opu (1)

Download opu (1)

If you can't read please download the document

Upload: jeffery-patton

Post on 16-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

zz

TRANSCRIPT

BAB I MAKSUD dan TUJUANI.I. MAKSUDAgar mampu dan terampil dalam pengujian minyak dalam bahan tekstil menggunakan cara soxhlet.I.II TUJUANUntuk menentukan kadar minyak/lemak dalam bahan tekstil dari segala jenis serat/kain.BAB II TEORI DASARII.I. LEMAK ATAU MINYAKLemak dan minyak adalah senyawa trigliserida atau juga disebut trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan ester yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak dan gliserol. Lemak merupakan jenis trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair pada suhu ruang.Menurut Sediaoetama (1985), lemak dan minyak merupakan suatu kelompok dari golongan lipid. Lipid sendiri merupakan golongan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti dietil eter, benzena, kloroform, dan heksana. Karena tergolong dalam lipid, maka lemak dan minyak dapat larut juga dalam pelarut-pelarut nonpolar. Kelarutan lemak dan minyak terhadap pelarut nonpolar tersebut dikarenakan lemak dan minyak mempunyai kepolaran yang sama dengan pelarut tersebut, yaitu nonpolar. Namun, kepolaran suatu senyawa dapat berubah akibat proses kimiawi. Menurut Poejiadi (1994), penggolongan lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan empat hal,yaitu :1.Berdasarkan kejenuhannya. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang rantai hidrokarbonnya terdapat ikatan tunggal. Asam lemak jenuh biasanya mempunyai rantai zig-zag yang sesuai satu dengan yang lain, sehingga gaya tarik van der Waals nya tinggi. Akibat gaya tarik yang tinggi itu, maka biasanya asam lemak jenuh berwujud padat. Sebaliknya, asam lemak tak jenuh mempunyai satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak yang mempunyai lebih dari satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya biasanya terdapat pada tumbuhan dan disebut trigliserida tak jenuh ganda atau polyunsaturated yang cenderung berwujud cair seperti minyak.2.Berdasarkan sifat mengeringnya, klasifikasi ini terutama untuk minyak. Ada jenis minyak yang tidak mengering (non-drying oil). Biasanya minyak yang tidak mengering ini termasuk tipe minyak zaitun (contoh: minyak zaitun dan minyak kacang), tipe minyak rape (contoh: minyak mustard), dan tipe minyak hewani (contoh: minyak sapi). Ada jenis minyak yang setengah mengering (semi-drying oil). Minyak ini mempunyai daya mengering yang lebih lambat, contohnya minyak biji kapas dan minyak bunga matahari. Ada juga minyak yang mengering (drying oil). Minyak ini dapat mengering jika terkena reaksi oksidasi dan dapat berubah menjadi lapisan tebal yang kental dan membentuk seperti selaput apabila dibiarkan di udara terbuka.3.Berdasarkan sumbernya, ada yang berasal dari tanaman (lemak dan minyak nabati), yang umumnya berasal dari biji-biji palawija (contohnya minyak jagung), kulit buah tanaman tahunan (contohnya minyak kelapa sawit), dan biji-biji tanaman tahunan (contohnya minyak kelapa). Ada pula yang berasal dari hewan (lemak dan minyak hewani), yang umumnya berasal dari susu hewan peliharaan, daging hewan peliharaan, serta dari hasil laut (contohnya minyak ikan).4.Berdasarkan kegunaannya, penggolongan ini juga terutama untuk minyak. Secara umum dibagi tiga golongan, yaitu minyak mineral (minyak bumi) yang digunakan sebagai bahan bakar, minyak nabati atau hewani untuk bahan makanan manusia, serta minyak atsiri (essential oil) untuk obat-obatan.Adapun analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan tujuan analisanya. Menurut Sudarmadji (1989), ketiga kelompok tersebut adalah:1.Penentuan kualitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat dalam bahan makanan atau bahan pertanian.2.Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan proses ekstraksinya, atau ada pemurnian lanjutan, misalnya penjernihan (refining), penghilangan bau (deodorizing), dan penghilangan warna (bleaching). Penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya dengan daya tahannya selama penyimpanan, sifat gorengnya, baunya, maupun rasanya. Tolak ukur kualitas ini adalah angka asam lemak bebasnya (free fatty acid atau FFA), angka peroksida, tingkat ketengikan, dan kadar air.3.Penentuan sifat fisik dan kimia yang khas atau mencirikan sifat minyak tertentu. Data ini dapat diperoleh dari angka iodin, angka Reichert-Meissel, angka polenske, angka krischner, angka penyabunan, indeks refraksi titik cair, angka kekentalan, titik percik, komposisi asam-asam lemak, dan sebagainya.KADAR LEMAK/MINYAK DALAM SERAT TEKSTIL CARA SOXHLETKadar lemak/ minyak dalam bahan tekstil adalah perbandingan antara berat minyak/lemak dalam bahan tekstil dengan berat kering mutlak bahan tekstil yang telah dihilangkan minyak/lemak. Prinsipnya minyak/lemak dalam contoh uji diekstrak dengan zat pelarut minyak/lemak dengan menggunakan alat pengekstraksi Soxhlet.Metode ekstraksi soxhlet adalah metode ekstraksi dengan prinsip pemanasan dan perendaman sampel. Hal itu menyebabkan terjadinya pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan diluar sel. Dengan demikian, metabolit sekunder yang ada di dalam sitoplasma akan terlarut ke dalam pelarut organik. Larutan itu kemudian menguap ke atas dan melewati pendingin udara yang akan mengembunkan uap tersebut menjadi tetesan yang akan terkumpul kembali. Bila larutan melewati batas lubang pipa samping soxhlet maka akan terjadi sirkulasi. Sirkulasi yang berulang itulah yang menghasilkan ekstrak yang baik (Harborne, 1987).Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul antibumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih, 1997). III. PERCOBAANIII.I ALAT dan PEREAKSIIII.I.I. ALATSoxhletLabu lemakTabungPenganas listrikOvenEksikatorKertas saringNeraca analitikIII.I.II. PEREAKSIBenzenaEthanolKarbon tetra khloridaTrikhloro etilenaCampuran Etanol : Benzena 1 : 1III.I.III. CARA PENGAMBILANContoh uji sebanyak 5 sampai 10 gram diambil sedemikian rupa sehingga mewakili seluruh contoh bahan.Setiap pengujian diperlukan paling sedikit 2 contoh uji.III.I.IV. CARA UJI KADAR MINYAK/LEMAKPrinsip minyak atau lemak dalam contoh uji diekstrak dengan zat pelarut minyak atau lemak. Dengan menggunakan alat pengekstraksi soxhlet.III.IV. CARA KERJA1.Contoh uji ditimbang, misalnya berat contoh uji a gram2.Keringkan labu lemak yang telah diisi batu didih dalam oven suhu 105-110oC selam 1 jam, lalu dinginkan dalam eksikator selama 15 menit. Timbang labu lemak misalnya berat labu lemak = b gram3.Contoh uji dimasukan dalam kertas saring sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu sirkulasi zat pelarut4.Contoh uji di masukan ke dalam labu soxhlet5.Masukan zat pelarut lemak sebanyak 1,5 atau 2 kali volume labu soxhletyang telah dilengkapi dengan labu ekstraksi, ;lalu pasang dan hubungkan dengan pendingin6.Letakan diatas penangan listrik, alirkan air dingin7.Lakukan ekstraksi sebanyak 6 kali sirkulasi pelarut8.Setelah selesai keluarkan contoh uji, untuk menghilangkan pelarut pada contoh uji, keringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 1105-110oC, lalu dinginkan dalam eksikator selama 15 menit, lalu timbang , misalnya berat contoh uji = c gram9.Pisahkan minyak dari pelarut dengan cara penyulingan sampai pelarut habis10.Ulangi pengerjaan tersebut sampai botol tetap dan terakhir penimbangan misalnya berat labu lemak/labu ekstraksi dan lemak atau minyakBAB IVDISKUSIPada praktikum pengujian kadar lemak atau minyak dalam bahan teksil bertujuan untuk memisahkan kadar lemak murni yang terkandung pada serat atau kain bahan tekstil, sebagaimana kita tau bahwa serat tekstil khususnya serat alam mengandung pigmen serta kotoran kotoran alam salah satu kotoran alamnya yaitu lemak atau wax.Pada proses pengujian kadar lemak atau wax ini akan diangkat atau diambil untuk mendapatkan berapa kandungan lemak yang terdapat pada bahan tekstil. Pengovenan menjadi perhatian khusus pada saat proses karena apabila pengovenan tidak sempurna maka kandungan air akan mempengaruhi berat akhir lemak yang akan dicari.Selain itu saat proses soxhlet juga harus benar-benar diperhatikan karena sirkulasi dari larutan bisa berlebihan dan menyebabkan lemak hilang atau juga didapat berat akhir yang berbeda dengan seharusnya.Pada hasil akhir didapat nilai yang sangat rendah hal ini disebabkan bahan tekstil yang diambil lemaknya telah melewati proses pemasakan, karena proses pemasakan bertujuan menghilangkan kotoran alam maka lemak yang terkandung dalam bahan tekstil pun hanya sedikit dan mungkin hanya sisanya saja.BAB VKESIMPULANDari data dan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian kadar minyak/lemak dalam bahan tekstil dari segala jenis kain atau serat diperoleh kadar labu sebesar 0,0026% dan kadar lemak 0,5179%Hasil yang didapat sangat kecil karena serat atau kain yang di uji telah melewati proses persiapan penyempurnaan.