pedoman pengendalian infeksi nosokomial di rs

172
:11r i: :-::---::::' - : ?":i:lits-. P.EDO[ffN |;ff\rcF|i I;l tAru i\rfl-tiSt ti(,l5rti[tiill | J ll itifh { 5I iti /A Departemen esehatan l . {b/ | Direktorat enderal elayanan edik,6pesialistik

Upload: dedel

Post on 13-Oct-2015

1.484 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

  • :11r i ::-::---::::' - : ?":i:lits-.

    P.EDO[ffN|;ff\rcF|i!I;l ttAru ii\rfl-tiSt fti(,l5rti[tiill l

    |J ill iitifh i{ 5I titi

    /A Departemen Kesehatan Rl.{b/ | Direktorat Jenderal Pelayanan Medik,6pesial ist ik

  • Kata Pengantar

    Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kirasa yang ielahmemberi bimbingan dan petunjuk kepada kita, sehingga kita berhasilmenerbitkan Buku Pecloman pengendalian infeksi n*esokomial di RumahSakit. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana penyedia pelayanankesehatan yang sekal igus bertanggung jawab dalam melakukanperlindungan tefiadap pasien. Hal ini sering menjadi tantangan bagi rumahsakil karena memeilukan perhatian khusus dalarn memberikan pelayanankesehatan yang bermutu secar:r keseluruhan. Dapat disadari bahwa bentuk

    -

    perhatian tersebr:t aCalah rnasih kurangnya kuali tas dan kuantitaspengendalian infeksinosokomial di rumah sakit, sebab infeksi nosokomialsangat erat tei-kait dengan ha[ pasien akan pelayanan yang baik danbermuiu. lnfeksi nosokomial pada prinsipnya dapat dicegatr, walaupuntidak dapat oihi langkan sama sekali .

    Buku "Pedoinan Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit" inisangat penting bagi pietugas rumah sakit dalam melaksanakan pencegahandi rumah sakit masing+nasing. Namun kami menyadari bahwa buku.inimasih jauh dari sernpurna, untuk itu masukan dari pembaca sangat kamiharapkan dalam.penyempumaan buku ini dimasa yang akan datang"

    fim Penyusun.

  • SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK

    Rumah Sakit harus mampu memberikan pelayanan kesehatan yangberianggung jawab terhadap tuntutan atas hak pasien. Undang-UndangPedindungan Konsumen yang melindungi pasien dari kesalahan pelayanankesehatan menjadi tantangan yanE harus diantisipasi para sejawat praktisimedis dengan peningkatan kualitas pelayanan yang.menyeluruh. PerluJisadari, bahwa di Indonesia kuafitas pengendalian infeksi nosokomialnasih rendah dan kurang menCapatperhatian. Sehubungan dengnan itu,;aya nnerasa hal ini sangat pentig cian perlu diangkat karena berkaitanlengan hak pa'sien e.han pelayanan yang bertanggung jawab- Padarrinsipnya, semua infeksi nosokomial mudah dicegah, apabila semua'elayanan sudah mengacu kepada standar Pelayanan Rumah Sakit danitandar Pelayanan Medis dalamJnenuju pelayanan yang terakreditasi di.rmah sarkit. Melalui buku "Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomialdilumah Sakit" ini, saya mengajak selawat dan semua petuga.s di rumahakit untuk rnelaksanakan pelayanan kesehatan secara ra:;iaiieldan sesuaierrgan Standar Pelayanan Rurnah Sakit dan Stadar Pelayanan MeC:s.ay a percaya bahwa peningkatan kualitas pengendalian i nfeksi n csckcmia Iemberi keuntungan bagisejawaf rumah sakit dan pasien.:kali lagi melalui buku ini saya mengajak sejawat senrua terlibat danlrtanggung jawab atas pelaksanaan pengenclalian infeksi nosokcmiairng dilakukan di iingkungan sejawat terutarna dalam hal merubah diri:nuju pelayanan kesehatan yang rasional dan bertanggung jawab.

    PEI-AYANAN MEDIK

    tf. DR. Dr. M. Ahmad Djojosugito, MHA. NtP 140 030 236

  • TIM PENYUSU}i BUKU'PEDOMAN PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL

    DIRUMAH SAKIT

    KETUA : Dr. Achrnad Hardiman. MARS.Direktur Pelayanan Medik Spesialistik.

    SEKREIARTS : Prof. DR. lr. Djoko Roeshadi. FICS IRSIiD Dr. Soetomo I

    \ /.V

    Jakarta

    Surabaya

    Jakarta

    Jakarta

    . lakarta

    Jakarta

    Jakarta

    Jakarta

    Sui'abaya

    ANGGOTA :

    Dr. NurulAini Sidik

    Drg. Niken Invaii

    Ramah Surbakti, SKM, Skp.

    Dr- Sri PandamPulungsih, MSc

    Dr. LilianaKumiawan, MScID.TMH

    lr. EdhaBarapadhang, BSc-

    Dra. lrmawati -Prasetyo, Apt.

    Direktorat Peiayanan MedikSpesialistik.

    Direktorat Pelayanan MedikSpesialistik.

    Direktorat Jendera! PPM & P!_

    RSPI Prof DR.Sulianti Saroso

    Badan Penelitian dan Pengem-bangan Kesehatan

    RSPt Prof DR Sulianti Saroso

    RSUD Dr Soetomo

    uI

  • Dr. Abdultah Direktorat Jenderal Pelayana;r

    Act,,ndd, MARS Medik SPesialistik

    lda Ayu Shinta Direktorat Jenderal Pelavanan

    Drwi, SH, M- Kes Medik SPesialistik

    Dr- L.ndang Wdyaswati Direktorat Jenderal PelayarranMedik SPesialistik

    Dr. AsihWidowaii, MARS Direktorai Jenderal Pelayanan

    Medik SPesialistik

    Dr. Hartati Ramri. M Kes ;,'::,T"i::,fl1;J"'

    Peravanan.:'

    Dr. Fidiansyah, Sp KJ Direktorat Jenderal PelayananMedik SPesialistik

    Drg. Sastrawati, l'4Sc Direktorat Jenderal PelayananMedik SPesiaiisiik

    Dr. Sumiati. M. Kes Direktorat Jenderal PelaYananMedik Spesialistik

    Jakarta

    iakarta

    Jakarta

    Jakarta

    Jakarta

    Jakarta

    Jakarta

    Jakarta

    iv

  • Daftar lsiKata Pengantar .........Sambutan direktur Jenderal Pelayanan MedikTim Penyusun BukuDaftar lsi

    BAB I PENDAHULUANA. LATAR BELA}

  • A.

    BAB IPENDAHULUA

    LATAR BELAKANG

    Kejadian infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat atau timbtfipaOawaktu pasien dirawat di rumah sakit. Bagipasien di rumah sakit ia nnerupakanpersoalan serius yang dapat menjadipenyebab langsr:ng atau tidak dapatlangsung kematian pasien- Beberapa kejadian infeksi nosokomial mungkintidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi ia menjadi penyebab pentingpasien dirawat lebih lama dirumah sakit- Iniberartipasien rirem.bayar lebihmahaldan dalarn kondisitidak produktif, disamping pihak rumah sakit iugaakan mengeluarkan biaya lebih besar.

    Penyebabnya oleh kuman yang be;-adi dilinjkungan rumah sakit atau olehkuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen. Daribatasan ini dapat disimpulkan bahwa kejzrdian infeksi nosokomial adalahinfeksi yang secara potensial dapat dicegah atau sebaliknya ia jugarnerupakan infeksiyang tidak dapat dicegah-

    Infeksi nosokomial merupakan masalah global dan menjangkau paling sedikitsekitar 97" (variasi 3% - 217'") lebih dari I.4 juta pasien rawat rnap oi rumahsakit di seluruh dunia. Angka inidilaporlcan oleh WHO.dari hasil surveynyadi 14 negara, meliput; 28.861 pasien di 47 rumah sakit yang berada di 4vrilayah (region) V\IHO pada tahun 1986SurveyWl-'lO ini juga menghasilkan :

    !1. lB %idari pasien yang terkena infeksi nosokomial menderita lebih dari

    satu jenis infeksi nosokomial, terutama pada pasien kronis.2- Adanya kemiripan tentang ienis infeksi nosokomialdan penyebabnya-

    3. Infeksi nosokomial merupakan salah satu infeksi yang sering teriadi dinegara-negarl berkembang maupun di negara-negara industri-

    4. Sebagian besar masalah dan kendala yang dihadapi berbagai negarauntuk mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi nosokomial t idak

  • 2.

    2

    jauh bc..reda sehinEga strategi dan pelaksanean pencegahar-r danpengendalian irJeksi nosokornial dapat disusun untu k ciiie rapl-:ar padakcndisi nrasingrnasing negara dan rumah sakit-

    Akibat lain dari keqadan infeksi nosokomial adalah :

    1. Lama perawatan (LOS) lebih lama- DiAmerika Serikat sebagai akibatinfeksinosokornial diperlukan B hari tambahan pertempat tidur setiaptahunnya.

    Be rlamba h nya tfaya operasional rumah sakit da n rr.e ning kat nya beb a nbiaya oleh pa:ien.

    DiAmerika Serikal tambahan tersebut mencapai satu juta dola: pertahun di runrah sakit tlangan kapasitas 250 tempat lidr.rr-

    a

    4- Selain hal-Jul tersebrrt ciiatas kejadiar' inleksi nosokcrnial akanmengganggu pasien yang memerlukan perawatan (u;aiting l'srl sertaberkurangnya produktivitas dan tambahan biaya yang dikeluarkan olehkeluarga pasien-

    Gambaran infeksi nosokor;:lal di lndcnesia hingga.saat ini belum begituielas mengingat penanganan secaia nasional baru dirntrlai. Namunmengingat gambaran dan akibat infeksi nosckomialyano teqadi diArne;!kaSerikat . ientunya dapat dibayangkan bagaimana kejadran infeksinosokomiat di Indonesia- Walaupun belum ada angka yang pasti secaranasional temyata@berapa rumah sakit telah melaksanakan pengendalianinfeksi nosokomial sejak beberapa tahun yang lalu.

    Sebagai contoh pengalaman di RSUD Dr- Sutomo - Surabalia menunjukkanbahwa dengan pengendalian inleksi nosokomial untuk infeksi luka operasi( lLO) didapat:

    a- Hari pemwatanyang dapat dihemat tahun 1985, 552 hari,tahun 1987,416 hari.

    b. Dana yang dapat dihemat tahun 1986 Bp. 136.000.000,-tahun 1987 Rtr 102-OOO.OO0,-

    c. Biaya yang @rlukarr untuk pengendalian infeksi nosokomiatRp. 2.O0O.OOO,- per lahun-

  • IB.

    se.hubungan dengan besarnya masalah dan akibat inreksi nosokomialsebagairnana dikemukakan diatas, daram rangka oencegahan darrpengendaliannya diletapkan sasaran bahwa untuk nreningkatkan mutu danefisiensi pelayanan akan dltingkatkan pengendalian infekii nosokomial dankesehatan ringkungan serta akan dilaks:,rakan kegiatarr pengendarian danpeningkatan mrltu.

    sebagaimana salah satu syarat agar rumah sakit dapat melaksanakanpengendalian infeksi nosokomial dengan baik dan terarah acalah adanyabu!

  • A.

    BAB IIPENATAL,\KSA}IAAN

    PENGENDALIAN II iFEKSI NOSOKOIdIAL

    BATASAN-BATASAN/-- --'-- ._. - -..\

    1. f- Infeksi nosokomiafadalah infeksi yang teriadi atau didapat di rumahtstn:Suatotrnfcl6iyang didapat d; rumah sakit apabila :

    a. Pada saat marsuk rumah sakit tidak ada tanda / gejala atau tidakdalam merasa inkubasi infeksi iersebut.

    z----_____rb. Infeksi t6rjadi 3 x24 iln setetah pasien dirawat di rumah sakit atau,

    \ - - . - -_ - . - - . - .2

    c. Infeksi pada lokasi sama tetapi disebabkan oleh mikroorganismeyang berbeda dari mikroorganisrne pada saat masuk rumah saki ialau mik;oorganisme per:yebab sama tetapi lokasi infeksi berhreca.

    2. , rPengendal ian infeksi i nosokomiat adatah kegiatan yang mel iput ipEi e-n-eE-n ZI a n ;80 t dGggel da n p e n g_1ryas-a n se- rt a i e :n!@a n ci a I ahupEyE men-urunkan angka kejadian inii:ftsi i iosokomiai rli rumah sakit.-.--=--\3. rgg-qitglq.jadalah k_q-.g_g!9n pegamatan sistematis aktif dan rerusm ene rus te rhadap tim6,-rTnya* dairi pdnyeba r.an inf eksi nosokomiat pd da6uat, pdristiura y"ng r,onylbabkan meningkai atau menurunkan resiko

    .

    tersebui.

    4. Kejadian yang rnenarik perhatian umum dan mungkin menimbulkankehebohan / ketakutan di- kalangan masyarakat, atau menurutpengarnatan epidemiologis dianggap adanya peningkatan yang berartidari kejadian kesakitan / kematian tersebul.

    5. Suatu kejadian di rumah sakit dapat disebur &Cgr..l lugr_-Bjq-sg-(f!g)bila p rop o rti onal rate pend erita baru dari suatfflenyitii men u tai Atiamwaktu satu bulan, dibandingkan dengan proportional rate penderita b?rudari penyakit menular yang sama selama perircde wakiu yang sama

    ' dari talrun yang lalu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih, atauterdapat satu kejadian pada keadaan dimina !-eUelumnVa t idati-pernahada. i - - - - - : l

  • "i: OU-i i,r1-i

    ORGA}.IISASI DAN KEDUDUKAN PANITIA PENGil;LIAN INFEKSINOSOKOMIAL

    Tujuan dan sasaran program tersebut dicapai melaluikegiatan surveilans,pencegahan infeksi terutama penerapan kewaspadaan universal danpenanggulangan infeksi nosokomial termasuk didalamnya penanggulanganKeiadian Luar Biasa (K!B) infeksi nosokomial- Untuk itu perlu ditunjang olehperencahaan rlnci ila'Idrn strategi-strategi dan langkah-langkah yangmemerlukan koordinasi dari banyak pihak, baik individu, bagian, ataupununit-unit pelayanan di sarana kesehatan r"r"sbt{-

    Program tersebut haruslah dijabarkan secara tertq.lis dan meniadi dasarperencanaan pe ngendalidn inf eksi nosokomial;"serta mernuat unsu r-unsurstandar yang dipersyaratkan oleh Panitia Akreditasi Rumah Sakit dan jugaketentuan pemerintah yang berlaku. -

    Berdasarkan penjelasan diatas maka kegiatan dalam prograin tersebut harusdilaksanakan dalam suatu struktur ilg?.lisg:! I?ag--!y_?! dan rapi, yangmampu menjabarkan program secara'-kcjlribiimenSif,'rinci dan jeias,Organisasi yang dimaksud adalah suatu P:ftllg_len.gjndalian InfeksiNosokomial (Pantia PIN) sebagai koordinator dan bekerja di t ingkatinstrtusional S6bagai pembuat kebijakan prosedur - prosedur keria yangberkaitan dengan program pengendalian infeksi nosokomial. sbrtamengeiuarkan rekomendasi, laporan data survelans yang relevan, yang akandifiEipi6ak mafiernai struKilial rumah sakit dalam rnenjalankan lugasdan fungsinya.

    Semua kebij4kan, rekomendasi dan sernua proses serta hasil kegiatan harusterdokumentAsi secara rapi dan segera-

    Temuan - temuan kunci dad kegiatan pengendalian infeksi nosokomial dapatpula digunakan ofeh Panitia Peningkatan Mutu Pelayanan sebagai acuan.Dalam hal inidiperlukan koordinasidari berbagai pihak dan oleh karena itudiperlukan jalur komunikasi dan garis komando yang tergambar iefasterhadap struktuL-organisasi rumah sakit secara keseluruhan, sertad ikomunikasi r

  • /:.,-. ,.1,-

    a: ' . - : - .

    atau yang nlemrliki lirar iielakang epidemioiogi rumah sakit lepidemioloEikliAik). Seorang ketua dibantu oleh sekretaris dan banyak anggota-

    Panitia PIN memiliki keanggotaan intiyang setidaknya mencerminkan wakil-fiakil"ad= staf meCik, staf perawatan, administrasidan pihak yang berperanlangsung dalam suryeilans, upaya pencegahan / penanggulangan infeksiyang dalam hal ini adalah orang yang terlibat langsung dalam perawatanpasien di ruangan.

    Anggota tambahan bersifat konsultatif a.iau bersifat ad hoc, maupun dapat.pula sebagaianggota tetap adalah dari :

    1. unit pelayanan klinik yang terbesar2. panitia peningkatan mutu pelayanan3. farmasi4. pusat ster i l isasi dan disinfeksi5- sanitasi6. laboratorium mikrobioiogi7. kesehatan pegawai8 Etzi

    Panitia PtN dibantu oleh Jlm (Pelaksana) Pengendalian lnfeksiNosokomial(nm PIN) yang bekerja langsung ditingkat ruangan dan berhadapan ld,ngsungdengan pasien, petugas perawatan dan pengunjung.

    Meskipun dalam mengambil keputusan pertu keterlibatan yang luas darianggota seperti diatas, namun akan efekti{ apabila dibuat penita-panitia keciluntuk mengumpulkan rdata.-

    i ' , ' iJ ' ' . - j , ,L ' : :l re. , :J,?, . . - . ! . . ' L7:

    n:) f,- b-w-+---.'--',

  • STRUKTUR ORGANISASIPROGRAM PENGENDALTAN tNFEKS! NOSOT(O^M|AL ri ' l i i, ;-. :it i ' ' 'Struktural Panitia PlN Dokter PIN

    Ruang ravrat Tlm PIN.. ,

    I

    I

    Perawat PINWakildokter ,Wakilperawat :-FarmasiCSSDTelnisi-AdministratorDokter/Perawat PINStaf pelayananditingkat ruangan

    t l

    Suryeilans Upaya Pencegahan[Kewaspadaan Universal]

    Penanggulangan[Tim lnvestigasi KLB]

    C. TUGAS DAI.I FUNGSI

    *Panitia Pengendaiian Infeksi Nosokomial ( Panitia PIN )Pada dasamya P3$g llN adalah p.ernUuglSeliiahndalam semua kegiatanpengendal ian infeksi nosokomial- Pani t ia P!N mempunyai tugasmengevaluasi dan menetapkan kelayakan lgglgtgg s'1q4.gilans, upayapencggglan dan penaLOgrlt3lggn infeksi nosokomial-. Tugas dan tangungjawab pokok dari Panitia PIN adalah menelaah dan meny.etujui kelayakandan kemampuan pelaksanaan semua kegiatan surveilans infeksi nosokomial,upaya pencegahan infeksi dan penanggulangan infeksi nosokomial, sertaprosedur-prosedur yang dibuat dan akan dilaksanakan.

    Kghfig[an,harus te4uli: ielas,- termasOk prosedurjprosedur yang dipakaidalam pelaksanaan surveilans dan kegiaian program-yang lain-

    Secara rinqkas maka Panitia PIN bertanggung jarvab atas :1. Terlaksananya survei lans PlN.

  • 2. Ter laksananya upaya pencegi .han infeksi dengan penerapankewaspadaan universal

    Te rlaks a na n/a penartggulan gan inf eksi deng an ;nvesitig_asi bila ada KLB

    Terlaksananya pendidikan dan pelatihan dalam bidang pengendalianinfeksi.

    5. Pengembangan prosedur keria dan kebijakan yang mencakup semuakegiatan dalam bidang pengendaiian infeksi.

    .

    6. Pemil ihan dan pengusutan pengadaan bahan dan alat yangberhubungan dengan pengendalian infeksi nosokomial-

    i Tim Pelaksana Pengendal ian lnfeksi Nosokomial (Tir l_P_lN)

    t , , ,n 0", . , , "nn; ; ; ; ' ; . ;p*al .^nuln ""n, ,

    n; , atas piosrampengendal ian infeksi adalah Tim Pelaksana Pengendal ian InfeksiNosokomial. Daiam hal ini Doktef P-lN dan Perawat PIN merangkap pulasqbagai 1 rm (Peiaksana Harian) PlN.

    Jumlah personii dari llm Pelaksana PIN dan waktu yang akan dihabiskanuntuk menjalankan program PIN tersebut diteniukan oleh panitia plNbersama-sama dengan rnanajernen rumah sakit-

    Jumlah individu dan wa!

  • . . . t ,

    t:

    pelaksanaan dan kcordinasi k:giatan surveilans. pencegahan infeksi,penanggulangan infeksi satu kelompok kecil di rumatr sakit (misalnya 10Otempat tidur). Atau dibentuk satu bagiar: pengendalian infeksi nosokomialyang dikelola oleh tirr profesional bekerja untuk area perawatan yang luas.

    Apapun bentukorganisasidan iumlah tim pelaksana tersebut, semua individuyang terlibat dalam kegiatan surveilans. pencegahan atau penanggulanganBrusj1a{gkgTg.T-q3an yang memadai dalam melaksanakan tugasnya.

    Uraian Tugas

    Uraian tugas harus dibuat untukgranr PiN-

    sernua individu yang tedibat dalam pro-

    Dalam uraian tugas te rse b ut te rm u at pe r5Jala-t-a [-.pe r-slarata n ]angdibutuhkau untuk melaksanakan tugas-iugas yang digariskan dalam pro-gram, yai tu:

    1- pengetahuan2- keterampilan3- kualifikasi-

    Anggota llm PIN berasal dari multidisjpllQ.9engan latar pendidikan formalyang berareka, seperti perawatan, keciok;teran, analis kesehatan, kesehatanmasyarakat, ataupun kesehatan lingkungan, namun yang tak kaiah pentingadalah bahwa rnereka pernah metggggl-pg3llsn atau berpengalamandalam big1q surveilans, upayllelggg.aha.l dan penan ggu ian gan inf eksi.

    Pengetahu# dasar yang akan banyak membanlu dalam melaksanakantugas llm PIN adalah :1- Dasar - dasar epidemiologi dan penyakit infeksi,

    ..i i: 2.i, .2. Sterilisasi, disinfeksi dan sanitasi,

    ---. ----- ---:' 't'''' '',

    3. Metocte pendidikan / belajar-mengajar andragogi, Pa" /'tt*r'' -q

    i

    4- Perawatanpasien, &-,,d* -iti 't i+;,

    5- Kemanpuan berkornunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis.

    Secara ringkas setiap anggota Panitia PIN mempunyai peranan sebagaiber ikut :

    1. Merumuskan dan memantau kebi jakan pelayanar: pasien.

  • 2. Memberika:r masukan tentang pem!:.:l;an peralalan klinikdan non kliniksepanjang itu menyangkut secara langsung atau tidak iangsung padaterjadinya infeksi nosokomial.

    3. Bekerja sama dengan staf medis dan staf paramedis untuk menyusunkebijakan dan prosedur perawatan yang baru.

    4. Melatih semua staf rumah sakit dalarn bidang program pengendalianinfeksi

    5. Meriyadarkan seluruh staf rumah sakit bahwa pengendalian infeksiakanmenghemat biaya yang dapat dipakai sebagai peningkatan rnutupelayanan pasien.

    6. Berpartisipasi pada'h edical audit alaumenjadi sasa'ran medical auditi tu sendir i .

    SUSUNAN KEANGGOTAAN DAN TATA KERJA PANITIAPENGENDALIAN INFEKS| NoSoKOMtAL --{_ D,...;_.,r-r', f : r.l .Panit ia Pengendalian infeksi Nosokomial (panit ia Fl i i ; i :arus memil ikranggota inti sebagai berikut :

    1. Dokter pengendali infeksi nosokomial (Ketua panitia'plN)2- Perawat pengendati infeksi nosokomial, (sebagai Ketua 1-irn FIN).3. . Administrasiatau Sekretaris1. Perwakilan staf medis5. Perwakilan siaf perai,,ratan6. Farmasi7. SanitasiB. Tenaga teknis Instalasi pemeliharaan sarana Rumah Sakit (lpSRS)9. Pengelola Pusat steritisasi dan disinfeksi (CSSD)i 0- Laboratorium mikrobiotogi.

    Dokter Pengendali Infeksi Nosokomial

    Dokter Pengendali Infeksi Nosokomiat (Dokter plN) seharusnya orang yangcukup maqggdan betul-betul berminat pada pengendatian infeksi, danm e n g g u nEka n s eb ag ia n b e sa r w a ktUfr ydTfr-tlk-i t u

  • Biasanya adalah seorans ahli mikrobiolog! dapat pula seorang dokteq: p:11:t q L" kil j$g$i. aF ti{1@ n-ala ulSi n {,a y a n s cu k up d i s e s a n i, cul u pberpengalaman dalam ha! pengendalian infeksi, nrau menyediakan cukup

    waktu untuk menjalankan tugasnya, dan mempunyai dasar pengeiahuan"

    p19."-A9]o.s i kl i n i k.-)r- Do_!!1!:y,:gd Infeksi r.losokomial harustah mamp*u:

    1 . Menjalin hubungan keda dengan semua pihak di rumah sakit, baik medi rmaupun non medis. I

    2- Bersedia menjadi nara sumberyang memberi masukan ientang semuaaspek pengendalian infeksi.

    3. Bersama dengan ICN menganal is is data survei lans dan membuat' rekomendasi, tindak lanjut-

    + P".:! l:!9.gnd"!i lnfeksi Nosokomiat (tnfection Contro! Nurse = !CN).

    , Perawat PIN harus ter lat ih dalam aspek kl in ik t in,rakan perrcegairan dansurveilans perumahsakitan, terutama. di area-area dengan resiko infeksi

    J nosokomial yang cukup tinggi, seperti ruang operasi, ruang rawat intensif.r!?09 p.erinatologi- Mareka harus mampu bet

  • 6. ' Me;-nbantu penerapan dan penrantauan kebijakan pe.rgendalian infeksi

    7. Menyusurr dan ntelaksanakan program pelatihan-

    . B. Penelitian.-i

    'r-iPe rwakilan Staf Medis !-

    i'D\J. .i , Biasanya seorang a.hli bedah, atau dckler yang peduli pada masalah-masalah.' yang berhubungan dengan infeksi seda mampu memberikan konsuliasi

    kepada panitia. Mereka berhubungan erat dengan dokter atau tenaga laindan diharapkan sarannya tenta;rg perkembangan medis baru yang adadampaknya pada pengendalian infeksi. Staf medis tersebut adalair seorangdokter dari unit pelayanan yang terbesar di rumah sakit dan diutamakanyang mempuny'ai latar belakang epideniiologi.

    Perwaki lan Star Perawatan:>

    Sebaiknya adalah perawat senior yang berpengalaman di bidang administrasidan pelat ihan. Peran dari perwaki lan iniadalah :

    1. Menyebai ' luaskan set iap kebi jakan panit ia plN kepada seiuruh stafperawatan.

    2. tvlemastikan bahwa program pelatihan yang dilaksanakan meliputijuga. kebijakan dan prosedur pengendalian infeksi.

    Dalam hal in i harus ada hubungan dengan Instalasi pendidikan danPelatihan. Perwakilan staf perawatan bertanggung jawab untuk memberikanmasukan tentang masalah yang terkait dengan kebijakan pengendalianinfeksiyang terjadi di ruang perawatan kepada panitia plN.

    !Farmasi.Rekomendasi-rekomend?si rnengenai penggunaan antibiotik dan dis!n,[eElgrd is dl u?kanEE la t'l r tn sEtasi Fa rmasi

    -

    Apote f er ha ru s m@[.ra rka n ke u r jaR-a ntentang masatah yang terkait dengan kebijakan pengendalian inf eksi yangter jadi di ruang perawatan kepada Panit ia PlN.

  • t '{) fenaga Teknik Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)e./

    Tenaga teknis sangat diperlukan sebagai bagian dari Panitia PlN, yangbertanggung iawab untuk :

    1. Menguji dan merawat peralatan yang digunakan pada programpengendalian infeksl, seperti misalnya autoclave, incenerator, dsb.

    2.,

    3.

    Memantau dan merawat penvediaan air dan listrik.

    i lemasang danoperasional.

    - -

    memperbaiki peralatan agar memenuhi standar

    Teknisi ini harus selalu dimintai pendapatnya sebelum suatu petalatan dibeli,untuk memastikan bahwa peralatan tersebut sesuai dengan kebutuhanprosedur perarrratan di rumah sakit-

    Pengelola Pusat Ster i l isasi dan Disinfeksi (CSSD)

    Pengelola CSSD adalah anggota intidari Panitia PlN. Mereka periu bekerjasama cengan Tim PIN Aan hffisi TAAikTefig ada serta merniiikipengetah,.ian yang cukup mengenai ca disinieksi dan sterilisasi. MerekalugJnarus .".p, melakukan jaga mut@n.

    . _tr'1. Menimbgng apakah sistim yang saat ini berlaku sudah memadai.-':-Ei. i )Bila ya, tirnjukkan masalah potensialsehubungan dengan pengendalian

    i , ; i , th infeksi .'-'f

    ^r,- Bila tidak, apakah ada saran lain dari staf.

    ; tD"-. i1t '

    ,, t''' 2- Menintang apakah kebijalcan yang baru dapat menpengaruhi perilaku saat ini.

    3- Ajak semua bagian yang terlibat dalam rapat, minta pendapat mereka,buat perubahanaerubahan seperlunya pada konsep yang diajukan agardapat diterima semua pihak.

    4. Ajukan usulan kepada PgdllaflN untuk mendapatkan persetujuandan dapat dibuatkan Surat Keputusan oleh Direksi .

    l3

    Dalam menetapkan kebijakan,cara sebaoai berikut: =-

    maka llm PIN tersebut harus nrelaiui tata

  • 5. Tuniuk salah seorang anggota -ilm PIN sebagai ldnanggung iawablcebijakan baru tersebut.

    , r^ i ' '

    6. S;;^ ke seh.rruh bagian di rumah sakir i "'i ' ' ' '-i 'i-ti;'" .' '

    7. segera cantumkan di dalam buku pedoman pengendalian infeksi yangtelah ada-

    Mungkin akan Iebih mudah apabila dalam strukturorganisasi memiliki 2la-,pis organisasi dengan hubungan keria sepertidigambarkan dibawah ini-

    Contoh:

    Uraian Tugas Tim Pelaksana PIN ( Tim PIN )-----_t

    l . Tugas Umum

    Bertanggung jawab menjalankan fungsi rumah sakit dalam bidang :

    . . survei lans infeksi nosokomial dan invest igasi K'-B infeksi

    nosokcmial-

    . Pencegahandan penanggulangan infeksi nosokomial.

    l l . Tugas dan Tanggung Jawab

    . Sebagaianggola-,PanitiaPlN

    Mengumpulkan dan menganalisis datadata mikro-organisme yangbermakna secara epidemiologis serta data infeksi nosokomial

    lr4enyiapkan laporan naratif dan statistik

    Bedanggung jawab atas peiaksanaansurveilans infeksi nosokomialdengan melakukan kunjungan rut in ke bangsal perawatan,memeriksa catatan medik pasien, laporan laboiatorium mikrobiologi,data pasien masuk, meyakinkan kebenaran laporan dan meyakinkanpenerapan kewaspadaan umum dan perilaku yang mungkin berisiko.

  • Memberikan bimbingan kepada staf di bangsar dan merakukanpengarnatan atas semua har yang beii.artan dengan pengendarianinfeksincsokomiar, karau sekiranyl aoa kerawanan pada penerapankevraspadaan universal-

    . Membantu mengembangkan, menelaah dan penerapan kebijakandari bagian arau rumah sakit yang berkaitan d"ngan'p"ngendatianinfeksi nosokomiar di serun'h iumah sakit, untut mlnunlangkesinambungan dan kepatuhan pada prosedur siandar pencegahandan penganggulangan infaksi rumah sakit

    , Menelaah dan memberikan ,rp.n baliknya kepada O,n"* r..nletai! tentang data surveilans:pencegahan dan pengendaiian

    ' infeksi nosokomialyang relevan.

    l '/ engembangkan dan be ruartisipasi daram program pe ndidikan da npelatinan pencegahan dan penanggula;rgan infeksi nosokomial bagistaf yang membutuhkan-

    Bertanggung jawab dan mengkoordinasikan peratihan kewaspadaanuniversal di seluruh lapisan karyawan rumah sakit.

    Membina hubungan dengan bagian pelayanan kesehatan pegawairumah sakit untuk rnemantau adanya infeksi nosoromiaiataupaianan. pada karyawan rumah sat

  • Sarjana muda /.D3 dari bidang kesehatan lain.

    B. Pengalaman yang lebih diutamakan. Pernah berkecimpung dalam epidemiologi rumah sakit-. Pernah mengikuti pelatihan pengandalian infeksi nosokomial.

    Persyaratan Khusus

    . l r4emi l ik i pengetahuan dasar dalam i lmu kdperawatan.mikrobiologi, faham btas istilah kedokteran Can dasar-dasarstatistik. Mampu rnemahaini strategi dalam pengendalian infeksinosokomial, mau melaksanakan secara konsiste.n dan mengikutiperkembangan peraturan perundangan yang berdampak padaprogram pengendaiian infeksi nosokonrial

    . lv ' lerni l ik i wavrasan tentang kebi jaksanaan rumah sakit danprosedur perumahsakitan, menguasai teknik pendidikan danpelat ihan, keterampi lan berorganisasi- keterampi lanbe rkomunikirsi s ecara lisan rnaupun te rtu lis.

    c.

    D. Pelaporan

    . Menerima laporan dari" Lapor kepada

    lldak adaKetua Paniiia Pll.I

    ***

  • BAB IIIPENUTUP

    Pedoman Pengendalian lnfeksi Nosokomial di Rumah Sakit, merupakan pokok-pokok pemikiran dasar berbagai upaye pencegahan terladinya infeksinosokomialyang masih peJg.dii+barkql ke dalam bentuk program maupun pe1g.{.q[,p9_!ynjukt9!rri" bagi semua pihak yang berkepentingan. *_-*

    Pada hakekatnya, upaya pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit baruakan terselenggara bita ginr&31 dan ctaf rumeh salljt Xglg lgrkgit -mempunyaimotivasi dan itikad kesadaran dan tanoourro iawab.

    Buku pedoman ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan rumah sakit secaraberdayaguna dan berhasil guna.

    .:r.*.:.

    t1

  • DAFTAR PUSTAKA

    Abdullah Nasrun (Eds), 1988, Naskah len5:kao simposiurn-Lokakarya Nasior:alPengendal ian InfeksiNosokomiat, RSUD Dr. Soeiomo - FK Unair. Surabaya.

    Anglin Am, Farr BM, 1996, Nosocomial Gasirointestinal Tract Infection. inMayhall CG, Hospital Epidemiology and Infection Control, Baltimore, Williamand Wil lems, 175-189

    Benenson, AS (ed), 1990, Controlof Communicable Dlseases in Man : TheAmer- Pubi, Fiealth p.SS, V/ashington.

    Bennet JV & Erechmen PS (Eds). 1936, Hospital Infectiorr Litle, Browr. & Co.Boston.

    CDC Defini t ion of [ ' , losocomial lnfeci ion in Hcspita! ln iect ion Con'rrolAPP-A-?.

    Dep. Kes. Ri, 1997. Pedoman Keananan Laborator ium N' l i i l robiologi danBiomedis, Jakarta.

    Dep. Kes. Rl- Dirjen. Pelayanan tvledik. 1993, Petunjuk Penyusunan PedcmanPengendal ian !nleksi Nosokcrnial RS, Jakarta.

    Dep. Kes. Rl, Dir jen P2M & PLP. 1992, Pedoman Sanitasi RS lndonesia,Jakarta.

    Dep.Kes. Rl, Dirjen P2M & PLP. 1996, PedomanTeknis Pengelolaan LimbahKlinis, Disinfeksi dan Sterilisasi di RS, Jakada.

    Dep- Kes Rl, Dirjen P2M & PLP. 1993, SDP Jakarta.

    Dep. Kes Rl. Dirjen P2M & PLP, 1998, SDP of Standard Precautions AgainsHIV/AIDS and other lnfection in Health Facility, Jakarta.

    Mandell, Douglas, Bennett, 1979, Principles and Practice of infectrons Dis-eases, Wiley Medical Publ, USA.

    Masby, 1996, Infect ion Prevenl ion and Safe Pract ice Packet Guide Series.

  • 14. Mayhall G, 1996, Hospital Epidemiology and ,nfection Control.

    15. Perkembar:gan Tekn!k lsclasi, Pelatihan lnfeksi Nosokomial.

    16. RSUD Dr. Soetomo, FK. Unait 1988, Naskah Lengkap Senrinar N:sicnalI nfeksi Nosokomial, Surabaya.

    17. Schaeffer SD, Garson LS, Heroux Dt- Korniewiz DM, 1g93, lnfecticn Pre-vention and Save Practice ST. Louis Mosby Year book, 279-91.

    18. Wanzel RP, 1993, Prevention and Control of Nosc.comial Infections.

    **-l

    r9

  • I-AIVIPIRAN

  • DAFTAR ISI LAMPIRAN : Hal

    z9INFEKSI NCSOKOMTAL

    A OEFINISII

    -;Dafiar Kode*ode Mair dan Specifn Site dan Deskdpsinya 27

    B. JENIS INFEKSI }|GSOKOI,0AL 292929

    I. INFEKSI SALUBANKEMIH (iSK)a- Infeksi Sahrar Kernh flSKl Simotomatikb- lSKf tseckte{ilia Asirndornafkc. lnleksi Saluran Kernrh hnr

    JZ

    r?1

    2. INFEKSI [email protected] 38a Superfici5l krcisi:nalb Cperasi Profuda/ Deep Incisionalc Orqan / Rcngqa .'

    _

    'r . PNSUMONIA4. IT.|FEKSIALIRAN DARAH PRIMEFI {IADP}

    41

    JU

    5. SEPSIS KLINIS {qJMCALSEPSIS) 625. OSTEOMYELTNS7. SE}]DIATAU BUBSA8. RUANG DISCJS9. INFEKS!INTRAKFAIIAL 6710. MENINGITIS ataUVENTRIKUUIS11. ABSES SPiiiALtarpa MENINOffiS t l

    n12. INFEKSI ARTERIALATAU VENOIJS13. SNDOCARDITIS14. MYOCARDITIS AIAU PERICARDMS15. MEDIASTINITIS 7816. KONJUNTIVITIS 7917. MATA 81

    oa

    8a85

    I8. TELINGA MASTOID19. RONGGA MULUT (mulut. liCah, atau qusi)20. stNUslTrs21. INtrEKSI SALUFAI.I MPASATAS 8622. GASTROENTERMS 8823. INFEKSI TRMTUS DIGESTIVUS on24. HEPATITIS OJ

    _

    J'

    ,a25. INTRAABDOMIT'IAL25. NECFIOTIZING EI.ITEROCOLITIS

    ZI

  • 27.28.29.30-31.32.33.34.35.

    37.38..tY.

    40.41 .

    BRONCHITIS 94II'IFEKSI LAIN PADI. SALURAN NAFAS BAWA!{ 96ENDOMETRITIS 96EPISIOTOMYVAGINAL CUFF 9BOTHER INFECTION OF THE REPRODUCTIVE TRACT 98

    100101

    KULITJABINGAI'I LUNAKULCUS DECUBITUS 1$2

    __19.3_104106

    DISSEMINATED INFECTIONLUIGBAKARABSES BUAII DADAatau MASTITISOMFHALITIg 107

    108103

    PUSTULOSISANAKCIRCUMCISION NrcNATUS

    PENGAITIB;LAN, PENYIMPANAN DAN PENGIRI[, tANBAHAN PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI 11i

    PETUNJUK UIIUM t t lPETUNJUK KHUSUS 112

    ISOLASI i t5

    E_

    B.c.D.c

    PEBKETVIBANGAN KONSEP ISOLASI 117---=;

    I tnAIRBORNE PRECAUTIO},iSDROPLET PRECAUTIONS 121

    123126

    CONTACT PRECAUTICNSKEWASPADMN DENGAN PENDEKATAN SINDROMIKDAN KEWASPADMN TFRHADAP ORGANISME KHUSUS.

    SURVEILANS INFEKSI NOSOKOMIAL

    B.eNQAIUL!4I!TUJUAN DAN KEGUNMN SURVEILANS INFEKSI NOSOKOMIALPENGERTIAN . PENGERTIANMETODE SUBVEILANS INFEKSI NOSOKOMIAL

    _

    130

    131B.,8.c.D.E.

    132137

    *l-4'o141

    LAMPIRAN III

    22

    PENERAPAN INFEKSI NOSOKOMIAL

  • LAMPIMAN 1INFEKSI NOSOKOMIAL

    L)

  • LAMPIRAN I

    INFEKSI NOSOKO[,I IAL

    A" DEFINISI

    Pengumpulan data kesehatan secara s istemat ik. d ianal isa dan diirttC&relagLan, ke mudian ciigunakan untuk perencanaan-Erelapan da nevaiuasi yang sistematik, analisis dan interpretasi_-vang.Jerus menerus Caridata kesehatan ya ng pe nting,Ili-tuk digunakit datam pe rencanaa n pe ne ra pa ndan evaluasi suatu t indakan yang berhubungan dengan kesehatanrnasyarakat, yalg didiseminasikan secara berkala kepada pihak-pihak'yangperlu mengetahuinya.

    Kemampuan pengumpul data untuk mendef in is ikan infeksi sebagainosokomial cian menentukan letak infeksinva secara konsisten merupakanhalyang sangat penting- Penggunaan definisi yang seragar:l merupakan halyang sangat kritis untuk rnembandingkan data dari satu rumah sakit denganrumah sakit lain atau dengan kumpulan database (seper-ti sistinr NNIS), suatr-:t indakan yang berhubrrngan dengan kesehatan masyarakat. hasi lnyadidiseminasikan secara berka. la kepada pihak-pihalk yang per lumengetahuinya.

    lnfeksi nosokomial didefinisikan sebaoai suatu kondisi lokal atau sistemik :

    sebagai akibat dari reaksi tubuh terhadap adanya kuman infeksius atautoksinnyai

    yang tidak ada atau tidak dalam masa inkubasi pada waktu masuk rumahsakit.

    Bebe;apa prinsip dasar yang penting dalam delinisi infeksi nosokomial adalah :

    1. Informasi yang digunakan untuk menentukan adanya infeksi danklasifikasinya sebaiknya merupakan kombinasi hasil pemeriksaan klinisdan hasil test laboratorium alau test{est lainnya.a. Bukti kl inis adanya infeksi didapal dari observasilangsung pada lokasr

    / !

    2.

  • infeksi pada ;asien atau dari sumber-sumber data yang lai.r. seperlistatus pasien.

    b. Bukt i labcrator ium berupa hasi l biakan, test Ceteksi ant igen atauantibodi, atau visualisasi rnikroskopik.

    Data pendukung diambil dari pemeriksaan diagnostik yang lain, sepertisinar-x, ultrasounC, CT scan, MRl, radiolabel scan, prosedurendoskcpik, bioosi atau aspirasi jarum.

    Infeksi pada neonatus dan anak kecil. dimana manifestasi kliniknyaberbeda dengan dewasa, diberlakukan kriteria khusus.

    2. Diagnosa infeksioleh cjokter alau ahlibe-dah, yang.didapat dari'observasilangsung 'waktu pembedahan, pefrrer iksaan endoscopy dan prosedurdiagnosa lainnya, atau juga dari pemeriksaan kl inis rnerupakarr kr i ter iayang dapat diterima, terkecuali terdapat bukti kuat yang tidak mendukung.

    . Untuk lokasi-lokasi tertentu diagnosis klinis dari dokter tanpa data-datapendukung harus diserlai Oengai pemberian antimikroba untuk memenuhi

    . kr i ter ia tersebut.

    Terdapat dua keadaan khusus dimana infeksi dianggap merupakannosokomial, bila:

    a. Infeksiyang didapat di rumah sakit teiapiba;-u tampak setelah keluar.

    rumah sakit-

    b. . Infeksi pada neonalus sebagai a!

  • Terdapat juga dua .
  • Daftar Kode-kode Majar dan Specific Site dan Deskripsinya :

    UTi Urinary Tract lnfectionSIJTI Symptomatic Urinary Tract InfectionASB AsymptomaticbacteriuriaOUTI Other Infection of the UrinaryTract

    SSI Surgical Site InfectionKIN Superficial Incisional Site (lLO superficial), terkecuali

    .

    .

    setelah CBGB (Coronary artery Bypass Graft) ,

    KNC Setelah CBGB, laporkan SKNC untuk superficial incisionalinfection pada dadar chest

    KNL Setalah CBGB, laporkan SKNL untuk superf ic ial incisional..infection pada kaki / leg (donor)

    SI ' Deep incisional surgicalsi te infect ion ( lLO profunda),kecual isetelah CBGB

    STC Setelair CBGB, laporkan STC untuk deep incisiorralsurgical site infection pada dada/chest

    STL Setelah CBGB, laporkan STL untuk deep incisionalsurgicalsite infection pada kaki I leg (donor)

    Oigan/Space Surgical site infection

    Tunjukkan spesific site :

    BONE, BRST, CARD, DISC, EAR, EMET, ENDO, EYE, GIT, IAB,IC, JNT, LUNG, MED, MEN. OREq OUTI, SA, S|NU, UR, VASC,VCUF

    EU PneumoniaPNEU Pneumonia

    Bloodstream infect ionLCBI Laboratory Confirmed Bloodstream Infection

  • CSEP Clinicalsepsis

    BJ Bcne and Joint lnfcctiontsONE OsteomyelitisJNT Joint atau bursaDISC Space

    CNS CentralVenousSystemlnfectionlC IntracraniallnfectionMEN Meningitis atau veniriculitisSA Surgicalabcess,tanpa:'neningitis

    ' CVS Cardiovascular System InfectionVASC Arteria atau venous infectionENDO EndocarditisCARD Myocardit'is alau pericarditisMED Mediastinit is

    EENT Eye, Ear, Nose, Throat, or Mouth tnlectionCONJ ConjunctivitisEYE Semua yang bukan conjunctivitisEAR rnastbidORAL Cavitv (mului, lidah, atau gusi)SiNU Sinusit isUR Upper Respiratory tract, phary-ngitis, laryngitis, epiglotitis

    Gl Gastrointestinal System InfectionGE Gastroenteritis

    . GIT GllractHEP HepatitisIAB lntiaabdominal, yang tidak disebutkan di tempat lainNNEC Necrotizing enterocolitis

    LRI Lower Respiratory Tract Infection, di luar pneumoniaBRON Bronchitis, tracheobronchitis, tracheitis, tanpa adanya bukti

    pneunronia

    REPR Reproductive Tract InfectionEMET EndometritisEPIS Episiotomy

    ?8

  • !VCUF VaginalcuffOREP Infeksi lain pada reproductive tract, baik laki-laki & waniia

    ;ST Skin and Soft Tissue lnfectionSKIN SkinST DecubitusDECU Decubitus ulcerBURN Luka bakarBRST Abses buah dada atau mastitisUMB OmphalocelePUST Infant pustulosisCIRC Sirkumsisi Neonatus

    YS Systemic lnfectionDl Disseminaied lnfection

    JENIS INFEKSI NOSOKOMIAL

    1. |NFEKSI SALURAN KEMIH (rSK)' Definisi dan Klasitikasi

    a. Infeksi Saluran Kemih (lSi''|0'

  • Kriteria 2

    f,uman per ml urin dengan jerris kurnan iidak leliihdari 2 spesies-

    Ditemukan paling sedikit d ua oai tanda-tand a ciangejala.gejala berikut tanpa aCa penyebab lainnya:

    salah saho dari hal-hal berikut :- supra pubikdemam (>38"C)- nikuria(anyang-anyangan)- polakiuda-

    ' .disuria

    - atau nyerisupra pubik.

    dansalah satu dari hal-hal sebagai berikut :

    1). Test carikcetup (dipstick) posit i f untuk leukositesterase dan atau nitrit

    Piuria (terdapat > 1O leukosit per nrl atauterdapat )3 bkosit per LPB Cari urin yang tidakdipusingi-

    Ditemuicrn kuman dengan pewarnaan gramdari urin yarg tidak dipusing (dicentrifuge).

    Biakan urin paling sedikit dua kali bed urut{ u rutmenunjukkan jenis kuman yang sama (kumangram - negatif atau S. Saphrophyticus) denganjumlah > loo koloni kurnan per ml urin yangdiambil dergan kateter.

    Biakan ur in menunlukkan satu ienis-ur:cpatogen (kuman gram-negatif alau S.Saphropffiicus) dengan jumlah > 10' per mlpada pender i ta yang telah mendapatpengobatan anti-mikroba larre sesuai

    Didiagnosis ISK oleh dokter yang menangani

    2).

    3).

    41.

    5).

    6).30

  • 7). Telah mendapat pengobat in ant imikrobayangsesuai oleh dokter yang menangani.

    Kriteria 3 : Pada pasien berumur s 1 tahun ditemukan palingsedikii safu dari tanda-tanda dan gejala-gejalaberikut tanpa ada penyebab lainnya :

    - demam (t38"C)- nipotermia (

  • Eliakan urin paling sedikit dua kali berturut-turutmenunjukkan jenis kuman yang sama (kumangramnegatlf atau S. Saphrophyticusl denganjumlah > 100 koloni kuman per rnl urin yangdiambil dengan kateter-

    Biakan ur in menunjukkarr satu ienisuropatogen (kuman gram-negatif atau S.Saphrophyticusl dengan iumlah > 105 per mlpada pender i ta yang telah mendapa'rpengobatan ant imikroba-yang sesuaipengobatan antlgnikroba yang Sesuai

    Didiagnosa ISK oleh dokter yang menangani

    Talah rr,endapal pengobatan antimikroba yangsesuai oleh dolcer yarig menangani

    Catatan:

    . Biakan positif dariujung kateter urin bukan merupakan test laboi'atoriumyang bisa ciiterinra untuk tSK-

    . Biakan urin harus diambil dengan tehnik yang sesuai, seperti koleksi cleancatch atau kaleterisasi.

    . Pada anak kecil biakan urin harus diambil dengan kaieterisasi buli-buliatau aspirasi suprapubik; biakan positif dari spesimen dari kantung urintidak dapat:diandalkan dan harus dipasrikan dengan spesimen yangdiambil secara aseptik dengan kateterisasi atau aspirasi suprapubik.

    b. ISK / Bakter iur ia Asimptomatik

    Letak lnfeksi : infeksisaluran kemih (lSK) asimptomatik

    41.

    5).

    6).

    7).

    Kode

    Def in is i

    UTI-ASB (Urinary Tract Infection AsymptomaticBacteriuria).lnfeksi saluran kemih ( lSK) asimptomat ik harus

    32

  • :il I. '1' i

    memenuhi paling sedikitsatu krrteria berikut ini :

    Kriteria 1 ; Pasien pernah memakai kateter kandung kemih dalamwaklu 7 hari sebelum biakan urin.

    danditemukan dalam biakan urin > 1O'kuman per ml urindengan jenis kuman maksimal 2 spesiesdan

    ' tidak terdapat gelalagejala / keluhan demam, suhu >38"C, pclakisuria, nikuria, disuria dan nyerisupra pubik.

    Kriteria 2 : Pasien tanpakateter kandung t"min menetap dalam 7 -hari sebelum biakan pertama'posii i f .

    danbiakan urine 2 kaliberturu!-turui ciitemukan tidak lebih2

    . ienis kuman yang sama dengan jumlah < 1O' per ml.

    dantidakterdapat gejalagejala/keluhan demam, suhu > 3BoC , polakisuria, nlkuria, disui'ia dan nyerisupra pubik.

    )atatan :

    Biakan positif dari ujung k4teter urin bukan merupakan test laboratoriumyang bisa diterima untuk bakteriuria-

    tsiakan urin harus diambil dengan tehnikyang sesuai, seperti koleksi c/eancatch aiau kateterisasi.

    . lnfeksi Saluran Kemih Lain

    Letak infeksi : Other infection of Urinary TracVlSK lain (ginjat, ureter,kandung kemih, uretra, jaringan sekitar retro - retro-peritoneal atau rongga perinef rik)

    Kode : UTI-OUTI (Urinary Tract lnfect ion Other Infect ions o{the Urinary Tract).

  • Def . . r is i

    Kriteri 1

    Kriteria 2

    Kr;teria 3

    lnfeksisaluran kemih (lSK) yang lain harus rnemenuhipaling sedikit satu kriteria berikut ini :

    Ditemukan kuman yang tumbuh dari biakan cairanbukan udn atau jadngan yang dlarnbil dari lokasiyangdicurigai terinfeksi

    Adanya abses atau tanda infeksi lain yang dapat dilihat,baik s?cara pemeriksaan langsu;rg, selan-:apembedahan atau rnolalui pameriksain histopatologis.

    Terdapat dua dari tanOa berikut : demam (> 38' C),nyeri lokal, nyeri tekan pada daerah yang dicurigaiterinfeksi

    danpaling sedikit satu dari berikut :

    1). Ketuar pus atau aspirasi purulen dari tempat yangdicurigai terinfeksi.

    2). Ditemukan kuman pada biakan darah yang sesuaidengan tempat yang dicurigai.

    3). Pemeriksaan radiologi, mis, uttrasound, CT-scan,M Rl, radiolabel scan (gallioum, technetium) abnor-mal, memperlihatkan gambaran infeksi.

    4). Didiagnosa infeksi oleh dokter yang menangani.

    5). Dokter yang menangani memberikan pengobatanantimikroba yang sesuai.

    Pada pasien berumur < 1 tahun ditemukan paling sedikitsafu dari tanda-tanda dan gejala-gejala berikut tanpaada penyebab lainnya :- demam (> 3B.C)- hipotermia (

  • ',:5: i.5",!r j

    - apnea- bradikardia < 1Co/menii- fetargia- muntah_muntah

    danpaling sedikit safu dari berikut :1). Kefuar pu:

    ?t3y aspirasi puruten dari ternpat yangdicurigai terinfeksi. -' rr" v'r

    2). Ditemukan kuman pad-a biakan darah yang sesuaidengan tempat y"ng oi"urigI.._

    3)- pemeriksaan radiologi, mis, ultrasound, CT scan,' MRt, radiotab,et.9";i;; i i lm],te*rneriurn) abnor_mal, rps5nperlih211"n l"urnU=ro,, infeksi.

    4)- DiCiagnosa infeksioleh dokter yang menangani.5). Dokter yang menangani memberikan pengcbatan

    :unjuk pelaporan , "nt i rn;kroba yang sesuai.

    iHxl i li L":,,T""5ff i ::: ffi ;:il.,1 n e o n a r u s s e b a s a i s s r- c r R c ( s ki n a n d:tor Riiiko Infeksi Saluran lfemihKateter isasimenetap: I

    _.

    Cara pernasangan kateter-

    .:ama pemasangan.

    ^Kualitas perawatan kateterl : :e?t?nan pasien (umur)uecubitusPasca persalinan.

    rnjuk pengembangan Surveilans lnfeksi Saluran KemihFaktor risiko harus dicatat dengan rengkap pada catatan pasien oreh dokter

  • perawa.t atau angEota tim keseh'atan lain yar.g menangani pasien (Ketegori l)-

    b. Pelaksanaan surveilans menghilung rate menurut faktor resiko spesilik(pemasangan kateter) minimai setiap enam bulan sekali dan melaporkanpada Panitia PIN dan sekaligus menyebaduaskannya dalar,: buletin runrahsakit (Kategori lt).

    c. Pelaksana surveilans membrrat laporan ISK kasar pada but:tin rumah sa.kittiga bulan sekali (fategori l)-

    Pencegahan lnfeksi Saluran Kemih.

    Untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih nosokomial perlu diperhatikanbeberapa hal yang berkaitan dengan pemasangan kateter urin.

    a- Tenaga Pelaksana:

    1). Pemasangan kateter hanya diker jakan oleh tenaga yang betul-betulmemahami dan terampil dalam leknik pemasangan kateter secara aseptikdan perawatan kateter (Kategoti l)

    2). Personil yang memberikan asuhan pada pasien dengan kateter harusmendapat latihan secara beftala khusus dalam tehnik yang benar tenlangprosedur pemasangan kateter kandung kemih dan pengetahuan tentangkornplikasi poiensi yang timbul (Kategori ll).

    b. .

    Teknik Pemasangan Kateter-

    1). Pemasangjan kateter dilakukan hanya bila perlu saja dan segera dilepasbila tidak diperlukan lagi. Alasan pemasangan katetertidak boleh hanyauntuk kemudahan personildalam memberi asuhan pada pasien (KategoriI t ) .

    2). Cara drainase urin yang lain seperli : kateter kondom, katetersuprapubik,kateterisasi selang - seling (intermitten)dapat digunakan sebagai gantikateterisasi menetap bila memungkinkan (Kategori lll).

    36

  • 3). Cara tangan : Sebelum dan sr-sudah manipr.rla.si kateter harus cuii tangan(Kategori l).

    ;. Teknik Pemasanqan Kateter r

    1). Gunakan yang terkeciltetapi aliran tetap lancar Can tidak menirnbulkankebocoran darisamping kateter (Kategori ll).

    2)- Pemasangan secara aseptik dengan menggunakan peralatan steril(Kategori l l ) . ,

    3). Pemakaian drainPenakaian drain harus dengan sistem tertutup, baik dengan carapenghisapan atau dengan cara memakai gaya tarik bumi (gravitasi) dandrain harus melalui luka tusukan di luar luka operasi (Kategori t).

    J. Peravvatan pasca Operasi

    1). Untuk luka kotor atau infeksi, kulit tidak ditutup primer (Kategori l)

    2). Petugas harus mencucitangan dengan standar cuc; iar igan yang bakusebelum dan sesudah merawat iuka. Pelugas tidak boleh menyentuhluka secara langsung dengan tangan. kecuali setelah memakaisarungt.angan steril iKategori i)

    3). Kasa penutup luka diganti apabila :. Basah. Merrunjukkan tanda-tanda infeksi (Kategori l).

    Jika cairan keluar dari luka, lakukan pewarnaan gram dan biakan(Kategori l ) .

    . Pengendal ianLingkungan

    1). Semua pintu kamar operasi tertutup dan jumlah personil yang keluarmasuk kamar operasi dibatasi (Kategori l).

    2.) Vent i lasi kamar operasi harus diperhat ikan dalam hal :

  • . Udara yang sudah disaring masuk ke kamar operasi ciari atasdik-ol usrktt ke bavrah.

    . Frekuensi pergantian 25 x / iam (Kategori l).

    3). Alat-alat operasi setelah dibersihkan dad jaringan, Carah atau sekresi,harus disterilkan dengan otoklaf. Kesempumaan ke{a otoklaf tersebutharus diperiksa seminggu sekali (Kategori l).

    4)- Kamaroperasi harus ciibersihkan. antara 2 operasi. tiap hariwalaupun kamar operasitidak dipakai. tiap minggu (satu haritanpa operasi untuk pembersihan meqyeluruh)

    (Kategori l). _

    j5). Pemakaian keset dengan antiseptik pada pintu l-nasuk karnar operasi

    tidak clianjurkan (Kategori i).

    6)- Biakan udara danbiakanyang diambil dari personil kamar operasi secararutin, tidak dioerluka;r (Kategori l).

    . INFEKSI LUKA OPERASI (ILO)

    a. Superf ic ia l lncis ional

    Letak Infeksiil

    Kode

    Definisi

    Kriteria

    lnfeksi luka operasi supedicial

    SSI-(SKIN) Surgical Si te Infect ion Superf ic ia llncisionalSite.

    lnfeksiluka operasi superficial harus memenuhi palingsedikit_safu kriteria bgrikut ini :

    Infeksiyang teriadi pada daerah insisi dalam waktu30 hari pasca bedah

    33

  • danhanya meliputi kulit, subkulan atau jaringan lain diatasfascia

    danterdapat paling sedikit satu keadaan berikut:

    1). Pus keluar dari luka operasi atau drain yangdipasang diatas fascia

    2)- Biakan positif dari cairan yang keluar dari lukaatau iaringan yang diambii secara aseptik

    3). Sengaja dibuka oleh dokter karena terdapattanda peradangan kecual i j ika hasi l biakannegatif (paling sedikit terdapat satu dari tanCa-tanda infeksi ber ikut : nyer i , bengkak lokal ,kemerahan dan hangat lokal) .

    4)- Dckter yang menangani menyatakan ter jadiinfeksi

    Petunjuk Pelaporan :

    ' Jangan lapcrkan abses jahitan (inflanrasi dan Cischarge minlmal terbataspada titik-tli ik jahitan) sebagai infeksi

    Jangan melaporkan suatu infeksi lokal pada tempat tusukan (stab wound)sebagai SSl, tetapi laporkan sebagaiinfeksi kulitatau soft tissue tergantungkedalamannya i

    . Laporkan infeksi pada circumcisibayisebagai SST-CIRC (Skin and SoftTissue Infect ion Sirkulasi Neonatus). Circumcisi bukan merupakanprosedur pembedahan bagi NNIS.

    ' Laporkan infeksi p.ada episiotomi sebagai REPR-EPIS. Episiotomi bukanmerupakan prosedur pembedahan bagi NNIS.

    . Laporkan luka bakar yang ter infeksisebagai SST-BURN.

  • pasien mempunyai palinE seciikit satu daritanda-tanda atau geiala-geiala berikul : cjemarn (>389 C),atau nyeri lokal, terkecuali biakan insisi negatif.

    3). Diketemukan abses atau buKrilain adanya infeksiyang mengenai insisr dalam pada pemeriksaanlangsung, waktu pembedahan ulang, ataudengan pemeriksaan histopatologis atauradiologis-

    4). Doktdr yanE rnenangani menyatakan ter ladiinfeksi-

    Petunjuk Pelaporan : .

    . h4asukkan infek-si yang mengenaibaik superfisiai atau p;-oft nca sebagaiinfeksi luka op'erasi profunda.

    . Laporkan biaya spesimen dari insisi superfisial sebagai lD (incisionaldrainage).

    c- Organ / Rongga

    Letak lnfeksi : ILO Organ/Rongga

    SSt-(Letak spesifi!< pada crganirongga)ILO organ / rongga mengenai bagian badan manapun,kecuali insisi kulit, fascia, atau lapisan-lapisan otot. yangdibuka atau dimanipulasi selama pembedahan. Tempat-tempat spesifik dinyatakan pada ILO organ/ronggauntuk menentukan lokasiinfeksi lebih lanjut. Pada daftardibawah terdapat tempat-tempat spesifik yang harus

    -. digunaka;r untuk membedakan ILO orgar/rongga.Sebagai contoh : appendictomi yang diikuti denganabses subdiafragmatika, yang harus dilaporkan sebagaiILO organ / rongga pada tempat spes'dik intraabdominal(ssr-rAB).

    Kocie

    Def inrs i

    4l- l

  • b.

    Bila ir.leksi incisional mengenaiatau meluas sampai l.elapisan fascia danotot. laporkan sebagai lnfeksi luka operasi profunda.

    Masukkan infeksiyang mengenai kedua letak, supedisial dan profunda,sebagai Infeksi luka operasi profunda-

    Laporkan spesimen biakan did irrcisi slperfisial sebagai lD (incisional drain-age)Operasi Profunda / Deep Incisional.

    Letak lnfeksi

    Kode

    Definis i

    Kriteria

    Infeksi luka .'rperasi profunda

    ssr-(sr)SSI-ST (soft tissue) diluar prosedur pembedahanNNIS berikut, CBGB (coronary anery bypass gr2fttermasuk irisan dada dan kaki)Infeksi luka operasi profunda harus memenuhi pal-ing sedikit satu kriteria berikut ini :

    Infeksiyang teriadi pada daerah i;rsisi dalam waktu3O hari pasca bedah atau sampai satu tahun pascabedah (bila ada rnplant berupa ncn human derivedimplant yang dpasang permanen)danmetiputiiaringan lunak yang dalam (mis, lapisan fas-cia dan otot) dari insisidanterdapat palir4t sedikit satu keadaan berikut :

    1). Pus keluar-_dari luka insisi dalam tetapi bukanberasal dad komponen organ/rongga dari dae rahpembedahan-

    2).. Insisi dalamsecara spontan mengalami dehisensatau dengan sengaja dibuka oleh ahli bedah bila

    40

  • suatu ILO organ / rong3a harus memerberikut:

    Kriteria Infeksi timbul dalam waktu 30 hari setsla- ---:s::iii

    pembedahan, bila tidak dipasang implani :--:* ::a:iwaktu satu iahun bia dipasang implant li.- ;-'irSitampaknya ada hubungannya dengan :- :s: :urpembedahan-

    danlnfeksi mengenai bagian tubuh manapun. :;- =::-e.iinsisi kulit, fascia, atau lapisan - lapisan :::'. .?a--cdibuka atau dimanipulasi selarna : ' - - : : : - : ipembedahan.

    danpasien pal :ng sedik i t mempunyaisalah safu:="

    -=- ' ' - i

    1 ). Drainage purulent dari drain yang dipa::- I - -i : -:luka tusuk ke dalam orgarVrcngga.

    2) Diisolasi kuman dari biakan yang Cia,-: :=---:-:aseptik dari cairan atau jaringan dari c:.:- :-:::atau ruangan.

    3) . Abses atau buhi lain adanya inf aksi !,a.: -:-organ/rongga yang dikelemur:-pemeriksaan langsung waktu pembec:-:-atau dengan pemeriksaan histopai--

    - '- : :radiologis.

    4). Dokter menyatakan sebagai ILO orga^ 'l'-=-l:

    Petunjuk Pelaporan :Kadang-kadang infeksi organ/rongga mengalir melaluisemacam itu umumnya tidak berhubungan denganulang dan dianggap sebagai penyaki t dar i insis idiklasif ikasikan sebagai ILO profunda.

    : : -

    a ir.s : --:.-i:Pe-::--: --:--

    ^- : ' : - : '

  • . Laporka.l biakan spesimen dari insisisuperfisial sebaga; lD (incisionaldrainage).

    Berikut adalah tempat spesif ik ILO organ / rongga :

    Kode Letak

    Bone OsteomyelitisBRST 'Breast abscesss atau mastitisCARD myocarditis atau pericarditisDISC Disc space

    ' EAR Ear. mastoidMET Endometritis -ENDO endocardit isEYE Eye, diluar conjunctivitisGIT GitractIAB lntraabdominal, yang t idak disebutkan diternoat lainlC Inlracranial, bra-in abscess atau dura rneterJNT Joint atau bursaLUNG inteksi lai;r ditractus respiratorius bawahMED Med:astinltis

    . MEN Meningitis atau ventriculitisORAL Oralcavity (mulut,lidah, atau gusi)OREP Other Male atau Female reproductiveOUTI Other infections of the urinary tractSA Spinalabscess tanpa meningitisSINU SinusitisUR

    - Upper respiratory tract, pharyngitis

    VASC ArterialatauvencusinfectionVCUF Vaginalcuff

  • FaWor risiko Infeksi Luka Operasia. Tingkatkontarninasilukab. Faktor pejamu :

    . Usia extrim (sangat mrrdaltua)

    . Obesitas

    . Adanyainfeksiperioperatif

    . Penggunaankortikosteroid

    . Dlabetes mellitus

    . Malnutrisiberat

    - c. .Faktur pada lokasi luka :

    ' Pencukuran daerah operasi (cara dan vraktu pencukuran,. DeVitalisasijaringan. Benda asing. Suplai darah yang buruk ke daerah operasi. Lokasi luka yang mudah tercernar (dekal. perineum).

    d. Lama perawatane. Lama cperasi

    Petunjuk PengembanEan Surueirans tnfeksi Luka operasi *)a. Semua faktor risiko harus dic.atat dengan lengkap pada catatan pasien oleh' dokter, perawat atau anggota tim kesehatan tain yang menangani pasien(kategori l).b' Kfasifiakasi operasi harus dicaiat pada laporan operasi atau pada cataian.

    pasien oleh ahlibedah segera setelah pasien dioperasi (Kategori l).c' Pelaksanaah surveilans harus menghitung rare menurut klasifikasi luka operasi

    minimal setiap 6 (enam) bulan sekali dan melaporkannya pada.panitL prrrrdan pada bagian bedah (Kategori l)

    d' Pelaksana surveilans menghitung rale menurut prosedur spesifik setiap enambulan sekali dan melaporkannya pada Komite Panitia plN dan para ahlibedah(Kategori ll).c' Pelaksana suerveilans menghitung rafe kasus ILO pada buletin rumah sakit

    setiap tiga bulan sekali (Kategori l).') Petudiuk surrenarc lrmg dnaksud adatah %rbble 5ps1k wnuk hasi.g-rusiog lckasi D-eksi.variable iiah. eperti umur, i)nis kelamh mit /bagian ctan hio,tain *-"-u.tut rJ-r"

    'oa.i i.ilu_

    AA

  • oencegahan lnfeksi Luka OPerasi.

    llnrJakan pencegahan dikelompokkan dalam :

    I Kala seb'elurn masuk rumah sakit :

    1) . Semua pemeriksaan dan pengobatan untuk persiapan operasihendaknya dilakukan sebelum rawatinap agarwaktu prabedah meniadipendek ( < t hari ) (Kategori lli'

    2) .Perbaikankeadaanya| lgmemperbesarkenlungkinanter jadinya|Lo' antara lain :

    . diibetes melitus

    . malnutrisi

    . cbesitas

    . infeksi

    . pemakaian kortikosteroici (Kategori ll)

    Kala Pra'OPerasi :

    1). Perawatan pra operasi satu hari untuk operasi berencana. Apabilakeadaan yang memperbesar terjadinya lLo tidak dapat dilakukan di luarrumah sakit (rr,isal : malnutrisi berat ya:rg memerlukan oal atau parenteralhiperalimentasi) maka pasien dapai dirawat lebih awal (Kategori ll).

    2)- Mandi dengan antiseptik dilakukan malam sebelum operasi (Kategoril l l ) .Pencukuran rambut daerah operasi dilakukan hanya bilamana perlu,misalnya daerah operasi dengan rambutyang lebat'

    Cara pencukuran adalah sebagai berikut :

    . Bi la menggunakan pisau biasa maksimal di lakukan enam jamsebelum operasi-

    . Bila rnenggunakan pisau cukur listrik dapat dilakukan lebih lama

    3).

  • sebelum operasi daripada pisau cukur biasa.. Setelah dicukur diolesi antiseptik (kategori lil)-Daerah operasi harus dicucidengan pemakaian antiseptik kurit denganteknik dari sentral ke arah tuar.Antiseptik kutit yang dipakai dianjurkan khrorheksidin, rarutan yodium,atau iodofor (kategori l).Di kamar operasi pasien dih,tup dengan duk sterirsehingga hanya daerahoperasiyang terbuka (kategori t)-Antibiotika profilaksis diberikan secara :_.

    Sistemik harus rnemenuhi syarat :. tepat Cosis

    ' tepat indikasi (hahya untuk operasi bersih tertontaminasi, pemakaianimplant dan protesis. atau operasidengan risiko tinggiseperti bedahvaskuler. atau bedah jantung).

    ' tepai cara pemberian (harus diberikan secara r.v. dua jam seberumoperasi dirakukan, dan diranjutkan tidak rebih dar! 4s jam).

    ' tepat jenis (sesuai dengan mikroorganisme yang sering menjadipenyebab ILO (Kategori t).

    9fJ r hanfa digunakan untuk operasi kotcrektar, dan diberikan tidaklebih dari 24 iam (Kategori t)-Catatan:Antimikroba yang diberikan pada ruka operasi kotor dirnasukkan daramkelompok terapeutik.

    Persiapan Tm pembedahan

    1). Setiap orang yang masuk kamar operasi harus :

    4).

    5).

    6).

    c.

    ,1 K

  • . memakat masker yang efisien, menutupi hidung dan mulut-

    . rnemakaitutup kepala yang menutupisernua rambut.

    . memakai sandal khusus kamar operasi aiau memakai pembungkus(kategori l).

    2). Anggota tim bedah sebelum setiap operasiharus mencucitangan denganantiseptik selama 5 menil atau lebih, dengan posisiiari-iari lebih tingqidari siku (Kategori l).

    3). Antiseptik yang dianjurkan untuk cuci tangan khlorheksidin,lodofo( atauheksaklorofen (kategori ll)-

    4)- Setelah cucitangan, keringkan dengan handuk steril (Kategori l).

    5). Setiap anggota t im harus mernakaiiubah steri l (kaiegori l)

    6). Setiap anggota tim hai'us memakaisarung tangan steril, apabila sartrngtersebut kotor, harus diganti yang b,aru.

    7). Penrakaian sarung tangan memakai metode tertutup (Kategori l).

    B). Untuk operasitulang atau pemasangan implant harus memakai ciua la-pis sarung tangan steril (l

  • Operasidilakukan secepat-cepatnya dalam batirs yang aman (kategorit ' )

    3). Gunakan peralatan sepertisarung tangan, kain penutup duk, kain kasacian antiseptik untuk disirrfeksi hanya untuk satu kali pemasangan(Kategori l t).

    4). Kategori yang sudah terpasang harus difiksasi secara baik untukmencegah',aril

  • g" Kelancaran Aliran Urin

    1). Aliran urin harus lancar sampai ke kantong penampung.

    Penghent ian al i ran secara sementara hanya dengan maksucJmengumpulkan bahan pemeriksaan untuk pemeriksaan yang

    . direncanakan, (Kategori ll)

    21. Untur menjaga kelancaran aliran perhatikan :.. Pipa jangan tertekuk iKinking).. Kantong penampung harus dikosongkan secara teratur ke wadah

    penampung urin yang terpisah bagi tiap-tiap pasien. Saluran urin darikantong pe:tampung tidak boleh menyentuh wadair penampung,

    ' Kateter yang kurang lancar / lersumbal harus di i r igasi teknik No. 5.. . ,

    bi la perlu digant idengan yang baru.

    ' Kantong penampung harus selalu terletak lebih mudah dari kanclungkemlh (Kategori l).

    'r. Peravyatan Meatus

    Dianjur$ian rnembersihkan dan pelawatan meatus (selama kateter dipasang))dengan larutan povidorte lodine, walaupun tidak mencegah kejadian infeksisaluran kemih (Kategori il).

    Penggantian Kateter

    Kateter urin menetap tidak harus diganti menurul waktu tertentu / secara rutin(Kategori l l ) .

    'Ruang Perawatan

    Untuk mencegah terjadinya infeksisilang antara pasien yang memakaikatetermenetap ma[

  • (Kategori l l l ) .k. Pemantauan Bakteriologik

    Pemantauan bakeriologik secara rutin pada pasien yang memakai katetertidak dianjurkan (Kaiegori lll)-

    3. PNEUMONIA

    , Pneumonia adalah infeksisaluran nafas bagian bavrah (ISPB),

    Letak infeksi

    Kode

    Definis i

    Kriteria 1

    :

    Kriteria 2

    Pneumonb

    PNEU-PNzu

    Pneumonia harus memenuhi paling sedikit salu dai'i kriteriaberikut:

    Pada perneriksaan fisik terdapat ronki basah atau pekak(dullness) pada perkusi,

    dansalah satudantara keadaarr berikut :

    1). lrmtxJ perubahan baru berupa sputum purulen atauterjad perubahan sifat sputum

    2)- lsolasi kuman positif pada biakan darah '

    3). tsolasi kuman patogen positif dari aspirasi trakea,sikatan/cuci bronkus atau biopsi.

    Foto torak menunjukkan adanya infiltraf, konsolidasi,kavitasi, eftrsi pleura baru atau progresif.

    dansalah safudantara keadaan berikut:

    50

  • 1). Timbui perubahan baru berupa spr-1.um purulen atauterjadi perubahan sifat sPutum.

    2\. lsolasi kuman positif pada biakan darah,

    3). lsolasi kuman patogen positif dari aspirasi trakea,sikatan / cuci bronkus alau bioPsi,

    4)- Mrus dapat diisolasi atau terdapat antigen virus dalamsekresi saluran nafas,

    5)- Titer lgM atau lgG spesilik meningkat 4 x lipat dalam 2kali pemeriksaan,

    6)- Terdapat tanda'tanda penumonia pada pemeriksaanhistopatologi,

    Kri ter ia 3 : Pasien berumur < 1 tahun didapatkan dua diantara

    "keadaan berikut :

    - apnea

    - takipnea-

    bradikardia- mengi (wheezing)-

    rcnki basah-

    atau batuk

    danpaling sedikit satudianiara keadaan berikut :

    1): Produksi dan sekresisaluran nafas meningkat,

    2). f imbul perubahan baru berupa sputurn purulen atauterjadi perubahan sifat sputum,

    3). lsolasi kuman positif pada biakan darah,

    4). lsolasi kuman patogen posit i f dar i aspirasi t rakea,sikatan / cuci bronkus alau bioosi.

  • 5). Vi;us dapat dijsolasi atau terdapat antigen virus dalamsekrasi saluran nafas,

    6). terdapat tanda-tanda pneumonia pada pemeriksaanhistopatologi.

    Kriteria 4 . Gambaran radiologi torak serialpatJa penderita umur > 1tahun meriuniukkan infiltrat baru atau progresif, konsolidasi,kavitasi, atau efusi pleura,

    dan ' '

    paling sedikit satu diantara keadaan berikut :

    _

    . ,1). Produksidan sekresisal l rran nafas meningkat,

    2), Timbul perubahan baru berupa sputum purulen atauterladi perubahan sifat sputum,

    3). lsolasikuman positif pada biakan darah,

    4). lsolasi kurnan patogen posit i f dar i aspirasi t rakea,s:katan / cuci bronkus atau biopsi,

    5). Virus dapat diisolasi atau terdapa.t antigen virus dalamsekresi saluran nafas,

    I 6). ffJ,1il?:,ffoa-tanda pneumonia pada pemeriksaan

    Catatan :

    . Sputum yang dibatukkan tidak berguna dalam diagnosis pneumonia tetapimungkin membantu mengidentifikasi kun,o;; etioiogi< cizrh memberikan datasuseptabilitas antimikrobial.

    . Penemuan dari pemeriksaan sinar-x dada serial mungkin lebih membantudari pada pemeriksaan tunggal.

  • Faktor Risiko Pnemoni-

    a. lnstrumentasi salura.n nafas misalnya pada pemasangan pipa enCotrakea,ventilasi mekanis, cian trakeostomi-

    b. Tindakan operasi terutama operasi torak dan abcjcnren.

    c- Kondisiyang mudah rnenyebabkan aspirasi misalnya pada pemasangan pipa. lambrrng (nasogastric tube), penurunan kesadaran, dan disfagia.

    d. Usia iua. I

    e. Obesitas.

    t- ." Penyakil obstr-uksi paru me;rahun-

    g- Tes funosi paru abnorrnal (terutama dengan pcnurunan kecepatan eskpirasi).

    h. lntubasidalam rval

  • Koce

    Definis i

    Kriteria 1

    Kriteria 2

    BSI-LCBI

    Infeksi aliran darah primer acialah infeksi aliran darah yangtimbul tanpa ada organ atau jaringan la.in yang dicurigaisebagai sumber infeksi.

    Terdapat kuman pathogen yang dikenal dari satu kali ataulebih biakan darah

    danbiakan dai darah tersebut tidak-berhubungan denganinfeksi di tempat hin-

    Ditemukan salah'safu. 'di intara gejala berikut lanpapenyebab lain:

    dema.m (r 38" C)menggigilhipotensi

    danpaling sedikit satudari berikui :

    1 )- Kontaminan lqiiit biasa (mis., Drpth e roid s, Eacillus sp.,porionibaderium sp, coagulase negative staphyloacci atau micrococcy' ditemukan dari dua kali ataulebih biakan darah yang diambil dari waktu yangberbeda

    Kontaminan kulit biasa (mis-, Dpth eroids, Bacillus sp-,prorionibacleriufr sp, coagulase negative staphylococci, atau ni c ro coccr) d i te m u kan dari pa I i n g s ed i kitsatu biakandarah dari pasien dengan saluran intravaskuler, dan dokter memberikan terapi antimikrobialyang sesuai-

    Test antigen positif pada darah (mis., H. influenza, S.Pneumoniae, N. meningitrdis atau group B Strepto-coccus)

    54

    2).

    3).

  • Kriteria 3

    danTanda{anda, gejala-gejala dan hasil laboratorium yangpositif tidak berhubungan dengan suatu infeksi ditempatlain.

    pasien berumur>1 tahun dengan paling sedikitsatutanda-tanda dan gejala-gejala berikut:

    - demam (t 38'C)- hipotermi < 37'C)- apnea- atau bradikardia

    dan1). Kontarninan kulit biasa (mis., Drptheroids, Baciltussp.,' ' prorionibacterium sp,, coagulase negative siaphy

    lococci, alau micrococcy' ditemukan dari dua kali ataulebih biakan Carah yang diambi l dar i waktu yangberbeda-

    Kontaminan kulit biasa (mi-, DiptheroiCs, Bacillus sp.'prorionibacterium sp., coagulase negative staphylocccci, alau m;crococci) ditemukan dari paling sedikitsatu biakan darah dari pasien dengan saluran inh"avaskuler, dan dokter memberikan terapi anti-mikrobialyangsesuai.

    Test antigen positif pada darah (mis., H- inflttenzae, S'Pneumoniae, N- meningitidis atau group B Streptococ'cus).

    danTanda-tanda, gejala-gejala dan hasil laboratorium yangpositif tidak berhubungan dengan satu infeksi di tempatlain-

    2).

    3).

  • Petunjuk Pelaporan

    " Laporkan phlebitis purulent dengan konfi;rnasibiakan semikuantitaiif yangpositif dari ujung kateter, tetapi cengan biakan darah negatif atau tidakdilakukan biakan sebagai BSI-LCBI.

    ' Laporkan kuman dari biakan darah sebagai BSI-LCB| bila tidak terdapatbukti adanya infeksidi tempat lain

    . Pseucjc.\acteriemia bukan merupakan infeksi n6sokomial_Laboratorium. '

    Untuk orang dewasa dan anak umur > 12 tahun

    Diiemukan satu diarrtar:r-2 kri t 'eria berikut : '

    a- Kuman patogen dar i b iakan cJarah dan kuman rersebut t idak adahubungannya den-oan i;rfeksi di tempat lain.

    b. Ditemukan satu diantara gejala klinis berikut :- derrrarn(>SB'C)- rnenggigi!- hipotensi- ' ol iguri

    dan satu di ahtara tanda berikut :

    1)- Terdapat kontaminan kutit dan 2 biakan berturut - turut dan kuman

    tersebut tidak ada hubungannya dengan infeksi cii tempat organ /jaringan lain.2). Terdapat kontaminan kulit dari biakan darah pasi:.:-yang mc-ngEunakan

    alal intravaskuler (kateter inlravena) dan dokter telah memberikanantimikroba yang sesuai degan sepsis.

    Untuk bayi < 12 bulan, di temukan safu c iantara oeiara ber ikut :

    .s6

  • - demarn{t 38" C)- hipotermi( < 37" C)- apnea- bradikardi
  • . Jenis kanula

    . l'4etode pemasangan

    . Lama pernasangan kanula

    b. Kerentanan pasien terhadap infeksi

    Pencegahan lnfeksi Aliran Darah Primen

    Pencegahan IADP teruiama ditujukan pada pernassngan dan perawatan lV.

    a. indikasi pemasangan l.V. hanya dilakukan untuk tindakan pengobatandan atau untuk kepentingan diagnostik (Kategori l). !

    b. Pemil ihan kanula untuk infus primer

    . Kanula plastik boleh digunakan untuk l.V. secara rutin, per.nasangantidak boleh lebih dari 48-72jam (Kategorl l l ) .

    c. CuciTangan

    1). Cuci tangan harus dilakukan sebelum melakukan pemasangan kanula(Ka'tegori l) .

    2). Pada urnumnya cuci tangan cukup menggunakan sabun dan airmengalir tetapi untuk pemasangan kanula vena sentral dan untukpemasangan melalui insisi, cuci tangan harus rnenggunakan antiseptik

    . (Kategori l).d- Pemilihan Lokasi Pemasangan l.V.

    Pada orang dewasa pemasang kanula lebih baik pada tungkai atas daripada tungkaibawah, bila perlu pemasangan dilakukan di daerah subklaviaaiau jugular (Kategori l).

    e. Persiapan Pemasangan l.V.

    1). Tempatyang ditusuk/dipasang kanula harus terlebih dahulu disinfeksidengan antiseptik (Kategori l) .

    5B

  • 2). Gunakan Yodium Tinctur 1-2"/" atau dapat juga menggunakanklorheksidine, lodofor atau alkoholTA% Antisepiik harus secukupnyadan ditunggu sampai kering minimal 30 detik sebelum dilakukanpemasangan kanula (Kategori l).

    3). Jangan menggunakan heksaklorofen atau carnpuran semacambenzalkonium dalam air untuk disinfeksitempat tusukan (Kategori l).

    t" Prosedur setelah pemasangan f.V

    Beri salep antiseptik pada tempat perrrasangan teruianra pada teknikinsisi'(Kategori l).Kanula difiksasi sebaik-baiknya (Kategori !)-

    3)- Tutuolah dengan kasa ster i l (Kategori l ) -

    4). Cantumkan tanggal pemasangan di tempat yang mudafr dibaca(nrisalnya pada plaster penutup pipa infus). Serta pada catatan pasienyang bersangkuian tuliskan tanggal dan lokasi pemasangan (Kategorir) .

    g. Perawatan tempat Pemasangan l.V-

    i). Tempat tusukan diperiksa setiap hari untuk melihat kerrrungkinantimbulnya komplikasi lanpa membuka kasa penuiup yaitu dengan carameraba daerah vena tersebut.

    Bila ada demam yang tidak bisa dijetaskan dan ada nyeri tekan padatempat tusukan, barulah kasa penutup dibuka untuk mel ihatkemungkinan komplikasi (Kategori l).

    2). Bila kanula harus dipertahankan untuk waktu lama, maka setiap 48-72jarn kasa penutup harus diganti dengan yang baru dan steril (KategoriI t ) .

    3) . Bi la ada waktu pemasangan kanula tempat pemasangan diber iantiseptik maka setiap penggantian kasa penutup, tempat pemasangan

    1).

    2).

    59

  • diberi antiseptik kembali (Kategori il).h. Perrggantian Kanula

    1). Jika pengcbatan l.V. melalui infus perifer (baik menggunakan heparirratau yang dipasang melalui insisiT, bila tidak ada komplikasi yangmengharuskan mencabut kanula maka kanula harus digantisetiap 48-72iam secara asepsis (Kategori l).

    2). Jika penggantian tidak mengikutiteknik aseptik yang baik, maka harusdiganti secepatnya (Kategori l).

    i. Ka.nula Sentral

    1)- Kanuia sentral harus dipasang dengan teknik aseptik (Kategori l).

    2)- Kanula sentral harus segera di lepas bi la t idak diperlukan lagi ataudiCuga menyebabkan sepsis (Kategori l).

    3)- Kanula sentral dipasang melalui vena jugular dan subkiavia kecualidigunakan untuk pemantauan tekanan vena sentral, tidax ha:us digantisecara rutin (Kategori l).

    4)- Kanula senlrat yang dipasang melalui u""" p"rif"r harus diperlukanseperti kanula perifer tersebut diatas (Kategori l).

    5). Bila kanula sentral dipertahankan lebih lama, kasa penutup harus' diperiksa dan.diganti setiap 48-72jam (Kategori ll).

    j. Pemeliharaan Peralatan1). Pipa l.V. termasuk kanula piggy -back harus diganti setiap 48 jam

    (Kategor i l ) .

    2). Pipayang digunakan untuk hiperalimentasi harus diganti setiap Z,+i'-qajam (Kategori l).

    3) . Pipa yang harus digant i sesudah memanipulasi pemberian darah,produk-produk darah, atau emulsi lernak (Kategori l l l ) .

    60

  • 4). Pada setiap penggantian kompbnen sistem lV. harus dipertahankantetap tertutup. Setiap kali hendak memasukkao']!Jat melalui pipa, ha;usdi lakukan Cisinteksi sesaat sebe. lurn memasukkan obat tersebut(Kategor i l l ) .

    5). Pengambilah bahan pemeriksaan darah melalui pipa l.V. tidak bolehdilakukan kecualidalam keadaan darurat at"ru pipa akan segara dilepas(Kategori ll).

    k. Penggantian Komponen Sistem Intravena dalam Keadaan InfeksiatauFlebitis. ' ,

    Jika dari tempat tusukan keluar pus atau terjadi selulitis atau flebitistanpa gejalagejala infeksi pada tempat l.V. atau diciuga bakleremiayang berasal-dari kanula, maka semua sistem harus dicabut (Kategorir )

    l. Pemeriksaan Untuk Infeksiyang dicurigai karena Inlravena.

    Bi la dicur igai ter jadi infeksi karena Pemasangan l .V- sepert it rombofiebi t is purulen, bater iemi. maka di lakukan pemeriksaan biakanujung kanula.

    Cara oengambilan bahan sebagaiberikut :

    . 1). Kut i t tempat tusukan harus dibersihkan dan disinfeksi dengan

    alkohol. biarkan sampai kering.

    2).' Kanula dilepas, ujung kanula dipotong t 1 cm secara aseptik untukdibiakkan dengan teknik semikuanlitatif (kategori ll).

    3). Jika sistem l.V. dihentikan oleh karena kecurigaan kontaminasicairan, maka cairan haris dibiakkan dan sisa botol diarrtankan

    -.

    (kategori l).

    4). Jika sistem l.V. dihentikan oleh karena kecurigaan bakterimi akibat!.V. cairan harus dibiakkan (Kateqori ll)

  • m-

    5). Jika terbukli bahwa cairan terkkontam.nasi, maka si.a Uott dan isinyadengan nomor lot yang sama dengan yAng dicatat (KateEori l).

    6) Jika kontanrinasi dicurigai berasal dari pabrik (instrinsic contami-nation), maka secepatnya harus di laporkan kepaCa DinasKesehatan ( Kategori l).

    KendaliMutu Selama dan Sesudah Pencampuran Cairan parenteral.

    1)- Cairan paranteral dan hiperalimentasi harus dicampur di bagianfarmasi kecuali karena kepentingan klinis, pencampuran dilakukandiruargan pasien (Kategori ll).

    Tenaga pelaksana harus mencuci tangan sebelum mencampurcairan parenteral (Kategori l)-

    Selrelum mencarnDUrdan menequnakan cairan Darenleral , semuawadah ha:'us diperiksa untuk *iii ut adanya kekeruhan, kebocoran,keretakan dan part ikel ter tentu dan tanggal kedaluarsa. Bi ladidapatkan keadaan tersebt.tt cairan tidak boleh digunakan danlrarus dikembalikan ke bagian farmasi dan dari bagian farmasi tidakboleh dikeluarkan (Kategori l).

    Ruangan di bagian farmasi tempat mencarrrpur cairan parenterallersebut harus memiliki pengatur udara laminer (laminarflowhocd.l(Kategori ll).

    Sebaiknya dipakaiwadah yang berisi cairan dengan dosis tunggal(sekali pakai)- Bila dipakai bahan parenteral dengan dosis ganda(untult beberapa kali pakai) dan sisanya untuk wadah harus diberitanda tanggal dan jam dikerjakan.

    Label wadah harus diperiksa untuk mengetahui apakah perludimasukkan ke dalam lemari es atau tidak.

    2\.

    rr-

    4).

    5).

    6).

    5. SEPSIS KLINIS ( Gl inical Sepsis)

    Letak Infeksi : Sepsis Kl inis

  • Kode

    Definis i

    Kriteria i

    Ki i ter ia 2

    BSI-CSEP

    Sepsis klinis harus memenuhipaling sedikit satu darikriteria berikut :

    Ditemukan salah satu diantara'gejala berikut tanpapenyebab lain :

    - Suhu >3BqC, beftahan minimal 24 iam dengan atautanpa pembarian antipiretika.

    - Hipotensi (sistolik > 90 mm Hg)- Oliguridenga,r jumlah urin (< 2O ml/ jam afau < 0.5 cc /

    kg BB / jam ).danSemua gejala / tanda yang disebut dibawah ini :

    1). Biakan darah tidak ditakukan atau tidak diketemukankuman atau antigen dalam darah.

    2). f idak terdapat tanda-tanda infeksiditempat lain.

    3). Teiah diberikan aniimikroba sesuai dengan sepsis.

    Ditemukan pada pasieri berumur 1 tahun paling sedikit satugejala/tanda berikut tanpa diketahui ada penyebab yanglain :

    - demam (> 38" C)-

    hipotermia (< 37" C)- apnea- atau bradikardia < 100 x/menit-

    dansemua gejalaltanda dibawah ini :

    1). biakan darah t idak di lakukan atau t idak diketemukan

  • kuman atau antigen dalam darah,

    2). tidak terdapat ianda_tanCa infeksiditempat lain.3)- diberikan terapi antimikrobr sesuai crenqan sepsis.

    Petunjuk PelaporanLaporkan infeksi aliran darah dengan kuftur yang positif sebagai BSI-l_cBl

    6. OSTEOMYELIT|SLetak lnfeksi : Osteomyelitis

    BJ.BONE

    Osteomyelitis harus memenuhi syarai paling sedikit satr,rkriteria berikut ini :

    TeiCapat kuman dari hasi lbiakan tuianc.

    Kriteria 2 : Terdapat bukli adanya osteomyeiitis yang ciiketemukanpada pemeriksaan tangsung (direk) tulang pada waktupembedahan atau pemeriksaan histopatologis

    ' Kriteria 3 : pada pasien terdapat paring sedikit dua dari randa-tandaI dan gejala-gejala berikut tanpa ada penyebab fainnya :

    - demam (> 38. C)- bengkak setempal- nyeri tekan- hangal, alau- terdapat drainase pada lempat yang dicuiigai infeksi

    tulano.

    danpal ing sediki t safu dari ber ikut .

    Kode

    Dei inis i

    Kriteria 1

    64

  • j:srJ;JI -ij

    1).

    2t.

    Terdapat kurnan dari biakan darah.

    Test ant igen darah posi i i f (mi. , H. lnf luenzae, S.Pneuminae)

    Bukti radiologis adanya infeksi, mis., tanda ab;ronnalp?da x-rar,, CT-scan, MRl, radio label scan. (gallium,technetirtrn, dll).

    3).

    RSA7. SEl.lD! atau BU

    Letak infeksi

    Kode

    Def in is i

    .

    Krileria 1

    Kriteria 2

    Kriteria 3

    Sendiatau bursa

    BJ - JNT

    Infeksi sendi atau bursa harus pai ing sediki t mentenuhisatu kriteria berikut :

    Terdapat kuman daribiakan cairan sendiatau biopsisyn-ovial-

    Terdapat bukti adanya infeksi sendi atau bursa yangter l ihat pada waktu pembedaharr atau pemeriksaanhistopatologis.

    Pada pasien terdapat paling seclikit duadari tanda-tandacian gejalagejala berikut tanpa ada penyebab lainnya :

    - nyeri sendi- bengkak- nyeri tekan- hangat- terdapat effusiatau pembatasan ger.X

    danpal ing sediki l satudariber ikut :

    f,)

  • 8. RUANG DISCUSa

    Letak infeksi

    Kode

    Definis i

    Kriteria 1

    Kriteria 2

    Kriteria 3

    Krtiteria 4

    1). Terdapat kuman dan sel - sel darah putih padapengecatan gram daricairan sendi.

    2). Test antigen darah, urine atau cairan sendi positlf.

    3)- Bukti radiologis adanya infcksi, mis, tanda abnormalpada X-ray, CT scan, MRl, radio label scan, (gal-lium, technetium, dll-)

    ,

    Ruang discus

    BJ-DISC :1

    lnfeksidiscus vertebralis harus memenuhi paling sedikit safukriteria berikui :

    Terdapat kuman dari hasil biakan jaringan discus vertebralisyang didapat pada waktu pembedahan aiau aspirasijarum.

    Terdapat bukli infeksidiscus vertebralis yang dilihat selamapembedahan atau pemeriksaan histopatologis.

    Pasien menderita demam (> 38. C) tanpa diketahui adapenyebab atau nyeri pada ruang discus vertebraiis yangterkena

    danTanda infeksi pada pemeriksaan radiologis X-ray, CT-scan,MFll, radiolabel scan dengan gallium atau technetium.

    Pasien menderita demam (t 38o C) tanpa diketahui adapenyebab atau nyeri pada ruang discus veftebralis yangterkena

    66

  • danTest antigen darah atau urine positif (mis. H lnfluenzae, S.Pneumoniae, N. lvleningilidis, atau grup B Strepiococcusl,

    9. INFEKSIINTRAKRANIAL

    Letak infeksi: Infeksi intrakranial (abses otak. infeksi subdural atau epidu-ral, ensefalitis)cNS-tc

    If

    )a

    t333

    =

    -tJ:=

    -{=Eta.1{:aIi=

    2E.EaII

    35Eg*a

    EqE: l

    Fi i

    {odeDefinis i

    Kriteria 1

    Kriteria 2

    Kritei'ia 3

    Infeksi intrakranial harus memenuhi paling sedikit satu kriteriaberikut:

    Terdapat kurr,an dari biakan jaringan otak atau durameter.

    Terdapat abses atau buktiadanya infeksi intrakranial yangter l ihat pada waktu pembedahan atau pemeriksaanhistopatologis.

    Pada pasien terciapat paling sedikit dua dari tanda{andadan gejala-gejala berikut tanpa ada penyebab lainnya :

    - nyeri / sakit kepala-

    pusing- demam (> 38" C)- tanda-tanda neurologis yang terlokalisasi- atau perubahan derajat kesadaran atau kebingungan

    danbila diagnosis dibuat anternortem, dokter mulai memberikanterapi antimikrobial yang sesuai

    danpaling sedikit salu dari berikut :

    1). Terdapat kuman pada pemeriksaan mikroskopis dari67

  • Kriteria 4

    jaringan o'.ak atau abses yang diambil dengan aspirasijarum atau biopsi pada waktu pembedahan atau auton.i

    2). Test aniigen darah atau urine positif.3). Bukti radiologis adanya infeksi, mis, tanda abnormal

    pada ultrasound, CT scan, MRl. radio nuclide brain scan,atau arteriogram

    4). Diagnostic single antibody titer (lgM) atau kenaikanpaired sera (lgG) untuk pathogen sebanyak empat ka!i.

    Pasien berumur > 1 tatrun mendaoat paling sedikit duatanda-tanda dan gejala-gejala berikut tanpa ada penyebablainnya:

    - demam (> 38'C)- hipbtermia (< 37'C)- apnea- bradikardia- tanda-tanda neurologis yang tedokalisasi- atau berubahan derajat kesadaran

    danEiia ciiagnosis dibuat anten:ortern, dckter mulai memberikanterapi antimikrobial yang sesuai

    danpraling sedikit satu tJari berikut :

    1). Terdapat kuman pada pemeriksaan mikros kopis darijaringan otak atau abses yang diambil dengan aspirasiiarum atau biopsipada waktu pembedahan atau autopsi

    Test antigen darah atau urine positif

    Bukti radiologis adanya infeksi, mis, landa abnormalpada ul trasound, CT scan, MRl, radionucl ide brain scan,atau arteriogram.

    2)"

    3).

    6S

  • 4)- Diagnostic single antibody titer (lgM) atau kenaikar.p'::ed sera (lgG) untuk pathogen sebanyak ernpat kali.

    Petunjuk Pelaporan:Sila terdapat meningtis clan abses otak bersamaan, laporkan infeksi sebagailc-

    10. MENINGITIS atau VEt\tTRtKULtTtS.

    Letak infeksi : Meningitis atau ventrikulitis

    Kode

    Def in is i

    CNS-MEN

    Meningit is atau ventr ikul i t !s harus mernenuhi pal ing sediki tsafu kriteria berikui :

    Kriteria 1 : lerdapat kuman cari biakan cairan serebrospinar (csF).Kriteria 2 : Pada pesien terdapat paring secikit satu dari tanda-tanda

    dan gejala-gejaia berikut tanpa ada penyebab tainnya : i

    demam (>.39" C)- nyed / sakit kepala-

    kaku kuduk- meningealsigns- cranial nerve signs-

    atau irritabilitas

    danbi la diagnosis dibuat anternortem, dokter mulaimemberikan terapi antimikrobial yang sesuai

    danpaling sedikit satu dari berikut :

    o9

    1). Sel-sel lekosit meningkat, peningkatan protein dan /

  • Kriteria.3

    irtau penurunan glukosa di CSF

    2). Kurnan terlihat pada pengecatan Granr dari CSF

    3). Terdapat kurnan dari biakan darah

    4). Test antigen CSF, darah atau urine positif

    5). Diagnostic single aniibody titer (lgM) atau kenaikanpaired sera (lgG) untuk pathogen sebanya.k empat kali.

    a

    Pasien'berumur < 1 tahun mendapat paling sedikit salutanda{anda dan gejalagejala berikut tanpa ada penyebablainnya :

    - demam (> 38" C)- hipotermia (> 37" C)- 3pnea- bradikardia- meningealsigns- cranial nerve signs- atau iritabiiilas

    danbila diagnosis dibuat antemortem, dokter rnulai men:berikar:terapi antimikrobial yang sesuai

    idanlpaling sedikit satu dari berikut :

    1). Pemeriksaan CSF positif dengan peningkatan sel-sellekosit , peningkatan protein dan atau penurunanglukosa di CSF.

    Kuman terlihat pada pengecatan Gram dari CSF.

    Terdapat kuman dari biakan ciarah.

    2).

    3).

    10

  • 4). Test antigen CSF darah atau urine positif.5). Diagnostic singie arrtibody iitei (tgtvr; atau kenaikan

    paired sera (lgG) untuk pathogen sebanyak empat kali"Petunjgk Pelaporan:

    Laporkan meningitis pada neonatus sebagai nosokomial terkecuali bilaterdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa meningitis telah dicapatsecara transplacental.

    Laporkan inr,jruicsF shunt (v-P shunr) sebagai sst-MEN uila ter;aoinya ttahun pemasangan, bila lebih tama. laporkan sebaga.i CNS-MEN.

    Laporkan meningoensefalitis sebagrai MEN

    Laporkan abses spinal dengan meningit is sebagai MEN,

    , t . ABSES SPINAL tanpa MEN|NG|T|S.l-etak infeksi

    KoCe

    Def in is i

    Kriteria 1

    Kriteria 2

    Abses spinai tanpa nreningilis

    CT{S-SA

    Abses spinal pacia ruang epidural atau subdural, tanpamelibatkan cairan serebrospinal atau struktur tulanq yangberdekatan, harus memenuhi paling sedikit satu kriteriaberikut:

    Terdapat kuman dari biakan abses pada ruang spinal epi-duralatau subdural-

    Terdapat abses pada ruang spinal epidural atau subdtna!yang terlihat pada waktu pembedahan atau autoosi atau buktiadanya abses yang tedihat pada pemeriksaan histopatologis.

    t l

  • Kriteria 3 : Pada pasien terdapat paring sedikit satu dari tanda-tandadan gejala-gejala berikut tanpa a.da penyebab lainnya :- demam ( t 3B.C )- nyeri/sakit bagian belakang (back pain)- nyed tekan focat- radiculitis-

    paraparesis- atau paraplegia

    danbila diagnosis dibuat antemortem, dokter mulai memberikanterapi antimikrobial yang sesua:

    danpal ing sediki t saludari ber ikut :

    1). Teidapar kuman daribiakan darah

    21. Bukti radiologis adan;ra abses spinal, mis, tanda ab-normal pada mvelografi, ultrasound, CT-scan, N4Rl, atauscanning-scanning yang iain (mis, gallium, technetiunr)-

    Peiunjuk Pelaporan:

    Laporkan abses spinal dengan meningitis sebagai MEN.

    i

    12. INFEKSI ARTERIAL atau VENOUS

    Letak inveksi

    Kode

    Definisi

    Kriteria 1

    Arterialatau venous

    CV.S.VASC

    Infeksi aderial atau venous harus memenuhi paling sedikitsatu kriteria berlkut :

    Terdapat kuman yang dibiakkan dari arleri atau vena yangdiambil pada waktu pembedahan

    .,. ,

  • danbiakan ciarah irdak dilakukan atau tidak diaaoalkan kumarrdari biakan darah.

    Kriteria 2 : Terbukti adanya irf;ps1 arteriatau vena yang tertihat pacawaktupembedahanataupemeriksaanhistopatologis.

    Kriteria 3 : Pasien menderita paling sedikit satu dari tanda-tanda dan :gejala-gejala berikut tanpa ada penyebab lainnya :

    demam (> 3Be C)

    - iliH"sar pada daerah yang rerkenadan

    . lebih dari r 5 koloni kuman yang dibiakkan dari ujung kanrr laintravaskuler dengan menggunakan melode pembiakanemikuantitatif

    ' danbiakan darah tidak dilakukan atau tidak dioaoatkan kumandari biakan darah.

    Kriteria 4 : pasien menderita drainase purulent pada daerah vaskuleryang terkena.

    ' danbiakan (arah tidak dilakukan atau tidax didapatkan kumandaribiakan darah.

    Kriteria 5 : Pasien berurnur > 1 tahun menderita paling sedikit satudaritanda-tanda dan gejala-gejala berikut tanpa ada oenyebablainnya-:

    - demam (> 38'C)- hipotermia (< 37" C)- apnea

  • 13.

    bradi.

  • )manifeslasi kulit (yaitu, peieuhiae, splinter hemorrhage,nodul subkutan yang nyeri)payah jantung kongestif

    - atau kelainan konduksijantung

    danbila diagnosis dibuat antemortem, dokter mulai memberikanterapi antimikrobiat yanE sesuai

    danpaling secjikit satu dari berikut :

    1). .

    Terdapat Human dari duaafau lebih biakan darah.

    2). Terdapat kuman yana terrihat dengan pengecatan Gramdari katup, bila hasilbiakan negatif atau tidak diker;akan.

    3)- Vegetasivarvurer yang terrihat pada waktu pembedahanatau atrtopsi.

    . 4). Test antigen positif dari darah atau urine (misarnya, H.influenzae, S- pneumoniae, N- meningitlCis. afau grcupB. S.treptococcus).

    5). Buktiadanya vegetasi baru pada echocardiogram.Kriteria 3 : pada pasien berumur > 1 tahun terdapat dua dari tanda-

    tanda dan gejaragejata berikut tanpa ada penyebab rainnya:demam (> 38. C)hipotermia (< 37e C)apnea

    - 3fi:5?fJ?mur) baru arau berubahfenomena emboliknianifestasi kulit (yaitu, petechae, splinter hemorrhage,nodul subkutan yang nyeri)

    . :ff lJilH'_:"*X?:ll"n,,n g

  • 14. MYOCARDITIS

    Letak infeksi

    KodeI

    Definisi

    Kriteria 1

    Kriteria 2

    danbila diagnosis dibuat antemortem, dokter mulai rnen:5*-i

  • Kriteria 3

    - nyeri dada- pulsus paradoksus- atau pembesaran iantung

    danpaling sedikit satudari berikut:

    1). EKG abnormal yang sesuai dengan myooarditis ataupericarditis-

    2). Test antigen