penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing …digilib.unila.ac.id/25952/18/tesis tanpa bab...

95
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI TEKANAN DI KELAS VIII SMP NEGERI I SEMAKA (Tesis) Oleh HERLIN ARIA WINANDA PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016

Upload: dangdien

Post on 17-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PADA MATERI TEKANAN DI KELAS VIII

SMP NEGERI I SEMAKA

(Tesis)

Oleh

HERLIN ARIA WINANDA

PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2016

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL IN INCREASING THE STUDENTS’ ACHIEVEMENT OF PRESSURE LESSON

AT CLASS VIII SMP NEGERI 1 SEMAKA

By

Herlin Aria Winanda

This research aimed to analyze (1) learning process, (2) increasing of study

achievement. Method of research used Classroom Action Research by three cycles. The

first cycle used guided inquiry, experiment equipment and students’ worksheet. Second

cycle used guided inquiry by power point learning media. Third cycle used guided inquiry

by power point learning media. The conclusion of research are : (1) guided inquiry are

able to increase teachers’ activities in pre activity during learning process, (2) guided

inquiry learning can increase students’ study achievement. It can be seen from class

VIII.A students’ cognitive score at first cycle was 47,19 (failed) and at class VIII.B was

46,88 (failed), second cycle at class VIII.A got 65 (passed) and classs VIII.B 60 (failed), and

third cycle at class VIII.A was 75 (passed) and at class VIII.B was 72 (passed). Affective

score of class VIII.A and VIII.B at fist cycle was good enough, second cycle and three

cycle were categorized good. Students’ psychomotor score in first cycle at class VIII.A

and class VIII.B was 49,4 (failed), in second cycle at classs VIII.A was 67,1 (passed) and

class VIII.B was 65,8 (passed), and in third cycle at class VIII.A was 73,57 (passed) and

class VIII.B 71,42 (passed).

Keywords: study achievement, Inquiry, guided

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Peserta Didik Pada Materi Tekanan Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Semaka

Oleh

Herlin Aria Winanda

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) proses pembelajaran; dan (2) peningkatan hasil belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan tiga siklus. Siklus I dengan inkuiri terbimbing dan alat praktikum serta LKS. Siklus II inkuiri terbimbing dengan media pembelajaran powerpoint. Siklus III inkuiri terbimbing dengan buku cetak dan artikel pembelajaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) inkuiri terbimbing mampu meningkatkan aktivitas guru dalam kegiatan pra pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penutup pembelajaran; dan (2) pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan nilai kognitif peserta didik pada siklus I di kelas VIII.A 47,19 (tidak tuntas) dan di kelas VIII.B 46,88 (tidak tuntas), siklus II di kelas VIII.A 65 (tuntas) dan dikelas VIII.B 60 (tidak tuntas), siklus di kelas VIII. A 75 (tuntas) dan di kelas VIII.B 72 (tuntas). Nilai afektif peserta didik pada siklus I di kelas VIII.A dan VIII.B terkategori cukup baik, di siklus II dan siklus III baik. Psikomotor peserta didik pada siklus I di kelas VIII.A dan VIII.B 49,4 (tidak tuntas), pada siklus II di kelas VIII.A 67,1 (tuntas) dan VIII.B 65,8 (tuntas), siklus III di kelas VIII.A 73,57 (tuntas) dan VIII.B 71,42 (tuntas).

Kata Kunci: hasil belajar, inkuiri terbimbing

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PADA MATERI TEKANAN DI KELAS VIII

SMP NEGERI I SEMAKA

Oleh

HERLIN ARIA WINANDA

Tesis

Diajukan sebagai salah stu syarat utuk mencapai gelar

MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

2016

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis
Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis
Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang tak terhingga atas semua nikmat dan karunia yang telah diberikan

Allah SWT, karya ini kupersembahkan untuk :

Kedua orang tuaku Bapak H. Muflikhin Syahfery dan Ibu Hj. Syariyamah yang selalu

kuharapkan doa dan keridhoannya pada setiap langkah aktivitas hidupku.

Suamiku Waryadi yang senantiasa setia menemaniku, memberikan dukungan sepenuh

jiwanya untuk selalu melangkah maju dalam menjalankan amanah dalam kehidupanku.

Anak-anakku Wanda Kusuma Irma Syafitri, Annisa Reva Aulia Syafitri, dan Haris Ibran

Syauqie yang selalu memberikan senyum, keceriaan, kebahagiaan dan doa terindah agar

Bunda terus semangat dalam menjalankan amanah.

Keluarga besar lainnya, sahabat dan rekan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang

selalu menyemangati dan mendukungku.

SMP Negeri 1 Semaka Kabupaten Tanggamus dan SMP Negeri 1 Bangkunat Belimbing

Kabupaten Pesisir Barat yang memberikan inspirasi terbentuknya insan dengan karakter

yang Cerdas dan Berimtaq.

Almamaterku Iniversitas Lampung.

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

MOTTO

Aku arus Bisa Seperti Mereka

Tidak Akan Berubah Nasib Suatu Umat Jika

Umat Tersebut Tidak Berusaha Merubahnya Sendiri

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa kecil bernama Garut pada tanggal 24

April 1982. Anak pertama dari 4 bersaudara dari Bapak H.

Muflikhin Syahfery, S. Pd dan Ibu Hj. Syariyamah, S. Pd.

Menikah dengan jejaka bernama waryadi dan telah diakruniai 3 orang permata

hati dengan nama Wanda Kusuma Irma Syafitri, Annisa Reva Aulia Syafitri, dan Haris

Ibran Syauqie. Penulis berdomisili di pekon Penyandingan Kecamatan Bangkunat

Belimbing Kabupaten Pesisir Barat.

Pendidikan yang ditempuh dimulai dari SD Negeri 2 Sudimoro selesai tahun

1994, SMP Negeri 2 Wonosobo selesai tahun 1997, SMU Negeri 2 Bandar

Lampung selesai tahun 2000, S1 Pendidikan Kimia Universitas Sriwijaya selesai

tahun 2005. Dan pada Tahun 2011 Penulis melanjutkan S2 di Universitas

Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan.

Pengalaman penulis sebagai guru dimulai sejak Juli 2005 sampai dengan Juni

Tahun 2007 di SMA Bina Mulya Gading Rejo. Juli 2007 sampai dengan Juni

2008 Di Sma Negeri Katon Gedong Tataan. Juli 2007 sampai Desember 2008 di

SMP Negeri 2 Wonosobo. Juli sampai dengan Desember 2008 sempat mengajar

di SMP Negeri 1 Semaka Tanggamus dan SMA Begri 1 Semaka Tanggamus. Dan

sejak Januari 2009 sampai dengan sekarang mengajar di SMP Negeri 1 Bangkunat

Belimbing, dan sejak September 2016 mendapat tugas tambahan sebagai kepala

Sekolah di SMP Negeri 1 Bangkunat Belimbing.

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

ini. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan tesis ini

tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu.

Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada pihak-pihak

dibawah ini :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat. Akin, M. P., selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M. S., selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M. Hum., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Ibu Dr. Herpratiwi, M. Pd., selaku Ketua Program Pasca Sarjana

Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

5. Bapak dr. Budi Koestoro, M. Pd. Dan Ibu dr. Dwi Yulianti, M. Pd., selaku

pembimbing tesis yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan

dalam penyusunan tesis ini.

6. Segenap Dosen Program Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

7. Staf administrasi Program Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

8. Teman-teman seperjuangan di Program Pasca Sarjana Teknologi

Pendidikan khususnya MTP 2011 kelas B Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

9. Bapak Santoso, S. Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Semaka Kabupaten

Tanggamus yang telah memberikan ijin dan dukungan penuh dalam

penelitian ini.

10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan tesis ini baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Kepada mereka semua, penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga. Semoga budi baiknya dicatat sebagai amal, diterima dan dibalas

berlipat ganda oleh Allah SWT. Penulis sadar sepenuhnya atas kekurangan,

kesalahan dan keterbatasan kemampuan dalam menyusun tesis ini baik dari aspek

penulisan maupun substansi isi tesis maka kritik dan saran yang bersifat

konstrukstif dan evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan tesis sangat

penulis harapkan. Akhirnya semoga tesis ini bisa berguna khususnya bagi penulis

dan pembaca pada umumnya.

Bandar lampung, Februari 2017

Yang membuat pernyataan

HERLIN ARIA WINANDA

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................. 10

1.3. PembatasanMasalah ................................................................................. 10

1.4. Perumusan Masalah ................................................................................. 11

1.5. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11

1.6. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 11

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

2.1. KajianPustaka ............................................................................................ 13

2.1.1. Karakteristik Pembelajaran IPA SMP............................................ 13

2.1.2. Konsep Pembelajaran Tekanan .................................................... 16

2.1.3. Hasil Belajar IPA ........................................................................... 22

2.2. Teori Belajar dan Pembelajaran ................................................................ 33

2.2.1. Teori Belajar ................................................................................ 33

2.2.2. Teori Pembelajaran ...................................................................... 35

2.2.3. Pendekatan Kontekstual ............................................................. 38

2.2.4. Model Pembelajaran Inkuiri ........................................................ 43

2.2.5. Inkuri Terbimbing ........................................................................ 46

2.2.6. Hasil Penelitian Yang Relevan ..................................................... 50

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian ............................................................................ 54

3.2. Tempat danWaktu Penelitian........................................................... 55

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

3.2.1. Tempat Penelitian ................................................................ 55

3.2.2. Waktu Penelitian .................................................................. 55

3.3. Lama Tindakan dan Indikator Keberhasilan ................................... 56

3.3.1. Lama Tindakan .................................................................... 56

3.3.2. Indikator Keberhasilan ......................................................... 56

3.4. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 57

3.4.1. PerencanaanTindakan .......................................................... 57

3.4.2. Pelaksanaan Tindakan ......................................................... 58

3.4.3. Observasi dan Evaluasi ........................................................ 60

3.4.4. Analisis dan Refleksi ........................................................... 62

3.5. Definisi Konseptual dan Operasional .............................................. 63

3.5.1. Definisi Konseptual ............................................................. 63

3.5.2. DefinisiOperasional ............................................................. 64

3.6. Kisi-kisi Instrumen ......................................................................... 64

3.7. Instrumen Penelitian ........................................................................ 68

3.8. Data danTeknik Pengumpulan Data ................................................ 68

3.9. Teknik Analisis Data ....................................................................... 69

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Siklus 1 ................................................................................................ 74

4.1.1 Perencanaan Tindakan ...................................................................... 74

4.1.2 Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 77

4.1.3 Observasi Dan Evaluasi .................................................................... 82

4.1.4 Analisis Dan Refleksi ........................................................................ 86

4.1.5 Rekomendasi ..................................................................................... 97

4.2 Siklus 2 ................................................................................................. 97

4.2.1 Perencanaan Tindakan ...................................................................... 97

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 101

4.2.3 Observasi Dan Evaluasi .................................................................... 108

4.2.4 Analisis Dan Refleksi ........................................................................ 113

4.2.5 Rekomendasi ..................................................................................... 117

4.3 Siklus 3 ................................................................................................. 119

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

4.3.1 Perencanaan Tindakan ...................................................................... 119

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 122

4.3.3 Observasi Dan Evaluasi .................................................................... 128

4.3.4 Analisis Dan Refleksi ........................................................................ 131

4.3.5 Rekomendasi ..................................................................................... 135

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 135

4.4.1 Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran ............................................... 135

4.4.2 Peningkatan Hasil Belajar ................................................................. 140

4.5 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 150

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................................. 153

5.2 Saran ..................................................................................................... 154

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Prestasi belajar peserta didik pada materi tekanan...................................... 3

2.1 Perbandingan taksonomi Bloom dan taksonomi Anderson ..................... 25

2.2 Ranah pembelajaran afektif. ....................................................................... 27

2.2 Ranah Psikomotorik ... ........ ........................................................ ....... ...... 30

3.1 Kisi-kisi observasi aktivitas guru .............................................................. 65

3.2 Kisi-kisi soal penilaian kognitif peserta didik ............................................. 66

3.3 Aspek penilaian afektif peserta didik ......................................................... 67

3.4 Aspek penilaian hasil belajar psikomotorik peserta didik........ ......... .......... 68

4.1 Nilai afektif peserta didik siklus 1 kelas VIII.A dan VIII.B ..................... 82

4.2 Nilai psikomotorik peserta didik siklus 1 di kelas VIII.A dan VIII.B ....... 84

4.3 Hasil observasi aktivitas guru ................................................................... 84

4.3 Nilai kognitif peserta didik ........................................................................ 85

4.5 Penilaian aktivitas guru siklus 1 ................................................................ 86

4.6 Rata-rata nilai afektif peserta didik siklus II kelas VIII.A ......................... 108

4.7 Rata-rata nilai afektif peserta didik siklus II kelas VIII.B ........................ 109

4.8 Nilai psikomotorik peserta didik siklus II di kelas VIII.A ..... ................... 110

4.9 Nilai psikomotorik peserta didik siklus II di kelas VIII.B .......................... 110

4.10 Hasil observasi aktivitas guru siklus II di kelas VIII.A ........................... 111

4.1 lHasil observasi aktivitas guru siklus II di kelas VIII.B ............................ 111

4.12 Nilai kognitif peserta didik siklus II..... .................................................... 112

4.13 Penilaian aktivitas guru siklus II ............................................................. 113

4.14 Rata-rata nilai afektif peserta didik siklus III ........................................... 128

4.15 Rata-rata nilai psikomotorik peserta didik siklus III ................................ 129

4.15 Hasil observasi aktivitas guru siklus III ................................................... 130

4.17 Nilai kognitif peserta didik siklus III ...................................................... 130

4.18 Penilaian aktivitas guru siklus III ............................................................. 131

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1 Model PTKmenurut John Elliot (1991:69) ............................................... 54

4.1 Aktivitas guru siklus 1 - 3 di kelas VIII.A dan VIII.B ............................ 135

4.2 Hasil belajar kognitif siklus 1 - 3 kelas VIII.A dan VIII.B ....................... 141

4.3 Hasil belajar ranah afektif siklus 1 - 3 kelas VIII.A dan VIII.B .............. 143

4.4 Hasil belajar ranah psikomotorik siklus 1-3 kelas VIII.A dan VIII.B .... 146

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar ....................................... 157

2. Silabus Pembelajaran . ..... .................. ...... .................... ...... , .... . ........ .. 158

3. Instrumen Penelitian (APKG 2) ............................................................ 160

4. Hasil aktivitas guru .......................... .................................................... 162

5. Hasil belajar pesrta didik ...................................................................... 170

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu pengetahuan yang khusus

mempelajari tingkah laku alam dengan berbagai bentuk gejalanya sehingga kita

dapat memahami apa yang mengendalikan atau menentukan tingkah laku alam

tersebut. Untuk mempelajari tingkah laku alam dan berbagai gejalanya kita

membutuhkan berbagai konsep-konsep dasar pengetahuan fisika, biologi dan

kimia melalui pemahaman materi dan praktikum. Berdasarkan Permendiknas

Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi mata pelajaran IPA terpadu untuk SMP

menyatakan bahwa tujuan pembelajaran IPA terpadu adalah agar peserta didik

dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan

untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.

Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk menemukan sendiri berbagai

konsep yang dipelajarinya secara menyeluruh. Pelajaran IPA dipandang penting

untuk diajarkan dengan beberapa pertimbangan yaitu menumbuhkan kemampuan

berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari

dan membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman dan sejumlah

kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih

tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

2

Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat

berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi peserta didik. Pengalaman

belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan

proses pembelajaran lebih efektif. Berbagai kaitan konseptual yang dipelajari

dengan sisi bidang kajian IPA yang relevan dengan biologi, fisika dan kimia akan

membetuk skema pengetahuan sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan

dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar IPA serta kebulatan

pandangan tentang kehidupan, dunia nyata dan fenomena alam hanya dapat

direfleksikan melalui pembelajaran terpadu. Tetapi pada kenyataannya

pembelajaran IPA di SMP tidak dilaksanakan secara terpadu melainkan

dilaksanakan secara terpisah-pisah. Pada saat proses pembelajaran IPA sedang

berlangsung, peserta didik memperoleh materi-materi biologi, fisika, dan kimia

secara sendiri-sendiri bahkan dengan guru yang berbeda sehingga peserta didik

tidak bisa mengetahui pengetahuan mana yang terpadu.

Tujuan pembelajaran IPA terpadu akan tercapai jika proses

pembelajarannya berlangsung secara efektif dan peserta didik mengalami proses

pembelajaran yang aktif dan bermakna serta ditunjang dengan sumber daya yang

memadai. Keefektifan pembelajaran digambarkan dengan prestasi belajar yang

dicapai peserta didik. Dengan kata lain, semakin efektif proses pembelajaan yang

dilaksanakan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai peserta didik.

Namun, kenyataan yang ditemukan masih banyak peserta didik yang mempunyai

prestasi belajar dibawah standar nilai yang telah ditentukan. Hal tersebut terlihat

pada hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

3

prestasi belajar peserta didik dalam uji blok materi tekanan pada kelas VIII SMPN

1 Semaka selama 2 tahun pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014 sebagai berikut :

Tabel 1.1. Prestasi Belajar Peserta didik Pada Materi Tekanan di SMPN ISemaka

No Tahun AjaranJumlah Peserta

didik KelasVIII

Persentase Ketuntasan Peserta didik(%)

Tuntas Belum Tuntas1 2012/2013 132 24,24 75,762 2013/2014 116 32,75 67,25

Hasil penelitian pendahuluan pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa prestasi

belajar peserta didik dalam materi tekanan masih rendah. Pada tahun pelajaran

2012/2013 jumlah kelas peserta didik kelas VIII sebanyak 132 orang yang

nilainya mencapai kriteria ketuntasan minimal sebesar 28,57% atau dari 132

peserta didik yang tuntas sebanyak 32 orang. Pada tahun pelajaran 2013/2014

jumlah peserta didik kelas VIII sebanyak 116 orang yang nilainya mencapai

kriteria ketuntasan minimal sebanyak 32,7% atau dari 116 peserta didik yang

tuntas sebanyak 38 orang. Padahal, penguasaan materi ini sangat dibutuhkan

karena salah satu standar kompetensi lulusan berupa penguasaan materi tekanan

dan pasti akan masuk di ujian nasional.

Rendahnya prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal

dan faktor eksternal peserta didik. Faktor internal berasal dari dalam diri peserta

didik berupa minat dan motivasi belajar peserta didik, cara belajar peserta didik

yang tidak efektif, peserta didik jarang mengulang pelajaran dirumah, bahkan

peserta didik tidak mengerjakan tugas belajar dan lain sebagainya. Faktor

eksternal berasal dari luar peserta didik, beberapa faktor yang bisa

mempengaruhinya antara lain guru kurang menguasai materi, terbatasnya media

pembelajaran yang digunakan oleh guru, kurang tepatnya strategi pembelajaran

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

4

yang dipilih oleh guru dalam memotivasi belajar peserta didiknya, guru kurang

memfasilitasi proses pembelajaran yang terjadi, guru kurang melayani perbedaan

individu dan kurang menciptakan pembelajaran yang bermakna sehingga tidak

terjadi interaksi yang baik pada saat pembelajaran berlangsung di kelas sehingga

peserta didik tidak semangat dan malas untuk menguasai materi pelajaran secara

utuh.

Model pembelajaran adalah pedoman yang berupa program atau petunjuk

mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pedoman itu

memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan model

pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik selama

belajar. Setiap model pembelajaran mengarahkan kita dalam mendesain

pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan

pembelajaran tercapai. Oleh karena itu, perbaikan kualitas pembelajaran harus

diawali dengan perbaikan perencanaan/desain pembelajaran.

Desain pembelajaran membantu proses belajar sesorang, dimana proses

belajar itu sendiri memiliki tahapan-tahapan. Proses belajar terjadi karena adanya

kondisi-kondisi belajar, internal maupun eksternal. Kondisi internal adalah

kemampuan dan kesiapan diri peserta didik, sedangkan kondisi eksternal adalah

pengaturan lingkungan yang didesain. Penyiapan kondisi eksternal belajar inilah

yang disebut sebagai desain pembelajaran (Reigeluth dalam Salma (2008:15)).

Idealnya suatu proses pembelajaran didesain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

belajar peserta didik, namun di lapangan seringkali ditemui guru tidak

menyesuaikan rencana pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik, sebagai

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

5

contoh pada saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), guru tidak

pernah melakukan analisis kebutuhan peserta didik terlebih dahulu sehingga

semua kebutuhan peserta didik akan terangkum dalam RPP dan pelaksanaan

proses belajar mengajarnya bisa berjalan efektif.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, perencanaan pembelajaran IPA di

SMPN I Semaka masih kurang baik karena ada beberapa komponen standar RPP

yang telah tertera dalam standar proses tidak dicantumkan dalam RPP. RPP yang

dibuat kebanyakan tidak mencantumkan materi yang akan diajarkan. Materi yang

akan diajarkan hanya ditulis judul pokok bahasan saja dan bukan uraian materi

yang akan diajarkan. Selain itu RPP yang disusun oleh guru tidak disesuaikan

dengan kebutuhan peserta didik dan tidak dijadikan sebagai panduan dalam

pembelajaran. Komponen penilaian hasil belajar yang meliputi kisi-kisi penilaian

hasil belajar juga tidak disertakan dan dilampirkan dalam RPP.

Kualitas RPP yang kurang baik, tentu akan sangat mempengaruhi kualitas

proses pembelajaran karena proses pembelajaran merupakan implementasi dari

RPP. Oleh karena itu, untuk menciptakan proses pembelajaran yang baik juga

harus berdasarkan RPP yang memiliki kualitas baik. Agar pelaksanaan

pembelajaran berjalan dengan maksimal guru seharusnya menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman yang akan dilaksanakan dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 proses pembelajaran

merupakan implementasi dari perencanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh

guru. Jika perancanaan pembelajaran yang telah dilakukan guru sudah baik dan

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

6

proses pelaksanaan pembelajarannya sesuai dengan perancangan pembelajaran

maka dimungkinkan proses pembelajaran tersebut akan berjalan dengan baik.

Proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Semaka kurang berjalan dengan

baik, hal ini terlihat dari rendahnya aktifitas peserta didik saat mengikuti proses

kegiatan belajar mengajar, peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru

tanpa terlibat aktif, guru asyik mentransfer ilmunya sehingga proses

pembelajarannya bersifat teacher centered. Proses pembelajaran yang baik adalah

keadaan dimana peserta didik turut aktif dalam kegiatan pembelajaran (student

centered) dan tidak hanya guru yang aktif dalam menyampaikan materi

pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran inquiri terbimbing

diharapkan akan merubah proses pembelajaran yang bersifat teacher centered

menjadi proses pembelajaran yang bersifat student centered yang ditandai dengan

peserta didik terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Hal ini

sesuai dengan Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang

menjadi ciri utama strategi pembelajaran inquiri. Pertama, strategi inquiri

menekankan kepada aktifitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan

menemukan artinya pendekatan inquiri menempatkan peserta didik sebagai subjek

belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan sebagai

penerima pelajaran melalui penjelasan-penjelasan guru secara verbal tetapi

berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran. Kedua, seluruh

aktifitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan

sendiri dari semua pertanyaan yang diajukan sendiri sehingga diharapkan dapat

menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya dengan menggunakan

strategi pembelajaran inquiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

7

melainkan sebagai fasilitator dan motivator belajar peserta didik. Aktifitas

pembelajaran menggunakan strategi inquiri biasanya dilakukan dengan proses

tanya jawab antara guru dan peserta didik sehingga kemampuan guru dalam

menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inquiri.

Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi inquiri adalah mengembangkan

kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental akibatnya dalam proses

pembelajarannya peserta didik tidak hanya dituntut agar menguasai materi

pelajaran akan tetapi peserta didik dituntut dapat menggunakan semua potensi

yang dimiliki untuk menguasai materi pelajaran dan mampu menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Temuan di lapangan menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang

terjadi di SMPN I Semaka belum terlaksana dengan baik. Proses pembelajaran

yang dilakukan guru tidak sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah

dibuat. Hal ini menjadi bukti yang menunjukkan bahwa mutu proses pembelajaran

IPA di SMP N I Semaka kurang memuaskan. Untuk itu perlu adanya suatu

inovasi berbagai strategi atau pendekatan agar proses pembelajaran efektif

sehingga tujuan meningkatkan pendidikan tercapai secara optimal.

Berdasarkan pengalaman peneliti dalam mengajar, metode pembelajaran

yang aktifitasnya berpusat pada guru kurang memberikan kesempatan pada

peserta didik untuk menggali kemampuan diri untuk memecahkan masalah yang

ditemukan pada saat proses pembelajaran. Berdasarkan pengalaman tersebut,

banyak peserta didik yang kurang berminat untuk belajar IPA, bahkan

menganggap jika pelajaran IPA itu sulit dan membosankan sehingga pada saat

kegiatan pembelajaran banyak peserta didik yang tidak memperhatikan guru,

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

8

membuat kegaduhan di kelas dengan asyik mengobrol, bahkan ada beberapa

peserta didik yang mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Dan hal inilah yang

menyebabkan prestasi belajar IPA peserta didik menjadi rendah.

Model pembelajaran inquiri terbimbing dipilih dan digunakan untuk

memperbaiki proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Semaka karena peserta didik

belum terbiasa menggunakan model pembelajaran inquiri dengan menggunakan

model pembelajaran inquiri terbimbing diharapkan peserta didik terlibat aktif saat

mengikuti kegiatan belajar mengajar dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Hal ini karena model pembelajaran inquiri terbimbing merupakan pendekatan

inquiri dimana guru membeimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan

dengan memberikan pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru

tetap berperan aktif dengan cara menentukan permasalahan yang akan dibahas dan

bagaimana tahap-tahap pemecahannya. Dengan menggunakan model

pembelajaran ini, peserta didik belajar dengan cara berorientasi pada bimbingan

dan petunjuk guru sehingga semua konsep materi pelajaran dapat dipahami

peserta didik dengan mudah. Peserta didik juga mendapat tugas-tugas yang

relevan untuk diselesaikan secara mandiri maupun berkelompok agar mampu

menyelesaikan permasalahan dan menarik kesimpulan secara mandiri.

Sistem evaluasi yang digunakan guru dalam proses pembelajaran juga

berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Sistem penilaian yang

digunakan guru belum menilai proses pembelajaran yang berlangsung dan

penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan juga belum menggunakan prosedur

dan teknik yang benar, sebagaimana dipersyaratkan dalam Standar Penilaian

Pendidikan. Dalam evaluasi pembelajaran hendaknya peserta didik diberikan tes

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

9

yang disesuaikan dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Soal atau tes yang akan dilakukan hendaknya dirancang terlebih dahulu dengan

membuat kisi-kisi soal dan kartu soal. Namun pada kenyataannya di lapangan,

pembuatan soal tes belum didasari dari kisi-kisi soal tes dan cenderung hanya

mengambil soal dari dari bank soal tanpa mengecek kesesuaiannya dengan

kompetensi dan tujuan pembelajaran. Selain itu analisis soal juga jarang dilakukan

oleh guru sehingga reliabilitas dan validitas soal tidak dapat diuji. Selain itu

sistem evaluasi umumnya hanya mengutamakan pada ranah kognitif, akibatnya

selama ini dalam pelajaran IPA khususnya pada saat praktikum kurang

diperhatikan dan cenderung lebih memperhatikan materi dan teori. Kondisi ini

mengesankan pembelajaran IPA hanya didominasi oleh ranah kognitif saja,

sedangkan ranah afektif dan psikomotorik terabaikan.

Berdasarkan buku pegangan guru materi tekanan terdiri dari beberapa

konsep pengenalan tekanan, percobaan dan penerapan konsep tekanan dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam menemukan konsep tekanan peserta didik diarahkan

untuk melakukan percobaan. Inkuiri terbimbing merupakan salah satu model

pembelajaran inquiry yang menuntut peserta didik untuk melakukan kegiatan

seperti merancang prosedur percobaan sendiri, kemudian melakukan percobaan

untuk membuktikan suatu hipotesis. Inkuiri terbimbing merupakan model

pembelajaran yang melatih peserta didik untuk belajar menemukan masalah,

mengumpulkan, mengorganisasi, dan memecahkan masalah dengan dibimbing

oleh guru.

Dengan adanya beberapa permasalahan yang telah diuraikan pada paragraf

sebelumnya, dipandang perlu adanya perubahan pembelajaran lama yang terfokus

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

10

pada guru (teacher-centred) menjadi pembelajaran yang terpusat pada aktifitas

peserta didik (students-centred) dengan menggunakan suatu model pembelajaran

yang mampu memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar dan untuk

meningkatkan prestasi belajar peserta didik akan dilakukan inovasi pembelajaran

melalui penelitian tindakan kelas menggunakan Model Inkuiri Terbimbing pada

materi Tekanan kelas VIII di SMP N 1 Semaka.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang permasalahan peneliti mengidentifikasikan

masalah sebagai berikut.

1. Aktifitas pembelajaran IPA yang berlangsung berpusat pada guru (teacher

centered).

2. Aktifitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran IPA kurang aktif.

3. Perencanaan kegiatan pembelajaran pada materi Tekanan belum didesain

sesuai dengan analisis kebutuhan peserta didik.

4. Rata-rata prestasi belajar peserta didik pada materi Tekanan masih rendah.

5. Penilaian hasil belajar peserta didik hanya terpusat pada ranah pengetahuan

sedangkan penilaian ranah sikap dan ranah keterampilan belum dilakukan.

6. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum maksimal.

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah peneliti membatasi masalah yang dikaji dalam

penelitian sebagai berikut.

1. Belum diterapkannya model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

(student centered).

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

11

2. Penilaian hasil belajar peserta didik hanya terpusat pada ranah pengetahuan

sedangkan penilaian ranah sikap dan keterampilan belum dilakukan secara

maksimal.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah proses kegiatan belajar mengajar IPA pada materi Tekanan

dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri terbimbing?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA peserta didik pada materi

Tekanan dengan menggunkan model pembelajaran Inkuiri terbimbing?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Menganalisis dan menjelaskan proses pembelajaran IPA pada materi Tekanan

dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri terbimbing.

2. Menganalisis dan menjelaskan peningkatan hasil belajar IPA peserta didik

pada materi Tekanan dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri

terbimbing.

1.6. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan baik secara teoritis maupun secara

praktis.

1. Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mendukung teori tentang model

pembelajaran Inkuiri terbimbing dalam meningkatkan hasil belajar peserta

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

12

didik pada pelajaran IPA serta untuk memberikan sumbangan pemikiran dan

memperluas kajian teknologi pembelajaran dalam kawasan desain

perencanaan pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran yang dapat menjadi

rujukan dalam peningkatan kualitas pembelajaran di lapangan secara

langsung.

2. Secara praktis, penelitian ini memiliki tiga kegunaan, yaitu bagi peserta didik,

guru dan institusi.

a. Bagi peserta didik, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA,

melalui praktikum dan memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik

untuk bersikap interaktif dalam kegiatan pembelajaran.

b. Bagi guru, penulisan ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh semua

guru pada umumnya dan guru IPA pada khususnya untuk menentukan

metode pemecahan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran di kelas

dan dapat memotivasi semua guru untuk melakukan inovasi pembelajaran.

c. Bagi institusi, dengan banyaknya guru yang melakukan inovasi

pembelajaran maka mutu pendidikan di sekolah dapat meningkat.

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Karakterisrik Pembelajaran IPA SMP

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)merupakan salah satu materi pelajaran

yang wajib diberikan diSMP. Materi pelajaran IPA berkaitan dengan cara

mencari tahu tentang alam beserta isinya secara sistematis sehingga IPA

seharusnya bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi sarana tepat

bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. IPA

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia

melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan

memelihara kelestarian lingkungan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan

secara inkuiri (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,

bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengomunikasikannya sebagai aspek

penting dari kecakapan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran IPA menekankan

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

14

pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi

cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh

produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya observasi,

pengukuran, merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan data,

bereksperimen, dan prediksi. Dalam konteks itu, IPA bukan sekadar cara

bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan ‘science as a way of knowing’

artinya, IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan sikap/tindakan,

keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur. Sementara nilai-

nilai IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial,

manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan manusia, serta sikap dan tindakan

(misalnya, keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-hati, toleran,

hemat, dan pengambilan keputusan).

Berdasarkan berbagai uraian pandangan tentang definisi IPA, IPA harus

dipandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam, melakukan

penyelidikan, dan sebagai kumpulan pengetahuan. Dengan kata lain IPA di

tingkat SMP, merupakan pelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang berbagai fenomena alam dengan segala isinya secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana

bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapan di kehidupan sehari-hari.

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

15

Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi

dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk

mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Mata pelajaran IPA di SMP dilakukan secara terpadu. Pengintegrasian

antara dua atau lebih bidang kajian IPA(Fisika, Kimia, Biologi) secara tematik

dalam satu pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu dapat

dilakukan oleh guru tunggal atau team teaching (Buku saku KTSP SMP, 2009 :

12). Materi mata pelajaran IPA kelas VIII di SMP terdiri atas Biologi (yang

mempelajari pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup, dan sistem

kehidupan manusia, sistem kehidupan tumbuhan), Kimia (mempelajari bahan

kimia dalam rumah tangga, zat aditif pada makanan, zat adiktif dan

psikotropika), dan Fisika (mempelajari gaya, energi, pesawat sederhana,

tekanan, getaran dan gelombang serta alat optik). Selain itu, juga mempelajari

keterkaitan antara konsep-konsep IPA dengan kehidupan nyata, pengembangan

sikap dan kesadaran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan alam dan

teknologi beserta dampaknya (Buku IPA SMP, 2009: 2).

Mata pelajaran IPA SMP berfungsi memberikan bekal pengetahuan

dasar kepada peserta didik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

dan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan jabaran pembagian materi di buku kurikulum, terdapat

materi yang membahas tentang Tekanan. Hal ini menandakan bahwa materi

Tekanan harus dipelajari oleh peserta didik. Materi Tekanan merupakan materi

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

16

yang dapat dimodifikasi dengan model pembelajaran yang interaktif yaitu

dengan melakukan eksperimen agar peserta didik lebih aktif dan dapat

menerima materi pembelajaran dengan lebih mudah dan dalam penelitian ini

materi Tekananakan disampaikan dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri.

2.1.2. Konsep Pembelajaran Tekanan

Materi pembelajaran Tekanan merupakan salah satu materi pada mata

pelajaran IPA yang diajarkan pada kelas VIII semester genap. Materi ini

memiliki standar kompetensi agar peserta didik mampu memahami peranan

usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari dan kompetensi dasarnya

yaitu menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini merupakan penjabaran dari materi

Tekanan.

A. Tekanan pada Benda Padat

Tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja tiap satuan luas bidang dimana gaya

tersebut bekerja. Tekanan pada suatu bidang dipengaruhi oleh besarnya gaya tekan

dan luas bidang yang ditekan. Gaya tekan adalah berat benda yang menekan pada

sebuah bidang. Secara matematis, besar tekanan (P), gaya yang bekerja (F), dan luas

bidang tekan dirumuskan sebagai berikut.= = =Keterangan :

P = Tekanan (N/m2)

F = Gaya yang bekerja (N)

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

17

A = Luas bidang tekan (m2)

Satuan dari tekanan dalam sistem internasional (SI) adalah N/m2,

sedangkan dalam sistem CGS dyne/cm2. Satuan lain dari tekanan adalah pascal

(Pa), kgf/m2, dan gf/cm2.

B. Tekanan Pada Zat Cair

Benda yang berada pada zat cair juga bisa mengalami tekanan. Tekanan

pada zat cair diselidiki oleh beberapa ilmuwan dengan berbagai istilah sebagai

berikut.

1) Tekanan Hidrostatik

Benda yang berada didalam suatu zat cair akan mengalami tekanan

hidrostatik. Tekanan yang disebabkan oleh tekanan zat cair yang diam pada

kedalaman tertentu disebut tekanan hidrostatik. Hukum utama hidrostatik

berbunyi “ tekanan hidrostatik di semua titik yang berada dalam suatu

bidang mendatar di dalam suatu zat cair adalah sama besar”. Secara

sistematis tekanan hidrostatik dirumuskan sebagai berikut.= ℎ = ℎKeterangan : Ph = tekanan hidrostatis (N/m2)

ρ = masa jenis zat cair (kg/m3)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = kedalaman benda didalam zat cair (m)

S = berat jenis zat cair (kg/m2s2)

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

18

Pesawat Hartl merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya

tekanan hidrostatik. Percobaan dengan menggunakan alat ini diperoleh

kesimpulan :

a. Pada kedalaman yang sama, tekanan dalam zat cair di segala arah sama

besar.

b. Semakin ke dalam tekanan zat cairnya semakin besar

c. Besarnya tekanan zat cair dipengaruhi oleh jenis zat cair

d. Bentuk wadah zat cairnya tidak mempengaruhi besarnya tekanan zat

cairnya.

2) Hukum Pascal

Blaise Pascal (1623 – 1662) menyatakan bahwa “tekanan yang diberikan

pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan oleh zat cair itu ke segala

arah dan sama besar”. Alat yang menggunakan prinsip kerja hukum Pascal

adalah pompa hidrolik, rem hidrolik. Secara sistematik hukum Pascal

dirumuskan sebagai berikut. ==

= == =

Keterangan:

F = gaya yang bekerja (N)

A = luas bidang tekan (m2)

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

19

3) Bejana Berhubungan

Bejana berhubungan adalah bejana yang terdiri dari bejana dengan bagian

bawah bejana saling berhubungan. “ Bila bejana-bejana berhubungan diisi

dengan zat cair yang sejenis, maka permukaan zat cair itu akan terletak pada

satu bidang datar”. Secara sistematis bejana berhubungan dapat dirumuskan

sebagai berikut. ℎ = ℎKarena gravitasinya sama besar maka rumusnya menjadi :ℎ = ℎ

Keterangan :

ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)

h = tinggi zat cair dalam pipa

Beberapa alat yang menggunakan prinsip bejana berhubungan antara lain

ketel/teko, tangki air, pipa U, sumur dengan mata air, dan water pass.

Hukum bejana berhubungan tidak berlaku jika :

a. Diantara bejana berhubungan terdapat pipa kapiler

b. Bejana diisi dengan bermacam-macam zat cair (berlainan jenis)

c. Bejana digoyang/digerak-gerakkan

d. Bejana berhubungan ada yang ditutup dan ada yang dibuka

Jika didalam bejana berhubungan terdapat pipa kapiler maka zat cair yang

mengisi pipa kapiler permukaannya bisa lebih tinggi atau lebih rendah jika

dibandingkan dengan bejana yang tidak mempunyai pipa kapiler. Peristiwa

naik atau turunnya zat cair padapipa kapiler disebut kapilaritas. Contoh

gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

20

a. Naiknya minyak tanah di sumbu kompor

b. Naiknya air dari akar sampai ke daun

c. Meresapnya air pada kain yang sebagian tercelup di air

4) Hukum Archimedes

Archimedes (287 – 2125 M) menyelidiki tentang besar gaya ke atas dalam

zat cair. “Suatu benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat

cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair

yang didesak / dipindahkan oleh benda tersebut”. Secara sistematis dapat

dirumuskan sebagai berikut. = −==Keterangan:

Fa = gaya ke atas (N)

Wu = berat benda diudara (N)

Wa = berat benda di air (N)

Vb = volume benda yang tercelup (m3)

ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

S = berat jenis zat cair (kg/m2s2)

Beberapa alat yang menggunakan hukum Archimedes adalah kapal laut,

jembatan ponton, dan higrometer.Dengan adanya gaya Archimedes di dalam

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

21

air, ada tiga kemungkinan yang dialami benda jika dicelupkan didalam zat

cair yaitu terapung, melayang dan tenggelam.

a. Terapung

Benda dikatakan terapung dipermukaan zat cair jika sebagian volume

benda muncul dipermukaan zat cair. Hal ini terjadi karena berat benda

lebih kecil dibandingkan dengan gaya ke atas yang dialami benda (W

<Fa), benda mempunyai massa jenis (ρbenda< ρzat cair) dan berat jenis

lebih kecil jika dibandingkan dengan massa jenis dan berat jenis zat

cairnya (ρbenda< ρzat cair).

b. Melayang

Benda dikatakan melayang dalam zat cair apabila seluruh volume

benda tercelup/berada didalam zat cair dan benda berada disembarang

tempat. Hal ini dikarenakan berat benda sama dengan gaya ke atas yang

dialami benda W = Fa, benda mempunyai massa jenis dan berat jenis

sama dengan massa jenis dan berat jenis zat cairnya (ρbenda = ρzat cair).

c. Tenggelam

Benda dikatakan tenggelam jika benda berada didasar zat cair, hal ini

disebabkan berat benda lebih besar dibandingkan dengan gaya ke atas

W > Fa, benda mempunyai massa jenis dan berat jenis lebih besar jika

dibandingkan dengan massa jenis dan berat jenis zat cairnya (ρbenda> ρzat

cair).

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

22

C. Tekanan Udara

Udara memberikan tekanan ke segala arah, semakin tinggi suatu tempat,

maka tekanan udaranya akan semakin kecil. Evange Lista Torricelli mengukur

tekanan udara menggunakan air raksa, bejana, dan pipa kaca. Alat yang

digunakan untuk mengukur tekanan udara diruang terbuka adalah barometer,

sedangkan untuk mengukur tekanan udara diruang tertutup menggunakan

nanometer. Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian tinggi suatu

tempat dari permukaan air laut dinamakan altimeter. Persamaan yang

digunakan untuk menentukan tinggi suatu tempat dari permukaan air laut

sebagai berikut. ℎ = (76 − ) 100Untuk menghitung tekanan udara di suatu tempat dapat digunakan persamaan

sebagai berikut.

= 76 − ℎ100Dimana P = tekanan (cmHg)

h = tinggi suatu tempat

2.1.3. Hasil Belajar IPA

Setiap kegiatan pembelajaran pasti akan dinilai hasil belajarnya. Hasil

belajar merupakan kumpulandari beberapa aspek tujuan pembelajaran, aspek

ini dikembangkan oleh Bloom sejak tahun 1995 yang kita kenal sebagai

taksonomi Bloom. Bloom’s taxonomy is classification system developed to help

teachers think about the objective they write, the question they ask, and the

assessment they prepare (Eggen & Kauchak, 1997: 442). Dengan adanya

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

23

sistem klasifikasi ranah pembelajaran akan membantu guru menulis dan

memikirkan tujuan, pertanyaan dan penilaian yang hendak dilakukan dalam

pembelajaran. Dengan adanya pengklasifikasian ini guru dapat menentukan

apa saja tujuan yang akan dicapai dan kemampuan apa saja yang akan diukur

dan diharapkan muncul dan diperoleh peserta didiksetelah mengikuti kegiatan

pembelajaran.

Bloom mengemukaan tiga ranah pembelajaran (Woolfolk, 2004: 435)

yaitu;

while students are writing (psychomotor), they are also remembering orreasoning (cognitive), and they are likely to have some emotionalresponse to the task as well (affective).

Domain pembelajaran disebut juga sebagai ranah hasil belajar. Ranah

hasil belajar terdiri dari ranah psikomotor yang merupakan ranah pembelajaran

yang berkaitan dengan kegiatan fisik peserta didik, kegiatan yang melibatkan

proses berpikir termasuk kedalam ranah kognitif, sedangkan keadaan

psikologis berupa minat, sikap, dan perhatian terhadap pembelajaran

merupakan pembelajaran ranah afektif. Ketiga ranah pembelajaran ini dinilai

secara serempak, serta saling melengkapi satu sama lain sehingga satu ranah

akan mempengaruhi hasil kedua ranah yang lainnya.

Setiap kegiatan pembelajaran berorientasi pada pencapaian kompetensi

peserta didik yang diukur menggunakan tes.Tes digunakan untuk mengukur

tingkat ketercapaian peserta didik dari materi yang telah diajarkan. Beberapa

pengertian dari hasil belajar antara lain dikemukakan oleh Slameto (2002: 30)

tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

24

dijawab atau diselesaikan oleh peserta didik dengan tujuan untuk mengukur

kemajuan belajar peserta didik.

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku dalam

bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar menurut

Dimyati (2006: 251)merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

bila dibandingkan pada saat pra-belajar. Dari sisi guru, hasil belajar merupakan

saat terselesaikannya bahan atau materi pelajaran.

Berdasarkan pendapat Dimyati dapat diketahui tingkat perkembangan

mental peserta didik tampak pada perubahan tingkah laku atau kepribadian

peserta didik, hasil belajar diperoleh melalui proses belajar, sedangkan bagi

guru hasil belajar ditandai dengan berakhirnya proses pembelajaran. Nasution

(2005: 61) mengungkapkan hasil belajar ini merupakan apa yang dapat

dilakukan atau dikuasai sebagai hasil pelajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan

perubahan tingkah laku, sikap, dan pemahaman peserta didik setelah

mengalami proses pembelajaran. Hasil belajar dapat diketahui setelah guru

memberikan serangkaian tes dan peserta didik dapat menjawab/menyelesaikan

tes-tes tersebut.

Perkembangan ilmu pengetahuan juga berdampak pada perkembangan

taksonomi pembelajaran.Taksonomi pembelajaran yang umum dipakai dalam

proses evaluasi pembelajaran adalah taksonomi Bloom. Taksonomi ini timbul

karena adanya teori skema perkembangan mental Gagne. Revisi yang

dilakukan oleh Anderson ialah revisi pada ranah kognitif saja. Menurut

Anderson (Pickard, 2007: 47) the revise bloom taxonomy is seen as “a tool to

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

25

help educators clarify and communicate what they intended students to learn

as a result of instruction”. Revisi taksonomi pembelajaran ini dipandang

sebagai alat bantu bagi guru untuk mengklarifikasi dan mengkomunikasikan

apa yang menjadi titik fokus dari pengetahuan yang harus diperoleh peserta

didik setelah mengalami pembelajaran. Selengkapnya perbedaan taksonomi

pembelajaran menurut Bloom dan Anderson terangkum pada Table 2.1.

Tabel 2.1. Perbandingan Taksonomi Bloom dengan Taksonomi AndersonTaksonomi Bloom 1956 Taksonomi Anderson & Karthwohl 2001

1. Pengetahuan: peserta didikmengingat ataumendapatkan kembalipengetahuan yang telahdiperoleh

1. Mengingat: memperoleh kembali,mengingat kembali materi yang telahdiberikan, atau mengenali pengetahuandari ingatan. Mengingat adalah ketikamemori digunakan untuk membuatdevinisi, fakta, menceritakan ataumengingat kembali materi pelajaran.

2. Pemahaman: Kemampuanuntuk menyerap ataumembangun pemahamandari materi pelajaran

2. Memahami: membangun pemahamandari berbagai jenis perbedaan ataufungsi atau juga yang ditulis dalamgrafik. Seperti, menginterpretasi,menjelaskan dengan contoh,mengklasifikasikan, membuatkesimpulan, menduga, membandingkandan memaparkan

3. Aplikasi: merupakankemampuan yang telahdiperoleh peserta didik untukmengimplementasikan padasituasi baru

3. Mengaplikasikan: menyelesaikan ataumenggunakan prosedur melaluimelaksanakan ataumengimplementasikan. Penerapanterkait dan megancu pada situasi dimanamateri yang dipelajari peserta didikditerapkan melalui pemodelan,presentasi wawancara atau simulasi.

4. Analisis: Kemampuan untukmerinci materi menjadibagain-bagian supayaterstruktur agar mudahdipahami.

4. Menganalisis: merinci materi ataukonsep ke dalam bagian-bagian kecil,menentukan bagaimana hubungan satudengan yang lainnya, atau strukturkeseluruhan tujuan. Tindakan mental

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

26

mencakup membedakan,mengorganisasikan dan menunjukan,seperti halnya menunjukan ciri-ciribagian atau komponen. Sepertimenggambarkan hasil pengematan,survey, diagram, atau grafik.

5. Sintesis: kecakapan untukmengkombinasi bagian-bagain menjadi suatukeseluruhan baru, yangmenitik beratkan padatingkah laku kreatif dengancara memformulasikan poladan struktur baru.

5. Mengevaluasi: membuat keputusanberdasarkan kriteria dan standar melaluipemeriksaan dan pengkritikan. Kritik,rekomendasi, dan laporan merupakanbeberapa produk yang dapat diciptakandari mendemonstrasikan suatu proses.Pada taksonomi yang baru ini, evaluasiberada pada sebelum tahapan kreasidikarenakan evaluasi merupakantahapan prilaku yang penting sebelumpeserta didik mangkreasikan sesuatu.

6. Evaluasi: kecakapan pesertadidik untukmempertimbangkan nilaimateri yang dimaksudberdasarkan kriteria internaldan eksternal.

6. Kreasi; Meletakan unsur bersama-samauntuk membentuk sesuatu yang utuhdan padu; seperti menyusun kembaliunsur-unsur menjadi struktur yang baru,melalui generalisasi, merencanakan,atau memproduksi. Kreasi memerlukanpenggunaan unsur bersama serta sintesismenjadi sesuatu yang baru dan berbeda.Proses ini merupakan proses tersulitpada taksonomi baru ini.

(diadaptasi dari Wilson, 2006: 1)

Berdasarkan hasil revisi taksonomi pembelajaran yang dikemukakan

oleh Anderson, kata yang dipergunakan dalam pembagian ranah pembelajaran

ini merupakan kata kerja sehingga diasumsikan bahwa peserta didik harus

memperoleh kemampuan dari 6 ranah setelah melalui proses pembelajaran.

Ranah kognitif berfokus pada pengetahuan dan pemahaman mengenai

fakta, konsep, prinsip, hukum, dan penyelesaian masalah, serta prilaku yang

berhubungan dengan kegiaan berpikir peserta didik. Hal ini sesuai dengan

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

27

pendapat (Eggen dan Kauchak, 1997: 441) “Cognitive domain which focuses

on knowledge and understanding of fact, concept, principles, rules, and

problem solving”. Dengan kata lain, kognitif adalah ranah yang mencakup

kegiatan mental (otak) berupa kemampuan pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, evaluasi, dan kreasi. Hasil belajar ranah kognitif diperoleh

dari hasil tes untuk mengukur tingkat pencapaian setelah suatu materi

pembelajaran diberikan kepada peserta didik.

Ranah pembelajaran yang kedua adalah ranah pembelajaran afektif.

Affective is domain focuses on the teaching of attitude and values and the

development of student’s personal and emotional growth (Eggen & Kauchak,

1997: 443). Ranah afektif merupakan ranah pembelajaran yang dipusatkan

pada perkembangan pribadi peserta didik dan perkembangan emosionalnya.

Perkembangan pribadi peserta didik berfokus pada minat peserta didik, dan

perkembangan emosional berfokus pada sikap peserta didik. Perkembangan

pribadi ini dapat berupa sikap peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran,

dan perkembangan emosional peserta didik ialah dapat menentukan sikap yang

lebih baik dan sesuai aturan norma yang berlaku di masyarakat.

Tujuan dari pembelajaran ranah afektif (Woolfolk, 2004: 436) terdiri

dari: (1) receiving, (2) responding, (3) valuing, (4) organization, (5)

characterization by valuing. Secara lengkap ranah afektif terangkum dalam

Table 2.2.

Tabel 2.2. Ranah Pembelajaran AfektifRanah Afektif

1. Receiving This refers to the learner’s sensitivity to the exixtence ofstimuli – awareness, willingness to receive, or selectedattention

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

28

2. Responding This refers to the learner’s active attention to stimuliand his/her motivation to learn – acquiescence, willingresponses, or feelings of satisfaction.

3. Valuing This refers to the learner’s beliefs and attitudes ofworth – acceptances, preference, or commitment. Anacceptances, preference, or commitment to a value.

4. Organization This refers to the learner’s internalization of values andbeliefs involving (1) the conceptualization of values;and (2) the organization of a values system. As valuesor beliefs become internalized, the learner organizesthem according to priority.

5. Characterization This refers to the learner’s highest of internalizationand relates to behavior that reflects (1) a generalizedset of values; and (2) a characterization or aphilosophy about life. At this level the learner iscapable of practicing and acting on their values orbeliefs.

(di adaptasi dari Krathwoll, at all)

Tujuan ranah pembelajaran afektif pada tingkat receivingpeserta didik

memiliki keinginan untuk memperhatikan suatu fenomena khusus atau

stimulus. Dalam hal ini, tugas guru adalah mengarahkan perhatian peserta didik

pada fenomena yang menjadi objek pembelajaran afektif. Pada tingkat

responding merupakan partisipasi aktif peserta didik. Peserta didik tidak hanya

memperhatikan tetapi sudah pada tataran menunjukan reaksi sehingga sasaran

pembelajaran pada tahap ini adalah menekankan pada proses memperoleh dan

kepuasan memberi respons.

Pada tingkat valuing, aktivitas pembelajaran lebih melibatkan

penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukan derajat internalisasi

dan komitmen.Tahapan valuing merupakan tahapan yang dimulai dari

menerima suatu nilai sampai pada lahirnya komitmen. Dalam lingkup

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

29

pembelajaran terkait dengan sikap peserta didik selama kegiatan proses belajar

mengajar.

Pada tingkat organization, peserta didik dapat mengaitkan nilai satu

dengan nilai yang lain, dan dapat menyelesaikan berbagai konflik antar nilai,

sehingga peserta didik mulai membangun system nilai internal yang

konsisten.Tingkat characterization merupakan tingkat yang tertinggi. Pada

tataran characterization, peserta didik memiliki system nilai yang

mengendalikan prilaku sampai padawaktu tertentu sehingga membentuk gaya

hidup. Hasil pembelajaran pada tataran characterization adalah pribadi, emosi,

dan sosial.

Terkait dengan ranah afektif, penelitian ini difokuskan untuk mengukur

sikap peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung. Sikap yang diamati

dalam kegiatan pembelajaran ini adalah nilai yang ada pada pendidikan

karakter.

Dalam buku panduan pengembangan pendidikan budaya dan karakter

bangsa yang disusun oleh Kemendikbud (2010: 8), menyatakan bahwa ada 18

nilai pendidikan karakter bangsa yaitu; religius, toleransi, jujur, disiplin, kerja

keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta

tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Tidak semua nilai-nilai karakter yang telah disebutkan di atas akan

diamati. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan menjadi instrumen penilaian

afektif dalam penelitian ini merupakan nilai karakter yang dapat diamati pada

kegiatan pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan model

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

30

pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu: berfikir kreatif, jujur, disiplin,

bertanggung jawab, peduli lingkungan, dan toleransi.

Ranah penilaian yang ketiga menurut Bloom adalah ranah psikomotor.

Definisi ranah psikomotor dikemukakan Eggen dan Kauchak (1997: 443)

Psychomotor domain focuses on the development of student’s physical abilities

and skill. Ranah psikomotor merupakan ranah hasil belajar yang difokuskan

pada kemempuan fisik dan keterampilan, secara rinci, ranah psikomotor

terangkum dalam Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Ranah PsikomotorRanah Psikomotor

1. Imitation Copy action of another; observe and replicate, examplewatch teacher or trainer and repeat action, process oractivity.

2. Manipulation Reproduce activity from instruction or memory. Ex: carryout task from written or verbal instruction

3. Precision Execute skill reliably, independent of help, ex: perform atask or activity with expertise and to high quality withoutassistance or instruction; able to demonstrate an activityto other learners

4. Articulation Adapt and integrate expertise to satisfy a non-standardobjective, ex: related and combine associated activities todevelop methods to meet varying

5. Naturalization Automated, unconscious mastery of activity and relatedskills at strategic level, ex: define aim, approach andstrategy for use of activities to meet strategic need.

(Bloom di adaptasi oleh Chapman, 2006: 1)

Tujuan dari ranah psikomotor pertama adalah imitasi. Aspek ini

menunjuk pada proses kesadaran akan adanya perubahan setelah melihat,

mendengar, serta gerak yang dipengaruhi syaraf. Ranah psikomotor yang

kedua adalah manipulasi. Manipulasi merupakan aktivitas belajar seperti

menulis untuk memuat respons, membangun, menciptakan kembali, dan

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

31

menerapkan suatu prosedur. Aspek psikomotor yang ke tiga adalah precision

(ketepatan), merupakan kecakapan yang nampak dengan cara menunjukan,

mendemonstrasikan, menyempurnakan suatu kegiatan belajar. Ranah

psikomotor yang keempat adalah artikulasi. Artikulasi merupakan aspek

psikomotor dalam pembelajaran yang ditunjukan melalui kegiatan

mengkombinasi, menyesuaikan, merumuskan, memodifikasi, dan membangun.

Ranah psikomotor yang ke lima adalah naturalisasi. Naturalisasi merupakan

gambaran untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik,

dalam pembelajaran dapat ditunjukan melalui kegiatan menemukan,

mendesain, dan membuat suatu pengaturan strategis.

Dengan demikian, ranah psikomotor meliputi kemampuan mengenal

objek melalui pengamatan, mengolah hasil pengamatan, melakukan percobaan,

keterampilan, dan mampu mengembangkan kreativitas. Hasil belajar yang

bersifat psikomotorik adalah keterampilan-keterampilan gerak tertentu yang

diperoleh melalui pengalaman belajar. Dalam pembelajaran, penilaian ranah

psikomotor juga dipakai untuk kegiatan pengukuran hasil belajar peserta didik.

Bedanya adalah kognitif umumnya dilakukan dengan tes tertulis, sedangkan

ranah psikomotor cenderung menggunakan tes unjuk kerja atau tes perbuatan.

Ranah psikomotor yang diamati dalam penelitian ini dimodifikasi

berdasarkan tahapan pembelajaran inkuiri. Penilaian psikomotor tersebut

(Rosidin, 2003: 37) sebagai berikut.

(1) keberanian anak dalam bertanya atau mengemukakan pendapat, (2)kegiatan peserta didik dalam menemukan masalah, (3) kegiatan pesertadidik dalam merumuskan hipotesis, (4) kegiatan eksperimen, (5) mencaridata untuk menguji hipotesis, (6) membuat kesimpulan.

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

32

Ranah psikomotor dalam penelitian ini dinilai berdasarkan hasil

pengamatan atau observasi guru mitra dan peneliti pada lembar observasi saat

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing

berlangsung. Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan untuk

mengobservasi keberadaan suatu benda atau kemunculan aspek-aspek

keterampilan yang diamati. Dalam hal ini, guru melakukan pengamatan

(observasi) sesuai dengan aspek-aspek yang akan diamati pada pelaksanaan

pembelajaran inkuiri terbimbing.

Tujuan pembelajaran merupakan bagian yang integral dari system

pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut akan menghasilkan perolehan

hasil belajar setelah materi pembelajaran diberikan kepada peserta didik. Hasil

belajar merupakan data yang diperoleh melalui tes hasil belajar yang dapat

mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian hasil belajar IPA

diperoleh dari tes berupa pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik,

selain itu bukan hanya dilihat dari nilai tes, namun dinilai dari peserta didik

mampu mengamati, pemahaman konsep serta aplikasi dalam kehidupan serta

respons emosional selama proses pembelajaran. Hasil belajar dalam penelitian

ini diperoleh dari tes untuk mengetahui tingkat kemampuan ranah kognitif

peserta didik, ranah afektif, dan ranah psikomotor yang dilihat selama proses

pembelajaran inkuiri terbimbing.

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

33

2.2. Teori Belajar Dan Pembelajaran

2.2.1. Teori Belajar

Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh berbagai

faktor, kondisi dan situasi yang dialami oleh seseorang. Faktor penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan tersebut misalnya lingkungan. Setiap manusia

mengalami belajar dan kondisi belajarnya dapat diatur dan diubah untuk

mengembangkan bentuk prilaku tertentu, mempertinggi kemampuan, atau

mengubah kelakuannya. Untuk itu seorang guru hendaknya memahami

berbagai teori belajar yang melandasi kegiatan pembelajaran yang

dilakukannya di kelas agar strategi pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan

materi pelajaran, perkembangan kognitif peserta didik, serta sesuai dengan

situasi sekolah. Teori belajar yang relevan dengan penelitian ini meliputi teori

belajar Piaget, Bruner, Vygotsky, dan konstruktivisme yang termasuk ke dalam

rumpun teori proses informasi.

Menurut Piaget (Gredler, 1986: 193) perkembangan kognitif sebagaian

besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif

berinteraksi dengan lingkungannya. Implikasi teori belajar Piaget dalam

sebuah pembelajaran adalah memusatkan perhatian pada berpikir atau proses

mental anak, serta melibatkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran.

Implikasi teori Pigaet dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut.

a. Memusatkan perhatian kepada berpikir atau proses mental anak, tidak

sekedar kepada hasil tetapi juga prosesnya.

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

34

b. Mengutamakan peran peserta didik dalam berinisiatif sendiri, keterlibatan

aktif dalam pembelajaraan, penyajian pengetahuan menjadi tidak mendapat

tekanan.

c. Memaklumi perbedaan individual, maka kegiatan pembelajaran diatur

dalam bentuk kelompok kecil.

d. Mempersiapkan lingkungan yang memungkinkan peserta didik memperoleh

pengalaman luas.

e. Membelajarkan peserta didik dengan menggunakan bahasa yang sesuai

dengan cara berpikir anak.

f. Menyediakan bahan ajar yang dirasakan baru tapi tidak asing.

g. Memberi peluang bagi peserta didik untuk saling berbicara dan berdiskusi

dengan teman-temannya di kelas.

Berdasarkan implikasi di atas, proses pembelajaran IPA akan

meningkatkan keaktifan peserta didik pada saat peserta didik melakukan

praktikum kemudian berdiskusi dengan teman-temannya sehingga menemukan

konsep dengan sendirinya. Hal tersebut akan membuat peserta didik lebih

nyaman dalam belajarnya. Bruner (dalam Triyanto, 2007: 27) menganggap

bahwa belajar melalui penemuan, mencari pemecahan masalah, serta

pengetahuan yang menyertainya dapat menghasilkan pengetahuan yang

bermakna. Bruner menyarankan agar peserta didik belajar melalui partisipasi

secara aktif agar memperoleh pengalaman. Pengalaman tersebut dapat

diperoleh dari berbagai kegiatan belajar, misalnya kegiatan bereksperimen

untuk membuktikan suatu teori.

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

35

Teori belajar Vygotsky (Woolfolk, 2004: 45) menyatakan bahwa

peserta didik membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan

peserta didik sendiri. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi

pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar individu. Oleh

karena itu, strategi pembelajaran Inkuiri yang dilakukan dengan cara membagi

peserta didik ke dalam kelompok-kelompok sangat baik diterapkan untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik.

2.2.2. Teori Pembelajaran

Teori pembelajaran konstruktivisme adalah sebuah teori yang

memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari

kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau kebutuhannya

tersebut dengan bantuan fasilitasiorang lain sehingga teori ini memberikan

keaktifan terhadap manusia untuk belajar memuaskan sendiri kompetensi,

pengetahuan, atau teknologi dan hal lain yang diperlukan guna

mengembangkan dirinya sendiri (Herpratiwi, 2009: 75). Peran guru dalam hal

ini lebih banyak bertindak sebagai fasilitator bagi peserta didik yang belajar

yang agar dapat secara aktif untuk memperoleh kompetensi dan pengetahuan

secara mandiri.

Menurut Herpratiwi (2009: 77) pembelajaran yang menggunakan

pendekatan konstruktivisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Peserta didik dapat lebih aktif dalam proses belajar karena fokus belajar

mereka pada proses integrasi pengetahuan mereka yang baru dengan

pengalaman pengetahuan mereka yang lama.

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

36

2. Setiap pandangan yang berbeda akan dihargai dan sekaligus diperlukan.

Peserta didik didorong untuk menemukan berbagai kemungkinan dan

mesintesiskan secara teritegritas.

3. Proses pembelajaran harus mendorong adanya kerjasama, tapi bukan utuk

bersaing. Proses belajar melalui proses kerja sama memungkinkan peserta

didik untuk mengingat lebih lama.

4. Kontrol kecepatan dan fokus peserta didik ada pada peserta didik, cara ini

akan lebih memberdayakan peserta didik.

5. Pendekatan kontruktivis memberikan pengalaman belajar yang tidak

terlepas dari konteks dunia nyata.

Prinsip teori pembelajaran konstruktivisme inilah yang melandasi

penelitian tindakan kelas pada pelajaran IPA dengan materi Tekanan. Teori

belajar konstruktivisme ini menutut peserta didik untuk menemukan sendiri

dan mentransformasi informasi kompleks, memecahkan masalah, dan

menemukan ide yang berkaitan dengan pelajaran sehingga teori belajar

konstruktivisme merupakan salah satu teori penunjang pembelajaran inkuiri

yang menekankan pada kegiatan penemuan oleh peserta didik.

Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan pengembangan teori

sebelumnya, yakni teori pembelajaran peserta didik aktif oleh Dewey, Piaget,

dan Vygotsky. Pendapat tentang konstruktivisme juga dikemukakan oleh

Cruickshank (2006: 255):

constructivism is defined as teaching that emphasizes the active roleof the learner in building understanding and making sense ofinformation.

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

37

Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang menekankan

pada peran aktif peserta didik dalam memahami dan memaknai informasi dan

materi pelajaran yang diberikan guru. Dengan kata lain, pembelajaran

konstruktivisme adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk aktif berperan serta dalam kegiatan pembelajaran dengan

mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Pada pembelajaran ini, kegiatan belajar

merupakan proses aktif peserta didik dalam membangun pengetahuan

berdasarkan realita. Proses ini dapat dilakukan dengan mengasimilasi dan

mengakomodasi informasi berdasarkan pengalaman peserta didik sehingga

pengetahuan yang dimiliki dapat berkembang.

Implementasinya dalam pembelajaran di sekolah, guru tidak mentransfer

semua pengetahuannya kepada peserta didik, namun peserta didik harus

membangun pengetahuan di benak mereka sendiri. Oleh sebab itu

pembelajaran IPA harus ditekankan dalam proses membangun bukan hanya

menerima pengetahuan dalam bentuk praktis. Guru memberikan kemudahan

kepada peserta didik untuk mengikuti pelajaran sehingga peserta didik dapat

sampai kepada pemahaman yang lebih tinggi. Tujuan dari pembelajaran yang

dijiwai oleh teori pembelajaran konstruktivisme adalah untuk memungkinkan

peserta didik memperoleh informasi dengan cara membuat informasi agar lebih

mudah dipahami.

Prinsip-prinsip yang sering digunakan dalam pembelajaran

konstruktivisme menurut Trianto (2007: 29) sebagai berikut.

1. pengetahuan dibangun oleh peserta didik secara aktif.2. tekanan dalam proses belajar terletak pada peserta didik

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

38

3. mengajar adalah membantu peserta didik belajar.4. tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil

akhir.5. kurikulum menekankan partisipasi peserta didik.6. guru sebagai fasilitator.

Menurut pandangan konstruktivisme, kegiatan belajar adalah kegiatan

aktif peserta didik untuk menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya.

Dalam pembelajarannya peserta didik sebagai subjek belajar sehingga dapat

lebih berpartisipasi dalam pembelajaran sedangkan peran guru sebagai

fasilitator yang menyediakan layanan pembelajaran kepada peserta didik.

Paradigma konstruktivis ini sangat relaven dengan tuntutan kurikulum di

Indonesia yang menekankan pada peran aktif peserta didik dalam membangun

pengetahuan.

Dari beberapa teori belajar dan pembelajaran yang telah dipaparkan di

atas, teori-teori tersebut merupakan teori yang melandasi pentingnya strategi

pembelajaran inkuiri serta memberikan keyakinan bahwa pembelajaran inkuiri

sangat baik diterapkan demi meningkatkan pengalaman peserta didik dan

menjadikan kegiatan pembelajarannya semakin bermakna.

2.2.3. Pendekatan Kontekstual

Saat ini muncul kecenderungan untuk kembali pada pemikiran bahwa

anak akan belajar lebih baik jika lingkungannya diciptakan secara alamiah.

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya,

bukan hanya mengetahui dari apa yang dilihatnya. Pembelajaran yang

berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

39

mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan

persoalan kehidupan jangka panjang.

Menurut Sudrajat (2010) Pembelajaran Kontesktual atau Contextual

Teaching Learning (CTL) mengasumsikan bahwa secara natural pikiran

mencari makna konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seseorang

melalui pencarian hubungan masuk akal dan bermanfaat. Melalui pemaduan

materi yang dipelajari dengan pengalaman keseharian peserta didikakan

menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang mendalam. Peserta didikakan

mampu menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah

baru dan belum pernah dihadapinya dengan peningkatan pengalaman dan

pengetahuannya. Peserta didik diharapkan dapat membangun pengetahuannya

yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan memadukan materi

pelajaran yang telah diterimanya di sekolah.

Pembelajaran kontesktual adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan

pada filosofi bahwa peserta didik mampu menyerap pelajaran apabila mereka

menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka

menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan

informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki

sebelumnya (Elaine B. Johnson, 2007:14).

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual menurut Muslich (2007:

42) melibatkan tujuh komponen azas utama sebagai berikut.

1. construktivisme (Konstruktivisme, membangun dan membantu)2. inquiry(Menemukan)3. questioning (Bertanya)4. learning Community (Masyarakat belajar)5. modeling (Pemodelan)

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

40

6. reflection (Refleksi)7. authentic Assesment (Penilaian yang sebenarnya)

Asas konstruktivisme pertama dalam CTL menekankan bahwa

pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

diperluas. Menurut teori konstruktivis, strategi “memperoleh” lebih

diutamakan dibandingkan seberapa banyak peserta didikyang mampu

memperoleh dan mengingat pengetahuan. Azas yang kedua adalah

menemukan, proses menemukan merupakan bagian dari inti kegiatan

pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh

peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta, tetapi hasil dari

menemukan sendiri. Azas CTL yang ketiga adalah bertanya. Pengetahuan yang

dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Bertanya merupakan strategi

utama pembelajaran CTL. Bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk

mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir peserta didik.

Azas keempat dalam CTL adalah konsep masyarakat belajar. Konsep

dari masyarakat belajar adalah pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan

orang lain. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua

arah. Dalam kelas CTL, guru selalu melaksanakan dalam kelompok-kelompok

belajar. Azas kelima adalah pemodelan, pemodelan dalam pendekatan

kontekstual menunjukan bahwa guru bukan satu-satunya model pembelajaran.

Model dapat dirancang dengan melibatkan peserta didik dan juga bisa

didatangkan dari luar. Azas keenam dalah refleksi, refleksi adalah cara berpikir

tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa

yang sudah kita lakukan di masa lalu. Kunci dari refleksi adalah bagaimana

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

41

pengetahuan itu mengendap di benak peserta didik. Azas yang terakhir adalah

penilaian yang sebenarnya. Penilaian atau data yang dihasilkan dari proses

kegiatan pembelajaran harus didasarkan pada kegitan nyata yang dikerjakan

oleh peserta didik. Kemajuan belajar dinilai dari proses dan bukan selalu dari

hasil.

Strategi pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan CTL menurut

Nur hadi (2002: 6) adalah sebagai berikut.

1. Cara Belajar Peserta didik Aktif (CBSA)

CBSA adalah siasat atau strategi membelajarakan siwa melalui

pengoptimalan kegiatan intelektual, mental, emosi, social, dan motoric agar

peserta didik dapat menguasai tujuan-tujuan instruksioanal yang harus

dicapainya.

2. Pendekatan Proses (Processing Learning)

Pendekatan proses adalah pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan

pada bagaimana ilmu pengetahuan dapat diajarkan kepada peserta didik oleh

guru.

3. Pembelajaran Berdasar Kerja (Life Skill Education)

Pembelajaran berdasar kerja adalah pendekatan pengejaran dimana peserta

didik menggunakan konteks tempat kerja untuk belajar materi sekolah dan

bagaimana materi tersebut digunakan di tempat kerja tersebut.

4. Pengajaran Autentik (Autentic Instruction)

Pengajaran autentik adalah pengajaran menghargai peserta didik dalam

konteks bermakna.Pembelajaran tersebut membantu berpikir dan

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

42

memberikan keterampilan peserta didiknya dalam memecahkan masalah

yang berguna dalam dunia nyata.

5. Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based Learning)

Pembelajaran berdasarkan masalah adalah strategi pengajaran yang

mencontoh pada metode ilmiah dan memberikan kesempatan belajar untuk

belajar bermakna.

6. Pembelajaran Berdasar Masalah (Problem Based Learning)

Pembelajaran berdasarkan masalah adalah pendekatan pengajaran yang

menggunakan masalah-masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta

didik untuk belajar berpikir kritis dan terampil memecahkan masalah, serta

mendapatkan pengetahuan dari konsep-konsep dasar.

7. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta

didikakan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang

sulit apabila mereka dapat saling mandiskusikan masalah-masalah bersebut

dengan teman-temannya.

8. Pembelajaran Jasa (Service Learning)

Pembelajaran jasa adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan

pelayanan masyarakat dengan pelajaran sekolah yang didasarkan pada

kesempatan untuk merefleksikan/menyatakan tentang pelayanan itu, serta

menekankan pada hubungan antara pengalaman pelayanan dan

pembelajaran akademik.

Strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual salah

satunya adalah model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri ini

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

43

selanjutnya akan menjadi model pembelajaran yang akan diterapkan dalam

penelitian tindakan kelas.

2.2.4. Model Pembelajaran Inkuiri

Proses pembelajaran dapat berjalan secara maksimal apabila memiliki

perencanaan strategi pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran terhadap

langkah-langkah guru dalam memberikan materi pembelajaran sehingga

dengan langkah tersebut dapat mengembangkan proses berpikir dan

memotivasi peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu

bentuk pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung

adalah strategi pembelajaran inkuiri. Inkuiri berasal dari Bahasa Inggris

“inquiry”, yang secara harfiah berarti penyelidikan. Strategi pembelajaran

inkuiri dikembangkan dengan melihat struktur kerja otak. Otak manusia

bekerja secara maksimal apabila manusia tersebut memperoleh pengalaman

secara langsung. Otak manusia tidak hanya menerima informasi secara pasif,

namun aktif memilih, memperhatikan, mengorganisasi, dan memperoleh

kembali informasi tersebut. Dengan demikian, pemrosesan informasi tersebut

diperoleh dari kegiatan pembelajaran dengan pengalaman langsung.

Inkuiri merupakan sebuat strategi pembelajaran yang menekankan pada

proses mencari dan menemukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Cleaf (dalam

Putrayasa, 2007: 2) inkuiri adalah sebuah strategi pengajaran yang berpusat

pada peserta didik, yang mendorong peserta didik untuk menyelidiki masalah

dan menemukan informasi. Dengan strategi ini, peserta didik dapat

mengembangkan proses berpikir sehingga peserta didik aktif untuk belajar.

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

44

Kegiatan inkuiri bermakna bahwa peserta didik dilibatkan dalam

pembelajaran dengan bertanya dan menjawab pertanyaan, pencarian informasi

dapat dilakukan dengan kegiatan diskusi, dan melakukan penyelidikan yang

dilakukan dengan kegiatan ekperimen. Selanjutnya disebutkan bahwa strategi

inkuiri dapat melibatkan peserta didik melakukan penyelidikan untuk

memperoleh informasi. Strategi pembelajaran ini sangat baik

diimplementasikan dalam pembelajaran IPA yang memiliki tuntutan kurikulum

untuk memberikan pengalaman langsung yang berupa melakukan demonstrasi,

eksperimen serta sikap ilmiah lainnya. Sanjaya (2008: 196) memberikan

definisi strategi pembelajaran inkuiri sebagai berikut.

strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaranyang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untukmencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yangdipertanyakan.

Strategi pembelajaran inkuiri yang menekankan pada proses berpikir ini

merupakan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik sebab dalam

strategi ini peserta didik yang memiliki peran dominan untuk menganalisis dan

menemukan jawaban dari permasalahan dan fenomena materi pelajaran.

Menurut Sund dan Trowbridge (dalam Danokarsa, 2009) inkuiri

memiliki beberapa macam model yaitu, Guide Inquiry (inkuiri terbimbing),

Modified Inquiry, Free Inquiry, Inquiry role Approach, Invitation Into Inquiry,

Pictorial Riddle, Synectics Lesson, dan Value Clarification.

Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran

inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau

petunjuk cukup luas kepada peserta didik. Sebagian perencanaannya dibuat

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

45

oleh guru, peserta didik tidak merumuskan problem atau masalah. Inkuiri

terbimbing biasanya digunakan terutama bagi peserta didik-peserta didik yang

belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Model pembelajaran

modified inquiry memiliki ciri yaitu guru hanya memberikan permasalahan

tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian untuk

memperoleh jawaban. Disamping itu, guru merupakan nara sumber yang

tugasnya hanya memberikan bantuan yang diperlukan untuk menghindari

kegagalan dalam memecahkan masalah.

Model free inquiry menuntut peserta didik untuk mengidentifikasikan

dan merumuskan macam problema yang dipelajari dan dipecahkan. Jenis

model inkuiri ini lebih bebas daripada kedua jenis inkuiri sebelumnya. Model

pembelajaran Inquiry role Approach (inkuiri pendekatan peranan) ini

melibatkan peserta didik dala tim-tim yang masing-masing terdiri atas empat

orang untuk memecahkan masalah yang diberikan. Masing-masing anggota

memegang peranan yang berbeda, yaitu sebagai koordinator tim, penasihat

teknis, pencatat data, dan evaluator proses.

Model inkuiri jenis invitation into inquiry mengkondisikan peserta

didik untuk dilibatkan dalam proses pemecahan masalah dengan cara-cara yang

ditempuh para ilmuwan. Suatu undangan (invitation) memberikan suatu

problema kepada para peserta didik dan melalui pertanyaan masalah yang telah

direncanakan dengan hati-hati mengundang peserta didik untuk melakukan

beberapa kegiatan. Model inkuiri pictorial riddle merupakan metode mengajar

dengan menyajikan fenomena kedalam bentuk gambar. Gambar peragaan, atau

situasi sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berfikir kritis

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

46

dan kreatif para peserta didik. Pada jenis inkuiri Synectics Lesson memusatkan

keterlibatan peserta didik untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan

supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya.

Model inkuiri yang terakhir adalah value clarification, pada model

pembelajaran inkuiri jenis ini peserta didiklebih difokuskan pada pemberian

kejelasan tentang suatu tata aturan atau nilai-nilai pada suatu proses

pembelajaran. Melihat karakteristik peserta didik yang akan diteliti maka

penelitian yang akan dilakukan di SMP Negeri 1 Semaka akan menggunakan

model inkuiri terbimbing, dimana peran guru sebagai fasilitator sangat

dibutuhkan dan peserta didik tetap dapat menjalankan pembelajaran yang

interaktif.

2.2.5. Inkuiri Terbimbing

Keterampilan guru dalam memilih model dan media pembelajaran yang

disesuaikan dengan materi sangat dibutuhkan agar pembelajaran yang

diciptakan menjadi lebih menarik dan mudah dipahami peserta didik. Hal yang

sangat menentukan adalah penggunaan metode mengajar sesuai dengan materi

pelajaran. Pembelajaran inkuiri merupakan metode pembelajaran yang

memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk melakukan

kegiatan belajarnya karena peserta didik mendapatkan informasi melalui

keikutsertaannya dalam mengajukanpertanyaan, mencari informasi, dan

melakukan penyelidikan yang menuntut peserta didik untuk selalu berfikir

kritis.

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

47

Herdian (2010) mengemukakan bahwa peran guru yang membimbing

peserta didik dalam kegiatan inkuiri disebut sebagai inkuiri terbimbing.

inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbingpeserta didik melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal danmengarahkan pada suatu diskusi.

Metode inkuiri terbimbing digunakan bagi peserta didik yang kurang

berpengalaman dalam proses belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan

pendekatan ini peserta didik belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan

petunjuk dari guru hingga peserta didik dapat memahami konsep-konsep

pelajaran. Selama pembelajaran, peserta didik melakukan belajarnya sendiri

dari pelaksanaan praktikum atau eksperimen yang dilakukannya dengan

dibimbing secara intensif oleh guru mata pelajaran. Dalam hal ini guru

membimbing, mengarahkan dan sebagai fasilisator. Peserta didik diberikan

kebebasan melakukan eksperimen untuk membuktikan rasa ingin tahu terhadap

sesuatu yang mungkin mereka alami. Dalam proses eksperimennya, peserta

didik diarahkan untuk membandingkan atau menghubungkan temuannya

dengan temuan ilmuan terdahulu atau teori yang ada. Namun tidak menutup

kemungkinan bahwa peserta didik akan menemukan sesuatu yang baru yang

sebelumnya belum ada dalam teori.

Metode inkuiri tidak semata-mata digunakan dan langsung

menghasilkan produk pembelajaran, melainkan melalui tahapan-

tahapan.Tahapan-tahapan inkuiri menurut Sanjaya (2008:202) adalah sebagai

berikut.

(a) orientasi, (b) merumuskan masalah, (c) merumuskan hipotesis, (d)mengumpulkan data, (e) menguji hipotesis, dan (f) merumuskankesimpulan

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

48

Berdasarkan pernyataan Sanjaya, tahap inquiri yang pertama adalah

orientasi, guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini

adalah menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat

dicapai oleh peserta didik, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus

dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan

langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah

merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan, dan

menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam

rangka memberikan motivasi belajar kepada peserta didik.

Tahap inkuiri yang kedua adalah merumuskan masalah. Dalam

merumuskan masalah merupakan langkah yang akan membawa peserta didik

pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan

adalah persoalan yang menantang peserta didik untuk memecahkan teka-teki

itu.Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan peserta didik

didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah

yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses

tersebut peserta didikakan memperoleh pengalaman yang sangat berharga

sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

Tahap inkuiri yang ketiga adalah merumuskan hipotesis. Salah satu cara

yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak

(berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan

yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat merumuskan jawaban

sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

49

dari suatu permasalahan yang dikaji. Tahap inquiri yang keempat adalah

mengumpulkan data. Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi

yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran

inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting

dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya

memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan

ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

Tahap inkuiriyang kelima adalah menguji hipotesis. Dalam menguji

hipotesis peserta didik menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai

dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.

Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan

argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Tahap terakhir inquiri yang keenam adalah merumuskan kesimpulan.

Dalam merumuskan kesimpulan peserta didik dituntut untuk mendeskripsikan

temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai

kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada peserta

didik data mana yang relevan.

Metode inkuiri memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan

metode-metode pembelajaran lain. Keunggulan dari metode inkuiri menurut

(Roestiyah, 2003: 20)

(1) metode ini mampu membantu peserta didik untuk mengembangkan,memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proseskognitif, (2) peserta didik memperoleh pengetahuan yang bersifat

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

50

sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggaldalam jiwa tersebut,(3) dapat membangkitkan gairah belajar parapeserta didik (4) metode ini mampu memberikan kesempatan kepadapeserta didik untuk berkembang dan maju sesuai dengankemampuannya masing-masing (5) mampu mencurahkan cara pesertadidik belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajarlebih giat, (6) membantu peserta didik untuk memperkuat danmenambah kepercayaan kepada diri sendiri dengan proses penemuansendiri, (7) strategi itu berpusat pada peserta didik tidak pada guru, guruhanya sebagai teman belajar, membantu bila diperlukan.

Berdasarkan pernyataan Roestiyah, disimpulkan bahwa inkuiri merupakan

suatu proses yang ditempuh peserta didik untuk menyelesaikan masalah dengan

mengobservasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan

eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan.

Jadi, dalam metode inkuiri ini peserta didik terlibat secara aktif untuk

memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Hal ini sesuai dengan

tujuan penelitian yang akan meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan

mengaktifkan peserta didik pada saat mengikuti proses pembelajaran.

2.2.6. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan telah kepustakaan yang dilakukan, ditemukan beberapa

hasil penelitian yang relevan dan berkaitan dengan variable penelitian sebagai

berikut.

1. Kiumars Azizmalayeri, dkk (2012) dalam jurnal internasional yang

berjudul “The Impact Of Guided Inquiry Methods Of Teaching On The

Critical Thinking Of High School Students” yang dilakukan di Kota

Malayer, Iran. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran

guided inquiry atau inkuiri terbimbing berpengaruh pada critical thinking

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

51

atau keterampilan berpikir kritis peserta didik. Kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran inkuiri ini memiliki hasil belajar dan

keterampilan berpikir kritis yang lebih baik jika dibandingkan dengan

control. Selain itu penelitian ini juga mengungkapkan bahwa jenis kelamin

tidak begitu berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis peserta

didik, walaupun terdapat perbedaan yang signifikan di beberapa komponen

penilaian keterampilan berpikir kritis yang dilakukan.

Penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan memiliki

kesamaan yakni bahwa kedua penelitian tersebut menguji pengaruh yang

dihasilkan dari penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan hasil

yang diperoleh dari penelitian di atas adalah bahwa penerapan

pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar peserta

didik. Perbedaan yang nampak pada penelitian di atas dengan penelitian

yang akan dilakukan adalah bahwa penelitian diatas merupakan penelitian

ekperimen, sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian

tindakan kelas.

2. Woon Jee Lee, dkk (2010) dalam jurnal internasional yang berjudul “The

Effects Of Guided Inquiry Questions On Students’ Critical Thinking Skills

And Satisfaction In Online Argumentation” yang dilakukan di state

universities of Florida menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan dalam inkuiri terbimbing mampu meningkatkan kemampuan

berpikir kritis peserta didik dan sikap positif peserta didik terhadap

pembelajaran online.

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

52

Penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan memiliki

kesamaan dalam hal pengaruh yang dihasilkan dari penerapan inkuiri

terbimbing terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik. Sedangkan

perbedaannnya adalah bahwa penelitian di atas bukan pembelajaran tatap

muka melainkan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sistem online

learningsedangkan pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian ini

merupakan pembelajaran tatap muka. Selain itu bimbingan yang dilakukan

dalam pembelajaran inkuiri pada penelitian diatas dikemas dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan untuk membimbing peserta didik melakukan

rangkaian pembelajaran inkuiri sedangkan dalam penelitian yang akan

dilakukan pembelajaran inkuiri dikemas dalam bentuk Lembar Kerja

Peserta didik (LKS) proses dan bimbingan guru secara langsung dalam

kegiatan pembelajarannya.

3. Kristianingsih, DD dkk (2009) dalam jurnal pendidikan Fisika Indonesia

yang berjudul “Peningkatan hasil belajar siswa melalui model

pembelajaran inquiri dengan metode pictorial pada pokok bahasan alat-alat

optik di SMP” menyatakan bahwa Hasil analisis statistic dengan

menggunakan uji g terhadap data hasil belajar siswa dari siklus I, siklus II

dan siklus III menunjukkan adanya peningkatan.Peningkatan dapat dilihat

dari ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif siswa siklus I sebesar

61,92%, kemudian meningkatmenjadi 88,10% pada siklus II dan 97,62%

pada siklus III. Ketuntasan hasil belajar afektif siswa siklus I sebesar

76,19%, kemudianmeningkat menjadi 90,48% pada siklus II dan 92,86%

pada siklus III. Ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa siklus I

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

53

sebesar57,14%, kemudian meningkat menjadi 80,95% pada siklus II dan

90,48% pada siklus III. Dari hasil analisis tersebut dapatdisimpulkan

bahwa model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian di atas mempunyai beberapa kesamaan dengan penelitian yang

akan dilakukan yakni menguji penerapan model pembelajaran inquiri

terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, subjek

penelitian di SMP kelas VIII, serta penelitiannya PTK. Sedangkan

perbedaan dari penelitian ini adalah materi / pokok bahasan yang akan

diteliti adalah tekanan.

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian yang akan digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang meneliti masalah-masalah

yang ada di dalam kelas. Penelitian Tindakan kelas ini diharapkan dapat

memperbaiki masalah-masalah yang sedang dialami oleh guru dan peserta didik di

dalam kelas untuk mewujudkan perbaikan tersebut dengan cara proses pengkajian

berdasarkan siklus. Proses pengkajian tersebut ada empat tahap yaitu : 1)

perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan dan 4) refleksi. Berikut disajikan proses

tindakan kelas:

Gambar 3.1. Model PTK menurut John Elliot (1991:69)

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

55

Penelitian tindakan ini berawal dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan renungan atau

kilas balik terhadap kegiatan yang telah dilakukan mulai dari perencanaan hingga

pengamatan, dan selanjutnya dilakukan perbaikan pada perencaan, pelaksanaan

dan pengamatan untuk siklus yang selanjutnya. Penelitian tindakan yang

dirancang, dilaksanakan, dan dianalisis oleh guru diharapkan dapat memecahkan

masalah pembelajaran yang dihadapi dikelas selain itu juga dapat meningkatkan

kualitas berbagai aspek pembelajaran sehingga kompetensi yang menjadi target

pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada model pembelajaran Inkuiri

terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pelajaran IPA

khususnya pada materi Tekanan. Dalam kegiatan penelitian ini peneliti

didampingi oleh guru mitra yang turut menilai perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Inkuiri terbimbing.

3.2. Tempat dan Waktu penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Semaka yang beralamat di

Desa Sukaraja Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas VIII A dan VIII B SMP

Negeri 1 Semaka di semester genap Tahun Pelajaran 2014-2015.

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

56

3.3. Lama Tindakan dan Indikator Keberhasilan

3.3.1. Lama Tindakan

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan dalam beberapa siklus hingga

indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai. Penelitian ini memuat

empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi/evaluasi.

3.3.2. Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran yang berlangsung dinilai dari aktivitas guru. Aktivitas

guru dalam pembelajaran dikatakan berhasil jika penilaian aktivitas guru

meningkat dari siklus ke siklus dan dihentikan jika penilaian aktivitas guru

mendapat nilai 71-85 atau dengan kategori baik.

2. Nilai kognitif peserta didik dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata kognitif

peserta didik mengalami peningkatan dari siklus ke siklus, dan dihentikan jika

jumlah peserta didik yang berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) 65,00 dengan jumlah minimal 70% dari jumlah total peserta didik.

3. Afektif peserta didik dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata afektif peserta

didik mengalami peningkatan dari siklus ke siklus, dan dihentikan jika

jumlah peserta didik yang berhasil mencapai kategori baik dengan jumlah

minimal mencapai 70% dari jumlah total peserta didiknya.

4. Psikomotor peserta didik dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata hasil

belajar psikomotor peserta didik mengalami peningkatan dari siklus ke siklus,

dan dihentikan jika jumlah peserta didik yang berhasil mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) 65,00 dengan jumlah minimal 70% dari jumlah

total peserta didik.

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

57

3.4. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan.

Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan tahapan siklus dan dalam

setiap siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan yaitu, perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan analisis dan refleksi. Perubahan perencanaan dari siklus ke siklus

berikutnya tergantung dari hasil refleksi pada setiap siklusnya.

3.4.1. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan pada penelitian ini memuat kegiatan yang sangat

terperinci dari persiapan perangkat bahan ajar, media pembelajaran, dan

berbagai instrumen penilaian dirancang pada tahap ini. Kegiatan perencanaan

dalam penelitian tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran Inkuiri

terbimbing adalah sebagai berikut.

1. Menyusun jadwal kegiatan penelitian

2. Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

dengan sintak pembelajaran model pembelajaran Inkuiri terbimbing.

3. Membuat instrumen penilaian perencanaan kegitan pembelajaran

4. Membuat tes formatif untuk mengukur kognitif peserta didik

5. Membuat instrumen penilaian afektif dan psikomotor peserta didik

6. Membuat instrumen penilaian aktivitas guru

7. Menentukan peringkat akademik peserta didik berdasarkan data hasil

observasi awal yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman pembagian

kelompok

8. Menyiapkan sumber belajar

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

58

3.4.2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap tindakan ini adalah melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditentukan, yaitu

sesuai dengan sintak pembelajaran Inkuiri terbimbing. Langkah-langkah yang

dilakukan pada metode pembelajaran Inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan awal ini guru memberikan pengertian tentang model

pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran kali ini, hal ini bertujuan

untuk mengarahkan peserta didik agar mampu beradaptasi dengan model

pembelajaran yang dianggap baru. Selain itu guru juga memberikan motivasi

kepada peserta didik untuk menumbuhkan semangat belajar dalam diri peserta

didik. Kegiatan selanjutnya adalah apersepsi. Dalam kegiatan ini guru

memberikan prior knowledge atau tes kemampuan awal, untuk mengetahui

kemampuan awal atau pengetahuan umum peserta didik tentang materi yang akan

diajarkan. Setelah memberikan tes kemampuan awal guru membagi peserta didik

ke dalam beberapa kelompok. Pembagian kelompok didasarkan karakteristik

umum peserta didik sehingga dalam satu kelompok peserta didik memiliki

karakteristik yang heterogen.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan pembelajaran yang ditempuh merupakan adaptasi dari model

pembelajaran Inkuiri terbimbing menurut Sund dan Trowbridge dengan langkah

tahap-tahap sebagai berikut.

1) Merancang eksperimen

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

59

Dalam kegiatan merancang ekperimen, guru membimbing peserta didik untuk

merangkai gambar rancangan percobaan secara berkelompok, selanjutnya

guru membimbing peserta didik untuk menentukan langkah-langkah

percobaan yang akan dilakukan secara sistematis.

2) Merumuskan Hipotesis

Sebelum melakukan eksperimen dan setelah memberikan rumusan masalah,

guru membimbing peserta didik untuk merumuskan hipotesis untuk

menjawab pertanyaan pada rumusan masalah yang telah diberikan.

3) Menentukan sebab akibat

Pada kegiatan menentukan sebab akibat peserta didik dibimbing untuk

menemukan pola hubungan terhadap suatu tindakan. Yang kemudian

dijabarkan menjadi suatu pembahasan atas percobaan yang telah dilakukan.

4) Menginterpretasikan data

Tahap menginterpretasi data merupakan tahap mencatat data hasil percobaan.

Guru membimbing peserta didik untuk menginterpretasi data dan dituliskan

dalam Lembar Kerja Peserta didik (LKS) yang sudah dibagikan sebelumnya.

5) Menentukan peranan diskusi dan kesimpulan dalam merencanakan penelitian

Pada tahap pelaksanaan diskusi guru bertindak sebagai pemerhati keaktivan

peserta didik dalam berdiskusi, mencatat hal-hal yang menyimpang dalam

diskusi dan selanjutnya mengkonfirmasi setelah diskusi berakhir. Di akhir

kegiatan pembelajaran guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan

materi yang telah diajarkan.

6) Mengenal kesalahan eksperimental yang mungkin dapat dikurangi/diperkecil

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

60

Tahap mengenalkan peserta didik pada kesalahan eksperimental dilakukan

pada tahap konfirmasi. Guru menjelaskan pada peserta didik jika dalam

percobaan terdapat kesalahan eksperimental dan memberikan penjelasan

tetang hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi dan memperkecil

kesalahan eksperimen tersebut

c. Kegiatan Penutup

Setelah semua tahapan dalam kegiatan pembelajaran Inkuiri terbimbing

telah ditempuh, maka diadakan tes formatif yang bertujuan untuk mengukur

kognitif produk peserta didik.

3.4.3. Observasi dan Evaluasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Observasi ini dilakukan

untuk mengamati aktivitas peserta didik dan guru pada saat pembelajaran

berlangsung. Pada tahap evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan

model pembalajaran Inkuiri terbimbing aspek yang dievaluasi adalah rancangan

pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing, hasil belajar IPA peserta didik yang mencakup

ketiga ranah penilaian yaitu kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik. Data

evaluasi ini didapatkan dengan cara sebagai berikut.

1. Perencanaan kegiatan pembelajaran didapatkan dari instrumen APKG 1 yang

dinilai oleh guru mitra atau pengamat, sebelum pembelajaran berlangsung.

2. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing di dapatkan dari instrumen kegiatan pembelajaran yang dinilai

oleh guru mitra selama proses pembelajaran berlangsung.

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

61

3. Nilai kognitif peserta didik didapat dari tes formatif berupa Lembar

penilaian tes sumatif yang diberikan pada akhir siklus pembelajaran.

4. Nilai afektif peserta didik didapat dari lembar observasi penilaian afektif

yang dilakukan oleh guru mitra/observer saat proses pembelajaran

berlangsung.

5. Nilai psikomotor peserta didik didapat dari lembar observasi penilaian

psikomotor yang dilakukan oleh guru mitra/observer saat proses

pembelajaran berlangsung.

Kegiatan observasi dalam penelitian ini tidak hanya dilakukan oleh peneliti.

Dalam pelaksanaan penelitian, kegiatan observasi penilaian aktivitas guru,

perencanaan pelaksaan kegiatan pembelajaran, afektif dan psikomotor peserta

didik dibantu oleh guru mitra yang sudah berpengalaman dan paham tentang

kajian yang akan diteliti. Beberapa prinsip dalam melaksanakan observasi

(Hernawati, 2011 : 64) adalah sebagai berikut.

1. Adanya perencanaan antara guru dan pengamat.

2. Fokus observasi ditetapkan bersama.

3. Guru dan pengamat menetapkan kriteria bersama.

4. Pengamat memiliki keterampilan mengamati.

5. Balikan hasil diberikan dengan segera.

Beberapa keterampilan yang harus dimiliki pengamat (Hernawati,

2011;64) adalah sebagai berikut.

1. Menghindari kecenderungan untuk membuat penafsiran.

2. Adanya keterlibatan keterampilan antar pribadi.

3. Merencanakan aktivitas peserta didik.

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

62

4. Umpan balik tidak lebih dari 24 jam.

5. Catatan harus teliti dan sistematis.

Berdasarkan kutipan menurut Hernawati di atas, maka peneliti dan guru mitra

yang bertindak sebagai pengamat sebaiknya berpatokan pada keterampilan yang

harus dimiliki oleh seorang pengamat dan mampu memperhatikan serta

melaksanakan prinsip-prinsip yang digunakan dalam kegiatan pengamatan agar

hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan dalam kegiata penelitian ini dapat

berlangsung secara optimal.

3.4.4. Analisis dan Refleksi

Langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap ini yaitu:

1. Mengidentifikasi temuan-temuan, terutama temuan yang menjadi kendala

atau masalah dalam tahap pelaksanaan tindakan;

2. Menyusun rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ditemukan

tersebut untuk dilaksanakan dalam siklus berikutnya.

Data hasil penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran, kegiatan

pembelajaran (aktivitas guru), afektif, dan keterampilan dihitung secara

kualitatif. Semakin besar nilai dari rencana pelaksanaan pembelajaran, kegitan

pembelajaran (aktivitas guru), afektif peserta didik, dan keterampilan yang

diperoleh, maka rencana pelaksanaan pembelajaran, kegitan pembelajaran

(aktivitas guru), afektif, dan keterampilan peserta didik semakin baik. Data hasil

belajar kognitif yang didapat dari tes formatif dan psikomotor akan dianalisis

secara kuantitatif dengan menghitung persentase peserta didik yang sudah

mencapai ketuntasan belajar, yaitu memperoleh skor 65 atau lebih, dari skor

maksimum 100.

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

63

Refleksi dilaksanakan dengan menganalisis hasil evaluasi pada siklus satu

dan langkah-langkah perbaikan/penyempurnaan yaitu akan berupa

penyempurnaan RPP, instrumen penilaian, dan tes formatif, serta perbaikan

pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran dan bimbingan guru untuk

siklus kedua yang akan dijadikan sebagai dasar perbaikan atau penyempurnaan

tindakan selanjutnya.

3.5. Devinisi Konseptual dan Devinisi Operasional

3.5.1. Definisi Konseptual

1. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan

RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan

kegiatan penutup. Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka aktivitas peserta

didik dan guru dalam proses pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh

peserta didik dan guru selama proses pembelajaran berlangsung, mulai dari

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, hingga pada tahap penutup proses

pembelajaran.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dalam bentuk perubahan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan.

Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan

ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif.

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

64

3.5.2. Definisi Operasional

1. Proses Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dan pendidik

dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh kolabolator

(guru mitra). Pada penelitian tindakan kelas ini penilaian proses pembelajaran

ditekankan pada aktivitas guru. Penilaian kegiatan pembelajaran dilakukan

dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru meliputi persiapan sebelum

pembelajaran dimulai, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan penutup.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang ditunjukan peserta didik sebagai hasil

dari kegiatan pembelajaran. Hasil belajar yang dinilai dalam kegiatan penelitian

ini mencakup tiga ranah penilaian yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Nilai

kognitif diperoleh dari hasil tes penguasaan kompetensi, yaitu dengan

mengerjakan soal tes esai. Nilai afektif dan psikomotor peserta didik didapat dari

lembar observasi penilaian afektif dan psikomotor yang dilakukan oleh

kolabolator (guru mitra) saat proses pembelajaran berlangsung. Ketiga ranah

penilaian hasil belajar tersebut selanjutnya digunakan untuk menetukan

ketuntasan peserta didik setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

3.6. Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen digunakan untuk pedoman bagi peneliti dalam

menyusun instrument penelitian yang akan dilakukan. Ada beberapa kisi-kisi

instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu kisi-kisi instrumen

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

65

aktivitas guru, kisi-kisi instrument penilaian hasil belajar kognitif, afektif, dan

psikomotor peserta didik.

3.6.1. Kisi-kisi observasi aktivitas guru

Kisi-kisi ini merupakan kegiatan guru yang diamati oleh guru mitra. Guru

mitra akan mencatat semua kegiatan yang dilakukan guru selama pembelajaran

berlangsung, dan memberikan respon tentang kegiatan yang telah dilakukan guru

selama proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran

berikutnya. Kisi-kisi observasi aktivitas guru meliputi kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan penutup pembelajaran. Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi observasi

aktivitas guru.

Table 3.1. Kisi – Kisi Observasi Aktivitas Guru

No PenilaianAktivitas Guru

Indikator penilaian aktivitas guru JumlahButir

I Pra Pembelajaran1. Mempersiapkan peserta didik untuk

belajar4

2. Melakukan kegiatan apersepsi 4

IIKegiatan Inti

Pembelajaran

1. Penguasaan Materi Pelajaran 4

2. Pendekatan / Strategi Pembelajaran 3

3. Pengkondisian kelas 3

4. Melaksanakan pembelajaran sesuaidengan sintak model pembelajaraninkuiri terbimbing

6

5. Pemanfaatan Sumber dan MediaPembelajaran

3

6. Pembelajaran Yang Memicu DanMemelihara Keterlibatan Pesertadidik

3

7. Penilaian Proses Dan Hasil Belajar 5

8. Penggunaan Bahasa 3

III Penutup 1. Guru mengakhiri pembelajarandengan efektif

2

Jumlah indikator penilaian aktivitas guru 40

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

66

3.6.2. Kisi-kisi penilaian Hasil Belajar

Kisi-kisi penilaian hasil belajar IPA peserta didik, terdiri atas tiga ranah

penilaian yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian kognitif diperoleh dari

tes yang diberikan setelah kegiatan pembelajaran yang berfungsi untuk mengkur

pemahaman peserta didik tentang materi yang telah diajarkan. Penilaian afektif

dan psikomotor peserta didik diperoleh dari lembar penilaian yang digunakan saat

proses pembelajaran berlangsung.

1. Penilaian Kognitif

Kisi-kisi soal untuk menilai kognitif peserta didik dibagi menjadi dua yaitu

penilaian kognitif produk dan kognitif proses. Kisi-kisi penilaian kognitif produk

dan kognitif proses disajikan pada table berikut.

Tabel 3.2. Kisi - Kisi Soal Penilaian Kognitif Peserta Didik

SiklusStandar Komptensi/

Komptensi Dasar IndikatorAspek/

Nomor SoalC 1 C 2 C 3

1 5. Memahami perananusaha, gaya, dan energidalam kehidupan sehari-hari

5.5. Menyelidiki tekananpada benda padat, cair,dan gas sertapenerapannya dalamkehidupan sehari-hari

Pengertian tekanan √Menganalisishubungan gaya, luaspermukaan bidangtekan, dan tekananMenganalisis √

2 5. Memahami perananusaha, gaya, dan energidalam kehidupan sehari-hari

5.5. Menyelidiki tekananpada benda padat, cair,dan gas sertapenerapannya dalamkehidupan sehari-hari

Menganalisis tekananhidrostatik

Menganalisis hukumPascal

Menganalisis bejanaberhubungan

Menganalisis hukumArchimedes √

3 5. Memahami perananusaha, gaya, dan energi

Pengertian tekananudara

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

67

dalam kehidupan sehari-hari

5.5. Menyelidiki tekananpada benda padat, cair,dan gas sertapenerapannya dalamkehidupan sehari-hari

Menganalisishubungan ketinggiansuatu tempat dengantekanan udaranya √

Lembar penilaian kognitif proses merupakan perkembangan kognitif peserta

didik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri terbimbing. Berikut merupakan kisi-kisi penilaian kognitif proses peserta

didik:

2. Penilaian Afektif

Aspek yang dinilai dalam penilaian afektif atau sikap peserta didik adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.3. Aspek Penilaian Afektif Peserta Didik

No. Aspek sikap Banyak Butir

Karakter1 Berpikir kreatif 42 Jujur 43 Disiplin 44 Bertanggung jawab 45 Peduli Lingkungan 46 Toleransi 4

Jumlah 24

3. Penilaian Psikomotor

Aspek yang dinilai dalam ranah psikomotor adalah penilaian kinerja dan

lembar penilaian diskusi dan presentasi. Format penilaian psikomotor tersebut

disajikan seperti tabel di bawah ini, dengan rubrik penilaian terlampir.

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

68

Tabel 3.4. Aspek Penilaian Hasil Belajar Psikomotor Peserta Didik

No Tahap Penilaian Jumlah Butir1 Persiapan praktikum 42 Pelaksanaan Praktikum 63 Hasil praktikum 2

Jumlah indikator penilaian psikomotor 12

3.7. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Instrumen penilaian aktivitas guru yaitu penilaian pengelolaan pembelajaran,

untuk menganalisis pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri terbimbing.

2. Lembar soal tes formatif untuk mengukur kognitif produk peserta didik pada

materi yang telah diajarkan.

3. Instrumen penilaian afektif

4. Instrumen penilaian psikomotor peserta didik

3.8. Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.8.1. Data

Data yang diperoleh setelah diadakan penelitian ini adalah data berupa :

1. Data kualitatif, yaitu data penilaian perancanaan pembelajaran, aktivitas

guru, nilai afektif, dan nilai psikomotor peserta didik selama diterapkan

model pembelajaran Inkuiri terbimbing.

2. Data kuantitatif, yaitu nilai kognitif peserta didik yang diperoleh dari

pemberian tes pada setiap akhir siklus dan nilai psikomotor yang diperoleh

melalui penilaian dengan menggunakan instrumen penilaian psikomotor

peserta didik selama proses pembelajaran.

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

69

3.8.2. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penilaian Aktivitas Guru

Data penilaian aktivitas guru, diukur dengan menggunakan instrumen

penilaian kegiatan atau aktivitas guru. Indikator-indikator yang menjadi tolak ukur

kegiatan aktivitas guru diberi diberi skor antara 1-4, selanjutnya skor tersebut

dikonversiskan dalam skala 100 dan hasilnya dimasukkan dalam kategori sangat

baik, baik, cukup, kurang, atau sangat kurang.

2. Data Hasil Belajar Peserta didik

Data hasil belajar peserta didik meliputi ranah kognitif, afektif dan

psikomotor. Penilaian kognitif didapat dari tes formatif yang diberikan kepada

peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan nilai afektif

dan psikomotor peserta didik didapatkan saat proses pembelajaran berlangsung

dan dinilai dengan instrumen penilaian afektif dan psikomotor. Dalam penilaian

afektif dan psikomotor, dibutuhkan pengamat untuk membantu peneliti dalam

mengamati afektif dan psikomotor peserta didik.

3.9. Teknik Analisis Data

1. Data Penilaian Aktivitas Guru

Data Aktivitas guru diambil pada setiap pertemuan dengan menggunakan

lembar observasi terhadap aktivitas peserta didik. Guru diamati aktivitasnya

dengan memberikan tanda √ pada lembar observasi jika aktivitas dilakukan sesuai

dengan indikator yang telah ditentukan. Untuk menentukan nilai pada setiap

indikator di gunkan rumus sebagai berikut:

........%100 guruaktivitasindikatorpenilaianTotal

YapernyataanJumlahN

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

70

Poin penilaian untuk setiap indikator aktivitas guru adalah sebagai berikut:

0% < x ≤ 25% = 1

25% < x ≤ 50% =2

50% < x ≤ 75% =3

75% < x ≤ 100% = 4 (Kemendikbud, 2013: 2)

Setelah poin untuk semua indikator ditentukan, penentuan nilai total untuk

semua aktivitas guru di rumuskan sebagai berikut:

........100 MaksimumSkor

TotalNilaiN

Setelah mendapatkan nilai akhir penilaian aktivitas guru, Wardani (2007:

43) mengklasifikasikan keaktifan guru sebagai berikut.

(a) nilai 86 -100 = Sangat baik;

(b) nilai 71 - 85 = Baik;

(c) nilai 56 - 70 = Sedang;

(d) nilai 41 - 55 = Kurang; dan

(e) nilai < 40 = Sangat kurang

2. Data Hasil Belajar Peserta didik

Penilaian kognitif peserta didik didapat dari nilai tes formatif yang dikerjakan

peserta didik setelah pembelajaran. Nilai kognitif diperoleh dari masing-masing

peserta didik adalah jumlah skor dari setiap butir soal.

1021 ... nnnN

N = Skor total peserta didik

N = skor butir tiap soal

1 – 10 = nomor soal

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

71

Setelah data kognitif terkumpul selanjutnya adalah menglkasifikasian

ketuntasan belajar peserta didik. Jika skor akhir dari hasil belajar kognitif peserta

didik kurang dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) atau ≤ 65 maka peserta

didik dianggap tidak tuntas, dan jika skor akhir hasil belajar peserta didik lebih

besar dari KKM atau > 65 maka peserta didik dianggap tuntas. Nilai rata-rata hasil

kognitif peserta didik diperoleh dengan rumus:

siswaJumlah

siswasetiapkognitifbelajarhasilnilaiN

Persentase ketuntasan peserta didik di kelas, diperoleh dengan perhitungan

sebagai berikut.

%100siswaseluruhJumlah

tuntasyangsiswaJumlah ketuntasanPersentase

Data afektif peserta didik diambil pada setiap pertemuan dengan

menggunakan lembar observasi hasil belajar afektif. Peserta didik diamati hasil

belajar afektifnya dengan memberikan tanda √ pada lembar observasi sesuai

dengan indikator penilaian afektif yang telah ditentukan. Untuk menentukan nilai

pada setiap indikator digunakan rumus sebagai berikut:

........%100 guruaktivitasindikatorpenilaianTotal

YapernyataanJumlahN

Poin penilaian untuk setiap indikator afektif peserta didik adalah sebagai

berikut.

0% < x ≤ 25% = 1

25% < x ≤ 50% =2

50% < x ≤ 75% =3

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

72

75% < x ≤ 100% = 4 (Kemendikbud, 2013: 2)

Setelah poin untuk semua indikator ditentukan, penentuan nilai total untuk

semua indikator afektif peserta didik dirumuskan sebagai berikut.

........100 MaksimumSkor

TotalNilaiN

Setelah mendapatkan nilai akhir afektif peserta didik, Wardani (2007: 43)

mengklasifikasikan afektif peserta didik sebagai berikut.

(a) nilai 86 -100 = Sangat baik;

(b) nilai 71 - 85 = Baik;

(c) nilai 56 - 70 = Sedang;

(d) nilai 41 - 55 = Kurang; dan

(e) nilai < 40 = Sangat kurang

Penilaian psikomotor peserta didik, dilakukan dengan lembar penilaian

psikomotor peserta didik dan diamati dengan memberikan tanda √ pada kolom

penilaian dengan rentang nilai 0 sampai 3. Setelah poin untuk semua indikator

ditentukan, penentuan nilai total untuk semua indikator afektif peserta didik

dirumuskan sebagai berikut.

........100 MaksimumSkor

TotalNilaiN

Setelah data psikomotor terkumpul selanjutnya adalah menglkasifikasian

ketuntasan belajar peserta didik. Jika skor akhir dari hasil belajar kognitif peserta

didik kurang dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) atau ≤ 65 maka peserta

didik dianggap tidak tuntas, dan jika skor akhir hasil belajar peserta didik lebih

besar dari KKM atau > 65 maka peserta didik dianggap tuntas. Nilai rata-rata

psikomotor peserta didik diperoleh dengan rumus sebagai berikut.

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

73

siswaJumlah

siswasetiappsikomotorbelajarhasilnilaiN

Persentase ketuntasan peserta didik di kelas, diperoleh dengan perhitungan

sebagai berikut.

%100siswaseluruhJumlah

tuntasyangsiswaJumlah ketuntasanPersentase

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pelaksanaan penelitian dapat

disimpulkan bahwa keaktifan peserta didik dalam pembelajaran serta aktivitas

peneliti dalam membelajarkan materi tekanan dapat ditingkatkan dengan

menggunakan model pembelajaran inquiri terbimbing. Hal ini didasarkan pada

temuan sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh peserta

didik dan guru pada saat pembelajaran materi Tekanan berlangsung. Hanya

aktivitas guru yang dinilai dalam pembelajaran materi Tekanan melalui model

pembelajaran inquiri terbimbing meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan

penutup mengalami peningkatan pada setiap siklusnya dan telah mencapai

indikator keberhasilan pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran Metode Inquiri Terbimbing mampu meningkatkan aktivitas guru

dalam proses pembelajaran.

2. Peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA materi

Tekanan terus meningkat pada setiap siklusnya. Ranah kognitif mencapai

indikator penelitian pada siklus III, ranah afektif mencapai indikator penelitian

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

154

pada siklus III, dan ranah psikomotor mencapai indikator penelitian pada siklus

II. Pembelajaran Metode Inquiri Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik karena peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajarannya.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang diajukan adalah sebagai

berikut.

1. Guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan

model Metode Inquiri Terbimbing hendaknya memperhatikan alokasi waktu

yang tersedia dalam rancangan pembelajaran.

2. Untuk pembelajaran berbasis sains, sebaiknya peserta didik dilatih untuk

menyelidiki masalah dan memberikan pengalaman langsung melalui percobaan

dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.

3. Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, guru seharusnya menyusun RPP

agar sesuai dengan model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.

4. Guru harus menyusun dan mengembangkan alat evaluasi yang akan digunakan

dalam penelitian disarankan menggunakan alat analisis soal, seperti anatest,

untuk mengukur nilai validitas, reliabilitas, daya beda soal dan juga tingkat

kesukaran soal.

5. Bagi guru mata pelajaran IPA agar dapat menggunakan model pembelajaran

Metode Inquiri Terbimbing dalam proses pembelajaran karena dapat

meningkatkan prestasi belajar IPA.

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

DAFTAR PUSTAKA

Andrian, Nely, dkk. 2011. Efektifitas Penerapan Pembelajaran InkuiriTerbimbing (Guided Inquiry) pada Mata Pelajaran Fisika Pokok BahasanCahaya di Kelas VIIISMP Negeri 2 Muara Padang (Jurnal ProsidingSimposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011). Lampung:Universitas Lampung.

Arends. 1997. Cooperative Learning Theory, Research and Practice. Boston: Allynand Bacon.

Azizmalayeri, Kiumars, dkk. 2012. The Impact Of Guided Inquiry Methods OfTeaching On The Critical Thinking Of High School Students. [On Line]tersedia: http://www.iiste.org/Joumals/index.php/JEP/article/view/2530.

Cruickshank, K. 2006. Teenagers, Literacy and School: Researching inMultilingual Contexts. London: Routledge

Danokarsa, 2009. Macam-Macam Model Pembelajaran Inkuiri. [On Line]tersedia di: http://danokarsa.wordpress.com/2009/11/07/macam-macam-model-pembelajaran-inkuiri/

Depdiknas. 2008. Menejemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:Proyek Pembinaan Pendidikan Menengah Umum.

Dimyati & Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Eggen, Paul D dan Kauchak. 2007. Educational Psychology: windows onclassrooms. Virginia: Prentice Hall

Elaine B Johnson. 2007. Contextual Teaching and Learning: MenjadikanKegiatan Belajar-Mengajar mengasyikan dan Bermakna. Bandung: MizanLearning Center.

Gredler, M. E. 1986. Learning and Instruction: Theory into Practice. New York:Macmillan.

Herdian. 2010. Model Pembelajaran Inkuiri. [On Line] tersedia:http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelaj aran-inkuiri/

Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Lampung.

Jarolimek, Jhon dan Foster, Clifford D. 1976. Teaching and Learning in theElementary School. New york: Macmillan.

Lee, Woon Jee, dkk. 2010. The Effects Of Guided Inquiry Questions On Students'Critical Thinking Skills And Satisfaction In Online Argumentation. [On Line]

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING …digilib.unila.ac.id/25952/18/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Lampung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Pengalaman penulis

156

tersedia:http://citation.allacademic.com/meta/p_mla_apa_research_citation/4/3/0/2/0/p43929? index.html,

Muslich, Mansur. 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.Jakarta: Rineka Cipta.

Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PTBumi Aksara.

Pullaila, Ali, 2007. Jurnal Penelitian Pendidikan IP A Program PascasarjanaUPI. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Pannen, Paulina, dkk, 2001. Mengajar di Perguruan Tinggi: Konstruktivismedalam Pembelajaran. Jakarta: Direktorak jendral Pendidikan TinggiDepartemen Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005

Pickard, Alison Jane. 2007. Research Methods in Information. Michigan: Facet.

Roestiyah. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung:Kencana.

Slameto.2002. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.Jakarta

Smaldino, Sharon E, dkk. 2011. Instructional Technology and Media forLearning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudrajat, Akhmad, 2008. Pembelajaran Kontekstual. [On line] tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.eom/2008/01/29/pembelajaran-kontekstual/

Trianto. 2007 Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep,Landasan, dan Impelemntasinya pada Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003

Woldfolk, G. 2004. Educational Psychology. United States of America: PearsonEducation, Inc.