penatalaksanaan pneumonia pneumocystis carinii

Upload: rahma-larasati-syaheeda

Post on 15-Jul-2015

180 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Penatalaksanaan pneumonia pneumocystis carinii Obat pilihan utama adalah kombinasi trimetoprim 20 mg / KgBB/ hari + sulfametoksazol 100 mg /KgBB/hari per oral, yang dibagi menjadi 4 dosis dengan interval pemberian tiap 6 jam dalam 12 14 hari. Obat alternatif lain (namun lebih toksik) adalah pentamidin isethionat dosis 4 mg / KgBB/hari diberikan 1 kali perhari melalui IM atau IV selama 12 14 hari. Pentamidin isethionat biasanya diberikan kepada pasien yang tidak dapat bertoleransi terhadap pemberian kombinasi trimetoprim + sulfametoksazol. Penatalaksanaan BronkiektasisTerapi yang dilakukan bertujuan untuk : 1. Meningkatkan pengeluaran sekret trakeobronkial. Drainase postural dan latihan fisioterapi untuk pernapasan dan batuk yang produktif, agar sekret dapat dikeluarkan secara maksimal. 2. Mengontrol infeksi, terutama pada fase eksaserbasi akut. Pilihan antibiotik berdasarkan pemeriksaan bakteri dari sputum dan resistensinya. Sementara menunggu hasil biakan kuman, dapat diberikan antibiotik spektrum luas sepertiampisilin, kotrimoksazol, dan amoksisilin. Antibiotik diberikan sampai produksi sputum minimal dan tidak purulen. Pengobatan diperlukan untuk waktu yang lama bila infeksi paru yang diderita telah lanjut. 3. Mengembalikan aliran udara pada saluran napas yang mengalami obstruksi,. Bronkodilator diberikan selain untuk mengatasi bronkospasme, juga untuk meperbaiki drainase sekret. Alat pelembab dan nebulizer dapat dipakai untuk melembabkan sekret. Bronkoskopi kadangkadang perlu untuk pengangkatan benda asing atau sumbatan mukus. Pasien dianjurkan untuk menghindari rangsangan bronkus dari asap rokok dan polusi udara yang tercemar berat dan mencegah pemakaian obat sedatif dan obat yang menekan refleks batuk. 4. Operasi hanya dilakukan bila pasien tidak menunjukkan perbaikan klinis setelah mendapat pengobatan konservatif yang adekuat selama 1 tahun atau timbul hemoptisis yang masif. Pertimbangan operasi berdasarkan fungsi pernapasan, umur, keadaan, mental, luasnya bronkiektasis, keadaan bronkus pasien lainnya, kemampuan ahli bedah dan hasil terhadap pengobatan.