partial credit model (pcm) dalam penskoran politomi …

59
1 PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI PADA TEORI RESPON BUTIR SKRIPSI Oleh : SAFARUDDIN H 121 07 006 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

1

PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM

PENSKORAN POLITOMI PADA

TEORI RESPON BUTIR

SKRIPSI

Oleh :

SAFARUDDIN

H 121 07 006

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

2

PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN

POLITOMI PADA TEORI RESPON BUTIR

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Sains pada Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar

Oleh :

SAFARUDDIN

H 121 07 006

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

3

LEMBAR KEOTENTIKAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguh-sungguhnya bahwa skripsi yang saya buat dengan

judul:

“PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM

PENSKORAN POLITOMI PADA

TEORI RESPON BUTIR”

adalah benar hasil kerja saya sendiri, bukan hasil plagiat dan belum

pernah dipublikasikan dalam bentuk apapun.

Makassar, 26 Maret 2013

SAFARUDDIN

NIM : H 121 07 006

Page 4: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

4

PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM

PENSKORAN POLITOMI PADA TEORI

RESPON BUTIR

Disetujui oleh

Pembimbing Utama

Anisa, S.Si, M.Si

NIP: 19730227 199802 2 001

Pembimbing Pertama

Drs. M. Saleh AF, M.Si

NIP: 19540804 197802 1 001

Pada Tanggal: 26 Maret 2013

Page 5: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

5

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Pada hari ini, tanggal 26 Maret 2013, Panitia Ujian Skripsi menerima dengan baik

skripsi yang berjudul :

“PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN

POLITOMI PADA TEORI RESPON BUTIR”

yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Sains pada Program Studi Statistika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin.

Makassar, 26 Maret 2013

Panitia Ujian Sripsi

Tanda Tangan

1. Ketua Drs. H. Muhammad Hasbi, M.Sc ( )

2. Sekretaris Hendra, S.Si, M.Kom ( )

3. Anggota Dra. Nasrah Sirajang, M.Si ( )

4. Anggota Anisa, S.Si, M.Si ( )

5. Anggota Drs. M. Saleh AF, M.Si ( )

Page 6: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

6

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil Alamin puji syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT atas limpahan rahmat dan ridho-Nya yang tak terhingga serta

kesempatan dan kesehatan yang dikaruniakan-Nya kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa penulis

haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW manusia terbaik serta para

sahabat dan pengikut jejak Beliau yang selalu menjadi panutan segenap umat

manusia, semoga kebaikan dan keselamatan juga terus tercurah hingga akhir

zaman.

Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

pendidikan di Program Studi Statistika Jurusan Matematika Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar. Dalam

penyelesaian skripsi ini, penulis telah melewati perjuangan panjang dan

pengorbanan yang tidak sedikit. Namun berkat rahmat dan izin Allah SWT serta

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil,

lansung atau tidak lansung, sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Untuk itu penulis dengat sangat tulus dan bangga menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada Ayahanda La Ebo. U, S.Pd dan

Ibunda Wa Beda yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh

cinta dan kasih sayang yang sangat tulus serta dengan penuh kesabaran dan

kesungguhan dalam memberikan motivasi dan dukungan moril dan materil serta

doa yang tak henti-hentinya demi keberhasilan penulis selama menjalani proses

pendidikan. Untuk saudara-saudaraku Sertu Darsalam, Bripda Sawaluddin, Al

Akbar dan Nudia Fazira yang selalu memberikan dorongan dan motivasi

tersendiri kepada penulis juga terima kasih atas dukungan semangat dan doa yang

telah kalian berikan.

Penghargaan yang tulus dan penuh keikhlasan penulis ucapkan

terimakasih kepada :

Page 7: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

7

o Ibu Anisa, S.Si, M.Si selaku pembimbing utama dan Bapak Drs. M.

Saleh AF, M.Si selaku pembimbing pertama atas kesediaan dan kesabaran

untuk membimbing dan membagi ilmunya serta nasehat yang tak ternilai

harganya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

o Ibu Dr. Hasmawati, M.Si, selaku Katua Jurusan Matematika, atas ilmu

dan nasehatnya. Bapak Dr. Nurdin, M.Si selaku Sekretaris Jurusan

Matematika yang juga telah memberikan banyak bantuan dan dukungan.

Ibu Dra. Nasrah Sirajang, M.Si selaku Penasehat Akademik penulis

yang selalu memberikan dorongan, nasehat, dan bantuan yang tak ternilai

harganya. Para Dosen Jurusan Matematika yang telah mencurahkan

ilmunya dan mendidik penulis selama di bangku kuliah hingga berhasil

menyelesaikan studi.

o Para Staf Jurusan Matematika (Pak Sutamin, S.Sos dan Pak Nasir),

atas bantuan, pelayanan dan kerjasamanya yang diberikan kepada penulis.

o Teman-teman Statistika 2007 ( Agil, Wandi, Fadli, DJ, Juhu, Sutha, Ilo,

Tika, Lilies, Azlam, Ranu, Midel, Nandang, Ikbal, Ekky, Pingky, Dian,

Echy, Uchy, Dilla, Lila, Kmute, Ovi, Alm. Marwa, Ayyub, Nengnonk,

Nila, Mega, Bunda, Ada’). Dan teman-teman Ekspansi’07. Terima kasih

atas dukungan dan kebersamaan kalian kawan.

o Teman-teman pondokan (La Kasih, La Oval, La Mangkana, La Faris, La

Haris, La Pandu, La Tuna, La Gamsir, La Ogo, La Tinus, K’Aris, La Suda,

La Asraf, La Risal, La Birun, La Bretek, La Hery, La Gengky, La Budi, La

Hendrik, La Ical, La Hendro, La Jamil, La Node, La Iman, La Sukri, dan

La Abas) yang selalu menemani hari-hariku selama menyelesaikan studi.

Thank’s bro.

o Kanda-kanda senior, adik-adik dan seluruh warga HIMATIKA yang tidak

dapat penulis sebut satu per satu.

o Kanda-kanda senior, teman-teman, dan adik-adik di komisariat

IPPERMATO-MAKASSAR yang juga tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu.

Page 8: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

8

o Semua pihak yang telah membantu melancarkan proses penyelesaian

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

Semoga segala bantuan, dukungan dan partisipasinya dapat bernilai ibadah dan

mendapat pahala yang setimpal. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan terutama bagi penulis. Amin

Yaa Rabbil Alammin.

Makassar, 28 Februari 2013

Penulis

Page 9: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

9

ABSTRAK

Pada skripsi ini kasus yang dibahas adalah penskoran politomi dengan

teori respon butir pada soal ujian Mid Semester Mata Kuliah Matematika Dasar

yang akan diberikan kepada mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas

Hasanuddin tahun ajaran 2011/2012 dengan menggunakan metode partial credit

model, juga memuat model matematika, estimasi parameter, dan estimasi

kemampuan peserta tes. Dalam pelaksanaan tes uraian, penskoran biasanya

dilakukan secara parsial berdasarkan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk

menjawab benar suatu butir soal. Penskoran dilakukan perlangkah dan skor

perbutir diperoleh peserta dengan menjumlah skor siswa tiap langkah, dan

kemampuan diestimasi dengan skor mentah. Model penskoran seperti ini belum

tentu tepat, karena tingkat kesulitan tiap langkah tidak diperhitungkan. Pendekatan

alternatif yang dapat digunakan yaitu pendekatan teori respon butir (TRB) untuk

penskoran politomi, salah satunya dengan partial credit model (PCM). PCM

merupakan pengembangan dari model Rasch pada butir dikotomi yang berisi satu

parameter lokasi butir dan dengan PCM kemudian dikembangkan dengan

menjabarkan lokasi butir menjadi kategori. Skor kategori pada PCM menunjukkan

banyaknya langkah untuk menyelesaikan dengan benar butir soal tersebut,

sehingga kemampuan tiap peserta tes dapat diestimasi dengan menghitung

probabilitas tiap peserta dalam menjawab tiap langkah dalam menyelesaikan

sebuah soal tes. Dan hasil dari penelitian ini didapat bahwa butir soal yang layak

dipakai untuk uji tes pada mahasiswa Fakultas Perikanan Unhas tahun ajaran

2011/2012 adalah butir soal nomor 1 dan 7 untuk butir soal X, dan soal nomor

2,7,8,dan 12 untuk butir soal Y.

Kata kunci : teori respon butir, partial credit model

Page 10: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

10

ABSTRACT

.In this thesis the cases discussed are scoring polytomous item response

theory in the Mid Semester exam Basic Mathematics Lecture will be given to

students of the Faculty of Forestry, University of Hasanuddin academic year

2011/2012 using the partial credit model, also includes mathematical modeling,

parameter estimation , and the estimate of the test participants' ability. In the

description of the test execution, scoring is usually done partially based on the

steps that must be taken to correctly answer a question item. Scoring done by the

pace and score points obtained by adding up scores of participants with students

every step, and the ability to estimate the raw scores. Such scoring model is not

necessarily appropriate, because the level of difficulty of each step is not taken

into account. An alternative approach that can be used that approach to item

response theory (IRT) for scoring polytomous, one with partial credit model

(PCM). PCM is a development of Rasch models in point dichotomy that contains

the item location parameter and the PCM then developed to describe the location

of item categories. Score category at the PCM shows the number of steps to

resolve the matter of the items correctly, so the ability of each test taker can be

estimated by calculating the probability of each participant to answer each step in

solving a test problem. And the results of this research obtained that the grains

matter of who worthy worn for test tests on students of Faculty of Fisheries

University of Hasanuddin academic year 2011/2012 is the grain problem number

1 and 7 for the grain problem X, and matter of numbers 2,7,8, and 12 for grains

matter of Y.

Keywords: item response theory, partial credit models

Page 11: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

ABSTRACT .................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 4

1.3 Batasan Masalah ............................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian .............................................................. 4

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 6

2.1 Teori Respon Butir (Item Response Theory) ...................... 6

2.2 Karakteristik Tes dalam Teori Respon Butir (TRB)........... 8

2.3 Rancangan Tes pada Teori Respon Butir............................ 10

2.4 Model Politomi Partial Credit Model (PCM)................. .. 11

2.5 Uji Kesamaan Variansi....................................................... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 18

3.1 Sumber Data ..................................................................... 18

Page 12: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

12

3.2 Variabel Penelitian ............................................................ 18

3.3 Metode Analisis Data ........................................................ 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 20

4.1 Rancangan Penarikan Sampel ............................................. 20

4.2 Mengestimasi Parameter butir ............................................ 20

4.3 Uji Levene.......................................................................... 28

4.4 Menghitung Nilai Peluang dengan PCM .......................... 29

BAB V PENUTUP .............................................................................. 36

5.1 Kesimpulan ...................................................................... 36

5.2 Saran ................................................................................ 36

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41

Page 13: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Rekapitulasi nilai tiap kategori perangkat tes X................23

Gambar 4.2 Diagram Rekapitulasi nilai tiap kategori perangkat tes Y................24

Gambar 4.3 Grafik Tabel nilai tingkat kesukaran tahap (𝛿𝑖𝑗) dan tingkat kesukaran

butir(b) perangkat X.................................................................................26

Gambar 4.4 Grafik Tabel nilai tingkat kesukaran tahap (𝛿𝑖𝑗) dan tingkat kesukaran

butir(b) perangkat Y.................................................................................27

Gambar 4.5 Grafik Nilai P peserta K1 pada soal X............................................33

Gambar 4.6 Grafik Nilai P peserta K2 pada soal Y............................................34

Page 14: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

14

DAFTAR TABEL

Table 4.1 Tabel Skor Peseta perangkat tes X.......................................................21

Table 4.2 Tabel Skor Peseta perangkat tes Y .....................................................22

Table 4.3 Rekapitulasi nilap tiap kategori perangkat tes X.................................23

Table 4.4 Rekapitulasi nilai tiap kategori perangkat tes Y.. ...............................23

Table 4.5 Tabel nilai tingkat kesukaran tahap (𝛿𝑖𝑗) dan tingkat kesukaran butir(b)

perangkat X..........................................................................................25

Table 4.6 Tabel nilai tingkat kesukaran tahap (𝛿𝑖𝑗) dan tingkat kesukaran butir (b)

perangkat Y..........................................................................................26

Tabel 4.7 Klasifikasi tingkat kesukaran butir perangkat tes X

dan Y....................................................................................................27

Tabel 4.8 Tabel 4.8 Tabel nilai signifikan uji levene......................................... .28

Tabel 4.9 Nilai P peserta K1 pada soal X...........................................................31

Tabel 4.10 Nilai P peserta K2 pada soal Y.........................................................33

Page 15: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Table Data Mentah Score Hasil Ujian Mahasiswa……………….38

Lampiran 2. Hasil Output SPSS Uji Levene…………………………………...40

Page 16: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tes merupakan salah satu cara paling mudah dan murah yang bisa dilakukan

untuk memotret kemajuan belajar peserta tes dalam ranah kognitif. Oleh karena

itu, keberadaan perangkat tes yang berkualitas merupakan suatu keniscayaan

sehingga kemampuan kognitif peserta tes dapat diungkapkan (Djunaidi, 2008).

Dalam bidang pendidikan, kegiatan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta

didik merupakan salah satu tugas penting yang harus dilakukan oleh pendidik.

Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk mengetahui kemajuan peserta

didik terhadap kurikulum yang telah diajarkan. Namun terkadang perangkat tes

yang digunakan dalam mengukur kemampuan Responden yang berbeda tidak

mencerminkan prestasi belajar yang sebenarnya. Banyak metode yang dapat

digunakan untuk menganalisis perangkat tes mulai dari pendekatan klasik hingga

modern. Pendekatan secara klasik yang digunakan adalah teori tes klasik

(classical true-score theory) sedangkan pendekatan modern dengan teori respon

butir (item response theory) (Vitaria, 2010).

Teori tes klasik telah lama menjadi acuan dalam pembuatan alat ukur atau

instrumen di dunia pendidikan. Dalam teori ini setiap item ditelaah menurut

tingkat kesukaran item dan daya beda item. Namun, karakteristik item tersebut

tergantung pada kelompok sampel mana yang akan digunakan atau dikenai tes.

Begitu juga pada koefisien reliabilitas dan validitas tes akan menjadi lebih tinggi

Page 17: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

17

apabila kelompok subyek merupakan kelompok yang kemampuannya heterogen

(bervariasi besar) dan tes yang sama akan mempunyai koefisien yang lebih rendah

apabila dikenakan pada kelompok yang kemampuannya relatif homogen.

Ketergantungan pada kelompok subyek ini tentu akan mengurangi manfaat

parameter item dalam berbagai aplikasinya. Kelemahan lain, dalam teori tes klasik

diperlukan asumsi kesetaraan eror pengukuran bagi semua subyek yang dikenai

tes. Keberatan asumsi ini adalah kurangnya dukungan yang memperkuatnya

dikarenakan pada tes yang sulit, eror pengukuran bagi subyek yang

berkemampuan rendah akan berbeda dari eror bagi subyek yang berkemampuan

tinggi (Azwar, 2007).

Keterbatasan dan kelemahan tersebut menjadi dasar dalam pengembangan teori

tes baru dalam dunia pengukuran modern yang dapat melengkapi dan

memperbaiki teori tes klasik, yang disebut sebagai teori respon butir (item

response theory, IRT) atau teori sifat laten (latent trait theory). Teori respon butir

merupakan teori pengukuran modern yang digunakan dalam menganalisis item.

Teori ini mempunyai orientasi pada item yang karakteristiknya tidak tergantung

pada kelompok tertentu. Teori respon item membebaskan ketergantungan antara

item tes dan peserta tes (konsep invariansi parameter), respon peserta tes pada satu

item tes tidak mempengaruhi item tes lainnya (konsep independensi lokal), dan

item tes hanya mengukur satu dimensi ukur (konsep unidimensional). Sehingga

aplikasinya menjawab kebutuhan dunia pengukuran modern hingga saat ini, yaitu

perbandingan antar kemampuan peserta, pengembangan bank item, bahkan

pengembangan tes adaptif, dan lain-lain (Vitaria, 2010).

Page 18: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

18

Bentuk soal dalam tes prestasi belajar, secara umum dapat dikelompokkan

menjadi dua kategori yaitu: 1) tes uraian, terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas

atau isian singkat, uraian berstruktur, dan 2) tes objektif, terdiri dari pilihan benar

salah , pilihan ganda, dan menjodohkan. Kualitas tes, termasuk bentuk tes pilihan

ganda (dikotomi) dapat diungkap melalui analisis butir soal secara teoretis (telaah)

dan analisis empiris. Analisis butir soal secara kualitatif dilakukan untuk menilai

butir soal ditinjau dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa. Analisis secara

kuantitatif menekankan pada analisis karakteristik butir soal secara empiris.

Karakteristik butir soal antara lain meliputi indeks kesukaran (p), daya beda (d),

dan distribusi respons.

Dalam pelaksanaan tes uraian, penskoran dilakukan perlangkah dan skor

perbutir diperoleh peserta dengan menjumlah skor siswa tiap langkah, dan

kemampuan diestimasi dengan skor mentah. Model penskoran seperti ini belum

tentu tepat, karena tingkat kesulitan tiap langkah tidak diperhitungkan. Selain itu,

peluang menjawab benar seorang siswa berdasarkan respons tertentu tidak dapat

diprediksikan. Pendekatan alternatif yang dapat digunakan dengan pendekatan

teori respons butir untuk penskoran politomi. Penskoran politomi adalah

pemberian skor pada hasil tes yang terdiri dari dua nilai atau lebih, dimana

penskorannya dilakukan langkah perlangkah dalam suatu butir soal, sehingga

dalam proses analisisnya memperhitungkan tingkat kesulitan pada tiap langkah

dalam menyelesaikan butir soal tersebut. Skor tertinggi tentu saja didapatkan

ketika peserta tes mampu menyelesaikan dengan benar soal hingga langkah akhir.

Ada beberapa model yang bisa digunakan dalam analisis butir politomi, salah

Page 19: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

19

satunya dengan partial credit model (PCM). Berdasarkan uraian di atas, penulis

mencoba mengkaji tentang “ Partial Credit Model (PCM) dalam Penskoran

Politomi pada Teori Respon Butir”

1.2. Rumusan masalah

Dalam penulisan tugas akhir ini, permasalahan yang dibahas yaitu

bagaimana melakukan penskoran butir dengan metode Partial Credit

Model(PCM), mengerstimasi parameter dan mengestimasi kemampuan peserta

tes.

1.3. Batasan masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka ruang lingkup penelitian ini

dibatasi pada penskoran politomi pada butir dalam bentuk soal urian dengan

metode Partial Credit Model.(PCM), dan dengan menggunakan rancangan tes

ekuivalen.

1.4. Tujuan penelitian

1. Mengestimasi parameter butir, indeks kesukaran butir dan daya beda

butir.

2. Melakukan penskoran politomi pada butir dengan metode Partial

Credit Model

3. Menentukan butir soal yang layak untuk peserta tes.

Page 20: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

20

1.5. Manfaat penelitian

Penelitian tugas akhir ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan informasi,

pemikiran mengenai penerapan ilmu statistika khususnya penggunaan teori respon

butir dengan penskoran politomi dalam peningkatan mutu pendidikan serta

diharapkan juga dapat bermanfaat bagi aspek akademis.

Page 21: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Respons Butir (Item Response Theory/IRT)

Teori Respon Butir adalah teori yang menyatakan tentang suatu pembuatan

perangkat ukur yang analisisnya berdasarkan bentuk lengkungan kurva

karakteristik butir yang diperoleh dari hasil respon para peserta tes. Dengan

menggunakan teori respon butir kemampuan peserta tes dapat dievaluasi dan

seberapa baik kemampuan suatu butir soal dalam suatu tes dapat dideskripsikan.

Teori respon butir digunakan untuk mengatasi kelemahan yang terjadi pada teori

tes klasik. Perhitungan pada teori tes klasik mengaitkan tingkat kesukaran dengan

kemampuan kelompok peserta tes secara lansung, sedangkan analisis pada teori

respon butir tingkat kesukaran butir tidak dikaitkan langsung dengan kemampuan

peserta tes tetapi tingkat kesuakaran butir dikaitkan lansung dengan karakteristik

butir. Analisis butir tes dilakukan dengan tujuan mengetahui atau mencari butir tes

yang berkualitas untuk digunakan sebagai alat pengukur baik untuk tes hasil

belajar maupun penelitian yang berkaitan dengan kognitif. Menurut Hambleton,

Swaminathan, & Rogers (1991: 5) secara umum ciri-ciri teori respons butir adalah

sebagai berikut:

1. Karakteristik butir tidak tergantung pada peserta ujian,

2. Skor yang digambarkan peserta ujian tidak tergantung pada tes,

3. Merupakan model yang lebih menekankan pada tingkat butir dari pada tingkat

tes,

Page 22: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

22

4. Merupakan model yang tidak mensyaratkan secara ketat tes paralel untuk

menaksir reliabilitas, dan

5. Merupakan model yang menguraikan sebuah ukuran keputusan untuk tiap

skor kemampuan yakni ada hubungan fungsional antara peserta tes dengan

tingkat kemampuan yang dimiliki.

Selain itu, menurut Hambleton, Swaminathan, & Rogers (1991: 9)

mengemukakan bahwa asumsi-asumsi yang melandasi teori respons butir adalah:

1. Unidimensi, setiap butir hanya mengukur satu ciri peserta.

2. Independensi lokal, respon pada butir (item) yang satu bebas dari pengaruh

respon pada butir lain jika kemampuan yang mempengaruhi performansi

dibuat konstan.

3. Fungsi karakteristik butir atau kurva karakteristik butir, merefleksikan

hubungan yang sebenarnya antara kemampuan dan respon peserta terhadap

butir tes.

Ditinjau dari banyaknya asumsi, teori respons butir memang diharapkan

akan memberikan informasi yang lebih teliti dibandingkan teori tes klasik. Namun

demikian, berkaitan dengan ukuran sampel, baik teori tes klasik maupun teori

respons butir tidak mensyaratkan ukuran sampel secara pasti.

Parameter-parameter dalam Teori respon Butir (Item response Theory)

antara lain,

1. tingkat kesulitan item (b),

2. daya beda item (a),

3. peluang tebakan semu (c),

Page 23: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

23

4. parameter peserta (𝜃),

5. respon peserta terhadap item dinyatakan dalam bentuk probabilitas

menjawab benar (Pi(𝜃)).

2.2. Karakteristik Tes dalam Teori Respon Butir (TRB)

Karakteristik butir soal ditunjukkan oleh parameter kemampuan yang

digunakan dalam model teori respon itu. Untuk mengetahui sejauh mana

keterterapan teori respon, maka perlu diadakan pengujian terhadap parameter

kemampuan yang digunakan dalam teori tersebut. Secara umum karakteristik butir

test yang umumnya digunakan adalah untuk menentukan apakah butir soal itu

layak atau tidak digunakan untuk mengukur kemampuan peserta test (Responden).

Karakteristik butir test biasanya digunakan dua bentuk parameter yaitu sebagai

berikut:

2.2.1.Tingkat kesukaran butir soal (b)

Tingkat kesukaran soal adalah kemampuan peserta ujian secara

keseluruhan untuk menjawab butir soal dengan benar. Ada beberapa alasan untuk

menyatakan tingkat kesukaran soal. Bisa saja tingkat kesukaran soal ditentukan

oleh kedalaman soal, kompleksitas, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan

kemampuan yang diukur oleh soal. Namun demikian, ketika kita mengkaji lebih

mendalam terhadap tingkat kesukaran soal, akan sulit menentukan mengapa

sebuah soal lebih sukar dibandingkan dengan soal yang lain. Intinya, bermutu atau

tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-tama dapat diketahui dari

derajat kesukaran atau taraf kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir

Page 24: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

24

item tersebut. Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir

item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula

terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau

cukup. Angka yang dapat memberikan petunjuk mengenai tingkat kesulitan item

itu dikenal dengan istilah difficulty index (angka indeks kesukaran item), yang

dalam dunia evaluasi hasil belajar umumnya dilambangkan dengan huruf b.

Tingkat kesukaran butir soal dapat diperoleh dengan cara berikut:

𝑏𝑖 =𝑛𝑖

𝑁𝑖 (2.1)

𝑏𝑖 = tingkat kesukaran butir i

𝑛𝑖= jumlah skor yang diperoleh peserta yang menjawab pada butir i

Ni= skor maksimal pada butir i

Namun pada bentuk butir politomi, nilai tingkat kesukaran butir adalah jumlah

dari tingkat kesukaran tahap tiap butir.

Sedangkan untuk menentukan tingkat kesukaran tahap pada suatu item dapat

diperoleh dengan cara berikut:

𝛿𝑖𝑗 =𝑛𝑖𝑗

𝑁𝑖 (2.2)

𝛿𝑖𝑗 = tingkat kesukaran tahap j pada butir i

𝑛𝑖𝑗= jumlah skor yang diperoleh peserta yang menjawab pada butir i kategori j

Ni= skor maksimal pada butir i

Kategori tingkat kesukaran soal yaitu sebagai berikut :

a. Tingkat kesukaran antara 0,00 – 0,30 soal tergolong sulit

artinya hanya 0 – 30% siswa yang menjawab benar.

Page 25: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

25

b. Tingkat kesukaran antara 0,31 – 0,70 soal tergolong sedang

artinya hanya 31 – 70% siswa yang menjawab benar.

c. Tingkat kesukaran antara 0,71 – 1,00 soal tergolong mudah

artinya 71 – 100% siswa yang menjawab benar, (Adolf, 2009).

2.3. Rancangan Tes pada Teori Respon Butir

Petersen dkk (dalam Holland & Rubin, 1982) mengemukakan tiga

jenis rancangan dalam penyetaraan skor diantara beberapa tes yang berbeda, yaitu

Rancangan Kelompok Tunggal (A), Rancangan Kelompok Ekuivalen (B), dan

Rancangan Tes Jangkar (C). Berikut adalah skema ramcangan tersebut.

Tabel 2. 1. Skema Rancangan tes

Jenis rancangan

Kelompok peserta tes

K1 K2

A 𝑋 𝑌

B 𝑋 ,Y

C 𝑋 +R 𝑌 + 𝑅

Keterangan : diadaptasi dari Crocker & Algina, 1986.

Pada rancangan kelompok tunggal, kegiatan penyetaraan dilakukan dengan

menggunakan satu kelompok peserta yang merespons dua perangkat tes misalnya

X dan Y. Parameter butir dari kedua perangkat tes diestimasi secara terpisah

dengan mengkalibrasi parameter kemampuan peserta atau parameter butir.

Berdasarkan rancangan ini, dengan mengkalibrasi parameter kemampuan peserta

maka parameter butir dari perangkat tes X dan Y sudah berada pada skala yang

sama (Hidayati, 2002). Untuk ilustrasi:

Page 26: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

26

Gambar 2.1 Rancangan Kelompok Tunggal

Pada rancangan Ekuivalen, dua perangkat tes diberikan pada dua

kelompok peserta yang sama kemampuannya atau ekuivalen. Proses secara spiral

digunakan dalam desian ini, dimana peserta tes dibagi dua secara acak kemudian

masing-masing mendapat perangkat tes X dan tes Y. Sebagai ilustrasi, misalnya

terdapat dua kelompok K1 dan K2 dan dua perangkat tes misalnya X dan Y.

kelompok K1 mengerjakan perangkat tes X dan kelompok K2 mengerjakan

perangkat tes Y.

Gambar 2.2 Rancangan Ekuivalen

Rancangan tes jangkar, biasanya didesain jika masalah keamanan tes

Y X

K1

K1 K2

Y X

Page 27: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

27

X Y

menjadi salah satu pertimbangan penting dan memungkinkan untuk

menyelenggarkan beberapa tes dalam satu waktu. Pada desain ini masing-masing

perangkat tes mempunyai beberapa item yang sama (common item) dan masing-

masing kelompok mengerjakan perangkat tes yang berbeda. Kelompok peserta

tes tidak dibentuk atas dasar acak. Pada rancangan ini, peserta tes hanya

disyaratkan ada dua kelompok, yaitu K1 dan K2. Selanjutnya, perangkat tes 𝑋 dan

𝑌 masing-masing ditambah dengan perangkat tes pengait atau perangkat tes

jangkar atau anchor (R), sehingga perangkat tes menjadi 𝑋 +R dan 𝑌 + 𝑅. Setelah

itu, K1 mengerjakan perangkat tes 𝑋 +R dan K2 menegerjakan 𝑌 + 𝑅 yang

akhirnya ditemukan formula konversi.

Gambar 2.3 Rancangan Anchor

Namun pada penelitian ini kami hanya menggunakan rancangan B atau

rancangan kelompok ekuivalen (Equivalent-Group Design).

2.4 Model Politomi Partial Credit Model (PCM)

Menurut Mardapi (1991:7), pada awalnya teori respons butir

menggunakan distribusi normal, namun dalam perkembangan selanjutnya

K1 K2

R

Page 28: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

28

digunakan model distribusi logistik. Hal ini dikarenakan model distribusi logistik

lebih sederhana analisis matematiknya. Teori respon butir memiliki dua ciri

utama, pertama, teori respon butir memiliki variabel respon berupa data dikotomi

yaitu 1 (untuk respon dari peserta tes yang benar) dan 0 (untuk respon dari peserta

tes yang salah). Kedua, teori respon butir memiliki kurva karakteristik butir

berbentuk seperti huruf S. Kedua ciri tersebut senada dengan model logistik,

khususnya model logistik biner. Model logistik biner merupakan model yang

digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel respon dan beberapa

variabel bebas, dengan variabel responya berupa data kualitatif dikotomi. Kurva

fungsi distribusi model logistik menyerupai huruf S. Kesamaan ciri tersebut

menjadi dasar pengembangan model pada teori respon butir menggunakan model

logistik. Dalam teori respon butir digunakan model matematis untuk

menghubungakan karakteristik butir dengan kemampuan peserta tes. Hubungan

tersebut digambarkan melalui kurva karakteristik butir.

Terdapat beberapa model pengukuran yang termasuk kategori teori respon

butir. Model pengukuran tersebut dibedakan berdasarkan jumlah parameter butir

yang dimasukan kedalam model yaitu model logistik satu parameter, model

logistik dua parameter, dan model logistik tiga parameter. Perbedaan ketiga model

tersebut terletak pada banyaknya parameter yang digunakan untuk

menggambarkan karakteristik butir dalam model yang bersangkutan. (Hambleton

dkk, 1991: 7)

Model logistik memiliki satu parameter ciri peserta dan satu sampai tiga

parameter ciri butir yang tergabung ke dalam bentuk fungsi yang menentukan

Page 29: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

29

probabilitas jawaban benar dalam suatu butir tertentu. Namun untuk dapat

mengetahui nilai pada model logistik ini, perlu diketahui berapa besar nilai

parameter itu dalam suatu pengukuran.penentuan nilai parameter, ini dikenal

sebagai mengestimasi parameter. Jika yang diperhatikan peserta pada suatu

pelaksanaan uji tes, maka pengestimasian ini dilakukan untuk mengetahui

bagaimana ciri peserta atau bagaimana kemampuan peserta pada uji tes itu.

Pengestiamasian ini bersangkutan dengan ciri peserta atau dengan kemampuan

peserta. Tapi jika yang diperhatikan butir dalam ujian tes maka pengestimasian ini

dilakukan untuk mengetahui bagaimana ciri butir itu. Pengestimasian ini

bersangkutan dengan ciri butir atau taraf kesukaran butir, perbedaan butir dan

kebetulan menjawab dengan benar pada butir itu.

PCM merupakan pengembangan dari model Rasch butir dikotomi yang

diterapkan pada butir politomi. Model Rasch butir dikotomi yang berisi satu

parameter lokasi butir kemudian dikembangkan dengan menjabarkan lokasi butir

menjadi kategori. Persamaan Model Rasch menurut Han & Hambleton (2007:15)

dituliskan sebagai berikut:

𝑃𝑖(𝜃) =1

1+𝑒−𝐷(𝜃−𝑏𝑖) (2.7)

Nilai peluang setiap peserta berhasil mengerjakan item i merupakan

fungsi logistik perbedaan parameter kemampuan θ dengan tingkat kesukaran item

bi. Persamaan diatas dapat ditulis kembali sebagai berikut:

𝑃𝑖(𝜃) =1

1+𝑒−𝐷(𝜃−𝑏𝑖) =exp (𝐷(𝜃−𝑏𝑖))

1+exp (𝐷(𝜃−𝑏𝑖))=

𝑃𝑖1

𝑃𝑖0(𝜃)+𝑃𝑖1(𝜃) (2.8)

Page 30: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

30

Sehingga persamaan RM untuk peserta n dan item i dengan skor x sebesar 0 dan

1 dengan kemampuan sebesar 𝜃 dan tingkat kesuakaran item sebesar δ adalah

sebagai berikut (Masters, 1999:101;Wright, 1982:39-40).

𝑃𝑛𝑖𝑥 =1

1+exp (𝜃𝑛−𝛿𝑖1) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 0 (2.9)

dan

𝑃𝑛𝑖𝑥 =exp (𝜃𝑛−𝛿𝑖1)

1+exp (𝜃𝑛−𝛿𝑖1) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 1 (2.10)

Model diatas merupakan model estimasi pada bentuk soal dengan skala

penskoran dikotomi. Kemudian dikembangkan pada skala politomi yang

memiliki pola skor x sebesar 0,1,2,3,...,mi. Sehingga peluang seorang peserta

pada tingkat kemmpuan θ meraih skor x diatas x-1 dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut (Han & Hambleton, 2007:15).

𝑃𝑖𝑥(𝜃)

𝑃𝑖𝑥−1(𝜃)+𝑃𝑖𝑥(𝜃)=

exp (𝐷(𝜃−𝑏𝑖𝑥))

1+exp (𝐷(𝜃−𝑏𝑖𝑥)) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 0,1,2,3, … , 𝑚𝑖 (2.11)

Pix(θ) dan Pi(x-1)(θ) mengacu pada peluang seorang peserta dengan kemampuan θ

meraih skor x dan x-1. Sehingga peluang seorang peserta dengan kemampuan θ

untuk memperoleh skor x pada item i dengan tingkat kesukaran item sebesar δ

dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑃𝑛𝑖𝑥 =1

1+exp (𝜃𝑛−𝛿𝑖𝑗) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 0 (2.12)

𝑃𝑛𝑖𝑥 =exp (𝜃𝑛−𝛿𝑖𝑗)

1+exp (𝜃𝑛−𝛿𝑖𝑗) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 1,2,3 … . , 𝑚𝑖 (2.13)

Keterangan:

Pnix(θ)= peluang peserta ke-n dengan tingkat kemampuan θ memperoleh skor x

Page 31: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

31

pada butir i

θn = tingkat kemampuan peserta

δij= tingkat kesukaran tahap (j) pada butir (i).

Dengan demikian, tingkat kesukaran butir untuk butir i sebesar δ akan

terurai menjadi nilai delta sebesar δij untuk x=1,2,3,..,mi. Butir nomor satu

memiliki tiga kategori atau diskors secara politomi tiga kategori, memiliki δ11

dan δ12, butir nomor 2 memiliki δ21 δ22. Besarnya nilai delta-1 menunjukkan nilai

yang diperlukan peserta untuk berpindah dari kategori 1 (skor 0) ke kategori 2

(skor 1) dan nilai delta-2 menunjukkan nilai yang diperlukan untuk berpindah dari

kategori 2 (skor 1) ke kategori 3 (skor 2). Besarnya delta-1 dapat lebih kecil,

sama, atau lebih besar dari delta-2.

Parsial Kredit Model (PCM) pada skala politomi yang merupakan

pengembangan dari model Rasch pada skala dikotomi. Asumsi pada PCM yakni

setiap butir mempunyai daya beda yang sama, namun indeks kesukaran dalam

setiap langkah tidak perlu terurut, suatu langkah dapat lebih sulit dibandingkan

langkah berikutnya. Skor kategori pada PCM menunjukkan banyaknya langkah

untuk menyelesaikan dengan benar butir tersebut. Skor yang lebuh tinggi

menunjukkan kemampuan yang lebih besar daripada skor kategori yang lebih

rendah. Jika i adalah butir politomi dengan kategori skor x sebesar 0,1,2,…,mi,

maka probabilitas dari individu n skor x butir i dapat dituliskan dalam persamaan

berikut:

𝑃𝑛𝑖𝑥(𝜃) =𝑒𝑥𝑝 ∑ (𝜃−𝛿𝑖𝑗)𝑥

𝑗=0

∑ 𝑒𝑥𝑝 ∑ (𝜃−𝛿𝑖𝑗)ℎ𝑗=0

𝑚𝑖ℎ

𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 0,1,2, … . , 𝑚𝑖 (2.14)

Page 32: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

32

Keterangan:

Pnix(θ)= peluang peserta ke-n dengan tingkat kemampuan θ memperoleh skor x

pada butir i

x = skor peserta

j = kategori/tahap dalam butir soal

i = butir soal

n = peserta

θn = tingkat kemampuan peserta ke n

δij= tingkat kesukaran tahap (j) pada butir (i).

Persamaan di atas dapat dijabarkan berdasarkan jumlah kategori di dalam

butir. Misalnya sebuah butir memiliki kategori dengan skor 0,1,2. Maka kita

dapatkan kategori (j) sebanyak 3 buah persamaan yang probabilitas individu pada

tiap kategori.

Probabilitas pada kategori 0 Pi0(θ)= 1

1+exp(𝜃𝑛−𝛿𝑖1)+exp [(𝜃𝑛−𝛿𝑖1)+(𝜃𝑛−𝛿𝑖2)] (2.5)

Probabilitas pada kategori 1 Pi1(θ)= exp [(𝜃𝑛−𝛿𝑖1)

1+exp(𝜃𝑛−𝛿𝑖1)+exp [(𝜃𝑛−𝛿𝑖1)+(𝜃𝑛−𝛿𝑖2)] (2.6)

Probabilitas pada kategori 2 Pi2(θ)= exp [(𝜃𝑛−𝛿𝑖1)+𝑒xp [(𝜃𝑛−𝛿𝑖2)

1+exp(𝜃𝑛−𝛿𝑖1)+exp [(𝜃𝑛−𝛿𝑖1)+(𝜃𝑛−𝛿𝑖2)] (2.7)

Probabilitas pada kategori 0 terlihat ada angka 1 pada bagian penyebut. Hal ini

dikarenakan dalam PCM mensyaratkan persamaan berikut

∑ (𝜃 − 𝛿𝑖𝑗) = 10𝑗=0

Page 33: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

33

2.5 Uji Kesamaan Variansi

Uji kesamaan variansi atau uji homogenitas dimaksudkan untuk

memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi

yang memiliki variansi yang sama. Kehomogenan varian untuk beberapa

kelompok data dapat diperiksa melalui box-plot. Selain dengan melihat box-plot,

kehomogenan varians dapat diuji dengan statistik uji F, uji Bartlett dan uji Levene.

Uji F dilakukan jika kelompok sampel tidak lebih dari dua. Untuk data yang lebih

dari dua kelompok sampel digunakan uji Bartlett dan uji Levene. Statistik uji

Bartlett dapat dipergunakan jika data berdistribusi normal, sedangkan statistik uji

Levene tidak membutuhkan syarat kenormalan data (Supra, 2009). Karena dalam

penelitian ini hanya menggunakan dua kelompok sampel maka digunakan uji

Levene.

Pengujian hipotesis dua varians dilakukan untuk mengetahui variansi dua

populasi sama atau tidak (Afgani, 2009).

Jika 𝑆12 dan 𝑆2

2 merupakan penduga 𝜎1

2 dan 𝜎2

2 maka rumus varian:

𝑆12 =

∑ 𝑋𝑖2

𝑘1−1−

(∑ 𝑋𝑖)2

𝑘1(𝑘1−1) (2.8)

𝑆22 =

∑ 𝑌𝑖2

𝑘2−1−

(∑ 𝑌𝑖)2

𝑘2(𝑘2−1) (2.9)

dimana,

𝑆12 = varians dari parameter peserta kelompok tes pertama (X) dengan 𝑘1 butir

soal

𝑆22 = varians dari parameter peserta kelompok tes kedua (Y) dengan 𝑘2 butir

soal.

Page 34: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

34

Hipotesis yang digunakan yaitu,

H0 : variansi parameter peserta kelompok tes X dan Y sama𝜎12 = 𝜎2

2

H1 : variansi parameter peserta kelompok tes X dan Y tidak sama (𝜎12 ≠

𝜎22)

Ftabel ditentukan berdasarkan taraf nyata (), derajat bebas pembilang

(𝑣1 = 𝑘1 − 1 ), dan derajat bebas penyebut (𝑣2 = 𝑘2 − 1)

Adapun kriteria pengujiannya yaitu,

Ho diterima, jika 𝐹1−

1

2𝛼(𝑣1;𝑣1)

< 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹1

2𝛼(𝑣1;𝑣1)

Ho ditolak, jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐹1−

1

2𝛼(𝑣1;𝑣1)

atau 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐹1

2𝛼(𝑣1;𝑣1)

dimana,

𝐹1−𝛼(𝑣1;𝑣1) =1

𝐹𝛼(𝑣1;𝑣1) maka, 𝐹

1−12

𝛼(𝑣1;𝑣1)=

1

𝐹12

𝛼(𝑣1;𝑣1)

Dimana uji statistik,

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑆1

2

𝑆22

dengan derajat bebas pembilang adalah 𝑣1 dan derajat bebas penyebut adalah 𝑣2.

Page 35: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Data yang akan digunakan pada skripsi ini adalah data primer yang berupa

nilai ujian Mid Semester Mata Kuliah Matematika Dasar yang akan diberikan

kepada mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Hasanuddin tahun ajaran

2011/2012.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

X = parangkat tes pertama

Y = parangkat tes kedua

3.3 Metode Analisis Data

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan, yang berkaitan dengan

tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data butir soal melalui hasil ujian mahasiswa Fakultas

Perikanan Universitas Hasanuddin tahun ajaran 2011/201.

2. Skoring pada data

Setelah tes selesai diujikan, selanjutnya dilakukan pemeriksaan hasil tes

untuk memperoleh skor dari tiap perangkat tes.

3. Menghitung indeks parameter butir yaitu tingkat kesukaran butir(𝛿)

4. Melakukan uji homogenitas varians dari parameter kedua perangkat tes.

Page 36: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

36

5. Mengestimasi tingkat kemampuan dan probabilitas peserta menjawab butir

dengan benar menggunakan Partial Credit Model.

Berikut skema alur kerja dari metode analisis data yang digunakan:

Gambar 3.1: Skema Alur Kerja

Mulai

Rancangan kelompok ekuivalen (equivalent-group design)

design).

Kesimpulan

Menghitung indeks

parameter butir

Konversi Data Mentah

Selesai

1. Tingkat kesukaran

tahap(𝛿)

data

Estimasi probabilitas

Kemampuan Peserta dengan

PCM

Uji Homogenitas Varians

Page 37: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Rancangan Penarikan Sampel

Rancangan penyetaraan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rancangan kelompok ekuivalen (equivalent-group design). Pada rancangan ini,

dua perangkat tes diberikan pada dua kelompok dengan asumsi memiliki

kemampuan yang sama atau ekuivalen. Kelompok pertama (K1) mengerjakan

perangkat tes X dan kelompok kedua (K2) mengerjakan perangkat tes Y.

Perangkat tes tersebut diberikan kepada mahasiswa pada Fakultas Perikanan

dengan rancangan tes yang sama.

Jumlah peserta sebanyak 52 mahasiswa, dimana masing-masing terdiri

atas 26 mahasiswa kelompok pertama (K1) yang mengerjakan perangkat tes X

dan kelompok kedua (K2) yang mengerjakan perangkat tes Y.

Jumlah soal pada masing-masing perangkat tes adalah 13 butir soal dalam

bentuk esay tes. Berdasarkan model yang digunakan pada penelitian ini, perangkat

tes yang terdiri 13 butir soal essay dengan skor mentah tertinggi 10 dan skor

terendah 0. Skor tersebut akan dibuat dalam bentuk skor politomi dengan

mengkonversi nilai mentah yang diperoleh oleh peserta kedalam bentuk 0,1, dan 2

(tiga kategori).

4.2 Mengestimasi Parameter butir

Untuk lebih mempermudah analisis, data skor mentah peserta yang

diperoleh pada penelitian dikonversi ke dalam bentuk data skor politomi, yaitu 0,

Page 38: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

38

1, dan 2. Peserta yang memperoleh skor 0-4 akan dikonversi ke 0, peserta yang

memperoleh skor 5-7 akan dikonversi ke 1, dan peserta yang memperoleh skor 8-

10 akan dikonversi ke skor 2.

Berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh data baru hasil konversi yaitu

sebagai berikut:

a. Data untuk kelompok pertama (K1) yang mengerjakan soal X

Table 4.1 Tabel Skor Peseta perangkat tes X

Soal peserta

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total A

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 0 0 0 1 0 0 2 0 0 1 1 0 0 5

6 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4

7 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

8 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2

9 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2

10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

11 2 0 2 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 7

12 2 0 0 1 0 0 0 2 0 1 0 0 0 6

13 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

14 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2

15 2 0 0 0 0 1 2 0 0 0 1 0 0 6

16 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 1 0 0 6

17 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 3

18 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

19 2 2 0 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 14

20 2 1 0 0 2 0 2 0 0 0 1 0 0 8

21 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

22 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

23 2 0 0 1 0 0 2 2 1 1 2 0 0 11

24 0 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3

25 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2

26 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

Total B 22 5 4 6 4 1 22 11 1 5 14 2 0

Page 39: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

39

b. Data untuk kelompok Kedua (K2) yang mengerjakan soal Y

Table 4.2 Tabel Skor Peseta perangkat tes Y

Soal

peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total A

1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2

2 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3

3 0 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 3

4 1 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 5

5 2 1 2 0 1 1 2 2 2 1 1 2 0 17

6 0 0 0 1 0 1 0 2 0 0 0 2 0 6

7 2 2 2 0 1 1 0 1 0 0 1 2 0 12

8 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 5

9 2 2 0 1 0 1 2 2 0 0 1 2 0 13

10 0 2 2 0 0 1 2 0 0 0 1 2 0 10

11 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3

12 0 2 2 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 9

13 0 1 0 1 2 0 2 2 0 0 1 1 1 11

14 1 2 1 2 2 1 0 2 1 0 1 1 0 14

15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2

17 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 2 2 0 7

18 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 4

19 0 1 0 1 0 1 2 2 0 1 0 2 0 10

20 0 1 0 0 0 1 2 2 1 0 0 0 0 7

21 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 2 0 0 5

22 0 0 0 0 0 1 2 2 0 0 2 0 0 7

23 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2

24 1 0 0 1 0 2 2 0 0 0 0 0 0 6

25 0 2 0 1 0 0 2 0 2 2 2 2 0 13

26 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

Total B 9 21 10 13 11 13 34 17 7 4 14 25 1

Page 40: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

40

Dari table 4.1 dibuat rekapitulasi dari nilai tiap kategori sebagai berikut:

Table 4.3 Rekapitulasi nilai tiap kategori perangkat tes X

Butir(i) Frekwensi

Total Kat.1 Kat.2 Kat.3

1 15 0 11 26

2 23 1 2 26

3 24 0 2 26

4 20 6 0 26

5 24 0 2 26

6 25 1 0 26

7 15 0 11 26

8 20 1 5 26

9 25 1 0 26

10 21 5 0 26

11 16 6 4 26

12 25 0 1 26

13 26 0 0 26

Gambar 4.1 Diagram Rekapitulasi nilai tiap kategori perangkat tes X

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Frekwensi Kat.1

Frekwensi Kat.2

Frekwensi Kat.3

Page 41: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

41

Table 4.4 Rekapitulasi nilai tiap kategori perangkat tes Y

Butir(i) Frekwensi

Total Kat.1 Kat.2 Kat.3

1 20 3 3 26

2 12 7 7 26

3 20 2 4 26

4 15 9 2 26

5 18 5 3 26

6 14 11 1 26

7 9 0 17 26

8 17 1 8 26

9 21 3 2 26

10 23 2 1 26

11 16 6 4 26

12 11 5 10 26

13 25 1 0 26

Gambar 4.2 Diagram Rekapitulasi nilai tiap kategori perangkat tes Y

Dari data diatas maka akan ditentukan parameter dari tiap butir soal di atas

yaitu indeks kesukaran soal (b) dan indeks kesukaran tahap (𝛿𝑖𝑗) tiap butir soal.

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Frekwensi Kat.1

Frekwensi Kat.2

Frekwensi Kat.3

Page 42: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

42

Dengan menggunakan rumus pada persamaan 2.1 maka diperoleh indeks

kesukaran tahap (𝛿𝑖𝑗) tiap kelompok peserta tes pada masing-masing tes yang

dikerjakan. Setiap butir soal diskor secara politomi dan memiliki tiga kategori

sehingga memiliki 𝛿𝑖1 dan 𝛿𝑖2. besarnya 𝛿𝑖1 menunjukkan nilai yang diperlukan

peserta untuk pindah dari kategori 1 (skor 0) ke kategori 2 (skor 1) pada butir i

dan nilai 𝛿𝑖2 menunjukkan nilai yang diperlukan peserta tes untuk berpindah dari

kategori 2 (skor 1) ke kategori 3(skor 2) pada butir i.

Sebagai contoh untuk menghitung tingkat kesukaran tahap 1 pada butir soal

nomor 2 (𝛿21) pada perangkat tes X yaitu sebagai berikut:

Diketahui 𝑛21 = 1, N2=52. Maka

𝛿𝑖𝑗 =𝑛𝑖𝑗

𝑁𝑖

𝛿21 =1

52

𝛿21 = 0.019

Jadi nilai tingkat kesukaran tahap 1 pada butir nomor 2 adalah sebesar

0.019. nilai ini menunjukkan kemampuan peserta tes untuk berpindah dari

kategori 1 (skor 0) ke kategori 2 (skor 1) pada butir soal nomor 2. Dengan cara

yang sama didapatkan nilai 𝛿𝑖𝑗 pada butir-butir soal lainnya.

Page 43: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

43

Table 4.5 Tabel nilai tingkat kesukaran tahap (𝛿𝑖𝑗) dan tingkat kesukaran butir(b)

perangkat X

butir(i)

Indeks Kesukaran

Tahap

tk kesukaran butir

𝛿𝑖1 𝛿𝑖2

1 0 0.423 0.42

2 0.019 0.077 0.096

3 0 0.077 0.076

4 0.115 0 0.115

5 0 0.077 0.077

6 0.019 0 0.019

7 0 0.423 0.423

8 0.019 0.192 0.211

9 0.019 0 0.019

10 0.096 0 0.096

11 0.115 0.154 0.269

12 0 0.038 0.038

13 0 0 0

Gambar 4.3 Grafik Tabel nilai tingkat kesukaran tahap (𝛿𝑖𝑗) dan tingkat kesukaran

butir(b) perangkat X

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

tingkat kesukaran butir X

tingkat kesukaran butirX

Page 44: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

44

Table 4.6 Tabel nilai tingkat kesukaran tahap (𝛿𝑖𝑗) dan tingkat kesukaran butir (b)

perangkat Y

butir(i)

Indeks Kesukaran Kategori

tingkat kesukara

n butir 𝛿𝑖1 𝛿𝑖2

1 0.058 0.12 0.17308

2 0.135 0.27 0.40385

3 0.038 0.15 0.19231

4 0.173 0.08 0.25

5 0.096 0.12 0.21154

6 0.212 0.04 0.25

7 0 0.65 0.65385

8 0.019 0.31 0.32692

9 0.058 0.08 0.13462

10 0.038 0.04 0.07692

11 0.115 0.15 0.26923

12 0.096 0.38 0.48077

13 0.019 0 0.01923

Gambar 4.4 Grafik Tabel nilai tingkat kesukaran tahap (𝛿𝑖𝑗) dan tingkat kesukaran

butir(b) perangkat Y

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

tingkat kesukaran butir Y

tingkat kesukaran butirY

Page 45: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

45

Tabel 4.7 Klasifikasi tingkat kesukaran butir perangkat tes X dan Y

Indeks

Kesukaran Klasifikasi

X Y

Butir Soal Jumlah Butir Soal Jumlah

0,00 - 0,30 Sukar

2,3,4,5,6,8

,9,10,11,1

2,13

11

1,

3,4,5,6, ,9,10

,11, 13

9

0,31 - 0,70 Sedang 1,7 2 2,7,8,12 4

0,71 - 1,00 Mudah 0 0 0 0

Pada tabel 4.7. dapat dilihat bahwa untuk perangkat tes X terdapat 11 butir

soal yang masuk dalam kategori soal sukar, 2 butir soal sedang dan 0 butir soal

mudah sedangkan untuk perangkat tes Y terdapat 9 butir soal sukar, 4 butir soal

sedang dan 0 butir soal mudah. Butir-butir soal perangkat tes X dan Y yang

dikategorikan butir soal sukar, sedang dan mudah tersebut merupakan butir-butir

soal yang berbeda. Ini menandakan bahwa tingkat kesukaran tiap butir perangkat

tes X dan Y tidak sama.

4.3 Uji Levene

Uji Levene dilakukan untuk mengetahui kehomogenan variansi terhadap

parameter-parameter yang diuji yaitu parameter daya beda (a), tingkat kesukaran

soal (b). Uji levene dilakukan terhadap setiap pasang parameter pada setiap

perangkat tes yaitu perangkat tes X dan Y.

Adapun hipotesis dalam uji levene ini yaitu sebagai berikut:

𝐻0: tidak ada perbedaan signifikan variansi antara perangkat tes X dan Y

Page 46: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

46

𝐻1: ada perbedaan signifikan variansi antara perangkat tes X dan Y

Atau

𝐻0: 𝜎1 = 𝜎2

𝐻1: 𝜎1 ≠ 𝜎2

Taraf nyata (𝛼) yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 𝛼 = 5% (0,05)

dan kriteria pengujiannya yaitu 𝐻0 diterima (𝐻1ditolak) apabila nilai Signifikan

uji levene > 𝛼 = 0,05 dan 𝐻1 diterima (𝐻0ditolak) apabila nilai Signifikan uji

levene < 𝛼 = 0,05.

Hasil uji Levene dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4.8 Tabel nilai signifikan uji levene

Perangkat

Tes

Parameter Keterangan

b

X

0.059

Terima 𝐻0

Y Terima 𝐻0

Berdasarkan teori uji levene yang menyatakan bahwa untuk mengetahui

sebuah data homogenitas atau tidak maka kita dapat melihat nilai Levene statistic

dan juga nilai signifikansinya, apabila nilai signifikannya lebih besar dari

𝛼 = 0,05 maka data tersebut dapat dikatakan homogen.

Dari hasil analisis data maka dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar

0,059 (>0,05) artinya parameter tingkat kesukaran butir(b) pada perangkat X

dapat dikatatakan homogen dengan parameter tingkat kesukaran butir(b) pada

perangkat tes Y. Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa pada perangkat tes X

dan Y dikatakan bahwa kedua perangkat test ini sudah setara dalam mengukur

Page 47: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

47

kemampuan responden. Ini dapat dibuktikan dengan melihat hasil uji levene pada

kedua parameter.

4.4 Menghitung Nilai Peluang dengan PCM

Dalam skala penskoran politomi memiliki skor x sebesar 0,1,2,3,...,mi.

Peluang seorang peserta tes dengan tingkat kemampuan θ meraih skor sebesar x

dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝑃𝑛𝑖𝑥(𝜃) =𝑒𝑥𝑝 ∑ (𝜃−𝛿𝑖𝑗)𝑥

𝑗=0

∑ 𝑒𝑥𝑝 ∑ (𝜃−𝛿𝑖𝑗)ℎ𝑗=0

𝑚𝑖ℎ

𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 0,1,2, … . , 𝑚𝑖

Persamaan diatas merupakan model PCM untuk skala politomi.

Langkah-langkah untuk menghitung nilai peluang seorang peserta

memperoleh skor x adalah

1. Mengkonversi skor mentah peserta tes ke dalam bentuk politomi.

2. Mengitung indeks tingkat kesukaran langkah pada setiap butir soal.

3. Menentukan nilai tingkat kemampuan peserta tes (θ).

4. Menghitung nilai peluang peserta tes memperoleh skor x

Sebagai contoh untuk menghitung probabilitas peserta nomor urut 2 pada

kelompok K2 pada soal Y dengan nilai kemampuan (θ) 0,5 memperoleh skor 0,1,

dan 2 berturut-turut pada butir soal nomor 3, 4, dan 7 adalah sebagai berikut:

Dik: x3 = 0, x4=1, dan x7=2

𝛿31 = 0.38

𝛿32 = 0.15

𝛿41 = 0.173

𝛿42 = 0.08

𝛿71 = 0

Page 48: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

48

𝛿72 = 0.65

θ = 0,4

Maka untuk mencari nilai peluang masing-masing skor adalah

Probabilitas pada butir 3 dengan skor 0:

P30(θ)= 1

1+exp(𝜃2−𝛿31)+exp[(𝜃2−𝛿31)+(𝜃2−𝛿32)]

P30(0.4)=1

1+exp(0.4−0.38)+exp[(0.4−0.38)+(0.4−0.15)]

P30(0.4) = 0.23

Probabilitas pada butir 4 dengan skor 1:

P41(θ)= exp (𝜃2−𝛿41)

1+exp(𝜃2−𝛿41)+exp [(𝜃2−𝛿41)+(𝜃2−𝛿42)]

P41(0.4)= exp (0.4−0.173)

1+exp [(0.4−0.173)+exp [(0.4−0.173)+(0.4−0.08)]

P41(0.4) = 0.31

Probabilitas pada butir 7 dengan skor 2

P72(θ)= exp (𝜃2−𝛿71)+𝑒xp (𝜃2−𝛿72)

1+exp(𝜃2−𝛿71)+exp [(𝜃2−𝛿71)+(𝜃2−𝛿72)]

P72(0.4)= exp (0.4−0)+𝑒xp (0.4−0.65)

1+exp (0.4−0)+exp [ (0.4−0)+(0.4−0.65)]

P72(0.4)=0.62

Dari hasil perhitungan tersebut diatas peluang peserta dengan tingkat

kemampuan (θ) sebesar 0.4 memiliki nilai peluang untuk memperoleh skor 0

pada butir soal nomor 3 sebesar 0.23, sedangkan peluang untuk memperoleh skor

1 pada butir nomor 4 adalah sebesar 0.31, dan peluang untuk memperoleh skor 2

pada butir nomor 7 sebesar 0.62. Dengan cara yang sama didapatkan nilai

probabilitas (P) peserta yang lainnya.

Page 49: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

49

Tabel 4.9 Nilai P peserta K1 pada soal X

No θ Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 0,5 K1 0,23 0,2 0,19 0,2 0,19 0,19 0,23 0,21 0,19 0,2 0,22 0,19 0,19

2 0,5 K1 0,23 0,23 0,19 0,2 0,19 0,19 0,23 0,21 0,19 0,2 0,22 0,19 0,19

3 0,9 K1 0,13 0,11 0,11 0,12 0,11 0,11 0,13 0,12 0,11 0,11 0,13 0,11 0,11

4 0,7 K1 0,18 0,15 0,15 0,16 0,15 0,14 0,18 0,16 0,14 0,15 0,17 0,14 0,14

5 0,8 K1 0,15 0,13 0,13 0,28 0,13 0,12 0,57 0,14 0,12 0,27 0,29 0,13 0,12

6 0,8 K1 0,54 0,55 0,13 0,14 0,13 0,12 0,15 0,14 0,12 0,13 0,15 0,13 0,12

7 0,8 K1 0,15 0,13 0,13 0,14 0,13 0,12 0,57 0,14 0,12 0,13 0,58 0,13 0,12

8 0,8 K1 0,02 0,13 0,13 0,14 0,13 0,12 0,57 0,14 0,12 0,13 0,15 0,13 0,12

9 0,7 K1 0,03 0,15 0,15 0,16 0,15 0,14 0,18 0,58 0,14 0,15 0,17 0,14 0,14

10 0,5 K1 0,09 0,2 0,19 0,2 0,19 0,19 0,23 0,21 0,19 0,2 0,32 0,19 0,19

11 0,5 K1 0,62 0,2 0,61 0,3 0,19 0,19 0,23 0,62 0,19 0,2 0,32 0,19 0,19

12 0,8 K1 0,57 0,13 0,13 0,27 0,13 0,12 0,15 0,56 0,12 0,27 0,29 0,13 0,12

13 0,9 K1 0,55 0,11 0,11 0,12 0,11 0,11 0,13 0,12 0,11 0,11 0,13 0,11 0,11

14 0,3 K1 0,28 0,25 0,25 0,26 0,25 0,24 0,63 0,26 0,24 0,26 0,28 0,24 0,24

15 0,5 K1 0,62 0,2 0,19 0,2 0,19 0,31 0,62 0,21 0,19 0,2 0,32 0,19 0,19

16 0,7 K1 0,59 0,15 0,15 0,16 0,15 0,14 0,59 0,32 0,14 0,15 0,3 0,14 0,14

17 0,7 K1 0,18 0,15 0,15 0,16 0,15 0,14 0,59 0,16 0,14 0,15 0,3 0,14 0,14

18 0,8 K1 0,15 0,13 0,13 0,14 0,13 0,12 0,57 0,14 0,12 0,13 0,58 0,13 0,12

19 0,5 K1 0,62 0,62 0,19 0,2 0,61 0,19 0,62 0,62 0,19 0,2 0,63 0,61 0,19

20 0,6 K1 0,6 0,31 0,17 0,18 0,6 0,17 0,6 0,18 0,17 0,18 0,62 0,17 0,16

21 0,7 K1 0,59 0,15 0,15 0,16 0,15 0,14 0,18 0,16 0,14 0,15 0,17 0,14 0,14

22 0,4 K1 0,63 0,22 0,22 0,23 0,22 0,22 0,25 0,23 0,22 0,23 0,25 0,22 0,21

23 0,5 K1 0,62 0,2 0,19 0,3 0,19 0,19 0,62 0,62 0,31 0,3 0,63 0,19 0,19

24 0,9 K1 0,13 0,11 0,5 0,12 0,11 0,11 0,13 0,12 0,11 0,26 0,13 0,11 0,11

25 0,7 K1 0,18 0,15 0,15 0,28 0,15 0,14 0,18 0,16 0,14 0,28 0,17 0,14 0,14

26 0,5 K1 0,23 0,2 0,19 0,3 0,19 0,19 0,23 0,21 0,19 0,2 0,22 0,19 0,19

Page 50: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

50

Gambar 4.5 Grafik Nilai P peserta K1 pada soal X

Tabel 4.10 Nilai P peserta K2 pada soal Y

No θ Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 0,6 K2 0,18 0,38 0,18 0,2 0,19 0,2 0,22 0,19 0,18 0,17 0,19 0,35 0,17

2 0,4 K2 0,23 0,25 0,23 0,31 0,24 0,25 0,62 0,25 0,23 0,22 0,25 0,27 0,22

3 0,5 K2 0,21 0,23 0,21 0,22 0,35 0,22 0,62 0,22 0,2 0,2 0,22 0,24 0,19

4 0,7 K2 0,3 0,18 0,16 0,29 0,3 0,17 0,6 0,17 0,16 0,15 0,17 0,19 0,14

5 0,7 K2 0,59 0,32 0,58 0,16 0,3 0,35 0,6 0,59 0,56 0,29 0,3 0,6 0,14

6 0,5 K2 0,21 0,23 0,21 0,37 0,21 0,3 0,25 0,62 0,2 0,2 0,22 0,63 0,19

7 0,5 K2 0,62 0,63 0,62 0,22 0,32 0,3 0,25 0,35 0,2 0,2 0,32 0,63 0,19

8 0,8 K2 0,01 0,31 0,14 0,15 0,57 0,15 0,17 0,15 0,13 0,13 0,15 0,58 0,12

9 0,7 K2 0,59 0,6 0,16 0,29 0,16 0,28 0,6 0,59 0,16 0,15 0,3 0,6 0,14

10 0,6 K2 0,03 0,62 0,18 0,2 0,31 0,64 0,22 0,19 0,18 0,17 0,31 0,62 0,17

11 0,7 K2 0,16 0,18 0,16 0,29 0,16 0,17 0,4 0,17 0,16 0,15 0,17 0,19 0,14

Page 51: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

51

Gambar 4.6 Grafik Nilai P peserta K2 pada soal Y

12 0,5 K2 0,21 0,63 0,62 0,22 0,32 0,3 0,62 0,22 0,2 0,2 0,22 0,36 0,19

13 0,5 K2 0,21 0,23 0,21 0,31 0,63 0,22 0,62 0,62 0,2 0,2 0,32 0,36 0,31

14 0,8 K2 0,29 0,6 0,3 0,61 0,57 0,27 0,17 0,57 0,28 0,13 0,29 0,33 0,12

15 0,1 K2 0,33 0,36 0,33 0,35 0,33 0,35 0,36 0,34 0,32 0,31 0,34 0,36 0,3

16 0,5 K2 0,21 0,34 0,21 0,22 0,21 0,22 0,25 0,22 0,2 0,2 0,22 0,36 0,19

17 0,5 K2 0,21 0,23 0,21 0,22 0,21 0,22 0,62 0,22 0,32 0,2 0,63 0,63 0,19

18 0,5 K2 0,21 0,63 0,21 0,22 0,21 0,22 0,25 0,22 0,2 0,2 0,22 0,63 0,19

19 0,7 K2 0,16 0,32 0,16 0,29 0,16 0,28 0,6 0,59 0,16 0,29 0,17 0,6 0,14

20 0,5 K2 0,21 0,34 0,21 0,22 0,21 0,3 0,62 0,62 0,36 0,2 0,22 0,24 0,19

21 0,6 K2 0,18 0,21 0,18 0,2 0,19 0,29 0,61 0,19 0,18 0,17 0,62 0,21 0,17

22 0,7 K2 0,16 0,18 0,16 0,17 0,16 0,28 0,6 0,59 0,16 0,15 0,6 0,19 0,14

23 0,9 K2 0,12 0,14 0,12 0,13 0,12 0,13 0,57 0,13 0,12 0,11 0,13 0,14 0,11

24 0,5 K2 0,32 0,23 0,2 0,31 0,21 0,66 0,62 0,22 0,2 0,2 0,22 0,24 0,19

25 0,7 K2 0,16 0,6 0,16 0,29 0,16 0,17 0,6 0,17 0,58 0,58 0,6 0,6 0,14

26 0,7 K2 0,16 0,18 0,31 0,66 0,16 0,17 0,2 0,17 0,16 0,15 0,17 0,19 0,14

Page 52: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

52

Dalam sebuah pengukuran bahwa semakin tinggi parameter kemampuan

peserta maka semakin besar pula peluang mahasiswa tersebut menjawab soal

dengan benar untuk suatu butir soal tertentu. Namun dalam teori respon butir hal

tersebut tidak sepenuhnya tepat karena berdasarkan hasil diatas dapat dilihat

bahwa meskipun terdapat beberapa mahasiswa yang dinilai parameter

kemampuannya tinggi tapi kecil peluangnya dalam menjawab dengan nilai skor

tertentu pada butir butir soal tertentu jika dibandingkan dengan peserta yang

memiliki tingkat kemampuan rendah. Sebagai contoh, hal ini bisa dilihat pada

tabel 4.8 dimana mahasiswa nomor 5 yang memiliki parameter tingkat

kemampuannya (𝜃) sebesar 0,7 mempunyai peluang menjawab soal butir nomor 1

dengan skor 2, P(𝜃) sebesar 0,59 sedangkan pada mahasiswa nomor urut 7 yang

dinilai parameter kemampuannya (𝜃) sebesar 0,50 mempunyai peluang menjawab

soal nomor 2 dengan skor 2 memiliki P(𝜃) sebesar 0,63. Hal ini dikarenakan

perolehan nilai peluang peserta di pengaruhi oleh nilai parameter tingkat

kesukaran langkah tiap butir soal yang berbeda-beda.

Page 53: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

53

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada hasil dan pembahasan, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan, yakni:

1. Butir soal yang layak dipakai untuk uji tes pada mahasiswa Fakultas

Perikanan Unhas tahun ajaran 2011/2012 adalah butir soal nomor 1 dan 7

untuk butir soal X, dan soal nomor 2,7,8,dan 12 untuk butir soal Y.

2. Berdasarkan uji Homogenitas Variansi, disimpulkan bahwa perangkat tes

Ujian Mid Semester Mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Hasanuddin

Tahun Ajaran 2011/2012 adalah setara untuk perangkat tes X dan perangkat

tes Y. Hal ini dilihat dari kehomogenan parameter butir perangkat tes X dan

Y.

3. Tingkat kesukaran butir soal X berturut-turut dari nomor satu hingga nomor

13 adalah 0.42, 0.09, 0.07, 0.11, 0.07, 0.02, 0.42, 0.21, 0.02, 0.1, 0.27, 0.04,

dan 0.

Sedangkan tingkat kesukaran butir soal Y dari butir soal nomor satu hingga

nomor 13 adalah 0.17, 0.40, 0.19, 0.25, 0.21, 0.25, 0.65, 0.32, 0.13, 0.07,

0.26, 0.48, dan 0.02.

4. Peluang peserta untuk dapat menjawab soal tes dengan benar sangat

dipengaruhi oleh parameter butir yaitu tingkat kesukaran butir soal.

5.2 Saran

Page 54: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

54

Model Parsial Credit Model merupakan metode estimasi parameter kemampuan

peserta dan estimasi parameter soal yang cukup baik pada teori respon butir

dengan model politomi.

Penulis ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Penulis berharap agar nantinya dilakukan penelitian yang lebih jauh tentang

estimasi parameter peserta tes dan parameter butir soal sehingga menghasilkan

butir soal yg lebih baik.

2. Penulis berharap agar nantinya dilakukan dengan beberapa jenis soal yang

berbeda dan dengan data yang lebih besar,

3. Penulis berharap agar nantinya diadakan penelitian lebih lanjut untuk estimasi

terhadap berbagai tes menggunakan metode ini sehingga dapat menghasilkan

informasi yang lebih penting dan bermanfaat.

Page 55: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

55

LAMPIRAN

Lampiran 1. Table Data Mentah Score Hasil Ujian Mahasiswa

No Nama Mahasiswa Stambuk Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 total

1 Harianto L23110274 K1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2

2 Awal Septian L23109260 K1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

3 Pascawan. L.L L23111010 K1 0 0 4 5 0 0 0 0 0 3 4 0 0 16

4 Jabrullah L23111004 K1 0 0 2 3 0 1 0 0 0 2 4 0 1 13

5 Risnawati. B L23111256 K1 0 1 4 5 1 1 10 0 0 6 6 1 1 36

6 Anggraeni Putri Pertiwi L23111102 K1 10 9 3 4 0 0 0 2 0 1 1 0 1 31

7 Sapir Ariandi L23111016 K1 0 0 0 1 0 2 10 0 0 0 10 0 0 23

8 A. Riskita Amanda L23111258 K1 4 2 0 1 0 0 10 0 0 0 3 0 0 20

9 Isma Riskiani L23111254 K1 0 1 2 3 1 4 2 10 1 4 0 2 0 30

10 Ika Nur Winda Sari L23111011 K1 4 0 0 1 2 2 0 0 0 2 7 0 4 22

11 Lizna Dwi Mulya Putri L23111251 K1 10 0 4 5 1 1 0 10 0 4 0 1 0 36

12 Ardi L23111901 K1 10 0 4 5 0 1 0 10 0 5 0 0 0 35

13 Darwan Saputra L23111268 K1 8 0 0 1 0 0 4 0 0 2 2 0 0 17

14 Husni Mubaraq L23111022 K1 4 4 0 1 0 0 10 0 0 0 0 0 0 19

15 Muh. Ishak L23109274 K1 10 4 0 1 0 6 10 0 0 4 6 0 0 41

16 Muh. Alfian Absal L23111260 K1 10 0 0 1 1 1 10 6 0 0 6 0 0 35

17 Hendriani L23111601 K1 0 0 0 1 1 1 10 0 0 0 6 0 0 19

18 Mutmainah Sarira L23111272 K1 0 0 0 1 0 1 10 0 0 3 8 0 0 23

19 Harlisa L23111267 K1 10 10 0 1 10 2 10 10 3 1 10 9 2 78

20 Wahyudi Prasetyo L23111007 K1 10 5 0 1 10 0 10 0 3 0 6 0 0 45

21 Nur Ardi Pranata fasdal L23111012 K1 10 4 0 1 0 0 0 0 0 0 4 0 0 19

22 Muh. Syarfuddin K L23111273 K1 10 4 2 3 0 3 0 0 2 3 4 0 0 31

23 Rini L23111265 K1 10 4 4 5 3 3 10 10 5 7 10 3 2 76

24 Risnawati L23111005 K1 0 0 10 0 0 3 0 0 0 6 0 0 0 19

25 Ambo Tang L23111902 K1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 6 0 0 0 7

26 Andi Zulfiqar L23111262 K1 0 4 4 5 3 0 0 0 0 0 1 2 0 19

27 Firman Priyadi L23109256 K2 0 7 0 1 4 0 4 0 0 2 0 7 0 25

28 Budhi Risyanna U L23111006 K2 0 0 4 5 0 0 10 0 0 0 3 0 0 22

29 A Rizal Pratama L23111252 K2 0 4 0 1 7 0 10 0 0 0 0 0 0 22

30 Roswati L23111253 K2 7 4 4 5 5 4 10 0 3 0 0 0 4 46

31 Junaedi L23111264 K2 10 7 10 4 7 7 10 10 10 7 7 10 4 103

32 Resky Amalia Rajab L23111257 K2 0 4 4 5 4 6 0 10 0 0 4 10 0 47

33 Ridhayani Rusdin L23111003 K2 10 10 10 4 7 7 0 7 0 4 7 10 0 76

34 Muh. Arkam Azis L23111021 K2 0 7 0 1 8 0 0 0 0 0 0 8 0 24

Page 56: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

56

35 Muh. Misbahuddin L23111274 K2 10 10 4 5 4 7 10 10 0 4 7 10 0 81

36 Efraini Seaklangi L23111015 K2 4 10 10 4 4 7 10 0 0 1 5 9 1 65

37 Femiliani Nofitasari L23111255 K2 1 1 4 5 1 1 8 1 0 0 3 0 1 26

38 Muh. Iksan Idrus L23111017 K2 1 8 10 0 5 7 10 0 0 4 4 7 0 56

39 Muh. Ansyar L23111259 K2 0 7 4 5 9 2 10 10 0 1 7 7 5 67

40 Karmila Gafar L23111018 K2 7 10 7 8 10 7 0 10 7 4 7 7 4 88

41 Hasrianti L23111019 K2 0 4 1 2 4 3 0 0 0 1 0 1 0 16

42 Muslimin S L23111266 K2 0 7 0 1 4 0 4 0 0 0 0 7 0 23

43 A Rini Sahni Putri L23111002 K2 1 4 3 4 2 1 10 1 5 2 10 10 0 53

44 Nur Hidayat Nur L23111261 K2 0 8 0 1 4 0 0 0 0 0 3 10 0 26

45 Agussalim L23111270 K2 0 7 4 5 3 7 10 10 0 7 3 9 0 65

46 Asmaul Husna L23111009 K2 4 7 0 1 4 7 10 10 7 0 0 0 0 50

47 Destalia Ashari L23111014 K2 1 4 0 1 0 3 10 1 0 0 10 0 0 30

48 Ike Wulandari L23111008 K2 1 0 1 2 0 7 10 8 0 3 10 1 1 44

49 Ida Indriani Karapa L23111013 K2 0 0 1 2 2 3 10 1 3 2 3 1 4 32

50 Fitriana Amran L23111101 K2 7 0 4 5 0 8 10 0 2 0 0 0 0 36

51 A Rani Sahni Putri L23111001 K2 1 10 4 5 1 2 10 4 10 10 10 10 0 77

52 Muh. Hidayat L23111269 K2 0 0 7 8 0 0 0 2 2 2 3 0 0 24

Page 57: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

57

Lampiran 2. Hasil Output SPSS Uji Levene

Test of Homogeneity of Variances

Data

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.059 1 24 .810

ANOVA

Data

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .096 1 .096 3.844 .062

Within Groups .600 24 .025

Total .696 25

Descriptives

Data

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 13 .1423 .14492 .04019 .0547 .2299 .00 .42

2 13 .2638 .17017 .04720 .1610 .3667 .02 .65

Total 26 .2031 .16680 .03271 .1357 .2704 .00 .65

Page 58: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

58

DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Saifuddin. (1993). Berkenalan dengan Teori Respon Butir. Yogyakarta:

Unifersitas Gajah Mada.

Hambleton, R.K., Swaminathan H. & Rogers, H.J. (1991). Fundamental of item

response theory. Newbury Park, CA: Sage Publication Inc.

Hidayati Kana. Keakuratan Hasil Analisis Butir Menurut Teori Tes Klasik dan

Teori Respons Butir Ditinjau dari Ukuran Sampel. Yogyakarta: Jurusan

Pendidikan Matematika FMIPA UNY

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kim_0706591_chapter2.pdf (diakses

pada 2 Maret 2012)

http://www.scribd.com/document_downloads/direct/77767195?extension=pdf&ft

=1330743046&lt=1330746656&uahk=GL05zyFpKpPl+yydLzFfq6i2Gvg

(diakses pada tanggal 2 Maret 2012)

Retnawati, Heri. (2005). Mengestimasi Kemampuan Peserta Tes Uraian

Matematika dengan Pendekatan Teori Respon Butir dengan Penskoran

Politomus dengan Generalized Partial Credit Model (GPCM).

Yogyakarta:Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

Subali, B., & Suyata, P. (2011). Panduan analisis Data Pengukuran Pendidikan

untuk Memperoleh Bukti Empirik Kesahihan Menggunakan Program Quest.

Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat: UNY

Widhiarso, Wahyu. (2010). Model Politomi dalam Teori Respon Butir.

Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM

Widhiarso,Wahyu.(2010).http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/widhiarso_2010__

beberapa_properti_psikometris_dalam_analisis_teori_respons_aitem.pdf

(diakses pada tanggal 24 Februar 2012)

Page 59: PARTIAL CREDIT MODEL (PCM) DALAM PENSKORAN POLITOMI …

59