paham-paham baru dan kesadaran kebangsaan di asia-afrika

30
PAHAM-PAHAM BARU DAN KESADARAN KEBANGSAAN DI ASIA-AFRIKA A. Paham-Paham Baru 1. Nasionalisme Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Nasionalisme diartikan sebagai suatu sikap politik dan sosial dari kelompok suatu bangsa yang memiliki kesamaan kebudayaan, bahasa, dan wilayah serta persamaan cita- cita dan tujuan. Dengan demikian, kelompok tersebut merasakan adanya kesatuan mendalam terhadap kelompok bangsa itu. Negara-negara pemula penganut paham nasionalisme adalah Inggris, Jerman, dan Italia. Tokoh-tokoh Asia yang menjadi pelopor paham Nasionalisme antara lain adalah Soekarno dari Indonesia, Jawaharlal Nehru dari India, Dr. Sun Yat Sen dari Cina, dan lain-lain. 2. Liberalisme Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kemerdekaan, terutama kemerdekaan individu. Paham ini berkembang sangat pesat di kota-kota besar Eropa. Pendukungnya adalah kaum Borjuis dan kaum terpelajar kota. Aliran liberalisme tidak memiliki ikatan yang kuat. Peranan kaum Borjuis semakin besar setelah industri dan perdagangannya menjadi mata pencaharian penting. 3. Pan islamisme

Upload: sopwan-hadi

Post on 03-Jan-2016

613 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

PAHAM-PAHAM BARU DAN KESADARAN KEBANGSAAN DI ASIA-AFRIKA

A. Paham-Paham Baru

1. Nasionalisme

Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke

berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Nasionalisme diartikan sebagai suatu sikap politik dan sosial dari kelompok suatu

bangsa yang memiliki kesamaan kebudayaan, bahasa, dan wilayah serta persamaan cita-cita

dan tujuan. Dengan demikian, kelompok tersebut merasakan adanya kesatuan mendalam

terhadap kelompok bangsa itu.

Negara-negara pemula penganut paham nasionalisme adalah Inggris, Jerman, dan Italia.

Tokoh-tokoh Asia yang menjadi pelopor paham Nasionalisme antara lain adalah Soekarno

dari Indonesia, Jawaharlal Nehru dari India, Dr. Sun Yat Sen dari Cina, dan lain-lain.

2. Liberalisme

Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kemerdekaan, terutama kemerdekaan

individu. Paham ini berkembang sangat pesat di kota-kota besar Eropa. Pendukungnya adalah

kaum Borjuis dan kaum terpelajar kota. Aliran liberalisme tidak memiliki ikatan yang kuat.

Peranan kaum Borjuis semakin besar setelah industri dan perdagangannya menjadi mata

pencaharian penting.

3. Pan islamisme

Pan Islamisme adalah suatu paham yang bertujuan untuk mempersatukan umat Islam

sedunia. Paham ini dalam bahasa Arabnya disebut dengan Al Jami’ah al Islamiyah yang

dicetuskan oleh seorang Afghanistan bernama Jamaluddin al Afgani (1839–1897). Namun,

ada yang berpendapat bahwa paham ini telah ada pada diri tokoh perubahan dari Mesir

bernama Al-Tahtawi (1801 – 1873). Jamaluddin al Afghani menyaksikan bagaimana bangsa

Barat terutama Inggris ikut campur dalam urusan negara-negara Islam. Oleh karena itu,

beliau mengajak kaum muslim untuk kembali pada Alquran dan Hadits, juga menyerukan

untuk berjuang melawan imperialisme Barat untuk merebut kemerdekaan bangsa dan tanah

air.

Page 2: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

Kehidupan Perkotaan dengan Muncul dan Berkembangnya Pergerakan Nasional

Indonesia

Kehidupan perkotaan dan munculnya pergerakan nasional Indonesia awalnya

dipengaruhi oleh kehidupan dari kolonial yang berasal dari eropa, dimulai oleh golongan

terpejajar, golongan profesional seperti guru, dokter, dan peranan pers Indonesia.

a. Muncul dan berkembangnya Pergerakan Nasional

Muncul dan berkembangnya pergerakan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari

dalam maupun dari luar, yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh dari dalam (internal)

· Kenangan kejayaan masa lampau, misalnya kejayaan kerajaan Sriwijaya, dan

Kerajaan Majapahit.

· Penderitaan dan kesengsaraan akibat imperialisme dari kaum penjajah.

· Muncunya golongan cendekiawan yag berasal dari sekolah dalam negeri buatan

belanda, dan dari sekolah di luar negeri, maupun cendekiawan dari negeri belanda.

· Kemajuan dibidang politik, sosial- ekonomi, dan kebudayaan, yaitu munculnya partai-

partai poltik, pengahpusan eksploitasi ekonomi asing, dan perlindungan kebudayaan asli

akibat kedatangan budaya dari barat.

2. Pengaruh dari luar (eksternal)

· Kemenangan Jepang atas Rusia (1905).

· Pergerakan kebangsaan India dalm mengahadapi penjajaahan Inggris.

· Gerakan kebangsaan Filipina melawan Spanyol, dan Amerika Serikat.

· Gerakan Nasionalis China yang dipimpin Dr. Sun Yat Sen.

· Pergerakan Turki muda (1908).

· Pergerakan Nasionalisme Mesir, dipimpin oleh Arabhi Pasha (1881- 1882).

Page 3: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

Transformasi Etnik, Terbentuk dan berkembangnya Identitas Kebangsaan Indonesia

Transformasi etnik dan identias kebangsaan indonesia

1.Transformasietnik,terbentuk dan berkembangnya identitas kebangsaan Indonesia

1) Transformasi etnik

Perjuangan etnik-etnik diwilayah Indonesia berlangsung sangat lama. Hal ini disebabkan

masing-masing etnik

hanya mementingkan keselamatan dan kebebasan etniknya sendiri. Bahkan mereka belum

memikirkan hubungan antara etnik satu dengan etnik yang lain nya. Dengan berkembangnya

perlawanan seperti ini mempermudah dan mempercepat proses pendudukan yg dilakukan

oleh pemerintah colonial belanda trhadap wilayah di Indonesia.Mereka dapat memanfaatkan

etnik yg satu untuk etnik yang lainnya.

Gerakan Masyarakat Indonesia Keturunan Cina

Munculnya gerakan nasionalisme di Cina yang dipimpin oleh Dr.SunYatYen, berpengaruh

sangat besar terhadap kehidupan masyarakat keturunan Cina di Indonesia.Dan berbagai

berbagai bentuk usaha yang dibangun oleh masyarakat Cina di Indonesia,dibatasi oleh

pemerintah colonial Belanda.Perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat keturunan China

hampir terjadi diseluruh wilayah Indonesia,seperti di daerah Kalimantan

Barat,JawaBarat,dan daerah-daerah lainnya diwilayah Indonesia.

Dengan demikian, perlawanan masyarakat keturunan Cina diwilayah Indonesia dapat

mempengaruhi kedudukan pemerintah colonial Belanda.

Gerakan Masyarakat Indonesia Keturunan IndoBelanda

Muncul nya masyarakat keturunan Indo Belanda di Indonesia disebabkan karena terjadinya

perkawinan antara orang Belanda dengan pendudukpribumi.Misalnya,laki-laki orang belanda

Page 4: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

kawin dengan perempuan dari kalangan pribumi atau perempuan dari orang belanda kawin

dengan laki-laki dari kalangan pribumi. Melalui perkawinan itulah terlahir masyarakat yang

disebut dengan indo-belanda.

2) PergerakanBersifatKedaerahan

Sejak masuknya kekuasaan bangsa barat (Eropa) ke wilayah Indonesia, telah membawa

perubahan dan bahkan menyebabkan terjadinya kegoncangan dalam kehidupan rakyat

Indonesia.Pada awal abad ke-19,penguasa pemerintah colonial belanda diwilayah Indonesia

mulai mengadakan pembaharuan pada politik colonial.Pembaharuan dalam bidang politik

pemerintah yang dilakukan oleh pemerintah colonial belanda merupakan awal dari praktik

system ekonomi baru.Namun,sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan oleh pemerintah

colonial Belanda itu muncul berbagai perubahan tatanan kehidupan dikalangan ra kyat

pribumi yaitu rakyat Indonesia.Hal ini menjadi penyebab munculnya berbagai gerakan-

gerakan yang bersifat kedaerahan seperti gerakan melawan pemerasaan,gerakan ratu adil dan

lain-lain.

GerakanMelawanPemerasan

Gerakan rakyat melawan pemerasan banyak terjadi didaerah atau di tanah partikelir

(Swasta).Sepanjang abad ke-19,didaerah-daerah seperti itu terjadi pergolakan rakyat

menentang para penindas.Pada awal abad ke-20,kerusuhan-kerusuhan msih terus

berlangsung.Hampir semua kerusuhan terjadi di tanah partikelir disebabkan oleh adanya

pemungutan pajak yang tinggi dan beban pengerahan tenaga kerja paksa yang sangat

berat.Kerusuhan-kerusuhan itu dilakukan oleh rakyat [petani daerah pedesaan tanah

partikelir].Daerah-daerah yg banyak terdapat tanah partikelir yaitu disekitar daerah Jakarta,di

daerah antara Jakarta dngan Bogor,Banten,Karawang,Cirebon,Semarang,Surabaya dan lain-

lain. Munculnya tanah partikelir pada daerah –daerah itu sebagai akibat terjadinya praktik

penjualan tanah yg dilakukan oleh orang-orang belanda sejak dari jaman VOC hingga abad

Page 5: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

ke-19.kerusuhan yg terjadi untuk melawan kaum pemeras seperti di daerah candi udik

(1815),Ciomas(1886),condet Jakarta (1916),tangerang(1924) dan diberbagai daerah lainnya.

Gerakan ratu Adil

Gerakan ini merupakan suatu gerakan rakyat yg membebaskan masyarakatnya dari segala

bentuk penderitaan dan kesengsaraan.Tokoh itu digambarkan sebagai seorg ratu adil atau

Imam Mahdi.Tokoh itu dipercaya oleh masyarakat sebagai juru selamat yang akan

membebaskan masyarakat dari kesengsaraan dan penderitaan hidup.Pda tahun 1903,muncul

pemberontakan dikabupaten sidoarjo (JawaTimur) yg dipimpin oleh kiayi Kasan Mukmin.

Kiayi Kasan Mukmin mengaku sebagai penerima wahyu yg Maha Kuasa untuk memimpin

rakyat dilingkungannya. Didesa bendungan,diwilayah kari sedenan Kediri meletus

pemberontakan rakyat yg dipimpin oleh DERMOJOYO (1907) .Dalam gerakannya

itu,Dermo joyo mengaku mndapat wahyu untuk menjadi ratu adil, sehingga para pengikutnya

hrus bersedia melakukan perjuangan melawan musuh dan akan mengalami kemenangan besar

.

PergerakanBersifat Agama

Gerakan ini dilakukan oleh kelompok-kelompok aliran agama.Munculnya gerakan ini sebagai

akibat rasa tidak puas dan kebencian rakyat terhadap keadaan kehidupan pada masa itu.

Golongan penganut aliran keagamaan ini memandang bahwa pemerintah colonial belanda

dan para pengikutnya merupakan lawanya. Mereka melakukan perlawanan terhadap

kekuasaan yang telah mengekang kehidupannya.

2. PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL DAN TERBENTUKNYA

NASIONALISME DI INDONESIA

a. istilah“ Indonesia “

Page 6: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

Penggunaan kata atau istilah“ Indonesia” menjadi sangat penting didalam pergerakan dan

perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Kata “ Indonesia “ telah dijadikan identitas

nasional yang dapat mempersatukan seluruh pergerakan bangsa di dalam menentang

kekuasaan pemerintah colonial belanda diwilayah Indonesia. Beberapa tokoh yang pernah

mempergunakan istilah“ Indonesia “ dalam tulisannya yaitu :

a) J.R.Logan yaitu seorang pegawai pemerintah Inggris dipenang. Logan menyebutkan istilah

“Indonesia” dalam suatu tulisan pada majalah yang di pimpinnya

b) Earl G.Windsor pada tahun 1850 menyatakan bahwa penduduk dikepulauan nusantara

memiliki potensi yang sangat besardi dalam perdagangan hasil industrinya karena jumlah

penduduk Indonesia merupakan yang terbesar di asia tenggara

c)adapun tokoh-tokoh lainnya yg mempopulerkan istilah”Indonesia” didunia internasinal

seperti Adolf Bastian(1884),Van Volenhoven,SnouckHurgronje,Kern dan lain-lain.

Indentitas nasional melalui kongres pemuda dengan mengucapkan ikrar sumpah pemuda

tanggal 28 oktober 1928.Istilah “Indonesia”,yaitu tercantum dlam isi sumpah pemuda yaitu;

.Kami puteraputeri Indonesia mengaku bertanah tumpah darah satu tanah air Indonesia,

.Kami puteraputeri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia,

.Kami puteraputeri Indonesia menjunjung tinggi bangsa persatuan bangsa Indonesia.

b) Terbentuknya nasionalisme kebangsaan Indonesia

Kekuasaan pemerintah colonial belanda di indonesia dapat menimbulkan terbentuknya

nasionalismeIndonesia.Disamping itu masuknya paham-paham baru dari barat berpengaruh

besar terhadap cara-cara melawan pemerintah colonial belanda.

1)Perkembangan pendidikan

Penyenggaraan pendidikan pda masa pemerintah colonial belanda hanya untuk memenuhi

kebutuhan akan tenaga kerja pda perkantoran milik pemerintah colonial belanda dngan gaji

yg sangat rendah.

2)Diskriminasi

Page 7: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

Diskriminasi dilaksanakan dan berkembang dlam alam penjajahan.Diskriminasi ini dilakukan

untuk dapat membedakan antra penguasa dengan yang di kuasainya. Akibat dari diskriminasi

ini terjadi perbedaan hidup yg mencolok antara penjajah dengan yg dijajah. perbedaan–

perbedaan itu sngat jelas tampak dalam bidang pendidikan,ekonomi.sosial dan budaya.Dalam

bidang pendidikan terlihat dengan sangat jelas terjadinya diskriminasi, karena pendidikan yg

diselenggarakan oleh pemerintah belanda pda saat itu dilatarbelakangi oleh system pelapisan

social.

c)Nasionalisme Indonesia dan perkembangan nasionalisme di Asia Tenggara

Terbentuknya nasionalisme kebangsaan di indonesia dipengaruhi oleh perkembangan paham-

paham baru dari luar wilayah Indonesia.Paham baru yang berkembang diluar wilayah

Indonesia pda masa itu seperti paham nasionalisme.Ini muncul dibeberapa Negara di wilayah

Asia dan Afrika seperti Cina ,Jepang , Negara – Negara di Timur Tengah , Mesir dsb.

Pergerakan nasional di India dimulai lahirnya partai kongres( All Indian National Congres ) .

gerakan – gerakan nasionalisme India yang sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan

Nasional di Indonesia seperti pergerakan Swadesioleh Mahatma Gandhi ,Pendidikan

Santinikentan oleh Rabindranath Tagore . kebangkitan Nasionalisme Cina yang di

pimpinoleh Dr. Sun Yat Sen menentang kekuasaan Dinasti Mandisyu sangat besar

pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat Indonesia.

Strategi Organisasi Pergerakan Kebangsaan Indonesia

Dengan munculnya pengaruh,baik dalam maupun luar dapat mempercepat proses

terbentuknya Nasionalisme kebangsaan Indonesia.

Budi Utomo

Didirikan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 20 mei 1908, yang menjadi hari

pergerakan nasional, organisasi ini bertujuan memajukan pendidikan serta membiayai anak-

anak kurang mampu untuk bersekolah. Organisasi diprakasai oleh lulusan STOVIA termasuk

Dr. Sutomo yang menjadi ketua dan juga Dr. Whidin tentunya.

2. Perhimpunan Indonesia ( PI)

Pada tahun 1922 Indische Veregening diubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia.

Organisasi ini didirikan oleh para pelajar, yang ada di belanda, dan melakukan perjuangan

Page 8: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

non fisik dengan cukup radikal revolusioner. Tokoh- tokohnya antara lain G. Mangun

Kusumo, Muhammad Hatta, Iwa Kusumantri, Sastro Mulyono, dan M. Sartono.

3. Sarekat Islam( SI)

Didirikan di Solo tahun 1911, yang mulanya bernama Sarekat Dagang Islam yang diketuai

oleh Haji Samanhudi tahu 1909. Setelah H. Oemar Said Cokroaminoto menjadi ketua SI yang

dulunya tujuannya melindungi para pedagang kini meluas melindungi seluruh masyarakat.

Dalam SI terdpat perpecahan yaitu adanya SI putih dan SI merah yang akan menjadi PKI.

4. Indische Partij

Partai ini diprakarsai oleh 3 serangkai yaitu Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan

Suwardi Suuryaningrat, berdiri pada tahun 1912. Tujuan partai ini yaitu mempersiapkan

kehidupan berbangsa Indonesia yang merdeka, yang anggotanya masyarakt seluruh wilayah

Indonesia.

5. Partai Komunis Indonesia( PKI )

Di bentuk pada tahun 1920 dari pecahan SI yang di ketuai oleh Semaun dan Darsonoo

sebagai wakilnya, PKI ini awalnya bekerja sama dengan ISDP, organisasi bentukan belanda

yang beraliran marxis, namun berpisah karena tidak disetujui oleh beberapa tokoh- tokoh

belanda, maka banyak terjdi pemberontakan- pemberontakan kepada belanda.

6. Partai Nasional Indonesia( PNI)

Pada tahun 1927, PNI didirikan oleh Ir. Soekarno, Dr. Ciptomangunkusumo, Ir. Anwari,

Sartono SH, Budiarto SH, dan Dr. Samsi. PNI memprakarsai berdirinya PPPKI

( Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Imdonesia). Dasaar perjuangan PNI yaitu

sosio- nasionalis dan sosio- demokratis yang disingkat dengan marhaenisme.

7. Partai Indonesia( Partindo)

Setelah PNI dibubarkan maka Partindo dbentuk pada tahun 1931 dan stelah Soekarno

dibebaskan pada tahun 1937 dari Flores maka ia pun berpartisipasi di Partindo ini.

8. PNI Pendidikan

Page 9: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

Mereka yang tidak menyetujui pembubaran PNI memlih untuk membentuk PNI Pendidikan

yang dipimpin oleh Muhammad Hatta, dan Sutan Syahrir pada tahun 1931, yang berpusat di

Bandung. Prinsip perjuangannya yaitu nonkooperatif.

9. Partai Indonesia Raya (Parindra)

Dibentuk oleh Dr. Sutomo di Surabaya. Tujuan perjuangannya yaitu menyempurnakan

derajat bangsa Indonesia dan tanah air Indonesia dengan melakukan hal- hal yang nyata dan

dapat dirasakan oleh rakyat indonesia seperti pendidikan, koperasi rakyat, mendirikan bank-

bank rakyat dan mendirikan persatuan rakyat.

10. Muhammadiyah

Muhammadiyah merupakan organisasi yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.

Muhammadiyah didirikan oleh KH. Achmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta.

Pengurus Muhammadiyah terdiri atas KH. Achmad Dahlan, Abdullah Sirad, H. Ahmad, H.

Abdurrachman, RH Sorkawi, H. Muhammad, R.H. Jailani, H. Anis dan H.M. Fakih. Bidang

dakwah menjadi kegiatan sekaligus alat perjuangan baik dalam hal keagamaan maupun

nasionalisme. Sampai sekarang muhammadiyah masih berjalan sampai sekarang, dan terus

berkembang.

11. Taman Siswa

Taman siswa berdiri pada tahun 1922 oleh Ki Hajar Dewantara, organisasi ini bertujuan

mengembangkan edukasi kultural, dan juga semangat nasionalisme didalaamnya. Sampai

sekarang Taman Siswa masih berjalan sampai sekarang, dan terus berkembang.

12. Gerakan Pemuda

· Gerakan pemuda yang pertama yaitu Tri koro darmo tanggal 7 maret 1915 di Jakarta.

· Pada tahun 1926 kongres java di solo

· Tahun 9 Desember 1927 adanya Jong Sumatera bond

· Organisaasi kepanduan di solo tahun 1916 atas prakrsa SP Mangkunegoro.

13. Gerakan Wanita

Page 10: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

Inspirasi R.A Kartini menjadi pemikiran bagi pemudi- pemudi di Indonesia untuk melakukan

gerakan- gerakan terbukti dengan adanya kongres- kongres wanita yaitu sebagai berikut:

· Kongres Perempuan I: dihadiri oleh Ny. Sukanto ( wanito utomo), Nyi Hajar

Dewantara( taman siswa), Nona Suyatin( Pemuda Indonesia bagian keputrian), dan lain-

lain.Tujuannya yaitu mempersatukan cita- cita dan memajukan wanita indonesia.

· Konggres Perempuan II: terjadi pada tanggal 20- 24 juli 1935 yang dipimpin oleh Ny.

Sri Mangunsarkoro. Pembicaraan di kongres yaitu perbaikan masyarakat untuk terpisah dari

agama dan politik.

· Kongres Perempuan III: terjadi tanggal 23- 28 juli di Bandung dipimpin oleh Ny.

Emma Puradireja. Di kongres diputuskan undang- undang perkawinan modern, soal politik,

hak pilih wanita dan memutuskan hari ibu pada tanggal 22 desember, yang menambah

kesadaran kaum wamita bahwa ia adalah ibu bangsa.

GAGASAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

1. Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)

Munculnya PPPKI dipelopori oleh Ir. Soekarno. Gagasan munculnya PPPKI ini adalah

sebagai akibat gagalnya gerakan PKI dalam menumbangkan kekuasaan pemerintah kolonial

Belanda. Oleh karena itu, Ir. Soekamo ber-pendapat bahwa pemerintah kolonial Belanda

tidak akan dapat diusir dari wilayah Indonesia tanpa adanya persatuan dan kesatuan di antara

rakyat maupun organisasi-organisasi di wilayah Indonesia. Dalam upaya mewujudkan

pembentukan federasi organisasi-organisasi politik di wilayah Indonesia, maka diadakanlah

suatu pertemuan. Pertemuan itu diselenggarakan di Bandung dari tanggal 17-18 Desember

1927 dan dihadiri wakil dari berbagai organisasi. Wakil-wakil dari PSI, BU, PNI, Pasundan,

Sumateranen Bond, Kaum Betawi dan kelompok studi Indonesia sepakat mendirikan federasi

partai politik yang bernama Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia

(PPPKI).

Setelah PPPKI terbentuk, maka PPPKI berupaya untuk menyelenggara-kan kongres dalam

rangka memantapkan perjuangan untuk mencapai cita-cita Indonesia merdeka. Kongres

PPPKI pertama diselenggarakan di Surabaya pada tanggal 2 September 1928. Dalam kongres

itu wakil-wakil partai politik menyatakan harapannya bahwa kongres itu merupakan

permulaan era baru bagi gerakan kebangsaan Indonesia. Rapat kerja yang diselenggarakan

Page 11: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

pada kongres PPPKI itu membahas masalah pendidikan nasional, bank nasional, dan cara-

cara memperkuat kerja sama. Tokoh-tokoh yang hadir dalam rapat kerja itu di antaranya HOS

Cokroaminoto (PSI), Ir. Soekarno (PNI), Otto Subrata (Pasundan), Muhammad Husni

Thamrin (Kaum Betawi). Tokoh-tokoh tersebut berhasil menyiapkan aksi jangka pendek.

Sementara itu kongres juga berhasil menunjuk Sutomo menduduki jabatan Ketua Majelis

Pertimbangan PPPKI. Namun sebelum PPPKI berhasil menjadi federasi dari kekuatan partai

politik, tiba-tiba pemerintah kolonial Belanda melakukan intervensi terhadap partai-partai

yang bersifat nonkooperasi. Intervensi pemerintah kolonial Belanda itu dapat mempercepat

runtuhnya PPPKI. Maka dalam kongres PPPKI kedua di Solo 25-27 Desember 1929

perpecahan semakin tampak jelas antara golongan moderat dan golongan radikal.

Di samping itu, juga masalah kebangsaan dipersoalkan kembali. Hal ini disebabkan

kelompok Islam tidak mau menerima istilah kebangsaan (alasannya karena yang digabung

pada PPPKI itu hanyalah organisasi dari kelompok nasionalis saja). Namun Ir. Soekarno

sebagai pencetus berdirinya PPPKI menyatakan bahwa istilah nasionalis itu bukan hanya

istilah kebangsaan saja tetapi nasional. Bahkan secara tegas setiap partai menyatakan cita-cita

nasional yaitu bertujuan untuk mencapai Indonesia merdeka /istilah kebangsaan telah itu

tercantum di dalamnya.

Perpecahan yang terjadi dalam PPPKI tidak dapat dihindarkan lagi. Ir. Soekarno yang

dipandang sebagai simbol pemersatu dalam tubuh PPPKI, pada bulan Agustus 1930

dihadapkan pada pengadilan negeri Bandung. la ditangkap setelah menghadiri kongres

PPPKI di Yogyakarta.

2. Kongres Pemuda

a. Latar Belakang Munculnya Kongres Pemuda Indonesia

Perkembangan nasionalisme Indonesia terjadi secara simultan dan tidak menjangkau partai-

partai politik serta organisasi-organisasi pemuda yang berada dalam proses politik yang

makin meningkat. Perhimpunan dan federasi dari berbagai kelompok organisasi tersebut

merupakan salah satu wadah yang diinginkan pada waktu itu, karena hanya melalui

kerjasama dan wadah bersama itu gerakan kebangsaan menjadi lebih kuat.

Page 12: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

Para pelajar dan mahasiswa dari beberapa organisasi mulai bergabung dalam satu wadah

bersama, yaitu Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang didirikan pada tahun

1926. Anggota terbanyak berasal dari mahasiswa fakultas hukum, teknik, dan kedokteran di

Bandung dan Jakarta. Untuk merealisasikan semangat persatuan dalam wadah nasionalisme

itu, mereka menyelenggarakan Kongres Pemuda I pada bulan Mei tahun 1926. Mereka ingin

menyingkirkan perbedaan-perbedaan sempit berdasarkan daerah dan ingin menciptakan

kesatuan seluruh bangsa Indonesia. Maka pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926

diselenggarakan Kongres Pemuda I di Jakarta (Batavia) dengan dipimpin oleh Moh. Tabrahi

dari Jong Java.

Tujuan kongres adalah membentuk badan sentral, memajukan paham persatuan kebangsaan,

dan mempererat hubungan di antara semua per¬kumpulan pemuda kebangsaan.

Kongres diadakan oleh semua perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatera Bond,

Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak dan Jong Islamieten Bond. Mereka

membentuk badan komite yang diketuai oleh Moh. Tabrani dari Jong Java, sekretaris

Jamaluddin Adi Negoro dari Jong Sumatranen Bond dan bendahara Suwarso. Anggota

panitia penyelenggara kongres lain adalah Bahder Johan (Jong Sumatera Bond), Jan Toule

Soulemwir, Paul Pinontoan, Hamami, Sanusi Pane, dan Sarbini.

Dalam buku Verslag Van Hel Eerste Indonesisch }ong Conggres yang diterbitkan oleh

panitia kongres, Moh Tabrani, di dalam karangannya tentang Kongres Pemuda I mengatakan,

"menggugah semangat kerjasama di antara bermacam organisasi pemuda tanah air kita,

supaya dapat mewujudkan kelahiran persatuan Indonesia, di tengah bangsa-bangsa di dunia".

Dalam kongres tersebut Muhammad Yamin dari Jong Sumatranen Bond memberikan

ceramah tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. la mengatakan, tanpa

mengurangi penghargaan terhadap bahasa-bahasa daerah seperti Sunda, Aceh, Bugis,

Madura, Minangkabau, Rotti, Batak dan lain-lain, menurutnya hanya ada dua bahasa yaitu

bahasa Jawa dan bahasa Melayu yang mendukung harapan menjadi bahasa persatuan di masa

depan. Namun menurut keyakinannya, bahasa Melayu lambat laun akan menjadi Bahasa

Persatuan atau Bahasa Pergaulan bagi rakyat Indonesia.

Akan tetapi, pembicaraan mengenai fusi dari semua perkumpulan pemuda tidak

mendatangkan keputusan di dalam kongres. Meskipun demikian, kongres telah memperkuat

cita-cita Indonesia bersatu. Setelah kongres selesai, diadakan konferensi lanjutan pada

Page 13: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

tanggal 15 Agustus 1926 yang dihadiri oleh wakil-wakil Jong Java, Jong Islamieten Bond,

Jong Sumatranen Bond, dan Jong Batak. Koferensi mengambil suatu keputusan, supaya

usaha yang telah dirintis pada Kongres Pemuda Indonesia I dilanjutkan dengan membentuk

fusi pemuda atau federasi pemuda.

b. Kongres Pemuda Indonesia II

Perkumpulan pemuda yang memegang peranan aktif dalam Kongres Pemuda Indonesia II

adalah Pemuda Indonesia dan PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia). Mereka

mengambil inisiatif untuk melaksanakan kongres. Di samping itu, kongres juga dihadiri oleh

Jong Java, Jong Suma¬tranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon dan Jong Batak.

Pemuda Indonesia didirikan di Bandung pada tanggal 20 Pebruari 1927. Para mahasiswa

yang tergabung dalam Algemene Studie Club dan PPPI mendirikan PNI pada tanggal 4 Juli

1927 di Bandung. Mahasiswa-mahasiswa anggota Perhimpunan Indonesia yang telah kembali

dari Belanda antara lain Sartono S.H, Surname S.H, Ir. Soekarno, IT. Anwari, Iskaq S.H,

Budiarto S.H, dan Wiryono S.H. Seperti halnya PNI, Pemuda Indonesia berpaham

kebangsaan Indonesia yang radikal. Mereka menggelarkan semangat kebangsaan atau

nasionalisme Indonesia yang berasaskan persatuan (unitaris) serta bertujuan untuk

memperluas dan menyebarkan ide persatuan Indonesia di kalangan perkumpulan pemuda.

Dengan demikian Pemuda Indonesia adalah perkumpulan pemuda yang bersifat nasionalis

dan meninggalkan sifat-sifat kedaerahannya.

PPPI adalah perkumpulan dari para mahasiswa Recht Shoolgeschar dan STOVIA. Organisasi

ini didirikan pada bulan September 1926 di Jakarta oleh beberapa mahasiswa di antaranya

Sugondo, Suwiryo, Suryono, dan Susalit. Anggotanya terdiri atas para mahasiswa Jakarta dan

Bandung.

Asas PPPI sangat dipengaruhi oleh asas Perhimpunan Indonesia di Belanda, yaitu:

1) Kebangkitan Indonesia;

2) Antitesis kolonial di antara penjajahan dan yang dijajah, nonkooperatif;

3) mendidik para anggotanya dalam memenuhi kewajibannya di masyarakat, yaitu berjuang

untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.

Dengan demikian asas PPPI sama dengan Pemuda Indonesia, yaitu sama-sama meninggalkan

sifat kedaerahan. Oleh karena itu, peranan PPPI dan Pemuda Indonesia sangat besar dalam

Page 14: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

mempelopori cita-cita kesatuan bangsa Indonesia dalam Kongres Pemuda II. Ketua PPPI

pertama adalah Prof. A. Sigit dan kemudian digantikan Sugondo Joyopuspito (juga menjadi

ketua pelaksana Kongres Pemuda II).

Fenyelenggaraan Kongres Pemuda II mengadakan tiga kali rapat. Rapat dilakukan di Gedung

Katholik Jonglingen Bond di Waterloopein. Rapat kedua tanggal 28 Oktober 1928 pagi di

Gedung Oost Java Bioscoop di Koningsplein Noord dan rapat ketiga (rapat terakhir) pada

tanggal 28 Oktober 1928 malam di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat 106 Jakarta.

Dalam rapat ini disetujui usul resolusi yang dirancang oleh Muhammad Yamin, yakni

Sumpah Pemuda yang berisi satu bangsa, satu nusa, dan satu bahasa Indonesia. Rapat dihadiri

oleh sekitar 750 orang yang terdiri atas wakil-wakil perkumpulan pemuda.

Kongres berhasil menetapkan ikrar atau Sumpah Pemuda yang selanjutnya menjadi landasan

perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka. Oleh karena itu, pada malam penutupan

kongres, untuk kali pertama diperdengarkan lagu Indonesia Raya oleh penggubahnya, W.R

Supratman. la menyanyikan lagu tersebut dengan mengguna-kan biola, karena jika

dinyanyikan dengan syaimya kemungkinan akan dilarang oleh polisi. Sejak saat itu lagu

Indonesia Raya diakui sebagai lagu kebangsaan oleh PNI, PPKI, Indonesia Muda, dan hampir

semua perkumpulan Pemuda.

3. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)

a. Petisi Sutarjo

Langkah-langkah baru dalam pergerakan nasional perlu dilakukan karena terjadinya

perubahan situasi. Gerakan-gerakan nonkooperatif jelas tidak mendapat jalan, dan harus ada

di bawah persetujuan pemerintah Hindia Belanda dan Kerajaan Belanda. Oleh karena itu,

rupanya masih ada jalan untuk meneruskan perjuangan lewat Dewan Rakyat. Partai-partai

politik masih ada kesepakatan untuk melakukan aksi bersama, sehingga muncul apa yang

dikenal sebagai Petisi Sutarjo pada tanggal 15 Juli 1936.

Sutarjo mengajukan usul kepada pemerintah Hindia Belanda agar diadakan konferensi

Kerajaan Belanda yang membahas status politik Hindia Belanda. la menginginkan kejelasan

status politik Hindia Belanda dalam 10 tahun mendatang yang berupa status otonomi,

meskipun masih ada dalam batas pasal 1 Undang-undang Dasar Kerajaan Belanda. Hal ini

Page 15: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

dimaksudkan agar tercapai kerja sama yang mendorong rakyat untuk memajukan negerinya

dengan rencana yang mantap dalam menentukan kebijakan politik, ekonomi, dan sosial. Jelas

bahwa petisi ini bersifat moderat dan kooperatif melalui

cara-cara yang sah dalam Dewan Rakyat.

Petisi yang ditandatangani I.J. Kasimo, Ratulangi, Datuk Tumenggung, dan Kwo Kwat Tiong

dapat dipandang sebagai upaya untuk keluar dari jalan sempit yang dilalui para nasionalis.

Berbagai pihak memberikan kritik. Sebagian mengatakan bahwa penganjur petisi itu tidak

ada bedanya dengan r peminta-minta yang minta dikasihani, sedangkan yang lain mengatakan

petisi .itu mengurangi perjuangan otonomi. Pada umumnya pihak Belanda menolak petisi itu

dan Vaderlandse Club (VC) menganggap hal itu terlalu prematur. rPartai Kristen, Partai

Katolik, dan kaum Indo berpandangan bahwa petisi tersebut diajukan pada saat yang tidak

tepat, karena ada masalah-masalah lain yang lebih besar dan sedang dihadapi.

Meskipun dalam Dewan Rakyat lebih banyak menyetujui petisi itu, tetapi peme¬rintah

menganggap masih terlalu prematur dan otonomi yang diusulkan dianggap tidak wajar.

Dengan kata lain, pemerintah tidak menginginkan adanya perubahan yang di¬anggap

membuka peluang yang mengancam runtuhnya bangunan kolonial.

Makin majunya tuntutan para nasionalis membuktikan runtuhnya politik etis yang selalu

didambakan, karena pemerintah masih memegang kuat paternalismenya, sehingga dapat

diramalkan bahwa Petisi Sutarjo itu tidak akan berhasil. Para nasionalis sendiri menganggap

bahwa petisi harus disebarluaskan ke tengah masyarakat. Pada tahun 1938 banyak

diselenggaarakan rapat untuk mendukung petisi itu. Rapat-rapat itu merupakan suatu usaha

gigih yang dilakukan para nasionalis waktu itu.

b. Gabungan Politik Indonesia (GAPI) dan Indonesia Berparlemen

1) Latar Belakang Berdirinya GAPI

Keputusan penolakan Petisi Sutarjo itu sangat mengecewakan para pemimpin nasibnal.

Lebih-lebih kalau dilihat dari lamanya petisi itu meng-gantung sampai dua tahun baru

diberitahukan penolakan, yang sudah barang tentu mengecewakan barisan nasional. Hal ini

jelas melemahkan semangat mereka dan ada tanda-tanda terjadi perbedaan pendapat.

Sebagian mengata¬kan bahwa kegagalan itu karena kemauan kita kurang kuat. Namun perlu

dilihat mengapa kegagalan itu tidak menimbulkan reaksi di pihak pergerakan secara jelas.

Page 16: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

Memang perlu diketahui bahwa saat itu kekuatan pemukul pergerakan sedang dalam keadaan

terikat dan sudah tidak bebas lagi mengayunkan tangannya secara bebas. Mereka hanya mau

menerima kenyataan dan menerima keadaan mengenai kelemahan sendiri sambil mencari

jalan keluar untuk mengatasinya. Aksi secara besar-besaran tidak tampak dan PPPKI yang

sudah ada ternyata tidak mampu menyusun kekuatan baru.

Untuk mengatasi krisis kekuatan nasional ini, Muhammad Husni Thamrin mencari jalan

keluar yang ditempuhnya melalui pembentukan organisasi baru yaitu mendirikan GAPI pada

tanggal 21 Mei 1939. Organisasi ini adalah gabungan dari Parindra, Gerindo, Persatuan

Minahasa, Partai Islam Indonesia, Partai Katolik Indonesia, Pasundan, dan PSII. Dari

banyaknya partai yang tergabung jelas bahwa organisasi itu ingin membentuk satu kekuatan

nasional baru yang lebih efektif dari pada bergerak sendiri-sendiri. Itu semua adalah

dorongan dari dalam yang ingin membentuk wadah bersama guna memobilisasikan kekuatan

massa, sedangkan dorongan dari luar berupa ancaman perang yang segera timbul karena

Jepang sudah bergerak ke Selatan. Kerja sama ini dapat direalisasikan jika rakyat Indonesia

diberi hak-hak baru.

2) Perkembangan GAPI

GAPI hendak mengadakan aksi, menuntut pemerintah dengan mengadakan parlemen yang

disusun dan dipilih oleh rakyat Indonesia dan kepada parlemen itulah pemerintah harus

bertanggung jawab. Jika tuntutan GAPI itu diluluskan oleh pemerintah, GAPI akan mengajak

seluruh rakyat untuk mengimbangi kemurahan hati pemerintah. Itulah jawaban pergerakan

nasional terhadap pemerintah karena penolakan Petisi Sutarjo.

Pada tanggal 24 Oktober 1939, GAPI membentuk badan Kongres Rakyat Indonesia (KRI)

yang bertujuan untuk membahagiakan dan memakmurkan penduduk. Kegiatan GAPI

selanjutnya dilakukan oleh KRI dengan mengadakan kongres-kongres. "Indonesia

Berparlemen" tetap merupakan tujuan utama GAPI, selain memajukan masalah-masalah

sosial-ekonomi. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi, lagu Indonesia Raya menjadi lagu

kebangsaan dan bendera Merah Putih menjadi bendera Indonesia.

Pemerintah memberikan reaksi dingin terhadap resolusi GAPI dan sangat disayangkan karena

ia tidak akan memberi perubahan sebelum perang selesai. Untuk ini semua pemerintah hanya

menjawab dengan membentuk Komisi Visman. Meskipun demikian, GAPI terus menempuh

Page 17: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

demi tercapainya "Indonesia Berparlemen". Jelas bahwa GAPI benar-benar merealisasikan

pikiran rakyat yang mengingin kan negara yang berdiri sendiri.

Untuk lebih mengefektifkan perjuangan GAPI, KRI yang sudah ada itu diubah menjadi

Majelis Rakyat Indonesia (MRI) dalam konferensi di Yogyakarta pada tanggal 14 September

1941. MRI dianggap badan perwakilan segenap rakyat Indonesia yang akan mencapai

kesentosaan dan kemuliaan berdasarkan demokrasi. Kepentingan rakyatlah yang harus

didahulukan di berbagai bidang. Sebagai satu federasi, maka yang duduk dalam dewan

pimpinan adalah GAPI, MIAI, dan PVPN, berturut-turut mewakili federasi organisasi politik,

organisasi Islam, dan Federasi Serikat Sekerja dan Pegawai Negeri.

Setiap organisasi yang menjadi wadah federasi partai politik mempunyai organ-organ

pelaksanaan. Hal ini dapat dibanding-bandingkan antara PPPKI dengan kongres Indonesia

Raya, GAPI dengan KRI, dan Dewan Pimpinan dengan MRI. Organisasi yang terakhir ini

dipandang sebagai bentuk yang paling maju, karena di dalamnya tergabung tidak hanya

organisasi politik, tetapi juga organisasi sosial dan keagamaan. Pemilihan Pengurus Dewan

Pimpinan yang diadakan pada bulan November 1941 memilih Mr. Sartono sebagai ketua.

Persiapan ke arah kongres MRI bulan Mei 1942 sudah dilakukan. Seperti biasanya, organisasi

yang federatif tidak mampu bertahan lama, karena di dalamnya terdapat perbedaan pendapat,

maka satu persatu keluar dari federasi itu. Bulan Desember 1941, PSII keluar dari GAPI.

Meskipun demikian organisasi ini menghadiri Kongres Rakyat Indonesia di Yogya pada

tanggal 13 September 1942 yang juga didukung oleh MIAI, PVPN, Kongres Perempuan

Indonesia, Isteri Indonesia, Perti, PSII, Parindra, Gerindo, Pasundan, PII, PPKI, PAI, NU,

PPBB, Muhammadiyah, PMM, dan Taman Siswa yang semuanya mendukung pendirian

MRI.

c. Komisi Visman

Satu-satunya kaum nasionalis yang dipenuhi oleh pemerintah ialah pembentukan Komisi

Visman pada bulan Maret 1941. Panitia bertugas menyelidiki sampai di mana kehendak

rakyat Indonesia sehubungan dengan perubahan pemerintah. Akan tetapi pelaksanaan komisi

ini sangat men-jengkelkan, karena hasil yang dicapai komisi itu adalah keinginan orang-

orang Indonesia yang hanya menginginkan bahwa Indonesia masih tetap dalam ikatan dengan

Kerajaan Belanda. Dengan kata lain, sebenarnya Komisi Visman ini pun tidak memuaskan

dan boleh dikatakan bahwa komisi ini hanya sekedar memberi angin kaum nasionalis dan

tidak sungguh-sungguh ingin mengadakan perubahan ketatanegaraan bagi Indonesia.

Page 18: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

4. Peristiwa-peristiwa penting dan Kebijakan Keras Pemerintah Kolonial terhadap Indonesia

Indische Partij Menetang Perayaan Kemerdekaan Negeri Belanda. Pada tahun 1913,

merupakan tahun yang ke seratus terbebasnya negeri Belanda dari kekuasaan Perancis.

Pemerintah kolonial Belanda ingin merayakan kemerdekaan negeri Belanda di Indonesia.

Perayaan ini dilakukan dengan memungut dana dari rakyat Indonesia. Mengetahui keinginan

pemerintah kolonial Belanda seperti itu, maka tokoh-tokoh Indische Partij melakukan protes

keras. Protes itu terlihat jelas pada artikel yang ditulis oleh Suwardi Suryaningrat yang

berjudul "Als ik een Nederlanders Was" yang berarti "Andaikan Aku Seorang Belanda."

Berdasarkan tulisan itu, maka ketiga tokoh Indische Partij, yaitu Douwes Dekker, Tjipto

Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda.

Mereka diadili dan kemudian dibuang ke negeri Belanda.

Penyebaran Paham Sosialis oleh ISDV. Seorang pegawai berpaham sosialis dan

berkebangsaan Belanda dipekerjakan pada jawatan perkeretaapian. Tokoh sosialis itu

bernama Sneevliet. la dengan cepat melihat bagaimana keadaan dan kehidupan rakyat

Indonesia di bawah kekuasan pemerintah kolonial Belanda.

Kehidupan rakyat penuh dengan penderitaan dan kesengsaraan, karena dipaksa untuk

melakukan apapun yang menjadi kehendak pemerintah kolonial Belanda. Namun keinginan

untuk memberikan bantuan terhadap rakyat Indonesia sudah tidak mungkin, karena rakyat

Indonesia sudah terianjur anti terhadap orang-orang Belanda. Oleh karena itu, Sneevliet

berusaha untuk dapat berhubungan dengan tokoh-tokoh bangsa Indonesia, agar dapat

menyalurkan pahamnya itu kepada rakyat Indonesia.

Sneevliet sangat beruntung bertemu dengan Semaun, seorang tokoh Sarekat Islam cabang

Semarang. Melalui Semaun ide-ide itu berhasil disalurkan ke masyarakat, sehingga

masyarakat menyadari dan mulai melakukan berbagai gerakan yang menuntut pemerintah

kolonial Belanda. Akibat berkembangnya ide sosial itu, menyebabkan pemerintah kolonial

Belanda memutuskan untuk mengembalikan Sneevliet ke negeri asalnya, Belanda.

Pemberontakan PK1 tahun 1926 dan 1927. Pada tahun 1920 terjadi penggabungan ISDV

dengan Sarekat Islam Merah dan kemudian membentuk partai baru yang bernama Partai

Komunis Indonesia (PKI). Organisasi PKI ini bersifat non-kooperatif dan bergerak sangat

Page 19: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

radikal. PKI dengan cepat berpengaruh di kalangan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, pada

tahun 1926 dan 1927 PKI mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah kolonial

Belanda. Kedua pemberontakan itu mengalami kegagalan. Akibatnya pemerintah kolonial

Belanda mengambil tindakan tegas kepada PKI dan menyatakannya sebagai partai terlarang

di wilayah Hindia Belanda. Selain itu para pemimpinnya banyak yang ditangkap serta

dibuang ke luar negeri, atau ada juga yang berhasil meloloskan dirinya ke luar negeri seperti

ke Rusia maupun ke negeri Belanda.

Propaganda Soekarno melalui PNI. Sejak awal Partai Nasional Indonesia (PNI) terbentuk.

Bung Kamo telah menyadari bahwa untuk melawan kaum imperialisme hendaknya dengan

kekuatan yang seimbang dengan yang dimiliki oleh pemerintah kolonial Belanda.

Perjuangannya adalah untuk mencapai Indonesia Merdeka yang berdasarkan kepada sosio-

nasionalisme , dan sosio-demokrasi.

Propaganda-propaganda yang dilakukan oleh Soekarno melalui PNI ternyata menggoyahkan

kedudukan pemerintah kolonial Belanda. Oleh karena itu. Soekarno bersama para pemimpin

PNI lainnya ditangkap dan diadili di Pengadilan Tinggi Negeri Bandung. Pada Pengadilan

Negeri Bandung itu. Selanjutnya Soekarno memberikan pidato pembelaan yang berjudul

"Indonesia Menggugat". Walaupun demikian, akhirnya pengadilan memutuskan bahwa

Soekarno bersama para pemimpin lainnya dianggap bersalah dan kemudian dijatuhi hukuman

penjara.

e. Tuntutan GAPI tentang Indonesia Berparlemen

Akibat kegagalan perjuangan organisasi-organisasi politik, baik yang bersifat non-kooperasi

maupun kooperasi, beberapa tokoh politik menghimpun suatu kekuatan dan bersepakat untuk

membentuk organisasi baru yang kemudian diberi nama Gabungan Politik Indonesia (GAPI).

Perjuangan GAPI sebagai organisasi politik adalah menuntut Indonesia berparlemen. Hal ini

dimaksudkan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia secara bertahap melalui

parlemen. Namun tuntutan GAPI tidak mendapat tanggapan dari pemerintah pusat Kerajaan

Belanda, karena khawatir daerah jajahannya lepas.

Namun satu-satunya tuntutan kaum nasionalis yang dipenuhi oleh Pemerintah Kerajaan

Belanda adalah pembentukan Komisi Visman pada bulan Maret 1941. Komisi ini bertugas

untuk menyelidiki kehendak rakyat Indonesia sehubungan dengan terjadinya perubahan

pemerintahan. Namun ternyata komisi ini tidak memuaskan kehendak rakyat maupun para

Page 20: Paham-paham Baru Dan Kesadaran Kebangsaan Di Asia-Afrika

pemimpin perjuangan, hingga jatuhnya kekuasaan kolonial Belanda ke tangan pasukan

Jepang. Di samping hal-hal tersebut masih terdapat banyak masalah yang mengakibatkan

pemerintah kolonial Belanda mengambil tindakan tegas, terhadap kaum pergerakan bangsa

Indonesia.