pandu adi cahya 270110110060 geologi d
TRANSCRIPT
MAKALAH GEOLOGI TEKNIK
“KARAKTERISTIK GEOLOGI WILAYAH SURABAYA”
Disusun Oleh :
Pandu Adi Cahya
270110110060
Geologi D
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji serta Syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya akan
membahas mengenai karakteristik geologi serta geologi teknik daerah Surabaya
Makalah ini dibuat dengan berbagai studi literatur dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu saya juga mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Jatinangor, 10 April 2014
Pandu Adi Cahya
(270110110060)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................
..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................
..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
..........................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah..................................................................................
..........................................................................................................................2
BAB II ISI.................................................................................................................
..................................................................................................................................3
2.1 Kondisi geologi Kota Surabaya...........................................................................
..................................................................................................................................3
2.2 Bentuk Morfologi Kota Surabaya........................................................................
..................................................................................................................................5
2.3 Kondisi Tanah, Air, dan Penggunaan Lahan Kota Surabaya...............................
..................................................................................................................................6
2.4 Surabaya merupakan Wilayah Tak Tahan Gempa...............................................
..................................................................................................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................
..................................................................................................................................7
ii
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
..................................................................................................................................7
3.2 Kritik & Saran......................................................................................................
..................................................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi memberikan banyak sekali manfaat kepada manusia, salah satunya
adalah ilmu pengetahuan. Sebagai mahasiswa yang mempelajari ilmu kebumian
atau lebih dikenal dengan istilah geologi, keanekaragaman atau fenomena yang
terjadi di bumi kita ini merupakan hal yang menarik untuk diamati dan dikaji
lebih lanjut.
Surabaya merupakan kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah
ibukota Jakarta. Surabaya juga merupakan pusat pertumbuhan dan kegiatan
industri, kependudukan, ekonomi maupun pemerintahan di Jawa Timur. Kota ini
memiliki karakteristik geologi yang menarik untuk diamati, yang nantinya akan
mengacu kepada pengaplikasian dari ilmu geologi teknik terhadap kota tersebut.
Seperti yang kita tahu, geologi teknik adalah pengaplikasian dari ilmu geologi
dalam praktek rekayasa enjiniring (engineering practice) yang bertujuan
memastikan faktor-faktor geologi yang mempengaruhi lokasi, desain, konstruksi,
dan perawatan enjiniring yang telah dikenali dan diperhitungkan secara matang
(American Geological Institute dalam Attewell & Farmer, 1976)
Seorang pakar geologi Surabaya, Amien Widodo menyatakan bahwa
Surabaya merupakan sebuah wilayah yang tidak memiliki ketahanan akan gempa.
Pernyataaan tersebut didukung oleh karakteristik geologi Kota Surabaya itu
sendiri yang sebagian besar kondisi tanahnya bersifat lunak. Sehingga pada
makalah ini masalah yang akan dikaji yaitu mengenai karakteristik geologi kota
Surabaya terutama dari segi geologi teknik-nya.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana kondisi geologi Kota Surabaya?
1
2. Bagaimana bentuk morfologi Kota Surabaya?
3. Bagaimana kondisi tanah, air dan penggunaan lahan Kota Surabaya?
4. Mengapa Surabaya dikatakan wilayah yang tak tahan gempa?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Geologi Teknik.
2. Sebagai salah satu bentuk perhatian mahasiswa terhadap kebencanaan
yang terjadi di negeri kita ini.
3. Memberikan sedikit informasi mengenai karakteristik geologi Kota
Surabaya
2
BAB II
ISI
2.1 Kondisi Geologi Kota Surabaya
Kondisi tanah di daerah Surabaya sebagian besar berupa tanah landform
aluvial yang bersifat lunak. Aluvial sendiri merupakan sejenis tanah liat, halus dan
dapat menampung air hujan yang tergenang1. Endapan aluvial tersebut terbentuk
akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen dan
pada umumnya sangat subur dan cocok apabila digunakan untuk bercocok tanam.
Endapan aluvial menyebar ke sebagian besar wilayah Surabaya. Untuk
ukurannya mulai dari lempung hingga berangkal dan umumnya aluvial tersebut
bersifat lepas. Endapan ini diendapkan secara tidak selaras atau menindih formasi-
formasi batuan lainnya dan keterbentukannya masih berlanjut hingga sekarang.
Disisi lain tepatnya pada sisi barat Kota Surabaya, daerahnya berupa
perbukitan yang tinggi akan kandungan kapur. Sehingga daerah barat kota
tersebut kurang baik jika digunakan sebagai lahan pertanian.
Di bagian kota lama, yaitu kecamatan-kecamatan Wonokromo, Sawahan,
Genteng, Tegal Sari, Gubeng, Tambaksari, Simokerto, Semampir, Pabean
Cantikan, Krembangan, dan Bubutan, tebal tanahnya ±10 – 18 meter dan terletak
di atas dasar tanah liat. Demikian perkiraan pondasi bangunan harus mencapai
kedalaman 25 – 30 meter.
Berikut dilampirkan gambar peta geologi daerah surabaya yang diambil dari
lembar Peta Geologi Bersistem Indonesia Lembar Surabaya dan Sapulu guna
melihat penyebaran batuan daerah tersebut.
1 Diakses dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Alluvium
3
4
Gambar 1 : Peta geologi daerah Surabaya dalam lembar Peta Geolog Surabaya &
Sapulu (skala tidak sesuai dengan lembar peta aslinya)
4
Berdasarkan peta yang tertera pada halaman sebelumnya satuan
geologi daerah Surabaya diklasifikasikan menjadi 4 daerah yaitu :
Endapan aluvial (Qa) yang penyebaran di sebagian besar wilayah
Surabaya mulai dari bagian utara, selatan, timur dan di daerah sekitar
pesisir pantai. Selain itu, terdapat dua buah antiklin yang membujur ke
arah barat-timur yaitu antiklin lidah dan antiklin guyangan. Formasi Lidah
(Tpl) persebarannya meliputi sebagian daerah Wonokromo, Sawahan,
Dukuh Pakis, Lakarsantri, Wiyung dan Karangpilang. Terdapat juga
formasi Pucangan (Qtp) yang penyebarannya relatif ke arah barat dan
selatan yang meliputi daerah Dukuh Pakis, Sawahan, Sukomanunggal
Tandes, Wiyung, Lakarsantri, Karangpilang dan Gubeng, Formasi kabuh
(Qpk) meliputi sebagian wilayah Kecamatan Rungkut, Wonocolo,
Tenggilis, Wiyung, Karangpilang, Lakarsantri, Tandes, Sukomanunggal,
Benowo dan Dukuh Pakis. Kondisi Geologi yang menarik di Surabaya
adalah Mud Volcano (gunung lumpur) yang terletak pada Gunung anyar.
Keberadaanya berkaitan dengan minyak dan gas bumi, struktur patahan,
dan potensi bencana.
2.2 Bentuk Morfologi Kota Surabaya
Sebagian besar daerah Surabaya merupakan daerah dataran rendah,
yang mencapai sekitar 80% dari luas daerahnya. Sedangkan sisanya 20%
merupakan daerah perbukitan yang bergelombang rendah. Dataran rendah
tersebut memiliki ketinggian < 10 mdpl serta mempunyai kemiringan
pernukaan sebesar < 3%. Dataran rendah tersebut sebagian besar terbentuk
oleh endapan aluvial yang terdiri dari endapan sungai dan endapan pantai.
Endapan sungai umumnya terdiri dari pasir. Sedangakan endapan pantai
tersebut bisa terdiri dari lempung, lempung berpasir, lanau maupun ada
yang menyebutnya lempung berlanau. Karena terbentuk oleh endapan
pantai maka pada tanahnya terdapat sisipan tipis yang mengkilat yang
pada umumnya adalah kepingan kerang. wilayah penyebaran daerah
perbukitan bergelombang rendah meliputi daerah Lakarsantri dan
5
Kecamatan Karangpilang. Jika diperkirakan kurang lebih ketinggian bukit
hanya mencapai 30 meter dari permukaan laut dan kemiringannya hanya
sebesar 5 – 15%.
2.3 Kondisi Tanah, Air, dan Penggunaan Lahan Kota Surabaya
Surabaya memiliki tanah yang umumnya bertekstur halus dengan kelerengan
yang rendah sekitar, 0 – 3% sehingga kecepatan aliran air permukaannya rendah.
Pada daerah dataran rendah Surabaya jarang sekali ditemukan erosi kecuali
didaerah perbukitan yang bergelombang. Namun, kondisi drainase yang
ditunjukkan dengan seringnya tanah yang menjadi jenuh terhadap kandungan air,
sehingga daerahnya diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, wilayah yang tidak pernah
tergenang, tergenang sementara, dan tergenang terus menerus.
Kondisi air di wilayah Surabaya terbilang buruk yang dikarenakan daerah ini
sebagian besar masih mengandalkan air sumur serta air sungai yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari maupun sebagian lahan pertanian, yang dimana
kondisi airnya sudah banyak tercemar oleh limbah industri atau rumah tangga.
Sebagian besar lahan di daerah Surabaya sudah banyak yang digunakan sebagai
pemukiman, industri maupun tempat wisata. Hanya di Surabaya bagian selatan
yang masih dapat dijumpai lahan pertanian.
2.4 Surabaya Merupakan Wilayah Tak Tahan Gempa
Kondisi tanah yang sangat buruk membuat Surabaya dikatakan sebagai
wilayah tak tahan gempa. Sebagian besar tanah di wilayah tersebut mempunyai
komposisi aluvial yang bersifat lunak yang mengakibatkan terjadinya amplifikasi,
sehingga ketika gempa itu terjadi maka dapat meluluh lantahkan bangunan yang
ada. Selain itu, banyak kontruksi bangunan di daerah Surabaya yang tidak
didesain dengan bangunan yang tahan gempa. Seperti banyak bangunan yang
berdiri saat ini hanya didesain dengan menggunakan tumpukan bata dan
berkolom-kolom. Seharusnya bangunan ideal harus melalui proses cor agar kuat
terhadap guncangan gempa. Wilayah Surabaya sendiri juga dilalui dua patahan,
yaitu patahan Rembang yang berada hingga ke timur sampai Kota tuban dan
5
Lamongan, kemudian patahan sepanjang kota Mojokerto hingga Pasuruan yang
membuat wilayah tersebut diperkirakan akan terkena gempa kembali dengan
kondisi kerusakan yang sama dan di titik yang sama pula.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alasan Surabaya dikatakan sebagai wilayah yang tak tahan akan gempa
sebagian besar disebabkan oleh karakteristik geologi pada daerah itu sendiri.
Tanah yang mempunyai komposisi aluvial sehingga bersifat lunak, daerahnya
dilalui dua jalur patahan sehingga mempunya potensi terkena gempa pada titik
yang sama. Selain itu kebanyakan desain kontruksi yang dibuat tidak ideal
sehingga tidak mempunyai ketahanan akan gempa.
3.2 Kritik & Saran
Melihat karakteristik geologi pada daerah Surabaya yang seperti itu, dalam
artian sangat rentan apabila terkena gempa mengingat sebagian besar komposisi
tanahnya tersusun atas aluvial. Seharusnya kontruksi bangunan pada daerah
tersebut dibuat seideal mungkin yang memiliki ketahanan akan gempa.
7
DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, 1986, Peta Geologi Bersistem Indonesia Lembar Surabaya dan Sapulu skala 1 : 100.000, PUSLITBANG Geologi, Bandung.
Wongsosantono, 1978, Latar Belakang Geologi Perkembangan Kota Surabaya,
PUSLITBANG Geologi, Bandung.
Anonym. 2013. Alluvium. [online]. Tersedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Alluvium
7