pbl pneumonia sunar sujala
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam
bidang kesehatan baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah
maju Laporan WHO tahun 2001 menyebutkan bahwa penyebab kematian
tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut
termasuk pneumonia dan influenza Insidensi pneumonia komuniti di Amerika
adalah 12 kasus per 1000 orang per tahun dan merupakan penyebab kematian
utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu Angka kematian akibat
pneumonia di Amerika adalah 10 (2)
Di Amerika dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan
50 Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari
untuk mendapatkan hasilnya sedangkan pneumonia dapat menyebabkan kematian
bila tidak segera diobati maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan
antibiotika secara empiris (1)
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001 penyakit infeksi
saluran napas bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian di
Indonesia Di SMF Paru RSUP Persahabatan tahun 2001 infeksi juga merupakan
penyakit paru utama 58 diantara penderita rawat jalan adalah kasus infeksi dan
116 diantaranya kasus nontuberkulosis pada penderita rawat inap 588
kasus infeksi dan 146 diantaranya kasus nontuberkulosis Di RSUP H Adam
Malik Medan 538 kasus infeksi dan 286 diantaranya infeksi
nontuberkulosis Di RSUD Dr Soetomo Surabaya didapatkan data sekitar 180
pneumonia komuniti dengan angka kematian antara 20-35 Pneumonia
komuniti menduduki peringkat keempat dan sepuluh penyakit terbanyak yang
dirawat pertahun (5 6)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Definisi
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan
peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia radiasi
aspirasi bahan toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis (2)
Gambar 1 Penyakit Pneumonia
22 Epidemiologi
Infeksi M Pnemonia dapat dijumpai di seluruh dunia dan bersifat endemik
Prevalensi kasus yang paling banyak dijumpai biasanya pada musim panas sampai
ke awal musim gugur yang dapat berlangsung satu sampai dua tahun WHO
memperkirakan bahwa hingga 1 juta kematian disebabkan oleh bakteri
Streptococcus pneumoniae dan lebih dari 90 dari kematian ini terjadi di negara-
negara berkembang Kematian akibat pneumonia umumnya menurun dengan usia
sampai dewasa akhir Lansia juga berada pada risiko tertentu untuk pneumonia
dan kematian terkait penyakit lainnya Di Inggris kejadian tahunan dari
pneumonia adalah sekitar 6 kasus untuk setiap 1000 orang untuk kelompok usia
18-39 Bagi mereka 75 tahun lebih dari usia ini meningkat menjadi 75 kasus
untuk setiap 1000 orang Sekitar 20-40 individu yang memerlukan kontrak 2
pneumonia masuk rumah sakit yang antara 5-10 diterima ke Unit perawatan
kritis Demikian pula angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Individu-
individu ini juga lebih cenderung memiliki episode berulang dari pneumonia
Orang-orang yang dirawat di rumah sakit untuk alasan apapun juga beresiko
tinggi untuk pneumonia (1)
23 Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu
bakteri virus jamur dan protozoa Pneumonia komuniti yang diderita oleh
masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram Positif sedangkan
pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram Negatif sedangkan
pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob Akhir-akhir ini
laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang
ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri
Gram Negatif Agen penyebab pneumonia dibagi menjadi organisme Gram Positif
atau Gram Negatif seperti Streptococcus pneumoniae (pnemokokus)
Streptococcus piogenes Staphylococcus aureus Klebsiela pneumonia
Legionella Haemophilus influenza (2)
Tabel 1 Penyebab Penemonia Dan Proses Terjadinya (4)
Bakteri Penumonia akibat bakteri ini biasanya terjadi setelah flu
demam atau ISPA yang menurunkan system imunitas tubuh
Sistem imunitas yang lemah menjadi keadaan yang baik untuk
bakteri berkembang biak di paru dan menimbulkan penyakit
Bermacam-macam bakteri dapat menyebabkan pneumonia
yang tersering adalah Streptococcus pneumoniae
(pneumococcus) dapat disebarkan apabila orang yang terinfeksi
batuk bersin atau menyentuh objek dengan tangan yang
terkontaminasi Pneumonia akibat bakteri ini dapat menjadi
lebih serius bila dibandingkan dengan pneumonia akibat virus
Virus Bermacam-macam virus dapat menyebabkan pneumonia
Contohnya termasuk influenza chickenpox herpes simplex
and respiratory syncytial virus (RSV) Virus dapat ditularkan
3
antar manusia ke manusia lain melalui batuk bersin atau
menyentuh objek dengan tangan yang terkontaminasi yang
berkontak dengan cairan dari orang yang terinfeksi
Jamur Bermacam-macam jamur dapat menyebabkan pneumonia
Yang paling sering adalah jamur yang terhirup dari udara luar
lingkungan
Aspirasi Pneumonia aspirasi terjadi apabila materi bahan-bahan dalam
lambung atau benda asing terhirup masuk ke saluran
pernafasan menyebabkan cedera infeksi atau penyumbatan
Beberapa kelompok-kelompok mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi
untuk terkena pneumonia yaitu antara
1 Usia lebih dari 65 tahun
2 Merokok
3 Malnutrisi baik karena kurangnya asupan makan ataupun dikarenakan penyakit
kronis lain
4 Kelompok dengan penyakit paru termasuk kista fibrosis asma PPOK dan
emfisema
5 Kelompok dengan masalah-masalah medis lain termasuk diabetes dan penyakit
jantung
6 Kelompok dengan sistem imunitas dikarenakan HIV transplantasi organ
kemoterapi atau penggunaan steroid lama
7 Kelompok dengan ketidakmampuan untuk batuk karena stroke obat-obatan
sedatif atau alkohol atau mobilitas yang terbatas
8 Kelompok yang sedang menderita infeksi traktus respiratorius atas oleh virus (2)
Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur sekret bronkus merupakan
tindakan yang sangat invasif sehingga tidak dilakukan Hasil penelitian 44-85
CAP disebabkan oleh bakteri dan virus dan 25-40 diantaranya disebabkan lebih
dari satu patogen Patogen penyebab pneumonia bervariasi tergantung
1 Usia
2 Status lingkungan
4
3 Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat polusi udara)
4 Status imunisasi
5 Faktor pejamu (penyakit penyerta malnutrisi) (2)
Ada beberapa faktor utama pathogen tertentu pada peneumonia selain diatas (4) adalah
Sebagian besar pneumonia bakteri didahului dulu oleh infeksi virus
Etiologi menurut umur dibagi menjadi
1 Bayi baru lahir (neonatus ndash 2 bulan)
Organisme saluran genital ibu Streptokokus grup B Escheria coli dan
kuman Gram negatif lain Listeria monocytogenes Chlamydia trachomatis
tersering Sifilis congenital pneumonia alba Sumber infeksi lain Pasase
transplasental aspirasi mekonium dan CAP
2 Usia gt 2 ndash 12 bulan
Streptococcus aureus dan Streptokokus grup A tidak sering tetapi fatal
Pneumonia dapat ditemukan pada 20 anak dengan pertusis
3 Usia 1 ndash 5 tahun
Streptococcus pneumonia H influenzae Stretococcus grup A S aureus
tersering Chlamydia pneumonia banyak pada usia 5-14 tahun (disebut
pneumonia atipikal)
4 Usia sekolah remaja sampai dengan dewasa
S pneumonia Streptokokus grup A dan Mycoplasma pneumonia
(pneumonia atipikal) terbanyak Ada beberapa factor lain yang dapat
5
meningkatkan resiko infeksi oleh pathogen tertentu pada pneumonia komunitas (4) seperti dibawah ini
24 Patofisiologi
Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru
Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang
biak dan menimbulkan penyakit (2)
Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme
untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa (2)
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
6
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari
sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga
pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug
abuse) (2)
Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml
sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer
inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)
Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau
aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas
sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian
tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan
nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan
jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu
proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu
1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi
Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-
sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator
tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga
mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin
dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan
peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan
eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan
dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler
dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh
dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)
2 Stadium II (48 jam berikutnya)
7
Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian
dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi
merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak
ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini
berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)
3 Stadium III (3 ndash 8 hari)
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa
sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap
padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu
dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)
4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)
25 Klasifikasi
1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis
a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial
pneumonia)
c Pneumonia aspirasi
d Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)
2 Berdasarkan bakteri penyebab
a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa
bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza
8
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)
3 Berdasarkan predileksi infeksi
a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan
orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen
kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada
aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto
radiologi pada pneumonia lobaris
b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan
paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan
orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini
gambar foto thorax bronkopneumonia
c Pneumonia interstisial (2)
26 Diagnosa
1 Gambaran klinis
a Anamnesis
9
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau
purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab
yang berhubungan dengan faktor infeksi
Evaluasi faktor predisposisi
PPOK H Influenza
Penyakit kronik lebih dari satu kuman
kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob
Penurunan imunitas gram negatif
Kecanduan obat bius staphylococcus
Bedakan lokasi infeksi
PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae
Rumah jompo
PN Staphylococcus aureus
Usia pasien
Bayi virus
Muda M Pneumoniae
Dewasa S Pneumoniae
Awitan
Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae
Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa
palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin
disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi (2)
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
10
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat
sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan
interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus
Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat
ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada
hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan
LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak
kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita
yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)
Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC
11
27 Diagnosa Banding
1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis
adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain
batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan
hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam
lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)
2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)
3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan
menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau
bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat
fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada
faktor yang dirurunkan (4)
4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut
bronchitis bisa bersifat serius (4)
12
5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan
bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan
paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma (4)
28 Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)
Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain
a Pneumoni Komunitas
Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru
dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi
gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA
Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung
paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah
Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU
Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash
pare dan tidak ada faktor pengubah
Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P
Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)
13
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Definisi
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri virus jamur parasit) Pneumonia yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk Sedangkan
peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia radiasi
aspirasi bahan toksik obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis (2)
Gambar 1 Penyakit Pneumonia
22 Epidemiologi
Infeksi M Pnemonia dapat dijumpai di seluruh dunia dan bersifat endemik
Prevalensi kasus yang paling banyak dijumpai biasanya pada musim panas sampai
ke awal musim gugur yang dapat berlangsung satu sampai dua tahun WHO
memperkirakan bahwa hingga 1 juta kematian disebabkan oleh bakteri
Streptococcus pneumoniae dan lebih dari 90 dari kematian ini terjadi di negara-
negara berkembang Kematian akibat pneumonia umumnya menurun dengan usia
sampai dewasa akhir Lansia juga berada pada risiko tertentu untuk pneumonia
dan kematian terkait penyakit lainnya Di Inggris kejadian tahunan dari
pneumonia adalah sekitar 6 kasus untuk setiap 1000 orang untuk kelompok usia
18-39 Bagi mereka 75 tahun lebih dari usia ini meningkat menjadi 75 kasus
untuk setiap 1000 orang Sekitar 20-40 individu yang memerlukan kontrak 2
pneumonia masuk rumah sakit yang antara 5-10 diterima ke Unit perawatan
kritis Demikian pula angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Individu-
individu ini juga lebih cenderung memiliki episode berulang dari pneumonia
Orang-orang yang dirawat di rumah sakit untuk alasan apapun juga beresiko
tinggi untuk pneumonia (1)
23 Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu
bakteri virus jamur dan protozoa Pneumonia komuniti yang diderita oleh
masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram Positif sedangkan
pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram Negatif sedangkan
pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob Akhir-akhir ini
laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang
ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri
Gram Negatif Agen penyebab pneumonia dibagi menjadi organisme Gram Positif
atau Gram Negatif seperti Streptococcus pneumoniae (pnemokokus)
Streptococcus piogenes Staphylococcus aureus Klebsiela pneumonia
Legionella Haemophilus influenza (2)
Tabel 1 Penyebab Penemonia Dan Proses Terjadinya (4)
Bakteri Penumonia akibat bakteri ini biasanya terjadi setelah flu
demam atau ISPA yang menurunkan system imunitas tubuh
Sistem imunitas yang lemah menjadi keadaan yang baik untuk
bakteri berkembang biak di paru dan menimbulkan penyakit
Bermacam-macam bakteri dapat menyebabkan pneumonia
yang tersering adalah Streptococcus pneumoniae
(pneumococcus) dapat disebarkan apabila orang yang terinfeksi
batuk bersin atau menyentuh objek dengan tangan yang
terkontaminasi Pneumonia akibat bakteri ini dapat menjadi
lebih serius bila dibandingkan dengan pneumonia akibat virus
Virus Bermacam-macam virus dapat menyebabkan pneumonia
Contohnya termasuk influenza chickenpox herpes simplex
and respiratory syncytial virus (RSV) Virus dapat ditularkan
3
antar manusia ke manusia lain melalui batuk bersin atau
menyentuh objek dengan tangan yang terkontaminasi yang
berkontak dengan cairan dari orang yang terinfeksi
Jamur Bermacam-macam jamur dapat menyebabkan pneumonia
Yang paling sering adalah jamur yang terhirup dari udara luar
lingkungan
Aspirasi Pneumonia aspirasi terjadi apabila materi bahan-bahan dalam
lambung atau benda asing terhirup masuk ke saluran
pernafasan menyebabkan cedera infeksi atau penyumbatan
Beberapa kelompok-kelompok mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi
untuk terkena pneumonia yaitu antara
1 Usia lebih dari 65 tahun
2 Merokok
3 Malnutrisi baik karena kurangnya asupan makan ataupun dikarenakan penyakit
kronis lain
4 Kelompok dengan penyakit paru termasuk kista fibrosis asma PPOK dan
emfisema
5 Kelompok dengan masalah-masalah medis lain termasuk diabetes dan penyakit
jantung
6 Kelompok dengan sistem imunitas dikarenakan HIV transplantasi organ
kemoterapi atau penggunaan steroid lama
7 Kelompok dengan ketidakmampuan untuk batuk karena stroke obat-obatan
sedatif atau alkohol atau mobilitas yang terbatas
8 Kelompok yang sedang menderita infeksi traktus respiratorius atas oleh virus (2)
Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur sekret bronkus merupakan
tindakan yang sangat invasif sehingga tidak dilakukan Hasil penelitian 44-85
CAP disebabkan oleh bakteri dan virus dan 25-40 diantaranya disebabkan lebih
dari satu patogen Patogen penyebab pneumonia bervariasi tergantung
1 Usia
2 Status lingkungan
4
3 Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat polusi udara)
4 Status imunisasi
5 Faktor pejamu (penyakit penyerta malnutrisi) (2)
Ada beberapa faktor utama pathogen tertentu pada peneumonia selain diatas (4) adalah
Sebagian besar pneumonia bakteri didahului dulu oleh infeksi virus
Etiologi menurut umur dibagi menjadi
1 Bayi baru lahir (neonatus ndash 2 bulan)
Organisme saluran genital ibu Streptokokus grup B Escheria coli dan
kuman Gram negatif lain Listeria monocytogenes Chlamydia trachomatis
tersering Sifilis congenital pneumonia alba Sumber infeksi lain Pasase
transplasental aspirasi mekonium dan CAP
2 Usia gt 2 ndash 12 bulan
Streptococcus aureus dan Streptokokus grup A tidak sering tetapi fatal
Pneumonia dapat ditemukan pada 20 anak dengan pertusis
3 Usia 1 ndash 5 tahun
Streptococcus pneumonia H influenzae Stretococcus grup A S aureus
tersering Chlamydia pneumonia banyak pada usia 5-14 tahun (disebut
pneumonia atipikal)
4 Usia sekolah remaja sampai dengan dewasa
S pneumonia Streptokokus grup A dan Mycoplasma pneumonia
(pneumonia atipikal) terbanyak Ada beberapa factor lain yang dapat
5
meningkatkan resiko infeksi oleh pathogen tertentu pada pneumonia komunitas (4) seperti dibawah ini
24 Patofisiologi
Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru
Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang
biak dan menimbulkan penyakit (2)
Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme
untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa (2)
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
6
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari
sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga
pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug
abuse) (2)
Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml
sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer
inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)
Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau
aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas
sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian
tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan
nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan
jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu
proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu
1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi
Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-
sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator
tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga
mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin
dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan
peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan
eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan
dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler
dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh
dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)
2 Stadium II (48 jam berikutnya)
7
Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian
dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi
merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak
ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini
berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)
3 Stadium III (3 ndash 8 hari)
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa
sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap
padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu
dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)
4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)
25 Klasifikasi
1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis
a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial
pneumonia)
c Pneumonia aspirasi
d Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)
2 Berdasarkan bakteri penyebab
a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa
bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza
8
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)
3 Berdasarkan predileksi infeksi
a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan
orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen
kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada
aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto
radiologi pada pneumonia lobaris
b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan
paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan
orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini
gambar foto thorax bronkopneumonia
c Pneumonia interstisial (2)
26 Diagnosa
1 Gambaran klinis
a Anamnesis
9
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau
purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab
yang berhubungan dengan faktor infeksi
Evaluasi faktor predisposisi
PPOK H Influenza
Penyakit kronik lebih dari satu kuman
kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob
Penurunan imunitas gram negatif
Kecanduan obat bius staphylococcus
Bedakan lokasi infeksi
PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae
Rumah jompo
PN Staphylococcus aureus
Usia pasien
Bayi virus
Muda M Pneumoniae
Dewasa S Pneumoniae
Awitan
Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae
Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa
palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin
disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi (2)
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
10
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat
sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan
interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus
Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat
ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada
hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan
LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak
kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita
yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)
Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC
11
27 Diagnosa Banding
1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis
adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain
batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan
hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam
lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)
2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)
3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan
menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau
bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat
fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada
faktor yang dirurunkan (4)
4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut
bronchitis bisa bersifat serius (4)
12
5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan
bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan
paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma (4)
28 Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)
Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain
a Pneumoni Komunitas
Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru
dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi
gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA
Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung
paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah
Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU
Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash
pare dan tidak ada faktor pengubah
Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P
Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)
13
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
pneumonia masuk rumah sakit yang antara 5-10 diterima ke Unit perawatan
kritis Demikian pula angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10 Individu-
individu ini juga lebih cenderung memiliki episode berulang dari pneumonia
Orang-orang yang dirawat di rumah sakit untuk alasan apapun juga beresiko
tinggi untuk pneumonia (1)
23 Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu
bakteri virus jamur dan protozoa Pneumonia komuniti yang diderita oleh
masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram Positif sedangkan
pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram Negatif sedangkan
pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob Akhir-akhir ini
laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang
ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri
Gram Negatif Agen penyebab pneumonia dibagi menjadi organisme Gram Positif
atau Gram Negatif seperti Streptococcus pneumoniae (pnemokokus)
Streptococcus piogenes Staphylococcus aureus Klebsiela pneumonia
Legionella Haemophilus influenza (2)
Tabel 1 Penyebab Penemonia Dan Proses Terjadinya (4)
Bakteri Penumonia akibat bakteri ini biasanya terjadi setelah flu
demam atau ISPA yang menurunkan system imunitas tubuh
Sistem imunitas yang lemah menjadi keadaan yang baik untuk
bakteri berkembang biak di paru dan menimbulkan penyakit
Bermacam-macam bakteri dapat menyebabkan pneumonia
yang tersering adalah Streptococcus pneumoniae
(pneumococcus) dapat disebarkan apabila orang yang terinfeksi
batuk bersin atau menyentuh objek dengan tangan yang
terkontaminasi Pneumonia akibat bakteri ini dapat menjadi
lebih serius bila dibandingkan dengan pneumonia akibat virus
Virus Bermacam-macam virus dapat menyebabkan pneumonia
Contohnya termasuk influenza chickenpox herpes simplex
and respiratory syncytial virus (RSV) Virus dapat ditularkan
3
antar manusia ke manusia lain melalui batuk bersin atau
menyentuh objek dengan tangan yang terkontaminasi yang
berkontak dengan cairan dari orang yang terinfeksi
Jamur Bermacam-macam jamur dapat menyebabkan pneumonia
Yang paling sering adalah jamur yang terhirup dari udara luar
lingkungan
Aspirasi Pneumonia aspirasi terjadi apabila materi bahan-bahan dalam
lambung atau benda asing terhirup masuk ke saluran
pernafasan menyebabkan cedera infeksi atau penyumbatan
Beberapa kelompok-kelompok mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi
untuk terkena pneumonia yaitu antara
1 Usia lebih dari 65 tahun
2 Merokok
3 Malnutrisi baik karena kurangnya asupan makan ataupun dikarenakan penyakit
kronis lain
4 Kelompok dengan penyakit paru termasuk kista fibrosis asma PPOK dan
emfisema
5 Kelompok dengan masalah-masalah medis lain termasuk diabetes dan penyakit
jantung
6 Kelompok dengan sistem imunitas dikarenakan HIV transplantasi organ
kemoterapi atau penggunaan steroid lama
7 Kelompok dengan ketidakmampuan untuk batuk karena stroke obat-obatan
sedatif atau alkohol atau mobilitas yang terbatas
8 Kelompok yang sedang menderita infeksi traktus respiratorius atas oleh virus (2)
Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur sekret bronkus merupakan
tindakan yang sangat invasif sehingga tidak dilakukan Hasil penelitian 44-85
CAP disebabkan oleh bakteri dan virus dan 25-40 diantaranya disebabkan lebih
dari satu patogen Patogen penyebab pneumonia bervariasi tergantung
1 Usia
2 Status lingkungan
4
3 Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat polusi udara)
4 Status imunisasi
5 Faktor pejamu (penyakit penyerta malnutrisi) (2)
Ada beberapa faktor utama pathogen tertentu pada peneumonia selain diatas (4) adalah
Sebagian besar pneumonia bakteri didahului dulu oleh infeksi virus
Etiologi menurut umur dibagi menjadi
1 Bayi baru lahir (neonatus ndash 2 bulan)
Organisme saluran genital ibu Streptokokus grup B Escheria coli dan
kuman Gram negatif lain Listeria monocytogenes Chlamydia trachomatis
tersering Sifilis congenital pneumonia alba Sumber infeksi lain Pasase
transplasental aspirasi mekonium dan CAP
2 Usia gt 2 ndash 12 bulan
Streptococcus aureus dan Streptokokus grup A tidak sering tetapi fatal
Pneumonia dapat ditemukan pada 20 anak dengan pertusis
3 Usia 1 ndash 5 tahun
Streptococcus pneumonia H influenzae Stretococcus grup A S aureus
tersering Chlamydia pneumonia banyak pada usia 5-14 tahun (disebut
pneumonia atipikal)
4 Usia sekolah remaja sampai dengan dewasa
S pneumonia Streptokokus grup A dan Mycoplasma pneumonia
(pneumonia atipikal) terbanyak Ada beberapa factor lain yang dapat
5
meningkatkan resiko infeksi oleh pathogen tertentu pada pneumonia komunitas (4) seperti dibawah ini
24 Patofisiologi
Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru
Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang
biak dan menimbulkan penyakit (2)
Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme
untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa (2)
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
6
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari
sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga
pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug
abuse) (2)
Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml
sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer
inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)
Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau
aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas
sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian
tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan
nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan
jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu
proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu
1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi
Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-
sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator
tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga
mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin
dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan
peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan
eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan
dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler
dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh
dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)
2 Stadium II (48 jam berikutnya)
7
Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian
dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi
merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak
ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini
berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)
3 Stadium III (3 ndash 8 hari)
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa
sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap
padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu
dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)
4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)
25 Klasifikasi
1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis
a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial
pneumonia)
c Pneumonia aspirasi
d Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)
2 Berdasarkan bakteri penyebab
a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa
bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza
8
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)
3 Berdasarkan predileksi infeksi
a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan
orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen
kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada
aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto
radiologi pada pneumonia lobaris
b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan
paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan
orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini
gambar foto thorax bronkopneumonia
c Pneumonia interstisial (2)
26 Diagnosa
1 Gambaran klinis
a Anamnesis
9
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau
purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab
yang berhubungan dengan faktor infeksi
Evaluasi faktor predisposisi
PPOK H Influenza
Penyakit kronik lebih dari satu kuman
kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob
Penurunan imunitas gram negatif
Kecanduan obat bius staphylococcus
Bedakan lokasi infeksi
PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae
Rumah jompo
PN Staphylococcus aureus
Usia pasien
Bayi virus
Muda M Pneumoniae
Dewasa S Pneumoniae
Awitan
Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae
Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa
palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin
disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi (2)
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
10
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat
sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan
interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus
Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat
ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada
hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan
LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak
kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita
yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)
Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC
11
27 Diagnosa Banding
1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis
adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain
batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan
hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam
lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)
2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)
3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan
menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau
bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat
fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada
faktor yang dirurunkan (4)
4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut
bronchitis bisa bersifat serius (4)
12
5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan
bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan
paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma (4)
28 Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)
Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain
a Pneumoni Komunitas
Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru
dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi
gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA
Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung
paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah
Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU
Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash
pare dan tidak ada faktor pengubah
Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P
Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)
13
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
antar manusia ke manusia lain melalui batuk bersin atau
menyentuh objek dengan tangan yang terkontaminasi yang
berkontak dengan cairan dari orang yang terinfeksi
Jamur Bermacam-macam jamur dapat menyebabkan pneumonia
Yang paling sering adalah jamur yang terhirup dari udara luar
lingkungan
Aspirasi Pneumonia aspirasi terjadi apabila materi bahan-bahan dalam
lambung atau benda asing terhirup masuk ke saluran
pernafasan menyebabkan cedera infeksi atau penyumbatan
Beberapa kelompok-kelompok mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi
untuk terkena pneumonia yaitu antara
1 Usia lebih dari 65 tahun
2 Merokok
3 Malnutrisi baik karena kurangnya asupan makan ataupun dikarenakan penyakit
kronis lain
4 Kelompok dengan penyakit paru termasuk kista fibrosis asma PPOK dan
emfisema
5 Kelompok dengan masalah-masalah medis lain termasuk diabetes dan penyakit
jantung
6 Kelompok dengan sistem imunitas dikarenakan HIV transplantasi organ
kemoterapi atau penggunaan steroid lama
7 Kelompok dengan ketidakmampuan untuk batuk karena stroke obat-obatan
sedatif atau alkohol atau mobilitas yang terbatas
8 Kelompok yang sedang menderita infeksi traktus respiratorius atas oleh virus (2)
Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur sekret bronkus merupakan
tindakan yang sangat invasif sehingga tidak dilakukan Hasil penelitian 44-85
CAP disebabkan oleh bakteri dan virus dan 25-40 diantaranya disebabkan lebih
dari satu patogen Patogen penyebab pneumonia bervariasi tergantung
1 Usia
2 Status lingkungan
4
3 Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat polusi udara)
4 Status imunisasi
5 Faktor pejamu (penyakit penyerta malnutrisi) (2)
Ada beberapa faktor utama pathogen tertentu pada peneumonia selain diatas (4) adalah
Sebagian besar pneumonia bakteri didahului dulu oleh infeksi virus
Etiologi menurut umur dibagi menjadi
1 Bayi baru lahir (neonatus ndash 2 bulan)
Organisme saluran genital ibu Streptokokus grup B Escheria coli dan
kuman Gram negatif lain Listeria monocytogenes Chlamydia trachomatis
tersering Sifilis congenital pneumonia alba Sumber infeksi lain Pasase
transplasental aspirasi mekonium dan CAP
2 Usia gt 2 ndash 12 bulan
Streptococcus aureus dan Streptokokus grup A tidak sering tetapi fatal
Pneumonia dapat ditemukan pada 20 anak dengan pertusis
3 Usia 1 ndash 5 tahun
Streptococcus pneumonia H influenzae Stretococcus grup A S aureus
tersering Chlamydia pneumonia banyak pada usia 5-14 tahun (disebut
pneumonia atipikal)
4 Usia sekolah remaja sampai dengan dewasa
S pneumonia Streptokokus grup A dan Mycoplasma pneumonia
(pneumonia atipikal) terbanyak Ada beberapa factor lain yang dapat
5
meningkatkan resiko infeksi oleh pathogen tertentu pada pneumonia komunitas (4) seperti dibawah ini
24 Patofisiologi
Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru
Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang
biak dan menimbulkan penyakit (2)
Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme
untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa (2)
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
6
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari
sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga
pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug
abuse) (2)
Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml
sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer
inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)
Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau
aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas
sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian
tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan
nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan
jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu
proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu
1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi
Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-
sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator
tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga
mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin
dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan
peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan
eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan
dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler
dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh
dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)
2 Stadium II (48 jam berikutnya)
7
Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian
dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi
merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak
ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini
berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)
3 Stadium III (3 ndash 8 hari)
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa
sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap
padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu
dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)
4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)
25 Klasifikasi
1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis
a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial
pneumonia)
c Pneumonia aspirasi
d Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)
2 Berdasarkan bakteri penyebab
a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa
bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza
8
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)
3 Berdasarkan predileksi infeksi
a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan
orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen
kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada
aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto
radiologi pada pneumonia lobaris
b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan
paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan
orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini
gambar foto thorax bronkopneumonia
c Pneumonia interstisial (2)
26 Diagnosa
1 Gambaran klinis
a Anamnesis
9
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau
purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab
yang berhubungan dengan faktor infeksi
Evaluasi faktor predisposisi
PPOK H Influenza
Penyakit kronik lebih dari satu kuman
kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob
Penurunan imunitas gram negatif
Kecanduan obat bius staphylococcus
Bedakan lokasi infeksi
PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae
Rumah jompo
PN Staphylococcus aureus
Usia pasien
Bayi virus
Muda M Pneumoniae
Dewasa S Pneumoniae
Awitan
Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae
Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa
palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin
disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi (2)
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
10
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat
sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan
interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus
Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat
ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada
hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan
LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak
kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita
yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)
Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC
11
27 Diagnosa Banding
1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis
adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain
batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan
hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam
lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)
2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)
3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan
menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau
bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat
fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada
faktor yang dirurunkan (4)
4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut
bronchitis bisa bersifat serius (4)
12
5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan
bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan
paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma (4)
28 Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)
Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain
a Pneumoni Komunitas
Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru
dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi
gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA
Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung
paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah
Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU
Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash
pare dan tidak ada faktor pengubah
Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P
Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)
13
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
3 Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat polusi udara)
4 Status imunisasi
5 Faktor pejamu (penyakit penyerta malnutrisi) (2)
Ada beberapa faktor utama pathogen tertentu pada peneumonia selain diatas (4) adalah
Sebagian besar pneumonia bakteri didahului dulu oleh infeksi virus
Etiologi menurut umur dibagi menjadi
1 Bayi baru lahir (neonatus ndash 2 bulan)
Organisme saluran genital ibu Streptokokus grup B Escheria coli dan
kuman Gram negatif lain Listeria monocytogenes Chlamydia trachomatis
tersering Sifilis congenital pneumonia alba Sumber infeksi lain Pasase
transplasental aspirasi mekonium dan CAP
2 Usia gt 2 ndash 12 bulan
Streptococcus aureus dan Streptokokus grup A tidak sering tetapi fatal
Pneumonia dapat ditemukan pada 20 anak dengan pertusis
3 Usia 1 ndash 5 tahun
Streptococcus pneumonia H influenzae Stretococcus grup A S aureus
tersering Chlamydia pneumonia banyak pada usia 5-14 tahun (disebut
pneumonia atipikal)
4 Usia sekolah remaja sampai dengan dewasa
S pneumonia Streptokokus grup A dan Mycoplasma pneumonia
(pneumonia atipikal) terbanyak Ada beberapa factor lain yang dapat
5
meningkatkan resiko infeksi oleh pathogen tertentu pada pneumonia komunitas (4) seperti dibawah ini
24 Patofisiologi
Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru
Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang
biak dan menimbulkan penyakit (2)
Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme
untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa (2)
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
6
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari
sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga
pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug
abuse) (2)
Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml
sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer
inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)
Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau
aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas
sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian
tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan
nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan
jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu
proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu
1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi
Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-
sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator
tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga
mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin
dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan
peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan
eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan
dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler
dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh
dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)
2 Stadium II (48 jam berikutnya)
7
Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian
dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi
merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak
ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini
berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)
3 Stadium III (3 ndash 8 hari)
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa
sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap
padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu
dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)
4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)
25 Klasifikasi
1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis
a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial
pneumonia)
c Pneumonia aspirasi
d Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)
2 Berdasarkan bakteri penyebab
a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa
bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza
8
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)
3 Berdasarkan predileksi infeksi
a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan
orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen
kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada
aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto
radiologi pada pneumonia lobaris
b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan
paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan
orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini
gambar foto thorax bronkopneumonia
c Pneumonia interstisial (2)
26 Diagnosa
1 Gambaran klinis
a Anamnesis
9
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau
purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab
yang berhubungan dengan faktor infeksi
Evaluasi faktor predisposisi
PPOK H Influenza
Penyakit kronik lebih dari satu kuman
kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob
Penurunan imunitas gram negatif
Kecanduan obat bius staphylococcus
Bedakan lokasi infeksi
PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae
Rumah jompo
PN Staphylococcus aureus
Usia pasien
Bayi virus
Muda M Pneumoniae
Dewasa S Pneumoniae
Awitan
Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae
Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa
palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin
disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi (2)
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
10
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat
sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan
interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus
Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat
ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada
hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan
LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak
kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita
yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)
Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC
11
27 Diagnosa Banding
1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis
adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain
batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan
hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam
lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)
2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)
3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan
menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau
bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat
fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada
faktor yang dirurunkan (4)
4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut
bronchitis bisa bersifat serius (4)
12
5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan
bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan
paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma (4)
28 Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)
Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain
a Pneumoni Komunitas
Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru
dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi
gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA
Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung
paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah
Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU
Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash
pare dan tidak ada faktor pengubah
Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P
Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)
13
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
meningkatkan resiko infeksi oleh pathogen tertentu pada pneumonia komunitas (4) seperti dibawah ini
24 Patofisiologi
Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru
Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru Apabila terjadi
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh mikroorganisme dapat berkembang
biak dan menimbulkan penyakit (2)
Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme
untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara
mikroorganisme mencapai permukaan
1 Inokulasi langsung
2 Penyebaran melalui pembuluh darah
3 Inhalasi bahan aerosol
4 Kolonisasi dipermukaan mukosa (2)
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi
Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus mikroorganisme atipikal mikrobakteria
atau jamur Kebanyakan bakteri dengan ukuran 05 -20 m melalui udara dapat
mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi Bila
terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung orofaring) kemudian terjadi
6
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari
sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga
pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug
abuse) (2)
Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml
sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer
inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)
Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau
aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas
sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian
tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan
nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan
jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu
proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu
1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi
Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-
sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator
tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga
mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin
dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan
peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan
eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan
dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler
dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh
dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)
2 Stadium II (48 jam berikutnya)
7
Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian
dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi
merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak
ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini
berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)
3 Stadium III (3 ndash 8 hari)
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa
sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap
padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu
dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)
4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)
25 Klasifikasi
1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis
a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial
pneumonia)
c Pneumonia aspirasi
d Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)
2 Berdasarkan bakteri penyebab
a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa
bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza
8
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)
3 Berdasarkan predileksi infeksi
a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan
orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen
kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada
aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto
radiologi pada pneumonia lobaris
b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan
paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan
orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini
gambar foto thorax bronkopneumonia
c Pneumonia interstisial (2)
26 Diagnosa
1 Gambaran klinis
a Anamnesis
9
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau
purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab
yang berhubungan dengan faktor infeksi
Evaluasi faktor predisposisi
PPOK H Influenza
Penyakit kronik lebih dari satu kuman
kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob
Penurunan imunitas gram negatif
Kecanduan obat bius staphylococcus
Bedakan lokasi infeksi
PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae
Rumah jompo
PN Staphylococcus aureus
Usia pasien
Bayi virus
Muda M Pneumoniae
Dewasa S Pneumoniae
Awitan
Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae
Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa
palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin
disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi (2)
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
10
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat
sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan
interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus
Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat
ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada
hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan
LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak
kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita
yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)
Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC
11
27 Diagnosa Banding
1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis
adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain
batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan
hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam
lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)
2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)
3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan
menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau
bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat
fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada
faktor yang dirurunkan (4)
4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut
bronchitis bisa bersifat serius (4)
12
5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan
bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan
paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma (4)
28 Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)
Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain
a Pneumoni Komunitas
Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru
dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi
gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA
Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung
paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah
Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU
Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash
pare dan tidak ada faktor pengubah
Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P
Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)
13
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru Aspirasi dari
sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 ) juga
pada keadaan penurunan kesadaran peminum alkohol dan pemakai obat (drug
abuse) (2)
Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10ml
sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0001-11 ml) dapat memberikan titer
inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia (2)
Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau
aspirasi Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas
sama dengan di saluran napas bagian bawah akan tetapi pada beberapa penelitian
tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama (2)
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan
nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan
jaringan sekitarnya Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu
proses peradangan yang meliputi empat stadium yaitu
1 Stadium I (4 ndash 12 jam pertama kongesti)
Disebut hiperemia mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi Hal ini ditandai dengan
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi
Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-
sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan Mediator-mediator
tersebut mencakup histamin dan prostaglandin Degranulasi sel mast juga
mengaktifkan jalur komplemen Komplemen bekerja sama dengan histamin
dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan
peningkatan permeabilitas kapiler paru Hal ini mengakibatkan perpindahan
eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan
dan edema antar kapiler dan alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler
dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh
dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin (3)
2 Stadium II (48 jam berikutnya)
7
Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian
dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi
merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak
ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini
berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)
3 Stadium III (3 ndash 8 hari)
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa
sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap
padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu
dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)
4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)
25 Klasifikasi
1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis
a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial
pneumonia)
c Pneumonia aspirasi
d Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)
2 Berdasarkan bakteri penyebab
a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa
bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza
8
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)
3 Berdasarkan predileksi infeksi
a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan
orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen
kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada
aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto
radiologi pada pneumonia lobaris
b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan
paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan
orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini
gambar foto thorax bronkopneumonia
c Pneumonia interstisial (2)
26 Diagnosa
1 Gambaran klinis
a Anamnesis
9
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau
purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab
yang berhubungan dengan faktor infeksi
Evaluasi faktor predisposisi
PPOK H Influenza
Penyakit kronik lebih dari satu kuman
kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob
Penurunan imunitas gram negatif
Kecanduan obat bius staphylococcus
Bedakan lokasi infeksi
PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae
Rumah jompo
PN Staphylococcus aureus
Usia pasien
Bayi virus
Muda M Pneumoniae
Dewasa S Pneumoniae
Awitan
Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae
Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa
palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin
disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi (2)
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
10
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat
sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan
interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus
Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat
ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada
hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan
LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak
kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita
yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)
Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC
11
27 Diagnosa Banding
1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis
adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain
batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan
hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam
lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)
2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)
3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan
menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau
bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat
fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada
faktor yang dirurunkan (4)
4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut
bronchitis bisa bersifat serius (4)
12
5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan
bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan
paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma (4)
28 Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)
Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain
a Pneumoni Komunitas
Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru
dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi
gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA
Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung
paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah
Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU
Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash
pare dan tidak ada faktor pengubah
Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P
Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)
13
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Disebut hepatisasi merah terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian
dari reaksi peradangan Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi
merah dan pada perabaan seperti hepar pada stadium ini udara alveoli tidak
ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak stadium ini
berlangsung sangat singkat yaitu selama 48 jam (3)
3 Stadium III (3 ndash 8 hari)
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa
sel Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi lobus masih tetap
padat karena berisi fibrin dan leukosit warna merah menjadi pucat kelabu
dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti (3)
4 Stadium IV (7 ndash 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula (3)
25 Klasifikasi
1 Berdasarkan klinis dan epidemiologis
a Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonianosocomial
pneumonia)
c Pneumonia aspirasi
d Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan (2)
2 Berdasarkan bakteri penyebab
a Pneumonia bakterialtipikal Dapat terjadi pada semua usia Beberapa
bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik Staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza
8
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)
3 Berdasarkan predileksi infeksi
a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan
orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen
kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada
aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto
radiologi pada pneumonia lobaris
b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan
paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan
orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini
gambar foto thorax bronkopneumonia
c Pneumonia interstisial (2)
26 Diagnosa
1 Gambaran klinis
a Anamnesis
9
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau
purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab
yang berhubungan dengan faktor infeksi
Evaluasi faktor predisposisi
PPOK H Influenza
Penyakit kronik lebih dari satu kuman
kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob
Penurunan imunitas gram negatif
Kecanduan obat bius staphylococcus
Bedakan lokasi infeksi
PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae
Rumah jompo
PN Staphylococcus aureus
Usia pasien
Bayi virus
Muda M Pneumoniae
Dewasa S Pneumoniae
Awitan
Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae
Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa
palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin
disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi (2)
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
10
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat
sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan
interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus
Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat
ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada
hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan
LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak
kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita
yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)
Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC
11
27 Diagnosa Banding
1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis
adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain
batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan
hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam
lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)
2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)
3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan
menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau
bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat
fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada
faktor yang dirurunkan (4)
4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut
bronchitis bisa bersifat serius (4)
12
5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan
bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan
paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma (4)
28 Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)
Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain
a Pneumoni Komunitas
Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru
dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi
gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA
Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung
paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah
Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU
Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash
pare dan tidak ada faktor pengubah
Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P
Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)
13
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
b Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma Legionella dan Chlamydia
c Pneumonia virus
d Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised) (2)
3 Berdasarkan predileksi infeksi
a Pneumonia lobaris Sering pada pneumania bakterial jarang pada bayi dan
orang tua Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen
kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada
aspirasi benda asing atau proses keganasan Di bawah ini gambar foto
radiologi pada pneumonia lobaris
b Bronkopneumonia Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan
paru Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus Sering pada bayi dan
orang tua Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus Di bawah ini
gambar foto thorax bronkopneumonia
c Pneumonia interstisial (2)
26 Diagnosa
1 Gambaran klinis
a Anamnesis
9
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau
purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab
yang berhubungan dengan faktor infeksi
Evaluasi faktor predisposisi
PPOK H Influenza
Penyakit kronik lebih dari satu kuman
kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob
Penurunan imunitas gram negatif
Kecanduan obat bius staphylococcus
Bedakan lokasi infeksi
PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae
Rumah jompo
PN Staphylococcus aureus
Usia pasien
Bayi virus
Muda M Pneumoniae
Dewasa S Pneumoniae
Awitan
Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae
Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa
palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin
disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi (2)
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
10
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat
sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan
interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus
Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat
ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada
hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan
LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak
kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita
yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)
Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC
11
27 Diagnosa Banding
1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis
adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain
batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan
hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam
lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)
2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)
3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan
menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau
bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat
fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada
faktor yang dirurunkan (4)
4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut
bronchitis bisa bersifat serius (4)
12
5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan
bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan
paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma (4)
28 Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)
Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain
a Pneumoni Komunitas
Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru
dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi
gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA
Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung
paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah
Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU
Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash
pare dan tidak ada faktor pengubah
Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P
Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)
13
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam menggigil suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40C batuk dengan dahak mukoid atau
purulen kadang-kadang disertai darah sesak napas dan nyeri dada
Bisa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab
yang berhubungan dengan faktor infeksi
Evaluasi faktor predisposisi
PPOK H Influenza
Penyakit kronik lebih dari satu kuman
kejang tidak sadar aspirasi Gram negatif anaerob
Penurunan imunitas gram negatif
Kecanduan obat bius staphylococcus
Bedakan lokasi infeksi
PK S Pneumoniae H Influenza M Pneumoniae
Rumah jompo
PN Staphylococcus aureus
Usia pasien
Bayi virus
Muda M Pneumoniae
Dewasa S Pneumoniae
Awitan
Cepat akut dengan rusty coloured sputum S Pneumoniae
Perlahan batuk dengan dahak sedikit M Pneumoniae
b Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas pasa
palpasi fremitus dapat mengeras pada perkusi redup pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin
disertai ronki basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi (2)
2 Pemeriksaan penunjang
a Gambaran radiologis
10
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat
sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan
interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus
Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat
ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada
hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan
LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak
kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita
yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)
Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC
11
27 Diagnosa Banding
1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis
adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain
batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan
hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam
lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)
2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)
3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan
menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau
bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat
fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada
faktor yang dirurunkan (4)
4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut
bronchitis bisa bersifat serius (4)
12
5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan
bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan
paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma (4)
28 Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)
Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain
a Pneumoni Komunitas
Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru
dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi
gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA
Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung
paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah
Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU
Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash
pare dan tidak ada faktor pengubah
Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P
Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)
13
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Foto toraks (PAlateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat
sampai konsolidasi dengan air broncogram penyebab bronkogenik dan
interstisial serta gambaran kaviti Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia hanya merupakan petunjuk ke arah
diagnosis etiologi misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus
Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto toraks dapat
ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4 ndash 12 minggu
b Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit
biasanya lebih dari 10000ul kadang-kadang mencapai 30000ul dan pada
hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan
LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak
kultur darah dan serologi Kultur darah dapat positif pada 20- 25 penderita
yang tidak diobati Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hikarbia pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik (2)
Dibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut CDC
11
27 Diagnosa Banding
1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis
adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain
batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan
hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam
lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)
2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)
3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan
menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau
bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat
fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada
faktor yang dirurunkan (4)
4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut
bronchitis bisa bersifat serius (4)
12
5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan
bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan
paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma (4)
28 Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)
Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain
a Pneumoni Komunitas
Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru
dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi
gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA
Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung
paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah
Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU
Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash
pare dan tidak ada faktor pengubah
Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P
Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)
13
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
27 Diagnosa Banding
1 Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh M tuberculosis Jalan masuk untuk organism M tuberculosis
adalah saluran pernafasan saluran pencernaan Gejala klinis TB antara lain
batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu) nyeri dada dan
hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam menggigil keringat malam
lemas hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (4)
2 Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps (4)
3 Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan
menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau
bronkitis kronis COPD lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat
fatal COPD juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga sehingga diduga ada
faktor yang dirurunkan (4)
4 Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru) Penyakit bronchitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut
bronchitis bisa bersifat serius (4)
12
5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan
bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan
paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma (4)
28 Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)
Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain
a Pneumoni Komunitas
Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru
dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi
gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA
Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung
paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah
Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU
Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash
pare dan tidak ada faktor pengubah
Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P
Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)
13
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
5 Asma bronkial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran
pernapasan sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napaskesulitan
bernapas Tingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan
paru dalam menyimpan oksigen Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma (4)
28 Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya akan tetapi karena beberapa alasan yaitu
1 Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2 Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
3 Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu (2)
Pengobatan Pneumoni dibagi menjadi dua antara lain
a Pneumoni Komunitas
Kelompok I pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru
dan tanpa adanya faktor peubah (resiko pneumokokkus resisten infeksi
gram negatif resiko infeksi P Aeruginosa-RPA
Kelompok II pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung
paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah
Kelompok IIIa pasien dirawat di RS diluar ICU
Kelompok IIIb pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung ndash
pare dan tidak ada faktor pengubah
Kelompok IV pasien dirawat di ICU ( a Tanpa resiko persisten P
Aeruginosa-RPA dan b Dengan resiko)
13
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
b Pneumoni Nosokomial
Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial
yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak dengan
onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik
spektrum terbatas
Atau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas
14
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Pemberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin Jika ada
faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan secara kombinasi jika
tidak ada resiko maka diberikan monoterapi
Modifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil
bakteriologik dari bahan sputum atau darah Respon terhadap antibiotik
dievaluasi dalam 72 jam
29 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thorax (seperti efusi pleura empiema dan perikarditis) atau penyebaran
bakteremia dan hematologi Meningitis artritis supuratif dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (2)
Pneumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi Bagaimanapun komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien
terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi (faktor
risiko)
Akumulasi cairan cairan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian
bawah dinding dada (disebut efusi pleura) dan dapat pula terjadi empiema Chest
tube (atau drainage secara bedah) mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan
cairan (1)
15
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Abses pengumpulan pus (nanah) pada area yang terinfeksi pneumonia
disebut dengan abses Biasanya membaik dengan terapi antibiotik namun
meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya
Bakteremia Banteremia muncul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru
masuk ke peredaran darah Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi
dapat menyebar dengan cepat melaui peredaran darah ke organ-organ lain (1)
Kematian walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari
pneumonia pada beberapa kasus dapat menjadi fatal Kurang dari 3 penderita
yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari 1 penderita yang dirawat di rumah
meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya (1)
210 Prognosis
Prognosis penyakit pneumonia secara umum baik tergantung dari kuman
penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat Perawatan yang
baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat (4)
1 Pneumonia Komunitas
Kejadian PK di USA adalah 34-4 juta kasus pertahun dan 20 di
antaranya perlu dirawat di RS Secara umum angka kematian pneumonia oleh
pneumokokkus adalah sebesar 5 namun dapat meningkat pada orang tua
dengan kondisi yang buruk Pneumonia dengan influenza di USA merupakan
penyebab kematian no 6 dengan kejadian sebesar 59 Sebagian besar pada
lanjut usia yaitu sebesar 89 Mortalitas pasien CAP yang dirawat di ICU
adalah sebesar 20 Mortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah
yang ada pada pasien (4)
2 Pneumonia nasokomial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50 yang bisa mencapai 70
bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps
Aeruginosa atau Acinobacter spp (4)
16
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
BAB III
PNEUMONIA KOMUNITI
31 Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka
kematian tinggi di dunia (2)
32 Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan
bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik Akhir-akhir ini laporan dari
beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari
pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia
(Medan Jakarta Surabaya Malang dan Makasar) dengan cara pengambilan
bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut (2)
Klebsiella pneumoniae 4518
Streptococcus pneumoniae 1404
Streptococcus viridans 921
Staphylococcus aureus 9
Pseudomonas aeruginosa 856
Steptococcus hemolyticus 789
Enterobacter 526
Pseudomonas spp 09
33 Diagnosis Pneumonia Komuniti
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis gejala klinis
pemeriksaan fisis foto toraks dan labolatorium Diagnosis pasti pneumonia
komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini
17
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
a Batuk-batuk bertambah
b Perubahan karakteristik dahakpurulen
c Suhu tubuh gt 380C (aksila) riwayat demam
d Pemeriksaan fisis ditemukan tanda-tanda konsolidasi suara napas
bronkial dan ronki
e Leukosit gt 10000 atau lt 4500
34 Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient
Outcome Research Team (PORT) seperti tabel di bawah ini
Tabel 1 Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan PORT
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini (2)
a Kriteria minor
bull Frekuensi napas gt 30menit
bull Pa02FiO2kurang dari 250 mmHg
bull Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
bull Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobus
bull Tekanan sistolik lt 90 mmHg
bull Tekanan diastolik lt 60 mmHg
18
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
b Kriteria mayor adalah sebagai berikut
bull Membutuhkan ventilasi mekanik
bull Infiltrat bertambah gt 50
bull Membutuhkan vasopresor gt 4 jam (septik syok)
bull Kreatinin serum gt 2 mgdl atau peningkatan gt 2 mgdI pada penderita
riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
c Berdasar kesepakatan PDPI kriteria yang dipakai untuk indikasi
rawat inap pneumonia komuniti adalah
1 Skor PORT lebih dari 70
2 Bila skor PORT kurang lt 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini
Frekuensi napas gt 30menit
Pa02FiO2 kurang dari 250 mmHg
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan gt 2 lobuS
Tekanan sistolik lt 90 mmHg
Tekanan diastolik lt 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
d Kriteria perawatan intensif
Penderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif
adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor
tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor
gt 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02FiO2
kurang dari 250 mmHg foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
dan tekanan sistolik lt 90 mmHg) Kriteria minor dan mayor yang lain
bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif (2)
35 Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah Mycoplasma
pneumoniae Chlamydia pneumoniae Legionella spp Penyebab lain
19
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Chlamydiapsittasi Coxiella burnetti virus Influenza tipe A amp B Adenovirus dan
Respiratori syncitial virus (2)
36 Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di
rumah Juga diperhatikan ada tidaknya factor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik
misalnya S pneumoniae yang resisten penisilin Yang termasuk dalam faktor
modifikasis adalah (2)
a Pneumokokus resisten terhadap penisilin
Umur lebih dari 65 tahun
Memakai obat-obat golongan P laktam selama tiga bulan terakhir
Pecandu alcohol
Penyakit gangguan kekebalan
Penyakit penyerta yang multiple
Bakteri enterik Gram negative
Penghuni rumah jompo
Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
Mempunyai kelainan penyakit yang multiple
Riwayat pengobatan antibiotik
20
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
b Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi
a Penderita rawat jalan
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Istirahat di tempat tidur
- Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
- Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
- Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
b Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
c Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
bull Pengobatan suportif simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
d Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik mukolitik
bull Pengobatan antibiotik (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
bull Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik
Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat
kegawatannya bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat
biasa bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di Ruang Rawat
Intensif (2)
21
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiviti
c Pengobatan pneumonia atipik
Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia
termasuk atipik Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh
Mpneumoniae Cpneumoniae dan Legionella adalah golongan
1048707 Makrolid baru (azitromisin klaritromisin roksitromisin)
1048707 Fluorokuinolon respiness
1048707 Doksisiklin(2)
d Terapi Sulih (switch therapy)
Masa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan
obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan hal ini untuk mengurangi
biaya perawatan dan mencegah infeksi nosokomial Perubahan obat suntik ke oral
harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan secara iv dan
antibiotik oral yang efektivitinya mampu mengimbangi efektiviti antibiotik iv
yang telah digunakan (2)
22
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama potensi sama)
switch over (obat berbeda potensi sama) dan step down (obat sama atau berbeda
potensi lebih rendah)
bull Contoh terapi sekuensial levofioksasin moksifloksasin gatifloksasin
bull Contoh switch over seftasidin iv ke siprofloksasin oral
bull Contoh step down amoksisilin sefuroksim sefotaksim iv ke cefiksim
oral Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari paling aman 3 hari
kemudian pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat
jalan (2)
e Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti
bull Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
bull Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
bull Penderita sudah tidak panas plusmn 8 jam
bull Gejala klinik membaik (mis frekuensi pernapasan batuk)
bull Leukosit menuju normalnormal
37 Evaluasi pengobatan
Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72 jam tidak
ada perbaikan kita harus meninjau kernbali diagnosis faktor-faktor penderita
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya seperti dapat dilihat pada
gambar 1 (2)
23
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
38 Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah baik tergantung dari faktor penderita
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5
pada penderita rawat jalan sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20 Menurut Infectious Disease Society Of America (IDSA) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
01 dan kelas II 06 dan pada rawat inap kelas III sebesar 28 kelas IV 82
dan kelas V 292 Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 138
tahun 1999 adalah 21 sedangkan di RSUD Dr Soetomo angka kematian 20 -
35(2)
39 Pencegahan
bull Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
bull Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini masih
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut penyakit kronik
24
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
diabetes penyakit jantung koroner PPOK HIV dll Vaksinasi ulang
direkomendasikan setelah gt 2 tahun Efek samping vaksinasi yang terjadi
antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe
3 (2)
BAB IV
LAPORAN KASUS
31 Identitas pasien
Nama KGA
Umur 40 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku Bali
Bangsa Indonesia
Agama Hindu
Pendidikan Tamat SMA
Status perkawinan Belum Menikah
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Jl Puri Buana II no 19 Buana Raya Denpasar
32 Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama sesak nafas
25
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dalam keadaan sadar diantarkan
oleh keluarganya dengan keluhan utama sesak nafas Sesak nafas dirasakan sejak
1 hari sebelum masuk RS Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari
dan tidak hilang timbul Sesak tidak berubah dengan adanya perubahan posisi
Sesak dirasakan seperti susah saat akan bernafas Tidak ada faktor yang
memperberat atau memperingan keluhan sesak pasien Sesak awalnya muncul 1
hari sebelum masuk RS Sesak lama-lama dirasakan makin memberat hingga
pasien masuk ke rumah sakit
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya panas badan Panas badan
dirasakan sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dirasakan diseluruh badan
dirasakan terus menerus Rasa panas dirasakan sampai pasien menggigil Panas
dikatakan sedikit reda dengan obat penurun panas tetapi tidak beberapa lama
dikatakan tinggi lagi Panas tidak membaik dengan istirahat Panas awalnya
dirasakan pasien sejak 12 jam sebelum masuk RS Panas dikatakan tiba-tiba
tinggi saat dilakukan pengukuran temperatur sendiri keluarga pasien mengatakan
temperaturnya sekitar 40oC Panas badan dikeluhkan makin memberat sehingga
pasien datang ke rumah sakit
Pasien juga menngeluhkan batuk yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit Batuk dirasakan terus menerus sepanjang hari dengan
intensitas sedang Batuk juga disertai dengan dahak yang berwarna kuning Pasien
mengatakan setiap batuk selalu disertai dengan dahak Batuk tidak hilang dengan
obat batuk yang dibeli pasien dan tidak hilang juga dengan istirahat Batuk
awalnya muncul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan dirasakan makin
memberat Riwayat batuk kering darah disangkal
Keluhan lain seperti nyeri dada yang menjalar keringat malam batuk
darah batuk kering penurunan berat badan mual dan muntah disangkal oleh
pasien Pasien mengatakan nafsu makan dan minum nya cukup baik Pasien
makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur Pasien juga mengatakan tidak
ada masalah dengan keluhan buang air kecil dan buang air besar BAK dikatakan
4-5 kali sehari dengan volume plusmn 250 cc tiap kencing BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak berwarna coklat tiap BAB
26
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan-keluhan
seperti ini maupun sakit batuk-batuk disertai demam dan sesak Pasien memiliki
riwayat penyakit Generalized Brain Atrophy yang didiagnosis sejak 3 tahun yang
lalu oleh dokter spesialis saraf Pasien rutin kontrol dan minum obat untuk
penyakitnya tersebut Riwayat pengobatan pasien yaitu pasien mengonsumsi obat
Brain Act untuk penyakit sarafnya dan mengonsumsi bisolvon sirup serta
parasetamol Pasien sudah mencoba minum obat batuk dan panas tetapi keluhan
tidak membaik Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti Pneumonia
Tuberkulosis Jantung Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi disangkal oleh
pasien
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan salah satu saudara sepupunya ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien Sepupu pasien dikatakan mengalami batuk-
batuk yang baru muncul plusmn 3 hari disertai dengan panas badan tetapi belum
memeriksakan dirinya ke dokter hanya minum obat batuk dan obat penurun panas
saja Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit Tuberkulosis Jantung
Diabetes Mellitus Asma dan Hipertensi
Riwayat pribadi dan sosial
Pasien saat ini tidak bekerja Pasien sudah 3 tahun terakhir tidak bekerja
sejak terdiagnosis dengan Generalized Brain Atrophy oleh dokter spesialis saraf
Pasien sebelum sakit bekerja sebagai akuntan Saat ini pasien hanya beristirahat di
rumah sambil sesekali berjalan keluar rumah untuk mencari angin Pasien saat ini
tinggal bersama adik kandung serta keluarganya di Denpasar Pasien mengatakan
1 minggu sebelum sakit sempat menginap selama 3 hari di rumah saudara
sepupunya yang mengalami riwayat batuk berdahak panas badan sejak 3 hari
sebelumnya Pasien memiliki riwayat merokok sejak muda sebanyak 5-6 batang
setiap harinya tetapi sejak 3 tahun yang lalu sudah berhenti merokok Pasien juga
memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol semasa masih muda tetapi
minum dikatakan hanya kadang-kadang
33 Pemeriksaan Fisik
27
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
vesbves
ves
bves
vesves
- -
- -- -
- -
+ -+ -
Status Present
Kesan sakit sedang
Kesadaran kompos mentis
GCS E4V5M6
Tensi 11070 mmHg
Nadi 126 xmenit reguler
Respirasi 30 xmenit
Suhu badan 400C
TB 165 cm
BB 55 kg
BMI 20 kgm2
Status General
Mata anemia -- ikterus -- reflek pupil ++ isokor edema
palpebra --
THT sekret -- hiperemis pada faring (-) Tonsil T1T1
Leher JVP PR+0 cm H2O Pembesaran limfe (-)
Thorak
Cor Inspeksi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi batas kiri ICS V MCL S
batas kanan ICS II PSL D
pinggang jantung (+)
Auskultasi S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi gerak pernafasan simetris statis dan dinamis
Palpasi VF N N nyeri tekan (-)
uarr N
uarr N
Perkusi dullnessdullness
Auskultasi ronki wheezing
Abdomen Inspeksi distensi (-) denyut epigastrial (-)
28
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
+ +
+ +
- -
- -
Auskultasi Bising Usus (+) normal
Palpasi Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi timpani (+)
Ekstremitas hangat edema
33 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (2122013)
TES HASIL NORMAL UNIT REMAKS
WBC 143 410 ndash 1100 10^3microL TINGGI
NE 825 4700 ndash 8000 TINGGI
LY 951 1300 ndash 4000 RENDAH
MO 649 200 ndash 1100
EO 109 000-500
BA 0421 000-200
NE 118 250 ndash 750 10^3microL TINGGI
LY 136 100 ndash 400 10^3microL
MO 0927 010 ndash 120 10^3microL
EO 0001 000-050 10^3microL
BA 0028 0-01 10^3microL
RBC 406 450 ndash 590 10^6microL
29
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
HGB 116 1350 ndash 1750 gdL
HCT 355 4100 ndash 5300
MCV 874 8000 ndash 10000 fL
MCH 286 2600 ndash 3400 Pg
MCHC 328 3100 ndash 3600 gdL
PLT 337 15000 ndash 44000 10^3microL
Kimia Darah (2122013)
Parameter Result Unit Remarks Reference range
Glukosa Sewaktu 116 mgdL 0-200
Ureum 48 mgdL 10-50
BUN 21 mgdL 8-23
SGOT 124 UL 0-37
SGPT 102 UL 0-42
Creatinine 092 mgdL 06-11
Na 143 mmolL 136-145
K 395 mmolL 35-51
Elektrokardiografi (2122013)
30
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Irama Sinus Heart Rate 117 x menit Axis Normal Interval PR Normal Kompleks QRS Normal ST Segment Normal Gelombang T Normal Kesimpulan Sinus Takikardia + HR 117x menit
Analisis Gas Darah (2 Desember 2013)
Parameter Result Unit Remarks Reference rangePH 748 - Tinggi 735 ndash 745
pCO2 31 mmHg Rendah 3500 ndash 4500
pO2 133 mmHg Tinggi 8000 ndash 10000
HCO3- 231 mmolL 2200 ndash 2600
TCO2 241 mmolL 2400 ndash 3000
SO2c 99 --
Natrium 141 MmolL 13600 ndash 14500
Kalium 36 MmolL 350 ndash 510
Alkalosis respiratorik
Foto Thorax (2 Desember 2013)
31
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Cor besar dan bentuk kesan normal
Pulmo tampak infiltrat di para hiler dan para cardial di paru kanan
Sinus pleura kanan kiri tajam
Diafragma kanan kiri normal
Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan Pneumonia
34 Diagnosis
Community Acquired Pneumonia (CAP) PSI Class IV
o Sepsis
o Alkalosis Respiratorik
35 Penatalaksanaan
MRS
IVFD NaCl 09 20 tpm
Diet 1900 kkal TKTP ( 30 KkalKgBB )
O2 4 liter per menit nasal kanul
Parasetamol 3 x 500 mg io
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Eritromisin 4 x 500 mg po
32
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Ambroxol 3 x 1
Chest Fisioterapi
36 Monitoring
Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal nafas
37 Prognosis
Ad Functionam Dubius ad Bonam
Ad Vitam Dubius ad Bonam
Ad Sanascionam Dubius
BAB V
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
41 Alur Kunjungan Lapangan
Penulis melakukan kunjungan ke rumah pasien pada hari Selasa 14 Januari 2014
pukul 1200 wita dan disambut dengan hangat oleh keluarga pasien Kunjungan
lapangan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan
mendalami langsung keadaan riil yang ada pada pasien serta menemukan
permasalahan yang ada serta mencari solusi penyelesaiannya Adapun intervensi
yang kami lakukan adalah
a Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau
keluarga tentang penyakit pneumonia (faktor risiko kekambuhan
pencegahan) serta pentingnya menghindari pajanan agen penyebab
penyakit
33
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
b Memberikan motivasi moril kepada pasien dan keluarga terkait
pneumonia dan berbagai permasalahannya
c Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya menjaga
sistem kekebalan tubuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi serta
beraktivitas dengan baik
d Memberi edukasi kepada pasien tentang resistensi kuman akibat
putus minum obat dan motivasi untuk kepatuhan minum obat
e Memberikan edukasi tentang kekambuhan penyakit pneumonia
serta memberi motivasi kepada pasien agar pasien bisa
mengedukasi keluarganya ataupun orang si sekitarnya yang
memiliki gejala yang sama agar segera memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
42 Daftar Permasalahan
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya
1 Pasien dan keluarga masih belum memahami mengenai penyakit
pneumonia itu sendiri (faktor risiko cara penularan serta pencegahan
penularan)
2 Pasien selain menderita infeksi pneumonia juga menderita Brain atrophy
sejak 3 tahun yang lalu sehingga selain membuat mentalnya sedikit
terganggu juga berakibat pada kelemahan pada tubuhnya sehingga pasien
terbatas aktivitasnya sehari-hari
3 Pasien dan keluarganya tinggal di rumah yang dekat dengan tempat
pembakaran sampah sehingga menyebabkan sering menghirup asap yang
bisa memperburuk kondisinya
43 Analisis kebutuhan pasien
431 Kebutuhan fisik-biomedis
Kecukupan Gizi
Nutrisi Harian Keluarga
Jenis Jumlah Jadwalhari Jadwalminggu
34
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Karbohidra
t
Nasi
Roti
Mie
Lainnya
Protein
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Lainnya
1 gelas nasi
-
-
-
1 potong
1 potong
1 mangkok
1 bijipotong
-
3 kali
-
-
-
2 kali
3 kali
3 kali
1 kali
-
21 kali
-
-
-
14 kali
21 kali
21 kali
7 kali
-
Menurut pengakuan adik pasien dalam sehari pasien makan dua sampai
tiga kali sehari dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi daging atau ikan
atau telur tahu tempe dan sayuran Pada pagi hari pasien biasa makan nasi
dengan lauk tahu tempe telur dan sayuran Sedangkan untuk makan siang menu
makanan pasien dikatakan sama dengan menu pada saat pagi Untuk menu malam
harinya pasien biasanya makan nasi dengan lauk sayur tahu tempe telor kadang
ayam ataupun ikan laut Diantara jam makan pasien biasa makan buah untuk
selingan Pasien biasa makan pisang ataupun pepaya Pasien mengaku tidak
mengalami kendala dalam pola makannya serta nafsu makan dikatakan seperti
biasa Adik pasien mengatakan tidak ada diet khusus untuk penyakit pasien hanya
disarankan untuk makan makanan tinggi kalori serta protein
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien dengan menentukan terlebih
dahulu berat badan idealnya kemudian menghitung jenis aktivitas yang dilakukan
Adapun perhitungannya memakai rumus Brocca
Berat Badan Ideal =90 x (tinggi badan (cm) ndash 100) x 1 kg
=90x (165-100)x 1kg = 585 kg
Jumlah Kebutuhan Kalori = 585 kg x 30 Kal = 1755 kal
35
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Pasien memiliki aktivitas ringan sehingga untuk kebutuhan kalorinya tidak
ditambah Namun pasien sedang dalam kondisi sakit sehingga kebutuhan
kalorinya ditambah menjadi = 1755 + (10100 x 1755) = 19305 kalori
Akses pelayanan kesehatan
Pneumonia merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak
mendapatkan penanganan karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga dapat
menular pada orang lain Pasien tinggal di wilayah Monang-maning yang akses
pelayanan kesehatan tergolong sangat mudah dijangkau PUSKESMAS Klinik
praktek dokter swasta RSUP Sanglah sebagai pusat layanan kesehatan terdekat
Biasanya pasien berobat dan kontrol penyakit saraf ke klinik di depan Poltabes di
dekat rumahnya Tetapi sejak pasien di rawat inap pasien kontrol penyakit
pneumonia ke poli paru RSUP Sanglah dan tetap kontrol penyakit saraf ke klinik
dekat rumahnya
Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama 3 orang yaitu adik pasien beserta istri dan
keponakan pasien Pasien tinggal di rumah adik pasien dengan luas bangunan
serta pekarangan sebesar 128 m2 Pasien sudah tinggal di rumah tersebut sejak
tahun 1992 Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah di sekitarnya
Keadaan rumah pasien tergolong cukup layak untuk dihuni Rumah pasien dapat
merupakan bangunan permanen bercat warna putih dan lantainya terbuat dari
keramik Sirkulasi udara pada rumah pasien tergolong cukup baik Pada ruang
tamu terlihat terdapat dua jendela besar Pencahayaan di rumah pasien tergolong
cukup baik Atap rumah pasien terbuat dari genteng Rumah pasien terdiri atas 2
kamar tidur 1 kamar mandi 1 dapur kecil dan 1 ruang tamu 1 ruang makan dan
1 ruang persembahyangan Kamar tidur pasien berukuran 3 x 3 m2 Pada kamar
pasien terdapat dua jendela besar dan lubang ventilasi di atasnya Sumber air
minum untuk pasien berasal dari air aqua sedangkan untuk MCK berasal dari air
PDAM
432 Kebutuhan Bio-psikososial
Lingkungan Biologis
36
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Dalam lingkungan biologiskeluarga pasien terdapat saudara pasien yang
mengalami hal serupa seperti pasien tetapi tidak tinggal serumah dengan pasien
Pasien mengatakan sebelum sakit sempat menginap selama beberapa hari di
rumah saudaranya tersebut Pasien mengatakan rumah saudaranya cukup kumuh
pengap dan kotor Namun keluarga yang serumah dengan pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien Paparan dengan penderita pneumonia
diduga menjadi faktor penting timbulnya penyakit pneumonia pada pasien ini
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan kurang meskipun pasien
bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan minum mengontrol BAB
dan BAK tanpa bantuan pasien agak kesulitan dalam berjalan membersihkan
diri Hal ini disebabkan oleh karena penyakit saraf pasien yang menyebabkan
pasien mengalami kelemahan pada tubuhnya
Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien tidak memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya
karena sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga kebutuhan pasien ditanggung
oleh adik pasien Pasien tidak menikah dan tidak memiliki istri dan anak
Anggota keluarga pasien terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien cukup memahami kondisi pasien saat ini serta cukup mendukung
kesembuhan pasien Secara umum adik pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
pasien tidak kambuh Sebagai contoh istri adik pasien setiap hari memasak untuk
kebutuhan gizi pasien yang optimal adik pasien membersihkan rumah agar
kondisi rumah kondusif untuk kesembuhan pasien
43 Saran dan KIE
a Pasien perlu mengetahui tentang penyakitnya faktor-faktor risiko yang harus
dihindari untuk mencegah kekambuhan penyakitnya serta mengenali gejala
pneumonia dan cara menanganinya
KIE yang diberikan
- Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang bersifat akut dan dapat
kambuh apabila ada pencetus yang berulang
37
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
- Faktor-faktor risiko pemicu kekambuhan pada pasien ini terpapar
penderita lain dengan pneumonia sirkulasi udara dalam rumah yang
kurang baik dan aktivitas yang berlebihan dan gizi yang kurang Maka
dari itu diperlukan juga peranan keluarga untuk menjaga kesehatan pasien
- Pasien mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut saat
dalam masa penyembuhan berada di dekat penderita pneumonia
bepergian keluar rumah
b Ventilasi udara di rumah pasien perlu dimaksimalkan penggunaannya agar
udara bersih dapat masuk dengan lebih efektif
KIE yang diberikan
- Ventilasi yang tidak efektif tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman
bagi anggota keluarga namun juga meningkatkan risiko kambuhnya
penyakit pada pasien
- Jendela-jendela kamar perlu lebih sering dibuka terutama pada pagi hari
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dan debu-debu di dalam rumah
dapat berpindah ke luar rumah
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari debu sarang laba-laba dll)
c Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri terlalu lelah dan begadang sampai dini hari
KIE yang diberikan
- Pasien harus selalu memperhatikan jadwal kegiatannya agar tidak terlalu
lelah karena dapat memperburuk kondisi fisiknya
- Pasien harus selalu memperhatikan waktu untuk istirahat pada malam
harinya
- Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang berlebihan serta
begadang apabila merasa kondisi tubuhnya menurun
d Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan
KIE yang diberikan
38
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
- Tetap mengkonsumsi makanan sesuai dengan orang normal pada
umumnya yang mengandung karbohidrat protein dan lemak dengan porsi
yang telah ditentukan
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola yang
dianjurkan
e Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin dan
terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta penyakitnya
kepada dokter
KIE yang diberikan
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik termasuk keluhan yang sudah membaik keluhan
yang belum membaik serta apabila ada keluhan baru
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan dokter
mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum dimengerti oleh
pasien
f Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini
KIE yang diberikan
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
39
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Foto pasien dengan dokter muda
Gambar 1 Pasien dan dokter muda
Gambar 2 Kamar tidur pasien
40
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
Gambar 3 Kamar mandi pasien
Gambar 4 Kamar mandi pasien
Denah Rumah Pasien
41
Dapur
Kamar tidur
Kamar tidur
Kamar mandi
Ruang tamu
U
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur
DAFTAR PUSTAKA
1 American Thoracic Society 2001 Guidelines for management of adults with
community-acquired pneumonia Diagnosis assessment of severity
antimicrobial therapy and prevention Am J Respir CritCare Med 163 1730-
54
2 PDPI 2003 Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3 Fauci et al 2009 Harrisonrsquos Manual Of Medicine 17th Edition By The Mc
Graw-Hill Companies In North America
4 Sudoyo 2005 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV Penerbit FK
UI
5 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Badan Litbang Depkes RI Jakarta
2002
6 Laporan tahunan bagian Pulmonologi FKUI Jakarta tahun 2002
42
Kamar tidur