pengaruh kecerdasan emosional, perilaku belajar,...
TRANSCRIPT
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PERILAKU BELAJAR, DAN BUDAYA
TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA JURUSAN
AKUNTANSI
DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
Inda Rezki Wardhani B 200 080 010
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ABSTRAKSI
Akuntansi merupakan jurusan yang banyak diminati mahasiswa. Rata-rata mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional di bidang akuntansi (Basuki dalam Ariani, 2004). Mereka berusaha untuk dapat memahami dan menafsirkan tentang akuntansi, serta berusaha untuk meningkatkan kemampuan yang berkualitas.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 mahasiswa. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode convenience sampling yaitu pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia memberikannya. Alat analisa data yang digunakan dalam penelitian adalah regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntasi ditunjukkan dengan nilai Fhitung > Ftabel (10,937 > 2,76) dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Kecerdasan emosioanl berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (2,801 > 1,985) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%). Perilaku belajar berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntasi ditunjukkan dengan nilai thitung < ttabel (3,282 > 1,985) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%). Budaya berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntasi ditunjukkan dengan nilai thitung < ttabel (2,249 > 1,985) dan nilai probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%).
Kata kunci : kecerdasan emosional, perilaku belajar, budaya, pemahaman akuntansi
I. PENDAHULUAN
Akuntansi merupakan jurusan yang banyak diminati mahasiswa. Rata-rata
mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk
menjadi profesional di bidang akuntansi (Basuki dalam Ariani, 2004). Mereka
berusaha untuk dapat memahami dan menafsirkan tentang akuntansi, serta
berusaha untuk meningkatkan kemampuan yang berkualitas.
Banyaknya teknologi yang berkembang saat ini seperti internet,
komputerisasi, dan sebagainya sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam
mengembangkan ilmu pengetahuannya. Namun, teknologi yang semakin
berkembang tersebut bukanlah jaminan bagi dunia pendidikan untuk berhasil dan
mencapai hasil yang maksimal. Hal ini sangat tergantung dari konsistensi dunia
pendidikan di Indonesia itu sendiri. Salah satu faktor yang dapat mendukung
keberhasilan pendidikan tinggi adalah sikap dan mental mahasiswa dalam
mengembangkan kepribadiannya. Kemampuan untuk mengembangkan
kepribadian mahasiswa pada masa sekarang ini lebih dikenal dengan istilah
emotional quotient (EQ) atau kecerdasan emosional.
Mahasiswa dituntut tidak hanya mempunyai keterampilan teknis tetapi
juga memiliki daya dan kerangka pikir serta sikap mental dan kepribadian tertentu
sehingga mempunyai wawasan yang luas dalam menghadapi masalah-masalah di
dunia. Oleh karena itu, secara tidak langsung mahasiswa akan belajar untuk
mengelola kecerdasan emosional secara baik dan menggunakan perilaku belajar
yang baik dalam peningkatan pemahaman akuntansi.
Perilaku belajar mahasiswa yang terdiri dari kebiasaan mengikuti
pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan
menghadapi ujian pun amat sangat penting peranannya dalam mendukung
program development country (Hariyoga dan Suprianto, 2011). Selain kecerdasan
emosional dan perilaku belajar, budaya juga merupakan faktor yang
mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi.
Tujuan Penelitian ini adalah menguji pengaruh antara kcerdasan
emosional, perilaku belajar dan budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
II. LANDASAN TEORI
1. Kecerdasan Emosional
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) dalam Hariyoga dan Suprianto
(2011) mendefinisikan emosi sebagai luapan perasaan yang berkembang dan surut
dalam waktu singkat serta keadaan dan reaksi psikologi dan fisiologis seperti
kegembiraan, kesedihan, keharuan dan kecintaan. Goleman (2003) menganggap
emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan
yang biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
2. Perilaku Belajar
Belajar merupakan salah satu konsep menarik dalam teori-teori psikologi
dan pendidikan, sehingga para ahli memberi bermacam-macam pengertian
mengenai belajar. Belajar merupakan kegiatan individual, kegiatan yang dipilih
secara sadar karena seseorang mempunyai tujuan individual tertentu (Suwardjono,
1991).
3. Budaya
Budaya dapat didefinisikan sebagai "pemrograman kolektif dari pikiran
yang membedakan anggota satu kelompok manusia dari yang lain (Hofstede,
1980:25). Setiap kelompok manusia memiliki norma-normanya sendiri, yang
terdiri dari karakteristik umum, seperti sistem nilai yang diadopsi oleh mayoritas
konstituen.
III. METODE PENELITIAN
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Dalam penelitian ini mengambil populasi mahasiswa akuntansi tingkat akhir
di Universitas Muhammadiyah Surakarta, yaitu angkatan tahun 2007, 2008,dan
2009.
b. Sampel
Sampel penelitian ini diambil dari mahasiswa akuntansi tingkat akhir
angkatan tahun 2007, 2008, dan 2009. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
berjumlah 100 responden.
2. Metode Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel menggunakan probability sampling, disebut juga
dengan metode pemilihan sampel secara acak (randomly sampling method)
(Indriantoro dan Supomo, 1999:120). Metode ini berupa convenience sampling.
Berdasarkan hasil survey pada BAA di UMS tahun 2012 jumlah populasi total
sebesar 868 orang. Berdasar hasil survei tersebut maka peneliti mendistribusikan 100
kuesioner, jumlah tersebut dapat mewakili mahasiswa jurusan akuntansi.
Jumlah sampel mahasiswa didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin
sebagai berikut :
21 Ne
Nn
+=
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : kemungkinan ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat
ditolerir (e = 10%).
3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode survei, dimana alat
pengumpulan data yang pokok dari sumber primer yaitu: kuesioner, studi pustaka, dan
dokumentasi.
4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Berdasarkan masalah dan hipotesis yang akan diuji, maka variabel-variabel yang
akan diteliti adalah sebagai berikut:
a. Variabel Independen
1) Kecerdasan Emosional
2) Perilaku Belajar
3) Budaya
Pengukuran variabel bebas yaitu kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan
budaya dalam kuisioner adalah menggunakan skala Likert dengan skala penilaian
(skor) 1 sampai dengan 5, dengan variasi jawaban untuk masing-masing item
pertanyaan adalah ”sangat setuju”, ”setuju”, ”netral”, ”tidak setuju” dan ”sangat tidak
setuju”. Masing-masing pilihan jawaban diberi nilai 1 untuk jawaban ekstrim negatif
dan nilai 5 untuk jawaban ekstrim positif.
b. Variabel Dependen
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemahaman akuntansi.
Menurut American Accounting Association (AAA) dalam Amsi Amalia Lutfi
(2007) mendefinisikan akuntansi sebagai “suatu proses pengidentifikasikan,
mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya
penelitian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut”.
Tingkat pemahaman akuntansi ditentukan berdasarkan IPK mata kuliah
akuntansi pengantar 1, akuntansi pengantar 2, akuntansi keuangan menengah 1,
akuntansi keuangan menengah 2, akuntansi keuangan lanjutan, pengauditan 1,
pengauditan 2, dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah
yang didalamnya menggambarkan akuntansi secara umum. Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur variabel tingkat pemahaman akuntansi adalah dengan
kuesioner.
5. Metode Analisis Data
a. Uji kualitas pengumpulan data
Untuk menguji data yang diperoleh digunakan 2 teknik yaitu:
1) Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh alat
pengukur dapat mengungkap dengan jitu gejala yang hendak diukur sehingga
alat pengukur benar-benar mengungkap yang diukur. Menurut Hadi (1999 :
19) cara mengukur variabel adalah dengan mengkorelasikan antara skor item
dan skor total.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya, untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
berupa skala bertingkat (rating scala) dapat juga dengan menggunakan teknik
cronbach alpha.
b. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Kenormalan data diperlukan untuk menguji keselerasan akan kepastian data
yang dipeloleh pengujian normalitas fapat dilakukan dengan SPSS.Uji
normalitas menggunakan kolmogarovsmirnov (K-S).
Hasil dari uji normalitas:
Nilai signifikan < 0,05 maka ho ditolak, hal ini berarti bahwa data tidak
berdistribusi normal. Nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima, hal ini berarti
bahwa data berdistribusi normal.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain-lain. Hasil analisis terhadap asumsi normalitas dengan uji
scatterplot menunjukan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan hal
ini menunjukan bahwa residual terdistribusi secara normal.
3) Uji Mutikolinearitas
Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah mutikolinearitas (motikol).
Dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya mutikolinearitas dilihat dari nilai
VIF (Variance Inflation Foctor) atau nilai kolerasi. Menurut Ghozali (2001 : 63)
mutikolinearitas terjadi jika VIF di atas nilai 10 atau toleransi value di bawah
0,10.
4) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi antara data pada suatu waktu tertentu
dengan nilai data tersebut pada satu periode sebelumnya atau lebih pada data
runtut waktu. Pengujian uji DW (Durbin Watson) untuk mendeteksi adanya
korelasi antar error, maka nilai DW diharapkan berada disektor angka 2 (dari 1,5
sampai 2,5) Setiaji (2004 : 13).
c. Pengujian Hipotesis
1) Analisis Regresi Berganda
Analisis yang digunakan untuk menemukan atau mengetahui persamaan
regresi yang menunjukkan hubungan antar variabel dependen (Pemahaman
Akuntansi) dengan variabel independen (Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar,
dan Budaya) secara umum.
Rumus regresi berganda yaitu:
Y= βo + βı Xı + β2 X2+ β3 X3
Keterangan :
Y = Pemahaman Akuntansi
X1 = Variabel Kecerdasan Emosional
X2 = Variabel Perilaku Belajar
X3 = Variabel Budaya
2) Uji Hipotesis
Untuk mengetahui keakuratan model yang digunakan, maka digunakan
pengujian hipotesis sebagai berikut:
a) Uji F
Uji F bertujuan untuk menentukan signifikansi variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Dengan α :5% , Bila F sig < α Berarti semua variabel independen
signifikan terhadap variabel dependen. Apabila F sig > α maka tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel independen dengan
variabel dependen.
b) Uji t
Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen. Dengan α: 5% , bila t sig < α
berarti variabel tersebut signifikan artinya terdapat pengaruh yang nyata
antara variabel independen bersangkutan dengan variabel dependen atau
sebaliknya bila t sig > α berarti variabel tersebut tidak signifikan
IV. Hasil Penelitian
a. Hipotesis Pertama
H1= Hasil perhitungan diketahui bahwa thitung > ttabel (2,801 > 1,985) dan nilai
probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), maka untuk variabel kecerdasan
emosional hipotesis H1 diterima artinya bahwa kecerdasan emosional
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Dalam mengasah kecerdasan emosional pada diri seseorang
mahasiswa, maka perlu dibiasakan untuk menghadapi tantangan untuk
mengatasi masalah sehingga dalam memahami suatu hal akan menjadi
pengalaman dan lebih baik.
Konsistensi dengan Penelitian Terdahulu:
Ike Nuraeni (2008) mengadakan penelitian mengenai pengaruh
kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kepercayaan diri terhadap
tingkat pemahaman akuntansi. Penelitian mengambil lingkup mahasiswa
akuntansi pada perguruan tinggi di Surakarta. Hasi penelitian menunjukkan
bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kepercayaan diri
berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
b. Hipotesis Kedua
H2= Hasil perhitungan diketahui bahwa thitung < ttabel (3,282 > 1,985) dan nilai
probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), maka untuk variabel perilaku
belajar hipotesis H2 diterima artinya bahwa perilaku belajar berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Perilaku belajar pada seorang mahasiswa sangat mempengaruhi
tingkat pemahaman materi yang dipelajari, misal perilaku belajar yang
dijalankan melakukan persiapan bahan kuliah sebelum kuliah dimulai. Ini
sangat bermanfaat sekali karena sebelum dimulai dia sudah sedikit banyak
tahu tentang materi yang akan diajarkan.
Konsistensi dengan Penelitian Terdahulu:
Septian Hariyoga dan Edy Suprianto (2011) mengadakan penelitian
tentang pengaruh kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan budaya terhadap
tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel
moderasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dibuat
kesimpulan sebagai berikut : Pertama, ada pengaruh positif secara signifikan
antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Kedua,
ada pengaruh positif secara signifikan antara perilaku belajar terhadap tingkat
pemahaman akuntansi. Ketiga, tidak ada pengaruh positif secara signifikan
antara budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Keempat, variabel
kepercayaan diri bukan merupakan variabel moderating antara kecerdasan
emosional dengan tingkat pemahaman akuntansi. Kelima, variabel
kepercayaan diri merupakan variabel moderating antara perilaku belajar
dengan tingkat pemahaman akuntansi. Keenam, variabel kepercayaan diri
bukan merupakan variabel moderating antara budaya dengan tingkat
pemahaman akuntansi.
c. Hipotesis Ketiga
H3= Hasil perhitungan diketahui bahwa thitung < ttabel (2,249 > 1,985) dan nilai
probabilitas < 0,05 (taraf signifikansi 5%), maka untuk variabel budaya
hipotesis H3 diterima artinya bahwa budaya kepemimpinan berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Disiplin dalam kehadiran, pergaulan, maupun dalam belajar akan
membuat mahasiswa tersebut mempunyai perilaku yang baik sehingga dalam
memahami suatu materi akan menjadi optimal karena lingkungannya
mendukung mahasiswa melakukan hal tersebut.
Konsistensi dengan Penelitian Terdahulu:
Septian Hariyoga dan Edy Suprianto (2011) mengadakan penelitian
tentang pengaruh kecerdasan emosional, perilaku belajar, dan budaya terhadap
tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel
moderasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dibuat
kesimpulan sebagai berikut : Pertama, ada pengaruh positif secara signifikan
antara kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Kedua,
ada pengaruh positif secara signifikan antara perilaku belajar terhadap tingkat
pemahaman akuntansi. Ketiga, tidak ada pengaruh positif secara signifikan
antara budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Keempat, variabel
kepercayaan diri bukan merupakan variabel moderating antara kecerdasan
emosional dengan tingkat pemahaman akuntansi. Kelima, variabel
kepercayaan diri merupakan variabel moderating antara perilaku belajar
dengan tingkat pemahaman akuntansi. Keenam, variabel kepercayaan diri
bukan merupakan variabel moderating antara budaya dengan tingkat
pemahaman akuntansi.
V. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
a. Kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (2,801 > 1,985) dan nilai probabilitas
< 0,05 (taraf signifikansi 5%).
b. Perilaku belajar berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (3,282 > 1,985) dan nilai probabilitas
< 0,05 (taraf signifikansi 5%).
c. Budaya berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi
ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel (2,249 > 1,985) dan nilai probabilitas < 0,05
(taraf signifikansi 5%).
d. Kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi Ditunjukkan dengan
nilai Fhitung > Ftabel (10,937 > 2,76) dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05.
2. Saran
a. Melihat dari hasil penelitian bahwa tingkat pemahaman akuntansi dapat
dipengaruhi oleh faktor kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya, oleh
karena itu sebagai tenaga pengajar diharuskan untuk lebih berperan dalam
membimbing serta membina mahasiswanya dalam upaya meningkatkan prestasi
pada mata kuliah tersebut.
b. Bagi para mahasiswa khususnya pada mahasiswa Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta dapat memperkaya
khasanah penelitian yang berkaitan dengan kecerdasan emosional, perilaku
belajar, budaya dan tingkat pemahaman akuntansi serta dapat mengevaluasi
kembali faktor kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya dapat
mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi yang secara umum faktor tersebut
juga dapat berpengaruh terhadap prestasi tiap mata kuliah.
c. Disarankan peneliti selanjutnya dapat memperluas daerah penelitiannya serta
mengembangkan variabel penelitannya agar hasil yang dicapai dapat lebih
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Amsi Amalia Lutfi. 2007. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Sultan
Agung. Semarang (tidak dipublikasikan).
Ariani, Dorothea Wahyu. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Calhoun, J.F. dan Acocella, J.R. Alih bahasa oleh RS. Satmoko. (1995). Psikologi tentang
Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Press.
Damayanti, Titien. 2010. Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi Terhadap Kecerdasan
Emosional Dengan On-The Job Training Sebagai Variabel Moderating. SNA XIII.
Purwokerto.
Dwijayanti, Arie Pangestu. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Sosial terhadap Pemahaman Akuntansi. Skripsi.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan Penerbit:
Universitas Diponegoro, Semarang.
Goleman, Daniel. 2000. Emotional Intelegence (Kecerdasan Emosional). Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Umum.
Goleman, Daniel. 2003. Kecenderungan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Umum.
Gujarati, Damodar. 2003 . Ekonometrika Dasar Edisi Kedua, Jakarta : Erlangga.
Hanifah, Syukriy Abdullah. 2001. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik
Mahasiswa Akuntansi, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Volume 1, No.
3, 63-86.
Hariyoga, Septian dan Suprianto, Edy. 2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku
Belajar, Dan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan
Diri Sebagai Variabel Pemoderasi. SNA XIV. Aceh.
Hofstede, Geert, 1980. Culure’s Consequences, International Differences In Work Related
Values, Sage Publications, Beverly Hills, London.
Indriantoro dkk,. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama BPFe. Yogyakarta.
Maslahah, Ratna Eka. 2007. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri. Skripsi, tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia.
Nuraeni, Ike, 2008. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kepercayaan
Diri Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi Kasus Perguruan Tinggi Se
Surakarta). Skripsi. Surakarta.
Nurna Aziza dan Rissyo Melandy R.M. 2006. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi.
Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.
Pramono, 2011. Kajian Empiris Atas Perilaku Belajar Dan Kecerdasan Emosional Dalam
Mempengaruhi Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi (Studi Kasus UMS Dan UNS).
Skripsi. Surakarta.
Santi, Setiawan. Tjun tjun, Lauw dan Setiana, Sinta. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Pemahaman Akuntansi Dilihat dari Perspektif Gender. Jurnal Akuntansi
Vol.1 No.2 November 2009:101-118.
S. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan (Edisi Keempat). Yogyakarta : Liberty.
Sar’i, Muhammad. SE. Irsadsyah, muhammad, dan Djamil, Nasrullah. 2010. Analisis Tingkat
Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Terhadap Konsep Dasar Akuntansi. SNA XIII.
Purwokerto.
Shapiro,E.L. 2003. Mengajarkan Emotional Intelegence Pada Anak. Jakarta: Gramedia.
Sriwardany, SE.MSi. Pengaruh Perilaku Belajar Mahasiswa Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi. Skripsi. (tidak dipublikasikan).
Suryaningrum dkk,. 2004. Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi Terhadap Kecerdasan
Emosional Mahasiswa. SNA VII. Denpasar. Bali.
Suwardjono (1991), Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi, Jurnal Akuntansi, edisi Maret,
Yogyakarta: STIE YKPN.
Widaningrum, Nieke H. Praptapa, Agung, dan Ulfah, Permata. 2010. Pengaruh Ketersediaan
Sarana Pendidikan Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman IFRS
Dengan Minat Sebagai Variabel Moderating Di Fakultas Ekonomi UNSOED. SNA
XIII. Purwokerto.