pbl modul 2 hubungan interpersonal (kel. 11)

52
HUBUNGAN INTERPERSONAL Kelompok 11 ( sebelas ) Ryan Indra Saputra Robi Fahlepi Syahputra Sakyrianto Tria Listiani Yuka Puspita Anggraini Windy Arnova Dahyani Wara Rasyiati Yustiantica Nur Indriamas Dede Hidayat Husni Septa Saputra Tutor : dr. H. Ahmad Muchlis MS Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Upload: chacha-yustiantica

Post on 01-Dec-2015

263 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sistem learning skill, jawaban pbl modul 2 hubungan interpersonal

TRANSCRIPT

HUBUNGAN INTERPERSONAL

Kelompok 11 ( sebelas )

Ryan Indra Saputra

Robi Fahlepi

Syahputra Sakyrianto

Tria Listiani

Yuka Puspita Anggraini

Windy Arnova Dahyani

Wara Rasyiati

Yustiantica Nur Indriamas

Dede Hidayat

Husni Septa Saputra

Tutor : dr. H. Ahmad Muchlis MS

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta

2012

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat

dan kerunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi PBL (Problem

Based Learning). Kami menyadari bahwa keberhasilan penyusunan laporan ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan

ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak dr. Ahmad Muchlis MS selaku dosen pembimbing dalam PBL (Program Based

Learning).

2. Sahabat-sahabat karsinoma yang selalu setia mendukung kami di dalam suka dan

duka selama proses pembuatan laporan

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Allah

SWT. Akhir kata kami memohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini. Kami juga mengharapkan kritik dan saran dalam memperbaiki

kekurangan yang ada dalam laporan yang kami buat. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Amin.

Jakarta, 9 Oktober 2012

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar_____________________________________________________________________ii

DAFTAR ISI________________________________________________________________________iii

TUJUAN PEMBELAJARAN_____________________________________________________________iv

SASARAN PEMBELAJARAN____________________________________________________________iv

SKENARIO 3________________________________________________________________________1

KATA KUNCI_______________________________________________________________________1

Pertanyaan________________________________________________________________________2

Apa pengertian dari emosi, faktor-faktor dari emosi dan gimana cara mengendalikannya?_____3

Apa yang dimaksud dengan hubungan interpersonal dan faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal?__________________________________________________________________6

Bagaimana cara menjelaskan persepsi kita kepada orang lain ?__________________________10

Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif dan simpatik?___________________________12

Apa ciri hubungan interpersonal dan apa kaitan motivasi dengan hubungan interpersonal?___13

Apa yang dimaksud dengan kesadaran diri dan tingkat keterbukaan?_____________________16

Jelaskan hal apa saja yang membentuk karakter pribadi seseorang dan bagaimana hubungan keluarga dan lingkungan dalam pembentukan karakter pribadi? Jelaskan!_________________18

Sikap dan perilaku apa yang harus dilakukan oleh Ardian agar dapat diterima oleh rekan-rekannya?____________________________________________________________________21

Bagaimana cara menilai kadar hubungan interpersonal dan faktor apa yang dapat memicu penurunan kadar hubungan interpersonal?_________________________________________22

Bagaimana cara membangun intrapersonal yang baik dan apa saja ciri kepribadian yang baik dan yang tidak baik?____________________________________________________________26

Kesimpulan_______________________________________________________________________29

iii

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisis hubungan

interpersonal dalam meningkatkan prestasi belajar.

SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang :

1. Emosi dan cara mengatasi emosional

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi emosi

3. Faktor eksternal dan personal yang mempengaruhi hubungan interpersonal

4. Hubungan keluarga, lingkungan dalam membentuk karakter pribadi

5. Menumbuhkan pola-pola relasional

6. Komunikasi efektif dan simpatik

7. Kesadaran diri (self awareness) dan tingkat keterbukaan (self disclosure)

8. Kesehatan impression management dna stereotyping

9. Menjelaskan prinsip hubungan antar pribadi

10. Menerangkan kemampuan penampilan diri agar menarik

11. Menjelaskan persepsi terhadap orang lain

12. Kompetisi; dominasi; kegagalan; provokasi; dan perbedaan nilai/norma

iv

SKENARIO 3

Ardian, 18 tahun, berasal dari Jakarta adalah mahasiswa baru fakultas kedokteran di

Kalimantan. Dia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ardian dianjurkan tinggal di

asrama agar lebih mudah dikontrol oleh orang tuanya, karena orang tua Ardian sangat sibuk

dengan pekerjaan. Dua hari lagi Ardian akan mulai masa orientasi mahasiswa dan dilanjutkan

dengan persiapan kuliah. Banyak yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi masa orientasi

mahasiswa. Ardian merasa bingung bagaimana cara meminta bantuan kepada teman-

temannya karena ia merasa lebih banyak tahu, merasa lebih hebat dan lebih mampu, serta

meremehkan temannya. Ardian tidak perduli dengan kesulitan teman-teman. Teman-teman

Ardian juga merasa pendapat mereka sering tidak didengar oleh Ardian

KATA KUNCI

1. Ardian 18 tahun

2. Mahasiswa baru kedokteran di Kalimantan

3. Berasal dari Jakarta

4. Orang tuanya sibuk

5. Tinggal di asrama

6. Mengikuti masa orientasi mahasiswa

7. Merasa lebih banyak tahu

8. Meremehkan teman-temannya

9. Tidak perduli dengan kesulitan teman-temannya

1

Pertanyaan

1. Apa pengertian dari emosi, faktor-faktor yang mempengaruhi emosi dan cara

mengendalikan emosi? (Robi Fahlepi 2012730092)

2. Apa pengertian hubungan interpersonal dan faktor yang mempengaruhi hubungn

interpersonal? (Ryan Indra Saputra 2012730093)

3. Bagaimana cara menjelaskan persepsi kita kepada orang lain? (Tria Listiani

2012730106)

4. Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif dan simpatik? (Syahputra Sakyrianto

2012730102)

5. Apa ciri hubungan interpersonal dan apa hubungan kaitan antara motivasi dengan

hubungan interpersonal? (Wara Rasyiati 2012730107)

6. Apa yang dimaksud dengan kesadaran diri dan tingkat keterbukaan? (Yuka Puspita

Anggraini 20127301110)

7. Jelaskan hal apa saja yang membentuk karakter pribadi seseorang dan bagaimana

hubungan keluarga dan lingkungan dalam pembentukan karakter pribadi? Jelaskan!

(Dede Hidayat 2008730060)

8. Sikap dan perilaku apa yang harus dilakukan oleh Ardian agar dapat diterima oleh

rekan-rekannya? (Windy Arnova Dahyani 2012730108)

9. Bagaimana cara menilai kadar hubungan interpersonal dan faktor apa yang dapat

memicu penurunan kadar hubungan interpersonal? (Yustiantica Nur Indriamas

2012730111)

10. Bagaimana cara membangun intrapersonal yang baik dan apa saja ciri kepribadian

yang baik dan yang tidak baik? (Husni Septa Saputra 2008730073)

2

Nama : Robi Fahlepi

NIM : 2012730092

Tutor : dr. Ahmad Muchlis MS

Pertanyaan :

Apa pengertian dari emosi, faktor-faktor dari emosi dan gimana cara

mengendalikannya?

Jawab :

Emosi banyak sekali jenisnya. Sebagai perbadingan, dalam bahasa Inggris setidaknya

ditemukan lebih dari 500 kata untuk menggambarkan emosi (Averill, 1975 dalam Feldman,

2003). Dapat dipahami bahwa emosi adalah suatu konsep yang sangat majemuk sehingga

tidak ada satu pun definisi yang diterima secara universal. Studi tentang emosi tidak hanya

dilakukan oleh ilmu psikologi, tetapi juga oleh sosiologi, neurologi, etika, dan filsafat. Hal

tersebut menambah lagi keragaman definisi tentang emosi.

Terdapat beberapa teori tentang emosi yang dilakukan oleh beberapa peneliti, yaitu adalah

sebagai berikut,

Teori Emosi Dua-Faktor Schachter-Singer

Teori ini dikenal sebagai teori yang paling klasik yang berorientasi pada rangsangan.

Reaksi fisiologik dapat saja sama (hati berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat,

adrenalin dialirkan dalam darah dan sebagainya) namun jika rangsangannya menyenangkan –

seperti diterima di perguruan tinggi yang diminati, emosi yang timbul dinamakan senang.

Sebaliknya jika rangsangannya membahayakan (misalnya melihat ular yang berbisa) emosi

yang timbul dinamakan takut. Para ahli psikologi melihat teori ini lebih sesuai dengan teori

kognisi.

Menurut Berkowitz (1993), banyak pemikiran saat ini tentang peran ateribusi dalam

emosi mulai dengan sebuah teori kognitif yang sangat dikenal yang dipublikasikan oleh

Stanley Schachter dan Jerome Singer pada tahun 1962 . konsepsi Berkowitz tentang

bagaimana pikiran tingkat tinggi menentukan pembentukan suasana emosional setelah

3

munculnya reaksi saraf, relatif primitif dan emosional dipengaruhi oleh formula ini.

Schachter dan Singer mengemukakan bahwa emosi tertentu merupakan fungsi dari

reaksi-reaksi tubuh tertentu. Menurutnya pula kita tidak merasa marah karena ketegangan

otot, rahang yang berderak, denyut nadi kita menjadi cepat, dan sebagainya tetapi karena kita

secara umum jengkel dan kita mempunyai beberapa kognisi tertentu tentang sifat kejengkelan

kita.

2. Teori Emosi James Lange

Menurut teori ini, emosi merupakan hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap berbagai rangsangan yang

dayang dari luar. Jadi jika seseorang misalnya melihat harimau, reaksinya adalah peredaran

darah makin cepat karena denyut jantung makin cepat, paru-paru lebih cepat memompa udara

dan sebagainya. Respon-respon tubuh ini kemudian dipersepsikan dan timbullah rasa takut.

Mengapa rasa takut yang timbul? Ini disebabkan oleh hasil pengalaman dan proses belajar.

Orang bersangkutan dari hasil pengalamannya mengetahui bahwa harimau adalah makhluk

yang berbahaya, karena itu debaran jantung dipersepsikan sebagai rasa takut.

Emosi menurut kedua ahli ini, terjadi adanya perubahan pada sistem vasomotor (otot-

otot). Suatu peristiwa dipersepsikan menimbulkan perubahan fisiologis dan perubahan

psikologis yang disebut emosi. Dengan kata lain menurut James Lange, seseorang bukan

tertawa karena senang, melainkan ia senang karena tertawa.

James Lange mengemukakan proses-proses terjadinya emosi dihubungkan dengan

faktor fisik dengan urutan sebagai berikut :

1. Mempersepsikan situasi di lingkungan yang mungkin menimbulkan emosi

2. Memberikan reaksi terhadap situasi dengan pola khusus melalui aktivitas fisik

3. Mempersiapkan pola aktivitas fisik yang mengakibatkan munculnya emosi secara khusus.

A. Faktor yang Menyebabkan Emosi

Faktor-faktor yang meyebabkan emosi itu dibagi menjadi dua, yaitu faktor dari dalam

diri dan faktor dari luar diri. Faktor yang menyebabkan dari dalam diri misalnya,

4

tekanan darah, kadar gula, lapar, ngantuk, segar, dan lain-lain. Faktor yang

menyebabkan dari luar diri misalnya, benda, manusia, situasi, cuaca.

B. Cara Mengatasi Emosi

Emosi digolongkan menjadi dua bagian, yaitu emosi yang fositif dan emosi yang

negatif. Emosi yang positif itu misalnya senang, bahagia, dan lain-lain. Jika emosi

yang negatif, yaitu marah, kecewa, kesal, dan lain-lain. Dan emosi yang negatif inilah

yang harus kita kendalikan emosinya.

Ada beberapa cara untuk mengendalikan emosi:

Berwudhu

Berdzikir

Shalat

Pikirkan perasaan orang lain

Menarik napas panjang

Mengalihkan dengan hal yang disenangi

Curhat

Cuek

Daftar Pustaka

Sarwono, Sarlito w. 2009. “Pengantar Psikologi umum”. Depok: Rajawali Pers.

www.psktti-ui.com/reni/tugas_x/CHAIRUNNISA.doc

5

Nama : Ryan Indra Saputra

NIM : 2012730093

Tutor : dr. H. Ahmad Muchlis MS

Pertanyaan :

Apa yang dimaksud dengan hubungan interpersonal dan faktor yang

mempengaruhi hubungan interpersonal?

Jawab :

Apa pengertian hubungan interpersonal?

1. Adalah hubungan antar pribadi antara seorang individu dalam hubungannya dengan

individu lain

2. Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalahpenyampaian pesan oleh satu

orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan

berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik

3. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka,

yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung,

baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi

yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid

dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)

Apa faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal?

1. Komunikasi efektif

Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan antara pemangku

kepentingan terbangun dalam situasi komunikatif—interaktif dan menyenangkan.

Efektivitas komunikasi sangat ditentukan oleh validitas informasi yang disampaikan

dan keterlibatan dalam memformulasikan ide atau gagasan secara bersama. Bila

berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan pandangan akan membuat

6

gembira, suka dan nyaman. Sebaliknya bila berkumpul dengan orang atau kelompok

yang benci akan membuat tegang, resah dan tidak enak.

2. Ekspresi wajah

Ekspresi wajah menimbulkan kesan dan persepsi yang sangat menentukan

penerimaan individu atau kelompok. Senyuman yang dilontarkan akan menunjukkan

ungkapan bahagia, mata melotot sebagai kemarahan dan seterusnya. Wajah telah

lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi interpersonal. Wajah merupakan

alat komunikasi yang sangat penting dalam menyampaikan makna dalam beberapa

detik raut wajah akan menentukan dan menggerakkan keputusan yang diambil.

Kepekaan menangkap emosi wajah sangat menentukan kecermatan tindakan yang

akan diambil.

3. Kepribadian

Kepribadian sangat menentukan bentuk hubungan yang akan terjalin. Kepribadian

mengekspresikan pengalaman subjektif seperti kebiasaan, karakter dan perilaku.

Faktor kepribadian lebih mengarah pada bagaimana tanggapan dan respon yang akan

diberikan sehingga terjadi hubungan. Tindakan dan tanggapan terhadap pesan sangat

tergantung pada pola hubungan pribadi dan karakteritik atau sifat yang dibawanya.

4. Stereotyping

Stereotyping merupakan cara yang banyak ditemukan dalam menilai orang lain yang

dinisbatkan pada katagorisasi tertentu. Cara pandang ini kebanyakan menimbulkan

prasangka dan gesekan yang cukup kuat, terutama pada saat pihak-pihak yang

berkonflik sulit membuka jalan untuk melakukan perbaikan. Individu atau kelompok

akan merespon pengalaman dan lingkungan dengan cara memperlakukan anggota

masyarakat secara berbeda atau cenderung melakukan pengelompokan menurut jenis

kelamin, cerdas, bodoh, rajin, atau malas. Penggunaan cara ini untuk

menyederhanakan begitu banyak stimuli yang diterimanya dan merupakan

pengkatagorian pengalaman untuk memperoleh informasi tambahan dengan segera.

5. Kesamaan karakter personal

Manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya atau kita

cenderung menyukai orang lain, kita ingin mereka memilih sikap yang sama dengan

7

kita, dan jika menyukai orang, kita ingin memilih sikap mereka yang sama. Orang-

orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, norma, aturan, kebiasaan, sikap,

keyakinan, tingkat sosial ekonomi, budaya, agama, ideologis, cenderung saling

menyukai dan menerima keberadaan masing-masing.

6. Daya tarik

Dalam hukum daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara pandang orang lain terhadap

diri individu akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan tindakan yang khas.

Orang pintar, pandai bergaul, ganteng atau cantik akan cenderung ditanggapi dan

dinilai dengan cara yang menyenangkan dan dianggap memiliki sifat yang baik.

Meskipun apa yang disebut gagah, cantik atau pandai bergaul belum disepakati,

namun sebagian relatif menerima orang sebagai pandai cantik atau gagah. Beberapa

penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik seseorang baik fisik maupun karakter

sering menjadi penyebab tanggapan dan penerimaan personal. Orang-orang yang

memiliki daya tarik cederung akan disikapi dan diperlakukan lebih baik, sopan dan

efektif untuk mempengaruhi pendapat orang lain.

7. Ganjaran

Seseorang lebih menyenangi orang lain yang memberi penghargaan atau ganjaran

berupa pujian, bantuan, dorongan moral. Kita akan menyukai orang yang menyukai

dan memuji kita. Interaksi sosial ibaratnya transaksi dagang, dimana seseorang akan

melanjutkan interaksi bila laba lebih banyak dari biaya. Bila pergaulan seorang

pendamping masyarakat dengan orang-orang disekitarnya sangat menyenangkan,

maka akan sangat menguntungkan ditinjau dari keberhasilan program,

menguntungkan secara ekonomis, psikologis dan sosial.

8

8. Kompetensi

Setiap orang memiliki kecenderungan atau tertarik kepada orang lain karena prestasi

atau kemampuan yang ditunjukkannya. Masyarakat akan cenderung menanggapi

informasi dan pesan dari orang berpengalaman, ahli dan profesional serta mampu

memberikan kontribusi secara intelektual, sikap dan mampu memberikan solusi

terhadap masalah yang dihadapi. Dalam situasi krisis, para pihak yang berkonflik

membutuhkan bantuan teknis dan bimbingan dari individu yang dipercaya dan

mampu menumbuhkan kerjasama untuk mendorong penyelesaian.

Daftar Pustaka

http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/07/hubungan-interpersonal.pdf

9

Nama : Tria Listiani

NIM : 2012730106

Tutor : dr. H. Ahmad Muchlis

Pertanyaan :

Bagaimana cara menjelaskan persepsi kita kepada orang lain ?

Jawab :

Persepsi adalah mengungkapkan tentang pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun sesuatu

kejadian yang dialami. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak

akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi secara efektif. Apabila persepsi kita positif, kita

akan melakukan komunikasi dengan nyaman. Sebaliknya, apabila kita mempunyai persepsi

negatif kepada seseorang, maka kita akan berusaha membatasi diri sehingga tidak

berkomunikasi terlalu mendalam dengan orang tersebut. Secara sederhana persepsi dapat

dikatakan sebagai proses individu dalam memahami kontak/hubungan dengan dunia

sekelilingnya.

Kotler (2000) menjalaskan persepsi sebagai bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan

yg berarti.

Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai

proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka

agar memberi makna kepada lingkungan mereka.

Cara menyampaikan persepsi kita kepada orang lain adalah dengan cara :

1. Kecermatan

Harapannya adalah agar kita dapat mengerti dan memahami orang itu secara

benar. Kalau persepsi kita benar, maka hal ini menjadi modal yang penting

untuk keberhasilan komunikasi interpersonal.

10

2. Makna

Jika makna yang dihasilkan benar, maka akan mendukung keberhasilan proses

komunikasi. Kendala komunikasi dapat berawal dari kekeliruan memberi

makna dalam persepsi tersebut.

3. Sopan

4. Tanpa tekanan emosi

5. Dengan bahasa yang halus

Daftar Pustaka

1. Shaleh,Abdul Rahman . 2003 . Psikologi suatu pengantar dalam persepektif islam .

Ciputat : Prenada media grup

2. Mulyana,Deddy . 2005 . Human communication prinsip-prinsip dasar : Rosda

11

Nama : Syahputra Sakyrianto

NIM : 2012730102

Tutor : dr. H. Ahmad Muchlis MS

Pertanyaan :

Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif dan simpatik?

Jawab :

Pengertian Komunikasi Secara Umum :

Proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan non verbal yang melibatkan dua

orang atau lebih (Prof. Dr. Suharko Kasran, 2000).

Pengertian Komunikasi Efektif dan Simpatik

Interaksi antar manusia secara individu/kelompok yang memberikan hasil dengan

perasaan :

a. Saling menghargai, saling mengerti, saling mendengarkan, saling mengayomi dan

saling bertanggung jawab.

b. Saling mempercayai tanpa adanya masalah yang dirasa berat dan menyakitkan.

Pengertian Komunikasi Efektif :

Penyampaian pesan secara tepat sehingga pesan dapat dimengerti, dihargai dan

didengar. Bila individu berinteraksi maka akan terjadi :

a. Proses belajar

b. Proses penyampaian dan penerimaan komunikasi

c. Mekanisme penyesuaian diri dan pertahanan diri (Jalaludin Rakhmat, 1996)

Daftar Pustaka

Materi dari Dra. Hj. Iesje Liesufin, MM. Ph. D

12

Nama : Wara Rasyiati

NIM : 2012730107

Tutor : dr. H. Ahmad Muchlis MS

Pertanyaan :

Apa ciri hubungan interpersonal dan apa kaitan motivasi dengan

hubungan interpersonal?

Jawab :

A. Ciri-ciri hubungan interpersonal :

1) Mengenal secara dekat

Artinya bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan interpersonal saling

mengenal secara dekat. Dikatakan mengenal secara dekat, karena tidak hanya

saling mengenal identitas pokok seperti nama, alamat, status perkawinan, dan

pekerjaan. Namun lebih dari semua itu, kedua belah pihak saling mengenal

berbagai sisi kehidupan lainnya, seperti: mengetahui nomor telepon

selulernya, makanan kesukaannya, hari ulang tahunnya, teman-teman

dekatnya, dan sebagainya.

2) Saling memerlukan

Hubungan interpersonal diwarnai oleh pola hubungan saling menguntungkan

secara dua arah dan saling memerlukan. Sekurang-kurangnya kedua belah

pihak merasa saling memerlukan kehadiran seorang teman untuk berinteraksi,

bekerjasama, saling memberi dan menerima. Dengan demikian adanya rasa

saling memerlukan dan saling mendapatkan manfaat ini akan menjadi tali

pengikat kelangsungan hubungan interpersonal. Apabila salah satu pihak

merasa tidak lagi memperoleh manfaat, maka keadaan seperti ini dapat dipakai

sebagai alasan terjadinya “putus” hubungan interpersonal.

13

3) Pola hubungan antarpribadi; yang ditunjukkan oleh adanya sikap keterbukaan

diantara keduanya

Hubungan interpersonal juga ditandai oleh pemahaman sifat-sifat pribadi di

antara kedua belah pihak. Masing-masing saling terbuka sehingga dapat

menerima perbedaan sifat tersebut. Adanya perbedaan sifat pribadi bukan

menjadi penghalang untuk membina hubungan baik, justru menjadi peluang

untuk dapat saling mengisi kelebihan dan kekurangan.

4) Kerjasama

Kerjasama akan timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai

kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan

mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk

memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Hubungan interpersonal yang

dikategorikan memiliki kadar atau kualitas yang baik, tidak saja menunjukkan

adanya interaksi harmoni yang bertahan lama, namun juga mengarah

tercapainya kerjasama. Bentuk-bentuk kerjasama:

a. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.

Kerjasama ini dilandasi oleh keikhlasan sosial. Masing-masing pihak

menyadari bahwa hubungan interpersonal itu tujuannya adalah untuk

meneguhkan pertemanan.

b. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-

barang dan jasa-jasa antara dua orang atau lebih. Kerjasama semacam

ini didahului dengan kesepakatan dan perjanjian. Tercapainya

kesepakatan itu sendiri disebabkan oleh kayakinan kedua belah pihak

saling memperoleh keuntungan.

c. Ko-optasi (co-optation), yakni suatu proses penerimaan unsur –unsur

baru dalam suatu hubungan interpersonal, sebagai salah satu cara untuk

menghindari terjadinya goncangan dalam stabilisasi hubungan

interpersonal yang bersangkutan. Misalnya, setelah menempuh waktu

cukup lama, perjanjian dalam bargaining dilakukan penyesuaian

terhadap butir kesepakatan baru.

14

d. Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih

yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan

keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, karena dua

organisasi atau lebih tersebut kemungkina mempunyai struktur yang

tidak sama antara satu dengan yang lainnya.

e. Joint-venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek

tertentu, misalnya, pertambangan batu bara, perfilman, perhotelan, dan

seterusnya.

B. Pada dasarnya setiap aktivitas manusia selalu berhubungan dengan adanya dorongan,

alasan ataupun kemauan. Begitupula kehendak untuk menjalin dan membina

hubungan interpersonal, juga dilandasi oleh adanya dorongan tertentu. Dorongan,

alasan dan kemauan yang ada dalam diri seseorang disebut dengan motif. Dari motif-

motif yang ada akan menimbulkan suatu motivasi. Motif disebut motivasi apabila

sudah menjadi kekuatan yang bersifat aktif. Menurut Sondang P. Siagian (1995:138)

pengertian motivasi ialah :

“Daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengarahkan

kemampuan dalam bentuk keahlian dan keterampilan, tenaga dan wakunya untuk

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung-jawabnya dan

menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran

kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya dalam hidup sehari-hari”

Apabila dicermati, pada umumnya seseorang beraktivitas dan bekerja adalah karena

dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, aktivitas membina

hubungan interpersonal pun juga dilandasi oleh adanya dorongan untuk memenuhi

keinginan dan kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhannya, seseorang harus

berhubungan dengan orang lain. Contoh, untuk memenuhi kebutuhan akan sandang

ia harus berhubungan dengan pedagang pakaian.

Daftar Pustaka

Aw, Suranto. 2011. ”Komunikasi Interpersonal”. Yogyakarta. Graha Ilmu .

15

Nama : Yuka Puspita Anggraini

NIM : 2012730110

Tutor : dr. H. Ahmad Muchlis MS

Pertanyaan :

Apa yang dimaksud dengan kesadaran diri dan tingkat keterbukaan?

Jawab :

Kesadaran diri adalah keadaan pada manusia ketika mengarahkan perhatiannya kedalam

untuk memfokuskan pada isi diri sendiri atau derajat perhatian yang diarahkan kedalam

untuk memusatkan perhatian pada aspek diri sendiri.

Kesadaran diri ada dua jenis :

Kesadaran diri pribadi (private self awareness) : pemfokuskan pada aspek yang relatif

pada diri sendiri seperti mood, persepsi dan perasaan. Orang yang memiliki kesadaran jenis

ini yang dominan akan lebih cepat memproses informasi yang mengacu pada dirinya sendiri

memiliki gambaran tentang diri yang lebih konsisten.

Kesadaran diri publik (public self awareness) : perhatian diarahkan pada aspek diri yang

tampak atau kelihatan pada orang lain, seperti penampilan dan tindakan sosial. Orang yang

memiliki kesadaran diri publik yang tinggi akan cenderung menaruh perhatian pada identitas

sosialnya dan reaksi orang lain pada dirinya.

Tingkat keterbukaan adalah tingkat sikap seseorang dapat menerima masukan dari orang lain,

serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Hal ini tidaklah berarti

bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya, tetapi rela

membuka diri ketika orang lain menginginkan informasi yang diketahuinya, dengan kata lain

keterbukaan kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya

disembunyikan, asalkan pengungkapan dari informasi ini tidak bertentangan dengan asas

kepatutan.

16

Ciri orang yang memiliki sifat terbuka :

Jujuran dalam merespon segala stimuli komunikasi

Tidak berkata bohong

Tidak menyembunyikan informasi yang sebenernya

Menilai pesan secara objektif dengan data atau logis

Lebih bersifat provorsional dan bersedia mengubah kepercayaannya

Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan kepercayaannya

Daftar Pustaka

www.edwi.dosen.upnyk.ac.id/PSIKOM.11.09.doc .

www.openstorage.gunadarma.ac.id

AW, Suranto. 2011. “Komunikasi Interpersonal”. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Materi mengenai “Interpersonal Relationship” dari Dra. Hj. Iesje L Sampurnaarmadja.

17

Nama : Dede Hidayat

NIM : 2012730060

Tutor : dr. H. Ahmad Muchlis MS

Pertanyaan :

Jelaskan hal apa saja yang membentuk karakter pribadi seseorang dan

bagaimana hubungan keluarga dan lingkungan dalam pembentukan

karakter pribadi? Jelaskan!

Jawab :

Faktor-faktor pembentuk kepribadian ?

Proses pembentukan kepribadian Pengaruh lingkungan cukup dominan dalam proses

pembentukan kepribadian. Pengertian lingkungan di sini amat luas dan kompleks, mencakup

lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, tempat kerja, nilai-nilai, norma-norma, serta

lingkungan fisik, sosial, dan budaya. Lingkungan yang begitu luas dan kompleks itu

mempengaruhi kehidupan seseorang sejak ia dilahirkan hingga akhir hayatnya. Manusia

selain sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha

Esa. Sebagai makhluk individu, manusia memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan

individu-individu lainnya, baik inteligensi, bakat, minat, sifat-sifat, maupun kemauan dan

perasaannnya. Sebagai makhluk sosial, manusia bergaul dan berinteraksi sosial dengan

manusia manusia lain dalam memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidupnya.

Jadi, manusia mempunyai kebutuhan sosial, yang mencakup komunikasi, interaksi

sosial, hubungan sosial, kerjasama sosial, dan sebagainya. Dalam berinteraksi sosial, setiap

individu melakukan proses sosialisasi nilai dan norma sosial budaya. Secara biologic

fisiologis, manusia mungkin dapat mempertahankan dirinya pada tingkat kehidupan vegetatif.

Tetapi hati nurani dan cita-cita pribadi tidak mungkin dapat terbentuk dan berkembang tanpa

pergaulan dengan manusia-manusia lain. Tanpa pergaulan sosial, maka kepribadian manusia

tidak akan dapat berkembang sebagai manusia seutuhnya atau sebagai manusia yang beradab.

Dalam proses sosialisasi inilah manusia dapat merealisasikan segala potensinya dalam

18

kehidupan masyarakat. Tanpa sosialisasi dan komunikasi sosial maka individu tidak akan

dapat meng aktualisasikan seluruh potensi yang dimilikinya, seperti bakat, minat, intelegensi,

dan cita-citanya. Menurut aliran Kotwergensi, kepribadian (jiwa atau perilaku) merupakan

hasil perpaduan antara pembawaan (faktor internal) dengan pengalaman (faktor eksternal).

Pembawaan bersumber dari dalam diri individu, seperti kecerdasan, bakat, minat, kemauan,

dan sebagainya. Pengalaman bersumber dari pergaulan, pendidikan, dan pengaruh nilai-nilai

dan norma sosial. Pelopor aliran Konvergensi ialah William Stern (1871-1938) seorang ahli

Psikologi Jerman.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian Faktor-faktor yang mempengaruhi

kepribadian, antara lain warisan biologis(pembawaan), lingkungan fisik, lingkungan sosial-

budaya, pengalaman kelornpok, dan pengalaman pribadi yang unik. Warisan Biologis Semua

individu yang normal mempunyai persamaaan biologis, seperti pancaindera, kelenjar seks,

dan syaraf otak. Warisan biologis ini bersifat unik, karena tidak seorang pun di dunia ini

memiliki ciri-ciri fisik dan psikis yang sama. Orang umumnya beranggapan bahwa

kepribadian tidak lebih dari sekedar penampilan warisan biologis.

Dahulu orang beranggapan bahwa karakteristik kepribadian seperti sikap rendah hati,

ambisi, kejujuran, kenakalan, kelainan seksual, dan lain-lain timbul karena warisan biologis,

atau bersifat pembawaan. Namun sekarang tidak banyak orang yang beranggapan demikian.

Perbedaan individual dalam hal kemampuan, prestasi, dan perilaku lain berhuhungan dengan

warisan biologis dan pengaruh lingkungan hidupnya. Pada beberapa hal, warisan biologis

memang lebih penting daripada faktor lingkungan. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa

IQ anak angkat ternyata lebih mirip dengan IQ orang tua kandungnya daripada orang tua

angkatnya. Meskipun perbedaan IQ lebih banyak ditentukan oleh keturunan daripada oleh

lingkungan, tetapi perbedaan lainnya ditentukan oleh lingkungan

Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian 

a. Faktor keturunan 

Faktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan kepribadian

seseorang. Beberapa factor biologis yang penting seperti system syaraf, watak, seksual dan

kelainan biologis, seperti penyakit-penyakit tertentu. 

b. Faktor lingkungan fisik (geografis)

Meliputi iklim dan bentuk muka bumi atau topografi setempat, serta sumber-sumber alam,

19

Faktor lingkungan fisik (geografis) ini mempengaruhi lahirnya budaya yang berbeda pada

masing-masing masyarakat. 

c. Faktor lingkungan social 

1) Faktor keluarga, dimulai sejak bayi yaitu berhubungan dengan orangtua dan saudaranya

2) Lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus ditegaskan dapat

saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya. 

d. Faktor kebudayaan yang berbeda-beda 

Perbedaan kebudayan yang berbeda-beda 

Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang

misalnya kebudayaan di daerah pantai, pegunungang, kebudayaan petani, kebudayaan kota. 

4. Kebudayaan dan Pengaruhnya terhadap kepribadian 

Ciri-ciri dan unsur-unsur kepribadian seseorang individu dewasa sebenarnya sudah tertanam

ke dalam jiwa seseorang anak sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak melalui proses

sosialisasi. 

Daftar Pustaka

Buku Psikologi Pendidikan

20

Nama : Windy Arnova Dahyani

NIM : 2012730108

Tutor : dr. H. Ahmad Muchlis MS

Pertanyaan :

Sikap dan perilaku apa yang harus dilakukan oleh Ardian agar dapat

diterima oleh rekan-rekannya?

Jawab :

Sombong adalah perasaan yang menipu sesorang dengan merasa bahwa ialah yang lebih

berkuasa dan disertai dengan keinginan untuk meremehkan orang lain. Sebaiknya dalam

bergaul dengan rekan-rekannya Ardian harus memiliki beberapa sifat berikut :

- Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja

- Berusaha selalu menjaga perasan orang lain

- Memiliki rasa toleransi yang tinggi

- Dapat menguasai diri sendiri dan mengendalikan emosi dalam situasi apapun

- Berusaha untuk dapat bergaul dengan siapa saja dengan baik,tanpa mebeda - bedakannya.

- Peduli terhadap orang lain

- Mengahargai karya dari orang lain

Daftar Pustaka

http://books.google.co.id/books?

id=2F2CyR4iYb4C&pg=PA495&lpg=PA485&ots=Uxvr-

k9OwK&dq=sombong+menurut+para+psikolog&hl=id&output=html_text

http://amazonise.wordpress.com/2012/02/11tips-cara-tata-krama-dalam-pergaulan/

21

http://hbis.wordpress.com/2007/11/27/tata-krama-dan-menghargai-orang-lain/

22

Nama : Yustiantica Nur Indriamas

NIM : 2012730111

Tutor : dr. H. Ahmad Muchlis MS

Pertanyaan :

Bagaimana cara menilai kadar hubungan interpersonal dan faktor apa

yang dapat memicu penurunan kadar hubungan interpersonal?

Jawab :

Berikut ini adalah beberapa kriteria untuk melihat kadar hubungan interpersonal :

1) Mengenali profil diri.Artinya kadar hubungan interpersonal dapat diukur dari seberapa jauh kita mengenal profil diri orang lain. Semakin banyak informasi tentang profil diri seseorang, mengindikasikan kadar hubungan interpersonal semakin baik.

2) Memperoleh informasi tentang orang lain.Orang-orang yang berada pada posisi kadar hubungan interpersonal yang akrab, lebih mudah berbagi informasi. Bahkan sebagai bukti bahwa hubungan interpersonal itu baik, seseorang dapat dengan mudah memberikan informasi yang bersifat negatif tentang orang lain.

3) Aturan-aturan dalam hubungan interpersonal lebih banyak dikembangkan oleh kedua belah pihak.Kadar hubungan interpersonal juga dapat dinilai dari seberapa jauh masing-masing pihak berperan bersama-sama dalam mengembangkan “aturan” sebagai kesepakatan bersama. Apabila aturan-aturan itu hasil kesepakatan bersama, maka menjadi kewajiban bagi semua pihak yang telah sepakat untuk menjunjung tinggi aturan itu.

4) Mengutamakan kepentingan bersama.Setiap orang pasti memiliki kepentingan, namun kepentingan bersama harus menjadi prioritas, dari pada kepentingan pribadi. Hal ini berarti masing-masing pihak harus rela untuk menunda kepentingan pribadi.

23

5) Keakraban. Kadar hubungan interpersonal yang baik, ditandai oleh keakraban para anggotanya. Dikatakan sebagai hubungan yang akrab apabila diantara mereka mengenal cukup mendalam.

6) Kebersamaan.Maksudnya, kedua belah pihak saling melengkapi dan saling kerjasama. Dalam kebersamaan itu, terdapat perilaku saling memberi dan menerima, sehingga memupuk kadar hubungan interpersonal.

7) Saling ketergantungan.Saling ketergantungan dapat ditandai oleh adanya perasaan dan pengakuan tidak hadirnya seorang teman, menyebabkan susasana kurang nyaman.

8) Mendatangkan kebahagiaan.Kehadiran seseorang disamping kita memiliki arti yang sangat penting, terutama menyebabkan kita, merasa senang dn bahagia. Dalam hal ini ada semacam pengakuan dalam diri kita, bahwa keberadaan teman sangat penting bagi kita.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kadar interpersonal :

a) Toleransi Toleransi menjadi faktor pengaruh hubungan interpersonal, hal ini disebabkan dengan dikembangkannya sikap toleran, atau tenggang rasa, maka seandainya timbul perbedaan kepentingan kedua belah pihak dapat saling menghargai, sehingga perbedaan kepentingan itu tidak berkembang sebagai kendala bersama. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi positif antara toleransi dengan hubungan interpersonal, dalam arti semakin tinggi sikap toleran, maka semakin baik pula kadar hubungan interpersonal.

b) Kesempatan-kesempatan yang seimbangArtinya rasa memperoleh keadilan dari interaksi akan menentukan kadar hubungan interpersonal. Ketika seseorang merasa memperoleh kesempatan yang seimbang, peluang yang adil, maka akan mendorong orang tersebut mempertahankan kebersamaan. Sebaliknya apabila salah satu pihak merasa dalam posisi tertekan, lama kelamaan akan melakukan pembatasan-pembatasan, hal ini dapat mengancam kadar hubungan interpersonal.

24

c) Sikap menghargai orang lainDengan adanya pemahaman bahwa setiap orang itu memiliki martabat, maka sikap yang baiki untuk mendukung kadar hubungan interpersonal adalah sikap menghargai martabat orang lain. Oleh karena itu seseorang tidak boleh melecehkan orang lain.

d) Sikap mendukung, bukan sikap bertahanSikap mendukung (sportif) berarti memberikan persetujuan terhadap orang lain. Sedangkan sikap bertahan, berawal dari adanya perbedaan pendapat. Apabila dua orang saling bertahan, apalagi yang satu pihak terang-terangan menyerang pertahanan pihak lain, maka ada kemungkinan karakteristik hubungan menjadi renggang.

e) Sikap terbukaAdalah sikap membuka diri, mengatakan tentang keadaan dirinya secara terbuka dan apa adanya. Keterbukaan dalam komunikasi akan menghilangkan kessalahpahaman dan kecurangan. Keadaan seperti inilah yang akan menciptakan hubungan interpersonal yang baik.

f) Pemilikan bersama atas informasiKualitas hubungan interpersonal juga dipengaruhi oleh pemilikan bersama atas informasi. Pemilikan bersama atas informasi dapat dilihat dari aspek “keluasan” dan “kedalaman”. Keluasan menunjukkan variasi topik yang dikomunikasikan. Sedangkan kedalaman menunjukkan keintiman apa yang dikomunikasikan, bahkan biasanya menyangkut persoalan pribadi.

g) Kepercayaan Adalah perasaan bahwa tidak ada bahaya dari orang lain dalam suatu hubungan. Kepercayaan berkaitan dengan keteramalan (prediksi), artinya ketika kita dapat meramalkan bahwa seseorang tidak akan menghianati dan dapat bekerja sama dengan baik, maka kepercayaan kita pada orang tersebut besar.

h) Keakraban Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang keakraban yang diperlukan. Hubungan dua orang sahabat yang sudah akrab, diwarnai oleh kesepakatan batas-batas keakraban itu.

i) Kesejajaran Kesejajaran adalah perekat terpeliharanya hubungan interpersonal yang harmonis, karena dalam kesejajaran itu akan dijunjung tinggi keadilan.

25

j) KontrolAgar hubungan interpersonal terjaga dengan baik, maka perlu pengawasan berupa kepedulian. Biasanya kedua belah pihak bersepakat tentang bentuk-bentuk kontrol. Pola pengontrolan pun perlu kesepakatan. Jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, misalkan siapakah yang harus bericara lebih banyak, siapakah yang menentukan, dan siapakah yang dominan. Pada umumnya penurunan kadar hubungan interpersonal terjadi bila masing-masing ining berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah, atau karena tidak pernah ada kesepakatan sehingga mudah terjadi salah paham.

k) Respon Yaitu ketepan dalam memberi tanggapan. Hukum dalam komunikasi menyepakati bahwa jika ada pertanyaan harus ada jawaban. Jawaban dalam berkomunikasi itulah yang disebut resspon.

l) Suasana emosionalAdalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung, ditunjukkan dengan ekspresi yang relevan.

Daftar Pustaka

Aw, Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu

26

Nama : Husni Septa Saputra

NIM : 2008730073

Tutor : dr. H. Ahmad Muchlis MS

Pertanyaan :

Bagaimana cara membangun intrapersonal yang baik dan apa saja ciri

kepribadian yang baik dan yang tidak baik?

Jawab :

Cara Membentuk Intrapersonal yang Baik

1). Sadar kemampuan diri

Menurut Psikolog Jaga dnita Consulting, Felicia Irene, MPsi, anak dengan kecerdasan intrapersonal tinggi biasanya bisa mengungkapkan keinginannyadengan cara yang baik, tidak memaksakan kehendaknya, tahu kelebihan dan kekurangandirinya, sehingga berani tampil saat mereka merasa mampu. Padaanak yang memiliki kecerdasan diri rendahakan berlaku sebaliknya sehingga kurang percaya diri untuk tampil.

2). Memiliki rasa empati yang tinggi

Kemampuannya memahami perasaan orang lain membuatnya memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang lain serta memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungannya. Dengan rasa empati dan kepekaan yang tinggi tersebut dia menyayangi dan memiliki keinginan membantu sesamanya yang sedang membutuhkan.

3). Sensitif

Memahami emosi diri serta memahami orang lain, merupakan kemampuan yang dipunyai anak didik dengan kecerdasan intrapersonal. Dengan kemampuan tersebut, biasanya anak di dikatakan sangat sensitif terhadap suatu kejadian atau permasalahan. Sebagai contoh jika timnya kalah dalam suatu permainan dan dia juga membuat suatu kesalahan dalam permainan tersebut, maka dia akan sangat merasa bersalah kepada teman setimnya. Dia akan terus merasa bersalah dalam jangka waktu cukup lama, walaupun sebenarnya teman- temannya sudah memaafkannya dan bahkan telah melupakan kejadian tersebut.

27

4). Penyendiri

Salah satu kebiasaan anak didik dengan kecerdasan intrapersonal adalah seringnya dia menyendiri.Dia terlihat sering menyendiri karena kebiasannya untuk mengevaluasi dirinya sendiri serta kejadian yang terjadi pada dirinya.Sebagaicontoh, jika dia dimarahi noleh gurunya karena bersenda gurau dengan temannya ketikabelajar di kelas, maka setelahnya dia akan mengevaluasi dirinya dan kejadian tersebut. Diamengevaluasidarikejadiantersebutbahwatindakangurunyadilakukankarena sang guru merasa tidak dihormatiolehnya sertaper buatannya telah menggangu aktivitas belajar teman-teman sekelasnya. Dari hasil evaluasinya tersebut dia akan merasa bersalah atas perbuatan yang telah dilakukannya dan berusaha untuk tidak melakukannya lagi.

Ciri – ciri kepribadian baik:

1. Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secarafisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

2. Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang di alaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.

3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadisombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.

4. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

5. Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

Ciri – ciri kepribadian buruk:

1. Mudah marah (tersinggung)

2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan

3. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)

4. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang

28

5. Ketidak mampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum

6. Kebiasaan berbohong

7. Hiperaktif

8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas

Daftar Pustaka

May, Lwin. 2005. “Cara Membangkitkan Berbagai Komponen Kecerdasan”. Jakarta :

Gramedia.

Mtnugraha.Wordpress.com/tag/kecerdasan

29

Kesimpulan

Jadi, faktor yang menyebabkan Ardian mempunyai sifat yang kurang baik dalam melakukan hubungan interpersonal adalah kurangnya perhatian dari orang tua. Solusi untuk Ardian agar lebih baik adalah harus introspeksi diri dan belajar menghargai orang lain agar dapat diterima dengan baik oleh teman-temannya.

30

31