pengaruh kunyit (curcuma domestica terhadap perubahan

16
1 Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica) terhadap Perubahan Warna Resin Komposit Nanohibrida Ayu Monika, Bambang Irawan, Decky J. Indrani Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara konsentrasi kunyit dan perubahan warna resin komposit nanohibrida. Sampel resin komposit nanohibrida direndam di dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015%, 0.15%, 1.5%, atau 15% selama 24 atau 48 jam. Pengukuran warna dilakukan dengan menggunakan Vita Easy Shade dan data dianalisis mengggunakan Kruskal-Wallis dan Spearman. Ditunjukkan bahwa perendaman resin komposit nanohibrida mengakibatkan peningkatan nilai L*,a*,b*,dan ΔE *. Makin tinggi konsentrasi larutan kunyit serta makin lama waktu perendamannya mengakibatkan warna resin komposit nanohibrida menjadi makin kuning kemerahan. Kata kunci: Resin Komposit Nanohibrida; Perubahan Warna; Kunyit Abstract The purpose of this study was to determine the correlation between turmeric solution and the discoloration of nanohybrid composite resins. Nanohybrid composite resin specimens were immersed in turmeric solution with concentration of 0.015%, 0.15%, 1.5%, or 15% in 24 or 48 hours. Color changes were measured using Vita Easy Shade. Data were analyzed statistically with the Kruskal-Wallis and Spearman test. Immersion of nanohybrid composite resins have cause the raise of L*, a*, b* and ΔE value. The higher the concentration of turmeric solutions increase the reddish yellow color of the nanohybrid composite resins Keywords: Nanohybrid Composite Resin; Discoloration; Turmeric PENDAHULUAN Selama 60 tahun terakhir penggunaan resin komposit untuk restorasi direk pada gigi-gigi anterior dan posterior meningkat secara signifikan. 1 Sampai saat ini material resin komposit masih terus dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi nano. 2 Resin komposit nano hibrid belakangan ini banyak dipilih oleh dokter gigi karena keunggulan sifat estetisnya yaitu warna yang dimilikinya. 3 Namun, perubahan warna tumpatan resin komposit masih dapat terjadi yang mengakibatkan kekurang-puasan pasien. 4 Resin komposit rentan mengalami perubahan warna saat berkontak dengan makanan dan minuman. 5 Perubahan warna dari tumpatan resin komposit dapat disebabkan oleh berbagai makanan yang dikonsumsi, seperti teh, kopi atau kunyit. Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

1

Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica)

terhadap Perubahan Warna Resin Komposit Nanohibrida

Ayu Monika, Bambang Irawan, Decky J. Indrani

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara konsentrasi kunyit dan perubahan

warna resin komposit nanohibrida. Sampel resin komposit nanohibrida direndam di dalam

larutan kunyit konsentrasi 0.015%, 0.15%, 1.5%, atau 15% selama 24 atau 48 jam.

Pengukuran warna dilakukan dengan menggunakan Vita Easy Shade dan data dianalisis

mengggunakan Kruskal-Wallis dan Spearman. Ditunjukkan bahwa perendaman resin

komposit nanohibrida mengakibatkan peningkatan nilai L*,a*,b*,dan ΔE *. Makin tinggi

konsentrasi larutan kunyit serta makin lama waktu perendamannya mengakibatkan warna

resin komposit nanohibrida menjadi makin kuning kemerahan.

Kata kunci: Resin Komposit Nanohibrida; Perubahan Warna; Kunyit

Abstract

The purpose of this study was to determine the correlation between turmeric solution and the

discoloration of nanohybrid composite resins. Nanohybrid composite resin specimens were

immersed in turmeric solution with concentration of 0.015%, 0.15%, 1.5%, or 15% in 24 or

48 hours. Color changes were measured using Vita Easy Shade. Data were analyzed

statistically with the Kruskal-Wallis and Spearman test. Immersion of nanohybrid composite

resins have cause the raise of L*, a*, b* and ΔE value. The higher the concentration of

turmeric solutions increase the reddish yellow color of the nanohybrid composite resins

Keywords: Nanohybrid Composite Resin; Discoloration; Turmeric

PENDAHULUAN

Selama 60 tahun terakhir penggunaan resin komposit untuk restorasi direk pada gigi-gigi

anterior dan posterior meningkat secara signifikan.1

Sampai saat ini material resin komposit

masih terus dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi nano.2

Resin komposit nano

hibrid belakangan ini banyak dipilih oleh dokter gigi karena keunggulan sifat estetisnya

yaitu warna yang dimilikinya.3 Namun, perubahan warna tumpatan resin komposit masih

dapat terjadi yang mengakibatkan kekurang-puasan pasien.4 Resin komposit rentan

mengalami perubahan warna saat berkontak dengan makanan dan minuman.5

Perubahan

warna dari tumpatan resin komposit dapat disebabkan oleh berbagai makanan yang

dikonsumsi, seperti teh, kopi atau kunyit.

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 2: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

2

Rimpang kunyit (Curcuma Domestica Val.) merupakan tanaman obat yang banyak memiliki

manfaat dan penggunaannya cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari.6 Tanaman kunyit

merupakan komoditas rimpang-rimpangan yang kesediaannya melimpah dan mudah dijumpai

di Indonesia.7,

.8

Produk-produk olahan kunyit memiliki kadar atau konsentrasi kunyit yang

berbeda-beda dan jenis makanan yang ada di Indonesia banyak yang menggunakan kunyit.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa kunyit menyebabkan

perubahan warna yang paling signifikan.9

Namun, pengaruh konsentrasi larutan kunyit

terhadap perubahan warna resin komposit nanohibrida belum banyak dipublikasi. Oleh karena

itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan warna resin komposit

nanohibrida setelah direndam di dalam larutan kunyit dengan konsentrasi yang berbeda-beda,

yaitu 0.015%, 0.15%, 1.5%, dan 15%, serta untuk mengetahui korelasi antara perbedaan

konsentrasi larutan kunyit dan perubahan warna resin komposit nanohibrida.

TINJAUAN PUSTAKA

Resin komposit adalah bahan tambalan sewarna gigi yang merupakan material kompleks dan

mengandung komponen resin organik yang membentuk matriks, inorganic filler, coupling

(interfacial) agent untuk menyatukan resin dengan filler, initiator untuk mengaktifkan

mekanisme polimerisasi komposit, stabilizers, dan pigmen. 13

Resin komposit dikelompokkan berdasarkan ukuran filler, yaitu resin komposit tradisional

(macrofiller), resin komposit microfiller, resin komposit hibrida, resin komposit mikrohibrida,

resin komposit nanofiller, dan resin komposit nanohibrida.14

Inovasi terbaru dari bahan resin

komposit adalah penggunaan teknologi nano pada komposit. Resin komposit nanohibrida

adalah tipe komposit dengan campuran partikel nanofiller dan microfiller.4 Resin komposit

nanohibrida merupakan salah satu jenis resin komposit hibrid yang mengandung partikel filler

yang berukuran nano pada matriks resinnya. Resin komposit nanohibrida dapat dikategorikan

sebagai resin komposit universal pertama dimana kemampuan penanganan dan kemampuan

poles didapat dari mikrofill komposit, disamping kekuatan dan ketahanan pemakaian dari

komposit makrohibrid, sehingga resin komposit nanohibrida dapat digunakan sebagai

restorasi pada gigi anterior dan sekaligus dapat dipakai sebagai restorasi pada gigi posterior.15

Nanokomposit ini memiliki kemampuan muat filler sampai dengan 69 % dalam volume ( v/v )

dan berat 84% ( w/v ).

11 Dengan ukuran partikel yang lebih kecil menyebabkan berkurangnya

penyusutan pada saat polimerisasi dan penurunan pada jumlah mikrofisure pada ujung email.

Sebagai hasilnya, terlihat sedikit kebocoran tepi, penetrasi bakteri dan perubahan warna,.12

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 3: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

3

Dengan demikian dihasilkan jenis komposit yang menghasilkan yang mempunyai kualitas

permukaan yang lebih baik.10

Sedangkan pada penelitian Malhotra nanocomposite mengalami

perubahan warna terbesar dibandingkan dengan resin komposit mikrohibrida.9

Terdapat tiga tipe diskolorasi dari resin komposit yang sering terjadi. Pertama, body

discoloration, tumpatan mengalami perubahan warna secara keseluruhan. Pada komposit

terdahulu, ini merupakan reaksi diantara tertiary amine initiators dan inhibitor yang

digunakan. Pada zaman sekarang, kombinasi ini telah diubah dengan kombinasi yang baru.

Pabrik telah menambahkan penyerap UV untuk memperlambat perubahan warna ini. Tetapi,

perubahan ini hanya mengurangi dan tidak mengeliminasi kerugian ini.17

Tipe kedua adalah

diskolorasi pada permukaan tambalan. Permukaan tambalan yang kasar dapat menyebabkan

terjadinya retensi zat warna. Kopi, anggur merah dan tembakau merupakan bahan yang dapat

menyebabkan diskolorasi tipe ini. Sebagai langkah mengurangi diskolorasi pada permukaan

tambalan, pabrik menggunakan filler ukuran kecil dan yang lainnya memperkenalkan glazing

compound ( vide supra). 17

Tipe ketiga adalah diskolorasi pada tepi tambalan. Biasanya

disebabkan karena adanya jarak diantara tepi restorasi dan gigi. Debris memasuki ruang ini

dan mengakibatkan stain.17

Diskolorasi resin komposit disebabkan oleh banyak faktor, termasuk faktor ekstrinsik dan

faktor intrinsik. Perubahan warna akibat faktor intrinsik adalah perubahan warna yang terjadi

akibat sifat resin komposit itu sendiri. Diskolorasi ekstrinsik terjadi karena absorpsi zat warna

dan atau retensi zat warna pada permukaan.23

Zat warna untuk makanan atau minuman terdiri

dari zat warna sintesis dan zat warna alami, contoh pewarna alami adalah kunyit (Curcuma

domestica) yang mengandung zat warna kurkumin.24

Penyerapan warna bisa terjadi pada

permukaan tumpatan yang kasar.25

Komposisi dan ukuran partikel filler dapat mempengaruhi

kehalusan permukaan dan kerentanan terhadap noda ekstrinsik.12

Selain komposisi bahan,

prosedur pemolesan juga berpengaruh terhadap kualitas permukaan komposit sehingga

berkaitan dengan terjadinya diskolorasi dini resin komposit.26

Commision Internationale d’ Eclaraige (CIE) merupakan organisasi standar internasional

yang mempelajari mengenai pengukuran suatu warna. CIE menemukan sistem untuk

mengukur perubahan warna tersebut pada tahun 1976.27

CIE L* a* b* color space memiliki

axis vertical L yang mengidentifikasi relativitas terang atau gelap. Dua axis horizontal

menerangkan jumlah hijau/ merah dan kuning/ biru yang direpresentasikan berupa +a*

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 4: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

4

(merah), -a* (hijau), +b* (kuning), -b* (biru).28

L* a* b* color space merepresentasikan

persepsi warna secara tiga dimensi. Jika kedua titik pada color space didapatkan dari dua

pengukuran tanpa disengaja, maka perbedaan warna pada kedua titik itu adalah 0. Jika

terdapat peningkatan jarak antara kedua titik pada color space, maka dapat disimpulkan pula

bahwa perbedaan warna pada kedua titik juga meningkat.28

Pengukuran perubahan warna didapat dengan mengukur jarak Euclidean diantara kedua titik

pada tiga dimensi color space yang disenut dengan ∆E. Istilah ∆E merupakan bahasa Jerman

dari sensasi yang berarti Empfindung yang kemudian diartikan sebagai difference in

sensation.28

Total nilai E didapatkan dari tiga nilai spectral warna dan diformulasikan

menjadi:

∆E= √(∆L)2+(∆a)

2+(∆b)

2 .29

Pengukuran warna pada CIE L*a*b* dilakukan dengan menggunakan alat berupa

Spectrophotometer. Meskipun CIE L*a*b* color system tidak didesain untuk mengukur

perubahan warna yang secara langsung terlihat melalui perbedaan secara visual, namun pada

penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa pengukuran dengan CIE L*a*b* menunjukkan

hasil yang nyata secara klinis.27

Berdasarkan kemampuan mata tiap individu manusia untuk mengapresiasi perbedaan warna,

digunakan tiga interval yang berbeda untuk membedakan perubahan nilai warna, yaitu ΔE < 1

30 (tidak dapat terlihat mata manusia), 1.0 < ΔE ≤ 3.3 (dapat terlihat nyata secara visual

dengan kondisi pencahayaan yang optimal, dapat diterima secara klinis), ΔE > 3.3 (mudah

diobservasi, nilai perubahan warna ini tidak dapat diterima secara klinis).31

Dengan cara ini,

restorasi bisa diterima secara klinis dan tidak perlu diganti apabila ΔE ≤ 3.3.4

METODE PENELITIAN

Persiapan Spesimen. Dilakukan penumpatan resin komposit ke dalam mold. Letakkan

cellulose strip di atas tumpatan, yang dilanjutkan dengan meletakkan kaca preparat di atas

cellose strip. Lalu letakkan beban 1Kg di atas kaca preparat untuk setiap tumpatan. Kemudian

dilakukan penyinaran dengan LED light curing selama 20 detik. Ujung light curing unit

dilketakkan tegak lurus dengan permukaan cincin. Lempeng komposit dilepas setelah 10

menit. Selanjutnya dilakukan penomoran masing-masing resin komposit dan penandaan

bagian yang akan diukur

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 5: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

5

Perendaman Selama 24 jam dalam Akuades pada suhu 37°. Perendaman selama 24 jam

dalam akuades pada suhu 37° untuk menghasilkan spesimen yang terpolimerisasi sempurna.

Lempeng resin komposit diangkat dan dikeringkan. Selanjutnya warna awal resin komposit

diukur dengan menggunakan alas kertas berwarna putih.

Proses Perendaman dalam Larutan Kunyit dan Pengukuran Warna. Lempeng resin

komposit dibagi menjadi empat kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 6

spesimen. Kelompok tersebut terdiri atas kelompok pelakuan 1 (spesimen direndam dalam

larutan kunyit konsentrasi 0.015%), kelompok perlakuan 2 (spesimen direndam dalam larutan

kunyit konsentrasi 0.15%), kelompok perlakuan 3 (spesimen direndam dalam larutan kunyit

konsentrasi 1.5%), kelompok perlakuan 4 (spesimen direndam dalam larutan kunyit

konsentrasi 15%). Seluruh kelompok perlakuan akan diberi perlakuan lama perendaman yang

sama, yaitu tahap pertama direndam selama 24 jam lalu diukur dan dicatat nilai warnanya.

Tahap kedua perendaman dilanjutkan selama 24 jam lagi, sehingga total lama perendaman

menjadi 48 jam kemudian diukur dan dicatat nilai warnanya.

Analisis Data. Analisis data menggunakan statistik non-parametric dengan uji Kruskal-

Wallis untuk menguji hipotesis karena percobaan ini menggunakan metode komparatif, lebih

dari dua kelompok dan diambil dari kelompok yang tidak berpasangan. Selanjutnya

menggunakan uji Spearman untuk mengetahui korelasi antara perbedaan konsentrasi dalam

larutan kunyit dengan perubahan warna resin komposit nanohibrida.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan resin komposit nanohibrida Tetric® N-Ceram shade A1 yang

direndam dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015%, 0.15%, 1.5%, dan 15% selama 24 jam

dan 48 jam. Hasil penelitian menunjukkan nilai perubahan warna yang ditunjukkan dengan

nilai L*, a*, dan b* setelah perendaman selama 24 jam dan 48 jam dalam Tabel 1.

Tabel 1 Nilai rerata L*, a*, dan b* dari kelompok perendaman pada suhu 37°C berdasarkan lama perendaman

Kelompok

Perlakuan Waktu perendaman

Larutan kunyit

konsentrasi

0 jam 24 jam 48 jam

L* a* b* L* a* b* L* a* b*

0.015% 76.2 -0.8 17.2 74.4 -2.0 26.4 71.5 -1.9 36.8

0.15% 75.8 -0.8 18.2 71.6 -2.7 55.5 61.7 5.3 64.9

1.5% 75.9 -1.1 18.9 65.9 2.4 59.2 56.3 11.5 62.5

15% 75.2 -1.0 19.7 62.1 6.7 59.0 56.2 10.8 64.0

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 6: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

6

Keterangan Tabel 1:

- L*: Lightness 0 (hitam) – 100 (putih)

- a*: chroma, +a* mengindikasikan kemerahan, -a* mengindikasikan kehijauan

- b*: chroma, +b* mengindikasikan kekuningan, -b* mengindikasikan kebiruan

Nilai L* pada perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015% di jam ke-0

memiliki nilai 76.2 yang mengindikasikan warna sangat terang, di jam ke-24 mengalami

penurunan menjadi 74.4 yang mengindikasikan penurunan derajat terang dari sangat terang

menjadi terang, dan di jam ke-48 mengalami penurunan menjadi 71.5 yang mengindikasikan

penurunan kembali derajat terang menjadi kurang terang.

Nilai a* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015% di

jam ke-0 memiliki nilai -0.8 yang mengindikasikan warna kehijauan, di jam ke-24

mengalami penurunan nilai menjadi -2.0 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna

kehijauan menjadi lebih hijau,dan di jam ke-48 mengalami peningkatan menjadi -1.9 yang

mengindikasikan penurunan derajat warna kehijauan namun tetap hijau.

Nilai b* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015% di

jam ke-0 memiliki nilai 17.2 yang mengindikasikan warna kekuningan, di jam ke-24

mengalami peningkatan nilai menjadi 26.4 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna

kekuningan menjadi lebih kuning,dan di jam ke-48 mengalami peningkatan menjadi 36.8

yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kekuningan menjadi sangat kuning.

Nilai L* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.15% di

jam ke-0 memiliki nilai 75.8 yang mengindikasikan warna sangat terang, di jam ke-24

mengalami penurunan nilai menjadi 71.6 yang mengindikasikan penurunan derajat terang dari

sangat terang menjadi terang, dan di jam ke-48 mengalami penurunan menjadi 61.7 yang

mengindikasikan penurunan derajat terang menjadi kurang terang.

Nilai a* pada kelompok perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.15% di jam ke-0

memiliki nilai -0.8 yang mengindikasikan warna kehijauan, di jam ke-24 mengalami

penurunan menjadi -2.7 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kehijauan menjadi

lebih hijau, dan di jam ke-48 mengalami peningkatan menjadi 5.3 yang mengindikasikan

peningkatan derajat warna kemerahan menjadi merah.

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 7: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

7

Nilai b* pada kelompok perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.15% di jam ke-0

memiliki nilai 18.2 yang mengindikasikan warna kekuningan, di jam ke-24 mengalami

peningkatan menjadi 55.5 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kekuningan

menjadi lebih kuning, dan di jam ke-48 mengalami peningkatan kembali menjadi 64.9 yang

mengindikasikan peningkatan kembali derajat warna kekuningan menjadi sangat kuning.

Nilai L* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 1.5% di jam

ke-0 memiliki nilai 75.9 yang mengindikasikan warna sangat terang, di jam ke-24 mengalami

penurunan nilai menjadi 65.9 yang mengindikasikan penurunan derajat terang menjadi kurang

terang, dan di jam ke-48 mengalami penurunan menjadi 61.7 yang mengindikasikan

penurunan derajat terang menjadi lebih gelap.

Nilai a* pada kelompok perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 1.5% di jam ke-0

memiliki nilai -1.1 yang mengindikasikan warna kehijauan, di jam ke-24 mengalami

peningkatan menjadi 2.4 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kemerahan dari

hijau menjadi merah, dan di jam ke-48 mengalami peningkatan kembali menjadi 11.5 yang

mengindikasikan peningkatan derajat warna kemerahan menjadi lebih merah.

Nilai b* pada kelompok perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi1.5% di jam ke-0

memiliki nilai 18.9 yang mengindikasikan warna kekuningan, di jam ke-24 mengalami

peningkatan menjadi 59.2 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kekuningan

menjadi lebih kuning, dan di jam ke-48 mengalami peningkatan kembali menjadi 62.5 yang

mengindikasikan peningkatan kembali derajat warna kekuningan menjadi sangat kuning.

Nilai L* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 15% di jam

ke-0 memiliki njilai 75.2 yang mengindikasikan warna sangat terang, di jam ke-24 mengalami

penurunan menjadi 62.1 yang mengindikasikan penurunan derajat terang menjadi kurang

terang, dan di jam ke-48 kembali mengalami penurunan menjadi 56.2 yang mengindikasikan

penurunan derajat terang menjadi lebih gelap.

Nilai a* pada kelompok perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 15% di jam ke-0

memiliki nilai -1.0 yang mengindikasikan warna kehijauan, di jam ke-24 mengalami

peningkatan menjadi 6.7 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kemerahan dari

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 8: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

8

hijau menjadi merah, dan di jam ke-48 mengalami peningkatan kembali menjadi 10.8 yang

mengindikasikan peningkatan derajat warna kemerahan menjadi lebih merah.

Nilai b* pada kelompok perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 15% di jam ke-0

memiliki nilai 18.9 yang mengindikasikan warna kekuningan, di jam ke-24 mengalami

peningkatan menjadi 59 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kekuningan

menjadi lebih kuning, dan di jam ke-48 mengalami peningkatan kembali menjadi 64.0 yang

mengindikasikan peningkatan kembali derajat warna kekuningan menjadi sangat kuning.

Nilai rerata ∆L*,∆ a*,∆ b*, dan ∆E spesimen resin komposit nanohibrida pada tiap kelompok

perendaman dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Nilai rerata ∆L*,∆ a*,∆ b*, dan ∆E dari kelompok perendaman pada suhu 37°C berdasarkan

lama perendaman

Larutan Kunyit

Konsentrasi

Waktu Perendaman

24 jam 48jam

∆L* ∆a* ∆b* ∆E * ∆L* ∆a* ∆b* ∆E *

0,015% -1.8 -1.2 9.2 9.45 -4.7 -1.1 19.6 20.18

0,15% -4.2 -2.8 37.3 37.6 -14.1 6.1 46.7 49.2

1,5% -10 3.5 40.3 41.7 -19.6 12.6 43.6 49.4

15% -13.1 7.7 39.3 42.1 -19 11.8 44.3 49.6

Nilai rerata ∆L* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi

0.015%, 0.15%, 1.5%, dan 15% mengalami penurunan pada perendaman 48 jam yang artinya

terjadi penurunan derajat terang, spesimen mengalami perubahan warna ke arah gelap. Nilai

∆a* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015%, 0.15%,

1.5%, dan 15% mengalami peningkatan pada perendaman 48 jam yang artinya terjadi

peningkatan derajat kemerahan. Nilai ∆b* pada kelompok perlakuan perendaman dalam

larutan kunyit konsentrasi 0.015%, 0.15%, 1.5%, dan 15% mengalami peningkatan pada

perendaman 48 jam yang artinya terjadi peningkatan derajat kekuningan.

Grafik nilai perubahan warna (∆E) spesimen resin komposit nanohibrida disajikan pada

gambar 1.

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 9: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

9

Gambar 1 Grafik Perubahan Nilai Rata-rata ∆E* Setelah Perendaman 24 atau 48 jam

Kemaknaan perbedaan perubahan warna antar konsentrasi larutan kunyit pada perendaman 24

dan 48 jam dapat dilihat pada tabel 3 dan 4.

Tabel 3 Tabel Kemaknaan antar Konsentrasi Larutan Kunyit pada Perendaman 24 jam

Konsentrasi /Konsentrasi 0.015% 0.15% 1.5% 15%

0.015%

* * *

0.15% *

- -

1.5% * -

-

15% * - -

Tabel 4 Tabel Kemaknaan antar Konsentrasi Larutan Kunyit pada Perendaman 48jam

Konsentrasi /Konsentrasi 0.015% 0.15% 1.5% 15%

0.015%

* * *

0.15% *

- -

1.5% * -

-

15% * - -

Keterangan:

(*): p< 0.05

(-) : tidak bermakna

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 10: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

10

Gambar 1 memperlihatkan perbedaan nilai ∆E* antar kelompok perlakuan setelah

perendaman selama 24 dan 48 jam. Pada perendaman 24 jam perubahan warna kelompok

perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.015% memiliki nilai 9.45, berbeda bermakna

(p<0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.15% yang

memiliki nilai perubahan warna 37.6. Perubahan warna kelompok perlakuan perendaman

dalam larutan kunyit 0.015% memiliki nilai 9.45, yang juga berbeda bermakna (p<0.05)

dengan kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 1.5% yang memiliki nilai

perubahan warna 41.7. Selain itu perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.015%

memiliki nilai 9.45, yang juga berbeda bermakna (p<0.05) dengan kelompok perlakuan

perendaman dalam larutan kunyit 15% yang memiliki nilai perubahan warna 42.1.

Pada perendaman 24 jam, perubahan warna kelompok perlakuan perendaman dalam larutan

kunyit 0.15% memiliki nilai 37.6, tidak berbeda bermakna (p>0.05) dengan kelompok

perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 1.5% yang memiliki nilai perubahan warna 41.7.

Selain itu, pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.15% memiliki nilai

37.6 yang juga tidak berbeda bermakna (p>0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman

dalam larutan kunyit 15% yang memiliki nilai perubahan warna 42.1. Perubahan warna

kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 1.5% memiliki nilai 41.7, tidak

berbeda bermakna (p>0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit

15% yang memiliki nilai perubahan warna 42.1.

Pada perendaman 48 jam perubahan warna kelompok perlakuan perendaman dalam larutan

kunyit 0.015% memiliki nilai 20.2, berbeda bermakna (p<0.05) dengan kelompok perlakuan

perendaman dalam larutan kunyit 0.15% yang memiliki nilai perubahan warna 49.2. Selain

itu pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.015% yang memiliki nilai

20.2, juga berbeda bermakna (p<0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman dalam larutan

kunyit 1.5% yang memiliki nilai perubahan warna 49.4. Perubahan warna kelompok

perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.015% memiliki nilai 20.2, berbeda bermakna

(p<0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 15% yang memiliki

nilai perubahan warna 49.6.

Pada perendaman 48 jam perubahan warna kelompok perlakuan perendaman dalam larutan

kunyit 0.15% memiliki nilai 49.2, tidak berbeda bermakna (p>0.05) dengan kelompok

perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 1.5% yang memiliki nilai perubahan warna 49.4.

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 11: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

11

Perubahan warna kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.15% memiliki

nilai 49.2, tidak berbeda bermakna (p>0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman dalam

larutan kunyit 15% yang memiliki nilai perubahan warna 49.6. Selain itu perubahan warna

kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 1.5% yang memiliki nilai 49.4, juga

tidak berbeda bermakna (p>0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman dalam larutan

kunyit 15% yang memiliki nilai perubahan warna 49.6.

Berdasarkan uji Spearman pada perendaman 24 jam korelasi antara konsentrasi larutan kunyit

dan perubahan warna spesimen resin komposit nanohibrida (∆E) adalah bermakna . Nilai

korelasi Spearman sebesar 0.571 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan

korelasi yang sedang.

Berdasarkan uji Spearman pada perendaman 48 jam korelasi antara konsentrasi larutan kunyit

dan ∆E adalah bermakna. Nilai korelasi Spearman sebesar 0.598 menunjukkan bahwa arah

korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sedang.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini terjadi penurunan derajat spektrum warna terang pada spesimen resin

komposit nanohibrida pada perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015%,

0.15%, 1.5%, dan 15% yang ditandai dengan menurunnya nilai L* setelah perendaman 24 jam

dan 48 jam. Hal ini disebabkan karena pada permukaan spesimen resin komposit terjadi

deposit zat warna dari larutan kunyit sehingga warna spesimen menjadi lebih gelap. Deposit

zat warna pada permukaan spesimen resin komposit dapat terjadi karena permukaan spesimen

yang kasar, kasarnya permukaan spesimen mungkin disebabkan karena tidak dilakukannya

prosedur pemolesan. Kekasaran permukaan spesimen resin komposit juga mungkin

meningkat karena perendaman dalam larutan kunyit yang tergolong asam.

Pada penelitian juga terjadi peningkatan derajat spektrum warna kehijauan (a*<0) pada

kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.015% yang ditandai dengan

menurunnya nilai a*. Peningkatan derajat spektrum warna kehijauan disebabkan oleh

kurkumin. Menurut Alan Mortensen (2006) kunyit mengandung kurkumin yang memiliki

warna kuning kehijauan. Sedangkan pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan

kunyit 0.15%, 1.5%, dan 15% terjadi peningkatan derajat spektrum warna kemerahan (a*>0)

yang ditandai dengan meningkatnya nilai a*. Peningkatan derajat spektrum warna kemerahan

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 12: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

12

disebabkan oleh pigmen karoten yang terkandung dalam kunyit terdeposit pada permukaan

spesimen resin komposit nanohibrida sehingga terjadi perubahan warna menjadi kemerahan.

Terdepositnya pigmen karoten pada permukaan spesimen mungkin terjadi karena permukaan

spesimen yang kasar akibat tidak dilakukannya prosedur pemolesan. Kekasaran permukaan

spesimen resin komposit juga mungkin meningkat karena perendaman dalam larutan kunyit

yang bersifat asam.

Pada hasil penelitian terjadi peningkatan derajat spektrum warna kekuningan (b*>0) pada

spesimen resin komposit nanohibrida pada perlakuan perendaman dalam larutan kunyit

konsentrasi 0.015%, 0.15%, 1.5%, dan 15% yang ditandai dengan meningkatnya nilai b*.

Peningkatan derajat spektrum warna kekuningan dapat disebabkan oleh zat warna kuning

alami yaitu curcumin yang terkandung dalam larutan kunyit. Menurut Ertas E (2006)

komponen dalam system fotoinisiator, yaitu tertiary aromatic atau aliphatic amines yang

berperan sebagai akselerator juga dapat menyebabkan diskolorasi kuning atau coklat di

bawah pengaruh cahaya atau suhu panas. Pada penelitian ini diduga peningkatan derajat

spektrum warna kekuningan terjadi karena faktor ekstrinsik yaitu terjadinya deposit zat warna

kuning curcumin pada permukaan spesimen resin komposit nanohinrida. Deposit zat warna

curcumin pada permukaan spesimen resin komposit dapat terjadi karena permukaan spesimen

yang kasar, kasarnya permukaan spesimen mungkin disebabkan karena tidak dilakukannya

prosedur pemolesan. Kekasaran permukaan spesimen resin komposit juga mungkin

meningkat karena perendaman dalam larutan kunyit yang tergolong asam.

Nanocomposite dengan ukuran filler lebih kecil menyebabkan berkurangnya penyusutan pada

saat polimerisasi dan penurunan pada jumlah mikrofisure pada ujung email sehingga lebih

sedikit kebocoran tepi dan perubahan warna.12

Namun pada hasil penelitian dapat dilihat

nilai perubahan warna (∆E) spesimen resin komposit nanohibrida pada semua kelompok

perendaman memiliki nilai >3,3 yang berarti perubahan warna tidak dapat diterima secara

klinis. Hal ini mungkin terjadi karena tidak dilakukannya prosedur pemolesan sehingga

permukaan spesimen lebih kasar dan mengakibatkan mudah terjadi retensi atau deposit zat

warna pada permukaan spesimen.

Pada penelitian ini terdapat perbedaan bermakna (p<0.05) antara nilai perubahan warna pada

perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015% dan kelompok perendaman

dalam larutan kunyit konsentrasi 0.15%, 1.5%, dan 15 %. Namun tidak terdapat perbedaan

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 13: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

13

bermakna (p>0.05) antara nilai perubahan warna pada perlakuan perendaman dalam larutan

kunyit konsentrasi 0.15% dan konsentrasi 1.5% dan 15% serta antara kelompok perlakuan

perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 1.5% dan konsentrasi 15%. Hal ini diduga

terjadi karena kandungan zat warna yang tidak jauh berbeda antara larutan kunyit konsentrasi

0.15%, 1.5%, dan 15%.

Pada penelitian ini terdapat korelasi positif antara konsentrasi larutan kunyit dengan

perubahan warna spesimen resin komposit nanohibrida. Semakin tinggi konsentrasi larutan

kunyit, semakin tinggi pula perubahan warna spesimen resin komposit nanohibrida. Hal ini

disebabkan karena larutan kunyit dengan konsentrasi lebih tinggi juga memiliki kadar zat

warna curcumin yang lebih tinggi. Kadar zat warna kurkumin yang lebih tinggi akan

menyebabkan perubahan warna yang lebih tinggi pula pada spesimen resin komposit

nanohibrida.

KESIMPULAN

Terdapat peningkatan perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi kuning kemerahan

pada resin komposit nanohibrida yang direndam dalam larutan kunyit dari konsentrasi 0.015%

ke konsentrasi 15%.

SARAN

Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan penelitian ini dengan memoles

resin komposit nanohibrida seperti yang dilakukan pada tindakan restorasi di klinik pada

umumnya. Pasien dengan tumpatan resin komposit nanohibrida disarankan untuk

mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kunyit dengan konsentrasi rendah.

KEPUSTAKAAN

1. Minguez N EJSJea. Advances in the history of composite resins. J Hist Dent. 2003;(

51(3):103-105).

2. Mitra SB WDHB. An application of Nanotechnology in Advanced Dental Materials. J Am

Dent Assoc. 2003;(134 (10): 1382-90).

3. Anusavice KJ. Philip’s Science of Dental Material. 10th ed. Philadelphia: W.B. Saunders

Company; 1996.

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 14: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

14

4. Curtin JA LHMJHLPJ. In Vitro Staining of Resin Composites by Liquids Ingested by

Children. Pediatric Dent. 2008;(30(4): 317-322).

5. Debora Soares-Geraldo TSWSJ. Interaction Between Staining and Degradation of a

Composite Resin in Contact with Colored Foods. Brazil Oral Res. 2011 Jul-

Aug;(25(4):369-75).

6. Syukur C. Evaluasi Produksi dan Kurkumin pada Nomor-Nomor Kunyit di Bawah

Naungan. Laporan Teknis Penelitian Tahun 2008. Balai Penelitian Tanaman Obat dan

Aromatik; 2009.

7. Nur M. Aneka Produk Olahan Kunyit Asam. Malang: Universitas Brawijaya, Fakultas

Teknologi Pertanian; 2010.

8. FAO. [Online].; 2007 [cited 2012 Agustus. Available from: HYPERLINK

"%20http://www.fao.org/docrep/V8879E/v8879e09.htm."

http://www.fao.org/docrep/V8879E/v8879e09.htm.

9. Malhotra N SRASSRMS. Effect of three indigenous food stains on resin-based,

microhybrid-, and nanocomposites. Journal Of Esthetic And Restorative Dentistry:Official

Publication Of The American Academy Of Esthetic Dentistry. 2011.

10. Khatri AaBN. Staining of a Conventional and a Nanofilled Composit Resin Exposed In

Vitro to Liquid Ingested by Children. International Journal of Clinical Pediatric Dentistry.

2010 September-December;(3 (3): 183-188).

11. Palwinder Kaur RL,P. A Step Towards Improved Restorative Dentistry. 2011; 3 (4)(28-

31.).

12. AR Y. The effect of curing units and staining solutions on the color stability of resin

composites. Operative Dentistry. 2007;(32-6: 616-622).

13. Mount GJ HW. Preservation and Restoration of Tooth Structure. 1st ed. Sydney: Mosby;

1998.

14. Craig RG. Restorative Dental Materials. 11th ed. St. Louis: Mosby; 2002.

15. Puckett AD FJKP. Direct Composite Restorative Materials. Dent Clin N Am. 2007;(51:

659-675).

16. Garcia AH LMVJea. Composite Resin. A Review of The Material and Clinical

Indications. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2006;(11: 215-220).

17. Noort RV. Introduction to Dental Materials. 3rd Ed. In. United Kingdom: Elsevier; 2007.

p. 99-116.

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 15: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

15

18. Majeed A. An in vitro Study of Microleakage and Surface Microhardness of

Nanocomposite Materials. Thesis: Restorative Dentistry at the Faculty of Dentistry

University of the Western Cape; 2005.

19. M ETFWK. Surface Texture and Roughness of Polished Nanofill and Nanohybrid Resin

Composite. Dent Mater J. 2010;(29(2):213-223).

20. Monteiro PM DJMP. Aesthetic Odontoplasty With a Nanohybrid Composite. Dental Inc.

2009;(12-16).

21. Uskokovic V BL. Nanotechnology in Dental Sciences: Moving Towards a Finer Way of

Doing Dentistry. Materials. 2010;(3: 1674-1691).

22. Terry D. Direct Applications of a Nanocomposite Resin System: Part 1 – The Evolution

of Contemporary Composite Materials. Pract Proced Aesthet Dent. 2004;(16(6): A-X).

23. CP SAPSDLB. Color Stability Evaluation of Aesthetic Restorative Materials. Brazilian

Oral Research. 2008;(22: 684-692).

24. S AD. Ilmu Gizi cetakan ke-6 Jakarta: Dian Rakyat; 2006.

25. Asmussen BP. Esthetic Restorations. In Mjor IA BP. Modern Conceptive Dentistry ed1.

Copenhagen: Munksgaard; 1988. p. 203-206.

26. Guler AU GE. Effects of polishing procedures on color stability of composite resin. J

Appl Oral sci. 2009; 17(2)(108-12).

27. DMD MM. Color Changes of Restorative Materials Exposed InVitro To Coca Cola

Beverage. Pediatric Dent. 2008; 30(309-16).

28. Easy Shade Compact. [Online].; 2009 [cited 2012 September 13. Available from:

HYPERLINK "http://vident.com/files/2009/02/Easyshade_compact2.pdf."

http://vident.com/files/2009/02/Easyshade_compact2.pdf.

29. Villalta P LHOZ. Effects of staining and bleaching on color change of dental composite

resins. J Prsthet Dent. 2006; 95(137-142).

30. Mundim FM GLCF. Effect of staining solutions and repolishing on color stability of

direct composites. J Appl Oral Sci. 2010; 18(3)(249-54).

31. Al-Shalan. In vitro staining of nanocomposites exposed to a cola beverage. Pakistan Oral

& Dental Journal. 2009 June; 29(1)(79-84).

32. Pustaka WW. Khasiat dan Manfaat Kunyit Jakarta: Agromedia; 2003.

33. E. SPaS. Review on some plants of Indian traditional medicine with antioxidant activity.

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013

Page 16: Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica terhadap Perubahan

16

Journal of Ethnopharmacology. ;(71: 23-43).

34. Chattopadhyay I. BK,BUaBRK. Turmeric and curcumin: Biological actions and medicinal

applications. Current Science. 2004;( 87: 44-53).

35. Olivia F. ASaHI. Seluk Beluk Food Supplement. In. Jakarta: Penerbit PT Gramedia

Pustaka Utama; 2006. p. 166.

36. Ukil A. MS,KS,DN,VJR,aDPK. Curcumin, the major component of food flavour

turmeric, reduces mucosal injury in trinitrobenzene sulphonic acid-induced colitis.. British

Journal of Pharmacology. 2003;(139: 209–18).

37. Inawati M. Efek Aplikasi Fluor pada Kekerasan Email Gigi Pasca Pemutihan Eksterna

dengan Karbamid Peroksida 30%: Tesis Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis FKG

UI.; 2005.

Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013