pengaruh alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan
TRANSCRIPT
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
1
PENGARUH ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP
PERUBAHAN PEKERJAAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI
KECAMATAN PRINGSEWU
De’vega Claudia Evangeliesta1, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.2 Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung,
Kabupaten Lampung Selatan, Lampung 35365 1Email : [email protected]
2Email : [email protected]
ABSTRAK
Alih fungsi lahan pertanian merupakan konsekuensi dari perkembangan wilayah.
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi sebaran dan luas lahan pertanian yang
mengalami alih fungsi lahan, mengidentifikasi perubahan pekerjaan dan pendapatan
masyarakat dan mengidentifikasi hubungan keterkaitan antara alih fungsi lahan
pertanian terhadap perubahan pekerjaan dan pendapatan masyarakat. Metode yang
digunakan adalah analisis statistik deskriptif kuantitatif menggunakan perbandingan
tabulasi silang. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan stratified random
sampling. Unit penelitian yaitu masyarakat yang berusia produktif dan tinggal di
Kecamatan Pringsewu >10 Tahun. Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan
antara alih fungsi lahan dengan perubahan pekerjaan dan pendapatan di Kecamatan
Pringsewu. Dengan dominasi dampak yang dirasakan berupa lahan pertanian
berkurang, beralih profesi/pekerjaan dan terjadi persaingan antara pedagang karena
jumlah pedagang bertambah banyak.
Kata Kunci : Alih Fungsi Lahan, Lahan Pertanian, Perubahan Pekerjaan, Perubahan
Pendapatan, Dampak Alih Fungsi Lahan
ABSRACT
The conversion of agricultural land is a consequence of regional development.
The purpose of this study is to identify the distribution and area of agricultural land that
has undergone land use change, identify changes in employment and community income
and identify the relationship between the conversion of agricultural land to changes in
employment and community income. The method used is quantitative descriptive
statistical analysis using cross tabulation comparisons. The sampling technique in this
study used stratified random sampling. The research unit is people who are of productive
age and live in Kecamatan Pringsewu > 10 years. The results showed a linkage between
land use change and changes in employment and income in Kecamatan Pringsewu. With
the dominance of the impact that is felt in the form of reduced agricultural land, changing
professions / jobs and there is competition between traders because the number of traders
increases.
Keywords: Land conversion, Agricultural Land, Job Change, Income Change, Impact of
Land Function Change
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
2
Pendahuluan
Kabupaten Pringsewu adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi
Lampung. Kabupaten Pringsewu merupakan kabupaten hasil pemekaran dari
Kabupaten Tanggamus dan memiliki luas wilayah sekitar 625 km2 atau 62.500 Ha
yang hampir seluruhnya berupa wilayah daratan. Potensi sumber daya alam yang
dimiliki Kabupaten Pringsewu sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan
pertanian (BPS Kabupaten Pringsewu, 2017). Kabupaten Pringsewu merupakan
salah satu kabupaten yang menyumbang produksi padi di Provinsi Lampung dan
menjadikannya “10 provinsi dengan produksi padi terbesar” pada tahun 2017
(databoks, 2018). Kabupaten Pringsewu menyumbang 3,25% produksi padi dari
total 4,3 juta ton padi dan menjadikannya kawasan ketahanan pangan nasional di
Provinsi Lampung. Luas lahan sawah di Kabupaten Pringsewu mencapai 13.678
Ha atau sekitar 21,88% dari total luas wilayah yang tersebar di seluruh kecamatan.
Lahan sawah ini menyebar di seluruh kecamatan dengan 5 kecamatan yang
memiliki lahan sawah terbesar yaitu berada di Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan
Pardasuka, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Pagelaran, dan Kecamatan
Pringsewu.
Pengembangan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Pringsewu
diarahkan pada kawasan yang sesuai untuk pertanian lahan basah, yang meliputi
daerah dengan fisiografi rawa, dataran banjir, jalur meander dan dataran alluvial.
Luas potensial kawasan tersebut mencapai 10.823 Ha yang dominan tersebar pada
wilayah timur, barat dan selatan Kabupaten Pringsewu. Lahan pertanian tanaman
pangan (lahan pertanian basah) yang ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan
berkelanjutan seluas kurang lebih 6.494 ha atau 60% menyebar di Kecamatan
Pagelaran, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Gadingrejo,
dan sebagian di Kecamatan Pardasuka.
Namun seiring dengan berkembangnya Kabupaten Pringsewu, luas lahan
pertanian terus berkurang dan beralih fungsi dari tahun ke tahun. Tercatat alih
fungsi lahan sawah yang terjadi di tahun 2012-2014 seluas 515,74 Ha
(Fathurrakhman, 2016). Kecamatan yang mengalami alih fungsi lahan terbesar
berada di Kecamatan Pringsewu dengan luas 309,54 Ha. Hal ini dikarenakan letak
Kecamatan Pringsewu yang berada di pusat kota Kabupaten Pringsewu dan peran
serta fungsi dari Kecamatan Pringsewu terhadap Kabupaten Pringsewu.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Pringsewu 2011-2031, Kecamatan Pringsewu
ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan peran sebagai pusat
pemerintahan regional, pusat pelayanan kesehatan, pusat pelayanan pendidikan,
pengembangan pariwisata dan budaya, pusat perdagangan dan jasa, pusat koleksi
dan distribusi, serta simpul transportasi regional (Bappeda Kabupaten Pringsewu,
2019).
Berkurangnya luas lahan sawah di Kecamatan Pringsewu secara
keseluruhan berubah menjadi permukiman penduduk (Ariyanto, 2015). Alih
fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun dapat mempengaruhi struktur
sosial ekonomi masyarakat terutama dalam struktur mata pencaharian (Prasetya,
2015) dan pendapatan masyarakat khususnya mereka yang bekerja sebagai petani
(Totok Mardikanto, 2003). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh alih fungsi lahan yang terjadi terhadap perubahan pekerjaan
dan pendapatan masyarakat di Kecamatan Pringsewu.
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
3
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif kuantitatif dengan
metode penelitian kuesioner, survey instansi dan studi literatur. Dalam
pengumpulan data primer peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada
responden yang merupakan masyarakat di Kecamatan Pringsewu. Sedangkan
untuk pengumpulan data sekunder dilakukan dengan survey instansi dan studi
literatur guna mendapatkan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan Disproportional Stratified Random yaitu dengan mengambil
sampel secara acak tanpa memperhatikan besar kecilnya perimbangan dari
proporsi jumlah penduduk tiap kelurahan/pekon. Dalam pengambilan data
menggunakan stratified random sampling karakteristik sampel yang digunakan
adalah berdasarkan tingkatan kelompok umur. Sampel yang digunakan
merupakan penduduk dengan usia produktif dan masyarakat yang tinggal di
Kecamatan Pringsewu lebih dari 10 tahun. Peneliti menggunakan data asumsi
sebelum alih fungsi lahan dari tahun 2012 dikarenakan pada tahun 2012-2014
terjadi alih fungsi lahan terbesar di Kecamatan Pringsewu (Fathurrakhman, 2016).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial,
analisis statistik deskriptif, dan analisis asosiasi tabulasi silang (crosstab).
Analisis spasial digunakan untuk mengetahui sebaran lokasi yang mengalami alih
fungsi lahan di Kecamatan Pringsewu dengan teknik overlay peta lahan sawah
2012 dan peta lahan sawah 2019. Pada penelitian ini, analisis deskriptif digunakan
untuk mendeskriptifkan data luas lahan yang mengalami alih fungsi di Kecamatan
Pringsewu berdasarkan hasil analisis spasial yang telah dilakukan dan mengetahui
karakteristik pekerjaan dan pendapatan masyarakat di Kecamatan Pringsewu dari
segi pekerjaan dan segi pendapatan pada tahun 2012 dan tahun 2019. Sedangkan
untuk mengidentifikasi hubungan kerterkaitan antara perubahan pekerjaan dan
pendapatan akibat alih fungsi lahan digunakan analisis tabulasi silang (crosstab).
Hasil Dan Pembahasan
1. Persebaran dan Luas Alih Fungsi Lahan di Kecamatan Pringsewu
Berdasarkan peta yang telah dibuat, pada tahun 2012 Kecamatan
Pringsewu memiliki lahan sawah seluas 1977 Ha yang tersebar di semua
kelurahan dan pekon yang ada. Lahan sawah terluas berada di Kelurahan
Margakarya dengan luas sebesar 315,6 Ha atau sekitar 16,14% dan lahan sawah
paling sedikit berada di Kelurahan Pringsewu Timur dengan luas sebesar 23,4 Ha
atau sekitar 1,2% dari total luas sawah yang ada. Data tersebut dapat dilihat pada
grafik berikut.
Sumber : Excel, 2020
Gambar 1. Grafik Luas Lahan Sawah 2012-2019
255.
3
90.7
44.4 64
.8
315.
6
186.
8
112.
7
56.2 71
.3
56.7
141.
7
215.
0
23.4
90.7
230.
3
216.
2
102.
5
47.7
47.7
269.
3
194.
6
99.0
43.6
72.7
39.9
132.
3
187.
4
16.9
76.5
219.
3
0.0
50.0
100.0
150.0
200.0
250.0
300.0
350.0
Sawah 2012
Sawah 2019
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
4
Sumber : Arcgis, 2020
Gambar 2. Peta Lahan Sawah Kecamatan Pringsewu 2012
Sumber : Arcgis, 2020
Gambar 3. Peta Lahan Sawah Kecamatan Pringsewu 2019
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
5
Sumber : Arcgis, 2020
Gambar 4. Peta Alih Fungsi Lahan Sawah Kecamatan Pringsewu 2012-2019
2. Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan Masyarakat
A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diperlukan dalam penlitian ini berupa
masyarakat di Kecamatan Pringsewu yang telah tinggal lebih dari 10 Tahun (>10
Tahun) dan merupakan masyarakat yang berusia 15-64 Tahun (usia produktif
terhitung dari tahun 2012). Karakteristik tersebut digunakan agar mendapatkan
responden yang sesuai dengan kebutuhan data penelitian. Berikut tabel persebaran
responden di Kecamatan Pringsewu.
Tabel 1. Persebaran Responden Masyarakat
Kelurahan Jumlah
Bumiarum 2
Bumiayu 1
Fajaragung 1
Fajaragung Barat 1
Margakarya 2
Pajaresuk 11
Podomoro 4
Podosari 5
Pringsewu Barat 9
Pringsewu Selatan 12
Pringsewu Timur 19
Pringsewu Utara 7
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
6
Kelurahan Jumlah
Rejosari 1
Sidoharjo 24
Waluyojati 1
Jumlah 100
Sumber : Excel, 2020
Dari tabel persebaran responden per kelurahan di Kecamatan Pringsewu,
mayoritas responden berada di Kelurahan Sidoharjo dengan jumlah responden
sebanyak 24 jiwa, Kelurahan Pringsewu Timur sebanyak 19 jiwa dan Kelurahan
Pringsewu Selatan sebanyak 12 jiwa. Sedangkan responden paling sedikit berada
di Kelurahan Bumiayu, Kelurahan Fajaragung, Kelurahan Fajaragung Barat,
Kelurahan Rejosari, dan Kelurahan Waluyojati dengan jumlah responden masing-
masing kelurahan sebanyak 1 jiwa. Dilihat dari letak wilayahnya, mayoritas
persebaran responden cenderung berada di tengah-tengah Kecamatan Pringsewu
sedangkan responden yang paling sedikit jumlahnya berada di pinggiran wilayah
Kecamatan Pringsewu. Berikut Peta Persebaran Responden Menurut Kelurahan di
Kecamatan Pringsewu.
Sumber : Arcgis, 2020
Gambar 5. Peta Persebaran Responden Menurut Kelurahan di Kecamatan Pringsewu
Dari data tersebut mayoritas responden berada pada rentang usia 25-54
tahun atau masuk ke dalam kategori kelompok umur prima/produktif yang
tersebar di seluruh kelurahan/pekon di Kecamatan Pringsewu. Berikut grafik
persebaran usia responden.
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
7
Sumber : Excel, 2020
Gambar 6. Grafik Persebaran Usia Responden
B. Jenis Pekerjaan Masyarakat
Mata pencaharian atau jenis pekerjaan masyarakat pada tahun 2012 jika
dilihat dari grafik di bawah, mayoritas masyarakat di Kecamatan Pringsewu
bekerja sebagai pedagang atau wiraswasta dengan presentase sebanyak 25% atau
25 jiwa. Berikut rincian mata pencaharian masyarakat Kecamatan Pringsewu pada
tahun 2012.
Sumber : Excel, 2020
Gambar 7. Grafik Mata Pencaharian Masyarakat Tahun 2012
Sedangkan pada tahun 2019, mata pencahariaan masyarakat Kecamatan
Pringsewu didominasi oleh pedagang atau wiraswasta dengan presentase 32%
atau sebanyak 32 responden. Berikut rincian mata pencaharian masyarakat
Kecamatan Pringsewu pada tahun 2019.
Sumber : Excel, 2020
Gambar 8. Grafik Mata Pencaharian Masyarakat Tahun 2019
7%
81%
12%
Usia Responden
15-24 Tahun
25-54 Tahun
> 54 Tahun
17%
17%
23%
25%
10%8%
Mata Pencaharian Masyarakat Tahun 2012
Petani
PNS
Karyawan Swasta
Pedagang/Wiraswasta
Tidak Bekerja
Lainnya
10%
20%
21%
32%
9%8%
Mata Pencaharian Masyarakat Tahun 2019
Petani
PNS
Karyawan Swasta
Pedagang/Wiraswasta
Tidak Bekerja
Lainnya
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
8
C. Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat di Kecamatan Pringsewu pada tahun 2012
didominasi pada rentang <Rp.1.500.000 dengan presentase 53% atau sebanyak 53
responden. Sedangkan nominal pendapatan masyarakat mayoritas sebesar
Rp.1.000.000 yakni sebanyak 14 responden. Berikut rincian pendapatan
masyarakat pada tahun 2012 dan dapat dilihat pada grafik di bawah.
Sumber : Excel, 2020
Gambar 9. Grafik Pendapatan Masyarakat 2012
Jika dilihat dari nilai Upah Minimum Provinsi (UMP) di Provinsi
Lampung tahun 2012 yaitu sebesar Rp.975.000, pendapatan rata-rata masyarakat
yang cenderung berada pada rentang <Rp.1.500.000 dan dari hasil rekapitulasi
data mayoritas pendapatan masyarakat berada di atas nilai Upah Minimum
Provinsi (UMP) yaitu sebesar 65% atau 65 responden sedangkan sebesar 35%
atau sebanyak 35 responden berada di bawah nilai UMP.
Sumber : Excel, 2020
Gambar 10. Grafik Pendapatan Masyarakat Berdasarkan UMP Tahun 2012
Pendapatan masyarakat di Kecamatan Pringsewu pada tahun 2019
didominasi pada rentang <Rp.1.500.000 dengan presentase 43% atau sebanyak 43
responden. Sedangkan nominal pendapatan masyarakat mayoritas sebesar
Rp.1.000.000 yakni sebanyak 11 responden. Berikut rincian pendapatan
masyarakat pada tahun 2012 dan dapat dilihat pada grafik di bawah.
53%
13%
6%
19%
9%
Pendapatan Masyarakat 2012
< Rp. 1.500.000
Rp. 1.500.001 - 2.500.000
Rp. 2.500.001 - 3.500.000
> Rp. 3.500.000
Tidak mempunyai pendapatan
65%
35%
Pendapatan Masyarakat Berdasarkan UMP Tahun 2012
Pendapatan di atas UMP
Pendapatan di bawah UMP
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
9
Sumber : Excel, 2020
Gambar 11. Grafik Pendapatan Masyarakat 2019
Jika dilihat dari nilai Upah Minimum Provinsi (UMP) di Provinsi
Lampung tahun 2019 yaitu sebesar Rp.2.241.269, pendapatan rata-rata
masyarakat yang cenderung berada pada rentang <Rp.1.500.000 dan dari hasil
rekapitulasi data mayoritas pendapatan masyarakat berada di bawah nilai Upah
Minimum Provinsi (UMP) yaitu sebesar 35% atau 35 responden sedangkan
sebesar 65% atau sebanyak 65 responden berada di atas nilai UMP.
Sumber : Excel, 2020
Gambar 12. Grafik Pendapatan Masyarakat Berdasarkan UMP Tahun 2019
3. Analisis Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Pekerjaan
Masyarakat
Hasil analisis crosstab (tabulasi silang) antara pekerjaan masyarakat
sebelum alih fungsi lahan dan pekerjaan masyarakat sesudah alih fungsi lahan
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Crosstab Alih Fungsi Lahan Terhadap Pekerjaan Masyarakat Pertanian
Crosstab
Perubahan Pekerjaan Masyarakat
Count Petani PNS Karyawan
Swasta
Pedagang/
Wiraswasta
Tidak
Bekerja Lainnya
Alih Fungsi Lahan Sebelum 17 17 23 25 10 8
Sesudah 10 20 21 32 9 9
43%
15%
10%
23%
9%
Pendapatan Masyarakat 2019
< Rp. 1.500.000
Rp. 1.500.001 - 2.500.000
Rp. 2.500.001 - 3.500.000
> Rp. 3.500.000
Tidak mempunyai pendapatan
35%
65%
Pendapatan masyarakat berdasarkan UMP Tahun 2019
Pendapatan di atas UMP
Pendapatan di bawahUMP
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
10
Total 27 37 44 57 19 17
Keterangan Nilai Approx. Sig
Alih Fungsi Lahan terhadap perubahan pekerjaan 0.638 0.000
Sumber : Hasil Output SPSS, 2020
Dari hasil analisis crosstab yang telah dilakukan dapat diartikan bahwa
alih fungsi lahan mempunyai dampak terhadap perubahan pekerjaan masyarakat
terutama yang bekerja sebagai petani dan pedagang. Hal tersebut sesuai dengan
hasil penelitian (Prasetya, 2015) yang menyatakan bahwa alih fungsi lahan
berdampak pada perubahan mata pencaharian masyarakat.
Sumber : Excel, 2020
Gambar 13. Grafik Perubahan Jenis Pekerjaan Masyarakat 2012-2019
Jika dilihat dari grafik di atas, perubahan jenis pekerjaan masyarakat
paling signifikan berada pada petani dan pedagang/wiraswasta. Pekerjaan
masyarakat sebagai pertani menurun sebanyak 7 orang pada tahun 2019 atau
setelah adanya alih fungsi lahan pertanian. Sedangkan pekerjaan masyarakat
sebagai pedagang/wiraswasta meningkat dari 25 orang menjadi 32 orang setelah
adanya alih fungsi lahan pertanian. Sementara untuk pekerjaan masyarakat
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan swasta, dan lainnya tidak terlalu
signifikan. Masyarakat yang terkena dampak alih fungsi lahan berkaitan dengan
mereka yang bekerja sebagai petani dan pedagang/wiraswasta. Semakin
sempitnya lahan pertanian sebagai akibat dari terus bertambahnya jumlah lahan
pertanian yang beralih fungsi, akan mengurangi jumlah garapan, dan pada
akhirnya akan berdampak pada berkurangnya lapangan kerja buruh tani
(Pakpahan dkk, 1993 dalam Hatu, A Rauf, 2018). Peran Kecamatan Pringsewu
sebagai pusat perdagangan dan jasa juga menjadi sebab banyak masyarakat yang
beralih pekerjaan ke pedagang/wiraswasta. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
analisis berdasarkan data responden masyarakat di Kecamatan Pringsewu.
Mayoritas masyarakat yang pada awalnya bekerja sebagai petani dan buruh tani
berubah menjadi pedagang/wiraswasta yaitu sebanyak 6 orang, 1 orang berubah
menjadi PNS, 1 orang menjadi ibu rumah tangga, dan 9 orang tetap menjadi
petani. Sedangkan masyarakat yang berubah pekerjaan menjadi
pedagang/wiraswasta berasal dari karyawan swasta sebanyak 3 orang, petani
sebanyak 6 orang dan masyarakat yang awalnya tidak mempunyai pekerjaan
sebanyak 2 orang. Rincian data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
17 17
23 25
10 810
20 21
32
9 9
0
10
20
30
40
Petani PNS KaryawanSwasta
Pedagang/Wiraswasta
TidakBekerja
Lainnya
Perubahan Jenis Pekerjaan Masyarakat
Sebelum
Sesudah
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
11
Tabel 3. Perubahan Pekerjaan 2012-2019
Jenis Pekerjaan 2012 2019 Keterangan
Petani 17 9
1 beralih menjadi PNS
6 beralih menjadi Pedagang/Wiraswasta
1 beralih ke pekerjaan lain
PNS 17 17
Karyawan Swasta 23 18 3 beralih menjadi Pedagang/Wiraswasta
2 beralih menjadi Tidak Bekerja
Pedagang/
Wiraswasta 25 21
2 beralih menjadi Tidak Bekerja
1 beralih ke pekerjaan lain
Tidak Bekerja 10 4
1 beralih menjadi PNS
3 beralih menjadi Karyawan Swasta
2 beralih menjadi Pedagang/Wiraswasta
Lainnya 8 6 1 beralih menjadi PNS
1 beralih menjadi Tidak Bekerja
Sumber : Excel, 2020
4. Analisis Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap
Pendapatan Masyarakat
Hasil analisis crosstab (tabulasi silang) antara pendapatan masyarakat
sebelum alih fungsi lahan dan pendapatan masyarakat sesudah alih fungsi lahan
dapat dilihat pada tabel 4. Dari hasil analisis crosstab yang telah dilakukan dapat
diartikan bahwa alih fungsi lahan mempunyai dampak terhadap perubahan
pendapatan masyarakat terutama yang bekerja sebagai petani dan pedagang. Hal
tersebut sesuai dengan teori Totok Mardikanto (2003) yang menyatakan bahwa
alih fungsi lahan berpengaruh pada perubahan pendapatan petani dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari tabel 4. dapat dilihat perubahan pendapatan
masyarakat sebelum dan sesudah alih fungsi lahan yaitu masyarakat dengan
pendapatan berada pada rentang <Rp.1.500.000 berkurang sebanyak 10
responden, pendapatan dengan rentang sebesar Rp.1500.001 - 2.500.000
bertambah sebanyak 2 responden, pendapatan dengan rentang sebesar
Rp.2.500.001 - 3.500.000 bertambah sebanyak 4 responden, pendapatan dengan
rentang sebesar >Rp.3.500.000 bertambah sebanyak 4 responden, dan masyarakat
yang tidak mempunyai pendapatan tetap berjumlah 9 responden. Hasil analisis
crosstab (tabulasi silang) antara pendapatan masyarakat sebelum alih fungsi lahan
dan pendapatan masyarakat sesudah alih fungsi lahan dapat dilihat pada tabel dan
grafik berikut.
Tabel 4. Crosstab Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pendapatan
Masyarakat
Crosstab
Perubahan Pendapatan Masyarakat
Count < Rp.
1.500.000
Rp.
1.500.001
-
2.500.000
Rp.
2.500.001
-
3.500.000
> Rp.
3.500.000
Tidak
mempunyai
pendapatan
Alih Fungsi Lahan Sebelum 53 13 6 19 9
Sesudah 43 15 10 23 9
Total 96 28 16 42 18
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
12
Keterangan Nilai Approx. Sig
Alih Fungsi Lahan Terhadap Perubahan Pendapatan Masyarakat 0.501 0.000
Sumber : Hasil Output SPSS
Sumber : Excel, 2020
Gambar 14. Grafik Jenis Pekerjaan yang Mengalami Perubahan Pendapatan
Dampak Alih Fungsi Lahan Menurut Masyarakat
Berdasarkan grafik di bawah, masyarakat yang menjawab bahwa terdapat
dampak dari alih fungsi lahan yang terjadi sebanyak 76% atau 76 orang
sedangkan yang tidak merasakan dampak apapun sebanyak 24% atau 24 orang.
Data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut.
Sumber : Excel, 2020
Gambar 15. Grafik Dampak Alih Fungsi Lahan Menurut Masyarakat
Bentuk dampak alih fungsi lahan menurut masyarakat berupa perubahan
pekerjaan, lahan pertanian berkurang, menurunnya pendapatan, terjadi persaingan
antar pedagang karena jumlah pedagang bertambah banyak, dan lainnya. Menurut
mayoritas masyarakat yaitu sebanyak 39% atau 30 responden, bentuk dampak alih
fungsi lahan berupa “terjadinya persaingan antar pedagang karena jumlah
pedagang bertambah banyak”. Masyarakat yang menjawab bentuk dampak alih
fungsi lahan berupa “beralih profesi/pekerjaan” sebanyak 20% atau 15 responden.
Masyarakat yang menjawab dampak alih fungsi lahan berupa menurunnya
pendapatan petani sebanyak 13% atau 10 responden. Sedangkan, masyarakat yang
menjawab bentuk dampak alih fungsi lahan berupa “lahan pertanian berkurang”
sebanyak 28% atau 21 responden. Data tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.
25%
5%
16%36%
13%5%
Jenis Pekerjaan yang Mengalami Perubahan Pendapatan
Petani
PNS
Karyawan Swasta
Pedagang/Wiraswasta
Tidak Bekerja
Lainnya
76%
24%
Dampak Alih Fungsi Lahan
Ada dampak yangdirasakan
Tidak ada dampak apapun
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
13
Sumber : Excel, 2020
Gambar 16. Grafik Bentuk Dampak Alih Fungsi Lahan Menurut Masyarakat
Bentuk dampak alih fungsi lahan yang dominan menurut masyarakat pada
hasil rekapitulasi data sudah sesuai dengan kondisi di lapangan yaitu “lahan
pertanian berkurang” yang telah dibuktikan pada hasil analisis sasaran 1,
kemudian masyarakat mayoritas “beralih profesi” menjadi pedagang/wiraswasta
yang dibuktikan pada hasil analisis pada sasaran 2, dan membuat “terjadi
persaingan antar pedagang karena jumlah pedagang bertambah banyak”.
KESIMPULAN
Alih fungsi lahan pertanian yang terjadi di Kecamatan Pringsewu dari
tahun 2012-2019 sebesar 211,42 Ha. Namun berdasarkan RDTR, penggunaan
lahan di wilayah Kecamatan Pringsewu sudah sesuai. Sehingga apabila lahan di
Kecamatan Pringsewu dialihfungsikan sebagai lokasi perdagangan dan jasa tidak
ada pengaruhnya terhadap sumbangsih Kecamatan Pringsewu terhadap ketahanan
pangan nasional. Adanya alih fungsi lahan di Kecamatan Pringsewu
mempengaruhi pekerjaan masyarakat terutama masyarakat yang bekerja sebagai
petani dan pedagang. Sementara untuk pekerjaan masyarakat sebagai Pegawai
Negeri Sipil (PNS), karyawan swasta, dan lainnya tidak terlalu signifikan. Hal ini
dikarenakan pekerjaan mereka tidak bergantung pada lahan pertanian. Sedangkan
alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan pendapatan masyarakat memiliki
hubungan keterkaitan yang cukup erat. Hal ini dibuktikan pada hasil rekapitulasi
data yang menyatakan bahwa masyarakat di Kecamatan pringsewu cenderung
mengalami perubahan pendapatan setelah adanya alih fungsi lahan. Sebanyak 67
responden mengalami perubahan pendapatan, sedangkan 33 responden tidak
mengalami perubahan pendapatan. Masyarakat yang mengalami kenaikan
pendapatan sebanyak 46 responden dan yang mengalami penurunan pendapatan
sebanyak 21 responden. Kenaikan pendapatan cenderung dialami oleh masyarakat
yang tetap bekerja sebagai pedagang, petani yang beralih menjadi pedagang dan
masyarakat yang awalnya tidak bekerja menjadi memiliki pekerjaan. Sedangkan
masyarakat yang tidak mengalami perubahan pendapatan adalah masyarakat yang
bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Karyawan Swasta. Bentuk
dampak alih fungsi lahan yang dominan menurut masyarakat pada hasil
rekapitulasi data sudah sesuai dengan kondisi di lapangan yaitu “lahan pertanian
berkurang”, “beralih profesi/pekerjaan” dan “terjadi persaingan antar pedagang
karena jumlah pedagang bertambah banyak”.
20%
28%
13%
39%
Dampak Alih Fungsi Lahan Menurut Masyarakat
Beralih profesi/pekerjaan
Lahan pertanian berkurang
Menurunnya pendapatan petani
Persaingan antar pedagang karna jumlahpedagang bertambah banyak
De’vega Claudia Evangeliesta, Zulqadri Ansar, S.T., M.T.
Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Pekerjaan dan Pendapatan
Masyarakat di Kecamatan Pringsewu
14
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar Pemerintah Kabupaten
Pringsewu dan Kecamatan Pringsewu dapat memberikan sosialisasi kepada
masyarakat agar mereka dapat mengerti dampak alih fungsi lahan yang tidak
terkendali kedepannya. Pihak pemerintah juga diharapkan mampu mengontrol
kembali pembangunan permukiman yang dilakukan oleh masyarakat dengan lebih
selektif lagi dalam memberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sehingga tidak
akan mengganggu Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Masyarakat di
Kecamatan Pringsewu diharapkan dapat memahami dampak yang akan terjadi
sebelum melakukan alih fungsi lahan secara pribadi. Masyarakat juga diharapkan
mampu mematuhi aturan pemerintah dengan tidak melakukan alih fungsi lahan
secara ilegal atau melakukan pembangunan tanpa ada izin terlebih dahulu.
Sedangkan penelitian selanjutnya diharapkan mampu mendapatkan responden
yang lebih banyak dengan nilai signifikansi sebesar 5% dan menggunakan metode
pengambilan sampel berupa proportional random sampling sehingga data
persebaran sampel lebih merata. Variabel yang digunakan juga dapat ditambah
lagi, kemudian teknik pengumpulan data dilakukan lebih mendalam agar dapat
merepresentasikan kondisi masyarakat secara detail perkelurahan di Kecamatan
Pringsewu.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, Yuyut. (2015). Perubahan Penggunaan Lahan Sawah Menjadi
Permukiman di Kecamatan Pringsewu Tahun 2010-2014. Jurnal Pendidikan
Geografi : Universitas Lampung.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pringsewu. 2019. Dokumen
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pringsewu 2011-2031. Pringsewu.
Badan Pusat Statistika Kabupaten Pringsewu. 2017. Kecamatan Pringsewu dalam
Angka 2019. Pringsewu.
Fathurrakhman, Josan. (2016). Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Sawah
Menjadi Permukiman di Kabupaten Pringsewu Tahun 2012-2014. Jurnal
Pendidikan Geografi : Universitas Lampung.
Grafik 10 Provinsi dengan produksi padi terbesar 2017 dalam
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/01/15/inilah-lumbung-
padi-nasional, diakses pada 7 Agustus 2020 pukul 07.09.
Hatu, A Rauf. 2018. Problematika Tanah : Alih Fungsi Lahan dan Perubahan
Sosial.
Mardikanto, Totok. 2003. Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pembangunan
dalam Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Bogor : IPB
Press.
Prasetya, Dwi. (2015). Dampak Alih Fungsi Lahan dari Sawah ke Tambak
Terhadap Mata Pencaharian Masyarakat Desa (Studi Kasus di Desa
Cebolek Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati). S1 Skripsi,
Universitas Negeri Semarang.