panduan dasar mpab immg

46
PANDUAN DASAR Insiasi Orientasi InteraksiMASA PEMBINAAN ANGGOTA BARU Ikatan Mahasiswa Metalurgi ITB BANDUNG TIM KADERISASI IMMG 2013

Upload: sumbranang-adhiwiguna

Post on 28-Mar-2016

239 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Booklet KPK

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Dasar MPAB IMMG

PANDUAN DASAR

“Insiasi Orientasi Interaksi”

MASA PEMBINAAN ANGGOTA BARU

Ikatan Mahasiswa Metalurgi ITB

BANDUNG

TIM KADERISASI IMMG

2013

Page 2: Panduan Dasar MPAB IMMG

Disusun Oleh:

Tim Kaderisasi IMMG 2013 I. B. Gd. Sumbranang A. W 12510009

Reza Ervin Adytia 12511010 Deden Juvenof 12511015

Ferdinand Lo 12510026

Bekerja Sama Dengan:

Anggota Ikatan Mahasiswa Metalurgi Angkatan 2011

Page 3: Panduan Dasar MPAB IMMG

SEKAPUR SIRIH

PENGANTAR UMUM PENULIS

Organisasi yang besar adalah organisasi yang memastikan perkembangan dari

setiap anggotanya, dan organisasi yang berkembang adalah organisasi yang siap

akan adanya perubahan. Setidaknya hal itulah yang kerap kita dengar dalam

memastikan atau dapat merefleksikan organisasi untuk kemudian dapat dikatakan

tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang besar.

Namun pada dasarnya definisi ini akan kembali kepada setiap orang yang secara

subjektif juga memiliki definisinya sendiri terkait bagaimana suatu organisasi

dikatakan telah siap berkembang menjadi organisasi yang besar. Salah satu

definisi yang mungkin secara untuh dapat penulis terima adalah dimana suatu

organisasi yang besar adalah organisasi yang secara kontinu dan relatif stabil

menjadi suatu lembaga pendidikan untuk mengembangkan potensi dan

kompetensi anggotanya serta kemudian mampu menciptakan lingkungan dimana

anggota kemudian dapat mendidik orang lain sehingga terbentuk proses saling

mendidik menjadi suatu sistem yang utuh dan berkelanjutan.

Hal tersebut di ataslah yang kemudian mendasari keinginan untuk memperkaya

diri dengan pengetahuan terkait pengembangan anggota. Dengan meninjau

kedinamisasan perkembangan organisasi kemahasiswaan kita yaitu IMMG,

menyebabkan pendidikan kader baru akan memegang peran yang sangat

signifikan terkait bagaimana IMMG kedepannya akan dijalankan. Hal ini menjadi

penting karena keinginan untuk memiliki suatu pola utuh dalam sistem yang

berulang namun berbasiskan pertimbangan yang menyeluruh dapat tercipta di

himpunan apabila terdapat generasi berkualitas yang secara berkelanjutan

tumbuh dan berkembang. Sehingga mimpi mewujudkan suatu lingkungan yang

saling mendidik dan akhirnya menciptakan suasana kondusif untuk belajar adalah

mimpi yang akan selalu hidup untuk diperjuangkan menjadi suatu identitas demi

kemajuan IMMG.

Bandung, Maret 2013

Tim Kaderisasi IMMG 2013

Page 4: Panduan Dasar MPAB IMMG

DAFTAR ISI

BAGIAN I PENGANTAR

1. Sekapur Sirih ....................................................................................................................................

2. Daftar Isi .............................................................................................................................................

BAGIAN II PSIKOLOGI UMUM

1. Definisi Psikologi ............................................................................................................................

2. Objek Kajian Psikologi ..................................................................................................................

3. Metode Ilmiah Mempelajari Psikologi ..................................................................................

4. Metode Pengumpulan Data Psikologi ...................................................................................

5. Teori Perkembangan Manusia .................................................................................................

6. Karakteristik Perasaan.................................................................................................................

7. Karakteristik Konasi......................................................................................................................

8. Simpati dan Empati .......................................................................................................................

9. Kelelahan ............................................................................................................................................

10. Sugesti ..................................................................................................................................................

BAGIAN III TEORI KEBUTUHAN

1. Teori Kebutuhan Maslow ...........................................................................................................

BAGIAN IV BERPIKIR SISTEM

1. Sistem Bukan Hanya Kumpulan ..............................................................................................

2. Memandang Sesuatu Lebih Menyeluruh .............................................................................

3. Memahami Perilaku Terhadap Waktu .................................................................................

4. Indikator dan Umpan Balik Sistem ........................................................................................

5. Berpikir dalam Sistem ..................................................................................................................

BAGIAN V SISTEMATIKA PERUMUSAN

1. Sistematika Konsep .......................................................................................................................

2. Sistematika Lapangan ..................................................................................................................

BAGIAN VI MPAB – INISIASI ORIENTASI INTERAKSI

1. Dulu Kini dan Nanti .......................................................................................................................

2. Harapan Massa ................................................................................................................................

3. Inovasi Yang Tak Pernah Mati ..................................................................................................

BAGIAN VII PENUTUP

Page 5: Panduan Dasar MPAB IMMG

PSIKOLOGI UMUM

MENGENAL DAN MENGEMBANGKAN PERSONAL

Salah satu tujuan dari organisasi adalah untuk mengembangkan anggotanya. Tidak

jarang juga kita mendengar bahwa mengembangkan organisasi adalah

mengembangkan anggotanya. Berangkat dari hal tersebut dapat dilihat bahwa

anggota adalah elemen yang paling penting yang harus ada di organisasi dan

pendidikan adalah unsur utamanya. Mengingat anggota adalah kumpulan dari

berbagai personal dengan karakternya masing – masing, maka adalah hal yang

kurang bijak untuk mengesampingkan perhatian kita terhadap kekhasan dari

masing – masing personal ini.

Berangkat dari hal tersebut, berikut akan disampaikan mengenai teori psikologi

yang akan membahas mengenai ilmu mengenai pengamatan personal,

mempelajari setiap orang special, dan berbagai pendekatan untuk menghadapi

interaksi personal yang harapannya dapat membantu terkait pengembangan

personal dari masing – masing anggota dalam suatu organisasi.

I. Definisi Psikologi

Pengertian psikologi, menurut asal katanya psikologi berasal dari bahasa

Yunani yaitu Psyche dan Logos. Psyche berarti jiwa, sukma dan roh,

sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan atau studi. Jadi pengertian

psikologi secara harfiah adalah ilmu tentang jiwa. Woodwoth dan Marquis

mengemukakan “psychology is the scientific study of the individual

activities in relation to environment”. (Psikologi adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari perilaku. dalam hubungan dengan lingkungannya).

Psikologi dapat disebut sebagai ilmu yang mandiri karena memenuhi syarat

berikut:

a. Secara sistematis psikologi dipelajari melalui penelitian-penelitian

ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah,

b. Memiliki struktur kelimuan yang jelas,

c. Memiliki objek formal dan material,

Page 6: Panduan Dasar MPAB IMMG

d. Menggunakan metode ilmiah seperti eksperimen, observasi, case

history, test and measurement,

e. Memliki terminologi khusus seperti bakat, motivasi, inteligensi,

kepribadian, dan

f. Dapat diaplikasikan dalam berbagai adegan kehidupan.

II. Objek Kajian Psikologi

Berdasar batasan ilmu, obyek psikologi adalah tingkah laku manusia,

normal maupun tidak (sakit). Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu

yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita

mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari

tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan

tidak bisa diamati secara langsung. Berkenaan dengan obyek psikologi ini,

maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari

jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan

sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam

berinteraksi dengan lingkungannya.

III. Metode-Metode Ilmiah dalam Mempelajari Psikologi Umum

a. Metode yang bersifat filosofis

i. Metode intuitip: dilakukan dengan cara sengaja untuk

mengadakan suatu penyelidikan atau dengan cara tidak

sengaja dalam pergaulan sehari-hari.

ii. Metode kontemplatif: dilakukan dengan jalan merenungkan

obyek yang akan diketahui dengan mempergunakan

kemampuan berpikir kita. Alat utama yang dipergunakan

adalah pikiran yang benar-benar sudah dalam keadaan

obyektif.

iii. Metode filosofis religius: digunakan dengan mempergunakan

materi-materi agama, sebagai alat utama untuk meneliti

Page 7: Panduan Dasar MPAB IMMG

pribadi manusia. Nilai-nilai yang terdapat dalam agama itu

merupakan kebenaran-kebenaran absolut dan pasti benar.

b. Metode yang bersifat empiris

i. Metode observasi: metode untuk mempelajari kejiwaan

dengan sengaja mengamati secara langsung, teliti, dan

sistematis.

ii. Metode introspeksi (retrospeksi): retrospeksi artinya melihat

kembali. Penyelidik melihat kembali peristiwa-peristiwa

kejiwaan yang telah terjadi dalam dirinya sendiri, dan bukan

apa yang sedang terjadi di dalam dirinya.

iii. Metode introspeksi instrumental: suatu metode introspeksi

yang dilaksanakan dengan mengadakan eksperimen-

eksperimen secara sengaja dan dalam suasana yang dibuat.

Merupakan penggabungan dari metode introspeksi dan

eksperimen, sebagai upaya untuk mengatasi sifat

subyektifitas dari metode introspeksi. Pada introspeksi

murni, hanya diri penyelidik yanng menjadi obyek, akan

tetapi pada introspeksi eksperimen, jumlah subyek terdiri

dari beberapa orang yang dieksperimentasi. Sehingga hasil

penyelidikan lebih bersifat obyektif.

iv. Metode ekstrospeksi (melihat keluar): suatu metode dalam

ilmu jiwa yang berusaha untuk menyelidiki atau mempelajari

dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa sendiri dengan

membandingkan gejala jiwa orang lain dan mencoba

mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala jiwa

yang ditunjukkan dari mimik dan pantomimik orang lain.

IV. Metode Pengumpulan Data

Suatu penyelidikan yang dilakukan dengan mengolah data-data yang

didapat dari kumpulan daftar pertanyaan dan jawaban (angket), bahan-

bahan riwayat hidup ataupun bahan-bahan lain yang berhubungan dengan

apa yang diselidiki.

Page 8: Panduan Dasar MPAB IMMG

a. Metode angket-interview: metode angket ialah suatu penyelidikan

yang dilaksanakan dengan menggunakan daftar pertanyaan

mengenai gejala-gejala kejiwaan yang harus dijawab oleh orang

banyak, sehingga berdasarkan jawaban yang diperolehnya itu, dapat

diketahui keadaan jiwa seseorang.

b. Metode biografi: lukisan atau tulisan perihal kehidupan seseorang,

baik sewaktu ia masih hidup maupun sesudah meninggal.

Kelemahan: sifat subyektifitas.

c. Metode pengumpulan bahan: suatu metode yang dilaksanakan

dengan jalan mengumpulkan bahan-bahan terutama pengumpulan

gambar-gambar yang dibuat oleh anak-anak. Kelemahan : si

penyelidik tidak berhadapan secara langsung, dan kadang-kadang

tidak tahu situasinya pada waktu membuat hasil karya tersebut,

menginterpretasi gambaran, tulisan (graphologi) dan hasil-hasil

karya yang lain dari seseorang tidaklah mudah dan juga bersifat

subyektif.

d. Metode eksperimen: pengamatan secara teliti terhadap gejala-gejala

jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja. Hal ini dimaksudkan untuk

menguji hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi

individu atau kelompok dalam suatu situasi tertentu. Tujuan

eksperimen ialah untuk mengetahui sifat-sifat umum dari gejala-

gejala kejiwaan, misalnya pikiran, perasaan, kemauan, ingatan,

fantasi dll. Kelemahan: eksperimen biasanya dilaksanakan pada

benda mati yang mempunyai hukum-hukum tetap , sedang jiwa

adalah sesuatu yang hidup; tidak semua gejala kejiwaan dapat

diselidiki secara eksperimen; dalam laboratorium tidak wajar;

gejala-gejala kejiwaan sukar untuk diukur secara eksak.

e. Metode klinis: ialah nasihat dan bantuan kedokteran, yang diberikan

kepada para pasien, oleh ahli kesehatan. Metode klinis dalam

psikologi ialah kombinasi dari bantuan klinis- medis dengan metode

pendidikan, untuk melakukan observasi terhadap para pasien.

Page 9: Panduan Dasar MPAB IMMG

Observasi dilakukan dalam ruang-ruang klinik dengan fasilitas yang

cukup, untuk meneliti segala tingkah laku pasien.

V. Teori Perkembangan Manusia

Teori perkembangan manusia tersebut ialah:

a. Teori Nativisme

Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan

ditentukan oleh faktor-faktor nativus, yaitu faktor-faktor keturunan

yang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh individu pada

waktu dilahirkan. Menurut teori ini sewaktu individu dilahirkan

telah membawa sifat-sifat tertentu, dan sifat-sifat inilah yang akan

menentukan keadaan individu yang bersangkutan, sedangkan faktor

lain yaitu lingkungan, termasuk di dalamnya pendidikan dapat

dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan individu itu.

Teori ini dikemukakan oleh Schopenhouer. Teori ini menimbulkan

pandangan bahwa seakan-akan manusia telah ditentukan oleh sifat-

sifat sebelumnya, yang tidak dapat diubah, sehingga individu sangat

tergantung kepada sifa-sifat yang diturunkan oleh orang tuanya.

b. Teori Empirisme

Teori ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang individu

akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-pengalamannya

yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Termasuk

pendidikan yang diterima oleh individu itu. Teori ini dikemukakan

oleh John Locke, juga dikenal dengan teori tabularasa, yag

memandang keturunan atau pembawaan tidak mempunyai peranan.

c. Teori Konvergensi

Teori ini merupakan teori gabungan (konvergensi) dari kedua teori

tersebut di atas, yaitu suatu teori yang dikemukakan oleh William

Stern baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan

mempunyai peranan yang penting di dalam perkembangan individu.

Perkembangan individu akan ditentukan baik oleh faktor yang

dibawa sejak lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan

Page 10: Panduan Dasar MPAB IMMG

(termasuk pengalaman dan pendidikan) yang merupakan faktor

eksogen. Penelitian dari W. Stern memberikan bukti tentang

kebenaran dari teorinya. W. Stern mengadakan penelitian dengan

anak-anak kembar di Hamburg. Dilihat dari segi faktor endogen atau

faktor genetik anak yang kembar mempunyai sifat-sifat keturunan

yang dapat dikatakan sama. Anak-anak tersebut dipisahkan dari

pasangannya dan ditempatkan pada pengaruh lingkungan yang

berbeda satu dengan yang lain.

VI. Karakteristik Perasaan

a. Bersangkut paut dengan gejala pengenalan. Perasaan yang

berhubungan dengan peristiwa persepsi, merupakan reaksi

kejiwaan terhadap stimulus yang mengenainya. Ada yang mengalami

keadaan sangat menyenangkan, tetapi sebaliknya juga ada yang

biasa saja, dan bahkan mungkin ada yang mengalami perasaan yang

kurang senang. Dengan demikian, sekalipun stimulusnya sama,

tetapi perasaan yang ditimbulkan oleh stimulus tersebut dapat

berlain-lainan.

b. Perasaan bersifat subjektif, lebih subjektif bila dibandingkan dengan

peristiwa-peristiwa kejiwaan yang lain. Sekalipun stimulusnya sama,

perasaan yang ditimbulkan dapat bermacam-macam sifatnya sesuai

dengan keadaan masing-masing individu.

c. Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang yang

tingkatannya tidak sama. Walaupun demikian ada sementara ahli

yang mengemukakan bahwa perasaan senang dan tidak senang

hanyalah merupakan salah satu demensi saja dari perasaan.

VII. Karakteristik Konasi

Konasi, kehendak, hasrat, kemauan yaitu suatu tenaga, suatu kekuatan yang

mendorong kita supaya bergerak dan berbuat sesuatu.

Ciri-ciri hasrat:

Page 11: Panduan Dasar MPAB IMMG

a. Hasrat merupakan "motor" penggerak perbuatan dan kelakuan

manusia.

b. Hasrat berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik positif atau

negative. Positif berarti mencapai barang sesuatu yang dianggap

berharga dan berguna baginya. Sedang negative berarti menghindri

sesuatu yang tidak mempunyai harga/berguna baginya.

c. Hasrat selamanya tidak berpisah dari gejala mengenal (kognisi) dan

perasaan (emosi). Dengan kata lain : hasrat tidak dapat di pisah-

pisahkan dengan pekerjaan jiwa yang lain.

d. Hasrat diarahkan kepada penyelenggaraan suatu tujuan, maka

didalam hasrat terdapat bibit-bibit penjelmaan kegiatan.

Ciri-ciri kemauan:

a. Gejala Kemauan merupakan doromgan dari dalam yang khusus

dimiliki oleh manusia.

b. Gejala Kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan. Kemauan

mendorong timbulnya perhatian dan minat, serta merndorong gerak

aktifitas kearah tercapainya tujuan.

c. Gejala Kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan kemauan

yang didasarkan atas pertimbangan, baik pertimbangan akal atau

pikiran, yang menentukan benar salahnya perbuatan kemauan

maupun pertimbangan perasaan yang menentukan baik buruknya

atau halus tidaknya perbuatan kemauan.

d. Dalam Kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan pikir dan

perasaan saja, melainkan seluruh pribadi memberikan

pertimbangan, memberikan pengaruh dan memberikan corak pada

perbuatan kemauan.

e. Pada perbuatan kemauan bukanlah tindakan yang bersifat

kebetulan, melinkan tindakan yang di sengaja dan terarah pada

tercapainya suatu tujuan.

f. Kemauan menjadi pemersatu dari semua tingkah laku manusia dan

mengkoordinasikan segenap fungsi kejiwaan menjadi bentuk

kerjasama yang supel harmonis.

Page 12: Panduan Dasar MPAB IMMG

VIII. Simpati dan Empati

Merupakan suasana hati yang berhubungan dengan orang lain. Simpati

adalah perasaan ketertarikan terhadap orang lain yaitu kecenderungan

untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan orang

lain karena adanya daya tarik terhadap orang lain tersebut (feeling with

another person). Simpati dapat timbul karena persamaan cita-cita,

penderitaan yang sama dan sebagainya. Sedangkan perasaan kebencian

terhadap orang lain adalah disebut sebagai antipati dan gejalanya sama

dengan simpati berupa tindakan yang tidak berdasar sesuatu yang logis.

Antipati yaitu merupakan penolakan atau bersifat negatif.

Empati adalah kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan

oarng lain andaikata dia dalam situasi orang lain. Faktor yang

menyebabkannya karena didorong oleh emosi yang seolah-olah ikut

mengambil bagian dari apa yang dirasakan orang lain (feeling into a person

thing).

IX. Kelelahan

Kelelahan dapat diartikan sebagai suatu kondisi menurunnya efisiensi,

performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh

untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan.

Kelelahan fisik adalah kelelahan yang disebabkan karena ketegangan organ.

Adapun yang mengartikan kelelahan fisik yaitu kelelahan yang disebabkan

oleh kelelahan jasmani. Sedangkan kelelahan psikis adalah kelelahan yang

disebabkan oleh kelelahan rohani. Kelelahan psikis adalah kelelahan

psikologis yang disebabkan oleh faktor psikologis, kerja yang monoton atau

lingkungan kerja yang menjemukan dan pekerjaan yang bertumpuk-

tumpuk.

X. Sugesti

Yang dimaksud dengan sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari

diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya

Page 13: Panduan Dasar MPAB IMMG

diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Karena itu

segesti dapat dibedakan (1) auto sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri,

sugesti yang datang dari dalam diri individu yang bersangkutan, dan (2)

hetero sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain.

Sugesti merupakan kata pungut dalam Bahasa Indonesia dari Bahasa

Inggris suggestion. Sugesti adalah proses psikologis dimana seseorang

membimbing pikiran, perasaan, atau perilaku orang lain.

Page 14: Panduan Dasar MPAB IMMG

TEORI KEBUTUHAN

MEMPERTIMBANGANKAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

Cara paling mudah untuk membuat seseorang melakukan sesuatu adalah dengan

membuat mereka mau melakukannya adalah sebuah quote yang sering

dibicarakan pada sebuah training atau kuliah mengenai pengembangan dan

optimalisasi pemberdayaan sumberdaya manusia. Hal ini tentu tak semudah

sebagaimana membicarakannya karena pada penerapannya adalah sangat sulit

bahkan untuk memulainya saja. Berbagai metode dan bentuk pendekatan telah

dikembangkan untuk mewujudkan keidealan suatu kegiatan yang membutuhkan

motivasi personal dari setiap pihak yang terlibat, namun pada akhirnya semua tak

semudah membalikkan telapak tangan karena justru team building membutuhkan

cukup waktu untuk dialokasikan sebelum benar – benar menjalankan tugas demi

kesuksesan bersama.

Bekerja dalam tim memang tidak semudah bekerja individu, banyak pihak

dilibatkan sehingga variasi minat, kemampuan, karakter, dan sifat personal lainnya

akan meningkat. Hubungan antar personal pun akan menjadi penting untuk

diperhatikan sehingga dapat seutuhnya menjadi satu bekerja dalam tim dengan

satu tujuan. Bekerja dalam tim memang bagaikan pedang bermata dua, kadang

pekerjaan akan nampak lebih ringan namun kadang menjadi semakin berat. Hal ini

dikarenakan personal yang dilibatkan memang lebih banyak sehingga peluang

konflik ataupun peluang untuk bekerjasama akan sangat menentukan

keberjalanan selama pekerjaan berlangsung.

Mengingat hal tersebut, perhatian terhadap personal dari suatu komunitas dalam

hal ini adalah tim kerja atau mungkin nantinya dikembangkan dalam sekala

organisasi atau munkin cakupan yang lebih luas menjadi sesuatu yang harus

mendapat prioritas. Analisis tiap personal adalah hal penting yang harus dilakukan

mengingat setiap orang special dan memiliki kebutuhan dan kepentingannya

masing – masing. Apabila hal ini dapat dilakukan, keberhasilan dalam kerjasama

bahkan pengembangan personal bukanlah sebuah wacana belaka.

Page 15: Panduan Dasar MPAB IMMG

Mengingat bahwa setiap orang memiliki kebutuhan dan kepentingannya masing –

masing, tentu juga akan mengingatkan kita terhadap naluriah seorang manusia

cenderung akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dan memprioritaskan

kepentingannya masing – masing terlepas dari pemahaman ideal mengenai

kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Kebutuhan adalah suatu motivasi

yang tidak terhindarkan dari seseorang untuk berusaha melakukan sesuatu,

ambillah contoh makan, demi mengisi perut seseorang bahkan berani mengambil

resiko untuk mengerjakan sesuatu yang diluar kebiasaan.

Berangkat dari hal tersebut, tentunya untuk menggerakkan seseorang dalam

menjalankan sesuatu, kita semestinya juga mempertimbangkan motivasi mereka

dalam menjalankan pekerjaan tersebut mengingat hal ini langsung bersentuhan

dengan kualitas kinerja orang tersebut. Maka dari itu mengingat salah satu

motivasi tertinggi adalah kebutuhan maka berikut adalah suatu teori kebutuhan

yang akan dipaparkan demi kehadiran dasar untuk menganalisis kebutuhan

seseorang.

TEORI KEBUTUHAN MASLOW

Teori tingkat kebutuhan Maslow dikemukakan pertama kali oleh Abraham Maslow

pada tahun 1943. Teori ini mengatakan bahwa kebutuhan fisiologis, kebutuhan

akan rasa aman, rasa kepemilikan, rasa penghargaan serta aktualisasi diri

merupakan pola yang menggambarkan motivasi pada diri manusia. Tingkat

kebutuhan Maslow sering dijelaskan menggunakan bentuk segitiga dengan

kebutuhan yang paling mendasar berada di tingkat paling bawah dan kebutuhan

aktualisasi diri sebagai tingkat yang paling atas. Namun Maslow sendiri tidak

pernah menjelaskan hal ini harus dianalogikan dengan segitiga sebagai media

penjelasannya.

Page 16: Panduan Dasar MPAB IMMG

Maslow mengatakan

kebutuhan fisiologi,

rasa aman, rasa

kepemilikan, rasa

ingin dihargai dan

aktualisasi diri

sebagai deficiency

needs atau sering

disingkat “d-needs”.

Jika d-needs ini tidak

terpenuhi, maka

seseorang akan

cenderung untuk selalu merasa cemas dan tegang. Sebaliknya, jika kebutuhan yang

paling mendasar telah terpenuhi maka akan muncul keinginan untuk memenuhi

tingkat kebutuhan diatasnya. pada dasarnya pemikiran manusia itu sangatlah

kompleks dan dapat memproses berbagai hal dalam waktu yang bersamaan,

sehingga berbagai tingkat kebutuhan Maslow dapat terjadi secara bersamaan.

Namun disini hanya akan dibahas mengenai dasar motivasi dan urutan kebutuhan

menurut Maslow.

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan fisik yang harus dipenuhi seseorang

agar dirinya bisa bertahan hidup. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka

tubuh manusia tidak dapat bekerja dengan normal. Contohnya air dan

makanan, tanpa terpenuhinya ini maka manusia tidak dapat bertahan

hidup. Jadi kebutuhan ini sangat penting dan harus selalu terpenuhi.

2. Kebutuhan Akan Rasa Aman

Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, maka seorang individu cenderung

memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman. Ketika

seseorang tidak memiliki rasa aman maka dia akan mengalami stres atau

Page 17: Panduan Dasar MPAB IMMG

trauma. Kebutuhan ini biasanya telihat pada diri anak-anak, karena mereka

memiliki kebutuhan yang lebih besar untuk merasa aman.

kebutuhan akan rasa aman ini meliputi:

Keamanan Personal

Keamanan Finansial

Kesehatan

3. Kebutuhan Rasa Kepemilikan

Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman terpenuhi,

kebutuhan yang akan muncul selanjutnya adalah kebutuhan untuk

memiliki. Kebutuhan ini juga terlihat sangat kuat pada anak-anak. Tidak

terpenuhinya kebutuhan ini akan berdampak pada kemampuan seseorang

untuk membina hubungan antarpersonal yang bersifat emosional, seperti:

Pertemanan

Hubungan Dengan Lawan Jenis

Keluarga

Menurut Maslow, manusia harus mempunyai rasa memiliki dan dimiliki

dalam suatu komunitasnya. Hal ini dikarenakan manusia butuh untuk

mencintai dan dicintai oleh sesamanya. Kebanyakan orang menjadi

kesepian, cemas, dan depresi ketika meraka tidak memiliki rasa

kepemilikan ini. kebutuhan akan rasa kepemilikan ini dapat melampaui dua

kebutuhan sebelumnya tergantung pada tekanan yang dialami

komunitasnya.

4. Kebutuhan Untuk Dihargai

semua manusia butuh untuk dihargai. Hal ini dikarenakan pada dasarnya

manusia memiliki harga diri dan kehormatan diri. manusia selau ingin

diterima dan dihargai oleh orang lain. kurangnya rasa penghargaan atas diri

sendiri (self-esteem) akan berdampak pada keseimbangan tingkat

kebutuhan. orang-orang yang kurang menghargai dirinya sering mencari

ketenaran untuk meningkatkan penghargaan orang lain pada dirinya.

Page 18: Panduan Dasar MPAB IMMG

Namun ketenaran ini tidak akan meningkatkan self-esteem pada orang

tersebut jika dia belum menerima dirinya apa adanya.

5. Aktualisasi Diri

"Apa yang seorang bisa lakukan, ia harus melakukanya." Kutipan ini

membentuk dasar dari kebutuhan untuk aktualisasi diri. Tingkat kebutuhan

mengacu pada potensi seseorang dan bagaimana potensi itu digunakan.

Maslow menggambarkan tingkat ini sebagai keinginan seseorang untuk

mencapai segala sesuatu yang dia bisa capai. Individu dapat melihat atau

mengaktualisasikan dirinya dengan spesifik. Misalnya, seseorang memiliki

keinginan yang kuat untuk menjadi orangtua yang ideal. Orang lain

berkeinginan untuk menjadi atletis. Bagi yang lain, aktualisasi diri itu dapat

dinyatakan dalam lukisan, gambar, atau penemuan. Seperti yang disebutkan

sebelumnya, Maslow percaya bahwa untuk memahami tingkat kebutuhan,

orang tidak harus hanya mencapai kebutuhan sebelumnya, tapi

menguasainya.

Maslow mengatakan bahwa kebutuhan manusia ini tidak terpisah (saling lepas)

satu sama lain, namun malah saling berkaitan dengan erat. Dimana satu kebutuhan

berpengaruh pada kebutuhan-kebutuhan lainnya. Sehingga sekali lagi dapat

disimpulkan bahwa mengingat kebutuhan seseorang yang akan berbeda – beda,

pada dasarnya akan menggiring kita kembali kepada kesimpulan bahwa tidak ada

metode yang lebih baik daripada memahami bahwa setiap orang adalah special

sehingga kita harus meletakkan perhatian untuk setiap individu.

Analisis kebutuhan ini dikembangkan dengan mempertimbangkan bagaimana

kemudian kita dapat memaksimalkan potensi seseorang dalam mengoptimalkan

kemampuan personalnya untuk kemudian mengembangkan kinerjanya demi

maksimalnya ketercapaian tujuan bersama. Oleh karena itu, pertimbangan untuk

penjaminan terpenuhinya atau minimal pertimbangan terkait penugasan dengan

analisis kebutuhan sumberdaya dan tenaga kerja dapat diprioritaskan.

Page 19: Panduan Dasar MPAB IMMG

Seperti yang dijelaskan oleh teori ini, apabila kebutuhan yang dibawahnya belum

terpenuhi atau dirasa belum optimal, kebutuhan di atasnya akan relatif sulit untuk

dipenuhi, dan kebutuhan ini bukan merupakan suatu hal yang parsial untuk

diperhatikan namun merupakan suatu kesinambungan dalam keutuhan sistem

kehidupan. Sehingga untuk mengotimalkan potensi seseorang dimana kebutuhan

akan itu ada pada tingkatan yang lebih atas, maka analisis kebutuhan dibawahnya

harus diperhatikan sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan ataupun

merasa tidak teroptimalkan.

Page 20: Panduan Dasar MPAB IMMG

DASAR BERPIKIR SISTEM

PENDIDIKAN DALAM INTERAKSI

Mengingat bahwa tindakan manusia dalam suatu komunitas ataupun dalam

interaksi sosialnya bahkan kehidupan pribadinya akan selalu membentuk suatu

sistem yang saling berhubungan, adalah kemudian menjadi hal yang secara

mendasar harus diperhatikan. Pengembangan di bidang pendidikan anggota juga

akan membutuhkan dasar pemikiran ini bahwa dalam pendidikan, kita akan

bekerja dalam sistem yang cukup kompleks sehingga pemahaman terkait sistem

sangat butuh untuk diperkenalkan. Hal ini menjadi penting agar setiap tindakan

dan penganganan terhadap suatu tantangan selalu menjadi solusi dengan makin

mendekatkan terhadap pencapaian tujuan bukan sebaliknya malah menghasilkan

tindakan yang kontraproduktif.

BERPIKIR SISTEM

I. Sistem Bukan Hanya Kumpulan Dari Sesuatu

Sistem bukanlah hanya sekedar kumpulan sesuatu. Sebuah sistem adalah

kesatuan saling berhubungan dari beberapa elemen yang tersusun dalam

suatu bentuk tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan definisi

tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem harus disusun oleh 3 hal yaitu

elemen, keterkaitan dan tujuan. Sebagai contoh, elemen dari sistem

pencernaan antara lain gigi, ensim, lambung, dan usu. mereka dihubungkan

sebagai suatu sistem aliran makanan. Fungsi dari sistem ini adalah untuk

mencerna makanan sehingga nutrisi dalam makan dapat diserap oleh tubuh

dan sisanya akan dikeluarkan oleh tubuh.

Berdasarkan contoh tersebut kita dapat melihat bahwa sebuah kesatuan

yang aktif dari suatu mekanisme berhubungan dengan integrasi. Sistem

dapat berubah, beradaptasi, merespon, mencapai tujuan, ataupun

mengatasi masalah. Sistem dapat disusun baik oleh benda – benda hidup,

mati, ataupun kombinasi dari keduanya. Sistem dapat mengatur diri sendiri

Page 21: Panduan Dasar MPAB IMMG

dan juga sering memperbaiki dirinya sendiri namun tetap dalam batasan

tertentu. Beberapa dari sistem selelu berevolusi ada juga yang tetap pada

kondisi awalnya.

II. Memandang Sesuatu Lebih Menyeluruh

Elemen dari suatu sistem mungkin merupakan adalah hal yang paling

mudah untuk diperhatikan karena banyak dari elemen mudah dilihat dan

dirasakan. Elemen dari sebuah pohon adalah akar, dahan, batan, dan daun.

Apabila kita melihat lebih secara detail, kita akan melihat sel, pembuluh,

klorofil, dan hal lain. Ketika kita sibuk melihat hanya kepada elemennya

saja, kita tidak akan pernah kehabisa hal untuk menjadi daftar yang harus

diamati lebih dalam karena suatu elemen dapat dipecah menjadi sub-

elemen, dan sub-elemen kemudian dapat dipecah lagi menjadi sub-sub-

elemen dan begitu seterusnya. Hal ini kemudian akan membuat seseorang

lepas dari penglihatannya terkait mengamati sistem dan tidak dapat

melihat hutan sebagai kumpulan pohon.

Namun sebelum kita jauh membicarakan sebuah sistem, akan lebih baik

ketika kita membicarakan terlebih dahulu bagaimana suatu elemen saling

berhubungan satu sama lain. sebagai contoh kembali kepada suatu pohon.

Hubungan antar elemen pada suatu pohon merupakan aliran fisik dan

reaksi kimia yang merupakan kesatuan proses metabolism dalam pohon.

Prosesnya berjalan cukup sederhana dimana sinyal akan dikirimkan dari

suatu sensor kemudian akan direspon oleh reseptor. Sebagai contoh ketika

daun kekurangan air pada suatu hari yang panas, sinyal akan dikirimkan

kemudian direspon oleh akar yang kemudian akan menyerap air lebih

banyak. Begitu juga sebaliknya apabila akar tidak dapat menyerap lebih

banyak air, daun akan merespon dengan menutup pori – pori sehingga

tidak lebih banyak menguapkan air.

Mengamati hubungan antar elemen mungkin akan menjadi lebih sulit relatif

terhadap hanya mengamati elemennya saja. Hal ini tentu juga akan makin

Page 22: Panduan Dasar MPAB IMMG

tidak mudah untuk mengamati tujuan dari suatu sistem. Melihat hubungan

berarti tidak hanya sekedar mengamati secara fisik. Begitu juga dengan

pengamatan secara sistem, hal terbaik yang dapat dilakukan hanya

memperhatikan bagaimana perilaku dari sistem tersebut. Sehingga untuk

mengamati suatu sistem, mekanisme yang kita gunakan bukan hanya

mengamati secara fisik, tapi perlu waktu untuk kemudian mendalami

perilakunya untuk baru kemudian menyimpulkan tujuan dari sistem

tersebut.

Mengingat bahwa sistem dapat juga merupakan kumpulan dari sistem yang

lain, hal itu menyebabkan akan memungkinkan untuk hadirnya tujuan

dalam suatu tujuan. Kita ambil contoh suatu universitas dengan tujuan

mendidik generasi muda yang mungkin di dalamnya akan ada mahasiswa

yang memiliki tujuan untuk mendapatkan nilai yang baik. Kemungkinan

adanya tujuan dalam tujuan juga memiliki suatu dampak tertentu dan tidak

selalu positif. Mungkin saja tujuan di dalam tujuan dapat saling membangun

namun bisa juga saling bersinggungan dan berpotensi konflik. Berdasar

dari hal tersebut, selain memastikan kita memahami seluruh sistem bukan

hanya elemen tertentu serta memastikan sistem berjalan optimal mencapai

tujuan, kita juga harus memastikan terjadinya harmonisasi antar tujuan dan

sistem yang menyusun suatu sistem yang lebih besar sehingga berjalan

lebih optimal dan tidak saling meniadakan.

Dalam mempelajari sistem, kita juga telah mempelajari penyusun dari suatu

sistem yaitu elemen, hubungan, dan tujuan dari sistem tersebut. Ketiga hal

tersebut tidak hanya dibedakan dalam bagaimana kita mempelajarinya,

namun juga bagaimana dampaknya ketika masing – masing hal penunjang

ini diubah. Mengubah elemen tidak akan memberi dampak yang cukup

signifikan. Ambillah contoh mengganti satu pemain dalam pertandingan

sepak bola, tidak akan memberikan perubahan yang begitu besar. Apabila

kita mengubah hubungan antar pemain, mungkin perubahan yang

dihasilkan akan menjadi jauh lebih besar. Hal ini terjadi ketika kita

Page 23: Panduan Dasar MPAB IMMG

merubah taktik permainan. Kemudian apabila kita merubah tujuan

permaian dari menang menjadi kalah, tentu hal ini akan memberi pengaruh

yang lebih besar. Namun, ketika kita merubah sistem permainan bola itu

sendiri, akan terjadi banyak perubahan yang sangat memengaruhi

keseluruhan penunjang lainnya. Berdasarkan contoh tersebut,

perubahandari masing – masing faktor juga berbeda secara dampak, fokus

kepada elemen, tidaklah memberi dampak yang besar, namun akan lebih

baik ketika kita dapat memandang lebih luas kepada sistem karena

perubahannya akan berdampak sangat signifikan.

III. Memahami Perilaku Terhadap Waktu

Indikator adalah dasar dari setiap sistem dan merupakan elemen dati

sistem yang dapat diukur pada jangka waktu tertentu. Sebuah indikator

tidak selalu merupakan bentuk secara fisik, salah satu contoh dari indikator

adalah jumlah air dalam bak atau semangat seseorang. Indikator berubah

seiring dengan waktu melalui serangkaian aliran aktivitas. Indikator adalah

sesuatu yang netral dan dapat berubah nilainya naik ataupun turun

tergantung akan input maupun outputnya. Salah satu contoh adalah sistem

bak mandi dengan aliran keran mengisi dan bocor di dasar bak. Ketika

aliran masuk dengan bocor sama debitnya, tidak akan terjadi kenaikan

volume air dalam bak. Namun ketika bocor di dasar disumbat maka

ketinggian air akan mengingkat dan apabila keran dimatikan serta sumbat

dibuka maka ketinggian air akan menurun.

Dari contoh tersebut, indikator adalah sesuatu yang kita gunakan untuk

kemudian menyatakan suatu proses yang saling berhubungan. Peningkatan

dan penurunannya bergantung kepada bagaimana indikator lain

memengaruhi. Sehingga untuk melihat dan kemudian merekayasanya kita

tidak boleh hanya sekedar melihat kepada satu titik misal ketinggian air

dalam bak saja. Kita lebih baik dapat melihatnya secara keseluruhan bahwa

meningkatkan ketinggian air bukah hanya dengan meningkatkan debit air

Page 24: Panduan Dasar MPAB IMMG

masuk namun dapat juga dengan mengurangi debit air keluar. Namun

berdasarkan prosesnya, adalah hal yang pasti bahwa setiap indikator

memerlukan waktu untuk berubah yang kemudian menjelaskan mengapa

kemudian suatu sistem memerlukan waktu dalam mencapai tujuannya.

Waktu yang diperlukan dalam perubahan ini justru memberikan manfaat

kepada kita terkait kesempatan untuk kemudian memelajari bagaimana

sistem ini akan berjalan sehingga peluang untuk kesuksesan dapat

ditingkatkan dan peluang untuk kerugian dapat diminimalisir.

Indikator adalah juga mewakili suatu proses sebab akibat dalam hubungan

yang saling berkaitan dan memengaruhi satu sama lain dengan berbagai

dampak. Salah satu contohnya adalah indikator tingkat kerajinan belajar

dan tingkat nilai ujian. Secara ideal indikator yang pertama akan

memengaruhi indikator yang kedua saling positif. Ketika indikator pertama

meningkat maka secara umum indikator kedua akan mengingkat. Hal inilah

yang kemudian menjadikan indikator adalah sesuatu yang kemudian harus

diperhatikan oleh para pengambil keputusan dengan kemudian melihat

kepada keseluruhan sistem sehingga pencapaian tujuan dapat ditingkatkan.

IV. Indikator dan Umpan Balik Sistem

Kembali kepada contoh tingkat kerajinan belajar dengan tingkat nilai ujian.

Umpan balik dari indikator pertama tentunya akan berdampak terhadap

nilai dari indikator kedua. Hal inilah yang kemudian kita lihat sebagai

umpan balik. hubungan seperti ini kita sebut sebagi umpan balik satu arah

dengan hubungan linier. Namun hubungan indikator tidak selalu

berhubungan linier dan hanya melibatkan dua indictor. Pelibatan indikator

mungkin saja memiliki lebih dari satu sebab untuk satu akibat ataupun satu

sebab untuk lebih dari satu akibat. Hal ini bergantung kepada sedalam apa

kita akan menganalisis indikator tersebut.

Page 25: Panduan Dasar MPAB IMMG

Mengingat hubungan antar indikator yang dapat melibatkan banyak

indikator, bentuk pengembangan pola hubungannyapun dapat dalam

berbagai bentuk. Berikut bentuk – bentuk pola hubungan indikator antara

lain adalah:

1. Linier yaitu hubungan dimana satu atau lebih memengaruhi satu

indikator atau beberapa indikator namun tidak memengaruhi balik

indikator. Sebagai contoh apabila indikator A meningkat, indikator

B meningkat, kombinasi keduanya menyebabkan indikator C juga

meningkat. Namun peningkatan dari C tidak lantas dapat

meningkatkan indikator A ataupun B.

2. Loop Reinforcing adalah bentuk umpan balik dari indikator yang

kemudian saling memengaruhi dalam bentuk makin menguatkan

ataupun makin melemahkan. Salah satu contohnya adalah ketika

indikator A meningkat maka indikator B meningakat.

Meningkatnya indikator B kemudian akan menginkatkan indikator

C yang secara langsung meningkatkan nilain indikator A dan proses

berlanjut saling menguatkan.

3. Loop Balance adalah bentuk umpan balik dari indikator yang

kemudian saling menyeimbangkan satu sama lain. sebagai contoh

adalah ketika indikator A meningkat maka indikator B meningkat

dan ketika indikator B meningkat indikator A menurun dan begitu

seterusnya. Sehingga sistem akan selalu berjalan seimbang, naik

dan kemudian turun lalu kembali naik.

V. Berpikir Dalam Sistem

Berpikir sistem tentunya akan melibatkan bentuk rekayasa dari indikator

yang kemudian menyusun sistem yang perubahannya akan memberikan

dampak yang besar. Bentuk cara berpikir ini lah yang sebaiknya

dikembangkan pada setiap organisasi atau proses persiapan sesuatu

sehingga kelak akan dihasilkan pencapaian tujuan yang optimal. Pemikiran

ini dibangun untuk mengembangkan budaya berpikir sistematis dan

Page 26: Panduan Dasar MPAB IMMG

mampu memahami keterkaitan antar elemen sehingga untuk menjawab

suatu tantangan, kita dapat memilih alternative solusi yang paling tepat

dengan dampat yang paling baik.

Pengembangan teori ini kemudian akan kembali kepada kondisi mengingat

optimalnya sistem juga bergantung kepada bagaimana kita menganalisis

keadaan dan kemudian menyesuaikan secara sistem sehingga seoptimalnya

pencapaian tujuan dapat dicapai.

Page 27: Panduan Dasar MPAB IMMG

SISTEMATIKA BERPIKIR

KONSEP DASAR PERUMUSAN MPAB

Pada era modern seperti sekarang ini, bentuk dan pola kegiatan kehidupan

manusia sudah sangat banyak mengalami perubahan relatif terhadap bagaimana

kita menjalani kehidupan beberapa puluhan tahun yang lalu. Kesibukan kian

meningkat dan kebutuhan akan efektivitas dari setiap proses dalam kehidupan

menjadi titik yang sangat diperhatikan dewasa ini. Berdasarkan hal tersebut serta

untuk memenuhi kebutuhan, berbagai macam teori pun mulai dirancang dengan

harapan dapat membatu merumuskan langkah strategis untuk optimalisasi

kegiatan sehingga kehidupan berjalan lebih efektif.

Penyelenggaraan kegiatan bahkan organisasi pun tidak luput dari sentuhan

bantuan teori. Teori mekanisme penyelenggaraan kegiatan dan rumah tangga

organisasi kini sangat mudah untuk diakses. Berbagai bentuk dan versi teori

ditawarkan seolah menjadi komuditas perdagangan yang menampilkan berbagai

keunggulan yang dimiliki masing – masing teori. Namun dari seluruh bentuk teori

yang ada, tahapan penyelenggaraan yang pasti selalu ada dan hampir selalu

menjadi fokus adalah tahapan perencanaan. Tahapan ini dinilai menjadi faktor

yang memberikan kontribusi terbesar dalam kesuksesan suatu penyelenggaraan

sehingga harus dioptimalkan.

Perencanaan yang baik tentunya akan menghasilkan peluang kesuksesan

keberjalanan acara ataupun organisasi yang relatif tinggi. Tahapan perencanaan

adalah tahapan dimana seluruh ide dihimpun dan setiap peluang dianalisis

sehingga menjadi konsep utuh yang dapat diaplikasikan. Dalam suatu

perencanaan, gambaran umum akan menjadi suatu cerita yang saling

berkesinambungan secara sistem dengan targer akhir yaitu pencapaian tujuan.

Perencanaan dimulai dengan penggambaran umum kegiatan ataupun elemen

dasar keberjalanan organisasi yang akan kita pegang untuk jangka waktu tertentu.

Gambaran umum ini yang kemudian kita rangkai secara sistematis dengan

Page 28: Panduan Dasar MPAB IMMG

memperhatikan logika dan penjabaran alur yang sesuai. Loncatan logika ataupun

kemunculan hal yang tidak sistematis diupayakan untuk diminimalisir. Urutan

logika adalah kunci kesuksesan pada tahapan ini.

Setelah secara utuh merumuskan secara sistematis rangkaian gambaran umum,

maka kita masuk kepada pemberian detail ke setiap elemen gambaran umum.

Detail inipun harus tetap memperhatikan kerunutan setiap langkah sehingga tidak

ada loncatan logika. Kesinambungan antar detail pada antar elemen gambaran

umum juga merupakan indikator untuk menilai apakah perumusan kita sudah

cukup menyeluruh atau belum secara sistem. Karena melalui kesinambungan

detail, kita akan dengan mudah seolah – olah mensimulasikan perencanaan

tersebut ke dalam teknis sejak dari pikiran.

Kesuksesan teknis di lapangan juga bergantung pada seberapa matang konsep

yang kita susun. Dengan konsep yang menyeluruh, detail, dan sistematis, akan

sangat mudah untuk mereka yang dilapangan membayangkan bagaimana

keberjalanan teknis serta peluang gangguan yang akan muncul. Dengan

kelengkapan data ini, berbagai alternative dapat dipersiapkan sebelum turun ke

lapangan dan seluruh kebutuhan dapat dipenuhi sebelum akhirnya kegiatan benar

– benar dieksekusi. Berangkat dari hal tersebutlah mengapa perencanaan menjadi

faktor utama penunjang kesuksesan keberjalanan sesuatu.

Berbasiskan dari hal di atas, dapat kita tinjau kembali bahwa perencanaan

sistematis adalah kunci kesuksesan suatu kegiatan. Mengingat pentingnya suatu

kegiatan, perencanaan bukanlah suatu harga yang percuma apabila

dipertimbangkan dengan kepuasan ketercapaian tujuan. Hal inilah yang kemudian

mendasari bahwa perencanaan yang baik adalah hal mutlak yang harus

dipersiapkan pada suatu bentuk kaderisasi. Mengingat urgensi event kaderisasi

yang begitu menentukan dalam jangka panjang, perencanaan bisa jadi adalah

faktor utama penentu kesuksesan ketercapaian target profil kader yang dicita –

citakan bersama. Sehingga kebutuhan akan pemahaman perencanaan sebaiknya

ditanamkan sejak awal dan diimplementasikan sedini mungkin.

Page 29: Panduan Dasar MPAB IMMG

Bercermin pada urgensinya, berikut akan disampaikan rekomendasi dasar bentuk

perumusan suatu event kaderisasi. Secara umum konsep dasar sistematika

berpikir dalam perencanaan suatu event kaderisasi adalah sebagai berikut ini:

Proses di samping adalah suatu proses berulang

yang kontinyu dan berulang. Kehadiran suatu

sistematika tidak akan lepas dari sistematika elemen

sistem yang lain. Namun pada dasarnya ketiak kita

fokus kepada satu elemennya saja, pemahaman

terkait hal ini akan relatif lebih mudah karena

sisasnya secara sistem akan hanya bentuk

pengulangan.

Input Ideal adalah tahapan dimana kita menghimpun

berbagai sumber referensi yang merumuskan

bagaimana ideal dari suatu profil yang ingin dicapai

dari event kaderisasi tersebut. Input ideal dapat

dikatan sebagai sebuah kebutuhan terkait profil

kompetensi kader yang ingin dicapai.

Input ideal ini adalah dasar acuan yang akan

memberikan kita arahan capaian event kaderisasi

tersebut. Beberapa contoh dari sumber referensi input ideal ini adalah basis

organisasi, arahan, tantangan masa depan, kondisi historis kaderisasi calon kader,

dsb.

Tujuan adalah tahapan setelah formulasi dari seluruh input ideal terumuskan.

Tujuan ini dapat juga dikatakan sebagai output yang ingin dicapai paling tidak

setelah event kaderisasi ini berjalan. Tujuan biasanya lahir dari penggabungan

antara seluruh inputan dasar dan peninjauan feasibilitas metode yang kita pilih

dalam hal ini event kaderisasi yang akan kita jalankan. Kriteria dari tujuan yang

baik juga harus diperhatiakan dalam perumusan ini mengingat dari sinilah

kesuksesan event kaderisasi ini akan kita tinjau dan akan menjadi analisis

Input Ideal

Tujuan

Materi

Metodologi

Metode

Implementasi

Evaluasi

Follow Up

Page 30: Panduan Dasar MPAB IMMG

keberjalanan sistem berikutnya sehingga menjadi tahapan yang akan memainkan

peran relatif besar dan memerlukan waktu yang relatif lama terkait penentuan

tujuan yang seideal mungkin.

Perumusan materi adalah perumusan hal – hal dasar yang diperlukan untuk

kemudian dapat menunjang ketercapaian dari tujuan tersebut. Materi – materi ini

apabila disatukan adalah suatu langkah strategis pencapaian tujuan. Mengingat

hal tersebut, sistematika perumusan materi juga harus diperhatikan untuk

kemudian dapat membentuk suatu sistem yang utuh dan detail sehingga optimal

dalam menunjang pencapaian tujuan. Pengembangan elemen dari masing – masing

materi sangat menyesuaikan kebutuhan dan kondisi dimana event akan

dieksekusi.

Metodologi adalah bentuk penjabaran tahapan dalam implementasi dari

penyampaian materi. Metodologi lebih kepada alur penyampaian yang kita

rekomendasikan untuk dilaksanakan di lapangan. Dapat dikatakan bahwa

metodologi adalah bentuk elemen dasar penyusun materi yang tentunnya akan

mempertimbangkan berbagai macam kondisi. Sehingga untuk melihat keutuhan

dan kelengkapan sistem, merangkai seluruh metodologi akan menjadi alternative

untuk meninjau apakah sudah cukup detail atau belum.

Metode adalah tahapan perumusan dimana kita akan memilih bagaimana cara kita

untuk menyampaikan materi berikut dengan metodologinya. Berbagai alternative

metode sebaiknya dihadirkan disini sehingga kreativitas akan menjadi faktor

penting untuk dihadirkan. Teknik brainstorming mungkin akan cukup membantu.

Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode adalah kesesuaian dengan

analisis kondisi dari setiap elemen yang memiliki peran di event kaderisasi ini.

Salah satu elemennya apabila kita ambil contoh adalah peserta dan panitia. Kondisi

psikologis dan karakter peserta adalah hal yang wajib dipertimbangkan dalam

pemilihan metode begitu juga kesiapan panitia. Ketepatan pemilihan metode akan

menjadi penentu kesuksesan dari ketersampaian materi, sehingga menjadi sangat

krusial apabila pemilihan metode ini tidak diperhatikan dengan baik.

Page 31: Panduan Dasar MPAB IMMG

Metode dalam pengembangannya juga memiliki elemen – elemen yang menunjang.

Mengingat bahwa metode lebih masuk ke ranah teknis, maka metode inilah yang

akan kita ukur kesuksesannya dengan beberapa indikator dan parameter.

Keutuhan sistem materi metodologi dan metode dari kesatuan tujuan harus tetap

dijaga sehingga sistem dapat berjalan optimal.

Implementasi adalah tahapan eksekusi dari kesiapan perumusan tahapan di

atasnya. Pada tahap implementasi, setiap peran akan menjalankan tugasnya

masing – masing sehingga tingkat pemahaman akan tujuan serta materi adalah hal

yang perlu diperhatikan. Namun pemahaman ini bukanlah satu – satunya

prasyarat, namun lebih kepada yang harus diprioritaskan. Hal ini mengindikasikan

bahwa sebelum akhrinya benar – benar turun ke lapangan, akan muncul

kebutuhan baru terkait implementasi dan harus dipenuhi sebelum benar – benar

terjun ke lapangan.

Evaluasi merupakan tahapan setelah implementasi. Tahapan ini akan meninjau

bagaimana keberjalanan di lapangan dalam hal ini metode serta pencapaiannya.

Hasil pencapaian di lapangan kemudian yang dibenturkan dengan indikator serta

parameter yang telah dirumuskan sebelumnya pada hirarki sistem sebelumnya.

Hal ini menjadi penting mengingat kaderisasi adalah proses kontinu sehingga

pencapaian pada tahapan satu akan berpengaruh pada tahapan yang lain serta

seluruh kesatuan sistem dalam jangka panjang.

Follow Up merupakan tahapan tindak lanjut menanggapi hasil pembenturan

evaluasi dengan ideal capaian metode yang terlah dirumuskan. Pada tahapa ini

akan dilakukan perencanaan strategis mengenai langkah – langkah yang akan

ditempuh menanggapi hasil implementasi. Bentuk langkahnya akan meninjau

kembali kondisi dan melihat kembali kebutuhan. Dengan mengingat hal tersebut

proses akan berulang dan berjalan pada tahapan utama kembali.

Namun, sistematika ini tidaklah hal yang kaku untuk harus dilaksanakan,

pengembangan dan dinamisasi adalah hal mutlak yang harus diperhatikan.

Page 32: Panduan Dasar MPAB IMMG

Sehingga pengembangan konsep akan sangat bergantung pada bagaimana

gambaran dasar kondisi dan kebutuhan di lingkungan tempat akan

diimplementasikannya event kaderisasi ini.

Serupa dengan perencanaan konsep, perencanaan teknis pun pada dasarnya akan

mengikuti sistematika tertentu. Dari dasar metode yang dikemukakan di konsep

serta alur yang dihasilkan, maka akan muncul kebutuhan akan suatu rangkaian

implementasi yang kita kenal dengan acara. Dari sinilah kemudian perencanaan

teknis dimulai, berikut adalah sistematikannya:

Tahapan rangkaian acara adalah tahapan

perumusan mengenai bagaimana rangkaian

implementasi metode akan dijalankan. Hal ini yang

membuat pada dasarnya mereka yang bekerja di

teknis harus juga memahami konsep dasarnya

sehingga pertimbangan ini telah masuk di awal

perumusan.

Setelah tahapan awal ini, kemudian akan

dilanjutkan dengan analisis kegiatan dimana akan

ditinjau masing – masing gambaran umum dari

kegiatan yang kemudian disusun alurnya. Kegiatan

ini tidak hanya inti dari implementasi, namun juga

mencakup kegiatan – kegiatan pendukung yang

akan hadir masuk dalam rangkaian metode tadi.

Analisis kegiatan dilakukan untuk mendapatkan

gambara umum alur berpikir lapangan yang dasar.

Proses selanjutnya adalah penentuan durasi yang menjadi faktor penting. Berbagai

pertimbangan lapangan harus dimasukkan ke dalam tahapan ini. Efektivitas

ketersampaian materi juga sangat bergantung pada tahapan penentuan waktu.

Tahapan ini juga dapat dijadikan tahapan peninjauan ulang feasibilitas gambaran

Rangkaian Acara

Analisis Kegiatan

Penentuan Durasi

Alokasi Sumberdaya

Detail Teknis

Page 33: Panduan Dasar MPAB IMMG

umum kegiatan sehingga dapat meninjau ulang dan kemudian disesuaikan

kembali. Dari penentuan durasi, kemudian akan langsung kepada penentuan

alokasi sumberdaya. Proses ini juga dapat meninjau proses di atasnya terkait

feasibilitasnya. Pengalokasian sumberdaya memiliki peran pembagian peran dan

tugas ketika nanti di lapangan.

Tahapan terakhir adalah tahapan dimana penambahan detail pada setiap

gambaran umum alur acara. Detail ini akan – akan seolah bercerita mengenai

teknis dilapangan nanti. Detail ini apabila dibayangkan akan seolah

mensimulasikan secara utuh kesatuan acara. Apabila ada yang terlewat, tahapan

ini akan kembali meninjau ulang dan penyesuaian harus dilakukan.

Namun sekali lagi, seluruh konsep adalah hanya dasar semata. Karena pada

hakekatnya pengembangan adalah hal yang pasti ada, dinamisasi adalah hal yang

wajar, karena pendidikan adalah proses kontinu dan fleksible, bukan proses kaku

yang harus dipaksakan sehingga menjadi penting untuk tetap fokus kepada tujuan

bukan kepada metodenya saja.

Bandung, Maret 2013

Tim Kaderisasi IMMG 2013

Page 34: Panduan Dasar MPAB IMMG

MASA PEMBINAAN ANGGOTA BARU

INISIASI ORIENTASI INTERAKSI

Organisasi kemahasiswaan adalah suatu organisasi yang berbasiskan kepada

tanggungjawab akan pengembangan anggotanya. Dalam hal ini pendidikan atas

dasar kekeluargaan terhadap elemen terpenting dari keberadaan organisasi ini

sudah semestinya menjadi perhatian yang paling diutamakan dalam keberjalanan

rumah tangga organisasi. Keberadaan organisasi yang pada asal mulanya

direalisasikan atas dasar kesadaran untuk mendidik diri tentunya jangan sampai

memyimpang kemudian menuju arah yang tidak sesuai dengan hakekat

pendidikan itu sendiri.

Pendidikan dalam organisasi kemahasiswaan seperti yang telah dikatakan di atas

adalah pendidikan yang tumbuh atas dasar kesadaran untuk mendidik diri

mengingat pendidikan di bangku kuliah tidak lantas praktis mengembangkan dan

memberikan bekal seutuhnya untuk kemudian siap terjun ke masyarakat sebagai

seorang sarjana yang ideal. Maka dari itu, pendidikan di dalam suatu organisasi

kemahasiswaan yang di dalamnya terdapat anggota akan menjalankan fungsi

pendidikannya oleh dari dan untuk anggota itu sendiri dengan tetap

mengedepankan transfer nilai untuk mencetak generasi penerus yang tentunya

diupayakan untuk selalu lebih baik.

Pendidikan yang melibatkan suatu bentuk dari, oleh, dan untuk anggota tentunya

akan mebawa kita kepada suatu pembagian peran yang dalam hal ini akan

memiliki tanggungjawab dan hak masing – masing yang tentunya juga telah

disepakati mengingat kebutuhan dan kondisi yang ada. Bentuk tanggungjawab dan

hak ini disesuakan atas juga pengalaman anggota itu sendiri selama berkecimpung

di kegiatan himpunan. Basis saling mendidik tentunya akan mengedepankan basis

pengalaman ini sehingga akan muncul suatu penjenjangan terkait pengembangan

potensi diri dan kader dalam suatu organisasi kemahasiswaan.

Page 35: Panduan Dasar MPAB IMMG

Tahapan awal adalah tahapan yang justru paling menentukan dalam suatu proyek,

karena tahapan awal adalah tahapan perencanaan. Hal ini pun berlaku dalam suatu

organisasi kemahasiswaan. Tahapan awal adalah salah satu tahapan yang paling

krusial untuk dilalui yang akan menentukan bagaimana kader organisasi tersebut

kedepannya. Hal ini yang kemudian akan membuat fase awal ketika bergabung

dibina menjadi anggota baru adalah fase yang harus memiliki perhatian khusus

karena akan berdampak besar untuk perkembangan organisasi.

IMMG sebagai salah satu organisasi yang kini berkembang pesat di lingkungan

kemahasiswaan ITB tentunya masih memerlukan banyak pengembangan dan

pembangunan di berbagai aspek. Hal ini kemudian menyebabkan kebutuhan akan

kader yang baik dan memiliki kualitas yang mumpuni adalah suatu target yang

selalu harus dikejar. Pengembangan anggota serta peningkatan kualitas atmosfer

kegiatan demi perkembangan himpunan sudah selayaknya untuk selalu menjadi

prioritas.

Berdasarkan hal di atas, sudah semestinya muncul motivasi untuk kemudian

menggelar suatu fasa awal masa pembinaan anggota baru yang akan

memperkenalkan dan menginisiasi perkembangan dari calon kader IMMG. Kualitas

dan kapasitas dari pengkader dan peserta kader harus kembali ditinjau untuk

kemudian dipastikan dapat menjalankan proses ini dengan maksimal sehingga

harapannya pencapaian tujuan dari proses kontinu ini akan kian membaik dan

mencapai titik optimalnya. Pengawasan kinerja dan ketersampaian nilai harus

menjadi prioritas sehingga kelak kader – kader hasil proses ini kelak akan

memiliki kapabilitas yang cukup baik untuk kemudian berkontribusi maksimal

untuk kemajuan IMMG.

Masa Pembinaan Anggota Baru, Dulu Kini Dan Nanti

Pada dasarnya pandangan dari seseorang mengenai bagaimana keberjalanan

sebelumnya sebagai pengalaman, kondisi sekarang sebagai suatu modal, dan

harapan sebagai suatu tantangan adalah suatu media pembelajaran yang sangat

Page 36: Panduan Dasar MPAB IMMG

efektif terutama untuk calon pengkader lapangan yang akan paling banyak terlibat

di momentum terbaik ini. Berikut beberapa yang mereka sampaikan sebagai

pelaku momentum sebelumnya:

1. Narasumber 1

“Evaluasi kemarin untuk pelaksanaan acara kurang di legalisasi, izinnya

kurang dikarenakan proposal telat diajukan kepada kaprodi. untuk kondisi

massa, sudah cukup antusias dengan osjur, namun dalam pelaksanaannya

banyak massa yang tidak berani untuk mengambil resiko. Ketika ingin

dilakukan metode yang keras, massa tidak setuju. Sebaliknya ketika

metodenya tidak keras, massa menuntut untuk menggunakan metode yang

keras. Untuk kondisi panitia, masih banyak kekurangan pada divisi materi

dan metode. Pada saat mengkonsep osjur, kebanyakan tim materi dan

metodenya tidak datang, namun pada saat hari H, justru banyak

berkomentar, karna banyak massa yang tidak mengerti konsepnya,

akhirnya bang zela turun langsung.”

“Saran untuk panitia seharusnya mengkonsepnya osjur dimulai sebelum

libur. Prinsip osjur metalurgi yang dulu digunakan sebenernya dapat

dianalogikan seperti membentuk seorang jendral, maksudnya orang yang

biasa, tidak terlalu gagah, namun ketika berperang, orang tersebut maju

paling depan. Dari sini dapat diambil maknanya yaitu, yang diinginkan

dengan metode yang tidak keras, namun outputnya bagus.”

“Harapan untuk kedepan harus mencari cara membuat orang lain menjadi

segan, bukan takut. Salah satu caranya adalah dengan menjadi role model.”

2. Narasumber 2

“Evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan osjur kurang baik karena perizinan

telat. Perizinan telat ini dikarenakan pengajuan proposal yang telat pula.

Hal ini mengakibatkan kacaunya timeline osjur yang telah dibuat di awal.

Untuk kondisi panitia, tim materi dan metode tidak melakukan analisis

kondisi secara kontinu, sehingga metode yang dilakukan tidak tepat guna.

Kontrol yang dilakukan panitia terhadap massa berjalan kurang sehingga

Page 37: Panduan Dasar MPAB IMMG

massa tidak tercerdaskan seluruhnya mengenai konsep osjur yang

dilakukan.”

“Saran untuk kedepannya sedapat mungkin menarik inputan dari prodi

agar legalitas menjadi lebih mudah. Menjelaskan kepada prodi untuk apa

perlu ada kaderisasi. Persiapan tim materi dan metode harus dari awal

dalam mengkonsep osjur 2012 nanti sehingga timeline bisa diatur dari awal

dan penyimpangan dapat diminimalisir. tim materi dan metode juga harus

memiliki komitmen tinggi, jangan sampai meninggalkan tugas yang belum

selesai. Seluruh panitia harus belajar bagaimana cara mengkader orang

dengan kondisi yang berbeda-beda.”

“Harapan untuk kedepan semoga dalam osjur 2012 nanti dapat terbentuk

kader-kader IMMG yang memiliki etika serta etos kerja tinggi.”

3. Narasumber 3

“Evaluasi tahun kemarin kurang maksimal karena ada desakan prodi untuk

kita segera dilantik padahal kita belum siap. Desakan dari prodi sangat

dadakan dan baru terjadi pada tahun kita. Salah satu langkah yang bisa kita

tempuh, yaitu membuat plan B apabila prodi mendesak osjur untuk segera

selesai. Pada saat osjur kita persiapan kita kurang matang, sehingga setelah

diberi jahim, dari 2011 sudah malas dan 2010 juga kurang mengikat kita

untuk selalu berkomitmen. Kebutuhan 2011 dulu yang kurang adalah pola

thinking dan doing (pemikir dan pelaksana) akan tetapi tidak memahami

setiap esensi dan makna dari tugas yang diberikan. Juga kurang berani

berpendapat saat interaksi.”

“Saran untuk kedepan sebelum membuat materi, sebaiknya kita harus cari

inputan dulu ke 2012, misal dengan cara mengumpulkan 2012 sewaktu

sudah pengumuman penjurusan, atau bisa juga dengan pwngambilan

beberapa sampel untuk diajak mengobrol. Yang kita tinjau biasanya

keterkenalan mereka dengan angkatan, pemahaman mereka tentang teknik

metalurgi dan yang lainnya. Metode dan materi yang dibuat seharusnya

runtun akan tetapi dalam keberjalannya bisa fleksibel tergantung

kebutuhan angkatan.”

Page 38: Panduan Dasar MPAB IMMG

4. Narasumber 4

“Saran untuk kedepan jika ingin mengonsep osjur kita harus benar-benar

paham osjur itu apa, dasar melakukannya apa, apa output yang ingin

dihasilkan, apa parameter yang ingi ndicapai. Osjur itu sendiri adalah

gerbang kaderisasi, kaderisasi tidak selalu harus osjur.Tapi osjur adalah

kaderisasi awal.Kenapa harus ada kaderisasi? Kaderisasi adalah proses

pewarisan nilai-nilai. Nilai-nilai yang ingin diturunkan di kaderisasi adalah

nilai-nilai dari lembaga itu sendiri. Yang perlu ditekankan disini adalah kita

harus paham benar untuk mengeksekusi yang namanya osjur itu dari

berbagai aspek.”

5. Narasumber 5

“Saran untuk mengonsep osjur yang baik itu harus dilihat dari 2 sisi, yaitu

secara administrative legal dan secara acara formal. Kaderisasi itu tidak

sama dengan ospek, tapi ospek itu awalan dari kaderisasi. Kita harus dapat

berpikir sistem dan diagram alirnya. Ada input, proses, cek ketersampaian

materi, output, jika output tidak sesuai masuk ke input lagi. Osjur adalah

proses, dan apapun kegiatan yang ada di himpunan itu adalah proses.

Outpunya adalah alumni IMMG. kita dapat beracuan pada RUK IMMG

dengan melihat RUK KM. Namun jika ingin dari awal, kita harus mengerti

dari awal pula tentang apa itu manusia, pendidikan, sosial, dan kenapa

harus seperti ini dan seperti itu. Otomatis kita harus memiliki dasar teori

dan kajian. Dimana itu akan menentukan materi dan metode. Sebenarnya

metode itu sangat banyak. Sehingga kita tidak boleh terjebak oleh ospek itu

harus berbentuk forum, ada danlap, ada agitasi, ada mentor, dll. Jika ingin

berbeda bagus, namun efek negatifnya kita harus mencari metode baru dan

pelatihan yang berkualitas untuk panitia.”

6. Narasumber 6

“Saran untuk kedepannya tentunkan status 2012 nanti apakah setara atau

tidak, karena menentukan metode yang akan dilakukan. Perlu dilakukan

analisis kondisi yang mendalam dalam menentulkan materi dan metode.

Page 39: Panduan Dasar MPAB IMMG

Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh panitia adalah telah, dan tidak

mengikuti briefing pada hari-H. Coba juga lihat 2012 per individu. Sering

tanyakan contoh treatment untuk invidu atau angkatan kepada senior

karena senior sudah pasti lebih berpengalaman.”

7. Narasumber 7

“Evaluasi kemarin adalah kepemilikan massa IMMG atas osjur masih sangat

kurang. Persiapan panitia yang kurang, contohnya seperti tidak ada TFT

bagi panitia, materi siap 2 jam sebelum eksekusi. Komitmen panitia kurang,

hilang di tengah-tengah jalan. Tidak ada sosialisasi materi dan metode ke

massa IMMG seluruhnya. Briefing sangat mepet dengan eksekusi di hari H,

sehingga ada beberapa massa IMMG yang berlaku tidak sesuai teklap yang

telah disetujui bersama. Bang cocen merasa bahwa osjur juga merupakan

sarana kaderisasi bagi 2010, tetapi tidak semua 2010 bisa merasakan

kaderisasi tersebut. Kadang-kadang ditekan oleh kekuatan senior.”

8. Narasumber 8

“Saran untuk kedepan persiapan harus dari jauh – jauh hari karena

kebanyakan panitia diforsir menjelang hari H. Ketika bertemu mama

kaprodi, jangan terlalu menulis kegiatan acara secara mendetail, tetapi garis

besarnya saja. Ide untuk kunjungan industri sudah bagus, itu dapat

digunaka sebagai alasan kaderisasi yang lebih baik. Sebelum bertemu mama

kaprodi, persiapan harus matang, harus siap berargumen.”

9. Narasumber 9

“Evaluasi pada tahun lalu, metalmorphosis banyak yang akhirnya diubah

oleh dosen. Kesalahan ada pada panitia yang tidak survey terlebih dahulu

ke dosen-dosen, sampai akhirnya banyak rencana yang tidak terlaksana

atau tidak berjalan dengan baik. Seharusnya didiskusikan dulu dengan

dosen agar dapat menjadi bahan pertimbangan bagi masing-masing pihak.

Untuk tim materi dan metode, harus ekstra kerja keras pada hari H-nya.

Mendiskusikan konten materi yang meliputi pertama tama adalah

Page 40: Panduan Dasar MPAB IMMG

menyusun visi-misi, kemudian menentukan tujuan, seterusnya

merumuskan materi, setelah materi ini terbentuk maka dapat ditentukan

metode apa yang cocok untuk kaderisasi ini, kemudian menentukan

parameter ketercapaian. Saran terhadap mamet, data kader harus masuk

semua sesuai dengan parameter ketercapaian yang sudah dibentuk.

Kekurangan data ini pada mamet tahun lalu adalah data kader yang masuk

hanya sekitar 30 %, sehingga parameter ketercapaian tersebut tidak dapat

dipenuhi dengan baik. Untuk mamet sendiri harus banyak berpikir tujuan

osjur untuk apa dan jangan pernah berhenti bertanya kenapa, karena osjur

ini konsen kepada hal-hal yang mendasar.”

“Untuk masalah merumuskan materi, harus mengerti perbedaan antara

dasar (cenderung seperti latar belakang) dan landasan (hukum). Namun

jangan terlalu lama berpikir tentang itu, karena memang tidak ada solusi

untuk hal tersebut, cukup mengerti perbedaannya apa dan bagaimana.

Untuk materi osjur sendiri harus banyak dikaji dan harus banyak mengerti

isinya, bukan hanya mamet yang harus mengerti, namun seluruh massa

harus mengerti, terlebih lagi para pengkadernya yang terlibat langsung.

Kekurangan pada tahun lalu adalah pengkadernya hanya mengerti di

permukaan saja, tidak menguasai luar dalam, sehingga kaderisasi tidak

berjalan dengan maksimal, banyak performa yang dirasa kurang.

Seharusnya hal ini dapat diantisipasi dengan datangnya semua pengkader

pada saat kajian materi dan metode, sehingga banyak masukan juga yang

dapat dipertimbangkan oleh tim mamet, tapi sampai saat ini hal tersebut

susah dicapai karena ketika rapat mamet semua pengkader belum tentu

sadar akan kepentingan diskusi dengan tim materi dan metode ini.

Untuk metode, dari dulu dulu monoton sama, coba untuk mencari

bagaimana mengubah metodenya sesuai dengan dinamisasi yang terjadi

sekarang. Perkaya metode yang ada. Pikirkan trend yang terjadi dari masa

ke masa, dilihat dari kader sekarang.”

“Harapan kedepan sedapat mungkin mengintegrasikan keprofesian

metalurgi kepada kader. Misalkan saja, seperti amisca yang memakai

hitungan dengan istilah kimia, atau seperti HMM yang membuat tempat

Page 41: Panduan Dasar MPAB IMMG

sampah yang dapat dibuka dengan kaki. Disamping itu, keterlibatan massa

dalam osjur harus banyak dan distribusi semangatnya harus merata pada

tiap tiap orang, serta harus terjaga dari waktu ke waktu. Dapat mengatasi

kendala terbesar, yaitu liburan. Dengan adanya kadwil sekarang ini, dapat

dimanfaatkan untuk mengkaji inputan yang masuk, secara umum seperti

apa karakter sang kader ini, jadi analisis kondisinya harus kontinu. Jika

ingin bekerja dengan cepat, perbanyak mempelajari konsepsi KM dan

konsepsi IMMG, serta studi banding ke himpunan lain atau bahkan ke

universitas lain juga.”

Harapan Massa Himpunan untuk MPAB Kedepan

Pengharapan adalah tantangan dan cita – cita yang akan diupayakan tercapai dari

suatu proses, hal itulah yang juga akan ditemui pada MPAB kedepan. Proses yang

akan menentukan keberlanjutan kepentingan banyak pihak tentunya akan

menghasilkan keberagaman harapan yang menanti untuk dijawab, maka berikut

harapan dari massa IMMG:

I. Terkait Pengkader Aktif (Angkatan 2011)

a. Pengkader sebaiknya dapat menjadi contoh ataupun role model

yang baik untuk peserta kader, karena bagaimanapun penerjemahan

materi paling baik adalah melalui contoh.

b. Pengkader sedapat mungkin memiliki integritas yakni mengatakan

apa yang dia lakukan dan melakukan apa yang telah dikatakan

sehingga apapun pesan yang disampaikan oleh pengkader dapat

diterima seutuhnya oleh peserta kader

c. Adapun jumlah pengkader sebaiknya ditingkatkan kehadirannya

ketika pertemuan kader nantinya. Hal ini mengingat jumlah peserta

kader yang meningkat drastic direncanakan tahun ini sehingga

diperlukan pemilihan metode yang seefeitif mungkin dengan

mengotimalkan seluruh sumberdaya yang tersedia tentunya. Jangan

sampai melakukan metode yang akhirnya menciderai kualitas

moment kaderisasi ini.

Page 42: Panduan Dasar MPAB IMMG

II. Terkait Peserta Kader (Angkatan 2012)

a. Angkatan 2012 diharapkan memiliki kekompakan dan kebersamaan

yang baik dalam internal angkatannya sehingga ketika menghadapi

persoalan dapat dnegan mudah dipecahkan. Selain itu hal ini dapat

menjadi modal ketika bergabung seutuhnya ke dalam sistem

himpunan yang tentunya berinteraksi dengan angkatan lain.

b. Angkatan 2012 diharapkan memiliki pemahaman tentang ilmu

metalurgi umum mengingat ketika masuk jurusan, pengetahuan

akan jurusan tersebut mengingat bidang kita metalurgi adalah

menjadi tanggungjawab utama. Pengembangan penyampaian materi

di aspek ini harus diperhitungkan sehingga proses ini juga

bermanfaat untuk kader secara akademik.

c. Angkatan 2012 diharapkan sedapat mungkin memprioritskan masa

kaderisasi awalnya mengingat urgensi tersampaikannya materi dan

pengawasan perkembangan mereka yang sangat tinggi demi

kebaikan bersama.

d. Angkatan 2012 memiliki rasa bangga akan IMMG sebaiknya

dikembangkan mengingat totalitas kontribusi dan loyalitas biasanya

akan tumbuh ketika rasa bangga akan identitas itu ada. Hal inilah

yang diperlukan mengingat kebutuhan akan perkembagnan

himpunan saat ini sangat tinggi sehingga keterlibatan anggota sangat

diperlukan.

e. Angaktan 2012 diharapkan memiliki nilai sopan santun yang baik

mengingat sebagai kader himpunan yang akan membawa identitas

himpunan dan himpunan sebgai lembaga pendidikan, maka

pengembangan sopan santun kader harus diperhatikan. Apalagi

mengingat kader akan berinteraksi dengan pihak yang kebih luas

sehingga aspek ini akan menjadi sangat penting. Citra himpunan dan

kepercayaan stakeholder lain akan dinilai dari setiap kualitas kader,

sehingga memastikan hal dasar seperti sopan santun ini sepertianya

bukanlah hal yang tidak rasional.

Page 43: Panduan Dasar MPAB IMMG

III. Terkait Metode MPAB Kedepan

a. Usahakan untuk mengurangi penggunaan metode agitasi dalam hal

ini marah – marah yang tidak seutuhnya perlu.

b. Memberikan tugas yang memupuk kebersamaan dan kekompakan

dari internal angkatan 2012.

c. Sebaiknya selalu fokus kepada output yang diinginkan tercapai serta

hadirkan bentuk osjur yang berkesan.

d. Jangan setengah-setengah, ambil keputusan dalam penggunaan

metode lalu jalankan dengan totalitas.

e. Adakan seleksi kader yang lebih ketat dalam hal ini tentukan

parameter pencapaian, sepakati, kemudian laksanakan.

f. Sebaiknya disuasanakan pemahaman untuk sering berkunjung ke

himpunan karena proses pendidikan lanjut berlangsung di sini.

g. Usahakan untuk menciptakan budaya disiplin dengan tegas tidak

hanya untuk peserta namun juga untuk panitia.

h. Usahakan untuk melaksanakan seluruh kegiatan dalam legalitas

sehingga proses dapat dijalankan optimal.

i. Harap tetap mempertimbangkan jadwal akademik dan sehingga

dapat berjalan beriringan.

j. Sebaiknya dibangun pemahaman ketika menerima sesuatu

berbasiskan kesadaran bukan hanya atas paksaan belaka.

k. Dll.

Inovasi adalah Hal yang Esensial

Memiliki pemahaman secara internal adalah suatu hal yang sangat penting untuk

dikembangkan terutaman untuk kemudian menganalisis bagaimana kebutuhan

dan solusi untuk pemecahan tantangan internal. Begitu juga halnya dengan masa

pembinaan anggota baru, pemahaman terkait kebutuhan internal adalah prasyarat

utama untuk kemudian menggelar seremoni sakral ini. Namun bukan berarti kita

harus kemudian menutup diri terhadap perkembangan luar. Pembelajaran ada

Page 44: Panduan Dasar MPAB IMMG

dimana – mana, dan akses informasi semakin luas sehingga ada baiknya kita juga

meluangkan waktu untuk kemudian belajar keluar sehingga pengayaan terkait

pengetahuan untuk kepentingan peningkatan kualitas secara internal dapat

diwujudkan. Maka dari itu berikut disampaikan beberapa bentuk metode dari

pihak luar yang layak untuk dikembangkan di himpunan.

1. Pembiasaan pemaparan acara ke massa himpunan

2. Tugas membuat majalah keilmuan

3. Penugasan yang banyak untuk pendekatan angkatan

4. Penggunaan sistem point untuk follow up kader

5. Tahapan osjur dengan pengenalan baru kemudian pelantikan

6. Belajar dan menciptakan lagu untuk himpunan

7. Membuat video angkatan

8. Dll.

Masa menjadi mahasiswa adalah masa untuk kita belajar dan mengembangkan

diri, informasi dan pembelajaran dapat diakses dengan mudah sehingga adalah

suatu kesia –siaan ketika potensi ini tidak dimaksimalkan. Informasi yang

tersedian di beberapa paragraph di atas memiliki banyak peluang untuk

pembelajaran lebih lanjut yang disediakan dari kekurangan yang tidak akan

pernah luput. Informasi di atas mungkin tidak lengkap, namun semoga itu dapat

memotivasi untuk kemudian dapat dikembangkan. Jangan berhenti belajar karena

hidup adalah tentang mengembangkan diri.

Page 45: Panduan Dasar MPAB IMMG

PENUTUP

CATATAN UNTUK LEMBAR BARU

Hal yang paling pasti terjadi adalah suatu perubahan. Dinamisasi adalah

pembelajaran. Bahkan kita tidak seutuhnya dapat merencanakan sesuatu di atas

kertas, karena kepastian hanya hadir ketika kita sudah di lapangan. Pembelajaran

berbasiskan sistem, menganalisis kebutuhan dan kondisi, dan memperimbangkan

personal sebagai ciptaanNya yang special adalah segelintir aspek yang

menentukan perkembangan organisasi.

Pintu pembelajaran sedang lebar terbuka, lembaran sederhana ini bukan panduan

namun hanya sekedar pijakan untuk berangkat ke titik yang lebih tinggi.

“Merdeka dan berkembanglah kau disana, karena kau adalah awal akan hadirnya

kejayaan diatas pertiwi.”

Sekian booklet ini kami susun, semoga dapat dimanfaatkan sebaik mungkin serta

dikembangkan untuk setinggi – tingginya manfaat bagi orang banyak.

Bandung, Maret 2013

Tim Kaderisasi IMMG 2013

Page 46: Panduan Dasar MPAB IMMG

#catatan