pakan alami alternatif sebagai solusi dalam pengembangan budidaya ikan betutu (oxyeleotris...

Upload: syaiful-ramadhan-harahap

Post on 07-Mar-2016

77 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Budidaya Perairan

TRANSCRIPT

  • i

    z

    PAKAN ALAMI ALTERNATIF SEBAGAI SOLUSI DALAM

    PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata. Blkr.)

    (Studi Kasus : Budidaya Ikan Betutu di Desa Teluk Dalam Kecamatan Kuala Indragiri

    Kabupaten Indragiri Hilir)

    OLEH :

    SYAIFUL RAMADHAN HARAHAP, S.Pi, M.Si.

    NIDN. 1013068302

    Disampaikan dalam Seminar Kampus Fakultas Pertanian UNISI Kamis, 23 Oktober 2014

    PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI

    TEMBILAHAN

    2014

  • ii

    PRAKATA

    Alhamdulillahirabbilaalamin, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Penyayang. Tanpa karunia-Nya, mustahillah

    makalah ini terselesaikan tepat waktu mengingat tugas dan kewajiban lain yang

    bersamaan hadir.

    Terselesaikannya penulisan makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan

    beberapa pihak. Karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada Rektor

    Universitas Indragiri Hilir, Ketua Lembaga Penelitian UNISI, Dekan Fakultas

    Pertanian UNISI dan seluruh rekan dan mahasiswa/i di lingkungan Fakultas

    Pertanian UNISI. Semua bentuk bantuan, motivasi, saran dan kemudahan yang

    telah diberikan benar-benar bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan

    makalah ini.

    Meskipun telah berusaha untuk menghindari kesalahan, penulis menyadari

    juga bahwa kesalahan dan kekurangan makalah ini pasti ditemukan. Oleh karena

    itu, penulis berharap agar pembaca berkenan menyampaikan kritikan dan saran

    yang konstruktif. Kritik merupakan perhatian agar dapat menuju kesempurnaan.

    Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat membawa manfaat bagi para

    pembaca dan seluruh stakehoder sebagai salah satu informasi mengenai budidaya

    ikan Betutu.

    Sekian, Terima Kasih.

    Syaiful Ramadhan Harahap, S.Pi, M.Si.

    Oktober 2014

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    PRAKATA

    DAFTAR ISI

    DAFTAR GAMBAR

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

    1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................. 3

    II. IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata. Blkr. )

    2.1. Taksonomi dan Morfologi ....................................................................... 4

    2.2. Jenis dan Daur Hidup ............................................................................... 5

    2.3. Habitat dan Tingkah Laku ........................................................................ 5

    2.4. Kebiasaan Makan ..................................................................................... 6

    2.5. Pertumbuhan Ikan Betutu ......................................................................... 7

    2.6. Kualitas Air dan Lingkungan Kolam ....................................................... 8

    III. PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI

    ALTERNATIF DALAM BUDIDAYA IKAN BETUTU

    (Oxyeleotris marmorata. Blkr. )

    3.1. Gambaran Umum Daerah Budidaya ........................................................ 10

    3.2. Laju Pertumbuhan Spesifik Ikan Betutu Oxyeleotris

    marmorata (Blkr.) ................................................................................11

    3.3. Laju Pertumbuhan Panjang Harian Ikan Betutu Oxyeleotris

    marmorata (Blkr.) .................................................................................... 12

    3.4. Laju Konsumsi Pakan Harian Ikan Betutu Oxyeleotris marmorata (Blkr.) .................................................................................... 14

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1. Kesimpulan .............................................................................................. 16

    4.2. Saran ......................................................................................................... 16

    DAFTAR PUSTAKA

  • iv

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    1. Ikan Betutu Oxyeleotris marmorata (Blkr.) 4

    2. Jenis Pakan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata. Blkr.) 7

    3. Batas Administrasi Daerah Penelitian 10

    4. Laju Pertumbuhan Spesifik Ikan Betutu 11

    5. Laju Pertumbuhan Panjang Harian Ikan Betutu 13

    6. Laju Konsumsi Pakan Harian Ikan Betutu 14

  • 1

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kabupaten Indragiri Hilir terletak di pantai Timur pulau Sumatera,

    merupakan gerbang selatan Propinsi Riau yang dikelilingi perairan berupa sungai-

    sungai besar dan kecil, parit, rawa dan laut. Kabupaten Indragiri Hilir memiliki

    perairan yang relatif luas yaitu sebesar 7.207 Km sehingga memiliki potensi yang

    sangat besar untuk dikembangkan menjadi sentra perikanan baik perikanan

    tangkap maupun budidaya. Hal ini dapat dilihat dari hasil produksi perikanan laut

    maupun air tawar pada tahun 2009 yang mencapai 41.002,19 ton (Pemkab Inhil,

    2013).

    Salah satu wilayah yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi

    salah satu sentra perikanan adalah Kecamatan Kuala Indragiri. Potensi tersebut

    meliputi laut, sungai, estuaria dan rawa, yang membuka peluang bagi masyarakat

    dalam mengembangkan usaha budidaya ikan dalam kolam, jaring maupun

    keramba. Besarnya potensi produksi perikanan di daerah ini juga terlihat dari hasil

    produksi perikanan yang mencapai 5.875,26 ton pada tahun 2009, dimana salah

    satu komoditas ikan yang menjadi andalan adalah ikan Betutu Oxyeleotris

    marmorata (Blkr.) atau di daerah ini lebih dikenal dengan nama ikan Bakut (DKP

    Kab. Inhil, 2013).

    Ikan Betutu Oxyeleotris marmorata (Blkr.) merupakan ikan air tawar yang

    memiliki nilai ekonomis penting karena merupakan salah satu komoditas

    perikanan yang diekspor ke Malaysia, Singapura dan Hongkong dengan harga

    yang cukup tinggi (Hermawan, 2004). Harga ikan Betutu ukuran konsumsi adalah

    Rp. 125.000,-/kg, sedangkan harga ikan Betutu untuk diekspor bisa mencapai Rp.

    300.000,-/kg (Kudsiah, 2008). Tingginya harga ikan Betutu disebabkan cita

    rasanya yang lezat, daging yang putih dan empuk serta memiliki kandungan nilai

    gizi yang cukup tinggi. Daging ikan Betutu mengandung protein (9-22%), lemak

    (0,1-20%), mineral (1-3%), vitamin, lecithin, guanine dan sedikit mengandung

    kolesterol (Arief, 2009).

    Permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap ikan ini menyebabkan

    tingkat eksploitasi lebih cepat dibandingkan dengan rekruitmennya. Hal ini

  • 2

    disebabkan permintaan ikan Betutu (benih dan ukuran konsumsi) masih

    dipenuhi dari hasil tangkapan di perairan umum, bila keadaan ini terus berlanjut,

    dikhawatirkan akan merusak kelestariannya. Salah satu upaya dalam mengatasi

    masalah tersebut adalah dengan melakukan budidaya. Pada sistem budidaya,

    faktor yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan. Sedangkan faktor yang

    mempengaruhi pertumbuhan adalah pakan. Belum ditemukannya pakan yang

    sesuai dan disukai ikan Betutu menjadi salah satu kendala dalam kegiatan

    pembudidayaannya.

    Pakan alami dan segar saat ini masih merupakan pakan utama yang

    digunakan dalam budidaya ikan Betutu. Lie dalam Sudrajat (2002) menyatakan

    bahwa ikan Betutu banyak mengkonsumsi pakan yang hidup (ikan dan udang)

    dibandingkan dengan yang mati, tetapi ketika merasa lapar maka ikan Betutu

    akan memakan pakan mati. Pemberian ikan hidup dan mati memberikan pengaruh

    yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan Betutu berbobot 6,9 g, tetapi kedua jenis

    pakan tersebut memberikan pertumbuhan yang lebih baik daripada cincangan

    daging bekicot (Udayana, 1989).

    Benih ikan Betutu dengan bobot rata-rata 16,24 g yang diberi cacahan

    daging ikan nila (Oreochromis niloticus), menghasilkan pertumbuhan sebesar

    0,48-0,98% dan kelangsungan hidup sama yaitu antara 29,02-45,53% (Soebandi,

    1991). Eriyani (1991) menyatakan bahwa benih ikan Betutu dengan bobot rata-

    rata 3,8 mg diberi Nauplii Artemia menghasilkan pertumbuhan 7,24-10,16% dan

    kelangsungan hidup 94,72%. Ikan Betutu yang diberi Daphnia mencapai

    pertumbuhan 2,33-3,02% dan kelangsungan hidup 43,14-72,16% (Singgih, 1991).

    Jenis pakan tersebut dalam penyediaannya sering mengalami kesulitan karena

    bergantung kepada keadaan alam dan harga yang relatif mahal. Oleh karena itu,

    perlu diketahui pakan alami yang disukai dan dapat mendukung kelangsungan

    hidup dan pertumbuhan yang tinggi dengan harga yang lebih ekonomis.

    Pemberian pakan alami yang mudah dan murah merupakan salah satu usaha untuk

    meningkatkan produksi ikan Betutu secara intensif dan optimal.

    Berdasarkan uraian diatas, perlu diketahui jenis pakan alami alternatif

    sebagai pakan utama yang disukai dan dapat mendukung kelangsungan hidup dan

    pertumbuhan tinggi dengan harga yang lebih ekonomis dibandingkan dengan

  • 3

    penggunaan pakan hidup. Makalah ini akan menjabarkan mengenai pengaruh dari

    pemberian pakan alami alternatif berupa ikan dan udang rucah terhadap

    pertumbuhan ikan Betutu Oxyeleotris marmorata (Blkr.).

    1.2. Identifikasi Masalah

    Pakan merupakan faktor yang memegang peranan sangat penting dan

    menentukan dalam keberhasilan usaha perikanan. Ketersediaan pakan merupakan

    salah satu faktor utama untuk menghasilkan produksi maksimal. Syarat pakan

    yang baik adalah mempunyai nilai gizi yang tinggi, mudah diperoleh, mudah

    diolah, mudah dicerna, harga relatif murah dan tidak mengandung racun. Secara

    alami pakan utama dari ikan Betutu adalah ikan-ikan kecil, krustasea dan moluska

    yang masih hidup. Namun saat ini yang menjadi pakan utama ikan Betutu dalam

    budidaya adalah pakan alami bentuk cincangan daging (Sudrajat, 2002).

    Kecamatan Kuala Indragiri sebagai salah satu sentra perikanan di

    Kabupaten Indragiri Hilir memiliki potensi yang besar terhadap ketersediaan ikan

    dan udang rucah. Namun pemanfaatan ikan dan udang rucah yang diperoleh dari

    hasil samping kegiatan perikanan tangkap selama ini belum optimal. Bahkan

    sering sekali ikan dan udang rucah hasil tangkapan tidak dimanfaatkan dan

    dibuang begitu saja. Harganya yang murah menyebabkan para nelayan

    mengaggap ikan dan udang rucah ini sebagai limbah dan tidak memiliki nilai

    ekonomis. Selama ini ikan dan udang rucah hanya dimanfaatkan oleh sebagian

    masyarakat pembudidaya sebagai campuran pellet untuk pakan ikan dengan

    jumlah yang tidak begitu besar.

    Potensi ketersediaan ikan dan udang rucah yang melimpah di Kecamatan

    Kuala Indragiri Kabupaten Indragiri Hilir dapat dijadikan sebuah peluang dan

    alternatif ketersediaan pakan dalam kegiatan budidaya ikan Betutu di daerah ini.

    Sehingga diharapkan dapat menjadi solusi pengganti pakan hidup yang kurang

    ekonomis.

  • 4

    II. IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata. Blkr. )

    2.1. Taksonomi dan Morfologi

    Ikan Betutu mempunyai kemiripan dengan ikan Gabus baik bentuk

    maupun sifatnya sehingga masuk dalam golongan Goboidae (satu Familia dengan

    ikan Gabus). Klasifikasi ikan Betutu menurut Axelrod dalam Mulyono (2001)

    adalah sebagai berikut:

    Phylum : Chordata

    Sub-Phylum : Craniata

    Super-Class : Gnatostomata

    Class : Osteichthyes

    Super-Ordo : Teleostei

    Ordo : Percomorphodei

    Sub-Ordo : Gobiformes

    Familia : Eleotridae

    Genus : Oxyeleotris

    Spesies : Oxyeleotris marmorata. Blkr.

    Gambar 1. Ikan Betutu Oxyeleotris marmorata (Blkr.)

    Mulyono (2001) juga mengungkapkan bahwa tanda atau ciri morfologi

    spesifik yang dimiliki oleh ikan Betutu Oxyeleotris marmorata (Blkr.) adalah

    sebagai berikut:

    1. Bentuk badan bulat dan panjang seperti torpedo

    2. Badan bagian depan bundar dan bagoian belakang agak pipih

    3. Kepala rendah, mata besar ayng dapat bergerak, dan mulut lebar

    4. Perut luas dan sirip punggung terdiri atas dua bagian

  • 5

    5. Sisik sangat kecil, halus dan lembut sehingga tampak hampir tidak bersisik

    6. Warna badan kekunng-kuningan-kuningan dengan bercak-bercak hitam

    keabu-abuhan seperti di batik

    7. Bagian ventral berwarna putih

    8. Panjang maksimum 50 cm dan dapat mencapai berat 7 kg/ekor.

    2.2. Jenis dan Daur Hidup

    Wahyuningrum (1991) menyatakan bahwa sampai saat ini telah ditemukan

    7 (tujuh) jenis ikan Betutu antara lain Oxyeleotris marmorata. Blkr. (yang banyak

    dicari dan harganya mahal), Oxyeleotris urophthalmus. Blkr, Oxyeleotris

    urophthalmoides. Blkr, Oxyeleotris sineolatus. Blkr., Oxyeleotris heterodon.

    Seen., Oxyeleotris fimbriatus. Weber., dan Oxyeleotris ereuntris. E.

    Ikan Betutu yang hidup di alam bebas memiliki periode pemijahan yang

    relatif pendek dengan frekuensi lebih dari satu kali dalam setahun, yaitu pada awal

    dan pada akhir musim hujan. Ikan Betutu melakukan pemijahan tidak sendiri-

    sendiri, tetapi secara berkelompok. Ikan Betutu jantan dan ikan Betutu betina

    yang sudah matang kelamin (matang gonad) bersama-sama bermigrasi ke daerah-

    daerah yang banyak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan air yang berdaun atau yang

    berbatang halus sebagai persiapan untuk meletakkan telur-telurnya. Di tempat-

    tempat tersebut, ikan Betutu melakukan pemijahan dan bertelur. Ikan Betutu

    umumnya menempelkan telur-telumya pada substrat berupa tumbuhan air.

    Namun, tidak jarang juga menempelkan telur-telurnya pada benda-benda lain

    yang berada di perairan, misalnya kayu, bebatuan, dan lain-lain (Mulyono, 2001).

    2.3. Habitat dan Tingkah Laku

    Ikan Betutu di alam aslinya hidup di air tawar, seperti di sungai-sungai, di

    rawa-rawa, di telaga-telaga, di danau-danau, dan di waduk-waduk. Ikan-ikan

    Betutu yang masih kecil sampai ukuran 100g lebih senang tinggal di perairan

    yang dangkal, sedangkan yang sudah besar lebih suka tinggal didaerah yang

    arusnya tidak terlalu deras. Ikan Betutu senang tinggal di perairan yang banyak

    ditumbuhi tumbuh-tumbuhan air seperti enceng gondok (Eichornia crassipes),

    kayu apu (Pistia. Sp), ganggeng (Hydrilla. Sp.), kangkung (Ipomoea. Sp.), dan

  • 6

    lain-lain. Ikan Betutu juga banyak dijumpai di perairan yang memiliki derajat

    kesamaan (pH) air yang agak rendah (5,56,5) meskipun juga dapat ditemukan di

    air netral dengan pH 77,5. Ikan Betutu dapat hidup dengan baik pada temperatur

    air berkisar antara 19-29C, bahkan dapat beradaptasi dengan baik sampai pada

    suhu air 30C (Mulyono, 2001).

    Berbeda dengan ikan-ikan lain, menurut Mulyono, (2001) ikan Betutu ini

    sangat tahan terhadap kadar Amoniak dan kadar CO2 yang cukup tinggi. Hal ini

    sangat menguntungkan dalam usaha budidaya, terutama dalam usaha pembesaran.

    Ikan Betutu termasuk ikan labirin sehingga ia dapat menyerap O2 langsung dari

    udara. Dengan demikian, ikan Betutu sangat tahan terhadap kondisi air yang

    kurang oksigen. Hal ini sangat menguntungkan dalam hal transportasi/pengiriman

    ke tempat yang jauh.

    Ditinjau dari aktivitasnya, ikan Betutu golongan ikan nocturnal yaitu aktif

    mencari makan pada malam hari. Ikan Betutu banyak dijumpai didasar-dasar

    perairan dan sangat jarang dijumpai berenang ke permukaan, kecuali pada saat

    menderita sakit. Ikan Betutu menyukai tempat-tempat berlubang seperti timbunan

    batu/kayu atau lubang lain seperti potongan pipa pralon, tempayan, atau kaleng

    yang tenggelam. Ikan Betutu termasuk ikan yang sangat jinak dan jarang bergerak

    sehingga mudah di tangkap. Walaupun demikian, ikan Betutu juga mampu

    bergerak cepat, terutama pada saat lapar dan melihat mangsa lewat didepannya.

    Ikan Betutu yang lapar akan melesat dengan cepat dengan mulut terbuka dan

    menyergap mangsanya (Wahyuningrum, 1991).

    2.4. Kebiasaan Makan

    Ikan Betutu termasuk ikan Karnivora dan sangat menyukai jenis pakan

    hidup. Meskipun terkesan ikan pemalas, Betutu dapat memburu mangsanya

    (predator). Dalam mencari pakan, ikan Betutu tergolong kanibal, dimana jenisnya

    sendiri yang masih kecil akan dilahap jika dalam keadaan lapar.

    Makanan ikan Betutu terdiri atas ikan-ikan kecil, udang liar tawar, remis,

    cacing dan organisme lain yang lebih kecil yang dapat dimangsa. Ikan Betutu juga

    dapat diberi pakan yang terdiri atas ikan mati atau bangkai hewan lain. Namun

    jika masih ada jenis pakan hidup dalam jumlah banyak, ikan Betutu akan memilih

    pakan yang hidup tersebut. Ikan Betutu yang belum sangat lapar tidak akan keluar

  • 7

    untuk memburu mangsanya. Makanan utama larva ikan Betutu adalah plankton

    seperti rotifera, sufosutoria, dan mikro-planktonlain. Setelah berumur beberapa

    hari dan sudah lebih besar, anak-anak ikan Betutu akan berganti jenis pakan, yaitu

    berupa zooplankton yang lebih besar seperti Moina. sp., Dapnia. Sp., dan

    Bosmina Sp. Pada saat ia lebih besar lagi (3-7 cm), anak-anak ikan Betutu akan

    Memangsa Artemia Sp., larva Chironomit, cacing sutera (Tubifex), dan lain-lain.

    Pada waktu sudah mencapai ukuran fingerling (diatas 9 cm), ikan Betutu akan

    memangsa anak-anak ikan yang lebih kecil ataupun cacahan isi perut ikan. Hal ini

    menunjukkan bahwa ikan Betutu menyesuaikan pakan dengan lebar bukaan

    mulutnya (Mulyono, 2001). Beberapa jenis pakan ikan Betutu disajikan pada

    Gambar 2.

    Gambar 2. Jenis Pakan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata. Blkr.)

    Widiyati dalam Mulyono (2001) melakukan uji lapang pemijahan ikan

    Betutu. Uji coba tersebut memperoleh hasil bahwa ikan Betutu betina ukuran 400

    g yang diberi pakan buatan dengan kandungan protein 47 % selama 3 bulan akan

    memiliki fekunditas 40.000 butir telur. Ikan Betutu muda akan dibiarkan induknya

    untuk mencari makan sendiri. Anak-anak ikan Betutu ini akan dewasa pada umur

    20-24 bulan. Setelah dewasa, ikan-ikan Betutu ini akan mencari pasangannya

    untuk mengadakan pemijahan.

    2.5. Pertumbuhan Ikan Betutu

    Ikan Betutu memiliki pertumbuhan yang sangat lambat. Untuk mencapai

    ukuran konsumsi, ikan Betutu membutuhkan waktu sekitar 24-30 bulan. Sehingga

    pembudidayaan ikan Betutu disarankan dibagi 3 tahap, yaitu pembenihan sampai

  • 8

    ukuran fingerling, kemudian dijual ke pengusaha pendederan sampai ukuran 80-

    120 g. Selanjutnya, benih ikan tersebut dijual ke pengusaha pembesaran.

    Pengusaha pembesaran akan memelihara dan membesarkan benih ikan ukuran

    100 g sampai ukuran konsumsi ( 400 g ke atas). Lamanya pertumbuhan ikan

    Betutu sebenamya sama dengan ikan Gurami, yakni untuk mencapai ukuran

    konsumsi memakan waktu minimal 18-24 bulan (Mulyono, 2001).

    2.6. Kualitas Air dan Lingkungan Kolam

    Ikan Betutu termasuk ikan labirin sehingga tahan terhadap kondisi air yang

    kurang baik, misalnya air kolam yang jarang berganti atau relatif sedikit terjadi

    pergantian air. Ikan Betutu dapat hidup dengan baik pada Ph air 5,5-7,5 dengan

    suhu air berkisar 19-29C (Effendi, I dan K. Sumawidjaja, 2002). Ikan Betutu

    juga cukup tahan terhadap kadar amonia dan ILS yang cukup tinggi dan juga

    tahan terhadap air keruh. Pada suhu air 24C, telur-telur ikan Betutu akan menetas

    dalam waktu 7 hari, pada suhu air 26,5C akan menetas dalam waktu 5 hari, dan

    pada suhu air 28C telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Tavarutmaneegul

    dan Lin (1988) mengadakan uji pemijahan ikan Betutu dengan sistem hipofysasi

    dan didapatkan hasil telur yang dibuahi (dalam akuarium) dapat menetas 90 %

    pada suhu 26-28C.

    Meskipun ikan Betutu tahan terhadap kondisi air yang kurang baik, namun

    air kolam yang digunakan untuk membudidayakan ikan Betutu tersebut sebaiknya

    selalu berganti. Kualitas air kolam yang baik akan mendorong pertumbuhan ikan

    Betutu lebih sempuma. Penggantian air dapat dilakukan dengan cara mengalirkan

    air baru yang bersih ke dalam kolam. Penggantian air kolam sebaiknya dilakukan

    sesering mungkin supaya ikan Betutu yang dipelihara tetap sehat dan lebih cepat

    besar (Wahyuningrum, 1991).

    Lingkungan kolam juga sangat berperan pada keberhasilan budidaya ikan

    Betutu. Lingkungan kolam yang tenang dan tidak sering terganggu oleh adanya

    kegiatan-kegiatan di sekitar kolam akan membuat ikan Betutu dapat hidup lebih

    optimal. Dasar kolam diusahakan agar ditumbuhi tanaman air, misalnya tumbuhan

    Hidryla dan Salvinia. Di dalam kolam pemeliharaan ikan Betutu sebaiknya juga

    disediakan tempat-tempat persembunyian berupa potongan-potongan pipa

  • 9

    paralon, potongan bambu, tumpukan kayu, atau ban bekas agar ikan Betutu yang

    dipelihara dapat berlindung dan bersembunyi sehingga merasa lebih nyaman dan

    aman (Mulyono, 2001).

  • 10

    III. PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI ALTERNATIF DALAM

    BUDIDAYA IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata. Blkr. )

    3.1. Gambaran Umum Daerah Budidaya

    Kecamatan Kuala Indragiri memilki luas wilayah 513,61 Km2 atau 51,361

    Ha dengan batas-batas administrasi sebagai berikut :

    - Sebelah Utara dengan Kecamatan Gaung Anak Serka dan Mandah

    - Sebelah Selatan dengan Kecamatan Tanah Merah

    - Sebelah Barat dengan Kecamatan Tembilahan dan Kecamatan Batang

    Tuaka

    - Sebelah Timur dengan Kecamatan Concong

    Kecamatan Kuala Indragiri terdiri dari 1 (satu) kelurahan yaitu Kelurahan

    Sapat dan 7 (tujuh) desa yaitu Desa Tanjung Lajau, Sungai Bela, Sungai Buluh,

    Perigi Raja, Teluk Dalam, Sungai Piai dan Tanjung Melayu dengan ibukota

    Kecamatan berada di Kelurahan Sapat (www.inhilkab.go.id, 2013). Letak

    administrasi Kecamatan Kuala Indragiri dapat dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 3. Batas Administrasi Daerah Penelitian

  • 11

    Desa Teluk Dalam merupakan satu dari delapan desa yang terdapat di

    Kecamatan Kuala Indragiri. Luas wilayah Desa Teluk Dalam 10,17% dari luas

    wilayah Kecamatan Kuala Indragiri (www.inhilkab.go.id, 2013). Desa Teluk

    Dalam memilki beberapa aliran anak sungai yang masih terjaga kondisi

    perairannya dan diprediksi memiliki kondisi alam, habitat dan kualitas air yang

    sesuai dengan kondisi optimal bagi pertumbuhan ikan Betutu.

    3.2. Laju Pertumbuhan Spesifik Ikan Betutu Oxyeleotris marmorata (Blkr.)

    Pertumbuhan adalah perubahan ikan, baik berat badan maupun panjang

    dalam waktu tertentu (Satyani, 2010). Perlakuan pemberian pakan ikan rucah dan

    udang rucah pada ikan Betutu yang dipelihara selama 56 hari di keramba jaring

    hapa menunjukkan bahwa ikan Betutu mengalami pertumbuhan, hal ini terlihat

    dari perubahan (bertambahnya) berat tubuh maupun panjang ikan Betutu.

    Laju pertumbuhan spesifik adalah laju pertumbuhan harian atau persentase

    pertambahan bobot ikan setiap harinya. Peningkatan pertumbuhan dapat diketahui

    melalui peningkatan laju pertumbuhan dan laju pertumbuhan spesifik. Laju

    pertumbuhan spesifik ikan Betutu yang diberi pakan alami alternatif dapat dilihat

    pada Gambar 4.

    Gambar 4. Laju Pertumbuhan Spesifik Ikan Betutu

    Gambar 4 memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan laju pertumbuhan

    spesifik ikan Betutu baik yang diberikan pakan alternatif berupa ikan rucah

    maupun yang diberi pakan udang rucah selama 56 hari periode pengamatan. Laju

  • 12

    pertumbuhan spesifik ikan Betutu dengan rata-rata terendah terjadi pada periode

    pengamatan hari ke-14 penelitian yaitu 0,979% untuk perlakuan pakan alternatif

    berupa ikan rucah dan 0,936% untuk perlakuan pakan alternatif berupa udang

    rucah. Sedangkan Laju pertumbuhan spesifik ikan Betutu dengan rata-rata

    tertinggi terjadi pada periode pengamatan hari ke-56 penelitian yaitu 2,193%

    untuk perlakuan pakan alternatif berupa ikan rucah dan 1,533% untuk perlakuan

    pakan alternatif berupa udang rucah.

    Menurut Widyati (2009) nilai laju pertumbuhan spesifik menjelaskan

    bahwa ikan mampu memanfaatkan nutrien pakan untuk disimpan dalam tubuh dan

    mengkonversinya menjadi energi. Hal ini berarti bahwa laju pertumbuhan spesifik

    ikan Betutu dengan perlakuan pakan alami alternatif berupa ikan dan udang rucah

    yang mengalami kenaikan selama penelitian menunjukkan bahwa ikan Betutu

    mampu memanfaatkan nutrien pakan untuk disimpan dalam tubuh dan

    mengkonversinya menjadi energi. Energi ini digunakan oleh ikan Betutu untuk

    metabolisme dasar, pergerakan, produksi organ seksual, perawatan bagian-bagian

    tubuh serta pergantian sel-sel yang telah rusak dan kelebihannya digunakan

    untuk pertumbuhan (Aggraeni, 2013).

    Pemberian pakan berupa cincangan ikan rucah memberikan hasil terbaik

    dibandingkan dengan pemberian pakan cincangan udang rucah. Hal ini

    disebabkan oleh kandungan nilai gizi ikan rucah yang cukup lengkap, karena ikan

    rucah berasal dari berbagai jenis ikan dengan kandungan protein dan nutrisi yang

    berbeda-beda. Subagio et al., (2003) menyatakan bahwa ikan rucah yang terdiri

    dari ikan pari, cucut, tembang, kuniran, rebon, selar dan krisi memiliki kandungan

    nilai gizi yang cukup lengkap sehingga sangat baik untuk digunakan sebagai

    sumber pakan alami alternatif untuk kegiatan budidaya dengan harga yang relatif

    lebih ekonomis. Shahidi dalam Neviana (2007) menemukan bahwa kisaran

    kandungan protein yang berasal dari cincangan daging ikan rucah berkisar antara

    11-27%.

    3.3. Laju Pertumbuhan Panjang Harian Ikan Betutu Oxyeleotris marmorata

    (Blkr.)

    Laju pertumbuhan panjang harian ikan Betutu yang diberi perlakuan pakan

    cincangan ikan rucah dan cincangan udang rucah di dalam keramba jaring hapa

  • 13

    selama 56 hari penelitian didapati mengalami kenaikan. Laju pertumbuhan

    panjang harian ikan Betutu disajikan pada Gambar 5.

    Gambar 5. Laju Pertumbuhan Panjang Harian Ikan Betutu

    Gambar 5 memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan laju pertumbuhan

    panjang harian ikan Betutu baik yang diberikan pakan alternatif berupa ikan rucah

    maupun yang diberi pakan udang rucah selama 56 hari periode pengamatan.

    Analog dengan laju pertumbuhan spesifik, nilai laju pertumbuhan panjang harian

    ikan Betutu dengan rata-rata terendah terjadi pada periode pengamatan hari ke-14

    penelitian yaitu 0,054% untuk perlakuan pakan alternatif berupa ikan rucah dan

    0,041% untuk perlakuan pakan alternatif berupa udang rucah. Sedangkan laju

    pertumbuhan panjang harian ikan Betutu dengan rata-rata tertinggi terjadi pada

    periode pengamatan hari ke-56 penelitian yaitu 0,077% untuk perlakuan pakan

    alternatif berupa ikan rucah dan 0,065% untuk perlakuan pakan alternatif berupa

    udang rucah.

    Pakan alami alternatif berupa cincangan daging yang berasal dari ikan

    rucah yang telah dicuci bersih dan dipisahkan dari durinya lebih baik dalam

    meningkatkan pertambahan panjang harian ikan Betutu. Rahmadhani (2000)

    menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan pertumbuhan panjang harian dari

    benih ikan Betutu yang diberi pakan ikan rucah segar yang dicuci bersih dan

    dipisahkan dari tulang dan durinya dengan perlakuan pemberian pakan sekali

    sehari dengan dosis 3% dari bobot total ikan.

  • 14

    3.4. Laju Konsumsi Pakan Harian Ikan Betutu Oxyeleotris marmorata (Blkr.)

    Laju konsumsi pakan harian adalah untuk mengetahui jumlah pakan yang

    dikonsumsi (%) perhari selama penelitian yaitu 56 hari. Hasil perhitungan laju

    konsumsi pakan harian ikan Betutu selama penelitian dapat dilihat pada Gambar

    6.

    Gambar 6. Laju Konsumsi Pakan Harian Ikan Betutu

    Gambar 6 memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan laju konsumsi pakan

    harian dari ikan Betutu baik yang berupa ikan rucah maupun udang rucah selama

    56 hari periode pengamatan. Laju konsumsi pakan harian dengan nilai rata-rata

    terendah terjadi pada periode pengamatan hari ke-14 penelitian yaitu 30,776%

    untuk pakan alternatif berupa ikan rucah dan 33,131% untuk pemberian pakan

    alternatif berupa udang rucah. Sedangkan laju konsumsi pakan harian tertinggi

    terjadi pada periode pengamatan hari ke-56 penelitian yaitu 42,396% untuk

    perlakuan pakan alternatif ikan rucah dan 47,455% untuk perlakuan pakan

    alternatif udang rucah.

    Hasil ini berbanding terbalik dengan hasil analisa laju pertumbuhan

    spesifik dan laju pertambahan panjang harian dari ikan Betutu. Dimana diperoleh

    bahwa laju pertumbuhan spesifik dan laju pertambahan panjang harian tertinggi

    dari ikan Betutu disebabkan oleh pakan alternatif berupa cincangan ikan rucah.

    Hal ini mengindikasikan bahwa nilai nutrisi dan gizi pada cincangan ikan rucah

    diprediksi memiliki komposisi yang lebih tinggi dan lengkap dibandingkan

    dengan cincangan udang rucah yang digunakan selama penelitian. Sehingga

  • 15

    meskipun laju konsumsi pakan harian berupa cincangan udang rucah lebih tinggi

    dibandingkan dengan cincangan ikan rucah, namun pengaruhnya terhadap laju

    pertumbuhan spesifik dan laju pertumbuhan panjang harian lebih rendah

    dibandingkan dengan ikan Betutu yang mengkonsumsi cincangan ikan rucah.

    Car dalam Sudrajat (2002) menyatakan bahwa cincangan udang (rebon)

    memiliki daya tarik (attractiveness) yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan.

    Hal ini disebabkan oleh filtrat dari kulit udang memiliki nilai attractant yang

    tinggi sehingga lebih cepat menyebar dan terdeteksi oleh ikan. Meskipun

    demikian, pengaruh pakan cincangan udang terhadap laju pertumbuhan spesifik

    dan laju pertumbuhan panjang harian tetap tergantung kepada kondisi pakan dan

    komposisi nutrisi yang terkandung dalam pakan tersebut. Car dalam Sudrajat

    (2002) juga menambahkan bahwa benih ikan Betutu yang diberi perlakuan pakan

    berupa udang dalam kondisi kering ternyata pertumbuhanya jauh lebih rendah

    dibandingkan jenis pakan lainnya dalam kondisi basah dan segar.

    Pertumbuhan ikan erat kaitannya dengan ketersediaan nutrisi dan gizi

    dalam pakan, karena nutrisi dan gizi merupakan sumber energi bagi ikan yang

    sangat dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan. Sesuai dengan Widyati (2009) yang

    menyatakan bahwa jumlah nutrisi akan mempengaruhi pertumbuhan ikan. Tinggi

    rendahnya nutrisi dipengaruhi oleh kandungan protein dan kandungan energi

    non-protein yang berasal dari karbohidrat dan lemak.

  • 16

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1. Kesimpulan

    Pemberian pakan alami alternatif berupa ikan rucah dan udang rucah

    memiliki pengaruh terhadap laju pertumbuhan spesifik, laju pertumbuhan panjang

    harian dan laju konsumsi pakan harian ikan Betutu. Pemberian pakan alami

    alternatif berupa cincangan ikan rucah memberikan hasil yang terbaik pada laju

    pertumbuhan spesifik sebesar 1,672%/hari, laju pertumbuhan panjang harian

    sebesar 0,065% /hari. Dibandingkan dengan perlakuan pemberian pakan alami

    alternatif berupa cincangan udang rucah yaitu 1,232%/hari untuk laju

    pertumbuhan spesifik dan 0,139%/hari untuk laju pertumbuhan panjang harian.

    Rata-rata laju konsumsi pakan harian terbaik terdapat pada perlakuan pemberian

    pakan alami alternatif cincangan udang rucah dibandingkan dengan laju konsumsi

    pakan harian untuk perlakuan cincangan ikan rucah dengan nilai masing-masing

    4,111%/hari dan 3,743%/hari. Hal ini menunjukkan bahwa nilai nutrisi dan gizi

    pada cincangan ikan rucah memiliki komposisi yang lebih tinggi dan lengkap

    dibandingkan dengan cincangan udang rucah yang digunakan selama penelitian.

    4.2. Saran

    Dalam melakukan pembudidayaan ikan Betutu di dalam keramba jaring

    hapa dengan memberikan pakan alami alternatif berupa ikan dan udang rucah,

    perlu untuk memperhatikan kualitas ikan dan udang rucah yang akan diberikan.

    Kondisi kualitas ikan rucah dan udang rucah yang masih segar diprediksi akan

    lebih berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ikan Betutu. Pemantauan

    terhadap parameter kualitas air yaitu suhu, pH dan oksigen terlarut juga perlu

    untuk diperhatikan karena memiliki indikasi pengaruh terhadap pertumbuhan ikan

    Betutu yang dibudidayakan.

  • 17

    DAFTAR PUSTAKA

    Aggraeni, N.M dan N. Abdulgani. 2013. Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan

    Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Betutu (Oxyeleotris

    marmorata) Pada Skala Laboratorium. Jurnal Sains dan Seni Pomits, Vol.

    II(1), 197-201.

    Arief, M., Triasih, I. dan W.P. Lokapirnasari. 2009. Pengaruh Pemberian Pakan

    Alami dan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Betutu

    (Oxyeleotris marmorata Bleeker). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan,

    Vol. I(1), 51-57.

    Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indragiri Hilir. 2013. Potensi Perikanan

    Kabupaten Indragiri Hilir. Dipetik 12 2, 2013, dari

    http://www.inhilkab.go.id/index.php/Potensi-Daerah/perikanan-

    kelautan.html

    Eriyani. 1991. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Betutu,

    Oxyeleotris marmorata (Blkr.), yang Diberi Pakan Naupli Artemia.

    Skripsi, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 41 hal.

    Hermawan, M. Zairin. dan Raswin, M.M. 2004. Pengaruh Pemberian hormon

    Tiroksin pada Induk Terhadap Metamorfosa dan Kelangsungan Hidup

    Larva Ikan Betutu, Oxyeleotris marmorata (Blkr.). Jurnal Akuakultur

    Indonesia, Vol. III.

    Kudsiah, H. dan A. Nur. 2008. Efisiensi Usaha Pembesaran Ikan Betutu dengan

    Pemberian Berbagai Bentuk Pakan dari Ikan Sepat Rawa dan Udang

    Rucah. Jurnal Sains dan Teknologi, Vol. VIII.

    Mulyono, D. 2001. Budi Daya Ikan Betutu. Kanisius. Yogyakarta. 68 Hal.

    Neviana, Y. 2007. Edible Film Berbahan Dasar Protein Surimi Ikan Rucah.

    Skripsi Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan dan

    Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. (tidak diterbitkan).

    Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir. 2013. Kondisi Umum Wilayah Kabupaten

    Indragiri Hilir. Dipetik 12 2, 2013, dari

    http://www.inhilkab.go.id/index.php/Profil/kondisi-umum.html

    Rahmadhani, D. 2000. Kelangsungan Hidup Ikan Betutu Oxyeleotris marmorata

    (BLKR.), yang Dipelihara di Kabupaten Serang dan Bogor. Skripsi

    Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

    Institut Pertanian Bogor. (tidak diterbitkan).

  • 18

    Singgih, R. 1991. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Betutu Oxyeleotris

    marmorata (Blkr.), yang Diberi Pakan Daphnia sp. Skripsi, Fakultas

    Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 42 hal.

    Soebandi, N. 1991. Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan Efisiensi Pemberian

    Pakan Benih Ikan Betutu, Oxyeleotris marmorata (Blkr.) yang Diberi

    Pakan Cacahan Daging Ikan Nila, Oreochromis niloticus Trewavas.

    Skripsi, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 38 Hal.

    (tidak diterbitkan)

    Sudrajat, A.O. dan I. Effendi. 2002. Pemberian Pakan Buatan Bagi Benih Ikan

    Betutu, Oxyeleotris marmorata (BLKR.). Jurnal Akuakultur Indonesia,

    Vol. I(3), 109-118.

    Udayana, D. 1989. Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Makanan terhadap

    Pertumbuhan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata Bleeker). Karya Ilmiah,

    Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 38 Hal.

    Wahyuningrum, R. 1991. Perkembangan Larva Ikan Betutu (Oxyeleotris

    marmorata. Blkr.) yang dipelihara di Kolam dan Tangki. Tesis, Fakultas

    Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 88 hal. (tidak diterbitkan).

    Widyati, W. 2009. Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila (Orechromis niloticus) yang

    Diberi Berbagai Dosis Enzim Cairan Rumen Pada Pakan Berbasis Daun

    Lamtorogung Leucaena leucophala. Skripsi. Program Studi Teknologi dan

    Manajemen Perikanan Budidaya. Institutut Pertanaian Bogor. (tidak

    diterbitkan).

  • 19

    BIOGRAFI PENULIS

    A. Identitas Diri

    1 Nama Lengkap Syaiful Ramadhan Harahap, S.Pi, M.Si.

    2 Jenis Kelamin Laki-laki

    3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

    4 NIPY 1083 13 237

    5 NIDN 1013068302

    6 Tempat dan Tanggal Lahir Tanjungbalai, 13 Juni 1983

    7 E-mail [email protected]

    8 Nomor HP 0852 78 38 1332

    9 Alamat Kantor Program Studi Budidaya Perairan Fakultas

    Pertanian Jl. Propinsi Parit 1 Tembilahan Hulu

    Indragiri Hilir-Riau 29213

    10 Nomor Telepon / Faks (0768) 324918 / (0768)22418

    11 Lulusan yang Telah Dihasilkan -

    12 Mata Kuliah yg Diampu

    1. Manajemen Kualitas Air

    2. Planktonologi

    3. Dasar Oseanografi

    4. Rekayasa Wadah Budidaya

    B. Riwayat Pendidikan

    S-1 S-2

    Nama Perguruan Tinggi Universitas Riau Universitas Riau

    Bidang Ilmu Ilmu Kelautan Ilmu Lingkungan

    Tahun Masuk-Lulus 2001-2005 2005-2007

    Judul Skripsi/Tesis Estimasi Sebaran CHL-a

    dengan Menggunakan Data

    Digital dari Kamera Digital

    dan Citra Digital Terra MODIS

    di Perairan Teluk Jakarta.

    Penyusunan Algoritma

    Penduga Konsentrasi

    CHL-a dari Citra Kamera

    Digital.

    Nama Pembimbing 1. Dr. Ir. Joko Samiaji, M.Sc.

    2. Ir. Fauzi, M.Si.

    1. Prof. Dr. Ir. Thamrin,

    M.Sc.

    2. Dr. Ir. Sofyan Husein

    Srg, M.Phill.

    C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

    (Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)

    No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

    Sumber* Jml (Juta Rp.)

    1 2012 Kajian Kualitas Air di Sekitar

    Penambangan Pasir Laut Dusun

    Sungai Injap Kelurahan Terkul

    Kecamatan Rupat Kabupaten

    Bengkalis

    BAPPEDA

    Kab.

    Bengkalis

    10.500.000

  • 20

    2 2012 Kajian Kapasitas Asimilasi Perairan

    Sungai Rokan Desa Rantau Bais

    Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

    PT. CPI 15.850.000

    D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

    No. Tahun Judul Pengabdian Kepada

    Masyarakat

    Pendanaan

    Sumber* Jml (Juta Rp.)

    1 2011 Pendampingan Teknis Penyusunan

    RTRW Kabupaten Indragiri Hilir

    Dirjen

    Penataan

    Ruang

    Kementeriaan

    Pekerjaan

    Umum

    10.500.000

    2 2012 Focus Group Discussion Potensi

    dan Peluang Pengembangan

    Kegiatan Budidaya Perikanan di

    Kecamatan Kuala Indragiri

    Kabupaten Indragiri Hilir

    BALITBANG

    Propinsi Riau

    2.500.000

    E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Alam 5 Tahun Terakhir

    No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/No

    mor/Tahun

    1. Kajian Kualitas Air di Sekitar

    Penambangan Pasir Laut Dusun Sungai

    Injap Kelurahan Terkul Kecamatan

    Rupat Kabupaten Bengkalis

    Perikanan dan

    Lingkungan, ISSN :

    2301-4962,

    1/1/2012

    2. Kajian Kapasitas Asimilasi Perairan

    Sungai Rokan Desa Rantau Bais

    Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

    Perikanan dan

    Lingkungan, ISSN :

    2301-4962,

    1/1/2012

    F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

    No. Nama Pertemuan

    Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah

    Waktu dan

    Tempat

    - - - -

    G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

    No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit

    - - - - -

    H. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir

    No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

    - - - - -

  • 21

    I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya

    dalam 5 Tahun Terakhir

    No.

    Judul/Tema/Jenis

    Rekayasa Sosial

    lainnya yang Telah

    Diterapkan

    Tahun Tempat Penerapan Respon

    Masyarakat

    1 BKPRD RTRW

    Kabupaten Indragiri

    Hilir

    2011 Kabupaten Indragiri

    Hilir

    Baik

    J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir

    (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

    No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

    Penghargaan Tahun

    1 Piagam Penghargaan Technical Assistance

    Peningkatan Budaya Meneliti Program

    Hibah Kompetisi (PHK) A2 Jurusan Ilmu

    Kelautan FAPERIKA UNRI

    Universitas

    Riau 2005

    2 Piagam Penghargaan Peserta Seminar

    Penyelamatan dan Pelestarian Daerah Aliran

    Sungai Siak

    Pemprov. Riau dan

    Forum DAS Siak 2005

    3 Piagam Pemuncak I Program Pascasarjana

    Se-Universitas Riau

    Universitas

    Riau 2007

    4 Piagam Penghargaan Pendidikan dan

    Pelatihan Penyusunan Program Hibah

    Kompetisi Berbasis Institusi (PHK-I)

    Perguruan Tinggi di Riau dan Kepulauan

    Riau

    Universitas

    Riau 2007

    5 Piagam Penghargaan Panitia Seminar

    Optimalisasi Sumber Daya Pertanian dan

    Perspektif Pembangunan Berkelanjutan

    Untuk Kesejahteraan Masyarakat

    Dewan Pertimbangan

    Presiden 2009

    6 Piagam Pelatihan Applied Aproach (AA) +

    Soft Skill & Caracter Building Kopertis Wilayah X 2010

    7 Piagam Pelatihan Metode Penelitian dan

    Penulisan Ilmiah Bidang Exsacta

    Universitas Islam

    Indragiri 2010

    8 Piagam Penghargaan Panitia Seminar

    Lingkungan Keanekaragaman Hayati, Masa

    Depan Bumi Kita

    Program

    PascasarjanaUniversitas

    Riau

    2010

    9 Piagam Pelatihan Diseminasi Penyusunan

    Proposal Penelitian dan Pengabdian pada

    Masyarakat untuk PTS di Lingkungan

    Kopertis Wilayah X

    Kopertis Wilayah X 2011

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

    dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

    dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

  • 22

    Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

    persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.

    Tembilahan, Oktober 2014

    Pengusul,

    (Syaiful Ramadhan Harahap, S.Pi, M.Si.)

    NIDN. 1013068302