pembangunan ekonomi berwawasan syariah, kasus perbankan
TRANSCRIPT
PERBANKAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI BERWAWASAN SYARIAH, Mengatasi Krisis
Ekonomi Global
Fuad Amsyari PhD,
(Disampaikan dalam Seminar di IAIN Jambi, 29 November 2010)
PENCARIAN STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
Dekade 50 an: ECONOMIC GROWTH ORIENTATION
� Keberhasilan Pembangunan Nasional diukur oleh Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
� Tampak kegagalan dalam memakmurkan mayoritas penduduk, malah terdapat kantong-kantong kemiskinan luar biasa yang tersembunyi dibalik gemerlap sukses beberapa orang.
Dekade 60 an: BASIC NEED ORIENTED STRATEGY
� Ukuran keberhasilan pembangunan beralih ke pemenuhan Kebutuhan Dasar manusia yang bersifat ekonomis, khususnya kemiskinan.
� Ternyata juga tidak memuaskan karena program mengangkat kemiskinan tidak jelas. Teori pemerataan kesejahteraan ekonomi tidak berhasil. Slogan pemerataan tidak tercapai, hanya sampai ke tingkat retorika
Dekade 70 an: PHYSICAL QUALITY OF LIFE INDEX APPROACH (Kecukupan Ekonomi, Kesehatan, dan Pendidikan)
� Ada protes bahwa kebutuhan manusia tidak sekedar kebutuhan fisik saja, tapi juga non-fisik, termasuk aspek spiritual dan lingkungan hidup.
� Pada kenyataan operasional juga masih tidak berhasil karena ketiadaan konsep pemenuhan kebutuhan secara utuh dan merata itu.
Dekade 80 an: ECO-DEVELOPMENT APPROACH (Pembangunan Berwawasan Lingkungan)
� Dalam pendekatan baru ini ditekankan pentingnya Lingkungan Hidup sebagai salah satu aspek strategis dalam pembangunan.
� Lingkungan hidup disadari tidak bisa dieksplorasi dan dieksploitasi semena-mena untuk kepentingan kebutuhan ekonomi manusia. Lingkungan punya keterbatasan.
� Kualitas Lingkungan juga kebutuhan hidup
Milenium ke Tiga (2000 - dst ): SUSTAINABLE DEVELOPMENT APPROACH (Pembangunan Berkelanjutan)
� Pendekatan ini berorientasi pada cita-cita untuk bisa membangun tanpa ‘merusak’, sehingga pembangunan bisa Berlangsung Terus-menerus, disertai Target2 Milenium
� Bagimana hasilnya setelah 10 tahun lewat?
EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
� Criticism: sustainable development FOR WHOM?
� The facts: majority of people are still poor, economic gap is widening, environmental pollution-degradation is increasing, rate of social pathology and criminals is continuously rising.
� Hint: There has been a great mistake, most likely was laid upon the basic of thinking.
DASAR POLA PIKIR YANG DIGUNAKAN
� The basic thinking on development was from SECULAR approach, an approach that is neglecting guidance from the Creator.
� Is there any other approach to consider?
� Where is the role of Religion in National Development Process?
WAWASAN SYARIAH
Beragama tidak boleh dianggap sekedar sebagai simbul sosial seperti alamat rumah atau status kewarga-negaraan yang bisa berganti tanpa implikasi yang serius bagi nasib pemeluknya
Beragama juga tidak bisa dipersepsi sebagai sekedar asesoris pribadi, hanya dipakai bila diperlukan, dan dianggap tidak memberi dampak serius bagi nasib manusia jika tuntunan agama itu ditanggalkan.
Pilihan terhadap suatu agama seharusnya akan menentukan (berdampak pada):
- cara hidup seseorang sehari-hari, - cara hidup orang itu dalam berkeluarga,- cara hidup orang itu dalam mengurus masyarakat, bangsa, dan negara
(jika dia memiliki posisi/kewenangan untuk itu)
Agama Islam yang dipeluk oleh kaum muslimin memberi tuntunan hidup manusia secara menyeluruh, dan dikategorikan dalam dua prinsip, yakni: Aqidah dan Syariah.
AQIDAH adalah ajaran tentang keyakinan hati: 1). Allah swt adalah tuhannya manusia, Muhammad adalah Rasul-Nya, 2). Mengikuti tuntunan Allah akan membawa keberuntungan dunia-akherat, Mengabaikan tuntunan Allah akan mencelakakan kehidupan, 3). Tuntunan Allah itu Sempurna/Kaffah, memenuhi semua kebutuhan hidup manusia
SYARIAH: petunjuk teknis-operasional untuk menjalani kehidupan, meliputi:
- ajaran mengurus Pribadi seperti ibadah mahdhah, makan-minum, cara berpakaian- ajaran mengurus Keluarga seperti hubungan anak-orang tua, antar tetangga, waris- ajaran mengatur/mengelola Masyarakat-Bangsa-Negara, meliputi poleksosbudhankam.
Wawasan Syariah dalam Pembangunan Nasional berarti:
Membangunan Bangsa-Negara dengan mengikuti petunjuk operasional dari Allah swt yang terkandung dalam ayat-ayat al Qur’an dan hadits terkait masalah sosial-kenegaraan.
PESAN SYARIAH UNTUK
PEMBANGUNAN BANGSA-NEGARA
(Surat Saba’ ayat 15-16)Ayat 15:Sungguh kasus Negeri Saba’ merupakan contoh nyata, negeri itu alamnya bagus dengan perkebunan di seluruh penjuru negeri; nikmatilah rizki dari tuhanmu dan bersyukurlah kepadaNya, negerimu itu bagus kualitasnya dan tuhanmu itu penuh ampunan.
Ayat 16:Namun ternyata mereka ingkar pada syariat Allah (ttg sosial-kenegaraan dalam mengurus negaranya), maka Allah mendatangkan pada mereka banjir bandang yang luar-biasa, sehingga perkebunan mereka yang subur berubah menjadi tanah gersang dan tanamannya berganti dengan ilalang.
(Surat al A’raf ayat 96):
Sekiranya penduduk suatu negeri itu beriman dan bertaqwa (taat syariat), pasti Allah akan mendatangkan untuk mereka kesejahteraan dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka ingkar akan syariat-Nya maka Allah timpakan pada mereka banyak kemalangan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
(Surat ar Rum ayat 41)
Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan karena perbuatan tangan mereka yang tidak taat syariat; Allah menghendaki agar mereka merasakan akibat perbuatan mereka itu, supaya mereka kembali ke jalan yang benar.
(Surat al Baqarah ayat 120)
Katakan: Sesungguhnya syariat Allah itulah cara yang benar, maka jika kalian mengikuti hawa nafsu kalian setelah datangnya petunjuk Allah itu, tidaklah akan ada pertolongan dan perlindungan dari Allah bagi kalian.
WAWASAN SYARIAH DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
MAKNANYA:
Membangun ekonomi bangsa dengan menggunakan dalil dan prinsip operasional yang diajarkan oleh Allah SWT tentang pengelolaan masyarakat-bangsa-negara di bidang Ekonomi.
Tantangannya:
Mengkaji ayat-ayat dari Kitab Suci (al Qur’an) dan Sunnah Nabi Muhammad saw tentang Prinsip Operasional Pembangunan Ekonomi Nasional.
MODEL KETERKAITAN SEKTOR EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
Metabolism-Waste
Habitat
Labour
Sludge
Development Scenarios
Sludge
Social SystemPopulation•Human Quality•Social Harmony:-Criminals-Unrest-Social-gap-Un employment
Environmental SystemAir= AtmosphereWater = HydrosphereSoil= LithosphereBiosphere
Economic System
Production ofEconomic-commoditiesIndustrial ProductAgriculture ProductService: - Health- EducationBusiness: - Trading- Transport
= = = = = = = = = = =
(I/O MODEL)
Values for Productionefficiency
: sicknessnegative value/culture
Social needs: material & non material : pollutant, to
* Production needs* Production efficiencies& disturbances
PRINSIP PEMBANGUNAN EKONOMI BERWAWASAN SYARIAH
Landasan Ayat tentang Ekonomi dalam al Qur’an
� Surat al Baqarah ayat 219, 275, 279, 280, 282� Surat at Taubah ayat 103
� Surat al Isra’ ayat 26-29
Mekanisme Dasarnya:
� TANPA SYARIAT >>>AKHLAK RENDAH (Pejabat-Pengusaha) >>>EKONOMI bersifat EXPLOITATIF >>>RAKYAT MISKIN,
� DENGAN SYARIAT >>AKHLAK TINGGI (Pejabat-Pengusaha) >>>EKONOMI bersifat BERKEADILAN >>>RAKYAT MAJU
Panduan Tehnis Kebijakan Ekonomi Syariah
� 1. Rakyat diberi kebebasan penuh melakukan usaha ekonomi namun tidak boleh bersifat haram karena usaha ekonomi yang haram pasti akan bersifat eksplotatif dan memeras orang lain.
2. Lembaga keuangan harus bebas dari riba’ karena riba’ berarti eksploitasi orang yang sedang kesulitan ekonomi oleh lembaga/ orang yang berlimpah dana. Bank Sentral harus memberikan percontohan dan mengontrolnya
3. Memberdayakan orang/keluarga miskin oleh Negara melalui: -lembaga Baitul Mal yang kuat -prioritisasi anggaran pembangunan
4. Aplikasi Sistem Ekonomi Waris, yakni keluarga kaya dari suatu sistem waris wajib membantu/mengangkat kondisi ekonomi keluarga lain yang sedang kekurangan dalam sistem warisnya secara sungguh-sungguh.
5. Kebijakan Fiskal: a).aspek pengeluaran menekankan prioritas anggaran guna pemberdayaan kelompok dhuafa, pemberian gaji-fasilitas secukupnya kepada pejabat, dan neraca anggaran surplus;
b). aspek pendapatan tidak ada yang bersifat haram dan menghindarkan hutang luar-negeri.
6. Perdagangan internasional memakai sistem valuta terstandarisasi dengan emas (dinar) dan menjaga kestabilan nilai tukar mata uang nasional.
7. Lembaga Peradilan Ekonomi: mengadili dan menindak birokrat yang lengah mengurusi orang miskin di daerahnya, atau anggauta waris kaya yang menelantarkan anggauta warisnya yang
miskin.
PERAN PERBANKAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI BERWAWASAN SYARIAH
Dalam Studi Ekonomi dikenal dua dimensi:
- Pembangunan Ekonomi Makro- Pembangunan Ekonomi Mikro
Keduanya tidak boleh dipisahkan karena saling kait mengait.
Perbankan bisa masuk ke dalam:1). Tataran Makro (Bank Sentral)2). Tataran Mikro (Bank Umum)
Peran Makro untuk Bank Sentral Syariah:
1). Peran Pengendalian Sistem Moneter -Jumlah Uang yang Beredar - Kurs Mata Uang Nasional - Kendali dlm Perdagangan Internasional2). Pengaturan Keuangan Negara, terkait Baitul Mal dan Kebijakan Fiskal3). Kontrol pada Perbankan umum
Peran Mikro Perbankan: memberi karakter Syariah pada Bank
� Diperlakukan sebagai Usaha Bisnis biasa� Tidak boleh mengetrapkan Riba
� Produk Bank harus sesuai Syariah
Model Krisis Ekonomi Global:
Transaksi Haram antar Institusi� Perbankan Internasional (IMF, WB, ADB)
� Perbankan Nasional Perbankan Nasional
� (Bank Sentral Bank Umum)
� (Loan, Obligation, Stock, Project)
Haram in Bank Transaction:
� By Object : Wine, Pork, Porn, etc
� Beyond Object: Riba-Cheat-Frame-Gamble
� By Process : Incorrect contract
Wawasan Syariah dalam Pembangunan Ekonomi Nasional
� Payung Syariah untuk Pembangunan Nasional� Payung Syariah untuk Ekonomi Makro
� Payung Syariah untuk Ekonomi Mikro
� Asas Menjaga Kualitas Moral Masyarakat� Asas Kemanfaatan Program untuk misi
Pemberdayaan Rakyat Miskin dan Lemah� Asas Pemanfaatan SDA untuk Keadilan Sosial
� Asas Perlindungan pada kualitas Lingkungan
SEKIAN,
WASSALAM