lllrepository.unair.ac.id/85752/2/artikel pengaruh...adauya komorbiditas dermatitis atopik,...

14
Bcrkala lllnu Keschatan Kulit dan Kelamin Periodical of Dermatologt and Venereologt p‐ ISSN 1978‐ 4279 e‐ ISSN 2549-4082 Vol.31/No.2/Agustus 201 DAFTAR IS r (CO,rrrENr,9) Halaman Susunan Dewan Penyunting Editorial Pedoman bagi Penulis ARTIKEL ASLI l- Artikel asli: Profil Kadar CXCL l0 Serum pada Pasien Vitiligo Di Unit Rawat Jalan Kesehatan Kulit Dan Kelamin RSUD Dr Soetomo Surabaya (Original afiicle: ProJile of The Amount of Serum CXCL t0 At Outpatient Clinic Soetomo Hospital) Ardhiah Iswanda Putri, Sawitri, Diah Mira Indramaya 84‐ 90 2.Eflkasi Seramid,Mcnt01,dall Polidokan01 dibandi襲 kan」 cli Petrolatum terhadap Kcparahan Dcrrnatitis AtOpik Rlllgan 0/CeFa″ J″ Ma″ 励οみ α″″ Pa″ ″οノω ″ ψ α ,で ごゎ rraあ rfr″ rOWα Sの `″ クリ ri右 ″И raPた D′ `村 Dewi Nurasrifah, Menul Ayu Unrborowati, Diah Mira Indramaya, Iskandar Zulkarnain, Cita Rosita Sigit Prakoeswa 91‐ 97 3. Evaluasi Penggunaa, Terapi ropikal rretinoin O,lva padastriae Albae (Evaluation o.f rretinoin 0,196 Topical rreatmentfor striae Albae patients) Densy violina Hamanti, M. yulianto Listiawan, Linda Astari, willy Sandhika 4. Hubungan antara Kadar Cll+ 6snga6 Angka Kejadian Intbksi Menular Seksual pada pasien HIV/AIDS (Cb″ 旅ガ arfο b′ んν ``″ cDイ +Cο ″″′`″ rs ttrFl nwiArDSp Allcclla Soenardi,Prasctyadi Mawardi and Incidence of Serually Transmitted Infections in 5. Pengaruh Dermatitis Atoplk, Urtikaria dan Gangguan Saluran Cema sebagai Komorbiditas dalam Perbaikan Klinis dan Kepuasan Orang Tua Pasien pada Anak Alergi dengan Gejala Saluran Nafas Tingkat Moderate-Persistent yang Mendapatkan Imunoterapi Alergen Debu Rumah (Efibcts of Atopic Dennatitis, lJrtikaria ond Gastrointestinal Disorclers as co-morbidity in Cliniral Improvement and Parenl Satisfoction in Children with Modetate-persistenl Airwav Sympton* of Allerg' who Get House Dust Allergen Innzunotherapy) Anang Endaryanto PcngaFLL Vita血 nl)3 pada]〕 matitis Atopik Anak di lndonesia lttcFa/77′ α″ IPr D3 ο″ θ″ゴα″ たノし 7物 α″ ris J“ a,“ ωブ Yuli Wahyu R,Isklndal・ Zulkam」 n,M.YuliantO Listiawan,TrisFumni Scwanin 98-103 104‐ 110 111‐ 122 Irmadita Citrashanty, Lisa Aditama. Christina Avanti 123_129

Upload: others

Post on 13-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ″  ヽ

    Bcrkala lllnu Keschatan Kulit dan Kelamin

    Periodical of Dermatologt and Venereologtp‐ISSN 1978‐ 4279

    e‐ISSN 2549-4082

    Vol.31/No.2/Agustus 2019

    DAFTAR IS r (CO,rrrENr,9)

    HalamanSusunan Dewan PenyuntingEditorialPedoman bagi Penulis

    ARTIKEL ASLIl- Artikel asli: Profil Kadar CXCL l0 Serum pada Pasien Vitiligo Di Unit Rawat Jalan

    Kesehatan Kulit Dan Kelamin RSUD Dr Soetomo Surabaya(Original afiicle: ProJile of The Amount of Serum CXCL t0 At Outpatient Clinic SoetomoHospital)

    Ardhiah Iswanda Putri, Sawitri, Diah Mira Indramaya 84‐90

    2.Eflkasi Seramid,Mcnt01,dall Polidokan01 dibandi襲ごkan」cli Petrolatum terhadap Kcparahan

    Dcrrnatitis AtOpik Rlllgan

    鬱“

    ッ 0/CeFa″ J″ら Ma″励οみ α″″ Pa″あ`α

    ″οノω ″ψα,でご ゎ ル rraあ rfr″ ヵ 妙 rOWα〃Sの

    `″クリ

    ri右″ИraPた D′″"α

    ″`村Dewi Nurasrifah, Menul Ayu Unrborowati, Diah Mira Indramaya, Iskandar Zulkarnain, Cita

    Rosita Sigit Prakoeswa91‐97

    3. Evaluasi Penggunaa, Terapi ropikal rretinoin O,lva padastriae Albae(Evaluation o.f rretinoin 0,196 Topical rreatmentfor striae Albae patients)

    Densy violina Hamanti, M. yulianto Listiawan, Linda Astari, willy Sandhika

    4. Hubungan antara Kadar Cll+ 6snga6 Angka Kejadian Intbksi Menular Seksual pada pasienHIV/AIDS

    (Cb″旅ガarfο″ b′んν``″

    cDイ+Cο″″′|Pα″

    `″

    rs ttrFl nwiArDSp

    Allcclla Soenardi,Prasctyadi Mawardi

    and Incidence of Serually Transmitted Infections in

    5. Pengaruh Dermatitis Atoplk, Urtikaria dan Gangguan Saluran Cema sebagai Komorbiditasdalam Perbaikan Klinis dan Kepuasan Orang Tua Pasien pada Anak Alergi dengan GejalaSaluran Nafas Tingkat Moderate-Persistent yang Mendapatkan Imunoterapi Alergen DebuRumah

    (Efibcts of Atopic Dennatitis, lJrtikaria ond Gastrointestinal Disorclers as co-morbidity inCliniral Improvement and Parenl Satisfoction in Children with Modetate-persistenl AirwavSympton* of Allerg' who Get House Dust Allergen Innzunotherapy)Anang Endaryanto

    6´ PcngaFLL Vita血 nl)3 pada]〕matitis Atopik Anak di lndonesia

    lttcFa/77′ α″IPr D3 ο″′θ″ゴα″`α

    ノリたノし7物α″ris J“ ルa,“ωブリYuli Wahyu R,Isklndal・ Zulkam」n,M.YuliantO Listiawan,TrisFumni Scwaningum,

    98-103

    104‐ 110

    111‐122

    Irmadita Citrashanty, Lisa Aditama. Christina Avanti 123_129

  • ア  ヽ Pengaruh Dermatitis Atopik, Urtikaria dan Gangguan Saluran Cerna

    sebagai Komorbiditas dalam Perbaikan Klinis dan Kepuasan Orang TuaPasien pada Anak Alergi dengan Gejala Saluran Nafas Tingkat Moderate-Persistent yang Mendapatkan Imunoterapi Alergen Debu Rumah

    Effects of Atopic Dermatitis, lJrtikaria and Gastrointestinal Disorders as co-morbidity in Clinieal fmprovement and Parcnt Satisfaction in Children withModerote-Persistent Airway symptoms of Alrergy who Get House DustAllergen Immunotherapy

    Anang EndaryantoDivisi Alergi htunologi Departemen/Staf Medik Fungsional llmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran (Jniversitas Airlangga/Rurnah Sabit (Jruum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

    ABSTRAKLatar Belakang: Rendahnya etbltivitas imunoterapi dan kepuasan orang nta perlu dieksplorasi untuk menurunkan angkadropttut imwrcterapi yang masih tinggi. Tujuan: mengevaluasi pengaruh keberadaan gejala alergi di luar saluran nafas padaefektivitas imunoterapi dalam meredakan gejala alergi dan kepuasan para orang tua. Metode: penelitian dilaksanakan mulaiI Januari ?008 sampai 3l Dcsenrber 2018 dengan disain kohort retropektifpada anak alergi debu runah dengan gejalasaluran nafas rnodetate-persislent yang diberikan imunoterapi alergen debu rumah subkutat. Setelah tase rumatanimunoterapi selesai, tingkat Sangguan kualitas hidup dan Ii'ekuensi gejala, jumlah hari/minggu bebas gejala alergi, dantingkat kepuasan orang tua dievaluasi dalam 30 hari. Hasil: Sejumlah 100 o/o,Ju.i total subjek penelitian (2,171 pasien)sensitif parla alergen debu rumah dengan gejala saluran nafas. Sebesar '?9.7 ahpasienmembaik menjadi mild-irtermittent.Reratajumlah hari bebas gejala pada 30 hari paska tbse rurnatan imunorerapi adarab 25,1 + g,3r hari. Tingkat kepuasan yangtinggi dinyatakan oleh 72'9 o/o orangita pasien. Adauya komorbiditas dermatitis atopik, urtikariq dan gejala alergi salurancerna tidak berpengaruh terhadap skor perbaikan gejala alergi saluran nafas. Keberadaan dermatitis ut rpit , o.tit".iu, a-gangguan saluran cerna berkorelasi dengan penurunan jumtah hari bebas gejala. Simpulan: Keberadaardermatitis atopikurtikaria, dan gangguan saluran cerna sebagai komorbiditas tidak menurunkan etbktivitas imunoterapi alergen debu rumahdalam meredakan gejala alergi saluran nafas, tetapi menurunkan jumlah harilminggu bebas dari gejala alergi dan tingkatkqruasan orang fua pasien.

    Kata kunci: alergi debu nrnrah, gejala saluran nafas, imunoterapi, gejala komorbiditas, efellivitas. kepuasan orang tuapasien.

    ABSTRACTBackground: The low effectiveness of immunotherapy and parental satisthction needs ro be explored to reduce the highimmunization dropout rate. Objective: to evaluate tle ellbct of the presence of allergic symptoms outside the airway on theeffectiveness of immunotherapy in relieving allergic symptoms and parent's satisfaction. Methods: The retrospective cohortshrdy was conducted ltom January to December 2018 in house dust allergic chiklren with moderate-persistent airways)nnptonrs who were given subcutaneous house dust allergen immunotherapy- AIter the maintenance phase ofimmunotherapy completed, the quality of litb, liequency of symptoms, number of days/weeks l'ree of allergy syrnptoms, andthe level of satislhction of parents evaluated in 30 days. Results: All of the study subjects rvere sensitive to house dustallergens with respiratory symptonrs' As much as 79.7Yo of patients improve to be mild-intermittent. The average number ofsymptom free days after the maintenance phase of irnmunotherapy was 25.1+g.31 days. A high level of satisfaction wasexpressed by 72'9% of patient's parents. The plesence of all comorbiditics had no eflbct on the improvernent of respiratorytract allergies' but had correlation *'ith a decrease in the numher of symptorn free days. conclusions: The presence of atopicdennatitis, urticaria, and gastrointestinal disorders as comorbidities does not reduce the eli'ectiveness ofhouse dust allergenimmunotherapy ia relieving symptoms of respiratory tract allergies, but decreases the number of days/weeks tiee of allergysymptoms and the level ofsatisfaction ofpatient,s parents.

    Ke5'rvords: house dust allergy, airway symptoms, immunothemp% symptoms of comorbidity, effectiveness, parent,ssatisfaction.

    111

  • Pengaruh Dermatitis Atopilq Urtikaria dan Gangguan Saluran Cernasebagai Komorbiditas dalam Perbaikan Klinis dan Kepuasan Orang TuaPasien pada Anak Alergi dengan Gejala Saluran Nafas Tingkat Moderate-Persistent yang Mendapatkan Imunoterapi Alergen Debu Rumah

    Efficts of Atopic Dermatitis, Urtikaria and Gastrointestinal Disorders ss co-morhidity in Clinical fmprovement ond Parent Satisfoction in Children withModerate-Persistent Airway Symptoms of Allergt who Get House DustAUergen fmmunotherapy

    Anang EndaryantoDivisi Alergi lruunologi Deparlemen/Staf Medik Fungsional llmu Kesehatan AnakFakultas Kedoheran Universitas Aiilangga/Rwnah Sakit (Jmum Daerah Dr. Soetomo Surabal,o

    ABSTRAKLatar Belakang: Rendahaya etbktivitas imuaoterapi dan kepuasan or"ng tua perlu dieksplorasi unhrk menurunkan angkadropout irnunoterapi yang nrasih tinggi. Tujuan: mengevaluasi pengaruh keberad.aan gcjala alergi di luar saluran nafas padaefektivitas inrunoterapi dalam meredakan gejala alergi dan kepuasan para orang tua. Metode: penelitian dilaksanakan mulaiI Januari 2008 sampai 3l Desember 2018 dengan disain kohort retropektifpada anak alergi debu rurnah dcngan gejalasaluran nafas modetate-persistent yang diberikan imunoterapi alergen debu rumah subkutatr. Setelah thse rumatanimunoterapi selesai, tingkat gangguan kualitas hidup dan li'ekuensi gejala, jumlah hari/minggu bebas gejala alergi. dantingkat kepuasan orang tua dievaluasi dalam 30 hari. Hasil: Sejunrlah 100 % tlar.i toral subjek penelitian (2,171 pasien)sensitif pada alergen debu rumah dengan gejala saluran nafas. Sebesar 79,'l oh pasien membaik rnenjadi mild-intermittent.Rerata jumlah hari bebas gejala pada 30 hari paska tbse rumatan imunoterapi adalab 25, l + g,3 l hari. Tingkat kepuasan yangtinggi dinyatakan oleh 12,9 Yo otangtrta pasien. Adanya komorbiditas dermatitis atopik, urtikaria, dan gejala alergi salurancema tidak berpengaruh terhadap skor perbaikan gejala alergi saluran nafas. Keberadaan dermatitis atopik, urtikaria, dangangguan saluran cerna berkorelasi dengan penurunanjumlah hari bebas gejala. Simpulan: Keberadaao dermatitis atopikurtikaria, dan gangguan saluran cerna sebagai komorbiditas tidak menurunkan etlktivitas imunoterapi alergen debu rumahdalam meredakan gejala alergi saluran nafas, tetapi menurunkan jumlah harilminggu bebas dari gejala alergi dan tingkatkqruasan orang tua pasien.

    Kata kunci: alergi debu nrmah, gejala saluran nafas, imunoterapi, gejala komorbiditas. efektivitas, kepuasan orang tuapasien.

    ABSTRACTBackground: The low effectiveness ofimmunotherapy and parental sarisfaction needs to be explored to reduce the highimnlunization dropout rate. Obiective: to evaluate the ellbct ofthe presence ofallergic symptoms outside the airway on theeffectiveness of immunotherapy in relieving allergic symptoms and parent's satisfaction. Methods: The retrospective cohortshrdy was conducted liom January to December 2018 in house dust allergic children *ith moderate-persistent airwaysymptoms who were given subcutaneous house dust allergen immunotherapy. Alier the maintenance phase ofimmunotherapy completed, the quatity of litb, frequency of symptoms, number of days/weeks liee of allergy symptoms, andthe level ofsatisfhction ofparents evaluated in 30 days. Results: All ofthe study subjects rvere sensitive to house dustallergens with respiratory symptoms. As much as 79.7o/o of patieats improve to be mild-intermittent. The average number ofsymptom free days after the maintenance phase of irnmunotherapy wa"s 25.1+8.31 days. A high tevel of satisfaction wasexpressed by 72.9% of patient's parents. The presence of alt comorbiditics had no effect on the improvement of respiratorytract allergies' but had correlation s'ith a decrease in the number of symptom free days. Conclusions: The presence of atopicdermatitis, unicaria, and gashointestinal disorders as comorbidities does not reduce the ell'ectiveness ofhouse dust allergenimmunotherapy in relieving symptorns of respiratory tract allergies, bur dccreases the number of days/weeks {iee of allergrysymptoms and the level ofsarisfaction ofpatient,s parenls.

    Keywords: house dust allergy, aitway synptoms, immunotherapyt symptoms of comorbidiry, elTectiveness, parent,ssatisfaction.

    lll

  • Berl":alallryuKesehatanKulitdanKelamin-PeriodicalofDetmatologtatdVenet'eologt Vol.il/No.)iAgustus 2019

    Alamat koresponsdensi

    Anang Endaryanto, Divisi Alergi Imunologi Depanernen/Stal'Medik Fungsional Ilmu Kesehar,n Anak Fakultas KedokteranUniversitad Airlangga./Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetorno, Jl. Mayl'en Prof. Dr. Moestopo No 6-8 Sur.abaya 60131,Indonesia. Telepon: +62811327431. e-mail: [email protected]

    PENDAHULUANPrevalensi alergi saluran nafas di dunia maupun

    di lndonesia terus meningkar, terutama yangdisebabkan alergen debu rumah.r-3 Gejala alergiterhadap debu rumah meliputi asma, rinitis, bronkitis,dan sinusitis.a Selain gejala pada saluran nafas, gejalaalergi pada organ lain yang tersering adalah dermatitisatopik, urtikaria, dan gangguan saluran cerna. Gejalaalergi di luar saluran nafas pada umumnya disebabkanoleh alergi makanan.5,6 Imunoterapi alergcn deburumah adalah solusi yang efektif untuk pasien alergidengan gejala di saluran nafas yang sensitif terhatlapalergen debu rumah.e-I2 Efektifitas imunoterapi dankepuasan orang tua yang anaknya mendapatkanimunoterapi berbeda antara pasien satu dengan pasienyang lain, dan hal ini dapat berpengaruh pada angkadtopout.tir6 Ang$a dropoul program imunoterapicukup tinggi, mencapai 32,4 oh pada imunoterapisubkutau dan 39,0 Yo pada imunoterapi sublingual.r?Diduga efektifitas imunoterapi dan kepuasan orangtuaterhadap program imunoterapi dipengaruhi olehgagalnya penanganan gejala alergi di luar organsaluran nafas yang memang bukan merupakan targetorgan imunoterapi alergen debu rumah.r6-r8 Saat inibelum diketahui sejauh mana keberadaan gejala alergidi luar saluran nafas berpengaruh pada efektivitasinrunoterapi alergen debu rumah dan kepuasan paraorang tua pada program imunoterapi yang diberikankepada aaak-anaknya.

    Efektivitas imunoterapi dalam mengendalikangejala alergi dan tingkat kepuasan masyarakatterhadap imunoterapi sangat penting dalam rangkapengendalian angka dropoul imunoterapi pada anak.l6-rE Penyebab rendahnya efektivitas imunoterapi padapasien tertentu dan rendahnya kepuasan orang tuapasien tertentu harus dieksplorasi sebagai bahan untukmencari solusi. Bila penyebab dapat diketahui makasolusi terhadap masalah tersebut lebih rnudah dicapai.Apabiia solusi tersebut belum ada maka angkadropout imunoterapi akan tetap tinggi dengan akibatketidakberhasilan dalam menurunkan prevalensialergi saluran nafas yang tingkat keparahannya sangatditentukan oleh alergi debu runah.

    Tujuan dari penelitian ini adalah unrukmengevaluasi pengaruh. apakah keberadaan gejalaalergi di luar saluran nafas, sepe.rti dermatitis atopik,urtikaria, dan gangguan saluran cerna pada efektifitasimunoterapi dalam menurunkan gejala alergi danberpengaruh pada tingkat kepuasan para orang tua

    ttz

    pada program terapi yang diberikan pada anak-anaknya.

    METODEDisain penelifian dan polulasi

    Penelitian dengan disain kohort retropektif inimenganalisis 2.171 anak yang didiagnosis alergi deburumah dengan gejala saluran nafas moderate-persi,stent dan diberikan imunoterapi alergen debururnah subkutan oleh dokter spesialis anak konsultanalergi imunologi. Semua pasien tersebut berasal dariru.jukan dokter spesialis anak atau dokter umum dariberbagai wilayah di Indonesia dalam kurun waktu l0tahun ( I Januari 2008 sarnpai 31 Desember 2018)-Diagnosis alergi ditegakkan berdasarkan padakeluhan, gejala klinis, pemeriksaan klinis,pemeriksaan penunjang (foto rontgen dada, fotowatets, IgE total), dan uji tusuk kulit (skin prick tests).Semua pasien yang diikut sertakan dalam penelitianini adalah pasien dengan hasil uji tusuk kulit yangpositif terhadap alergen debu rumah. Alergen untukuji tusuk kulit diproduksi oleh unit produksi ekstrakalergen dan irnunoterapi Instalasi Farmasi RSUDDr.Soetomo. Semua pasien yang hasil uji tusukkulitnya positifterhadap alergen makanan dan alergenbulu binatang juga dimasukkan pada penelitian inidengan syarat hasil uji tusuk kulit terhadap alergendebu rumah juga positif. Sensitivitas terhadap alergen(debu rumah, makanan, dan bulu binatang)disimpulkan bila diameter "wheaf' yang disebabkanoleh alergen yang diuji lebih besar atau sama dengan"wheal" yang disebabkan oleh histamin.

    Pasien yang tidak sensitifrerhadap alergen debururnah dieksklusi dari penelitian ini" pasien yangdiinklusi dalam penelitian ini termasuk pasien dengangejala saluran nafas (asma, rirritis, bronkitis, dansinusitis) dan gejala di luar saluran nafas (dermatitisatopik, urtikaria. dan gangguan saluran cerna).

    Tingkat keparahan (severi4) alergi dengangejala saluran nafas ditentukan dari kornbinasi antaraganggualr kualitas hidup yang diderita utak (nild,moderale, severe) dan tiekuensi gejala (intermittenl,persistent). Klasifikasi mild bila tidak ada gangguankualitas hidup pada pasien (tidur normal, tidakterdapat gangguan aktivitas harian, tidak terdapatpenurunan produktjvitas sekolah, gejala tidakmengganggu), dan sebagai moderote bila terdapatgangguan sedang dari kualitas hidup (tidur kadangterbangun, terdapat gangguan aktivitas harian,

    、 

     

  • И″″々 イズs″

    rcnBilur r-rcrtnauus Arup[, urKila w uugguu Daluu Lcre sgoaBilKomortiditas dalam Perbaikan Klinis dan Kqruasan Orang Tua pasien padaAnak Alergi dengan Gejala Saluran Nat'as Tingkat Moderate-persistent yang

    terdapat penunrnan produktivitas sekolah, gejalamengganggu), dan severe terdapat gangguan kualitashidup yarig parah (tidur sering bangun, terdapatgangguan berat aklivitas harian, tidak masuli sekolah,gejala sangat mengganggu). Klasifikasi intemtittentbila gejala kurang dai 4 hai,/mitlggu atau kurang dari4 minggu berturut-turut, dan persistez! apabila gejalalebih dari 4 harilminggu atau lebih dari 4 mingguberturut-nrut. Populasi yang dimasukkan dalampenelitian ini adalah pasien alergi debu rumah dengangejala saluran nafas moderate-persistent.

    Data yang didokumentasi oleh peneliti saatpasien memulai imunoterapi adalah unrur, jeniskelamin, asal rujukan, kualifikasi dokter yan1merujuk, keluhan, gejala klinis (saluran nafas dan diluar saluran nafas), tingkat keparahan (gangguankualitas hidup dan fi.ekuensi gejala), hasilpemeriksaan penunjang (foto rontgen dada, fototeaters, IgE total), dan hasil uji tusuk kulit {skin prick/es'r,s).

    Tiga puluh hari setelah imunoterapi fase rumatanselesai, data tingkat keparahan (gangguan kualitashidup dan frekuensi gejala), jumlah hari bebas gejalaalergi durante 30 hari, dan tingkat kepuasan oraog tuapasien pada perbaikan gejala klinis alergididokumenrasikan. prorokol penelitian telahmendapatkan serrifikat laik etik dari Komite EtikPenelitian Kesehatan RSUD Dr. Soetomo dengan no.3 96/Panke. KKE N I\ / 20 I S.

    ImunoterapiSemua pasien diberikan imunoterapi oleh dokrer

    spesialis anak konsultan di Surabaya dan dokterspesialis anak yang melakukan rujukan (setelahmendapatkan surat rujuk balik beserta jadwal danekstrak alergen imunoterapi dari dokter spesialis anakkonsultan). Imunoterapi diberikan denganmenggunakan ekstrak alergen debu rumah produksiUnit Produksi Ekstrak Alergen dan ImunoterapiInstalasi Farmasi RSUD Dr.Soetomo. Imunoterapidiberikan dalam Z tase. Fase pertama adalah t-aseinitial (built-up) diberikan I kali per minggu suntikanzubkutan (sampai 14 kali dalam 14 minggu) denganmenggunakan ekstrak alergen debu rumah 0,05mg/ml yang diberikan dengan dosis 0,i mlditingkatkan 50 % setiap kunjungan (0,1 ml, 0,15 ml,0,22 mL,0,32 ml, 0,48 ml, 0,72 ml, 1,0 ml), dansetelah 7 kunjrngan diulang kembali dengan wutandosis vang sama (O,lml, 0,15 ml, 0,22 m|0,J2 ml,0,48 rnl, 0,72 mI, 1,0 ml). Fase kedua yaitu faserumatan diberikan I kali per 3 minggu (sampai 14 kalidalam 42 minggu) dengan menggutrakan ekstrakalergen debu rumah 0,5 mglml yang diberikan

    Dcbu Rlllnah

    dengan dosis tetap sebesar 0.1 ml sampai 14 kalisuntikan subkutan.

    Oatcome penelitienEfikasi imunoterapi diklasifikasikan dalam 2

    kategori yaitu perbaikan gangguan kualitas hidupyang diderita anak dan jumlah hari pasien bebas darigejala alergi. Perbaikan gangguan kualitas hidup yangdiderita anak {mild, moderate, severe) dan frekuensigejala (intermittent, persistent). Bila telap moderate_persistent diberikan skor l, bila membaik menjadintoderate-interniftent diberi skor 2, dan bila menjadimild-intermittenr diberi skor 3. Jumlah hari pasienbebas dari gejala alergi baik gejala alergi pada salurannafas maupun gejala alergi di luar saluran nafirs.Jumlah hari/minggu pasien bebas dari gejala jugadianalisis secara kualitatif dalam bentuk data ordinalyaitu: (a) kurang dari I minggu, (b) antara I minggusampai 2 minggu, (c) antara 2 rninggu sampai 4minggu, dan (d) Iebih 4 minggu.

    Tingkat kepuasan orang tua dianalisissecara kuantitatif diberikan skor aniara I hingga l0yang meliputi: (l) merasa puas kar.ena bebas darigejala asrna, (2) merasa puas karena bebas dari gejalarinitis, (3) merasa puas karena bebas dar.i gejalabronkitis, (4) merasa puas karena bebas dari gejalasinusitis, (5) merasa puas karena bebas dari gejaladermatitis atopik, (6) rnerasa puas karena bebas darigejala eksema, (7) merasa puas karena bebas darigejala urtikaria, (8) merasa puas karena bebas darigejala gangguan saluran cerna, (9) merasa puas karenaIi'ekuensi kambuh sudah rurun, (10) merasa puaskarena kualitas hidup meningkat. Tingkat kepuasanorang tua juga dianalisis secara kualitatif.Dikategorikan tinggi jika rnencapai angka kepuasan >80% (skor 81-100), sedangjika angka kepuasan 61yo -80% (skor 6l-80), dan rendahjika angka kepuasan <60 (skor < 60).

    Analisa statistikTabulasi silang sederhana dan statistik deskriptif

    untuk karakteristik klinis subjek penelitian diperiksamenggpnakan uji X2 dan t. Skor perbaikan gangguankualitas hidup yang diderita anak dan fi.ekuensi gejala,jurnlah hari pasien bebas dari gejala alergi, dantingkat kepuasan orang hra tidak meugikuti distribusinormal, maka untuk analisis statistik digunakanstatistik parametrik. Analisis korelasi antara variabelyang datanya bersifat nominal (ya dan tidak) denganvariabel yang datanya bersifat ord.inal sepertiperbaikan gangguan kualitas hidup dan frekuensigejala (moderate-persisten, nroderate-inte,Ttittenl,mild-intetmittenr), variabel bebas gejala (kur.ang dari1 minggu, antara I minggu sampai 2 minggu, antan 2

    rI3

  • カゼ′dα 172“ κ“σムα々 ″κ

    “/2r藁

    "Keヽα″

    "―P67:0″εα′″ Й,4 3′ ′N0 2/

    frekuensi gejala, hari bebas gejala alergi, skor tingkatkepuasan) ntenggunakan statistik parametrik ujikorelasi Spcarman. Semua analisis statistik dilakukandengan perangkat lunak SpSS, versi 2l .0 (IBM Corp.,Armonk, NY, USA). Nilai p kurang dari 0.05dianggap sigrifi kan secara starisrik.

    minggu sampai 4 -rrggu, lebih 4 minggu), danvariabel ti[gkat. kepuasan (ringgi, sedang, rendah),menggunakan statistik parametrik uji korelasikoefesien kontigensi dan Lambda. Analisis korelasiantara !'ariabel yang datanya bersifat nominal (ya dantidak) dengan variabel yang daanya bersifat interval(skor perbaikan gangguar kualitas hidup dan

    HASILDemografi Subjek penelitian

    Tabel l. Karakrerisrik dernogragi subjek peneiitianKarakterisrik

    Usia, rerata (SD) bularJcnis kelamin

    Asal

    Laki‐laki[n(%)]

    Pcrcnlpuan l■ (%)]

    Surabaya〔 n(%)]」a、曖Timw(luar suabaン)[n(ッリ]

    JaWa Ouar Jawa Timur)ln(%刃

    Diagnosis klinisLual Ja、va ln(%)]

    Alergi saluran nafas atas [n (%)]Asma alergi [n (%)]

    Rinitis alergi [n (%)]Bronlitis alcrgi [n (%)]

    Sinusiris [n (%)]

    Komotbiditas

    Rmtis+asma alcrgi ln(0/o】

    Rinitis+br01lkitls[n(%)]

    Derrrmtits atopik[n(%)]

    Urtlk・alla ln(0/o)]

    Hasil res alergi (S,Uz lesr;Cangguan salЩ an ccrna l● (%)]

    Dcbu rulllah[n(%)]

    Bulu binai,・ g[n(%)]

    Makallan in(%)]

    Dcbu rumall+makanall lll(%)]

    Dcbu nlmah+bulu binatang ln(%)]

    Efikasi imunoterapi debu.u ah-Debu runah + bulu binatang + makanan [n (%)]

    Membaik jadi mitd iltennitten, fn (yo)lMembaik ladi nild persisten ln (yo)f

    T etap moderate persistent [n (yA]

    11」122

    Tinggi〔n(%)]

    Scdang[n(0/o)]

    Rcndah「。(%)]

    68,8(43,7)

    1,3H(60F)

    860o9,6)

    870140,1)

    1038147,8)

    11(0,5)

    252(11,6)

    2171(loo)

    1,056(48,o

    558(25,7)

    942r43,4)

    76 (3,5)

    119 (5,5)

    254(11,7)

    154(7,1)

    26(l,2)

    12(0,o

    2171(10o)

    1995(91,9)

    1911(88,0)

    47(2,2)

    130(6,0)

    1865(85,91

    1 731(79,7)

    419(19,3)

    21(1,o)

    25,1(8,31)

    1 583(72,9)

    402(18,S)

    186(8,6)

    114

  • rsr8trur u€finarrus ArupK, uruilra uatr \JUBBUUI DAtUril lcr.na SCOaBAKomorbiditas dalam Perbaikan Klinis dan Kepuasan Orang Tua pasian padaAnak Alergi dengan Gejala Saluran Natas Tingkat Moderate-Persistent yang

    Tabel I dapat dilihat rerata usia pasien adalah68,8 + 43,7 bul4n, dengan jumlah pasien anak laki-laki i.3l I pasien (60,4 %). Dari total subjekpenelitian (2.171 pasien), sejumlah 100 % adalahpasien alergi debu rumah dengan gejala saluran nafas.Jumlah pasien yang berasal dari Surabaya 8?0 (40,1o/o), dari Jawa Timur (luar Surabaya) I.038 (47,8 Vo),dari Jawa (luar Jawa Tirnur) I i (0,5 %), dan dariLuar Jawa 252 {11,6 %). Pasien dengan diagnosisalergi tunggal meliputi asma alergi sejumlah 1.056(48,6Yo), rinitis alergi 558 (25,7 %), bronkitis alergi942 {43,4 Yo), dan sinusitis 76 {3,5%). Anak dengankeluhan diagnosis alergi ganda rinitis disertai asmaalergi 119 (5,5 %), rinitis disertai bronkitis 254 {11,7%). Selain menderita alergi dengan gejala di saluranriafas, pasien yang juga menderita dermatitis atopiksejumlalr 154 {7,1%;), urtikaria 26 (1,2 vo), dangangguan saitu'an cerna 12 (0,6 %). Hasil uji tusuk

    Dcbu Ruimh

    kulit menunjukkan semua pasien sensitif terhadapalergetr debu rumah 2.171 (100 %), pasien sensitifpada alergen bulu binatang 1.995 (91.9 %), dansonsitif terhadap alergen makanan 1.911 (88,0 %).Pasien yang sensitif alergen debu rumah darr alergenmakanan sebanyak 47 (2,2 %). Pasien yang sensitifalergen debu rumah dan bulu binatang sejumlah 130t6,0 %)" Pasien yang sensitif alergen debu rumah,alergen makanan, dan bulu binatang sejumlah 1.865(85,9 %). Setelah fase initial dan rumatanimunoterapi selesai, sebagian besarpasien 1.731 ('79,7%) membaik menjadi ndld-intermittenr dari yangsemula mo d e r ate - p e r s i s tent. F.er ataj unlah hari bebasgejala pada 30 hari paska fase rumatan imunoterapiadalah 25,1 + 8,31 hari. Sejumlah 1.583 orangruapasien {72,9 %) menyatakan tingkat kepuasan yangtinggi.

    Tabel 2. Distribusi tingkat perbaikan klinis dalam kualitas hiclup dan fiekuensi gejala pada anak denganpenyakit alergi saluran nafas tingkat moderale-persisteni paska imunoterapi alergi debu rumah faserumatan berdasarkan jenis diagnosis alergi salulan nafas dan komorbiditas

    Distribusi ding■ osis kOmOrbiditas

    (selain elergi saluran nal'as)

    Tingkat perbaikanklinis (kualitas

    hidup danfrekuensi gejala)

    Dernratitisatopik

    GangguanpenrrrnaanAsma

    F

    Bronkitis

    .( d d

    t-ヽン

    ‘ン

    ●“h面 掟毯F

    ●>

    ●>

    組Si 〓輌)F

    dm 黎SF

    65

     

    69,

    躇 

    74,0

    n 

    906 1561

    85,8 96,8

    170 1080

    30,5 87,9

    169 825

    8,1 74,0

    1610 121

    79,8 7S,6

    174 12

    8,1 46,2

    183 3

    8,5 25,0

    χf〃 _

    J″′`rltiFFe″

    Mild―

    ノo,お`0,′

    Moゴε,,r4・ ‐

    ′θ'お

    ″'lr

     

    ‐39

     

    ‐3

    ,2

    28。 獅

    n 

    368 145 274

    65,9 11,8 29,1

    347 280

    16,6 25,1

    386 33

    19,1 21´

    388 14 393 9

    18,1 53,8 18,2 75,0

     

    0,

     

    0,

     

    1,

     

    0,

    20

     

    3,

     

     

    ,9

    n 

    %1583 0 1583

    73,8 0,0 73,3

    1579 1o

    754 0,9

    1

    0,1

    17

    1.8

    0,000 0,000 0,000 P=0,127

    Tabel 2 menunjukkan bahwa semua pasien yangsemuia tingkat kualitas hidup dan frekuensi gejalanyaberada pada tingkat moderate-persisten, padasebagian besat pasien asma membaik menjadi mild -intermittent (85,8%), sebagian besar pasien rinitismembaik menjadi mi I d-p ersis tent (65,90A), sebagianbesar pasien bronkitis membaik rnenjadi miltt-intermittent (69,1 %), dan sebagian besar pasiensinusi ti s nrernbai k rnenj adi m il d-i n t enni t t e nt (7 4,0 %\Shatifikasi tingkat kualitas hidup dan frekuensigejakurya berbeda secara bermakna pada setiap jenisdiagnosis alergi saluran nafas (P=0.000). Sedangkandistribusi diagnosis berdasarkan komorditasmenunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

    signifikan antara keberadaan gejala dermatitis atopik(P:0,364), ufiikaria (P:0,1 27), dan gangguanpencelnaan (P=0,127) dalam tingkat kualitas hidupdan frekuensi gejala alergi saluran nafas pada semuapasien yang mendapatkan imunoterapi subkutanalergen debu rumah,

    Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah minggubebas gejala (dalam 30 hari paska selesainyaimunoterapi fase rumatan tahun pertama), padasebagian besar pasien asma adalah > 4 minggu (8I,5%), sebagian besar pasien rinitis 2-4 nfnggu (59,3 %),sebagian besar pasien bronkitis > 4 minggu (62,3 %).dan sebagian besar pasien sinusits 24 minggo (72,4%o). Stratifikasi jumlah minggu bebas gejala berbeda

    115

    】●つ一【

    一、ヽ一ト

  • Berkala llqu Kesehatan Kulit dan Kelamin - Periodical o.l Dermatolog' and Venzreologt VoL 3 I / No. 2 / ,4gustus 2Ot g

    secara bermakna pada setiap jenis diagnosis alergi stratifikasi jumlah minggu bebas gejala (dalam 30 harisaluran nafas (P;0.000). Sedangkan jika berdasarkan paska selesainya imunoterapi fase rumatan tahunkomorbiditas terdapat perbedaan yang signifikan pertama) pada semua pasien yang mendapatkan(P:0,000) antara keberadaan gejala dermatitis atopik. irnunoterapi subkutan alergen debu rumah.urtikaria, dan gangguan pencemaan dengan

    Tabel 3. Distribusi jumlah minggu bebas gejala pada anak dengan penyakit alergi saluran nafas tingkatmoderate-persistent paska imunoterapi alergi debu rumah fase nrmatan berdasar*an jenis diagnosisalergi saluran nafas danjenis komorbiditas

    Distribusi diagnosis alergi seluran nafasDlstribusi diagnosis komorbidites

    (selain alergi saluran nafas)

    Rinitis Bronkitis SinusilsDws u面bna 露:枇Jumlah nrlnggu bebasgeJala

    ●>

    黎重〓い

    ●>

    脳重〓い

    ●>

    夕ヽ「】い

    ●>

    鱗ヽ「】い

    ●>

    黎三〓い

    ●>

    】●一一ト

    “>

    0一い

    ‐53

     

     

    ,‐

     

     

    ‐52

     

    ,‐

    ‐54

     

     

    7,

    n 

    109 45

    9,8 4,3

    0 154

    100,

    0.0 0

    88 66 78 76

    5,5 11,8 6,3 8,1

    1

    83

    Kurang dari Iminggu

    Antara I minggusampai 2 minggu

    Antara 2 minggu

    sampai 4 minggu

    Lebih 4 minggu

    18 14 2 30

    1,6 1,3 0,1 5,4

     

    α

    30 撃

    ―。

     

    8,

    22

     

     

    0,

    32

     

    ‐7

     

     

     

    22

     

     

     

     

     

     

     

    393

     

    ‐8

    ‐4

     

     

    ‐8

     

     

    55

     

    72

    347

     

    ‐6

    n 

    145 257

    11,8 27,3

    266 136 71 331

    23,9 12,9 4,4 59,3

     

    ‐583

     

    73

    ,3

     

    0,

    ‐583

     

    73

     

    0,

    廊 78,5

    4 卸

    ‐579

     

    75

    n 

    996 587

    81,0 62,3

    722 861 1452 131

    64,8 81,5 90,0 23,S

    0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

    Tabel 4. Distribusi tingkat kepuasan orang tua pasien pada anak dengan penyakit alergi saluran nafas tingkatmoderate-persistent paska imunoterapi alergi debu rumah fase rumatan berdasarkan jenis diagnosisalergi saluran nafas dan komorbiditas

    Distribusi diegnosis alergi srluran nafas Distribusi diagnosis komorbiditas (selain

    Tingkat kepuasanorang tua pasien Rillitis Bronhtis Sinusi由

    saluran nafas)

    Urdkaria

    ″ヽ

    黎‘〓ト

    ●>

    “ン

    “●0「い

    ″ヽ

    黎奄

    Dcrmatitisrtopik

    dlcd

    F-

    Gangguanpcncernaan

    s|€v!N 

    224

    17 154

    100,

    0

    174Rcndah

    11,4 5,6 17,2 46,2 25,0

    Sedang

    Tinggi

    N %

    266 136 71 331 145

    23,9 12,9 44 59,3 11,8

    257 347 55

    27,3 16,6 72“

    402

    19,9

    388

    18,1

    :4

    53,8

     

    ,0

    393 9

    18,2 75,0N %

    722 86: 1452 131

    64,8 81.5 90,0 23,5

    996

    81、 0

    587

    62,3

    1579

    75,4

    4

    5,3

    1583

    78.5

    0

    0,0

    1583

    73,8

     

    0・0

    1583 0

    73,3 0,0

    114

    Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat kepuasanpada sebagian besar orangtua pasien asma adalahtinggi (81,5 %), sebagian besar pasien rinitis sedang{59,3 %), sebagian besar pasien bronkitis inggi (62,3o/o), daa sebagian besar pasien sinusits sedang (72,4%)- Stratifikasi tingkat kepuasan pasien berbedasecara bermakna pada setiap jenis diagnosis alergisaluran nafas (P:0.000). Selain itu didapatkan bahwa

    terdapat perbedaan yang signifikan (P:0,000) arrtarakeberadaan gejala dermatitis atopik, urtikar-ia, dangangguan pencernaan dengan tingkat kepuasanorangtua pasien (dalam 30 hari paska selesainyaimunoterapi fase rumatan tahun pertarna) pada semuapasien yang mendapatkan imunoterapi subkutanalergen debu rumah.

    116

    華凛〓ト

    一●一一【

  • rcnBdur Eflnauus AaupK, uruura (H l.mBguu Jatuu Lcre scug,ilKomorbiditas dalam Perbaikan Klinis dan Kepuasan Orang Tua pasien piaAnak Alergi dengan Gejala Saluran Natas Tingkat Motieraie-persistent yang

    ri Alergen Debu Rumah

    Tabel 5' Distribusi tingkat perbaikan klinis dalam kualitas hidup dan frekuensi gejala pada anak denganpenyaldt alergi saluran rufas tingkat moderate-petsistent paska imunoterapi alergi debu runah faserumatan berdasarkan jenis penyebab alergi (hasil tes kulit)

    Tingkat perbaikan klinis (kualitas hidupdan frekuensi gejata)

    Distribusi jenis alergen penyebab Aaergi

    Dcbu

    mmall Debu rumah +makanan

    Debu rumah +makanan +

    bulu binatang

    Dcbul■untth十

    bulu

    binatang

    Mi■d―

    "r6JttJrrF“

    Mild?asお′`″

    拗 ″θれたψ`ぉ

    ぉ″″r

    n %

    108

    83,7

    35

    74,5

    1484

    79.6

    104

    80,0

    n %

    21

    16,3

    12

    25,5

    363

    19,5

    23

    17,7

     

    0,

    ■ %

    0

    0,0

    18

    1,0

    3

    2,3

    0,390

    Tabel 5 menunjukkan bahwa sernua pasien yangsemula kualitas hidup dan fi.ekuensi gejalanya beradapada tingkat moder.ate -persis tent, pada sebagian besarpasien dengan sensitivitas tunggal debu rumahmembaik menjadi mild-persistent (75,4 yo), sebagianbesar pasien dengan sensitivitas ganda debu rurnahdan bulu binatang mernbaik menjadi mildintermittent (80,0 %). debu rumah dengan makananmembaik menjadi nild-intermittent (69,1 yo), dansebagian besar pasien dengan sensitivitas tripel deburumah*makanan+bulu binatang membaik menjadimild-intemiuent (79,06 %). Tidak terdapatperbedaan yang signifikan antara distribusi jenisalergen penyebab alergi dengan skatifikasi tingkatkualitas hidup dan frekuensi gejalanya (p:0.390).

    Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah minggubebas gejala (dalam 30 hari paska selesainyaimunoterapi fa.se rumaran tahun pertama), padasebagian besar pasien dengan sensitivitas tunggaldebu rumah jun lah minggu bebas gejala > 4 minggt(78,3 o/o), sebagian besar pasien dengan sensitivitasganda debu rumah dan bulu binatang jumlah minggu

    rumahlmakanan jumlah minggu bebas gejala > 4minggu (75,4 %), dan sebagian besar pasien dengansensitivitas tripel debu rumah+makanan+bulubinatang jumlah minggu bebas gejala > 4 minggu{72,4 %). Tidak terdapat perbedaan yang signilikananhra distribusi jeois alergen penyebab alergi denganstratifikasi jumlah minggu bebas gejala dalam 30 haripaska selesainya imunoter-api fase rumatan tahunpertirma (P:0.064).

    Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat kepuasanpada sebagian besar orangtua pasien pada sebagian

    besar pa.sien dengan sensitivitas tunggal debu rumahjumlah minggu bebas gejala tinggi (78,3 %), sebagianbesar pasien dengan sensitivitas ganda debu rumahdan bulu binatang jumlah minggu bebas gejala antaral-2 minggu adalah tinggi (70,2 yo), debu rumah danmakanan adalah tinggi (70,2 %\, dan sebagian besarpasien dengan sensitivitas tripel deburumah+makanan+bulu binatang adalah tingf,li (7524%"). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antaradistribusi jenis alergen penyebab aleryi denganstratifikasi jumlah rninggu bebas gejala dalam 30 haripaska selesainya imunoterapi tase rumatan tahunpertama (P:0.459).

    Gambar I menunjukkan bahwa keberadaandermatitis atopik, urtikaria, dan gejala alergi salurancenla sebagai komorbiditas tidak berpengaruhterhadap skor perbaikan klinis gejala alergi salurannafas (dengan skor berturut-tuut 2,8 + 0,41; 2,7 +0,49;2,9 + 0,29 dengan P berfurut-truut adalah 0,760;0,074; 0,300). Keberadaan dermatitis atopikberkorelasi dengan penuntnan jumlah hari bebasgejala, penurunan terjadi dari rerata 26,7 + 6,35 harimenjadi 4,8 + 0,43 hari (turun 22 hari). Keberadaandermatitis atopik berkorelasi dengan penurunaotingkat kepuasan orang tua pasien, penurunan terjadidari rerata 88,9 + 21,18 y" menjadi 16.l + t,Oq W(turun 73 %). Keberadaan urtikaria berkorelasidengan penurunan junrlah hari bebas gejala,penurunan terjadi dari rcrata 25,3 + 8,24 hari menjadi12,3 + 3,50 hari (turun 13 hari). Keberadaan uftikariajuga berkorelasi dengan penunman tingkat kepuasanorang tua pasien, penuruflan terjadi dari rerata g4,3 +27,41 % menjadi 40,5 + 11,73 % (turun 44 yo).Keberadaan gejala alergi saluran cerna berkorelasi

    117

  • BerkalallrnuKesehatdnKilitdanKelanin-PeriodicalqlDermarolog)an(lyenereolog) vot.3l/No.2./Agustus 20tg

    dengan penunrnan jumlah hari bebas gejala, 44,3 + 11,41 Yo (turun 40 %). Dar:1 semua gejalaperurnrn:rn terja(i dari rerata 25,2 t 8,29 hari menjadi komorbiditas alergi saluran nafas (dennatitis atopilg13,2 + 3,50 hari (turun 12 hari). Keberadaan gejala urtikaria, dan gejala alergi saluran cerna), dermatitisalergi saluran cerna juga berkorelasi dengan atopik paling besar korelasinya dalam penunrnanpenunrnan tingkat kepuasan orang tua pasien, efikasi dan kepuasan orang tua pasien terhadappetrunrnan terjadi dari rerata 84,0 + 27,60 o/o menjadr program imunoterapi.

    Tabel 6. Distribusi jumlah minggu bebas gejala pada anak dengan penyakit alergi saluran nafas tingkatmoderate-persistent paska imunoterapi alergi debu rumah fase rumatan berdasarkan jenis penyebabalergi (hasil tes kulit)

    Distribusi jenis alergen penyebab alergi

    Jumlah minggu bebas gejala

    Debu

    m:nahDebu rumah +

    makanan

    Debu rumah +

    makanan *bulu binatang

    Debu mmah

    +

    bulu

    binatang

    Kurang dari I minggu

    Antara 1 minggu sampai 2

    minggu

    Antara 2 minggu sampai 4

    minggu

    Lebih 4 minggu

     

    ‐3 9

     

     

    4,

     

     

    n %

     

    27

     

     

     

    n 

    24

     

    8,

    ‐2

     

    52

    n 

    n 

    18

    14,0

    348

    18,7

    101

    78,3

    33

    70、2

    1351

    72,4

    98

    75,4

    0,064

    Tabel 7. Distribusi tingkat kepuasan orangtua pasien pada anak dengan penyakit alergi saluran nafas tingkatmoderate-persrs'lenf paska irrunoterapi alergi debu rumah tase rumatan berdasarkan jenis penyebabalergi (hasil tes kulit)

    Distribusi jenis alergen penyebab alergi

    Dcbu rllmah

    +

    bulu

    binatang

    Tingkat kepuasan orang tua

    pasien

    Debu

    rumahDebu rumah +

    makanan

    Debu rumah *makanan +

    bulu binatang

    Rendah

    Sedang

    Tinggi

     

    6,

    ‐66

     

    8,

     

    4,

     

    ,8

    n %

    24

     

    8,

    48

     

    8,

    n 

    n 

    18

    14,0

    12

    25,5

    101

    78,3

    33

    70,2

    1351

    72,4

    98

    75,4

    0,459

    118

  • rcnB,uul rr€rmauus Arupu. uruura (ru lff8,8,uu Jalurm Lcrtra scoaBilKomoftiditas dalam Perbaikan Klinis dan Kcpuasan orang Tua Pasien padaAnak Alergi dengan Gejala Saluran Nal'as Tingkat Moderate-Persistent yang

    lr.r,ter,,l.r/i, Mendapatkan Immoterapi Alergen Debu Rumah

    Gambar l. Pengaruh dermatitis atopilg unakaria, dan gejala alergi saluran cerna pada anak dengan penyakitalergi saluran nafas tingkat moderate-persistent yaralg mendapatkan imunoterapi alergeir deburumah dalam skor perbaikan gejala alergi saluran nafas, jurnlah hari bebas dari gejala alergi, dan

    tingkat kepuasan orang tua pasien.

    Pf,MBAHASANImunoterapi merupakan solusi yang etbktif

    untuk pasien alergi dengan gejala di saluran nafasyang sensitif terhadap alergen debu rumah. Banyak

    hasil meta-analisis yang menunjukkan bahwairnunoterapi efektif untuk alergi debu rumah dengangejala saluran nafas.e-r I Masalahnya, alergenpenyebab tirnbulnya gejala alergi pada anak padaumurnnya adalah multi jenis, demikian juga gejalaklinis yang ditimbulkannya, bisa terjadi pada multiorgan. a'5 Satu jenis alergen penyebab dapatmenimbulkan gejala klinis multi organ. Demikianjuga sebaliknya, gejala klinis tunggal dapatdisebabkan oleh alergen penyebab yang multi jenis.s-?

    Hal itu menyebabkan sulit bagi orang tua mengenalikekambuhan gejala alerginya disebabkan oleh alergi

    debu rumah atau bukan.re Orangtua pasien dapatmenganggap imunoterapi yang diberikan tidak etbktifkarena anaknya rnasih sering timbul gejala alerginya,padahal bisa jadi kekambuhan itu bukan disebabkanoleh alergen debu, tetapi oleh alergen yang lain.

    Didapatkan hasil temuan baru yaitu keberadaan

    dematitis atopik, urtikaria dan gejala saluran nafaspada pasien alergi debu rumah yang mendapatkanimunoterapi akan menuruukan efektivitas tatalaksana

    alergi yang diukur dari jurnlah hari bebas gejala alergi

    dan tingkat kepuasan orang tua (Gambar 1). Implikasi

    penting dari hasil penelitian ini adalah bahwa dokteryang memberikan imunoterapi tidak hanya fokus pada

    gejala yang timbul akibat alergen debu rumah (gejalasaluran nafas) tetapi juga harus fokus pada gejalaalergi di luar saluran nafas (Tabel I dan Tabel 2).Pada umumnya gejala utama alergi debu rumah terjadi

    pada saluran nafas seperti asma, rinitis, bronkitis, dansinusitis, sedangkan gejala yang terjadi pada kulit dansaluran cema biasanya disebabkan oleh alergimakanan.4'r5're Implikasi penting hasil penelitian inibagi orangtua adalah mereka tidak boleh menganggap

    keberhasilan tatalaksana alergi (debu rumah disertaialergi lainnya) hanyalah mengendalikan alergi debusaja tanpa mengendalikan paparan alergen lain, yaitu

    makanan dan bulu binatang.2l'12

    ■お LbaiknК inisqdaAggleJuidi、日ぉ

    、山劇由「 bittBQdaA明 ilddm30M P― lrTuttewi)x Tngは mpu― 蜘 TuaFttm

    ―itiS

    Aopik oD― ilisA9ikl■ )

    Щi面ao tltitta← ) C{daAergi GjdaAagi$uranGnra $uranGnat) e)

    晨ミ

    119

  • ' Berkala llqu Kesehatan Kulit dan Kelanin - Pefiodical of Dunalolory and Venercologr, Vol. 3I / No. 2 i Agwtus 2019

    Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan fakta bahwawalaupur. keberadaan dermatitis atopik berpengaruhkuat pada jumlah hari/minggu bebas gejala (100 %jumtah hari bebas gejala < I minggu) dan tingkatkepuasan orangtua pasien (i00 Vo tinS

  • ' A*ik"tstfi

    rcrlgaruば :りκrlndllt:S Aι OPK,υ l uKaria t4n tranttu.IIl oalul allし じina scoagdl

    Komorbiと tas dalalll Pcib」km Klinis dan Kcpuasan Orをmg Tua Ptticll padaAnak Alcrgi“ ngan Gttala saluに n Natas Tingkat Modcmtc‐PcrJstcnt yang

    Mcndapatkan lmunotcrapi Alcrgcn‐ bu R―ah

    rhinitis in offrce workers in Malaysia:associations with house dust mite (hdm) allergy,cat allergy and levels of house dust mite allergensin office dust. PLoS One 2015; 10(4): l-21.A R, Baranwal AK. Child with allergies orallergic reactions. Indian J Pediatr 2018; 85(l):60-65.

    Devdas JM Mckie C, Fox AT, Ratageri VH. Foodallergy in children: an overview. Indian J Pediatr201 8; 85(5): 369-74.

    Gray CL, Levin ME, Du Toit G. Respiratorycomorbidity in South African children with atopicdermatitis. S Afr Med I 2017;107(.l0): 904-9Calder6n MA, Kleine TJ, Linneberg A, De BlayF, Hernandez Fernandez de Rojas D, Virchow JC,e, al. House dust mite respiratory allergy: anoverview of current therapeutic strategies. JAllergy Clin Immunol Pract 2015; 3(6): 843-55.Horak F. Respiratory allergies in children andadolescents: the role of component-resolveddiagnosis and specific immunotherapy. WienMed Wochenschr 2015; 165(17-1 8): 347 -53.

    Hankin CS, Cox L, Lang D, Bronstone A. Fass P,Leatherman B. el al. Allergen immunotherapyand health care cost benefits for children withallergic rhinitis: a large-scale, retrospective,matched cohort study. Ann Allergy AsthmaImmunol 201 0; I 04(1 ): 79-85.Abramson MJ, Puy RM, Weiner JM. Injectionallergen immunotherapy for asthrna. CochraneDatabase Syst Rev 2010; (8): 1-90Passalacqua G. Specihc immunotherapy inasthma: a comprehensive review. J Asthma2014;51(1): 2913.Saporta D. Efficacy of sublingual immunotherapy

    versus subcutaneous injection immunotherapy inallergic patients. J Environ Public Health 2012;6:l-6Musa F, Al-Ahmad M, Arifhodzic N, Al-Herz W.Compliance with allergen immunotherapy andfactors af[ecting compliance among patients withrespiratory allergies. Hum Vaccin Immunother2017:13(3): 514-7Hommers L, Ellert U, Scheidt-Nave C, LangenU. Factors contributing to conductance andoutcome of specific immunotherapy: data fromthe Gennan National Health Interwiew andExamination Survey 1998. Ew J Public Health2407; l'l:278-$4Gelincik A, Demir S, Olgag M, igsever H,Khishigsuren B, Ozgeker F, et al. High adherenceto subcutaneous immunotherapy in a real-lifestudy from a large tertiary medical center.Allergy Asthma Ptoc 2017;38(6): 78-84.

    Roger Reig A, Ibero Tborra Ir{, Carrillo Diaz T,L6pez Abad R, Sii"nchez Moreno V, AlvarezNieto J, et al. Perceived efficacy and satisfactionof patients with subcutaneous hypoallergenichighdose house dust mite extract. Eur AnnAllergy Clin Immunol 2017 : 49 (3):l 00-5.Lemberg ML, Berk T, Shah-Hosseini K, KascheEM, Mtisges R. Sublingual versus subcutaneousimmunotherapy: patient adherence at a largeGetman allergy center. Patient Prefer Adherence2017;4(t 1):63-70Wyrzykowska N. Czarnecka-Operacz M,Adamski Z. Long-term eflicacy of allergenspecific immunotherapy in atopic dermatitispatients in relation to quality of life. Eur AnnAllergy Clin Immunol 2015;47(l): 5-9Flatin MC, Ade S, Hounkpatin SH, Ametonou B,Vodouhe UB, Adjibabi W. Symptoms of allergicrhinitis in Parakou, Benin: Prevalence. severityand associated factors. Eur Ann OtorhinolaryngolHead Neck Dis 2018; 135(1): 33-6.Nankervis H, Pynn EV, Boyle RJ, Rushton L,Williams HC, Heu,son DM, e/ a/. House dustmite reduction and avoidance measures forheating eczema. Cochrane Database Syst Rev2015; t9(l):1-22Manam S, Tsakok T, Till S, Flohr C. Theassociation between atopic dermatitis and foodallergy in adults. Curr Opin Allergy ClinInununol 201 4; 14{5): 423 -9.Nahm DH, Kim ME,Kwon B, Cho SM, Ahn A.Clinical efficacy of subcutaneous allergenimmunotherapy in patients with atopic dermatitis.Yorrsei Med J 2016; 57(6): 1420-6.

    Eichenfield LF, Ahluwalia J, Waldman A, BorokJ, Udkoff J, Boguniewicz M. Current guidelinesfor the evaluation and management of atopicdermatitis: A comparison of the joint task forcepractice parameter and American Acaderny ofDermatology guidelines. J Allergy CIin Immunol2017; I 39(45): S49-S57.

    Radonjic-Hoesli S, Hofmeier KS, Micaletto S,Schmid-Grendelmeier P, Bircher A, Simon D.Urtikaria and angioedema: an update onclassification and pathogenesis. Clin Rev AllergyImmunol 201 8; 54(l): 88-101.Kulthanan K, Tuchinda P, Chularojanamontri L,Chanyachailert P. Korkij W, Chunharas A, et al.Clinical practice guideline for diagnosis andmanagement of urtikaria. Asian Pac J AllergyImmunol 201 6; 34(3): 190-200Nowak-Wegzyn A, Szajewska H, Lack G. Foodallergy and the gut. Nat Rev Gastroenterol

    4.

    6_

    7.

    10.

    う‘

    9

    14.

    20.

    24,

    26.

    121

  • I Berkrla llnlu Keseltatan Kulit dan Kelamin - Peiodical of Dennatologt anl Veaeraologt Vol. 3 t / No. 2 /,4gustus 20l gar

    . Hepatol 20t7; 14(4):241-5727. Roca-Saavedra P, Mendez-Vilabrille V, Mireurda

    JM, Nebot C, Cardelle-Cobas A, Franco CM, eta/. Food additives, contaminants and other minorcomponents: effects on human gut microbiota-areview. J Physiol Biochem 2018174(1): 69-83.

    28. Hankin CS, Lockey RF. Patient characterisricsassociated with allergen immunotherapy initiationand adherence. J Allergy Clin Immunol 2011;127 (l):4H8,48.e1-3.

    122