200 cm3. Bila suhu tetap, maka
tekanan gas itu menjadi ….
a. 12 atm
b. 6 atm
c. 1 atm
d. 2/3 atm
A
B
C
LAMPIRAN B
PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Lampiran B.1 : Silabus
2. Lampiran B.2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Lampiran B.3 : Lembar Kegiatan Siswa
78
Silabus Sekolah : SMP Darul Mukhlishin
Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Standar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Instrumen
5.5 Menyelidiki tekanan pada benda
padat, cair, dan gas
serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Tekanan
Melakukan percobaan tentang tekanan sampai
menemukan konsep tekanan.
Melakukan percobaan bejana
berhubungan.
Melakukan percobaan
tentang hukum Pascal dan hukum Archimides.
Mencari informasi melalui lingkungan mengenai alat-
alat yang prinsip kerjanya
berdasarkan hukum Pascal dan hukum Archimides.
Studi lapangan untuk menemukan konsep tekanan.
Menemukan hubungan antara gaya, tekanan, dan
luas daerah yang dikenai gaya melalui percobaan.
Mengaplikasikan prinsip bejana berhubungan dalam
kehidupan sehari-hari.
Mendeskripsikan hukum
Pascal dan hukum Archimedes melalui
percobaan sederhana serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam
kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan konsep benda terapung, melayang
dan tenggelam.
Mengaplikasikan konsep
tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa
alam yang relevan (dalam
penyelesaian masalah
sehari- hari).
Tes unjuk kerja
Tes tertulis
Tes unjuk kerja
Tes tertulis
Tes tertulis
Uji petik kerja
prosedur
Tes isian
Uji petik
kerja
prosedur
Tes uraian
Tes isian
Eksperimen menyelidiki kaitan antara luas permukaan
dan massa benda dengan
tekanan (Kegiatan 3.1 dan Kegiatan 3.2).
Permukaan air bendungan
harus lebih tinggi dari
permukaan sawah yang akan dialiri. Prinsip yang
digunakan adalah ....
a. hukum Pascal b. hukum Archimedes
c. efek bejana berhubungan
d. efek kapilaritas
Eksperimen menyelidiki
besar gaya angkat (Kegiatan 3.8)
Mengapa sebuah kapal selam dapat mengapung, melayang,
dan tenggelam?
Pada kedalaman yang sama,
tekanan di dalam air sungai
lebih kecil daripada tekanan di dalam air laut karena ....
10 × 40’
Buku IPA Fisika 2 Esis hlm. 59-88, buku
referensi yang relevan,
alat dan bahan praktikum.
79
Mengetahui
Kepala SMP Darul Mukhlishin Guru Mata Pelajaran
H. Muhaemin,S.E Musyafiroh,S.Pd
80
Lampiran B.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP DARUL MUKHLISHIN
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : VIII (Delapan)/ II (Dua)
Pertemuan Ke- : I (Satu)
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 40 Menit)
Standar Kompetensi : 5. Memahami peran usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan
sehari-hari
Kompetensi Dasar : 5.5 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
1. Menemukan hubungan antara gaya, tekanan, dan luas daerah yang dikenai gaya
melalui percobaan.
2. Mengaplikasikan prinsip bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mendeskripsikan hukum Pascal dan hukum Archimedes melalui percobaan
sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan konsep benda terapung, melayang dan tenggelam.
5. Mengaplikasikan konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam
yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari- hari).
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan tekanan
2. Menemukan hubungan antara gaya, tekanan dan luas bidang tekan
3. Mendefinisikan pengertian tentang tekanan dalam besaran fisika
4. Memberikan contoh aplikasi tekanan dalam kehidupan sehari-hari
B. Materi Ajar :
Konsep Tekanan
1. Pengertian tekanan
Tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja pada tiap satuan luas
permukaan bidang tekan. Hubungan antara gaya, luas bidang tekan dan
81
tekanan yaitu Tekanan berbanding terbalik dengan luas bidang sentuh gaya
tetapi sebanding dengan besar gaya tekan. Artinya :
Makin kecil luas bidang sentuh gaya,makin besar tekanannya.
Makin besar gaya tekan, makin besar tekanannya.
Sehingga dapat ditulis sebagai berikut:
Tekanan =
atau
………... (1-1)
dengan:
P = tekanan (N/m2)
F = gaya tekan (N)
A = luas bidang sentuh (m2)
Satuan tekanan berdasarkan SI ditetapkan dalam pascal (disingkat Pa).
Jadi 1 N/m2 = 1 Pa.
Penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:
- Menggunakan sepatu berhak runcing lebih cepat lelah daripada sepatu
berhak rendah/datar.
- Pisau yang tajam memudahkan untuk memotong benda, karena luas
bidang sentuh pisau tajam lebih kecil daripada pisau tumpul, sehingga
tekanan yang dihasilkan pisau lebih besar.
- Telapak kaki gajah besar, agar luas bidang sentuh menjadi besar
sehingga tekanannya menjadi kecil. Dengan demikian memudahkan
gajah berjalan diatas tanah dengan menopang seluruh berat badannya.
C. Kegiatan Pembelajaran :
Langkah
Kegiatan
Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam
Mengecek kehadiran
siswa
Menyampaikan tujuan
pembelajaran bahwa
pada pertemuan ini
akan membahas hal-
hal yang terkait
dengan tekanan.
Membagi siswa
menjadi beberapa
kelompok.
Menjawab salam
Aktif mengikuti
pengecekan kehadiran
Memperhatikan guru
dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Memperhatikan guru
dalam membagikan
kelompok.
1 menit
4 menit
2 menit
3 menit
Inti Meminta siswa
bergabung dengan
Siswa bergabung
dengan kelompoknya
5 menit
82
anggota kelompok
masing-masing.
Menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan.
Meminta siswa
membacakan dan
menyiapkan alat dan
bahan yang
diperlukan dalam
LKS.
Membimbing siswa
untuk melakukan
kegiatan sesuai LKS
dengan kelompoknya
masing-masing.
Meminta salah satu
kelompok untuk
mempresentasikan
hasil diskusi
kelompoknya.
Membimbing siswa
untuk mendefinisikan
pengertian tekanan.
Guru meminta siswa
untuk
memformulasikan
rumus tekanan dan
satuannya.
Guru memberikan
contoh soal tentang
tekanan dan
penyelesaiannya.
masing-masing.
Memperhatikan
penjelasan yang
diberikan guru.
Membaca dan
menyiapkan alat dan
bahan yang diperlukan
sesuai dengan LKS.
Melakukan kegiatan
bersama kelompok
masing-masing sesuai
dengan LKS.
Satu kelompok
mempresentasikan hasil
diskusinya,dan
kelompok yang lain
memperhatikan
penjelasan kelompok
yang sedang
mempresentasikan hasil
diskusinya.
Mendefinisikan
pengertian tekanan.
Memformulasikan
rumus tekanan.
Memperhatikan dan
mengerjakan contoh
soal.
3 menit
7 menit
30 menit
5 menit
5 menit
10 menit
5 menit
Penutup Guru membimbing &
memberi kesempatan
kepada siswa untuk
menyimpulkan materi
Siswa mengemukakan
kesimpulan tentang
materi yang telah
dipelajarinya.
2 menit
83
yang telah dipelajari
secara keseluruhan.
Guru meluruskan atau
mengklarifikasi
apabila ada
kesimpulan yang
kurang tepat dari hasil
kesimpulan siswa.
Guru memberi
penilaian positif
berupa pujian atau
nilai plus terhadap
aktifitas siswa.
Do’a penutup
Siswa memperhatikan
kesimpulan dari guru.
Siswa termotivasi
untuk lebih dapat
memahami konsep
tekana dalam
kehidupan sehari-hari.
Siswa dan guru berdo’a
bersama
1 menit
2 menit
D. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok dan Tanya jawab
E. Alat, Bahan Dan Sumber
1. Alat : papan tulis, spidol, alat-alat praktikum
2. Sumber belajar : buku paket fisika kelas VIII semester 2, LKS, buku relevan
F. Penilaian Hasil Belajar
- Pengamatan aktivitas, kreativitas siswa dalam proses pembelajaran
- Tes uraian.
Soal uraian
1. Sebuah papan yang panjang rusuknya 50 cm dan beratnya 2 kg diletakan di
atas meja. Berapakah tekanan yang dikerjakan oleh papan terhadap meja,
jika g= 10m/s2.
2. Sebuah kayu berbentuk kubus mempunyai sisi 40 dm dan terletak pada tanah
berlumpur, jika tanah menderita tekanan dari kayu sebesar 20.000 N/m2,
berapakah berat kayu tersebut?
84
Kunci jawaban
1. Diketahui:
m = 2 kg
panjang rusuk (s) = 50 cm = 0.5 m
gravitasi = 10 m/s2 ......(2)
ditanya: P = ....? ......(1)
Jawab: P =
.....(2)
2. Diketahui:
Panjang sisi (s) = 40 dm = 4 m
P = 20.000 N/m2 ….. (1)
Ditanya: berat kayu (W) ….? ….. (1)
Jawab :
P =
=
….. (1)
W =
=
….. (2)
No Skor maksimal tiap nomor
1 5
2 5
Jumlah skor total 10
Jakarta,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Musyafiroh, S.Pd Neti Damayanti
Mengetahui
Kepala SMP Darul Mukhlishin
H.Muhaemin, SE
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP DARUL MUKHLISHIN
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : VIII (Delapan)/ II (Dua)
Pertemuan Ke- : II (Dua)
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 40 Menit)
Standar Kompetensi : 5. Memahami peran usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan
sehari-hari
Kompetensi Dasar : 5.5 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
1. Menemukan hubungan antara gaya, tekanan, dan luas daerah yang dikenai gaya
melalui percobaan.
2. Mengaplikasikan prinsip bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mendeskripsikan hukum Pascal dan hukum Archimedes melalui percobaan
sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan konsep benda terapung, melayang dan tenggelam.
5. Mengaplikasikan konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam
yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari- hari).
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tekanan dalam zat cair.
2. Mengamati sifat tekanan dalam zat cair.
3. Menyebutkan sifat-sifat tekanan dalam zat cair.
4. Menentukan tekanan zat cair.
5. Mengamati posisi permukaan zat cair dalam bejana berhubungan.
6. Menjelaskan pemanfaatan sifat permukaan zat cair yang selalu mendatar
dalam kehidupan sehari-hari.
86
B. Materi Ajar :
Konsep Tekanan
1. Pengertian tekanan pada zat cair
Tekanan pada zat cair biasa disebut dengan tekanan hiodrostatis.
Tekanan hidrostatis adalah tekana pada zat cair yang disebabkan oleh
beratnya. Besarnya tekanan hidrostatis bergantung pada: massa jenis zat cair,
percepatan gravitasi, dan kedalaman zat cair.
Dalam tekanan pada zat cair, jika kita kaitkan dengan kedalaman zat
cair dalam suatu tempat, semakin dalam suatu tempat dalam zat cair,
stekanan pada tempat tersebut akan semakin tinggi.
Tekanan pada zat cair timbul sebagai akibat pengaruh gravitasi bumi.
Selain itu, besarnya tekanan sebanding dengan massa jenis serta
kedalamannya. Secara matematis, tekanan hidrostatis dinyatakan dalam
persamaan:
Dengan:
Ph : tekanan hidrostatis (Pa)
ρ : massa jenis zat cair (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
h : ketinggian/kedalaman zat cair (m)
1. Bejana berhubungan
Bejana berhubungan adalah dua buah bejana atau lebih yang saling
dihubungkan oleh sebuah pipa sehingga zat cair dalam bejana tersebut
mengalir dari bejana yang satu ke bejana yang lain.
Hukum hidrostatika mayatakan bahwa tekana hidrostatis pada setiap
titik yang berada dikedalaman yang sama dalam keadaan setimbang adalah
sama.
Hukum bejana berhubungan berbunyi: bila bejana berhubungan didisi
zat cair yang sama, dalam keadaan setimbang zat cair dalam bejana-bejana
itu terletak pada satu bidang datar.
Hukum bejana berhubungan tidak belaku apabila : tekanan di atas
bejana tidak sama, didisi dua macam/ lebih zat cair, digoyang-goyangkan,
salah satu bejana berupa pipa kapiler. Peralatan yang bekerja berdasarkan
hukum bejana berhubungan yaitu, ceret, kendi, penampungan air, dan water
pas.
87
C. Kegiatan Pembelajaran :
Langkah
Kegiatan
Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam
Mengecek kehadiran
siswa
Menyampaikan tujuan
pembelajaran bahwa
pada pertemuan ini
akan membahas hal-
hal yang terkait
dengan tekanan zat
cair.
Memberikan stimulus
kepada siswa dengan
cara mengajukan
pertanyaan tentang
materi yang telah
dipelajari pada
pertemuan
sebelumnya
Menjawab salam
Aktif mengikuti
pengecekan kehadiran
Memperhatikan guru
dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Berpikir untuk mencari
jawaban dari
pertanyaan yang
diajukan
1 menit
4 menit
2 menit
3 menit
Inti Meminta siswa
bergabung dengan
anggota kelompok
masing-masing.
Menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan.
Meminta siswa
membaca dan
menyiapkan alat dan
bahan yang
diperlukan dalam
LKS pada masing-
masing kelompoknya.
Membimbing siswa
untuk melakukan
kegiatan sesuai LKS
dengan kelompoknya
masing-masing.
Meminta salah satu
kelompok untuk
Siswa bergabung
dengan kelompoknya
masing-masing.
Memperhatikan
penjelasan yang
diberikan guru.
Membaca dan
menyiapkan alat dan
bahan yang diperlukan
sesuai dengan LKS.
Melakukan kegiatan
bersama kelompok
masing-masing sesuai
dengan LKS.
Satu kelompok
mempresentasikan hasil
5 menit
3 menit
7 menit
25 menit
5 menit
88
mempresentasikan
hasil diskusi
kelompoknya.
Membimbing siswa
untuk mendefinisikan
pengertian tekanan
pada zat cair (tekanan
hidrostatis), dan bunyi
hukum bejana
berhubungan.
Guru meminta siswa
untuk
memformulasikan
rumus tekanan pada
zat cair dan
satuannya.
Guru meminta siswa
menyebutkan
penerapan hukum
bejana berhubungan
dalam kehidupan
sehari-hari.
Guru memberikan
contoh soal tentang
tekanan pada zat cair
dan penyelesaiannya.
diskusinya,dan
kelompok yang lain
memperhatikan
penjelasan kelompok
yang sedang
mempresentasikan hasil
diskusinya.
Mendefinisikan
pengertian tekanan
pada zat cair, dan bunyi
hukum bejana
berhubungan.
Memformulasikan
rumus tekanan pada zat
cair
Menyebutkan
penerapan hukum
bejana berhubungan
dalam kehidupan
sehari-hari.
Memperhatikan dan
mengerjakan contoh
soal.
5 menit
2 menit
5 menit
3 menit
Penutup Guru membimbing &
memberi kesempatan
kepada siswa untuk
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
secara keseluruhan.
Guru meluruskan atau
mengklarifikasi
apabila ada
kesimpulan yang
kurang tepat dari hasil
kesimpulan siswa.
Siswa mengemukakan
kesimpulan tentang
materi yang telah
dipelajarinya.
Siswa memperhatikan
kesimpulan dari guru.
2 menit
1 menit
89
Guru memberi
penilaian positif
berupa pujian atau
nilai plus terhadap
aktifitas siswa.
Do’a penutup
Siswa termotivasi
untuk lebih dapat
memahami konsep
tekana dalam
kehidupan sehari-hari.
Siswa dan guru berdo’a
bersama
2 menit
D. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok dan Tanya jawab
E. Alat, Bahan Dan Sumber
1. Alat : papan tulis, spidol, alat-alat praktikum
2. Sumber belajar : buku paket fisika kelas VIII semester 2, LKS, buku relevan
F. Penilaian Hasil Belajar
- Pengamatan aktivitas, kreativitas siswa dalam proses pembelajaran
- Tes uraian.
Soal uraian
1. Sebuah bejana diisi air raksa dengan massa jenis 13600 kg/m3 setinggi 40
cm. Jika percepatan gravitasinya 10 m/s2, berapa tekanan hidrostatis yang
bekerja pada dasar bejana?
2. Sebuah bejana berhubungan berisi dua zat cair, yaitu air raksa dengan
massa jenis 13600 kg/m3 setinggi 50 cm dan air dengan massa jenis 1000
kg/m3. Jika percepatan gravitasinya 10 m/s
2, berapa tinggi air dari
keadaan setimbang pada bejana tersebut?
Kunci jawaban
1. Diketahui:
Ρair raksa = 13.600 kg/m3
hair raksa = 40 cm = 0,4 m
gravitasi = 10 m/s2 ......(2)
ditanya: P = ....? ......(1)
Jawab: P = = 13.600 kg/m3x 10 m/s
2x 0,4 m
= 54.400 N/m2 atau 54.400 Pa .....(2)
90
2. Diketahui :
Ρair raksa = 13.600 kg/m3
h raksa = 50 cm = 0,5 m
Ρair = 1000 kg/m3
gravitasi = 10 m/s2
......(2)
ditanya: h air = ....? ......(1)
Jawab: ρair=ρraksa
ρair.g. h air = ρraksa.g.h raksa
h air =
=
= 6,8 m atau 680 cm .....(2)
No Skor maksimal tiap nomor
1 5
2 5
Jumlah skor total 10
Jakarta,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Musyafiroh, S.Pd Neti Damayanti
Mengetahui
Kepala SMP Darul Mukhlishin
H.Muhaemin, SE
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP DARUL MUKHLISHIN
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : VIII (Delapan)/ II (Dua)
Pertemuan Ke- : III (Tiga)
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 40 Menit)
Standar Kompetensi : 5. Memahami peran usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan
sehari-hari
Kompetensi Dasar : 5.5 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
1. Menemukan hubungan antara gaya, tekanan, dan luas daerah yang dikenai gaya
melalui percobaan.
2. Mengaplikasikan prinsip bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mendeskripsikan hukum Pascal dan hukum Archimedes melalui percobaan
sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan konsep benda terapung, melayang dan tenggelam.
5. Mengaplikasikan konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam
yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari- hari).
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat:
1. Menyebutkan bunyi hukum pascal
2. Menyebutkan peralatan yang menggunakan prinsip Pascal
3. Menyebutkan bunyi hukum Archimedes
4. Menyelidiki dan menentukan besar gaya angkat
B. Materi Ajar :
Konsep Tekanan
1. Hukum Pascal
Hukum pascal menyatakan bahwa: gaya yang bekerja pada suatu zat
cair dalam ruang tertutup, tekananya diteruskan oleh zat cair itu ke segala
arah sama besar.
92
Secara matematis hukum pascal dituliskan:
Dengan:
F1= gaya yang bekerja pada penghisap I (N)
F2 = gaya yang bekerja pada penghisap II (N)
A1 = luas penampang penghisap I (m2)
A2= luas penampang penghisap II (m2)
Berikut ini contoh alat-alat yang bekerja berdasarkan hukum pascal,
diantaranya: dongkrak hidrolik, jembatan angkat, kempa hidrolik.
2. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes berbunyi : sebuah benda yang dicelupkan ke
dalam zat cair, baik sebagian, atau seluruhnya, akan mendapatkan gaya
tekan ke atas yang bearnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan
(didesak) oleh benda tersebut. Besar gaya tekan ke atas dirumuskan:
Dengan:
FA= gaya tekan keatas (N)
V = Volume zat cair yang didesak (m3)
ρ= masa jenis zat cair (kg/m3)
g= konstatnta gravitasi (m/s2)
Berat jenis benda =
Bila dicelupkan ke dalam air:
Berat jenis benda =
Gaya ke atas = berat benda sesungguhnya – berat semu (berat benda yang
hilang)
93
C. Kegiatan Pembelajaran :
Langkah
Kegiatan
Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam
Mengecek kehadiran
siswa
Menyampaikan tujuan
pembelajaran bahwa
pada pertemuan ini
akan membahas hal-
hal yang terkait
dengan tekanan zat
cair.
Memberikan stimulus
kepada siswa dengan
cara mengajukan
pertanyaan tentang
materi yang telah
dipelajari pada
pertemuan
sebelumnya
Menjawab salam
Aktif mengikuti
pengecekan kehadiran
Memperhatikan guru
dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Berpikir untuk mencari
jawaban dari
pertanyaan yang
diajukan
1 menit
4 menit
2 menit
3 menit
Inti Meminta siswa
bergabung dengan
anggota kelompok
masing-masing.
Menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan.
Meminta siswa
membacakan dan
menyiapkan alat dan
bahan yang
diperlukan dalam
LKS.
Membimbing siswa
untuk melakukan
kegiatan sesuai LKS
dengan kelompoknya
masing-masing.
Meminta salah satu
kelompok untuk
mempresentasikan
Siswa bergabung
dengan kelompoknya
masing-masing.
Memperhatikan
penjelasan yang
diberikan guru.
Membaca dan
menyiapkan alat dan
bahan yang diperlukan
sesuai dengan LKS.
Melakukan kegiatan
bersama kelompok
masing-masing sesuai
dengan LKS.
Satu kelompok
mempresentasikan hasil
diskusinya,dan
5 menit
3 menit
7 menit
25 menit
5 menit
94
hasil diskusi
kelompoknya.
Membimbing siswa
untuk menyebutkan
bunyi Hukum Pascal
dan Hukum
Archimedes
Guru meminta siswa
untuk
memformulasikan
rumus Hukum Pascal
Dan Hukum
Archimedes
Guru meminta siswa
menyebutkan
penerapan hukum
pascal dalam
kehidupan sehari-hari.
Guru memberikan
contoh soal tentang
tekanan pada zat cair
dan penyelesaiannya.
kelompok yang lain
memperhatikan
penjelasan kelompok
yang sedang
mempresentasikan hasil
diskusinya.
Mendefinisikan
pengertian tekanan.
Memformulasikan
rumus Hukum Pascal
dan Archimedes
Menyebutkan
penerapan hukum
pascal dalam
kehidupan sehari-hari
Memperhatikan dan
mengerjakan contoh
soal.
5 menit
2 menit
5 menit
3 menit
Penutup Guru membimbing &
memberi kesempatan
kepada siswa untuk
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
secara keseluruhan.
Guru meluruskan atau
mengklarifikasi
apabila ada
kesimpulan yang
kurang tepat dari hasil
kesimpulan siswa.
Guru memberi
penilaian positif
berupa pujian atau
Siswa mengemukakan
kesimpulan tentang
materi yang telah
dipelajarinya.
Siswa memperhatikan
kesimpulan dari guru.
Siswa termotivasi
untuk lebih dapat
memahami konsep
2 menit
1 menit
2 menit
95
nilai plus terhadap
aktifitas siswa.
Do’a penutup
tekana dalam
kehidupan sehari-hari.
Siswa dan guru berdo’a
bersama
D. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok dan Tanya jawab
E. Alat, Bahan Dan Sumber
1. Alat : papan tulis, spidol, alat-alat praktikum
2. Sumber belajar : buku paket fisika kelas VIII semester 2, LKS, buku relevan
F. Penilaian Hasil Belajar
- Pengamatan aktivitas, kreativitas siswa dalam proses pembelajaran
- Tes uraian.
Soal uraian
1. Sebuah dongkrak hidrolik mempunyai penghisap kecil yang berjari-jari 3
cm dan penghisap besar yang berjari-jari 15 cm. Jika penghisap kecil
ditekan dengan gaya 500N, berapa gaya pada penghisap besar?
2. Sebuah benda berbentuk kubus berada di dalam zat cair. Pajang sisi kubus
0,2m dan berat jenis zat cair 1000N/m3. Berapakah besar gaya keatas
yang dialami oleh kubus?
Kunci jawaban
1. Diketahui:
Jari-jari penghisap kecil (r1)= 3cm=0,03m
Jari-jari penghisap besar (r2)= 15cm=0,15m
F1=500N ......(1)
ditanya: F2 = ....? ......(1)
Jawab: P1=.P2
.........(1)
.
96
F2= 12500 N .....(2)
2. Diketahui:
Panjang sisi (s) = 0,2m
Vkubus= s3=(0,2)
3= 0,008m
3
Berat jenis (BJcair) = 1000N/m3 ….. (1)
Ditanya: gaya keatas (FA)= ….? ….. (1)
Jawab :
P =
=
….. (1)
W =
=
….. (2)
No Skor maksimal tiap nomor
1 5
2 5
Jumlah skor total 10
Jakarta,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Musyafiroh, S.Pd Neti Damayanti
Mengetahui
Kepala SMP Darul Mukhlishin
H.Muhaemin, SE
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP DARUL MUKHLISHIN
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : VIII (Delapan)/ II (Dua)
Pertemuan Ke- : IV (Empat)
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 40 Menit)
Standar Kompetensi : 5. Memahami peran usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan
sehari-hari
Kompetensi Dasar : 5.5 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
1. Menemukan hubungan antara gaya, tekanan, dan luas daerah yang dikenai gaya
melalui percobaan.
2. Mengaplikasikan prinsip bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mendeskripsikan hukum Pascal dan hukum Archimedes melalui percobaan
sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari
sehubungan dengan konsep benda terapung, melayang dan tenggelam.
5. Mengaplikasikan konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam
yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari- hari).
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan konsep tenggelam, melayang, dan terapung.
2. Menjelaskan pengaruh massa jenis pada peristiwa tenggelam, melayang, dan
terapung.
3. Menyebutkan pemanfaatan gaya Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mendemontrasikan adanya tekanan udara.
5. Mengukur tekanan udara.
6. Menyebutkan jenis-jenis barometer.
7. Menjelaskan hubungan antara ketinggian suatu tempat dengan perbedaan
tekanan udara.
8. Menjelaskan tekanan gas dalam ruang tertutup.
98
B. Materi Ajar :
Konsep Tekanan
1. Pengertian Tenggelam, Melayang, dan Terapung
Jika dicelupkan ke dalam zat cair, sebuah benda mempunyai tiga
kemungkinan, yaitu benda tersebut mengapung, melayang, atau tenggelam.
Mengapa bias terjadi seperti itu? Hal itu disebabkan pada saat suatu benda
dicelupkan ke dalam zat cair, ada dua buah gaya yang bekerja pada benda
yang arahnya berlawanan. Dua gaya tersebut, yaitu berat benda itu sendiri
(w) yang arahnya ke bawah dan gaya tekan ke atas (FA) yang disebabkan
oleh zat cair.
a. Tenggelam
Suatu benda bisa tenggelam dalam zat cair apabila massa jenis benda
tersebut lebih besar daripada massa jenis zat cair, contoh peristiwa tengelam:
batu yang dicelupkan ke dalam air.
b. Melayang
Suatu benda melayang dalam zat cair apabila masa jenis benda tersebut
sama dengan massa jenis zat cair, contoh peristiwa melayang: kapal selam,
ikan di dalam air, dan sebutir telur yang dapat melayang di air garam.
c. Terapung
Sebuah benda akan terapung dalam suatu zat cair apabila massa jenis
benda tersebut lebih kecil daripada massa jenis zat cair, contoh peristiwa
terapung: perahu diatas permukaan air, kapal laut di permukaan lautan, dan
gabus yang dicelupkan ke dalam air.
Contoh penggunaan prinsip Archimedes , antara lain: Kapal Laut,
Kapal Selam, Galangan Kapal, Balon Udara, Jembatan Pontoon, Hydrometer
(alat untuk mengukur massa jenis benda).
2. Ketinggian tempat dan tekanan udara
Tekanan udara terjadi karena udara memiliki berat. Semakin tinggi
suatu tempat, semakin tipis lapisan udaranya sehingga tekanannya pun
semakin berkurang. Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer.
Ada dua macam barometer yaitu barometer raksa dan barometer aneroid.
Tekanan udara dapat kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
a. Untuk memasukan dan mengeluarkan cairan dalam suntikan.
b. Untuk mengeluarkan susu kental manis dari kaleng, yaitu dengan cara
membuat dua lubang-lubang yang satu sebagai tempat keluar susu. Lubang
yang satu lagi sebagai tempat udara masuk yang akan menekan susu keluar
99
dari dalam kaleng. Akibatnya, susu keluar lebih banyak dibandingkan
dengan lubang satu.
Hukum Boyle menyatakan bahwa: hasil kali antara tekanan dan
volume gas dalam ruang tertutup adalah tetap, asalkan suhunya tetap.
Dengan:
= tekanan gas mula-mula (atm atau cmHg)
tekanan gas setelah diubah (atm atau cmHg)
volume gas mula-mula ( )
volume gas setelah diubah ( )
C= konstanta (tetapan)
Hukum Boyle berlaku jika:
a) Suhu gas tetap, tetapi terjadi perubahan volume dan tekanan.
b) Massa gas tetap, tidak terjadi kebocoran tabung (ruang tertutup).
c) Gas tidak dalam keadaan jenuh.
d) Tidak terjadi reaksi kimia di dalam tabung gas.
Alat untuk mengukur tekanan udara terbuka disebut barometer. Ada
dua jenis barometer, yaitu barometer air raksa dan barometer aneroid.
Sedangkan alat untuk mengukur tekanan udara dalam ruang tertutup disebut
manometer.
Berikut alat-alat yang menggunakan prinsip kerja hukum Boyle,
diantaranya:
a) Manometer tertutup
b) Pompa udara
(1) Pompa tekan udara
Berguna untuk memasukan udara ke dalam ban atau tabung gas.
Contohya: pompa sepeda dan pompa angin.
(2) Pompa isap udara
Berguna untuk mengeluarkan udara dari dalam penyungkup agar
menjadi hampa.
(3) Pompa air
Berguna untuk menaikan air dari dalam tanah atau sumur.
(4) Pipet tetes
Berguna untuk meneteskan zat kimia (obat) yang dipindahkan ke
tempat lain.
(5) Alat suntik , berguna untuk memasukan obat kedalam tubuh.
100
C. Kegiatan Pembelajaran :
Langkah
Kegiatan
Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mengucapkan salam
Mengecek kehadiran
siswa
Menyampaikan tujuan
pembelajaran bahwa
pada pertemuan ini
akan membahas hal-
hal yang terkait
dengan tekanan zat
cair.
Memberikan stimulus
kepada siswa dengan
cara mengajukan
pertanyaan tentang
materi yang telah
dipelajari pada
pertemuan
sebelumnya
Menjawab salam
Aktif mengikuti
pengecekan kehadiran
Memperhatikan guru
dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Berpikir untuk mencari
jawaban dari
pertanyaan yang
diajukan
1 menit
4 menit
2 menit
3 menit
Inti Meminta siswa
bergabung dengan
anggota kelompok
masing-masing.
Menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan.
Meminta siswa
membacakan dan
menyiapkan alat dan
bahan yang
diperlukan dalam
LKS.
Membimbing siswa
untuk melakukan
kegiatan sesuai LKS
dengan kelompoknya
masing-masing.
Meminta salah satu
kelompok untuk
mempresentasikan
Siswa bergabung
dengan kelompoknya
masing-masing.
Memperhatikan
penjelasan yang
diberikan guru.
Membaca dan
menyiapkan alat dan
bahan yang diperlukan
sesuai dengan LKS.
Melakukan kegiatan
bersama kelompok
masing-masing sesuai
dengan LKS.
Satu kelompok
mempresentasikan hasil
diskusinya,dan
5 menit
3 menit
7 menit
35 menit
5 menit
101
hasil diskusi
kelompoknya.
Membimbing siswa
untuk mendefinisikan
pengertian
tenggelam,melayang,
dan terapung serta
formulasinya.
Guru meminta siswa
untuk menyebutkan
bunyi hukum boyle,
dan
memformulasikannya
Guru meminta siswa
menyebutkan
penerapan hukum
Archimedes dalam
kehidupan sehari-hari.
Guru memberikan
contoh soal tentang
tekanan pada zat cair
dan penyelesaiannya.
kelompok yang lain
memperhatikan
penjelasan kelompok
yang sedang
mempresentasikan hasil
diskusinya.
Mendefinisikan
pengertian tenggelam,
melayang, dan terapung
serta formulasinya.
Mnyebutkan bunyi
hukum boyle dan
memformulasikannya
Menyebutkan
penerapan hukum
Archimedes dalam
kehidupan sehari-hari.
Memperhatikan dan
mengerjakan contoh
soal.
3 menit
2 menit
2 menit
3 menit
Penutup Guru membimbing &
memberi kesempatan
kepada siswa untuk
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
secara keseluruhan.
Guru meluruskan atau
mengklarifikasi
apabila ada
kesimpulan yang
kurang tepat dari hasil
kesimpulan siswa.
Guru memberi
penilaian positif
berupa pujian atau
nilai plus terhadap
Siswa mengemukakan
kesimpulan tentang
materi yang telah
dipelajarinya.
Siswa memperhatikan
kesimpulan dari guru.
Siswa termotivasi
untuk lebih dapat
memahami konsep
tekana dalam
2 menit
1 menit
2 menit
102
aktifitas siswa.
Do’a penutup
kehidupan sehari-hari.
Siswa dan guru berdo’a
bersama
D. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok dan Tanya jawab
E. Alat, Bahan Dan Sumber
1. Alat : papan tulis, spidol, alat-alat praktikum
2. Sumber belajar : buku paket fisika kelas VIII semester 2, LKS, buku relevan
F. Penilaian Hasil Belajar
- Pengamatan aktivitas, kreativitas siswa dalam proses pembelajaran
- Tes uraian.
Soal uraian
1. Sebuah benda terapung didalam minyak. Volume benda yang muncul
diatas permukaan minyak sama dengan 80% volume benda. Massa jenis
minyak diketahui 0,6 g/cm3, sedangkan percepatan gravitasi bumi
diketahui g=10 m/s2, maka berapakah massa jenis benda tersebut?
2. Tekanan udara disuatu tempat 61 cmHg. Berapakah perkiraan ketinggian
tempat itu dari permukaan laut?
Kunci jawaban
1. Diketahui:
ρminyak= 0,6 g/cm3
g= 10 m/s2 ......(1)
ditanya: ρb = ....? ......(1)
Jawab:
Berat benda wb diudara adalah massa mb x percepatan gravitasi
Wb= mb x g
Mb = ρbenda x Vbenda
Vminyak = 20% x Vbenda .....(2)
FA = Wb
Vminyak. ρminyak.g = Vbenda. ρbenda. G
ρbenda =
103
=
= 0,02 x 0,6 = 0,12 g/cm3 ........(2)
2. Diketahui :
P1= 61 cmHg
Selisih tekanan udara antara permukaan laut dan tempat tersebut adalah:
ΔP = 76 cmHg – 61 cmHg = 15 cmHg
......(1)
ditanya: perkiraan ketinggian tempat tersebut (h) = ....? ......(1)
Jawab:
Ketinggian tempat =(
)
=
= 150 x 10m = 1500 m = 1,5 km ........ (2)
No Skor maksimal tiap nomor
1 6
2 4
Jumlah skor total 10
Jakarta,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Musyafiroh, S.Pd Neti Damayanti
Mengetahui
Kepala SMP Darul Mukhlishin
H.Muhaemin, SE
104
Lampiran B.3
LEMBAR KERJA SISWA I
(LKS)
Konsep : Tekanan
Sub konsep : Tekanan pada zat padat
Tujuan : Mengetahui hubungan antara gaya, tekanan dan luas bidang tekan
Hari/ Tanggal: ……………………………………………………………
Kelompok : ……………………………………………………………
Nama anggota : 1. …………………………………………………………
2. …………………………………………………………
3. …………………………………………………………
4. …………………………………………………………
5. …………………………………………………………
Waktu : 40 menit
Alat dan bahan :
1. Dua buah lilin mainan/plastisin
2. Dua buah uang logam lima ratus rupiah
3. Penggaris
Langkah kerja :
1. Letakan 2 plastisin diatas meja praktek
2. Letakan 1 buah uang logam diatas plastisin (berwarna biru) dengan posisi
horizontal/kelihatan permukaan salah satu ujungnya
105
3. Letakan uang logam berikutnya diatas plastisin B (berwarna merah) dengan
posisi berdiri (vertikal) terlihat dua permukaannya dari samping kiri dan kanan.
4. Tekanlah kedua ujung uang logam diatas plastisin dengan besar tekanan yang
sama.
5. Ukurlah lekukan yang terjadi plastisin A dan B
6. Catatlah hasilnya
Hasil Pengamatan
Tuliskan hasil percobaanmu dalam tabel dibawah ini!
No Peristiwa Luas bidang tekan (cm)
1 Logam A
2 Logam B
Pertanyaan:
1. Berdasarkan hasil percobaanmu, lekukan manakah yang lebih dalam plastisin A
atau B? Mengapa terjadi demikian?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
106
2. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi tekanan?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan diatas, apa yang dapat kamu simpulkan?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………...
107
LEMBAR KERJA SISWA II
(LKS)
Konsep : Tekanan
Sub konsep : Tekanan pada zat cair
Tujuan : Menyelidiki pengaruh kedalaman air terhadap besarnya tekanan
Hari/ Tanggal: ……………………………………………………………
Kelompok : ……………………………………………………………
Nama anggota : 1. …………………………………………………………
2. …………………………………………………………
3. …………………………………………………………
4. …………………………………………………………
5. …………………………………………………………
Waktu : 40 menit
Alat dan bahan:
1. 3 Botol air mineral kosong ukuran 1.5 liter
2. 1 buah paku
3. 1 pembakar spirtus
4. Selotip
5. Air secukupnya
Langkah kerja:
1. Siapkan 3 botol air mineral kosong
2. Buatlah pola titik untuk lubang pada ketiga botol tersebut dengan ketinggian
yang berbeda yaitu 5 cm, 10 cm, dan 20 cm.
3. Panaskan paku dengan api dari pembakar spirtus
4. Lubangi botol dengan paku sesuai dengan pola titik yang telah dibuat
5. Tutup lubang dengan selotip
6. Isi botol dengan air hingga penuh
7. Bukalah selotip dengan posisi botol tetap tegak
8. Amatilah jarak pancaran dari ketiga lubang botol
108
9. Cacatlah hasilnya
Isilah data pengamatan berikut ini:
No Lubang Jarak pancaran
1
2
3
Pertanyaan :
1. Pada botol manakah yang pancaran airnya lebih jauh?
Jawab :
……………………………………………………………………………………..
2. Apa yang menyebabkan perbedaan kekuatan pancarannya?
Jawab :
………………………………………………..........................................................
..................................................................................................................................
Kesimpulan :
Setelah melakukan kegiatan diatas, apa yang dapat kamu simpulkan?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
109
LEMBAR KERJA SISWA III
(LKS)
Konsep : Tekanan
Sub konsep : Hukum Pascal
Tujuan : Membuktikan bahwa tekanan air sama besar kesegala arah
Hari/ Tanggal: ……………………………………………………………
Kelompok : ……………………………………………………………
Nama anggota : 1. …………………………………………………………
2. …………………………………………………………
3. …………………………………………………………
4. …………………………………………………………
5. …………………………………………………………
Waktu : 45 menit
Alat dan bahan:
1. Pipa paralon (satu ujung tertutup)
2. Penghisap dari gabus
3. Tongkat pendorong
4. Selotip
5. Air secukupnya
Langkah kerja:
1. Siapkanpipa paralon yang salah satu ujungnya tertutup
2. Buatlah beberapa lubang kecil dekat ujung paralon yang tertutup
3. Lengkapi pipa dengan sebuah penghisap dari gabus dan tongkat pendorong
seperti sebuah pompa
4. Tutup lubang-lubang kecil dengan selotip, kemudian isi pipa dengan air
5. Tekan tongkat pendorong sehingga gabus akan meneruskan tekanan ke dalam air
dan melepaskan selotip
110
6. Amatilah semburan air yang terjadi
Pertanyaan :
1. Bagaimanakah pancaran air pada lubang-lubang di ujung pipa?
Jawab :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
2. Apakah pancaran air pada lubang-lubang tersebut sama?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………...
Kesimpulan
Setelah melakukan kegitan diatas, apa yang dapat kamu simpulkan?
……………………………………………….................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
111
LEMBAR KERJA SISWA IV
(LKS)
Konsep : Tekanan
Sub konsep : Hukum Archimedes (Terapung, Melayang, dan Tenggelam)
Tujuan : Meramalkan terjadinya peristiwa terapung, melayang, dan tenggelam
Hari/ Tanggal: ……………………………………………………………
Kelompok : ……………………………………………………………
Nama anggota : 1. …………………………………………………………
2. …………………………………………………………
3. …………………………………………………………
4. …………………………………………………………
5. …………………………………………………………
Waktu : 30 menit
Alat dan bahan:
1. Wadah
2. Air
3. Telur ayam mentah
4. Garam
Langkah kerja:
1. Masukan air pada wadah
2. Masukan telur ayam ke dalam wadah yang telah berisi air
3. Bagaimana posisi telur dalam wadah? Tuliskan dalam data hasil eksperimen no
1!
4. Keluarkan telur ayam dari wadah
5. Campurkan 5 sendok garam pada air dalam bejana, aduk hingga rata.
6. Masukan telur kedalam wadah.
112
7. Amati posisi telur dalam wadah, apakah terjadi perubahan posisi telur dari
semula?
Tuliskan dalam data hasil eksperimen no 2.
8. Keluarkan telur dari wadah.
9. Tambahkan 5 sendok garam pada air dalam bejana, aduk hingga rata.
10. Masukkan kembali telur kedalam wadah. Amati posisi telur dalam wadah,
apakah terjadi perubahan posisi telur dari semula? Tuliskan dalam data hasil
eksperimen no 3.
Hasil Pengamatan
1. Keadaan telur yang dimasukkan dalam wadah yang berisi air ……………………
2. Keadaan telur yang dimasukkan dalam wadah yang berisi air yang telah
dicampur 5 sendok garam ……………………………
3. Keadaan telur yang dimasukkan dalam wadah yang berisi air yang telah
dicampur 10 sendok garam …………………………..
Pertanyaan :
1. Keadaan telur yang dimasukkan dalam wadah yang berisi air ……………….
Karena massa jenis benda lebih ………………daripada massa jenis air. Jadi,
benda tenggelam dalam air bila massa jenis benda lebih ……………daripada
massa jenis air.
2. Penambahan garam ke dalam air menyebabkan massa jenis air …………..........
daripada massa jenis air mula-mula, hal ini mengakibatkan keadaan telur dalam
wadah ………………………. Jadi, benda …………………… dalam zat cair
apabila massa jenis benda lebih …………………… daripada massa jenis zat
cair.
3. Ketika garam ditambahkan lagi ke dalam air, keadaan telur dalam wadah
…………………., hal ini karena massa jenis air menjadi lebih …………………
Jadi benda akan …………………….. Dalam air bila massa jenis benda lebih
………………… daripada massa jenis zat cair.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan, dapat simpulkan:
1. Benda tenggelam dalam zat cair apabila ……………………………………….
2. Benda melayang dalam zat cair apabila …………………………………………..
3. Benda terapung dalam zat cair apabila …………………………………………
113
LEMBAR KERJA SISWA V
(LKS)
Konsep : Tekanan
Sub konsep : tekanan pada zat gas/udara
Tujuan : Menunjukan bahwa gas/udara dapat menghasilkan tekanan.
Hari/ Tanggal: ……………………………………………………………
Kelompok : ……………………………………………………………
Nama anggota : 1. …………………………………………………………
2. …………………………………………………………
3. …………………………………………………………
4. …………………………………………………………
5. …………………………………………………………
Waktu : 15 menit
Alat dan bahan:
1. 1 buah botol plastik yang bagian bawahnya telah dilubangi
2. Air
Langkah kerja:
1. Isilah botol dengan air hingga penuh. Biarkan air memancar keluar
2. Tutuplah mulut botol plastik tersebut. Tuliskan hasil pengamatanmu pada data
eksperimen.
Hasil Pengamatan
1. Apa yang terjadi dengan pancaran air saat mulut botol ditutup?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
114
2. Mengapa hal tersebut terjadi?
Jawab:
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan diatas, apa yang dapat kamu simpulkan/
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan, dapat simpulkan:
1. Benda tenggelam dalam zat cair apabila ……………………………………….
2. Benda melayang dalam zat cair apabila …………………………………………..
3. Benda terapung dalam zat cair apabila …………………………………………
LAMPIRAN C
ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
1. Lampiran C.1 : Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
2. Lampiran C.2 : Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
3. Lampiran C.3 : Nilai-nilai r Product Moment
4. Lampiran C.4 : Luas di Bawah Lengkung Kurva Normal Dari 0 s/d Z
5. Lampiran C.5 : F Table For Alpha 0,5
6. Lampiran C.6 : Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors
7. Lampiran C.7 : Nilai-Nilai Dalam Distribusi t
116
Lampiran C.1a
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Uji normalitas menggunakan uji lilliefors (Lo) dengan taraf signifikansi 5%,
dengan kriteria pengujian:
Jika LO = Lhitung < Ltabel , maka H0 diterima, dan
Jika LO = Lhitung < Ltabel, maka H0 ditolak
Berikut prosedur uji normalitas kelas eksperimen
Data hasil pretest
36 32 32 40 36
36 40 44 40 36
40 48 52 48 32
56 36 40 36 48
40 40 44 44 44
Tabel diskriptif data hasil pretest kelas eksperimen
Yi fi fk fi.Yi Yi-Y' (Yi-y')^2 fi.(Yi-y')^2
32 3 3 96 -8.8 77.44 232.32
36 6 9 216 -4.8 23.04 138.24
40 7 16 280 -0.8 0.64 4.48
44 4 20 176 3.2 10.24 40.96
48 3 23 144 7.2 51.84 155.52
52 1 24 52 11.2 125.44 125.44
56 1 25 56 15.2 231.04 231.04
∑ 25 1020 22.4 520 928.00
117
1. ∑
∑ = 40,8
2. Simpangan baku= √∑
3. Zi
Zi,1 =
Zi,2 =
Zi,3 =
Zi,4 =
Zi,5 =
Zi,6 =
Zi,7 =
4. Untuk menghitung F (Zi), jika nilai Zi positif =0,5 - Z tabel
nilai Zi negatif = 0,5- Z tabel
F(Zi,1) = 0,5 – 0,4251 = 0,07
F(Zi,2) = 0,5 – 0,2794 = 0,22
F(Zi,3) = 0,5 – 0,0517 = 0,45
F(Zi,4) = 0,5 – 0,1950 = 0,31
F(Zi,5) = 0,5 – 0,3770 = 0,12
F(Zi,6) = 0,5 – 0,4641 = 0,04
F(Zi,7) = 0,5 – 0,4927 = 0,01
5. Menghitung S (Zi) =
S(Zi,1) =
S(Zi,2) =
S(Zi,3) =
S(Zi,4) =
S(Zi,5) =
S(Zi,6) =
S(Zi,7) =
118
6. Menghitung |F (Zi) – S (Zi)|
|F (Zi,1) – S (Zi,1)| = |0,07-0,12| = 0,05
|F (Zi,2) – S (Zi,2)| = |0,22-0,36| = 0,14
|F (Zi,3) – S (Zi,3)| = |0,45-0,64| = 0,19
|F (Zi,4) – S (Zi,4)| = |0.31-0,80| = 0,50
|F (Zi,5) – S (Zi,5)| = |0,12-0,92| = 0,80
|F (Zi,6) – S (Zi,6)| = |0,04-0,96| = 0,92
|F (Zi,7) – S (Zi,7)| = |0,01-1,00| = 0,99
Tabel uji lilliefor
Yi fi fk fi.Yi Yi-
Y'
(Yi-
y')^2
fi.(Yi-
y')^2
Zi = (( Yi - Y'
)/SDt) Z Tabel f(Zi) S(Zi)
|F(Zi)-
S(Zi)|
32 3 3 96 -8.8 77.44 232.32 -1.41 0.4251 0.07 0.12 0.05
36 6 9 216 -4.8 23.04 138.24 -0.77 0.2794 0.22 0.36 0.14
40 7 16 280 -0.8 0.64 4.48 -0.13 0.0517 0.45 0.64 0.19
44 4 20 176 3.2 10.24 40.96 0.51 0.195 0.31 0.80 0.50
48 3 23 144 7.2 51.84 155.52 1.16 0.377 0.12 0.92 0.80
52 1 24 52 11.2 125.44 125.44 1.80 0.4641 0.04 0.96 0.92
56 1 25 56 15.2 231.04 231.04 2.44 0.4927 0.01 1.00 0.99
Dari hasil perhitungan tersebut, didapat nilai Lo= 0,99, sedangkan tabel
lilliefors untuk α=0,05 dan n=24 didapat nilai Ltabel= 0,173. Karena nilai LO = Lhitung <
Ltabel , maka H0 diterima dan disimpulkan data berdistribusi normal.
119
Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Uji normalitas menggunakan uji lilliefors (Lo) dengan taraf signifikansi 5%,
dengan kriteria pengujian:
Jika LO = Lhitung < Ltabel , maka H0 diterima, dan
Jika LO = Lhitung < Ltabel, maka H0 ditolak
Berikut prosedur uji normalitas kelas kontrol
Data hasil pretest
44 48 60 48 60
36 44 48 48 52
40 52 52 56 48
40 44 48 40 44
52 48 36 56 44
Tabel diskriptif data hasil pretest kelas kontrol
Yi fi fk fi.Yi Yi-Y' (Yi-y')^2 fi.(Yi-y')^2
36 2 2 72 -11.52 132.71 265.42
40 3 5 120 -7.52 56.55 169.65
44 5 10 220 -3.52 12.39 61.95
48 7 17 336 0.48 0.23 1.61
52 4 21 208 4.48 20.07 80.28
56 2 23 112 8.48 71.91 143.82
60 2 25 120 12.48 155.75 311.50
∑ 25 1188 3.36 450 1,034.24
120
7. ∑
∑ = 47,52
8. Simpangan baku= √∑
9. Zi
Zi,1 =
Zi,2 =
Zi,3 =
Zi,4 =
Zi,5 =
Zi,6 =
Zi,7 =
10. Untuk menghitung F (Zi), jika nilai Zi positif =0,5 - Z tabel
nilai Zi negatif = 0,5- Z tabel
F(Zi,1) = 0,5 – 0,4608 = 0,04
F(Zi,2) = 0,5 – 0,3749 = 0,13
F(Zi,3) = 0,5 – 0,2054 = 0,29
F(Zi,4) = 0,5 – 0,0279 = 0,47
F(Zi,5) = 0,5 – 0,2517 = 0,25
F(Zi,6) = 0,5 – 0,4015 = 0,10
F(Zi,7) = 0,5 – 0,4713 = 0,03
11. Menghitung S (Zi) =
S(Zi,1) =
121
S(Zi,2) =
S(Zi,3) =
S(Zi,4) =
S(Zi,5) =
S(Zi,6) =
S(Zi,7) =
12. Menghitung |F (Zi) – S (Zi)|
|F (Zi,1) – S (Zi,1)| = |0,04-0,08| = 0,04
|F (Zi,2) – S (Zi,2)| = |0,13-0,20| = 0,07
|F (Zi,3) – S (Zi,3)| = |0,29-0,40| = 0,11
|F (Zi,4) – S (Zi,4)| = |0.47-0,68| = 0,21
|F (Zi,5) – S (Zi,5)| = |0,25-0,84| = 0,59
|F (Zi,6) – S (Zi,6)| = |0,10-0,92| = 0,82
|F (Zi,7) – S (Zi,7)| = |0,03-1,00| = 0,97
Tabel uji lilliefor
Yi fi fk fi.Yi Yi-Y' (Yi-y')^2 fi.(Yi-
y')^2 Zi = (( Yi - Y' )/SDt) Z Tabel f(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
36 2 2 72 -11.52 132.71
265.42 -1.76 0.4608 0.04 0.08
0.04
40 3 5 120 -7.52 56.55
169.65 -1.15 0.3749 0.13 0.20
0.07
44 5 10 220 -3.52 12.39
61.95 -0.54 0.2054 0.29 0.40
0.11
48 7 17 336 0.48 0.23
1.61 0.07 0.0279 0.47 0.68
0.21
122
52 4 21 208 4.48 20.07
80.28 0.68 0.2517 0.25 0.84
0.59
56 2 23 112 8.48 71.91
143.82 1.29 0.4015 0.10 0.92
0.82
60 2 25 120 12.48 155.75
311.50 1.90 0.4713 0.03 1.00
0.97
Dari hasil perhitungan tersebut, didapat nilai Lo= 0,99, sedangkan tabel
lilliefors untuk α=0,05 dan n=24 didapat nilai Ltabel= 0,173. Karena nilai LO = Lhitung <
Ltabel , maka H0 diterima dan disimpulkan data berdistribusi normal.
123
Lampiran C.1b
1. Uji Homogenitas Pretest
Untuk menguji homogenitas varians kedua data pretest digunakan uji F
berdasarkan rumus berikut ini.
Keterangan:
V1 = varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempunyai
deviasi standar yang terbesar.
V2 = varian terkecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempunyai deviasi standar yang terkecil.
kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini:
a. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians yang
homogen).
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data memiliki varians yang tidak
homogen).
Berikut adalah tabel frekuensi hasil pretest kelas kontrol.
Kelas Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Nilai
Tengah (xi) xi2 fi . xi fi . xi2
36-39 2 35.5 37.5 1406.25 75 2812.5
40-43 3 39.5 41.5 1722.25 124.5 5166.75
44-47 5 43.5 45.5 2070.25 227.5 10351.25
48-51 7 47.5 49.5 2450.25 346.5 17151.75
52-55 4 51.5 53.5 2862.25 214 11449
56-59 2 55.5 57.5 3306.25 115 6612.5
60-63 2 59.5 61.5 3782.25 123 7564.5
25 Jumlah 1225.5 61108.25
124
Standar deviasi ( SDA ) :
SD = √ ∑ (∑ )
( )
= √
( )
= √
= √
= 6,56
Varians kelompok A (VA) = (SDA)2 = (6,56)
2 = 43,0336
Berikut adalah tabel frekuensi hasil pretest kelas eksperimen.
Kelas Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Nilai
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi2
32-35 3 31.5 33.5 1122.25 100.5 3366.75
36-39 6 35.5 37.5 1406.25 225 8437.5
40-43 7 39.5 41.5 1722.25 290.5 12055.75
44-47 4 43.5 45.5 2070.25 182 8281
48-51 3 47.5 49.5 2450.25 148.5 7350.75
52-55 1 51.5 53.5 2862.25 53.5 2862.25
56-59 1 55.5 57.5 3306.25 57.5 3306.25
25 Jumlah 1057.5 45660.25
125
Standar deviasi ( SDB) :
SD = √ ∑ (∑ )
( )
= √
( )
= √
= √
= 6,22
Varians kelompok B (VB) = (SDB)2 = (6,22)
2 = 38,6884
Berdasarkan nilai varians kedua kelompok, diperoleh nilai Fhitung sebagai
berikut.
( )
( )
Ftabel diperoleh dari tabel distribusi F, dengan ketentuan sebagai berikut:
dk pembilang (kanan) = n – 1 = 25 – 1 = 24 (untuk varians terbesar)
dk penyebut (bawah) = n – 1 = 25 – 1 = 24 (untuk varians terkecil)
Berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh Ftabel dengan derajat kebebasan
24,24 sebagai berikut:
Fhitung dk= n – 1 = 25- 1 = 24
Ftabel α=0,05
1,11 1,98
Dari tabel diatas terlihat bahwa Fhitung ≤ Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua data memiliki varian yang homogen.
126
Lampiran C.2.a1
Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Uji normalitas menggunakan uji lilliefors (Lo) dengan taraf signifikansi 5%,
dengan kriteria pengujian:
Jika LO = Lhitung < Ltabel , maka H0 diterima, dan
Jika LO = Lhitung < Ltabel, maka H0 ditolak
Berikut prosedur uji normalitas kelas eksperimen
Data hasil posttest
68 68 64 64 72
68 68 72 64 68
60 72 72 68 60
80 64 76 68 72
64 68 72 76 84
Tabel diskriptif data hasil posttest kelas eksperimen
Yi fi fk fi.Yi Yi-Y' (Yi-
y')^2 fi.(Yi-y')^2
64 3 3 192 -10.24 104.86 314.57
68 4 7 272 -6.24 38.94 155.75
72 6 13 432 -2.24 5.02 30.11
76 5 18 380 1.76 3.10 15.49
80 3 21 240 5.76 33.18 99.53
84 3 24 252 9.76 95.26 285.77
88 1 25 88 13.76 189.34 189.34
∑ 25 1856 12.32 470 1,090.56
127
1. ∑
∑ = 74,24
2. Simpangan baku= √∑
3. Zi
Zi,1 =
Zi,2 =
Zi,3 =
Zi,4 =
Zi,5 =
Zi,6 =
Zi,7 =
4. Untuk menghitung F (Zi), jika nilai Zi positif =0,5 - Z tabel
nilai Zi negatif = 0,5- Z tabel
F(Zi,1) = 0,5 – 0,4357 = 0,06
F(Zi,2) = 0,5 – 0,3238 = 0,18
F(Zi,3) = 0,5 – 0,1293 = 0,37
F(Zi,4) = 0,5 – 0,1026 = 0,40
F(Zi,5) = 0,5 – 0,3032 = 0,20
F(Zi,6) = 0,5 – 0,4265 = 0,07
F(Zi,7) = 0,5 – 0,4793 = 0,02
5. Menghitung S (Zi) =
S(Zi,1) =
S(Zi,2) =
S(Zi,3) =
S(Zi,4) =
S(Zi,5) =
S(Zi,6) =
128
S(Zi,7) =
6. Menghitung |F (Zi) – S (Zi)|
|F (Zi,1) – S (Zi,1)| = |0,06-0,12| = 0,06
|F (Zi,2) – S (Zi,2)| = |0,18-0,28| = 0,10
|F (Zi,3) – S (Zi,3)| = |0,37-0,52| = 0,15
|F (Zi,4) – S (Zi,4)| = |0.40-0,72| = 0,32
|F (Zi,5) – S (Zi,5)| = |0,20-0,84| = 0,64
|F (Zi,6) – S (Zi,6)| = |0,07-0,96| = 0,89
|F (Zi,7) – S (Zi,7)| = |0,02-1,00| = 0,98
Tabel uji lilliefor
Yi fi fk fi.Yi Yi-Y' (Yi-
y')^2 fi.(Yi-y')^2
Zi = (( Yi - Y'
)/SDt)
Z
Tabel f(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
64
3
3
192
-10.24
104.86
314.57
-1.52
0.4357
0.06
0.12
0.06
68 4 7 272 -6.24 38.94 155.75 -0.93 0.3238 0.18 0.28 0.10
72 6 13 432 -2.24 5.02 30.11 -0.33 0.1293 0.37 0.52 0.15
76 5 18 380 1.76 3.10 15.49 0.26 0.1026 0.40 0.72 0.32
80 3 21 240 5.76 33.18 99.53 0.85 0.3023 0.20 0.84 0.64
84 3 24 252 9.76 95.26 285.77 1.45 0.4265 0.07 0.96 0.89
88 1 25 88 13.76 189.34 189.34 2.04 0.4793 0.02 1.00 0.98
Dari hasil perhitungan tersebut, didapat nilai Lo= 0,98, sedangkan tabel
lilliefors untuk α=0,05 dan n=24 didapat nilai Ltabel= 0,173. Karena nilai LO = Lhitung <
Ltabel , maka H0 diterima dan disimpulkan data berdistribusi normal.
129
Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Uji normalitas menggunakan uji lilliefors (Lo) dengan taraf signifikansi 5%,
dengan kriteria pengujian:
Jika LO = Lhitung < Ltabel , maka H0 diterima, dan
Jika LO = Lhitung < Ltabel, maka H0 ditolak
Berikut prosedur uji normalitas kelas kontrol
Data hasil posttest
68 68 64 64 72
68 68 72 64 68
60 72 72 68 60
80 64 76 68 72
64 68 72 76 84
Tabel diskriptif data hasil posttest kelas kontrol
Yi fi fk fi.Yi Yi-Y' (Yi-y')^2 fi.(Yi-y')^2
60 2 2 120 -9.28 86.12 172.24
64 5 7 320 -5.28 27.88 139.39
68 8 15 544 -1.28 1.64 13.11
72 6 21 432 2.72 7.40 44.39
76 2 23 152 6.72 45.16 90.32
80 1 24 80 10.72 114.92 114.92
84 1 25 84 14.72 216.68 216.68
∑ 25
1732 19.04 500 791.04
7. ∑
∑ =69,28
8. Simpangan baku= √∑
9. Zi
Zi,1 =
130
Zi,2 =
Zi,3 =
Zi,4 =
Zi,5 =
Zi,6 =
Zi,7 =
10. Untuk menghitung F (Zi), jika nilai Zi positif =0,5 - Z tabel
nilai Zi negatif = 0,5- Z tabel
F(Zi,1) = 0,5 – 0,4474 = 0,05
F(Zi,2) = 0,5 – 0,3212 = 0,18
F(Zi,3) = 0,5 – 0,0871 = 0,41
F(Zi,4) = 0,5 – 0,1808 = 0,32
F(Zi,5) = 0,5 – 0,3790 = 0,12
F(Zi,6) = 0,5 – 0,4693 = 0,03
F(Zi,7) = 0,5 – 0,4948 = 0,01
11. Menghitung S (Zi) =
S(Zi,1) =
S(Zi,2) =
S(Zi,3) =
S(Zi,4) =
S(Zi,5) =
S(Zi,6) =
S(Zi,7) =
12. Menghitung |F (Zi) – S (Zi)|
|F (Zi,1) – S (Zi,1)| = |0,05-0,08| = 0,03
|F (Zi,2) – S (Zi,2)| = |0,18-0,28| = 0,10
|F (Zi,3) – S (Zi,3)| = |0,41-0,60| = 0,19
|F (Zi,4) – S (Zi,4)| = |0.32-0,84| = 0,52
|F (Zi,5) – S (Zi,5)| = |0,12-0,92| = 0,80
131
|F (Zi,6) – S (Zi,6)| = |0,03-0,96| = 0,93
|F (Zi,7) – S (Zi,7)| = |0,01-1,00| = 0,99
Tabel uji lilliefor
Dari hasil perhitungan tersebut, didapat nilai Lo= 0,99, sedangkan tabel
lilliefors untuk α=0,05 dan n=24 didapat nilai Ltabel= 0,173. Karena nilai LO = Lhitung <
Ltabel , maka H0 diterima dan disimpulkan data berdistribusi normal.
no Yi fi fk fi.Yi Yi-Y' (Yi-y')^2 fi.(Yi-y')^2 Zi = (( Yi - Y' )/SDt)
Z Tabel f(Zi) S(Zi) |F(Zi)-
S(Zi)|
1 60 2 2 120 -9.28 86.12 172.24 -1.62 0.4474 0.05 0.08 0.03
2 64 5 7 320 -5.28 27.88 139.39 -0.92 0.3212 0.18 0.28 0.10
3 68 8 15 544 -1.28 1.64 13.11 -0.22 0.0871 0.41 0.60 0.19
4 72 6 21 432 2.72 7.40 44.39 0.47 0.1808 0.32 0.84 0.52
5 76 2 23 152 6.72 45.16 90.32 1.17 0.379 0.12 0.92 0.80
6 80 1 24 80 10.72 114.92 114.92 1.87 0.4693 0.03 0.96 0.93
7 84 1 25 84 14.72 216.68 216.68 2.56 0.4948 0.01 1.00 0.99
∑ 25 1732 19.04 500 791.04
132
Lampiran C2.a2
1. Uji Homogenitas Posttest
Untuk menguji homogenitas varians kedua data pretest digunakan uji F
berdasarkan rumus berikut ini.
Keterangan:
V1 = varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempunyai deviasi standar yang terbesar.
V2 = varian terkecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempunyai deviasi standar yang terkecil.
kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini:
a. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki
varians yang homogen).
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data memiliki
varians yang tidak homogen).
Berikut adalah tabel frekuensi hasil posttest kelas kontrol.
Kelas Frekuensi (fi) fkb Nilai Tengah (xi) xi2 fi . xi fi . xi2 frekuensi
relatif
60-63 2 25 61.5 3782.25 123 7564.5 8
64-67 5 23 65.5 4290.25 327.5 21451.25 20
68-71 8 18 69.5 4830.25 556 38642 32
72-75 6 10 73.5 5402.25 441 32413.5 24
76-79 2 4 77.5 6006.25 155 12012.5 8
80-83 1 2 81.5 6642.25 81.5 6642.25 4
84-87 1 1 85.5 7310.25 85.5 7310.25 4
133
Standar deviasi ( SDA ) :
SD = √ ∑ (∑ )
( )
= √
( )
= √
= √
= 6,56
Varians kelompok A (VA) = (SDA)2 = (6,56)
2 = 43,0336
Berikut adalah tabel frekuensi hasil posttest kelas eksperimen.
Kelas Frekuensi
(fi) fkb
Nilai
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi2 frekuensi
relatif
64-67 3 25 65.5 4290.25 196.5 12870.75 12
68-71 4 24 69.5 4830.25 278 19321 16
72-75 6 19 73.5 5402.25 441 32413.5 24
76-79 5 9 77.5 6006.25 387.5 30031.25 20
80-83 3 6 81.5 6642.25 244.5 19926.75 12
84-87 3 3 85.5 7310.25 256.5 21930.75 12
88-91 1 1 89.5 8010.25 89.5 8010.25 4
25 jumlah 1893.5 144504.25 100
134
Standar deviasi ( SDB) :
SD = √ ∑ (∑ )
( )
= √
( )
= √
= √
= 6,22
Varians kelompok B (VB) = (SDB)2 = (6,22)
2 = 38,6884
Berdasarkan nilai varians kedua kelompok, diperoleh nilai Fhitung sebagai
berikut.
( )
( )
Ftabel diperoleh dari tabel distribusi F, dengan ketentuan sebagai berikut:
dk pembilang (kanan) = n – 1 = 25 – 1 = 24 (untuk varians terbesar)
dk penyebut (bawah) = n – 1 = 25 – 1 = 24 (untuk varians terkecil)
berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh Ftabel dengan derajat kebebasan
24,24 sebagai berikut:
Fhitung dk= n – 1 = 25- 1 = 24
Ftabel α=0,05
1,11 1,98
135
Dari tabel diatas terlihat bahwa Fhitung ≤ Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua data memiliki varian yang homogen.
136
Lampiran C.2.b
1. Pengujian hipotesis
Pengujjan hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji-
t. berikut ini adalah rumus uji-t yang digunakan.
Keterangan:
M1 : rata-rata (mean) data kelompok 1
M2 : rata-rata (mean) kelompok 2
: standar eror perbedaan mean kelompok 1 dan 2
Berikut adalah kriteria penentuan keputusan uji-t.
a. Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak
b. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Adapun langkah-langkah menentukan thitung adalah sebagai berikut.
1) Menentukan rata-rata (mean) kelompok 1.
Tabel distribusi frekuensi hasil posttest kelompok 1 (eksperimen)
Kelas Frekuensi (fi) Nilai Tengah (xi) xi2 fi . xi fi . xi2
64-67 3 65.5 4290.25 196.5 12870.75
68-71 4 69.5 4830.25 278 19321
72-75 6 73.5 5402.25 441 32413.5
76-79 5 77.5 6006.25 387.5 30031.25
80-83 3 81.5 6642.25 244.5 19926.75
84-87 3 85.5 7310.25 256.5 21930.75
137
88-91 1 89.5 8010.25 89.5 8010.25
25 jumlah 1893.5 144504.25
Nilai rata-rata (mean) =
∑
∑
= 75,74
2) Menentukan rata-rata (mean) kelompok 2.
Tabel distribusi frekuensi hasil posttest kelompok 2 (kontrol)
Kelas Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Nilai Tengah
(xi) xi2 fi . xi fi . xi2
60-63 2 59.5 61.5 3782.25 123 7564.5
64-67 5 63.5 65.5 4290.25 327.5 21451.25
68-71 8 67.5 69.5 4830.25 556 38642
72-75 6 71.5 73.5 5402.25 441 32413.5
76-79 2 75.5 77.5 6006.25 155 12012.5
80-83 1 79.5 81.5 6642.25 81.5 6642.25
84-87 1 83.5 85.5 7310.25 85.5 7310.25
jumlah 25 Jumlah 1769.5 126036.3
Nilai rata-rata (mean) =
∑
∑
= 70,78
3) Mencari standar deviasi kelompok 1 (eksperimen)
√∑
(
∑
)
√
(
)
√
√
138
4) Mencari standar deviasi kelompok 2 (kontrol)
√∑
(
∑
)
√
(
)
√
√
5) Menghitung standar error mean kelompok 1
√
√
6) Menghitung standar error mean kelompok 2
√
√
7) Menghitung standar error perbedaan mean kelompok 1 dan 2
√( ) ( )
√
√
√
139
8) Menghitung thitung dengan rumus :
9) Membandingkan nilai thitung dengan ttabel.
Tabel pengujian hipotesis
thitung ttabel α = 0,05
2,80 2,01
Kesimpulan : Ha diterima
10) Menarik kesimpulan.
Dari tabel pengujian hipotesis terlihat bahwa thitung > ttabel pada taraf signifikasi
5%.
Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan Ha diterima, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol.
140
Lampiran C.3
Nilai-Nilai r Product Moment
N Taraf signifikan
N Taraf signifikan
N Taraf signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,736 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091
23 0,13 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & D, (Bandung: Alfabeta,
2009), h. 333.
141
Lampiran C.4
LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN KURVE NORMAL DARI 0 S/D Z
Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,0 00,00 00,40 00,80 01,20 01,60 01,99 02,39 02,79 03,19 03,59
0,1 03,98 04,38 04,78 05,17 05,57 05,95 06,36 06,75 07,14 07,53
0,2 07,93 08,32 08,71 09,10 09,48 09,87 10,26 10,64 11,03 11,41
0,3 11,79 12,17 12,55 12,93 13,31 13,68 14,06 14,43 14,80 15,17
0,4 15,54 15,91 16,28 16,64 17,00 17,36 17,72 18,08 18,44 18,79
0,5 19,15 19,50 19,85 20,19 20,54 20,88 21,23 21,57 21,90 22,24
0,6 22,57 22,91 23,24 23,57 23,89 24,22 24,54 24,86 25,17 25,49
0,7 25,80 26,11 26,42 26,73 27,03 27,34 27,64 27,94 28,23 28,52
0,8 28,81 29,10 29,39 29,67 29,95 30,23 30,51 30,78 31,06 31,33
0,9 31,59 31,86 32,12 32,38 32,64 32,89 33,15 33,40 33,65 33,89
1,0 34,13 34,38 34,61 34,85 35,08 35,31 35,54 35,77 35,99 36,21
1,1 36,43 36,65 36,86 37,08 37,29 37,49 37,70 37,90 38,10 38,30
1,2 38,49 38,69 38,88 39,07 39,25 39,44 39,62 39,80 39,97 40,15
1,3 40,32 40,49 40,66 40,82 40,99 41,15 41,31 41,47 41,62 41,77
1,4 41,92 42,07 42,22 42,36 42,51 42,65 42,79 42,92 43,06 43,19
1,5 43,32 43,45 43,57 43,70 43,82 43,94 44,06 44,19 44,29 44,41
1,6 44,52 44,63 44,74 44,84 44,95 45,05 45,15 45,25 45,35 45,45
1,7 45,54 45,64 45,73 45,82 45,91 45,99 46,08 46,16 46,25 46,33
1,8 46,41 46,49 46,56 46,64 46,71 46,78 46,86 46,93 46,99 47,06
1,9 47,13 47,19 47,26 47,32 47,38 47,44 47,50 47,56 47,61 47,67
2,0 47,72 47,78 47,83 47,88 47,93 47,98 48,03 48,08 48,12 48,17
2,1 48,21 48,26 48,30 48,34 48,38 48,42 48,46 48,50 48,54 48,57
2,2 48,61 48,64 48,68 48,71 48,75 48,78 48,81 48,84 48,87 48,90
2,3 48,98 48,96 48,98 49,01 40,04 49,06 49,09 49,11 49,13 49,16
2,4 49,18 48,20 49,22 40,25 49,27 49,29 49,31 49,32 49,34 49,36
2,5 49,38 49,40 49,41 40,43 49,45 49,46 49,48 49,49 49,51 49,52
2,6 49,53 49,55 49,56 49,57 49,59 49,60 49,61 49,62 49,63 49,64
2,7 49,65 49,66 49,67 49,68 49,69 49,70 49,71 49,72 49,73 49,74
2,8 40,74 49,75 49,76 49,77 49,77 49,78 49,79 49,79 49,80 49,81
2,9 49,81 49,82 49,82 40,83 49,84 49,84 49,85 49,85 49,86 49,86
3,0 49,87 49,87 49,87 49,88 49,88 49,89 49,89 49,89 49,90 49,90
3,1 49,90 49,91 49,91 49,91 49,92 49,92 49,92 49,92 49,93 49,93
3,2 49,93 49,93 49,94 49,94 49,94 49,94 49,94 49,95 49,95 49,95
3,3 49,95 49,95 49,95 49,96 49,96 49,96 49,96 49,96 49,97 49,97
3,4 49,97 49,97 49,97 49,97 49,97 49,97 49,97 49,97 49,97 49,98
3,5 49,98 49,98 49,98 49,98 49,98 49,98 49,98 49,98 49,98 49,98
3,6 49,98 49,98 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99
3,7 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99
3,8 49,98 49,99 49,98 49,99 49,98 49,99 49,98 49,99 49,98 49,99
3,9 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00
142
Lampiran C.5
F Table for alpha=.05
df2/df1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 15 20 24 30 40 60 120 INF
1 161.4476 199.5000 215.7073 224.5832 230.1619 233.9860 236.7684 238.8827 240.5433 241.8817 243.9060 245.9499 248.0131 249.0518 250.0951 251.1432 252.1957 253.2529 254.3144
2 18.5128 19.0000 19.1643 19.2468 19.2964 19.3295 19.3532 19.3710 19.3848 19.3959 19.4125 19.4291 19.4458 19.4541 19.4624 19.4707 19.4791 19.4874 19.4957
3 10.1280 9.5521 9.2766 9.1172 9.0135 8.9406 8.8867 8.8452 8.8123 8.7855 8.7446 8.7029 8.6602 8.6385 8.6166 8.5944 8.5720 8.5494 8.5264
4 7.7086 6.9443 6.5914 6.3882 6.2561 6.1631 6.0942 6.0410 5.9988 5.9644 5.9117 5.8578 5.8025 5.7744 5.7459 5.7170 5.6877 5.6581 5.6281
5 6.6079 5.7861 5.4095 5.1922 5.0503 4.9503 4.8759 4.8183 4.7725 4.7351 4.6777 4.6188 4.5581 4.5272 4.4957 4.4638 4.4314 4.3985 4.3650
6 5.9874 5.1433 4.7571 4.5337 4.3874 4.2839 4.2067 4.1468 4.0990 4.0600 3.9999 3.9381 3.8742 3.8415 3.8082 3.7743 3.7398 3.7047 3.6689
7 5.5914 4.7374 4.3468 4.1203 3.9715 3.8660 3.7870 3.7257 3.6767 3.6365 3.5747 3.5107 3.4445 3.4105 3.3758 3.3404 3.3043 3.2674 3.2298
8 5.3177 4.4590 4.0662 3.8379 3.6875 3.5806 3.5005 3.4381 3.3881 3.3472 3.2839 3.2184 3.1503 3.1152 3.0794 3.0428 3.0053 2.9669 2.9276
9 5.1174 4.2565 3.8625 3.6331 3.4817 3.3738 3.2927 3.2296 3.1789 3.1373 3.0729 3.0061 2.9365 2.9005 2.8637 2.8259 2.7872 2.7475 2.7067
10 4.9646 4.1028 3.7083 3.4780 3.3258 3.2172 3.1355 3.0717 3.0204 2.9782 2.9130 2.8450 2.7740 2.7372 2.6996 2.6609 2.6211 2.5801 2.5379
11 4.8443 3.9823 3.5874 3.3567 3.2039 3.0946 3.0123 2.9480 2.8962 2.8536 2.7876 2.7186 2.6464 2.6090 2.5705 2.5309 2.4901 2.4480 2.4045
12 4.7472 3.8853 3.4903 3.2592 3.1059 2.9961 2.9134 2.8486 2.7964 2.7534 2.6866 2.6169 2.5436 2.5055 2.4663 2.4259 2.3842 2.3410 2.2962
13 4.6672 3.8056 3.4105 3.1791 3.0254 2.9153 2.8321 2.7669 2.7144 2.6710 2.6037 2.5331 2.4589 2.4202 2.3803 2.3392 2.2966 2.2524 2.2064
14 4.6001 3.7389 3.3439 3.1122 2.9582 2.8477 2.7642 2.6987 2.6458 2.6022 2.5342 2.4630 2.3879 2.3487 2.3082 2.2664 2.2229 2.1778 2.1307
15 4.5431 3.6823 3.2874 3.0556 2.9013 2.7905 2.7066 2.6408 2.5876 2.5437 2.4753 2.4034 2.3275 2.2878 2.2468 2.2043 2.1601 2.1141 2.0658
16 4.4940 3.6337 3.2389 3.0069 2.8524 2.7413 2.6572 2.5911 2.5377 2.4935 2.4247 2.3522 2.2756 2.2354 2.1938 2.1507 2.1058 2.0589 2.0096
17 4.4513 3.5915 3.1968 2.9647 2.8100 2.6987 2.6143 2.5480 2.4943 2.4499 2.3807 2.3077 2.2304 2.1898 2.1477 2.1040 2.0584 2.0107 1.9604
18 4.4139 3.5546 3.1599 2.9277 2.7729 2.6613 2.5767 2.5102 2.4563 2.4117 2.3421 2.2686 2.1906 2.1497 2.1071 2.0629 2.0166 1.9681 1.9168
19 4.3807 3.5219 3.1274 2.8951 2.7401 2.6283 2.5435 2.4768 2.4227 2.3779 2.3080 2.2341 2.1555 2.1141 2.0712 2.0264 1.9795 1.9302 1.8780
20 4.3512 3.4928 3.0984 2.8661 2.7109 2.5990 2.5140 2.4471 2.3928 2.3479 2.2776 2.2033 2.1242 2.0825 2.0391 1.9938 1.9464 1.8963 1.8432
143
Sumber: Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), h. 493.
21 4.3248 3.4668 3.0725 2.8401 2.6848 2.5727 2.4876 2.4205 2.3660 2.3210 2.2504 2.1757 2.0960 2.0540 2.0102 1.9645 1.9165 1.8657 1.8117
22 4.3009 3.4434 3.0491 2.8167 2.6613 2.5491 2.4638 2.3965 2.3419 2.2967 2.2258 2.1508 2.0707 2.0283 1.9842 1.9380 1.8894 1.8380 1.7831
23 4.2793 3.4221 3.0280 2.7955 2.6400 2.5277 2.4422 2.3748 2.3201 2.2747 2.2036 2.1282 2.0476 2.0050 1.9605 1.9139 1.8648 1.8128 1.7570
24 4.2597 3.4028 3.0088 2.7763 2.6207 2.5082 2.4226 2.3551 2.3002 2.2547 2.1834 2.1077 2.0267 1.9838 1.9390 1.8920 1.8424 1.7896 1.7330
25 4.2417 3.3852 2.9912 2.7587 2.6030 2.4904 2.4047 2.3371 2.2821 2.2365 2.1649 2.0889 2.0075 1.9643 1.9192 1.8718 1.8217 1.7684 1.7110
26 4.2252 3.3690 2.9752 2.7426 2.5868 2.4741 2.3883 2.3205 2.2655 2.2197 2.1479 2.0716 1.9898 1.9464 1.9010 1.8533 1.8027 1.7488 1.6906
27 4.2100 3.3541 2.9604 2.7278 2.5719 2.4591 2.3732 2.3053 2.2501 2.2043 2.1323 2.0558 1.9736 1.9299 1.8842 1.8361 1.7851 1.7306 1.6717
28 4.1960 3.3404 2.9467 2.7141 2.5581 2.4453 2.3593 2.2913 2.2360 2.1900 2.1179 2.0411 1.9586 1.9147 1.8687 1.8203 1.7689 1.7138 1.6541
29 4.1830 3.3277 2.9340 2.7014 2.5454 2.4324 2.3463 2.2783 2.2229 2.1768 2.1045 2.0275 1.9446 1.9005 1.8543 1.8055 1.7537 1.6981 1.6376
30 4.1709 3.3158 2.9223 2.6896 2.5336 2.4205 2.3343 2.2662 2.2107 2.1646 2.0921 2.0148 1.9317 1.8874 1.8409 1.7918 1.7396 1.6835 1.6223
40 4.0847 3.2317 2.8387 2.6060 2.4495 2.3359 2.2490 2.1802 2.1240 2.0772 2.0035 1.9245 1.8389 1.7929 1.7444 1.6928 1.6373 1.5766 1.5089
60 4.0012 3.1504 2.7581 2.5252 2.3683 2.2541 2.1665 2.0970 2.0401 1.9926 1.9174 1.8364 1.7480 1.7001 1.6491 1.5943 1.5343 1.4673 1.3893
120 3.9201 3.0718 2.6802 2.4472 2.2899 2.1750 2.0868 2.0164 1.9588 1.9105 1.8337 1.7505 1.6587 1.6084 1.5543 1.4952 1.4290 1.3519 1.2539
inf 3.8415 2.9957 2.6049 2.3719 2.2141 2.0986 2.0096 1.9384 1.8799 1.8307 1.75
144
Lampiran C.6
Nilai kritis L untuk uji lilliefors
Ukuran Taraf nyata (α)
Sampel (n) 0,01 0,05 0,10 0,15 0,20
4 0,417 0,381 0,352 0,319 0,300
5 0,405 0,337 0,315 0,299 0,285
6 0,364 0,319 0,294 0,277 0,265
7 0,348 0,300 0,276 0,258 0,247
8 0,331 0,285 0,261 0,244 0,215
9 0,311 0,271 0,249 0,233 0,223
10 0,294 0,258 0,261 0,244 0,233
11 0,284 0,249 0,230 0,217 0,206
12 0,275 0,202 0,223 0,212 0,199
13 0,268 0,234 0,214 0,202 0,190
14 0,261 0,227 0,207 0,194 0,183
15 0,257 0,220 0,201 0,187 0,177
16 0,250 0,213 0,195 0,182 0,173
17 0,245 0,206 0,189 0,177 0,169
18 0,239 0,200 0,184 0,173 0,166
19 0,235 0,195 0,179 0,169 0,163
20 0,231 0,190 0,174 0,166 0,160
25 0,200 0,173 0,158 0,147 0,142
30 0,187 0,161 0,144 0,136 0,131
>30
√
√
√
√
√
Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian (Buku Statistika Paling Komprehensif), (Jakarta:
PT. Ufuk Publishing House, 2011), h. 426
145
Lampiran C.7
Tabel Nilai “t” Untuk Berbagai df
df atau db Harga kritik ”t” pada taraf signifikansi
5% 1% 1 12,71 63,66
2 4,30 9,92
3 3,18 5,84
4 2,78 4,60
5 2,57 4,03
6 2,45 3,71
7 2,36 3,50
8 2,31 3,36
9 2,26 3,25
10 2,23 3,17
11 2,20 3,11
12 2,18 3,06
13 2,16 3,01
14 2,14 2,98
15 2,13 2,95
16 2,12 2,92
17 2,11 2,90
18 2,10 2,88
19 2,09 2,86
20 2,09 2,84
21 2,08 2,83
22 2,07 2,82
23 2,07 2,81
24 2,06 2,80
25 2,06 2,79
26 2,06 2,78
27 2,05 2,77
28 2,05 2,76
29 2,04 2,76
30 2,04 2,75
35 2,03 2,72
40 2,02 2,71
45 2,02 2,69
50 2,01 2,68
60 2,00 2,65
70 2,00 2,65
80 1,99 2,64
90 1,99 2,63
100 1,98 2,63
125 1,98 2,62
150 1,98 2,61
200 1,97 2,60
300 1,97 2,59
400 1,97 2,59
500 1,96 2,59
1000 1,96 2,58
LAMPIRAN D
SURAT-SURAT PENELITIAN
1. Lampiran D.1 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas
2. Lampiran D.2 : Surat Keterangan dari Sekolah
3. Lampiran D.3 : Lembar Uji Referensi