n kerja affan ahmad - digilib.batan.go.iddigilib.batan.go.id/e-jurnal/artikel/buletin statuta/vol. 1...
TRANSCRIPT
UPA Y A MENGURANGI KECELAKAAN DI UNIT-UNIT KERJA MELALUI PENERAPAN
SISTEM MA1~AJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHAT.-\N KERJA
Affan Ahmad
Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir
ABSTRAK
Kecelakaan keIJ"a di tempat kerja tidak teIJ"adi dengan sendirinya, tetapi pasti ada penyebabnya. Mlfnurotdata statistik bahwa kurang lebih 80 % dari terjadinya kecelakaan keIJ"a disebabkan olehfaktor manusia, sedangkanselebihnya di sebabkan oleh faktor teknis. Kesemua faktor penyebab kecelakaan keIJ"a tersebut tidak terlepas darifungsi manajemen di unit-unit kerja. Untuk itu dalam usaha -usaha pencegahan kecelakaan yang terpadu di suatutempat kerja, perlu didasari dengan persepsi yang sarna terhadap hal -hal mendasar yang menyangkut aspek -aspek keselamatan keIJ"a. Sadar bahwa di setiap tempat keIJ"a terdapat sumber baha.va yangjenis, sifat dan resikonyatentu berbeda -beda. maka setiap ilzdividuitenaga keIJ"a mempunyai tanggung j~'ab moral untuk berosahamencegah terjadinya kecelakaan atau memperkecil resiko yang mungkin timbul dilingkungan unit keIJG masing -
"lasing secara terpadu. Upaya pihak manajemen dalam mengurangi kecelakaan keIJ.a di unit -unit keIJG dapatditempuh melalui penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara terpadu.
.4BSTRACT
Workplace accident at the \4'Orking area is not happen deriberate(v, but there are causes certain(v..4ccording to the statistic data, workplace a,,'cident caused by human factor approximate(v 80%, and 20?06 other" .411of cause factor of workplace accident interrelated to the management functions in the workplace devices. For thiscases, the integrated efforts accident prevention at the workplace area is need to the same perception of main maUerthat concern of workplace safety aspects. Kind, characteristic and risk of hazard source at the workplace aredifferent exactly, then each of workers have responsibility to prevent or to minimize the accident happen morally attheir working area integratery. The efforts of management to minimize the workplace accident at unit can be ca17oz"edout throught the application of sqfety management system and work health integrately.
PENDAHULUAN keselamatan kerja tidak hanya diarahkan terhadap
perbaikan kondisi yang tidak aman, tetapi juga
diarahkan kepada pendekatan dari segi manusia.
Unsafe act/tindakan tidak aman dari segi
manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
latar belakang pendidikan, pengetahuan, ketrampilan,
psikologi dan lain sebagainya. K~dua fa}..-tor
penyebab terjadinya kecelakaan kerja tidak terlepas
dari fungsi manajemen di tempat kerja. Berikut ini
digambarkan ilustrasi bahwa fungsi manaje-illen
sangat menentukan sekali dalam mencegah terjadinya
kecelakaan.
Sebuah pabrik terletak diatas sam bukit
yang setengahnya dikelilingi oleh lembah yang
curam. Tercatat bahwa selama 10 tahun pabrik
tesebut berJU1 telah terjadi 10 kali peristiwa
kecelakaan yang mendatangkan maul Kesepuluh kali
kecelakaan tersebut dialami oleh karyawan yang
terjatuh ke dalam jurang saat jam istirahat makaIl.
Bagaimanapun kecilnya resiko yang
diderita akibat dari suatu peristi\\"a kecelakaan, akan
berakibat kerugian baik yang berupa cedera pada
tenaga kelja, maupun kerusakan pada harta benda.
Sekecil apapun kecelakaan itu teljadi, paling tidak
akan berakibat penurunan efisiensi.
Sebelum ~un 1930, usaha pencegahan
kecelakaan dititik beratkan pada perbaik~
lpenyempurnaan kondisi peralatan dan lingkungan
kelja, karena pada periode tersebut orang masih
beranggapan bahwa sebab utama teljadinya
kecelakaan adalah darj kondisi peralatan/lingkungan
kelja yarlg tidak arnan (u.nsaf~ condition)
Sekitar tabun 1930, muncul teori dari HW.
Heinrich yang dikenal dengan teori "Domino
Ker~lakaa1'" ya-'1g mengaw.kan ball",," se~;an besar
kecelakaan kelja disebabkan oleh faktor manusia
(unsafe act). Dengan munculnya teori ini, maka usaha
15
Buleli. Keselamala. STATUTA, Vol. I, No. I, Agustus-Nopember 2000: 15-21
Argumen di atas seakan-akan benar.
Keputusan yang diambil oleh pihak rnanajernen untuk
rnenernpatkan sebuah ambulans disanapun
kelihatannya tepat. Dengan kata lain, kecelakaan
dapat terjadi karena kondisi yang tidak rnernbawa
keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat.
Jadi defmisi kecelakaan kerja adalah setiap p;:rbuataJl
atau kondisi tidak selamat yang dapat rnengakibatkan
kecelakaan. Seandainya rnanajernen tidak
rnernutuskan rnendirikan pabrik di tepi jurang korban
tidak akanjatuh, relaiD itu pulajika pihak rnanajernell
sedini rnungkin rnengingatkan kepada karyawan akan
bahaya bennain di tepi jurang pada saat istirahat,
rnaka karyawan akan lebih berhati-hati lagi. Jadi
peristi\\a kecelakaan di atas dapat dikatakan berakar
pada rnanajernen. Dengan kata lain kecelakan kerja
hanyalah rnerupakan gejala yang berakar pada
rnanajernen.
clari kejadian tersebut, akhirnya pihak
manajemen membuat suatu kebijakan dengan maksud
WIttik mencegah teljadinya kecelakaan. Pihak
manajemen sanggup menyediakan sejurnlah dana
WIttik upaya mencegah teljadinya kecelakaan .
Kebijakan tersebut berupa membangun
jalan yang menghubWIgkan pabrik dan lembah,
tempat dimana sering teljadi kecelakaan. Kemudian
menempatkan satu ambulans di lembah tersebut yang
siap siaga selama 8 jam sehari WIttik mengangkut
karban, jika ada yang teljatuh dari tepi jurang.
Dari peristiwa di atas seolah-olah kondisi
pabrik tersebut sangat membahayakan. NamWI pihak
manajemen mempertahankan pembangunan pabrik
pada lokasi tersebut dengan alasan : udara tetap segar
dan pemandangan indah. Mereka beranggapan
kecelakaan tersebut diakibatkan karena karyawan
l-urang berhati-hati.
[~~~~~~~~~ ]
Kebijakan Manajemen1 Akar I
sekaligus pula meningkatkan efisiensi dan
produktivitas ketja. Kecelakaan akibat keJja dapat
menimbulkan kerugian, baik secara ekonomis
maupun non ekonomis yang sangat sulit dinilai.
Kerugian ekonomis antara lain kerusakaan
peralatan/mesin, hari ketja yang hilang, produksi
yang hilang dan biaya pengobatan yang dapat dinilai
secara finansial. Sedangkank~~~ secara non'-c,
ekonomis sangat sulit secara fmansial $ei:>erti
Berdasarkan definisi kecelakaan keIja di
atas, maka lahirlah doktrin keselamatan dan
kesehatan kelja yang mengatakan bahwa cara
menanggulangi kecelakaan keIja adalah :
a. Meniadakan unsur penyebab kecelakaan.
b. Mengadakan pengawasan yang ketat.
Pelaksanaan K3 bertujuan untuk mencegah
teIjadinya kecelakaan keIja di tiap-tiap unit kerja,
16
Upaya Mengurangi Kecelakaan Di Unit-Unit Kelja Melalui PenerapanSistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Affan
hilangnya anggota tubuh korban yang hilang akibat
kecelakaan kerja, dampak psikologis bagi keluarga
yang ditinggalkan akibat korban meninggal dunia.
ANGKA KECELAKAAN KERJA SAMPAI
TABUN 1997
Data angka kecelakaan kcrja dibawah ini
diperolch dari training seminar kcselamatan dan
kcsehatan keIja tahun 1998 yang disampaikan olch
Dirjen Binawas Departemcn Tenaga Kcrja.~--
19% 1997
8729 I 10134 111632112819115016 16736
Keparahanltahun
1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
~Berat
2946 I 4837 57643270691
67462669544
79653289624
1794378
2808455
3289624
3553659
4281621
3813603
3899617
3044548Mati
5118 8100 9725
Prosentase pen~.ebab tetjadinya kecelakaan ketja berdasarkan perbuatan berbahaya (faktor peketja) sbb
Prosentase penyebab tetjadinya kecelakaan ketja berdasarkan kondisi berbahaya (lingkungan ketja) sbb
No. %17,41
Peralatan/bahan yang tidak seharusnya (mesin,pesawat, peralatanatau bah-an~ang tidak sesuai atau berbeda dari keharusan)
13,84
Kecacatan, ketidak sempurnaan (kolldisi atau kea~ yang tidaksemestinya misalnva : kasar. licin. taiam )
12,99~.
Pengaturan proSedur yang tidak aman (penyimpanan, peletakan yangtidak am~ diluar batas kernampuan,pembebanan lebih, dll)
9.794
~
2,02s.6.
penerangan tidak semp~~Cahaya.. silau , dll)Ventilasi tidak sempuma (penggantlan udara segar Yal'g kurang,sumber udara segar yang kur~)
2,47Iklim kelja yang tidak aman (suhu udara yang terlalu tinggi ataurendah, dll)
1,058 Tekanan udara yang tidak aman, tekanan udara terlalu tinggi ataurendah ~-
4,13Getaran berbahaya (getaran frekuenslYailg terlalu tinggi atau rendah,
_dll)
9.J~6
-W-:-IBisin~(~ vane mtensitasnya melebihi nilai ambang hams),11. IPakaian, peiien2kaD8I1 yang tldak aman (sarong tangan, reSpirator, , 24,19
17
Bllilil KIS8lamallA STATmA;, Vot.t, No. I, AgustuSi-Nopember 2000: 15-21
It".,:helm, sepatu keselarnatan,sempwna/cacat/rusak. dll)
dll tidak ter8edm- atau tidak
'~LLain-lain ~100I JlUDJah
Dari data di atas terlihat bahwa tingkat kecelakaan
keIja cenderung selalu meningkat setiap tahwmya.
Kecelakaan tersebut umwnnya disebabkan karena
faktor pekeIja dan lingkW1gan keIja. Kedua faktor
tersebut sangat berperan sekali terhadap teIjadinya
kecelakaan keIja. Sehingga kedua faktor tersebut
harns segera diminimasi sekecil mungkin.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini
yang cenderung menggunakan teknologi canggih,
tentu perlu diimbangi dengan kemampuan sumber
daya manusia dan pendekatan sistem manajemen
yang dapat mengantisipasi lebih dini resiko yang
mungkin timbul dari kecanggihan teknologi yang
digunakan. Upaya manajemen untuk memperbaiki
dan meningkatkan kineIja budaya keselamatan kerja
dal~ rangka mengurangi kecelakaan keIja dapat di!\
temptih melalui penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan keIja yang akan
dijelaskan di bawah ini :
perencanaan, tanggungjawab,pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan,penerapan, pencapaian , pengkajian ,
dan pemeliharaan kebijakan K3 dalarn rangka
pengendalian resiko yang berkaiatan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang arnan,
efisien dan produktif.
4. Prinsip-prinsip Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan daD Kesehatan
Kerja
Berikut ini akan dijabarkan prinsip-prinsip
dalam melakukan penerapap sistem manajemen
keselarnatan dan keseha~ kerja
1. Defioisi Maoajemeo
Manajemen adalah suatu proses kegiatan
yang terdiri alas perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengukuran dan tindak lanjut yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber
daya yang ada.
2. Definisi Sistem Manajemeo
Sistem manajemen adalah rangkaian
kegiatan manajemen yang teratur dan saling
berhubWlgan Wltuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
A. KOMITMEN DAN KEBUAKAN
Disini yang perlu menjadi ~rhatian penting terdiri
atas 3 hal yaitu kepemi.mpinan clan kornitmen;
tinjauan a\\"al K3 dan kebijakan K3.
I. Kepernimpinan dan Komitmen
Pembentukan koffiltmen untuk menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kelja di tempat kerja dati seluruh pihak yang ada
di tempat kelja. Disamping itu juga perlu
diejawantahkan deng~ adanya organisasi-
organisasi dari tempat.."kelja yang mendukung
terciptanya sistem manajemen K3; penyediaan
anggaran dan personel, melakukan perencanaan
K3 serta yang terakhir ~elakukan penilaian atas
kinerja K3 yang telah djterapkan.
2. Tinjauan Awal K3 -:
Tempat kelja harus ~~Iakukan peninjauan awal
atas K3 di tempat kerj~ dengan tara -cara :
-Mengidentiflkasi kondisi yang ada di
tempat kerja,. mengidentiflkasi sumber
bahaya dari ~egiatan-kegiatan yang
dilakukan di tempat kerj6 "',-'
-Adanya pemenuh~ akan pengetahuan dan
peraturan perundangan
3. Definisi Sistem Manajemeo Keselamatan
daD Kesebatan Kerja
Sistem manajen keselamatan dan kesehatan
kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara
kesel\U1Jhan yang meliputi struktur organisasi,
18
Upaya Mengurangi Kecelakaan Di Unit-Unit Kerja Melalui PenerapanSistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Affan
3.
Menetapkan tujuan dan sasaran dari
kebijakan K3 y~ barns dapat diukur;'
menggunakan satuan lindikator
pengukuran, sasaran pencapaian dan jangka
waktu pencapaian.
Menggunakan indikator kineIja sebagai
penilaian kineIja K3 sekaligus menjadi
informasi keberhasilan pencapaian sistem
manajemen K3
Menetapkan sistem pertanggung jawaban
dan Sarana untuk mencapai kebijakan K3.
C. PENERAPAN
Setelah membuat komitmen dan perencanaan, maka
selanjutnya adalah penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja. Yang perlu menjadi
perhatian pada tahap ini adalah :
-Membandingkan penerapan yang ada di
tempat kerja dengan penerapan yang
dilakukan oleh tempat kerja lain yang lebih
baik.
-Meninjau sebab akibat dari kejadian yang
membahayakan dan hal-hal lain yang
terkait dengan K3; dan
-Menilai efisiensi dan efektivitas dari
sumber daya yangtelah disediakan
Kebijakan K3
Kebijakan ini harus melewati proses konsultasi
dengan pekerja atau \,,'akilpekerja dan
disebarluaskan kepada seluruh pekerja.
Kebijakan ini juga harus bersifat dinamis ,
artinya sering ditinjau ulang agar selalu sesuai
dengan kondisi yang ada.
Untuk benar-benar menunjukkan kesungguhan
dari komitmen yang diiniliki, maka komitmen
tersebut harus tertulis dan ditanda tangani oleh
pengurus tertinggi dari tempat keraja tersebut.
Komitmen tertulis tersebut selanjutnya disebui
kebijakan yang harus memuat visi dan misi,
kerangka dan program kerja yang bersifat wnwn
dan atau operasional
B
Adanya Jaminan Kemampuan
Ketersediaan personil yang terlatih dal1
memaharni sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja, sarana yang
menunjang dan ketersediaan dana yang
mencukupi dari perencanaan yang telah
dibuat.
Menjadikan penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagai
bagian yang terintegrasi dari sistem
m~ajemen perusahaan.
Menjadikan semua pihak untuk berperan
serta 3ecara aktif dalam penerapan dan
menciptakan budaya kerja yang
mendukung penerapan dan pengeinbangan
sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja. Hal ini ditunjang dengan
penunjukkan tanggung jawab dan tanggung
gugat dari pekerjaan serta menciptakan
jalur komunikasi yang efektif.
Mengadakan pembicaraan dengan pekerja
mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja dan
meningkatkan motivasi dan kesadaraI1
PERENCANAAN
Perencanaan yang dibuat barns efek"tif dengan
mernuat sasaran yang jelas sebagai
pengejawantahan dari kebijakan K3 di tempat
kerja dan indikator kinerja serta barns dapat
menjawab kebijakan K3. Hal yang perlu
diperbatikan dalam perencanaan adalah
identiflkasi sumber bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko serta basil tinjauan awal
terbadap K3.
Dalam perencanaan ini secara lebih rinci terbagi
menjadi beberapa hal :
-Perencanaan identiflkasi bahaya, penilaian
dan pengendalian resiko dari kegiatan,
produk barang dan jasa.
-Pemenuhan akan peraturan perundangan
dan persyaratan laiIU1ya.
19
SI'ttil KtselamatlR STATUTA, Vol. I, No.1, Ag\istus-Nopember 2000 : 15-21
Dilakukan manajemen resiko ( identifikasl
sumber bahaya, penilaian resiko clan
pngendalian resiko). Pengendalian resiko
tersebut sudah harus dimulai dari sebelum
perancangan clan rekayasa, pada saat
perancangan clan rekayasa, setelah
perancangan clan rekayasa dengan
melakukan tinjauan ulang kontrak dan
memperhatikan pada saat pembelian.
Disamping itu untuk menghadapi hal-hal
yang tidak diinginkall perlu dipersiapkan
prosedur untuk menghadapi keadaan
darurat, menghadapi insiden dan pemulihan
keadaan darurat.
2.
D. PENGIJKURAN DAN EVALUASI
Pengtik-uran dan evaluasi ini merupakan alat
yang berg~a untuk :
-Mengetahui keberhasilan penerapan sistem
manajemen keselmnatan dan kesehatan
kerja
-Melak"ukml identiftkasi tindakan perbaikan
-Mengukw-, memantau dan metlgevaluasi
kinerja sistem manajemen dan keselamatan
dan kesehataIl kerja.
Untuk menjaga tingkat kepercayaan
terhadap data yang akan dipero1eh maka
beberapa proses harns di1akukan seperti
kalibrasi a1at, pengujian pera1atan dan
contoh piranti 1unak d'ln perangkat keras.
Ada 3 (tiga) kegiatan da1am me1akukan
pengukuran dan eva1uasi :
1. Inspeksi dan Pengujian .
Harns ditetapkan dan dijaga
konsistensi dari prosedur inspeksi,
pengujian dan pemantauan yang
berkaiatan dengan kebijakan K3.
2. Audit sistem manajemen kese1amatan
dan kesehatan kerja
Audit ini di1akukan untuk mengetahui
keefektifan dari penerapan sistem
manajemen kesematan daIl kesehataIl
semua pihak tentang sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
Mengadakan pelatihan untuk terus
menunjang sistem manajemen yang telah
diterapkan.
Kegiatan Pendukung
Diperlukan komunikasi dua arab yang
efektif antara pekerja dan pengurus serta
pelaporan rutin sebagai sumber penting
dalam penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja. Juga
perlu dijamin bahwa infonnasi mengalir
dari pengurus ke karya\"an demikian juga
sebaliknya.
Prosedur pelaporan informasi yang terkait
clan tepat wakw harus ditetapkan untuk
menjamin bah\\"a sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja dipantau
clan kinerjanya ditingkatkan. Pelaporan
dibedakan alas kepentigannya menjadi
internal (terjadinya insiden,ketidaksesuaian,
kinerja K3 dan identi[lkasi sumber bahaya)
clan eksternal (menangani yang
dipersyaratkan di peraturan perundangan).
Per.dokumentasian harus dibuat sesuai
dengan kebutuhan .Proses dan prosedur
kegiatan di tempat kerja harus ditentukan
clan didokumentasilca..,.
Tahap berik11t adalah pendokumentasian.
Dokumen harus dapat diidentifikasi,
ditinjau ulang, direvisi, disetujui oleh
personil yang bertanggung jawab berada di
tempat yang diperlukan dan dokumen
usang harus segera disingkirkan kecuali
yang digunakan untuk keperluan khusus.
T erakhir adalah adanya jaminan pencatatan
yang merupakan sarana untuk
menunjukkan kesesuaian penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja.
ldenti[lkasi sumber bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko
20
Upaya Mengurangi Kecelakaan Di Unit-Unit Kelja MelaJui PenerapanSistem Ma:najemen Keselarnatan Dan Kesehatan Kelja, Affan
Evaluasi efektivitas penerapan sistem
manajernen keselamatan dan kesehatan
kelja; dan
Kebutuhan untuk mengubah sistern
manajernen keselamatan dan kesehatan
kerja
KESIMPULAN
Dengan menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang melibatkan
unsur manajernen, tenaga k~a dan lingkungan kelja
yang terpadu, diharapkan akan mengurangi jum1ah
kecelakaan kerja di tiap -tiap unit kelja.
DAFTARPUSTAKAI. Dr. BelUlett N.B. Sil~l~, dkk, " Manajemen
Keselamatan dan Ke~hatan Kelja, PT. Pustaka
Binaman Presindo, Jakarta, 1995.2. Dr. S.)1Jkri Sahab, MS, " Teknik Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kelja, PT. Bina
Sumber Daya Manusia,- Jakarta, 1997."' Accident Prevention Manual for Business and
fudustry ", National Safety Council, 1992."' Pencegahan Kece1akaan ", PT. Pustaka
Binaman Pressido, Jakarta, 1989
E
3
4
kelja di ternpat kelja. Hal yang perlu
diperhatikan dalam audit adalah :
-Sisternatik dan independen
-Frekuensi audit berkala
-Kemampuan dan keahlian
petugasnya
-Metodologi yang digunakan
-Berdasarkan hasil audit
sebelumnya dan sumber bahaya
yangada
-Hasilnya dijadikan sebagai bahan
tinjauan manajernen dan jika
diperlukan ditindak lanjuti
dengan tindakan perbaikan
3. Tindakan Perbaikan daJl Pencegahall
Merupakan basil temuan dari audit dan
harus disetujui oleh pihak manajemen
dan dijamin pelaksanaalulya secara
sisternatik dan efektif
TINJAUAl"J ULANG DAN
PENINGKATAN
BERKESll-.rAMBUNGAN OLEH PIHAK
MANAJEMEN
'injauan ulang ini harus meliputi :
Evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3
Tujuan, sasaran dan kinerja K3
Hasil ternuan audit sistern manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
21