pemeriksaan fisik leher

6
PEMERIKSAAN FISIK LEHER Leher dibagi oleh muskulus sternokleidomastoideus menjadi trigonum anterior atau medial dan trigonum posterior atau lateral. Sternokleidomastoideus adalah otot kuat yang berfungsi mengangkat sternum selama respirasi. Sternokleidomastoideus memiliki dua kaput: kaput sternal berasal dari manubrium sterni, sementara kaput klavikula muncul pada ujung sternum dari klavikula. Kedua kaput menyatu dan berinsersi pada aspek lateral dari prosesus mastoideus. Sternokleidomastoideus dipersarafi oleh nervus spinalis asessorius, atau saraf kranial kesebelas. Anterior terhadap muskulus sternokleidomastoideus terdapat trigonum anterior. Batas inferior trigonum anterior adalah klavikula dan batas anterior adalah garis tengah. Trigonum anterior terdiri dari kelenjar tiroid, laring, dan faring. Trigonum anterior juga terdiri dari kelenjar limfe, kelenjar submandibula, dan lemak. Kelenjar tiroid membungkus trakea bagian atas dan terdiri atas dua lobus yang dihubungkan oleh isthmus, merupakan kelenjar endokrin terbesar dalam tubuh. Bila dilihat dari depan, tiroid berbentuk kupu-kupu dan membungkus laring dan trakea bagian anterior dan lateral. Ismus tiroid melintang trakea tepat di bawah tulang rawan

Upload: tr14ni

Post on 11-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PEMFIS LEHER

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERIKSAAN FISIK LEHER

PEMERIKSAAN FISIK

LEHER

Leher dibagi oleh muskulus sternokleidomastoideus menjadi trigonum anterior atau

medial dan trigonum posterior atau lateral. Sternokleidomastoideus adalah otot kuat yang

berfungsi mengangkat sternum selama respirasi. Sternokleidomastoideus memiliki dua

kaput: kaput sternal berasal dari manubrium sterni, sementara kaput klavikula muncul

pada ujung sternum dari klavikula. Kedua kaput menyatu dan berinsersi pada aspek

lateral dari prosesus mastoideus. Sternokleidomastoideus dipersarafi oleh nervus spinalis

asessorius, atau saraf kranial kesebelas.

Anterior terhadap muskulus sternokleidomastoideus terdapat trigonum anterior. Batas

inferior trigonum anterior adalah klavikula dan batas anterior adalah garis tengah.

Trigonum anterior terdiri dari kelenjar tiroid, laring, dan faring. Trigonum anterior juga

terdiri dari kelenjar limfe, kelenjar submandibula, dan lemak.

Kelenjar tiroid membungkus trakea bagian atas dan terdiri atas dua lobus yang

dihubungkan oleh isthmus, merupakan kelenjar endokrin terbesar dalam tubuh. Bila

dilihat dari depan, tiroid berbentuk kupu-kupu dan membungkus laring dan trakea bagian

anterior dan lateral.

Ismus tiroid melintang trakea tepat di bawah tulang rawan krikoid dari laring. Lobus

lateral meluas sepanjang salah satu sisi laring, sampai setinggi pertengahan tulang rawan

tiroid dari laring. Fungsi kelenjar tiroid ialah menghasilkan hormon tiroid sesuai

kebutuhan tubuh. Muskulus sternokleidomastoideus menutupi vagina karotis. Vagina

karotis terletak lateral terhadap laring. Sarung ini mengandung arteri karotis komunis,

vena jugularis interna, dan nervus vagus.

Posterior terhadap sternokleidomastoideus terdapat trigonum posterior. Daerah ini

dibatasi oleh muskulus trapezius di posterior, dan oleh klavikula di interior. Trigonum

posterior juga kelenjar limfe.

Diperkirakan bahwa leher mengandung lebih dari 75 kelenjar limfe pada setiap sisinya.

Untaian kelenjar limfe ini dinamai sesuai dengan letaknya. Dimulai dari posterior

terdapat untaian oksipital, aurikularis posterior, servikalis posterior, servikalis

Page 2: PEMERIKSAAN FISIK LEHER

superfisialis dan profunda (dekat muskulus sternokleidomastoideus), tonsilaris,

submaksilaris, submentalis (pada ujung rahang dekat garis tengah), aurikularis anterior,

dan supraklavikularis (diatas klavikula). Mengetahui jalannya drainase limfatik ini

penting, karena adanya pembesaran kelenjar limfe dapat menunjukkan adanya penyakit di

daerah yang mencurahkan limfenya kesitu.

INSPEKSI

Periksa leher terhadap kemungkinan asimetri. Minta pasien menjulurkan lehernya. Cari

adanya luka parut, asimetri, atau massa. Tiroid normal hampir tidak tampak. Persilahkan

pasien untuk menelan, sambil mengamati gerak naik tiroid. Pembesaran tiroid secara

difus seringkali menyebabkan pembesaran leher secara merata. Amati pasien dengan

tiromegali difusa, yakni pada pasien yang menderita penyakit Grave dengan proptosis

bilateral.

Apakah tampak benjolan-benjolan pada leher? Seorang pasien dengan massa nodular

pada leher akibat goiter multinodular akan tampak benjolan pada lehernya yakni

pembesaran kelenjar tiroid. Apakah tampak bendungan vena superfisial? Bendungan vena

di leher penting untuk dinilai, karena mungkin berhubungan dengan goiter.

PALPASI

Palpasi kelenjar tiroid

Terdapat dua cara palpasi kelenjar tiroid. Cara anterior dilakukan dengan pasien dan

pemeriksa duduk berhadapan. Dengan memfleksi leher pasien atau memutar dagu sedikit

ke kanan, pemeriksa dapat merelaksasi muskulus sternokleidomastoideus pada sisi itu,

sehingga memudahkan pemeriksaan. Tangan kanan pemeriksa menggeser laring ke kanan

dan selama menelan, lobus tiroid kanan yang tergeser dipalpasi dengan ibu jari dan jari

telunjuk tangan kiri. Setelah memeriksa lobus kanan, laring digeser ke kiri dan lobus kiri

dievaluasi melalui cara serupa dengan tangan sebelah.

Kemudian, pemeriksa harus berdiri di belakang pasien untuk meraba tiroid melalui cara

posterior. Pada cara posterior ini, pemeriksa meletakkan kedua tangannya pada leher

pasien, yang posisi lehernya sedikit ekstensi. Pemeriksa memakai tangan kirinya

mendorong trakea ke kanan. Pasien diminta menelan sementara tangan kanan pemeriksa

Page 3: PEMERIKSAAN FISIK LEHER

meraba tulang rawan tiroid. Saat pasien menelan, tangan kanan pemeriksa meraba

kelenjar tiroid berlatar-belakang muskulus sternokleidomastoideus. Pasien diminta sekali

lagi untuk menelan saat trakea terdorong ke kiri, dan pemeriksa meraba kelenjar tiroid

berlatar-belakang muskulus sternokleidomastoideus kiri dengan tangan kiri. Segelas air

akan memudahkan pasien untuk menelan. Meskipun kedua cara palpasi itu dikerjakan,

pemeriksa jarang dapat meraba kelenjar tiroid dalam keadaan normal.

Konsistensi kelenjar harus dinilai. Kelenjar tiroid normal mempunyai konsistensi mirip

jaringan otot. Keadaan padat keras terdapat pada kanker atau luka parut. Lunak, atau

mirip spons seringkali dijumpai pada goiter toksik. Nyeri tekan pada kelenjar tiroid

terdapat pada infeksi akut atau perdarahan ke dalam kelenjar.

Jika tiroid membesar, harus pula dilakukan auskultasi. Bagian corong stetoskop

diletakkan di atas lobus tiroid untuk mendengar adanya bruit (bising yang terdengar bila

terjadi percepatan aliran dalam pembuluh darah). Terdapatnya bruit tiroid sistolik atau to-

and-fro, terutama jika terdengar di atas polus superior, menunjukkan adanya aliran darah

yang abnormal besar dan sangat mungkin terdapat pada goiter toksik.

Palpasi kelenjar supraklavikularis

Palpasi adanya kelenjar supraklavikularis mengakhiri pemeriksaan leher. Pemeriksa

berdiri di belakang pasien dan meletakkan jari-jarinya ke dalam fossa supraklavikularis

medialis, di bawah klavikula dan di samping muskulus sternokleidomastoideus. Pasien

diminta menarik napas yang dalam sewaktu pemeriksa menekan ke dalam dan di

belakang klavikula. Setiap kelenjar supraklavikularis yang membesar akan teraba

sewaktu pasien menarik napas.

PEMERIKSAAN TRAKEA

Evaluasi posisi trakea

Posisi trakea dapat ditentukan dengan meletakkan jari telunjuk kanan di incisura

suprasternal dan menggerakannya sedikit ke lateral untuk meraba lokasi trakea. Teknik

ini diulangi, dengan menggerakkan jari dari incisura suprasternal ke sisi lain. Ruang di

antara trakea dan klavikula harus sama. Pergeseran mediatinum dapat memindahkan

trakea ke satu sisi.

Page 4: PEMERIKSAAN FISIK LEHER

Pemeriksaan mobilitas trakea

Gerakan trakea ke atas dipakai untuk menentukan apakah trakea terfiksasi pada

mediastinum. Teknik ini disebut tarikan trakea. Kepala pasien harus agak di fleksikan dan

tangan kiri anda harus menyokong bagian belakang kepala pasien. Tangan kanan harus

diletakkan sejajar dengan trakea dengan telapak tangan menghadap keluar. Jari tengah

dimasukkan ke dalam ruang krikotiroid, dan laring didorong ke atas. Laring dan trakea

biasanya bergerak kira-kira 1-2cm. Setelah menggerakan laring ke atas, secara perlahan-

lahan turunkan sebelum melepaskan jari-jari anda. Jangan melepaskannya secara tiba-tiba

dari posisinya di bagian atas. Trakea yang terfiksasi menunjukkan fiksasi mediastinal,

yang dapat terjadi pada neoplasma atau tuberkulosis. Anda harus berhati-hati untuk tidak

meletakkan jari-jari yang memeriksa secara horizontal, mendorong ke belakang, atau

menjatuhkan trakea. Tindakan-tindakan ini dapat menimbulkan perasaan tidak enak pada

pasien.