penerapan model team assisted individualization …lib.unnes.ac.id/19324/1/1401409062.pdf · siswa,...
TRANSCRIPT
PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS IV
SDN GUNUNGPATI 01 KOTA SEMARANG
SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
WENI SEPTYA DEWI
NIM 1401409062
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : WENI SEPTYA DEWI
NIM : 1401409062
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul ”Penerapan Model Team Assisted
Individualization (TAI) Dengan Multimedia Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Pkn Pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang” ini
adalah hasil karya penulis sendiri dan tidak berisi materi yang ditulis oleh orang
lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya kutip sebagai acuan dengan
mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah.
Semarang, Agustus 2013
Weni Septya Dewi
NIM. 1401409062
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Weni Septya Dewi, NIM 1401409062, dengan judul
“Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV SDN
Gunungpati 01 Kota Semarang” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk
diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Semarang pada :
hari : Rabu
tanggal : 14 Agustus 2013
Semarang, 14 Agustus 2013
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Jaino, M.Pd Fitria Dwi Prasetyaningtyas, S.Pd., M.Pd.
NIP. 195408151980031004 NIP. 198506062009122007
Mengetahui,
Ketua Jurusan PGSD
Dra. Hartati, M. Pd
NIP. 195510051980122001
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi atas nama Weni Septya Dewi, NIM 1401409062, dengan judul
“Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV SDN
Gunungpati 01 Kota Semarang” telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia
Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang, pada :
hari : Rabu
tanggal : 14 Agustus 2013
Panitia Ujian
Ketua, Sekertaris,
Drs. Hardjono, M. Pd. Dra. Hartati, M.Pd
NIP. 195108011979031007 NIP. 195510051980122001
Penguji Utama,
Harmanto, SPd. M.Pd
NIP. 195407251980111001
Penguji I, Penguji II,
Drs. Jaino, M. Pd. Fitria Dwi Prasetyaningtyas, S.Pd., M.Pd.
NIP. 195408151980031004 NIP. 198506062009122007
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Arah yang diberikan pendidikan adalah untuk mengawali hidup seseorang
akan menentukan masa depannya.” (Plato)
“Pembelajaran tidak dicapai secara kebetulan, itu harus dicari dengan
semangat dan tekun.” (Abigail Adams)
“Seorang guru menggandeng tangan, membuka pikiran, menyentuh hati,
membentuk masa depan. Seorang guru berpengaruh selamanya, dia tidak
tahu kapan pengaruhnya berakhir.” (Henry Adam).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
Ibu dan Ayah tercinta yang selalu memanjatkan doa untuk putri tercinta dalam setiap sujudnya dan selalu memberikan dukungan moral maupun material.
vi
PRAKATA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV SDN
Gunungpati 01 Kota Semarang”. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana.
Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dai bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Hardjono, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang.
3. Dra. Hartati, M.Pd., selaku Ketua Jurusan PGSD UNNES.
4. Drs. Jaino, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I.
5. Fitria Dwi Prasetyaningtyas, S.Pd. M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II.
6. Harmanto, S.Pd. M.Pd., selaku Dosen Penguji Utama.
7. Antonius Sunardi, A.Ma.Pd, Kepala SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
yang telah memberikan ijin melakukan peneitian.
8. Sri Raharjanti, S.Pd., Guru kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
yang telah bersedia menjadi kolaborator dalam penelitian.
9. Seluruh keluarga besar SDN Gunungpati 01 Kota Semarang yang telah
melancarkan penelitian.
10. Mas Tohari Muhammad Imron (Toim) yang selalu memberikan doa dan
semangat menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku, Novi, Bana, Mbak Rosita, Tyas Tika, Evi, Ratna, Lina
yang telah membantu penelitian.
12. Semua pihak yang memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
vii
Demikian yang dapat peneliti sampaikan, semoga semua bantuan dan
bimbingan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan dan mendapat berkah
yang berlimpah dari Allah SWT.
Harapan peneliti, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada
peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, Agustus 2013
Penulis
viii
ABSTRAK
Septya Dewi, Weni. 2013. Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia untuk meningkatan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Jaino, M.Pd. Pembimbing II Fitria Dwi Prasetyaningtyas, S.Pd., M.Pd. 368 halaman
PKn memfokuskan pada pembentukan warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter sesuai UUD 1945 dan Pancasila. Berdasarkan data awal diperoleh selama PPL di kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang ditemukan permasalahan yaitu pembelajaran PKn yang kurang optimal, model pembelajaran dan media pembelajaran kurang inovatif, siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan rendahnya hasil belajar PKn dengan ketuntasan klasikal sebanyak 38%. Solusi permasalahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah melalui penerapan model TAI dengan multimedia dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SDN Gunungpati Kota semarang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan dua kali pertemuan setiap siklusnya terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang yang berjumlah 26 siswa. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya adalah teknik tes dan non tes. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya (1) keterampilan guru pada siklus 1 pertemuan I skor 20 (cukup), pertemuan II skor 25 (baik), siklus 2 pertemuan I skor 27 (baik) dan pertemuan II skor 30 (sangat baik); (2) aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan I rata-rata skor 16,5 (cukup), pertemuan II rata-rata skor 18,3 (baik), pada siklus 2 pertemuan I rata-rata skor 20,7 (baik), pertemuan II rata-rata skor 23,8 (baik); (3) ketuntasan klasikal hasil belajar siklus 1 pertemuan I sebanyak 58% (15 siswa) tuntas belajar, pertemuan II sebanyak 65% (17 siswa) tuntas belajar. Pada siklus 2 pertemuan I sebanyak 77% (20 siswa) tuntas belajar dan pertemuan II sebanyak 88% (23 siswa) tuntas belajar.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui penerapan model TAI dengan multimedia dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Saran bagi guru adalah model model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia dapat menjadi solusi dalam meningkatkan minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn di kelas IV. Kata kunci: Kualitas Pembelajaran PKn, Model Team Assisted Individualization (TAI), multimedia
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PERNYATAAN KELULUSAN .............................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v
PRAKATA ............................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ....................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan masalah ........................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 11
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ......................................................................................... 14
2.1.1 Pengertian Belajar ............................................................................. 14
2.1.2 Pembelajaran ..................................................................................... 16
2.1.3Kualitas Pembelajaran ........................................................................ 20
2.1.3.1 Keterampilan Mengajar Guru ........................................................ 21
2.1.3.2 Aktivitas Siswa .............................................................................. 27
2.1.3.3 Hasil Belajar Siswa ........................................................................ 30
2.1.4 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ............................................. 32
2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ...................................... 32
2.1.4.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ........................................... 33
2.1.4.3 Paradigma Baru PKn ...................................................................... 35
x
2.1.4.4 Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKn.............................................. 37
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif ....................................................... 38
2.1.6 Model Team Assisted Individualization (TAI) .................................. 41
2.1.7 Multimedia sebagai Media Pembelajaran ......................................... 47
2.1.7.1 Pengertian Media Pembelajaran ..................................................... 47
2.1.7.2 Manfaat Media Pembelajaran ........................................................ 48
2.1.7.3 Jenis Media Pembelajaran .............................................................. 50
2.1.7.4 Multimedia ..................................................................................... 52
2.1.7.4.1 Jenis Multimedia ......................................................................... 54
2.1.7.4.2 Komponen Multimedia ............................................................... 55
2.1.7.4.3 Manfaat Multimedia .................................................................... 57
2.1.7.4.4 Kriteria Bahan Ajar Multimedia ................................................. 58
2.1.7.4.5 Program Aplikasi Pembuatan Bahan Ajar Multimedia ............... 60
2.1.8 Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
PKn ....................................................................................................... 60
2.2 Kajian Empiris ..................................................................................... 62
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 65
2.4 Hipotesis Tindakan .............................................................................. 69
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 70
3.1.1 Perencanaan....................................................................................... 71
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan ....................................................................... 71
3.1.3 Observasi ........................................................................................... 72
3.1.4 Refleksi ............................................................................................. 72
3.2 Perencanaan Tahap Penelitian.............................................................. 73
3.2.1 Siklus Pertama .................................................................................. 73
3.2.1.1 Perencanaan.................................................................................... 73
3.2.1.2 Pelaksanaan tindakan ..................................................................... 73
3.2.1.2.1 Pertemuan I ................................................................................. 73
3.2.1.2.2 Pertemuan II ................................................................................ 75
xi
3.2.1.3 Observasi ........................................................................................ 76
3.2.1.4 Refleksi .......................................................................................... 77
3.2.2 Siklus Kedua ..................................................................................... 77
3.2.2.1 Perencanaan.................................................................................... 77
3.2.2.2 Pelaksanaan tindakan ..................................................................... 78
3.2.2.2.1 Pertemuan I ................................................................................. 78
3.2.2.2.2 Pertemuan II ................................................................................ 79
3.2.2.3 Observasi ........................................................................................ 81
3.2.2.4 Refleksi .......................................................................................... 81
3.3 Subjek Penelitian .................................................................................. 82
3.4 Tempat Penelitian ................................................................................ 82
3.5 Variabel/Faktor yang Diselidiki ........................................................... 82
3.6 Data dan Cara Pengumpulan Data ....................................................... 83
3.6.1 Sumber Data ...................................................................................... 83
3.6.2 Jenis Data .......................................................................................... 84
3.6.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 84
3.6.3.1 Teknik Tes ...................................................................................... 84
3.6.3.1 Teknik Non Tes .............................................................................. 85
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................ 87
3.7.1 Data Kuantitatif ................................................................................. 87
3.7.2 Data Kualitatif ................................................................................... 89
3.8Indikator Keberhasilan .......................................................................... 91
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Pra Siklus (Data Awal Penelitian) .......................................... 93
4.2 Hasil Penelitian .................................................................................... 94
4.2.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan I ............ 95
4.2.1.1 Perencanaa Siklus 1 Pertemuan I ................................................... 95
4.2.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan I ................................. 95
4.2.1.3 Deskripsi Observasi Pelaksanaan Siklus 1 Pertemuan I ................ 98
4.2.1.4 Refleki Siklus 1 Pertemuan I.......................................................... 113
4.2.1.5 Revisi Siklus 1 Pertemuan I ........................................................... 114
xii
4.2.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan II ........... 115
4.2.2.1 Perencanaa Siklus 1 Pertemuan II .................................................. 115
4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan II ................................ 116
4.2.2.3 Deskripsi Observasi Pelaksanaan Siklus 1 Pertemuan II ............... 118
4.2.2.4 Refleki Siklus 1 Pertemuan II ........................................................ 132
4.2.2.5 Revisi Siklus 1 Pertemuan II .......................................................... 133
4.2.3 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pertemuan I ............ 134
4.2.3.1 Perencanaa Siklus 2 Pertemuan I ................................................... 134
4.2.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pertemuan I ................................. 134
4.2.3.3 Deskripsi Observasi Pelaksanaan Siklus 2 Pertemuan I ................ 137
4.2.3.4 Refleki Siklus 2 Pertemuan I.......................................................... 151
4.2.3.5 Revisi Siklus 2 Pertemuan I ........................................................... 152
4.2.4 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pertemuan II .......... 152
4.2.4.1 Perencanaa Siklus 2 Pertemuan II .................................................. 152
4.2.4.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pertemuan II ................................ 153
4.2.4.3 Deskripsi Observasi Pelaksanaan Siklus 2 Pertemuan II ............... 155
4.2.4.4 Refleki Siklus 2 Pertemuan II ........................................................ 168
4.2.4.5 Revisi Siklus 2 Pertemuan II .......................................................... 169
4.2.5 Rekapitulasi Data Hasl Pelaksanaan Tindakan ................................. 169
4.3 Pembahasan .......................................................................................... 174
4.3.1 Pemaknaan Temuan Penelitian ......................................................... 174
4.3.2 Uji Hipotesa ...................................................................................... 197
4.3.3 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................. 197
BAB VPENUTUP
5.1 Simpulan .............................................................................................. 199
5.2 Saran ..................................................................................................... 200
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 202
LAMPIRAN .............................................................................................. 206
xiii
DAFTAR TABEL 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam % ........................ 90
3.2 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar Siswa ........................... 91
3.3 Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif ..................................................... 92
3.4 Deskripsi Kualitatif Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa ............. 93
4.1 Data Keterampilan Guru Siklus 1 Pertemuan I .................................... 99
4.2 Data Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan I .......................................... 104
4.3 Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus 1 Pertemuan I ............... 108
4.4 Analisis Ketercapaian Karakter Bangsa Siklus 1 Pertemuan I ............ 110
4.5 Angket Respon Siswa Siklus 1 Pertemuan I ........................................ 112
4.6 Data Keterampilan Guru Siklus 1 Pertemuan II .................................. 119
4.7 Data Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan II ........................................ 124
4.8 Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus 1 Pertemuan II .............. 128
4.9 Analisis Ketercapaian Karakter Bangsa Siklus 1 Pertemuan II ........... 130
4.10 Angket Respon Siswa Siklus 1 Pertemuan II ..................................... 131
4.11Data Keterampilan Guru Siklus 2 Pertemuan I ................................... 138
4.12Data Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan I ........................................ 143
4.13Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus 2 Pertemuan I .............. 147
4.14Analisis Ketercapaian Karakter Bangsa Siklus 2 Pertemuan I ........... 149
4.15 Angket Respon Siswa Siklus 2 Pertemuan I ...................................... 150
4.16Data Keterampilan Guru Siklus 2 Pertemuan II ................................. 156
4.17Data Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan II ....................................... 160
4.18Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus 2 Pertemuan II ............. 164
4.19Analisis Ketercapaian Karakter Bangsa Siklus 2 Pertemuan II .......... 166
4.20 Angket Respon Siswa Siklus 2 Pertemuan II ..................................... 167
4.21Rekapitulasi Data Siklus 1 dan 2 ........................................................ 170
4.22 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 173
4.23 Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Guru pada Siklus 1 dan
Siklus 2 ................................................................................................. 176
xiv
4.24 Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas siswa pada Siklus 1 dan Siklus
2 ........................................................................................................... 186
4.25 Data Hasil Belajar Siswa Siklus 1 dan 2 ........................................... 193
xv
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN
2.1 Bagan Kerangka Berpikir ..................................................................... 70
3.1 Bagan Siklus Penelitian........................................................................ 72
4.1 Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dari
Data Awal dan Siklus 1 Pertemuan I ................................................... 101
4.2 Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dari
Siklus 1 Pertemuan I dan Siklus 1 Pertemuan II .................................. 129
4.3 Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dari
Siklus 1 Pertemuan II dan Siklus 2 Pertemuan I .................................. 148
4.4 Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dari
Siklus 2 Pertemuan I dan Siklus 2 Pertemuan II .................................. 165
4.5 Diagram Perolehan Skor Keterampilan Guru ..................................... 171
4.6 Grafik Peningkatan Keterampilan Guru ............................................... 171
4.7 Diagram Perolehan Skor Aktivitas Siswa ............................................ 172
4.8 Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa .................................................... 172
4.9 Rekapitulasi Persentase Data Hasil Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
.............................................................................................................. 174
4.10Diagram Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Guru Siklus 1
dan 2 ..................................................................................................... 177
4.11Diagram Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas SiswaSiklus 1 dan 2 187
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................... 207
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ............................................................ 278
Lampiran 3 Hasil Pengmatan Keterampilan Guru, Aktivitas Siswa, Ketercapaian
Karakter Bangsa, Angket Respon Siswa, Catatan Lapangan dan
Wawancara Siklus 1 Pertemuan I dan II, Siklus 2 Peremuan I dan II 292
Lampiran 4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan I dan II, Sikus 2
Pertemuan I dan II ............................................................................... 337
Lampiran 5 Daftar Penetaan Kriteria KKM, Surat Ijin Penelitian dan Surat
Keterangan Penelitian ........................................................................ 340
Lampiran 6 Bukti Fisik Hasil Belajar dan Angket ................................................ 344
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 351
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
menyebutkan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas,
2005:5-6). Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 Bab III pasal 4 ayat (2), (4),
pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem
terbuka, multimakna, serta diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran (Sisdiknas 2005:5-6).
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 36 dan 37 menyebutkan bahwa
pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum pada
semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversikan
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi, daerah, dan peserta didik. kurikulum
pada tingkat pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : (a) pendidikan
agama, (2) pendidikan kewarganegaraan. (3) bahasa, (4) matematika, (5) ilmu
2
pengetahuan alam, (6) ilmu pengetahuan sosial, (7) seni dan budaya, (8)
pendidikan jasmani dan olahraga, (9) keterampilan/kejujuran, dan (10) muatan
lokal (Sisdiknas, 2005:18-19). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.22
Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
menjelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu
mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan
untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Upaya untuk peningkatan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia,
pendidik harus menerapkan salah satu Standar Nasional Pendidikan yaitu Standar
Proses sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
Bab IV Pasal 19 ayat (3) dan pasal 20, menjelaskan bahwa setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran
untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses,
menyatakan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan
menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi
3
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
pakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itulah proses
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan
memenuhi standar sesuai dengan tuntutan Standar Nasional Pendidikan (BSNP,
2007: 1).
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila
dan UUD 1945 (Depdiknas, 2006:49). Pendidikan Kewarganegaraan dapat
diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan
moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat
diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai
individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
(Supandi, 2010).
Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD 2006 antara lain : (a) mengembangkan
pengetahuan dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan,
(b) mengembangkan kemampuan berfikir anak, (c) membangun komitmen dan
kesadaran diri terhadap nilai-nilai kemanusiaan, (d) meningkatkan kemampuan
berkompetisi dan berkerjasama dalam masyarakat. Mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai sekolah dasar
4
untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis, rasional, dan
kreatif dalam menangggapi isu-isu kewarganegaraan. Ruang lingkup dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mencakup aspek-aspek yaitu Persatuan
dan Kesatuan, norma, hukum, peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga
Negara, Pancasila, kekuasaan, dan politik serta globalisasi. (Standart Isi,
2006:30). Oleh karena itu bagi pendidikan di Indonesia PKn merupakan program
pembelajaran nilai dan moral Pancasila dan UUD 45 yang bermuara pada
terbentuknya watak Pancasila dan UUD 45 dalam diri perserta didik. Watak ini
pembentukannya harus dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi keterpaduan
konsep moral, sikap moral dan perilaku moral Pancasila dan UUD 45. Dengan
demikian pula kita dapat menegaskan kembali bahwa PKn merupakan suatu
bentuk mata pelajaran yang mencerminkan konsep, strategi, dan nuansa confluent
education. Pendidikan yang memusatkan perhatian pada pengembangan manusia
Indonesia seutuhnya.
Depdiknas menemukan permasalahan pada pembelajaran PKn di SD.
Berdasarakan hasil survei, permasalahan tersebut antara lain adanya kesulitan
dalam penyusunan program pembelajaran untuk SD yaitu kesulitan mencari
sumber belajar. Buku-buku yang ada belum menyesuaikan dengan standar isi,
sementara buku-buku pendukung juga tidak banyak tersedia. Permasalahan juga
ditemukan pada pelaksanaan pembelajaran PKn karena kurangnya inovasi dalam
pembelajaran. Khususnya dalam mengorganisasikan materi sesuai tuntutan KD
dan kurangnya pengoptimalan pemanfaatan media pembelajaran (Depdiknas,
2007:22). Selain itu, metode pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)
5
terkesan sangat kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis, dan guru cenderung
lebih dominan (one way method) (Pratama: 2009 dalam http://educationsyndi-
cate.blogspot.com). Jika hal demikian tidak diatasi maka lama kelamaan proses
kebosanan dan kejenuhan siswa dapat memuncak yang berakibat pada
menurunnya hasil belajar siswa.
Sejalan dengan temuan tersebut, hasil refleksi dengan guru kolaborator
terhadap pembelajaran PKn siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang,
menemukan bahwa kualitas pembelajaran PKn masih rendah. Faktor penyebabnya
yaitu materi yang banyak, siswa kurang aktif dan kurang antusias, kurangnya
kerjasama siswa dalam belajar kelompok, guru belum menggunakan model
pembelajaran inovatif, lingkungan kurang mendukung, serta media belajar kurang
menarik sehingga siswa kurang termotivasi belajar. Hal-hal tersebut berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang.
Berdasarkan refleksi awal antara peneliti dengan kolaborator mengenai
pembelajaran PKn di SDN Gunungpati 01 Kota Semarang didapatkan data
kuantitatif berupa data pra siklus yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah
yaitu 65. Rata-rata hasil belajar mata pelajaran PKn pada materi Sistem
Pemeritahan Desa dan Kecamatan hanya 38% (10 dari 26 siswa) mendapat nilai
65 ke atas atau tuntas belajar, sedangkan 16 siswa (62%) belum tuntas. Nilai
terendah 33, tertinggi 73 dan rata-rata kelas 58. Berdasarkan data tersebut, perlu
diadakan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di kelas IV
6
SDN Gunungpati 01 Kota Semarang. (Observasi pada tanggal 27 Agustus-18
Oktober 2012 di kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang).
Dari hasil belajar tersebut dapat diketahui bahwa kualitas pembelajaran
PKn masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas dan partisipasi siswa yang
masih kurang. Siswa cenderung merasa bosan dengan pembelajaran PKn yang
cenderung hafalan, hal inilah yang membuat siswa kurang tertarik pada
pembelajaran PKn. Hal ini bisa dikarenakan guru masih monoton dalam
mengajar, guru belum menggunakan model-model pembelajaran yang variatif,
dan kurang menumbuhkan motivasi dalam pembelajaran. Guru belum
menggunakan media yang dapat mendukung proses pembelajaran.
Berangkat dari permasalahan ini guru harus menciptakan sebuah suasana
belajar yang menyenangkan serta mampu membuat siswa aktif dan kreatif dengan
mengoptimalkan potensi-potensi yang ada pada peserta didik. Guru harus
menerapkan model yang menggunakan media agar dapat menambah pemahaman
siswa terhadap materi. Selain itu dengan penggunaan media ini, pembelajaran
akan terasa menarik bagi siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa. Hal ini dapat memacu semangat belajar siswa agar hasil belajar dapat
sesuai dengan yang diharapkan.
Solusi permasalahan untuk memperbaiki proses pembelajaran adalah
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
dalam pembelajaran PKn. Model Team Assisted Individualization (TAI)
merupakan model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kemampuan
siswa, dimana siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan yang beragam dan
7
setiap siswa memiliki kesempatan untuk sukses dalam mencapai tujuan
pembelajaran (Huda, 2011: 125). Komponen utama dari TAI menurut Slavin
(2011: 195-200) adalah Teams,Placement Test,Student Creative, Team Study,
Team Score and Team Recognition, Teaching Group, Fact Test, Whole-Class
Units. Adapun kelebihan dari model TAI antara lain dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, meningkatkan motivasi belajar pada siswa, dapat membantu siswa
yang lemah, siswa diajarkan bekerjasama dalam suatu kelompok, dan
menimbulkan rasa tanggungjawab dalam kelompok dalam menyelesaikan
masalah.
Dengan mengkombinasikan antara pendapat Huda dan Slavin serta
berdasarkan kelebihan yang ada pada model Team Assisted Individualization
(TAI), peneliti berasumsi bahwa model Team Assisted Individualization (TAI)
dapat menutupi kekurangan yang terjadi dalam pembelajaran di kelas IV SDN
Gunungpati 01 Kota Semarang. Sehingga diharapkan dengan menggunakan
model Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar
siswa.
Di samping itu, untuk memotivasi para siswa dalam pembelajaran PKn,
perlu diterapkan penggunaan media-media pembelajaran yang mendorong siswa
untuk aktif kreatif serta menumbuhkan semangat para siswa dalam mempelajari
PKn. Peneliti memilih multimedia untuk membantu mengembangkan kemampuan
indera dan menarik perhatian serta minat siswa dalam pembelajaran. Rubinson
dalam Munir (2012: 5) berpendapat bahwa multimedia merupakan presentasi
8
pembelajaran/instruksional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, video,
dan audio serta dapat menyediakan interaktivitas. Sejalan dengan pendapat
tersebut Houghton dalam Munir (2012:5) menggambarkan multimedia sebagai
bentuk komunikasi multi bentuk dengan menggunakan perangkat komputer atau
sejenisnya. Dengan mengkombinasikan beberapa pendapat tersebut, maka peneliti
akan menerapkan multimedia dalam pembelajaran PKn berupa slide powerpoint
yang terdiri dari teks, gambar, animasi, suara, dan video. Sehingga diharapkan
dengan multimedia mampu meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.
Dari ulasan latar belakang tersebut, maka peneliti akan mengkaji melalui
penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Pkn pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang”.
1.2. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka masalah dalam
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.2.1.1. Rumusan Masalah Umum
Apakah melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan Multimedia dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa
kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang?
9
1.2.1.2. Rumusan Masalah Khusus
a. Apakah melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan Multimedia keterampilan guru kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang dalam pembelajaran PKn dapat meningkat?
b. Apakah melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan Multimedia aktivitas belajar siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang dalam pembelajaran PKn dapat meningkat?
c. Apakah melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan Multimedia hasil belajar siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang pada pembelajaran PKn dapat meningkat?
1.2.2. Pemecahan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka untuk memecahkan
masalah tersebut akan dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan
menerapkan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang. Menggunakan acuan dari kombinasi antara pendapat Huda (2011: 125)
dan Slavin (2011: 195-200) dengan modifikasi pemanfaatan multimedia, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok
siswa.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, dan
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
10
c. Guru memberikan pre-test kepada siswa untuk mendapat skor awal.
(Mengadopsi komponen Placement Test).
d. Guru membentuk kelompok heterogen terdiri dari 4-5 siswa dengan
kemampuan berbeda-beda. (Mengadopsi komponen Teams)
e. Guru memberikan materi secara singkat dengan mulimedia. (Mengadopsi
komponen Teaching Group).
f. Setiap kelompok mengerjakan LKS, setiap siswa mengerjakan 1 soal yang
berbeda dan dikoreksi teman satu kelompok kemudian didiskusikan bersama.
Guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya.
(Mengadopsi komponen Team Study).
g. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan
mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru.
(Mengadopsi komponen Student Creative)
h. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil
(jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi komponen Team Score
and Team Recognition).
i. Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa mengenai materi
yang dipelajari di akhir pembelajaran. (Mengadopsi komponen Whole-Class
Units).
j. Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi
komponen Fact Test).
k. Guru menutup pelajaran.
11
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dilakukan penelitian
adalah sebagai berikut.
1.3.1. Tujuan Secara Umum
Meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IV di SDN
Gunungpati 01 Kota Semarang melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia.
1.3.2. Tujuan Secara Khusus
a. Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas
IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia.
b. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa
kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia.
c. Meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas IV SDN Gunungpati 01
Kota Semarang melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan Multimedia.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan mafaat pada peningkatan
kualitas pembelajaran PKn baik secara teoritis maupun secara praktis.
12
1.4.1. Manfaat Teoritis
Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas ini, secara teoritis
diharapkan dapat memberikan manfaat pada perkembangan teori pembelajaran,
memberikan sumbangan bagi lmu pengetahuan dan teknologi dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan serta menjadi bahan acuan bagi penelitian sejenis.
1.4.2. Manfaat Praktis
1.4.2.1. Bagi Guru
a. Sebagai sarana bagi guru untuk mampu mengevaluasi pembelajaran yang
telah dilakukan.
b. Meningkatkan inovasi bagi guru dalam merancang pembelajaran yang efektif
dan efisien dalam pembelajaran PKn.
c. Meningkatkan motivasi guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang
bermanfaat bagi perbaikan, menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi
dalam pembelajaran dan peningkatan kualitas pembelajaran.
1.4.2.2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran PKn.
b. Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa pada pembelajaran PKn.
c. Melatih siswa untuk berpartisipasi aktif menuangkan ide-ide dalam kegiatan
diskusi kelompok.
1.4.2.3. Bagi Sekolah
a. Digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan
menerapkan model pembelajaran yang inovatif.
13
b. Dapat menjalin kerjasama antar guru yang berpegaruh positif pada kualitas
pembelajaran di sekolah
c. Memajukan sekolah dengan meningkatkan kemampuan guru, memperbaiki
proses dan hasil belajar siswa, serta menciptakan suasana nyaman, lancar,
terkondisi dengan baik.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar dilakukan oleh setiap orang sepanjang hayatnya. Dalam
kehidupannya seseorang pasti dihadapkan dengan persoalan yang menuntutnya
untuk menganalisis dan memecahkan permasalahannya. Kata belajar dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti berusaha memperoleh
kepandaian dan ilmu. Secara umum, belajar merupakan tindakan dan perilaku
siswa yang kompleks. Hal tersebut dijabarkan dalam pengertian belajar menurut
para ahli. Menurut Hamdani (2011:21) belajar merupakan perubahan tingkah laku
atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Selain itu, belajar akan lebih baik
jika subjek belajar mengalami atau melakukannya. Jadi, tidak bersifat verbalistik.
Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan
individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Pengertian belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto, 2010:2).
Sedangkan menurut Rifa’i dan Anni (2009: 82) mengemukakan bahwa
belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar
memegang peranan penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan,
15
tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan
menguasai konsep dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa
aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis.
Pengertian belajar yang lebih komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler
dalam Winataputra (2008:1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies
(kemampuan), skills (keterampilan), and attitudes (sikap). Kemampuan,
keterampilan, dan sikap tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan
mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang
hayat.
Seperti yang dikutip oleh Baharuddin (2008: 15-16), beberapa ciri-ciri
belajar adalah sebagai berikut :
a. Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.
b. Perubahan tingkah laku relatif permanen.
c. Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu memberi penguatan.
Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Slameto (2010:26) belajar
memiliki prasyarat atau prinsip yaitu (a) siswa harus berpartisipasi aktif ,
meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional; (b)
belajar harus dapat menimbulkan “reinforcement” dan motivasi yang kuat pada
siswa untuk mencapai tujuan instruksional; (c) belajar perlu lingkungan yang
menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi
16
dan belajar dengan efektif; serta (d) belajar perlu ada interaksi siswa dengan
lingkungannya.
Dengan demikian dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
individu yang berlangsung sepanjang hayat, bersifat permanen dalam aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang dilakukan secara sadar melalui
interaksi individu dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu pengetahuan
dan pengalaman nyata. Tingkah laku seseorang yang belajar akan berbeda dengan
orang yang tidak belajar. Dengan belajar, siswa yang sebelumnya tidak pandai
menjadi pandai, tidak tahu menjadi tahu, pada akhirnya akan terjadi perubahan
pada diri siswa tersebut.
2.1.2 Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti usaha seorang individu
untuk memperoleh perubahan tingkah laku. Sedangkan pembelajaran merupakan
proses interaksi guru dan peserta didik. Pembelajaran tidak akan terjadi jika tidak
ada salah satu dari kedua komponen tersebut. Hamdani (2011:23) menyatakan
bahwa pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan
dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Menurut Trianto (2010: 17)
pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik,
dimana antara keduanya terjadi komunikasi intens terarah menuju pada target
yang ditetapkan. Menurut Undang-Undang no. 20 tahun 2003, pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
17
Sejalan dengan pendapat tersebut, istilah pembelajaran memiliki hakikat
perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan
siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru
sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan
sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan
(Uno, 2009:2). Sedangkan Menurut Rifa’i dan Anni (2009: 192-193)
pembelajaran mempunyai beberapa pengertian, yaitu: (1) usaha pendidik
membentuk tingkah laku dan lingkungan, agar terjadi hubungan antara lingkungan
dengan tingkah laku peserta didik; (2) memberi kesempatan peserta didik untuk
memahami apa yang dipelajari; dan (3) memberi kebebasan peserta didik memilih
bahan pelajaran sesuai minat dan kemampuannya.
Menurut Winataputra (2008: 1.18) pembelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan
kualitas belajar pada diri peserta didik. Pembelajaran harus menghasilkan belajar,
tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Pembelajaran dalam
konteks pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah, sebagian besar terjadi di
kelas dan lingkungan sekolah. Sebagian kecil pembelajaran terjadi juga di
lingkungan masyarakat misalnya pada saat kegiatan ko-kurikuler, ekstra-
kurikuler, dan ekstramural. Dalam konteks pendidikan nonformal, justru
sebaliknya. Proses pembelajaran terjadi di masyarakat, termasuk dunia kerja,
media massa, dan jaringan internet.
18
Kegiatan pembelajaran memiliki beberapa komponen-komponen
pembelajaran, komponen-komponen pembelajaran tersebut antara lain (Rifa’i dan
Anni, 2009: 195-196):
a. Tujuan.
Tujuan pembelajaran merupakan sesuatu yang diupayakan untuk dicapai
melalui kegiatan pembelajaran berupa pengetahuan dan keterampilan.
b. Subyek Belajar
Subyek belajar dalam sistem pembelajaran sekaligus sebagai obyek. Sebagai
subyek karena peserta didik adalah individu yang melakukan proses belajar-
mengajar. Sebagai obyek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat
mencapai perubahan perilaku pada diri subyek belajar.
c. Materi Pelajaran
Materi pelajaran juga merupakan komponen utama dalam proses
pembelajaran karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari
kegiatan pembelajaran.
d. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses
pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
e. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan pendidik dalam
proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.
19
f. Penunjang
Komponen penunjang yang dimaksud dalam sistem pembelajaran adalah
fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran, dan
semacamnya yang berfungsi memperlancar, melengkapi dan mempermudah
terjadinya proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang
mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi
kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan
pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
usaha guru menciptakan suatu kondisi agar siswa belajar, yaitu kondisi
memungkinkan terjadinya interaksi antara siswa dan sumber belajar sehingga
terbentuk perubahan tingkah laku. Selain itu pembelajaran merupakan interaksi
dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi
komunikasi intens terarah menuju pada tujuan yang ingin dicapai. Pembelajaran
disini bukan hanya guru yang menjadi pusat dalam pembelajaran, akan tetapi
siswa yang menjadi pusat dalam pembelajaran. Sedangkan komponen yang
terlibat di dalam pembelajaran adalah tujuan, subyek belajar, materi pelajaran,
20
strategi, media, evaluasi, dan penunjang. Terdapat keterkaitan antara komponen-
komponen tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
2.1.3 Kualitas Pembelajaran
Kualitas dapat diartikan sebagai suatu mutu yang dapat dijadikan pedoman
tingkat keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan. Menurut Etzioni (dalam
Hamdani,2011: 194) kualitas dimaknai sebagai mutu atau keefektifan. Secara
definitif, efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan dan sasarannya. Dari pemahaman tersebut Hamdani (2011: 194)
mengemukakan aspek-aspek efektivitas belajar, yaitu: (1) peningkatan
pengetahuan; (2) peningkatan keterampilan; (3) perubahan sikap; (4) perilaku; (5)
kemampuan adaptasi; (6) peningkatan integrasi; (7) peningkatan partisipasi; (8)
peningkatan interaksi kultural. Dalam mencapai efektivitas belajar ini, UNESCO
menetapkan empat pilar pendidikan yang harus diperkatikan secara sungguh-
sungguh oleh pengelola dunia pendidikan, yaitu: (1) belajar untuk menguasai ilmu
pengatahuan (learning to know); (2) belajar untuk menguasai keterampilan
(learning to do); (3) belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to live
together); (4) belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal (learning to
be).
Kualitas pembelajaran secara operasional dapat diartikan sebagai intensitas
keterkaitan sistemik dan sinergis guru, siswa, kurikulum, dan bahan belajar,
media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil
belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler. (Depdiknas, 2004:7).
21
Jadi kualitas pembelajaran adalah tingkat pencapaian pembelajaran yang
berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan serta pengembangan sikap
melalui proses pembelajaran. Pencapaian tujuan berupa peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan pengembangan sikap melalui pembelajaran. Dengan kata lain
kualitas pembelajaran merupakan tingkat keberhasilan dalam menciptakan suatu
pembelajaran bagi peserta didik.
Indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat dari pembelajaran pendidik
(guru), perilaku dan dampak belajar siswa, iklim pembelajaran, materi
pembelajaran, media pembelajaran dan sistem pembelajaran (Depdiknas, 2004:7).
Kualitas pembelajaran erat kaitannya dengan proses pembelajaran yang
melibatkan guru dan siswa. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi indikator
kualitas pembelajaran dalam tiga variabel sesuai dengan rumusan masalah yang
diteliti yaitu: keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Indikator
kualitas pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.1.3.1. Keterampilan Mengajar Guru
Keterampilan atau skiil merupakan kemampuan dasar untuk
mengoperasikan suatu kegiatan atau pekerjaan secara mudah dan cermat. Guru
adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik,
baik itu berupa perkembangan jiwa, ataupun perkembangan mental anak didik.
Dalam kegiatan pembelajaran guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar
agar dapat mengelola kegiatan pembelajaran yang lebih efektif sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
22
Djamarah (2010:99) berpendapat kedudukan guru memiliki arti penting
dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak dari tugas guru yang cukup berat
untuk mencerdaskan anak didiknya. Hal ini menghendaki seorang guru untuk
melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat
membantu dalam menjalankan tugas guru dalam interaksi edukatif. Hal ini
didukung oleh Rusman (2012:70-80) keterampilan adalah perilaku dan
kemampuan yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh.
Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang
menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan
terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan
pembelajaran secara lebih efektif (Anitah, 2009:7.1).
Berdasarkan pengertian keterampilan mengajar guru merupakan
seperangkat kemampuan dalam membimbing siswa yang didukung dari berbagai
aspek serta mendorongnya untuk berkembang sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Hasil penelitian Turney dalam Anitah (2009:7.5-8.56) terdapat delapan
keterampilan dasar mengajar yang sangat berperan dalam menentukan kualitas
pembelajaran. Keterampilan yang dimaksud antara lain:
a. Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya adalah merupakan keterampilan yang tidak dapat
dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena metode apapun, tujuan
pengajaran apapun yang ingin dicapai dan bagaimana keadaan siswa yang
dihadapi, maka bertanya kepada siswa merupakan hal yang tidak dapat
23
ditinggalkan. Memberi pertanyaan perlu adanya latihan dari guru-guru. Sehingga
diharapkan guru dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan bertanya pada
situasi yang tepat, sebab memberi pertanyaan secara efektif dan efisien akan dapat
menimbulkan perubahan tingkah laku baik pada guru maupun dari siswa. Dari
guru yang sebelumnya selalu aktif memberi informasi akan berubah menjadi
banyak mengundang interaksi siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya
secara pasif mendengarkan keterangan guru akan berubah menjadi banyak
berpartisipasi dalam bertanya, menjawab pertanyaan mengemukakan pendapat.
Hal ini akan menimbulkan adanya cara belajar siswa aktif yang berkadar tinggi.
Komponen-komponen keterampilan bertanya antara lain: (1) pengajuan
pertanyaan secara jelas dan singkat; (2) pemberian acuan; (3) pemusatan; (4)
pemindahan giliran; (5) penyebaran; (6) pemberian waktu berpikir serta
pemberian tuntunan.
b. Keterampilan memberi penguatan
Keterampilan memberi penguatan adalah respon positif dari guru kepada
anak didik yang telah melakukan suatu perbuatan baik. Pemberian penguatan ini
dilakukan oleh guru dengan tujuan agar anak lebih giat berpartisiasi dalam
interaksi belajar mengajar dan siswa agar mengulangi lagi perbuatan yang baik
walaupun pemberian penguatan sangat mudah pelaksanaannya, namun kadang-
kadang banyak diantara guru yang tidak melakukan pemberian penguatan kepada
siswa yang melakukan perbuatan baik. Komponen-komponen keterampilan
memberi penguatan antara lain: (1) Penguatan verbal yang terdiri dari dua jenis,
yaitu: kata-kata, kalimat; (2) Penguatan non verbal yang terdiri dari lima jenis,
24
yaitu: mimik dan gerakan badan, gerak mendekati, sentuhan, kegiatan yang
menyenangkan, pemberian simbol atau benda.
c. Keterampilan mengadakan variasi
Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks interaksi belajar
mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam proses
belajar mengajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta
penuh partisipasi. Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi terdiri
dari: (1) Variasi dalam gaya mengajar yang terdiri dari enam jenis, yaitu: variasi
suara, Pemusatan perhatian, kesenyapan, mengadakan kontak pandang, gerakan
badan dan mimik, perubahan dalam posisi guru; (2) Variasi pola interaksi dan
penggunaan alat bantu pembelajaran.
d. Keterampilan menjelaskan
Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan
secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penekanan memberikan
penjelasan adalah proses penalaran siswa dan bukan indoktrinasi. Komponen-
komponen keterampilan menjelaskan terdiri dari: (1) Keterampilan
merencanakan penjelasan yang terdiri dari: merencanakan isi pesan (materi),
menganalisis karakteristik penerimaan pesan; (2) Keterampilan menyajikan
penjelasan yang terdiri dari: kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi,
pemberian tekanan.
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat
25
kepada apa yang akan dipelajari. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran
adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang dipelajari siswa,
mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses
belajar mengajar. Komponen-komponen keterampilan membuka dan menutup
pelajaran terdiri dari: (1) Membuka pelajaran yang terdiri dari: menarik perhatian
siswa, memberi acuan, menimbulkan motivasi, membuat kaitan; (2) Menutup
pelajaran yang terdiri dari: meninjau kembali (mereview), menilai (mengevaluasi),
memberi tindak lanjut.
f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk
tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
Komponen-komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran terdiri dari:
(1) Memusatkan perhatian; (2) Meningkatkan urunan; (3) Menganalisis
pandangan; (4) Memperjelas masalah atau uraian pendapat; (5) Menyebarkan
kesempatan berpartisipasi; (6) Menutup diskusi.
g. Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam
proses interaksi edukatif, dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi
edukatif. Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas terdiri dari: (1)
Keterampilan yang bersifat preventif terdiri dari: menunjukkan sikap tanggap,
26
membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk yang
jelas, menegur serta memberi penguatan; (2) Keterampilan yang bersifat represif
terdiri dari: memodifikasi tingkah laku, pengelolaan kelompok.
h. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai perbuatan guru
dalam konteks belajar mengajar yang hanya melayani 3-8 siswa untuk kelompok
kecil, dan hanya seorang untuk perorangan. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini
dapat dikerjakan dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang lebih
kecil. Komponen-komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan terdiri dari: (1) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar;
(2) Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; (3) Keterampilan
merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran; (4) Keterampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi.
Dengan menguasai keterampilan mengajar, guru dapat melaksanakan
pembelajaran lebih baik dan mampu mendorong siswa untuk lebih aktif dan
antusias mengikuti pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang
dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan
guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta
membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi,
persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa
tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
27
Peneliti akan mengembangkan keterampilan guru berdasarkan penelitian
Turney yang akan dipadukan melalui penerapan model Team Assisted
Indivisualization (TAI) dengan multimedia sebagai dasar/landasan dalam
menyusun instrumen penelitian. Keterampilan mengajar guru yang dikaji dalam
penelitian ini meliputi keterampilan membuka pelajaran, keterampilan
menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan menggunakan variasi,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas,
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan, keterampilan memberi
penguatan, dan keterampilan menutup pelajaran.
Adapun indikator keterampilan guru dalam penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia dalam penelitian ini yaitu : (1)
membuka pembelajaran; (2) Menyampaikan materi pembelajaran (Teaching
Group); (3) Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan
multimedia (Placement Test, Teams); (4) Membimbing siswa dalam berdiskusi
dengan kelompoknya (Team Study); (5) Pengkondisian kelas selama
pembelajaran; (6) Membimbing presentasi kelompok (Student Creative); (7)
Memberikan penguatan kepada hasil pekerjaan siswa (Team Score and Team
Recognition); (8) Menutup pelajaran (Whole Class Unit, Fact Test).
2.1.3.2. Aktivitas Siswa
Thomas M. Risk (dalam Rohani, 2010: 7-8) menyebutkan bahwa mengajar
adalah proses membimbing pengalaman belajar. Pengalaman itu sendiri diperoleh
jika peserta didik dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap lingkungannya.
Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik
28
maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan,
membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas
psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak
berfungsi dalam rangka pengajaran.
Dua aktivitas (psikis dan fisik) harus dipandang sebagai hubungan yang
erat. Piaget (dalam Rohani, 2010: 8) berpendapat bahwa “seorang anak berpikir
sepanjang ia berbuat”. Agar peserta didik dapat berpikir sendiri (aktif) maka
peserta didik harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf
verbal baru timbul setelah individu berpikir pada taraf perbuatan. Seorang guru
hanya dapat menyajikan dan menyediakan bahan pelajaran, peserta didiklah yang
mengolah dan mencernanya sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar
belakangnya.
Paul B. Diedrich (dalam Rohani, 2010: 10) dalam penyelidikannya
menyebutkan bahwa terdapat beberapa macam kegiatan peserta didik yang
meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain sebagai berikut:
a. Visual activities, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan,
pekerjaan orang lain, dan sebagainya.
b. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, diskusi, interupsi, dan sebagainya.
c. Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik,
pidato, dan sebagainya.
29
d. Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin,
dan sebagainya.
e. Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan
sebagainya.
f. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,
mereparasi, bermain, berkebun, dan sebagainya.
g. Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis, membuat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
h. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang,
gugup, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
siswa merupakan segala kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran yang
dilakukan oleh sisawa dalam mengikuti pembelajaran sehingga menimbukan
perubahan perilaku pada diri siswa.
Peneliti akan mengembangkan aktivitas siswa berdasarkan teori Paul B.
Diedrich mengenai 8 aktivitas siswa yang akan dipadukan dengan model Team
Assisted Indivisualization (TAI) dengan multimedia sebagai dasar/landasan dalam
menyusun instrument penelitian. Sehingga tidak semua aktivitas siswa
memungkinkan untuk diamati dalam penelitian ini karena disesuaikan dengan
langkah-langkah pembelajaran model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan multimedia. Aktivitas siswa dalam penelitian ini meliputi aktivitas visual,
oral, listening, writing, emosional dan mental. Sedangkan indikator keberhasilan
aktivitas siswa dapat dilihat dari aspek-aspek sebagai berikut : (1) mempersiapkan
30
diri untuk menerima pelajaran; (2) memperhatikan penjelasan dari guru; (3)
memperhatikan materi yang disampaikan; (4) siswa aktif dalam kegiatan diskusi;
(5) mempresentasikan hasil diskusi; (6)menyimpulkan hasil kegiatan
pembelajaran; (7) mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi.
2.1.3.3. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan
hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh (Anitah, 2009: 2.19). Guru
harus memperhatikan secara seksama agar perilaku tersebut dapat dicapai
sepenuhnya oleh siswa. Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan
kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga diperlukan adanya teknik dan prosedur
evaluasi belajar yang dapat menilai secara efektif proses dan hasil belajar.
Benyamin S. Bloom (dalam Uno, 2009: 35) menyampaikan tiga taksonomi
pembelajaran dalam tiga kawasan yaitu: kawasan kognitif (cognitive domain),
kawasan afektif (affective domain), dan kawasan psikomotorik (psychomotoric
domain).
Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran
berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke
tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Ranah kognitif mencakup kategori
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application),
analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation).
Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-
nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan
31
afeksi ada lima, yaitu: kemauan menerima, kemauan menanggapi, berkeyakinan,
penerapan karya, serta ketekunan dan ketelitian.
Kawasan psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Urutan tingkatan dari yang
paling sederhana sampai ke yang paling kompleks adalah persepsi, kesiapan
melakukan suatu kegiatan, mekanisme, respons terbimbing, kemahiran, adaptasi,
dan organisasi.
Indikator hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai
siswa dalam berkomunikasi secara spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk
menilai ketercapaian hasil belajar. Siswa hendaklah diberi kesempatan untuk
menggunakan keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang sudah mereka
kembangkan selama pembelajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sudah
ditentukan. Selama proses itu guru dapat menilai apakah siswa telah mencapai
suatu hasil belajar yang ditunjukkan dengan pencapaian beberapa indikator dari
hasil belajar tersebut. Apabila hasil belajar siswa telah direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak maka siswa tersebut telah mencapai suatu
kompetensi (Sugandi, 2005: 63).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan prestasi belajar peserta didik yang meliputi tiga kawasan yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor selama dan sesudah kegiatan pembelajaran.
32
2.1.4 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
2.1.4.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas:2006) menyebutkan
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran sosial yang
bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warga
negara yang tahu, mau dan mampu berbuat baik. (Ruminiati, 2007:1.25).
Somantri dalam Ian (2010) menyebutkan istilah kewargaannegara
merupakan terjemahan dari “civics” yang merupakan mata pelajaran sosial yang
bertujuan membina dan mengembangkan anak didik agar menjadi warga negara
yang baik (good citizen). Warga negara yang baik adalah warga negara yang tahu,
mau, dan mampu berbuat baik atau secara umum yang mengetahui, menyadari,
dan melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
PKn dinilai sebagai mata pelajaran yang mengusung misi pendidikan nilai
dan moral dengan alasan sebagai berikut (Ian: 2010):
a. Materi PKn adalah konsep-konsep nilai Pancasila dan UUD 1945 beserta
dinamika peerwujudan dalam kehidupan masyarakat negara Indonesia.
b. Sasaran akhir belajar PKn adalah perwujudan nilai-nilai tersebut dalam
prilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari.
33
Jadi dalam proses pembelajaran PKn menuntut terlibatnya emosional,
intelektual, dan sosial dari peserta didik dan guru sehingga nilai-nilai itu bukan
hanya dipahami (bersifat kognitif) tetapi dihayati (bersifat objektif) dan
dilaksanakan (bersifat perilaku).
Penelitian ini akan menekankan pada semua aspek baik emosional,
intelektual maupun sosial dari peserta didik sehingga diharapkan hasil belajar
berupa kognitif, afektif dan psikomotorik dapat tercapai secara maksimal.
2.1.4.2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2008:97):
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-
korupsi
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Wahab dan Sapriya (2011:346) mengemukakan bahwa tujuan PKn adalah
partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari
34
warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi
konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh
tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan
keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan serta. Partisipasi yang
efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui
pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu yang meningkatkan
kemampuan individu berperan serta dalam proses politik dan mendukung
berfungsinya sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.
Menurut Djahiri dalam Zulfikar (2011 dalam http://www.gudang-
materi.com) tujuan PKn secara umum harus ajeg dan mendukung keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu
membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang
bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung
kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun
kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat, serta perilaku yang mendukung
upaya untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.
Berdasarkan tujuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama PKn
yaitu untuk membentuk masyarakat yang memiliki budi pekerti dan selalu
berpikir kritis dalam menanggapi isu kewarganegaraan, selalu berpartisipasi aktif
dan bertanggung jawab serta bertindak secara cerdas dalam kehidupan
35
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga akan menciptakan karakter
masyarakat Indonesia yang baik dan aktif dalam kehidupan antar bangsa dan
negara.
Hal itu akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma tetap
ditanamkan pada siswa sejak usia dini karena jika siswa sudah memiliki nilai
moral yang baik maka tujuan untuk mencapai warga negara yang baik akan
mudah tercapai.
Sesuai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn di SD adalah
untuk menjadikan warganegara yang baik, yaitu warganegara yang tahu, mau,dan
sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, diharapkan kelak dapat
menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap baik sehingga mampu
mengikuti kemajuan teknologi modern.
2.1.4.3. Paradigma Baru PKn
Paradigma berarti suatu model atau kerangka berpikir yang digunakan
dalam proses pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Dalam masa transisi atau
proses perjalanan bangsa menuju masyarakat madani (civil society), pendidikan
kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah perlu
menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang
sedang berubah (Fathurrohman dan Wuryandani, 2011:10).
Tugas PKn paradigma baru yaitu mengembangkan pendidikan demokrasi
yang mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan
warganegara (civic intelligence), membina tanggungjawab warganegara (civic
responsibility) dan mendorong partisipasi warganegara (civic participation).
36
Kecerdasan warganegara yang dikembangkan untuk membentuk warganegara
yang baik bukan hanya dalam dimensi rasional, melainkan juga dalam dimensi
spiritual, emosional, dan sosial sehingga paradigma baru PKn bercirikan
multidimensional (Fathurrohman dan Wuryandani, 2011:10).
Fathurrohman dan Wuryandani (2011:11) menjelaskan secara garis besar
PKn paradigma baru memiliki tiga komponen, yaitu:
a. Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) yang mencakup
bidang politik, hukum dan moral.
b. Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civic skills) yang meliputi
keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
c. Dimensi nilai-nilai kewarganegaraan (civic values) yang mencakup percaya
diri, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur.
Jadi untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tujuan PKn harus
mempunyai ketiga komponen yaitu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.
Kecerdasan yang hendak dikembangkan untuk membentuk warga negara yang
baik bukan hanya dalam dimensi pengetahuan saja, melainkan juga dimensi
keterampilan dan nilai-nilai sehingga menjadi warga negara yang bermoral.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa paradigma
baru pendidikan demokrasi melalui PKn yang perlu dikembangkan dalam
lingkungan sekolah adalah pendidikan demokrasi yang tujuannya diarahkan pada
dimensi kecerdasan spiritual, rasional, emosional, dan sosial. Dalam hal ini
seorang warga negara harus memiliki sejumlah keterampilan berpikir,
37
berkomunikasi, dan berpartisipasi untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya.
2.1.4.4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKn
Dalam KTSP (Depdiknas:2006) ruang lingkup mata pelajaran PKn meliputi
aspek-aspek sebagai berikut :
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,
Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan
negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,
Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan
daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem
hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban
anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai
warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan
kedudukan warga Negara.
38
e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan
dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem
politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem
pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi: Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka.
h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan
organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
Dari ruang lingkup mata pelajaran PKn, materi yang akan diambil dalam
penelitian ini adalah materi globalisasi dalam kelas IV semester II yang meliputi
pengertian dari globalisasi, kebudayaan Indonesia dalam misi kebudayaan
internasional, dan sikap dalam menghadapai adanya globalisasi.
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif
Pendidikan yang menekankan pada interaksi kooperatif adalah
pendidikan yang secara bersungguh-sungguh berupaya mengaktualisasikan
berbagai semboyan tersebut dalam dunia pendidikan. Dengan demikian,
pendidikan yang menekankan pada interaksi kooperatif pada hakikatnya bukan
39
suatu ide baru tetapi hanya merupakan back to basic, kembali ke akar budaya
bangsa kita sendiri.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru (Suprijono, 2009:54). Sedangkan Slavin dalam Huda
(2011:114) membagi metode pembelajaran dalam beberapa kategori seperti
metode Student Team Learning, Cooperatif Learning, dan Metode Informal. Jadi
pada dasarnya pembelajaran kooperatif ini lebih memfokuskan pada interaksi
sosial siswa dimana berkaitan dengan ciri pembelajaran PKn yang mengutamakan
interaksi dan toleransi social. Didalam model kooperatif sendiri juga
mengutamakan pada kerjasama kelompok, hal ini juga terlihat dalam
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).
Selaras dengan pendapat tersebut menurut Roger dalam Suprijono
(2009:58) untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran
kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah sebagai berikut.
a. Positive interdependence (saling ketergantungan positif), unsur
ketergantungan positif menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif
ada dua unsur pertanggung jawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan
yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota
kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan), pertanggung jawaban
akan muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok.
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota
40
kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah
kunci untuk menjalin semua anggota yang diperkuat dengan belajar bersama.
c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif), unsur ketiga
pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif. Unsur ini penting karena
dapat menghasilkan saling ketergantungan positif.
d. Interpersonal skill (komunikasi antaranggota), unsur keempat pembelajaran
kooperatif adalah keterampilan sosial. Untuk mengkoordinasi kegiatan
peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik harus: saling mengenal
dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius,
saling menerima dan saling mendukung, dan mampu menyelesaikan konflik
secara konstruktif.
e. Group processing (pemrosesan kelompok), pemrosesan mengandung arti
menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau
tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Tujuan dari
pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam
memberikan konstribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan
kelompok.
Sedangkan manfaat pembelajaran kooperatif menurut Suprijono (2009:67)
adalah :
a. Memberikan kesempatan terjadinya belajar berdemokrasi
b. Meningkatkan penghargaan peserta didik pada pembelajarn akademik dan
mengubah norma-norma yang terkait dengan prestos.
41
c. Mempersiapkan peserta didik belajar mengenai kolaborasi dan berbagai
keterampilan sosial melalui peran aktif peserta didik dalam kelompok-
kelompok kecil.
d. Memberi peluang terjadinya proses partisipasi aktif peserta didik dalam
belajar dan terjadinya dialog interakti
e. Menciptakan iklim sosio emosional yang efektif
f. Memfasilitasi terjadinya learning to live together
g. Menumbuhkan produktivitas dalam kelompok.
h. Mengubah peranan guru dari center stage performance menjadi koreografer
kegiatan kelompok.
i. Menumbuhkan kesadaran peserta didik arti penting aspek sosial dalam
individunya. Pembelajaran kooperatif dapat menummbuhkan kesadaran
alturisme dalam peserta didik. Kehidupan sosial adalah sisi penting dari
kehidupan individual.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah suatu model pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa dalam
bekerjasama atau diskusi dengan siswa lain dalam kelompok heterogen untuk
pencapaian suatu tugas, tujuan dan penghargaan.
2.1.6 Model Team Assisted Individualization (TAI)
Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) pertama kali
diprakarsai oleh Robert E. Slavin yang merupakan perpaduan antara pembelajaran
kooperatif dengan pengajaran individu. Model ini merupakan model pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada kemampuan siswa, dimana siswa
42
dikelompokkan berdasarkan kemampuan yang beragam dan setiap siswa memiliki
kesempatan untuk sukses dalam mencapai tujuan pembelajaran (Huda, 2011:125).
Dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok
kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok
yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan
secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Keheterogenan kelompok
mencakup jenis kelamin, ras, agama (kalau mungkin), tingkat kemampuan (tinggi,
sedang, rendah), dan sebagainya.
Team Assisted Individualization (TAI) merupakan model yang
dikembangkan untuk beberapa alasan. Pertama, model ini mengkombinasikan
keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual. Kedua, model ini
memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun
untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal
kesulitan belajar siswa secara individual. Dengan membuat para siswa bekerja
dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung jawab
mengelolah dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam
menghadapi masalah, dan saling memberi dorongan untuk maju (Sharan,
2012:31-32).
Menurut Slavin (2011: 195-200) model Team Assisted Individualization
(TAI) ini memiliki 8 komponen, kedelapan komponen tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5
siswa.
43
b. Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata
nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang
tertentu.
c. Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan
menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan
kelompoknya.
d. Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh
kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang
membutuhkan.
e. Team Score and Team Recognition yaitu pemberian score terhadap hasil kerja
kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang
berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil
dalam menyelesaikan tugas.
f. Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang
pemberian tugas kelompok.
g. Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh
siswa.
h. Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu
pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan acuan dari kombinasi
antara pendapat Huda (2011:125) dan Slavin (2011: 195-200). Adapun langkah-
langkah pembelajarannya antara lain sebagai berikut:
44
a. Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok
siswa.
b. Guru menyampaikan tujan pembelajaran, memotivasi siswa, dan menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran.
c. Guru memberikan pre-test kepada siswa untuk mendapat skor awal.
(Mengadopsi komponen Placement Test).
d. Guru membentuk kelompok heterogen terdiri dari 4-5 siswa dengan
kemampuan berbeda-beda. (Mengadopsi komponen Teams).
e. Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Teaching
Group).
f. Setiap kelompok mengerjakan LKS, setiap siswa mengerjakan 1 soal yang
berbeda dan dikoreksi teman satu kelompok kemudian didiskusikan bersama.
Guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya.
(Mengadopsi komponen Team Study).
g. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan
mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru.
(Mengadopsi komponen Student Creative)
h. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil
(jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi komponen Team Score and
Team Recognition).
i. Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa mengenai materi
yang dipelajari di akhir pembelajaran. (Mengadopsi komponen Whole-Class
Units).
45
j. Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi
komponen Fact Test).
k. Guru menutup pelajaran.
Kelebihan TAI antara lain meningkatkan hasil belajar, meningkatkan
motivasi belajar, mengurangi perilaku yang mengganggu dan konflik antar
pribadi, bisa membantu siswa yang lemah/siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami materi belajar. Model TAI juga membantu meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah peserta didik, melatih peserta didik untuk bekerja secara
kelompok, melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling
menghargai serta mendapatkan penghargaan atas usaha mereka (Sharan, 2012:31).
Selain itu, menurut Slavin (2011:190-195) kelebhan model Team Assisted
Individualization (TAI) adalah untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis
dan praktis dari sistem pengajaran individual, antara lain:
a. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan
rutin.
b. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar
kelompok-kelompok kecil.
c. Langkah-langkah pembelajaran model ini mudah untuk dilakukan dan
dimengerti siswa.
d. Siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan
dengan cepat dan akurat, dan tidak akan bisa berbuat curang.
e. Model ini mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal,
fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan maupun tim guru.
46
f. Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok, dengan status yang
sejajar, model ini akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap
positif terhadap siswa-siswa yang kurang secara akademik dan di antara para
siswa dari latar belakang yang berbeda.
Disamping model TAI memiliki kelebihanm model Tai juga memiliki
kekurangan antara lain :
a. Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung pada
siswa yang pandai.
b. Tidak ada persaingan antar kelompok
c. Tidak semua materi dapat diterapkan pada model ini
d. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses
pembelajarannya juga berjalan kurang baik
e. Adanya anggota kelompok yang pasif dan tidak mau berusaha serta hanya
mengandalkan teman sekelompoknya.
Solusi untuk mengatasi kekurangan penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dalam pembelajaran berkaitan langsung dengan peran
guru sebagai fasititator, dimana dalam penerapan model ini sekolompok siswa
belajar dengan porsi utama adalah mendiskusikan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru, atau memecahkan masalah. Koordinasi siswa dengan siswa dan guru dangan
siswa harus terjalin dengan baik untuk memulai pelajaran secara kondusif.
Pengendalian suasana kelas juga menjadi perhatian tersendiri bagi guru, karena
kemungkinan akan menimbulkan sedikit masalah, biasanya terjadi pada saat
peralihan kondisi dari seluruh kelas menjadi kelompok kecil. Selain itu
47
manajemen waktu harus dilakukan sesuai dengan tindakan kelas dengan baik oleh
guru sehingga tidak ada waktu yang terbuang.
2.1.7 Multimedia sebagai Media Pembelajaran
2.1.7.1. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar (Arsyad, 2011:4-5). Secara terminologis, ada berbagai definisi
yang diberikan tentang media pembelajaran. Gagne dalam Asyhar (2012: 7)
mendefinisikan bahwa media adalah berbagai komponen pada lingkungan belajar
yang membantu pembelajar untuk belajar. Briggs dalam Asyhar (2012: 7)
mendefinisikan media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan
kepada peserta didik sehingga merangsang mereka untuk belajar.
Sedangkan pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa
informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dan
peserta didik (Asyhar, 2012: 7).
Media pembelajaran, menurut Gerlach & Ely dalam Asyhar (2012: 7),
memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian
yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media pembelajaran mencakup semua
sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran,
sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware), seperti computer,
televisi, proyektor, dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada
perangkat keras itu. Dalam hal ini, pendidik juga bisa termasuk salah satu bentuk
48
media pembelajaran sehingga menjadi kajian strategi penyampaian pembelajaran.
Jadi media pembelajaran tidak hanya berupa benda mati, tetapi juga benda hidup,
seperti manusia. Sebagai benda hidup, media dapat juga merupakan pesan y ang
dapat dipelajari.
Berdasarkan pengertian tersebut, media pembelajaran dapat dipahami
sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari
suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif
dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
2.1.7.2. Manfaat Media Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dengan
siswa. Sebagai sebuah proses komunikasi, pembelajaran sering dihadapkan pada
berbagai hambatan sehingga untuk mengatasinya diperlukan sebuah media
pembelajaran untuk membantu menyampaikan informasi kepada siswa. Secara
langsung maupun tak langsung media pembelajaran memiliki peran dan manfaat
yang sangat penting pada proses pembelajaran.
Midun dalam Asyhar (2012:41) menjelaskan secara umum manfaat
penggunaan media pembelajaran antara lain:
a. Media pembelajaran yang bervariasi dapat memperluas cakrawala sajian
materi pembelajaran yang diberikan di kelas.
b. Peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses
pembelajaran.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
oleh para peserta didik.
49
d. Media pembelajaran dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru.
e. Media pembelajaran dapat merangsang peserta didik untuk berfikir kritis,
menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih
lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karya-karya inovatif.
f. Dapat meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
g. Media pembelajaran dapat memecahkan masalah-masalah pendidikan.
Ditambahkan oleh Encyclopedia of Educational Reseacrh (Arsyad,
2011:25) merincikan manfaat media pembelajaran sebagai berikut.
a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
b. Memperbesar perhatian siswa.
c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga
membuat pelajaran lebih mantap.
d. Membentuk pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri di kalangan siswa.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu.
f. Membantu tumbuuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
g. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan
membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dari uraian dan pendapat beberapa para ahli tersebut, dapat disimpulkan
beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses
belajar mengajar sebagai berikut.
50
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa
dan lingkungannta, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajran dapat mengatasi keterbatasan idera, ruang, dan waktu.
d. Dapat memebrikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-
peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.
2.1.7.3. Jenis Media Pembelajaran
Menurut Asyhar (2012: 44-45) meskipun beragam jenis dan format media
sudah dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran, namun pada dasarnya
semua media tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu media
visual, media audio, media audio-visual dan multimedia. Berikut penjelasan
keempat jenis media tersebut:
a. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera
penglihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini, pengalaman
belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan
penglihatannya. Beberapa media visual antara lain: (a) media cetak seperti
buku, modul, jurnal, peta, gambar, dan poster, (b) model dan prototype seperti
globe bumi, dan (c) media realitas alam sekitar dan sebagainya.
51
b. Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran
dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman
belajar yang akan didapatkan adalah dengan menagandalkan indera
kemampuan pendengaran. Oleh karena itu, media audio hanya mampu
memanipulasi kemampuan suara semata. Pesan dan informasi yang
diterimanya adalah berupa pesan verbal seperti bahasa lisan, kata-kata dan
lain-lain. Sedangkan pesan nonverbal adalah dalam bentuk bunyi-bunyian,
musik, bunyi tiruan dan sebagainya. Contoh media audio yang umum
digunakan adalah tape recorder, radio, dan CD player.
c. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus
dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan
melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang
mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa contoh media
audio-visual adalah film, video, program TV dan lain-lain.
d. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan
secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan dan pendengaran
melalui media teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta media interaktif
berbasis computer dan teknologi komunikasi dan informasi. Secara sederhana,
Meyer mendefinisikan multimedia sebagai media yang menghasilkan bunyi
dan teks. Jadi, TV, presentasi Powerpoint berupa teks, gambar bersuara sudah
dapat dikatakan multimedia. Sementara, Martin membedakan multimedia dan
52
audiovisual. Video conference dan video cassette termasuk media audiovisual,
dan aplikasi komputer interaktif dan noninteraktif adalah beberapa contoh
multimedia. Dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan media berbasis
komputer yang menggunakan berbagai jenis media yang terintegrasi dalam
satu kegiatan. Itulah sebabnya, pembelajaran dengan media interaktif, internet
dan lain-lain sering dianggap pembelajaran dengan multimedia. Multimedia
memberikan pengalaman belajar secara langsung, baik dengan cara berbuat
dan melakukan di lokasi, maupun dengan cara terlibat seperti permainan,
simulasi, bermain peran, teater dan sebagainya.
Dari keempat jenis media pembelajaran, dalam penelitian ini peneliti akan
menggunakan multimedia sebagai media pembelajaran. Multimedia akan
dipadukan dengan penerapan model Team Assisted Individualization (TAI),
karena multimedia dapat menyajikan informasi yang dapat dilihat, didengar, dan
dilakukan, sehingga multimedia sangatlah efektif untuk menjadi alat yang lengkap
dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
2.1.7.4. Multimedia
Pengertian multimedia dapat berbeda dari sudut pandang orang yang
berbeda. Secara umum, multimedia berhubungan dengan penggunaan lebih dari
satu macam media untuk menyajikan informasi. Multimedia berasal dari kata
multi dan media. Multi berasal dari bahasa Latin, yaitu nouns yang berarti banyak
atau bermacam-macam. Sedangkan kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu
medium yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan,
menyampaikan, atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American Herritage
53
Electronic Dictionary diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan
mempresentasikan informasi. Berdasarkan itu multimedia merupakan perpaduan
antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau
bitmap), grafik, sound, animasi, video,interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas
menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan atau
menghantarkan pesan kepada publik. Menurut Rosch dalam Munir (2012: 2)
multimedia adalah suatu kombinasi data atau media untuk menyampaikan suatu
informasi sehingga informasi itu tersaji dengan lebih menarik. Sedangkan Gayeski
dalam Munir (2012:2) mendefinisikan multimedia sebagai kumpulan media
berbasis komputer dan sistem komunikasi yang memiliki peran untuk
membangun, menyimpan, menghantarkan dan menerima informasi dalam bentuk
teks, grafik, audio, video dan sebagainya.
Selain itu secara sederhana, Meyer mendefinisikan multimedia sebagai
media yang menghasilkan bunyi dan teks. Jadi, TV, presentasi Powerpoint berupa
teks, gambar bersuara sudah dapat dikatakan multimedia (Asyhar, 2012: 45).
Sementara Rubinson dalam Munir (2012: 5) mengatakan bahwa multimedia
merupakan presentasi pembelajaran/instruksional yang mengkombinasikan
tampilan teks, grafis, video, dan audio serta dapat menyediakan interaktivitas.
Houghton dalam Munir (2012:5) menggambarkan multimedia sebagai bentuk
komunikasi multi bentuk dengan menggunakan perangkat komputer atau
sejenisnya.
Berdasarkan teori dari beberapa pakar, maka peneliti menyimpulkan bahwa
multimedia merupakan perpaduan dari beberapa elemen informasi yang dapat
54
berupa teks, gambar, suara, animasi, dan video yang bergerak ke dalam sebuah
aplikasi komputer. Aneka media tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan
kerja yang akan menghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi
yang sangat tinggi sehingga dapat meningkatan minat belajar siswa.
2.1.7.4.1. Jenis Multimedia
Menurut Munir (2012:3) multimedia dapat dibagi menjadi beberapa jenis
atau kategori, adalah sebagai berikut.
a. Ada yang berbentuk network-online (internet) dan multimedia yang offline.
Jenis jasa multimedia terdiri dari dua, yaitu berdiri sendiri, seperti pengajaran
tradisional dan pengajaran yang terhubung dengan jaringan telekomunikasi.
b. Multimedia pun bisa dibagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia linear dan
multimedia interaktif. Multimedia linear adalah multimedia yang dapat
dioperasikan oleh pengguna dan berjalan secara berurutan. Sedangkan
multimedia interaktif dapat dioperasikan oleh pengguna dan dapat dipilih
untuk proses selanjutnya.
c. Merujuk pada elemen-elemen multimedia dan operasi yang bisa dilakukan
multimedia dapat dikategorikan menjadi:
1) multimedia bukan temporal. Jenis multimedia ini tidak tergantung pada
waktu. Multimedia ini terdiri dari teks, grafik, dan gambar;
2) multimedia temporal. Jenis multimedia ini terdiri dari audio, video, dan
animasi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan multimedia berjenis linear,
yaitu multimedia yang dapat dioperasikan oleh pengguna dan berjalan secara
55
berurutan. Peneliti mengoperasikan sendiri multimedia yang akan disajikan
dengan menggunakan laptop dan LCD sebagai alat bantu untuk memproyeksikan
multimedia.
2.1.7.4.2. Komponen Multimedia
Multimedia adalah penggunaan berbagai jenis media (teks, suara, grafik,
animasi dan video) untuk menyampaikan informasi (Munir, 2012:16-19). Berikut
ini penjelasan komponen multimedia yaitu:
a. Teks
Teks adalah suatu kombinasi huruf yang membentuk satu kata atau
kalimat yang menjelaskan suatu maksud atau materipembelajaran yang dapat
dipahami oleh orang yang membacanya. Kebutuhan teks tergantung kepada
penggunaan aplikasi multimedia. Penggunaan teks pada multimedia perlu
memperhatikan penggunaan jenis huruf, ukuran huruf, dan style hurufnya
(warna, bold, italic).
b. Grafik
Grafik merupakan komponen penting dalam multimedia. Grafik berarti
juga gambar (image, picture, atau drawing).
c. Gambar (Images atau Visual Diam)
Gambar merupakan penyampaian informasi dalam bentuk visual.
Gambar atau images berarti pula gambar raster (halftone drawing) seperti
foto. Elemen gambar digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan lebih
jelas. Gambar digunakan dalam presentasi karena lebih menarik perhatian dan
dapat mengurangi kebosanan dibandingkan dengan teks.
56
d. Video (Visual Gerak)
Video pada dasarnya adalah alat atau media yang dapat menunjukkan
simulasi benda nyata. Video juga sebagai sarana untuk menyampaikan
informasi yang menarik, langsung dan efektif.
e. Audio (Suara, Bunyi)
Audio didefinisikan sebagai macam-macam bunyi dalam bentuk digital
seperti suara, musik, narasi dan sebagainya yang bisa didengar untuk
keperluan suara latar, penyampaian pesan duka, sedih, semangat dan macam-
macam disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Di sisi lain audio juga dapat
meningkatkan daya ingat serta bisa membantu bagi pengguna yang memiliki
kelemahan dalam penglihatan. Penggunaan suara pada multimedia dapat
berupa narasi, lagu, dan sound effect. Biasanya narasi ditampilkan bersama-
sama dengan foto atau teks untuk lebih memperjelas informasi yang akan
disampaikan. Bunyi dapat ditambahkan dalam multimedia melalui suara,
musik, atau efek-efek suara.
f. Animasi
Animasi adalah suatu tampilan yang menggabungkan antara media teks,
grafik dan suara dalam aktivitas pergerakan. Dalam multimedia, animasi
merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layer.
Berdasarkan beberapa komponen multimedia yang dikemukakan oleh
Munir, dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan beberapa komponen yaitu
teks, gambar, animasi, audio, dan video karena mengacu pada definisi yang
diberikan oleh Rubinson bahwa multimedia merupakan presentasi
57
pembelajaran/instruksional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, video,
dan audio serta dapat menyediakan interaktivitas. Jadi, presentasi Powerpoint
berupa teks, gambar, animasi, video dan audio sudah dapat dikatakan sebagai
multimedia karena dengan menggunakan PowerPoint dapat menarik perhatian
dan minat siswa untuk aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.
2.1.7.4.3. Manfaat Multimedia
Multimedia dapat menyajikam informasi yang dapat dilihat, didengar dan
dilakukan, sehingga multimedia sangatlah efektif untuk menjadi alat yang lengkap
dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Munir (2012: 6) menjelaskan bahwa
efektivitas multimedia dapat dilihat dalam beberapa kelebihan multimedia antara
lain :
a. Penggunaan beberapa media dalam menyajikan informasi.
b. Kemampuan untuk mengakses informasi secara cepat up to date dan
memberikan informasi lebih dalam dan lebih banyak.
c. Bersifat multi-sensorik karena banyak merangsang indra, sehingga dapat
mengarah ke perhatian dan tingkat retensi yang baik.
d. Menarik perhatian dan minat, karena merupakan gabungan antara pandangan,
suara, dan gerakan. Apalagi manusia memiliki keterbatasan daya ingat.
e. Media alternatif dalam penyampaian pesan dengan diperkuat oleh suara,
gambar, video, dan animasi.
f. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi.
g. Bersifat interaktif menciptakan hubungan dua arah diantara pengguna
multimedia
58
Di sisi lain, Munir (2012:6-7) menjelaskan multimedia dapat memberikan
keuntungan terhadap penyampaian dan penerimaan informasi, antara lain :
a. Lebih komunikatif
b. Mudah dilakukan perubahan.
c. Interaktif.
d. Lebih leluasa menuangkan kreatifitas.
Dari uraian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa manfaat multimedia
dalam pembelajaran yaitu mendorong siswa bekerja secara mandiri, lebih efektif,
memberikan umpan balik yang cepat, serta meningkatkan kemampuan siswa
dalam memecahkan suatu masalah. Penerapan multimedia pembelajaran juga
memerlukan proses pengembangan sebelum diterapkan di kelas.
2.1.7.4.4. Kriteria Bahan Ajar Multimedia
Setiap format bahan ajar multimedia memiliki karakteristik tertentu dan
kriteria bahan ajar multimedia yang baik ditentukan oleh karakteristiknya. Asyhar
(2012:173) menyebutkan kriteria bahan ajar multimedia yang baik adalah sebagai
berikut:
a. tampilan harus menarik baik dari sisi bentuk gambar maupun kombinasi
warna yang digunakan;
b. narasi atau bahasa harus jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik
disesuaikan dengan pengguna media agar pembelajaran lebih efektif;
c. materi disajikan secara interaktif memungkinkan partisipasi dari peserta
didik;
59
d. kebutuhan untuk mengakomodasi berbagai model yang berbeda dalam
belajar.
e. karakteristik dan budaya pengguna yang akan dijadikan target;
f. sesuai dengan karakteristik siswa, karakteristik materi, dan tujuan yang ingin
dicapai;
g. dimungkinkan sebagai salah satu media pembelajaran dalam arti sesuai
dengan sarana pendukung yang tersedia;
h. memungkinkan ditampilkan suatu lingkungan belajar virtual yang
mendukung;
i. proses belajar adalah suatu kontinuitas yang utuh, bukan terpisah-pisah.
Karakteristik Multimedia pembelajaran menurut Daryanto (2010:53) adalah
sebagai berikut:
a. memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan
unsur audio dan visual;
b. interaktif artinya memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon
pengguna;
c. memberi kemudahan dan kelengkapan sedemikian rupa, sehingga
mempermudah pengguna.
Berdasarkan kriteria dan karakteristik bahan ajar multimedia, dapat
disimpulkan bahwa dalam pemilihan dan penggunaan multimedia harus
disesuaikan materi pelajaran, tujuan pembelajaran, serta disesuaikan dengan
tingkat perkembangan siswa.
60
2.1.7.4.5. Program Aplikasi Pembuatan Bahan Ajar Multimedia
Saat ini, berbagai program aplikasi telah tersedia untuk mendukung
pembuatan bahan ajar dengan multimedia seperti Microsoft PowerPoint,
Macromedia Flash, Camtasia Recorder, Ulead, Pinnacle, Goldwave dan lain-lain.
Sebagian di antaranya dapat diunduh dari internet secara bebas tanpa biaya
(Asyhar, 2012: 185).
Dari berbagai macam jenis program aplikasi yang disebutkan oleh Asyhar,
peneliti akan menggunakan aplikasi program Microsoft PowerPoint sebagai bahan
ajar multimedia. Microsoft PowerPoint merupakan program aplikasi presentasi
yang sangat popular dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai
kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar,
lokakarya dan sebagainya. Dengan menggunakan PowerPoint dapat membuat
presentasi secara professional dan jika perlu hasil presentasi dapat dengan mudah
ditempatkan diserver web sebagai halaman web untuk diakses sebagai bahan
pembelajaran atau informasi yang lainnya (Asyhar, 2012: 185).
2.1.8 Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn
Model Team Assisted Individualization (TAI) merupakan cara
membelajarkan siswa dengan cara dikelompokkan berdasarkan kemampuan yang
beragam dan setiap siswa memiliki kesempatan untuk sukses dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Materi yang akan dipelajari siswa diberikan dengan
memanfaatkan multimedia (teks, gambar, grafik, animasi, audio, dan video) yang
disajikan dalam sebuah aplikasi komuter yaitu power point. Manfaat penggunaan
61
multimedia akan membantu peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif dalam
belajar, dan menjadikan pendidik sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan
kepada peserta didik untuk belajar materi banyak seperti dalam mata pelajaran
PKn. Mata pelajaran PKn di kelas IV memuat berbagai materi. Penelitian ini
mengkaji tentang globalisasi.
Menggunakan acuan dari kombinasi antara pendapat Huda (2011: 125)
dan Slavin (2011: 195-200) dengan modifikasi pemanfaatan multimedia, maka
langkah-langkah pembelajaran melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok
siswa.
b. Guru memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran,
memotivasi siswa, serta menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.
c. Guru memberikan pre-test kepada siswa untuk mendapat skor awal.
(Mengadopsi komponen Placement Test).
d. Guru membentuk kelompok heterogen terdiri dari 4-5 siswa dengan
kemampuan berbeda-beda. (Mengadopsi komponen Teams).
e. Guru memberikan materi secara singkat dengan multimedia. (Mengadopsi
komponen Teaching Group).
f. Setiap kelompok mengerjakan LKS, setiap siswa mengerjakan 1 soal yang
berbeda dan dikoreksi teman satu kelompok kemudian didiskusikan bersama.
Guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya.
(Mengadopsi komponen Team Study).
62
g. Perwakilan kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan
mempresentasikan hasil kerjanya. (Mengadopsi komponen Student Creative)
h. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil
(jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi komponen Team Score and
Team Recognition).
i. Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa mengenai materi
yang dipelajari di akhir pembelajaran. (Mengadopsi komponen Whole-Class
Units).
j. Guru memberikan post-test berupa soal evaluasi untuk dikerjakan secara
individu. (Mengadopsi komponen Fact Test).
k. Guru menutup pelajaran.
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Beberapa penelitian yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian
yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut :
a. Tiningrum, (2010) dalam penelitian yang berjudul “Meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SDN Sawojajar 6 pada pembelajaran PKn melalui
penerapan team assisted individualization”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model Team Assisted
Individualization adalah: (1) model TAI dapat meningkatkan hasil belajar
siswa yang diukur dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal dari
data awal, siklus I, dan siklus II. Ketuntasan belajar siswa dari pra tindakan
ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 52%, dari siklus I ke siklus II juga
63
mengalami peningkatan hasil belajar siswa sebesar 9%, (2) Tahapan
pembelajaran TAI meliputi: teams, placement test, teaching group, student
creative, team study, whole class units, fact test, team score and team
recognition. Kedelapan tahap sudah diterapkan dengan baik dalam
pembelajaran. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) penggunaan
pembelajaran kooperatif model Team Assisted Individualization dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, (2) model TAI terdiri dari 8 tahapan yang
secara keseluruhan sudah diterapkan dengan baik dalam pembelajaran.
Disarankan kepada guru untuk mengembangkan model pembelajaran TAI
dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas masing-
masing dengan memperhatikan kendala waktu yang dibutuhkan dalam
pembelajaran.
b. Ridlo, (2011) dengan judul penelitian “Penerapan model kooperatif TAI
(team assisted individualization) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SDN Purwantoro 2 kota
Malang”. Nilai rata-rata siswa kelas IV A SDN Purwantoro 2 Malang
sebelum dilakukan pembelajaran dengan metode TAI masih belum mencapai
Standar Ketuntasan Minimum yang telah ditetapkan yaitu 75. skor rata-rata
aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegitan pelajaran IPS pada siklus I
penerapan model TAI (Team Assisted Individualization) adalah 71 dan hasil
belajar siswa yang telah tuntas belajar sebesar 38% (10 siswa) dan yang
belum tuntas belajar sebesar 61% (16 siswa). Jadi dapat disimpulkan belum
mencapai standar ketuntasan klasikal sebesar 75 %, hasil pada siklus II untuk
64
aktivitas siswa adalah 75 dan hasil belajar siklus II ini, terdapat 25 siswa yang
sudah tuntas KKM sebesar 70,00 (100 %). Setelah dilakukan penerapan
model TAI Aktivitas dan hasil belajar siswa dengan mengalami peningkatan
dari siklus I ke siklus II. Dari 28 siswa kelas IVA terdapat peningkatan
aktivitas siswa dari aspek keaktifan, keberanian, dan kerjasama. Skor
aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 4 %, sedangkan hasil
belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 38
%. Kesimpulan peneliti bahwa model TAI dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai penerapan model pembelajaran TAI pada matapelajaran lain
agar diperoleh hasil penelitian yang lebih mewakili dari hasil penelitian ini.
penelitian ini dapat dijadikan acuan atau rujukan bagi peneliti lain dalam
melaksanakan dan mengembangkan penelitian berikutnya.
c. Prasetyo, Wahyu Fajar, dkk. 2012 dengan judul penelitian “Penggunaan
Multimedia Dan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Pkn dengan Materi Organisasi Siswa Kelas V SD N Kartasura
07 Tahun 2012”. Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah
dilaksanakan dalam dua siklus menunjukkan adanya peningkatan nilai hasil
belajar PKn materi organisasi dari pratindakan, siklus I dan siklus II. Pada
pratindakan ketuntasan belajar siswa adalah 42,86% atau 9 siswa dengan nilai
terendah 50 dan nilai ter-tinggi 90. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa naik
menjadi 76,19% atau 16 siswa dengan nilai terendah 54 dan nilai tertinggi 96.
Pada siklus II ketuntasan belajar siswa juga mengalami kenaikan menjadi
85,71% atau 18 siswa dengan nilai terendah 62 dan nilai tertinggi 100. Dengan
65
demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia dan model
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi
organisasi siswa kelas V SD N Kartasura 07 tahun 2012.
Ketiga penelitian tersebut dapat digunakan sebagai landasan/acuan
penelitian ini yang berjudul Penerapan Model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada
Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang.
2.3. KERANGKA BERPIKIR
Penelitian awal yang telah dilakukan peneliti sebelum pelaksanaan
tindakan, diperoleh gambaran bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn
kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang masih belum optimal. Hal ini
disebabkan karena pembelajaran PKn kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang kurang berkualitas. Proses pembelajaran PKn masih didominasi oleh
guru, dimana guru kurang menggunakan model dan media pembelajaran yang
inovatif, siswa kurang aktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PKn,
kurangnya kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok, hasil belajar siswa
masih rendah yang ditunjukkan dengan hasil belajar mata pelajaran PKn belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 65 ada 16
siswa dari 26 siswa (62%). Hasil rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas IV
SDN Gunungpati 01 Kota Semarang, pada mata pelajaran PKn diperoleh nilai
terendah 33, nilai tertinggi 73 dan nilai rata-rata 58.
66
Dengan kondisi pembelajaran tersebut maka memerlukan suatu perbaikan
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu dengan menerapkan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, meningkatkan motivasi belajar pada siswa, dapat membantu siswa yang
lemah, siswa diajarkan bekerjasama dalam suatu kelompok, menimbulkan rasa
tanggungjawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah serta membantu
mengembangkan kemampuan indera dan menarik perhatian serta minta siswa
dalam pembelajaran. Menggunakan acuan dari kombinasi antara pendapat Huda
(2011: 125) dan Slavin (2011: 195-200) dengan modifikasi pemanfaatan
multimedia, maka langkah-langkah dari penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia adalah (1) guru menyiapkan materi
bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa; (2) guru memberikan
apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, serta
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran; (3) guru memberikan pre-test kepada
siswa untuk mendapat skor awal (Mengadopsi komponen Placement Test); (4)
guru membentuk kelompok heterogen terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan
berbeda-beda (Mengadopsi komponen Teams); (5) guru memberikan materi
secara singkat dengan multimedia (Mengadopsi komponen Teaching Group); (6)
setiap kelompok mengerjakan LKS, setiap siswa mengerjakan 1 soal yang
berbeda dan dikoreksi teman satu kelompok kemudian didiskusikan bersama.
Guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya
(Mengadopsi komponen Team Study); (7) perwakilan kelompok melaporkan
keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya (Mengadopsi
67
komponen Student Creative); (8) guru menetapkan kelompok terbaik sampai
kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil koreksi (Mengadopsi
komponen Team Score and Team Recognition); (9) guru memberikan umpan
balik dan penguatan kepada siswa mengenai materi yang dipelajari di akhir
pembelajaran (Mengadopsi komponen Whole-Class Units); (10) guru memberikan
post-test berupa soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu (Mengadopsi
komponen Fact Test); (11) guru menutup pelajaran.
Dengan upaya tindakan melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia diharapkan kualitas pembelajaran
akan meningkat, keterampilan guru meningkat, aktivitas siswa meningkat dan
hasil belajar siswa meningkat dengan ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya
80%.
Kerangka berpikir tersebut dapat dituangkan dalam bentuk bagan sebagai
berikut :
68
Bagan 2.1. Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Pelaksanaan Tindakan Menerapkan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
Kondisi Akhir
Kualitas pembelajaran PKn masih rendah dengan ditunjukkan dari beberapa faktor berikut: 1. Guru
a. guru mendominasi aktivitas di kelas b. penggunaan metode dan media pembelajaran kurang inovatif
2. Siswa a. siswa kurang aktif dalam pembelajaran b. kurangnya kerjasama antar siswa
3. Hasil belajar a. hasil belajar rendah, dari 26 siswa hanya 10 siswa (38%) yang tuntas dalam belajar, sedangkan 16 siswa (62%) hasil belajarnya di bawah KKM (65)
Langkah-langkahnya adalah : 1. Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan
oleh kelompok siswa. 2. Guru memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran, memotivasi siswa, serta menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.
3. Guru memberikan pre-test kepada siswa untuk mendapat skor awal. (Mengadopsi komponen Placement Test).
4. Guru membentuk kelompok heterogen terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan berbeda-beda. (Mengadopsi komponen Teams).
5. Guru memberikan materi secara singkat dengan multimedia. (Mengadopsi komponen Teaching Group).
6. Setiap kelompok mengerjakan LKS, setiap siswa mengerjakan 1 soal yang berbeda dan dikoreksi teman satu kelompok kemudian didiskusikan bersama. Guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. (Mengadopsi komponen Team Study).
7. Perwakilan kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya (Mengadopsi komponen Student Creative).
8. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi komponen Team Score and Team Recognition).
9. Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa mengenai materi yang dipelajari di akhir pembelajaran. (Mengadopsi komponen Whole-Class Units).
10. Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponen Fact Test).
11. Guru menutup pelajaran.
1. keterampilan guru meningkat 2. aktivitas siswa meningkat 3. hasil belajar siswa meningkat, yaitu sebanyak minimal 80 %
siswa mengalami ketuntasan belajar dengan KKM sebesar ≥ 65.
69
2.4. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan hasil analisis dan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut: Penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan multimedia dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, keterampilan
guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang.
70
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto
(2009: 3) Penelitian Tindakan Kelas yaitu suatu perencanaan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama. Tahapan dalam penelitian tindakan kelas ini
meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran PKn, maka penelitian
ini direncanakan dalam 2 siklus dengan masing-masing siklus 2 kali pertemuan.
Adapun masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
(Arikunto, 2011: 16)
Bagan 3.1 Bagan Siklus Penelitian
Perencanaa
Pelaksanaan Refleksi
Observasi
Observasi
Pelaksanaa
Perencanaa
Refleksi
SIKLUS I
SIKLUS II
?
71
3.1.1. Perencanaan
Menurut Arikunto (2009: 17), dalam tahapan perencanaan peneliti
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana
tindakan tersebut dilakukan. Oleh karena itu dalam tahap perencanaan ini peneliti
membuat perencanaan sebagai berikut:
a. Menelaah materi dalam pembelajaran PKn kelas IV yang akan dilakukan
tindakan penelitian dengan menelaah indikator-indikator pelajaran.
b. Menyusun perangkat pembelajaran sesuai indikator yang telah ditetapkan.
c. Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian yaitu
berupa multimedia.
d. Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.
3.1.2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi
atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas (Arikunto, 2011:
18). Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan perencanaan yang telah
dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran dengan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia. Pelaksanaan tindakan
penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan dengan
model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia. Siklus kedua
dilaksanakan untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum baik dengan tetap
melalui model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia.
72
3.1.3. Observasi
Kegiatan observasi yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat (Arikunto, 2011: 19). Kegiatan observasi ini dilakukan secara
kolaboratif dengan pengamat untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia.
3.1.4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah terjadi dan sudah dilakukan (Arikunto, 2009:19). Menurut Hopkins (dalam
Arikunto, 2009: 80) Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan
penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat
masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui
siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan
pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah terjadi. Setelah mengkaji proses pembelajaran meliputi aktivitas siswa,
keterampilan guru dan hasil belajar siswa melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia dapat melihat ketercapaian indikator
kinerja, mengkaji kekurangan serta membuat daftar permasalahan pelaksanaan
siklus pertama, peneliti bersama tim kolaborasi membuat perencanaan tindak
lanjut untuk siklus berikutnya.
73
3.2. PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN
3.2.1. Siklus Pertama
3.2.1.1 Perencanaan
a. Menyusun Perangkat pembelajaran dengan materi globalisasi di lingkungan
b. Menyiapkan sumber belajar berupa buku-buku pelajaran PKn kelas IV dan
media pembelajaran
c. Menyiapkan lembar kerja, serta alat evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis
d. Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati
keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam penelitian melalui model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
e. Menyiapkan lembar catatan lapangan dan lembar angket respon siswa.
3.2.1.2 Pelaksanaan tindakan
Pada siklus ini peneliti menerapkan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia. Pelaksanaannya dilakukan selama dua pertemuan.
Prosedur pelaksanaannya adalah:
3.2.1.2.1. Pertemuan 1
Pada siklus pertama pertemuan pertama, peneliti menerapkan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia dengan materi memberikan
contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya meliputi pengertian
globalisasi dan contoh pengaruh globalisasi. Prosedur pelaksanaan tindakan dalam
siklus pertama pertemuan pertama ini meliputi:
a. Guru melakukan apersepsi sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai
yaitu mengenai globalisasi dan contoh pengaruh globalisasi di lingkungannya
74
b. Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan,
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dan memotivasi siswa
c. Siswa mengerjakan soal pre-test yang diberikan oleh guru
d. Siswa berkelompok beranggotakan 4-5 siswa untuk mengamati tayangan
slide powerpoint multimedia dan menyimak penjelasan guru mengenai
globalisasi dan contoh pengaruhnya di lingkungan sekitar 8 menit
e. Masing-masing kelompok mendapatkan lembar tugas untuk didiskusikan
bersama, guru memimbing siswa dalam kegiatan diskusi dan membuat
laporan hasil diskusi secara tertulis
f. Secara bergantian perwakilan setiap kelompok melaporkan keberhasilan
kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya
g. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap hasil diskusi dengan
menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok serta menarik
kesimpulan hasil diskusi kelas
h. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil
(jika ada) dan memberikan reward
i. Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa mengenai materi
yang baru saja dipelajari
j. Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang pengertian globalisasi dan
contoh pengaruh globalisasi di lingkungannya
k. Siswa mengerjakan post-tes berupa tes evaluasi.
75
3.2.1.2.2. Pertemuan 2
Pada siklus pertama pertemuan kedua ini, peneliti menerapkan model
Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia sama seperti pada
pertemuan pertama. Hanya saja materi yang disajikan berbeda yaitu mengenai
pengaruh positif dan negatif globalisasi dan cara menyikapi pengaruh negatif
globalisasi di lingkungan masyarakat. Prosedur pelaksanaan tindakan dalam siklus
pertama pertemuan kedua ini meliputi:
a. Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab mengenai materi yang telah
dipelajari pada siklus I pertemuan I yaitu mengenai contoh pengaruh
globalisasi. Kemudian menunjukkan satu contoh benda nyata adanya
pengaruh globalisasi dan meminta siswa untuk menyebutkan pengaruh positif
dan negatif dari benda tersebut.
b. Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan, guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dan memotivasi siswa
c. Siswa mengerjakan soal pre-test yang diberikan oleh guru
d. Siswa berkelompok beranggotakan 4-5 siswa untuk mengamati tayangan
slide powerpoint multimedia dan menyimak penjelasan guru mengenai
pengaruh positif dan negatif globalisasi di lingkungan masyarakat sekitar 8
menit
e. Masing-masing kelompok mendapatkan lembar tugas untuk didiskusikan
bersama, guru memimbing siswa dalam kegiatan diskusi dan membuat
laporan hasil diskusi secara tertulis
76
f. Secara bergantian perwakilan setiap kelompok melaporkan keberhasilan
kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya
g. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap hasil diskusi dengan
menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok serta menarik
kesimpulan hasil diskusi kelas
h. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil
(jika ada) dan memberikan reward
i. Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa mengenai materi
yang baru saja dipelajari
j. Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang pengaruh positif dan negatif
globalisasi, serta cara menyikapi pengaruh negatif globalisasi di lingkungan
k. Siswa mengerjakan post-tes berupa tes evaluasi.
3.2.1.3 Observasi
Selama penelitian berlangsung peneliti bersama kolaborasi melakukan
pengamatan terhadap keterampilan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan
lembar observasi. Aspek yang diamati adalah keterampilan guru dalam mengajar
PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
multimedia. Observer juga melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran dengan lembar observasi. Aspek yang diamati adalah
aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran melalui model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia.
77
3.2.1.4 Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti
bersama dengan kolaborator mengenai kegiatan pembelajaran yang telah
berlangsung, sehingga dengan mengetahui hasil refleksi dapat membuat rencana
kegiatan untuk siklus berikutnya. Hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan melihat hasil
observasi pada keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn
pada pertemuan pertama dan kedua dengan melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia.
b. Mengevaluasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang dilakukan guru
secara langsung dalam bentuk lembar evaluasi baik pada pertemuan pertama
dan kedua.
c. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama.
d. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus kedua.
3.2.2. Siklus Kedua
3.2.2.1 Perencanaan
a. Memadukan hasil refleksi dari siklus I agar pelaksanaan siklus II lebih efektif
b. Menyusun perangkat pembelajaran mata pelajaran PKn dengan materi jenis
budaya yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan Indonesia
c. Menyiapkan sumber belajar berupa buku-buku pelajaran PKn kelas IV dan
media pembelajaran
d. Menyiapkan lembar kerja, serta alat evaluai pembelajaran berupa tes tertulis
78
e. Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati
keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam penelitian melalui model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
f. Menyiapkan lembar catatan lapangan dan lembar angket respon siswa.
3.2.2.2 Pelaksanaan tindakan
Pada siklus ini peneliti menerapkan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia. Pelaksanaannya dilakukan selama dua pertemuan.
Prosedur pelaksanaannya adalah :
3.2.2.2.1. Pertemuan I
Pada siklus kedua pertemuan pertama ini, peneliti menerapkan model
Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia dengan materi
mengenai kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Prosedur pelaksanaan
tindakan dalam siklus kedua pertemuan pertama ini meliputi:
a. Guru melakukan apersepsi sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai
yaitu mengenai kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia
b. Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan,
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dan memotivasi siswa
c. Siswa mengerjakan soal pre-test yang diberikan oleh guru
d. Siswa berkelompok beranggotakan 4-5 siswa untuk mengamati tayangan
slide powerpoint multimedia dan menyimak penjelasan guru mengenai
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia sekitar 8 menit
79
e. Masing-masing kelompok mendapatkan lembar tugas untuk didiskusikan
bersama, guru memimbing siswa dalam kegiatan diskusi dan membuat
laporan hasil diskusi secara tertulis
f. Secara bergantian perwakilan setiap kelompok melaporkan keberhasilan
kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya
g. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap hasil diskusi dengan
menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok serta menarik
kesimpulan hasil diskusi kelas
h. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil
(jika ada) dan memberikan reward
i. Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa mengenai materi
yang baru saja dipelajari
j. Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia
k. Siswa mengerjakan post-tes berupa tes evaluasi
3.2.2.2.2. Pertemuan 2
Pada siklus kedua pertemuan kedua ini, peneliti menerapkan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia sama seperti pada pertemuan
pertama. Hanya saja materi yang disajikan berbeda yaitu kebudayaan Indonesia
yang ditampilkan dalam misi kebudayaan Internasional. Prosedur pelaksanaannya
adalah:
80
a. Guru melakukan apersepsi sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai
yaitu mengenai kebudayaan Indonesia yang ditampilkan dalam misi
kebudayaan Internasional
b. Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan,
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dan memotivasi siswa
c. Siswa mengerjakan soal pre-test yang diberikan oleh guru
d. Siswa berkelompok beranggotakan 4-5 siswa untuk mengamati tayangan
slide powerpoint multimedia dan menyimak penjelasan guru mengenai
kebudayaan Indonesia yang ditampilkan dalam misi kebudayaan Internasional
sekitar 8 menit
e. Masing-masing kelompok mendapatkan lembar tugas untuk didiskusikan
bersama, guru memimbing siswa dalam kegiatan diskusi dan membuat
laporan hasil diskusi secara tertulis
f. Secara bergantian perwakilan setiap kelompok melaporkan keberhasilan
kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya
g. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap hasil diskusi dengan
menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok serta menarik
kesimpulan hasil diskusi kelas
h. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil
(jika ada) dan memberikan reward
i. Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa mengenai materi
yang baru saja dipelajari
81
j. Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang kebudayaan Indonesia yang
ditampilkan dalam misi kebudayaan Internasional
k. Siswa mengerjakan post-tes berupa tes evaluasi.
3.2.2.3 Observasi
Selama penelitian berlangsung peneliti bersama kolaborasi melakukan
pengamatan terhadap keterampilan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan
lembar observasi. Aspek yang diamati adalah keterampilan guru dalam mengajar
PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
multimedia. Observer juga melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran dengan lembar observasi. Aspek yang diamati adalah
aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran melalui model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia.
3.2.2.4 Refleksi
a. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus kedua
b. Mengevaluasi pe;aksanaan dan hasil pembelajaran siklus kedua
c. Membuat deskripsi peningkatan kualitas pembelajaran pada siklus kedua yang
meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia
d. Jika hasil keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar telah mencapai
target indikator keberhasilan, maka pnelitian ini dihentikan.
82
3.2. SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gunungpati 01 Kota Semarang dengan
subjek penelitian ini adalah:
a. Guru kelas IV SDN Gunungpti 01 Kota Semarang : Weni Septya Dewi
b. Siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang : 12 siswa laki-laki dan
14 siswa perempuan
3.3. TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang
3.4. VARIABEL PENELITIAN
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan guru dalam pembelajaran PKn dengan penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
b. Aktivitas siswa guru dalam pembelajaran PKn dengan penerapan model
Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
c. Hasil belajar siswa guru dalam pembelajaran PKn dengan penerapan model
Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
83
3.5. DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA
3.6.1. Sumber Data
Sumber data merupakan subjek dari mana data diperoleh. Dalam
penelitian ini, sumber datanya meliputi:
a. Siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Sumber data siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang sebanyak 26
siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Data
diperoleh dari hasil observasi setiap pertemuan, hasil evaluasi dan angket
dalam pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia.
b. Guru kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Sumber data guru diperoleh dari lembar pengamatan/observasi yang berisi
keterampilan guru dan wawancara dalam pelaksanaan pembelajaran PKn
melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
multimedia.
c. Data dokumen
Sumber data dokumen berupa data awal hasil tes sebelum dilaksanakannya
tindakan dan hasil tes setelah dilakukan tindakan. Serta diperkuat dengan foto
dan video penelitian sebagai bukti bahwa penelitian telah dilaksanakan.
d. Catatan lapangan
Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama proses
pembelajaran berupa data keterampilan guru dan aktivitas siswa.
84
3.6.2. Jenis Data
a. Data kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar PKn diukur melalui kemampuan
menyelesaikan soal-soal evaluasi pada akhir pembelajaran. Data kuantitatif
adalah data berupa angka-angka “data yang berbentuk bilangan” (Herrhyanto
dan Hamid, 2008:1.3). Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari
analisis hasil belajar PKn yang diperoleh siswa kelas IV SDN Gunungpati 01
Kota Semarang.
b. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kategori atau atribut (Herrhyanto
dan Hamid, 2008:1.3). Data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil
observasi dengan menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru,
aktivitas siswa, lembar angket terhadap siswa, catatan lapangan dan
wawancara dalam kegiatan pembelajaran PKn melalui penerapan model
Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia.
3.6.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah :
3.6.3.1. Teknik Tes
Arifin (2012: 118) mengemukakan bahwa tes merupakan teknik atau cara
yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pegukuran, yang
didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas
yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengkur aspek
85
perilku peserta didik. Pendapat lain mengatakan tes adalah seperangkat tugas yang
harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik
untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi
yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu (Poerwanti,
2008: 4.3).
Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan
dasar dan pencapaian atau prestasi belajar. Tes diberikan kepada siswa secara
individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes juga digunakan untuk
mengukur atau memberi angka terhadap proses pembelajaran ataupun pekerjaan
siswa sebagai hasil belajar yang merupakan cerminan tingkat penguasaan terhadap
materi yang diajarkan. Tes ini dilaksanakan pada setiap pertemuan pembelajaran
siklus I dan II.
3.6.3.2. Teknik Nontes
Adapun teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang berlangsung (Sukmadinata, 2012: 220). Observasi dalm penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data tentang keterampilan guru dan aktivitas suswa
dalam pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia.
86
b. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain
(Sugiyono, 2009:329). Dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk
mengetahui data awal dari kemampuan siswa dan data-data hasil evaluasi yang
dilakukan pada setiap pertemuan dalam pembelajaran. Selain itu data dokumen
dalam bentuk audio visual maupun visual digunakan sebagai bukti kegiatan
penelitian.
c. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar,
dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi
terhadap data dalam penelitian kualitatif (Bagdan dan Biklen dalam Prastowo,
2010). Catatan lapangan dalam penelitian ini berupa catatan guru selama
pembelajaran berlangsung apabila terdapat hal-hal yang muncul dalam proses
pembelajaran. Catatan ini digunakan untuk memperkuat data serta sebagai
masukan guru dalam melakukan refleksi.
d. Angket
Menurut Sukmadinata (2012:219), angket atau kuesioner merupakan suatu
teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung
bertanya-jawab dengan responden). Instrumen pengumpul datanya juga disebut
dengan angket yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang
harus dijawab atau direspon oleh responden. Seluruh proses pembelajaran
87
memiliki komponen afektif yang sangat penting perannya bagi anak, sehingga itu
berbagai sikap anak perlu diketahui karena keberadaannya sangat menentukan di
dalam proses pembelajaran. Ada dua jenis angket yaitu angket dengan
menggunakan jawaban terbuka dan angket dengan menggunakan jawaban
tertutup. (Poerwanti, 2008:3.26).
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket dengan
jawaban terbuka, yang berupa pertanyaan-pertanyaan tentang kegiatan
pembelajaran melalui penerapan model Team Assisted Individualization dengan
multimedia.
e. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk pengumpulan data
yang dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual
(Sukmadinata, 2012:216). Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui respon guru terhadap pembelajaran PKn melalui penerapan model
Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia.
3.6. TEKNIK ANALISIS DATA
3.7.1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata.
Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a. Menentukan skor berdasarkan proporsi (Poerwanti, 2008:6.15)
88
Dengan menggunakan rumus:
Skor = x 100 (rumus bila menggunakan skala 0-100)
Dimana:
B = banyaknya butir yang dijawab benar (dalam bentuk pilihan ganda) atau
jumlah skor jawaban benar pada tiap butir/ item soal pada tes bentuk
penguraian).
= skor teoritis
b. Mencari nilai rerata (mean)
Aqib (2010:40), menyatakan bahwa untuk mencari nilai rata-rata satu kelas,
yaitu dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
x = Nilai rata-rata
∑X = Jumlah semua nilai siswa
∑N = Jumlah siswa
c. Menghitung presentase ketuntasan belajar klasikal
Aqib (2010:41), untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar klasikal,
menggunakan rumus sebagai berikut :
Adapun kriteria untuk menentukan tingkat keberhasila belajar siswa dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut.
89
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%)
Tingkat Keberhasilan Arti
>80 % Sangat Tinggi
60 – 79 % Tinggi
40 – 59 % Sedang
20 – 39 % Rendah
< 20 % Sangat Rendah
(Aqib, 2010:41)
Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak
tuntas dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar Siswa
(KKM mata pelajaran PKn SDN Gunungpati 01 Kota Semarang)
Dengan demikian, dapat ditentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak
tuntas.
3.7.2. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil belajar, hasil observasi keterampilan guru
serta aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia. Data kualitatif dipaparkan
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
≥ 65 Tuntas
< 65 Tidak Tuntas
90
dalam bentuk kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh
kesimpulan.
Poerwanti (2008:6.9), menjelaskan dalam bentuk contoh instrumen untuk
mengukur minat peserta didik yang telah berhasil dibuat adalah 10 butir. Jika
rentangan yang dipakai adalah 1-5 maka skor terendah adalah 10 dan skor
tertinggi adalah 50. Dengan demikian mediannya adalah (10 + 50)/2 yaitu sebesar
30. Jika dibagi menjadi 4 kategori maka skala 10-20 termasuk kurang berminat,
21-30 cukup berminat, 31-40 berminat dan skala 41-50 sangat berminat.
Maka dari contoh tersebut untuk menentukan skor dalam 4 kategori,
langkah-langkah yang ditempuh yaitu:
a. Menentukan skor tertinggi
b. Menentukan skor terendah
c. Menentukan median
d. Membagi rentang skor menjadi 4 kategori (sangat baik, baik, cukup, kurang)
Jika: R = skor terendah
T = skor tertinggi
n = banyaknya data
mencari n = (T – R) + 1
Herrhyanto (2008:5.3), maka rumus yang digunakan adalah:
Letak K1
K1 = ( n +2 ) untuk data genap atau K1 = ( n +1 ) untuk data ganjil
Letak K2
K2 = ( n+1 ) untuk data genap maupun data ganjil
91
Letak K3
K3 = ( n+2 ) untuk data genap atau K3 = ( n+1 ) untuk data ganjil
Letak K4 = skor tertinggi = T
Perolehan skor observasi dikonsultasikan pada tabel kriteria ketuntasan
data kualitatif berikut ini:
Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif
Kriteria ketuntasan Kategori Kualifikasi
K3 ≤ skor ≤ T Sangat baik (A) Tuntas
K2 ≤ skor < K3 Baik (B) Tuntas
K1 ≤ skor < K2 Cukup (C) Tidak Tuntas
R ≤ skor < K1 Kurang (D) Tidak Tuntas
Dari perhitungan tersebut maka tabel kualifikasi untuk keterampilan guru
dan aktivitas siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4 Deskripsi Kualitatif Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa
Keterampilan Guru Aktivitas siswa Kategori Kualifikasi
27,5 ≤ skor ≤ 32 24 ≤ skor ≤ 28 Sangat Baik (A) Tuntas
21 ≤ skor < 27,5 17,5 ≤ skor < 24 Baik (B) Tuntas
14,5 ≤ skor < 21 12 ≤ skor < 17,5 Cukup (C) Tidak Tuntas
8 ≤ skor < 14,5 7 ≤ skor < 12 Kurang (D) Tidak Tuntas
3.7. INDIKATOR KEBERHASILAN
Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang, dengan indikator keberhasilan sebagai berikut :
92
a. Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran PKn melalui penerapan
model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia meningkat
dengan kriteria sekurang-kurangnya baik (21 ≤ skor < 27,5)
b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia meningkat dengan
kriteria sekurang-kurangnya baik (17,5 ≤ skor < 24).
c. Sebanyak 80% siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 65 dalam pembelajaran
PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
multimedia.
93
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. KONDISI PRA SIKLUS (DATA AWAL PENELITIAN)
Kondisi pra siklus (data awal peneitian) merupakan kondisi dimana belum
diadakannya tindakan perbaikan pembelajaran. Data pra siklus yang diperoleh
merupakan data yang diambil selama PPL di kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang, baik berupa catatan lapangan mengenai pembelajaran PKn, data hasil
belajar siswa, maupun data dokumen dari guru kelas IV yang berhubungan
dengan pembelajaran PKn di kelas. Data tersebut kemudian dianalisis bersama
dengan guru kolaborator, dan ditemukan suatu permasalahan di dalam
pembelajaran PKn yaitu kualitas pembelajaran PKn masih rendah. Faktor
penyebabnya yaitu guru belum menggunakan model pembelajaran inovatif, materi
yang dipelajari banyak sehingga siswa cenderung kurang aktif dan kurang
antusias dalam mengikuti pembelajaran serta kurangnya kerjasama siswa dalam
belajar kelompok. Selain itu lingkungan kurang mendukung, media belajar kurang
menarik sehingga siswa kurang termotivasi belajar. Hal-hal tersebut berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang.
Berdasarkan refleksi awal antara peneliti dengan kolaborator mengenai
pembelajaran PKn di SDN Gunungpati 01 Kota Semarang didapatkan data
kuantitatif berupa data pra siklus yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
94
belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah
yaitu 65. Rata-rata hasil belajar mata pelajaran PKn hanya 38% (10 dari 26 siswa)
mendapat nilai 65 ke atas atau tuntas belajar, sedangkan 16 siswa (62%) belum
tuntas. Nilai terendah 33, tertinggi 73 dan rata-rata kelas 58.
Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti paparkan maka peneliti dan
tim kolaborator melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan
model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia di kelas IV SDN
Gunungpati 01 Kota Semarang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
4.2. HASIL PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang dengan subjek penelitian siswa kelas IV yang berjumlah 26 siswa
terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan multimedia. Aspek yang diamati dalam penelitian ini antara lain
keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
PKn menggunakan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
multimedia. Penelitian ini bekerjasama dengan guru kelas IV SDN Gunungpati
01, yaitu Ibu Sri Raharjanti, S.Pd. sebagai kolaborator yang membantu selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Peneliti juga bekerja sama dengan teman
sejawat untuk mengambil data dokumen baik berupa foto maupun video selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Melalui hasil pengamatan dan analisiss data
tersebut maka diperoleh hasil pengamatan yang menjadi hasil dari peneitian ini.
95
Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti melakukan penelitian pada
proses pembelajaran yang terdiri dari 2 siklus. Dimana dalam 1 siklus terdiri dari
2 kali pertemuan dan setiap pertemuan diadakan evaluasi untuk mengukur
ketercapaian indikator pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
4.2.1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan I
4.2.1.1. Perencanaan Siklus 1 Pertemuan I
Sebelum melaksanakan tindakan siklus 1 pertemuan I perlu adanya
perencanaan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan supaya pelaksanaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa hal yang
dipersiapkan dalam perencanaan tindakan kelas siklus 1 pertemuan I antara lain :
a. Menyusun Perangkat pembelajaran dengan materi globalisasi di lingkungan
b. Menyiapkan sumber belajar berupa buku-buku pelajaran PKn kelas IV dan
media pembelajaran
c. Menyiapkan lembar kerja, serta alat evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis
d. Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati
keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam penelitian melalui model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
e. Menyiapkan lembar catatan lapangan dan lembar angket respon siswa.
4.2.1.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan I
Penelitian dilaksanakan hari Rabu, 24 April 2013 dengan alokasi waktu
2x35 menit dengan materi memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di
lingkungannya meliputi pengertian globalisasi dan contoh pengaruh globalisasi.
96
Kegiatan pada pelaksanaan siklus 1 pertemuan I meliputi kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan akhir. Adapun paparan mengenai kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal
Guru melakukan apersepsi dengan bertanya “Anak-anak, siapa yang
tadi berangkat sekolah jalan kaki?” sebagian siswa mengangkat jari dan
berkata, :saya bu.” Guru melanjutkan pertanyaan, “ adakah yang naik sepeda
atau diantar orang tua naik motor?” siswa kembali mengangkat jari dan
bergantian menjawab, “saya bu, saya diantar orang tua”. Guru melanjutkan
pertanyaan,”Kalian lebih suka yang mana antara jalan kaki, naik sepeda atau
diantar orang tua naik motor?” serempak siswa menjawab, “lebih suka jalan
kaki karena sehat.” Kemudian guru mengaitkan jawaban dari tanya jawab
dengan materi yang akan dipelajari. Guru berkata, “tahukah kalian bahwa
sepeda dan motor merupakan contoh pengaruh globalisasi di bidang
transpotasi. Hari ini kita akan belajar mengenai globalisasi”. Selanjutnya guru
menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan dan menyampaikan
cara belajar dengan menggunakan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia. Guru juga memberikan motivasi siswa untuk
mengikuti pembelajaran dengan baik.
b. Kegiatan Inti
Guru menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari.
Selanjutnya siswa diberikan soal pre-test berisi pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari untuk mendapatkan skor awal (mengadopsi
97
komponen Placement Test). Skor awal digunakan sebagai acuan dalam
pembagian kelompok. Selanjutnya guru membentuk kelompok heterogen
terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan berbeda-beda (menagadopsi
komponen Teams). Setelah siswa berkelompok, guru menayangkan slide
powerpoint dan memutarkan video lewat LCD yang berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari, kemudian guru menjelaskan materi secara singkat kepada
siswa (mengadopsi komponen Teaching Group). Selanjutnya setiap kelompok
mendapatkan lembar kerja yang harus diselesaikan dan didiskusikan bersama
kelompoknya. Guru menjelaskan langkah-langkah diskusi, yaitu setiap siswa
mengerjakan 1 soal yang berbeda dalam lembar kerjan kelompok masing-
masing. Kemudian jawaban akan dikoreksi teman satu kelompok dan
didiskusikan bersama kelompok. Guru akan memberikan bantuan secara
individual bagi yang memerlukan atau kesulitan dalam berdiskusi (mengadopsi
komponen Team Study). Selanjutnya siswa membuat laporan hasil diskusi
secara tertulis, secara bergantian perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya (Mengadopsi komponen Student Creative). Guru memberikan
konfirmasi terhadap hasil diskusi dengan menyempurnakan jawaban masing-
masing kelompok. Selanjutnya guru menetapkan kelompok terbaik sampai
kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil diskusi
(mengadopsi komponen Team Score and Team Recognition). Guru
memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa menganai materi yang
dipelajari (mengadopsi komponen Whole-Class Units).
98
c. Kegiatan Akhir
Siswa dengan dibimbing guru, menyimpulkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Kemudian siswa diberikan kesempatan guru untuk
bertanya kembali apabila di dalam penyampaian materi masih kurang jelas.
Setelah itu guru memberikan post-test berupa soal evaluasi pada siswa dan
mengawasi jalannya tes (mengadopsi komponen Fact Test). Siswa yang sudah
selesai mengerjakan mengumpulkan hasil pekerjaanya. Terakhir guru
menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan selanjutnya dan memberikan
salam penutup untuk mengakhiri pelajaran.
4.2.1.3. Deskripsi Observasi Pelaksanaan Siklus 1 Pertemuan I
4.2.1.3.1. Keterampilan Guru dalam Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan I
Hasil observasi keterampilan guru selama pelaksanaan tindakan pada
siklus 1 pertemuan I diperoleh data yang tersaji pada tabel 4.1 sebagai berikut:
99
Tabel 4.1 Data Keterampilan Guru Siklus 1 pertemuan I
No. Indikator yang diamati Skor
1. Membuka pembelajaran 3
2. Menyampaikan materi pembelajaran ( Teaching Group) 2
3. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dan
penggunaan multimedia (Placement Test, Teams) 3
4. Membimbing siswa dalam berdiskusi dengan
kelompoknya (Team Study) 2
5. Pengkondisian kelas selama pembelajaran 3
6. Membimbing presentasi kelompok (Student Creative) 3
7. Memberikan penguatan kepada hasil pekerjaan siswa
(Team Score and Team Recognition) 2
8. Menutup pelajaran ( Whole Class units, Fact Test) 2
Jumlah total perolehan skor 20
Kategori Cukup
Berdasarkan tabel yang dipaparkan dapat dilihat bahwa keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia dapat dikatakan cukup. Indikator
keberhasilan tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh yaitu sebesar
20 dengan kategori cukup (data diperjelas pada lampiran 3.1 halaman 293).
Adapun setiap indikator akan diperinci sebagai berikut:
a. Membuka pembelajaran
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasaran deskriptor yang
tampak yaitu guru sudah melakukan apersepsi sesuai materi yang akan
dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memaparkan langkah-
langkah pembelajaran. Hanya ada 1 deskriptor yang tidak tampak yaitu guru
100
belum memberikan motivasi yang menarik pada siswa yang memunculkan
semangat siswa mengikuti pembelajaran (lampiran 7 foto 1).
b. Menyampaikan materi pembelajaran (Teaching Group)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 2 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah menyampaikan materi sesuai dengan indikator
pembelajaran, dan memberikan pertanyaan sesuai dengan materi yang telah
disampaikan. Namun guru belum menggunakan kalimat yang mudah
dipahami dan jelas serta belum menyampaikan materi secara sistematis
(lampiran 7 foto 4).
c. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan multimedia
(Placement Test, Teams)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari
laki-laki dan perempuan berdasarkan hasil pre-test, media yang digunakan
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran. Selain itu guru
sudah melakukan variasi posisi mengajar antara lain duduk di depan,
berkeliling atau berdiri dibelakang. Tetapi variasi tulisan, gambar, animasi,
audio/lagu dan video dalam multimedia yang ditayangkan kurang terlihat
jelas dan sesuai karakter siswa (lampiran 7 foto 2 dan 3).
d. Membimbing siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya (Team Study)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 2 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan
format kelompok, menjelaskan langkah-langkah diskusi secara jelas
101
mengenai apa yang harus dilakukan siswa. Akan tetapi guru belum
memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dengan mengeluarkan ide
maupun tanggapan dalam berdiskusi kelompok dan guru lupa untuk
menindaklanjuti hasil diskusi dengan membantu siswa merangkum hasil
diskusi (lampiran 7 foto 5).
e. Pengkondisian kelas selama pembelajaran
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah mengelola kegiatan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang telah ditentukan, menegur siswa yang membuat
keributan dan menangani masalah yang timbul saat pembelajaran
berlangsung. akan tetapi guru belum menjauhkan benda-benda yang dapat
mengganggu konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
f. Membimbing presentasi kelompok (Student Creative)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah memberikan petunjuk jalannya diskusi,
mendorong terjadinya interaksi antar siswa dengan cara meminta siswa
memberikan masing-masing pendapatnya, memberikan kesempatan pada
semua kelompok. Akan tetapi guru belum memberikan pengauatan saat ada
kelompok yang presentasi (lampiran 7 foto 6).
g. Memberikan penguatan kepada hasil pekerjaan siswa (Team Score and Team
Recognition)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 2 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah memberikan penguatan verbal dan non verbal
102
pada siswa, tetapi guru memberikan penguatan secara kelompok dan
terkadang guru tidak memberi respon yang sesegera mungkin kepada siswa
(lampiran 7 foto 7).
h. Menutup pelajaran (Whole Class Units, Fact Test)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 2 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah melakukan penilaian/evaluasi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan memberikan post test berupa soal
evaluasi kepada siswa. Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi, guru
mmberikan tindak lanjut dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya. Akan tetapi sebelum memberikan post test, guru lupa
untuk membuat simpulan bersama-sama dengan siswa dan memberikan
umpan balik terhadap proses pembelajaran (lampiran foto 8,9 dan 10).
Selain berasal dari lembar pengamatan keterampilan guru, data hasil
pengamatan mengenai keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia pada
pelaksanaan siklus 1 pertemuan I ini juga diperoleh dari hasil wawancara dengan
kolaborator (data diperjelas pada lampiran 3.17 halaman 329). Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan kolaborator dapat disimpulkan bahawa secara
umum proses pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assited
Individualization (TAI) dengan multimedia berlangsung dikategorikan cukup, hal
ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam menjelaskan materi dapat dikatakan
cukup, guru sudah menguasai materi. Guru juga mampu menarik perhatian siswa
dengan menampilkan slide powerpoint dan video. Namun kekurangan yang ada
103
dalam pembelajaran PKn siklus 1 pertemuan I ini adalah guru terlalu dominan
berada di depan, saat siswa yang duduk di bagian belakang ramai, guru tidak
merespon dengan segera untuk membuat suasana kelas kembali tenang. Selain itu
tampilan multimedia berupa slide power point dan video kurang terlihat jelas dan
suaranya belum terdengar sehingga siswa yang duduk di bagian belakang tidak
fokus memperhatikan. Untuk selanjutnya tampilan atau kemasa multimedia
berupa slide powerpoint dan video diperbagus lagi agar anak-anak lebih tertarik
dan fokus memperhatikan.
4.2.1.3.2. Aktivitas siswa dalam Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan I
Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari analisiss data hasil
pengamatan guru terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran PKn
melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
multimedia. Dimana pengamatan tesebut dilakukan dengan instrumen berupa
lembar pengamatan aktivitas siswa dan lembar catatan lapangan. Data hasil
observasi mengenai aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan I dapat dilihat pada
tabel 4.2.
104
Tabel 4.2 Data Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan I
No. Indikator aktivitas siswa Jumlah siswa yang
mendapat skor Jumlah
skor
Rata-rata skor 1 2 3 4
1. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran
(emotional activities) - 5 11 10 83 3,2
2. Memperhatikan penjelasan dari guru (oral activities,
listening activities) 3 18 5 - 56 2,2
3.
Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media
pembelajaran (visual activities, mental activities, listening activities, writing
activities)
- 17 9 - 61 2,3
4.
Bekerjasama dalam kelompok diskusi (visual
activities, listening activities, oral activities, writing
activities)
- 13 13 - 65 2,5
5. Siswa mempresentasikan
hasil diskusi (oral activities, mental activities)
3 18 5 - 52 2,0
6. Menyimpulkan materi (mental activities, oral
activities, writing activities) 8 15 3 - 47 1,8
7.
Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi (writing activities, mental
activities)
- 4 11 11 65 2,5
Jumlah 429 16,5 Kategori Cukup
Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa selama pelaksanaan
siklus 1 pertemuan I menunjukkan hasil yang cukup. Hal tersebut dapat dilihat
dari jumlah rata-rata dari skor yang diperoleh yaitu 16,5 dimana angka tersebut
termasuk dalam kategori cukup (data diperjelas pada lampiran 3.5 halaman 311).
Perolehan skor dalam setiap indikator akan dideskripsikan sebagai berikut :
105
a. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran (emotional activities)
Pada indikator mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran
sebanyak 5 siswa mendapat skor 2 , 11 siswa mendapat skor 3 dan 10 siswa
di kelas memperoleh skor 4, sehingga diperoleh skor 83 dengan rata-rata 3,2.
Deskriptor yang paling sering tampak adalah siswa datang tepat waktu dan
siswa sudah menempati tempat duduk masing-masing. Sedangkan beberapa
siswa lain tidak menyiapkan peralatan belajar yang hendak digunakan.
Bahkan ada yang ramai saat mempersipkan peralatan pembelajaran (lampiran
7 foto 1).
b. Memperhatikan penjelasan dari guru (oral activities, listening activities)
Pada indikator ini sebanyak 3 siswa mendapat skor 1, 18 siswa
mendapat skor 2, dan 5 siswa mendapat skor 3, sehingga diperoleh skor 56
dengan rata-rata 2,2. Sebagian besar siswa sudah fokus dalam mendengarkan
penjelasan guru dengan sungguh-sungguh dan menjawab pertanyaan guru.
Namun masih ada siswa yang mengganggu teman yang lain saat guru
menjelaskan dan tidak mencatat hal-hal penting setiap informasi yang didapat
dari guru (lampiran 7 foto 4).
c. Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran (visual
activities, mental activities, listening activities, writing activities)
Pada inidkator ini sebanyak 17 siswa mendapat skor 2 dan 9 siswa
mendapat skor 3, sehingga diperoleh skor 61 dengan rata-rata 2,3. Sebagian
besar siswa sudah memperhatikan saat media pembelajaran disampaikan di
depan dan membaca materi dalam tayangan multimedia. Namun masih ada
106
beberapa siswa yang tidak mencatat materi yang dibahas dan ditayangkan
melalui LCD. Selain itu masih ada siswa yang tidak tepat dalam menjawab
pertanyaan dari guru yang berhubungan dengan materi yang ditayangkan
melaluimultimedia (lampiran 7 foto 4).
d. Bekerjasama dalam kelompok diskusi (visual activities, listening activities,
oral activities, writing activities)
Pada indikator ini sebanyak 13 siswa mendapat skor 2 dan 13 siswa
lainnya mendapat skor 3., sehingga diperoleh skor 65 dengan rata-rata 2,5.
Sebagian besar siswa duduk sesuai format kelompok diskusi. Siswa sudah
membaca materi dari berbagai sumber sebelum menyampaikan pendapat.
Namun masih ada beberapa siswa yang tidak ikut bertukar pendapat dalam
diskusi kelompoknya dan tidak mencatat hasil diskusi kelompok pada buku
catatan masing-masing (lampiran 7 foto 5).
e. Mempresentasikan hasil diskusi (oral activities, mental activities)
Pada indikator ini sebanyak 3 siswa mendapat skor 1, 18 siswa
mendapat skor 2 dan 5 siswa mendapat skor 3, sehingga diperoleh skor 52
dengan rata-rata 2,0. Pada indikator ini beberapa siswa aktif untuk
mempesentasikan hasl diskusi di depan kelas dan jawaban siswa sesuai isi
pertanyaan. Namun beberapa siswa belum mempresentasikan hasil diskusi
dengan suara keras dan belum ada yang mau menanggapi hasil diskusi
kelompok lain (lampiran 7 foto 6).
107
f. Menyimpulkan materi (mental activities, oral activities, writing activities)
Pada indikator ini sebanyak 8 siswa mendapat skor 1, 15 siswa
mendapat skor 2, dan 3 siswa mendapat skor 3 sehingga diperoleh skor 47
dengan rata-rata 1,8. Deskriptor yang paling sering tampak adalah siswa
membuat kesimpulan sesuai dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari
dan menyampaikan pendapat dalam kegiatan menyimpulkan materi
pembelajaran (lampiran 7 foto 8).
g. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi (writing activities,
mental activities)
Pada indikator ini sebanyak 4 siswa mendapat skor 2, 11 siswa
mendapat skor 3, dan 11 siswa mendapat skor 4 sehingga diperoleh skor 65
dengan rata-rata 2,5. Tidak ada siswa yang mendapat skor 1. Ada beberapa
siswa yang tidak ikut mengerjakan LKS dengan kelompok ditunjukkan
dengan tidak mau bertukar ide dalam kelompok. Ada beberapa siswa yang
tidak bersungguh-sungguh mengerjakan soal evaluasi ditunjukkan dengan
menoleh ke arah teman-temannya karena tidak percaya diri dengan jawaban
sendiri (lampiran 7 foto 2, 5 dan 9).
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan didukung hasil catatan
lapangan (data diperjelas pada lampiran 3.21 halaman 333) menunjukkan aktivitas
siswa yang cukup baik, ditunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran
melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
multimedia memiliki jumlah skor 429 dengan rata-rata 16,5. Berdasarkan
pemerolehan skor pada siklus I pertemuan I diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas
108
siswa selama pembelajaran berada pada kategori cukup. Hasil pelaksanaan pada
siklus I pertemuan I ini diharapkan dapat menjadi acuan pada pelaksanaan
pertemuan berikutnya agar dapat mencapai hasil yang memuaskan.
4.2.1.3.3. Paparan Hasil Belajar Siklus 1 Pertemuan I
a. Hasil Belajar Kognitif
Data mengenai hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari hasil nilai
evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan di akhir pertemuan I pada siklus 1
yaitu berupa post test. Instrumen yang digunakan berupa tes tertulis untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Hasil
analisiss data mengenai hasil belajar siswa pada siklus 1 pertemuan I dapat
dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Analisiss Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus 1 Pertemuan I
No. Keterangan Data Awal (Pra siklus)
Data Siklus 1 Pertemuan I
1. Nilai terendah 33 40 2. Nilai tertinggi 73 80 3. Jumlah siswa tuntas 10 15 4. Jumlah siswa tidak tuntas 16 11 5. Persentase ketuntasan 38% 58% 6. Persentase ketidaktuntasan 62% 42% 7. Rata-rata 58 67
Tabel 4.3 merupakan perbandingan nilai hasil belajar kognitif siswa
pada awal sebelum dilaksanakan tindakan siklus 1 pertemuan I(data awal
penelitian) dengan data nilai hasil belajar siswa pada siklus 1 pertemuan I.
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa
pada awal sebelum pelaksanaan siklus sebesar 58 dengan nilai terendah 33
sedangkan nilai tertinggi 73, persentase ketuntasan sebeasar 38% dan 62%
109
siswa belum memenuhi nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan sebesar 65.
Setelah dilaksanakan siklus 1 pertemuan I nilai rata-rata menjadi 67 dengan
nilai terendah 40, nilai tertinggi 80. Persentase ketuntasan 58% dan 42%
belum memperoleh nilai ketuntasan minimal.
Perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebelum (data
awal) dan sesudah diberikan tindakan siklus 1 pertemuan I akan diperjelas
dengan penyajian diagram berikut ini.
Gambar 4.1 : Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dari Data Awal dan Siklus 1 Pertemuan I
Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa ada peningkatan hasil
belajar kognitif siswa pada siklus 1 pertemuan I dibandingkan pada saat
belum dilakukan tindakan. Peningkatan yang diperoleh sebesar 20%. Namun,
ketuntasan belajar kognitif yang telah dicapai belum memenuhi target yang
diinginkan seperti yang tercantum pada indikator keberhasilan yaitu sebesar
80% dari ketuntasan belajar klasikal.
b. Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif diperoleh dari hasil observasi dari analisiss data
hasil pengamatan guru terhadap karakter siswa selama mengikuti
110
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia. Dimana pengamatan tersebut dilakukan dengan
menggunakan instrumen penilaian ketercapaian karakter bangsa. Hasil
observasi mengenai karakter siswa pada siklus 1 pertemuan I dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Analisiss Ketercapaian Karakter Bangsa Siklus 1 Pertemuan I
No. Indikator
Jumlah siswa yang
mendapat skor
Jumlah
perolehan
skor 1 2 3 4
1. Kerjasama - 16 10 - 62
2. Tanggungjawab - 23 3 - 81
3. Percaya diri 18 7 - - 32
Jumlah 175
Rata-rata 6,7
Baik
Berdasarkan tabel 4.4 mengenai hasil ketercapaian karakter bangsa
siswa memperoleh rata-rata skor 6,7 dengan kriteria baik (data diperjelas
pada lampiran 3.9 halaman 317). Hal ini menunjukan bahwa dalam proses
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraam siswa dapat mulai dilatih dalam
menanamkan sikap sesuai dengan karakter yang diharapkan agar tujuan
pembelajaran afektif dapat tercapai.
c. Hasil Belajar Psikomotor
Hasil belajar psikomotor diperoleh dari hasil analisis aktivitas siswa
pada indikator mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Dengan mengacu
pada indikator ini maka peneliti dapat melihat hasil belajar psiomotor siswa.
111
Hasil analisis pada indikator mempresentasikan hasil diskusi pada siklus 1
pertemuan I adalah sebanyak 8 siswa mendapat skor 1, 15 siswa mendapat
skor 2, dan 3 siswa mendapat skor 3, sehingga diperoleh skor 52 dengan
rata-rata skor yang diperoleh adalah 2,0. Kegiatan psikomotor yang sudah
tampak pada siklus 1 pertemuan I adalah siswa aktifuntuk mempresenasikan
hail diskusi di depan kelas dan jawaban sesuai dengan pertanyaan. Namun
beberapa siswa belum mempresentasikan hasil diskusi dengan keras dan
belum ada yang mau menanggapi hasil diskusi kelompok lain.
4.2.1.3.4. Paparan Angket Respon Siswa Siklus 1 Pertemuan I
Angket respon siswa merupakan cara guru untuk mengetahui bagaimana
tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, sehingga dalam
pelaksanaan pembelajarannya guru dapat melakukan perbaikan berdasarkan
respon siswa.
112
Tabel 4.5 Angket Respon Siswa Siklus 1 Pertemuan I
No. Pertanyaan Siswa
Ya Tidak
1. Apakah kamu senang dengan kegiatan belajar hari
ini? 100 % 0%
2. Apakah kamu bisa emmahami materi pelahjaran
dengan lebih mudah? 100 % 0 %
3.
Apakah tulisan, gambar, suara dan video yang
ditayangkan dalam kegiatan pembelajaran tadi
menarik?
100 % 0 %
4. Apakah kamu senang dengan cara ibu guru
mengajar? 100% 0 %
5.
Apakah kamu mengalami kesulitan selama
pembelajaran dengan model pembelajaran seperti
tadi? Jika iya, kesulitan apa saja yang kalian alami?
35 % 65 %
Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted individualization
(TAI) dengan multimedia dapat meningkatkan motivasi siswa dan mempermudah
siswa dalam memahami materi sehingga siswa senang dengan pembelajaran yang
dilaksanakan. Akan tetapi masih ada siswa yang mengalami kesulitan selama
pembelajaran berlangsung yaitu masih kesulitan dalam diskusi kelompok karena
mereka harus beradaptasi denga model pembelajaran yang belum pernah
dilakukan di kelas tersebut sebelumnya (data diperjelas pada lampiran 3.13
halaman 325).
4.2.1.3.5. Paparan Hasil Catatan Lapangan
Catatan lapangan berisi tentang segala kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran atau suatu gambaran rangkaian rangkaian kegiatan yang
113
dilaksanakan selama proses pembelajaran baik oleh guru maupun siswa. Pada
siklus 1 pertemuan I catatan lapangan yang ditulis oleh teman sejawat
menjelaskan mengenai kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Pada
kegiata awal guru sudah baik. Guru susdah menggunakan multimedia dengan baik
namun pada akhir pembelajaran, guru belum menyimpulkan materi pembelajaran
bersama siswa (data diperjelas pada lampiran 3.21 halaman 333).
4.2.1.4. Refleksi Siklus 1 Pertemuan I
Dari analisiss hasil penelitian siklus 1 pertemuan I, diperoleh data berupa
hasil observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran dengan penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan multimedia. Data tersebut kemudain dianalisiss kembali bersama guru
kolaborator (observasi) sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki
pembelajaran selanjutnya.
Refleksi tindakan pada siklus 1 pertemuan I ini lebih difokuskan pada
permasalahan yang muncul selama pembelajaran. Permasalahan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Guru belum memberikan motivasi kepada siswa agar siswa bersemangat
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Guru belum mengoptimalkan variasi media yang dikemas lewat powerpoint
sehingga siswa merasa kesulitan untuk membaca materi yang ditayangkan
karena warna slide powerpoint tidak terlihat dengan jelas.
114
c. Siswa masih kurang paham mengenai langkah yang harus dilakukan selama
pelaksanaan model pembelajaran sehingga kelas menjadi ramai karena
bergantian bertanya kepada guru.
d. Siswa belum menuliskan hasil diskusi pada buku catatan masing-masing.
e. Rata-rata siswa belum berani dan percaya diri dalam menjawab maupun
menanggapi hasil diskusi dan presentasi di depan kelas.
f. Guru bersama siswa belum membuat simpulan dari materi yang telah
dipelajari .
g. Guru belum optimal dalam pemberian penguatan kepada seluruh siswa.
h. Keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran PKn melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
masuk dalam kategori cukup.
i. Altivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran PKn melalui penerapan
model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia masuk
dalam kategori cukup.
j. Hasil tes akhir menunjukkan masih ada 42% siswa yng belum tuntas,
ketuntasan belajar hanya mencapai 58%, tetapi hal tersebut sudah meningkat
dari data awal yang hanya menunjukkan sebanyak 38% siswa yang tuntas.
Hasil tersebut belum mmenuhi kriteria indikator keberhasilan yang
direncanakan yaitu 80% siswa tuntas belajar dengan memenuhi Kritera
Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 65.
4.2.1.5. Revisi Siklus 1 Pertemuan I
115
Berdasarkan permasalah yang muncul pada pelaksanaan siklus 1
pertemuan I yang telah diuraikan, maka hal yang perlu diperbaiki atau direvisi
untuk pelaksanaan tindakan berikutnya adalah :
a. Guru memberikan motivasi dengan lebih intensif agar siswa bersemangat
mengikuti pembelajaran dan berani mempresentasikan hasil diskusi.
b. Guru mengoptimalkan variasi multimedia agar terlihat jelas oleh siswa dan
memperhatikan penjelasan guru.
c. Guru memberikan pengarahan secara klasikal sebelum kegiatan diskusi
dilaksanakan kemudian membimbing siswa dalam kelompok secara merata
dan adil dalam kegiatan diskusi agar tidak ramai sendiri.
d. Guru perlu memberikan pengarahn kepada siswa untuk menuliskan hasil
diskusi dibuku catatan masing-masing.
e. Guru bersama siswa perlu mneyimpulkan materi yang telah dipelajari untuk
mengingatkan kembali materi yang teah dipelajari siswa.
4.2.2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan II
4.2.2.1. Perencanaan Siklus 1 Pertemuan II
Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus 1 pertemuan II
adalah sebagai berikut:
a. Mengkaji hasil refleksi siklus 1 pertemuan I
b. Menyusun skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus 1
pertemuan I
c. Mempersiapkan sumber belajar berupa buku-buku pelajaran PKn kelas IV
dan media pembelajaran
116
d. Menyiapkan lembar kerja, serta alat evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis
e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam pembejaran.
f. Menyiapkan lembar catatan lapangan dan lembar angket respon siswa.
4.2.2.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan II
Penelitian dilaksanakan hari Sabtu, 27 April 2013 dengan alokasi waktu
2x35 menit dengan materi pengaruh positif dan negatif globalisasi serta cara
menyikapi pengaruh negatif globalisasi di lingkungan masyarakat. Kegiatan pada
pelaksanaan siklus 1 pertemuan II meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir. Adapun paparan mengenai kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a. Kegiatan Awal
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siap mengikuti
pembelajaran. Kemudian guru mengajak siswa untuk mengingat kembali
materi yang telah mereka pelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah siswa
mampu mengingat materi yang lalu, selanjutnya melakukan apersepsi dengan
bertanya “sebutkan salah satu contoh pengaruh globalisasi di lingkungan
sekitar kita?” Kemudian guru mengaitkan jawaban dari tanya jawab dengan
materi yang akan dipelajari. Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang
akan dilakukan dan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan model Team Assisted Individualization (TAI).
b. Kegiatan Inti
117
Guru menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari.
Selanjutnya siswa diberikan soal pre-test berisi pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari untuk mendapatkan skor awal (mengadopsi
komponen Placement Test). Skor awal digunakan sebagai acuan dalam
pembagian kelompok. Selanjutnya guru membentuk kelompok heterogen
terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan berbeda-beda (menagadopsi
komponen Teams). Setelah siswa berkelompok, guru menayangkan slide
powerpoint dan memutarkan video lewat LCD yang berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari, kemudian guru menjelaskan materi secara singkat kepada
siswa (mengadopsi komponen Teaching Group). Guru memberikan contoh
kongkrit salah satu contoh pengaruh globalisasi dan bertanya jawab dengan
siswa mengenai penagaruh positif, negatif globalisasi serta cara menyikapi
pengaruh negatif globalisasi. Selanjutnya setiap kelompok mendapatkan
lembar kerja yang harus diselesaikan dan didiskusikan bersama kelompoknya.
Guru menjelaskan langkah-langkah diskusi, yaitu setiap siswa mengerjakan 1
soal yang berbeda dalam lembar kerjan kelompok masing-masing. Kemudian
jawaban akan dikoreksi teman satu kelompok dan didiskusikan bersama
kelompok. Guru akan memberikan bantuan secara individual bagi yang
memerlukan atau kesulitan dalam berdiskusi (mengadopsi komponen Team
Study). Selanjutnya siswa membuat laporan hasil diskusi secara tertulis, secara
bergantian perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
(Mengadopsi komponen Student Creative). Guru memberikan konfirmasi
terhadap hasil diskusi dengan menyempurnakan jawaban masing-masing
118
kelompok. Selanjutnya guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok
yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil diskusi (mengadopsi
komponen Team Score and Team Recognition). Guru memberikan umpan balik
dan penguatan kepada siswa menganai materi yang dipelajari (mengadopsi
komponen Whole-Class Units).
c. Kegiatan Akhir
Siswa dengan dibimbing guru, menyimpulkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Kemudian siswa diberikan kesempatan guru untuk
bertanya kembali apabila di dalam penyampaian materi masih kurang jelas.
Setelah itu guru memberikan post-test berupa soal evaluasi pada siswa dan
mengawasi jalannya tes (mengadopsi komponen Fact Test). Siswa yang sudah
selesai mengerjakan mengumpulkan hasil pekerjaanya. Terakhir guru
menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan selanjutnya dan memberikan
salam penutup untuk mengakhiri pelajaran.
4.2.2.3. Deskripsi Observasi Pelaksanaan Siklus 1 Pertemuan II
4.2.2.3.1. Ketermpilan Guru dalam Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan II
Hasil observasi keterampilan guru selama pembelajaran PKn melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia pada
siklus 1 pertemuan II diperoleh data sebagai berikut:
119
Tabel 4.6 Data Keterampilan Guru Siklus 1 Pertemuan II
No. Indikator yang diamati Skor
1. Membuka pembelajaran 3
2. Menyampaikan materi pembelajaran ( Teaching Group) 3
3. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dan
penggunaan multimedia (Placement Test, Teams) 3
4. Membimbing siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya
(Team Study) 3
5. Pengkondisian kelas selama pembelajaran 3
6. Membimbing presentasi kelompok (Student Creative) 4
7. Memberikan penguatan kepada hasil pekerjaan siswa (Team
Score and Team Recognition) 3
8. Menutup pelajaran ( Whole Class units, Fact Test) 3
Jumlah total perolehan skor 25
Kategori Baik
Berdasarkan tabel yang dipaparkan dapat dilihat bahwa keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia dapat dikatakan baik. Indikator
keberhasilan tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh yaitu sebesar
25 dengan kategori baik (data diperjelas pada lampiran 3.2 halaman 297). Adapun
setiap indikator akan diperinci sebagai berikut :
a. Membuka pembelajaran
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasaran deskriptor yang
tampak yaitu guru sudah melakukan apersepsi sesuai materi yang akan
dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memaparkan langkah-
langkah pembelajaran. Hanya ada 1 deskriptor yang tidak tampak yaitu guru
120
belum memberikan motivasi yang menarik pada siswa yang memunculkan
semangat siswa mengikuti pembelajaran (lampiran 7 foto 11).
b. Menyampaikan materi pembelajaran ( Teaching Group)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah menyampaikan materi sesuai dengan indikator
pembelajaran dan sudah menggunakan kalimat yang mudah dipahami untuk
menyampaikan materi kepada siswa. Guru sudah memberikan pertanyaan
sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Akan tetapi guru belum
menyampaikan materi secara sistematis ( lampiran 7 foto 13).
c. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan multimedia
(Placement Test, Teams)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari
laki-laki dan perempuan berdasarkan hasil pre-test, media yang digunakan
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran. Selain itu guru
sudah melakukan variasi posisi mengajar antara lain duduk di depan,
berkeliling atau berdiri dibelakang. Tetapi variasi multimedia kurang menarik
karena siswa yang duduk dibagian belakang tidak dapat mendengar dengan
baik suara video karena suara masih pelan walaupun sdah dibantu dengan
speaker (lampiran 7 foto 11 dan 12).
d. Membimbing siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya (Team Study)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan
121
format kelompok, menjelaskan langkah-langkah diskusi secara jelas
mengenai apa yang harus dilakukan siswa dan guru sudah memberikan
kesempatan siswa untuk berpartisipasi dengan mengeluarkan ide maupun
tanggapan dalam berdiskusi kelompok. Akan tetapi guru lupa untuk
menindaklanjuti hasil diskusi dengan membantu siswa merangkum hasil
diskusi (lampiran 7 foto 14).
e. Pengkondisian kelas selama pembelajaran
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah mengelola kegiatan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang telah ditentukan, menegur siswa yang membuat
keributan dan menangani masalah yang timbul saat pembelajaran
berlangsung. akan tetapi guru belum menjauhkan benda-benda yang dapat
mengganggu konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
f. Membimbing presentasi kelompok (Student Creative)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 4 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah memberikan petunjuk jalannya diskusi,
mendorong terjadinya interaksi antar siswa dengan cara meminta siswa
memberikan masing-masing pendapatnya, memberikan kesempatan pada
semua kelompok. Guru sudah memberikan pengauatan saat ada kelompok
yang presentasi (lampiran 7 foto 15).
122
g. Memberikan penguatan kepada hasil pekerjaan siswa (Team Score and
Recognition)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah memberikan penguatan verbal dan non verbal
pada siswa. Guru juga sudah memberikan penguatan secara kelompok,
namun terkadang guru tidak memberi respon yang sesegera mungkin kepada
siswa (lampiran 7 foto 16).
h. Menutup pelajaran (Whole Class Units, Fact Test)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru bersama siswa membuat simpulan materi yang telah
di[elajari. guru sudah melakukan penilaian/evaluasi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan dengan memberikan post test berupa soal evaluasi kepada
siswa. Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi, guru memberikan tindak
lanjut dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya. Akan tetapi guru memberikan umpan balik terhadap proses
pembelajaran (lampiran 7 foto 17 dan 18).
Selain berasal dari lembar pengamatan keterampilan guru, data hasil
pengamatan mengenai keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia pada
pelaksanaan siklus 1 pertemuan II ini juga diperoleh dari hasil wawancara dengan
kolaborator (data diperjelas pada lampiran 3.18 halaman 330). Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan kolaborator dapat disimpulkan bahawa secara
umum proses pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assited
123
Individualization (TAI) dengan multimedia berlangsung lebih baik dari siklus 1
Pertemuan I yaitu termasuk dalam kategori baik. Guru mampu membimbing
siswa dengan baik secara personal maupun kelompok. Akan tetapi suara dalam
multimedia tidak terdengar siswa yang duduk dibagian belakang karena terlalu
pelan meskipun sudah dibantu dengan speaker.
4.2.2.3.2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan II
Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari analisis data hasil
pengamatan guru terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran PKn
melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
multimedia. Dimana pengamatan tesebut dilakukan dengan instrumen berupa
lembar pengamatan aktivitas siswa dan lembar catatan lapangan. Data hasil
observasi mengenai aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan II dapat dilihat pada
tabel 4.7.
124
Tabel 4.7 Data Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan II
No. Indikator aktivitas siswa
Jumlah siswa yang mendapat skor
Jum-lah
skor
Rata-rata skor 1 2 3 4
1. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran (emotional activities)
- 2 14 0 86 3,3
2. Memperhatikan penjelasan dari guru (oral activities, listening activities)
- 20 6 - 58 2,2
3.
Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran (visual activities, mental activities, listening activities, writing activities)
- 14 12 - 63 2,4
4.
Bekerjasama dalam kelompok diskusi (visual activities, listening activities, oral activities, writing activities)
- 8 18 - 70 2,7
5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi (oral activities, mental activities)
1 22 3 - 54 2,1
6. Menyimpulkan materi (mental activities, oral activities, writing activities)
- 22 4 - 56 2,2
7.
Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi (writing activities, mental activities)
- - 14 12 90 3,5
Jumlah 477 18,3
Kategori Baik
Dari tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa selama pelaksanaan
siklus 1 pertemuan II termasuk kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah
125
rata-rata dari skor yang diperoleh yaitu sebesar 18,3 dimana angka tersebut
termasuk kategori baik (data diperjelas pada lampiran 3.6 halaman 311).
Perolehan skor dalam setiap indikator akan dideskripsikan sebagai berikut:
a. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran (emotional activities)
Pada indikator mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran
sebanyak 2 siswa mendapat skor 2 , 14 siswa mendapat skor 3 dan 10 siswa
di kelas memperoleh skor 4, sehingga diperoleh skor 86 dengan rata-rata 3,3.
Deskriptor yang paling sering tampak adalah siswa datang tepat waktu dan
siswa sudah menempati tempat duduk masing-masing. Sedangkan beberapa
siswa lain tidak menyiapkan peralatan belajar yang hendak digunakan.
Bahkan ada yang ramai saat mempersiapkan peralatan pembelajaran
(lampiran 7 foto 11).
b. Memperhatikan penjelasan dari guru (oral activities, listening activities)
Pada indikator ini sebanyak 20 siswa mendapat skor 2, dan 6 siswa
mendapat skor 3, sehingga diperoleh skor 58 dengan rata-rata 2,2. Deskriptor
yang paling sering muncul adalah fokus dalam mendengarkan penjelasan
guru dan siswa tidak mengganggu teman yang lain (lampiran 7 foto 13).
c. Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran (visual
activities, mental activities, listening activities, writing activities)
Pada inidkator ini sebanyak 14 siswa mendapat skor 2 dan 12 siswa
mendapat skor 3, sehingga diperoleh skor 63 dengan rata-rata 2,4. Sebagian
besar siswa sudah memperhatikan saat media pembelajaran disampaikan di
depan dan membaca materi dalam tayangan multimedia. Namun masih ada
126
beberapa siswa yang tidak mencatat materi yang dibahas dan ditayangkan
melalui LCD. Selain itu masih ada siswa yang tidak tepat dalam menjawab
pertanyaan dari guru yang berhubungan dengan materi yang ditayangkan
melaluimultimedia (lampiran 7 foto 13).
d. Bekerjasama dalam kelompok diskusi (visual activities, listening activities,
oral activities, writing activities)
Pada indikator ini sebanyak 8 siswa mendapat skor 2 dan 18 siswa
lainnya mendapat skor 3., sehingga diperoleh skor 70 dengan rata-rata 2,7.
Dekriptor yang paling sering tampak adalah sisiwa duduk sesuai format
kelompok diskusi, dan membaca materi dari berbagai sumber sebelum
menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok (lampiran 7 foto 14).
e. Mempresentasikan hasil diskusi (oral activities, mental activities)
Pada indikator ini sebanyak 1 siswa mendapat skor 1, 22 siswa
mendapat skor 2 dan 3 siswa mendapat skor 3, sehingga diperoleh skor 54
dengan rata-rata 2,1. Pada indikator ini beberapa siswa aktif untuk
mempesentasikan hasl diskusi di depan kelas dan jawaban siswa sesuai isi
pertanyaan. Siswa ikut menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain. Namun
beberapa siswa belum mempresentasikan hasil diskusi dengan suara keras
(lampiran 7 foto 15).
f. Menyimpulkan materi (mental activities, oral activities, writing activities)
Pada indikator ini sebanyak 22 siswa mendapat skor 2, dan 4 siswa
mendapat skor 3 sehingga diperoleh skor 56 dengan rata-rata 2,2. Deskriptor
yang paling sering tampak adalah siswa membuat kesimpulan sesuai dengan
127
materi pembelajaran yang telah dipelajari dan menyampaikan pendapat dalam
kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran (lampiran 7 foto 18).
g. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi (writing activities,
mental activities)
Pada indikator ini sebanyak 14 siswa mendapat skor 3 dan 12 siswa
mendapat skor 4 sehingga diperoleh skor 90 dengan rata-rata 3,5. Sebagian
siswa ikut mengerjakan LKS dengan kelompok, mengerjakan evaluais secara
mandiri da mengerjakan LKS daan evaluasi dengan sungguh-sungguh.
Namun masih ada beberapa siswa yang mengerjakan LKS dan evaluasi
melebihi batas waktu yang ditentukan (lampiran 7 foto 11, 14 dan 17).
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan didukung hasil catatan
lapangan (data diperjelas pada lampiran 3.22 halaman 334) menunjukkan aktivitas
siswa yang baik, ditunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
memiliki jumlah skor 477 dengan rata-rata 18,3. Berdasarkan pemerolehan skor
pada siklus I pertemuan II diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas siswa selama
pembelajaran berada pada kategori cukup. Hasil pelaksanaan pada siklus I
pertemuan II ini diharapkan dapat menjadi acuan pada pelaksanaan siklus
berikutnya agar dapat mencapai hasil yang memuaskan.
4.2.2.3.3. Paparan Hasil Belajar Siklus 1 Pertemuan II
a. Hasil Belajar Kognitif
Data mengenai hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari hasil nilai
evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan di akhir pertemuan II pada siklus 1 yaitu
128
berupa post test. Instrumen yang digunakan berupa tes tertulis untuk mengukur
tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Hasil analisiss data
mengenai hasil belajar siswa pada siklus 1 pertemuan II dapat dilihat pada tabel
4.8 berikut.
Tabel 4.8 Analisiss Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus 1 Pertemuan II
No. Keterangan Data Siklus 1
Pertemuan I Data Siklus 1 Pertemuan II
1. Nilai terendah 40 45 2. Nilai tertinggi 80 90 3. Jumlah siswa tuntas 15 17 4. Jumlah siswa tidak tuntas 11 9 5. Persentase ketuntasan 58% 65% 6. Persentase ketidaktuntasan 42% 35% 7. Rata-rata 67 69
Tabel 4.8 merupakan perbandingan nilai hasil belajar kognitif siswa
pada siklus 1 pertemuan I dengan data nilai hasil belajar siswa pada siklus 1
pertemuan II. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus 1 pertemuan I nilai rata-rata 67 dengan nilai
terendah 40, nilai tertinggi 80, persentase ketuntasan 58% dan 42% belum
memperoleh nilai ketuntasan minimal. Setelah dilaksanakan siklus 1
pertemuan II nilai rata-rata menjadi 69 dengan nilai terendah 45, nilai
tertinggi 90. Persentase ketuntasan 65% dan 35% belum memperoleh nilai
ketuntasan minimal.
Perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1
pertemuan I dengan persentase hasil belajar siswa pada siklus 1 pertemuan II
akan diperjelas dengan penyajian diagram berikut ini.
129
Gambar 4.2 : Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dari Siklus 1 Pertemuan I dengan Siklus 1 Pertemuan II
Berdasarkan gambar 4.2 diketahui bahwa ada peningkatan hasil
belajar kognitif siswa pada siklus 1 pertemuan II dibandingkan pada siklus 1
pertemuan II. Namun, ketuntasan belajar kognitif yang telah dicapai belum
memenuhi target yang diinginkan seperti yang tercantum pada indikator
keberhasilan yaitu sebesar 80% dari ketuntasan belajar klasikal.
b. Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif diperoleh dari hasil observasi dari analisiss data
hasil pengamatan guru terhadap karakter siswa selama mengikuti
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia. Dimana pengamatan tersebut dilakukan dengan
menggunakan instrumen penilaian ketercapaian karakter bangsa. Hasil
observasi mengenai karakter siswa pada siklus 1 pertemuan II dapat dilihat
pada tabel 4.9.
130
Tabel 4.9 Analisiss Ketercapaian Karakter Bangsa Siklus 1 Pertemuan II
No. Indikator Jumlah siswa yang
mendapat skor Jumlah
perolehan skor 1 2 3 4
1. Kerjasama - 13 13 - 65 2. Tanggungjawab - 22 4 - 82 3. Percaya diri 1 22 3 - 54
Jumlah 201
Rata-rata 7,7
Baik Berdasarkan tabel dapat dilihat karakter bangsa yang diperoleh siswa
mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya yaitu mendapat rata-rata
skor 7,7 dengan kriteria baik (data diperjelas pada lampiran 3.10 halaman
319).
c. Hasil Belajar Psikomotor
Hasil belajar psikomotor diperoleh dari hasil analisis aktivitas siswa
pada indikator mempresentasikan hasil diskusi. Degan mengacu pada
indikator ini maka peneliti dapt melihat hasil belajar psikootor siswa. Hasil
analisis pada indikator ini diketahui sebanyak 1 siswa mendapat skor 1, 22
siswa mendapat skor 2 dan 3 siswa mendapat skor 3, sehingga diperoleh skor
54 dengan rata-rata 2,1. Pada indikator ini beberapa siswa aktif untuk
mempesentasikan hasl diskusi di depan kelas dan jawaban siswa sesuai isi
pertanyaan. Siswa ikut menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain. Namun
beberapa siswa belum mempresentasikan hasil diskusi dengan suara keras.
Pada siklus 1 pertemuan II sudah mengalami kenaikan hasil belajar siswa
131
pada aspek psikomotor karena baik dari segi kualitas maupun kuantitas
mengalami peningkatan.
4.2.2.3.4. Paparan Angket Respon Siswa Siklus 1 Pertemuan II
Angket respon siswa merupakan cara guru untuk mengetahui bagaimana
tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, sehingga dalam
pelaksanaan pembelajarannya guru dapat melakukan perbaikan berdasarkan
respon siswa. hasil analisiss angket dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Angket Respon Siswa Siklus 1 Pertemuan II
No. Pertanyaan Siswa
Ya Tidak
1. Apakah kamu senang dengan kegiatan belajar hari ini?
100 % 0%
2. Apakah kamu bisa emmahami materi pelahjaran dengan lebih mudah?
100 % 0 %
3. Apakah tulisan, gambar, suara dan video yang ditayangkan dalam kegiatan pembelajaran tadi menarik?
100 % 0 %
4. Apakah kamu senang dengan cara ibu guru mengajar?
100% 0 %
5.
Apakah kamu mengalami kesulitan selama pembelajaran dengan model pembelajaran seperti tadi? Jika iya, kesulitan apa saja yang kalian alami?
12 % 88 %
Berdasarkan data pada tabel dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted individualization
(TAI) dengan multimedia dapat meningkatkan motivasi siswa dan mempermudah
siswa dalam memahami materi sehingga siswa senang dengan pembelajaran yang
dilaksanakan (data diperjelas pada lampiran 3.14 halaman 326).
132
4.2.2.3.5. Paparan Hasil Catatan Lapangan
Catatan lapangan berisi tentang segala kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran atau suatu gambaran rangkaian rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan selma proses pembelajaran baik oleh guru maupun siswa. Pada
siklus 1 pertemuan II catatan lapangan yang ditulis oleh teman sejawat
menjelaskan mengenai kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir
pembelajaran. Pada siklus 1 pertemuan II semua kegiatan pembelajaran sudah
baik, dimana guru sudah membimbing siswa dalam diskusi kelompok dan guru
sudah membuat simpulan materi bersama siswa (data diperjelas pada lampiran
3.22 halaman 334).
4.2.2.4. Refleksi Siklus 1 Pertemuan II
Dari analisiss hasil penelitian siklus 1 pertemuan II, diperoleh data berupa
hasil observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran dengan penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan multimedia. Data tersebut kemudain dianalisiss kembali bersama guru
kolaborator (observasi) sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki
pembelajaran selanjutnya yaitu pada siklus 2.
Refleksi tindakan pada siklus 1 pertemuan II ini lebih difokuskan pada
permasalahan yang muncul selama pembelajaran. Permasalahan dan keberhasilan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Suara media masih kurang terdengar siswa yang duduk di bagian belakang.
b. Guru belum menindaklanjuti hasil diskusi dengan membantu siswa
merangkum hasil diskusi.
133
c. Ada beberapa siswa yang belum ikut bertukar pendapat dalam diskusi
kelompok, namun hanya mengerjakan tugasnya saja dengan menjawab 1 soal
dalam LKS.
d. Keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran PKn melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
masuk dalam kategori baik.
e. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia masuk dalam kategori
baik.
f. Hasil tes akhir menunjukkan masih ada 35% siswa yang belum tuntas,
ketuntasan belajar hanya mencapai 65%, tetapi hal tersebut sudah meningkat
dari siklus 1 pertemuan I yang menunjukkan sebanyak 42% siswa belum
mengalami ketuntasan belajar.
4.2.2.5. Revisi Siklus 1 Pertemuan I
Berdasarkan permasalah yang muncul pada pelaksanaan siklus 1
pertemuan II yang telah diuraikan, maka hal yang perlu diperbaiki atau direvisi
untuk pelaksanaan tindakan berikutnya adalah :
a. Guru membuat media yang menarik dan efek suara yang bisa didengar
sampai pada siswa yang duduk di bagian belakang.
b. Guru menindaklanjuti hasil diskusi kelompok dengan membantu siswa dalam
merangkum hasil diskusi
c. Guru melakukan pendekatan yang lebih intensif kepada setiap kelompok agar
setiap anggota kelompok aktif bertukar pendapat dalam diskusi.
134
d. Guru memantau siswa dan memberikan arahan saat mengerjakan evaluasi
agar siswa mengerjakan dengan baik.
4.2.3. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pertemuan I
4.2.3.1. Perencanaan Siklus 2 Pertemuan I
Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus 1 pertemuan II
adalah sebagai berikut:
a. Mengkaji hasil refleksi siklus 1 pertemuan II
b. Menyusun skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus 1
pertemuan I
c. Mempersiapkan sumber belajar berupa buku-buku pelajaran PKn kelas IV
dan media pembelajaran
d. Menyiapkan lembar kerja, serta alat evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis
e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam pembejaran.
f. Menyiapkan lembar catatan lapangan dan lembar angket respon siswa.
4.2.3.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pertemuan I
Penelitian dilaksanakan hari Rabu, 1 Mei 2013 dengan alokasi waktu 2x35
menit dengan materi hakikat kebudayaa Indonesia dan jenis kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia. Kegiatan pada pelaksanaan siklus 2 pertemuan I
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Adapun paparan
mengenai kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :
135
a. Kegiatan Awal
Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siap mengikuti
pembelajaran dengan menyanyikan salah satu lagu daerah yaitu gundul-gundul
pacul. Kemudian guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang
telah mereka pelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah siswa mampu
mengingat materi yang lalu, selanjutnya melakukan apersepsi dengan bertanya
“apakah kalian suka menyanyi?” semua siswa menjawab “suka”, lagu apa yang
sering kalian nyanyikan?” ada siswa yang menjawab, “lagu cherrybelle bu”,
Kemudian guru mengaitkan jawaban dari tanya jawab dengan materi yang akan
dipelajari. “pada pertemuan yang lalu kita sudah belajar mengenai pengaruh
positif dan negatif globalisai. Salah satu pengaruh negatif globalisasi adalah
dapat melunturkan budaya asli daerah seperti lagu daerah yang sekarang jarang
dikenal oleh anak-anak. Lagu daerah merupakan salah satu jenis kebudayaan
yang dimiliki Indonesia”. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan dari
pembelajaran yang akan dilakukan dan menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model Team Assisted Individualization
(TAI).
b. Kegiatan Inti
Guru menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari.
Selanjutnya siswa diberikan soal pre-test berisi pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari untuk mendapatkan skor awal (mengadopsi
komponen Placement Test). Skor awal digunakan sebagai acuan dalam
pembagian kelompok. Selanjutnya guru membentuk kelompok heterogen
136
terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan berbeda-beda (menagadopsi
komponen Teams). Setelah siswa berkelompok, guru menayangkan slide
powerpoint dan memutarkan video lewat LCD yang berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari, kemudian guru menjelaskan materi secara singkat kepada
siswa (mengadopsi komponen Teaching Group). Guru menunjukkan boneka
nusantara sebagai salah satu jenis kebudayaan Indonesia berupa pakaian adat.
Selanjutnya setiap kelompok mendapatkan lembar kerja yang harus
diselesaikan dan didiskusikan bersama kelompoknya. Guru menjelaskan
langkah-langkah diskusi, yaitu setiap siswa mengerjakan 1 soal yang berbeda
dalam lembar kerjan kelompok masing-masing. Kemudian jawaban akan
dikoreksi teman satu kelompok dan didiskusikan bersama kelompok. Guru
akan memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukan atau
kesulitan dalam berdiskusi (mengadopsi komponen Team Study). Selanjutnya
siswa membuat laporan hasil diskusi secara tertulis, secara bergantian
perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya (Mengadopsi
komponen Student Creative). Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil
diskusi dengan menyempurnakan jawaban masing-masing kelompok.
Selanjutnya guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang
berhasil (jika ada) berdasarkan hasil diskusi (mengadopsi komponen Team
Score and Team Recognition). Guru memberikan umpan balik dan penguatan
kepada siswa menganai materi yang dipelajari (mengadopsi komponen Whole-
Class Units).
137
c. Kegiatan Akhir
Siswa dengan dibimbing guru, menyimpulkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Kemudian siswa diberikan kesempatan guru untuk
bertanya kembali apabila di dalam penyampaian materi masih kurang jelas.
Setelah itu guru memberikan post-test berupa soal evaluasi pada siswa dan
mengawasi jalannya tes (mengadopsi komponen Fact Test). Siswa yang sudah
selesai mengerjakan mengumpulkan hasil pekerjaanya. Terakhir guru
menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan selanjutnya dan memberikan
salam penutup untuk mengakhiri pelajaran.
4.2.3.3. Deskripsi Observasi Pelaksanaan Siklus 1 Pertemuan II
4.2.3.3.1. Ketermpilan Guru dalam Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan II
Hasil observasi keterampilan guru selama pembelajaran PKn melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia pada
siklus 2 pertemuan I diperoleh data yang dapat dilihat pada tabel 4.11.
138
Tabel 4.11 Data Keterampilan Guru Siklus 2 Pertemuan I
No. Indikator yang diamati Skor
1. Membuka pembelajaran 3
2. Menyampaikan materi pembelajaran ( Teaching Group) 3
3. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dan
penggunaan multimedia (Placement Test, Teams) 4
4. Membimbing siswa dalam berdiskusi dengan
kelompoknya (Team Study) 4
5. Pengkondisian kelas selama pembelajaran 3
6. Membimbing presentasi kelompok (Student Creative) 4
7. Memberikan penguatan kepada hasil pekerjaan siswa
(Team Score and Team Recognition) 3
8. Menutup pelajaran ( Whole Class units, Fact Test) 3
Jumlah total perolehan skor 27
Kategori Sangat Baik
Berdasarkan tabe1 4.11 dapat dilihat bahwa keterampilan guru dalam
mengelola pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia dapat dikatakan sangat baik. Indikator
keberhasilan tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh yaitu sebesar
27 dengan kategori sangat baik (data diperjelas pada lampiran 3.3 halaman 301).
Adapun setiap indikator akan diperinci sebagai berikut :
a. Membuka pembelajaran
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3, dengan deskriptor yang
tampak yaitu melakukan apersepsi sesuai materi yang akan dipelajari,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memberikan motivasi yang menarik
139
pada siswa yang memunculkan semangat siswa mengikuti pembelajaran.
Tetapi guru belum memaparkan langkah-langkah pembelajaran (lampiran 7
foto 19).
b. Menyampaikan materi pembelajaran (Teaching Group)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah menyampaikan materi sesuai dengan indikator
pembelajaran dan sudah menggunakan kalimat yang mudah dipahami untuk
menyampaika materi kepada siswa. Guru sudah memberikan pertanyaan
sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Akan tetapi guru belum
menyampaikan materi secara sistematis (lampiran 7 foto 21).
c. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan multimedia
(Placement Test, Teams)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari
laki-laki dan perempuan berdasarkan hasil pre-test, media yang digunakan
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran. Variasi
multimedia sudah sesuai dengan karakter siswa. akan tetapi guru sering
berada di depan dan berkeliling saat diadakan diskusi (lampiran 7 foto 19,20).
d. Membimbing siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya (Team Study)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 4 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan
format kelompok, menjelaskan langkah-langkah diskusi secara jelas
mengenai apa yang harus dilakukan siswa dan guru sudah memberikan
140
kesempatan siswa untuk berpartisipasi dengan mengeluarkan ide maupun
tanggapan dalam berdiskusi kelompok. Guru sudah menindaklanjuti hasil
diskusi dengan membantu siswa merangkum hasil diskusi (lampiran 7 foto
22).
e. Pengkondisian kelas selama pembelajaran
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah mengelola kegiatan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang telah ditentukan, menegur siswa yang membuat
keributan dan menangani masalah yang timbul saat pembelajaran
berlangsung. akan tetapi guru belum menjauhkan benda-benda yang dapat
mengganggu konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
f. Membimbing presentasi kelompok (Student Creative)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 4 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah memberikan petunjuk jalannya diskusi,
mendorong terjadinya interaksi antar siswa dengan cara meminta siswa
memberikan masing-masing pendapatnya, memberikan kesempatan pada
semua kelompok. Guru sudah memberikan pengauatan saat ada kelompok
yang presentasi (lampiran 7 foto 23).
g. Memberikan penguatan kepada hasil pekerjaan siswa (Team Score and Team
Recognition)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru sudah memberikan penguatan verbal dan non verbal
pada siswa. Guru juga sudah memberikan penguatan secara kelompok,
141
namun terkadang guru tidak memberi respon yang sesegera mungkin kepada
siswa (lampiran 7 foto 24).
h. Menutup pelajaran (Whole Class Units, Fact Test)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor
yang tampak yaitu guru bersama siswa membuat simpulan materi yang telah
di[elajari. guru sudah melakukan penilaian/evaluasi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan dengan memberikan post test berupa soal evaluasi kepada
siswa. Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi, guru memberikan tindak
lanjut dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya. Akan tetapi guru memberikan umpan balik terhadap proses
pembelajaran (lampiran 7 foto 25 dan 26).
Selain berasal dari lembar pengamatan keterampilan guru, data hasil
pengamatan mengenai keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia pada
pelaksanaan siklus 2 pertemuan I ini juga diperoleh dari hasil wawancara dengan
kolaborator (data diperjelas pada lampiran 3.19 halaman 331). Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan kolaborator dapat disimpulkan bahawa secara
umum proses pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assited
Individualization (TAI) dengan multimedia berlangsung lebih baik dari siklus 1
Pertemuan II yaitu termasuk dalam kategori sangat baik. Guru mampu
membimbing siswa dengan baik secara personal maupun kelompok.
142
4.2.3.3.2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan I
Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari analisiss data hasil
pengamatan guru terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran PKn
melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
multimedia. Dimana pengamatan tesebut dilakukan dengan instrumen berupa
lembar pengamatan aktivitas siswa dan lembar catatan lapangan. Data hasil
observasi mengenai aktivitas siswa pada siklus 2 pertemuan I dapat dilihat pada
tabel 4.12.
143
Tabel 4.12 Data Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan I
No. Indikator aktivitas siswa
Jumlah siswa yang mendapat skor
Jum-lah
skor
Rata-rata skor 1 2 3 4
1. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran (emotional activities)
- - 16 10 88 3,4
2. Memperhatikan penjelasan dari guru (oral activities, listening activities)
- 10 15 1 69 2,7
3.
Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran (visual activities, mental activities, listening activities, writing activities)
- 3 18 5 80 3,1
4.
Bekerjasama dalam kelompok diskusi (visual activities, listening activities, oral activities, writing activities)
- 3 22 1 76 2,9
5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi (oral activities, mental activities)
- 15 11 - 63 2,4
6. Menyimpulkan materi (mental activities, oral activities, writing activities)
- 8 17 1 71 2,7
7.
Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi (writing activities, mental activities)
- - 12 14 92 3,5
Jumlah 539 20,7
Kategori Baik
Dari tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa selama pelaksanaan
siklus 2 pertemuan I termasuk kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah
rata-rata dari skor yang diperoleh yaitu sebesar 20,7 dimana angka tersebut
144
termasuk kategori baik (data diperjelas pada lampiran 3.7 halaman 313).
Perolehan skor dalam setiap indikator akan dideskripsikan sebagai berikut:
a. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran (emotional activities)
Pada indikator ini sebanyak 16 siswa mendapat skor 3 dan 10 siswa di
kelas memperoleh skor 4, sehingga diperoleh skor 88 dengan rata-rata 3,4.
Deskriptor yang paling sering tampak adalah siswa datang tepat waktu dan
siswa sudah menempati tempat duduk masing-masing. Siswa tidak ramai saat
mempersiapkan peralatan pembelajaran, namun beberapa siswa lain tidak
menyiapkan peralatan belajar yang hendak digunakan (lampiran 7 foto 19).
b. Memperhatikan penjelasan dari guru (oral activities, listening activities)
Pada indikator ini sebanyak 10 siswa mendapat skor 2, 15 siswa
mendapat skor 3 dan hanya 1 siswa yang mendapat skor 4 sehingga diperoleh
skor 69 dengan rata-rata 2,7. Deskriptor yang paling sering muncul adalah
fokus dalam mendengarkan penjelasan guru dan siswa tidak mengganggu
teman lain (lampiran 7 foto 21).
c. Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran (visual
activities, mental activities, listening activities, writing activities)
Pada indikator ini sebanyak 3 siswa mendapat skor 2, 18 siswa
mendpat skor 3, dan 5 siswa mendapat skor 4, sehinggap diperoleh skor 80
dengan rata-rata 3,1. Deskriptor yang paling sering tampak adalah
memperhatikan saat media pembelajaran disampaikan di depan dan siswa
mencatat materi yang dibahas dan ditayangkan melalui LCD (lampiran 7 foto
21).
145
d. Bekerjasama dalam kelompok diskusi (visual activities, listening activities,
oral activities, writing activities)
Pada indikator ini sebanyak 3 siswa mendapat skor 2, 22 siswa
mendapat skor 3 dan 1 mendapat skor 4, sehingga diperoleh skor 76 dengan
rata-rata 2,9. Dekriptor yang paling sering tampak adalah sisiwa duduk sesuai
format kelompok diskusi, membaca materi dari berbagai sumber sebelum
menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok, dan bertukar pendapat
dalam diskusi (lampiran 7 foto 22).
e. Mempresentasikan hasil diskusi (oral activities, mental activities)
Pada indikator ini sebanyak 15 siswa mendapat skor 2 dan 11 siswa
mendapat skor 3 sehingga diperoleh skor 63 dengan rata-rata 2,4. Hal ini
ditunjukkan dengan siswa aktif untuk mempesentasikan hasl diskusi di depan
kelas, jawaban siswa sesuai isi pertanyaan. Siswa ikut menanggapi hasil
diskusi dari kelompok lain. Namun beberapa siswa belum mempresentasikan
hasil diskusi dengan suara keras (lampiran 7 foto 23).
f. Menyimpulkan materi (mental activities, oral activities, writing activities)
Pada indikator ini sebanyak 8 siswa mendapat skor 2, 17 siswa
mendapat skor 3 dan hanya ada 1 siswa yang mendapat skor 4 sehingga
diperoleh skor 71 dengan rata-rata 2,7. Deskriptor yang paling sering tampak
adalah siswa membuat kesimpulan sesuai dengan materi pembelajaran yang
telah dipelajari dan menyampaikan pendapat dalam kegiatan menyimpulkan
materi pembelajaran (lampiran 7 foto 26).
146
g. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi (writing activities,
mental activities)
Pada indikator ini sebanyak 12 siswa mendapat skor 3 dan 14 skor
mendapat skor 4, sehingga perolehan skor 92 dengn rata-rata 3,5. Sebagian
besar siswa sudah mengerjakan LKS dengan kelompok, mengerjakan
evaluasi secara mandiri dan mengerjakan LKS dan evaluasi dengan sungguh-
sungguh. Akan tetapi masih ada beberapa siswa yang mengerjakan LKS dan
evaluasi melebihi batas waktu yang telah ditentukan (lampiran 7 foto 19, 22
dan 25).
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan didukung hasil catatan
lapangan (data diperjelas pada lampiran 3.23 halaman 335) menunjukkan aktivitas
siswa yang baik, ditunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
memiliki jumlah skor 539 dengan rata-rata 20,7. Berdasarkan pemerolehan skor
pada siklus 2 pertemuan I diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas siswa selama
pembelajaran berada pada kategori baik. Hasil pelaksanaan pada siklus 2
pertemuan I ini diharapkan dapat menjadi acuan pada pelaksanaan pertemuan
berikutnya agar dapat mencapai hasil yang memuaskan.
4.2.3.3.3. Paparan Hasil Belajar Siklus 1 Pertemuan II
a. Hasil Belajar Kognitif
Data mengenai hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari hasil nilai
evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan di akhir pertemuan I pada siklus 2
yaitu berupa post test. Instrumen yang digunakan berupa tes tertulis untuk
147
mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Hasil
analisis data mengenai hasil belajar siswa pada siklus 2 pertemuan I dapat
dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus 2 Pertemuan I
No. Keterangan Data Siklus 1
Pertemuan II Data Siklus 2 Pertemuan I
1. Nilai terendah 45 50 2. Nilai tertinggi 90 90 3. Jumlah siswa tuntas 17 20 4. Jumlah siswa tidak tuntas 9 6 5. Persentase ketuntasan 65% 77% 6. Persentase ketidaktuntasan 35% 23% 7. Rata-rata 69 71
Tabel tersebut merupakan perbandingan nilai hasil belajar kognitif
siswa pada siklus 1 pertemuan II dengan data nilai hasil belajar siswa pada
siklus 2 pertemuan I. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
hasil belajar siswa pada siklus 1 pertemuan II sebesar 69 dengan nilai terendah
45, nilai tertinggi 90, persentase ketuntasan 65% dan 35% belum memperoleh
nilai ketuntasan minimal. Setelah dilaksanakan siklus 2 pertemuan I nilai rata-
rata menjadi 71 dengan nilai terendah 50, nilai tertinggi 90. Persentase
ketuntasan 77% dan 23% belum memperoleh nilai ketuntasan minimal.
Perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1
pertemuan II dengan persentase hasil belajar siswa pada siklus 2 pertemuan I
akan diperjelas dengan penyajian diagram pada gambar 4.3.
148
Gambar 4.3 : Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dari Siklus 1 Pertemuan II dengan Siklus 2 Pertemuan I
Berdasarkan gambar 4.3 diketahui bahwa ada peningkatan hasil
belajar kognitif siswa pada siklus 2 pertemuan I dari hasil belajar kognitif
siswa pada siklus 1 pertemuan II. Namun, ketuntasan belajar kognitif yang
telah dicapai belum memenuhi target yang diinginkan seperti yang tercantum
pada indikator keberhasilan yaitu sebesar 80% dari ketuntasan belajar
klasikal.
b. Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif diperoleh dari hasil observasi dari analisis data
hasil pengamatan guru terhadap karakter siswa selama mengikuti
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia. Dimana pengamatan tersebut dilakukan dengan
menggunakan instrumen penilaian ketercapaian karakter bangsa. Hasil
observasi mengenai karakter siswa pada siklus 2 pertemuan I dapat dilihat
pada tabel 4.14.
149
Tabel 4.14
Analisis Ketercapaian Karakter Bangsa Siklus 2 Pertemuan I
No. Indikator
Jumlah siswa yang
mendapat skor
Jumlah
perolehan
skor 1 2 3 4
1. Kerjasama - 3 19 4 79
2. Tanggungjawab - - 16 10 88
3. Percaya diri - 15 11 - 63
Jumlah 230
Rata-rata 8,8
Baik
Berdasarkan tabel dapat dilihat karakter bangsa yang diperoleh siswa
mengalami peningkatan dar pertemuan sebelumnya yaitu mendapat rata-rata
skor 8,8 dengan kriteria baik (data diperjelas pada lampiran 3.11 halaman
321).
c. Hasil Belajar Psikomotor
Hasil belajar psikomotor diperoleh dari hasil analisis aktivitas siswa
pada indikator mempresentasikan hasil diskusi. Dengan mengacu pada
indikator ini maka peneliti dapat melihat hasil belajar psikomotor siswa. Hasil
analisis pada indikator ini sebanyak 15 siswa mendapat skor 2 dan 11 siswa
mendapat skor 3 sehingga diperoleh skor 63 dengan rata-rata 2,4. Pada
indikator ini siswa sudah aktif untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas, jawaban siswa sesuai dengan isi pertanyaan. Siswa ikut menanggapi
hasil diskusi dari kelompok lain. Namun beberapa siswa belum
mempresentasikan hasil diskusi dengan suara keras. Dengan melihat
150
perolehan skor, terjadi peningkatan dari pertemuan sebelumnya baik dari
kualitas maupun kuantitasnya.
4.2.3.3.4. Paparan Angket Respon Siswa Siklus 2 Pertemuan I
Angket respon siswa merupakan cara guru untuk mengetahui bagaimana
tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, sehingga dalam
pelaksanaan pembelajarannya guru dapat melakukan perbaikan berdasarkan
respon siswa. hasil analisis angket dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Angket Respon Siswa Siklus 2 Pertemuan I
No. Pertanyaan Siswa
Ya Tidak
1. Apakah kamu senang dengan kegiatan belajar hari ini?
100 % 0%
2. Apakah kamu bisa emmahami materi pelahjaran dengan lebih mudah?
100 % 0 %
3. Apakah tulisan, gambar, suara dan video yang ditayangkan dalam kegiatan pembelajaran tadi menarik?
100 % 0 %
4. Apakah kamu senang dengan cara ibu guru mengajar?
100% 0 %
5.
Apakah kamu mengalami kesulitan selama pembelajaran dengan model pembelajaran seperti tadi? Jika iya, kesulitan apa saja yang kalian alami?
12 % 88 %
Berdasarkan data pada tabel dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted individualization
(TAI) dengan multimedia dapat meningkatkan motivasi siswa dan mempermudah
siswa dalam memahami materi sehingga siswa senang dengan pembelajaran yang
dilaksanakan (data diperjelas pada lampiran 3.15 halaman 327).
151
4.2.3.3.5. Paparan Hasil Catatan Lapangan
Catatan lapangan berisi tentang segala kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran atau suatu gambaran rangkaian rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan selma proses pembelajaran baik oleh guru maupun siswa. Pada
siklus 2 pertemuan I catatan lapangan yang ditulis oleh teman sejawat
menjelaskan mengenai kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir
pembelajaran. Pada siklus 2 pertemuan I semua kegiatan pembelajaran sudah
sangat baik, dimana guru sudah membimbing siswa dalam diskusi kelompok dan
siswa aktif mempresentasikan hasil diskusi serta menanggapi hasil diskusi
kelompok lain. Guru sudah membuat simpulan materi bersama siswa. Multimedia
yang digunakan mampu menarik perhatian siswa. Siswa antusias mengikuti
pembelajaran, terbukti terbukti dengan aktivitas siswa yang meningkat (data
diperjelas pada lampiran 3.23 halaman 335).
4.2.3.4. Refleksi Siklus 2 Pertemuan I
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan ini mengalami peningkatan dari
pembelajaran sebelumnya. Terbukti dengan hasil yang diperoleh meningkat.
Refleksi untuk pertemuan ini meliputi masalah: pengkondisian dan penguasaan
kelas yang masih belum optimal sehingga masih banyak siswa gaduh dan kelas
tidak kondusif, belum semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran karena
didominasi oleh yang lebih pandai, guru sudah memberi kesempatan kepada siswa
yang kurang aktif untuk berperan dalam pembelajaran dengan maju
mempresentaskan hasil diskusi tetapi belum optimal, siswa sudah mulai terbiasa
dengan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multmedia tetapi
152
masih ada sebagian bingung. Secara garis besar, pelaksanaan pembelajaran siklus
II pertemuan 1 ini belum sepenuhnya berhasil, ditunjukkan dengan hasil observasi
keterampilan guru dan aktivitas siswa sudah mencapai indikator keberhasilan
tetapi hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhaasilan. Namun,
sebagai pemantapan dan untuk lebih menyempurnakan hasil observasi
keterampilan guru dan aktivitas siswa serta memperbaiki hasil belajar siswa, maka
penelitian dilanjutkan pertemuan berikutnya.
4.2.3.5. Revisi Siklus 2 Pertemuan I
Berdasarkan hasil refleksi, maka perbaikan untuk pelaksanaan selanjutnya,
diantaranya:
a. Pengkondisian dan penguasaan kelas ditingkatkan agar pembelajaran berjalan
seperti yang diharapkan;
b. Guru memberi kesempatan pada siswa yang masih pasif untuk berperan aktif
dalam pembelajaran dengan menunjuk dan memberikan tugas;
c. Guru memberikan perhatian lebih kepada kelompok yang masih membutuhkan
bimbingan .
d. Guru menegaskan kembali tentang pelaksanaan pembelajaran PKn melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia.
e. Guru memotivasi siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran.
4.2.4. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pertemuan II
4.2.4.1. Perencanaan Siklus 2 Pertemuan II
Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus 2 pertemuan II
adalah sebagai berikut:
153
a. Mengkaji hasil refleksi siklus 2 pertemuan I
b. Menyusun skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus 2
pertemuan I
c. Mempersiapkan sumber belajar berupa buku-buku pelajaran PKn kelas IV
dan media pembelajaran
d. Menyiapkan lembar kerja, serta alat evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis
e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam pembejaran.
f. Menyiapkan lembar catatan lapangan dan lembar angket respon siswa.
4.2.4.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan II
Penelitian dilaksanakan hari Sabtu, 4 Mei 2013 dengan alokasi waktu
2x35 menit dengan materi misi kebudayaan Indonesia, keuntungan yang didapat
Indonesia dari pengaruh globalisasi di bidang kebudayaan dan contoh jenis
kebudayaan yang pernah tampil di tingkat Internasiolan. Kegiatan pada
pelaksanaan siklus 2 pertemuan II meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir. Adapun paparan mengenai kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a. Kegiatan awal
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Selanjutnya guru meminta ketua kelas untuk mempimpin doa. Kemudian,
guru mengkondisikan kelas dengan meminta siswa menyiapkan peralatan
belajar yang hendak digunakan. Setelah siswa dapat dikondisikan, guru
memberikan motivasi kepada siswa aga siap mengikuti pelajaran dengan
154
baik. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan: “Kemarin
kita belajar tentang apa?” Anak-anak menjawab: “kebudayaan Indonesia.”
Guru bersama siswa menyebutkan kembali jenis kebudayaan Indonesia. Guru
meminta siswa untuk membaca sekilas materi yang akan dipelajari pada buku
pegangan siswa. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai siswa. Tidak lupa guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti
Siswa diberikan soal pre-test berisi pertanyaan yang beraitan dengan
materi yang akan dipelajari untuk mendapatkan skor awal (mengadopsi
komponen Placement Test). Skor awal digunakan sebagai acuan dalam
pembagian kelompok. Selanjutnya guru membentuk kelompok heterogen
terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan berbeda-beda (menagadopsi
komponen Teams). Setelah siswa berkelompok, guru menayangkan slide
powerpoint dan memutarkan video lewat LCD yang berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari, kemudian guru menjelaskan materi secara singkat
kepada siswa (mengadopsi komponen Teaching Group). Selanjutnya setiap
kelompok mendapatkan lembar kerja yang harus diselesaikan dan
didiskusikan bersama kelompoknya. Guru menjelaskan langkah-langkah
diskusi, yaitu setiap siswa mengerjakan 1 soal yang berbeda dalam lembar
kerjan kelompok masing-masing. Kemudian jawaban akan dikoreksi teman
satu kelompok dan didiskusikan bersama kelompok. Guru akan memberikan
bantuan secara individual bagi yang memerlukan atau kesulitan dalam
155
berdiskusi (mengadopsi komponen Team Study). Selanjutnya siswa membuat
laporan hasil diskusi secara tertulis, secara bergantian perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya (Mengadopsi komponen Student Creative).
Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi dengan
menyempurnakan jawaban masing-masing kelompok. Selanjutnya guru
menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika
ada) berdasarkan hasil diskusi (mengadopsi komponen Team Score and Team
Recognition). Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa
mengenai materi yang dipelajari (mengadopsi komponen Whole-Class Units).
c. Kegiatan Akhir
Siswa dengan dibimbing guru, menyimpulkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Kemudian siswa diberikan kesempatan guru untuk
bertanya kembali apabila di dalam penyampaian materi masih kurang jelas.
Setelah itu guru memberikan post-test berupa soal evaluasi pada siswa dan
mengawasi jalannya tes (mengadopsi komponen Fact Test). Siswa yang
sudah selesai mengerjakan mengumpulkan hasil pekerjaanya. Terakhir guru
menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan selanjutnya dan
memberikan salam penutup untuk mengakhiri pelajaran.
4.2.4.3. Deskripsi Observasi Pelaksanaan Siklus 2 Pertemuan II
4.2.4.3.1. Ketermpilan Guru dalam Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan II
Hasil observasi keterampilan guru selama pembelajaran PKn melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia pada
siklus 2 pertemuan II diperoleh data seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.16.
156
Tabel 4.16 Data Keterampilan Guru Siklus 2 Pertemuan II
No. Indikator yang diamati Skor
1. Membuka pembelajaran 4
2. Menyampaikan materi pembelajaran ( Teaching Group) 4
3. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dan
penggunaan multimedia (Placement Test, Teams) 4
4. Membimbing siswa dalam berdiskusi dengan
kelompoknya (Team Study) 4
5. Pengkondisian kelas selama pembelajaran 3
6. Membimbing presentasi kelompok (Student Creative) 4
7. Memberikan penguatan kepada hasil pekerjaan siswa
(Team Score and Team Recognition) 3
8. Menutup pelajaran ( Whole Class units, Fact Test) 4
Jumlah total perolehan skor 30
Kategori Sangat Baik
Berdasarkan tabel yang dipaparkan dapat dilihat bahwa keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia dapat dikatakan sangat baik. Indikator
keberhasilan tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh yaitu sebesar
30 dengan kategori sangat baik (data diperjelas pada lampiran 3.4 halaman 305).
Adapun setiap indikator akan diperinci sebagai berikut :
a. Membuka pembelajaran
Pada indikator ini guru mendapatkan skor 4 dengan kriteria sangat baik
karena semua deskriptor telah tampak dalam pertemuan ini yaitu: melakukan
apersepsi sesuai materi yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan
157
pembelajaran, memaparkan langkah-langkah pembelajaran dan memotivasi
siswa untuk siapmengikuti pelajaran dan bersungguh-sungguh (lampiran 7
foto 27).
b. Menyampaikan materi pembelajaran ( Teaching Group)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 4 berdasarkan deskriptor yang
tampak yaitu : menyampaikan materi sesuai dengan indikatornya, guru
menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan jelas saat menyampaikan
materi. Guru sudah menyampaikan materi secara sistematis dan memberikan
pertanyaan yang berkaiatan dengan materi yang telah disampaikan (lampiran
7 foto 29).
c. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan multimedia
(Placement Test, Teams)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 4 ditunjukkan dengan semua
deskriptor tampak pada pertemuan ini. Deskriptor tersebut antara lain
membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan
berdasarkan hasil pre-test, media yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan materi pelajaran. Selain itu variasi tulisan, gambar, animasi,
audio, video, bacaksound yang ditayangkan sudah jelas dan sesuai karakter
siswa. guru menggunakan variasi posisi mengajar antara lain duduk/berdiri di
depan, berkeliling, berdiri di belakang (lampiran 7 foto 27 dan 28).
d. Membimbing siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya (Team Study)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 4 yang ditunjukkan dengan
semua dskriptor tampak. Deskriptor tersebut antara lain : guru mengatur
158
tempat duduk siswa sesuai dengan format kelompok, guru sudah menjelaskan
langkah-langkah diskusi secara jelas mengenai apa yang harus dilakukan
siswa saat kegiatan diskusi. Selain itu guru sudah memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpartisiasi dengan mengeluarkan ide atau tanggapan
dalam berdiskusi kelompok, serta guru sudah menindaklanjuti hasildiskusi
dengan membantu merangkum hasil diskusi (lampiran 7 foto 30).
e. Pengkondisian kelas selama pembelajaran
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 berdasarkan deskriptor yang
tampak yaitu mengelola kegiatan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang telah ditentukan, menegur siswa yang membuat keributasn saat
pembelajaran berlangsung dan menangani masalah yang timbul.
f. Membimbing presentasi kelompok (Student Creative)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 4 berdasarkan deskriptor yang
tampak yaitu guru sudah memberikan petunjuk jalannya diskusi, mendorong
terjadinya interaksi antar siswa dengan cara meminta siswa memberikan
masing-masing pendapatnya, memberikan kesempatan pada semua
kelompok. Guru sudah memberikan pengauatan saat ada kelompok yang
presentasi (lampiran 7 foto 31).
g. Memberikan penguatan kepada hasil pekerjaan siswa (Team Score and Team
Recognition)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 3 dengan deskriptor yang
tampak yaitu guru sudah memberikan penguatan verbal dan non verbal, serta
guru sudah memberikan penguatan secara kelompok dengan memberikan
159
penguatan kepada siswa yang aktif dan membutuhkan bantuan dalam
kegiatan diskusi (lampiran 7 foto 32).
h. Menutup pelajaran ( Whole Class units, Fact Test)
Pada indikator ini guru memperoleh skor 4 ditunjukkan dengan semua
deskriptor tampak, antara lain guru bersama-sama siswa membuat
rangkuman/simpulan, melakukan penilaian/evaluasi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan, meberi umpan balik terhadap proses pembelajaran dan
memberikan tindak lanjut (lampiran 7 foto 33 dan 34).
Selain berasal dari lembar pengamatan keterampilan guru, data hasil
pengamatan mengenai keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia pada
pelaksanaan siklus 1 pertemuan II ini juga diperoleh dari hasil wawancara dengan
kolaborator (data diperjelas pada lampiran 3.20 halaman 332). Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan kolaborator dapat disimpulkan bahawa secara
umum proses pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assited
Individualization (TAI) dengan multimedia berlangsung sangat baik dari siklus 2
Pertemuan I yaitu termasuk dalam kategori sangat baik. Guru mampu
membimbing siswa dengan baik secara personal maupun kelompok. Guru
mengelola kelas dengan baik dan bisa dikatakan berhasil.
4.2.4.3.2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan II
Hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari analisi data hasil
pengamatan guru terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran PKn
melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
160
multimedia. Dimana pengamatan tesebut dilakukan dengan instrumen berupa
lembar pengamatan aktivitas siswa dan lembar catatan lapangan. Data hasil
observasi mengenai aktivitas siswa pada siklus 2 pertemuan II dapat dilihat pada
tabel 4.17.
Tabel 4.17 Data Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan II
No. Indikator aktivitas siswa Jumlah siswa yang
mendapat skor Jum-lah skor
Rata-rata skor 1 2 3 4
1. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran (emotional activities)
- - 8 8 96 3,7
2. Memperhatikan penjelasan dari guru (oral activities, listening activities)
- - 19 7 85 3,3
3.
Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran (visual activities, mental activities, listening activities, writing activities)
- - 11 5 93 3,6
4.
Bekerjasama dalam kelompok diskusi (visual activities, listening activities, oral activities, writing activities)
- 1 22 3 80 3,1
5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi (oral activities, mental activities)
- 7 17 2 87 3,3
6. Menyimpulkan materi (mental activities, oral activities, writing activities)
- 3 17 6 79 3,0
7.
Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi (writing activities, mental activities)
- - 4 22 100 3,8
Jumlah 620 23,8
Kategori Baik
161
Dari tabel 4.17 dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa selama pelaksanaan
siklus 2 pertemuan II termasuk kategori baik (data diperjelas pada lampiran 3.8
halaman 315). Hal ini ditunjukkan dengan jumlah rata-rata dari skor yang
diperoleh yaitu sebesar 23,8 dimana angka tersebut termasuk kategri baik.
Perolehan skor dalam setiap indikator akan dideskripsikan sebagai berikut:
a. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran (emotional activities)
Pada indikator mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran
sebanyak 8 siswa mendapat skor 3 dan 18 siswa di kelas memperoleh skor 4,
sehingga diperoleh skor 86 dengan rata-rata 3,3 termasuk kriteria sangat baik.
Sebagian besar siswa datang tepat waktu dan siswa sudah menempati tempat
duduk masing-masing. Siswa menyiapkan peralatan belajar yang hendak
digunakan dan tidak ramai saat mempersiapkan peralatan pembelajaran
(lampiran 7 foto 27).
b. Memperhatikan penjelasan dari guru (oral activities, listening activities)
Pada indikator ini sebanyak 19 siswa mendapat skor 3 dan 7 siswa
mendapat skor 4, sehingga diperoleh skor 85 dengan rata-rata 3,3 termasuk
kriteria baik.. Sebagian besar siswa fokus dalam mendengarkan penjelasan
guru dan tidak mengganggu teman yang lain. Serta sudah menjawab
pertanyaan dari guru (lampiran 7 foto 29).
c. Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran (visual
activities, mental activities, listening activities, writing activities)
Pada inidkator ini sebanyak 11 siswa mendapat skor 3 dan 15 siswa
mendapat skor 4, sehingga diperoleh skor 93 dengan rata-rata 3,6 termasuk
162
kriteria sangat baik. Sebagian besar siswa sudah memperhatikan saat media
pembelajaran disampaikan di depan, membaca materi dalam tayangan
multimedia dan mencatat materi yang dibahas dan ditayangkan melalui LCD.
Beberapa siswa lainnya sudah tepat dalam menjawab pertanyaan dari guru
yang berhubungan dengan materi yang ditayangkan melalui multimedia
(lampiran 7 foto 29).
d. Bekerjasama dalam kelompok diskusi (visual activities, listening activities,
oral activities, writing activities)
Pada indikator ini sebanyak 1 siswa mendapat skor 2, 22 siswa lainnya
mendapat skor 3 dan 3 siswa mendapat skor 4, sehingga diperoleh skor 80
dengan rata-rata 3,1 termasuk kriteria baik. Sebagian besar siswa duduk
sesuai format kelompok diskusi, membaca materi dari berbagai sumber
sebelum menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok dan mencatat
materi materi yang dibahas dan ditayangkan melalui LCD. Serta beberapa
siswa lainnya sudah tepat dalam menjawab pertanyaan dari guru yang
berhubungan dengan materi (lampiran 7 foto 30).
e. Mempresentasikan hasil diskusi (oral activities, mental activities)
Pada indikator ini sebanyak 7 siswa mendapat skor 2, 17 siswa
mendapat skor 3 dan 2 siswa mendapat skor 4, sehingga diperoleh skor 87
dengan rata-rata 3,3 termasuk kriteria sangat bail. Sebagian besar siswa aktif
untuk mempesentasikan hasl diskusi di depan kelas, jawaban siswa sesuai isi
pertanyaan. Siswa ikut menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain dan
163
beberapa siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan suara keras (lampiran
7 foto 31).
f. Menyimpulkan materi (mental activities, oral activities, writing activities)
Pada indikator ini sebanyak 3 siswa mendapat skor 2, 17 siswa
mendapat skor 3 dan 6 siswa mendapat skor 4 sehingga diperoleh skor 79
dengan rata-rata 3,0 termasuk kriteria baik. Sebagian besar siswa membuat
kesimpulan sesuai dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari, ikut
menyampaikan pendapat dalam kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran
dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Selain itu beberapa siswa
membuat rangkuman di buku catatan masing-masing (lampiran 7 foto 34).
g. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi (writing activities,
mental activities)
Pada indikator ini sebanyak 4 siswa mendapat skor 3 dan 22 siswa
mendapat skor 4 sehingga diperoleh skor 100 dengan rata-rata 3,8 termasuk
kriteria sangat baik. Sebagian besar siswa ikut mengerjakan LKS dengan
kelompok, mengerjakan evaluais secara mandiri dan mengerjakan LKS dan
evaluasi dengan sungguh-sungguh. Serta mengerjakan LKS dan evaluasi tept
waktu (lampiran 7 foto 27, 30 dan 33).
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan didukung hasil catatan
lapangan (data diperjelas pada lampiran 3.24 halaman 336) menunjukkan aktivitas
siswa yang baik, ditunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
memiliki jumlah skor 620 dengan rata-rata 23,8 (Lihat lampiran 3). Berdasarkan
164
pemerolehan skor pada siklus 2 pertemuan II diperoleh kesimpulan bahwa
aktivitas siswa selama pembelajaran meningkat dibandingkan dengan siklus 2
pertemuan I, sehingga hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 2 pertemuan II
berada pada kategori baik.
4.2.4.3.3. Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan II
a. Hasil belajar kognitif
Data mengenai hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari hasil nilai
evaluasi hasil belajar siswa yang dilaksanakan di akhir pertemuan II pada siklus 2
yaitu berupa post test. Instrumen yang digunakan berupa tes tertulis untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Hasil analisis
data mengenai hasil belajar siswa pada siklus 2 pertemuan II dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4.18 Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus 2 Pertemuan II
No. Keterangan Data Siklus 2 Pertemuan I
Data Siklus 2 Pertemuan II
1. Nilai terendah 50 50 2. Nilai tertinggi 90 95 3. Jumlah siswa tuntas 20 23 4. Jumlah siswa tidak tuntas 6 3 5. Persentase ketuntasan 77% 88% 6. Persentase ketidaktuntasan 23% 12% 7. Rata-rata 71 77
Tabel 4.18 merupakan perbandingan nilai hasil belajar kognitif siswa
pada siklus 2 pertemuan I dengan data nilai hasil belajar siswa pada siklus 2
pertemuan II. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus 2 pertemuan I adalah 71 dengan nilai terendah 50,
nilai tertinggi 90, persentase ketuntasan 77% dan 23% belum memperoleh
165
nilai ketuntasan minimal. Setelah dilaksanakan siklus 2 pertemuan II nilai
rata-rata menjadi 77 dengan nilai terendah 50, nilai tertinggi 95. Persentase
ketuntasan 88% dan 12% belum memperoleh nilai ketuntasan minimal.
Perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 2
pertemuan I dengan persentase hasil belajar siswa pada siklus 2 pertemuan II
akan diperjelas dengan penyajian diagram berikut ini.
Gambar 4.4 : Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
dari Siklus 2 Pertemuan I dan Siklus 2 Pertemuan II
Berdasarkan gambar 4.4 diketahui bahwa ada peningkatan hasil
belajar kognitif siswa pada siklus 2 pertemuan II dibandingkan pada siklus 2
pertemuan I. Ketuntasan belajar yang telah dicapai adalah 88% sehingga telah
melebihi target yang diinginkan seperti yang tercantum pada indikator
keberhasilan yaitu sebesar 80% dari ketuntasan klasikal. Oleh karena itu
penelitian ini tidak dihentikan.
b. Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif diperoleh dari hasil observasi dari analisis data
hasil pengamatan guru terhadap karakter siswa selama mengikuti
166
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia. Dimana pengamatan tersebut dilakukan dengan
menggunakan instrumen penilaian ketercapaian karakter bangsa. Hasil
observasi mengenai karakter siswa pada siklus 2 pertemuan II dapat dilihat
pada tabel 4.19.
Tabel 4.19 Analisis Ketercapaian Karakter Bangsa Siklus 2 Pertemuan I
No. Indikator Jumlah siswa yang
mendapat skor Jumlah
perolehan skor 1 2 3 4
1. Kerjasama - - 10 16 94 2. Tanggungjawab - - 5 21 99 3. Percaya diri - 9 10 3 76
Jumlah 269
Rata-rata 10,3
Sangat Baik
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa ketercapaian karakter bangsa
meningkat pada setiap pertemuannya. Pada siklus 2 pertemuan I mendapat
skor rata-rata 8,8 sedangkan pada siklus 2 pertemuan II naik menjadi 10,3
yang masuk dalam kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
proses pembelajaran siswa dapat mulai dilatih dalam menanamkan siskap
sesuai karakter yang diharapkan agar tujuan pembelajaran aferktif dapat
tercapai (data diperjelas pada lampiran 3.12 halaman 323).
c. Hasil Belajar Psikomotor
Hasil belajar psikomotor diperoleh dari analisis aktivitas siswa pada
indikator mempresentasikan hasil diskusi. Dengan mengacu pada indikator
ini maka peneliti dapat melihat hasil belajar psikomotor siswa. Hasil analisis
167
pada indikator ini sebanyak 7 siswa mendapat skor 2, 17 siswa mendapat skor
3 dan 2 siswa mendapat skor 4, sehingga diperoleh skor 87 dengan rata-rata
3,3 termasuk kriteria sangat baik. Pada siklus 2 pertemuan II sudah
mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas ditunjukkan
dengan adanya beberapa siswa yang mampu memperlihatkan keempat
deskriptor.
4.2.4.3.4. Paparan Angket Respon Siswa Siklus 2 Pertemuan II
Angket respon siswa merupakan cara guru untuk mengetahui bagaimana
tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, sehingga dalam
pelaksanaan pembelajarannya guru dapat melakukan perbaikan berdasarkan
respon siswa. Hasil analisis angket dapat dilihat pada tabel 4.20.
Tabel 4.20 Angket Respon Siswa Siklus 2 Pertemuan II
No. Pertanyaan Siswa Ya Tidak
1. Apakah kamu senang dengan kegiatan belajar hari ini?
100 % 0%
2. Apakah kamu bisa emmahami materi pelahjaran dengan lebih mudah?
100 % 0 %
3. Apakah tulisan, gambar, suara dan video yang ditayangkan dalam kegiatan pembelajaran tadi menarik?
100 % 0 %
4. Apakah kamu senang dengan cara ibu guru mengajar? 100% 0 %
5. Apakah kamu mengalami kesulitan selama pembelajaran dengan model pembelajaran seperti tadi? Jika iya, kesulitan apa saja yang kalian alami?
8 % 92 %
Berdasarkan data pada tabel dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted individualization
(TAI) dengan multimedia dapat meningkatkan motivasi siswa dan mempermudah
168
siswa dalam memahami materi sehingga siswa senang dengan pembelajaran yang
dilaksanakan (data diperjelas pada lampiran 3.12 halaman 328).
4.2.4.3.5. Paparan Hasil Catatan Lapangan
Catatan lapangan berisi tentang segala kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran atau suatu gambaran rangkaian rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan selma proses pembelajaran baik oleh guru maupun siswa. Pada
siklus 2 pertemuan II semua kegiatan pembelajaran sudah baik, dimana guru
dalam membimbing siswa kelompok dan membuat simpulan materi bersama
siswa mengalami peningkatan. Penggunaan multimedia semakin baik. Siswa
antusias mengikuti pembelajaran terbukti dengan maeningkatnya aktivitas siswa
dan dalam kegiatan diskusi juga semakin baik dan bertukar pendapat dengan baik.
(data diperjelas pada lampiran 3.24 halaman 336).
4.2.4.4. Refleksi Siklus 2 Pertemuan II
Dari analisis hasil penelitian siklus 2 pertemuan II, diperoleh data berupa
hasil observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran dengan penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan multimedia. Data tersebut kemudain dianalisis kembali bersama guru
kolaborator (observasi) sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki
pembelajaran selanjutnya yaitu pada siklus 2. Adapun hasil refleksi pelaksanaan
tindakan siklus 2 pertemuan II adalah sebagai berikut:
a. Keterampilan guru dalam pembelajaran PKn dengn penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia meningkat dibandingkan
dengan siklus 2 pertemuan I, dimana skor yang diperoleh adalah 30 yang
169
termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini berarti sudah berhasil
melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya yaitu men-
capai kategori sekurang-kurangnya baik pada rentang skor 27,5 ≤ skor ≤ 32.
b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn dengn penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia meningkat dibandingkan
dengan siklus 2 pertemuan I, dimana rata-rata skor yang diperoleh siswa
adalah 23,8 yang termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti sudah berhasil
mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya yaitu mencapai
kategori sekurang-kurangnya baik pada rentang 17,5 ≤ skor < 24.
c. Hasil belajar PKn yang diperoleh siswa pada siklus 2 pertemuan II ini sudah
mencapai target yang diharapkan, dimana 88% yaitu 23 siswa dari 26 siswa
tuntas belajar dan 12% yaitu 3 siswa dari 26 siswa belum tuntas belajar.
Adapaun rata-rata nilai siswa adalah 77. Hal tersebut sudah mmenuhi target
dari indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80% siswa
tuntas belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65.
4.2.4.5. Revisi Siklus 2 Pertemun II
Berdasarkan hasil refleksi hasil observasi pelaksanaan tindakan
pebelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualizaion (TAI)
dengan multimedia pada siklus 2 pertemuan II, seluruh indikator keberhasilan
telah terpenuhi. Oleh karena itu, mutu pembelajaran harus dipertahankan.
4.2.5. Rekapitulasi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan pemaparan data hasil pelaksanaan pembelajaran PKn melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia dapat
170
diambil kesimpulan bahwa keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar
siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Berikut ini rekapitulasi data
hasil penelitian siklus 1 dan siklus 2.
Tabel 4.21 Rekapitulasi Data Siklus 1 dan Siklus 2
No Aspek yang diamati Pencapaian
Siklus 1 Siklus 2
P I PII PI PII
1. Keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran 20 25 27 30
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran 16,5 18,3 20,7 23,8
3. Hasil ketuntasan belajar siswa
(Persentase klasikal) 58% 65% 77% 88%
Tabel 4.21 menunjukkan peningkatan pada aspek yang diamati pada setiap
siklusnya. Pada keterampilan guru dalam menelola pembelajaran siklus 1
pertemuan I memperoleh skor 20, kemudian meningkat pada siklus 1 pertemuan II
menjadi 25, pada siklus 2 pertemuan I meningkat lagi menjadi 27, dan pada siklus
2 pertemuan II mencapai 30. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada diagram
berikut:
171
Gambar 4.5 : Diagram Perolehan Skor Keterampilan Guru
Peningkatan tersebut dapat diperjelas pada grafirk berikut:
Gambar 4.6 : Grafik Peningkatan Keterampilan Guru
Selain mengenai keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, aspek
lain yang di amati dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan hasil belajar.
Berdasarkan hasil observasi keterampilan siswa yang telah dijelaskan pada tabel
4.21 menunjukkn bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan pada setiap
pertemannya. Pada siklus 1 pertemuan I mendapatkan skor 16,5, pada siklus 1
172
pertemuan II mendapat skor 18,3, pada siklus 2 pertemuan I mendapat skor 20,7
dan pada siklus 2 pertemuan II mendapat skor 23,8. Peningkatan aktivitas siswa
tersebut dapat dilihat dalam diagram pada gambar 4.7.
Gambar 4.7 : Diagram Perolehan Skor Aktivitas Siswa
Peningkatan tersebut dapat diperjelas pada grafirk beriku:
Gambar 4.8 : Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa
Setelah membahas mengenai rekapitulasi hasil observasi keterampilan
guru dan aktivitas siswa, maka aspek terakhir yang di amati dalam penelitian ini
adalah mengenai hasil belajar siswa. hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari
173
hasil evaluasi yang diperoleh siswa setiap akhirpembelajaran. Pada siklus 1
pertemuan I persentase ketuntasan 58% (11 siswa) dan persentase siswa yang
belum mengalami ketuntasan belajar adalah 42% (15 siswa). Pada siklus 1
pertemuan II persentase ketuntasan meningkat menjadi 65% (17 siswa) dan
persentase ketidaktuntasannya adalah 35% (9 siswa). Ketuntasan belajar
meningkat lagi pada siklus 2 pertemuan I dengan persentase 77% (20 siswa) dan
ketidaktuntasannya maenjadi 23% (6 siswa). Ketuntasan belajar klasikal selalu
naik sampai pada siklus 2 pertemuan II ketuntasan belajar siswa mencapai 88%
(23 siswa) dan ketidak tuntasan belajarnya menjadi 12% (3 siswa). Hasil belajar
siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel dbawah ini.
Tabel 4.22 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
No Pencapaian Data Siklus 1
Data Siklus
2
PI PII PI PII
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nilai terendah
Nilai tertinggi
Jumlah siswa tuntas
Jumlah tidak tuntas
Persenta seketidaktuntasan
Persentase ketuntasasan
Rata-rata
40
80
15
11
42%
58%
67
45
90
17
9
35%
65%
69
50
90
20
6
23%
77%
71
50
95
23
3
12%
88%
77
Berdasarkan data pada tabel 4.22 , rekapitulasi persentase ketuntasan hasil
belajar siswa akan diperjelas dengan diagram pada gambar 4.9.
174
Gambar 4.9 : Rekapitulasi Persentase Data Hasil Belajar Siswa Siklus 1
dan Siklus 2
Berdasarkan pemaparan data maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SDN Gunungpati
01 Kota Semarang berhasil, kualitas pembelajaran yang dikaji meliputi tiga aspek
yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar telah mencapai bahkan
melebihi indikator penelitian yang telah ditetapkan. Sehingga penelitian ini tidak
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
4.3. PEMBAHASAN
4.3.1. Pemaknaan Temuan Peneitian
Pembahasan dalam pemaknaan temuan penelitian ini didasarkan pada
temuan hasil pengamatan mengenai keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil
175
belajar siswa pada pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia pada siswa kelas IV SDN Gunungpati
01 Kota Semarang.
4.3.1.1. Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Guru
Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan mengenai keterampilan
guru melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
multimedia pada pembelajaran PKn mengalami peningkatan dari siklus 1 ke
siklus 2. Secara lebih jelas, peningkatan keterampilan guru dapat dlihat pada tabel
di bawah ini.
176
Tabel 4.23 Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Guru pada Siklus 1 dan Siklus 2
No. Indikator yang diamati Siklus 1 Siklus 2
Pert I Pert II Pert I Pert II
1. Membuka pembelajaran 3 3 3 4
2. Menyampaikan materi pembelajaran ( Teaching Group) 2 3 3 4
3.
Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan multimedia (Placement Test, Teams)
3 3 4 4
4. Membimbing siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya (Team Study)
2 3 4 4
5. Pengkondisian kelas selama pembelajaran
3 3 3 3
6. Membimbing presentasi kelompok (Student Creative)
3 4 4 4
7. Memberikan penguatan kepada hasil pekerjaan siswa (Team Score and Team Recognition)
2 3 3 3
8. Menutup pelajaran ( Whole Class units, Fact Test)
2 3 3 4
Jumlah total perolehan skor 20 25 27 30
Kategori Cukup Baik Sangat Baik
Sangat Baik
177
Gam
bar 4.10 : Diagram Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I dan II
Berdasarkan tabel dan diagram hasil observasi keterampilan guru dalam
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia siklus 1 dan 2 menunjukkan bahwa:
a. Membuka pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran siklus 1 pertemuan I
skor yang diperoleh guru adalah 3, kemudian pada pertemuan II masih
memperoleh skor 3. Dilanjutkan ke siklus 2 pertemuan I masih memperoleh 3
selanjutnya pada pertemuan II meningkat menjadi 4. Hal ini berdasarkan 4
deskriptor yang muncul yaitu guru melakukan apersepsi sesuai materi yang
akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran, memaparkan langkah-
langkah pembelajaran dan memotivasi siswa.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan salah satu kunci
keberhasilan dari seluruh proses belajar mengajar yang akan dilalui siswa.
178
Jika pada awal pelajaran seorang guru tidak dapat menarik perhatian siswa
dan memotivasi siswa, maka proses belajar mengajar yang dinamis tidak
dapat tercapai. Guru harus memberikan apersepsi yang tepat sebagai
penghubung antara pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan materi
yang hendak dipelajari. Selain itu guru harus memberikan acuan/struktur
pelajaran seperti mengemukakan tujuan pembelajaran dan menyampaikan
langkah-langkah pembelajaran seperti yang dilakukan pada siklus 1 dan
siklus 2. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusman (2011: 81) bahwa
keterampilan membuka pelajaran merupakan pengondisian awal agar mental
dan perhatian siswa terpusat pada materi yang akan diajarkan serta memiliki
motivasi yang tinggi untuk terus mengikuti pembelajaran sampai selesai
dengan semangat dan konsentrasi tinggi.
b. Menyampaikan materi pembelajaran ( Teaching Group)
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran siklus 1 pertemuan I
skor yang diperoleh guru adalah 2 dengan 2 deskriptor yang tampak.
Kemudian pada siklus 1 pertemuan II dan siklus 2 pertemuan I skor yang
diperoleh meningkat menjadi 3 dengan 3 deskriptor yang tampak. Dilanjutkan
ke siklus 2 pertemuan II, meningkat menjadi 4 dengan 4 deskriptor tampak.
Hal ini ditunjukkan dengan guru menyampaikan materi sesuai dengan
indikator pembelajaran, menggunakan kalimat yang mudah dipahami dan
jelas, menyampaikan materi pembelajaran secara sistematis dan memberikan
pertanyaan berkaitan dengan materi yang telah dipelajari.
179
Guru menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan indikator
sehingga siswa paham dan mengerti dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Hal ini sesuai pendapat Djamarah (2010,130-138) pengertian menjelaskan
disini adalah pemberian informasi secara lisan yang diorganisasi secara
sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, antara yang
sudah dialami dan yang belum dialami, antara generalisasi dengan konsep,
antara konsep dengan data, atau sebaliknya. Keberhasilan guru menjelaskan
ditentukan oleh tingkat pemahaman yang ditentukan anak didik.
c. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan multimedia
(Placement Test, Teams)
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran, indikator ini pada
siklus 1 pertemuan I dan pertemuan II skor yang diperoleh guru adalah 3.
Dilanjutkan ke siklus 2 pertemuan I dan II, meningkat menjadi 4 dengan 4
deskriptor tampak. Peningkatan skor dari setiap pertemuan dapat tercapai
oleh guru karena guru telah melakukan refleksi untuk meningkatkan
keterampilan melakukan variasi dalam proses pembelajaran selain itu guru
jua mendapat masukan dari guru kolaborator. Pada indikator ini guru telah
membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan
berdasarkan hasil pre-test, menggunakan media sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan materi pelajaran. Selain itu guru telah menggunakan variasi
tulisan, gambar, animasi, audio dan video dalam multimedia yang
ditayangkan serta menggunakan variasi posisi mengajar antara lain duduk di
depan, berkeliling atau berdiri di belakang.
180
Salah satu keterampilan guru yang harus dikuasai dengan baik adalah
keterampilan menggunakan variasi. Dalam proses pembelajaran, tidak jarang
rutinitas yang dilakukan guru membuat siswa jenuh dan bosan sehingga guru
harus pandai-pandai menggunakan seni mengajar agar tercipta suasana
pembelajaran yang lebih menyenangkan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Anitah (2009: 7.38) bahwa variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu
tidak monoton, dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-
perbedaan yang sengaja diciptakan/dibuat untuk kesan yang unik. Tujuan
diadakannya variasi di dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk
menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat siswa dan keingintahuan
siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar
keaktifan siswa. Komponen keterampilan mengadakan variasi dibagi menjadi
3 yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi pola interaksi dan kegiatan, serta
variasi penggunaan alat bantu pengajaran/media pembelajaran.
Berdasarkan observasi, guru juga menggunakan variasi penggunaan
alat bantu/media pembelajaran. Dimana guru menampilkan media yang dapat
dilihat dan didengar dengan jelas, sehingga multimedia yang digunakan dapat
menarik perhatian siswa hal itu sesuai dengan pendapat Oblinger (dalam
Munir, 2012: 2) yang mendefinisikan multimedia adalah penyatuan dua atau
lebih media komunikasi seperti teks, grafik, animasi, audio dan video yang
menghasilkan satu presentasi yang menarik.
d. Membimbing siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya (Team Study)
181
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran siklus 1 pertemuan I,
guru mendapat skor 2 kemudian pada pertemuan II skor yang diperoleh guru
adalah #. Dilanjutkan ke siklus 2 pertemuan I dan pertemuan II skor yang
diperoleh guru meningkat menjadi 4. Hal ini ditunjukkan dengan guru telah
mengatur tempat duduk siswa esuai degan format kelompok yang sudah
ditetapkan, menjelaskan langkah-langkah diskusi secara jelas mengenai apa
yang harus dilakukan siswa dalam kegiatan diskusi. Selain itu guru telah
memberikan kesempatan siswa berpartisipasi dengan mengeluarkan ide,
tanggapan dalam berdiskusi kelompok serta menindaklanjuti hasil diskusi
dengan membantu membuat rangkuman hasil diskusi.
Pada keterampilan ini mengalami kenaikan yang signifikan pada
setiap siklusnya karena guru melakukan perbaikan setiap pembelajarannya
agar guru mampu membimbing siswa dan menjadi fasilitator yag
mengarahkan siswa bekerja dalam kelompoknya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rusman (2011: 89) bahwa keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara
kelompok. Untuk itu keterampilan guru harus dilatih dan dikembangkan,
sehingga guru memiliki kemampuan untuk melayani siswa dalam melakukan
kegiatan pembelajaran kelompok kecil.
e. Pengkondisian kelas selama pembelajaran
Berdasrkan hasil observasi pada siklus 1 pertemuan I dan pertemuan II
skor yang diperoleh guru adalah 3. Dilanjutkan ke siklus 2 pada pertemuan I
182
dan pertemuan II yang juga mendapat skor 3. Guru belum mampu mendapat
skor maksimal 4 dikarenakan masih ada deskriptor yang tidak tampak, baik
pada siklus 1 maupun siklus 2. Adapun deskriptor yang tidak tampak pada
siklus 1 da siklus 2 adalah menjauhkan benda-benda yang mengganggu
konsentrasi dikarenakan terkadang guru tidak memperhatikan benda-benda
yang disimpan di laci meja siswa dan dapat mengganggu konsentrasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Peningkatan skor tersebut dapat diraih guru
karena guru melakukan refleksi selain itu guru juga sudah mengelola kegiatan
pembelajaran sesuai alokasi waktu yang sudah ditentukan, menegur siswa
yang membuat keributan saat pembelajaran berlangsung, serta menangani
masalah yang timbul.
Pada indikator ini, secara umum guru telah mengelola kelas dengan
baik karena guru telah memberikan reaksi terhadap gangguan yang muncul
saat pembelajaran berlangsung agar tercipta kondisi belajar yang optimal. Hal
ini sesuai dengan pendapat Anitah (2009: 8.36) bahwa keterampilan
mengelola kelas adalah keterampilan menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal, serta keterampilan guru untuk mengembalikan kondisi
belajar yang terganggu ke arah kondisi belajar yang optimal. Pendapat ini
menekankan pada kemampuan guru dalam mencegah terjadinya gangguan
sehingga kondisi belajar yang optimal dapat tercipta dan terpelihara, sert
menangani gangguan yang muncul sehingga keondisi belajar yang terganggu
dapat dikembalikan ke kondisi optimal.
f. Membimbing presentasi kelompok (Student Creative)
183
Berdasrkan hasil observasi pada siklus 1 pertemuan I guru
memperoleh skor 3, kemudian pada pertemuan II guru memperoleh skor 4.
Dilanjutkan ke siklus 2 pada pertemuan I dan II, semua deskriptor tampak
sehingga guru memperoleh skor 4. Guru sudah memberikan petunjuk
jalannya diskusi, mendorong terjadinya interaksi antar siswa dengan cara
meminta siswa memberikan masing-masing pendapatnya, memberikan
kesempatan pada semua kelompok. Guru sudah memberikan pengauatan saat
ada kelompok yang presentasi. Pada indikator keterampilan ini secara umum
guru memperoleh kategori sangat baik.
Hal ini sesuai pendapat Menurut Djamarah (2010:157-163) bahwa
diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif
untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan
masalah. Sehingga dalam hal ini diharapkan siswa mampu membagi
informasi yang berupa jawaban dari permasalahan yang mereka selesaikan
kepada teman kelompok lain.
g. Memberikan penguatan kepada hasil pekerjaan siswa (Team Score and Team
Recognition)
Berdasarkan hasil observasi pada siklus 1 pertemuan I guru
memperoleh skor 2, pada pertemuan II guru mendapat skor 3. Dilanjutkan ke
siklus 2 pertemuan I dan II guru memperoleh skor 3, namun guru belum
mampu memperoleh skor maksimal dikarenakan ada 1 deskriptor yang tidak
tampak yaitu memberi penguatan dengan segera (tidak ditunda-tunda)
184
dikarenakan guru memberi penguatan setelah semua siswa menjawab
pertanyaan.
Guru yang baik harus selalu memberikan penguatan, baik dalam
bentuk verbal maupun non verbal kepada siswa atas perbuatan yang baik
maupun hasil pekerjaan siswa. Penguatan diberikan disertai dengan
kehangatan sikap guru sebagai tanda persetujuan guru atau respon positif
terhadap perilaku maupun hasil kerja siswa sehingga timbul motivasi siswa
untuk meningkatkan prestasi yang telah dicapai. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rusman (2011: 84) yang menyatakan bahwa reinforcement
(penguatan) berarti juga respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatka kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Tindaan tersebut dimaksudkan untuk memberikan ganjaran atau
memebrsarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi
pembelajaran.
h. Menutup pelajaran ( Whole Class units, Fact Test)
Berdasrkan hasil observasi, pada siklus 1 pertemuan I guru mendapat
skor 2. Selanjutnya pada pertemuan II meningkat dengan perolehan skor 3,
dilanjutkan pada siklus 2 pertemuan I skor yang diperoleh adalah 3.
Selanjutnya meningkat dengan skor 4 pada siklus 2 pertemuan II. Secara
keseluruhan guru sudah mampu menutup pelajaran dengan sangat baik
dengan cara bersama-sama siswa membuat simpulan, melakukan
penilaian/evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, memberikan
umpan balik terhadap proses pembelajaran serta memberikan tindak lanjut.
185
Hal ini sesuai dengan teori Anitah (2008: 7.4) bahwa guru mengakhiri
pelajaran harus mengemukakan kembali pokok-pokok materi dan hasil
belajar yang telah dipelajari.
Sesuai data yang dipaparkan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
keterampilan guru pada setiap pertemuannya dalam 2 siklus yang telah
dilaksanakan. Pada siklus 1 pertemuan I skor yang diperoleh adalah 20 (kategori
cukup), meningkat pada pertemuan II menjadi 25 (kategori baik). Dilanjutkan
siklus 2 pertemuan I skor yang diperoleh 27 dengan kategori sangat baik,
kemudian meningkat pada siklus 2 pertemuan II dengan perolehan skor 30 dengan
kategori sangat baik (data diperjelas pada lampiran 3.1 hal 293, 3.2 hal 297, 3.3
hal 301, 3.4 hal 305). Dengan demikian dapat membuktikan bahwa model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia dapat meningkatkan
pembelajaran PKn.
4.3.1.2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi aktivitas siswa didukung dari hasil catatan lapangan pada
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan.
Secara lebih jelas peningkatan tersebut dapat dilihat dari tabel 4.24:
186
Tabel 4.24 Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
No. Indikator aktivitas siswa Siklus 1 Siklus 2 Pert I Pert
II Pert I
Pert II
1. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran (emotional activities)
3,2 3,3 3,4 3,7
2. Memperhatikan penjelasan dari guru (oral activities, listening activities)
2,2 2,2 2,7 3,3
3.
Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran (visual activities, mental activities, listening activities, writing activities)
2,3 2,4 3,1 3,6
4.
Bekerjasama dalam kelompok diskusi (visual activities, listening activities, oral activities, writing activities)
2,5 2,7 2,9 3,1
5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi (oral activities, mental activities)
2,0 2,1 2,4 3,3
6. Menyimpulkan materi (mental activities, oral activities, writing activities)
1,8 2,2 2,7 3,0
7.
Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi (writing activities, mental activities)
2,5 3,5 3,5 3,8
Jumlah 16,5 18,3 20,7 23,8
Kategori Cukup Baik Baik Baik
187
Gambar 4.11 : Diagram Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan II
Berdasarkan tabel dan diagram hasil observasi aktivitas siswa dalam
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia siklus 1 dan 2 diatas menunjukkan bahwa:
a. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran (emotional activities)
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada indikator
mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran, pada siklus 1
pertemuan I mendapat skor rata-rata 3,2. Sedangkan pada pertemuan II
mendapat skor rata-rata 3,3. Selanjutnya pada siklus 2 pertemuan I mendapat
skor rata-rata 3,4 dan pada pertemuan II mendapat skor rata-rata 3,7. Oleh
karena itu dapat dikatakan aktivitas siswa dalam memepersiapkan diri
sebelum menerima pembelajaran sudah baik, dimana deskriptor yang sering
188
tampak adalah siswa datang tepat waktu dan menemati tempat duduk masing-
masing, siswa menyiapkan peralatan belajar yang hendk digunakan dan tidak
ramai saat mempersiapkan peralatan pembelajaran.
Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran erat kaitannya
dengan kegiatan belajar siswa yang disebut emotional activities. Hal ini
sesuai pendapat Diedrich (dalam Rohani,2010:8) bahwa emotional activities
(aktivitas-aktivitas emosional), seperti misalnya: menaruh minat, merasa
bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
b. Memperhatikan penjelasan dari guru (oral activities, listening activities)
Sesuai hasil observasi aktivitas siswa, pada indikator ini siklus 1
pertemuan I siswa mendapat skor rata-rata 2,2, kemudian pada pertemuan II
mendapat skor rata-rata 2,2. Dilanjutkan pada siklus 2 pertemuan I diperoleh
skor rata-rata 2,7 dan pada pertemuan II diperoleh skor rata-rata 3,3. Hal ini
dicapai dengan fokus dalam mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-
sungguh, menjawab pertanyaan yang diberikan guru, mencatat hal-hal
penting setiap informasi yang di dapat dari guru serta siswa tidak
mengganggu teman lainnya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 82-85) bahwa
membuat catatan butuh pemikiran gunanya membantu untuk mengingat
pelajaran jadi sewaktu belajar siswa perlu memahami dan mencamkan isi
pelajaran. Dalam membuat catatan sebaiknya tidak semua yang dikatakan
guru itu ditulis, tetapi diambil inti sarinya saja. Hal tersebut juag sesuai
dengan pendapat Diedrich (dalam Rohani,2010:8) salah satu aktivitas siswa
189
yaitu listening activities (aktivitas-aktivitas mendengarkan), sebagai contoh
mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
c. Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran (visual
activities, mental activities, listening activities, writing activities)
Berdasarkan hasil observasi indikator ini pada siklus 1 pertemuan I
memperoleh skor rata-rata 2,3, meningkat pada siklus 1 pertemuan II dengan
perolehan skor rata-rata 2,4. Kemudian dilanjutkan ke siklus 2 pada
pertemuan I diperoleh skor rata-rata 3,1 dan pada pertemuan II diperoleh skor
rata-rata 3,6. Indikator ini dikategorikan sangat baik, siswa sudah
memperhatikan media pembelajaran yang ditayangkan dan disampaikan di
depan. Siswa membaca materi dalam tayangan multimedia, mencatat materi
yang dibahas dan ditayangkan melalui LCD, serta tepat dalam menjawab
pertanyaan dari guru yang berhubungan dengan materi.
Hal ini sesuai pendapat Sardiman (2011:98 ) bahwa aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-
mengajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini bukan hanya aktivitas fisik
tetapi mencakup aktivitas mental. Lebih lanjut Diedrich (dalam
Rohani,2010:8) menyampaikan bahwa visual activities (aktivitas-aktivitas
melihat), yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan
gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
190
d. Bekerjasama dalam kelompok diskusi (visual activities, listening activities,
oral activities, writing activities) Bekerjasama dalam kelompok diskusi
(visual activities, listening activities, oral activities, writing activities)
Pada siklus 1 pertemuan I diperoleh skor rata-rata 2,5, kemudian pada
pertemuan II memperoleh skor rata-rata 2,7. Dilanjutkan dengan siklus 2
pertemuan I diperoleh skor rata-rata 2,9 dan pada pertemuan II diperoleh skor
rata-rata 3,1. Aktivitas siswa selalu mengalami peningkata secara signifikan,
hal ini dikarenakan guru selalu berusaha untuk membimbing dan memberi
pengarahan pada siswa mengenai hal yang harus dilakuka siswa saat
mempelajari materi dalam kelmpoknya, hal ini sesuai dean pendapat
Djamarah (2010: 171) dalam membimbing kelompok hal yang harus
diperhatikan guru antara lain diskusi harus dilakukan dalam suasana terbuka,
dan perlunya perencanaan yang terdiri dari pemilihan topik yang akan
didiskusikan, dapat dipastikan guru dan siswa telah memiliki latar belakang
informasi yang berkaitan denga topik, penetapan besarnya kelompok,
pengaturan tempat duduk. Dalam memimpin diskusi kelompok sebaiknya
guru mampu membimbing siswa dalam menyelesaikan diskusi kelompoknya.
Aktivitas siswa bekerjasama dalam kelompok pada penelitian ini
adalah memungkinkan siswa berdiskusi dengan kelompoknya mengenai
materi yang dipelajari bersama. Aktivitas siswa yang ini disebut oral
activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi B.
Diedrich (dalam Rohani,2010:8).
191
e. Siswa mempresentasikan hasil diskusi (oral activities, mental activities)
Indikator mempresentasikan hasil diskusi, pada siklus 1 pertemuan I
memperoleh skor rata-rata 2,0, kemudian pada pertemuan II memperoleh skor
2,1. Dilanjutkan pada siklus 2 pertemuan I diperoleh skor rata-rata 2,4 dan
pada pertemuan II diperoleh skor rata-rata 3,3. Siswa berani
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, siswa menanggapi hasil
diskusi dari kelompok lain dan jawaban siswa sesuai isi dari pertanyaan, dan
beberapa siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan suara yang keras.
Kenaikan kualitas dan kuantitas siswa dalam indikator ini terjadi karena guru
sudah berperan baik sebagai motivator bagi siswa dalam pembelajaran.
Indikator mempresentasikan hasil diskusi berkaitan dengan kegiatan
siswa mengeluarkan pendapat di depan kelas. Indikator ini membuktikan
adanya aktivitas siswa menurut Diedrich (dalam Rohani,2010:8) yaitu oral
activities yaitu menyatakan hasil diskusi, memberi saran/tanggapan.
f. Menyimpulkan materi (mental activities, oral activities, writing activities)
Berdasarkan hasil observasi indikator menyimpulkan materi pada
siklus 1 pertemuan I memperoleh skor rata-rata 1,8, kemudian pada
pertemuan II memperoleh skor rata-rata 2,2. Dilanjutkan pada siklus 2
pertemuan I diperoleh skor rata-rata 2,7 dan pada pertemuan II memperoleh
skor rata-rata 3,0. Pada indikator ini, siswa sudah antusias memberikan
pendapat dalam memberikan pendapat dalam kegiatan menyimpulkan materi
pembelajaran, membuat kesimpulan sesuai dengan materi pembelajaran.
Indikator ini membuktikan adanya aktivitas writing activities yang meliputi
192
menulis cerita, menulis karangan, laporan, angket, menyalin, dan mental
activities yang meliputi menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan (Diedrich dalam
Rohani, 2010: 8).
g. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi (writing activities,
mental activities)
Pada siklus 1 pertemuan I rata-rata skor yang diperoleh siswa adalah
2,5, kemudian meningkat pada pertemuan II menjadi 3,5. Dilanjutkan pada
siklus 2 pertemuan I skor rata-rata yang diperoleh adalah 3,5 dan pada
pertemuan II meningkat menjadi 3,8. Pada indikator ini, seluruh siswa sudah
mengerjakan LKS dengan kelompok, siswa sdah mengerjakan evaluasi secara
mandiri, siswa mengerjakan LKS dan evaluasi dengan sungguh-sungguh.
Namun ada beberapa siswa yang tidak tepat waktu dalam mengrjakan LKS
dan evaluasi. Pemberian soal evaluasi ini untuk mengetahui hasil belajar
siswa pada setiap siklus yan mencakup ranah kognitif, sesuai dengan
pendapat Bloom (dalam Rifa’i dan Anni, 2010:85-89) terdapat tiga ranah
yang merupakan hasil belajar yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
4.3.1.3. Hasil Belajar Siswa
Gerlach dan Ely (dalam Anni 2007:5-6), mengemukakan bahwa hasil
belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar setelah
mengalami aktivitas belajar. Oleh karena itu pebelajar mempelajari pengetahuan
tentang konsep. Maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa
193
penguasaan konsep. Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan
tingkah laku yang diinginkan.
a. Hasil belajar kognitif
Menurut Bloom (dalam Rifa’i dan Anni, 2010:85-89) ranah kognitif yaitu
berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran
intelektual yang mencakup kategori : pengetahuan/ingatan, pemahaman,
penerapan/aplikasi, analisis, evaluasi dan kreasi. Hasil belajar tersebut didapat
dari tes, yaitu seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan
yang harus dijawab oleh peserta untuk mengukur tingkat pemahaman dan
penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan sesuai dengan
tujuan pengajaran tertentu. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas IV SDN
Gunungpati 01 Kota Semarang dalam pembelajaran PKn melalui penerapan
model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia dari siklus 1
pertemuan I dan pertemuan II serta siklus 2 pertemuan I dan II dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.25 Data Hasil Belajar siswa siklus I dan II
No Pencapaian Data Siklus 1 Data Siklus 2
PI PII PI PII
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nilai terendah
Nilai tertinggi
Jumlah siswa tuntas
Jumlah tidak tuntas
Persentase ketidaktuntasan
Persentase ketuntasasan
Rata-rata
40
80
15
11
42%
58%
67
45
90
17
9
35%
65%
69
50
90
20
6
23%
77%
71
50
95
23
3
12%
88%
77
194
Dari tabel 4.25 dapat menunjukkan bahwa melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia dapat meningkatkan hasil
belajar kognitif siswa pada pembelajaran PKn pada siklus I sampai siklus II (data
diperjelas pada lampiran 4.1 halaman 338).
Pada siklus 1 pertemuan I pembelajaran PKn menggunakan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia dengan materi pengertian
globalisasi dan contoh pengaruh globalisasi memperoleh ketuntasan klasikal 58%,
siswa yang tuntas belajar sebanyak 15 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 11
siswa dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65, nilai terendah 40 dan nilai
tertinggi 80 dengan rata-rata nilai sebesar 67. Perolehan ketuntasan klasikal
tersebut belum mencapai indikator keberhasilan hasil belajar siswa sebesar 80%
sehingga perlu diadakan pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan II.
Pelaksanakan tindakan siklus 1 pertemuan II mengalami peningkataan
dengan perolehan rata-rata sebesar 69 nilai terendah 45 nilai tertinggi 90. Jumlah
siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 17 siswa dan 9 siswa
memperoleh nilai di bawah KKM. Ketuntasan klasikal pada siklus 1 pertemuan II
sebesar 65%. Walaupun hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan namun
ketuntasan klasikal tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan sehingga pelaksanaan tindakan perlu dilanjutkan pada siklus 2.
Pada pelaksanaan tindakan sikus 2 pertemuan I, hasil belajar siswa
memperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 77% dengan rata-rata sebesar 71
nilai terendah siswa 50 dan nilai tertinggi 90, berdasarkan KKM yang telah
ditentukan maka jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 20 siswa dan yang
195
belum tuntas sebanyak 6 siswa. Ketuntasan klasikal belajar pada siklus 2
pertemuan I belum mencapai target yang telah ditetapkan sehingga perlu diadakan
perbaikan. Perbaikan dilaksanakan pada siklus 2 pertemuan II, dimana pada
pelaksanaannya persentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 88%
dengan rata-rata 77, siswa yang tuntas sebanyak 23 siswadan 3 siswa mendapat
nilai dibawah KKM. Nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 95. Karena persentase
ketuntasan sudah melebihi kriteria indikator keberhasian yang telah ditetapkan
yaitu 80%, maka penelitian ini dinyatakan berhasil dan diakhiri pada siklus 2
pertemuan II.
b. Hasil belajar afektif
Menurut Bloom (dalam Rifa’i dan Anni, 2010:85-89) ranah afektif
berhubungan dengan sikap, minat dan nilai merupakan hasil belajar yang paling
sukar diukur. Instrumen biasanya berupa non tes misal wawancara, angket, dan
lembar observasi sikap. Ciri-ciri hasil belajar ranah afektif akan tampak akan
tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Sedangkan tujuan dari
penilaian hasil belajar afektif adalah untuk mengetahui capaian hasil belajar
dalam hal penguasaan domain afektif dari kompetensi yang diharapkan dikuasai
oleh setiap siswa setelah kegiatan pembelajaran berlangsung.
Peningkatan hasil belajar afektif siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota
Semarang dalam pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia dari siklus 1 pertemuan I dan
pertemuan II serta siklus 2 pertemuan I dan pertemuan II dilihat dari perolehan
skor rata-rata pengamatan karakter bangsa siswa. Pada siklus 1 pertemuan I
196
diperoleh skor rata-rata 6,7 dengan kriteria baik. Sedangkan pada pertemuan II
diperoleh skor rata-rata 7,7 dengan kriteria baik. Kemudian dilanjutkan pada
siklus 2 pertemuan I diperoleh skor rata-rata 8,8 dengan kriteria baik dan pada
siklus 2 pertemuan II diperoleh skor rata-rata 10,3 dengan rata-rata sangat baik.
Hal tersebut menunjukkan peningkatan hasil belajar afektif siswa setiap siklusnya
dimana skor rata-rata tiap pertemuan mengalami peningkatan.
c. Hasil Belajar Psikomotor
Hasil belajar psikomotor juga mengalami peningkatan setiap pertemuan
dalam siklusnya. Hasil belajar psikomotor ini merupakan hasil pengamatan pada
indikator mempresentasikan hasil diskusi berkaitan dengan kegiatan siswa
mengeluarkan pendapat didepan kelas. Ranah psikomotorik mencakup tujuan
yang berkaitan dengan keterampilan (Skill) yang berifat manual. Urutan tingkatan
dari yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks adalah persepsi,
kesiapan melakukan suatu kegiatan, mekanisme, respons terbimbing, kemahiran,
adaptasi, dan organisasi (Uno, 2009: 35).
Peningkatan hasil belajar ini terjadi karena upaya guru dalam
melaksanakan proses pembelajaranyang menarik bagi siswa dengan menggunakan
strategi belajar dan media yang tepat dan menarik bagi siswa. Kegiatan
pembelajaran harus sebisa mungkin dibuat lebih bermakna agar siswa dapat lebih
efektif dan efisien dalam belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya dan telah
mencapau indikator keberhasilan yang ditetapkan.
197
4.3.2. Uji Hipotesa
Hasil penelitian dan pembahasan data yang diambil dari peningkatan
kualitas pembelajaran melalui model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan multimedia menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran PKn
pada siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang. Terbukti bahwa model
Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia dapat meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Dengan demikian,
hipotesa yang diajukan terbukti kebenarannya.
4.3.3. Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi dalam penelitian mengenai penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia yang telah dilaksanakan ini,
menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran PKn yang meliputi
keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas IV SDN
Gunungpati 01 Kota Semarang. Hal ini dapat membuktikan bahwa model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia cocok untuk diterapkan
dalam pembelajaran PKn, karena dalam pembelajaran ini siswa diajarkan
bekerjasama dalam suatu kelompok dengan membantu siswa yang lemah
sehingga dapat menimbulkan rasa tanggungjawab dalam kelompok dalam
menyelesaikan masalah.
Penerapan multimedia dalam pembelajaran ini dimaksudkan untuk
membantu mengembangkan kemampuan indera dan menarik perhatian serta minat
siswa dalam pembelajaran karena multimedia yang dibuat guru ditampilkan
melalui LCD sehingga mampu menarik perhatian siswa.
198
Selain itu implikasi yang di dapat dari penelitian ini ada tiga hal, yaitu
implikasi teoritis, implikasi praktis, dan implikasi paedagogis. Implikasi teoritis
dari penelitian ini adalah adanya kontribusi temuan-temuan positif ke arah
perbaikan dalam kualitas pembelajaran PKn. Penelitian ini membuka wawasan
guru terhadap model Team Assited Individualization (TAI) dengan multimedia.
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan
tentang PTK, sehingga dapat memacu guru dan peneliti lain untuk melakukan
penelitian sejenis demi meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sedangkan implikasi paedogogis dari penelitian ini adalah sesuai dengan
pendapat Sardiman (2011:125) bahwa guru adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan
Dalam hal ini guru merupakan salah satu bagian penting pada bidang pendidikan
dan mempunyai tanggung jawab yang besar dalam rangka membawa siswanya
pada hasil yang optimal dalam proses belajar mengajar. Sehingga seorang guru
harus penuh dedikasi dan mempunyai ketrampilan dalam membina dan
membimbing siswanya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi . Dalam kaitannya dengan aktivitas belajar sebagai proses mental dan
emosional siswa dalam mencapai kemajuan, maka guru hendaknya berperan
dalam memfasilitasi agar terjadi proses mental emosional siswa tersebut
sehingga dapat dicapai kemajuan tersebut.
199
BAB V
PENUTUP
5.1. SIMPULAN
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dspat disimpulkan bahwa
penerapan model Team Assisted Indivisualization (TAI) dengan multimedia dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SDN Gunungpati
01 Kota Semarang, dengan rincian sebagai berikut:
a. Keterampilan guru pada pembelajaran PKn melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia meningkat. Hal ini
ditunjukkan berdasarkan observasi keterampilan guru, pada siklus 1
pertemuan I diperoleh skor 20 dengan kategori cukup, pertemuan II
mengalami peningkatan dengan perolehan skor 25 dengan kategori baik. Pada
tindakan siklus 2 pertemuan I diperoleh skor 27 dengan kategori sangat baik
selanjutnya pertemuan II meningkat dengan perolehan skor 30 dengan
kategori sangat baik. Keterampilan guru telah mencapai indikator keberhasilan
yaitu sekurang-kurangnya mencapai kategori baik.
b. Aktivitas siswa pada pembelajaran PKn melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia meningkat. Hal ini
ditunjukkan berdasarkan observasi aktivitas siswa, pada siklus 1 pertemuan I
diperoleh rata-rata skor 16,5 dengan kategori cukup, kemudian pada
pertemuan II diperoleh rata-rata skor 18,3 dengan kategori baik. Pada siklus 2
200
pertemuan I mengalami peningkatan dengan rata-rata skor 20,7 dengan
kategori baik kemudian meningkat pada pertemuan II dengan rata-rata skor
23,8 dengan kategori baik. Aktivitas siswa telah mencapai indikator
keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya mencapai kategori baik.
c. Hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia meningkat. Hal ini dapat
dilihat pada siklus 1 pertemuan I sebanyak 58% atau 15 siswa tuntas belajar,
kemudian pada pertemuan II sebanyak 65% atau 17 siswa tuntas belajar. Pada
siklus 2 pertemuan I sebanyak 77% atau 20 siswa tuntas belajar dan pad
pertemuan II sebanyak 88% atau 23 siswa tuntas belajar. Hasil belajar siswa
telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu sebanyak
80% siswa mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 65.
Berdasarkan simpulan di atas, maka hipotesis tindakan bahwa penerapan
model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang mencakup keterampilan guru, aktivitas
siswa, dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang telah
terbukti kebenarannya.
5.2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada pembelajaran PKn kelas
IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang melalui penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia, peneliti dapat memberikan saran
sebagai berikut.
201
a. Bagi Guru
1) Dalam melaksanakan pembelajaran PKn, sebaiknya guru menggunakan
model pembelajaran yang inovatif dan kreatif agar mampu meningkatkan
minat siswa dan meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
2) Guru sebaiknya menggunakan media yang variatif dan menarik yang
disesuaikan dengan materi dan karakteristik siswa agar mampu menarik
minat siswa dalam mengikuti pembelajaran terutama penggunaan
multimedia berupa perpaduan teks, gambar, animasi, suara, dan video
yang dikemas dengan aplikasi komputer.
b. Bagi Siswa
Siswa hendaknya selalu berpartisipasi aktif dan memotivasi diri untuk
mengembangkan pengetahuan dengan cara menumbuhkan rasa percaya diri
dan keberanian dalam mengungkapkan pendapat sehingga menimbulkan
kerjasama yang baik dalam kelompok.
c. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah terutama kepala sekolah terus menerus
mengembangkan kerjasama diantara guru untuk menerapkan pembelajaran
koperatif, karena melalui model ini mampu meningkatkan kerjasama dalam
kelompok, memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk
mengungkapkan gagasan, serta melatih keberanian siswa dalam berpendapat
sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam peningkatan akreditasi.
202
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta: Referensi.
Aqip, Zainal. 2010. Penelitian Pendidikan Kelas. Bandung: CV Yrahma Widya.
Baharuddin. 2008. Teori Belajar dan pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media. BSNP. 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta:: Mendiknas. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagakerjaan Perguruan Tinggi.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagakerjaan Perguruan Tinggi
Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional
Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta. Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagakerjaan Perguruan Tinggi
203
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Karya. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta. Fathurrohman dan Wuri Wuryandani. 2011. Pembelajaran PKn Di Sekolah
Dasar. Yogyakarta: Nuha Litera.
Hakiim, Lukmatul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Hernawan, Asep Herry dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Herrhyanto, N. Dan H.M. Akib Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta:
Universitas Terbuka. Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning metode, teknik,struktur, dan
model penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ian. 2010. Hakikat, Fungsi dan Tujuan PKn di SD.
http://ian43.wordpress.com/2010/10/18/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan-kewarganegaraan-di-sd/. (diakses tanggal 7 Januari 2013)
Kireyinha. 2011. Model Pembelajaran Cooperative Type Team assisted Individualization. http://kireyinha.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran-cooperatif-type-team.html . (diakses tanggal 17 Februari 2013)
Kurnia, Inggridwati, dkk. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik.
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Lapono, Nabisi. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: UNNES Press.
Munir. 2012. Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:
Alfabeta. Prasetyo, Wahyu Fajar, dkk. 2012. Penggunaan Multimedia Dan Model
Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn dengan Materi Organisasi Siswa Kelas V SD N Kartasura 07 Tahun 2012. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal%20penelitian%20prasetyo%20penggunaan%20multimedia%20dan%20model%20pemb
204
elajaran&source=web&cd=1&cad=rja&sqi=2&ved=0CCgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fjurnal.fkip.uns.ac.id%2Findex.php%2Fpgsdsolo%2Farticle%2Fdownload%2F406%2F197&ei=-nslUYaVG83PrQfri4DYDw&usg=AFQjCNFE9VoQ_s_nufQKz_MlkCV2MnSrzg&bvm=bv.42661473,d.bmk (diakses pada tanggal 21 februari 2013)
Prastowo, Andi. 2010. Mengenal Teknik Catatan Lapangan dalam
Penelitian Kualitatif. http://andiprastowo.wordpress.com/ 2010/07/09/mengenal-teknik-catatan-lapangan-dalam-penelitian-kualitatif/ (diakses pada 17 Maret 2013)
Pratama, Dedien. 2009. Permasalahan Pembelajaran PKn SD.
http://educationsyndicate.blogspot.com/2009/11/permasalahan-pembelajaran-pkn-sd.html. (diakses pada tanggal 7 januari 2013)
Poerwanti, Endang dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Ridlo S. 2011. Penerapan model kooperatif TAI (team assisted
individualization) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SDN Purwantoro 2 kota Malang. http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=51697 (diakses pada tanggal 7 januari 2013)
Rifai, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan.
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press . ___________________________________. 2010. Psikologi Pendidikan.
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta:
Depdiknas. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Bandung: Raja Grafindo Persada. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada. Sharan, Shlomo. 2012. The Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta:
Familia. Sisdiknas. 2005. UU No 20 Tahun 2003. Jakarta: Redaksi Sinar Grafika.
205
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 2011. Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik.
Bandung: Nusamedia. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian, Kualitatif, Kuantitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. Supandi, Dodi. 2010. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.
http://dodisupandiblog.blogspot.com/2010/05/pengertian-pendidikan-kewarganegaraan.html. (diakses tanggal 7 januari 2013)
Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Jogjakarta : Pustaka Pelajar. Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA Press Tiningrum, Atni. 2010. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN
Sawojajar 6 pada pembelajaran PKn melalui penerapan team assisted individualization. Malang. http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=47112 (diakses senin 7 jan 2013)
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wahab, Abdul Aziz dan Sapriya. 2011. Teori & Landasan Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta. Winataputra, Udin, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka. Zulfikar, Achmad. 2011. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.
http://www.gudangmateri.com/2011/05/tujuan-pendidikan-kewarganegaraan.html. (diakses tanggal 7 Januari 2013)
LAMPIRAN
203
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
208
208
PENGGALAN SILABUS
Mata pelajaran : PKn
Kelas : IV
Semester : 2
Standar Kompetensi : 4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar : 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lngkungannya
Indikator Materi pokok
Kegiatan pembelajaran ilaian Alokasi Waktu
Sumber belajar Bentuk
tes Jenis
tes Instrumen
4.1.1 Menjelaskan pengertian globalisasi
4.1.2 Mengidentifikasi pengaruh globalisasi
4.1.3 Menyebutkan contoh pengaruh globalisasi
Globalisasi, pengaruh globalisasi dan contoh globalisasi
• Menggali pengetahuan siswa tentang globalisasi
• Siswa mengamati tayangan slide powerpoint multimedia dan video tentang globalisasi dan pengaruhnya di berbagai bidang
• Siswa memperhatikan penjelasan guru • Siswa berdiskusi dan
mempresentasikan hasil diskusi hakikat globalisasi dan contoh pengaruhnya
• Siswa mengerjakan evaluasi
soal uraian, pilihan ganda, dan isian singkat
lisan tertulis
LKS Lembar Soal Evaluasi
2x35 menit
Buku ajar,internet
Lampiran 1.1
209
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I PERTEMUAN 1
Sekolah : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas / Semester : IV / 2
Mata Pelajaran : PKn
Hari / tanggal : Rabu, 24 April 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
I. STANDAR KOMPETENSI
4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
II. KOMPETENSI DASAR
4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya
III. INDIKATOR
4.1.1 Menjelaskan pengertian globalisasi
4.1.2 Mengidentifikasi pengaruh globalisasi
4.1.3 Mengidentifikasi contoh pengaruh globalisasi
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui pengamatan tayangan slide powerpoint multimedia mengenai
globalisasi siswa dapat menjelaskan pengertian globalisasi dengan benar.
2. Melalui diskusi kelompok siswa mengenai pengaruh globalisasi siswa
dapat mengidentifikasi pengaruh globalisaasi dengan benar.
3. Dengan memperhatikan tayangan video dalam slide powerpoint
multimedia mengenai contoh pengaruh globalisasi siswa dapat
menyebutkan contoh pengaruh globalisasi dengan benar.
4. Dengan melakukan diskusi kelompok mengenai contoh pengaruh
globalisasi siswa dapat mengidentifikasi minimal 3 contoh pengaruh
globalisasi dengan benar.
Karakter siswa yang diharapkan:
Kerjasama, tanggung jawab, percaya diri
V. MATERI POKOK
Pengertian globalisasi, pengaruh globalisasi dan contoh pengaruh
globalisasi di lingkungannya (terlampir)
210
VI. ANALISIS MUATAN MATERI
Konsep : Memahami arti globalisasi serta pengaruh dari
globalisasi.
Nilai : Mengetahui pengaruh dari globalisasi.
Moral dan moralitas : Menyikapi berbagai pengaruh dari globalisasi.
Norma : Dalam menyikapi arus globalisasi diperlukan
norma kebiasaan, kesopanan, agama, hukum, dan
kesusilaan agar kepribadian kita tetap terjaga baik.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik berwawasan
global.
VII. METODE dan MODEL PEMBELAJARAN
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Ceramah
4. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
VIII. LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal (±5 menit)
l. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada
siswa “ Anak-anak, kalian berangkat ke sekolah jalan kaki atau naik
sepeda atau diantar orang tua naik motor? Kalian lebih suka yang mana
antara jalan kaki, naik sepeda atau diantar orang tua naik motor?
Tahukah kalian bahwa sepeda dan motor merupakan contoh pengaruh
globalisasi di bidang transpotasi. Hari ini kita akan belajar mengenai
globalisasi”.
m. Guru menjelaskan rincian materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
n. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan kali
ini
o. Guru memotivasi siswa
2. Kegiatan Inti (± 50 menit)
a. Siswa mengerjakan soal pre-test yang diberikan oleh guru
211
b. Siswa berkelompok beranggotakan 4-5 siswa
c. Siswa mengamati tayangan slide powerpoint multimedia mengenai
globalisasi dan contoh pengaruhnya di lingkungan sekitar 8 menit
(eksplorasi)
d. Siswa menyimak penjelasan materi dari guru (eksplorasi)
e. Masing-masing kelompok mendapatkan lembar tugas untuk
didiskusikan bersama (elaborasi)
f. Guru memimbing siswa dalam kegiatan diskusi (elaborasi)
g. Siswa membuat laporan hasil diskusi secara tertulis (elaborasi)
h. Secara bergantian perwakilan setiap kelompok melaporkan
keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya
(elaborasi)
i. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap hasil diskusi dengan
menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok serta
menarik kesimpulan hasil diskusi kelas (konfirmasi)
j. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang
berhasil (jika ada) dan memberikan reward (konfirmasi)
k. Guru memberikan umpan balik dan penguatan kepada siswa mengenai
materi yang baru saja dipelajari. (konfirmasi)
3. Kegiatan Akhir (± 15 menit)
a. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi.
b. Siswa mengerjakan post-tes berupa tes evaluasi.
c. Siswa mendengarkan rincian materi yang disampaikan oleh guru untuk
pertemuan selanjutnya.
IX. EVALUASI
1. Prosedur Tes
a. Tes awal : tanya jawab
b. Tes dalam proses : keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung
2. Jenis Tes
a. Tes lisan : tanya jawab
b. Tes tertulis : - Lembar kerja siswa
212
- Lembar evaluasi 3. Bentuk Tes : soal uraian, pilihan ganda, dan isian singkat. 4. Instrumen Tes
a. Lembar Kerja Siswa (terlampir) b. Lembar Soal Tes Evaluasi (terlampir)
X. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media
a. LCD, b. Laptop, c. Slide Powerpoint multimedia dan video tentang Globalisasi d. Speaker
2. Sumber Belajar a. Model Team Assisted Individualization (TAI) b. Poerwantie, Endang. 2008. Asesmen pembelajaran SD. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan c. Fathurrohman dan Wuri Wuryandani. 2011. Pembelajaran PKn Di
Sekolah Dasar. Yogyakarta: Nuha Litera d. Bestari, Prayoga.2008. Pendidikan Kewarganegaraan 4 Untuk SD/MI.
Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas e. Standar Isi f. Standar Proses.
Semarang, 24 April 2013 Kolaborator Peneliti
Sri Raharjanti, S.Pd. Weni Septya Dewi
NIP 19610917 198202 2 003 NIM. 1401409062
Kepala Sekolah
Antonius Sunardi, A.Ma.Pd
NIP. 19570315 197802 1 004
213
MATERI PEMBELAJARAN
Pengertian Globalisasi
Globalisasi belum memiliki arti yang pasti. Untuk mengartikannya
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai
suatu proses sosial, proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa
seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain. Anggapan yang
ada selama ini tentang globalisasi adalah bahwa proses globalisasi akan membuat
dunia seragam. Jadi, globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara
umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat.
Proses globalisasi akan menghapus identitas dan jati diri. Kebudayaan
lokal atau daerah akan tersisih oleh kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya
global. Misalnya saja tradisi gotong royong yang biasa dilakukan masyarakat di
desa, sekarang ini mulai sedikit orang yang mau melakukan. Masyarakat mulai
bersifat individualisme yaitu mementingkan diri sendiri. Anggapan itu tidak
sepenuhnya benar. Kemajuan teknologi komunikasi memang telah membuat batas
dan jarak menjadi hilang dan tidak berguna. Dengan kemajuan teknologi tersebut,
satu peristiwa di satu tempat akan mudah diketahui saat itu juga di tempat yang
terbuka. Seluruh penduduk di dunia dapat saling berhubungan. Perkembangan
IPTEK dapat memberi kemudahan manusia. Contohnya dulu para petani
membajak tanah dengan kerbau tapi sekarang sudah menggunakan traktor.
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
globalisasi di dunia:
1. Adanya sikap saling ketergantungan antara satu negara dengan negara lain
terutama di bidang ekonomi.
2. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup
3. Berkembangnya barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan
internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya.
Peningkatan interaksi kultural (kebudayaan) melalui perkembangan media
massa (terutama televisi, film, musik, berita, dan olahraga internasional). Saat ini,
kita mendapatkan gagasan dan pengalaman baru mengenai halhal tentang
beranekaragamnya budaya, misalnya dalam hal pakaian dan makanan.
214
Pengaruh Globalisasi
Kalau bicara pengaruh maka akan kita bahas yang baik dan yang buruk dari adanya
globalisasi. Berikut pengaruh baik dari adanya globalisasi:
1. Kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi.
2. Meningkatnya perekonomian masyarakat dalam suatu negara.
3. Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri.
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
Sedangkan pengaruh buruk dari adanya globalisasi antara lain:
1. Gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam
kehidupan masyarakat Indonesia.
2. Masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri.
3. Karena banyaknya barang yang dijual, maka masyarakat menjadi konsumtif.
Contoh Pengaruh Globalisasi
Tanpa disadari budaya asing yang masuk ke Indonesia telah memengaruhi
perilaku masyarakat Indonesia. Berikut ini contoh pengaruh globalisasi di
lingkungan sekitar.
1. Bidang makanan meliputi makanan dan minuman dari manca negara yang
dikemas dan ditawarkan dalam berbagai bentuk yang menarik. Misalnya :
pizza, hamburger, soft drink.
2. Bidang sandang/pakaian dengan berbagai cara pemakaian, corak, warna yang
terlihat nyentrik dan aneh.
3. Bidang informasi dan komunikasi meliputi alat berkomunikasi yang canggih
dan modern, misalnya : telepon, internet, handphone dan bidang informasi
yang cepat sampai pada si pengguna, misalnya: computer, laptop, TV, dan
radio.
4. Bidang transportasi yang tepat , cepat, nyaman dan mewah. Misalnya : mobil,
sepeda motor, kereta api, kapal lauit, dan pesawat terbang.
215
5. Bidang kesehatan, pengobatan terhadap penyakit dengan teknologi yang
modern, misalnya: USG, Sinar laser, operasi dan sebagainya.
6. Bidang pendidikan, dalam pembelajaran antara siswa dengan guru
menggunakan laptop, komputer, internet, laboratorium bahasa.
7. Gaya hidup, sekarang masyarakat cenderung banyak bergaya hidup mewah.
Hal itu berakibat seseorang menjadi besar pasak daripada tiang. Hendaknya
kita berhati-hati terhadap gaya hidup di era globalisasi.
8. Perilaku, akibat adanya televisi, radio, internet, dan media massa yang lain,
perilaku ada yang baik dan ada yang tidak baik. Perilaku yang tidak baik,
misalnya banyak tawuran antar pelajar, perampokan, pencurian, serta
penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.
216
Media Pembelajaran
Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar
4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lngkungannya
Media
1) Slide Powerpoint, 2) Video, 3) LCD, 4) Laptop, 5) Speaker
1. Slide powerpoint
Slide 1 Slide 2 Slide 3
Slide 4 Slide 5 Slide 6
Slide 7
2. Video 4. Laptop
3. LCD 5. Speaker
217
PRE-TEST
Siklus 1 Pertemuan I
Nama/ no. absen : …………………………
A. Pilihlah jawaban di bawah ini dengan benar!
1. Globalisasi berasal dari kata global yang artinya . . . .
a. Berhubungan c. Bekerjasama
b. Berkomunikasi d. Menyeluruh
2. Istilah globalisasi muncul akibat majunya . . . .
a. Ilmu pengetahuan sosial
b. Ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Ilmu pengetahuan alam
d. Ilmu pengetahuan budaya
3. Dengan globalisasi jarak antarnegara semakin . . . .
a. Jauh c. Besar
b. Dekat d. Sulit
4. Pesatnya arus komunikasi merupakan tanda dari . . . .
a. Kemakmuran
b. Keterampilan
c. Globalisasi
d. Kepandaian
5. Globalisasi menyebabkan budaya tradisional semakin tersisih, dan
masyarakat mulai menganut gaya hidup . . . .
a. Sederhana c. Hemat
b. Modern d. Kuno
6. Penggunaan HP adalah contoh pengaruh globalisasi di bidang . . . .
a. Komunikasi c. Informasi
b. Transportasi d. Ekonomi
7. Agar dapat mengikuti perkembangan jaman kita harus . . . .
a. Tertutup dengan hal-hal baru
218
b. Belajar hal-hal tradisional saja
c. Memanfaatkan teknologi
d. Menggunakan alat-alat kuno
8. Kebiasaan makan pada era globalisasi yaitu . . . .
a. Serba praktis
b. Terbebas dari bibit penyakit
c. Mengutamakan makanan berserat
d. Selalu menggunakan kemasan plastik
9. Perkembangan teknologi di bidang pertanian adalah . . . .
a. Membajak sawah dengan kerbau
b. Mengolah tanah dengan cangkul
c. Mengairi sawah dengan air hujan
d. Membajak sawah dengan traktor
10. Tersedianya ATM merupakan pengaruh globalisasi di bidang . . . .
a. Transportasi c. Ekonomi
b. Perbankan d. Komunikasi
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi
kelompok masyarakat disebut . . . .
2. Pada zaman purba, manusia selalu memanfaatkan potensi . . . .
3. Makanan pokok bangsa Indonesia adalah . . . .
4. Orang modern jika berbelanja ke . . . .
5. Contoh bentuk globalisasi dalam bidang makanan yaitu . . . .
219
LEMBAR KERJA SISWA
Siklus I Pertemuan 1
Sekolah : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang Kelas / Semester : IV/ 2 Hari/Tanggal : ....................................... Mata Pelajaran : PKn
Standar Kompetensi 4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya Kompetensi Dasar 4.2 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lngkungannya Petunjuk Umum:
1. Tuliskan nama anggota kelompok mu! 2. Kerjakan tugas ini dengan baik ! 3. Diskusikan dengan anggota kelompok mu! 4. Gunakan sumber belajar yang kamu miliki,Jika ada kesulitan tanyakan
kepada gurumu ! 5. Buat laporan diskusi dalam LKS dan buku catatan masing-masing!
Soal: Diskusikan jawaban pertanyaan berikut dengan teman satu kelompok kalian! 1. Menurut kalian, apa yang dimaksud dengan globalisasi? 2. Sebutkan minimal 3 pengaruh baik dari globalisasi yang kalian ketahui! 3. Sebutkan minimal 3 pengaruh buruk globalisasi yang kalian ketahui! 4. Kelompokkan gambar-gambar berikut ke dalam kelompok tadisional atau
modern, kemudian kelompokkan menurut bidangnya. Tulis jawaban kalian dalam tabel dibawah ini!
No. Gambar Kelompok Bidang pengaruh globalisasi
1.
2.
3.
4.
Nama : 1. 4. 2. 5. 3.
220
5.
KUNCI JAWABAN DAN PENSKORAN LKS
No Jawaban Skor 1. Globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia
secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat.
4
2. Pengaruh postitif globalisasi : 1. Kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi. 2. Meningkatnya perekonomian masyarakat dalam
suatu negara. 3. Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri. 4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan
teknologi yang lebih baik. 5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan
ekonomi.
3
3. Pengaruh buruk globalisasi : 1. Gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi
mudah masuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
2. Masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri. 3. Karena banyaknya barang yang dijual, maka
masyarakat menjadi konsumtif
3
4. 1. Kelompok modern, termasuk contoh pengaruh globalisasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi
2. Kelompok tradisional, termasuk contoh pengaruh globalisasi di bidang transportasi
3. Kelompok modern, termasuk contoh pengaruh globalisasi di bidang gaya hidup
4. Kelompok tradisional, termasuk contoh pengaruh globalisasi di bidang makanan
5. Kelompok modern, termasuk contoh pengaruh globalisasi di bidang sandang atau
10
mlah skor 20
Nilai= (Skor perolehan : skor total) x 100
221
SOAL EVALUASI
Siklus I Pertemuan 1
Nama/no. absen : …………………………
A. Pilihlah jawaban di bawah ini dengan benar!
1. Globalisasi berasal dari kata global yang artinya . . . .
a. Berhubungan c. Bekerjasama
b. Berkomunikasi d. Menyeluruh
2. Istilah globalisasi muncul akibat majunya . . . .
a. Ilmu pengetahuan sosial
b. Ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Ilmu pengetahuan alam
d. Ilmu pengetahuan budaya
3. Dengan globalisasi jarak antarnegara semakin . . . .
a. Jauh c. Besar
b. Dekat d. Sulit
4. Pesatnya arus komunikasi merupakan tanda dari . . . .
a. Kemakmuran
b. Keterampilan
c. Globalisasi
d. Kepandaian
5. Globalisasi menyebabkan budaya tradisional semakin tersisih, dan
masyarakat mulai menganut gaya hidup . . . .
a. Sederhana c. Hemat
b. Modern d. Kuno
6. Penggunaan HP adalah contoh pengaruh globalisasi di bidang . . . .
a. Komunikasi c. Informasi
b. Transportasi d. Ekonomi
222
7. Agar dapat mengikuti perkembangan jaman kita harus . . . .
a. Tertutup dengan hal-hal baru
b. Belajar hal-hal tradisional saja
c. Memanfaatkan teknologi
d. Menggunakan alat-alat kuno
8. Kebiasaan makan pada era globalisasi yaitu . . . .
a. Serba praktis
b. Terbebas dari bibit penyakit
c. Mengutamakan makanan berserat
d. Selalu menggunakan kemasan plastik
9. Perkembangan teknologi di bidang pertanian adalah . . . .
a. Membajak sawah dengan kerbau
b. Mengolah tanah dengan cangkul
c. Mengairi sawah dengan air hujan
d. Membajak sawah dengan traktor
10. Tersedianya ATM merupakan pengaruh globalisasi di bidang . . . .
a. Transportasi c. Ekonomi
b. Perbankan d. Komunikasi
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi
kelompok masyarakat disebut . . . .
2. Pada zaman purba, manusia selalu memanfaatkan potensi . . . .
3. Makanan pokok bangsa Indonesia adalah . . . .
4. Orang modern jika berbelanja ke . . . .
5. Contoh bentuk globalisasi dalam bidang makanan yaitu . . . .
223
KUNCI JAWABAN dan PENSKORAN
Siklus I Pertemuan 1
A. Pilihan Ganda
1. D 6. A
2. B 7. C
3. B 8. A
4. C 9. D
5. B 10. B
B. Isian Singkat
1. Globalisasi
2. Alam
3. Nasi
4. Super market
5. Hamburger, pizza
Skor Penilaian :
Evaluasi
I B x 1 = 10
II B x 2 = 10 +
Jumlah = 20
N = Skor x 10 2
224
Kisi – kisi Soal
Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar
4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lngkungannya
Indikator Butir
soal
Klasifikasi/
tingkatan
Bentuk soal Kunci jawaban Bobot
skor
Menjelaskan
pengertian
globalisasi
1
2
3
C1
C2
C2
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
D
B
B
1
1
1
1 C2 Isian singkat Globalisasi 2
Mengidentifikas
i pengaruh
globalisasi
4
5
7
C2
C2
C2
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
C
B
C
1
1
1
2
3
C2
C2
Isian singkat
Isian singkat
Alam
Nasi
2
2
Mengidentifikas
i contoh
pengaruh
globalisasi
6
8
9
10
C2
C2
C2
C2
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
A
A
D
B
1
1
1
1
4
5
C2
C2
Isian singkat
Isian singkat
Supermarket
Hamburger,
pizza
2
2
225
LEMBAR PENILAIAN KARAKTER SISWA
SIKLUS….PERTEMUAN….
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Nama siswa :
Kelas/ semester : IV / 2
Hari/ tanggal :
Petunjuk:
1. Bacalah dengan cermat 3 karakter siswa!
2. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan!
3. Berilah tanda cek (√) pada kolom cek sesuai dengan deskriptor!
4. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak)
Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak)
Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak)
Skor 4 (Jika empat/ semua deskriptor tampak)
Karakter Siswa
Deskriptor Cek (√)
Jumlah Skor
Kerjasama
1. Melibatkan diri dalam diskusi kelompok
2. Saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok
3. Saling berbagi tugas dalam kelompok
4. Tidak egois dalam berpendapat
Tanggung jawab
1. Menyelesaikan tugas yang diberikan
2. Mengerjakan lembar kerja sampai selesai
3. Mengerjakan evaluasi sampai selesai
4. Mengikuti pembelajaran hingga
226
akhir Percaya diri 1. Berani bertanya
2. Berani menyampaikan pendapat 3. Tidak gugup saat presentasi 4. Berani mempresentasikan laporan
di depan kelas
Total Skor
Skor minimal : 3
Skor maksimal : 12
Kriteria Penilaian :
Skor Kategori
9 ≤ skor ≤ 12 Sangat Baik (A)
8,5 ≤ skor < 9 Baik (B)
6 ≤ skor < 8,5 Cukup(C)
3 ≤ skor < 6 Kurang (D)
Jumlah skor : …………. Kategori : ……………..
Semarang, ……………..2013
Observer
( …………………….)
227
PENGGALAN SILABUS Mata pelajaran : PKn Kelas : IV Semester : 2 Standar Kompetensi : 4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya Kompetensi Dasar : 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lngkungannya
Indikator Materi pokok
Kegiatan pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu
Sumber belajar Bentuk
tes Jenis tes Instrumen
4.1.4 Mengidentifikasi pengaruh positif globalisasi di lingkungan masyarakat
4.1.5 Mengidentifikasi pengaruh negatif globalisasi di lingkungan masyarakat
4.1.6 Menjelaskan cara menyikapi pengaruh negatif globalisasi
Pengaruh positif dan negatif globalisasi dan cara menyikapi pengaruh negatif globalisasi
• Menggali pengetahuan siswa tentang pengaruh globalisasi
• Siswa mengamati tayangan slide powerpoint multimedia dan video tentang pengaruh globalisasi
• Siswa memperhatikan penjelasan guru
• Siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi pengaruh globalisasi dan cara menyikapi pengaruh negatif globalisasi
• Siswa mengerjakan evaluasi
soal uraian, pilihan ganda, dan isian singkat
lisan tertulis
LKS Lembar Soal Evaluasi
2x35 menit
Buku ajar,internet
Lampiran 1.2
228
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1 PERTEMUAN II
Sekolah : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas / Semester : IV / 2
Mata Pelajaran : PKn
Hari/tanggal : Sabtu, 27 April 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
II. KOMPETENSI DASAR
4.2 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya
III. INDIKATOR
4.1.4 Mengidentifikasi pengaruh positif globalisasi di lingkungan masyarakat
4.1.5 Mengidentifikasi pengaruh negatif globalisasi di lingkungan
masyarakat
4.1.6 Menjelaskan cara menyikapi pengaruh negatif globalisasi
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui tayangan slide powerpoint multimedia mengenai pengaruh
globalisasi siswa dapat mengidentifikasi pengaruh positif globalisasi di
lingkungan masyarakat minimal 4 dengan benar.
2. Dengan memperhatikan tayangan video dalam slide powerpoint
multimedia mengenai pengaruh negatif globalisasi siswa dapat
mengidentifikasi pengaruh negatif globalisasi di lingkungan masyarakat
minimal 4 dengan benar.
3. Dengan melakukan diskusi kelompok menganai cara menyikapi pengaruh
negatif globalisasi, siswa dapat menjelaskan cara menyikapi pengaruh
negatif globalisasi dengan benar.
Karakter siswa yang diharapkan:
Kerjasama, tanggung jawab, percaya diri
229
V. MATERI POKOK
Pengaruh positif dan negatif globalisasi, cara menyikapi pengaruh negatif
globalisasi di lingkungan masyarakat (terlampir)
VI. ANALISIS MUATAN MATERI
Konsep : Memahami pengaruh positif dan negatif dari
globalisasi.
Nilai : Mengetahui pengaruh positif dan negatif dari
globalisasi.
Moral dan moralitas : Menyikapi berbagai pengaruh dari globalisasi.
Norma : Dalam menyikapi arus globalisasi diperlukan
norma kebiasaan, kesopanan, agama, hukum, dan
kesusilaan agar kepribadian kita tetap terjaga baik.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik berwawasan
global.
VII. METODE dan MODEL PEMBELAJARAN
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Ceramah
4. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
VIII. LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal (±5 menit
a. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada
siswa “Salah satu contoh pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar
kita apa saja anak-anak? Kemarin kita sudah membahasnya. Ayo
coba sebutkan!”
b. Menarik minat siswa denga menunjukkan salah satu alat komunikasi
jaman sekarang yaitu handphone.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
d. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.
e. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan manfaat mempelajari
pengaruh globalisasi.
230
2. Kegiatan inti (±50 menit)
a. Siswa mengerjakan soal pre-test yang diberikan oleh guru
b. Siswa berkelompok beranggotakan 4-5 siswa
c. Siswa mengamati tayangan slide powerpoint multimedia mengenai
pengaruh positif dan negatif globalisasi di lingkungan masyarakat
sekitar 8 menit (eksplorasi)
d. Siswa menyimak penjelasan materi dari guru (eksplorasi)
e. Masing-masing kelompok mendapatkan lembar tugas untuk
didiskusikan bersama (elaborasi)
f. Guru memimbing siswa dalam kegiatan diskusi (elaborasi)
g. Siswa membuat laporan hasil diskusi (elaborasi)
h. Secara bergantian perwakilan setiap kelompok melaporkan
keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya
(elaborasi)
i. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap hasil diskusi dengan
menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok serta
menarik kesimpulan hasil diskusi kelas (konfirmasi)
j. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang
berhasil (jika ada) dan memberikan reward (konfirmasi)
k. Guru memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa mengenai
materi yang baru saja dipelajari. (konfirmasi)
3. Kegiatan Akhir (± 15 menit)
a. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi.
b. Siswa mengerjakan post-tes berupa tes evaluasi.
c. Siswa mendengarkan rincian materi yang disampaikan oleh guru
untuk pertemuan selanjutnya.
IX. EVALUASI
1. Prosedur Tes
a. Tes awal : tanya jawab
b. Tes dalam proses : keaktifan siswa selama pembelajaran
berlangsung
231
2. Jenis Tes a. Tes lisan : tanya jawab b. Tes tertulis : - Lembar kerja siswa
- Lembar evaluasi 3. Bentuk Tes : soal uraian, pilihan ganda, dan isian singkat. 4. Instrumen Tes
a. Lembar Kerja Siswa (terlampir) b. Lembar Soal Tes Evaluasi (terlampir)
X. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media
a. LCD, b. Laptop, c. Slide Powerpoint multimedia dan video tentang pengaruh positif
dan negatif globalisasi di lingkungan masyarakat d. Speaker e. Sumber Belajar
2. Model Team Assisted Individualization (TAI) 3. Poerwantie, Endang. 2008. Asesmen pembelajaran SD. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan 4. Fathurrohman dan Wuri Wuryandani. 2011. Pembelajaran PKn Di
Sekolah Dasar. Yogyakarta: Nuha Litera 5. Bestari, Prayoga.2008. Pendidikan Kewarganegaraan 4 Untuk SD/MI.
Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas 6. Standar Isi 7. Standar Proses.
Semarang, 27 April 2013
Kolaborator Peneliti
Sri Raharjanti, S.Pd. Weni Septya Dewi
NIP 19610917 198202 2 003 NIM. 1401409062
Kepala Sekolah
Antonius Sunardi, A.Ma.Pd NIP. 19570315 197802 1 004
232
MATERI PEMBELAJARAN
Pengaruh Globalisasi Kemajuan dari teknologi membawa pengaruh yang besar dalam kehidupan
manusia. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan keberadaan orang lain untuk saling melengkapi sehingga tercukupi apa yang diinginkannya. Manusia cenderung suka hal-hal yang mudah, cepat, enak dan mewah. Barang-barang dari luar negeri yang sudah maju teknologinya banyak masuk ke negara Indonesia. Masalah ini memberi pengaruh baik positif maupun negatif. Pengaruh Positif 1. Pekerjaan menjadi ringan dan cepat selesai 2. Mudah memperoleh informasi sehigga kita memiliki wawasan yang lebih
luas 3. Manusia selalu berusaha untuk menambah ilmu pengetahuan agar dapat
mengikuti perkembangan jaman 4. Manusia bersemangat dengan menumbuhkan kreatifitas tinggi 5. Dapat mengenal budaya dari berbagai negara di dunia. 6. Meningkatnya perekonomian masyarakat dalam suatu negara. 7. Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri. 8. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
Pengaruh negatif 1. Orang menjadi sangat individualis. Individualis artinya mementingkan diri
sendiri. 2. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Misalnya
dalam pola berpakaian dan pergaulan. Di mana dalam berpakaian dan bergaul, terutama pada remaja banyak yang meniru gaya berpakaian dan bergaul orang-orang Barat, seperti memakai anting-anting bagi laki-laki dan lain-lain.
3. Budaya konsumtif. Konsumtif berarti kebiasaan senang menghamburkan uangnya untuk kepentingan yang kurang bermanfaat.
4. Sarana hiburan yang melalaikan dan membuat malas. Misalnya playstation. Dengan adanya playstation, banyak anak melupakan waktu untuk belajar, membantu orang tua, dan beristirahat.
5. Budaya permisif. Permisif artinya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dengan sarana canggih. Misalnya: menipu dengan informasi lewat HP. Seperti “Selamat anda mendapat sebuah mobil Sedan. Untuk pencairan silakan transfer uang sebanyak 25 juta ke nomer rekening 09995678 di bank Plecit atas nama Koplo.”
233
6. Menurunnya ikatan rohani. Pada era globalisasi orang banyak yang meninggalkan ibadah dengan alasan sibuk. Orang juga banyak meninggalkan ajaran agama. Mereka hanya mementingkan duniawi saja.
7. Gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Pengaruh globalisasi sebaiknya diambil manfaatnya untuk memudahkan dan melancarkan suatu pekerjaan. Pengaruh negatif harus kita hindari sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Cara menyikapi pengaruh negatif globalisasi: 1. Mempertebal keimanan dan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. 2. Ikut berperan dalam kegiatan organisasi keagamaan dalam mengatasi
perubahan. 3. Belajar dengan giat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar
dapat berperan maksimal dalam menjalani era globalisasi. 4. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri. 5. Mencintai kebudayaan bangsa sendiri dari pada kebudayaan asing. 6. Melestarikan budaya bangsa dengan mempelajari dan menguasai kebudayaan
tersebut, baik seni maupun adat istiadatnya. 7. Memilih informasi dan hiburan dengan selektif agar menjaga dari pengaruh
negatif. 8. Menjauhi kebiasaan buruk gaya hidup dunia barat yang bertentangan nilai
dan norma yang berlaku, seperti meminum minuman keras, menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang, dan pergaulan bebas.
234
Media Pembelajaran
Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar
4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lngkungannya
Media
1) Slide Powerpoint, 2) Video, 3) LCD, 4) Laptop, 5) Speaker
1. Slide powerpoint
Slide 1 Slide 2 Slide 3
Slide 4 Slide 5
2. Video 4. Laptop
3. LCD 5. Speaker
235
PRE-TEST
Siklus 1 Pertemuan II
Nama/absen : . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Pilihlah jawaban di bawah ini dengan benar!
1. Informasi dapat diperoleh dengan cepat, merupakan contoh . . . .
b. pengaruh negatif globalisasi c. pengaruh positif globalisasi
c. sebab terjadinya globalisasi d. Globalisasi di bidang agama
2. Di bawah ini yang merupakan pengaruh positif dari globalisasi adalah . . . .
a. kemajuan di bidang transportasi
b. pergaulan bebas
c. penyalahgunaan narkoba
d. menimbulkan tindak kriminal
3. Contoh budaya asing yang tidak perlu ditiru dan tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa yaitu . . . .
a. memakai pakaian minim c. memakai jas saat acara remi
b. menggunakan internet d. menggunakan telepon genggam
4. Di bawah ini yang merupakan salah satu pengaruh negatif dari globalisasi,
yaitu . . . .
a. pekerjaan menjadi ringan dan cepat selesai
b. kemajuan di bidang transportasi
c. dapat mengenal budaya dari berbagai negara di dunia
d. orang cenderung malas untuk bekerja berat
5. Cara mencegah pengaruh negatif globalisasi, ialah . . .
a. meningkatkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. memakai peralatan tradisional
c. menolak mentah-mentah barang produksi dalam negeri
d. menutup diri dari arus globalisasi
6. Pengaruh globalisasi sebaiknya kita . . .
a. biarkan c. seleksi
236
b. tolak d. terima apa adanya
7. Salah satu pengaruh buruk jika sering menonton televisi ialah . . .
a. mata menjadi cepat rusak
b. bangun tidur mudah
c. belajar menjadi giat
d. prestasi meningkat
8. Pengaruh globalisasi menyebabkan jarak antarnegara semakin . . .
a. dekat c. jauh
b. besar d. sulit
9. Mendidik anak dari pengaruh globalisasi yang buruk merupaka tugas ....
a. pemerintah saja c. guru saja
b. keluarga saja d. semua benar
10. Penggunaan HP adalah contoh pengaruh globalisasi di bidang . . . .
c. Komunikasi c. Informasi
d. Transportasi d. Ekonomi
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Kemudahan memperoleh informasi merupakan pengaruh . . . .dari
globalisasi.
2. Mudah mencapai tujuan adalah pengaruh positif globalisasi di bidang . . . .
3. Orang menjadi sangat individualis merupakan pengaruh . . . . dari
globalisasi.
4. Pengaruh negatif dari menonton televisi kepada anak-anak adalah
menimbulkan rasa .....
5. Salah satu contoh upaya kita menghadapi pengaruh globalisasi melalui . . .
237
LEMBAR KERJA SISWA
Siklus 1 Pertemuan II
Sekolah : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas / Semester : IV/ 2
Hari/Tanggal : .......................................
Mata Pelajaran : PKn
Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar
4.3 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lngkungannya
Petunjuk Umum:
1. Tuliskan nama anggota kelompok mu!
2. Kerjakan tugas ini dengan baik !
3. Diskusikan dengan anggota kelompok mu!
4. Gunakan sumber belajar yang kamu miliki,Jika ada kesulitan tanyakan
kepada gurumu !
5. Buat laporan diskusi dalam LKS dan buku catatan masing-masing!
Soal :
1. Diskusikan dengan teman kelompokmu tentang pengaruh positif dan
pengaruh didaerahmu akibat globalisasi. Kumpulkan kepada gurumu.
No. Pengaruh Positif Pengaruh Negatif
a.
b.
c.
d.
e.
2. Bagaimana cara menyikapi pengaruh negatif dari globalisasi ?
Nama : 1. 4. 2. 5. 3.
238
3. Bagaimana pendapatmu tentang tayangan televisi yang kurang mendidik
seperti tayangan smackdown?
KUNCI JAWABAN DAN PENSKORAN LKS
No Jawaban Skor 1. Pengaruh Positif Pengaruh Negatif
10
a. Kemajuan teknologi komunikasi seperti telepon dan HP, memudahkan komunikasi
b. Kemajuan teknologi informasi seperti televisi, radio, dan internet, dapat mempercepat dalam memperoleh berita atau informasi.
c. Terciptanya pasar bebas free trade, yaitu perdagangan bebas antar negara di dunia.
d. Muncul alat transportasi modern sehingga jarak antardaerah menjadi dekat
e. Dapat mengenal budaya dari berbagai negara
f. Pekerjaan menjadi ringan dan cepat selesai
a. Muncul tindak kriminal b. Pengaruh siaran televisi atau
internet dapat menjadikan anak malas belajar.
c. Melunturkan budaya asli daerah
d. Dengan adanya HP membuat kita menjadi malas untuk berkunjung ke tempat orang (malas bersilaturrahmi).
e. Masyarakat menjadi konsumtif karena menghamburkan uang untuk hal yang tidak bermanfaat
f. Banyaknya swalayan atau pasar modern membuat orang-orang meninggalkan pasar tradisional
2. - Mempertebal keimanan dan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Ikut berperan dalam kegiatan organisasi keagamaan dalam mengatasi perubahan.
- Belajar dengan giat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat berperan maksimal dalam menjalani era globalisasi.
- Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.
6
3. tayangan smackdown kurang mendidik bagi siswa karena dalam tayangan tersebut terdapat aksi kekerasan yang nantinya bisa ditirukan oleh siswa
4
Jumlah skor 20 Nilai= (Skor perolehan : skor total) x 100
239
240
SOAL EVALUASI
Siklus 1 Pertemuan II
Sekolah : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas / Semester : IV/ 2
Hari/Tanggal : .......................................
Mata Pelajaran : PKn
Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar
4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lngkungannya
Nama/absen : ………………………… A. Pilihlah jawaban di bawah ini dengan benar!
1. Informasi dapat diperoleh dengan cepat, merupakan contoh . . . . a. pengaruh negatif globalisasi c. pengaruh positif globalisasi b. sebab terjadinya globalisasi d. Globalisasi di bidang
agama 2. Di bawah ini yang merupakan pengaruh positif dari globalisasi adalah . . . .
a. kemajuan di bidang transportasi b. pergaulan bebas c. penyalahgunaan narkoba d. menimbulkan tindak kriminal
3. Contoh budaya asing yang tidak perlu ditiru dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa yaitu . . . . a. memakai pakaian minim c. memakai jas saat acara remi b. menggunakan internet d. menggunakan telepon genggam
4. Di bawah ini yang merupakan salah satu pengaruh negatif dari globalisasi, yaitu . . . . a. pekerjaan menjadi ringan dan cepat selesai b. kemajuan di bidang transportasi c. dapat mengenal budaya dari berbagai negara di dunia d. orang cenderung malas untuk bekerja berat
5. Cara mencegah pengaruh negatif globalisasi, ialah . . . a. meningkatkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa b. memakai peralatan tradisional c. menolak mentah-mentah barang produksi dalam negeri
241
d. menutup diri dari arus globalisasi 6. Pengaruh globalisasi sebaiknya kita . . .
a. biarkan c. seleksi b. tolak d. terima apa adanya
7. Salah satu pengaruh buruk jika sering menonton televisi ialah . . . a. mata menjadi cepat rusak b. bangun tidur mudah c. belajar menjadi giat d. prestasi meningkat
8. Pengaruh globalisasi menyebabkan jarak antarnegara semakin . . . a. dekat c. jauh b. besar d. sulit
9. Mendidik anak dari pengaruh globalisasi yang buruk merupaka tugas .... a. pemerintah saja c. guru saja b. keluarga saja d. semua benar
10. Penggunaan HP adalah contoh pengaruh globalisasi di bidang . . . . a. Komunikasi c. Informasi b. Transportasi d. Ekonomi
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Kemudahan memperoleh informasi merupakan pengaruh . . . .dari globalisasi.
2. Mudah mencapai tujuan adalah pengaruh positif globalisasi di bidang . . . . 3. Orang menjadi sangat individualis merupakan pengaruh . . . . dari
globalisasi. 4. Pengaruh negatif dari menonton televisi kepada anak-anak adalah
menimbulkan rasa . . . 5. Salah satu contoh upaya kita menghadapi pengaruh globalisasi melalui . . ..
242
KUNCI JAWABAN dan PENSKORAN
Siklus I Pertemuan 2
A. Pilihan Ganda
1. C 6. C
2. A 7. A
3. A 8. A
4. D 9. D
5. A 10. A
B. Isian Singkat
1. Positif
2. Transportasi
3. Negatif
4. Malas
5. Selektif menerima pengaruh globalisasi
Skor Penilaian :
Evaluasi
I B x 1 = 10
II B x 2 = 10 +
Jumlah = 20
N = Skor x 10 2
243
Kisi – kisi Soal
Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar
4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lngkungannya
Indikator Butir soal
Klasifikasi/ tingkatan
Bentuk soal Kunci jawaban
Bobot skor
Mengidentifikasi dampak positif globalisasi di lingkungan masyarakat
1 2 8 10
C2 C2 C2 C2
Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda
C A
A A
1 1 1 1
1 2
C2 C2
Isian singkat Isian singkat
Positif Transportasi
2 2
Mengidentifikasi dampak negatif globalisasi di lingkungan masyarakat
3 4 7
C2 C2 C2
Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda
A D A
1 1 1
3 4
C2 C2
Isian singkat Isian Singkat
Negatif Malas
2 2
Menjelaskan cara menyikapi dampak negatif globalisasi
5 6 9
C2 C2 C2
Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda
A C D
1 1 1
5 C2
Isian singkat Selektif menerim pengaruh
globalisasi
2
244
LEMBAR PENILAIAN KARAKTER SISWA
SIKLUS….PERTEMUAN….
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Nama siswa :
Kelas/ semester : IV / 2
Hari/ tanggal :
Petunjuk:
1. Bacalah dengan cermat 3 karakter siswa!
2. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan!
3. Berilah tanda cek (√) pada kolom cek sesuai dengan deskriptor!
4. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak)
Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak)
Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak)
Skor 4 (Jika empat/ semua deskriptor tampak)
Karakter Siswa Deskriptor Cek (√)
Jumlah Skor
Kerjasama
1. Melibatkan diri dalam diskusi kelompok
2. Saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok
3. Saling berbagi tugas dalam kelompok
4. Tidak egois dalam berpendapat
Tanggung jawab 1. Menyelesaikan tugas yang diberikan
2. Mengerjakan lembar kerja sampai selesai
3. Mengerjakan evaluasi sampai selesai
4. Mengikuti pembelajaran hingga akhir
Percaya diri 1. Berani bertanya
245
2. Berani menyampaikan pendapat 3. Tidak gugup saat presentasi 4. Berani mempresentasikan
laporan di depan kelas Total Skor
Skor minimal : 3
Skor maksimal : 12
Kriteria Penilaian :
Skor Kategori
9 ≤ skor ≤ 12 Sangat Baik (A)
8,5 ≤ skor < 9 Baik (B)
6 ≤ skor < 8,5 Cukup(C)
3 ≤ skor < 6 Kurang (D)
Jumlah skor : …………. Kategori : ……………..
Semarang, ……………..2013
Observer
( …………………….)
245
PENGGALAN SILABUS
Mata pelajaran : PKn
Kelas : IV
Semester : 2
Standar Kompetensi : 4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar : 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dal misi kebudayaan Internasional
Indikator Materi pokok
Kegiatan pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu
Sumber belajar Bentuk
tes Jenis tes
Instrumen
4.2.1 Menjelaskan hakikat kebudayaan Indonesia
4.2.2 Mengklasifikasikan jenis kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia
Hakikat kebudayaan Indonesia dan jenis kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia
• Menggali pengetahuan siswa tentang kebudayaan Indonesia
• Siswa mengamati tayangan slide powerpoint multimedia dan video tentang hakikat kebudayaan Indonesia dan jenis kebudayaan yang dimiliki Indonesia
• Siswa memperhatikan penjelasan guru • Siswa berdiskusi dan mempresentasikan
hasil diskusi hakikat kebudayaan Indonesia dan jenis kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia
• Siswa mengerjakan evaluasi
pilihan ganda, dan isian singkat
lisan tertulis
LKS Lembar Soal Evaluasi
2x35 menit
Buku ajar,internet
Lampiran 1.3
246
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II PERTEMUAN 1
Sekolah : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas / Semester : IV / 2
Mata Pelajaran : PKn
Hari/tanggal : Rabu, 1 Mei 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
II. KOMPETENSI DASAR
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam
misi kebudayaan internasional
III. INDIKATOR
4.2.1 Menjelaskan hakikat kebudayaan Indonesia
4.2.2 Mengklasifikasikan jenis kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui tayangan slide powerpoint multimedia dan penjelasan guru, siswa
dapat menjelaskan hakikat kebudayaan Indonesia dengan benar.
2. Dengan memperhatikan tayangan video dalam slide powerpoint
multimedia mengenai jenis kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia,
siswa dapat mengklasifikasikan jenis kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indnesia dengan benar.
3. Dengan melakukan diskusi kelompok menganai hakikat kebudayaan
Indonesia, siswa dapat menjelaskan hakikat kebudayaan Indonesia dengan
benar.
4. Dengan melakukan diskusi kelompok mengenai jenis kebudayaan
Indonesia, siswa dapat mengklasifikasikan jenis kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia dengan benar.
Karakter siswa yang diharapkan:
Kerjasama, tanggung jawab, percaya diri
247
V. MATERI POKOK
Hakikat kebudayaan Indonesia dan jenis kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia (terlampir)
VI. ANALISIS MUATAN MATERI
Konsep : Memahami hakikat dan jenis kebudayaan
Indonesia
Nilai : Menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia
Moral dan moralitas : Menghargai kebudayaan negara
Norma : Dalam menyikapi arus globalisasi diperlukan
norma kebiasaan, kesopanan, agama, hukum, dan
kesusilaan agar kepribadian kita tetap terjaga baik.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik berwawasan
global.
VII. METODE dan MODEL PEMBELAJARAN
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Ceramah
4. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
VIII. LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal (±5 menit)
a. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada
siswa “apakah kalian suka menyanyi? Lagu apa yang sering kalian
nyanyikan? Kalian masih ingat pengaruh negatif dari globalisasi
salah satunya dapat melunturkan budaya asli daerah seperti lagu
daerah yang dimiliki bangsa Indonesia yang jarang dikenal oleh
anak-anak. Lagu daerah merupakan salah satu jenis kebudayaan
yang dimiliki Indonesia.”
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Guru memotivasi siswa dan menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan
2. Kegiatan inti (50 menit)
248
a. Siswa mengerjakan soal pre-test yang diberikan oleh guru
b. Siswa berkelompok beranggotakan 4-5 siswa
c. Siswa mengamati tayangan slide powerpoint multimedia dan video
mengenai hakikat kebudayaan Indonesia dan jenis-jenis
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia (eksplorasi)
d. Siswa menyimak penjelasan materi dari guru (eksplorasi)
e. Siswa dan guru melakukan interaksi dengan melakukan tanya
jawab mengenai pokok bahasan (eksplorasi)
f. Masing-masing kelompok mendapatkan lembar tugas untuk
didiskusikan bersama (elaborasi)
g. Guru memimbing siswa dalam kegiatan diskusi (elaborasi)
h. Siswa membuat laporan hasil diskusi secara tertulis (elaborasi)
i. Secara bergantian perwakilan setiap kelompok melaporkan
keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil
kerjanya (elaborasi)
j. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap hasil diskusi dengan
menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok serta
menarik kesimpulan hasil diskusi kelas (konfirmasi)
k. Guru memberikan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang
berhasil (jika ada) dan memberikan reward (konfirmasi)
l. Guru memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa mengenai
materi yang baru saja dipelajari. (konfirmasi)
3. Kegiatan Akhir (± 15 menit)
a. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi.
b. Siswa mengerjakan post-tes berupa lembar soal tes evaluasi.
c. Siswa mendengarkan rincian materi yang disampaikan oleh guru
untuk pertemuan selanjutnya.
IX. EVALUASI
1. Prosedur Tes
a. Tes awal : tanya jawab
249
b. Tes dalam proses : keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung
2. Jenis Tes a. Tes lisan : tanya jawab b. Tes tertulis : - Lembar kerja siswa
- Lembar evaluasi 3. Bentuk Tes : soal uraian, pilihan ganda, dan isian singkat. 4. Instrumen Tes
a. Lembar Kerja Siswa (terlampir) b. Lembar Soal Tes Evaluasi (terlampir)
X. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media
a. LCD, b. Laptop, c. Slide Powerpoint multimedia dan video hakikat kebudayaan
Indonesia dan jenis-jenis kebudayaan Indonesia d. Speaker
2. Sumber Belajar a. Model Team Assisted Individualization (TAI) b. Poerwantie, Endang. 2008. Asesmen pembelajaran SD. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan c. Fathurrohman dan Wuri Wuryandani. 2011. Pembelajaran PKn Di
Sekolah Dasar. Yogyakarta: Nuha Litera d. Bestari, Prayoga.2008. Pendidikan Kewarganegaraan 4 Untuk
SD/MI. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas e. Standar Isi f. Standar Proses.
Semarang, 01 Mei 2013 Kolaborator Peneliti
Sri Raharjanti, S.Pd. Weni Septya Dewi NIP 19610917 198202 2 003 NIM. 1401409062
Kepala Sekolah
Antonius Sunardi, A.Ma.Pd NIP. 19570315 197802 1 004
250
Materi Pembelajaran
Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan Internasional
Hakikat kebudayaan Indonesia Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Perwujudan benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Jenis Budaya Indonesia
Kebudayaan Indonesia dapat diartikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum terbentuknya bangsa Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari suku-suku bangsa di Indonesia merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India, dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernapaskan agama Hindu dan Buddha sempat menguasai Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, yaitu Kutai. Berikut ini jenis kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia yang berasal dari berbagai suku bangsa di Indonesia. a. Kategori tradisional
No. Pakaian Adat Asal daerah 1. Baju Bodo Sulawesi Selatan 2. Penghulu Sumatra Barat (Minangkabau) 3. Kebaya Jawa Tengah 4. Ulos Sumatra Utara 5. Tapis Lampung
251
No. Rumah Adat Asal daerah 1. Rumah Gadang Sumatra Barat 2. Rumah Panggung Jambi 3. Rumah Joglo Jawa Tengah 4. Rumah Tongkonan Sulawesi Barat 5. Rumah Limas Sumatra Selatan
No. Lagu Daerah Asal daerah 1. Apuse, Yamko Rambe Yamko Papua 2. Injit-Injit Semut Sumatra Timur 3. Kicir-Kicir, Jali-jali Jakarta 4. Soleram Riau 5. Gundul-Gundul Pacul,Gambang
Suling, Suwe Ora Jamu Jawa Tengah
No. Tari Daerah Asal daerah 1. Serimpi, Yapong Jawa Tengah 2. Remong, Reog Ponorogo Jawa Timur 3. Jaipong Jawa Barat 4. Kecak, Pendet, Legong Bali 5. Piring, Lilin, Payung Sumatra Barat
b. Kategori Modern 1) Musik dangdut : Elvie Sukaesih, Rhoma Irama dll. 2) Musik pop : Raja, Ratu, Peterpan, dan lain-lain. 3) Film Indonesia : ketika cinta bertasbih 4) Sastra : Pujangga Baru
252
Media Pembelajaran
Standar Kompetensi 4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya Kompetensi Dasar 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan Internasional Media
1) Slide Powerpoint, 2) Video, 3) LCD, 4) Laptop, 5) Speaker
1. Slide powerpoint Slide 1 Slide 2 Slide 3 Slide 4 Slide 5 Slide 6 Slide 7 Slide 8 Slide 9 Slide 10 Slide 11
2. Video 3. LCD 4. Laptop 5. Speaker
253
PRE-TEST Siklus 2 Pertemuan I
Nama/absen : . . . . . . . . . . . . . . . . . 1. Kebudayaan nasional berasal dari . . . .
a. budaya asing c. kebudayaan daerah b. buku rekaan d. internet
2. Nilai-nilai kebudayaan bangsa kita dapatkan secara . . . . a. turun temurun c. tidak sengaja b. kerja keras d. belajar dengan tekun
3. Tari kecak berasal dari daerah . . . . a. Jawa Tengah c. Jawa Barat b. Jawa Timur d. Bali
4. Alat musik daerah yang berasal dari Jawa Barat yaitu . . . . a. angklung c. seruling b. gamelan d. kendang
5. Joglo merupakan rumah adat dari daerah . . . . a. Jawa Barat c. Jawa Timur b. Jawa Tengah d. Bali
6. Di bawah ini merupakan jenis tarian yang berasal dari daerah Jawa Barat . . . . a. Tari Piring c. Tari Kecak b. Tari Jaipong d. Tari Lilin
7. Contoh kebudayaan bangsa Indonesia adalah . . . . a. Pesawat c. Rumah Panggung b. Internet d. Burger
8. Gambar disamping adalah tari Saman. Tari saman berasal dari . .
b. Aceh c. Jawa Timur c. Jawa Tengah d. Bali
9. Bangunan candi Borobudur terletak di daerah . . . . a. Jawa Barat c. Jawa Timur b. Sumatera Selatan d. Jawa Tengah
10. Kebudayaan daerah harus dilestarikan karena kebudayaan daera adalah . . . a. Kebudayaan paling baik c. sumber kekayaan negara b. Kebudayaan yang mahal harganya d. sumber kebudayaan nasional
C. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Kebudayaan nasional berasal dari . . . . 2. Rakyat Indonesia harus merasa bangga dengan kebudayaan . . . . 3. Alat musik angklung berasal dari daerah . . . . 4. Rumah Limas berasal dari provinsi . . . . 5. Lagu kicir-kicir berasal dari daerah . . . .
254
LEMBAR KERJA SISWA Siklus 2 Pertemuan I
Sekolah : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang Kelas / Semester : IV/ 2 Hari/Tanggal : ....................................... Mata Pelajaran : PKn
Standar Kompetensi 4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya Kompetensi Dasar 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan Internasional Petunjuk Umum: 1. Tuliskan nama anggota kelompok mu! 2. Kerjakan tugas ini dengan baik ! 3. Diskusikan dengan anggota kelompok mu! 4. Gunakan sumber belajar yang kamu miliki,Jika ada kesulitan tanyakan
kepada gurumu ! 5. Buat laporan diskusi dalam LKS dan buku catatan masing-masing!
Soal: Kelompokkan gambar berikut sesuai dengan jenis kebudayaan Indonesia. Berilah keterangan nama dan asalnya pada setiap gambar yang kalian tempelkan.
Tarian Daerah
Alat musik
Seni Pertunjukkan
Bangunan Candi
Pakaian Adat
Gambar :
Nama : 1. 4. 2. 5.
3
255
SOAL EVALUASI
Siklus 2 Pertemuan I
Sekolah : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas / Semester : IV/ 2
Hari/Tanggal : .......................................
Mata Pelajaran : PKn
Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan Internasional
Nama/absen : …………………………
A. Pilihlah jawaban di bawah ini dengan benar!
1. Kebudayaan nasional berasal dari . . . .
a. budaya asing c. kebudayaan daerah
b. buku rekaan d. internet
2. Nilai-nilai kebudayaan bangsa kita dapatkan secara . . . .
a. turun temurun c. tidak sengaja
b. kerja keras d. belajar dengan tekun
3. Tari kecak berasal dari daerah . . . .
a. Jawa Tengah c. Jawa Barat
b. Jawa Timur d. Bali
4. Alat musik daerah yang berasal dari Jawa Barat yaitu . . . .
a. angklung c. seruling
b. gamelan d. kendang
5. Joglo merupakan rumah adat dari daerah . . . .
a. Jawa Barat c. Jawa Timur
b. Jawa Tengah d. Bali
256
6. Di bawah ini merupakan jenis tarian yang berasal dari daerah Jawa Barat .
. . .
a. Tari Piring c. Tari Kecak
b. Tari Jaipong d. Tari Lilin
7. Contoh kebudayaan bangsa Indonesia adalah . . . .
a. Pesawat c. Rumah Panggung
b. Internet d. Burger
8. Gambar disamping berasal dari . . . .
a. Aceh c. Jawa Timur
b. Jawa Tengah d. Bali
9. Bangunan candi Borobudur terletak di daerah . . . .
a. Jawa Barat c. Jawa Timur
b. Sumatera Selatan d. Jawa Tengah
10. Kebudayaan daerah harus dilestarikan karena kebudayaan daera adalah . . .
a. Kebudayaan paling baik c. sumber kekayaan negara
b. Kebudayaan yang mahal harganya d. rsumber kebudayaan nasional
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Kebudayaan nasional berasal dari . . . .
2. Rakyat Indonesia harus merasa bangga dengan kebudayaan . . . .
3. Alat musik angklung berasal dari daerah . . . .
4. Rumah Limas berasal dari provinsi . . . .
5. Lagu kicir-kicir berasal dari daerah . . . .
257
KUNCI JAWABAN dan PENSKORAN
Siklus 2 Pertemuan I
LKS
Soal Jawaban Skor Tarian Daerah 1. Tari pendet
2. Tari jaipong 20
Alat musik 1. Angklung 2. Gamelan
20
Seni pertunjukkan 1. Pertunjukkan wayang kulit 2. Pertunjukkan ketoprak
20
Bangunan candi 1. Candi borobudur 2. Candi prambanan
20
Pakaian adat 1. Pakaian adat Jawa Tengah 2. Pakaian adat Bali
20
Nilai = (Skor perolehan : skor total) x 100
PRE TEST dan POST TEST (TES EVALUASI) A. Pilihan Ganda
1. C 6. B 2. A 7. C 3. D 8. A 4. A 9. D 5. B 10. D
B. Isian Singkat 1. Kebudayaan daerah 2. Indonesia 3. Jawa Barat 4. Sumatera Selatan 5. Jawa Barat Skor Penilaian :
Evaluasi
I B x 1 = 10
II B x 2 = 10 +
N = Skor x 10 2
258
Jumlah = 20
Kisi – kisi Soal
Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan
dalam misi kebudayaan Internasional
Indikator Butir soal
Klasifikasi/ tingkatan
Bentuk soal Kunci jawaban
Bobot skor
Menjelaskan hakikat kebudayaan Indonesia
1 2 10
C2 C2 C2
Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda
C A
D
1 1 1
1 2
C2
C2
Isian singkat Isian singkat
Kebudayaan daerah
Indonesia
2 2
Mengklasifikasikan jenis kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia
3 4 5 6 7 8 9
C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2
Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda
D A B B C A D
1 1 1 1 1 1 1
3 4 5
C2 C2
C2
Isian singkat Isian singkat
Isian singkat
Jawa Barat Sumatera Selatan
Jawa Barat
2 2 2
259
LEMBAR PENILAIAN KARAKTER SISWA
SIKLUS….PERTEMUAN….
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Nama siswa :
Kelas/ semester : IV / 2
Hari/ tanggal :
Petunjuk:
1. Bacalah dengan cermat 3 karakter siswa!
2. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan!
3. Berilah tanda cek (√) pada kolom cek sesuai dengan deskriptor!
4. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak)
Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak)
Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak)
Skor 4 (Jika empat/ semua deskriptor tampak)
Karakter Siswa Deskriptor Cek (√)
Jumlah Skor
Kerjasama
1. Melibatkan diri dalam diskusi kelompok
2. Saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok
3. Saling berbagi tugas dalam kelompok
4. Tidak egois dalam berpendapat
Tanggung jawab 1. Menyelesaikan tugas yang diberikan
2. Mengerjakan lembar kerja sampai selesai
3. Mengerjakan evaluasi sampai selesai
4. Mengikuti pembelajaran
260
hingga akhir Percaya diri 1. Berani bertanya
2. Berani menyampaikan pendapat
3. Tidak gugup saat presentasi 4. Berani mempresentasikan
laporan di depan kelas
Total Skor
Skor minimal : 3
Skor maksimal : 12
Kriteria Penilaian :
Skor Kategori
9 ≤ skor ≤ 12 Sangat Baik (A)
8,5 ≤ skor < 9 Baik (B)
6 ≤ skor < 8,5 Cukup(C)
3 ≤ skor < 6 Kurang (D)
Jumlah skor : …………. Kategori : ……………..
Semarang, ……………..2013
Observer
( …………………….)
260
PENGGALAN SILABUS Mata pelajaran : PKn Kelas : IV Semester : 2 Standar Kompetensi : 4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya Kompetensi Dasar : 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dal misi kebudayaan
Internasional
Indikator Materi pokok Kegiatan pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu
Sumber belajar Bentuk
tes Jenis tes
Instrumen
4.2.3 Menjelaskan misi kebudayaan Indonesia
4.2.4 Menjelaskan keuntungan yang didapat Indonesia dari pengaruh globalisasi
4.2.5 Memberi contoh jenis kebudayaan Indonesia yang pernah tampil di tingkat Internasional
Misi kebudayaan Indonesia, keuntungan pengaruh globalisasi bagi Indonesia dan jenis kebudayaan Indonesia yang pernah tampil di tingkat Internasional
• Menggali pengetahuan siswa tentang kebudayaan Indonesia
• Siswa mengamati tayangan slide powerpoint multimedia dan video tentang misi kebudayaan Indonesia dan jenis kebudayaan Indonesia yang pernah tampil di ingkat internasional
• Siswa memperhatikan penjelasan guru • Siswa berdiskusi dan
mempresentasikan hasil diskusi mengenai tentang misi kebudayaan Indonesia dan jenis kebudayaan Indonesia yang pernah tampil di ingkat internasional
• Siswa mengerjakan evaluasi
Uraian, pilihan ganda, dan isian singkat
lisan tertulis
LKS Lembar Soal Evaluasi
2x35 menit
Buku ajar,internet
Lampiran 1.4
261
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 2 PERTEMUAN II
Sekolah : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas / Semester : IV / 2
Mata Pelajaran : PKn
Hari/tanggal : Sabtu, 04 Mei 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
II. KOMPETENSI DASAR
4.3 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam
misi kebudayaa internasional
III. INDIKATOR
4.2.3 Menjelaskan misi kebudayaan Indonesia
4.2.4 Menjelaskan keuntungan yang didapat Indonesia dari pengaruh globalisasi
4.2.5 Memberi contoh jenis kebudayaan Indonesia yang pernah tampil di tingkat
Internasional
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui tayangan slide powerpoint multimedia dan penjelasan guru, siswa
dapat menjelaskan misi kebudayaan Indonesia dengan benar.
2. Dengan memperhatikan tayangan slide powerpoint multimedia, siswa dapat
menjelaskan keuntungan yang didapat Indonesia dari pengaruh globalisasi
dengan benar.
3. Dengan memperhatkan video dalam slide powerpoint multimedia mengenai
contoh kebudayaan yag pernah tampil di tingkat Internasional, siswa dapat
memberi contoh jenis kebudayaan Indonesia yang pernah tampil di tingkat
Internasional minimal 3 dengan benar.
4. Dengan melakukan diskusi kelompok mengenai contoh kebudayaan yag
pernah tampil di tingkat Internasional, siswa dapat memberi contoh jenis
262
kebudayaan Indonesia yang pernah tampil di tingkat Internasional minimal 3
dengan benar.
Karakter siswa yang diharapkan:
Kerjasama, tanggung jawab, percaya diri
V. MATERI POKOK
Misi kebudayaan Indonesia, keuntungan pengaruh globalisasi bagi Indonesia
dan jenis kebudayaan Indonesia yang pernah tampil di tingkat Internasional
(terlampir)
VI. ANALISIS MUATAN MATERI
Konsep : Memahami ragam budaya yang ditampilkan pada
misi kebudayaan Internasional
Nilai : Menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia
Moral dan moralitas : Menghargai kebudayaan negara lain
Norma : Dalam menyikapi arus globalisasi diperlukan
norma kebiasaan, kesopanan, agama, hukum, dan
kesusilaan agar kepribadian kita tetap terjaga baik.
Tujuan : Membentuk warga negara yang baik berwawasan
global
VII. METODE dan MODEL PEMBELAJARAN
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Ceramah
4. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
VIII. LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal (±5 menit)
a. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada
siswa “Bangsa Indonesia kaya berbagai macam kebudayaan daerah
sehingga dapat digunakan untuk mewakili tingkat internasional.
Coba sebutkan kembali kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia!
Kebudayaan apakah yang pernah dipentaskan di dunia
internasional?”
263
b. Guru menjelaskan tujuan kegiatan belajar mengajar yang akan
dilaksanakan.
c. Guru memotivasi siswa dan menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan
2. Kegiatan inti (±50 menit)
a. Siswa mengerjakan soal pre-test yang diberikan oleh guru
b. Siswa berkelompok beranggotakan 4-5 siswa
c. Siswa mengamati tayangan slide powerpoint multimedia dan video
mengenai misi kebudayaan Indonesia, keuntungan pengaruh
globalisasi bagi Indonesia dan jenis kebudayaan Indonesia yang
pernah tampil di tingkat Internasional (eksplorasi)
d. Siswa menyimak penjelasan materi dari guru (eksplorasi)
e. Masing-masing kelompok mendapatkan lembar tugas untuk
didiskusikan bersama (elaborasi)
f. Guru memimbing siswa dalam kegiatan diskusi (elaborasi)
g. Siswa membuat laporan hasil diskusi secara tertulis (elaborasi)
h. Secara bergantian perwakilan setiap kelompok melaporkan
keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya
(elaborasi)
i. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap hasil diskusi dengan
menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok serta
menarik kesimpulan hasil diskusi kelas (konfirmasi)
j. Guru memberikan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang
berhasil (jika ada) dan memberikan reward (konfirmasi)
k. Guru memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa mengenai
materi yang baru saja dipelajari. (konfirmasi)
3. Kegiatan Akhir (± 15 menit)
a. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi.
b. Siswa mengerjakan post-tes berupa lembar soal tes evaluasi.
c. Siswa mendengarkan rincian materi yang disampaikan oleh guru
untuk pertemuan selanjutnya.
264
IX. EVALUASI 1. Prosedur Tes
a. Tes awal : tanya jawab b. Tes dalam proses : keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung
2. Jenis Tes a. Tes lisan : tanya jawab b. Tes tertulis : - Lembar kerja siswa
- Lembar evaluasi 3. Bentuk Tes : soal uraian, pilihan ganda, dan isian singkat. 4. Instrumen Tes
a. Lembar Kerja Siswa (terlampir) b. Lembar Soal Tes Evaluasi (terlampir)
X. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media
a. LCD, b. Laptop, c. Slide Powerpoint multimedia dan video Misi kebudayaan Indonesia,
keuntungan pengaruh globalisasi bagi Indonesia dan jenis kebudayaan Indonesia yang pernah tampil di tingkat Internasional
d. Speaker 2. Sumber Belajar
a. Model Team Assisted Individualization (TAI) b. Poerwantie, Endang. 2008. Asesmen pembelajaran SD. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan c. Bestari, Prayoga.2008. Pendidikan Kewarganegaraan 4 Untuk SD/MI.
Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas d. Standar Isi e. Standar Proses.
Semarang, 04 Mei 2013 Kolaborator Peneliti
Sri Raharjanti, S.Pd. Weni Septya Dewi NIP 19610917 198202 2 003 NIM. 1401409062
Kepala Sekolah
Antonius Sunardi, A.Ma.Pd NIP. 19570315 197802 1 004
265
MATERI PEMBELAJARAN
Budaya Indonesia Dalam Misi Kebudayaan Internasional Indonesia adalah negara yang kaya. Tidak hanya kekayaan alam saja yang
berlimpah, Indonesia juga kaya akan budaya, seni, maupun adat istiadat. Meskipun kaya, bukan berarti Indonesia tidak perlu bergaul dengan bangsa lain yang berbeda kebudayaan dengan bangsa kita. Kita tentu saja perlu bergaul dengan bangsa asing. Namun tentunya kita harus memilah-milah budaya asing yang masuk sehingga tidak berdampak buruk pada budaya asli kita. Kita juga perlu melestarikan budaya kita sendiri, sebab budaya kita tentu lebih baik karena lebih sesuai dengan kepribadian kita. Ciri berkembangnya globalisasi di bidang kebudayaan : a. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional. b. Berkembangnya turisme dan pariwisata. c. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain. d. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain
lain. e. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA. f. Meningkakan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media
massa Berikut ini contoh kebudayaan yang dimiliki Indonesia yang berasal dari
berbagai suku bangsa di Indonesia : a. Kategori Tradisional misalnya: Tari Daerah, Lagu Daerah , Musik Daerah,
Alat musik daerah, gambar / tulisan, patung, kain, sastra,dan makanan dan minuman.
b. Kategori modern misalnya: musik dangdut, Musik Pop, Film Indonesia, dan Sastra.
Dengan adanya globalisasi, yang mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan seperti komunikasi. Menyebabkan proses komunikasi antar bangsa menjadi lebih mudah. Hal ini tentu mempengaruhi globalisasi di bidang sosial dan budaya. Tentu saja hal ini membawa pengaruh positif maupun negatif bagi Indonesia. Banyak kebudayaan asing yang datang ke Indonesia, tapi banyak juga kebudayaan Indonesia yang sudah sampai ke tingkat Internasional. Adapun keuntungan yang didapat bangsa Indonesia dalam kerja sama ini adalah sebagai berikut: a. Kebudayaan Indonesia akan lebih dikenal di negara lain. b. Mempererat hubungan dengan negara lain yang ada di permukaan bumi. c. Indonesia diakui sebagai negara yang memiliki kesenian dan kebudayaan
tinggi. Contoh tim kesenian yang pernah tampil dalam rangka misi kebudayaan internasional antara lain:
266
a. Kelompok kesenian Bougenville yang berasal dari Kalimantan Barat, diundang ke Madrid Spanyol untuk mengikuti Festival Asia yaitu tahun 2003.
b. Tim kesenian Sumatera Selatan dalam acara Festival Gendang Nusantara, di Malaysia.
c. Tim kesenian Nanglang Danasih, tampil di Roma Italia dalam acara Festival Seni Internasional.
d. Tim kesenian Bali mempertunjukkan Sendratari Ramayana dalam Festival Kebudayaan Internasional di India, dan lain-lain.
Misi tim kesenian Indonesia di luar negeri antara lain: a. Dapat memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam kepada
dunia internasional sehingga mampu menarik wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia.
b. Meningkatkan kerja sama yang baik dengan luar negeri di bidang kesenian. c. Meningkatkan kerukunan dengan bangsa lain.
Selain itu, untuk mengenalkan budaya Indonesia dapat diadakan pertukaran pelajar atau pertukaran pertunjukan kebudayaan antar negara agar dapat saling bertukar pengetahuan budaya masing-masing. Dengan kegiatan tersebut setiap negara dapat menampilkan kesenian daerahnya masing-masing. Selain itu, untuk mengenalkan budaya Indonesia dapat diadakan pertukaran pelajar atau pertukaran pertunjukan kebudayaan antar negara agar dapat saling bertukar pengetahuan budaya masing-masing. Dengan kegiatan tersebut setiap negara dapat menampilkan kesenian daerahnya masing-masing.
267
Media Pembelajaran
Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan Internasional
Media
1) Slide Powerpoint, 2) Video, 3) LCD, 4) Laptop, 5) Speaker
1. Slide powerpoint dan video
Slide 1 Slide 2 Slide 3
Slide 4 Slide 5 Slide 6
Slide 7 Slide 8 Slide 9
Slide 10 Slide 11
2. LCD 4. Speaker
3. Laptop
268
PRE-TEST
Siklus 2 Pertemuan II
Nama/absen : . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Pilihlah jawaban di bawah ini dengan benar!
1. Budaya adalah . . . .
a. pikiran dan akal sehat c. etika dan moral
b. pikiran dan akal budi d. norma dan etika
2. Berikut ini adalah keuntungan yang didapat bangsa Indonesia dari hubungan
kerja sama dengan bangsa lain, kecuali . . . .
a. kebudayaan Indonesia akan lebih dikenal di negara lain.
b. mempererat hubungan dengan negara lain yang ada di permukaan bumi.
c. Indonesia diakui sebagai negara yang memiliki kesenian dan
kebudayaan tinggi.
d. Indonesia menjadi negaa yang tertinggal dari negara lain
3. Tim kesenian Indonesia yang pernah tampil di festival Gendang Nusantara
adalah . . . .
a. kelompok kesenian Danasih
b. kelompok kesenian Jawa Timur
c. tim kesenian Sumatera Selatan
d. tim kesenian dari Bali
4. Misi tim kesenian Indonesia di luar negeri antara lain, kecuali . . . .
a. dapat memperkenalkan kebudayaan indonesia yang beraneka ragam
kepada dunia internasional.
b. meningkatkan kerja sama yang baik dengan luar negeri di bidang
kesenian.
c. meningkatkan kerukunan dengan bangsa lain.
d. mengurangi jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia
5. Kelompok misi kesenian Bougenville yang tampil di Madrid, Spanyol
berasal dari daerah . . . .
a. Kalimantan Selatan c. Sulawesi Selatan
b. Kalimantan Barat d. Sulawesi Utara
269
6. Kegiatan ekstrakurikuler musik angklung yang diselenggarakan sekolah
sebaiknya . . . .
a. tidak perlu diikuti
b. malas mengikuti karena tidak berbakat
c. mengikuti sebab sebagai syarat ujian
d. mengikuti untuk melestarikan seni musik angklung
7. Tim kesenian yang tampil di Roma, Italia dalam rangka festival seni
internasional adalah . . .
a. tim kesenian Bougenvill c. tim kesenian Sumatera Selatan
b. tim kesenian Nanglang Danasih d. tim kesenin Bali
8. Hasil budaya asli daerah harus dipertahankan agar . . . .
a. negara lain turut mengikutinya
b. negara di dunia juga dapat memiliki budaya negara lain
c. negara Indonesia juga dapat memiliki budaya negara lain
d. negara lain tidak ikut memiliki atau menguasai
9. Penampilan para artis dengan tatanan rambut, pakaian, dan aksesoris yang
tidak sopan hendaknya kita . . . .
a. menirunya c. tidak meneladaninya
b. tidak mempermasalahkan d. merasa senang
10. Mencintai budaya Indonesia dengan cara . . . .
a. merusak bangunan candi
b. menampilkan kebudayaan Indonesia dalam misi Internasional
c. mengikuti gaya hidup negara lain
d. tidak mengikuti ekstrakurikuler musik angklung
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Orang yang ahli di bidang seni disebut . . . .
2. Kebaya dan kain jarit merupakan pakaian adat dari . . . .
3. Kebudayaan Indonesia tidak kalah menariknya dengan budaya . . . .
4. TV menayangkan tari-tarian daerah sebaiknya kita . . . .
5. Kelompok misi kesenian Bougenville yang tampil di Madrid, Spanyol
berasal dari daerah . . . .
270
LEMBAR KERJA SISWA
Siklus II Pertemuan 2
Sekolah : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas / Semester : IV/ 2
Hari/Tanggal : .......................................
Mata Pelajaran : PKn
Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan Internasional
Petunjuk Umum:
1. Tuliskan nama anggota kelompok mu!
2. Kerjakan tugas ini dengan baik !
3. Diskusikan dengan anggota kelompok mu!
4. Gunakan sumber belajar yang kamu miliki,Jika ada kesulitan tanyakan
kepada gurumu !
5. Buat laporan diskusi dalam LKS dan buku catatan masing-masing!
Soal :
1. Apa yang kalian ketahui tentang kebudayaan Indonesia? Jelaskan!
2. Pengaruh adanya globalisasi menyebabkan bangsa kita menjalin kerjasama
dengan negara lain. Sebutkan keuntungan yang didapat Indonesia dari
hubungan kerja sama dengan negara lain di bidang kebudayaan!
3. Bangsa indonesia memiliki beberapa tim kebudayaan. Sebutkan tiga tim
kesenian yang pernah tampil ditingkat internasional!
4. Sebutkan tiga misi tim kesenian Indonesia tampil di tingkat Internasional!
5. Bagaimakah cara untuk membendung kebudayaan luar masuk ke Indonesia?
Nama : 1. 4. 2. 5. 3.
271
KUNCI JAWABAN DAN PENSKORAN LKS
No Jawaban Skor 1. Adanya perubahan teknologi komunikasi, sehingga
komunikasi antar negara semakin mudah 4
2. 1. Kebudayaan Indonesia akan lebih dikenal di negara lain.
2. Mempererat hubungan dengan negara lain yang ada di permukaan bumi.
3. Indonesia diakui sebagai negara yang memiliki kesenian dan kebudayaan tinggi.
4
3. 1. Kelompok kesenian Bougenville yang berasal dari Kalimantan Barat, diundang ke Madrid Spanyol untuk mengikuti Festival Asia yaitu tahun 2003.
2. Tim kesenian Sumatera Selatan dalam acara Festival Gendang Nusantara, di Malaysia.
3. Tim kesenian Nanglang Danasih, tampil di Roma Italia dalam acara Festival Seni Internasional.
4. Tim kesenian Bali mempertunjukkan Sendratari Ramayana dalam Festival Kebudayaan Internasional di India
4
4 1. Dapat memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam kepada dunia internasional sehingga mampu menarik wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia.
2. Meningkatkan kerja sama yang baik dengan luar negeri di bidang kesenian.
3. Meningkatkan kerukunan dengan bangsa lain.
4
5 diadakan penyaringan budaya. Apabila budaya yang masuk sesuai dengan pencasila maka budaya tersebut dapat diterima namun apabila sebaliknya maka budaya tersebut tidak dapat diterima.
4
Jumlah skor 20 Nilai= (Skor perolehan : skor total) x 100
272
SOAL EVALUASI
Siklus 2 Pertemuan II
Sekolah : SD Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas / Semester : IV/ 2
Hari/Tanggal : .......................................
Mata Pelajaran : PKn
Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan Internasional
Nama/absen : ………………………… A. Pilihlah jawaban di bawah ini dengan benar!
1. Budaya adalah . . . . a. Pikiran dan akal sehat c. etika dan moral b. Pikiran dan akal budi d. norma dan etika
2. Berikut ini adalah keuntungan yang didapat bangsa Indonesia dari hubungan kerja sama dengan bangsa lain, kecuali . . . . a. Kebudayaan Indonesia akan lebih dikenal di negara lain. b. Mempererat hubungan dengan negara lain yang ada di permukaan
bumi. c. Indonesia diakui sebagai negara yang memiliki kesenian dan
kebudayaan tinggi. d. Indonesia menjadi negaa yang tertinggal dari negara lain
3. Tim kesenian Indonesia yang pernah tampil di festival Gendang Nusantara adalah . . . . a. kelompok kesenian Danasih b. kelompok kesenian Jawa Timur c. tim kesenian Sumatera Selatan d. tim kesenian dari Bali
4. Misi tim kesenian Indonesia di luar negeri antara lain, kecuali . . . . a. Dapat memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam
kepada dunia internasional. b. Meningkatkan kerja sama yang baik dengan luar negeri di bidang
kesenian. c. Meningkatkan kerukunan dengan bangsa lain. d. Mengurangi jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia
273
5. Kelompok misi kesenian Bougenville yang tampil di Madrid, Spanyol berasal dari daerah . . . . a. Kalimantan Selatan c. Sulawesi Selatan b. Kalimantan Barat d. Sulawesi Utara
6. Kegiatan ekstrakurikuler musik angklung yang diselenggarakan sekolah sebaiknya . . . . a. tidak perlu diikuti b. malas mengikuti karena tidak berbakat c. mengikuti sebab sebagai syarat ujian d. mengikuti untuk melestarikan seni musik angklung
7. Tim kesenian yang tampil di Roma, Italia dalam rangka festival seni internasional adalah . . . a. tim kesenian Bougenvill c. tim kesenian Sumatera Selatan b. tim kesenian Nanglang Danasih d. tim kesenin Bali
8. Hasil budaya asli daerah harus dipertahankan agar . . . . a. Negara lain turut mengikutinya b. Negara di dunia juga dapat memiliki budaya negara lain c. Negara Indonesia juga dapat memiliki budaya negara lain d. Negara lain tidak ikut memiliki atau menguasai
9. Penampilan para artis dengan tatanan rambut, pakaian, dan aksesoris yang tidak sopan hendaknya kita . . . . a. menirunya c. tidak meneladaninya b. tidak mempermasalahkan d. merasa senang
10. Mencintai budaya Indonesia dengan cara . . . . a. merusak bangunan candi b. menampilkan kebudayaan Indonesia dalam misi Internasional c. mengikuti gaya hidup negara lain d. tidak mengikuti ekstrakurikuler musik angklung
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Orang yang ahli di bidang seni disebut . . . . 2. Kebaya dan kain jarit merupakan pakaian adat dari . . . . 3. Kebudayaan Indonesia tidak kalah menariknya dengan budaya . . . . 4. TV menayangkan tari-tarian daerah sebaiknya kita . . . . 5. Kelompok misi kesenian Bougenville yang tampil di Madrid, Spanyol
berasal dari daerah . . . .
274
KUNCI JAWABAN dan PENSKORAN
Siklus II Pertemuan 2
A. Pilihan Ganda
1. B 6. D
2. D 7. B
3. C 8. D
4. D 9. C
5. B 10. B
B. Isian Singkat
1. Seniman
2. Jawa Tengah
3. Asing
4. Menyaksikan
5. Kalimantan Barat
Skor Penilaian :
Evaluasi
I B x 1 = 10
II B x 2 = 10 +
Jumlah = 20
N = Skor x 10 2
275
Kisi – kisi Soal
Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya
Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan Internasional
Indikator Butir
soal
Klasifikasi/
tingkatan
Bentuk soal Kunci
jawaban
Bobot
skor
Menjelaskan misi
kebudayaan
Indonesia
1
4
6
C2
C2
C2
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
B
D
D
1
1
1
1
2
C2
C2
Isian singkat
Isian singkat
Seniman
Jawa Tengah
2
2
Menjelaskan
keuntungan yang
didapat Indonesia
dari pengaruh
globalisasi
2
8
9
10
C2
C2
C2
C2
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
D
D
C
B
1
1
1
1
3
4
C2
C2
Isian singkat
Isian singkat
Asing
Menyaksikan
2
2
Memberi contoh
jenis kebudayaan
Indonesia yang
pernah tampil di
tingkat
Internasional
3
5
7
C3
C3
C3
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
C
B
B
1
1
1
5 C3 Isian singkat Kalimantan
Barat
2
276
LEMBAR PENILAIAN KARAKTER SISWA
SIKLUS….PERTEMUAN….
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Nama siswa :
Kelas/ semester : IV / 2
Hari/ tanggal :
Petunjuk:
1. Bacalah dengan cermat 3 karakter siswa!
2. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan!
3. Berilah tanda cek (√) pada kolom cek sesuai dengan deskriptor!
4. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak)
Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak)
Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak)
Skor 4 (Jika empat/ semua deskriptor tampak)
Karakter Siswa Deskriptor Cek (√)
Jumlah Skor
Kerjasama
1. Melibatkan diri dalam diskusi kelompok
2. Saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok
3. Saling berbagi tugas dalam kelompok
4. Tidak egois dalam berpendapat
Tanggung jawab 1. Menyelesaikan tugas yang diberikan
2. Mengerjakan lembar kerja sampai selesai
3. Mengerjakan evaluasi sampai selesai
4. Mengikuti pembelajaran hingga akhir
Percaya diri 1. Berani bertanya 2. Berani menyampaikan pendapat 3. Tidak gugup saat presentasi
277
4. Berani mempresentasikan laporan di depan kelas
Total Skor
Skor minimal : 3
Skor maksimal : 12
Kriteria Penilaian :
Skor Kategori
9 ≤ skor ≤ 12 Sangat Baik (A)
8,5 ≤ skor < 9 Baik (B)
6 ≤ skor < 8,5 Cukup(C)
3 ≤ skor < 6 Kurang (D)
Jumlah skor : …………. Kategori : ……………..
Semarang, ……………..2013
Observer
( …………………….)
LAMPIRAN 2
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
279
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Judul :
Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV SDN
Gunungpati 01 Kota Semarang
No. Variabel Indikator Sumber
Data Alat/
Instrumen
1. Keterampilan
guru dalam
pembelajaran
melalui
penerapan model
Team Assisted
Individualization
(TAI) dengan
multimedia
1. Membuka pembelajaran
pembelajaran
2. Menyampaikan materi
pembelajaran (Teaching Group)
3. Melakukan variasi dalam proses
pembelajaran dan penggunaan
multimedia (Placement Test,
Teams)
4. Membimbing siswa dalam
berdiskusi dengan kelompok-
nya (Teams Study)
5. Pengkondisian kelas selama
pembelajaran
6. Membimbing presentasi
kelompok (Student Creative)
7. Memberikan penguatan kepada
hasil pekerjaan siswa (Team
Score and Team Recognition)
8. Menutup pelajaran (Whole class
units, Fact Test)
1. Guru
2. Foto
1. Lembar
observasi
2. Catatan
lapangan
3. Wawancara
2. Aktivitas siswa 1. Mempersiapkan diri sebelum 1. Siswa 1. Lembar
Lampiran 2.1
280
dalam
pembelajaran
melalui
penerapan model
Team Assisted
Individualization
(TAI) dengan
multimedia
menerima pembelajaran (emo-
tional activities)
2. Memperhatikan penjelasan dari
guru (Oral activities, Listening
activities)
3. Menyerap informasi yang
diberikan guru melalui media
pembelajaran (Visual activi-ties,
mental activitie,writing
activities)
4. Bekerja sama dalam diskusi
kelompok (visual activities,
listening activities, oral
activities)
5. Siswa mempresentasikan hasil
diskusi (Oral activities, mental
activities)
6. Menyimpulkan hasil kegiatan
pembelajaran (mental activiti-es,
oral activies, writing activi-ties)
7. Mengerjakan Lembar Kerja
Siswa (LKS) dan evaluasi
(Writing activities dan mental
activities)
2. Foto observasi
2. Catatan
lapangan
3. Angket
3. Hasil belajar
siswa melalui
penerapan model
Team Assisted
Individualization
(TAI) dengan
multimedia
1. Menjelaskan pengertian
globalisasi
2. Mengidentifikasi pengaruh
globalisasi
3. Mengidentifikasi contoh
pengaruh globalisasi
4. Mengidentifikasi dampak positif
1. Siswa Tes evaluasi
281
globalisasi di lingkungan
masyarakat sekitar
5. Mengidentifikasi dampak
negatif globalisasi di lingkungan
masyarakat sekitar
6. Menyebutkan cara menyikapi
dampak negatif globalisasi
7. Menjelaskan hakikat
kebudayaan Indonesia
8. Mengklasifikasikan jenis
kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia
9. Menjelaskan misi kebudayaan
Indonesia
10. Menjelaskan keuntungan yang
didapat Indonesia dari pengaruh
globalisasi
11. Memberi contoh jenis
kebudayaan Indonesia yang
pernah tampil di tingkat
Internasional
282
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU
Dalam Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
PKn pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus …. Pertemuan ….
Nama Guru : Weni Septya Dewi
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas/Semester : IV/ 2
Hari/Tanggal : ……………./……………
PETUNJUK :
1. Bacalah dengan cermat setiap indikator dan deskriptor yang ada pada lembar
pengamatan ini!
2. Berilah tanda (√) pada pada kolom cek sesuai dengan deskriptor!
3. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak)
Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak)
Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak)
Skor 4 (Jika empat / semua deskriptor tampak)
No. Indikator Deskriptor Cek (√) Jumlah
1. embuka pembelajaran a. Melakukan apersepsi sesuai materi yang akan dipelajari
b. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
c. Memaparkan langkah-langkah pembelajaran
d. Memotivasi siswa 2. enyampaikan materi
pembelajaran (Teaching Group)
a. Menyampaikan materi sesuai dengan indikator pembelajaran
Lampiran 2.2
283
b. Menggunakan kalimat yang mudah dipahami dan jelas
c. Menyampaikan materi pembelajaran secara sistematis
d. Memberikan pertanyaan
berkaitan dengan materi yang telah disampaikan
3. elakukan variasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan multimedia (Placement Test, Teams)
a. Membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan berdasarkan hasil pre test
b. Media yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran
c. Menggunakan variasi tulisan, gambar, animasi, suara dan video dalam multimedia terlihat jelas, sesuai dengan karakter siswa
d. Menggunakan variasi posisi mengajar antara lain duduk di depan, berkeliling, berdiri di belakang
4. embimbing siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya. (Teams Study)
a. Mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan format kelompok
b. Menjelaskan langkah-langkah diskusi secara jelas mengenai apa yang harus dilakukan siswa dalam kegiatan diskusi
c. Memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dengan
284
mengeluarkan ide, tanggapan dalam berdiskusi kelompok
d. Menindaklanjuti hasil diskusi dengan membantu siswa merangkum hasil diskusi
5. ngkondisian kelas selama pembelajaran
a. Mengelola kegiatan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan
b. Menegur siswa yang membuat keributan saat pembelajaran berlangsung
c. Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi
d. Menangani masalah yang timbul
6. embimbing presentasi kelompok (Student Creative)
a. Memberikan petunjuk jalannya presentasi
b. Mendorong terjadinya interaksi antar siswa dengan cara meminta siswa memberikan masing-masing pendapatnya
c. Memberikan kesempatan kepada semua kelompok
d. Memberikan penguatan saat ada kelompok yang presentasi
7. emberikan penguatan kepada hasil perkerjaan siswa (Team Score and Team Recognition)
a. Memberikan penguatan verbal, contohnya: komentar, pujian.
b. Memberikan penguatan
non verbal, contohnya: mimik, gerakan,
285
sentuhan, simbol/benda.
c. Memberikan penguatan secara kelompok
d. Memberi penguatan / respon dengan segera ( tidak ditunda-tunda)
8. enutup pelajaran (Whole Class Units, Fact Test)
a. Bersama-sama peserta didik membuat rangkuman / simpulan
b. Melakukan penilaian / evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
c. Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
d. Memberikan tindak lanjut atau PR
Jumlah Skor minimal : 8 Skor maksimal : 32 Kriteria Penilaian :
Jumlah skor = ……… Kategori = ………………. Semarang, .................... 2013 Observer
(Sri Raharjanti, S.Pd.)
NIP. 196109171982022003
Skor Keterampilan Guru Kategori
27,5 ≤ skor ≤ 32 Sangat baik (A)
21 ≤ skor < 27,5 Baik (B)
14,5 ≤ skor < 21 Cukup (C)
8 ≤ skor < 14,5 Kurang (D)
286
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Dalam Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
PKn pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus …. Pertemuan ….
Nama Siswa : ………………………….
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas/Semester : IV/ 2
Hari/Tanggal : ……………./……………
PETUNJUK :
1. Bacalah dengan cermat setiap indikator dan deskriptor yang ada pada lembar
pengamatan ini!
2. Berilah tanda (√) pada pada kolom cek sesuai dengan deskriptor!
3. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak)
Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak)
Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak)
Skor 4 (Jika empat / semua deskriptor tampak)
No. Indikator Deskriptor Cek (√) Jumlah 1. empersiapkan diri
sebelum menerima pembelajaran (emotional activities)
a. Siswa datang tepat waktu
b. Siswa menempati tempat duduk masing-masing
c. Siswa menyiapkan peralatan belajar yang hendak digunakan
d. Siswa tidak ramai saat mempersiapkan peralatan pembelajaran
2. emperhatikan penjelasan
dari guru (Oral a. Fokus dalam mendengarkan
penjelasan guru
Lampiran 2.3
287
activities,Listening activities)
b. Menjawab pertanyaann yang diberikan guru
c. Mencatat hal-hal penting setiap informasi yang di dapat dari guru
d. Siswa tidak mengganggu teman yang lain
3. enyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran (Visual activities, mental activities, listening
ctivities, writing activities)
a. Memperhatikan media pembelajaran yang disampaikan di depan kelas
b. Membaca materi dalam tayangan multimedia
c. Mencatat materi yang dibahas dan ditayangkan melalui LCD
d. Tepat dalam menjawab pertanyaan dari guru yang berhubungan dengan materi
4. ekerjasama dalam kelompok diskusi (Visual activities, listening activities, oral activities, mental activities)
a. Duduk sesuai dengan format kelompok diskusi
b. Membaca materi dari berbagai sumber sebelum menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok
c. Siswa mau bertukar pendapat dalam diskusi kelompok
d. Mencatat hasil diskusi kelompok pada buku catatan masing-masing
5. swa mempresentasikan hasil diskusi (Oral activities, mental activities)
a. Siswa aktif mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
b. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan suara yang keras
c. Siswa ikut menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain
d. Jawaban siswa sesuai isi dari pertanyaan
288
6. enyimpulkan materi (mental activities, oral activies, writing activities)
a. Memberikan pendapat dalam kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran
b. Menyampaikan kesimpulan dari materi pembelajaran dengan bahasa yang mudah dipahami
c. Membuat kesimpulan sesuai dengan materi pembelajaran
d. Membuat rangkuman di buku catatan masaing-masing
7. engerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi (Writing activities dan mental activities)
a. Mengerjakan LKS dengan kelompok
b. Mengerjakan evaluasi secara mandiri
c. Mengerjakan LKS dan evaluasi dengan sungguh-sungguh
d. Mengerjakan LKS dan evaluasi tepat waktu
Jumlah Skor minimal = 7 Skor maksimal = 28 Kriteria Penilaian :
Jumlah skor = ……… Kategori = ………………. Semarang, .................... 2013 Observer
(Musfiratun Bana)
Skor Keterampilan Guru Kategori
24 ≤ skor ≤ 28 Sangat baik (A) 17,5 ≤ skor < 24 Baik (B) 12 ≤ skor < 17,5 Cukup (C)
7 ≤ skor < 12 Kurang (D)
289
CATATAN LAPANGAN
Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada
Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus : ……………. Pertemuan : ………………
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas : IV
Hari/Tanggal :
Petunjuk :
Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi selama pembelajaran PKn
melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
multimedia sesuai dengan kenyataan sesungguhnya!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Semarang, 2013
Observer
……………………………
Lampiran 2.4
290
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PKn
MELALUI PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA
Siklus........Pertemuan.......
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Hari / Tanggal :
Nama Siswa :
Pertanyaan :
1. Apakah kamu senang dengan kegiatan belajar hari ini?
Jawab:
……………………………………………………………………………….
2. Apakah kamu bisa memahami materi pelajaran dengan lebih mudah?
Jawab :
……………………………………………………………………………….
3. Apakah tulisan, gambar,suara, dan video yang ditayangkan dalam kegiatan
pembelajaran tadi menarik?
Jawab :
…………………………………………………………………………….
4. Apakah kamu senang dengan cara ibu guru mengajar?
Jawab :
……………………………………………………………………………….
5. Apakah kamu mengalami kesulitan selama pembelajaran dengan model
pembelajaran seperti tadi?
Jika iya, kesulitan apa saja yang kalian alami?
Jawab :
……………………..…………………………………………………….
Lampiran 2.5
291
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA GURU
DALAM PEMBELAJARAN PKn
MELALUI PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA
Nama Guru :
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas : IV
Hari/Tanggal : ...........
1. Bagaimanakah proses pembelajaran PKn melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia yang telah peneliti
lakukan?
2. Apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia?
3. Apakah melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan multimedia yang diterapkan peneliti terlihat dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampilan guru dan aktivitas
siswa?
4. Adakah kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
yang dilakukan peneliti?
5. Perbaikan dalam hal apa saja yang perlu dilakukan peneliti dalam melakukan
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia?
Lampiran 2.6
292
LAMPIRAN 3
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU, AKTIVITAS SISWA,
KETERCAPAIAN KARAKTER BANGSA, ANGKET RESPON SISWA,
CATATAN LAPANGAN DAN WAWANCARA SIKLUS 1 PERTEMUAN I
DAN II, SIKLUS 2 PERTEMUAN I DAN II.
293
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU
Dalam Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa
Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang Siklus 1 Pertemuan I
Nama Guru : Weni Septya Dewi Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang Kelas/Semester : IV/ 2 Hari/Tanggal : Rabu / 24 April 2013 PETUNJUK : 4. Bacalah dengan cermat setiap indikator dan deskriptor yang ada pada lembar
pengamatan ini! 5. Berilah tanda (√) pada pada kolom cek sesuai dengan deskriptor! 6. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak) Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak)
Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak)
Skor 4 (Jika empat / semua deskriptor tampak)
No. Indikator Deskriptor Cek (√) Jumlah
1. embuka pembelajaran a. Melakukan apersepsi sesuai materi yang akan dipelajari
√
3 b. Menyampaikan tujuan
pembelajaran √
c. Memaparkan langkah-langkah pembelajaran
√
d. Memotivasi siswa
2. enyampaikan materi pembelajaran (Teaching Group)
a. Menyampaikan materi sesuai dengan indikator pembelajaran
√
2 b. Menggunakan kalimat
yang mudah dipahami dan jelas
c. Menyampaikan materi pembelajaran secara
Lampiran
294
sistematis
d. Memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang telah disampaikan
√
3. elakukan variasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan multimedia (Placement Test, Teams)
a. Membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan berdasarkan hasil pre test
√
3
b. Media yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran
√
c. Menggunakan variasi tulisan, gambar, animasi, suara dan video dalam multimedia terlihat jelas, sesuai dengan karakter siswa
d. Menggunakan variasi posisi mengajar antara lain duduk di depan, berkeliling, berdiri di belakang
√
4. embimbing siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya. (Teams Study)
a. Mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan format kelompok
√
2
b. Menjelaskan langkah-langkah diskusi secara jelas mengenai apa yang harus dilakukan siswa dalam kegiatan diskusi
√
c. Memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dengan mengeluarkan ide, tanggapan dalam berdiskusi kelompok
295
d. Menindaklanjuti hasil diskusi dengan membantu siswa merangkum hasil diskusi
5. ngkondisian kelas selama pembelajaran
a. Mengelola kegiatan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan
√
3
b. Menegur siswa yang membuat keributan saat pembelajaran berlangsung
√
c. Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi
d. Menangani masalah yang timbul
√
6. embimbing presentasi kelompok (Student Creative)
a. Memberikan petunjuk jalannya presentasi
√
3
b. Mendorong terjadinya interaksi antar siswa dengan cara meminta siswa memberikan masing-masing pendapatnya
√
c. Memberikan kesempatan kepada semua kelompok
√
d. Memberikan penguatan saat ada kelompok yang presentasi
7. emberikan penguatan kepada hasil perkerjaan siswa (Team Score and Team Recognition)
a. Memberikan penguatan verbal, contohnya: komentar, pujian.
√
2 b. Memberikan penguatan
non verbal, contohnya: mimik, gerakan, sentuhan, simbol/benda.
√
c. Memberikan penguatan secara kelompok
296
d. Memberi penguatan / respon dengan segera ( tidak ditunda-tunda)
8. enutup pelajaran (Whole Class Units, Fact Test)
a. Bersama-sama peserta didik membuat rangkuman / simpulan
2
b. Melakukan penilaian / evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
√
c. Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
d. Memberikan tindak lanjut atau PR
√
Jumlah 20 Skor minimal : 8
Skor maksimal : 32
Kriteria Penilaian :
Jumlah skor = 20 Kategori = Cukup
Semarang, 24 April 2013
Observer
(Sri Raharjanti, S.Pd.)
NIP. 196109171982022003
Skor Keterampilan Guru Kategori
27,5 ≤ skor ≤ 32 Sangat baik (A)
21 ≤ skor < 27,5 Baik (B)
14,5 ≤ skor < 21 Cukup (C)
8 ≤ skor < 14,5 Kurang (D)
297
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU Dalam Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus 1 Pertemuan II Nama Guru : Weni Septya Dewi Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang Kelas/Semester : IV/ 2 Hari/Tanggal : Sabtu / 27 April 2013 PETUNJUK :
1. Bacalah dengan cermat setiap indikator dan deskriptor yang ada pada lembar pengamatan ini!
2. Berilah tanda (√) pada pada kolom cek sesuai dengan deskriptor! 3. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak)
Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak)
Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak)
Skor 4 (Jika empat / semua deskriptor tampak)
No. Indikator Deskriptor Cek (√) Jumlah
1. embuka pembelajaran a. Melakukan apersepsi sesuai materi yang akan dipelajari
√
3 b. Menyampaikan tujuan
pembelajaran √
c. Memaparkan langkah-langkah pembelajaran
√
d. Memotivasi siswa
2. enyampaikan materi pembelajaran (Teaching Group)
a. Menyampaikan materi sesuai dengan indikator pembelajaran
√
3 b. Menggunakan kalimat
yang mudah dipahami dan jelas
√
c. Menyampaikan materi pembelajaran secara
Lampiran
298
sistematis
d. Memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang telah disampaikan
√
3. elakukan variasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan multimedia (Placement Test, Teams)
a. Membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan berdasarkan hasil pre test
√
3
b. Media yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran
√
c. Menggunakan variasi tulisan, gambar, animasi, suara dan video dalam multimedia terlihat jelas, sesuai dengan karakter siswa
d. Menggunakan variasi posisi mengajar antara lain duduk di depan, berkeliling, berdiri di belakang
√
4. embimbing siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya. (Teams Study)
a. Mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan format kelompok
√
3
b. Menjelaskan langkah-langkah diskusi secara jelas mengenai apa yang harus dilakukan siswa dalam kegiatan diskusi
√
c. Memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dengan mengeluarkan ide, tanggapan dalam berdiskusi kelompok
√
d. Menindaklanjuti hasil
299
diskusi dengan membantu siswa merangkum hasil diskusi
5. ngkondisian kelas selama pembelajaran
a. Mengelola kegiatan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan
√
3
b. Menegur siswa yang membuat keributan saat pembelajaran berlangsung
√
c. Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi
d. Menangani masalah yang timbul
√
6. embimbing presentasi kelompok (Student Creative)
a. Memberikan petunjuk jalannya presentasi
√
4
b. Mendorong terjadinya interaksi antar siswa dengan cara meminta siswa memberikan masing-masing pendapatnya
√
c. Memberikan kesempatan kepada semua kelompok
√
d. Memberikan penguatan saat ada kelompok yang presentasi
√
7. emberikan penguatan kepada hasil perkerjaan siswa (Team Score and Team Recognition)
a. Memberikan penguatan verbal, contohnya: komentar, pujian.
√
3 b. Memberikan penguatan
non verbal, contohnya: mimik, gerakan, sentuhan, simbol/benda.
√
c. Memberikan penguatan secara kelompok
√
300
d. Memberi penguatan / respon dengan segera ( tidak ditunda-tunda)
8. enutup pelajaran (Whole Class Units, Fact Test)
a. Bersama-sama peserta didik membuat rangkuman / simpulan
√
3
b. Melakukan penilaian / evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
√
c. Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
d. Memberikan tindak lanjut atau PR
√
Jumlah 25 Skor minimal : 8
Skor maksimal : 32
Kriteria Penilaian :
Jumlah skor = 25 Kategori = Baik
Semarang, 27 April 2013
Observer
(Sri Raharjanti, S.Pd.)
NIP. 196109171982022003
Skor Keterampilan Guru Kategori
27,5 ≤ skor ≤ 32 Sangat baik (A)
21 ≤ skor < 27,5 Baik (B)
14,5 ≤ skor < 21 Cukup (C)
8 ≤ skor < 14,5 Kurang (D)
301
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU Dalam Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus 2 Pertemuan I Nama Guru : Weni Septya Dewi Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang Kelas/Semester : IV/ 2 Hari/Tanggal : Sabtu / 1 Mei 2013 PETUNJUK :
1. Bacalah dengan cermat setiap indikator dan deskriptor yang ada pada lembar pengamatan ini!
2. Berilah tanda (√) pada pada kolom cek sesuai dengan deskriptor! 3. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak) Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak) Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak) Skor 4 (Jika empat / semua deskriptor tampak)
No. Indikator Deskriptor Cek (√) Jumlah
1. embuka pembelajaran a. Melakukan apersepsi sesuai materi yang akan dipelajari
√
3 b. Menyampaikan tujuan
pembelajaran √
c. Memaparkan langkah-langkah pembelajaran
d. Memotivasi siswa √
2. enyampaikan materi pembelajaran (Teaching Group)
a. Menyampaikan materi sesuai dengan indikator pembelajaran
√
3 b. Menggunakan kalimat
yang mudah dipahami dan jelas
√
c. Menyampaikan materi pembelajaran secara sistematis
Lampiran 3.3
302
d. Memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang telah disampaikan
√
3. elakukan variasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan multimedia (Placement Test, Teams)
a. Membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan berdasarkan hasil pre test
√
3
b. Media yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran
√
c. Menggunakan variasi tulisan, gambar, animasi, suara dan video dalam multimedia terlihat jelas, sesuai dengan karakter siswa
√
d. Menggunakan variasi posisi mengajar antara lain duduk di depan, berkeliling, berdiri di belakang
4. embimbing siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya. (Teams Study)
a. Mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan format kelompok
√
4
b. Menjelaskan langkah-langkah diskusi secara jelas mengenai apa yang harus dilakukan siswa dalam kegiatan diskusi
√
c. Memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dengan mengeluarkan ide, tanggapan dalam berdiskusi kelompok
√
d. Menindaklanjuti hasil diskusi dengan membantu siswa
√
303
merangkum hasil diskusi 5. ngkondisian kelas selama
pembelajaran a. Mengelola kegiatan
pembelajaran sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan
√
3
b. Menegur siswa yang membuat keributan saat pembelajaran berlangsung
√
c. Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi
d. Menangani masalah yang timbul
√
6. embimbing presentasi kelompok (Student Creative)
a. Memberikan petunjuk jalannya presentasi
√
3
b. Mendorong terjadinya interaksi antar siswa dengan cara meminta siswa memberikan masing-masing pendapatnya
√
c. Memberikan kesempatan kepada semua kelompok
√
d. Memberikan penguatan saat ada kelompok yang presentasi
7. emberikan penguatan kepada hasil perkerjaan siswa (Team Score and Team Recognition)
a. Memberikan penguatan verbal, contohnya: komentar, pujian.
√
3
b. Memberikan penguatan non verbal, contohnya: mimik, gerakan, sentuhan, simbol/benda.
√
c. Memberikan penguatan secara kelompok
√
d. Memberi penguatan / respon dengan segera (
304
tidak ditunda-tunda)
8. enutup pelajaran (Whole Class Units, Fact Test)
a. Bersama-sama peserta didik membuat rangkuman / simpulan
√
3
e. Melakukan penilaian / evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
√
f. Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
g. Memberikan tindak lanjut atau PR
√
Jumlah 27 Skor minimal : 8
Skor maksimal : 32
Kriteria Penilaian :
Jumlah skor = 27 Kategori = Baik
Semarang, 1 Mei 2013
Observer
(Sri Raharjanti, S.Pd.)
NIP. 196109171982022003
Skor Keterampilan Guru Kategori
27,5 ≤ skor ≤ 32 Sangat baik (A)
21 ≤ skor < 27,5 Baik (B)
14,5 ≤ skor < 21 Cukup (C)
8 ≤ skor < 14,5 Kurang (D)
305
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU Dalam Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan
Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus 2 Pertemuan II Nama Guru : Weni Septya Dewi Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang Kelas/Semester : IV/ 2 Hari/Tanggal : Sabtu / 4 Mei 2013 PETUNJUK :
1. Bacalah dengan cermat setiap indikator dan deskriptor yang ada pada lembar pengamatan ini!
2. Berilah tanda (√) pada pada kolom cek sesuai dengan deskriptor! 3. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak) Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak) Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak) Skor 4 (Jika empat / semua deskriptor tampak)
No. Indikator Deskriptor Cek (√) Jumlah
1. embuka pembelajaran a. Melakukan apersepsi sesuai materi yang akan dipelajari
√
4 b. Menyampaikan tujuan
pembelajaran √
c. Memaparkan langkah-langkah pembelajaran
√
d. Memotivasi siswa √
2. enyampaikan materi pembelajaran (Teaching Group)
a. Menyampaikan materi sesuai dengan indikator pembelajaran
√
4 b. Menggunakan kalimat
yang mudah dipahami dan jelas
√
c. Menyampaikan materi pembelajaran secara sistematis
√
Lampiran 3.4
306
d. Memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang telah disampaikan
√
3. elakukan variasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan multimedia (Placement Test, Teams)
a. Membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan berdasarkan hasil pre test
√
4
b. Media yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran
√
c. Menggunakan variasi tulisan, gambar, animasi, suara dan video dalam multimedia terlihat jelas, sesuai dengan karakter siswa
√
d. Menggunakan variasi posisi mengajar antara lain duduk di depan, berkeliling, berdiri di belakang
√
4. embimbing siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya. (Teams Study)
a. Mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan format kelompok
√
4
b. Menjelaskan langkah-langkah diskusi secara jelas mengenai apa yang harus dilakukan siswa dalam kegiatan diskusi
√
c. Memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dengan mengeluarkan ide, tanggapan dalam berdiskusi kelompok
√
d. Menindaklanjuti hasil diskusi dengan membantu siswa
√
307
merangkum hasil diskusi 5. ngkondisian kelas selama
pembelajaran a. Mengelola kegiatan
pembelajaran sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan
√
3
b. Menegur siswa yang membuat keributan saat pembelajaran berlangsung
√
c. Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi
d. Menangani masalah yang timbul
√
6. embimbing presentasi kelompok (Student Creative)
a. Memberikan petunjuk jalannya presentasi
√
4
b. Mendorong terjadinya interaksi antar siswa dengan cara meminta siswa memberikan masing-masing pendapatnya
√
c. Memberikan kesempatan kepada semua kelompok
√
d. Memberikan penguatan saat ada kelompok yang presentasi
√
7. emberikan penguatan kepada hasil perkerjaan siswa (Team Score and Team Recognition)
a. Memberikan penguatan verbal, contohnya: komentar, pujian.
√
3
b. Memberikan penguatan non verbal, contohnya: mimik, gerakan, sentuhan, simbol/benda.
√
c. Memberikan penguatan secara kelompok
√
d. Memberi penguatan / respon dengan segera ( tidak ditunda-tunda)
308
8. enutup pelajaran (Whole Class Units, Fact Test)
a. Bersama-sama peserta didik membuat rangkuman / simpulan
√
4
b. Melakukan penilaian / evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
√
c. Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
√
d. Memberikan tindak lanjut atau PR
√
Jumlah 30 Skor minimal : 8
Skor maksimal : 32
Kriteria Penilaian :
Jumlah skor = 30 Kategori = Sangat Baik
Semarang, 4 Mei 2013
Observer
(Sri Raharjanti, S.Pd.)
NIP. 196109171982022003
Skor Keterampilan Guru Kategori
27,5 ≤ skor ≤ 32 Sangat baik (A)
21 ≤ skor < 27,5 Baik (B)
14,5 ≤ skor < 21 Cukup (C)
8 ≤ skor < 14,5 Kurang (D)
309
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PADA Dalam Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan Multimedia pada Pembelajaran PKn Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus I Pertemuan I
No Nama Siswa Indikator Pengamatan Jumlah1 2 3 4 5 6 7
1 DNH 2 1 3 2 1 1 3 13 2 EW 3 2 3 2 2 1 4 17 3 Ba 2 2 2 3 2 2 4 17 4 Aas 4 2 2 2 2 2 3 17 5 Yu 4 2 2 3 2 2 3 18 6 NK 4 2 2 3 2 2 3 18 7 BL 3 2 2 2 2 2 3 16 8 AK 3 3 3 3 2 2 3 19 9 AF 4 2 2 2 2 2 3 17 10 AN 4 3 3 3 3 3 4 21 11 And 3 2 2 3 1 2 3 16 12 EI 4 2 2 2 2 2 2 16 13 EF 3 1 2 3 2 2 4 16 14 EC 4 3 3 2 3 3 4 22 15 ED 3 2 3 2 2 1 2 15 16 MH 2 3 3 3 3 3 3 20 17 MF 2 1 2 2 1 2 2 12 18 Sa 2 2 2 3 2 1 3 15 19 Ra 3 2 2 2 2 2 2 15 20 RW 3 2 3 3 2 2 3 18 21 SR 4 3 3 3 3 2 4 22 22 VNR 3 2 2 2 2 1 4 16 23 VES 4 2 2 3 3 1 4 19 24 AS 4 2 2 3 2 1 4 18 25 KM 3 2 2 2 2 2 4 17 26 AA 3 2 2 2 2 1 4 16
Total skor 83 56 61 65 52 47 65 429 Rata-rata 3.2 2.2 2.3 2.5 2.0 1.8 2.5 16.5 Kategori cukup
Lampiran 3.5
310
Keterangan untuk setiap indikator :
1. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran
2. Memperhatikan penjelasan dari guru
3. Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran
4. Bekerja sama dalam diskusi kelompok
5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
6. Menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran
7. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi
Observer
Musfiratun Bana
311
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PADA Dalam Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan Multimedia pada Pembelajaran PKn Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus 1 pertemuan II
No Nama Siswa Indikator Pengamatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7
1 DNH 2 2 3 2 1 2 3 15 2 EW 3 2 3 3 2 2 4 19 3 Ba 3 2 3 3 2 2 4 19 4 AAs 4 2 2 2 2 2 3 17 5 Yu 4 2 2 3 2 2 3 18 6 NK 4 2 2 3 2 2 3 18 7 BL 3 2 2 3 2 2 3 17 8 AK 3 3 3 3 2 2 3 19 9 AF 4 2 3 3 2 2 3 19 10 AN 4 3 3 3 3 3 4 23 11 And 3 2 2 3 2 2 3 17 12 EI 4 2 2 2 2 2 4 18 13 EF 3 2 2 3 2 2 4 18 14 EC 4 3 3 3 3 3 4 23 15 ED 3 2 3 2 2 2 3 17 16 MH 3 3 3 3 3 3 4 22 17 MF 2 2 2 2 2 2 3 15 18 Sa 3 2 3 3 2 2 3 18 19 Ra 3 2 2 2 2 2 3 16 20 RW 3 3 3 3 2 2 3 19 21 SR 4 3 3 3 2 2 3 20 22 VNR 3 2 2 2 2 2 4 17 23 VES 4 2 2 3 2 2 4 19 24 AS 4 2 2 3 2 2 4 19 25 KM 3 2 2 2 2 2 4 17 26 AA 3 2 2 3 2 3 4 19 Total skor 86 58 63 70 54 56 90 477
Rata-rata 3,3 2,2 2,4 2,7 2,1 2,2 3,5 18,3 Kategori Baik
Lampiran 3.6
312
Keterangan untuk setiap ndikator :
1. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran
2. Memperhatikan penjelasan dari guru
3. Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran
4. Bekerja sama dalam diskusi kelompok
5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
6. Menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran
7. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi
Observer
Musfiratun Bana
313
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PADA Dalam Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan Multimedia pada Pembelajaran PKn Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus 2 pertemuan I
No Nama Siswa Indikator Pengamatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7
1 DNH 3 2 3 2 2 3 3 18 2 EW 3 3 4 3 2 3 4 22 3 Ba 3 3 3 3 2 3 4 21 4 AAs 4 3 3 2 2 2 3 19 5 Yu 4 2 3 3 2 3 3 20 6 NK 4 3 3 3 2 2 3 20 7 BL 3 2 3 3 2 2 3 18 8 AK 3 3 3 3 3 3 3 21 9 AF 4 3 3 3 2 3 4 21 10 AN 4 3 3 4 3 3 4 24 11 And 3 2 3 3 3 2 3 19 12 EI 4 2 2 3 3 3 4 21 13 EF 3 3 3 3 2 3 4 21 14 EC 4 4 4 3 3 4 4 26 15 ED 3 3 4 3 2 3 3 21 16 MH 3 3 4 3 3 3 4 23 17 MF 3 2 2 2 2 2 3 16 18 Sa 3 3 3 3 3 3 3 21 19 Ra 3 2 3 3 3 2 3 19 20 RW 3 3 4 3 3 3 4 23 21 SR 4 3 3 3 3 3 3 22 22 VNR 3 3 2 3 3 3 4 21 23 VES 4 2 3 3 2 2 4 20 24 AS 4 2 3 3 2 2 4 20 25 KM 3 3 3 3 2 3 4 21 26 AA 3 2 3 3 2 3 4 20
Total skor 88 69 80 76 63 71 92 539 Rata-rata 3,4 2,7 3,1 2,9 2,4 2,7 3,5 20,7 Kategori Baik
Lampiran 3.7
314
Keterangan untuk setiap indikator :
1. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran
2. Memperhatikan penjelasan dari guru
3. Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran
4. Bekerja sama dalam diskusi kelompok
5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
6. Menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran
7. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi
Observer
Musfiratun Bana
315
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PADA Dalam Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan Multimedia pada Pembelajaran PKn Kelas IV SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus 2 pertemuan II
No Nama Siswa Indikator Pengamatan Jumlah1 2 3 4 5 6 7
1 DNH 4 3 4 3 2 3 4 23 2 EW 3 3 4 3 2 3 4 22 3 Ba 3 3 4 3 2 3 4 22 4 AAs 4 3 4 3 2 3 4 23 5 Yu 4 3 3 3 2 3 4 22 6 NK 4 3 3 3 2 3 4 22 7 BL 4 3 4 3 3 2 4 23 8 AK 4 4 3 3 3 4 4 25 9 AF 4 3 4 3 3 4 4 24 10 AN 4 3 4 4 3 4 4 26 11 And 3 3 4 3 3 3 4 23 12 EI 4 4 3 3 3 3 4 22 13 EF 3 3 3 3 2 3 4 19 14 EC 4 4 4 3 3 4 4 26 15 ED 3 3 4 3 3 4 4 24 16 MH 3 4 4 3 4 3 4 25 17 MF 3 3 3 2 2 2 3 18 18 Sa 4 4 3 3 3 3 3 23 19 Ra 4 3 4 3 3 3 3 23 20 RW 4 4 4 3 4 4 4 27 21 SR 4 4 3 3 3 3 3 23 22 VNR 3 3 3 4 3 3 4 23 23 VES 4 3 3 3 3 3 4 23 24 AS 4 3 4 3 3 2 4 23 25 KM 4 3 3 4 3 3 4 24 26 AA 3 3 4 3 3 3 4 23
Total skor 96 85 93 80 87 79 100 620 Rata-rata 3,7 3,3 3,6 3,1 3,3 3,0 3,8 23,8 Kategori Baik
Lampiran 3.8
316
Keterangan untuk setiap indikator :
1. Mempersiapkan diri sebelum menerima pembelajaran
2. Memperhatikan penjelasan dari guru
3. Menyerap informasi yang diberikan guru melalui media pembelajaran
4. Bekerja sama dalam diskusi kelompok
5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
6. Menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran
7. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi
Observer
Musfiratun Bana
317
HASIL PENILAIAN KARAKTER SISWA
SIKLUS 1 PERTEMUAN I
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas/ semester : IV / 2
Hari/ tanggal : rabu, 24 April 2013
Petunjuk:
a. Bacalah dengan cermat 3 karakter siswa!
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan!
c. Berilah tanda (√) pada kolom cek sesuai dengan deskriptor!
d. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak)
Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak)
Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak)
Skor 4 (Jika empat/ semua deskriptor tampak)
No. Nama Siswa Skor tiap indikator Total
skor
Kriteria
Kerjasama Tanggungj
awab
Percaya diri
1 DNH 2 3 1 6 B
2 EW 2 3 2 7 B
3 Ba 3 3 1 7 B
4 Aas 2 3 1 6 B
5 Yu 2 3 1 6 B
6 NK 2 3 1 6 B
7 BL 2 3 1 6 B
8 AK 3 3 1 9 SB
9 AF 3 3 2 10 SB
10 AN 3 4 2 9 B
11 And 2 3 1 6 B
12 EI 2 3 1 6 B
Lampiran 3.9
318
13 EF 2 3 1 6 B
14 EC 3 4 2 9 B
15 ED 3 3 1 7 B
16 MH 3 4 2 9 SB
17 MF 2 3 1 6 B
18 Sa 2 3 1 6 B
19 Ra 2 3 2 7 B
20 RW 3 3 2 8 B
21 SR 2 3 1 6 B
22 VNR 2 3 1 6 B
23 VES 2 3 1 6 B
24 AS 3 3 1 7 B
25 KM 3 3 1 7 B
26 AA 2 3 1 6 B
mlah 62 81 32 175 -
Rata-rata 6.73 -
Semarang, 24 April 2013
Observer
Musfiratun Bana
319
HASIL PENILAIAN KARAKTER SISWA
SIKLUS 1 PERTEMUAN II
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas/ semester : IV / 2
Hari/ tanggal : Sabtu, 27 April 2013
Petunjuk:
a. Bacalah dengan cermat 3 karakter siswa!
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan!
c. Berilah tanda (√) pada kolom cek sesuai dengan deskriptor!
d. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak)
Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak)
Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak)
Skor 4 (Jika empat/ semua deskriptor tampak)
No. Nama Siswa Skor tiap indicator Total
skor
Kriteria
Kerjasama Tanggungjawab Percaya
diri
1 DNH 2 3 2 7 B
2 EW 3 3 2 8 B
3 Ba 3 3 2 8 B
4 Aas 3 3 2 8 B
5 Yu 2 3 2 7 B
6 NK 2 3 2 7 B
7 BL 2 3 2 7 B
8 AK 3 3 2 10 SB
9 AF 3 3 3 11 SB
10 AN 3 4 2 9 B
11 And 2 3 2 7 B
12 EI 2 3 2 7 B
Lampiran 3.10
320
13 EF 2 3 2 7 B
14 EC 3 4 3 10 SB
15 ED 3 3 2 8 B
16 MH 3 4 3 10 SB
17 MF 2 3 1 6 B
18 Sa 2 3 2 7 B
19 Ra 2 3 2 7 B
20 RW 3 3 2 8 B
21 SR 2 3 2 7 B
22 VNR 2 3 2 7 B
23 VES 2 3 2 7 B
24 AS 3 3 2 8 B
25 KM 3 3 2 8 B
26 AA 3 4 2 9 SB
Jumlah 65 82 54 201 -
Rata-rata 6.73 -
Semarang, 27 April 2013
Observer
Musfiratun Bana
321
HASIL PENILAIAN KARAKTER SISWA
SIKLUS 2 PERTEMUAN I
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas/ semester : IV / 2
Hari/ tanggal : Rabu, 1 Mei 2013
Petunjuk:
a. Bacalah dengan cermat 3 karakter siswa!
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan!
c. Berilah tanda (√) pada kolom cek sesuai dengan deskriptor!
d. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak)
Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak)
Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak)
Skor 4 (Jika empat/ semua deskriptor tampak)
No. Nama
Siswa
Skor tiap indicator Total
skor
Kriteria
Kerjasama Tanggungjawab Percaya
diri
1 DNH 3 3 2 6 B
2 EW 3 3 2 7 B
3 Ba 3 3 2 7 B
4 Aas 3 3 2 6 B
5 Yu 3 3 2 6 B
6 NK 3 3 2 6 B
7 BL 3 3 2 6 B
8 AK 3 3 2 9 SB
9 AF 3 3 2 10 SB
10 AN 3 4 2 9 B
11 And 3 3 2 6 B
12 EI 3 3 2 6 B
Lampiran 3.11
322
13 EF 3 3 2 6 B
14 EC 3 4 2 9 B
15 ED 3 3 2 7 B
16 MH 3 4 2 9 SB
17 MF 3 3 2 8 B
18 Sa 3 3 3 9 SB
19 Ra 3 3 3 9 SB
20 RW 3 3 3 9 SB
21 SR 3 3 3 9 SB
22 VNR 3 3 2 8 B
23 VES 3 3 2 8 B
24 AS 3 3 2 8 B
25 KM 3 3 3 9 SB
26 AA 3 3 3 9 SB
Jumlah 79 88 63 230 -
Rata-rata 8,85 -
Semarang, 1 Mei 2013
Observer
Musfiratun Bana
323
HASIL PENILAIAN KARAKTER SISWA
SIKLUS 2 PERTEMUAN II
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas/ semester : IV / 2
Hari/ tanggal : Sabtu, 4 Mei 2013
Petunjuk:
a. Bacalah dengan cermat 3 karakter siswa!
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan!
c. Berilah tanda (√) pada kolom cek sesuai dengan deskriptor!
d. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 (Jika hanya satu deskriptor yang tampak)
Skor 2 (Jika hanya dua deskriptor yang tampak)
Skor 3 (Jika hanya tiga deskriptor yang tampak)
Skor 4 (Jika empat/ semua deskriptor tampak)
No. Nama Siswa Skor tiap indicator Total
skor
Kriteria
Kerjasama Tanggungjawab Percaya
diri
1 DNH 4 3 1 6 B
2 EW 4 3 2 7 B
3 Ba 4 3 1 7 B
4 Aas 4 3 1 6 B
5 Yu 4 3 1 6 B
6 NK 4 3 1 6 B
7 BL 4 3 1 6 B
8 AK 4 3 1 9 SB
9 AF 4 3 2 10 SB
10 AN 4 4 2 9 B
11 And 4 3 1 6 B
12 EI 2 3 1 6 B
Lampiran 3.12
324
13 EF 2 3 1 6 B
14 EC 3 4 2 9 B
15 ED 4 3 1 7 B
16 MH 4 4 2 9 SB
17 MF 4 3 1 6 B
18 Sa 4 3 1 6 B
19 Ra 4 3 2 7 B
20 RW 4 3 2 8 B
21 SR 4 3 1 6 B
22 VNR 3 3 1 6 B
23 VES 4 3 1 6 B
24 AS 4 3 1 7 B
25 KM 4 3 1 7 B
26 AA 4 3 1 6 B
Jumlah 94 99 76 269 -
Rata-rata 10,4 -
Semarang, 4 Mei 2013
Observer
Musfiratun Bana
325
HASIL ANGKET RESPON SISWA SIKLUS 1 PERTEMUAN I
No. Nama
Siswa
Indikator
1 2 3 4 5
Y T Y T Y T Y T Y T
1 DNH √ √ √ √ √
2 EW √ √ √ √ √
3 Ba √ √ √ √ √
4 Aas √ √ √ √ √
5 Yu √ √ √ √ √
6 NK √ √ √ √ √
7 BL √ √ √ √ √
8 AK √ √ √ √ √
9 AF √ √ √ √ √
10 AN √ √ √ √ √
11 And √ √ √ √ √
12 EI √ √ √ √ √
13 EF √ √ √ √ √
14 EC √ √ √ √ √
15 ED √ √ √ √ √
16 MH √ √ √ √ √
17 MF √ √ √ √ √
18 Sa √ √ √ √ √
19 Ra √ √ √ √ √
20 RW √ √ √ √ √
21 SR √ √ √ √ √
22 VNR √ √ √ √ √
23 VES √ √ √ √ √
24 AS √ √ √ √ √
25 KM √ √ √ √ √
26 AA √ √ √ √ √
Lampiran 3.13
326
HASIL ANGKET RESPON SISWA SIKLUS 1 PERTEMUAN II
No. Nama Siswa
Indikator 1 2 3 4 5 Y T Y T Y T Y T Y T
1 DNH √ √ √ √ √ 2 EW √ √ √ √ √ 3 Ba √ √ √ √ √ 4 Aas √ √ √ √ √ 5 Yu √ √ √ √ √ 6 NK √ √ √ √ √ 7 BL √ √ √ √ √ 8 AK √ √ √ √ √ 9 AF √ √ √ √ √ 10 AN √ √ √ √ √ 11 And √ √ √ √ √ 12 EI √ √ √ √ √ 13 EF √ √ √ √ √ 14 EC √ √ √ √ √ 15 ED √ √ √ √ √ 16 MH √ √ √ √ √ 17 MF √ √ √ √ √ 18 Sa √ √ √ √ √ 19 Ra √ √ √ √ √ 20 RW √ √ √ √ √ 21 SR √ √ √ √ √ 22 VNR √ √ √ √ √ 23 VES √ √ √ √ √ 24 AS √ √ √ √ √ 25 KM √ √ √ √ √ 26 AA √ √ √ √ √
Lampiran 3.14
327
HASIL ANGKET RESPON SISWA SIKLUS 2 PERTEMUAN I
No. Nama Siswa Indikator 1 2 3 4 5 Y T Y T Y T Y T Y T
1 DNH √ √ √ √ √ 2 EW √ √ √ √ √ 3 Ba √ √ √ √ √ 4 Aas √ √ √ √ √ 5 Yu √ √ √ √ √ 6 NK √ √ √ √ √ 7 BL √ √ √ √ √ 8 AK √ √ √ √ √ 9 AF √ √ √ √ √ 10 AN √ √ √ √ √ 11 And √ √ √ √ √ 12 EI √ √ √ √ √ 13 EF √ √ √ √ √ 14 EC √ √ √ √ √ 15 ED √ √ √ √ √ 16 MH √ √ √ √ √ 17 MF √ √ √ √ √ 18 Sa √ √ √ √ √ 19 Ra √ √ √ √ √ 20 RW √ √ √ √ √ 21 SR √ √ √ √ √ 22 VNR √ √ √ √ √ 23 VES √ √ √ √ √ 24 AS √ √ √ √ √ 25 KM √ √ √ √ √ 26 AA √ √ √ √ √
Lampiran 3.15
328
HASIL ANGKET RESPON SISWA SIKLUS 2 PERTEMUAN II
No. Nama Siswa Indikator 1 2 3 4 5 Y T Y T Y T Y T Y T
1 DNH √ √ √ √ √ 2 EW √ √ √ √ √ 3 Ba √ √ √ √ √ 4 Aas √ √ √ √ √ 5 Yu √ √ √ √ √ 6 NK √ √ √ √ √ 7 BL √ √ √ √ √ 8 AK √ √ √ √ √ 9 AF √ √ √ √ √ 10 AN √ √ √ √ √ 11 And √ √ √ √ √ 12 EI √ √ √ √ √ 13 EF √ √ √ √ √ 14 EC √ √ √ √ √ 15 ED √ √ √ √ √ 16 MH √ √ √ √ √ 17 MF √ √ √ √ √ 18 Sa √ √ √ √ √ 19 Ra √ √ √ √ √ 20 RW √ √ √ √ √ 21 SR √ √ √ √ √ 22 VNR √ √ √ √ √ 23 VES √ √ √ √ √ 24 AS √ √ √ √ √ 25 KM √ √ √ √ √ 26 AA √ √ √ √ √
Lampiran 3.16
329
LEMBAR WAWANCARA GURU KOLABORATOR TERHADAP
PEMBELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA
Siklus 1 Pertemuan I
1. Bagaimanakah proses pembelajaran PKn melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia yang telah peneliti
lakukan?
Jawaban : sudah cukup baik dalam penguasaan materi dan pengelolaan kelas
2. Apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia?
Jawaban : peneliti lupa untuk membuat simpulan pada akhir pembelajaran
3. Apakah melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan multimedia yang diterapkan peneliti terlihat dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampilan guru dan aktivitas
siswa?
Jawaban : iya, cukup berhasil namun perlu ditingkatkan pada pembelajaran
selanjutnya
4. Adakah kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
yang dilakukan peneliti?
Jawaban : pengelolaan kelas harus ditingkatkan, media yang digunakan
dibuat lebih menarik
5. Perbaikan dalam hal apa saja yang perlu dilakukan peneliti dalam melakukan
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia?
Jawaban : media yang digunakan dibuat lebih menarik, perhatikan suara
media apakah sudah terdengar atau belum, pengelolaan kelas ditingkatkan
kembali.
Lampiran 3.17
330
LEMBAR WAWANCARA GURU KOLABORATOR TERHADAP
PEMBELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA
Siklus 1 Pertemuan II
1. Bagaimanakah proses pembelajaran PKn melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia yang telah peneliti
lakukan?
Jawaban : sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya
2. Apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia?
Jawaban : iya, sudah sesuai
3. Apakah melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan multimedia yang diterapkan peneliti terlihat dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampilan guru dan aktivitas
siswa?
Jawaban : sudah, namun perlu ditingkatkan kembali agar lebih baik lagi
4. Adakah kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
yang dilakukan peneliti?
Jawaban : tidak ada, hanya perlu peningkatan saja untuk pengelolaan kelas
5. Perbaikan dalam hal apa saja yang perlu dilakukan peneliti dalam melakukan
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia?
Jawaban : pengelolaan dalam memberikan bimbingan pada setiap kelompok
agar diskusi berjalan lancar
Lampiran 3.18
331
LEMBAR WAWANCARA GURU KOLABORATOR TERHADAP
PEMBELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA
Siklus 2 Pertemuan I
1. Bagaimanakah proses pembelajaran PKn melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia yang telah peneliti
lakukan?
Jawaban : sudah ada peningkatan dan lebih baik dari pertemuan yang lalu
2. Apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia?
Jawaban : sudah sesuai dan sudah lebih baik
3. Apakah melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan multimedia yang diterapkan peneliti terlihat dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampilan guru dan aktivitas
siswa?
Jawaban : iya, terlihat dari pengelolaan pembelajaran yang lebih baik dan
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
4. Adakah kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
yang dilakukan peneliti?
Jawaban : Suara multimedia kurang keras sehingga tidak terdengar siswa
yang duduk di bagian belakang
5. Perbaikan dalam hal apa saja yang perlu dilakukan peneliti dalam melakukan
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia?
Jawaban : peningkatan dalam setiap keterampilan guru dalam mengajar
Lampiran 3.19
332
LEMBAR WAWANCARA GURU KOLABORATOR TERHADAP
PEMBELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA
Siklus 2 Pertemuan II
1. Bagaimanakah proses pembelajaran PKn melalui penerapan model Team
Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia yang telah peneliti
lakukan?
Jawaban : secara umum sudah berjalan dengan sangat baik memperbaiki
kekurangan pertemuan-pertemuan sebelumnya
2. Apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran penerapan model Team Assisted
Individualization (TAI) dengan multimedia?
Jawaban : kegiatan sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
3. Apakah melalui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI)
dengan multimedia yang diterapkan peneliti terlihat dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampilan guru dan aktivitas
siswa?
Jawaban : iya, terlihat penigkatan dari pengelolaan pembelajaran yang sangat
baik dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
4. Adakah kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran melalui
penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia
yang dilakukan peneliti?
Jawaban : Sebagai saran guru hendaknya lebih tegas dalam menyikapi
beragam sikap anak yang berbeda-beda
5. Perbaikan dalam hal apa saja yang perlu dilakukan peneliti dalam melakukan
pembelajaran PKn melalui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia?
Jawaban : tegas menyikapi hal-hal yang terjadi dalam pembelajaran.
Lampiran 3.20
333
HASIL CATATAN LAPANGAN
Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV
SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus I Pertemuan I
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang Kelas : IV Hari/Tanggal : Rabu, 24 April 2013
Petunjuk : Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi selama pembelajaran PKn mellui penerapan model Team Assisted Individualization (TAI) dengan multimedia sesuai dengan kenyataan seungguhnya!
Catatan : 1. Pada awal pembelajaran, sebagian siswa belum mempersiapkan alat tulisnya
dan ada yang menyiapkan tapi ramai. 2. Ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru selama
pembelajaran berlangsung dan berbicara sendiri dengan temannya 3. Siswa antusias memperhatikan tayangan multimedia yang ditampilkan guru
di depan melalui LCD namun suara dalam multimedia kurang keras terdengar 4. Hanya beberapa siswa yang berani mengemukakan pendapat selama
pembelajaran, selebihnya masih belum aktif 5. Kelas menjadi tidak kondusif ketika siswa diminta berkelompok, proses
tersebut memakan waktu cukup lama sebelum kelas dapat dikendalikan lagi 6. Pengkondisian kelas belum optimal, selama proses diskusi kelompok masih
ada beberapa siswa yang bertengkar dengan teman sekelompoknya 7. Guru belum membimbing satu persatu kelompok untuk maju menyampaikan
hasil diskusi Semarang, 24 April 2013
Observer,
Tyas Tika Wihastuti
Lampiran 3.21
334
HASIL CATATAN LAPANGAN
Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV
SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus 1 Pertemuan II
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas : IV
Hari/Tanggal : Sabtu, 27 April 2013
Petunjuk : Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi selama pembelajaran
PKn mellui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia sesuai dengan kenyataan
seungguhnya!
Catatan : 1. Kondisi kelas pada awal pembelajaran sudah terlihat lebih baik dibandingkan
pertemuan sebelumnya, siswa tenang dan siap mengikuti pembelajaran 2. Sebagian besar siswa memperhatikan dan mencatat informasi penting dari
materi yang disampaikan guru melalui tayangan multimedia 3. Guru sudah membimbing siswa dalam menempatkan diri sesuai kelompok
dan membimbing diskusi kelompok 4. Beberapa siswa belum aktif dalam kegiatan diskusi dan tidak memperhatikan
kelompok yang sedang presentasi. 5. Guru belum memberikan umpan balik yang baik terhadap proses
pembelajaran 6. Siswa dengan tenang mengerjakan soal evaluasi namun ada beberapa yang
tidak percaya diri dengan jawabannya sehingga sesekali bertanya teman sebangkunya.
Semarang, 27 April 2013
Novi Andini Putri
Lampiran 3.22
335
HASIL CATATAN LAPANGAN
Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV
SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus 2 Pertemuan I
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas : IV
Hari/Tanggal : Rabu, 1 Mei 2013
Petunjuk : Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi selama pembelajaran
PKn mellui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia sesuai dengan kenyataan
seungguhnya!
Catatan :
1. Pengkondisian kelas sudah baik
2. Semua siswa memperhatikan penjelasan dari guru
3. Tulisan yang tertera pada slide show kadang tidak terlihat oleh siswa
4. Ada 7 siswa yang tidak mencatat materi dan berbincang-bincang dengan
temannya
5. Selama pemutaran video pembelajaran, hanya ada beberapa siswa yang
mencatat, selebihnya hanya memperhatikan tnpa mencatat
6. Ada 1 kelompok yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru saat
mengkonfirmasi jawaban dari lembar kerja kelompok
Semarang, 1 Mei 2013
Rosita Nurmalasari
Lampiran 3.23
336
HASIL CATATAN LAPANGAN
Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) dengan Multimedia
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn pada Siswa Kelas IV
SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Siklus 2 Pertemuan II
Nama SD : SDN Gunungpati 01 Kota Semarang
Kelas : IV
Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Mei 2013
Petunjuk : Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi selama pembelajaran
PKn mellui penerapan model Team Assisted Individualization
(TAI) dengan multimedia sesuai dengan kenyataan
seungguhnya!
Catatan :
1. Pengkondisian kelas di awal pembelajaran sudah baik
2. Siswa membentuk kelompok dengan tertib
3. Ada 3 siswa yang tidak mencatat penjelasan materi dari guru
4. Siswa tertarik melihat media yang diberikan oleh guru
5. Guru sudah menjelaskan langkah-langkah diskusi kelompok dengan jelas
6. Guru berkeliling pada setiap kelompok untuk membimbing jalannya diskusi
kelompok
7. Beberapa siswa tidak memperhatikan kelompok yang presentasi hasil diskusi
di depan kelas
Semarang, 4 Mei 2013
Novi Andini Putri
Lampiran 3.24
337
LAMPIRAN 4
DATA HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS 1 PERTEMUAN I DAN II,
SIKLUS 2 PERTEMUAN I DAN II
338
HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn
MELALUI PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATIN (TAI) DENGAN MULTIMEDIA
No. Nama
Siswa
Siklus 1 Siklus 2
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II
1 DNH 65 50 70 80
2 EW 75 80 90 85
3 Ba 75 90 70 65
4 Aas 55 60 75 65
5 Yu 75 65 65 75
6 NK 40 45 60 75
7 BL 40 45 60 70
8 AK 75 55 75 85
9 AF 80 90 75 95
10 AN 80 80 60 80
11 And 60 65 85 75
12 EI 40 45 70 50
13 EF 60 50 55 75
14 EC 80 80 90 80
15 ED 75 75 75 90
16 MH 80 80 85 90
17 MF 70 45 50 75
18 Sa 60 75 75 85
19 Ra 75 80 70 80
20 RW 80 90 85 90
21 SR 60 65 70 85
22 VNR 60 75 75 70
23 VES 60 55 50 55
24 AS 60 65 70 50
25 KM 80 90 70 85
Lampiran 4.1
339
26 AA 80 90 80 95
Jumlah 1740 1785 1855 2005
Rata-rata 66,92 68,65 71,34 77,12
Nilai tertinggi 80 90 90 95
Nilai terendah 40 45 50 50
Jumlah siswa
tidak tuntas 11 9 6 3
Jumlah siswa
tuntas 15 17 20 23
Persentase
ketidaktuntasan 42,31% 34,62% 23,08 11,54
Persentase
ketuntasan 57,69% 65,38% 76,92 88,46
340
LAMPIRAN 5
DAFTAR PENETAPAN KRITERIA KKM, SURAT IJIN PENELITIAN
DAN SURAT KETERANGAN PENELITIAN
341
Lampiran 5.1
342
Lampiran 5.2
343
Lampiran 5.3
344
LAMPIRAN 6
BUKTI FISIK HASIL BELAJAR DAN ANGKET
345
HASIL BELAJAR
SIKLUS 1 PERTEMUAN I
Lampiran 6.1
346
SIKLUS 1 PERTEMUAN II
Lampiran 6.2
347
SIKLUS 2 PERTEMUAN I
Lampiran 6.3
348
SIKLUS 2 PERTEMUAN II
Lampiran 6.4
349
ANGKET RESPON SISWA
SIKLUS 1 PERTEMUAN I
SIKLUS 1 PERTEMUAN II
Lampiran 6.5
350
SIKLUS 2 ERTEMUAN I
SIKLUS 2 PERTEMUAN II
Lampiran 6.6
351
LAMPIRAN 7
DOKUMENTASI PENELITIAN
352
SIKLUS 1 PERTEMUAN I
Foto 1. Guru membuka pembelajaran dan siswa siap menerima pelajaran
Foto 2. Guru memberikan pre-test kepada siswa (Placement Test)
353
Foto 3. Guru membentuk kelompok heterogen berdasarkan hasil pre-test
(Teams)
Foto 4. Guru menjelaskan materi dengan multimedia (Teaching Group)
dan siswa memperhatikan penjelasan dari guru serta menyerap
informasi yang dijelaskan.
354
Foto 5. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dan guru membimbing siswa
dalam diskusi kelompok (Team Study)
Foto 6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan guru membimbing
presentasi kelompok (Student Creative)
355
Foto 7. Guru menetapkan kelompok terbaik da memberikan penghargaan
(Team Score and Team Recognition)
Foto 8. Menyimpulkan materi (Whole class units)
356
Foto 9. Guru memberikan post test (Fact test)
Foto 10. Guru menutup pelajaran
357
SIKLUS 1 PERTEMUAN II
Foto 11. Siswa siap menerima pelajaran dan guru memberikan pre-test kepada
siswa (Placement Test)
Foto 12. Guru membentuk kelompok heterogen berdasarkan hasil pre-test
(Teams)
358
Foto 13. Guru menjelaskan materi dengan multimedia (Teaching Group)
dan siswa memperhatikan penjelasan dari guru serta menyerap
informasi yang dijelaskan
Foto 14. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dan guru membimbing siswa
dalam diskusi kelompok (Team Study)
359
Foto 15. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan guru membimbing
presentasi kelompok (Student Creative)
Foto 16. Guru menetapkan kelompok terbaik da memberikan penghargaan
(Team Score and Team Recognition)
360
Foto 17. Guru memberikan post tes (Fact Test)
Foto 18. Guru menutup pelajaran (Whole class units)
361
SIKLUS 2 PERTEMUAN I
Foto 19. Siswa siap menerima pelajaran dan guru memberikan pre test kepada
siswa (Placement Test)
Foto 20. Guru membentuk kelompok heterogen berdasarkan hasil pre-test (Teams)
362
Foto 21. Guru menjelaskan materi dengan multimedia (Teaching Group)
dan siswa memperhatikan penjelasan dari guru serta menyerap
informasi yang dijelaskan.
Foto 22. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dan guru membimbing siswa
dalam diskusi kelompok (Team Study)
363
Foto 23. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan guru membimbing presentasi
kelompok (Student Creative)
Foto 24. Guru menetapkan kelompok terbaik dan memberikan penghargaan
(Team Score and Team Recognition)
364
Foto 25. Guru memberikan post test (Fact Test)
Foto 26. Guru menutup pelajaran (Whole class units)
365
SIKLUS 2 PERTEMUAN II
Foto 27. Siswa siap menerima pelajaran dan guru memberikan pre test kepada
siswa (Placement Test)
Foto 28. Guru membentuk kelompok heterogen berdasarkan hasil pre test (Teams)
366
Foto 29. Guru menjelaskan materi dengan multimedia (Teaching Group) dan
siswa memperhatikan penjelasan dari guru serta menyerap informasi yang
dijelaskan
Foto 30. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dan guru membimbing siswa
dalam diskusi kelompok (Team Study)
367
Foto 31. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan guru membimbing presentasi
kelompok (Student Creative)
Foto 32. Guru menetapkan kelompok terbaik da memberikan penghargaan
(Team Score and Team Recognition)
368
Foto 33. Guru memberikan post tes (Fact Test)
Foto 34. Guru menutup pelajaran (Whole class units)