oleh : annas sedayu - digilib.uns.ac.id/analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum...

59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS TINGKAT MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN SESUDAH PENURUNAN TARIF PAJAK 2008 (Studi Empirirs pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : ANNAS SEDAYU F0308031 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: buique

Post on 02-May-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS TINGKAT MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN

SESUDAH PENURUNAN TARIF PAJAK 2008

(Studi Empirirs pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : ANNAS SEDAYU

F0308031

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

Page 2: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Coins always make sounds but paper moneys are always silent. So, when you value increases you should keep your self silent and humble..

Kita tidak terlalu tua untuk belajar, tetapi kita terlalu tua untuk berpikir mengenainya. Jadi, ketika kita ingin belajar sesuatu jangan pernah berpikir terlalu lama selama hal itu adalah hal positif

The most important thing is being humble and keep silent

Page 6: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada :

- Kedua orang tua tercinta,

- Sahabat serta teman-temanku, dan

- Almamater tercinta Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 7: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada

Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat dan hidayah-Nya karena hanya dengan izin-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna meraih gelar Sarjana Ekonomi jurusan

Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Adapun judul skripsi ini

adalah “ANALISIS TINGKAT MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN

SESUDAH PENURUNAN TARIF PAJAK TAHUN 2008 (STUDI EMPITIS

PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE TAHUN 2006-2010) ”

Tak lupa shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya. Pada kesempatan ini,

penulis tak lupa mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak

yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam penyusunan laporan ini,

terutama kepada:

1. Drs. Eko Arief, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan

waktu beliau dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

2. Drs. Wartono, M.Si., Ak. CPA., selaku Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis selama studi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas

Maret.

3. Drs. Santoso Tri H., M.Si., Ak. selaku Kepala Jurusan atas bimbingan, waktu, dan

kebaikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Sebelas Maret.

4. Bapak/Ibu Pimpinan dan Pembantu Pimpinan di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Sebelas Maret atas segala kemudahan dan kebaikannya.

5. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuannya.

6. Kedua orangtua tercinta yang tiada putus memberikan kasih sayang, doa dan

dukungan kepada ananda. Sungguh senyum dan perkataan bangga dari Bapak dan Ibu

merupakan penghargaan terbesar bagi ananda.

7. Rekan-rekan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

angkatan 2008 khususnya Akuntansi kelas A, juga sahabat-sahabatku yang sudah

mengisi hari-hariku selama empat tahun ini; Eka Widayati, Oktavia Mustika, Susiana

Page 8: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Wijaya, dan Gunawan Wibisono. Kalian yang membuat kuliah di sini menjadi tidak

membosankan..

8. My Close Friend Siti Noor Aisyiyah, Latifah Evry, Wilantika Cempaka Ruci, Dendy

Santoso, Lulus Yoga, Ozie, Ardi Firmansyah dan Allyn Meity, terimakasih semua

dukungan dan juga kesegaran yang kalian berikan di waktu-waktu senggang, yang

membuatku tidak jenuh.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan

bantuan selama penyusunan skripsi ini.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, menjadi

pahala dan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini kurang dari kesempurnaan, sehingga adanya kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 9: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. iii

HALAMAN MOTTO………………………………………………………... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………... v

KATA PENGANTAR………………………………………………………... vi

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ix

DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. xii

ABSTRAK…………………………………………………………………….. xiii

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……….………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah………………………………………..…………….. 5

C. Tujuan dan KegunaanPenelitian……………………………………….. 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori……..………………………………………………….. 9

1. Teori Agency.................................................................................... 9

2. Manajemen Laba……………………............................................ 10

Page 10: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Discretionary Accrual ................................................................ 11

4. Perubahan Tarif PPh......................................................................... 12

5. Mengukur Tingkat Manajemen Laba dengan Pendekatan Discretionary

Accrual ………………………………………………14

B. Penelitian Terdahulu……………............................................................ 16

C. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis................. 20

BAB 3. METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………………………… 23

1. Variabel Penelitian.......................................................................... 23

2. Definisi Operasional........................................................................ 23

B. Penentuan Populasi dan Sampel............………………………………. 27

C. Jenis dan Data Penelitian.................................………………………... 28

D. Metode Pengumpulan Data………………………….………………… 28

E. Metode Analisis Data………………………………………………..….. 29

1. Uji Statistik Deskriptif....................................................................... 29

2. Uji Normalitas................................................................................... 29

3. Uji Beda Rata-rata..............................................................................30

BAB 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian…………………………………………….. 32

B. Hasil Analisis Data……………………………………………….…….. 33

1. Hasil Statistik Deskriptif................................................................... 33

2. Hasil Uji Normalitas.......................................................................... 35

3. Hasil Hipotesis................................................................................... 37

C. Pembahasan.........………………………………………………………. 39

Page 11: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……………………………………………………………... 42

B. Keterbatasan……………………………………………………………. 43

C. Saran……………………………………………………………………. 43

D. Implikasi................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Sampel Penelitian.................................…………………… 31

Tabel 4.2 Descriptive Statistics...........…………………………......... 33

Tabel 4.3 Uji Normalitas........................………………………..…………. 35

Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata-Rata Discretionary

Accrual................……….…………………………………. 37

Page 13: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar. 1 Kerangka Pemikiran …………………………………… 24

Page 14: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Analisis Tingkat Earning Manajemen Sebelum dan Sesudah Penurunan

Tarif Pajak tahun 2008

ANNAS SEDAYU F0308031

Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat discretionary accrual antara

sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak penghasilan Badan tahun 2008.

Sampel penelitian ini adalah 35 perusahaan Real Estate yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia, yang telah mempublikasikan laporan keuangannya dari tahun

2006-2010.

Metode analisis ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui

nilai non-discretionary accrual dan uji beda T-test dengan menggunakan paired

sample t-test sebagai alat uji beda tersebut. Uji beda T-test digunakan untuk

menguji tingkat discretionary accrual antara sebelum dan sesudah penurunan tarif

pajak penghasilan Badan 2008.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2009 yaitu sesudah penurunan

tarif pajak, pihak manajemen terbukti melakukan discretionary accrual untuk

melakukan penghematan laba.

Kata Kunci: discretionary accrual, manajemen laba, penurunan tarif PPh Badan

2008, penghematan laba, rekayasa laba

Page 15: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Analysis of Earning Management Before and After The Reduction Income Tax

Rate for Fiscal year 2008

ANNAS SEDAYU

F0308031

This study aims to test the level of discretionary accruals between before and after the

reduction income tax rate for fiscal year 2008. The samples were 35 companies listed

in Indonesia Stock Exchange, which has published its financial statements for the

years 2006-2010

The method of analysis is using multiple regression analysis to determine the value of

non-discretionary accruals and test different T-test using paired samples t-test as a

means to test these differences. Test of different Ttest was used to test the level of

discretionary accruals between before and after the reduction income tax rates

Agency 2008.

The results showed that in 2009 after reducing the tax rate, the management has been

convicted of discretionary accruals to make revenue savings.

Keywords:discretionary accruals, earnings management, the corporate income

tax reduction in the rate of 2008, revenue savings, profit engineering.

Page 16: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pajak adalah salah satu sumber pendapatan yang penting untuk

pembiayaan pembangunan. Salah satu sektor pajak yang paling besar diperoleh

Negara adalah pajak penghasilan. Pada tahun 2008, pemerintah dan Dewan

Perwakilan Rakyat merevisi beberapa Undang-Undang Perpajakan, termasuk

perubahan tarif pajak penghasilan badan tahun 2008, yang sebelumnya

menggunakan tarif progresif 10 persen, 15 persen dan 30 persen diubah menjadi

tarif tunggal yaitu sebesar 28 persen untuk tahun pajak 2009 serta 25 persen untuk

tahun pajak 2010 dan seterusnya melalui Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 mengenai

Pajak Penghasilan yang akan mulai diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2009.

Pemerintah memberi keringanan tarif pajak sebesar 5 persen lebih rendah dari

tarif yang berlaku umum bagi wajib pajak yang berbentuk perseroan terbuka

dengan minimal 40 persen dari seluruh sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek

Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu.

Perusahaan terdorong untuk melakukan tindakan tertentu dalam mengkaji

laporan keuangan karena adanya perubahan tarif pajak penghasilan, yaitu dengan

melakukan manajemen laba, karena laba adalah komponen penting yang

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis. Manajemen laba sendiri

Page 17: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengurangi atau menaikkan

laba sesuai yang diharapkan dengan tujuan tertentu. Tarif PPh yang sebelumnya

menggunakan tarif bertingkat berubah menjadi tarif tunggal. Perusahaan akan

merasa lebih diuntungkan karena membayar pajak yang lebih sedikit. Karena

Undang-Undang ini baru dikeluarkan pada tahun 2008, maka sebelum tahun 2008

perusahaan akan tetap membayar dengan tarif sebelumnya. Supaya tarif yang

dibayarkan lebih ringan perusahaan biasanya mempunyai taktik dalam pengenaan

Pajak Penghasilan. Manajemen laba atau pengaturan laba oleh pihak manajemen

juga dapat dilakukan supaya perusahaan membayar pajak dengan jumlah yang

lebih ringan daripada yang sebenarnya. Intinya, manajemen laba dilakukan untuk

menghindari kerugian yang terjadi pada perusahaan. Bidang ini perlu direplikasi

karena pada penelitian sebelumnya masih belum sempurna, bukan karena hasilnya

yang salah atau tidak signifikan, tetapi karena ada beberapa jenis perusahaan yang

belum diteliti, juga dengan adanya hasil yang berbeda dari setiap penelitian.

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penurunan tarif pajak penghasilan

badan sebelumnya telah banyak dilakukan. Antara lain:

Yamashita dan Otogawa (2007) meneliti tentang pengaruh publikasi

perubahan Undang-Undang tarif pajak penghasilan badan terhadap perusahaan

Jepang dan membuktikan adanya signifikansi negatif discretionary accrual untuk

tahun sebelum penurunan tarif pajak. Hal ini membuktikan bahwa manager

perusahaan menunda penghasilan dalam menanggapi perubahan Undang-Undang

Perpajakan yang digunakan untuk meminimalkan biaya pajak penghasilan badan.

Di Indonesia, Husni (2010) melakukan penelitian yang serupa. Dalam

Page 18: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

penelitiannya, Husni ingin menguji apakah dengan dikeluarkannya UU

Perpajakan tahun 2008 yang efektif per 1 Januari 2009, manajer akan berusaha

menunda pengakuan laba suatu periode sebelum dikeluarkannya tarif baru yang

lebih rendah. Hasil penelitian belum dapat menemukan bahwa manajemen

merekayasa dengan adanya perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan tahun

2008.

Subagyo dan Octavia (2010) juga melakukan penelitian mengenai hal

tersebut dan menemukan bahwa perusahaan manufaktur yang melakukan

manajemen laba dalam rangka merespon perubahan tarif pajak badan di Indonesia

adalah perusahaan yang memperoleh laba (profit firm) saja, yang memanipulasi

labanya guna meminimalkan pembayaran pajak perusahaannya. Peneliti juga

membuktikan bahwa manajemen laba yang dilakukan perusahaan yang

memperoleh laba (profit firm) dipengaruhi insentif pajak dan insentif non pajak,

sedangkan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan yang mengalami

kerugian (loss firm) hanya dipengaruhi oleh insentif non pajak saja.

Hasil penelitian Wenty Anggraeni (2011) menunjukkan bahwa pada tahun

2009 yaitu sesudah penurunan tarif pajak, pihak manajemen tidak terbukti

melakukan discretionary accrual untuk melakukan penghematan laba. Hal ini

menunjukkan bahwa manajemen di Indonesia tidak melakukan tindakan

opportunistik untuk melakukan manajemen laba dalam rangka penurunan tarif

pajak Badan 2008.

Penelitian Wijaya dan Martani (2011) ini dilakukan untuk mengetahui

Page 19: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

respon perusahaan Publik terhadap penurnan tarif PPh dari 30 persen menjadi 28

persen pada tahun 2008. Perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian bukan

hanya yang mendapatkan laba saja tetapi juga perusahaan yang mengalami

kerugian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah perusahaan

menunda labanya ke tahun dimana tarif pajak lebih kecil dan juga apakah

perusahaan memaksimalkan beban pada saat tarif pajak lebih tinggi. Selain itu

penelitian ini ingin mengetahui apakah manajemen laba juga dipengaruhi insentif

dan non insentif pajak. Yang terakhir untuk mengetahui apakah perusahaan yang

mengalami kerugian juga melakukan insentif pajak. Penelitian ini membuktikan

perusahaan melakukan manajemen laba, meskipun perusahaan yang mengalami

laba tingkat discretionary accrual nya lebih rendah bila dibandingkan dengan

perusahaan yang mengalami kerugian. Manajemen laba juga dipengaruhi oleh

insentif pajak (perencanaan pajak dan kewajiban pajak tangguhan bersih) dan non

insentif pajak tangguhan yaitu earning pressure, sedangkan perusahaan yang

mengalami kerugian dipengaruhi oleh kewajiban pajak tangguhan bersih dan

earning pressure. Manajemen laba tidak dipengaruhi banyaknya jumlah saham

yang beredar di BEI.

Balchandran, et al (2007) meneliti mengenai respon manajemen dengan

adanya penurunan tarif pajak di Australia pada tahun 1988 dari 49 persen menjadi

39 persen dan juga pengenalan sistem imputasi deviden pajak pada tahun 1987.

Perusahaan yang menjadi sampel di penelitian ini adalah perusahaan yang

terdaftar di Australian Stock Exchange (ASX) dengan menggunakan purposive

sampling dan terpilih 102 sampel. Penelitian ini menggunakan beberapa metode

Page 20: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

modifikasi dan variasi Jones (1991) yaitu dengan model current accrual yang

juga digunakan oleh penelitian-penelitian lanjutnya antara lain Guenter (1994),

Lopez, et al (1998), serta Yin dan Cheng (2004). Hasil dari penelitian ini yaitu

manajer terbukti melakukan manajemen laba dengan hasil negatif dari

discretionary accrual ketika adanya pengenalan pajak imputasi dan juga

penurunan tarif pajak oleh pemerintah di tahun 1987-1988.

Discretionary Accrual dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen

laba, perusahaan biasa melakukan tax shifting atau penggeseran laba dengan

adanya Undang-Undang mengenai penurunan PPh, sehingga laba yang

dibayarkan oleh perusahaan pada tahun sebelum adanya penurunan tarif PPh

akan lebih sedikit karena digeserkan pada tahun setelah adanya UU penurunan

tarif PPh. Berdasarkan perbedaan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, penelitian ini akan menguji perbedaan yang signifikan dan

konsistensi dari hasil penelitian tingkat manajemen laba perusahaan dari dua

tahun sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak penghasilan Badan tahun 2008.

Untuk tujuan tersebut maka disusunlah penelitian yang berjudul “Analisis

Tingkat Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Penurunan Tarif Pajak

Penghasilan Badan 2008 (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010)”.

B. Rumusan Masalah

Penurunan tarif PPh Badan mempengaruhi laporan keuangan perusahaan-

perusahaan yang ada di Indonesia. Besarnya laba yang diinginkan perusahaan

menyebabkan discretionary accrual yang diketahui dilakukan oleh perusahaan-

Page 21: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

perusahaan tersebut. Terdapat perbedaan hasil dari penelitian-penelitian

sebelumnya sehingga dengan adanya perbedaan tersebut dan adanya perubahan

tarif pajak tahun 2008, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui ada

atau tidaknya tindakan manajemen laba untuk meminimalkan beban pajak

penghasilan dua tahun sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak 2008.

Gap dengan penelitian ini adalah peneliti mendeteksi manajemen laba

dengan Discretionary Accrual, karena Discretionary Accrual dinilai sebagai

model yang baik untuk memprediksi laba (Dechow, et al.1995). Pada penelitian

Wijaya dan Martani, variabel dependennya adalah Discretionary Accrual,

sedangkan variabel independennya adalah perencanaan pajak, kewajiban pajak

tangguhan bersih, earning pressure, tingkat hutang, earning bath, ukuran

perusahaan serta persentase saham disetor yang diperdagangkan di BEI. Dari

penelitian ini menunjukkan perusahaan terbukti melakukan manajemen laba

meskipun perusahaan yang mengalami laba, tingkat discretionary accrualnya

lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian.

Manajemen laba juga dipengaruhi oleh insentif pajak (perencanaan pajak dan

kewajiban pajak tangguhan bersih) dan non insentif pajak tangguhan yaitu

earning pressure, sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian dipengaruhi

oleh kewajiban pajak tangguhan bersih dan earning pressure. Manajemen laba

tidak dipengaruhi banyaknya jumlah saham yang beredar di BEI.Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI tahun

2006-2010. Kondisi perekonomian yang sekarang sedang berkembang

berpengaruh terhadap bisnis real estate, bisnis real estate yang sedang

Page 22: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

berkembang menyebabkan para investor tertarik untuk menanamkan modal di

perusahaan tersebut hal ini menyebabkan manajemen perusahaan melakukan

berbagai hal untuk membuat perusahaannya tampak bagus melalui pengerjaan

laporan keuangan. Tak jarang para manajer melakukan manajemen laba. sampel

yang digunakan adalah seluruh perusahaan publik. Pada penelitian Wijaya dan

Martani (2011) sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan publik yang

terdaftar di BEI dan pada penelitian Balachandran, et al (2007) sampel yang

digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Australian Stock Exchange

(ASX). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaan yang diajukan

peneliti adalah sebagai berikut.

Apakah terdapat perbedaan tingkat discretionary accrual sebelum dan sesudah

diberlakukannya UU PPh tahun 2008 yang mendeteksi bahwa perusahaan

melakukan manajemen laba?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dan

kegunaan dilakukannya penelitian ini yaitu, untuk menguji apakah wajib pajak

Badan memberikan respon dengan melakukan manajemen laba setelah adanya

penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 dan memperoleh bukti empiris mengenai

ada atau tidaknya rekayasa discretionary accrual pada periode dua tahun sebelum

dan dua tahun setelah ditetapkannya penurunan tarif PPh Badan tahun 2008. Hasil

penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan tambahan pengetahuan dan

Page 23: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dapat menjadi bahan referensi untuk mengkaji topik yang berkaitan dengan

manajemen laba, serta mengetahui lebih dalam tentang discretionary accrual dan

juga dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya. Discretionary Accrual

dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba, perusahaan biasa

melakukan tax shifting atau penggeseran laba dengan adanya Undang-Undang

mengenai penurunan PPh, sehingga laba yang dibayarkan oleh perusahaan pada

tahun sebelum adanya penurunan tariff PPh akan lebih sedikit karena digeserkan

pada tahun setelah adanya UU penurunan tariff PPh.

Page 24: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Teori Agency

Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan

investor (principal), menurut pernyataan Jensen dan Meckling (1976) dalam Siti

Munfiah (2003). Kontrak yang baik antara investor dan manajer adalah kontrak

yang mampu menjelaskan apa saja yang harus dilakukan manajer dalam

melakukan pengelolaan dana yang diinvestasikan dan pembagian return antara

manajer dan investor. Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena

kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan prinsipal,

sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Jensen dan Meckling (1976)

menyebutkan ada tiga jenis biaya keagenan. Principal dapat membatasi

penyimpangan (divergencies) dari kepentingan dengan menetapkan insentif yang

layak dan mengeluarkan biaya monitoring (monitoring cost) yang dirancang untuk

membatasi penyimpangan aktivitas-aktivitas yang dilakukan agen. Dalam

beberapa situasi tertentu, agen memungkinkan untuk membelanjakan sumber daya

perusahaan (biaya bonding/bonding cost) untuk menjamin bahwa agen tidak akan

bertindak yang dapat merugikan principal. Nilai uang yang ekuivalen dengan

pengurangan kesejahteraan yang dialami oleh principal juga merupakan biaya

yang timbul dari hubungan keagenan. Biaya jenis ini disebut kerugian residual

(residual loss).

Page 25: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Adanya perbedaan kepentingan dan informasi antara principal dan agent

memicu agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi yang dihasilkan

dapat lebih memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomis dan psikologisnya.

Cara yang dapat dilakukan agent untuk mempengaruhi angka akuntansi tersebut

yaitu dengan melakukan manajemen laba.

2. Manajemen Laba

Setiawati dan Na’im (2000) dalam Wisnumurti (2010) menyatakan bahwa

manajemen laba merupakan campur tangan dalam proses pelaporan keuangan

eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba

sendiri dapat mengakibatkan berkurangnya kredibilitas laporan keuangan,

menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat membuat pemakai laporan

keuangan mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba

tanpa rekayasa. Sugiri (1998) dalam Widyaningdyah (2001) menyatakan bahwa

membagi definisi earnings management menjadi dua, yaitu:

a. Definisi sempit

Earnings management dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan

metode akuntansi. Earnings management dalam artian sempit ini

didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk “bermain” dengan komponen

discretionary accruals dalam menentukan besarnya earnings.

b. Definisi luas

Earnings management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan

(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer

Page 26: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan)

profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.

Menurut Healy dan James M. Wahley dalam Aprilia (2010), terdapat tiga aspek

penting dalam manajemen laba, antara lain:

a. nampak bahwa banyak alasan atau justifikasi yang diajukan oleh manajer

untuk mempengaruhi berbagai alasan untuk mengestimasi berbagai

kejadian masa depan, misalnya umur mesin, nilai sisa (salvage value) asset

jangka panjang, penundaan pajak atau kerugian sebagai akibat dari adanya

bad deb,

b. manajemen laba digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak

sebenarnya kepada pemegang saham (to mislead stock holder) atau

beberapa tingkatan pemegang saham tentang kinerja ekonomi sebenarnya.

Justifikasi yang dilakukan oleh manajer untuk menggunakan manajemen

laba tidak saja berimplikasi pada manfaat tetapi juga biaya. Artinya

manajemen laba memiliki dua implikasi langsung, yaitu manfaat dan biaya

(cost and benefit).

3. Discretionary Accrual

Satwika dan Damayanti (2005) menyatakan bahwa akrual merupakan

jumlah penyesuaian akuntansi yang dibutuhkan untuk mengubah arus kas operasi

menjadi laba bersih. Akrual kemudian dibagi menjadi dua jenis, antara lain:

Page 27: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a. nondiscretionary Accrual (Normal Accruals) yaitu pengakuan akrual yang

wajar dan tunduk pada saat standar atau peraturan akuntansi yang berlaku

umum,

b. discretionary Accrual (Abnormal Accruals) yaitu pengakuan akrual

yang bebas, tidak diatur, dan merupakan pilihan kebijakan manajemen.

Basis akrual akan menyediakan banyak keleluasaan bagi manajer dalam hal

pengakuan pendapatan dan beban. Manajemen perusahaan kemudian dapat

melakukan manipulasi dengan menggunakan discretionary accrual.

Pendapat lain yang dinyatakan oleh Sulistyanto (2008) menyatakan bahwa

discretionary accrual merupakan komponen akrual hasil rekayasa manajerial

dengan memanfaatkan kebebasan dan keleluasaan dalam estimasi dan pemakaian

standar akuntansi. Pengertian non-discretionary accrual merupakan komponen

akrual yang diperoleh secara alamiah dari dasar pencatatan akrual dengan

mengikuti standar yang diterima secara umum, misalkan metode depresiasi dan

penentuan persediaan yang dipilih harus mengikuti metode yang diakui dalam

prinsip akuntansi.

4. Perubahan Tarif PPh 2008

Perubahan Undang-Undang Perpajakan terbaru di Indonesia terjadi tahun

2008 meliputi Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU

KUP), Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), serta Undang-Undang Pajak

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

(UU PPN dan PPnBM). Hal ini diatur berdasarkan Aturan Pelaksanaan Ketentuan

Page 28: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2007, UU No. 36 tahun 2008

tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan dan dipertegas dengan Peraturan Menteri Keuangan PMK-

238/PMK.03/2008. Menurut Peraturan Menteri Keuangan PMK-

238/PMK.03/2008 ada 5 (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif,

diantaranya:

a. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka

dapat memperoleh potongan tarif pajak penghasilan sebesar 5% (lima

persen) lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Badan Dalam Negeri sebagaimana diatur dalam pasal 17 ayat (1) huruf b

Undang-Undang PPh,

b. Penurunan Tarif Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud di atas

diberikan kepada Wajib Pajak apabila jumlah kepemilikan saham

publiknya 40% (empat puluh persen) dan atau lebih dari keseluruhan

saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300

(tiga ratus) pihak,

c. Masing-masing pihak sebagaimana dimaksud di atas hanya boleh

Memiliki saham kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham

yang disetor,

d. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi oleh Wajib

Pajak Badan dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan dalam jangka

waktu 1 (satu) tahun pajak,

Page 29: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

e. Waktu enam bulan sebagaimana dimaksud di atas adalah 183 (seratus

delapan puluh tiga) hari.

Perubahan tarif pajak penghasilan Badantelah berganti sebanyak empat

kali yaitu UU PPh tahun 1983 yang mulai berlaku tahun 1984, tarif UU PPh tahun

1994 yang mulai berlaku tahun 1995, UU PPh tahun 2000 yang mulai berlaku

tahun 2001, dan UU PPh tahun 2008 yang mulai berlaku tahun 2009.

5. Mengukur Tingkat Manajemen Laba dengan Pendekatan Discretionary

Accrual

Dechow, et al (1995) telah mengevaluasi beberapa model untuk

mendeteksi dan mengukur manajemen laba berdasarkan akrual. Dalam penelitian

ini, discretionary accrual sebagai proksi atas manajemen laba diukur dengan

menggunakan Modified Jones Model, karena model ini mempunyai standar error

dari εit (error term) hasil regresi estimasi nilai total akrual yang paling kecil

dibandingkan model-model yang lainnya. (Dechow et. al, 1995).

Seperti yang dilakukan Jones (1991), perhitungan dilakukan dengan

menghitung total laba akrual, kemudian memisahkan nondiscretionary accrual

(tingkat laba akrual yang wajar) dan discretionary accrual (tingkat laba akrual

yang tidak normal). Total akrual merupakan selisih antara net income dengan cash

flow operation yang dirumuskan sebagai berikut (Sook, 1998):

TAit = Nit – CFOit .......................................................................(1)

Keterangan:

TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t.

Nit = Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun t.

Page 30: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

CFOit = Kas dari operasi(cash flow operation) perusahaan i pada tahun t.

Total akrual (TAit) sendiri juga merupakan penjumlahan dari nondiscretionary

accrual dengan discretionary accrual dengan persamaan berikut:

TAit =NDAit-DAit......................................................................(2)

Keterangan:

TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t.

NDAit = Nondiscretionary accrual perusahaan i pada tahun t.

DAit = Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t.

Total akrual kemudian dirumuskan oleh Jones (1991) yang dimodifikasi

oleh Dechow et. Al (1995) sebagai berikut:

TAit / Ait−1= α1 (1/ATit-1) + β1 (ΔREV+Ait−1 – ΔRECit/ Ait−1) + β2

(PPEit/Ait−1) + ε ………………………………….................(3)

Keterangan:

TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t

ATit−1 = Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1

ΔREVit = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi

pendapatan pada tahun t-1.

ΔRECit = piutang perusahaan i pada tahun t dikurang piutang

tahun t-1.

PPEit = Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t

εit = Error term perusahaan i pada tahun t

Page 31: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Perhitungan nondiscretionary accrual menurut model Jones yang

dimodifikasi kemudian dirumuskan sebagai berikut:

NDAit =α1(1/Ait−1)+β1(ΔREVit/Ait−1–ΔRECit)+β2(PPEit/Ait−1)......(4)

Keterangan:

DAit = Discretionary accrual pada perusahaan i pada tahun t

TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t

Ait−1 = Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1

ΔREVit = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan

tahun t-1.

ΔRECit = piutang perusahaan i pada tahun t dikurang piutang tahun t-1.

PPEit = Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t.

Discretionary accrual sebagai proxy atas manajemen laba diukur dengan

menggunakan Modified Jones Model, karena model ini mempunyai standar error

dari εit (error term) hasil regresi estimasi nilai total akrual yang paling kecil

dibandingkan model-model yang lainnya. (Dechow,et al. 1995).

B. Penelitian Terdahulu

Tahun 2008 di Indonesia perubahan Undang-Undang perpajakan yang

keempat untuk pajak penghasilan UU No.36 Tahun 2008. Dalam UU Pajak

Penghasilan 2008 ada perubahan tarif untuk Wajib Pajak Badan. UU ini

ditetapkan pada tangal 23 September 2008 yang memungkinkan adanya cukup

Page 32: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

waktu untuk manajemen melakukan earnings management dalam merespon

perubahan UU Pajak Penghasilan.

Di Amerika Serikat terdapat studi empiris tentang perilaku yang

memanfaatkan perubahan peraturan perpajakan (yang dikenal dengan TRA/ Tax

Reform Act) yang mengevaluasi perilaku manajemen laba dalam kaitannya dengan

minimalisasi pajak (Guenther, 1994). Tax Reform Act (TRA) di Amerika serikat

dipublikasikan pada bulan September 1986, dan berlaku efektif 1 Juli 1987

sehingga fleksibilitas kebijakan akuntansi berperan sebagai suatu peluang yang

tersedia untuk menunda pelaporan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Guenther

(1994) mencoba mengevaluasi pengaruh publikasi TRA terhadap perusahaan di

United State (US) seperti banyak penelitian manajemen yang lain. Guenther

memfokuskan pada total akrual. Dalam penelitiannya Guenther tidak berhasil

membuktikan bahwa satu periode sebelum berlakunya TRA 1986, perusahaan

melakukan penurunan akrual untuk memaksimumkan penghematan pajak.

Kegagalan Guenther untuk membuktikan bahwa penurunan pajak dapat

mempengaruhi kebijakan akrual perusahaan ini mungkin disebabkan tidak

diperhitungkannya keterbatasan manajer untuk melakukan rekayasa akrual.

Penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Siti Munfiah (2003) dalam

mendeteksi adanya earning management menggunakan pendekatan discretionary

accrual model Jones. Hasil penelitiaannya tidak dapat membuktikan adanya

perilaku perusahaan yang berusaha untuk menurunkan laba pada tahun 2000

dengan tujuan untuk mendapatkan penghematan pajak tahun yang bersangkutan.

Page 33: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2004) yang

yang menguji adanya indikasi manajemen laba saat sebelum dan sesudah

perubahan tarif Pajak Penghasilan Badan tahun 2000. Hasil penelitiannya

membuktikan bahwa faktor perubahan tarif pajak penghasilan badan berdampak

pada perilaku manajemen laba perusahaan. Hal ini ditandai dengan nilai hasil

pengujian manajemen laba yang membuktikan bahwa nilai discretionary accrual

setelah perubahan tarif PPh Badan lebih tinggi daripada nilai discretionary

accrual sebelum perubahan tarif PPh Badan. Hal ini berarti bahwa pihak

manajemen perusahaan cenderung untuk menunda penghasilannya pada tahun

2000, dimana tarif PPh Badannya masih tinggi, dan kemudian mengakuinya

sebagai penghasilan pada tahun 2001, dimana tarif PPh Badannya lebih kecil,

sehingga perusahaan dapat memperoleh penghematan pajak.

Balchandran, et al (2007) meneliti mengenai respon manajemen dengan

adanya penurunan tarif pajak di Australia Hasil dari penelitian ini yaitu manajer

terbukti melakukan manajemen laba dengan hasil negatif dari discretionary

accrual ketika adanya pengenalan pajak imputasi dan juga penurunan tarif pajak

oleh pemerintah di tahun 1987-1988.

Penelitian yang sama dilakukan oleh Yamashita dan Otogawa (2007) yang

mencoba menginvestigasi pengaruh publikasi perubahan UU tarif pajak

penghasilan badan terhadap perusahaan Jepang, seperti banyak penelitian

manajemen laba yang lain. Dalam penelitiannya Yamashita dan Otogawa berhasil

menemukan bahwa ada signifikan negatif diskresioanari akrual untuk tahun

Page 34: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

segera sebelum penurunan tarif pajak. Ini menunujukan perusahaan Jepang

mengatur pendapatan akuntansi mereka untuk meminimumkan biaya pajak.

Subagyo dan Oktavia (2010) melakukan penelitian tentang manajemen

laba yang digunakan sebagai respon atas perubahan tarif pajak penghasilan badan

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang melakukan

manajemen laba dalam rangka merespon perubahan tarif pajak badan di Indonesia

adalah perusahaan yang memperoleh laba, sedangkan perusahaan yang

mengalamai kerugian tidak melakukan manajemen laba dalam rangka merespon

perubahan tarif pajak badan. Selain itu, diketahui pula bahwa manajemen laba

yang dilakukan oleh perusahaan yang memperoleh laba dipengaruhi oleh insentif

pajak dan non pajak, sedangkan manajemen laba yang dilakukan perusahaan yang

mengalami kerugian hanya dipengaruhi oleh insentif non pajak.

Wijaya dan Martani (2011) hasil penelitiannya menemukan bahwa

perusahaan melakukan manajemen laba dalam menanggapi penurunan tarif pajak

badan di Indonesia. Hal ini menunjukkan Perusahaan yang memperoleh laba

(profit firm) melakukan praktik manajemen laba yang lebih besar dibandingkan

perusahaan yang mengalami kerugian (loss firm). Hal ini terlihat dari tingkat rata-

rata discretionary accrual perusahaan yang memperoleh laba lebih negatif

(rendah) bila dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian.

Mengacu pada penelitian terdahulu yang hasilnya berbeda-beda, penelitian

ini akan menguji penurunan Penghasilan Kena Pajak dan perubahan tarif pada

Wajib Pajak di Indonesia tahun 2008, yang diberlakukan efektif tahun 2009 dan

2010, memberikan peluang kepada perusahaan untuk menikmati penghematan

Page 35: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pajak, sehingga menyebabkan manajer untuk melakukan rekayasa laba akrual atau

beban.

C. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

Gambar.1 Kerangka Pemikiran

a. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menguji apakah dengan adanya perubahan tarif PPh Badan dalam

Undang-Undang tahun 2008 direspon manajemen untuk melakukan manajemen

Undang Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

Sebelum penurunan tarif PPh 2008

Setelah penurunan tarif PPh 2008

Uji Normalitas

Discretionary Accrual

Discretionary Accrual

Uji Beda rata-rata dengan Wilcoxon test

Uji Beda rata-rata dengan Paired sample

test

Page 36: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

laba yang bertujuan supaya beban pajak penghasilan lebih minim dengan menguji

perbedaan tingkat discretionary accrual sebelum dan sesudah diberlakukannya

UU PPh 2008.

b. Pengembangan Hipotesis

Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan yang

berlaku efektif pada 1 Januari 2009, terdapat perubahan tarif pajak yang

dikenakan, salah satunya adalah penurunan tarif pajak penghasilan Badan yang

tertuang pada pasal 17 ayat 1 huruf (b) di mana wajib pajak Badan dalam negeri

dan bentuk usaha tetap dikenakan tarif pajak penghasilan sebesar 28% (dua puluh

delapan persen). Tarif yang dikenakan ini mengalami penurunan dibandingkan

dengan tarif pajak yang dikenakan pada periode sebelumnya di mana tarifnya

tergantung dari tingkat penghasilan kena pajak. Adanya penurunan tarif pajak ini

dapat memberikan insentif bagi manajemen untuk melakukan rekayasa laba

dengan cara mempercepat pengakuan biaya sebelum penurunan tarif yaitu pada

tahun 2008, atau menunda pengakuan pendapatan dan memasukkan pendapatan

tersebut ke laba tahun 2009. Dari hal tersebut, maka rumusan hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

Ha: Tingkat discretionary accrual setelah penurunan tarif pajak penghasilan

Badan Tahun 2008 lebih tinggi daripada sebelum penurunan tarif pajak

penghasilan Badan Tahun 2008.

Page 37: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Ho: Tingkat discretonary accrual setelah penurunan tarif pajak penghasilan

Badan Tahun 2008 lebih rendah dari pada sebelum perubahan UU

perpajakan tahun 2008.

Page 38: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Pengujian dalam penelitian ini menggunakan ukuran discretionary accrual

yang diperoleh dari error term total akrual dengan menggunakan model

Jones(1991) yang telah dimodifikasi oleh Dechow (1995). Model Jones yang telah

dimodifikasi ini dipilih karena pada model ini memperhitungkan kas pada operasi,

variabel arus kas operasi digunakan untuk mengontrol tingkat kinerja yang

ekstrim karena arus kas operasi sangat menentukan besarnya laba yang akan

diperoleh di mana semakin besar kas operasi akan menunjukkan kesempatan

perusahaan untuk memperoleh laba yang besar sehingga sangat dimungkinkan

manajemen laba akan dilakukan.

2. Defenisi Operasional

a. Total Akrual

Model pengujian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan model Jones (1991) yang telah dimodifikasi untuk menghitung total

akrual yaitu:

1) Menghitung total akrual

TAit = Nit – CFOit ..................................................................(1)

Page 39: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Keterangan:

TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t.

Nit = Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun t.

CFOit = Kas dari operasi(cash flow operation) perusahaan i pada tahun t.

Total akrual tersebut dapat dipergunakan sebagai perhitungan untuk

mencari proksi discretionary accrual yang merupakan ukuran manajemen laba.

Total accrual sebuah perusahaan dapat dipisahkan menjadi non-discretionary

accrual dan discretionary accrual. Model Jones (1991) memisahkan tingkat

akrual discretionary dan non-discretionary. Dalam penelitiannya Jones

menggunakan aktiva tetap dan perubahan pendapatan untuk mengontrol

perubahan non-discretionary accrual karena perubahan kondisi yang terjadi.

Pendapatan digunakan sebagai kontrol terhadap lingkungan perusahaan karena

pendapatan merupakan ukuran objektif dari operasi perusahaan sebelum

manipulasi manajer Jones (1991). Aktiva tetap digunakan karena berkaitan

dengan biaya depresiasi yang non-discretionary. Kemudian oleh Jones model

tersebut dibagi dengan total aktiva tahun sebelumnya (Ait-1) dengan tujuan untuk

menghilangkan pengaruh heteroskedastisitas.

Penelitian ini menggunakan model Jones yang telah dimodifikasi oleh

Dechow, et al (1995) yaitu bahwa perubahan pendapatan disesuaikan dengan

perubahan piutang karena dalam pendapatan atas penjualan sudah tentu ada yang

berasal dari penjualan secara kredit. Pengurangan terhadap nilai piutang untuk

Page 40: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menunjukkan bahwa pendapatan yang diterima benar-benar merupakan

pendapatan bersih.

Penelitian ini juga menggunakan model yang dikembangkan oleh Gill- de-

Albonorz and Illueca (2005), Phillips et al. (2003), Kaznik (1999), and Jeter and

Shivakumar (1999) yang memasukkan arus kas dari operasi (CFO) untuk

mengurangi pengaruh tingkat kinerja yang ekstrim, karena arus kas menunjukkan

kesempatan untuk memperoleh laba besar.

Model modifikasi Jones untuk melakukan estimasi terhadap akrual tersebut

adalah sebagai berikut:

TAit/Ait-1 = α1 (1/Ait−1) + β1(ΔREVit/Ait−1−ΔRECit/Ait−1) + β2 (PPEit/Ait-1)

+β3(CFOit/Ait−1)+εit ………………………....... (2)

Keterangan:

TAit/Ait-1 = Total akrual perusahaan i pada tahun t

Ait−1 = Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1

ΔREVit = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi

pendapatan pada tahun t-1.

ΔRECit = Piutang perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang pada

tahun t-1.

PPEit = Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t

CFOit = Arus kas operasi perusahaan i pada tahun t

εit = Error term perusahaan i pada tahun t

Page 41: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa total akrual merupakan

penjumlahan antara non-discretionary accrual dengan discretionary accrual

dengan persamaan sebagai berikut:

TAit = NDAit-DAit……………………………… (3)

Keterangan:

TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t.

NDAit = Nondiscretionary accrual perusahaan I pada tahun t.

Dait = Discretionary accrual pada perusahaan i pada tahun t

2). Menghitung tingkat akrual yang normal

NDAit = α1 (1/Ait−1) + β1 (ΔREVitAit−1−ΔRECitAit−1) + β2

(PPEit/Ait-1) + β3(CFOit /Ait−1)…………………….. ..............(4)

Oleh karena itu jika dilihat dari persamaan (3) dan (4) maka estimasi

discretionary accrual adalah εit (error term). Jadi proxy discretionary accrual

adalah:

DAit = TAit / Ait−1 – [α1 (1/Ait−1) + β1 (ΔREVitAit−1−ΔRECitAit−1 )

+ β2 (PPEit /Ait−1) +β3(CFOit /Ait−1)]……………………… (5)

Keterangan:

DAit = Discretionary accrual pada perusahaan.

TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t.

Ait−1 = Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1.

ΔRECit = Piutang perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang pada tahun

t-1

PPEit = Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t.

Page 42: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

CFOit = Arus kas operasi perusahaan i pada tahun t.

ΔREVit = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan

tahun t-1

B. Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Real Estate yang

terdaftar di BEI tahun 2006 – 2010. Pemilihan sampel dalam penelitian ini

mengguanakan metode purposive sampling. Purvosive sampling merupakan suatu

metode pengambilan sampel non probabilita yang disesuaikan dengan kriteria

tertentu. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan sampel

penelitian ini adalah:

1. Menerbitkan data laporan keuangan tahunan yang lengkap selama periode

pengamatan 2006-2010. Pemilihan rentang waktu bertujuan agar

penelitian hanya berfokus pada tahun sekitar perubahan UU PPh Tahun

2008 sehingga hasil yang diperoleh akan maksimal.

2. Perusahaan Real Estate harus memperoleh laba selama periode

pengamatan 2006-2010. Perusahaan harus memperoleh laba karena laba

yang direkayasa oleh manajemen merupakan penghasilan kena pajak.

Sedangkan perusahaan yang rugi akan mengkreditkan pajaknya ke tahun-

tahun berikutnya. Selain itu perusahaan tidak kena kompensasi pajak

akibat rugi tahun sebelumnya yang menutupi laba pada tahun

bersangkutan.

Page 43: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

C. Jenis dan Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

laporan keuangan Wajib Pajak Badan perusahaan Real Estate yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2010. Di dalam penelitian ini, data

sekunder diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2006-2010

dan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit tahun 2006-2010 dari

www.idx.co.id.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode

dokumentasi. Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan,

yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku–buku bacaan yang

berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga

dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data yang

dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data dan gambaran cara

pengolahan data. Tahapan selanjutnya adalah penelitian pokok yang digunakan

untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab

persoalan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif

yang diperoleh.

Page 44: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

E. Metode Analisis Data

Dalam pengelolaan data, peneliti menggunakan alat bantu berupa

perangkat lunak statistik yang dikenal dengan SPSS. Sedangkan teknik analisis

yang digunakan meliputi: uji statistik deskriptif, uji normalitas, dan uji beda rata-

rata.

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran variabel-variabel yang

diteliti. Uji statistik deskriptif mencakup range, nilai minimum, nilai maksimum,

nilai rata-rata (mean), serta standar deviasi dari data discretionary accrual selama

tahun pengamatan 2006-2010.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan alat uji yang

digunakan sebagai teknik statistik analisis data. Normalitas suatu data dapat

dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik

normal plot, melihat grafik histogram dari residualnya, atau menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika data berdistribusi normal maka langkah yang

diambil atau digunakan statistik parametrik sedangkan data tidak berdistribusi

normal dengan menggunakan statistik non parametrik. Dasar pengambilan

keputusan untuk analisis grafik normal plot adalah sebagai berikut (Ghozali,

2009):

Page 45: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

histogram, menuju pola distribusi normal, maka data berdistribusi

normal,

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti

Garis diagonal atau garis histograf, maka data tidak berdistribusi

normal.

Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji kolmogorov-Smirnov

(K-S) adalah sebagai berikut:

a. Jika p-value < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal,

b. Jika p-value > 0.05 maka data berdistribusi normal.

3. Uji Beda Rata-rata

Menurut Santoso (2002) uji beda mean adalah dua sampel berpasangan

diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama akan tetapi

mengalami dua perlakuan yang berbeda. Dalam studi ini dilakukan

pembandingkan antara nilai Discretionary Accrual penurunan tarif pajak

penghasilan Badan Tahun 2008. Nilai Discretionary Accrual untuk tahun 2006

dan 2007 merupakan nilai sebelum penurunan tarif pajak penghasilan Badan

Tahun 2008. Dan nilai Discretionary Accrual tahun 2009 dan 2010 merupakan

nilai setelah penurunan tarif pajak penghasilan Badan Tahun 2008.

Dalam penelitian ini, jika data berdistribusi normal adalah paired sample

t-test sedangkan data tidak berdistribusi normal adalah Wilcoxon Test. Manajemen

laba dapat dilihat dengan apakah ada perbedaan yang signifikan antara

Page 46: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

discretionary accrual pada periode sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak

penghasilan Badan 2008 untuk tahun 2006-2010. Pada penelitian ini tingkat

signifikansi yang ditetapkan adalah 5 persen (α = 0,05) (Ghozali, 2009).

Pengambilan keputusannya adalah: jika rata-rata discretionary accrual tahun

2006-2007 > rata-rata discretionary accrual tahun 2009-2010 dengan probabilitas

< 0,05, maka HA diterima yang berarti perusahaan melakukan manajemen laba

tahun 2009-2010 untuk menghemat pajak. Jika rata-rata discretionary accrual

tahun 2006-2007 < rata-rata discretionary accrual tahun 2009-2010 dengan

probabilitas < 0,05, maka maka HA ditolak yang berarti perusahaan tidak

melakukan manajemen laba tahun 2009 untuk menghemat pajak.

Page 47: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian.

Sampel yang terpilih dalam penelitian ini dengan metode purposive

sampling sebanyak 35 perusahaan, pada sub sektor perusahaan and property

yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 2006-2010.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory

(ICMD). Adapun perusahaan yang memenuhi persyara tan adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah

1.

Perusahaan real estate yang terdaftar di BEI selamaperiode tahun 2006-2010.

52

2. Perusahaan real estate yang datanya tidak lengkap pada laporan keuangan selama periode pengamatantahun 2006-2010.

17

Jumlah Sampel Akhir 35

Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Dari keseluruhan jumlah perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2006-2010, terdapat 52 perusahaan. Sedangkan

perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan sebagai sampel sebanyak 17

sehingga sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 35 perusahaan pada

Page 48: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

setiap tahunnya yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam pemilihan

sampel sehingga jumlah observasi (n) dalam penelitian adalah 35 x 5 =

1 7 5 perusahaan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dilihat dari

komposisi sampel perusahaan maka dapat diketahui bahwa sampel yang diambil

sudah cukup mewakili populasi.

B. Hasil Analisis Data

1. Hasil Statistik Deskriptif

Sebelum dapat menemukan nilai discretionary accrual, pertama-tama

menghitung nilai dari total akrual yang akan menjadi variabel dependen.

Kemudian dilakukan regresi untuk dapat menemukan nilai dari estimasi non-

discretionary accrual. Estimasi non-discretionary accrual menggunakan model

Jones yang telah dimodifikasi oleh Dechow, et al (1995). Dari hasil regresi,

diperoleh koefisien yang digunakan untuk mencari nilai non-discretionary

accrual yang nantinya akan digunakan untuk mencari nilai discretionary accrual.

Penelitian dilakukan pada periode 2006-2010 dengan sampel adalah 35

perusahaan. Data penelitian diambil berdasarkan laporan tahunan yang

merupakan data akhir tahun dari masing-masing perusahaan. Nama-nama

perusahaan selama tahun 2006–2010 tersebut adalah sebagaimana tercantum pada

Lampiran. Setelah diketahui nilai dari discretionary accrual pada tahun 2006

sampai tahun 2010, maka dapat diketahui range, nilai minimum, nilai maksimum,

rata-rata, serta standar deviasinya setiap tahun dari 35 perusahaan tersebut pada

analisis statistik deskriptif. Tabel 4.2 berikut ini menyajikan statistik deskriptif

Page 49: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

untuk discretionary accrual tahun 2006-2010.

Tabel 4.2

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DA.06 35 -0,0648 0,5320 0,095192 0,1162051 DA.07 35 -1,6749 0,2023 -0,089535 0,3372315 DA.08 35 -2,9587 3,4249 0,217641 0,9049129 DA.09 35 -0,1656 2,2779 0,228225 0,4176019 DA.10 35 -0,3971 1,9178 0,207381 0,4405472 DA_Sblm 35 -0,7546 0,2513 0,002828 0,1754274 DA_Ssdh 35 -0,2814 1,9669 0,217803 0,4107720 Valid N (listwise) 35

Sumber: OutputSPSS

Tabel statistik deskriptif menjelaskan bahwa nilai minimum variabel

discretionary accrual tahun 2006 sebesar -0,0648, discretionary accrual tahun

2007 sebesar -1,6749, discretionary accrual tahun 2008 sebesar 2,9587,

discretionary accrual tahun 2009 sebesar -0,1656, discretionary accrual tahun

2010 sebesar -0,3971, discretionary accrual sebelum penurunan pajak 2008

sebesar -0,7546 dan discretionary accrual sesudah penurunan pajak 2008

sebesar -0,2814. Sedangkan nilai maksimumnya discretionary accrual tahun

2006 sebesar 0,5320, discretionary accrual tahun 2007 sebesar 0,2023,

discretionary accrual tahun 2008 sebesar 3,4249, discretionary accrual tahun

2009 sebesar 2,2779, discretionary accrual tahun 2010 sebesar 1,9178,

discretionary accrual sebelum dan DA sesudah 2,0600. Rata-rata nilai

discretionary accrual pada tahun 2006 sebesar 0,095192, dengan standar deviasi

sebesar DA tahun 2007 sebesar -0,089535 dengan standar deviasi sebesar

0,3372315, DA tahun 2008 sebesar 0,217641 dengan standar deviasi 0,9049129,

Page 50: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

DA tahun 2009 sebesar 0,228225 dengan standar deviasi 0,4176019, DA 2010

sebesar 0,207381 dengan standar deviasi 0,4405472, DA sebelum 0,002828

dengan standar deviasi 0,1754274 dan DA sebelum 0,217803 dengan standar

deviasi 0,4107720. Nilai discretionary accrual yang bertanda positif

menunjukkan bahwa terdapat discretionary accrual yang menaikkan laba

(income increasing) dan bertanda negatif menurunkan laba (income decreasing).

Rata-rata discretionary accrual setelah adanya peraturan pajak 2008

menunjukkan nilai positif hal ini menunjukkan bahwa terjadi usaha menurunkan

laba di mana tarif pajaknya lebih tinggi sebelum adanya penurunan tarif pajak

2008.

2. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan alat uji yang

digunakan sebagai teknik statistik analisis data. Uji normalitas data pada

penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika data

berdistribusi normal maka langkah yang diambil atau digunakan statistik

parametrik sedangkan data tidak berdistribusi normal dengan menggunakan

statistik non parametrik.. (Ghozali,2009).

Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji kolmogorov-Smirnov (K-S)

adalah sebagai berikut:

a. Jika p-value< 0.05 maka data tidak berdistribusi normal,

b. Jika p-value> 0.05 maka data berdistribusi normal.

Pada pengujian ini nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov jika lebih besar

dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal, tetapi jika nilai signifikansi di

Page 51: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

bawah 0,05 menunjukkan bahwa variabel yang diuji tidak berdistribusi normal

(Ghozali,2009).

Tabel 4.3

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

DA.06 DA.07 DA.08 DA.09 DA.10 DA_Sblm DA_Ssdh N 35 35 35 35 35 35 35

Normal Parameters(a,b)

Mean 0,095192 -0,089535 0,217641 0,228225 0,207381 0,002828 0,217803

Std. Deviation 0,116205 0,337232 0,904913 0,417602 0,440547 0,1754274 0,4107720

Most Extreme Differences

Absolute 0,.288 0,311 0,278 0,311 0,249 0,246 0,284

Positive 0,288 0,257 0,278 0,311 0,249 0,170 0,284

Negative -0,126 -0,311 -0,275 -0,229 -0,205 -0,246 -0,243

Kolmogorov-Smirnov Z 1,702 1,842 1,647 1,838 1,472 1,458 1,681

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,006 0,002 0,009 0,002 0,026 0,029 0,007

Sumber: output SPSS

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa nilai Z Kolmogorov-Smirnov untuk periode tahun

2006 sebesar 1,702 dengan p-value 0,006 periode tahun 2007 sebesar 1,842

dengan p-value 0,002, periode tahun 2008 sebesar 1,647 dengan p-value sebesar

0,009, periode tahun 2009 sebesar 1,838 dengan p-value 0,002 periode tahun 2010

dengan p-value 0,026, DA sebelum adanya penurunan tarif pajak 2008 sebesar

1.458 dengan p-value 0,029 dan DA setelah adanya penurunan tarif pajak 2008

sebesar 1.681 dengan p-value 0,007. Dari tabel 4.2 terlihat bahwa nilai KS-Z

mempunyai p-value < 0,05 sehingga alat uji statistik yang digunakan sebagai

penelitian adalah non parametrik yaitu wilcoxon test

.

Page 52: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3. Hasil Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas, maka data discretionary accrual

dilakukan tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, dan discretionary accrual

sebelum dan discretionary accrual setelah adanya penurunan tarif pajak 2008

dilakukan uji wilcoxon test karena dari uji normalitas terbukti bahwa data tidak

berdistribusi normal. Hipotesis yang diajukan menyatakan bahwa terdapat

perbedaan tingkat discretionary accrual antara sebelum dan sesudah penurunan

tarif pajak Badan 2008, dimana perusahaan yang melakukan manajemen laba

diindikasikan tingkat discretionary accrualnya lebih rendah pada saat sesudah

penurunan tarif pajak tersebut. Untuk mengetahui kebenaran hipotesis tersebut,

maka dilakukan uji beda wilcoxon test antara tingkat discretionary accrual antara

sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak 2008. Jika terdapat perbedaan yang

signifikan antara tahun 2006 dengan 2010, antara tahun 2007 dengan 2009 dan

DA sebelum dengan DA sesudah adanya penurunan tarif pajak 2008 pada 35

perusahaan yang telah dijadikan sampel pengujian, maka perusahaan-perusahaan

tersebut melakukan manajemen laba sehubungan dengan adanya penurunan tarif

pajak 2008. Perusahaan tidak melakukan manajemen laba jika nilai total akrual

sama dengan nilai non-discretionary accrual, atau nilai discretionary accrual

sama dengan nol, maka peneliti menguji nilai discretionary accrual antara

sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak. Alat uji yang digunakan adalah uji

beda wilcoxon test. Tabel 4.4 dibawah ini menunjukkan hasil dari uji beda tersebut

Page 53: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata-Rata

Discretionary Accrual Uji Statistik Wilcoxon Test

N Mean Sig. (p-value)

DA 2006 DA 2010 DA 2007 DA 2009 DA Sebelum DA Setelah

35 35 35 35 35 35

0,095192 -0,089535 0.217641 0,228225 0,002828 0,217803

0,039

0,000

0,001

Sumber: Output SPSS, data diolah

Tabel 4.2 menjelaskan bahwa hasil yang diperoleh dari uji beda rata-rata

discretionary accrual menunjukkan bahwa secara statistik terlihat bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara periode 2 tahun sebelum penurunan tarif pajak

Badan 2008 dengan 2 tahun sesudah penurunan tarif pajak Badan 2008 yaitu

dengan nilai signifikansi sebesar 0,039, antara periode 1 tahun sebelum

penurunan pajak Badan 2008 dengan 1 tahun sesudah penurunan tarif pajak Badan

2008 yaitu dengan nilai signifikan sebesar 0,000 dan discretionary accrual

sebelum dengan discretionary accrual setelah tarif pajak pajak Badan 2008

sebesar 0,001. Oleh karena nilai p-value < 0.05 maka ada perbedaan setelah

adanya penurunan tarif pajak Badan 2008 pada periode 1 tahun sebelum dengan

1 tahun sesudah adanya penurunan tarif pajak Badan 2008, periode 2 tahun

sebelum dengan 2 tahun sesudah adanya penurunan tarif pajak Badan 2008, dan

discretionary accrual sebelum dengan discretionary accrual sesudah adanya

penurunan tarif pajak Badan 2008. Dengan demikian maka dapat dikatakan

bahwa data empiris mendukung hipotesis alternatif yang diajukan.

Page 54: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

C. Pembahasan

Dalam penelitian yang dilakukan digunakan uji wilcoxon test dengan

analisis compare means untuk dapat mengetahui perbedaan tingkat discretionary

accrual pada tahun sebelum penurunan tarif pajak Badan 2008 yang

dibandingkan dengan tingkat discretionary accrual sesudah perubahan tarif pajak

Badan 2008. Rata-rata discretionary accrual sebelum penurunan tarif pajak

Badan 2008 yaitu sebesar 0,003939, dimana nilai rata- rata discretionary accrual

sebelum adanya tarif pajak Badan 2008 lebih rendah daripada discretionary

accrual setelah adanya tarif pajak Badan 2008 sebesar 0,217803. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi usaha penurunan laba pada tahun sebelumnya di

mana tarif pajaknya lebih tinggi sebelum adanya penurunan tarif. Tingkat

signifikansi yang diperoleh menunjukkan probabilitas tingkat signifikansi sebesar

0,001, hal tersebut menunjukkan bahwa secara absolut, akrual tahun sebelumnya

lebih rendah dan secara statistik ada perbedaan secara signifikan, hal ini

menandakan manajemen menggunakan akrual untuk menghemat pajak.

Hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa tingkat discretionary accrual

sesudah penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008 akan lebih tinggi jika

dibandingkan dengan sebelum penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008

dapat diterima. Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa adanya perubahan

tarif PPh Badan yang lebih kecil direspon oleh perusahaan untuk melakukan

manajemen laba. Oleh karena itu data yang dihasilkan mendukung hipotesis

alternatif (HA). Pada penelitian ini perusahaan real estate melakukan

Page 55: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

penghematan laba pada tahun sesudah penurunan tarif pajak, hal ini dapat

diinterpretasikan bahwa perusahaan menunda pelaporan laba tahun sebelumnya

yaitu tahun 2006-2007 dan menggeser laba tersebut ke tahun 2009-2010 dalam

merespon Undang-Undang Perpajakan tarif PPh Badan 2008. Dari hasil yang

diperoleh tersebut membuktikan bahwa manajemen menggunakan akrual untuk

menghemat pajak, selain itu manajemen di Indonesia melakukan tindakan

opportunistik dalam merespon penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008.

Pada penelitian ini perusahaan terbukti melakukan manajemen laba setelah

penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008.

Hasil penelitian konsisten dengan penelitian yang dilakukan Wulandari,

dkk (2004) yang meneliti tentang adanya indikasi manajemen laba menjelang

Undang-Undang Perpajakan tahun 2000. Hasil penelitiannya membuktikan

bahwa praktik manajemen laba masih tetap dilakukan dengan adanya perubahan

Undang-Undang Perpajakan 2000. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat

discretionary accrual yang lebih tinggi setelah perubahan Undang-Undang

dibandingkan sebelum perubahan Undang-Undang. Dengan dibuktikannya

penelitian ini, maka menunjukkan bahwa pihak manajemen perusahaan cenderung

untuk mentransfer labanya pada periode setelah Undang-Undang Perpajakan,

karena pada periode ini tarif pajak penghasilannya telah menurun sehingga

perusahaan dapat memperoleh penghematan pajak. Dan Hasil penelitian juga

didukung oleh Yamashita dan Otogawa (2007) yang meneliti tentang pengaruh

publikasi perubahan Undang- Undang tarif pajak penghasilan badan terhadap

perusahaan Jepang. Dalam penelitiannya ini membuktikan terdapat perbedaan

Page 56: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

yang signifikansi discretionary accrual untuk tahun sebelum penurunan tarif

pajak. Hal ini membuktikan bahwa manager perusahaan menunda penghasilan

dalam menanggapi perubahan Undang-Undang Perpajakan yang digunakan untuk

meminimalkan biaya pajak penghasilan badan. Sedangkan hasil penelitian ini

tidak didukung oleh penelitian yang dilakukan Hidayati dan Zulaikha (2003) yang

melakukan penelitian mengenai adanya perilaku earning management

menggunakan pendekatan discretionary accrual. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa perubahan Undang-Undang Perpajakan tahun 2000 tidak

direspon oleh Wajib Pajak Badan untuk melakukan earning management dengan

tujuan untuk meminimumkan beban pajak penghasilan perusahaan. Hal ini

ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan discretionary accrual pada tahun

2000 dan 2001, dan hal ini diinterpretasikan bahwa perusahaan tidak menunda

pelaporan laba tahun 2000 dan menggesernya ke tahun 2001 dalam merespon

Undang-Undang Perpajakan 2000 tersebut, dan hasil penelitian Hidayati dan

Zulaikha (2003) dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawati dan Na’im

(2000) yang menguji apakah terdapat perilaku manajemen laba di perusahaan

manufaktur pada saat penurunan tarif pajak tahun1994. Hasil penelitiannya tidak

membuktikan adanya perilaku perusahaan untuk menurunkan laba setelah

penurunan tarif pajak tahun 1994 tersebut.

Page 57: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Manajemen Laba

Sebelum dan Sesudah PenurunanTarif Pajak Badan 2008 pada perusahaan-

perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), periode penelitian

2006-2010.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara 2 tahun (tahun 2006) sebelum

adanya tarif pajak Badan 2008 dan 2 tahun (tahun 2010) setelah adanya

tarif pajak Badan 2008 terhadap tingkat manajemen laba. Hal ini

ditunjukkan dengan 35 perusahaan yang dijadikan sample memiliki nilai

rata-rata yang berbeda pada discretionaryaccrual. Sebelum adanya tariff

pajak Badan 2008 dan setelah adanya tarif pajak Badan 2008.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara 1 tahun (tahun 2007) sebelum

adanya tarif pajak Badan 2008 dan 1 tahun (tahun 2009) setelah adanya

tarif pajak Badan 2008 terhadap tingkat manajemen laba. Hal ini

ditunjukkan dengan 35perusahaan yang dijadikan sample memiliki nilai

rata-rata yang berbeda pada discretionary accrual sebelum adanya tarif

pajak Badan 2008 dan setelah adanya tarif pajak Badan 2008.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan sebelum (tahun 2006 dan tahun 2007)

adanya tarif pajak Badan 2008 dan setelah (tahun 2009 dan tahun 2010)

Page 58: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

adanya tarif pajak Badan 2008 terhadap tingkat manajemen laba. Hal ini

ditunjukkan dengan 35 perusahaan yang dijadikan sample memiliki nilai

rata-rata yang berbeda pada discretionary accrual sebelum adanya tarif

pajak Badan 2008 dan setelah adanya tarif pajak Badan 2008.

B. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. penelitian ini memiliki sampel yang sedikit akibat adanya persyaratan sampel

harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih baik,

2. Periode penelitian yang pendek menyebabkan jumlah pengamatan yang

dilakukan tidak telalu banyak.

C. Saran

Dari keterbatasan yang ada, saran yang dapat dikemukakan untuk

penelitian selanjutnya agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik adalah:

penelitian ini menggunakan model Model Jones dimodifikasi oleh Dechow, et al

(1995) yang telah telah penulis modifikasi sesuai dengan pola distribusi laba

emiten di Bursa Efek Jakarta yang mengikuti pola random walk. Keakuratan

model jones yang dimodifikasi ini perlu dikaji lagi dengan menggunakan model

alternatif penilaian perusahaan yang lain. Perlu dilakukan penelitian lanjutan

Page 59: Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak tahun 2008 (studi empitis pada perusahaan real

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

dengan menggabungkan perusahaan yang bernilai buku ekuitas negatif dan

positif, dan juga untuk sektor non .

D. Implikasi Penelitian

Secara teori informasi akuntansi yang digunakan secara luas oleh

investor dan analis keuangan dapat memunculkan keinginan manajemen

melakukan manajemen laba dengan maksud mempengaruhi harga saham jangka

pendek. Manajemen laba dapat dideteksi atau diproxy dengan menggunakan

Discretionary Accrual. Discretionary Accrual dapat digunakan untuk

mendeteksi manajemen laba, perusahaan biasa melakukan tax shifting atau

penggeseran laba dengan adanya Undang-Undang mengenai penurunan PPH,

sehingga laba yang dibayarkan oleh perusahaan pada tahun sebelum adanya

penurunan tarif PPh akan lebih sedikit karena digeserkan pada tahun setelah

adanya UU penurunan tariff PPh. Hasil penelitian Balachandran, et al (2007)

membuktikan bahwa model modifikasi Jones oleh Dechow (1994) dapat

digunakan untuk mendeteksi tingkat discretionary accrual.