pbl pneumonia sunar sujala

59
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju. Laporan WHO tahun 2001 menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan influenza. Insidensi pneumonia komuniti di Amerika adalah 12 kasus per 1000 orang per tahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu. Angka kematian akibat pneumonia di Amerika adalah 10 %. (2) Di Amerika dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan 50%. Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan antibiotika secara empiris. (1) Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001, penyakit infeksi saluran napas bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian di Indonesia. Di SMF Paru RSUP Persahabatan tahun 2001 infeksi juga merupakan penyakit paru utama, 58 % diantara penderita 1

Upload: sunardiasih

Post on 08-Feb-2016

94 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam

bidang kesehatan baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah

maju Laporan WHO tahun 2001 menyebutkan bahwa penyebab kematian

tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut

termasuk pneumonia dan influenza Insidensi pneumonia komuniti di Amerika

adalah 12 kasus per 1000 orang per tahun dan merupakan penyebab kematian

utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu Angka kematian akibat

pneumonia di Amerika adalah 10 (2)

Di Amerika dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan

50 Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari

untuk mendapatkan hasilnya sedangkan pneumonia dapat menyebabkan kematian

bila tidak segera diobati maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan

antibiotika secara empiris (1)

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001 penyakit infeksi

saluran napas bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian di

Indonesia Di SMF Paru RSUP Persahabatan tahun 2001 infeksi juga merupakan

penyakit paru utama 58 diantara penderita rawat jalan adalah kasus infeksi dan

116 diantaranya kasus nontuberkulosis pada penderita rawat inap 588

kasus infeksi dan 146 diantaranya kasus nontuberkulosis Di RSUP H Adam

Malik Medan 538 kasus infeksi dan 286 diantaranya infeksi

nontuberkulosis Di RSUD Dr Soetomo Surabaya didapatkan data sekitar 180

pneumonia komuniti dengan angka kematian antara 20-35 Pneumonia

komuniti menduduki peringkat keempat dan sepuluh penyakit terbanyak yang

dirawat pertahun (5 6)

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Definisi

Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan

peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia radiasi

aspirasi bahan toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis (2)

Gambar 1 Penyakit Pneumonia

22 Epidemiologi

Infeksi M Pnemonia dapat dijumpai di seluruh dunia dan bersifat endemik

Prevalensi kasus yang paling banyak dijumpai biasanya pada musim panas sampai

ke awal musim gugur yang dapat berlangsung satu sampai dua tahun WHO

memperkirakan bahwa hingga 1 juta kematian disebabkan oleh bakteri

Streptococcus pneumoniae dan lebih dari 90 dari kematian ini terjadi di negara-

negara berkembang Kematian akibat pneumonia umumnya menurun dengan usia

sampai dewasa akhir Lansia juga berada pada risiko tertentu untuk pneumonia

dan kematian terkait penyakit lainnya Di Inggris kejadian tahunan dari

pneumonia adalah sekitar 6 kasus untuk setiap 1000 orang untuk kelompok usia

18-39 Bagi mereka 75 tahun lebih dari usia ini meningkat menjadi 75 kasus

untuk setiap 1000 orang Sekitar 20-40 individu yang memerlukan kontrak 2

pneumonia masuk rumah sakit yang antara 5-10 diterima ke Unit perawatan

kritis Demikian pula angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Individu-

individu ini juga lebih cenderung memiliki episode berulang dari pneumonia

Orang-orang yang dirawat di rumah sakit untuk alasan apapun juga beresiko

tinggi untuk pneumonia (1)

23 Etiologi

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu

bakteri virus jamur dan protozoa Pneumonia komuniti yang diderita oleh

masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram Positif sedangkan

pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram Negatif sedangkan

pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob Akhir-akhir ini

laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang

ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri

Gram Negatif Agen penyebab pneumonia dibagi menjadi organisme Gram Positif

atau Gram Negatif seperti Streptococcus pneumoniae (pnemokokus)

Streptococcus piogenes Staphylococcus aureus Klebsiela pneumonia

Legionella Haemophilus influenza (2)

Tabel 1 Penyebab Penemonia Dan Proses Terjadinya (4)

Bakteri Penumonia akibat bakteri ini biasanya terjadi setelah flu

demam atau ISPA yang menurunkan system imunitas tubuh

Sistem imunitas yang lemah menjadi keadaan yang baik untuk

bakteri berkembang biak di paru dan menimbulkan penyakit

Bermacam-macam bakteri dapat menyebabkan pneumonia

yang tersering adalah Streptococcus pneumoniae

(pneumococcus) dapat disebarkan apabila orang yang terinfeksi

batuk bersin atau menyentuh objek dengan tangan yang

terkontaminasi Pneumonia akibat bakteri ini dapat menjadi

lebih serius bila dibandingkan dengan pneumonia akibat virus

Virus Bermacam-macam virus dapat menyebabkan pneumonia

Contohnya termasuk influenza chickenpox herpes simplex

and respiratory syncytial virus (RSV) Virus dapat ditularkan

3

antar manusia ke manusia lain melalui batuk bersin atau

menyentuh objek dengan tangan yang terkontaminasi yang

berkontak dengan cairan dari orang yang terinfeksi

Jamur Bermacam-macam jamur dapat menyebabkan pneumonia

Yang paling sering adalah jamur yang terhirup dari udara luar

lingkungan

Aspirasi Pneumonia aspirasi terjadi apabila materi bahan-bahan dalam

lambung atau benda asing terhirup masuk ke saluran

pernafasan menyebabkan cedera infeksi atau penyumbatan

Beberapa kelompok-kelompok mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi

untuk terkena pneumonia yaitu antara

1 Usia lebih dari 65 tahun

2 Merokok

3 Malnutrisi baik karena kurangnya asupan makan ataupun dikarenakan penyakit

kronis lain

4 Kelompok dengan penyakit paru termasuk kista fibrosis asma PPOK dan

emfisema

5 Kelompok dengan masalah-masalah medis lain termasuk diabetes dan penyakit

jantung

6 Kelompok dengan sistem imunitas dikarenakan HIV transplantasi organ

kemoterapi atau penggunaan steroid lama

7 Kelompok dengan ketidakmampuan untuk batuk karena stroke obat-obatan

sedatif atau alkohol atau mobilitas yang terbatas

8 Kelompok yang sedang menderita infeksi traktus respiratorius atas oleh virus (2)

Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur sekret bronkus merupakan

tindakan yang sangat invasif sehingga tidak dilakukan Hasil penelitian 44-85

CAP disebabkan oleh bakteri dan virus dan 25-40 diantaranya disebabkan lebih

dari satu patogen Patogen penyebab pneumonia bervariasi tergantung

1 Usia

2 Status lingkungan

4

3 Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat polusi udara)

4 Status imunisasi

5 Faktor pejamu (penyakit penyerta malnutrisi) (2)

Ada beberapa faktor utama pathogen tertentu pada peneumonia selain diatas (4) adalah

Sebagian besar pneumonia bakteri didahului dulu oleh infeksi virus

Etiologi menurut umur dibagi menjadi

1 Bayi baru lahir (neonatus ndash 2 bulan)

Organisme saluran genital ibu Streptokokus grup B Escheria coli dan

kuman Gram negatif lain Listeria monocytogenes Chlamydia trachomatis

tersering Sifilis congenital pneumonia alba Sumber infeksi lain Pasase

transplasental aspirasi mekonium dan CAP

2 Usia gt 2 ndash 12 bulan

Streptococcus aureus dan Streptokokus grup A tidak sering tetapi fatal

Pneumonia dapat ditemukan pada 20 anak dengan pertusis

3 Usia 1 ndash 5 tahun

Streptococcus pneumonia H influenzae Stretococcus grup A S aureus

tersering Chlamydia pneumonia banyak pada usia 5-14 tahun (disebut

pneumonia atipikal)

4 Usia sekolah remaja sampai dengan dewasa

S pneumonia Streptokokus grup A dan Mycoplasma pneumonia

(pneumonia atipikal) terbanyak Ada beberapa factor lain yang dapat

5

meningkatkan resiko infeksi oleh pathogen tertentu pada pneumonia komunitas (4) seperti dibawah ini

24 Patofisiologi

Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru

Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi

ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang

biak dan menimbulkan penyakit (2)

Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme

untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa (2)

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

6

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari

sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga

pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug

abuse) (2)

Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml

sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer

inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)

Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau

aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas

sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian

tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)

Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan

nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan

jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu

proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu

1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi

Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-

sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator

tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga

mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin

dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan

peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan

eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan

dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler

dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan

karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh

dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)

2 Stadium II (48 jam berikutnya)

7

Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah

merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian

dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya

penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi

merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak

ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini

berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)

3 Stadium III (3 ndash 8 hari)

Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih

mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin

terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa

sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap

padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu

dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)

4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)

Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan

peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh

makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)

25 Klasifikasi

1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis

a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)

b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial

pneumonia)

c Pneumonia aspirasi

d Pneumonia pada penderita Immunocompromised

Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)

2 Berdasarkan bakteri penyebab

a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa

bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya

Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca

infeksi influenza

8

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama

pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)

3 Berdasarkan predileksi infeksi

a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan

orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen

kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada

aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto

radiologi pada pneumonia lobaris

b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan

paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan

orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini

gambar foto thorax bronkopneumonia

c Pneumonia interstisial (2)

26 Diagnosa

1 Gambaran klinis

a Anamnesis

9

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu

tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau

purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada

Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab

yang berhubungan dengan faktor infeksi

Evaluasi faktor predisposisi

PPOK H Influenza

Penyakit kronik lebih dari satu kuman

kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob

Penurunan imunitas gram negatif

Kecanduan obat bius staphylococcus

Bedakan lokasi infeksi

PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae

Rumah jompo

PN Staphylococcus aureus

Usia pasien

Bayi virus

Muda M Pneumoniae

Dewasa S Pneumoniae

Awitan

Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae

Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae

b Pemeriksaan fisik

Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada

inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa

palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin

disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada

stadium resolusi (2)

2 Pemeriksaan penunjang

a Gambaran radiologis

10

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama

untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat

sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan

interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas

menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah

diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering

disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering

memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia

sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang

terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus

Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat

ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu

b Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada

hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan

LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak

kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita

yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan

hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)

Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC

11

27 Diagnosa Banding

1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis

adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain

batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan

hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam

lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)

2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang

terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)

3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan

menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau

bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat

fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada

faktor yang dirurunkan (4)

4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan

sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut

bronchitis bisa bersifat serius (4)

12

5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran

pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan

bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan

paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti

semakin buruk kondisi asma (4)

28 Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab

pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)

Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain

a Pneumoni Komunitas

Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru

dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi

gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA

Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung

paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah

Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU

Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash

pare dan tidak ada faktor pengubah

Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P

Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)

13

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 2: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Definisi

Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan

peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia radiasi

aspirasi bahan toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis (2)

Gambar 1 Penyakit Pneumonia

22 Epidemiologi

Infeksi M Pnemonia dapat dijumpai di seluruh dunia dan bersifat endemik

Prevalensi kasus yang paling banyak dijumpai biasanya pada musim panas sampai

ke awal musim gugur yang dapat berlangsung satu sampai dua tahun WHO

memperkirakan bahwa hingga 1 juta kematian disebabkan oleh bakteri

Streptococcus pneumoniae dan lebih dari 90 dari kematian ini terjadi di negara-

negara berkembang Kematian akibat pneumonia umumnya menurun dengan usia

sampai dewasa akhir Lansia juga berada pada risiko tertentu untuk pneumonia

dan kematian terkait penyakit lainnya Di Inggris kejadian tahunan dari

pneumonia adalah sekitar 6 kasus untuk setiap 1000 orang untuk kelompok usia

18-39 Bagi mereka 75 tahun lebih dari usia ini meningkat menjadi 75 kasus

untuk setiap 1000 orang Sekitar 20-40 individu yang memerlukan kontrak 2

pneumonia masuk rumah sakit yang antara 5-10 diterima ke Unit perawatan

kritis Demikian pula angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Individu-

individu ini juga lebih cenderung memiliki episode berulang dari pneumonia

Orang-orang yang dirawat di rumah sakit untuk alasan apapun juga beresiko

tinggi untuk pneumonia (1)

23 Etiologi

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu

bakteri virus jamur dan protozoa Pneumonia komuniti yang diderita oleh

masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram Positif sedangkan

pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram Negatif sedangkan

pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob Akhir-akhir ini

laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang

ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri

Gram Negatif Agen penyebab pneumonia dibagi menjadi organisme Gram Positif

atau Gram Negatif seperti Streptococcus pneumoniae (pnemokokus)

Streptococcus piogenes Staphylococcus aureus Klebsiela pneumonia

Legionella Haemophilus influenza (2)

Tabel 1 Penyebab Penemonia Dan Proses Terjadinya (4)

Bakteri Penumonia akibat bakteri ini biasanya terjadi setelah flu

demam atau ISPA yang menurunkan system imunitas tubuh

Sistem imunitas yang lemah menjadi keadaan yang baik untuk

bakteri berkembang biak di paru dan menimbulkan penyakit

Bermacam-macam bakteri dapat menyebabkan pneumonia

yang tersering adalah Streptococcus pneumoniae

(pneumococcus) dapat disebarkan apabila orang yang terinfeksi

batuk bersin atau menyentuh objek dengan tangan yang

terkontaminasi Pneumonia akibat bakteri ini dapat menjadi

lebih serius bila dibandingkan dengan pneumonia akibat virus

Virus Bermacam-macam virus dapat menyebabkan pneumonia

Contohnya termasuk influenza chickenpox herpes simplex

and respiratory syncytial virus (RSV) Virus dapat ditularkan

3

antar manusia ke manusia lain melalui batuk bersin atau

menyentuh objek dengan tangan yang terkontaminasi yang

berkontak dengan cairan dari orang yang terinfeksi

Jamur Bermacam-macam jamur dapat menyebabkan pneumonia

Yang paling sering adalah jamur yang terhirup dari udara luar

lingkungan

Aspirasi Pneumonia aspirasi terjadi apabila materi bahan-bahan dalam

lambung atau benda asing terhirup masuk ke saluran

pernafasan menyebabkan cedera infeksi atau penyumbatan

Beberapa kelompok-kelompok mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi

untuk terkena pneumonia yaitu antara

1 Usia lebih dari 65 tahun

2 Merokok

3 Malnutrisi baik karena kurangnya asupan makan ataupun dikarenakan penyakit

kronis lain

4 Kelompok dengan penyakit paru termasuk kista fibrosis asma PPOK dan

emfisema

5 Kelompok dengan masalah-masalah medis lain termasuk diabetes dan penyakit

jantung

6 Kelompok dengan sistem imunitas dikarenakan HIV transplantasi organ

kemoterapi atau penggunaan steroid lama

7 Kelompok dengan ketidakmampuan untuk batuk karena stroke obat-obatan

sedatif atau alkohol atau mobilitas yang terbatas

8 Kelompok yang sedang menderita infeksi traktus respiratorius atas oleh virus (2)

Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur sekret bronkus merupakan

tindakan yang sangat invasif sehingga tidak dilakukan Hasil penelitian 44-85

CAP disebabkan oleh bakteri dan virus dan 25-40 diantaranya disebabkan lebih

dari satu patogen Patogen penyebab pneumonia bervariasi tergantung

1 Usia

2 Status lingkungan

4

3 Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat polusi udara)

4 Status imunisasi

5 Faktor pejamu (penyakit penyerta malnutrisi) (2)

Ada beberapa faktor utama pathogen tertentu pada peneumonia selain diatas (4) adalah

Sebagian besar pneumonia bakteri didahului dulu oleh infeksi virus

Etiologi menurut umur dibagi menjadi

1 Bayi baru lahir (neonatus ndash 2 bulan)

Organisme saluran genital ibu Streptokokus grup B Escheria coli dan

kuman Gram negatif lain Listeria monocytogenes Chlamydia trachomatis

tersering Sifilis congenital pneumonia alba Sumber infeksi lain Pasase

transplasental aspirasi mekonium dan CAP

2 Usia gt 2 ndash 12 bulan

Streptococcus aureus dan Streptokokus grup A tidak sering tetapi fatal

Pneumonia dapat ditemukan pada 20 anak dengan pertusis

3 Usia 1 ndash 5 tahun

Streptococcus pneumonia H influenzae Stretococcus grup A S aureus

tersering Chlamydia pneumonia banyak pada usia 5-14 tahun (disebut

pneumonia atipikal)

4 Usia sekolah remaja sampai dengan dewasa

S pneumonia Streptokokus grup A dan Mycoplasma pneumonia

(pneumonia atipikal) terbanyak Ada beberapa factor lain yang dapat

5

meningkatkan resiko infeksi oleh pathogen tertentu pada pneumonia komunitas (4) seperti dibawah ini

24 Patofisiologi

Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru

Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi

ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang

biak dan menimbulkan penyakit (2)

Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme

untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa (2)

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

6

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari

sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga

pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug

abuse) (2)

Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml

sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer

inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)

Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau

aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas

sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian

tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)

Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan

nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan

jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu

proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu

1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi

Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-

sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator

tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga

mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin

dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan

peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan

eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan

dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler

dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan

karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh

dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)

2 Stadium II (48 jam berikutnya)

7

Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah

merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian

dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya

penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi

merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak

ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini

berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)

3 Stadium III (3 ndash 8 hari)

Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih

mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin

terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa

sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap

padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu

dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)

4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)

Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan

peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh

makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)

25 Klasifikasi

1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis

a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)

b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial

pneumonia)

c Pneumonia aspirasi

d Pneumonia pada penderita Immunocompromised

Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)

2 Berdasarkan bakteri penyebab

a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa

bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya

Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca

infeksi influenza

8

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama

pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)

3 Berdasarkan predileksi infeksi

a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan

orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen

kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada

aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto

radiologi pada pneumonia lobaris

b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan

paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan

orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini

gambar foto thorax bronkopneumonia

c Pneumonia interstisial (2)

26 Diagnosa

1 Gambaran klinis

a Anamnesis

9

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu

tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau

purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada

Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab

yang berhubungan dengan faktor infeksi

Evaluasi faktor predisposisi

PPOK H Influenza

Penyakit kronik lebih dari satu kuman

kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob

Penurunan imunitas gram negatif

Kecanduan obat bius staphylococcus

Bedakan lokasi infeksi

PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae

Rumah jompo

PN Staphylococcus aureus

Usia pasien

Bayi virus

Muda M Pneumoniae

Dewasa S Pneumoniae

Awitan

Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae

Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae

b Pemeriksaan fisik

Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada

inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa

palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin

disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada

stadium resolusi (2)

2 Pemeriksaan penunjang

a Gambaran radiologis

10

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama

untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat

sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan

interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas

menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah

diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering

disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering

memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia

sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang

terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus

Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat

ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu

b Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada

hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan

LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak

kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita

yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan

hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)

Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC

11

27 Diagnosa Banding

1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis

adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain

batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan

hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam

lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)

2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang

terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)

3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan

menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau

bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat

fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada

faktor yang dirurunkan (4)

4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan

sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut

bronchitis bisa bersifat serius (4)

12

5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran

pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan

bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan

paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti

semakin buruk kondisi asma (4)

28 Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab

pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)

Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain

a Pneumoni Komunitas

Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru

dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi

gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA

Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung

paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah

Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU

Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash

pare dan tidak ada faktor pengubah

Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P

Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)

13

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 3: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

pneumonia masuk rumah sakit yang antara 5-10 diterima ke Unit perawatan

kritis Demikian pula angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Individu-

individu ini juga lebih cenderung memiliki episode berulang dari pneumonia

Orang-orang yang dirawat di rumah sakit untuk alasan apapun juga beresiko

tinggi untuk pneumonia (1)

23 Etiologi

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu

bakteri virus jamur dan protozoa Pneumonia komuniti yang diderita oleh

masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram Positif sedangkan

pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram Negatif sedangkan

pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob Akhir-akhir ini

laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang

ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri

Gram Negatif Agen penyebab pneumonia dibagi menjadi organisme Gram Positif

atau Gram Negatif seperti Streptococcus pneumoniae (pnemokokus)

Streptococcus piogenes Staphylococcus aureus Klebsiela pneumonia

Legionella Haemophilus influenza (2)

Tabel 1 Penyebab Penemonia Dan Proses Terjadinya (4)

Bakteri Penumonia akibat bakteri ini biasanya terjadi setelah flu

demam atau ISPA yang menurunkan system imunitas tubuh

Sistem imunitas yang lemah menjadi keadaan yang baik untuk

bakteri berkembang biak di paru dan menimbulkan penyakit

Bermacam-macam bakteri dapat menyebabkan pneumonia

yang tersering adalah Streptococcus pneumoniae

(pneumococcus) dapat disebarkan apabila orang yang terinfeksi

batuk bersin atau menyentuh objek dengan tangan yang

terkontaminasi Pneumonia akibat bakteri ini dapat menjadi

lebih serius bila dibandingkan dengan pneumonia akibat virus

Virus Bermacam-macam virus dapat menyebabkan pneumonia

Contohnya termasuk influenza chickenpox herpes simplex

and respiratory syncytial virus (RSV) Virus dapat ditularkan

3

antar manusia ke manusia lain melalui batuk bersin atau

menyentuh objek dengan tangan yang terkontaminasi yang

berkontak dengan cairan dari orang yang terinfeksi

Jamur Bermacam-macam jamur dapat menyebabkan pneumonia

Yang paling sering adalah jamur yang terhirup dari udara luar

lingkungan

Aspirasi Pneumonia aspirasi terjadi apabila materi bahan-bahan dalam

lambung atau benda asing terhirup masuk ke saluran

pernafasan menyebabkan cedera infeksi atau penyumbatan

Beberapa kelompok-kelompok mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi

untuk terkena pneumonia yaitu antara

1 Usia lebih dari 65 tahun

2 Merokok

3 Malnutrisi baik karena kurangnya asupan makan ataupun dikarenakan penyakit

kronis lain

4 Kelompok dengan penyakit paru termasuk kista fibrosis asma PPOK dan

emfisema

5 Kelompok dengan masalah-masalah medis lain termasuk diabetes dan penyakit

jantung

6 Kelompok dengan sistem imunitas dikarenakan HIV transplantasi organ

kemoterapi atau penggunaan steroid lama

7 Kelompok dengan ketidakmampuan untuk batuk karena stroke obat-obatan

sedatif atau alkohol atau mobilitas yang terbatas

8 Kelompok yang sedang menderita infeksi traktus respiratorius atas oleh virus (2)

Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur sekret bronkus merupakan

tindakan yang sangat invasif sehingga tidak dilakukan Hasil penelitian 44-85

CAP disebabkan oleh bakteri dan virus dan 25-40 diantaranya disebabkan lebih

dari satu patogen Patogen penyebab pneumonia bervariasi tergantung

1 Usia

2 Status lingkungan

4

3 Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat polusi udara)

4 Status imunisasi

5 Faktor pejamu (penyakit penyerta malnutrisi) (2)

Ada beberapa faktor utama pathogen tertentu pada peneumonia selain diatas (4) adalah

Sebagian besar pneumonia bakteri didahului dulu oleh infeksi virus

Etiologi menurut umur dibagi menjadi

1 Bayi baru lahir (neonatus ndash 2 bulan)

Organisme saluran genital ibu Streptokokus grup B Escheria coli dan

kuman Gram negatif lain Listeria monocytogenes Chlamydia trachomatis

tersering Sifilis congenital pneumonia alba Sumber infeksi lain Pasase

transplasental aspirasi mekonium dan CAP

2 Usia gt 2 ndash 12 bulan

Streptococcus aureus dan Streptokokus grup A tidak sering tetapi fatal

Pneumonia dapat ditemukan pada 20 anak dengan pertusis

3 Usia 1 ndash 5 tahun

Streptococcus pneumonia H influenzae Stretococcus grup A S aureus

tersering Chlamydia pneumonia banyak pada usia 5-14 tahun (disebut

pneumonia atipikal)

4 Usia sekolah remaja sampai dengan dewasa

S pneumonia Streptokokus grup A dan Mycoplasma pneumonia

(pneumonia atipikal) terbanyak Ada beberapa factor lain yang dapat

5

meningkatkan resiko infeksi oleh pathogen tertentu pada pneumonia komunitas (4) seperti dibawah ini

24 Patofisiologi

Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru

Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi

ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang

biak dan menimbulkan penyakit (2)

Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme

untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa (2)

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

6

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari

sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga

pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug

abuse) (2)

Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml

sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer

inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)

Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau

aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas

sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian

tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)

Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan

nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan

jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu

proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu

1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi

Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-

sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator

tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga

mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin

dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan

peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan

eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan

dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler

dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan

karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh

dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)

2 Stadium II (48 jam berikutnya)

7

Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah

merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian

dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya

penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi

merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak

ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini

berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)

3 Stadium III (3 ndash 8 hari)

Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih

mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin

terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa

sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap

padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu

dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)

4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)

Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan

peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh

makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)

25 Klasifikasi

1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis

a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)

b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial

pneumonia)

c Pneumonia aspirasi

d Pneumonia pada penderita Immunocompromised

Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)

2 Berdasarkan bakteri penyebab

a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa

bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya

Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca

infeksi influenza

8

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama

pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)

3 Berdasarkan predileksi infeksi

a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan

orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen

kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada

aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto

radiologi pada pneumonia lobaris

b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan

paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan

orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini

gambar foto thorax bronkopneumonia

c Pneumonia interstisial (2)

26 Diagnosa

1 Gambaran klinis

a Anamnesis

9

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu

tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau

purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada

Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab

yang berhubungan dengan faktor infeksi

Evaluasi faktor predisposisi

PPOK H Influenza

Penyakit kronik lebih dari satu kuman

kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob

Penurunan imunitas gram negatif

Kecanduan obat bius staphylococcus

Bedakan lokasi infeksi

PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae

Rumah jompo

PN Staphylococcus aureus

Usia pasien

Bayi virus

Muda M Pneumoniae

Dewasa S Pneumoniae

Awitan

Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae

Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae

b Pemeriksaan fisik

Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada

inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa

palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin

disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada

stadium resolusi (2)

2 Pemeriksaan penunjang

a Gambaran radiologis

10

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama

untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat

sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan

interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas

menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah

diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering

disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering

memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia

sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang

terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus

Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat

ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu

b Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada

hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan

LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak

kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita

yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan

hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)

Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC

11

27 Diagnosa Banding

1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis

adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain

batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan

hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam

lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)

2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang

terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)

3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan

menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau

bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat

fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada

faktor yang dirurunkan (4)

4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan

sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut

bronchitis bisa bersifat serius (4)

12

5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran

pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan

bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan

paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti

semakin buruk kondisi asma (4)

28 Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab

pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)

Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain

a Pneumoni Komunitas

Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru

dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi

gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA

Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung

paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah

Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU

Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash

pare dan tidak ada faktor pengubah

Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P

Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)

13

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 4: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

antar manusia ke manusia lain melalui batuk bersin atau

menyentuh objek dengan tangan yang terkontaminasi yang

berkontak dengan cairan dari orang yang terinfeksi

Jamur Bermacam-macam jamur dapat menyebabkan pneumonia

Yang paling sering adalah jamur yang terhirup dari udara luar

lingkungan

Aspirasi Pneumonia aspirasi terjadi apabila materi bahan-bahan dalam

lambung atau benda asing terhirup masuk ke saluran

pernafasan menyebabkan cedera infeksi atau penyumbatan

Beberapa kelompok-kelompok mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi

untuk terkena pneumonia yaitu antara

1 Usia lebih dari 65 tahun

2 Merokok

3 Malnutrisi baik karena kurangnya asupan makan ataupun dikarenakan penyakit

kronis lain

4 Kelompok dengan penyakit paru termasuk kista fibrosis asma PPOK dan

emfisema

5 Kelompok dengan masalah-masalah medis lain termasuk diabetes dan penyakit

jantung

6 Kelompok dengan sistem imunitas dikarenakan HIV transplantasi organ

kemoterapi atau penggunaan steroid lama

7 Kelompok dengan ketidakmampuan untuk batuk karena stroke obat-obatan

sedatif atau alkohol atau mobilitas yang terbatas

8 Kelompok yang sedang menderita infeksi traktus respiratorius atas oleh virus (2)

Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur sekret bronkus merupakan

tindakan yang sangat invasif sehingga tidak dilakukan Hasil penelitian 44-85

CAP disebabkan oleh bakteri dan virus dan 25-40 diantaranya disebabkan lebih

dari satu patogen Patogen penyebab pneumonia bervariasi tergantung

1 Usia

2 Status lingkungan

4

3 Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat polusi udara)

4 Status imunisasi

5 Faktor pejamu (penyakit penyerta malnutrisi) (2)

Ada beberapa faktor utama pathogen tertentu pada peneumonia selain diatas (4) adalah

Sebagian besar pneumonia bakteri didahului dulu oleh infeksi virus

Etiologi menurut umur dibagi menjadi

1 Bayi baru lahir (neonatus ndash 2 bulan)

Organisme saluran genital ibu Streptokokus grup B Escheria coli dan

kuman Gram negatif lain Listeria monocytogenes Chlamydia trachomatis

tersering Sifilis congenital pneumonia alba Sumber infeksi lain Pasase

transplasental aspirasi mekonium dan CAP

2 Usia gt 2 ndash 12 bulan

Streptococcus aureus dan Streptokokus grup A tidak sering tetapi fatal

Pneumonia dapat ditemukan pada 20 anak dengan pertusis

3 Usia 1 ndash 5 tahun

Streptococcus pneumonia H influenzae Stretococcus grup A S aureus

tersering Chlamydia pneumonia banyak pada usia 5-14 tahun (disebut

pneumonia atipikal)

4 Usia sekolah remaja sampai dengan dewasa

S pneumonia Streptokokus grup A dan Mycoplasma pneumonia

(pneumonia atipikal) terbanyak Ada beberapa factor lain yang dapat

5

meningkatkan resiko infeksi oleh pathogen tertentu pada pneumonia komunitas (4) seperti dibawah ini

24 Patofisiologi

Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru

Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi

ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang

biak dan menimbulkan penyakit (2)

Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme

untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa (2)

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

6

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari

sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga

pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug

abuse) (2)

Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml

sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer

inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)

Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau

aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas

sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian

tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)

Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan

nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan

jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu

proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu

1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi

Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-

sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator

tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga

mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin

dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan

peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan

eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan

dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler

dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan

karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh

dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)

2 Stadium II (48 jam berikutnya)

7

Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah

merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian

dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya

penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi

merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak

ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini

berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)

3 Stadium III (3 ndash 8 hari)

Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih

mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin

terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa

sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap

padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu

dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)

4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)

Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan

peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh

makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)

25 Klasifikasi

1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis

a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)

b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial

pneumonia)

c Pneumonia aspirasi

d Pneumonia pada penderita Immunocompromised

Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)

2 Berdasarkan bakteri penyebab

a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa

bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya

Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca

infeksi influenza

8

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama

pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)

3 Berdasarkan predileksi infeksi

a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan

orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen

kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada

aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto

radiologi pada pneumonia lobaris

b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan

paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan

orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini

gambar foto thorax bronkopneumonia

c Pneumonia interstisial (2)

26 Diagnosa

1 Gambaran klinis

a Anamnesis

9

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu

tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau

purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada

Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab

yang berhubungan dengan faktor infeksi

Evaluasi faktor predisposisi

PPOK H Influenza

Penyakit kronik lebih dari satu kuman

kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob

Penurunan imunitas gram negatif

Kecanduan obat bius staphylococcus

Bedakan lokasi infeksi

PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae

Rumah jompo

PN Staphylococcus aureus

Usia pasien

Bayi virus

Muda M Pneumoniae

Dewasa S Pneumoniae

Awitan

Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae

Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae

b Pemeriksaan fisik

Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada

inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa

palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin

disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada

stadium resolusi (2)

2 Pemeriksaan penunjang

a Gambaran radiologis

10

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama

untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat

sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan

interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas

menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah

diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering

disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering

memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia

sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang

terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus

Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat

ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu

b Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada

hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan

LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak

kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita

yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan

hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)

Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC

11

27 Diagnosa Banding

1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis

adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain

batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan

hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam

lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)

2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang

terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)

3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan

menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau

bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat

fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada

faktor yang dirurunkan (4)

4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan

sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut

bronchitis bisa bersifat serius (4)

12

5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran

pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan

bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan

paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti

semakin buruk kondisi asma (4)

28 Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab

pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)

Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain

a Pneumoni Komunitas

Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru

dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi

gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA

Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung

paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah

Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU

Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash

pare dan tidak ada faktor pengubah

Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P

Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)

13

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 5: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

3 Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat polusi udara)

4 Status imunisasi

5 Faktor pejamu (penyakit penyerta malnutrisi) (2)

Ada beberapa faktor utama pathogen tertentu pada peneumonia selain diatas (4) adalah

Sebagian besar pneumonia bakteri didahului dulu oleh infeksi virus

Etiologi menurut umur dibagi menjadi

1 Bayi baru lahir (neonatus ndash 2 bulan)

Organisme saluran genital ibu Streptokokus grup B Escheria coli dan

kuman Gram negatif lain Listeria monocytogenes Chlamydia trachomatis

tersering Sifilis congenital pneumonia alba Sumber infeksi lain Pasase

transplasental aspirasi mekonium dan CAP

2 Usia gt 2 ndash 12 bulan

Streptococcus aureus dan Streptokokus grup A tidak sering tetapi fatal

Pneumonia dapat ditemukan pada 20 anak dengan pertusis

3 Usia 1 ndash 5 tahun

Streptococcus pneumonia H influenzae Stretococcus grup A S aureus

tersering Chlamydia pneumonia banyak pada usia 5-14 tahun (disebut

pneumonia atipikal)

4 Usia sekolah remaja sampai dengan dewasa

S pneumonia Streptokokus grup A dan Mycoplasma pneumonia

(pneumonia atipikal) terbanyak Ada beberapa factor lain yang dapat

5

meningkatkan resiko infeksi oleh pathogen tertentu pada pneumonia komunitas (4) seperti dibawah ini

24 Patofisiologi

Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru

Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi

ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang

biak dan menimbulkan penyakit (2)

Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme

untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa (2)

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

6

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari

sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga

pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug

abuse) (2)

Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml

sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer

inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)

Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau

aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas

sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian

tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)

Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan

nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan

jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu

proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu

1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi

Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-

sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator

tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga

mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin

dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan

peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan

eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan

dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler

dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan

karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh

dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)

2 Stadium II (48 jam berikutnya)

7

Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah

merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian

dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya

penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi

merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak

ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini

berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)

3 Stadium III (3 ndash 8 hari)

Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih

mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin

terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa

sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap

padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu

dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)

4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)

Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan

peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh

makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)

25 Klasifikasi

1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis

a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)

b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial

pneumonia)

c Pneumonia aspirasi

d Pneumonia pada penderita Immunocompromised

Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)

2 Berdasarkan bakteri penyebab

a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa

bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya

Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca

infeksi influenza

8

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama

pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)

3 Berdasarkan predileksi infeksi

a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan

orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen

kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada

aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto

radiologi pada pneumonia lobaris

b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan

paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan

orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini

gambar foto thorax bronkopneumonia

c Pneumonia interstisial (2)

26 Diagnosa

1 Gambaran klinis

a Anamnesis

9

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu

tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau

purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada

Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab

yang berhubungan dengan faktor infeksi

Evaluasi faktor predisposisi

PPOK H Influenza

Penyakit kronik lebih dari satu kuman

kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob

Penurunan imunitas gram negatif

Kecanduan obat bius staphylococcus

Bedakan lokasi infeksi

PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae

Rumah jompo

PN Staphylococcus aureus

Usia pasien

Bayi virus

Muda M Pneumoniae

Dewasa S Pneumoniae

Awitan

Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae

Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae

b Pemeriksaan fisik

Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada

inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa

palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin

disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada

stadium resolusi (2)

2 Pemeriksaan penunjang

a Gambaran radiologis

10

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama

untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat

sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan

interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas

menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah

diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering

disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering

memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia

sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang

terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus

Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat

ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu

b Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada

hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan

LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak

kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita

yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan

hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)

Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC

11

27 Diagnosa Banding

1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis

adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain

batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan

hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam

lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)

2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang

terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)

3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan

menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau

bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat

fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada

faktor yang dirurunkan (4)

4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan

sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut

bronchitis bisa bersifat serius (4)

12

5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran

pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan

bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan

paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti

semakin buruk kondisi asma (4)

28 Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab

pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)

Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain

a Pneumoni Komunitas

Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru

dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi

gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA

Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung

paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah

Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU

Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash

pare dan tidak ada faktor pengubah

Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P

Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)

13

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 6: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

meningkatkan resiko infeksi oleh pathogen tertentu pada pneumonia komunitas (4) seperti dibawah ini

24 Patofisiologi

Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru

Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi

ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang

biak dan menimbulkan penyakit (2)

Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme

untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara

mikroorganisme mencapai permukaan

1 Inokulasi langsung

2 Penyebaran melalui pembuluh darah

3 Inhalasi bahan aerosol

4 Kolonisasi dipermukaan mukosa (2)

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria

atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila

terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi

6

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari

sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga

pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug

abuse) (2)

Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml

sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer

inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)

Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau

aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas

sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian

tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)

Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan

nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan

jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu

proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu

1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi

Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-

sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator

tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga

mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin

dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan

peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan

eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan

dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler

dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan

karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh

dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)

2 Stadium II (48 jam berikutnya)

7

Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah

merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian

dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya

penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi

merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak

ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini

berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)

3 Stadium III (3 ndash 8 hari)

Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih

mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin

terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa

sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap

padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu

dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)

4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)

Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan

peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh

makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)

25 Klasifikasi

1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis

a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)

b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial

pneumonia)

c Pneumonia aspirasi

d Pneumonia pada penderita Immunocompromised

Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)

2 Berdasarkan bakteri penyebab

a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa

bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya

Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca

infeksi influenza

8

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama

pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)

3 Berdasarkan predileksi infeksi

a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan

orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen

kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada

aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto

radiologi pada pneumonia lobaris

b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan

paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan

orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini

gambar foto thorax bronkopneumonia

c Pneumonia interstisial (2)

26 Diagnosa

1 Gambaran klinis

a Anamnesis

9

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu

tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau

purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada

Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab

yang berhubungan dengan faktor infeksi

Evaluasi faktor predisposisi

PPOK H Influenza

Penyakit kronik lebih dari satu kuman

kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob

Penurunan imunitas gram negatif

Kecanduan obat bius staphylococcus

Bedakan lokasi infeksi

PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae

Rumah jompo

PN Staphylococcus aureus

Usia pasien

Bayi virus

Muda M Pneumoniae

Dewasa S Pneumoniae

Awitan

Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae

Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae

b Pemeriksaan fisik

Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada

inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa

palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin

disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada

stadium resolusi (2)

2 Pemeriksaan penunjang

a Gambaran radiologis

10

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama

untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat

sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan

interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas

menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah

diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering

disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering

memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia

sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang

terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus

Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat

ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu

b Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada

hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan

LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak

kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita

yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan

hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)

Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC

11

27 Diagnosa Banding

1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis

adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain

batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan

hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam

lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)

2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang

terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)

3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan

menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau

bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat

fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada

faktor yang dirurunkan (4)

4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan

sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut

bronchitis bisa bersifat serius (4)

12

5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran

pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan

bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan

paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti

semakin buruk kondisi asma (4)

28 Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab

pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)

Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain

a Pneumoni Komunitas

Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru

dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi

gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA

Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung

paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah

Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU

Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash

pare dan tidak ada faktor pengubah

Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P

Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)

13

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 7: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini

merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari

sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga

pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug

abuse) (2)

Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml

sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer

inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)

Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau

aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas

sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian

tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)

Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan

nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan

jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu

proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu

1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)

Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi

Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-

sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator

tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga

mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin

dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan

peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan

eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan

dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler

dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan

karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh

dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)

2 Stadium II (48 jam berikutnya)

7

Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah

merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian

dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya

penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi

merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak

ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini

berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)

3 Stadium III (3 ndash 8 hari)

Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih

mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin

terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa

sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap

padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu

dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)

4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)

Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan

peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh

makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)

25 Klasifikasi

1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis

a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)

b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial

pneumonia)

c Pneumonia aspirasi

d Pneumonia pada penderita Immunocompromised

Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)

2 Berdasarkan bakteri penyebab

a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa

bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya

Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca

infeksi influenza

8

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama

pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)

3 Berdasarkan predileksi infeksi

a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan

orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen

kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada

aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto

radiologi pada pneumonia lobaris

b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan

paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan

orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini

gambar foto thorax bronkopneumonia

c Pneumonia interstisial (2)

26 Diagnosa

1 Gambaran klinis

a Anamnesis

9

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu

tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau

purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada

Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab

yang berhubungan dengan faktor infeksi

Evaluasi faktor predisposisi

PPOK H Influenza

Penyakit kronik lebih dari satu kuman

kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob

Penurunan imunitas gram negatif

Kecanduan obat bius staphylococcus

Bedakan lokasi infeksi

PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae

Rumah jompo

PN Staphylococcus aureus

Usia pasien

Bayi virus

Muda M Pneumoniae

Dewasa S Pneumoniae

Awitan

Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae

Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae

b Pemeriksaan fisik

Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada

inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa

palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin

disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada

stadium resolusi (2)

2 Pemeriksaan penunjang

a Gambaran radiologis

10

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama

untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat

sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan

interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas

menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah

diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering

disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering

memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia

sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang

terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus

Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat

ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu

b Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada

hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan

LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak

kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita

yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan

hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)

Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC

11

27 Diagnosa Banding

1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis

adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain

batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan

hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam

lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)

2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang

terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)

3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan

menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau

bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat

fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada

faktor yang dirurunkan (4)

4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan

sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut

bronchitis bisa bersifat serius (4)

12

5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran

pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan

bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan

paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti

semakin buruk kondisi asma (4)

28 Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab

pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)

Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain

a Pneumoni Komunitas

Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru

dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi

gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA

Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung

paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah

Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU

Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash

pare dan tidak ada faktor pengubah

Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P

Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)

13

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 8: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah

merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian

dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya

penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi

merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak

ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini

berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)

3 Stadium III (3 ndash 8 hari)

Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih

mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin

terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa

sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap

padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu

dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)

4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)

Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan

peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh

makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)

25 Klasifikasi

1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis

a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)

b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial

pneumonia)

c Pneumonia aspirasi

d Pneumonia pada penderita Immunocompromised

Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)

2 Berdasarkan bakteri penyebab

a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa

bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya

Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca

infeksi influenza

8

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama

pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)

3 Berdasarkan predileksi infeksi

a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan

orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen

kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada

aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto

radiologi pada pneumonia lobaris

b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan

paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan

orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini

gambar foto thorax bronkopneumonia

c Pneumonia interstisial (2)

26 Diagnosa

1 Gambaran klinis

a Anamnesis

9

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu

tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau

purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada

Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab

yang berhubungan dengan faktor infeksi

Evaluasi faktor predisposisi

PPOK H Influenza

Penyakit kronik lebih dari satu kuman

kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob

Penurunan imunitas gram negatif

Kecanduan obat bius staphylococcus

Bedakan lokasi infeksi

PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae

Rumah jompo

PN Staphylococcus aureus

Usia pasien

Bayi virus

Muda M Pneumoniae

Dewasa S Pneumoniae

Awitan

Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae

Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae

b Pemeriksaan fisik

Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada

inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa

palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin

disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada

stadium resolusi (2)

2 Pemeriksaan penunjang

a Gambaran radiologis

10

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama

untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat

sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan

interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas

menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah

diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering

disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering

memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia

sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang

terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus

Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat

ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu

b Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada

hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan

LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak

kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita

yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan

hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)

Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC

11

27 Diagnosa Banding

1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis

adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain

batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan

hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam

lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)

2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang

terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)

3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan

menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau

bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat

fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada

faktor yang dirurunkan (4)

4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan

sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut

bronchitis bisa bersifat serius (4)

12

5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran

pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan

bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan

paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti

semakin buruk kondisi asma (4)

28 Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab

pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)

Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain

a Pneumoni Komunitas

Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru

dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi

gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA

Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung

paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah

Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU

Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash

pare dan tidak ada faktor pengubah

Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P

Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)

13

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 9: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia

c Pneumonia virus

d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama

pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)

3 Berdasarkan predileksi infeksi

a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan

orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen

kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada

aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto

radiologi pada pneumonia lobaris

b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan

paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan

orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini

gambar foto thorax bronkopneumonia

c Pneumonia interstisial (2)

26 Diagnosa

1 Gambaran klinis

a Anamnesis

9

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu

tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau

purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada

Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab

yang berhubungan dengan faktor infeksi

Evaluasi faktor predisposisi

PPOK H Influenza

Penyakit kronik lebih dari satu kuman

kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob

Penurunan imunitas gram negatif

Kecanduan obat bius staphylococcus

Bedakan lokasi infeksi

PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae

Rumah jompo

PN Staphylococcus aureus

Usia pasien

Bayi virus

Muda M Pneumoniae

Dewasa S Pneumoniae

Awitan

Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae

Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae

b Pemeriksaan fisik

Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada

inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa

palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin

disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada

stadium resolusi (2)

2 Pemeriksaan penunjang

a Gambaran radiologis

10

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama

untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat

sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan

interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas

menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah

diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering

disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering

memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia

sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang

terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus

Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat

ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu

b Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada

hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan

LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak

kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita

yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan

hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)

Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC

11

27 Diagnosa Banding

1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis

adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain

batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan

hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam

lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)

2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang

terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)

3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan

menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau

bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat

fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada

faktor yang dirurunkan (4)

4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan

sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut

bronchitis bisa bersifat serius (4)

12

5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran

pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan

bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan

paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti

semakin buruk kondisi asma (4)

28 Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab

pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)

Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain

a Pneumoni Komunitas

Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru

dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi

gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA

Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung

paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah

Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU

Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash

pare dan tidak ada faktor pengubah

Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P

Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)

13

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 10: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu

tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau

purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada

Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab

yang berhubungan dengan faktor infeksi

Evaluasi faktor predisposisi

PPOK H Influenza

Penyakit kronik lebih dari satu kuman

kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob

Penurunan imunitas gram negatif

Kecanduan obat bius staphylococcus

Bedakan lokasi infeksi

PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae

Rumah jompo

PN Staphylococcus aureus

Usia pasien

Bayi virus

Muda M Pneumoniae

Dewasa S Pneumoniae

Awitan

Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae

Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae

b Pemeriksaan fisik

Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada

inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa

palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin

disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada

stadium resolusi (2)

2 Pemeriksaan penunjang

a Gambaran radiologis

10

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama

untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat

sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan

interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas

menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah

diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering

disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering

memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia

sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang

terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus

Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat

ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu

b Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada

hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan

LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak

kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita

yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan

hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)

Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC

11

27 Diagnosa Banding

1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis

adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain

batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan

hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam

lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)

2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang

terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)

3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan

menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau

bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat

fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada

faktor yang dirurunkan (4)

4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan

sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut

bronchitis bisa bersifat serius (4)

12

5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran

pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan

bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan

paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti

semakin buruk kondisi asma (4)

28 Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab

pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)

Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain

a Pneumoni Komunitas

Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru

dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi

gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA

Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung

paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah

Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU

Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash

pare dan tidak ada faktor pengubah

Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P

Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)

13

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 11: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama

untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat

sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan

interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas

menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah

diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering

disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering

memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia

sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang

terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus

Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat

ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu

b Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit

biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada

hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan

LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak

kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita

yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan

hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)

Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC

11

27 Diagnosa Banding

1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis

adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain

batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan

hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam

lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)

2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang

terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)

3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan

menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau

bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat

fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada

faktor yang dirurunkan (4)

4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan

sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut

bronchitis bisa bersifat serius (4)

12

5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran

pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan

bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan

paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti

semakin buruk kondisi asma (4)

28 Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab

pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)

Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain

a Pneumoni Komunitas

Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru

dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi

gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA

Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung

paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah

Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU

Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash

pare dan tidak ada faktor pengubah

Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P

Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)

13

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 12: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

27 Diagnosa Banding

1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis

adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain

batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan

hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam

lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)

2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak

sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang

terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)

3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan

menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau

bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat

fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada

faktor yang dirurunkan (4)

4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan

sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut

bronchitis bisa bersifat serius (4)

12

5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran

pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan

bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan

paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti

semakin buruk kondisi asma (4)

28 Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab

pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)

Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain

a Pneumoni Komunitas

Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru

dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi

gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA

Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung

paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah

Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU

Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash

pare dan tidak ada faktor pengubah

Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P

Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)

13

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 13: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran

pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan

bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan

paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti

semakin buruk kondisi asma (4)

28 Penatalaksanaan

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian

antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu

1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa

2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab

pneumonia

3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)

Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain

a Pneumoni Komunitas

Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru

dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi

gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA

Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung

paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah

Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU

Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash

pare dan tidak ada faktor pengubah

Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P

Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)

13

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 14: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

b Pneumoni Nosokomial

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial

yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan

onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik

spektrum terbatas

Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas

14

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 15: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada

faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika

tidak ada resiko maka diberikan monoterapi

Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil

bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik

dievaluasi dalam 72 jam

29 Komplikasi

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam

rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran

bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah

komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)

Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan

komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien

terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor

risiko)

Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian

bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest

tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan

cairan (1)

15

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 16: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia

disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun

meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya

Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru

masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi

dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)

Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari

pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita

yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah

meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)

210 Prognosis

Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman

penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang

baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang

dirawat (4)

1 Pneumonia Komunitas

Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di

antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh

pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua

dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan

penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada

lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU

adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah

yang ada pada pasien (4)

2 Pneumonia nasokomial

Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70

bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya

Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps

Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)

16

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 17: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

BAB III

PNEUMONIA KOMUNITI

31 Pneumonia Komuniti

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat

Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka

kematian tinggi di dunia (2)

32 Etiologi

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan

bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari

beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari

pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif

Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia

(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan

bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil

pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)

Klebsiella pneumoniae 4518

Streptococcus pneumoniae 1404

Streptococcus viridans 921

Staphylococcus aureus 9

Pseudomonas aeruginosa 856

Steptococcus hemolyticus 789

Enterobacter 526

Pseudomonas spp 09

33 Diagnosis Pneumonia Komuniti

Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis

pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia

komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat

progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini

17

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 18: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

a Batuk-batuk bertambah

b Perubahan karakteristik dahakpurulen

c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam

d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas

bronkial dan ronki

e Leukosit gt 10000 atau lt 4500

34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan

dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient

Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini

Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT

Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih

kriteria di bawah ini (2)

a Kriteria minor

bull Frekuensi napas gt 30menit

bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg

bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus

bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg

bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg

18

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 19: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

b Kriteria mayor adalah sebagai berikut

bull Membutuhkan ventilasi mekanik

bull Infiltrat bertambah gt 50

bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)

bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita

riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis

c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi

rawat inap pneumonia komuniti adalah

1 Skor PORT lebih dari 70

2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap

bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini

Frekuensi napas gt 30menit

Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg

Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS

Tekanan sistolik lt 90 mmHg

Tekanan diastolik lt 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA

d Kriteria perawatan intensif

Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif

adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor

tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor

gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2

kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain

bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)

35 Pneumonia atipik

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula

dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma

pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain

19

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 20: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan

Respiratori syncitial virus (2)

36 Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan

klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di

rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat

meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik

misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor

modifikasis adalah (2)

a Pneumokokus resisten terhadap penisilin

Umur lebih dari 65 tahun

Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir

Pecandu alcohol

Penyakit gangguan kekebalan

Penyakit penyerta yang multiple

Bakteri enterik Gram negative

Penghuni rumah jompo

Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru

Mempunyai kelainan penyakit yang multiple

Riwayat pengobatan antibiotik

20

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 21: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi

a Penderita rawat jalan

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Istirahat di tempat tidur

- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi

- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas

- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

bull Pengobatan suportif simptomatik

- Pemberian terapi oksigen

- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik

bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat

kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat

biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat

Intensif (2)

21

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 22: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk

maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti

c Pengobatan pneumonia atipik

Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia

termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh

Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan

1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)

1048707 Fluorokuinolon respiness

1048707 Doksisiklin(2)

d Terapi Sulih (switch therapy)

Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan

obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi

biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral

harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan

antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv

yang telah digunakan (2)

22

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 23: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)

switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda

potensi lebih rendah)

bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin

bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral

bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim

oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari

kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat

jalan (2)

e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti

bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi

bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna

bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam

bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)

bull Leukosit menuju normalnormal

37 Evaluasi pengobatan

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak

ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita

obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada

gambar 1 (2)

23

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 24: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

38 Prognosis

Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita

bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan

yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita

yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5

pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit

menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka

kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I

01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82

dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian

penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS

Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138

tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -

35(2)

39 Pencegahan

bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok

bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih

perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut

diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik

24

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 25: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang

direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi

antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe

3 (2)

BAB IV

LAPORAN KASUS

31 Identitas pasien

Nama KGA

Umur 40 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Suku Bali

Bangsa Indonesia

Agama Hindu

Pendidikan Tamat SMA

Status perkawinan Belum Menikah

Pekerjaan Tidak Bekerja

Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar

32 Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama sesak nafas

25

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 26: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan

oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak

1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari

dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi

Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang

memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1

hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga

pasien masuk ke rumah sakit

Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan

dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan

dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas

dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama

dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya

dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba

tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan

temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga

pasien datang ke rumah sakit

Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum

masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan

intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien

mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan

obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk

awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin

memberat Riwayat batuk kering darah disangkal

Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk

darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh

pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien

makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak

ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan

4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan

konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB

26

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 27: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan

seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki

riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang

lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk

penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat

Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta

parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan

tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia

Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh

pasien

Riwayat keluarga

Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami

keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-

batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum

memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas

saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung

Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi

Riwayat pribadi dan sosial

Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja

sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf

Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di

rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini

tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan

1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara

sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari

sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang

setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga

memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi

minum dikatakan hanya kadang-kadang

33 Pemeriksaan Fisik

27

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 28: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

vesbves

ves

bves

vesves

- -

- -- -

- -

+ -+ -

Status Present

Kesan sakit sedang

Kesadaran kompos mentis

GCS E4V5M6

Tensi 11070 mmHg

Nadi 126 xmenit reguler

Respirasi 30 xmenit

Suhu badan 400C

TB 165 cm

BB 55 kg

BMI 20 kgm2

Status General

Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema

palpebra --

THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1

Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)

Thorak

Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat

Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S

Perkusi batas kiri ICS V MCL S

batas kanan ICS II PSL D

pinggang jantung (+)

Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)

Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis

Palpasi VF N N nyeri tekan (-)

uarr N

uarr N

Perkusi dullnessdullness

Auskultasi ronki wheezing

Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)

28

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 29: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

+ +

+ +

- -

- -

Auskultasi Bising Usus (+) normal

Palpasi Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Perkusi timpani (+)

Ekstremitas hangat edema

33 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (2122013)

TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS

WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI

NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI

LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH

MO 649 200 ndash 1100

EO 109 000-500

BA 0421 000-200

NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI

LY 136 100 ndash 400 10^3microL

MO 0927 010 ndash 120 10^3microL

EO 0001 000-050 10^3microL

BA 0028 0-01 10^3microL

RBC 406 450 ndash 590 10^6microL

29

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 30: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

HGB 116 1350 ndash 1750 gdL

HCT 355 4100 ndash 5300

MCV 874 8000 ndash 10000 fL

MCH 286 2600 ndash 3400 Pg

MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL

PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL

Kimia Darah (2122013)

Parameter Result Unit Remarks Reference range

Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200

Ureum 48 mgdL 10-50

BUN 21 mgdL 8-23

SGOT 124 UL 0-37

SGPT 102 UL 0-42

Creatinine 092 mgdL 06-11

Na 143 mmolL 136-145

K 395 mmolL 35-51

Elektrokardiografi (2122013)

30

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 31: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit

Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)

Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745

pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500

pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000

HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600

TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000

SO2c 99 --

Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500

Kalium 36 MmolL 350 ndash 510

Alkalosis respiratorik

Foto Thorax (2 Desember 2013)

31

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 32: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Cor besar dan bentuk kesan normal

Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan

Sinus pleura kanan kiri tajam

Diafragma kanan kiri normal

Tulang-tulang tidak tampak kelainan

Kesan Pneumonia

34 Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV

o Sepsis

o Alkalosis Respiratorik

35 Penatalaksanaan

MRS

IVFD NaCl 09 20 tpm

Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )

O2 4 liter per menit nasal kanul

Parasetamol 3 x 500 mg io

Cefotaxime 3 x 1 gr iv

Eritromisin 4 x 500 mg po

32

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 33: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Ambroxol 3 x 1

Chest Fisioterapi

36 Monitoring

Vital sign

Keluhan

Tanda-tanda gagal nafas

37 Prognosis

Ad Functionam Dubius ad Bonam

Ad Vitam Dubius ad Bonam

Ad Sanascionam Dubius

BAB V

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

41 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014

pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan

lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan

mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan

permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi

yang kami lakukan adalah

a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan

pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab

penyakit

33

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 34: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait

pneumonia dan berbagai permasalahannya

c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga

sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta

beraktivitas dengan baik

d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat

putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat

e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia

serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa

mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang

memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan

42 Daftar Permasalahan

Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal

menghadapi penyakitnya

1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit

pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan

penularan)

2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy

sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit

terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien

terbatas aktivitasnya sehari-hari

3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat

pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang

bisa memperburuk kondisinya

43 Analisis kebutuhan pasien

431 Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

Nutrisi Harian Keluarga

Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu

34

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 35: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Karbohidra

t

Nasi

Roti

Mie

Lainnya

Protein

Hewani

Nabati

Sayur

Buah

Lainnya

1 gelas nasi

-

-

-

1 potong

1 potong

1 mangkok

1 bijipotong

-

3 kali

-

-

-

2 kali

3 kali

3 kali

1 kali

-

21 kali

-

-

-

14 kali

21 kali

21 kali

7 kali

-

Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai

tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan

atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi

dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu

makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam

harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang

ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk

selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak

mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti

biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya

disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein

Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih

dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan

Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca

Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg

=90x (165-100)x 1kg = 585 kg

Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal

35

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 36: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak

ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan

kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori

Akses pelayanan kesehatan

Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak

mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat

menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses

pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik

praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat

Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di

dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit

pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik

dekat rumahnya

Lingkungan

Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan

keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan

serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak

tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya

Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat

merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari

keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang

tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong

cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2

kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan

1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar

pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air

minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air

PDAM

432 Kebutuhan Bio-psikososial

Lingkungan Biologis

36

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 37: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang

mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien

Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di

rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh

pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia

diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini

Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien

bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB

dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan

diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan

pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya

Faktor Psikososial dan Kultural

Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya

karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung

oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak

Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan

pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung

kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami

gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit

pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk

kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar

kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien

43 Saran dan KIE

a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus

dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala

pneumonia dan cara menanganinya

KIE yang diberikan

- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat

kambuh apabila ada pencetus yang berulang

37

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 38: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar

penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang

kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka

dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien

- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat

dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia

bepergian keluar rumah

b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar

udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif

KIE yang diberikan

- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya

penyakit pada pasien

- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari

agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah

dapat berpindah ke luar rumah

- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara

(bebas dari debu sarang laba-laba dll)

c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan

membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari

KIE yang diberikan

- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu

lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya

- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam

harinya

- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta

begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun

d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola

yang telah dianjurkan

KIE yang diberikan

38

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 39: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada

umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi

yang telah ditentukan

- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan

namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang

dianjurkan

e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan

terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya

kepada dokter

KIE yang diberikan

- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan

sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi

- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya

kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan

yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru

- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter

mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh

pasien

f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit

yang dideritanya saat ini

KIE yang diberikan

- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien

- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan

aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari

kehidupan sosialnya

- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien

dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya

serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan

tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam

rumah dan sekitar pasien)

39

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 40: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Foto pasien dengan dokter muda

Gambar 1 Pasien dan dokter muda

Gambar 2 Kamar tidur pasien

40

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 41: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

Gambar 3 Kamar mandi pasien

Gambar 4 Kamar mandi pasien

Denah Rumah Pasien

41

Dapur

Kamar tidur

Kamar tidur

Kamar mandi

Ruang tamu

U

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur

Page 42: Pbl Pneumonia Sunar Sujala

DAFTAR PUSTAKA

1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with

community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity

antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-

54

2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di

Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc

Graw-Hill Companies In North America

4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK

UI

5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta

2002

6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002

42

Kamar tidur