infeksi nosokomial - iadp
TRANSCRIPT
INFEKSI NOSOKOMIAL - IADP
Program Profesi STIKes BINAWAN Angkatan V 2010
RSUD BUDHI ASIH CAWANG JAKTIM
INFEKSI NOSOKOMIAL
Infeksi adalah invasi tubuh oleh pathogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005).
Iskandar (2001), infeksi nosokomial itu sendiri (Hospital Acquaried Infection) adalah infeksi baru yang didapat di suatu Rumah Sakit.
Cont…
Menurut (Hasbullah T, 1992), suatu infeksi dikatakan didapat di rumah sakit
apabila :
Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan tanda-
tanda klinik dari infeksi tersebut.
Pada waktu penderita dirawat di rumah sakit tidak sedang dalam masa
inkubasi dari infeksi tersebut.
Tanda-tanda klinik tersesut baru timbul sekurang-kurangnya setelah 3 x 24 jam
sejak dimulainya perawatan.
Infeksi tersebut bukan merupakan sisa dari infeksi sebelumnya. Bila saat mulai
dirawat di rumah sakit sudah terdapat tanda-tanda infeksi dan dapat
dibuktikan infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah sakit
yang sama pada waktu lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi
nosokomial.
Penyebab Infeksi Nosokomial
BakteriBakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik secara sporadic maupun endemik.
VirusParasit dan jamur
Faktor pendukung INOK
Faktor endogen : Faktor diri pasien sendiri :• Umur• Jenis kelamin• Penyakit penyerta• Daya tahan tubuh• Kondisi – kondisi klien.
Faktor eksogen yang mencakup :• Lama masa rawat• Alat medis• Lingkungan rumah sakit• Faktor petugas kesehatan atau perawat• Faktor pasien lain yang dirawat bersamaan
Kontak Transmisi
Contact transmission adalah yang paling sering pada infeksi nosokomial : Direct contact (kontak langsung) Indirect contact (kontak tidak
langsung) Droplet Transmission Airbone Transimission Common Vehicle Transmission Vectorborne Transmission
Transmisi Mikroorganisme Umum
Jenis Infeksi Nosokomial
Infeksi Luka operasi (ILO)• Pengertian
Infeksi Luka Operasi ( ILO ) atau Infeksi Tempat Pembedahan (ITP) atau Surgical Site Infection (SSI) adalah infeksi pada luka operasi atau organ/ruang yang terjadi dalam 30 hari paska operasi atau dalam kurun 1 tahun apabila terdapat implant.
• EtiologiSumber bakteri pada ILO dapat berasal dari pasien, dokter dan tim, lingkungan, dan termasuk juga instrumentasi.
ILO
Klasifikasi SSI menurut The National Nosocomial Surveillence Infection (NNIS) terbagi menjadi tiga jenis yaitu:• Superficial Incision SSI ( ITP Superfisial ) • Deep Insicional SSI ( ITP Dalam )• Organ / Space SSI ( ITP organ dalam )
Manifestasi klinis• Pembentukan pus/nanah• Ditemukan kuman pathogen dari luka insisi• Disertai ≥ 1 gejala local (pembengkakan, nyeri,
perlunakan, kemerahan, panas) dengan atau tanpa demam > 38° C
ILO
PencegahanPencegahan ILO harus dilakukan, karena jika tidak, akan mengakibakan semakin lamanya rawat inap, peningkatan biaya pengobatan, terdapat resiko kecacatan dan kematian, dan dapat mengakibatkan tuntutan pasien. Pencegahan itu sendiri harus dilakukan oleh pasien, dokter dan timnya, perawat kamar operasi, perawat ruangan, dan oleh nosocomial infection control team.
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
PengertianInfeksi saluran kemih adalah terdapatnya kuman di saluran kemih atau ditemukan dalam urin dan disertai adanya gejala. Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih (Suwanto, 2001).
EtiologiOrganisme yang biasa menginfeksi biasanya adalah :• E.Coli• Klebsiella• Proteus• Pseudomonas• Enterococcus.
ISK
Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih• Uretritis (uretra)• Sistisis (kandung kemih)• Pielonefritis (ginjal)
Manifestasi klinik:• Sakit pada saat atau setelah kencing.• Urin tampak keruh.• Warna air seni kental (pekat) seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah.• Nyeri pada bagian pinggang.• Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal (diiringi rasa nyeri disisi bawah belakang rusuk, mual atau muntah).• Urinalisis dari sample port ditemukan sedimen leukosit > 10/LPB atau LE (leukosit esterase)+, nitrit+.
Infeksi Saluran Pernafasan (HAP, VAP)
PengertianInfeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi pada saluran napas termasuk adneksanya. Adneksa yaitu sinus,rongga telinga dan pleura. Infeksi saluran pernafasan akut berlangsung sampai 14 hari.
EtiologiVirus Utama : • ISPA atas : Rino virus, Corona Virus, Adeno virus, Entero Virus• ISPA bawah: RSV, Parainfluensa,1,2,3 corona virus, adeno virus•Bakteri Utama: Streptococus, pneumonia, haemophilus influenza, Staphylococcus aureus•Pada neonatus dan bayi muda : Chlamidia trachomatis•Pada anak usia sekolah : Mycoplasma pneumonia.
Infeksi Saluran Pernafasan (HAP, VAP)
Faktor resiko yang dapat menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan yaitu :Faktor diri (host): umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital, imunologis, BBLR dan prematur.
Faktor lingkungan: Kualitas perawatan orang tua, asap rokok, keterpaparan terhadap infeksi, sosial ekonomi, cuaca dan polusi udara.
Tirah baring lama.Penurunan kesadaran.Kegagalan reflex batuk, kelumpuhan syaraf menelan, paralisis otot pernapasan.
Refluks gaster.
Klasifikasi• ISPA atas : Rinitis, faringitis,Otitis• ISPA bawah : Laringitis ,bronchitis,bronkhiolitis,pneumonia.
Infeksi Saluran Pernafasan (HAP, VAP)
Manifestasi klinisTanda-tanda klinis meliputi :Pada sistem respiratorik : tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
Pada sistem kardiovaskular : tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.
Pada sistem serebral : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang dan coma.
Pada hal umum : letih dan berkeringat banyak.
Tanda-tanda laboratorium :Hypoxemia,Hypercapnia Acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
PengertianInfeksi aliran darah adalah adanya mikroorganisme dalam aliran darah pasien yang sudah dirawat inap dalam lebih dari 48 jam. Infeksi aliran darah primer (IADP) adalah infeksi aliran darah yang timbul tanpa ada organ atau jaringan lain yang dicurigai sebagai sumber infeksi.
EtiologiFaktor resiko terjadinya IADP :• Insersi alat ke sistem kardiovaskuler → pintu masuk mikroorganisme.• Infeksi dapat terjadi pada ttempat masuk, darah atau tempat yang dituju.• Infeksi dapat terjadi kkarena aalat yang terkontaminasi, lokasi insersi, lama pemakaian alat infus.
Jenis-jenis IADP• Flebitis• Selulitis• Infeksi aliran darah primer/sepsis.
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Pasien dg tindakan IV:
insersi ivpungsi arteri
transfusiterapi cairanperawatan
selang infuse
Perubahan mekanisme Pertahanan
:Integritas kulitFlora endogen Penyakit dasar Sistem imun Agen
infeksi : Bakteri
Virus Jamur
Reservoir: Sekret tubuh. Cairan/additiv
e Alat; selang, kanul, jarum,
perban
Cara penularan:Langsung:
tangan ,luka.Tdk
langsung: selang,perban,
darah, pus,
kanul,jarum.Perantara:
darah, cairan/aditif
Strategi Pengendalia
n infeksi:Cuci tangan,
teknik aseptic, sterilitas
produk,integritas
system,kewaspadaan standarPENULARAN
INFEKSI DICEGAH
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Kriteria Infeksi Aliran Darah:• Kriteria 1 : Pasien memiliki bakteri patogen yang dikultur dari satu atau lebih kultur darah. Organisme yang dikultur dari darah tidak berhubungan dengan infeksi ditempat lain.
• Kriteria 2 : Pasien memiliki tanda dan gejala sebagai berikut demam > 38°C, menggigil, hipotensi
(Tekanan Darah sistolik < dari 90 mmHg) Tanda dan gejala positif laboratorium tersebut tidak berhubungan dengan infeksi lain. Bakteri kontaminan kulit yang dikultur dari 2 atau lebih sampel kultur darah di ambil dari lokasi
yang berbeda. Bakteri kontaminan kulit yang dikultur dari 2 atau lebih sampel pada pasien dengan jalur intra
vena dan mendapat terapi antimikroba yang tepat. Tes antigen darah yang positif.
• Kriteria 3: Pasien yang berusia kurang dari 1 tahun dan memiliki setidaknya 1 tanda dan gejala sebagai
berikut demam (> 38°C per rektal), hipotermi (< 37°C per rektal), apnea atau bradikardi. Tanda dan gejala positif laboratorium tersebut tidak berhubungan dengan infeksi lain.
Bakteri kontaminan kulit yang dikultur dari 2 atau lebih sampel kultur darah di ambil dari lokasi yang berbeda.
Bakteri kontaminan kulit yang dikultur dari 2 atau lebih sampel pada pasien dengan jalur intra vena dan mendapat terapi antimikroba yang tepat.
Tes antigen darah yang positif
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
Manifestasi klinis • Dewasa & anak >12 bulan :Suhu> 38ºC, bertahan ≥ 24 jam.Hipotensi, sistolik < 90 mmHg.Oliguria, jumlah urine < 0,5 cc/kgBB/jam.Terdapat kontaminan kulit dari 2 biakan berturut-turut.
• Bayi < 12 bulan :Demam > 38ºC.Hipotermi < 37ºC.Apnea.Bradikardi < 100x//menit.Terdapat kontaminan kulit dari 2 biakan berturut-turut.
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)Pencegahan • Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.• Gunakan sarung tangan.• Kewaspadaan Standar.• Teliti semua cairan, obat dan alat IV.• Pertahankan sterilisasi alat dan cairan.• Gunakan antiseptik((alkohol 70%, Povidone iodine) sebelum insersi, tunggu kering.• Tempati insersi ditutup kasa steril. Dapat dipertahankan 72 jam asal kering.• Tempati insersi diperiksa tiap hari apakah adar rasa nyeri.• Seleksi tempat insersi,llengan & tangan lebih baik dari kaki/paha.• Rotasi tempat insersi setiap 72-96 jam.• Jarum infus teflon lebih baik dari logam.• Ganti botol infus tiap 24 jam.• Set infus diganti tiap 72 jam, bila rusak diganti.• Tranfusi cairan emulsi ganti tiap 24jam.• Untuk pemberian obat IV, gunakan port khusus,jangan menusuk karet selang infus.
Pencegahan Infeksi Nosokomial
Kewaspadaan Standar Kewaspadaan Universal adalah suatu pedoman yang ditetapkan oleh Centers for Disease Control (CDC, 1985) untuk mencegah penyebaran dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui darah dilingkungan rumah sakit maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Standar Pencegahan (Universal standar precaution)
Cuci TanganLangkah mencuci tangan (Potter & Perry, 2005) adalah sebagai berikut:• Gunakan wastafel yang mudah digapai dengan air mengalir yang
hangat, sabun biasa atau sabun antimikrobial, lap tangan kertas atau pengering.
• Lepaskan lap tangan dan gulung lengan panjang keatas pergelangan tangan. Hindari memakai cincin, lepaskan selama mencuci tangan.
• Jaga supaya kuku tetap pendek dan datar.• Inspeksi permukaan tangan dan jari akan adanya luka atau sayatan
pada kulit dan kutikula.• Berdiri didepan wastapel. Jaga agar tangan dan seragam tidak
menyentuh wastapel.• Alirkan air. Tekan pedal dengan kaki untuk mengatur aliran dan suhu
atau dorong pedal lutut secara lateral untuk mengatur aliran dan suhu.• Hindari percikan air mengenai seragam.• Atur aliran air sehingga suhu hangat.
Cont…
• Basahi tangan dan lengan bawah dengan seksama sebelum mengalirkan air hangat. Pertahankan supaya tangan dan lengan bawah lebih rendah dari pada siku selama mencuci tangan.
• Taruh sedikit sabun biasa atau sabun anti mikrobial cair pada tangan, sabuni dengan seksama.
• Gosok kedua tangan dengan cepat paling sedikit 10 – 15 detik. Jalin jari-jari tangan dan gosok telapak dan bagian punggung tangan dengan dengan gerakan sirkuler paling sedikit masing-masing lima kali. Pertahankan supaya ujung jari berada dibawah untuk memungkinkan pemusnahan mikroorganisme.
• Jika daerah di bawah kuku kotor, bersihkan dengan kuku jari tangan yang satunya, dan tambah sabun atau stik orangewood yang bersih
• Bilas tangan dan pergelangan tangan dengan seksama, pertahankan supaya letak tangan dibawah siku.
• Keringkan tangan dengan seksama dan jari tangan ke pergelangan tangan dan lengan bawah dengan handuk kertas (tisue) atau pengering.
• Jika digunakan, buang handuk kertas pada tempat yang tepat.• Tutup air dengan kaki dan pedal lutut.
Handwashing
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Jenis-Jenis APD adalah sebagai berikut :• Sarung tangan
Prosedur pemakaian sarung tangan steril (DepKes RI, 2003 : 22) adalah sebagai berikut:
Cuci tangan.Siapkan area yang cukup luas, bersih dan kering untuk membuka paket sarung
tangan. Perhatikan tempat menaruhnya (steril atau minimal DTT).Buka pembungkus sarung tangan, minta bantuan petugas lain untuk membuka
pembungkus sarung tangan. Letakan sarung tangan dengan bagian telapak tangan menghadap keatas.
Ambil salah satu sarung tangan dengan memegang pada sisi sebelah dalam lipatannya, yaitu bagian yang akan bersentuhan dengan kulit tangan saat dipakai.
Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan menggantung ke lantai, sehingga bagian lubang jari-jari tangannya terbuka. Masukan tangan (jaga sarung tangan supaya tidak menyentuh permukaan).
Ambil sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan jari-jari tangan yang sudah memakai sarung tangan ke bagian lipatannya, yaitu bagian yang tidak akan bersentuhan dengan kulit tangan saat dipakai.
Pasang sarung tangan yang kedua dengan cara memasukan jari-jari tangan yang belum memakai sarung tangan, kemudian luruskan lipatan, dan atur posisi sarung tangan sehingga terasa pas dan enak ditangan.
Masker
Langkah – langkah pemakaian masker (Potter & Perry, 2005) sebagai berikut :• Ambil bagian tepi atas masker (biasaanya sepanjang tepi tersebut / metal yang tipis).
• Pegang masker pada dua tali atau ikatan bagian atas. Ikatan dua tali atas pada bagian atas belakang kepala dengan tali melewati atas telinga.
• Ikatkan dua tali bagian bawah pas eratnya sekeliling leher dengan masker sampai kebawah dagu.
• Dengan lembut jepitkan pita metal bagian atas pada batang hidung.
Gaun PelindungCara menggunakan gaun pelindung (Anita, D, A, 2004) sebagai berikut :•Hanya bagian luar saja yang terkontaminasi, karena tujuan pemakaian gaun untuk melindungi pemakai dari infeksi.•Gaun dapat dipakai sendiri oleh pemakai atau dipakaikan oleh orang lain.
Cont… Peralatan Perawatan Pasien Kebersihan Lingkungan Pengelolaan Benda Tajam
Cara pengelolaan benda tajam :• Hindari menutup kembali jarum yang sudah digunakan.• Hindari melepas jarum yang telah digunakan dari spuit sekali
pakai.• Hindari membengkokan, menghancurkan, atau memanipulasi
jarum dengan tangan.
Pengelolaan LimbahJenis-jenis limbah rumah sakit adalah (Shahib dan Djustiana, 1998) :
• Limbah Klinik • Limbah Patologi• Limbah Bukan Klinik• Limbah Dapur• Limbah Radioaktif
Pemisahan limbah
• Limbah harus dipisahkan dari sumbernya• Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas• Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda,
yang menunjukkan ke mana plastik harus diangkut untuk insinerasi atau dibuang.
Penyimpanan limbah• Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah berisi 2/3
bagian. Kemudian diikat bagian atasnya dan diberi label yang jelas.• Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga
kalau dibawa mengayun menjauhi badan, dan diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk dikumpulkan.
• Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan warna yang sama telah dijadikan satu dan dikirim ke tempat yang sesuai.
• Kantung harus disimpan di kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan perusak sebelum diangkut ke tempat pembuangannya
Penanganan Limbah
• Kantung-kantung dengan kode warna hanya boleh diangkut bila telah ditutup.• Kantung dipegang pada lehernya.• Petugas harus mengenakan pakaian pelindung, misalnya dengan memakai sarung tangan yang kuat dan pakaian terusan (overal), pada waktu mengangkut kantong tersebut.• Jika terjadi kontaminasi diluar kantung diperlukan kantung baru yang bersih untuk membungkus kantung baru yang kotor tersebut beserta isinya (double bagging).• Petugas diharuskan melapor jika menemukan benda-benda tajam yang dapat mencederainya di dalam kantung yang salah.• Tidak ada seorang pun yang boleh memasukkan tangannya kedalam kantung limbah.
Pengangkutan limbah• Kantung limbah dikumpulkan dan seklaigus dipisahkan menurut kode warnanya. • Limbah bagian bukan klinik misalnya dibawa ke kompaktor, limbah bagian klinik
dibawa ke insinerator. • Pengangkutan dengan kendaran khusus (mungkin ada kerjasama dengan Dinas
Pekerjaan Umum) kendaraan yang digunakan untuk mengankut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan tiap hari, kalau perlu (misalnya bila ada kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin.
Pembuangan Limbah
Pembuangan Benda Tajam :• Wadah benda tajam merupakan limbah medis
yang harus dimasukkan kedalam kantong sebelum insinerasi.
• Idealnya semua benda tajam dapat diinsinerasi tetapi bila tidak mungkin dapat dikubur dan dikapurisasi bersama limbah lain.
• Apapun metode yang dilakukan haruslah tidak memberikan perlukaan.
Pengelolaan Alat-alat Kesehatan
DekontaminasiDekontaminasi adalah menghilangkan mikroorganisme patogen dan kotoran dari suatu benda sehingga aman untuk pengelolaan selanjutnya dan dilakukan sebagai langkah pertama bagi pengelolaan pencemaran lingkungan, juga sebagai langakah pertama pengelolaan limbah yang tidak dimusnahan dengan cara insinerasi atau pembakaran.
Pencucian alat
Disinfeksi dan Sterilisasi
Pengelolaan alat dikategorikan menjadi 3 yaitu: Resiko tinggi
Suatu alat termasuk dalam kategori resiko tinggi karena penggunaan alat tersebut beresiko tinggi untuk menyebabkan infeksi apabila alat tersebut terkontaminasi oleh mikroorganisme atau spora bakterial.
Resiko sedangAlat yang digunakan untuk menyentuh lapisan mukosa atau kulit yang tidak utuh harus bebas dari semua mikroorganisme kecuali spora.
Resiko rendahAlat yang masuk dalam kategori resiko rendah adalah yang digunakan pada kulit yang utuh dan bukan untuk lapisan mukosa. Contoh : pispot, tensimeter, linen, tempat tidur, peralatan makan, perabotan, lantai.
TINJAUAN RUANGAN