pemberdayaan ekonomi anggota koperasi serba usaha...
TRANSCRIPT
PEMBERDAYAAN EKONOMI ANGGOTA KOPERASI
SERBA USAHA TANGERANG KUAT SEJAHTERA MELALUI
(TKS) MART
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun oleh:
Ahmad Septiawan Badawi
NIM: 1110054000014
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
i
ABSTRAK
AHMAD SEPTIAWAN BADAWI
Pemberdayaan Ekonomi Anggota Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat
Sejahtera melalui Tangerang Kuat Sejahtera (TKS) Mart
Sebuah mini market yang juga berbasis koperasi ini ada karena keresahan
warga untuk mendapatkan bahan-bahan pokok untuk keseharian yang sulit, maka
dibangunlah market. tapi kalau market saja hanya menguntungkan sebelah pihak,
maka akhirnya dibuatlah koperasi yang mana tidak hanya Pertokoan saja tapi
terdapat pula Simpan Pinjam, Payment Point (listrik, voucher pulsa hp/listrik,
telepon, WOM, FIF, BAF, OTO, PDAM) serta pelayanan jasa pembuatan SIM
dan Pasport. Dana untuk membangun, dan membeli bahan-bahan pokoknya
didapat dari warga yang telah bergabung dengan koperasi. Dalam hal permodalan
Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera mereka tidak dibantu oleh
pemerintah sama sekali.
Metodelogi yang dipergunakan dalam penelitian adalah metodelogi
penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti melakukan wawancara kepada pengurus
Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera, anggota yang terlibat dalam
transaksi belanja di Pertokoan. Selain itu peneliti, mendapatkan data dari bahan-
bahan tertulis seperti: Laporan Tahunan Koperasi 2014, dan Daftar Anggota
Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera.
Dalam penelitian ini peneliti memeliki tujuan untuk mengetahui
bagaimana proses pemberdayaan ekonomi anggota yang dilakukan KSU
Tangerang Kuat sejahtera TKS Mart dan mengetahui apa saja yang menjadi faktor
penghambatnya.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa KSU Tangerang Kuat
Sejahtera cukup membantu ekonomi anggota dengan adanya kegiatan-kegiatan
yang bisa membantu memenuhi kebutuhannya walau tidak banyak, akan tetapi
kegiatan-kegiatan tersebut terkendala oleh faktor-faktor yang menghambatnya
membuat kegiatan atau program yang sedang berjalan tidak efektif.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang telah memberi petunjuk kepada umatnya menuju
kehidupan yang bahagia fiddun yaa wal aakhirat.
Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulisan skripsi ini tidak
akan terselesaikan bila tanpa bantuan serta dan dukungan dari berbagai pihak,
baik secara moril maupun materil. Sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya, sehingga
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu wati nilam sari, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Konomunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak M. Hudri MA. Selaku Sekertaris Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam (PMI) dan juga sekaligus sebagai pembimbing skripsi
yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing,
memberi motivasi, semangat, arahan serta kritikan dan saran bagi penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
iii
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis
dibangku kuliah.
5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang telah memberikan pinjaman buku kepada penulis, sehingga dapat
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
6. Anggota Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera yang telah
bersedia di wawancarai. Khususnya kepada bapak syaiful dan segenap
pengeurus koperasi yang telah memberikan kesempatan penulis untuk
melaksanakan penelitian dan telah membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini.
7. Orang Tua penulis yaitu H. Muhammad Ilham dan Ibunda Hj. Muspiah serta
keluarga tercinta yang senantiasa memberi semangat, do’a, cinta dan kasih
sayang serta berbagai dorongan yang tak terhingga baik moril maupun
materil.
8. Sahabat dekat Penulis sekaligus teman seperjuangan, Anfal, Ade Ramdhan
Maghfiroh, Muhammad Iqbal Abdul Gofur, Ujang Kosasih, Adiatma, Fiqih
Akbar, Annisa Fatonah, Lilis Yunengsih, Nur Handayani serta teman
lainnya yang selalu memberikan semangat, do’a, keceriaan, dan bantuan
dalam penyelesaian skripsi penulis.
9. Dan kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan
kepada penulis baik secara moril maupun materil, penulis ucapkan terima
iv
kasih yang sebesar besarnya, semoga kebaikan kalian semua menjadi jalan
menuju kebaikan fiddun yaa wal aakhirat.
Jakarta, September 2016
Ahmad Septiawan B
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................i
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................v
DAFTAR TABEL .............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..............................................5
D. Metodologi Penelitian ...........................................................5
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................13
F. Sistematika penulisan ............................................................14
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pemberdayaan .......................................................................17
1. Pengertian Pemberdayaan ...............................................17
2. Strategi Pemberdayaan ....................................................21
3. Tujuan Pemberdayaan .....................................................21
4. Tahap-Tahap Pemberdayaan ...........................................22
5. Konsep Pemberdayaan ....................................................24
6. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan ........................................25
B. Pemberdayaan Ekonomi ........................................................26
1. Pengertian Ekonomi ........................................................26
2. Pemberdayaan Ekonomi ..................................................28
C. Koperasi ................................................................................33
1. Pengertian Koperasi ........................................................33
2. Fungsi Peran Koperasi.....................................................35
3. Prinsip-Prinsip Koperasi..................................................36
4. Nilai Dasar Koperasi .......................................................37
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI
A. Profil KSU Tangerang Kuat Sejahtera ..................................39
1. Sejarah Koperasi di Indonesia .........................................39
vi
2. Sejarah KSU Tangerang Kuat Sejahtera..........................43
3. Visi dan Misi ...................................................................44
4. Struktur Organisasi ..........................................................44
5. Tanggung Jawab Pengawas .............................................46
6. Sejarah Organisasi Kepengurusan ...................................48
B. Keseluruhan Anggota Koperasi .............................................49
C. Hasil Temuan.........................................................................50
1. Kegiatan ...........................................................................50
2. Pendanaan Koperasi dari Usaha Koperasi .......................51
3. Usaha Koperasi ................................................................53
4. Hasil Usaha ......................................................................54
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. Proses Pemberdayaan Ekonomi Anggota Di Koperasi
Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera ...............................59
B. Faktor-Faktor Penghambat dalam Pemberdayaan KSU
Tangerang Kuat Sejahtera ....................................................73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................76
B. Saran .....................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................78
LAMPIRAN .....................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Jadwal Penelitian ............................................................................9
2. Tabel 2 Organisasi Kepengurusan ...............................................................49
3. Tabel 3 Dana Anggota .................................................................................52
4. Tabel 4 Pemasukan Koperasi yang diperoleh dari Mini Market .................56
5. Tabel 5 Pengeluaran Koperasi .....................................................................57
6. Tabel 6 Perbandingan Harga ........................................................................72
1
BAB I
PENDAULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Adanya lembaga-lembaga pemberdayaan masyarakat melalui
pengembangan potensi diri dengan tetap kreatif dalam berwirausaha mandiri kini
sangat banyak diusung. Berbagai program pun berbeda-beda dalam pengelolannya
namun tetap hanya satu tujuan yaitu pemberdayaan masyarakat dalam upaya
memutus rantai kemiskinan dan memperbaiki kondisi kesejahteraan sosial
ekonomi yang notabene belum didapat oleh banyak masyarakat saat ini.
Lembaga-lembaga pemerintahan maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
hadir bukan hanya bantuan materil tapi juga immaterial seperti, pembinaan dan
pelatihan.1
Tumbuh kesadaran betapa pentingnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
terutama dalam hal kemampuannya menyerap tenaga kerja. Dengan sifat
bisnisnya yang fleksibel UKM terbukti lebih tahan terhadap gejolak ekonomi,
seperti yang terjadi di Indonesia pada awal masa krisis ekonomi pada tahun 1997.
Usaha yang tergolong kecil menengah relatif sangat mudah melakukan
penyesuaian terhadap perubahan lingkungan. Keberadaan UKM dipandang
berperan penting dalam struktur ekonomi suatu negara. Berdasarkan hal di atas
maka dapat dilihat pentingnya UKM dalam perekonomian dalam mengatasi
masalah krisis yang terjadi karena UKM adalah salah satu pelaku bisnis dalam
1 Sujanto, et.al, Pedoman Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Melalui
Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial,(BLPS)(Jakarta : Kementrian Sosial RI, 2011). Hal. 23.
2
domain dunia usaha.2
Dari hasil penelitian, mahasiswa sulit untuk mau dan memulai wirausaha
dengan alasan mereka tidak diajar dan dirangsang untuk berusaha sendiri. Hal ini
juga didukung oleh lingkungan budaya masyarat dan keluarga yang dari dulu
selalu ingin anaknya menjadi orang gajian alias pegawai. Di sisi lain, para orang
tua kebanyakan tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan untuk berusaha.
Oleh karena itu, mereka lebih cenderung mendorong anak-anak mereka untuk
mencari pekerjaan atau menjadi karyawan. Orang tua juga merasa lebih bangga,
bahkan sebagian merasa terbebas, bila anaknya yang telah selesai kuliah mampu
menjadi pegawai. Dan faktor yang tidak kalah pentingnya adalah tidak ada atau
sulitnya memiliki modal untuk berwirausaha.3
Program pemberdayaan terhadap masyarakat miskin merupakan suatu
kewajiban lembaga pemerintah dan non pemerintah. Aktivitas dimana orang-
orang yang tidak berdaya menjadi berdaya atau mempunyai kehidupan yang
layak, sama dengan manusia lainnya. Artinya cukup tersedianya sandang, pangan,
perumahan, pendidikan, kesehatan, keadilan dan rasa aman. Mensejahterakan
kehidupan bangsa dalam hidup, berarti memberdayakan setiap warga negara agar
mampu berbuat dan bertindak seimbang, baik dalam pikiran, perkataan, perbuatan
serta mampu menyelaraskan antara Hak dan Kewajiban, oleh karena itu
pemberdayaan dan kesejahteraan dalam hidup merupakan kebutuhan masyarakat
yang harus dipenuhi.4
2Bakrie, Mengembangkan UKM Melalui Pemberdayaan Peran Pemerintah Daerah
(jakarta: Gede,Diva, 2009), h. 15. 3Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 3- 4.
4Kusnadi, pendidikan keaksaraan: Filsofi, strategi, implementasi (Jakarta: DEPDIKNAS,
2005), h. 219.
3
Pemberdayaan dimaksud adalah sebagai suatu proses dimana masyarakat
yang tinggal pada lokasi tertentu mengembangkan prakarsa untuk melaksanakan
suatu tindakan sosial (dengan atau tanpa intervensi) untuk mengubah situasi
ekonomi, sosial, kultural dan atau lingkungan mereka.5
Bapak kopersi Indonesia, almarhum Dr. Mohammad Hatta dengan jelas
menyebutkan bahwa koperasi tidak saja merupakan wadah ekonomi, tetapi juga
merupakan sarana pendidikan bagi masyarakat Indonesia.
Oleh karena koperasi bukan saja memupuk rasa solidaritas sosial antar
anggota koperasi, tanpa melihat perbedaan suku, agama dan status sosial, tetapi
juga mendidik para anggotanya agar menjadi manusia yang memiliki
individualita(merupakan sikap positif seorang anggota koperasi, sebagai pembela
dan pejuang yang giat bekerja dan berkorban untuk pengembangan koperasi),
sadar atas harkatnya sebagai manusia memiliki harga diri.6
Pemberdayaan yang dilakukan oleh koperasi bermacam-macam jenisnya
ada yang berupa kerajinan, pelatihan, peminjaman modal usaha, dan usaha
bersama dengan berbagi keuntungan. Dan yang akan peneliti teliti di KSU
Tangerang Kuat Sejahteraadalah tentang usaha bersamanya di bagian
pertokoannya. Karena di bagian pertokoan itu sangat menarik cara mendapatkan
keuntungannya, dibandingkan belanja di tempat lain.
Dan kegiatan yang lainnya yang sama dengan koperasi lainnya, seperti
simpan pinjam yang mana di koperasi lain meminjam bisa sampai
Rp.10.000.000,- ke atas sedangkan di KSU Tangerang Kuat Sejahtera hanya bisa
5Soetomo, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2006), h. 81. 6Sri dan Edi Swasono, Mencari Bentuk, Posisi, dan Realitas Koperasi di dalam Orde
Ekonomi Indonesia (Jakarta: UI Press, 1987), h. 48-49.
4
sampai Rp. 2.000.000.- dan paling besar Rp.5.000.000.- saja, tidak hanya itu saja
meminjam di koperasi lain biasanya ada bunganya sedangkan di KSU Tangerang
Kuat Sejahtera tidak ada sama sekali. Tidak hanya simpan pinjam dan pertokoan
KSU Tangerang Kuat Sejahtera juga ada kegiatan pelatihan dan menerima jasa
pembayaran.
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan diatas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah yang akan dituangkan dalam
bentuk skripsi dengan judul : “Pemberdayaaan Ekonomi Anggota Koperasi
Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera Melalui Tangerang Kuat Sejahtera
(TKS) Mart”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak melebar maka penulis membatasi
penelitian ini pada bagaimana proses KSU Tangerang Kuat Sejahtera melakukan
pemberdayaan.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana proses Pemberdayaan Ekonomi Anggota Koperasi Serba
Usaha Tangerang Kuat Sejahtera Melalui Tangerang Kuat Sejahtera
(TKS) Mart?
b. Faktor-faktor yang menghambat koperasi serba usaha untuk
memberdayakan anggota koperasi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana proses pemberdayaan Ekonomi anggota
5
KSU Tangerang Kuat Sejahtera melalui Tangerang Kuat Sejahtera
(TKS) Mart.
b. Mengetahui apa saja yang menjadi faktor-faktor penghambat dalam
memberdayakan masyarakat khususnya anggota koperasi di KSU TKS
yang telah dilakukan oleh pengurus koperasi.
2. Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi, referensi, evaluasi,
atau masukan bagi siapa saja yang terkait dengan koperasi melalui UKM
dan pemberdayaan ekonomi anggota koperasi.
b. Menambah pengalaman penulis di bidang pemberdayaan masyarakat,
khususnya perkoperasian.
c. Membangun kerja sama antara mahasiswa jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam dengan Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat
Sejahtera.
D. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata, tertulis atau lisan dari orang dan prilaku yang dapat diamati.
Kirk dan Miller memberikan pengertian penelitian kualitatif sebagai tradisi
penelitian yang tergantung pada pengamatan sesuai dengan orang-orang di sekitar
objek penelitian dalam bahasa dan peristilahan sendiri.7
Penelitian kualitatif adalah meneliti informan sebagai subjek penelitian
7Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2009), edisi revisi cet. Ke-26, h. 3
6
dalam lingkungan hidup kesehariannya. Untuk itu, para peneliti kualitatif sedapat
mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat dunia
kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa
adanya (wajar). Pemahaman akan simbol-simbol dan bahasa asli masyarakat
menjadi salah satu kunci keberhasilan penelitian ini.8
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang dimaksudkan untuk
mengeksplorasi dan mengklasifikasikan suatu fenomena atau kenyataan sosial,
dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah
dan unit yang teliti.9
Penelitian deskriptif (descriptive research), yang biasa disebut juga
penelitian taksonomi (taxonomic research), dimaksudkan untuk eksplorasi dan
klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang
diteliti.10
Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu
masyarakat atau suatu kelompok tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau
hubungan antara dua gejala atau lebih. Penelitian deskriptif ini meliputi:
a. Penelitian yang menggambarkan karakteristik suatu masyarakat atau suatu
kelompok orang tertentu.
b. Penelitian yang menggambarkan penggunaan fasilitas masyarakat.
8 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 23-24
9Syamsir Salam, dan Jaenal Aripin, M.Ag, Metodelogi Penelitian Sosial(Jakarta: UIN
Jakarta Prees, 2006), h.13
10
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,
2010), h. 20.
7
c. Penelitian yang memperkirakan proporsisi orang yang mempunyai
pendapat, sikap, atau bertingkah laku tertentu.
d. Penelitian yang berusaha untuk melakukan semacam ramalan.11
Berdasarkan beberapa definisi di atas, penulis melakukan penelitian dengan
menguraikan fakta-fakta yang didapat berdasarkan hasil dari penelitian lapangan
(field research) yang kemudian diolah, dikaji, dan dianalisis agar dapat
menghasilkan suatu kesimpulan.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah orang yang
dapat memberikan informasi. Adapun yang dijadikan sumber informasi dalam
penelitian ini adalah pengurus koperasi yang langsung berkaitan dengan
bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan oleh koperasi kepada
anggotanya. Sesuia dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik penentuan
subyek penelitian yang dipakai dalam penelitian yang peneliti bahas adalah
purposive sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi yang didasarkan atas
tujuan atau pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti dalam sampling ini
peneliti berusaha menguji pertimbangan-pertimbangannya untuk dapat
memasukkan unsur yang dianggap khusus dari suatu populasi dimana peneliti
mencari informasi.12
Yaitu dari pengurus ada pak Syaiful yang menjabat sebagai
sekertaris 1 di koperasi tersebut dan pak Husni sebagai sekertaris II. Dan dari
anggota ada Veronika Daryati sebagai penyedia stok keset, Wahidin sebagai
penyedia stok es krim, Tamsir sebagai penyedia stok bandeng presto, dan Tedi
11
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2011),
h. 35. 12
Jusuf Soewadji, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Jurusan Sosiologi, 2003), cet
ke-1, h.100.
8
Palutio yang bekerja sebagai tukang jahit dan penyedia stoknya.
Sedangkan objek penelitiannya adalah proses Pemberdayaan Ekonomi
Anggota KSU Tangerang Kuat Sejahtera melalui TKS Mart.
3. Sumber Data
Sumber data adalah tempat didapatkannya data yang diinginkan.
Pengetahuan tentang sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk
diketahui agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih sumber data yang
sesuaidengan tujuan penelitian. Misalnya suatu penelitian tentang Pemberdayaan
Ekonomi Anggota KSU Tangerang Kuat Sejahtera melalui TKS Mart.
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada. Data primer contohnya adalah data yang diperoleh dari responden
melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara
peneliti dengan nara sumber.13
Data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi
koperasi berupa absensi, catatan-catatan, laporan budget pengeluaran, laporan
kegiatan, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
4. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini berlokasi di JL. Doktor Setia Budi, No. 21 Rt. 02 Rw.
05, Kelurahan Parung Serab, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Banten.
Adapun rincian jadwal penelitian dijelaskan dalam tabel berikut:
13
Choir Cornetta, sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, pengumpulan data
kualitatif dan skala ukuran, diakses dari Website http://www.academia.edu, 25 Nopember 2014
pukul 11:10.
9
Tabel 1
Jadwal Penelitian
No Hari/Tanggal Waktu
(WIB)
Kegiatan
1. Jum’at, 20
November 2015
09.00-11.00 Perizinan untuk melakukan penelitian
dan membahas apa yang akan di teliti
peneliti.
2. Senin, 23
November 2015
09.00-11.00 Memberikan surat izin untuk penelitian
dan sekaligus observasi di sekitar
koperasi.
3. Kamis, 26
November 2015
17.00-18.00 Peneliti memulai wawancara dengan
salah satu pengurus koperasi.
Membahas apa saja usaha yang ada di
koperasi.
4. Kamis, 05
Maret 2016
09.30-11.00 Peneliti mewancarai sekertaris II.
Membahas tentang mekanisme koperasi
bekerja dari segala hal: simpan pinjam,
TKS Mart, dan jasa.
5. Jum’at, 06
Maret 2016
09.00-10.00 Melanjutkan membahas yang kemarin
terputus.
6. Senin, 09
Mei 2016
08.40-10.00 Meminta data dokumentasi yang
dimiliki koperasi.
7. Selasa, 10
Mei 2016
19.00-20.00 Meminta data anggota yang ada, keluar
dan keterangan lainnya.
8. Senin, 22
Agustus 2016
09.00-13.00 Observasi tempat penelitian dari luar
dengan panca indera.
9. Selasa, 23 13.00-14.00 Masih melanjutkan observasi.
10
Agustus 2016
10. Rabu, 24
Agustus 2016
15.00-16.00 Masih berlanjut observasinya.
11. Kamis, 25
Agustus 2016
19.00-20.00 Observasinya lebih meluas di sekitar
koperasi.
12. Jum,at 26
Agustus 2016
09.00-10.30 Lanjut observasi di sekitar koperasi.
13. Rabu, 14
September 2016
19.00-20.20 Menanyakan tentang yang ada di
dokumentasi yang di berikan koperasi
kepada peneliti.
14. Kamis, 22
September 2016
10.30-12.40 Menanyakan di mana tempat tinggal
yang sudah peneliti pilih untuk di
wawancarai dan bertanya kepada
pengurus diperbolehkan tidak peneliti
mewancarainya.
15. Rabu, 05
Oktober 2016
09.00-15.30 Peneliti lanjut mewancarai kepada
anggotanya yaitu pak Tamsir dan pak
Tedi Palutio dirumahnya masing-
masing. Membahas tentang apa saja
partisipasinya di koperasi.
16. Kamis, 06
Oktober 2016
13.30-15.00 Menyambung wawancara pak Tedi
Palutio yang tidak sempat pada hari itu.
17. Selasa, 11
Oktober 2016
09.30-12.20 Peneliti melanjutkan wawancara ke
informan selanjutnya, Yaitu bu
Veronika Daryati.
18. Kamis, 13
Oktober 2016
10.20-13-00 Peneliti lanjut mewawancarai pak
wahidin di rumahnya.
19. Senin, 24 09.00-20.00 Menanyakan kekurangan pertanyaan
11
Oktober 2016 kepada informan yang menjadi anggota
koperasi.
Sumber: Hasil Pengolahan Data
5. Teknik Pengumpulan Data
dalam setiap penelitian di samping penggunaan metode yang tepat
diperlukan pula kemampuan memilih dan bahkan juga menyusun teknik dan alat
pengumpulan data ini sangat berpengaruh pada obyektivitas hasil penelitian.
Dengan kata lain teknik dan alat pengumpulan data yang tepat dalam suatu
penelitian akan memungkinkan dicapainya pemecahan masalah secara valid dan
reliabel, yang pada gilirannya akan memungkinkan dirumuskannya generalisasi
yang obyektif.14
Teknik pengumpulan data diperlukan untuk menjawab
permasalahan penelitian ini. teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan :
a. Observasi
Metode observasi, merupakan teknik untuk menambah kecermatan
pengamatan seperti penggunaan stopwatch, daftar cek dan seterusnya.
Pengamatan ialah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera.
E.C. Wragg menjelaskan bahwa observasi yaitu pengamatan secara sistematis dan
analisa yang memegang peranan penting untuk meramalkan tingkah laku sosial,
sehingga hubungan antara satu peristiwa dengan yang lainnya menjadi jelas.15
Yang dilakukan peneliti di sini yaitu melakukannya dengan panca indera
khususnya mata, dengan melihat sekitar KSU TKS Mart kondisinya dari: jalan,
akses jalan menuju koperasi, mengukur jarak antara toko yang serupa, juga
14
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Prees, 2007), h. 100 15
Nurul Hidayati, metodologi Penelitian Dakwah (Jakarta: Uin Jakarta Prees,2006), h. 8.
12
kondisi fisik koperasi itu sendiri, dan kegiatan yang sedang berlangsung di sana.
b. Wawancara
wawancara adalah salah satu cara untuk memperoleh data melalui informasi
yang didengarnya dengan panca indera pendengaran, yang sebelumnya
dintanyakan terlebih dahulu kepada responden.16
Berdasarkan definisi menurut Stewart & Cash, wawancara diartikan sebagai
sebuah interaksi yang di dalamnya terdapat pertukaran atau berbagai aturan,
tanggung jawab, pearasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara
bukanlah suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan/memulai
pembicaraan sementara yang lain hanya mendengarkan.17
Yaitu adanya timbal
balik, dengan peneliti bertanya dan responden menjawab dan menghasilkan
informasi yang diinginkan.
c. Studi Dokumenasi
Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif
dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek
sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah
satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran
dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang
ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.18
Di koperasi peneliti
mendapat dokumentasi berupa dokumen RAT 2014 yang diberikan kepada
pengurus koperasi ke peneliti.
6. Teknik Analisis Data
16
Ibid., h. 39. 17
Haris Herdiansyah, metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial (Jakarta:
Salemba Humanika,2012), Cet. Ketiga, h. 118 18
Ibid., h. 143.
13
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, baik data dari wawancara, pengamatan yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan di lokasi penelitian, dokumen pribadi, dokumen
resmi, gambar, foto, dan sebagainya.19
Di sini peneliti menggabungkan
keseluruhan data yang di dapat selama berada di tempat penelitian tersebut: dari
dokumentasi, data wawancara baik dari pengurus maupun dari anggota, dan dari
panca indera/ pengamatan secara langsung. agar terkumpul menjadi sebuah
lembaran-lembaran skripsi.
7. Teknik Keabsahan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.20
Dalam hal ini peneliti melakukan cek terhadap data yang sudah diperoleh
dalam dokumentasi, laporan-laporan, dan dokumen-dokumen yang ada di
lapangan dengan hasil observasi dan wawancara yang akan peneliti lakukan
nantinya untuk mendapatkan hasil yang valid.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian, peneliti melakukan tinjauan pustaka agar terhindar dari
kesamaan judul dan isi skripsi yang sudah ada sebelumnya.
Setelah melakukan penelusuran atas skripsi pada Perpustakaan Utama
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ada skripsi yang membahas
19
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media,2012), h. 245 20
Lexy J Moleong , Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2008), h. 330.
14
pemberdayaan UKM, program pemberdayaan pada pesantren dan juga Peran
pesantren dalam pemberdayaan. Yaitu:
Skripsi Pertama
Judul :Pengaruh Program Pemberdayaan melalui Koperasi Simpan
pinjam terhadap Peningkatan Penghasilan anggota Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Duri
Utara Kecamatan Tambora jakarta Barat
Penulis :Irhineu Dwi Wahyu Pratiwi (109054100022)
Isi Skripsi :Skripsi tersebut mengenai dampak program koperasi jasa
keuangan simpan pinjam terhadap peningkatan penghasilan
anggota di Kelurahan Duri Utara Tambora Jakarta-Barat
Universitas :Universita Islam Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah Dan
Ilmu Komunikasi Jurusan Kesejahteraan Sosial
Skripsi Kedua
Judul :Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta dalam
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke,
Jakarta-Utara
Penulis :Budi Astoni (104054002080)
Isi Skripsi :Skirpsi tersebut mengenai Peranan Koperasi Perikanan Mina
Jaya DKI Jakarta dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Nelayan Muara Angke, Jakarta-Utara
Universitas :Universita Islam Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah Dan
Ilmu Komunikasi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
15
Dari kedua tinjauan pustaka yang telah peneliti bandingkan dengan apa
yang peneliti teliti jelas terlihat perbedaannya. Skripsi peneliti adalah hasil
penelitian yang lebih mengarah kepada Pemberdayaaan Ekonomi Anggota KSU
Tangerang Kuat Sejahtera melalui TKS Mart.
Dan untuk penulisan dan penyusunan skripsi, penulis mengacu pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Jakarta yang diterbitkan
oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Cetakan II tahun 2007.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu tentang pendahuluan,
kerangka teori, metode penelitian, temuan dan analisis, dan penutup. Berdasarkan
sistematika penulisan, yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika
Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Tinjauan teoritis mencakup aspek-aspek sebagai berikut
Pemberdayaan: Pengertian Pemberdayaan, Strategi Pemberdayaan,
Tujuan Pemberdayaan, Tahap-Tahap Pemberdayaan, Konsep
Pemberdayaan, Prinsip-Prinsip Pemberdayaan
Pemberdayaan Ekonomi: Pengertian Ekonomi, Pemberdayaan
Ekonomi
Koperasi: Pengertian Koperasi, Fungsi Peran Koperasi, Prinsip-
16
Prinsip Koperasi, Nilai Dasar Koperasi
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI
Gambaran umum mencakup Sejarah Koperasi di Indonesia, Sejarah
berdirinya Koperasi Sumber Usaha Tangerang Kuat Sejahtera,Visi
dan Misi, Struktur Organisasi, Tanggung Jawab Pengawas, Sejarah
Organisasi Kepengurusan, Keseluruhan Anggota, dan hasil temuan.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
Temuan analisis mengenai bagaimana proses pemberdayaan yang
dilakukan Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera untuk
anggota, faktor-faktor pendukung dan penghambatnya.
BAB V PENUTUP
Terdiri dari Kesimpulan dan Saran
17
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Istilah “pemberdayaan” adalah terjemahan dari istilah asing empowerment.
Secara leksikal, pemberdayaan berarti penguatan. Secara teknis, istilah
pemberdayaan dapat disamakan dengan istilah pengembangan. Pemberdayaan
adalah upaya memperluas horison pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat
diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.21
Pengembangan masyarakat adalah komitmen dalam memberdayakan
masyarakat lapis bawah sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata
menyangkut masa depannya. Masyarakat lapis bawah umumnya terdiri atas
orang-orang lemah, tidak berdaya dan miskin karena tidak memiliki sumber daya
atau tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol sarana produksi. Mereka
umumnya terdiri atas buruh, petani penggarap, petani berlahan kecil, para
nelayan, masyarakat hutan, kalangan pengangguran, orang cacat, dan orang-orang
yang dibuat marginal karena umur, keadaan gender, ras, dan etnis.22
Pemberdayaan
masyarakat didefinisikan juga sebagai proses penguatan masyarakat secara aktif
dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerja sama
yang setara.
21
Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam: dari
Ideologi Strategi sampai Tradisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 41-42. 22
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik (Jakarta: Kencana, 2013), h.
4.
18
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu inti setiap proses
pengembangan masyarakat. Pembangunan masyarakat, baik secara teoritis
konsepsional dan praktis operasional merupakan realita yang telah teruji dalam
sejarah pembangunan nasional maupun internasional. Dengan kata lain, sebagai
sebuah paradigma pembangunan, maka pembangunan masyarakat dibangun atas
realita kehidupan masyarakat untuk menjamin terwujudnya pemberdayaan
masyarakat, peningkatan kapasitas masyarakat untuk berkembang dan
menghadapi perubahan-perubahan yang senantiasa terjadi serta untuk
meningkatan jalinan masyarakat sebagai suatu sistem. Oleh karena itu,
pemberdayaan masyarakat berintikan premis bahwa masyarakat yang menjadi
intended beneficiaries memiliki potensi untuk berkembang dan mandiri dalam
menghadapi berbagai tantangan dan berbagai perubahan yang terjadi.
Lebih mempertajam bahwa pemberdayaan masyarakat harus dibangun di
atas premis kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang meliputi:
a. Premis mengenai sifat dan tingkah laku dalam masyarakat
b. Premis tentang kehidupan organisasi
c. Premis tentang kebutuhan manusia dan masyarakat
d. Premis tentang partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang perubahan
serta,
e. Premis tentang keberhasilan dan kegagalan program dan proyek
pemberdayaan masyarakat.23
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok
rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam
23
Jurnal LPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h.14-17.
19
1) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan
(freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan
bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; (2) menjangkau
sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan
pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka
perlukan; (3) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan
yang mempengaruhi mereka. Beberapa ahli dibawah ini mengemukakan definisi
pemberdayaan dilihat dari tujuan, proses, dan cara-cara pemberdayaan:
a) Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang
lemah atau tidak beruntung.
b) Pemberdayaan adalah sebuah proses dengannya orang menjadi cukup kuat
untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas dan mempengaruhi
terhadap, kejadian serta lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.
Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan,
pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi
kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
c) Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan
melalui pengubahan struktur sosial.
d) Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan
komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas)
kehidupannya.24
24
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembanguan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h.
58-59.
20
Melihat pemberdayaan secara ringkas sebagai “upaya untuk meningkatkan
daya (power) dari kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged)”. Kelompok
yang kurang beruntung (disadvantaged people) tersebut, dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok, yaitu:
(1) Kelompok yang kurang beruntung secara struktural primer (Primary
Structural Disadvantage Groups), yang dapat dilihat berdasarkan:
a) Kelas: warga miskin; pengangguran; pekerja bergaji rendah (low-income
workers); penerima layanan kesejahteraan (welfare beneficiaries).
b) Ras/Etnisitas: komunitas adat terpencil; etnis minoritas yang kurang
beruntung.
c) Gender: perempuan ataupun laki-laki yang berada dalam kondisi yang
kurang beruntung.
(2) Kelompok yang kurang beruntung lainnya (Other Disadvantaged Groups),
yaitu:
a) Para lansia.
b) Anak dan Remaja.
c) Para penyandang cacat (baik fisik, mental maupun intelektual).
d) Mereka yang terisolasi (baik secara geografis maupun secara sosial).
(3) Kelompok secara personal kurang beruntung (Other Disadvantaged
Groups), seperti mereka yang mengalami kesedihan dan kehilangan karena
ditinggalkan orang yang dicintai, ataupun mereka yang mengalami masalah
keluarga dan pribadi.25
25
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat Sebagai
Upaya Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 206-207.
21
Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai
proses, pemberdayan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan
atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu
yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan
menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan
sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang
bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.26
2. Strategi Pemberdayaan
Pemberdayaan dibagi menjadi tiga strategi pokok yaitu:
a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya
potensi masyarakat;
b. Memperkuat potensi atau daya yang ada pada masyarakat;
c. Memberdayakan dalam arti melindungi dan membela kepentingan rakyat.
3. Tujuan Pemberdayaan
Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah memberdayakan individu-
individu dan kelompok-kelompok orang melalui penguatan kapasitas (termasuk
26
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika
Aditama, 2005), h. 59-60.
22
kesadaran, pengetahuan dan keterampilan-keterampilan) yang diperlukan untuk
mengubah kualitas kehidupan komunitas mereka.27
Dalam beberapa kasus, pengembangan masyarakat digunakan sebagai cara
untuk memperbaiki pelayanan dan fasilitas publik, menciptakan tanggung jawab
pemerintah lokal, meningkatkan partisipasi masyarakat, memperbaiki
kepemimpinan, membangun kelembagaan-kelembagaan baru, melaksanakan
pembangunan ekonomi dan fisik, dan mengembangkan perencanaan fisik dan
lingkungan.28
4. Tahap-TahapKegiatan Pemberdayaan
Dalam tulisannya tentang perubahan yang terencana, (planned change)
merinci tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat ke dalam tujuh kegiatan
pokok yaitu:
a. Penyadaran, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menyadarkan
masyarakat tentang “keberadaannya”, baik keberadaannya sebagai individu
dan anggota masyarakat, maupun kondisi lingkungannya yang menyangkut
lingkungan fisik/teknis, sosio-budaya, ekonomi, dan politik;
b. Menunjukkan adanya masalah, yaitu kondisi yang tidak diinginkan yang
kaitannya dengan: keadaan sumberdaya (alam, manusia, sarana-prasarana,
kelembagaan, budaya, dan aksesibilitas), lingkungan fisik/teknis, sosio-
budaya dan politis. Termasuk dalam upaya menunjukkan masalah tersebut,
27
Edi Suharto, CSR dan COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era
Globalisasi(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 66-67. 28
Ferdian Tony Nasdian, pengembangan masyarakat (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2014), h. 30.
23
adalah faktor-faktor penyebab terjadinya masalah, terutama yang
menyangkut kelemahan internal dan ancaman eksternalnya;
c. Membantu pemecahan masalah, sejak analisis akar-masalah, analisis
alternatif pemecahan masalah, serta pilihan alternatif pemecahan terbaik
yang dapat dialakukan sesuai dengan kondisi internal (kekuatan, kelemahan)
maupun kondisi eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi;
d. Menunjukkan pentingnya perubahan, yang sedang dan akan terjadi di
lingkungannya, baik lingkungan organisasi dan masyarakat (lokal, naional,
regional dan global). Karena kondisi lingkungan (internal dan eksternal)
terus mengalami perubahan yang semakin cepat, maka masyarakat juga
harus disiapkan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut melalui
kegiatan “perubahan yang terencana”;
e. Melakukan pengujian dan demonstrasi, sebagai bagian dan implementasi
perubahan terencana yang berhasil dirumuskan.
Kegiatan uji-coba dan demonstrasi ini sangat diperlukan, karena karena
tidak semua inovasi selalu cocok (secara: teknis, ekonomis, sosio-budaya,
dan politik/kebijakan) dengan kondisi masyarakatnya. Di samping itu, uji-
coba juga diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang beragam
alternatif yang paling “bermanfaat” dengan resikoatau korbanan yang
terkecil;
f. Memproduksi dan publikasi informasi, baik yang berasal dari “luar”
(penelitian, kebijakan, produsen/pelaku bisnis, dll.) maupun yang berasal
dari dalam (pengalaman, indigenous technology, maupun kearifan
tradisional dan nilai-nilai adat yang lain). Sesuai dengan perkembangan
24
teknologi, produk dan media publikasi yang digunakan perlu disesuaikan
dengan karakteristik (calon) penerima manfaat penyuluhannya;
g. Melaksanakan pemberdayaan/penguatan kapasitas, yaitu pemberian
kesempatan kepada kelompok lapisan bawah (grassroots) untuk bersuara
dan menentukan sendiri pilihan-pilihannya (voice and choice) kaitannya
dengan: aksesibilitas informasi, keterlibatan dalam pemenuhan kebutuhan
serta partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan, bertanggung gugat
(akuntabilitas publik), dan penguatan kapasitas lokal.29
5. Konsep Pemberdayaan
Konsep pemberdayaan ini berkaitan dengan beberapa hal. Pertama,
kesadaran tentang ketergantungan dari yang lemah dan tertindas kepada yang kuat
dan yang menindas dalam masyarakat. Kedua, kesan dari analisis tentang
lemahnya posisi tawar menawar (bargaining position) masyarakat terhadap
negara dan tekno struktur (dunia bisnis). Dan ketiga, paham tentang strategi untuk
“lebih baik memberikan kail dari pada ikan” dalam membantu yang lemah;
dengan perkataan lain mementingkan pembinaan keswadayaan dan kemandirian.
Pemberdayaan pada dasarnya menyangkut lapisan bawah atau lapisan
masyarakat yang miskin yang dinilai tertindas oleh sistem dan dalam struktur
sosial. Upaya pemberdayaan ini menyangkut beberapa segi. Pertama, penyadaran
tentang dan peningkatan kemampuan menemukenali (identifikasi) persoalan dan
permasalahan yang menimbulkan kesulitan hidup dan penderitaan yang dialami
oleh golongan itu. Kedua, penyadaran tentang kelemahan maupun potensi yang
29
Totok Mardikanto dan poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam
Perspektif Kebijakan Publik(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 123-125.
25
dimiliki, sehingga menimbulkan dan meningkatkan kepercayaan kepada diri
sendirin untuk keluar dari persoalan dan guna memecahkan permasalahan serta
mengembangkan diri. Ketiga, meningkatkan kemampuan manajemen sumberdaya
yang telah ditemukenali. Secara eksternal, pemberdayaan memerlukan upaya-
upaya advokasi kebijaksanaan ekonomi-polotik yang pada pokoknya bertujuan
untuk membuka akses golongan bawah, lemah dan tertindas tersebut terhadap
sumberdaya yang dikuasai oleh golongan kuat atau terkungkung oleh peraturan –
peraturan pemerintah dan pranata sosial yang bias terhadap kepentingan golongan
kuat.30
6. Prinsip-prinsip Pemberdayaan
Muncul prinsip-prinsip pemberdayaan:
a. Kesukarelaan, artinya, keterlibatan seseorang dalam kegiatan pemberdayaan
tidak boleh berlangsung karena adanya pemaksaan, melainkan harus
dilandasi oleh kesadaran sendiri dan motivasinya untuk memperbaikidan
memecahkan masalah kehidupan yang dirasakannya;
b. Otonom, yaitu kemampuannya untuk mandiri atau melepaskan diri dari
ketergantungan yang dimiliki oleh setiap individu, kelompok, maupun
kelembagaan yang lain;
c. Keswadayaan, yaitu kemampuannya untuk merumuskan melaksanakan
kegiatan dengan penuh tanggung jawab, tanpa menunggu atau
menngharapkan dukungan pihak luar;
30
M. Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi (Jakarta: Lembaga Studi
Agama dan Filsafat, 1999), h. 354-355.
26
d. Partisipatif, yaitu keterlibatan semua stakeholder sejak pengambilan
keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan
pemanfaatan hasil-hasil kegiatan;
e. Egaliter, yang menempatkan semua pemangku kepentingan (stakeholder)
dalam kedudukan yang setara, sejajar, tidak ada yang ditinggikan dan tidak
ada yang merasa direndahkan;
f. Demokrasi, yang memberika hak kepada semua pihak untukmengemukakan
pendapatnya, dan saling menghargai pendapat maupun perbedaan di antara
sesema stakeholder;
g. Keterbukaan, yang dilandasi kejujuran, saling percaya, dan saling
mempedulikan;
h. Kebersamaan, untuk saling berbagi rasa, saling membantu dan
mengembangkan sinergisme;
i. Akuntabilitas, yang dapat dipertanggungjawabkan dan terbuka untuk
diawasi oleh siapapun;
j. Desentralisasi, yang memberi kewenangan kepada setiap daerah otonom
(kabupaten dan kota) untuk mengoptimalkan sumberdaya bagi sebesar-besar
kemakmuran masyarakat dan kesinambungan pembangunan.31
B. Pemberdayaan Ekonomi
1. Pengertian Ekonomi
Seorang ekonomi dari massachusetts institute of technology (MIT),
mengumpulkan sekurang-kurangnya 6 (enam) buah definisi dari para ahli lain.
Keenam definisi itu masing-masing adalah sebagai berikut:
31
Mardikanto dan Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat h.108-109.
27
a. Ilmu ekonomi, atau ekonomi polotik (polotical economy) adalah suatu studi
tentang kegiatan-kegiatan yang dengan atau tanpa menggunakan uang,
mencakup atau melibatkan transaksi-transaksi pertukaran antarmanusia.
b. Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan
pilihan yang tepat untuk memanfaatkan sumber-sumber produktif (tanah,
tenaga kerja, barang-barang modal misalnya mesin, dan pengetahuan
teknik) yang langka dan jumlahnya terbatas, untuk menghasilkan berbagai
barang (misalnya gandum, daging, mantel, perahu layar, jalan raya,
peasawat, dll.) serta mendistribusikannya kepada anggota masyarakat untuk
mereka konsumsi.
c. Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka
sehaari-hari untuk mendapat dan menikmati kehidupan.
d. Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia bertindak untuk
mengorganisasi kegiatan-kegiatan konsumsi dan produksinya.
e. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan.
f. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara-cara memperbaiki
masyarakat.
Umumnya secara definitif, ilmu ekonomi merupakan ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran
karena inti permasalahan ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara
keinginan (wants) manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan
yang jumlahnya terbatas.32
32
Apridar, Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), h. 5.
28
2. Pemberdayaan Ekonomi
Terdapat 4 konsep pemberdayaan ekonomi, secara ringkas dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a. Perekonomian rakyat adalah perekonomian yang diselenggarakan oleh
rakyat. Perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat adalah
perekonomian nasional yang berakar pada potensi dan kekuatan masyarakat
secara luas untuk menjalankan roda perekonomian mereka sendiri.
b. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk menjadikan ekonomi
yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar
yang benar. Karena kendala pengembangan ekonomi rakyat adalah kendala
struktural, maka pemberdayaan ekonomi rakyat harus dilakukan melalui
perubahan struktural.
c. Perubahan struktural yang dimaksud adalah perubahan dari ekonomi
tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat, dari
ekonomi subsisten ke ekonomi pasar, dari ketergantungan ke kemandirian.
Langkah-langkah proses perubahan struktur, meliputi:
1.) pengalokasian sumber pemberdayaan sumberdaya;
2.) penguatan kelembagaan;
3.) penguasaan teknologi; dan
4.) pemberdayaan sumberdaya manusia.
d. Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya dengan peningkatan
produktivitas, memberikan kesempatan berusaha yang sama, dan hanya
memberikan suntikan modal sebagai stumulan, tetapi harus dijamin adanya
29
kerjasama dan kemitraan yang erat antara yang telah maju dengan yang
masih lemah dan belum berkembang.
e. Kebijakannya dalam pembedayaan ekonomi rakyat adalah:
1.) pemberian peluang atau akses yang lebih besar kepada aset produksi
(khususnya modal);
2.) memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat, agar
pelaku ekonomi rakyat bukan sekadarprice taker;
3.) pelayanan pendidikan dan kesehatan;
4.) penguatan industri kecil;
5.) mendorong munculnya wirausaha baru; dan
6.) pemerataan spasial.
f. Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup:
1.) peningkatan akses bantuan modal usaha;
2.) peningkatan akses pengembangan SDM; dan
3.) peningkatan akses ke sarana dan prasarana yang mendukung langsung
sosial ekonomi masyarakat lokal.
Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah “Upaya yang merupakan pengerahan
sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat untuk meningkatkan
produktivitas rakyat sehingga, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
alam di sekitar keberadaan rakyat, dapat ditingkatkan produktivitasnya”. Dari
berbagai pandangan mengenai konsep pemberdayaan, maka dapat disimpulkan,
bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-
faktor produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan
masyarakat untuk mendapatkan gaji/upah yang memadai, dan penguatan
30
masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang
harus dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri,
maupun aspek kebijakannya.
Upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat tidak terlepas dari perluasan
kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Terkait dengan
pemberdayaan masyarakat dalam memperluas kesempatan kerja, maka
dipengaruhi salah satunya oleh kebijakan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM). Pengembangan UMKM terutama Usaha Kecil Menengah
(UKM), memiliki potensi yang strategis dalam rangka pemberdayaan masyarakat,
mengingat pertumbuhan dan aktifnya sektor riil yang dijalankan oleh UKM
mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat, yaitu tersedianya lapangan
kerja dan meningkatnya pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa
kelompok UKM dapat menjadi penyeimbang pemerataan dan penyerapan tenaga
kerja. Berkaitan dengan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat, maka
beberapa kegiatan pokok yang dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM
terhadap UKM antara lain:
a. Program pengembangan sistem pendukung usaha UKM - Kegiatan pokok
yang akan dilaksanakan melalui program ini, yaitu:
1.) sumber pembiayaan, khususnya skim kredit investasi dan penyediaan
skim pembiayaan ekspor melalui lembaga modal ventura dan lembaga
non bank lainnya, terutama yang mendukung UKM;
2.) Penguatan jaringan pasar domestik produk-produk UKM melalui
pengembangan lembaga pemasaran, jaringan/kemitraan usaha, dan
31
sistem transaksi usaha yang bersifat on-line, terutama bagi komoditas
unggulan berdaya saing tinggi;
3.) Penguatan infrastruktur pembiayaan bagi petani dan nelayan di perdesaan
dan pengembangan skim-skim pembiayaan alternatif seperti sistem bagi
hasil dana bergulir, sistem tanggung renteng atau jaminan tokoh
masyarakat setempat sebagai pengganti agunan, penyuluhan
perkoperasian kepada masyarakat luas;
4.) Fasilitasi pengembangan skim penjaminan kredit melalui kerjasama bank
dan lembaga asuransi, dan fasilitasi bantuan teknis kepada BPR dan
Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) untuk meningkatkan
penyaluran kredit bagi sektor pertanian;
5.) Penyediaan dukungan pengembangan usaha mikro tradisional dan
pengrajin, melalui pendekatan pembinaan sentra-sentra produksi/klaster
disertai dengan dukungan penyediaan infrastruktur perdesaan;
6.) Bantuan perkuatan untuk KSP/USP yang masih dapat melakukan
kegiatan;
7.) Memfasilitasi UKM untuk dapat berdagang di pasar darurat yang
disediakan Departemen Perdagangan.
b. Pemberdayaan usaha skala mikro - Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan
melalui program ini, yaitu:
1.) Peningkatan kesempatan dalam berusaha dengan penyediaan kemudahan
dan pembinaan teknis manajemen dalam memulai usaha, perlindungan
usaha, tempat berusaha wirausaha baru, dan penyediaan skim-skim
pembiayaan alternatif untuk usaha;
32
2.) Penyelenggaraan pelatihan budaya usaha dan perkoperasian serta
fasilitasi pembentukan wadah koperasi di daerah kantong-kantong
kemiskinan;
3.) Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan LKM dan KSP
di sektor pertanian dan perdesaaan antara lain melalui pembentukan
sistem jaringan antar LKM dan antara LKM dan bank;
4.) Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah melalui pendekatan
klaster di sektor agribisnis dan agroindustri disertai pemberian
kemudahan dalam pengelolaan usaha, termasuk dengan cara
meningkatkan kualitas koperasi sebagai wadah organisasi untuk
meningkatkan skala ekonomi usaha dan efisiensi kolektif;
5.) Memfasilitasi sarana usaha bagi usaha skala mikro, yang berlokasi di
sekitar tenda-tenda penampungan, dan pasar darurat yang pelaksanaan
dikoordinasikan oleh Departemen Perdagangan;
6.) Peningkatan kredit skala mikro dan kecil serta peningkatan kapasitas dan
jangkauan pelayanan KSP/USP;
7.) Peningkatan pengetahuan dan kemampuan kewirausahaan pengusaha
mikro dan kecil.
Salah satu hal yang dapat mendukung berkembangnya suatu UKM agar
tercipta perekonomian yang kokoh adalah faktor modal. Hingga saat ini faktor
modal berupa kredit usaha masih diusahakan pemerintah dan tercantum dalam
kebijakannya. Seperti yang telah disebutkan dalam kebijakan pemerintah di atas,
pemerintah melakukan kegiatan pokok di bidang permodalan di antaranya adalah
memperluas, memperkuat, dan memfasilitasi sumber-sumber pembiayaan serta
33
meningkatkan kredit skala mikro dan kecil. Dengan demikian, permodalan
menjadi faktor yang penting bagi kemajuan UKM dalam rangka menguatkan
ekonomi nasional meskipun dalam kenyataannya, beberapa pelaku UKM masih
mengalami kesulitan dalam memperoleh kredit tersebut.33
C. Koperasi
1. Pengertian Koperasi
Koperasi ialah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar
persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan
politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang
bersifat kebendaan atas tanggungan bersama.
Menurut Prof. Marvin, A. Schars, seorang guru besar dari University of
Wisconsin, Madion USA, yang mengatakan: A Cooperative is a business voluntary
owned and control led by its member patrons, and operated for them and by them
on a non profi or cost basis. (koperasi adalah suatu badan usaha yang secara
sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya
dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nirlaba atau atas dasar
biaya).
Dalam definisi tersebut dapat kita temukan adanya unsur-unsur:
a. Demokrasi;
b. Keanggotaan yang sukarela;
33
Http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/pemberdayaan-ekonomi-
masyarakat.html. 15/12/2015, 14:57.
34
c. Bahwa tujuan utama dari koperasi adalah memberikan pelayanan kepada
anggota-anggotanya, bukan untuk mencari keuntungan.
Mengatakan: “cooperative is an economic system with social content ”.
(koperasi adalah suatu sistem ekonomi yang mengandung unsur sosial). Definisi
ini kelihatannya sangat sederhana, tetapi sesungguhnya mencakup cakrawala yang
luas. Hal ini berarti bahwa koperasi itu mengandung 2 unsur, yaitu unsur ekonomi
dan unsur sosial.
Jadi, dengan demikian, sesuai dengan bunyi definisi tujuan yang ingin
dicapai oleh koperasi adalah tujuan ekonomi atau dengan lain perkataan bahwa
koperasi harus bekerja berdasarkan motif ekonomi, sedangkan komponen-
komponen atau bagian-bagian yang saling berkaitan tersebut merupakan unsur-
unsur ekonomi, seperti digunakannya sistem pembukuan yang baku, diadakannya
pemeriksaan secara periodik, adanya cadangan, dan sebagainya.34
“Suatu organisasi koperasi adalah suatu perkumpulan dari sejumlah orang
yang bergabung secara sukarela untuk mencapai suatu tujuan yang sama melalui
pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara demokratis, melalui
penyetoran suatu kontribusi yang sama untuk modal yang diperlukan dan melalui
pembagian risiko serta manfaat yang wajar dari usaha, di mana para anggotanya
berperan secara aktif “.
34
Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.
22-25.
35
Jika definisi tersebut di atas ditinjau dari pola strukturalnya dan diartikan
menurut pengertian nominalis, maka terdapat 4 unsur yang menunjukkan ciri
khusus koperasi sebagai suatu bentuk organisasi.
1. Adanya sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok yang
memiliki sekurang kurangnya satu kepentingan.
2. Angan-angan individu dari kelompok koperasi antara lain bertekad
mewujudkan tujuannya untuk memperbaiki situasi ekonomi dan sosial
mereka melalui usaha-usaha bersama dan saling membantu (swadaya dari
kelompok koperasi).
3. Sebagai suatu instrumen (sarana) untuk mencapai tujuan itu yaitu melalui
pembentukan suatu perusahaan.
4. Adanya sasaran utama dari perusahaan koperasi ini yaitu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang menunjang/memperbaiki situasi ekonomi para
anggota (memperbaiki situasi ekonomi perusahaan atau rumah tangga
anggota).35
2. Fungsi Peran Koperasi
Fungsi dan peran koperasi adalah sebagai berikut.
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
35
Titiik sartika partomo dan Abd. Rachman soejoedono, ekonomi Skala Kecil/Menengah
dan Koperasi (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2002), h. 51-52.
36
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan katahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.36
3. Prinsip-Prinsip Koperasi
Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut.
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi, menngandung makna
bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas
kehendak dan keputusan para anggota.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak semata-mata
berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga
berdasarkan pertimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi .
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan
anggota dan bukan untuk sekedar mencari keuntungan.
36
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, dan
Praktik(Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), h. 43
37
e. Kemandirian.
Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri, tanpa
bergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada
pertimbangan, keputusan, dan usaha sendiri.37
4. Nilai Dasar Koperasi
Koperasi memiliki tiga aspek utama yaitu ekonomi, moral, dan bisnis. Jika
dicermati lebih lanjut, ketiga aspek ini merupakan sumber kekuatan untuk
mengikat kerjasam antar anggota dalam koperasi. Koperasi sebagai badan usaha
mempunyai ciri pemilik dan pelanggannya adalah sama. Prinsip ini disebut
prinsip identitas.
Kongres ICA di Stockholm pada tahun 1988 telah menyepakati empat nilai
dasar utama koperasi yaitu:
a. Demokrasi (democracy). Prinsip ini menekankan pada keputusan-keputusan
koperasi yang diambil secara bersama yang didasarkan pada kebebasan
kehendak tanpa ada pemaksaan oleh individu maupun kekuasaan dari luar
koperasi.
b. Partisipasi (participation). Wujud nyata prinsip ini dapat berupa pemenuhan
kewajiban dalam penyerahan modal koperasi, kegiatan usaha koperasi,
manajemen, simpanan-simpanan dan lain-lain.
c. Kejujuran (honesty). Para penyelenggara koperasi mesti menunjukkan
kejujuran dalam menyelenggarakan bisnis, manajemen umum dan
personalia serta dalam aspek lainnya.
37
Ibid., h. 45-46.
38
d. Kepedulian (caring). Prinsip ini membarikan ciri khusus kepada koperasi
sebagai oraganisasi yang mempunyai muatan sosial harus peduli, tanggap
dan menaruh perhatian terhadap anggotanya dan masyarakat luas di sekitar
wilayah kerjanya.
Keempat dasar tersebut telah menjadi dasar pedoman dalam mengarahkan
jalannya organisasi koperasi sebagai badan usaha yang dimiliki oleh para anggota
dan dikelola secara bersama oleh mereka dan didukung oleh para anggotanya.
Kemmpat nilai tersebut secara implisit dapat menjadi pengikat non ekonomis
dalam usaha koperasi yang pada akhirnya akan menegakkan identitas koperasi.38
38
Y Harsoyo dkk, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan (Tangerang: Pustaka
Widayatama, 2006), h, 150-151.
39
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Profil Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera
1. Sejarah Koperasi di Indonesia
Perkembangan dunia saat ini telah memasauki sebuah era baru dalam
berbagai bidang dan sendi kehidupan masyarakat dunia. Perkembangan yang bisa
kita sebut sebagai era globalisasi, pada era ini semakin hilanglah batasan dan
semakin terbukanya masyarakat untuk mendapat informasi. Salah satu ciri dari era
globalisasi ini adalah munculnya istilah perdagangan bebas, dimana masing
masing individu dipermudah dalam hal melakukan hubungan dagang antara satu
sama lainnya tanpa adanya batasan atau halangan yang berarti.
Berbagai kesepakatan, jalinan kerjasama, perjanjian multilateral, berbagai
kelompok negara maju dan berkembang, penyatuan mata uang, dan lain-lain,
merupakan suatu wujud dari lintas batas geografis-regional menuju pada
kepentingan ekonomi internasional yang tak terhindarkan. Hal ini bisa kita lihat
bahwa saat ini tidak ada satu negara pun yang dapat berdiri sendiri dan tidak
menerima imbas dari era globalisasi ini baik imbas itu positif ataupun negatif
terhadap negara itu sendiri. Di sini kita bisa mellihat bagaimana negara kita ini
menghadapi tantangan kedepan dari imbas globalisasi ini.
Khusus di bidang ekonomi, globalisasi menampilkan bentuknya dengan
prinsip perdagangan bebas dan perdagangan ditingkat dunia (world trade).
40
Dengan demikian globalisasi ekonomi ini mengarah pada suatu aktifitas yang
muItinasional. Ungkapan lain untuk proses ini dinamakan juga sebagai
"universalisasi sistem ekonomi" (the universalization of the economic system),
Berbagai institusi-institusi perekonomian dunia akan "dipaksa" untuk
mengikuti pergulatan di dalamnya, termasuk dalam hal ini tentu saja berlaku bagi
badan-badan usaha koperasi yang banyak digeluti oleh usaha ekonomi rakyat di
Indonesia.
Koperasi sebagai salah satu bentuk dari perekonomian kerakyatan yang
bersumber dari UUD 1945 dan Pancasila yang mengandung ciri khas dari bangsa
ini (gotong royong) sanggupkah menghadapi tantangan dari era globlisasi
sekarang ini?. Bagi Indonesia, jelaslah bahwa implikasi dari perdagangan bebas
ini adalah pentingnya upaya untuk membuka ketertutupan usaha, peluang, dan
kesempatan, terutama bagi usaha koperasi yang menjadi salah satu pola usaha
ekonomi rakyat.
Hal ini menjadi sangat penting karena produk yang dihasilkan dari
Indonesia harus berkompetisi secara terbuka tidak hanya di pasar dalam negeri,
melainkan juga diluar negeri/ pasar internasional.
a. Potret Koperasi di Indonesia
Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia
tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak
26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi per-
Desember 1998 mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat.
Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup
menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November 2001, sebanyak 96.180
41
unit (88,14 persen). Corak koperasi Indonesia adalah koperasi dengan skala sangat
kecil. Satu catatan yang perlu diingat reformasi yang ditandai dengan pencabutan
Inpres 4/1984 tentang KUD telah melahirkan gairah masyarakat untuk
mengorganisasi kegiatan ekonomi yang melalui koperasi.
Secara historis pengembangan koperasi di Indonesia yang telah digerakan
melalui dukungan kuat program pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu
lama, dan tidak mudah ke luar dari kungkungan pengalaman tersebut. Jika semula
ketergantungan terhadap captive market program menjadi sumber pertumbuhan,
maka pergeseran ke arah peran swasta menjadi tantangan baru bagi lahirnya
pesaing-pesaing usaha terutama KUD.
Mengenai jumlah koperasi yang meningkat dua kali lipat dalam waktu 3
tahun 1998 –2001, pada dasarnya tumbuh sebagai tanggapan terhadap dibukanya
secara luas pendirian koperasi dengan pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya
Inpres 18/1998. Sehingga orang bebas mendirikan koperasi pada basis
pengembangan dan pada saat ini sudah lebih dari 35 basis pengorganisasian
koperasi.
Kesulitannya pengorganisasian koperasi tidak lagi taat pada penjenisan
koperasi sesuai prinsip dasar pendirian koperasi atau insentif terhadap koperasi.
Keadaan ini menimbulkan kesulitan pada pengembangan aliansi bisnis maupun
pengembangan usaha koperasi kearah penyatuan vertical maupun horizontal. Oleh
karena itu jenjang pengorganisasian yang lebih tinggi harus mendorong
kembalinya pola spesialisasi koperasi. Di dunia masih tetap mendasarkan tiga
42
varian jenis koperasi yaitu konsumen, produsen dan kredit serta akhir-akhir ini
berkembang jasa lainnya.
Struktur organisasi koperasi Indonesia mirip organisasi pemerintah/
lembaga kemasyarakatan yang terstruktur dari primer sampai tingkat nasional. Hal
ini telah menunjukkan kurang efektifnya peran organisasi sekunder dalam
membantu koperasi primer. Tidak jarang menjadi instrumen eksploitasi
sumberdaya dari daerah pengumpulan. Fenomena ini dimasa datang harus diubah
karena adanya perubahan orientasi bisnis yang berkembang dengan globalisasi.
Untuk mengubah arah ini hanya mampu dilakukan bila penataan mulai diletakkan
pada daerah otonom.
b. Kondisi Koperasi di Indonesia Tahun 2011
Bahwa jumlah koperasi di Indonesia meningkat 5,31% dibanding tahun lalu.
Data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan sampai Juni 2011 total
koperasi di Indonesia mencapai 186.907 unit. “Kita melihat perkembangan kinerja
koperasi selama setahun ini cukup mengembirakan,” terang Menteri Negara
Koperasi dan UKM tersebut.
Dari 186.907 unit koperasi itu, memiliki 30.472 anggota dengan volume
usaha sebesar Rp.97.276 triliun serta modal sendiri mencapai Rp.30,10 triliun.
Dibandingkan dengan Desember 2008 angka pertumbuhan koperasi mencapai
20,6%. Kementerian Negara Koperasi dan UKM berharap, pertumbuhan koperasi
yang tinggi akan berkontribusi terhadap perekonomian negara. Terutama dalam
43
dalam penyerapan tenaga kerja dan pembayaran retribusi termasuk pajak unit-unit
usaha koperasi.39
2. Sejarah KSU Tangerang Kuat Sejahtera
Koperasi ada karena kebutuhan masyarakat yang mendesak diantaranya
seperti kebutuhan sembako yang sulit didapatkan karena akses jalan yang sulit
dilewati, kendaraan umum yang masih sulit ditemukan/ dilewati di tempat
tersebut pada waktu itu.
Sekitar tahun 2009 karena daerah disini jalanan masih rusak susah untuk
dilewati kebetulan Pak Qori sebagai pemilik menawarkan tanahnya sebagai kantor
koperasi, sekaligus tempat untuk usaha koperasi salah satunya yaitu TKS Mart.
Dan tanah itu disewa bukan diberikan secara Cuma-Cuma tapi ada keringanan
yang diberikan dari pihak pemilik dengan tidak membayar uang sewa diawal
tahun dan membayar ditahun berikutnya seharga Rp. 1.500.000.- dan hingga
sekarang masih menyewa tempat itu.
Waktu itu kalau beli apa-apa itu susah harus ke ciledug harus ke pasar
lembang. Ngobrol-ngobrol dengan para warga (yang sekarang menjadi pengurus)
ditengah pembicaraan ada yang bilang ayo kita bikin toko, terus kenapa bikin toko
sekalian aja bikin usaha bersama koperasi.40
Jadi dalam pembicaraan tersebut
awalnya hanya ingin membuat toko dikarenakan jika ingin membeli bahan-bahan
pokok atau alat-alat rumah tangga cukup jauh dan terlalu menyita banyak waktu.
Tapi karena dari kesepakatan bersama akhirnya dibuatlah sekalian koperasi yang
39
KSU BMT Al-iqtishady (Merupakan koperasi serba usaha yang bergerak di sektor riil
dan keuangan) Http://iqtishadybmt.blogspot.co.id/, 20/09/2016 21:52 40
Wawancara pribadi dengan Pak. Syaiful (sekertaris Koperasi Usaha Bersama Tangerang
Kuat Sejahtera), di kantor koperasi, kamis 26 november 2015.
44
tidak hanya menguntungkan sendiri tapi orang banyak khususnya anggota
koperasi.
Awal mula membentuk koperasi harus ada anggota minimalnya 20 orang
sedangkan baru terkumpul 10 orang akhirnya mencari kekurangan orangnya
melalui teman-teman pengurus dulu biar bisa terbentuk koperasi sambil jalan
mencari orang baru lagi buat gabung ke anggota koperasi untuk menambah modal
usaha TKS Mart dan kegiatan yang lainnya, memudahkan dalam pembayaran
listrik voucher pulsa hp/listrik, telpon, WOM, FIF, OTO, PDAM dan membantu
masyarakat dalam peminjaman bakal modal usaha. Karena keinginan bersama,
kepentingan bersama itulah mula-mulanya terbentuknya koperasi.
3. Visi dan Misi
Visi: Tangerang harus Kuat
Misi : Memberdayakan dan Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
Tangerang agar Mandiri dan Sejahtera
4. Struktur Organisasi
a. Susunan Pengurus KSU Tangerang Kuat Sejahtera Tahun 2014
Ketua Umum : Mujibu, Amd
Ketua I : Sumardjono, SE
Sekertaris I : Akhmad Syaiful Anam Y
Sekertaris II : Husni Kamal
Bendahara : Sugiyono
b. Susunan Pengawas KSU Tangerang Kuat Sejahtera Tahun 2014
45
Ketua : Zainudin
Anggota : Abdul Mutamar, SPd
Anggota : Rahmat
Anggota : H. Tamsir
Anggota : Ahmad Fauzi
c. Susunan Karyawan KSU Tangerang Kuat Sejahtera Tahun 2014
: Sri Rafika Azizah
: Anisah Ismiatun Hasanah
: sulistiati Pratiwi
: Ashri Triandini
Legalitas:
Landasan hukum : Undang Undang No.25 tahu 1992 dan
Undang Undang.No.17 tahun 2012 Tentang
Perkoperasian
Badan hukum : No.16/BH/XI.5/INDAGKOP/2009 Tgl 30
April 2009
Akta Notaris : SILVIA NINAWATI,SH NO.3 Tgl 16
April 2009
Keterangan Domisili Usaha : 5017/142-Ekbang/CLG/2013
SIUP : 0168/PM/IV/BPPT/2010
TDP : 30.06.2.65.00227
46
NPWP : 03.028.615.7.416.000
5. Tanggung Jawab Pengawas
Untuk memenuhi tanggung jawab pengawas kami akan melaporkan hasil
kerja kami kepada anggota pada tahun buku 2014 dengan isi laporan sebagai
berikut:
a. Dasar pengawasan
1.) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART)
2.) Notulen rapat anggota tahun buku 2014
3.) Pedoman pengawas koperasi, meliputi:
a) Aspek organisasi
b) Aspek pengelolaan
c) Aspek keungan
d) Aspek permodalan
b. Tujuan Pengawasan/ Pemeriksaan
Tujuan pengawasan Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera dalam
melakukan kegiatan antara lain:
1.) Meningkatkan citra dan kredibilitas koperasi sebagai unit usaha yang
mampu mengelola dana dari anggota, berdasarkan prinsip koperasi.
2.) Menjaga dan melindungi penyelewengan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab, dari dalam maupun luar kopersi.
3.) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas koperasi.
4.) Mendorong pengelolaan koperasi mencapai tujuannya secara efektif dan
efesien yaitu dengan meningkatkan pemberdayaan ekonomi anggota.
47
c. Hasil Pemeriksaan
1.) Bidang Organisasi
a.) Keangotaan
Pertumbuhan keanggotaan mengalami pasang surut sehubungan
dengan adanya perpindahan kediaman tempat tinggal anggota,
meninggal dunia dan lainnya, dari total keseluruhan anggota mulai
berdirinya koperasi sampai akhir tahun buku 2014 yang pernah jadi
anggota KSU TKS adalah 760 orang dengan keterangan keluar 62
wafat 5 sehingga total anggota sampai dengan akhir 2014: 693
anggota.
b.) Kepengurusan
Pengurus adalah badan yang dibentuk oleh rapat anggota dan diserahi
mandat untuk melaksanakan kepemimpinan koperasi, baik dibidang
organisasi maupun usaha. Anggota pengurus dipilih dari dan oleh
anggota koperasi dalam rapat anggota. Dalam menjalankan tugasnya,
pengurus bertanggung jawab kepada rapat anggota. Yang mana
struktur pengurus ada di halaman sebelumnya.
2.) Bidang Admistrasi
Administrasi merupakan cermin tertib dalam bekerja. Dalam
melaksanakan kegiatannya pengurus sudah melengkapi administrasi
untuk menunjang perjalanan usahanya berupa.
a.) Buku Pinjaman Anggota/ Piutang Nasabah
b.) Buku Simpanan Anggota/ Tabungan Anggota
48
c.) Buku Daftar Anggota
d.) Buku Notulen Rapat Anggota Koperasi dan Keputusannya
e.) Buku Notulen Rapat Pengurus dan beberapa berkas pelengkap
admistrasi lainnya.
3.) Bidang Keuangan
a.) Buku Kas Umum
Buku Kas Umum (BKU) adalah buku untuk mencatat dan mengetahui
jumlah-jumlah yang diterima, dikeluarkan dan sisa yang ada di bawah
pengurusan bendahara yang dapat dipertanggungjawabkan setiap saat.
Dari hasil pengawasan, ditemui perbaikan tulisan namun setelah di
cek dengan bukti pembukuan dan dikonfirmasikan kepada bendahara
maka pengawas berkesimpulan bahwa nilai tersebut adalah benar
adanya.
b.) Aliran Kas
Aliran kas adalah pencatatan kegiatan akuntansi yang berhubungan
dengan penerimaan dan pengeluaran pada tahun berjalan. Dalam
pemeriksaan aliran kas tampak pada buku pembantu kas, buku
pinjaman dan pengurus anggota. Aliran kas cukup lancar dan aman,
adapun pemasukan simpanan wajib yang tidak sesuai atau kurang
kendalanya pada setoran anggota.41
6. Sejarah Organisasi Kepengurusan
Pergantian kepengurusan dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun tapi karena
dalam kurun waktu tersebut tidak ada yang mau menggantikan pengurus jadi
41
Laporan Rapat Anggota Tahun Buku 2014
49
masa jabatannya ditambah menjadi 5 tahun tapi tetap saja tidak ada yang mau
menggantikan pengurus yang lama hanya beberapa saja yang digantikan dan yang
lainnya tetap sama yaitu seperti tabel di bawah ini:
Tabel 2
Organisasi Kepengurusan
1999-2012 2012-2016
Ketua Umum Mujibu, Amd Mujibu, Amd
Ketua I Sumarjono, SE Sumarjono, SE
Ketua II Qoribriadi Qoribriadi
Sekertaris I Akhmad Syaiful Anam Y Akhmad Syaiful Anam Y
Sekertaris II Agustiawan Husni Kamal
Bendahara I Sugiyono Sugiyono
Bendahara II M. Lutfi M.Lutfi
Sumber: wawancara dengan pak Syaiful
B. Keseluruhan Anggota Koperasi
Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera yang didirikan pada
tanggal 16 April 2009 dan sampai akhir tahun 2014. Pertumbuhan keanggotaan
mengalami pasang surut sehubungan dengan adanya perpindahan kediaman
tempat tinggal anggota, meninggla dunia dan lainnya, dengan jumlah anggota 693
orang.
Dari total keseluruhan anggota mulai berdirinya koperasi sampai akhir tahun
2014 (yang pernah jadi anggota KSU TKS) adalah 760 orang dengan keterangan
50
keluar 62 wafat 5. Dan yang aktif dalam TKS Mart yaitu ada 137 orang, aktif
disini adalah yang sering melakukan belanja atau transaksi di TKS Mart, itu akan
membuat anggota koperasi mendapat keuntungan berupa uang yang bisa diambil
atau untuk membelanjakannya kembali diakhir tahun tutup buku.
C. Hasil Temuan
1. Kegiatan
Kegiatan yang ada di koperasi ini tidak di adakan oleh pihak koperasi
sendiri tapi dari pihak lain. Karena anggaran yang terbatas.
Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera pada tahun buku 2014
kegiatan-kegiatan yang diadakan diantaranya mengikuti pelatihan, pelatihan yang
diadakan baik di Kementrian Koperasi, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi
Banten, Dekopin wilayah Banten, Indagkop kota Tangerang maupun Dekoppinda
kota Tangerang. Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera mempunyai
tujuan “Memberdayakan dan Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
Tangerang agar mandiri dan sejahtera” sebagaimana telah menjadi Visi dan Misi
kita.
Dari hasil observasi di lapangan, KSU Tangeang Kuat Sejahtera yang
bertempat di JL. Doktor Setia Budi, No. 21 Rt. 02 Rw. 05, Kelurahan Parung
Serab, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Banten. Koperasi tersebut terletak
tepat di pinggir jalan walaupun bukan jalan utama, tapi di tempat itu sudah banyak
yang berjualan yang tidak jauh dari koperasi seperti mini market, toko kecil,
bengkel, dan pelaku UKM lainnya. Sedangkan kondisi jalan disana sudah bagus
dibandingkan sebelumnya berlubang dan bergelombang di mana-mana karena
sudah diperbaiki jalannya.
51
Dan kondisi fisik TKS Mart seperti halnya mini market lainnya dari struktur
pembangunan dan material pembangunannya seperti, dari pintu masuk
materialnya terbuat dari kaca dan alumunium. Kantor koperasi tersebut sendiri
berada didalam menjadi satu dengan TKS Mart dengan menyekatnya dengan
tembok, untuk masuk kedalam kantor koperasi harus melewati dulu mini
marketnya setelah berjalan kira-kira 150 meter dari pintu masuk. Koperasi Serba
Usaha Tangerang Kuat Sejahtera selalu berupaya mencari inovasi dan mencari
terobosan guna tercapai tujuan tersebut.
2. Pendanaan Koperasi Dari Usaha Koperasi
Pendanaan koperasi biasanya didapat bisa dari instansi pemerintah, swasta,
dan juga dana sendiri yang didapat dari pungutan setiap anggota.
Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera sampai akhir tahun buku
2014 masih sangat mandiri sebab sampai saat ini Koperasi Serba Usaha
Tangerang Kuat Sejahtera belum pernah mendapatkan pendanaan dari pihak luar
baik dari instansi pemerintah maupun swasta.
Pengurus sudah berupaya dalam rangka pecarian dana dari pihak luar
tersebut dengan berbagai macam cara apapun telah ditempuh baik secara langsung
ke dinas maupun ke instansi perbankkan pemerintah maupun swasta yang ada.
Tetapi sekali lagi sampai sekarang belum memperoleh hasil yang diharapkan.
Tetapi mengingat kebutuhan yang sangat besar masalah keuangan ini,
pengurus beserta dewan pembina, penasehat, pengawas berupaya dengan
maksimal mencari terobosan langsung kepada individu-individu anggota yang
dengan pemahaman kebersamaan terhadap kemajuan Koperasi Serba Usaha
Tangerang Kuat Sejahtera yang sangat membutuhkan penambahan modal.
52
Sehingga sampai tutup buku Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat
Sejahtera hanya mampu mengumpulkan dana sebagai berikut:
Tabel 3
Dana Anggota
a. Simpanan Pokok Rp.72.050.00
b. Simpanan Wajib Rp.173.084.000
c. Simpanan Sukarela Rp.121.439.086
d. Investasi Rp.44.500.000
Jumlah Rp.411.073.086
Sumber: Laporan RAT VI KSU Tangerang Kuat Sejahtera TB.2014
Sehingga sampai akhir tahun buku 2014 Koperasi Serba Usaha Tangerang
Kuat Sejahtera berhasil mengumpulkan dana yang murni dari anggota sebesar
Rp.411.073.086,
Secara menyeluruh pada tahun buku 2014 ada pemasukan simpanan anggota
senilai Rp.48.313.000, Namun pada tahun ini pula ada pengambilan simpanan
sebesar Rp.56.681.000, sehingga ditahun buku ini ada minus dari simpanan
sebesar Rp.8.368.000, dari dana yang ada di alokasikan untuk unit usaha sebesar
Rp.403.340.500
53
Sebagai catatan yang sangat mendasar bahwa ada simpanan wajib anggota
yang sangat besar sekali yang mestinya dibayarkan anggota sebagai modal utama
yaitu sebesar Rp.482.855.000
3. Usaha Koperasi
Usaha yang dilakukan oleh Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera
ini tidak hanya transaksi simpan pinjam saja, yang mana banyak membuat
koperasi yang tertuju hanya pada itu saja, demi membantu masyarakat khususnya
anggota koperasi. Tapi di KSU TKS tidak hanya itu saja tapi ada yang lainnya
juga seperti yang satu ini. yaitu; mini market (TKS Mart) yang mana di dalamnya
terdapat transaksi jual-beli antar anggota maupun masyarakat, tidak hanya itu saja
namun ada lagi yang bisa di lakukan anggota koperasi dengan menitipkan barang
atau makanan yang di buat sendiri oleh anggota yang terlibat agar lebih mudah
dalam memasarkannya. Macam-macam barang atau makanan yang dititipkan oleh
anggota kepada mini market koperasi adalah:
”Yang nitip barang ada tapi hanya berupa makanan seperti kue-kue itu juga
tidak sering. Ada kain perca, keset, es krim, dan bandeng presto”42
Ada juga Payment Point (listrik, voucher pulsa hp/listrik, telephone, WOM,
FIF, BAF, OTO, PDAM, penjualan voucher pulsa) dan simpanan yang terdiri dari
pinjaman internal dan jangka pendek serta pelayanan jasa pembuatan SIM dan
Pasport.
42
Wawancara pribadi dengan Pak. Husni. di kantor koperasi, kamis 05 maret 2016.
54
4. Hasil Usaha
Prinsip dasar koperasi adalah ekonomi kebersamaan dan tidak mencari
keuntungan semata-mata. Namun dalam menjalankan usaha Koperasi Serba
Usaha Tangerang Kuat Sejahtera membentuk unit usaha yang diharapkan akan
memperoleh manfaat secara langsung sehingga disamping melayani kebutuhan
anggota namun juga akan memperoleh hasil usaha. Koperasi Serba Usaha
Tangerang Kuat Sejahtera pada tahun buku 2014 memperoleh keuntungan dari
hasil usaha sebagai berikut :
Dari unit usaha yang ada yakni Mini Market memperoleh Rp. 40.639.363,
dari hasil ini keuntungannya dibagi untuk hal lain yaitu;
“untuk dana cadangan 20% dan sisanya dibagikan kepada aktifitas anggota
25%, pemodal 25%, pendidikan dan pelatihan 5%, dan pengurus 25%”.43
Dari Rp.40.000.000 dana cadangan mendapatkan Rp.8.000.000 aktifitas
anggota Rp.10.000.000 pemodal Rp.10.000.000 pendidikan dan pelatihan
Rp.2.000.000 dan pengurus Rp.10.000.000
Yang mana dana cadangan sejumlah uang yang tidak dibagikan kepada
anggota tujuannya adalah untuk mengumpulkan modal sendiri yang sewaktu-
waktu akan digunakan jika dalam keadaan yang mendesak atau untuk menutup
kerugian dalam usaha. Aktifitas yang dilakukan adalah tingkat berpartisipasinya
anggota dalam transaksi. Pemodal adalah sumber dana yang diperoleh koperasi
dari anggota. Pendidikan dan pelatihan di KSU Tangerang Kuat Sejahtera hanya
transport dari koperasi ketempat pendidikan dan pelatihan. Sedangkan pengurus
43
Laporan Rapat Anggota Tahun Buku 2014
55
yang dimaksudkan disini untuk gaji para pengurus yang mengelola koperasi
tersebut.
“Yang dibelanjakan non anggota dan anggota yaitu hanya selisih
Rp.1.639.363 ya kalau non anggota Rp.19.000.000 dan anggota Rp.21.639.363”44
Pernyataan di atas bahwa anggota masih lebih banyak dari pada yang non
anggota atau masyarakat, tapi sayangnya belanja yang di lakukan anggota selesih
tidak terlalu jauh dengan non anggota berarti anggota kurang berpartisipasi dalam
transaksi di TKS Mart.
Yang didapat anggota dari hasil menitipkan barangnya di koperasi berkisar
10 ribu-200 ribuan per bulan. Yang paling kecil yang didapat oleh pak Tedi
Palutio yang menjual kain perca hasil sisaan jahitan, dia membuka vermak
pakaian dan menjahit pakaian di rumahnya.
“ga nentu de kadang 10 ribu paling rendahnya yang paling tinggi ya kira-
kira mah cuma 30 ribu”45
Dan paling terbesar adalah pak Tamsir yang menjual bandeng presto yang
berharga 12 ribu dan dijual koperasi ke masyarakat khususnya anggota Rp.12.500
“100- 200 an itu juga ga nentu”46
Dan mereka semua merasa terbantu dengan menjual barangnya ke koperasi
karena jika dijual di toko kecil belum tentu selaku di koperasi dan kalau menjual
ke mini market lain susah memasukkan barang karena ada persyaratan yang harus
44
Wawancara pribadi dengan Pak. Husni. di kantor koperasi, kamis 06 oktober 2016. 45
Wawancara pribadi dengan Pak Tedi Palutio. di rumahnya, rabu 05 oktober 2016. 46
Wawancara pribadi dengan Pak Tamsir. di rumahnya, rabu 05 oktober 2016.
56
dilalui untuk itu. Sedangkan koperasi hanya menjadi anggota saja bisa menjual
barang dan juga pastinya diperiksa kelayakan barang tersebut seperti masa berlaku
untuk makanan dan melihat kualitas barangnya ada cacat tidak dan juga kerapian
membungkus barangnya.
Tabel 4
Pemasukan koperasi yang diperoleh dari Mini Market
Pemasukan Mini Market
Januari Rp.3.665.821
Februari Rp.3.280.410
Maret Rp.4.085.675
April Rp.3.554.710
Mei Rp.3.840.216
Juni Rp.4.624.944
Juli Rp.4.013.102
Agustus Rp.2.783.455
September Rp.2.757.738
Oktober Rp.3.200.749
November Rp.2.577.142
Desember Rp.2.255.410
Jumlah
Rp.40.639.363
Sumber: Laporan RAT VI KSU Tangerang Kuat Sejahtera TB.2014
57
Bahwa pendapatan dari TKS Mart dari tiap bulannya mengalami naik turun
tidak stabil dari yang paling kecil yaitu sekitar Rp.2.255.410 di bulan desember
sampai dengan yang paling besar mencapai Rp.4.624.944 di bulan juni.
Tabel 5
Pengeluaran koperasi
Pengeluaran
Operasional
Mini Market
Rp.4.380.325
Gaji
Karyawan
Rp.35.611.500
Listrik Rp.22.469.000
Sewa Gedung Rp.13.000.000
ATK Rp.1.736.100
Kebutuhan
Motor
Rp.60.000
Pemeliharaan
Gedung
Rp.85.500
Transport
Dinas
Rp.50.000
Jumlah Rp. 77.292.425
Sumber: Laporan RAT VI KSU Tangerang Kuat Sejahtera TB.2014
58
Dari total pengeluaran akhir tahun Rp.77.292.425 sedangkan pendapatan
yang diperoleh dari pertokoan adalah Rp.40.639.363 belum bisa mencukupi dari
pengeluaran yang dikeluarkan oleh koperasi, jadi masih kurang Rp.36.653.062
kekurangan itu dicukupi dari usaha lainnya yaitu payment point dan jasa.
59
BAB IV
ANALISIS
A. Proses Pemberdayaan Ekonomi Anggota Di Koperasi Serba Usaha
Tangerang Kuat Sejahtera
Bab ini membahas data-data yang sudah diperoleh dari turun langsung ke
lapangan, yang mana data tersebut didapat melalui observasi, wawancara dan dari
dokumen-dokumen terkait koperasi dalam memberdayakan masyarakat khususnya
anggota koperasi.
Koperasi merupakan organisasi yang berbentuk badan usaha, yang di
dalamnya tidak hanya bertujuan untuk mencari laba melainkan kegiatan koperasi
diharapkan untuk meningkatkan aktivitas dan kesejahteraan ekonomi anggotanya.
Dengan jalan menjalankan usaha bersama, untuk kepentingan bersama, diurus
secara kekeluargaan sehingga memberikan dasar bekerja yang saling
menguntungkan.
KSU Tangerang Kuat Sejahtera dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat khususnya anggota, tujuan awal mulanya adalah untuk
memberdayakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat Tangerang agar
mandiri dan sejahtera. Dan hingga saat ini pun masih berusaha terus untuk
mewujudkan tujuan awal yang telah disepakati oleh seluruh anggota, pengurus
dan pihak-pihak yang terkait lainnya.
Maka dari itu demi keberlangsungannya koperasi peran aktif anggota dalam
keasadaran berkoperasi seluruh anggota merupakan kunci dari suksesnya
koperasi. Banyak kerjasama yang bisa dijalin antara anggota koperasi, dengan
kerja sama antar anggota koperasi jika anggota mempunyai usaha dan
60
membutuhkan finansial. Kerjasama dengan rekan-rekan anggota yang sudah
menjadi satu wadah koperasi ini akan menjadikan perputaran perekonomian
diantara anggota dan merupakan kekuatan perekonomian koperasi.
Koperasi itu adalah usaha bersama masyarakat yang mana dari yang
membuat, membentuk, dan menjaganya adalah dari masyarakat itu sendiri dan
bahkan pengorganisasiannya pun dari mereka tidak ada pemerintah yang ikut
campur di dalamnya. walaupun ada, hanya sekedar membantu dari luar tidak dari
dalam.
Menurut Prof. Marvin, A. Schars yang ada di BAB II, seorang guru besar
dari University of Wisconsin, Madion USA, yang mengatakan: koperasi adalah
suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota
yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka
atas dasar nirlaba atau atas dasar biaya.
Dari pengertian di atas bahwa koperasi yang membuat dan yang
mengendalikan adalah masyarakat itu sendiri jadi sebuah koperasi akan maju
tidaknya semua tergantung keaktifan para anggotanya, semakin sedikit yang aktif
semakin tidak berjalannya sebuah koperasi tersebut. Di sini maka anggota adalah
kunci kesuksesan koperasi dalam mengembangkan usahanya demi
keberlangsungan anggota itu sendiri, untuk menuju hidup yang lebih baik.
Kopersai merupakan lembaga di mana orang-orang yang memeliki
kepentingan relatif homogen berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Konsepsi demikian mendudukkan koperasi sebagai badan usaha yang cukup
61
strategis bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang pada
gilirannya berdampak kepada masyarakat secara luas.
Pada umumnya koperasi dikendalikan bersama oleh seluruh anggotanya, di
mana setiap anggota memiliki hak suara sama disetiap pengambilan keputusan
koperasi. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil
anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen
berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh anggota, seperti
TKS Mart yang di kelola oleh KSU Tangerng Kuat Sejahtera yang mana
menyediakan kebutuhan para konsumen sama seperti supermarket atau toko-toko
kecil, bila melakukan transaksi seperti membeli atau menjual barang yang di
lakukan anggota nantinya akan mendapatkan keuntungan dikemudian harinya
pada saat RAT (Rapat Anggota Tahunan) dilangsungkan.
Berbeda dengan membeli di supermarket ataupun di toko-toko kecil lain
yang hanya menguntungkan pihak penjual saja, walaupun harganya tidak terlalu
berbeda dengan supermarket dan toko kecil. Di toko KSU Tangerang Kuat
Sejahtera tidak hanya memesan barang-barang dari distributor saja tapi ada juga
barang yang dibuat oleh para anggota bisa makanan maupun peralatan rumah
tangga.
Tidak hanya menyediakan TKS Mart tapi juga melayani simpan pinjam
sama dengan kebanyakan koperasi lainnya, tapi sayangnya pinjaman di KSU
Tangerang Kuat Sejahtera nominal uang yang didapat tidak terlau besar jadi tidak
bisa untuk membesarkan usaha yang ingin dikembangkan menjadi lebih besar,
hanya bisa membantu melengkapi barang usaha yang kurang.
62
Dan ada satu lagi setelah ada TKS Mart dan simpan pinjam, koperasi
melakukan penambahan kegiatan koperasi yaitu dalam bidang jasa diantaranya
ada melayani pembayaran listrik, kredit kendaraan dan pembuatan SIM (Surat Ijin
Mengemudi).
Koperasi melakukan perekrutan anggota tidak ada persyaratan yang terlalu
rumit hanya dengan berdomisili di tempat yang di tentukan yaitu di Tangerang
kota, foto copy data diri, mengisi data-data yang diperlukan dan selain itu hanya
dengan membayar; Simpanan pokok sebesar Rp. 100.000,- simpanan yang hanya
ada diawal saja saat masuk untuk bergabung dengan koperasi saja. Simpanan
wajib simpanan yang wajib jumlahnya Rp.10.000,- pada setiap awal bulan pada
tanggal 10 paling lambat dan sifatnya wajib. Simpanan sukarela simpanan yang
tidak wajib, tidak ditentukan besar uangnya dan yang tidak bisa diambil
seenaknya hanya bisa setahun sekali saat pelaksanaan RAT (Rapat Anggota
Tahunan), dan Investasi sejumlah uang yang ditanam atau dipergunakan untuk
pengadaan sarana operasional suatu perusahaan, yang bersifat tidak mudah di
uangkan seperti tanah, mesin, bangunan, peralatan kantor, dan lain-lain. Tanpa
adanya suatu ikatan atau perjanjian untuk mengembalikannya, dan ini tidak wajib
hanya kehendak para anggota tidak ada unsur paksaan.
Dana-dana di atas adalah sumber modal koperasi yang utama karena tidak
ada bantuan dari pihak lain kecuali dari dana anggota koperasi. Yang mana
pinjaman dari koperasi berikan ke anggota hanya cukup memberikan pinjaman
sebesar Rp. 2.000.000.- jika ingin meminjam di atas Rp. 2.000.000.- itu akan di
larikan ke bank dengan rekomendasi dari koperasi dan tidak ada bunga sama
seperti pinjam dengan koperasi. Pinjamannya pun tidak besar hanya maksimal
63
sebesar Rp. 5.000.000.- dan tidak bisa lebih karena sudah perjanjian antara pihak
koperasi dengan bank.
Kenapa pinjaman tidak dinaikkan karena ada beberapa hal yang
menyebabkannya yaitu:
1. Sudah kesepakatan rapat
2. Karena tidak adanya jaminan dan,
3. Dana yang tidak mencukupi jika dinaikkan ke nominal yang lebih tinggi.
“Mekanisme pinjaman yaitu; anggota yang meminjam dilihat dulu cacatan
peminjamannya yang sebelumnya apakah anggota ada tunggakkan pinjaman
yang sebelumnya yang belum di bayar, maka harus dibayar terlebih dahulu,
sebelum membayar uang yang dipinjam sebelumnya maka tidak bisa
meminjam lagi.”47
Modal pinjaman di dapatkan dari; yang pertama, melalui anggota dan calon
anggota, yang kedua, melalui Bank dengan rekomendasi dari koperasi dan yang
khusus meminjam uang lebih dari Rp. 2.000.000.- dikarenakan koperasi tidak
sanggup meminjamkan lebih dari itu sebab dana yang kurang.
Koperasi disebut sebagai perkumpulan otonom dari orang-orang yang
bersatu secara sukarela, guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi
ekonomi, sosial, dan budaya bersama melalui perusahaan yang dimiliki bersama
dan dikendalikan secara demokratis. Koperasi bekerja berdasarkan nilai-nilai
swadaya, swa tanggung jawab, demokrasi, kebersamaan, keadilan dan
kesetiakawanan. Di samping itu koperasi juga percaya pada nilai-nilai etis dari
kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial dan peduli terhadap orang lain.
Koperasi berdiri dengan prinsip keanggotaan terbuka dan sukarela, pengendalian
oleh anggota secara demokratis, partisipasi ekonomi anggota, otonomi dan
47
Wawancara pribadi dengan Pak. Syaiful. di kantor koperasi, kamis04 maret 2016.
64
kebebasan, diklat dan informasi, kerjasama antar koperasi dan prinsip kepedulian
terhadap komunitas.
Koperasi juga memiliki karakteristik khusus koperasi sebagai sistem sosial
ekonomi yang membedakannya dengan pelaku ekonomi lain. Menyebut
karakteristik tersebut yaitu adanya sejumlah indivu yang membentuk kelompok
dan memiliki tujuan yang sama, swadaya, perusahaan yang dibina bersama, dan
bertujuan untuk menunjang kepentingan kelompok. Karakteristik koperasi
sebagai sistem sosial ekonomi ini menunjukan bahwa koperasi sesungguhnya
merupakan entitas bisnis yang memiliki misi sosial dalam meningkatkan
kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya. Kedudukan koperasi sebagai salah satu
entitas bisnis ini dipertegas dalam pasal 1 UU No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, yang menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Dengan pemahaman sebagimana yang diuraikan di atas maka berdasarkan
rasa kebersamaan dalam berkiprah atas kepedulian terhadap pemberdayaan
masyarakat dalam pemberantasan kemiskinan, peningkatan pendidikan
masyarakat dan kepedulian terhadap nilai-nilai serta pelestarian kearifan budaya
lokal maka terwujudlah48
KSU TKS (Koperasi Sumber Usaha Tangerang Kuat
Sejahtera)
Dalam buku Edi Suharto yang berjudul Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembanguan Kesejahteraan Sosial dan
48 Http://ksumptp.blogspot.co.id/2012/01/tentang-ksu-mptp.html, 20/09/2016 20:48
65
Pekerjaan Sosial halaman 57-58. Yang terdapat pada bab II. Ini mengatakan
bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup
kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas dan mempengaruhi
terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi
kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh
keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi
kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
Pengertian di atas koperasi berupaya untuk melakukan yang terbaik untuk
membantu perekonomian dan memberikan wawasan akan hal-hal yang berkaitan
dengan pelatihan kewirausaan untuk menambah ilmu akan bidang berbagai
macam usaha. Bagimana membuat usaha yang sedang dijalani bisa maju pesat dan
menghasilkan uang untuk kesejahteraan mereka. Tapi pelatihan ini yang
mengadakan bukan dari pihak koperasi tapi dari pihak Dinas Indagkop
(Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi) kota Tangerang yang
menyelenggarakannya. Dan bukan hanya anggota yang mendapatkan pelatihan
tapi para pengurus pun dapat pelatihan juga demi menata koperasi yang lebih baik
yang mengadakannya adalah dari pihak dinas koperasi dan UMKM prov. Banten,
Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia Daerah) kota Tangerang, Indagkop
(Perindustrian Perdangan dan Koperasi) kota Tangerang, dan Dekopinwil (Dewan
Koperasi Indonesia Wilayah) prov. Banten.
Dalam proses pemberdayaan ekonomi anggota koperasi melalui mini
market membaginya ke dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
66
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap ini bagaimana anggota dalam mengambil keputusan, yang
diwujudkan dengan keikutsertaan anggota dalam Rapat Akhir Tahun (RAT).
Dalam RAT ini anggota akan didata siapa saja yang akan menitipkan barangnya
kekoperasi untuk dipasarkan di TKS Mart, menetapkan harga jual, produk/ barang
apa saja yang akan dipasarkan, dan menetapkan berapa persen pembagian hasil
usaha yang diperoleh.
Menurut Bornby dalam buku Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif
kebijakan publik halaman 81-82. Mengartikan partisipasi sebagai tindakan untuk
“mengambil bagian” yaitu kegiatan atau pernyataan untuk mengambil bagian dari
kegiatan dengan maksud memperoleh manfaat. Sedang di dalam kamus sosiologi
disebutkan bahwa, parisipasi merupakan keikutsertaan seseorang di dalam
kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakat, di luar
pekerjaan atau profesinya sendiri.
Dalam kegiatan pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan
perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab masyarakat
terhadap pentingnya pembangunan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu
hidup mereka, artinya melalui partisipasi yang diberikan berarti benar-benar
menyadari bahwa kegiatan pembangunan bukanlah sekedar kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh aparat pemerintah sendiri, tetapi juga menuntut keterlibatan
masyarakat yang akan diperbaiki mutu hidupnya.
Partisipasi anggota dalam RAT ini sangat penting karena jika tidak terlibat
di dalamnya maka yang rugi adalah anggota itu sendiri, jika ada pendapat yang
67
ingin diutarakan atau ingin mendapatkan informasi tentang koperasi lengkapnya
hanya ada di RAT itu jadi jika tidak ikutserta dalam RAT tidak tahu apa-apa.
Partisipasi anggota sangatlah penting, maka dari itu keterlibatan anggota
dalam kegiatan koperasi bisa berbentuk:
a. melakukan transaksi dengan koperasi (membeli barang/jasa dari koperasi).
Dengan melakukan transaksi melalui koperasi untuk membeli suatu barang
dan jasa di koperasi berarti sudah membantu koperasi dalam hal pendanaan,
untuk diputar uangnya dengan kebutuhan yang lain seperti modal usaha dan
pinjaman bagi anggota yang membutuhkan. Karena sebagian besar dana di
dapat dari anggota seperti simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
sukarela dan investasi.
b. ikut serta dalam pengambilan keputusan (hadir dalam RAT).
Ikut serta dalam pengambilan keputusan sangat penting bagi seluruh
anggota hadir, karena setelah RAT selesai maka setelah itu jika ada anggota
yang protes tidak akan dihiraukan, sebab sudah keputusan RAT/.
c. ikut serta dalam pemupukan modal (simpanan pokok, wajib, sukarela dan
investasi).
Akif dalam membayar simpanan berarti membantu koperasi agar mampu
melakukan perubahan dalam perlengkapan untuk pertokoan dan alat-alat
kantor. Supaya koperasi bisa lebih maksimal dalam pelayanannya.
d. ikut serta dalam pengawasan.
Tidak hanya pengurus, anggota pun ada andil penting dalam hal
pengawasan. Jika dirasa pelayanan dan perlengkapan kurang dan harus ada
68
bisa di ungkapkan saat RAT ataupun kepada pengurus agar nantinya bisa di
pertimbangkan.
e. ikut serta dalam menanggulangi resiko.
Anggota koperasi bisa ikut serta dengan mengutarakan pendapatnya, agar
meminimalisir resiko yang akan dihadapi nantinya.
Dilihat dari tingakatan atau tahapan partisipasi, mengemukakan adanya 5
tingkatan, yaitu:
1.) Memberikan informasi (information): yaitu berupa hal baru yang bisa
ditukar antar anggota
2.) Konsultasi (consultation): yaitu menawarkan pendapat, sebagai pendengar
yang baik untuk memberikan umpan balik, tetapi tidak terlibat dalam
implementasi ide dan gagasan tersebut
3.) Pengambilan keputusan bersama (deciding together), dalam arti
memberikan dukungan terhadap ide, gagasan, pilihan-pilihan serta,
mengembangkan peluang yang diperlukan guna pengambilan keputusan
4.) Bertindak bersama (acting together), dalam arti tidak sekedar ikut dalam
pengambilan keputusan, tetapi juga terlibat dan menjalin kemitraan dalam
pelaksanaan kegiatannya
5.) Memberikan dukungan (supporting independent community interest) di
mana kelompok-kelompok lokal menawarkan pendanaan, nasehat, dan
dukungan lain untuk mengembangkan agenda kegiatan.
Telah dikemukakan bahwa, kata kunci dari pengertian partisipasi
masyarakat dalam pembangunan adalah adanya kesukarelaan (anggota)
masyarakat untuk terlibat dan atau melibatkan diri dalam kegiatan pembangunan.
69
Berkaitan dengan tingkat kesukarelaan masyarakat untuk berpartisipasi, menurut
Dusseldrop dalam buku Pemberdayaan Masyarakat yang dikarang Totok dan
Poerwoko dihalaman 87. membedakan adanya beberapa jenjang kesukarelaan
sebagai berikut:
a) Partisipasi spontan, yaitu peranserta yang tumbuh karena motivasi intrinsik
berupa pemahaman, penghayatan, dan keyakinannya sendiri
b) Partisipasi terinduksi, yaitu peranserta yang tumbuh karena terinduksi oleh
adanya motivasi ekstrinsik (berupa bujukan, pengaruh, dorongan) dari luar.
Meskipun yang bersangkutan tetap memiliki kebebasan penuh untuk
berpartisipasi
c) Partisipasi tertekan oleh kebiasaan, yaitu peran serta yang tumbuh karena
adanya tekanan yang dirasakan sebagaimana layaknya warga masyarakat
pada umumnya, atau peran serta yang dilakukan untuk mematuhi kebiasaan,
nilai-nilai, atau norma yang dianut oleh masyarakat setempat. Jika tidak
berperan serta khawatir akan tersisih atau dikucilkan masyarakatnya
d) Partisipasi tertekan oleh alasan sosial-ekonomi, yaitu peran serta yang
dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita
kerugian atau tidak memperoleh bagian manfaat dari kegiatan yang
dilaksanakan
e) Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu peran serta yang dilakukan karena
takut menerima hukuman dari peraturan atau ketentuan-ketentuan yang
sudah diberlakukan.
70
Dibeberapa jenjang kesukarelaan tersebut pasti anggota pernah mengalami
salah satunya walupun begitu tetap saja berpartisipasi hanya saja motivasinya
yang berbeda dan hasil yang akan didapatnya.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat pada tingkat penentu kebijakan akan
meningkatkan efektifitas dan efesiensi penggunaan sumberdaya pembangunan
yang semakin terbatas. Hal ini akan meningkatkan kesesuaian program
pembangunan dengan kenyataan setempat dan memperkuat keberlanjutan
program karena masyarakat mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab.49
Tahap ini yang merupakan tahap terpenting dalam suatu program, sebab inti
dari program adalah pelaksanaanya. Pengurus menyiapkan barang yang sudah
disepakati dalam RAT yang dibutuhkan oleh anggota dengan memesannya
melalui distributor dan juga anggota, pegawai membereskan barang-barang yang
sudah ada pada tempat yang sudah disediakan oleh pengurus. Dari 144 yang aktif
dalam pertokoan hanya ada beberapa orang yang menjual barang atau
makanannya ke koperasi dan yang lainnya hanya transaksi beli saja.
Sedangkan monitoring hanya dilakukan paling lama 1 bulan, tapi tidak perlu
waktu 1 bulan jika stock habis tergantung ketersediaan.
3. Pemasaran Produksi
Dalam buku Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik
karangan Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato halaman 76. Pemberdayaan
masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat
agar mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama
49
Mardikanto dan Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat (Bandung: Alfabeta, 2013), h.
62.
71
dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan
dalam jangka panjang. Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat
dengan sustainable development dimana pemberdayaan masyarakat merupakan
suatu prasyarat utama serta dapat diibaratkan sebagai gerbong yang akan
membawa masyarakat menuju suatu keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan
ekologi yang dinamis.
Lingkungan strategis yang dimiliki oleh masyarakat lokal antara lain
mencangkup lingkungan produksi, ekonomi, sosial dan ekologi. Melalui upaya
pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan untuk
memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal serta terlibat secara
penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan ekologinya.
Dalam hal mekanisme produksi, masyarakat memiliki sumberdaya produksi
yang antara lain mencakup lahan, ternak, modal, peralatan usaha serta tenaga
kerja.
Maka dari itu peningkatan sumberdaya produksi menjadi sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan suatu koperasi, tapi nyatanya produk yang dihasilkan oleh
para anggota sendiri tergolong sangat sedikit sekali yang berpartisipasi dalam hal
memproduksi barang/ makanan yang dihasilkan. Itu dikarenakan kurangnya
perhatian para pengurus KSU Tangerang Kuat Sejahtera dalam hal pelatihan yang
diberikan kepada anggota dalam bidang kerajinan dan tataboga untuk menaikkan
taraf ekonomi anggota dan meningkatkan sumberdaya manusianya.
Proses dalam pemasaran hasil buatan anggota koperasi dari makanan atau
kerajinan yaitu hanya melalui pertokoan koperasi saja tidak dari bazaar ataupun
72
pameran-pameran, mempromosikan kepada teman-teman anggota yang bukan
bagiannya (masyarakat biasa) menyampaikannya dari mulut kemulut.
Dalam hal ini, barang-barang yang di buat oleh anggota tidak ada pelatihan
khusus untuk hal kerajinan dan makanan, jadi kurangnya kreatifitas yang di buat
untuk menarik pembeli. Harga yang di jual di koperasi harganya tidak terpaut jauh
dibandingkan dengan mini market yang lainnya, diantaranya:
Tabel 6
Perbandingan Harga
nan Nama Barang mini
market lain
Harga
Biskuit Roma Rp.9.700
Indomie Rp. 2.200
Aqua Sedang Rp. 3.500
Nama Barang di Koperasi Harga
Biskuit Roma Rp.9.500
Indomie Rp.2.000
Aqua Sedang Rp.3.500
Sumber: Hasil Pengamatan
Dari beberapa item tersebut bahwa harga yang di jual lebih murah sedikit
selesihnya hanya 200 dan 300 rupiah saja dan juga ada satu item yang sama.
73
B. Faktor-Faktor Penghambat dalam Pemberdayaan KSU Tangearang Kuat
Sejahtera
Pembangunan koperasi sendiri dapat diartikan sebagai proses perubahan
yang menyangkut kehidupan perkoperasian Indonesia guna mencapai
kesejahteraan anggotanya. Jika suatu koperasi mengalami hambatan maka
tertundalah pencapain tersebut.
Dalam proses pemberdayaan terkadang memang tidak selalu berjalan
dengan mulus dan lancar. Ada saja hambatan yang akan dihadapi oleh koperasi
yang ingin berkembang seperti halnya KSU Tangerang Kuat Sejahtera, di
antaranya sebagai berikut:
1. Partisipasi anggota dalam koperasi
Banyak dari anggota yang tidak terlalu aktif dalam koperasi seperti transaksi
jual/ beli, jasa perkreditan kendaraan dan pembayaran listrik, simpanan, dan hadir
dalam RAT. Semua itu ada alasannya yaitu karena:
a. Tempat tinggal yang jauh dari koperasi atau pindah ke tempat yang jauh
b. Sebagian dari anggota belum mengetahui hak dan kewajiban mereka
sebagai anggota, yang menyebabkan anggota hanya bergabung saja ke
koperasi dan setelah itu tidak ada kabarnya lagi (tidak aktif).
c. Jarak antara toko koperasi dengan jarak mini market yang lebih dekat
dengan rumah dan kelengkapannya lebih lengkap dari koperasi menjadikan
masyarakat khususnya anggota lebih memilih mini market dibanding
koperasi.
2. Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang yang sama dengan
koperasi.
74
Banyaknya badan usaha lain adalah salah satu pesaing berat koperasi,
seperti mini market yang menjamur hampir di sudut kota dan desa. KSU
Tangerang Kuat Sejahtera pun mengalami hal yang sama dimana di tempat
koperasi membangun usahanya tidak jauh dari sana ada mini market sekitar 100
meter. Walaupun usaha koperasi ini sudah mendekati seperti halnya mini market
yang lain, sudah ada ac, tampilan depan seperti mini market. Tapi sayangnya
hanya kelengkapan barangnya saja yang kurang dan tempatnya tidak terlalu besar,
karena kantor koperasi ada di dalam toko.
Dalam menanggapi pesaing kita harus mempunyai trik-trik khusus, trik-
trik/ langkah khusus tersebut dapat kita lakukan dengan cara melalui harga
barang/ jasa, sistem kredit dan pelayanan yang maksimum. Mungkin koperasi
sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat dilakukan dengan cara sistem
kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun
bulanan tergantung perjanjian. Dengan adanya hal seperti ini diharapkan dapat
menarik perhatian masyarakat untuk menjadi anggota.
3. Kualitas Sumber Daya yang terbatas
Koperasi sulit berkembang disebabkan oleh banyak faktor, yaitu bisa
disebabkan Sumber Daya Manusia yang kurang. Sumber daya manusia yang
dimaksud adalah pengurus koperasi.
Seperti yang sering dijumpai, pengurus koperasi biasanya merupakan tokoh
masyarakat sehingga dapat dikatakan rangkap jabatan, kondisi seperti inilah yang
menyebabkan ketidakfokusan terhadap pengelolaan koperasi itu sendiri. Selain
rangkap jabatan biasanya pengurus koperasi sudah lanjut usia sehingga
kapasitasnya terbatas.
75
Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui
pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam koperasi. Partisipasi
merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan koperasi.
Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja secara
efisien dan efektif.
4. Perhatian pemerintah
Pemerintah harus bisa mengawasi jalannya kegiatan koperasi sehingga bila
koperasi mengalami kesulitan, koperasi bisa mendapat bantuan dari pemerintah,
misalnya saja membantu penyaluran dana untuk koperasi.Akan tetapi pemerintah
juga jangan terlalu mencampuri kehidupan koperasi terutama hal-hal yang bersifat
menghambat pertumbuhan koperasi. Pemerintah hendaknya membuat kenijakan-
kebijakan yang dapat membantu perkembangan koperasi.
5. Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat
khususnya anggota.
Kurangnya fasilitas pun menjadi sesuatu yang fital dalam perdagangan
karena kelengkapan menjadi nilai tambah bagi usaha yang sedang berjalan demi
keberlangsungan usahanya. KSU Tangerang Kuat Sejahtera mengalami itu karena
modal yang kurang mendukung membuat KSU Tangerang Kuat Sejahtera
menjadi bingung untuk memenuhi kebutuhan tokonya.
Upaya yang sudah dilakukan oleh koperasi adalah dengan memberikan
pengarahan melalui RAT (Rapat Anggota Tahunan) dan selebihnya melalui
pelatihan-pelatihan yang diadakan Dinas, dan juga koperasi berupaya selalu
meningkatkan kinerja pengurus agar mendapatkan hasil yang terbaik dengan
memberikan pelatihan kepada pengurus.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diteliti oleh peneliti melalui
pengumpulan data yang didapat dari observasi dan wawancara kepada pengurus
kopersi KSU Tangerang Kuat Sejahtera, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Proses dari perancanaan yang dilakukan KSU Tangerang Kuat Sejahtera
yaitu Dalam RAT ini anggota akan didata siapa saja yang akan menitipkan
barangnya kekoperasi untuk dipasarkan di TKS Mart, menetapkan harga
jual, produk/ barang apa saja yang akan dipasarkan, dan menetapkan berapa
persen pembagian hasil usaha yang diperoleh.
2. Pelaksanaannya yaitu Pengurus menyiapkan barang yang sudah disepakati
dalam RAT yang dibutuhkan oleh anggota dengan memesannya melalui
distributor, pegawai membereskan barang-barang yang sudah ada pada
tempat yang sudah disediakan oleh pengurus.
3. Kurangnya partisipasi anggota dalam memajukan koperasinya seperti aktif
dalam membayar Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela, dan Investasi juga
aktif dalam transaksi jual beli pertokoan dan jasa.
4. Faktor penghambat pertama, Partisipasi anggota dalam koperasi meliputi:
Tempat tinggal yang jauh dari koperasi atau pindah ke tempat yang jauh,
kurangnya tanggung jawab dari anggota untuk memajukan koperasi,
jaraknya yang lebih dekat dengan toko lain dibandingkan dengan toko
koperasi. Kedua, adanya usaha yang serupa dengan TKS Mart di daerah
77
tersebut yang keadaan tokonya lebih baik dari TKS Mart dan juga lebih
lengkap barang-barangnya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diperoleh, maka peneliti
mengemukakan beberapa saran yang diharapkan bisa miningkatkan serta
memotivasi Koperasi Serba Usaha Tangerang Kuat Sejahtera. Saran-saran yang
dapat dikemukakan anatara lain :
1. Koperasi berusaha meningkatkan kelengkapan barang yang ada di toko
agar bisa menarik perhatian lebih banyak, dan memperawat bangunannya
agar terlihat lebih bagus.
2. Pengurus koperasi lebih memperhatikan anggotanya dengan cara memonitor
anggotanya. Apa saja yang diperlukan dan yang bisa koperasi bantu,
diusahakan koperasi bisa lebih dekat dengan anggotanya.
3. Diharapkan pengurus bisa memberikan pelatihan khususnya dalam bidang
kerajinan untuk memvariasikan hasil kerajinannya, menambah produksi
kerajinan, dan menarik anggota yang tadinya tidak bisa apa-apa menjadi
mempunyai keterampilan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
78
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Bacaan Buku
Adi. Isbandi, Rukminto. Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat
Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013.
Apridar. Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya.Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010.
Bakrie. Mengembangkan UKM Melalui Pemberdayaan Peran Pemerintah
Daerah. Jakarta: Gede Diva, 2009.
Dawam. Rahardjo, M. Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi. Jakarta: Lembaga
Studi Agama dan Filsafat, 1999.
Djunaidi Ghony, M. Almanshur, Fauzan. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
ET.AL, Sujanto. Pedoman Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan
Melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS). Jakarta:
Kementrian Sosial RI, 2011.
Faisal, Sanapiah. Format-format Penelitian Sosial.Jakarta: Pt Raja Grafindo
Persada, 2010.
Firdaus, Muhammad. Edhi. Susanto, Agus. Perkoperasian Sejarah, Teori, dan
Praktik. Bogor: Ghalia Indonesia, 2002.
Harsoyo, Y. Dkk. Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan. Tangerang: Pustaka
Widayatama, 2006.
Hendrojogi. Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Herdiansyah, Haris. metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial, 3th
ed.
Jakarta: Salemba Humanika. 2012.
Hidayati, Nurul. metodologi Penelitian Dakwah.Jakarta: Uin Jakarta Prees, 2006.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga, 2009.
J Moeloeng, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif, 26th
ed.Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya. 2009.
J Moeloeng, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2008.
Jurnal. LPM UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
79
Kasmir. Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Kusnadi. pendidikan keaksaraan: Filsofi, strategi, implementasi. Jakarta:
DEPDIKNAS, 2005.
Machendrawaty, Nanih. Ahmad. Safei, Agus. Pengembangan Masyarakat Islam:
dari Ideologi Strategi sampai Tradisi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2001.
Mardikanto, Totok. Soebiato, poerwoko. Pemberdayaan Masyarakat dalam
Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, 2013.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Prees, 2007.
Salam, Syamsir. Aripin, Jaenal. Metodelogi Penelitian Sosia.Jakarta: UIN Jakarta
Prees, 2006.
Sartika. Partomo, Titiik. Rachman. soejoedono, Abd. ekonomi Skala
Kecil/Menengah dan Koperasi. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2002.
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial.Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,
2011.
Soetomo. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006.
Soewadji. Jusuf. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Jurusan Sosiologi, 2003.
Sri. Swasono,Edi. Mencari Bentuk, Posisi, dan Realitas Koperasi di dalam Orde
Ekonomi Indonesia. Jakarta: UI Press, 1987.
Suharto, Edi. CSR dan COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era
Globalisasi. Bandung: Alfabeta, 2010.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembanguan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.Bandung: PT
Refika Aditama, 2005.
Tony. Nasdian, Ferdian. pengembangan masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia, 2014.
Zubaedi. Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik. Jakarta: Kencana,
2013.
Sumber Bacaan Internet
Cornetta, Choir. sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, pengumpulan
datakualitatif dan skala ukuran, diakses dari Website
http://www.academia.edu, 25 Nopember 2014 pukul 11:10.
80
Http://ksumptp.blogspot.co.id/2012/01/tentang-ksu-mptp.html, 20/09/2016 20:48
Http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/pemberdayaan-ekonomi
masyarakat.html, 15/12/2015 14:57.
KSU BMT Al-iqtishady. Merupakan koperasi serba usaha yang bergerak di sektor riil dan
keuangan. Http://iqtishadybmt.blogspot.co.id/, 20/09/2016 21:52
Sumber Wawancara
Wawancara pribadi dengan Pak Tamsir. di rumahnya, rabu 05 oktober 2016.
Wawancara pribadi dengan Pak Tedi Palutio. di rumahnya, rabu 05 oktober 2016.
Wawancara pribadi dengan Pak. Husni. di kantor koperasi, kamis 05 maret 2016
Wawancara pribadi dengan Pak.Syaiful. di kantor koperasi, kamis 26 november
2015.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Rekapitulasi Hasil Wawancara
1. Wawancara dengan Pak Syaiful selaku sekertaris koperasi
Peneliti: permisi pak saya yang datang kemaren mau penelitian di koperasi
tempat bapak.
Pak Syaiful: oh iya silakan masuk sini apa yang mau ditanyain maaf ya saya
sekalian ngetik.
Peneliti: oh iya pak ga apa apa....gini loh pak kenapa koperasi ini terbentuk
awal mulanya?
Pak Syaiful: tahun 2009....... di tahun 2009 pada waktu itu masih........mau
pemilu lah karena daerah sinikan jalannya masih susah yah kondidinya masih
sangat minim sekali jalan aja susah... susah dilewatin tahun 2009 itu. kebetulan
pak kori sebagai owner pemiliki lokasi waktu itu yah kerjaan lagi banyak
karyawannya ada 100 orang kalau mau beli apa-apa susah harus ke ciledug
harus ke pasar lembang akhirnya ngomong ngomong ngomong yuk kita bikin
toko ngapain bikin toko sekalian saja bikin usaha koperasi. Keinginan bersama
kepentingan bersama itulah mula-mulanya terbentuknya koperasi.
Peneliti: kalau pelopornya sendiri siapa pak?
Pak Syaiful: ya..... temen-temen semuanya temen-temen yang ada di
lingkungan sini yang sudah berkoperasi koperasi kan minimal 20 orang temen
punya temen akhirnya kumpul lingkungan sini ternyata kurang jadi yang kenal
aja semuanya makannya kebetulan wilayahnya masih tangerang kita juga ga
memahami waktu itu sudah secara administrasi sudah masuk tangerang selatan
cuman karena bedirinya koperasi waktu itu kan kita belum tau sejauh itu yang
penting kita jalan aja dulu akhirnya dari berbagai unsur-unsur akhirnya temen-
temen yang ada di Tangerang Selatan ada yang dari Tangerang Kabupaten,
Tangerang Kota minimal 20 orang mengundang Dinas Koperasi langkah
pertama rancangan undang-undang koperasi. Kalau bicara propor semuanya
dulu sempet pemula yang kasa kusuk kemari itu. Bukan individu-individu tapi
bareng-bareng.
Peneliti: awal mula terbentuk berapa orang yang ikut di dalamnya?
Pak Syaiful: ya persyaratan koperasi kan 20 orang tadi ga bisa kurang dari 20
persyaratan terbentuknya koperasi wajib minimal 20 orang sampai hari ini juga
sama tetep 19 aja ga boleh karena domisilinya ada di kota Tangerang
tutorialnya maka kita ijinnya di tingkat kota Tangerang maka waktu berdirinya
itu harus orang kota tangerang semua meskipun kepengurusan dan sebagainya
ada luar karena tadi masih baru banget ya berjalan aja.
Peneliti: itu yang kasih ide itu sapa pak?
Pak Syaiful: ya bareng-bareng semuany ya karen kepentingan tadi, mau
belanja mau bayar listrik. dulu bayar listrik tahun 2009 kan susah akhirnya
setelah terbentuknya koperasi akhirnya dibikin divisi usaha siapa divisi ini
siapa-siapa akhirnya musyawarah bareng-bareng akhirnya langsung saya itu
nyari ke PLN mau bayar listrik ga bisa waktu itu gada akhirnya nyari kesana
kemari akhirnya dapet dibantu kita kerjasama sama cipta raya pembayaran
listrik saya kejar ke daerah Jakarta belum boleh sampe Tangerang Kota pun
pusatnya PLN, di kantor pos pun juga ga bisa waktu itu 2009 kenapa memang
prioritas masih tetep bisa kalo koperasi karyawan yang boleh. Kalo secara
individu ada pak Kori, pak Maryono, pak Mujibu ya kita orang-orang ini
semua pengurus-pengurusnya Itu orang-orang yang pertama-tama itu.
Peneliti: kalau yang aktif dan tidak aktif ada berapa pak?
Pak Syaiful: ya kan disitu ada yang aktif nya tertulis ini yang belanja, simpan
pinjam payment point ada di sebelahnya di datanya kalo yang ada SHU nya
berarti aktif gitu aja.
Peneliti: keadaan koperasi seperti apa pak?
Pak Syaiful: kalo belakangan kondisi koperasi memang semua koperasi,
koperasi KSU berbeda dengan koperasi Karyawan. koperasi KSU itu
masyarakat umum ya maka ada simpanan wajib, simpanan pokok, dan
simpanan sukarela itu ga bisa kita maksain padahal disitu disebut wajib kenapa
supaya bener-bener wajib bayar karena banyak dari mana-mana dan
sebagainya akhirnya ga semuanya trus simpanan sukarela di ambil-ambilin jadi
omset yang ada itu aset yang ada itu harusnya dikembangin belum-belum
sudah diambil-abilin makin lama makin lama kayak gitu kondisinya, trus
sekarang ini aga-aga turun drastis karena pada akhir tahun kemaren itu
pengambilan dana besar-besaran biasa orang kebutuhannya tapi sekarang kita
belum bisa nyari yang lain.
Peneliti: kalo dari anggotanya terbantu ga sih pak khususnya TKS Mart?
Pak Syaiful: ya tergantung kan disitu ada datanya dari SHU yang di dapat
anggota ada yang dapet sedekit juga ada yang dapat banyak ya kalo diem ja ga
aktif ya ga dapet hasil nya.
Peneliti: kalo dijual harganya ada perbedaan dengan anggota dan yang bukan
anggota tidak pak?
Pak syaiful: hampir sama hampir sama. Kalau orang luar yang bukan anggota
misalnya itu ga dapet keuntungan kan gitu aja bedanya kalo beli di alfa itu
sama tapi kalo di koperasi beda nya kalo anggota dapet keuntungannya kan
buat dia-dia juga.
Peneliti: ada kerjasama tidak dari pihak luar dari segi modalnya?
Pak Syaiful: kalo modal itu kita memang masih murni dari anggota untuk
peminjaman diatas 2 juta kita arahkan ke bank mandiri, tapi kalo masih di
bawah 2 juta masih kita layani kalau sudah diatasnya 2 juta 2 juta 500 kita
arahkan kemandiri.nanti kita bantu.tapi kesepakatan ketentuannya dari
perbankan cumankan atas ajuan dari koperasi.
Peneliti: oh yaudah pak segitu dulu ya pak paling entar.
Pak Syaiful: ya.......ya.....
2. Wawancara dengan Pak Husni selaku bendahara koperasi
Peneliti: permisi pak?
Pak Husni: iya silahkan masuk.
Peneliti: Kalo sekarang ada yang nitipin barang-barang ga pak?
Pak Husni: Kadang-kadang
Peneliti: Apa itu pak makanan atau?
Pak Husni: Kuekuean
Peneliti: Kalo dari simpan pinjam itu sendiri ada yang telat-telat bayar gitu pak
Pak Husni: Ada-ada ya ga semuanya. kalo koperasi ini kan tempat hutang ya
tetep aja ada yang telat, hal seperti itu sudah pasti terjadi
Peneliti: Itu kalo misalnya paling lama itu berapa lama pak kira-kira?
Pak Husni: Ada yang dari pertama.......minjem kepada koperasi terus hilang
orangnya hilang dengan ini itu dan sebagainya ilang sampai sekarang ga
kelacak ada.
Peneliti: Tapi kalo dari simpan pinjam itu ada yang sukses juga ga pak yang
minjem terus?
Pak Husni: Bukan ini kan simpan pinjam kan kecil bukan simpan pinjam besar
ga bisa buat sebagai ukuran kan Cuma 2jt loh bukan bukan gede usaha 2jt apa
sih gitu loh jadi hanya sebagai pelengkap-pelangkap aja. Yah kalo kaya gini
lagi pas kekurang dana buat belanja warung minjem ke kita bukan sebagai
usaha.... kalo di bank kan usaha penambahan modal 10-20jt kalo 2jt bukan
penambahan modal. Kadang-kadang anak sekolah kekurangan duit buat bayar
baru minjem kaya gitu-gitu aja.
Peneliti: Kalo yang nitip sama yang beli itu keuntungannya sama apa beda pak
Ada keuntungankan jadi saya nitip harga 5rb saya jula 7500rb kan udah bisa
dapet nanti tapi secara menyeluruh yang belanja itu dapet potongan dari
pembagiannya apa-apa dari usaha, usaha semuanya kumulatifnya.
Peneliti: Biasanya anggota itu keuntungannya ini dipakai buat belanja lagi apa
buat diambil sendiri pak?
Pak Husni: Rata-rata diambil, kalo akhir tahun pokoknya pas lagi RAT itu kan
dibagi pas RAT itu dibagi ada yang dapet gede ada yang dapet kecil sesuai
dengan aktifitas dia.
Peneliti: Kalo koperasi sendiri ngadain pelatihan ga sih pak kaya misalnya
warteg minjem, apa dikasih pengarahan dulu apa gimana?
Pak Husni: Jadi mekanismenya sih ya tapi kalo masalah pendidikan dan
pelatihan itu kita dari dinas koperasi itu kan ada berapa bulan sekali itu kan
ada, ada undangan sering undangan kaya gitu.
Peneliti: Oh jadi dari luar koperasi ja ya pak?
Pak Husni: Dari dinas sering dari dinas
Peneliti: Sebulan sekali ya pak?
Pak Husni: Sebulan sekali gantian kan kita gantian siapa aja pertama siapa,
sesuai dengan usaha dia. Misal di dinas ada pelatihan jahit siapa UKM kita
yang jahit kita arahkan kesana terus, di dinas ada pelatihan apa namanya
makanan halal gitu ya kita kirim siapa yang siap kita umumin siapa yang siap
kita berangkat gitu jadi ga bisa tapi kan ada juga yang karyawan kan ga dapet
ga dapet ga ada usaha ya ga ga bisa ikut.
Peneliti: Yang didapat oleh anggota saat membeli barang di koperasi berapa
persen?
Pak Husni: Jadi gini nanti secara kumulatif per kumulatif yaitu belanja berapa
persen dari jumlah keuntungan itu berapa persen. Habis belanja misalnya dari
total belanja dia itu 5% dari jumlah total yang ada dari situ nanti keuntungan
kita kita berapa, dari keuntungan itu kita bagi lagi oh dia dapet 5% dari
keuntungan sisi keuntungan gitu kaya gitu ngitungnya. Jadi kumulatif bukan
ini berapa perak bukan bukan langsung diitung kaya gitu bukan.
Peneliti: Kalo minjem yang buat nambah modal ada pak?
Pak Husni: Jarang karena sedikit angkanya kenapa ga dinaikkin ya karena
kesepakatan rapat Cuma segitu yang kedua memang kita ga pake jaminan yang
ketiga kaitannya masalah modal kalo modalnya gede banget baru kita naikkan.
Paling banyak itu untuk kebutuhan sekolah juni-juli selain itu ada tapi ga
banyak.
Peneliti: Kalo sewa tempatnya berapa sekarang pak?
Pak Husni: Kalo bicara soal tempat sekarang itu Rp.1.500.000 setiap bulannya.
Peneliti: Kalo buat bayar sewanya dari mana pak?
Pak Husni: Ya dari operasional koperasi
Peneliti: Yang bayarnya cepat juga ada pak simpan pinjam?
Pak Husni: Sering, jadikan yang mau pinjem lagi kita lihat take recordnya dia
bagaimana. Ada yang sampe satu tahun itu 3x pinjem ada lunas pinjem lagi
lunas pinjem lagi terus ada yang kaya gitu, Artinya kalo dia bayarnya lancar
lancar dan sebagainya kita yang butuh-butuh kita kasih. Tapi kalo ini udah
pernah nunggak sekali kita kasih tanda merah nunggak 2x tanda hijau kaya
gitu-gitu kita bikin kaya gitu. Sama di bank juga samakan apalagi udah sekali
di bank dicatet diblack list kita juga sama.
3. Wawancara dengan Veronika Daryati selaku anggota koperasi
Peneliti: assalamu’aikum bu
Ibu: wa’alaikumussalam, siapa ya
Peneliti: saya wawan bu yang sedang penelitian untuk keperluan skripsi dan
saya kesini disuruh pak syaiful sebagai salah satu orang yang di tunjuk oleh
koperasi untuk saya wawancara
Ibu: oh gitu ya sudah silahkan masuk apa yang mau ditanya langsung saja
Peneliti: ibu di koperasi nitip barang juga ga bu?
Ibu: iya nitip barang tapi ga banyak Cuma beberapa aja
Peneliti: kalau boleh tau apa yang dititipkan ibu ke koperasi?
Ibu: kalo saya mah nitipnya berupa kerajinan keset aja
Peneliti: itu berapa ibu dapet perbulan keuntungannya?
Ibu: didapat perbulannya sekitar 50-100Rb perbulannya tapi yah gitu namanya
juga usaha emang sih ga begitu besar dibanding dulu padahal sudah ramai
dibanding dulu tapi juga banyak mini market yang nongol dimana-mana juga.
Peneliti: apa ibu pernah terlambat membayarkan simpanan wajib ke koperasi?
Ibu: alhamdulillah sampai sekarang mah ibu ga pernah telat bayar simpanan
wajib selalu tepat waktu, paling kalo pinjaman baru aga telat soalnya kan
kadang-kadang duitnya belom ada.
Peneliti: apa ada pelatihan yang diberikan koperasi oleh anggotanya bu?
Ibu: oh iya ada tapi itu yang ikut dipilih koperasi soalnya terbatas. Trus juga
kan yang ngadain juga bukan dari koperasi tapi dari dinas gitu.
Peneliti: enakan transaksi aja apa nitip barang juga?
Ibu: ya enakan saya nitipin hasilnya tidak nunggu lama.
Peneliti: keuntungan yang didapat bisa buat apa saja?
Ibu: ya paling juga cuman buat nambah-nambah uang belanja aja itu juga ga
nutup semua.
Peneliti: terimakasih bu permisi
Ibu: iya de sama-sama
4. Wawancara dengan Tedi Palutio selaku anggota koperasi
Peneliti: assalamualaikum pak.
Pak: ya ada apa
Peneliti: saya mahisiswa UIN yang sedang melakukan penelitian skripsi pak,
yang kebetulan saya meneliti di tempat koperasi yang bapak ikuti.
Pak: oh gitu tapi udah bilang kepada pengurusnyakan?
Peneliti: oh kalau itu sudah pak makannya saya ke sini saya disuruh pak syaiful
untuk ketemu bapak selaku sumber saya
Pak: gini...gini saya ga bisa kalo sekarang kalo kamu mau hari ini nanti aga
maleman saja gimana tapi kalo besok bisa siang saya. Gimana?
Peneliti: yaudah pak besok siang saja kalo tidak mengganggu.
Pak: .......
Peneliti: pak kalo pendapat yang diterima bapak selama bapak menitipkan
barang di koperasi biasanya dapat berapa?
Pak: yah.... kalo sebulan bisa sampai sekitar 10-30ribuan lah. Namanya juga
kain perca tau sendiri ga seberapa harganya.
Peneliti: enakan transaksi aja apa nitip barang juga?
Pak: yah de kalo itu mah saya lebih banyak dapetnya dari ngejual barang yang
saya titipin ke koperasi dari pada transaksi aja dikit dapetnya.
Peneliti: keuntungan yang didapat bisa buat apa saja?
Pak: paling bisa buat jajan anak ma bisa lah buat beli bahan-bahan jahit yang
kecil-kecil aja itu juga de.
Peneliti: maaf ya pak kalo sudah mengganggu istirahat bapak, saya permisi
dulu asslamu’alaikum.
Pak: oh iya de gapapa ga menggangu kok, iya wa’alaikumussalam.
5. Wawancara dengan Tamsir selaku anggota koperasi
Peneliti: asslamualaikum pak
Pak: siapa ya?
Peneliti: saya mau tanya-tanya tentang koperasi sumber usaha tangerang kuat
sejahtera. Benar bapak di sana sebagai anggota?
Pak: benar mang sudah ijin ke pengurus nya?
Peneliti: sudah pak, saya ditunjuk kemari untuk wawancara bapak sebentar aja
kok pak ga lama. Gimana pak bisa tidak?
Pak: oh bisa-bisa silahkan mau tanya apa?
Peneliti: bapak berpa keuntungan yang didapat dari menitipkan barang di
koperasi?
Pak: lumayanlah de sebulan bisa dapat antara 100-200rb, bisalah buat nambah-
nambah kebutuhan pokok.
Peneliti: enakan transaksi aja apa nitip barang juga?
Pak: duit yang didapetin sedikit kalo transaksi doang mah, mending juga jual
barang aja lumayanlah.
Peneliti: keuntungan yang didapat bisa buat apa saja?
Pak: ya lumayanlah untuk kebutuhan sehari-hari ga banyak sih tapi bisa
terbantu buat tambahan.
Peneliti: makasih ya pak sudah mau diganggu sama saya.
Pak: hehehe iya gapapa santai aja sama saya mah.
Peneliti: assalamu’alaikum pak
Pak: wa’alaikumsalam
6. Wawancara dengan Wahidin selaku anggota koperasi
Peneliti: assalamualaikum pak?
Pak: iya silahkan ada keperluan apa?
Peneliti: gini pak saya mau wawancara untuk keperluan penelitian skripsi saya
boleh pak?
Pak: oooh yang dari UIN itu ya?
Peneliti: iya pak kok tau bapak?
Pak: iya saya tadi ketemu sama pak syaiful dia bilang katanya nanti ada
masiswa yang mau mewancarai bapak gitu katanya. Bisa sekarang juga gapapa
tapi saya ga bisa lama-lama ya.
Peneliti: oh iya pak saya ga lama kok pak ga sape 1 jam lah.
Pak: ok siip apa yang mau ditanya.
Peneliti: kalo dapat keuntungannya berapa itu pak kalo misalnya sebulanan?
Pak: ya kira-kira mah 20-50rb kalo lagi banyak yang beli mah kalo sedikit yah
paling nombok jadinya.
Peneliti: enakan transaksi aja apa nitip barang juga?
Pak: enakan nitip lah duitnya langsung dikasih kalo kejual. Ga pake nunggu
RAT dulu, kaya transaksi di koperasi.
Peneliti: keuntungan yang didapat bisa buat apa saja?
Pak: cuman buat tambahan uang belanja aja soalnya dapetnya juga ga banyak-
banyak amat.
Peneliti: segitu aja pak makasih ya pak atas waktunya.
Pak: iya sama-sama.
Peneliti: assalamu’alaikum pak
Pak: iya wa’alaikumsalam hati-hati
Peneliti: iya pak.
Data nama-nama anggota KSU Tangrang Kuat Sejahtera yang Aktif
No NAK Nama Lengkap SHU
Belanja
1 9030001 Mujibu Rp.1.518
2 9030003 Kori Priadi Rp.6.323
3 9030005 Rahmat Rp.984
4 9030008 Mukdi Rp.1.123
5 9030014 Agustiawan Rp.1.062
6 9030017 Nur Hasanah Rp.348
7 9030020 Tasuah Hassa Rp.50
8 9030021 Abu Bakar Rp.1.407
9 9030022 Junaidi Rp.6.250
10 9030023 Samsul Rijal Rp.131
11 9030024 Arief Adi M Rp.132
12 9030026 Sukarni Rp.25.177
13 9030032 Akhmad Syaiful Anam Y Rp.3.790
14 9030033 Sugiyono Rp.417
15 9030036 Toyib Rp.2.604
16 9030052 Marjuki Rp.7
17 9030057 Sadirin Rp.1.921
18 9030058 Tupan Rp.34
19 9030060 Dedi Sudirman Rp.524
20 9030070 Abdul Rahman Rp.12
21 9030073 Asep Saiful Rp.746
22 9030076 Agus Setiawan Rp.3.441
23 9030085 Mulyadi Rp.946
24 9030088 Abdul Kholis Rp.260
25 9030089 Komarudin Rp.112
26 9030095 Rohman Rp.45
27 9030100 Adi Candra Rp.59
28 9040104 Siti Iftika Rp.22
29 9040117 Syamsudin Rp.735
30 9040119 Eni Mulyani Rp.369
31 9040120 Amirudin Rp.677
32 9040121 Husni Kamal Rp.5.706
33 900127 Nurudin Rp.9
34 9040135 Suryono Rp.95
35 9040141 Supriyadi Rp.5.125
36 9040142 Mustadi Setya Atmadja Rp.35
37 9040145 Abdul Mutamar Rp.2.101
38 9040155 Sulaiman Rp.52
39 9040156 Tedi Palutio Rp.18.483
40 9040157 Udin Mahpudin Rp.140
41 9040161 Darmawan Rp.9
42 9040162 Ani Partisani Rp.555
43 9050167 Muhammad Luthfi Rp.933
44 9050177 Darsono Rp.61
45 9050179 Sukirman Rp.415
46 9050180 Dadang Rp.2.280
47 9050183 Tamsir Rp.13.095
48 9050185 Indra Patriase Rp.198
49 9050186 Fatimah Rp.86
50 9050187 Susilo Hadi Rp.2.331
51 9050189 Sukadi Rp.141
52 9060196 Suryadi Rp.83
53 9060197 Suhardih Rp.5
54 9060201 Kardi Rp.52
55 9060208 Acmad Kosasih Rp.1.940
56 9060210 Ani Dwi Oktavia Rp.53
57 9060213 Wawan Kartiwa Rp.1.059
58 9060217 Samsudin Rp.53
59 9060219 Irwan Siswandi Rp.28
60 9070224 Nur Nikmat Rp.11
61 9070225 Eva Holis Rp.1.045
62 9070226 M Sholeh Rp.82
63 9070228 Jaka Perkasa Rp.65
64 9070234 Sairi Jahari Rp.132
65 9080248 Asiyah Rp.303
66 9080255 Siti Hasunah Rp.630
67 9090262 Wahyudi Rp.16
68 9090264 Moch Dedi Nurjamansyah Rp.844
69 9090270 Udin Mahfudin Rp.1.073
70 9090282 Irawan Rp.1.676
71 9030283 Tarmidzi Rp.489
72 9100300 Udin Jayadih Rp.68
73 9110312 H Yahya Rp.152
74 9120324 Akim Supriyadi Rp.608
75 10010329 Slamet Gunawan Rp.97
76 10020332 Emma Berlia Rp.5.005
77 10020333 Wahyu Setiadi Rp.149
78 10040359 Wahidin Rp.21.546
79 10040360 Suwandi Rp.200
80 10040361 Sri Afikah Azizah Rp.3.012
81 10040362 Binet Zulzula Zamani Rp.555
82 10040364 Anisah Ismiatun Hasanah Rp.1.704
83 10040369 Mursai Rp.1.391
84 10040372 Kartawijaya Rp.136
85 10050376 Abur Jaman Rp.336
86 10050385 Ahmad Rp.644
87 10050389 Ojrat Mugiyono Rp.1.871
88 10050395 Tabrani Rp.25
89 10050418 Puji Lestari Rp.117
90 10060452 Mudin Maulana Rp.11
91 10060456 Ruswanto Rp.339
92 10060458 Anwar Rp.463
93 10060461 Syatiri Rp.127
94 10080500 Yulfitri Andayani Rp.130
95 10090519 Anna Nurjannah Rp.4.610
96 10100524 Suhartini Rp.1.906
97 10100525 H Rosandi Rp.359
98 10100529 Dessi Yanti Rp.592
99 10100532 Suardiman Dinata Rp.119
100 10110547 Asep Manan Rp.830
101 10110553 Supriadi Rp.2.332
102 10120558 Siti Aminah Rp.840
103 11010565 Sunita Rp.20
104 11010570 Tuwandi Rp.491
105 11010571 Yuyun Wiharyuni Rp.670
106 11010573 Sumino Rp.1.720
107 11020588 Imam Ramdani Rp.15
108 11020590 H A Samsudin Rp.46
109 11030598 Suyatno Rp.259
110 11030599 Nur Apriyanti Rp.5.101
111 11060630 Maryanih Rp.5.024
112 11060631 Susanto Rp.41
113 11060644 Agus Junaidi Rp.56
114 11060647 Budiono Rp.249
115 11090664 Irfan Juarsa Rp.500
116 11100665 Farida Winarti Rp.126
117 11100666 Ayanih Rp.528
118 11100673 Makmuri Rp.1.864
119 11100677 M Ismet Pramana Rp.7
120 11110681 Jainal Abidin Rp.3.050
121 12020698 Lamiyah Rp.12
122 12020702 Turimin Rp.180
123 12040709 Sisman Rp.409
124 12100722 Ahmad Ringgo Saleh Rp.340
125 12100723 Ade Sakri Rp.1.891
126 12110728 Jasimun Rp.36
127 12110729 Naahfiah Leginah Rp.5.233
128 13010734 Maemunah Rp.2.227
129 13030736 Dalyani Rp.1.843
130 13030737 Veronika Daryati Rp.26.207
131 13040740 Syaiful Azmi Rp.15
132 13050743 Sriatun Rp.936
133 13060747 Samsutiah Rp.23
134 13080751 Sukur Rp.914
135 14080758 Yusnani Rp.73
136 14090759 Sulis Tiati Pratiwi Rp.1.925
137 14120760 Sri Rejeki Rp.103
Sumber: Laporan RAT VI KSU Tangerang Kuat Sejahtera TB.2014