penelitian yeni alfiana

44
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Disusun Oleh : Yeni Alfiana S.E., M.Sc Tri Kumalawati FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TAMANSISWA PALEMBANG 2015

Upload: aries-veronica

Post on 16-Apr-2017

568 views

Category:

Economy & Finance


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian yeni alfiana

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Disusun Oleh : Yeni Alfiana S.E., M.Sc

Tri Kumalawati

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TAMANSISWA

PALEMBANG 2015

Page 2: Penelitian yeni alfiana

1

BAB I

1.1 Latar Belakang

Good Corporate Governance (GCG) merupakan sebuah konsep yang

menekankan hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar,

akurat, tepat waktu dan trasnparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik

maupun tertutup harus memandang GCG bukan sebagai aksesoris belaka, tetapi

sebagai upaya peningkatan kinerja dan nilai perusahaan (Tjager, 2003). Agency

Theory merupakan dasar yang digunakan untuk memahami GCG, Arifin (2010)

menyatakan inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan status antara

pemilik dan pengelola perusahaan menimbulkan suatu masalah yang biasa disebut

agency problem, terjadi antara pemilik perusahaan atau shareholders di satu sisi

dengan manajemen selaku pengelola disisi lain.

Lebih jauh Ujiyanto (2005) mengemukakan hubungan antara pemegang

saham dan manajer memberikan gambaran yang utuh mengenai hubungan agensi.

Hubungan agensi ini berkaitan dengan pemisahan kepemilikan dan pengawasan

dalam sturktur perusahaan. Adanya perilaku dari manajer/agen untuk bertindak

hanya untuk menguntungkan dirinya sendiri dengan mengorbankan kepentingan

pihak lain/pemilik, dapat terjadi adanya asymetric informatin yaitu manajer

mempunyai informasi yang lengkap mengenai perusahaan, sedangkan informasi

tersebut tidak dimiliki oleh pemilik perusahaan.

Adanya asymetric information dan sikap mementingkan diri sendiri pada

manajer/agen memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan dan kebijakan

Page 3: Penelitian yeni alfiana

2

yang kurang bermanfaat bagi perusahaan. Adanya kondisi ini menimbulkan tata

kelola perusahaan yang kurang sehat karena tidak adanya keterbukaan dari

manajemen untuk mengungkapkan hasil kinerjanya kepada pemilik perusahaan.

Berdasarkan keadaan tersebut, dibutuhkan sistem tata kelola perusahaan

yang baik pada perusahaan (Good Corporate Governance) yang bertujuan untuk

mendorong pengelolaan korporat yang terbuka dan akuntabel sehingga pemegang

saham mempunyai kesempatan untuk mengkaji berbagai keputusan dan dasar

pengambilan keputusan tersebut, serta menilai keefektifan keputusan yang telah di

ambil oleh pihak manajemen.

Corporate governance telah menjadi topik yang menarik untuk di teliti

pada saat sekarang ini. Hal ini karena meningkatnya kebutuhan untuk menerapkan

GCG ang disuarakan secara global. Keadaan tersebut di dorong oleh terjadinya

skandal pelaporan akuntansi dalam dunia bisnis, antara lain Enron, Merck, World

Com dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat (Cornett, et.al, 2006).

Selain itu, di Indonesia juga terjadi hal serupa, seperti PT. Lippo Tbk, PT Kimia

Farma Tbk, Bank Century dan Citibank juga melibatkan pelaporan keuangan yang

berawal dari terdeteksi adanya manipulasi (Gideon, 2005).

Dari beberapa contoh kasus tersebut di atas, maka sangat relevan bila

ditarik suatu pertanyaan tentang bagaimana efektifitas penerapan corporate

governance. Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam

meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara

manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders

Page 4: Penelitian yeni alfiana

3

lainnya. Corporate Governance juga memberikan suatu struktur yang

memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai

sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja.

Sedangkan hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan merupakan

dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Pelaporan kinerja merupakan refleksi

kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas dan

sumber daya berbagai macam indikator atau variabel untuk mengukur

keberhasilan perusahaan, pada umumnya berfokus pada infomasi kinerja yang

berasal dari laporan keuangan.

Laporan keuangan tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditor,

calon investor dan para pengguna lainnya dalam rangka membuat keputusan

investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan prospek suatu

perusahaan dimasa yang akan datang. Penilaian kinerja perusahaan dilakukan

untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam

mematuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan

perusahaan yang baik (Gideon, 2005).

Dalam penelitian ini, objek penelitian yang dipilih adalah industri sektor

consumer goods karena saat ini industri consumer goods merupakan salah satu

sektor yang masuk kategori berisiko kerugian paling kecil. Sektor consumer

goods merupakan barang-barang kebutuhan pokok yang selalu dikonsumsi

masyarakat dalam kesehariannya sehingga walaupun negara dalam keadaan krisis,

masyarakat harus tetap mengkonsumsi barang kebutuhan sehari-hari.

Page 5: Penelitian yeni alfiana

4

Berdasarkan uraian diatas dan perbedaan-perbedaan hasil penelitian

tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

“Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Consumer

Goods Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh Good Corporate

Governance terhadap kinerja perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh Good

Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat penelitian ini :

1. Bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan

diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada para pemakai

laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan dalam memahami

mekanisme corporate governance, sehingga dapat meningkatkan nilai dan

pertumbuhan perusahaan.

Page 6: Penelitian yeni alfiana

5

2. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan agency

theory dan good corporate governance, sehingga selanjutnya dapat digunakan

sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang

sejenis.

1.5 Metode Pemilihan Data dan Sampel

1.5.1 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan

tahunan perusahaan untuk tahun buku 2012 sampai dengan 2014. Sementara

metode pengumpulan data dengan cara dokumentasi yang di download melalui

situs resmi Bursa Efek Indonesia di http://www.idx.co.id dan Indonesia Capital

Market Directory (ICMD).

1.5.2. Metode Sampling

Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan metode purposive

sampling dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2012 sampai dengan 2014.

2. Perusahaan yang memiliki data kepemilikan manajerial, dewan komisaris

dan komite audit.

3. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki

sekurang-kurangnya 3 (tiga) anggota komite audit.

Page 7: Penelitian yeni alfiana

6

1.5.3 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif

dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear

berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel yang diteliti.

Sebelumnya dilakukan analisis regresi, data yang akan diolah terlebih dahulu

harus bebas dari asumsi klasik (normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan

heteroskedastisitas).

Page 8: Penelitian yeni alfiana

7

BAB II

Telaah Pustaka

2.1. Teori Keagenan

Perspektif keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk

memahami corporate governance. Inti dari hubungan keagenan adalah

adanya pemisahan status antara pemilik dan pengelola perusahaan

menimbulkan suatu masalah yang disebut agency problem, terjadi antara

pemilik perusahaan atau shareholders di satu sisi dengan manajemen

selaku penelola disisi lain (Arifin, 2010)

Dalam konsep agency theory, manajemen sebagai agen

semestinya menjunjung tinggi kepentingan shareholders, akan tetapi

tidak tertutup kemungkinan manajemen hanya mementingkan

kepentingannya sendiri untuk memaksimalkan utilitas. Siallagan, 2006,

menyatakan, manajemen bisa melakukan tindakan-tindakan yang tidak

menguntungkan perusahaan seperti penyalahgunaan kewenangan,

penggelapan sumber daya yang secara keseluruhan dalam jangka panjang

dapat merugikan kepentingan perusahaan. Perbedaan kepentingan antara

pemilik dan pengelola inilah yang disebut sebagai agency problem.

Konflik keagenan yang terjadi antara principal dan agent

menyebabkan adanya aagency cost yang terdiri dari biaya pengawasan

oleh principal, biaya perikatan oleh agent dan kerugian residual (residual

loss). Kerugian residual ini adalah pengurangan kekayaan yang dimiliki

7

Page 9: Penelitian yeni alfiana

8

oleh principal sebagai akibat perbedaan keputusan-keputusan yang

diambil oleh agent dan keputusan-keputsan yang akan memaksimalkan

kekayaan oleh perusahaan principal.

Hubungan antara pemegang saham dan manajer memberikan

gambaran yang utuh mengenai hubungan agensi. Hubungan agensi ini

berkaitan dengan pemisahan kepemilikan dan pengawasan dalam struktur

perusahaan. Adanya perilaku dari manajer/agen untuk bertindak hanya

menguntungkan dirinya sendiri karena manajer mempunyai informasi

yang lengkap mengenai perusahaan, sedangkan informasi tersebut tidak

dimiliki oleh pemilik perusahaan/shareholders(asymetric information)

Adanya asymetric information dan sikap mementingkan diri

sendiri para manajer,memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan

dan kebijakan yang kurang bermanfaat bagi perusahaan. Adanya kondisi

ini menimbulkan tata kelola yang kurang sehat karena tidak adanya

keterbukaan dari manajemen untuk mengungkapkan hasil kinerjanya

kepada pemilik perusahaan (ujiyanto, 2005).

2.2. Good Corporate Governance

Pengertian tentang Corporate Governance dapat dimasukkan dalam dua

kategori. Kategori pertama, lebih condong pada serangkaian pola perilaku

perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan,

perlakuan terhadap para pemegang saham, dan stakeholders. Kategori kedua lebih

melihat pada kerangka secara normatif, yaitu segala ketentuan hukum baik yang

Page 10: Penelitian yeni alfiana

9

berasal dari sistem hukum, sistem peradilan, pasar keuangan, dan sebagainya yang

mempengaruhi perilaku perusahaan. (Calbury Committee, 2003).

Corporate governance merupakan kumpulan hukum, peraturan dan kaidah

yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja perusahaan bekerja secara

efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi

para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. Secara

umum, penerapan prinsip GCG secara konkret memiliki tujuan terhadap

perusahaan sebagaimana ditawarkan oleh organization for economic cooperation

and development (OECD) adalah:

a. Fairness (Keadilan)

Prinsip keadilan merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi

seluruh pemegang saham. Keadilan yang diartikan sebagai perlakuan yang

sama terhadap para pemegang saham, terutama pemegang saham

minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang

penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan

saham oleh orang dalam (insider trading). Dalam melaksanakan

kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan

pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas

kewajaran dan kesetaraan.

Prinsip ini diwujudkan dengan membuat peraturan korporasi.

Dengan konsep korporasi, maka terdapat pemisahan antara pemegang

saham atau pemilik dan manajemen yang bertindak sebagai pengelola

perusahaan (Purba, 2011).

Page 11: Penelitian yeni alfiana

10

Lebih jauh (Purba, 2011) mengemukakan untuk dapat

terlaksananya prinsip ini diperlukan ketersediaan peraturan yang

melindungi kepentingan para pemegang saham minoritas dan asing,

membuat pedoman perilaku perusahaan (corporate conduct) atau kebijakan

yang melindungi korporasi dari perilaku buruk pihak dalam, menetapkan

peran dan tanggung jawab Dewan komisaris, direksi dan komite, termasuk

sistem remunerasi, menyajikan informasi secara wajar.

b. Disclosure/Transparency (keterbukaan/transparansi)

Prinsip ini diwujudkan dengan mengembangkan sistem akuntansi yang

berbasis standar akuntansi dan best practices yang menjamin

pengungkapan yang berkualitas, mengembangkan teknologi informasi dan

sistem informasi manajemen untuk menjamin pengukuran kinerja daan

memastikan bahwa risiko signifikan telah diidentifikasi, diukur dan

dikelola pada tingkat toleransi yang jelas.

c. Accountability (Akuntabilitas)

Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan sistem pengawasan

yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara komisaris, direksi, dan

pemegang saham yang meliputi monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap

manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan

kepentingan pemegang saham dan pihak yang berkepentingan.

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara

transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur

dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan

Page 12: Penelitian yeni alfiana

11

kepentingan saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan

prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

d. Responsibility (Responsibilitas)

Responsibilitas adalah adanya tanggung jawab pengurus dalam manajemen,

pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para

pemegang saham. Prinsip tanggung jawab menekankan pada sistem yang jelas

untuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban perusahaan kepada shareholder

dan stakeholder, yang dimaksudkan agar tujuan yang hendak dicapai dalam GCG

dapat direalisasikan, yaitu mengakomodir kepentingan dari berbagai pihak yang

berkaitan dengan perusahaan.

Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jawab

merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan

adanya tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan wewenang

kekuasaaan, menjadi profesional dan menjunjung etika dan memelihara

bisnis yang sehat.

e. Independency (Independen)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola

secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling

mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Independen

diperlukan untuk menghindari adanya potensi konflik kepentingan yang

mungkin timbul oleh para pemegang saham mayoritas. Mekanisme ini

menuntut adanya rentang kekuasaan antara komposisi komisaris, komite

Page 13: Penelitian yeni alfiana

12

dalam komisaris, ddan pihak luat seperti auditor. Keputusan yang dibuat

dan proses yang terjadi harus obyektif tidak dipengaruhi oleh kekuatan

pihak-pihak tertentu (Sam’ani, 2008)

2.3. Kepemilikan Manajerial

Salah satu mekanisme yang diharapkan dapat mengontrol biaya keagenan

yaitu dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Kaen (2003)

menyatakan corporate governance pada dasarnya menyangkut masalah siapa

(who) yang seharusnya mengendalikan jalannya kegiatan korporasi dan

mengapa (why) harus dilakukan pengendalian terhadap jalannya kegiatan

korporasi. Yang dimaksud dengan siapa adalah para pemegang saham,

sedangkan “mengapa” adalah karena hubungan antara pemegang saham

dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Kepemilikan manajerial merupakan isu penting dalam teori keagenan

karena semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam suatu

perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat untuk memenuhi

kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri. Untuk

meminimalkan konflik keagenan adalah dengan meningkatkan kepemilikan

manajerial di dalam perusahaan. Semakin besar kepemilikan manajemen

dalam perusahaan maka manajemen akan cenderung untuk berusaha

meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan untuk

kepentingannya sendiri (Paradita, 2009).

Page 14: Penelitian yeni alfiana

13

Kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki

insentif untuk memonitor. Secara teoritis ketika kepemilikan manajemen

rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik

manajer akan meningkat. Kepemilikan manajemen terhadap saham

perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan

antara pemegang saham luar dengan manajemen. Sehingga permasalahan

keagenan diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer adalah juga

sekaligus sebagai seorang pemilik.

2.4. Proporsi Dewan Komisaris

Proporsi dewan komisaris memegang peranan penting dalam implementasi

GCGkarena merupakan inti dari GCG yang bertugas untuk menjamin

pelaksanaan strategi perusahaan. Untuk menjamin pelaksanaan GCG

diperlukan anggota dewan komisaris yang memiliki integritas, kemampuan

tidak cacat hukum dan tidak memiliki hubungan bisnis ataupun hubungan

lainnya dengan pemegang saham pengendali (mayoritas) baik secara langsung

maupun tidak langsung (Wedari, 2004).

Surat Edaran Bapepam-LK No. SE-03/PM/2000 dan peraturan BEI nomor

IA, menetapkan bahwwa dalam suatu perusahaan publik setidaknya 30% dari

seluruh anggota Dewan Komisaris harus dapat di anggap independen

(merupakan komisaris independen). Komisaris independen memainkan

peranan penting dalam suatu perusahaan karena mewakili kepentingan publik

dengan cara mengawasi manajemen perusahaan.

Page 15: Penelitian yeni alfiana

14

Komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam

perselisihan yang terjadi di anatara para manajer internal dan mengawasi

kebijakan direksi serta memberikan nasihat kepada direksi. Sedngkan

komisaris indepnden merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi

monitoring agar tercipta perusahaan yang tata kelolanya baik.

2.5. Komite Audit

Dalam keputusan Menteri BUMN No: Kep-103/MBU/2002, menyatakan

bahwa komite audit adalah suatu badan yang berada dibawah komisaris yang

sekurang-kurangnya minimal satu orang anggota komisaris, dan dua orang

ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat

mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya dan

bertanggungjawab langsung kepada komisaris atau Dewan Pengawas.

Selain itu, keputusan Ketua Bapepam-LK No: Kep-41/PM/2003

menyatakan bahwa komite audit memiliki wewenang mengakses secara

penuh, bebas dan tak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana, aset serta

sumber daya perusahaan dalam rangka tugasnya serta berwenang untuk

bekerjasama dengan auditor internal. Dalam pelaksanaan tugasnya komite

audit mempunyai fungsi membantu dewan komisaris untuk:

a. Meningkatkan kualitas laporan keuangan.

b. Menciptakan kedisiplinan dan pengendalian yang dapat mengurangi

kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan.

c. Meningkatkan efektivitas fungsi internal audit maupun eksternal audit.

Page 16: Penelitian yeni alfiana

15

d. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris.

2.6. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja

Tujuan pokok penilaian kinerja (Lumbanraja, 2010) adalah untuk memotivasi

karyawan dalam mencapai tujuan organisasi dan dalam memenuhi standar

perilaku yang telah ditetapkan sebelummnya agar membuahkan tindakan dan

hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen

atau rencana formal yang dituangkan dalam rencana strategi, program, dan

anggaran organisasi. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang

tidak semestinya, untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang

semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya, serta

penghargaan.

Penilaian perusahaan khususnya kinerja sering dilakukan untuk tujuan:

a. Memperoleh pendapat wajar atas penyertaan dalam suatu perusahaan atau

menunjukkan bahwa perusahaan bernilai lebih dari apa yang ada dalam

neraca.

b. Untuk keperluan merger dan akuisisi, yaitu untuk mengetahui berapa nilai

perusahaan dan nilai ekuitas dari masing-masing perusahaan.

c. Untuk kepentingan usaha, yang bertujuan untuk mengetahui apakah nilai

usaha lebih besar daripada likuiditasnya.

Page 17: Penelitian yeni alfiana

16

2.7. Pengembangan Hipotesis

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya, Isnanta (2007)

meneliti mengenai pengaruh GCG dan struktur kepemilikan terhadap

manajemen laba dan kinerja perusahaan manufakturdi BEI, hasil penelitian

menemukan bahwa kepemilkan manajerial, proporsi dewan komisaris dan

komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen labatetapi berpengaruh

terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan (girsang,

2010) yang mengemukakan hanya variabel kepemilikan manajerial yang

berpengaruh terhadap manajemen laba. Disisi lain Lumbanraja (2004)

menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan perusahaan.

Good Corporate Governance yang diproksikan kedalam kepemilikan

manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel

independen dan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen. Tujuan dari

GCG adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang

berkepentingan. Apabila GCG dalam kepemilikan manajerial, dapat berjalan

dengan baik maka dapat meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas

perusahaan. Kinerja perusahaan akan meningkat sehingga dapat menarik

investor lainnya untuk menanamkan investasinya di perusahaan tersebut.

Dewan Komisaris dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja

perusahaan karena apabila dewan komisaris menjalankan tugasnya dengan

baik maka dapat meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan

Page 18: Penelitian yeni alfiana

17

menerima return atas dana yang telah investasikan. Komite juga dapat

memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena komite audit yang

berjalan dengan baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan membuat

citra perusahaan baik di mata para investor sehingga meningkatkan

kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang

telah mereka investasikan.

Berdasarkan uraian teoritis yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : GCG berpengaruh parsial terhadap kinerja perusahaan

H2 : GCG berpengaruh simultan terhadap kinerja perusahaan

Page 19: Penelitian yeni alfiana

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah perusahaan-perusahaan di bidang consumer

goods yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai 2014. Sampel dipilih

berdasarkan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di BEI pada tahnu 2011

sampai 2014.

2. Perusahaan yang memiliki data kepemilikan manajerial, dewan komisaris,

dan komite audit.

3. Perusahaan yang terdaftar di BEI yang memiliki sekurang-kurangnya 3

(tiga) anggota komite audit.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Consumer Goods yang menjadi Sampel

No Kode Nama Perusahaan 1 ADES PT. Akasha Wira Internasional Tbk 2 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 3 DLTA PT. Cahaya Kalbar 4 DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 5 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 6 HMSP PT. HM Sampoerna 7 INAF PT Indofarma Tbk 8 INDF PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 9 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 10 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk 11 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk 12 KLBF PT. Kalbe Farna Tbk 13 MERK PT. Merck Tbk

18

Page 20: Penelitian yeni alfiana

19

14 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia 15 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 16 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 17 PSDN PT. Prasdiha Aneka Niaga Tbk 18 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 19 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk 20 STTP PT. Siantar Top Tbk 21 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 22 TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk 23 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company

Tbk Sumber : Data Diolah (IDX Statistil, 2014)

3.2 Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Berikut merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian

ini.

a. Kepemilikan manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan isu penting dalam teori keagenan

karena semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam suatu

perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat untuk

memenuhi kepentingan pemegang sham yang juga adalah dirinya

sendiri (Pradita, 2009).

Kepemilikan Manajerial : Saham yang dimiliki manajemen Total saham yang beredar

b. Proporsi Dewan Komisaris

Proporsi dewan komisaris memegang peranan penting dalam

implementasi GCG karena merupakan inti dari GCG yang bertugas

untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan (Wedari, 2004)

Page 21: Penelitian yeni alfiana

20

Proporsi Dewan Komisaris : Jumlah anggota komisaris independen

Jumlah seluruh anggota dewan komisaris

c. Komite Audit

Komite audit berfungsi membantu dewan komisaris untuk

meningkatkan kualitas laporan keuangan, meningkatkan efektivitas

fungsi internal audit dan mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan

perhatian dewan komisaris.

Komite Audit : Jumlah anggota komite audit independen Jumlah seluruh anggota komite audit

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja

perusahaan. Kinerja perusahaan merefleksikan kinerja fundamental

perusahaan. Variabel kinerja perusahaan diukur dengan data fundamental

perusahaan, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan. Kinerja

perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan cash flow

return on asset (CFROA). CFROA dihitung dari laba sebelum bunga dan

pajak ditambah depresiasi dibagi total aktiva

CFROA = EBIT + Dep Assets

Keterangan: CFROA : Cash flow return on assets EBIT : Laba sebelum bunga dan pajak Dep : Depresiasi Assets : Total aset CFROA digunakan sebagai salah satu alat untuk melakukan pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. Dengan menggunakan CFROA maka akan dapat lebih memfokuskan pada

Page 22: Penelitian yeni alfiana

21

pengukuran kinerja perusahaan karena CFROA tidak terikat dengan harga saham Cornet et al (2006).

3.3 Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif

dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linear

berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel yang diteliti.

Sebelum dilakukan analisis regresi, data yang akan diolah terlebih dahulu harus

bebas dari asumsi klasik (normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan

heterokedastisitas).

3.3.1 Uji asumsi klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini di perlukan

untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti

distribusi normal. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan analisis grafik dan

uji statistik

b. Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi linear ada korelasi

anatara kesalahan pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari

autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi menggunakan uji

durbin-watson (DW test).

Page 23: Penelitian yeni alfiana

22

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan

mengamati grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat dengan

residualnya. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot.

d. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada

korelasi yang serius diantara variabel independen, model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk

melihat ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari

nilai tolerance dan lawannya vaiance inflation factor (VIF). Batasan umum

yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nila

tolerance < 0,01 atau sama dengan VIF>10 (ghozali, 2005)

3.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis linear berganda digunakan

Page 24: Penelitian yeni alfiana

23

untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Model regresi yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a +bX1+b2X2+b3X3 +e

Dimana:

Y : kinerja perusahaan

a : konstanta

b : koefisien regresi dari variabel independen

X1 :Kepemilikan manajerial

X2 :Dewan Komisaris

X3 : Komite Audit

E : Error

3.3.3 Uji signifikasi Individual (Uji t)

Uji-t dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan

signifikan secara parsial antara variabel independen dengan variabel dependen,

hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 : Variabel independen tidak berepngaruh terhadap variabel dependen

H1 : Variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel, dengan

ketentuan sebagai berikut:

Page 25: Penelitian yeni alfiana

24

Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolah;

Jika t-hitung> t-tabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak;

3.3.4 Uji Signifikasi Simultam (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi sejauh mana variabel-variabel

independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Tahap-tahap

pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

b. Menentukan taraf signifikan. Taraf signifikan adalah 0,05

c. Membandingkan nilai F hitung dan F tabel

d. Pengambilan keputusan

H0 diterima bila F-hitung < F-tabel

H1 diterima bila F-hitung> F-Tabel

Page 26: Penelitian yeni alfiana

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan di bidang consumber goods yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai 2014. Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini :

Tabel 4.1

Daftar Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian

No Nama Perusahaan Kode Tanggal Berdiri

Tanggal I.isting

1. PT. Akasha Wira Internasional Tbk ADES 7-03-1985 13-6-1994 2. PT. Cahaya Kalbar Tbk CEKA 9-12-1980 09-07-1996 3. PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 15-7-1970 27-2-1984 4. PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA 5-2-1979 11-11-1994 5. PT. Gudang Garam Tbk GGRM 26-06-1958 27-08-1990 6. PT. HM Sampoerna Tbk HMSP 27-03-1905 15-08-1990 7. PT. Indofarma (Persero) Tbk INAF 2-1-1996 17-4-2001 8. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 14-8-1990 14-8-1994 9. PT. Kimia Farma Tbk KAEF 23-1-1969 4-7-2001 10 PT. Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI 09-01-1973 26-07-1996 11. PT. Kedaung Indah Can Tbk KICI 11-01-1974 28-10-1993 12. PT. Kalbe Farma KLBF 10-9-1998 30-7-1991 13. PT. Merck Tbk MERK 14-10-1970 23-07-1981 14. PT. Multi Bintang Indonesia MLBI 03-08-1929 15-12-1981 15. PT. Mustika Ratu Tbk MRAT 14-3-1978 27-7-1995 16. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN 16-4-1974 18-10-1994 17. PT. Pyridam Farma Tbk PYFA 27-11-1976 16-10-2001 18. PT. Bentoel Internasional Investama

Tbk RMBA 19-1-1979 5-3-1990

19. PT. Siantar Top Tbk STTP 12-5-1987 16-12-1996 20. PT. Mandom Indonesia Tbk TCID 5-11-1969 30-9-1993 21. PT. Tempo Scan Pasific Tbk TSPC 20-5-1970 17-6-1994 22. PT. Ultrajaya Milk Industry &

Trading Company Tbk ULTJ 2-11-1971 2-7-1990

23. PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR 5-12-1933 11-1-1982 Sumber : Data Diolah (IDX Statistik, 2014)

25

Page 27: Penelitian yeni alfiana

26

Perusahaan- perusahaan tersebut merupakan perusahaan-perusahaan yang telah memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian berdasarkan metode pemilihan sampel yang digunakan yaitu metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, terdapat sejumlah 23 perusahaan consumber goods yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dan diamati selamat periode 2011 sampai dengan 2014.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetaui pengaruh dari beberapa varibel independen terhadap variabel dependen. Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. pengujian asumsi klasik dan regresi bergandan dilakukan dengan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution 15.0 for Windows. Prosedur dimulai dengan memasukkan semua variabel independen dan variabel dependen ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan.

4.2 Statistik Deksriptif

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah good corporate governance yang dalam hal ini diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel independen dan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen.

Statistik deksriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel. Penjelasan data melalui statistik deksriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deksriptif difokuskan pada nilai maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi. Berikut ini tabel statistik deksriptif variabel-variabel dari sampel perusahaan consumer goods tahun 2011-2014 :

Tabel 4.2 Statistik Deksriptif Variabel Penelitian Perusahaan Sampel

N Minimum Maximum Mean Std

Deviation Kepemilikan Manajerial 69 50 99 .7887 .14218 Proporsi Dewan Komisaris 69 33 80 .4267 .13370 Komite Audit 69 20 50 .3403 .04932 Kinerja Perusahaan 69 48 98 .7291 .15464 Valid N ( listwise ) 69

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Page 28: Penelitian yeni alfiana

27

Dari hasil analisis statistik deksriptif dalam tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah observasi dalam penelitian (N) adalah 69. Variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai minimum sebesar 50% dan nilai maksimum sebesar 99% dengan rata-rata sebesar 78,87%. Sementara standar deviasi sebesar 14,21% menunjukkan simpangan data yang relatif kecil, karena nilainya yang lebih kecil daripada nilai mean-nya.

Variabel proporsi dewan komisaris menunjukkan nilai minimum sebsar 33% dan nilai maksimum sebesar 80%. Jumlah komisaris independen yang besar dalam perusahaan dapat menjadi kontrol terhadap kebijakan perusahaan. Sedangkan nilai rata-rata keseluruhan proporsi dewan komisaris adalah 42,67% dengan standar deviasi sebesar 13,37%. Simpangan data variabel ini relatif kecil, karena nilainya yang lebih kecil daripada mean-nya.

Variabel komite audit mempunyai nilai minimum sebesar 20% dan nilai maksimum sebesar 50% dengan nilai rata-rata sebesar 34,03%. Sementara standar deviasi sebesar 4,93% menunjukkan simpangan data yang relatif kecil, karena nilainya yang lebih kecil daripada nilai mean-nya.

Variabel kinerja perusahaan mempunyai nilai minimum sebesar 48% dan nilai maksimum sebesar 98%. Sementara standar deviasi sebesar 15,46% menunjukkan simpangan data yang relatif kecil, karena nilainya yang lebih kecil daripada nilai mean-nya yaitu sebesar 72,91%. Dengan tidak besarnya simpangan data, menunjukkan bahwa data variabel kinerja perusahaan dikatakan cukup baik.

4.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, residual memiliki distribusi normal. Cara yang dilakukan untuk melihat normalitas adalah menggunakan analisa grafik (grafik histogram dan normal probability plot) dan analisa statistik dengan menggunakan uji kolmogorov-smornov (K-S). Grafik histrogram membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Dalam normal probability plot, jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov (K-S) memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogrovo Smirnov yang dapat dilihat dari :

a. Nilai signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.

Page 29: Penelitian yeni alfiana

28

b. Nilai signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolomogorov Smirnov adalah seperti yang ditampilkan berikut ini :

Tabel 4.3

One-Sample Kolmogorov Smirnov Test

Kinerja

Perusahaan Kepemilikan Manajerial

Proporsi Dewan

Komisaris

Komite Audit

N Normal Parameters (a,b) Mean Std.Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

69 .7291

.15464 .124 .124

-.096 1.027 .242

69 .7887

.14218 .115 .085

-.115 .957 .319

69 .4267

.13370 .258 .258

-.235 2.142 .672

69 .3403

.04932 .496 .496

-.388 4.117 .960

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Berdasarkan Tabel 4.3 dalam hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat bahwa nilai asymptonic significance (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov dari variabel kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, komite audit dan kinerja perusahaan perusahaan lebih besar dari 0,05 atau lebih terdistribusi dengan normal. Dengna demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.

Page 30: Penelitian yeni alfiana

29

Gambar 4.1

Grafik Histogram

Dependent Variable : Kinerja Perusahaan

Regression Standardized Residual

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histrogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak melenceng (skewness) ke kiri maupun kanan atau normal.

Page 31: Penelitian yeni alfiana

30

Gambar 4.2 Grafik Probability Plot

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable : Kinerja Perusahaan

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot di atas. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

Page 32: Penelitian yeni alfiana

31

4.3.2 Uji Autokolerasi

Dalam uji autokolerasi ini, kita dapat menguji apakah dalam model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan-kesalahan penggangu pada periode sebelumnya.

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokolerasib

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .643a .320 .321 .15604 1.963

a. Predictors : (Constant), komite audit, proporsi dewan komisaris, kepemilikan manajerial

b. Dependent Variable : kinerja perusahaan

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,963. Sementara dari tabel Durbin-Watson diketahui bahwa nilai dl = 1,5205 dan dU = 1,7015, sehingga nilai 4-dU = 2,2985 dan 4-dl = 2,4795. Karena nilai d (Durbin-Watson) terletak pada daerah dU < d < 4-dU, maka Ho diterima dan kesimpulannya yaitu tidak terjadi autokolerasi pada model regresi.

Page 33: Penelitian yeni alfiana

32

4.3.3 Uji Heterokedastisitas

Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Uji heterokedastisitas berdasarkan pada gambar 4.3 pola titik-titik yang terdapat pada scatterplot dari model regresi menunjukkan bahwa titik-titik menyebar dengan pola ynag tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model regresi.

Gambar 4.4 Scatterplot

Dependent Variable : kinerja perusahaan

Page 34: Penelitian yeni alfiana

33

4.3.4 Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas adalah dengan melihat besaran kolerasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu : Tolerance > 0.10 dan VIF < 10.

Berdasarkan hasil yang ada pada tabel 4.5 dan tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel independen yaitu : Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris dan Komite Audit Memiliki angkat Tolerance lebih dari hasil 0,10 dan angka Variance Inflation Factor (VIF) di bawah 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Berikut disajikan tabel hasil pengujian.

Tabel. 4.5

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant)

Kepemilikan Manajerial Proporsi Dewan Komisaris

Komite Audit

.824

.950

.861

1.213 1.053 1.161

a Dependent Variable : kinerja perusahaan

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Page 35: Penelitian yeni alfiana

34

4.4 Sumber Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan

4.4.1 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel independen, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil penolahan data dengan program SPSS 15, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 36: Penelitian yeni alfiana

35

Berdasarkan tabel 4.7 pada kolom unstandardized coefficient (B) maka persamaan regresi berganda ynag dapat dibentuk sebagai berikut :

KP = 0,555 – 0,007 KM + 0,152 PDK + 0,338 KA + €

Dimana : KP = Kinerja Perusahaan

KM = Kepemilikan Manajerial

PDK = Proporsi Dewan Komisaris

KA = Komite Audit

Hasil persamaan regresi berganda tersebut, nilai konstanta sebesar 0,555 menyatakan bahwa jika tidak ada perubahan pada variabel bebas (X1 = 0, X2 = 0, dan X3 = 0) maka nilai kinerja perusahaan (KP) adalah sebesar 55,5%. Dari persamaan regresi tersebut, pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap kinerja perusahaan dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Kepemilikan manajerial memiliki koefisien bertanda negatif sebesar 0,007, hal tersebut menyatakan bahwa setiap pengurangan satu skor atau nilai variabel kepemilikan manajerial akan menurunkan nilai kinerja perusahaan sebesar 0,007 atau 0,7%.

b. Proporsi dewan komisaris memiliki koefisien bertanda positif sebesar 0,152, hal tersebut menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai variabel proporsi dewan komisaris akan menaikkan nilai kinerja perusahaan sebesar 0,152 atau 15,2%

c. Komite audit memiliki koefisien bertanda positif sebesar 0,338, hal tersebut menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai variabel komite audit menaikkan nilai kinerja perusahaan sebesar 0,338 atau 33,8%.

4.4.2 Pengujian Hipotesis

4.4.2.1 Koefisien Kolerasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien kolerasi (R) menunjukkan seberapa besar kolerasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien kolerasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Page 37: Penelitian yeni alfiana

36

Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas.

Hasil analisis koefisien kolerasi dan koefisien determinasi mengenai pengaruh good corporate governance (kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit) terhadap kinerja perusahaan, dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 4.8

Hasil Analisis Koefisien Kolerasi dan Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .643a .320 .321 .15604

a. Predictors : (Constant), komite audit, proporsi dewan komisasris, kepemilikan manajerial

b. Dependent Variable : kinerja perusahaan

Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013

Pada model summary, nilai koefisien kolerasi (R) sebesar 0,643 yang berarti bahwa kolerasi atau hubungan antara kinerja perusahaan dengan variabel independennya good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit cukup kuat karena bedara di atas 0,5. Angkat adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,321. Hal ini berarti 32,1% variasi atau perubahan dalam kinerja perusahaan dapat dijelaskan oleh variasi dari good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit, sednagkan sisanya (67,9%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

4.4.2.2 Uji Secara Parsial ( Uji t )

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t ( t test ).

Page 38: Penelitian yeni alfiana

37

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut :

Dari tabel hasil uji secara parsial diatas dapat dijelaskan bahwa :

1. Pengujian Hipotesis pada Variabel independen Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial memiliki signifikansi t sebesar 0,960 yang lebih besar dari 0,05 nilai t hitung diketahui bahwa t hidung (-0,050) lebih kecil dari t tabel (1,99713), maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan

2. Pengujian Hipotesis pada Variabel independen Proporsi Dewan Komisaris

Proporsi dewan komisaris memiliki signifikansi t sebesar 0,028 yang lebih kecil dari 0,05. Nilai t hitung diketahui sebesar 2,049 sedangkan nilai t tabel sebesar 1,99713. Sehingga diketahui bahwa t hitung (2,049) lebih besar dari t tabel (1,99713), maka H1 diterima dan Ho ditolak, artinya proporsi dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan.

3. Pengujian Hipotesis pada Variabel independen Komite Audit

Komite audit memiliki signifikansi t sebesar 0,617 yang lebih besar dari 0,05. Nilai t hidung diketahui sebesar 0,817 sedangkan nilai t tabel sebesar 1,99713. Sehingga diketahui bahwa t hitung (0,817) lebih kecil dari t tabel (1,99713), maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Page 39: Penelitian yeni alfiana

38

4.4.2.3 Uji Secara Simultan ( Uji F )

Uji statistis F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9

UJI F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig 1 Regression

Residual Total

.043 1.583 1.626

3 65 68

.014

.024 3.595 .041a

a. Predictors : (Constant), komite audit, proporsi dewan komisasris, kepemilikan manajerial

b. Dependent Variable : kinerja perusahaan Sumber : Data yang diolah peneliti, 2013 Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 3,595 dengan signifikansi 0,041. Sementara berdasarkan tabel statistik pada signifikansi 0,05, maka diketahui bahwa F tabel adalah 2,7459. Sehingga diketahui bahwa F hitung (3,959) lebih ebsar dari F tabel (2,7459). Maka H2 diterima dan dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat

dijelaskan oleh variabel kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit. Namun, dari ketiga variabel tersebut hanya proporsi dewan komisaris yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

4.5.1 Kepemilikan Manajerial Pengujian terhadap variabel kemeplikan manajerial menunjukkan bahwa

variabel ini tidak berpengaruh terhadap kinerja perusaaan. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,960 yang lebih besar dari 0,05. Dan juga dilihat dari nilai t hitung (0,050) yang lebih kecil dari t tabel (1,99613). Hasil penelitian tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnanta (2007) yang menyatakan bahwa kemeplikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan kemepilikan saham yang dimiliki manajemen perusahaan ynag diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen. Besar kecilnya jumlah kemeplikan manajerial dalam perusahaan akan mengindikasikan adanya kesamaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham atau pemilik. Namun sebagian perusahaan

Page 40: Penelitian yeni alfiana

39

memiliki tingkat kepemilikan manajerial yang rendah sehingga kinerja manajer dalam mengelola perusahaan kurang optimal dan manajer sebagai pemegang saham minoritas dapat berpartisipasi aktif dalam membuat suatu keputusan diperusahaan, sehingga tidak mempengaruhi kinerja perusahaan.

4.5.2 Proposal Dewan Komisaris Pengujian terhadap variabel proporsi dewan komisaris menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ini dengan variabel dependennya yaitu kinerja perusahaan. Hal ini sesuai dengan signikansi t sebesar 0,02 yang lebih kecil dari 0,05. Dan juga dilihat dari nilai t hidung (2,049) yang lebih besar dari t tabel (1,99713). Hal ini menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris mampu menjadi mekanisme good coporate governance yang dapat memberikan informasi yang pasti dan perkembangan penting perusahaan secara cepat dan transparan yang pada akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan yang baik. Hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnanta (2007) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara proporsi dewan komisaris kinerja perusahaan. Proporsi dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan atau komisaris independen mempengaruhi kinerja perusahaan yang bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Adanya komisaris independen diharapkan dapat memberikan fungsi pengawasan terhadap perusahaan secara objektif dan independen, menjamin pengelolaan yang bersih dan sehatnya operasi perusahaan sehingga dapat mendukung kinerja perusahaan.

4.5.3 Komite Audit Pengujian terhadap variabel komite audit menunjukkan bahwa variabel ini

tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,617 yang lebih besar dari 0,05. Dan juga dilihat dari nilai t hitung (0,817) yang lebih kecil dari t tabel (1,99713). Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh isnanta (2007) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara komite audit dengan kinerja perusahaan. Komite audit adalah organ tambahan yang diperlukan dalam pelaksanaan prinsip good corporate governance. Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan serta melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan perusahaan. Namun tidak sedikit perusahaan yang belum melakukan proses penunjukkan anggota komite audit secara jelas dan terbuka, sehingga keindependesiannya masih patut diragukan. Kurangnya independensi atau lemahnya kontrol dari komite audit berdampak terhadap pengelolaan perusahaan sehingga tidak mempengaruhi kinerja perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 3,595 lebih besar dari F tabel sebesar 2,7459

Page 41: Penelitian yeni alfiana

40

sehingga dapat disimpulkan bahwa kemeplikian manajerial, proprosi dewan komisaris, dan komite audit berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Girsang (2010) yang menyatakan bahwa good corporate governance tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penerapan GCG dalam dunia usaha di Indonesia merupakan tuntutan zaman agar perusahaan-perusahaan yang ada jangan sampai terlindas oleh persaingan global yang semakin keras. GCG pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan.

Page 42: Penelitian yeni alfiana

41

BAB V

Simpulan dan Saran

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Secara parsial variabel-variabel bebas menunjukkan hasil yang berbeda: a. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja perusahaan dengan signifikansi t sebesar 0,960 yang lebih besar 0,05, artinya kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan

b. .Proporsi dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan dengan nilai signifikansi sebesar 0,028 yang lebih kecil dari 0,05, artinya semakin meningkatnya proporsi dewan komisaris maka semakin meningkat pula kinerja perusahaan.

c. Komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan dengan nilai signifikansi t sebesar 0,617 yang lebih besar dari 0,05. Artinya komite audit tidak memilki pengaruh terhaap kinerja perusahaan.

2. Hasil uji f menunjukkan bahwa GCG, yang diproksikan dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahaan degnan F hitung (3,595) lebih besar dari F tabel (2,746). Artinya variabe kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

5.2 Keterbatasan dan Saran Penelitian Selanjutnya

Penelitian yang telah dilakukan pada dasarnya mempunyai keterbatasan dan kelemahan-kelemahan yang memerlukan penyempurnaan dimasa yang akan datang, antara lain:

1. GCG yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas pada tiga variabel yaitu kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit. Penelitian selanjutnya perlu mengidentifikasi mekanisma GCG lain untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan, seperti kepemilikan konstitusional, menyertakan keahlian

41

Page 43: Penelitian yeni alfiana

42

komite audit dan komisaris independen, sistem insentif manajemen, dewan direksi dan lain sebagainya.

2. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini hanya perusahaan consumer goods saja. Penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan sampel kelompok perusahaan lain yang listed di BEI.

Page 44: Penelitian yeni alfiana

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Helmi Ikhwanul. 2010. Hubungan Antara Mekanisme Good Corporate Governance (Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Asing, Hutang dan Kualitas Audit) dengan Kinerja Saham. Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro Semarang.

Chtourou, Klapper, Leora. F dan I. Love. 2001. Corporate Governance, Investor Protection

and Performance in Emerging Market. Working Paper. http://www.ssrn.com Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan Tehranian H. (2006). Earnings Management,

Corporate Governance, and True Financial Performance. Http://papers.ssrn.com/

Deni Darmawati, Khomsiyah dan Rika Gelar Rahayu, 2004. Hubungan Corporate

Governance dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII, IAI, 2004. Effendi, M. Arief, 2005, “Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan.”

Jurnal Akuntansi Pemerintah, Volume 1, No. 1, Jakarta. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gideon SB Boediono. (2005). Kualitas Laba : Studi Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005

Girsang, Isian, 2010. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Dan Kinerja Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. Isnanta, Rudi, 2007. Pengaruh Good Corporate Governance Dan Struktur Kepemilikan

Terhadap Manajemen Laba Dan Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Yogyakarta.

Kaen, Drobetz.2003.Corporate Governance and Expected Stock Returns: Evidence From

Germany, ECGI Finance Working Paper.