n kerja affan ahmad - digilib.batan.go.iddigilib.batan.go.id/e-jurnal/artikel/buletin statuta/vol. 1...

7
UPA Y A MENGURANGI KECELAKAAN DI UNIT-UNIT KERJA MELALUI PENERAPAN SISTEM MA1~AJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHAT.-\N KERJA Affan Ahmad PuslitbangKeselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir ABSTRAK Kecelakaan keIJ"adi tempat kerja tidak teIJ"adidengan sendirinya, tetapi pasti ada penyebabnya. Mlfnurot data statistik bahwa kurang lebih 80 % dari terjadinya kecelakaan keIJ"a disebabkan olehfaktor manusia, sedangkan selebihnya di sebabkan oleh faktor teknis. Kesemua faktor penyebab kecelakaan keIJ"a tersebut tidak terlepas dari fungsi manajemen di unit-unit kerja. Untuk itu dalam usaha -usaha pencegahan kecelakaan yang terpadu di suatu tempat kerja, perlu didasari dengan persepsi yang sarna terhadap hal -hal mendasar yang menyangkut aspek - aspek keselamatan keIJ"a. Sadar bahwa di setiap tempat keIJ"a terdapat sumber baha.va yangjenis, sifat dan resikonya tentu berbeda -beda. maka setiap ilzdividuitenaga keIJ"a mempunyai tanggung j~'ab moral untuk berosaha mencegah terjadinya kecelakaan atau memperkecil resiko yang mungkin timbul dilingkungan unit keIJG masing - "lasing secara terpadu. Upaya pihak manajemen dalam mengurangi kecelakaan keIJ.a di unit -unit keIJG dapat ditempuh melalui penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara terpadu. .4BSTRACT Workplace accident at the \4'Orking area is not happen deriberate(v, but there are causes certain(v. .4ccording to the statistic data, workplace a,,'cident caused by human factor approximate(v 80%, and 20?06 other" .411 of cause factor of workplace accident interrelated to the managementfunctions in the workplace devices. For this cases, the integrated efforts accident prevention at the workplace area is need to the same perception ofmain maUer that concern of workplace safety aspects. Kind, characteristic and risk of hazard source at the workplace are different exactly, then each of workers have responsibility to prevent or to minimize the accident happen morally at their working area integratery. The efforts of management to minimize the workplace accident at unit can be ca17oz"ed out throught the application of sqfety management system and work health integrately. PENDAHULUAN keselamatan kerja tidak hanya diarahkan terhadap perbaikan kondisi yang tidak aman, tetapi juga diarahkan kepada pendekatan dari segimanusia. Unsafe act/tindakan tidak aman dari segi manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti latarbelakang pendidikan,pengetahuan, ketrampilan, psikologi dan lain sebagainya. K~dua fa}..-tor penyebab terjadinya kecelakaan kerja tidak terlepas dari fungsi manajemen di tempatkerja. Berikut ini digambarkan ilustrasi bahwa fungsi manaje-illen sangat menentukan sekali dalammencegah terjadinya kecelakaan. Sebuah pabrik terletak diatas sam bukit yang setengahnya dikelilingi oleh lembah yang curam. Tercatat bahwa selama 10 tahun pabrik tesebut berJU1 telah terjadi 10 kali peristiwa kecelakaan yangmendatangkan maul Kesepuluh kali kecelakaan tersebut dialami oleh karyawan yang terjatuhke dalam jurang saat jam istirahatmakaIl. Bagaimanapun kecilnya resiko yang diderita akibat dari suatu peristi\\"akecelakaan, akan berakibat kerugian baik yang berupa cedera pada tenaga kelja, maupun kerusakan pada harta benda. Sekecil apapunkecelakaan itu teljadi, paling tidak akan berakibat penurunan efisiensi. Sebelum ~un 1930, usaha pencegahan kecelakaan dititik beratkan pada perbaik~ lpenyempurnaankondisi peralatan dan lingkungan kelja, karena pada periode tersebut orang masih beranggapan bahwa sebab utama teljadinya kecelakaan adalahdarj kondisi peralatan/lingkungan kelja yarlgtidak arnan (u.nsaf~ condition) Sekitar tabun 1930, muncul teori dari HW. Heinrich yang dikenal dengan teori "Domino Ker~lakaa1'" ya-'1g mengaw.kan ball",," se~;an besar kecelakaan kelja disebabkan oleh faktor manusia (unsafe act). Dengan munculnya teori ini, maka usaha 15

Upload: phamdieu

Post on 09-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UPA Y A MENGURANGI KECELAKAAN DI UNIT-UNIT KERJA MELALUI PENERAPAN

SISTEM MA1~AJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHAT.-\N KERJA

Affan Ahmad

Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir

ABSTRAK

Kecelakaan keIJ"a di tempat kerja tidak teIJ"adi dengan sendirinya, tetapi pasti ada penyebabnya. Mlfnurotdata statistik bahwa kurang lebih 80 % dari terjadinya kecelakaan keIJ"a disebabkan olehfaktor manusia, sedangkanselebihnya di sebabkan oleh faktor teknis. Kesemua faktor penyebab kecelakaan keIJ"a tersebut tidak terlepas darifungsi manajemen di unit-unit kerja. Untuk itu dalam usaha -usaha pencegahan kecelakaan yang terpadu di suatutempat kerja, perlu didasari dengan persepsi yang sarna terhadap hal -hal mendasar yang menyangkut aspek -aspek keselamatan keIJ"a. Sadar bahwa di setiap tempat keIJ"a terdapat sumber baha.va yangjenis, sifat dan resikonyatentu berbeda -beda. maka setiap ilzdividuitenaga keIJ"a mempunyai tanggung j~'ab moral untuk berosahamencegah terjadinya kecelakaan atau memperkecil resiko yang mungkin timbul dilingkungan unit keIJG masing -

"lasing secara terpadu. Upaya pihak manajemen dalam mengurangi kecelakaan keIJ.a di unit -unit keIJG dapatditempuh melalui penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara terpadu.

.4BSTRACT

Workplace accident at the \4'Orking area is not happen deriberate(v, but there are causes certain(v..4ccording to the statistic data, workplace a,,'cident caused by human factor approximate(v 80%, and 20?06 other" .411of cause factor of workplace accident interrelated to the management functions in the workplace devices. For thiscases, the integrated efforts accident prevention at the workplace area is need to the same perception of main maUerthat concern of workplace safety aspects. Kind, characteristic and risk of hazard source at the workplace aredifferent exactly, then each of workers have responsibility to prevent or to minimize the accident happen morally attheir working area integratery. The efforts of management to minimize the workplace accident at unit can be ca17oz"edout throught the application of sqfety management system and work health integrately.

PENDAHULUAN keselamatan kerja tidak hanya diarahkan terhadap

perbaikan kondisi yang tidak aman, tetapi juga

diarahkan kepada pendekatan dari segi manusia.

Unsafe act/tindakan tidak aman dari segi

manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

latar belakang pendidikan, pengetahuan, ketrampilan,

psikologi dan lain sebagainya. K~dua fa}..-tor

penyebab terjadinya kecelakaan kerja tidak terlepas

dari fungsi manajemen di tempat kerja. Berikut ini

digambarkan ilustrasi bahwa fungsi manaje-illen

sangat menentukan sekali dalam mencegah terjadinya

kecelakaan.

Sebuah pabrik terletak diatas sam bukit

yang setengahnya dikelilingi oleh lembah yang

curam. Tercatat bahwa selama 10 tahun pabrik

tesebut berJU1 telah terjadi 10 kali peristiwa

kecelakaan yang mendatangkan maul Kesepuluh kali

kecelakaan tersebut dialami oleh karyawan yang

terjatuh ke dalam jurang saat jam istirahat makaIl.

Bagaimanapun kecilnya resiko yang

diderita akibat dari suatu peristi\\"a kecelakaan, akan

berakibat kerugian baik yang berupa cedera pada

tenaga kelja, maupun kerusakan pada harta benda.

Sekecil apapun kecelakaan itu teljadi, paling tidak

akan berakibat penurunan efisiensi.

Sebelum ~un 1930, usaha pencegahan

kecelakaan dititik beratkan pada perbaik~

lpenyempurnaan kondisi peralatan dan lingkungan

kelja, karena pada periode tersebut orang masih

beranggapan bahwa sebab utama teljadinya

kecelakaan adalah darj kondisi peralatan/lingkungan

kelja yarlg tidak arnan (u.nsaf~ condition)

Sekitar tabun 1930, muncul teori dari HW.

Heinrich yang dikenal dengan teori "Domino

Ker~lakaa1'" ya-'1g mengaw.kan ball",," se~;an besar

kecelakaan kelja disebabkan oleh faktor manusia

(unsafe act). Dengan munculnya teori ini, maka usaha

15

Buleli. Keselamala. STATUTA, Vol. I, No. I, Agustus-Nopember 2000: 15-21

Argumen di atas seakan-akan benar.

Keputusan yang diambil oleh pihak rnanajernen untuk

rnenernpatkan sebuah ambulans disanapun

kelihatannya tepat. Dengan kata lain, kecelakaan

dapat terjadi karena kondisi yang tidak rnernbawa

keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat.

Jadi defmisi kecelakaan kerja adalah setiap p;:rbuataJl

atau kondisi tidak selamat yang dapat rnengakibatkan

kecelakaan. Seandainya rnanajernen tidak

rnernutuskan rnendirikan pabrik di tepi jurang korban

tidak akanjatuh, relaiD itu pulajika pihak rnanajernell

sedini rnungkin rnengingatkan kepada karyawan akan

bahaya bennain di tepi jurang pada saat istirahat,

rnaka karyawan akan lebih berhati-hati lagi. Jadi

peristi\\a kecelakaan di atas dapat dikatakan berakar

pada rnanajernen. Dengan kata lain kecelakan kerja

hanyalah rnerupakan gejala yang berakar pada

rnanajernen.

clari kejadian tersebut, akhirnya pihak

manajemen membuat suatu kebijakan dengan maksud

WIttik mencegah teljadinya kecelakaan. Pihak

manajemen sanggup menyediakan sejurnlah dana

WIttik upaya mencegah teljadinya kecelakaan .

Kebijakan tersebut berupa membangun

jalan yang menghubWIgkan pabrik dan lembah,

tempat dimana sering teljadi kecelakaan. Kemudian

menempatkan satu ambulans di lembah tersebut yang

siap siaga selama 8 jam sehari WIttik mengangkut

karban, jika ada yang teljatuh dari tepi jurang.

Dari peristiwa di atas seolah-olah kondisi

pabrik tersebut sangat membahayakan. NamWI pihak

manajemen mempertahankan pembangunan pabrik

pada lokasi tersebut dengan alasan : udara tetap segar

dan pemandangan indah. Mereka beranggapan

kecelakaan tersebut diakibatkan karena karyawan

l-urang berhati-hati.

[~~~~~~~~~ ]

Kebijakan Manajemen1 Akar I

sekaligus pula meningkatkan efisiensi dan

produktivitas ketja. Kecelakaan akibat keJja dapat

menimbulkan kerugian, baik secara ekonomis

maupun non ekonomis yang sangat sulit dinilai.

Kerugian ekonomis antara lain kerusakaan

peralatan/mesin, hari ketja yang hilang, produksi

yang hilang dan biaya pengobatan yang dapat dinilai

secara finansial. Sedangkank~~~ secara non'-c,

ekonomis sangat sulit secara fmansial $ei:>erti

Berdasarkan definisi kecelakaan keIja di

atas, maka lahirlah doktrin keselamatan dan

kesehatan kelja yang mengatakan bahwa cara

menanggulangi kecelakaan keIja adalah :

a. Meniadakan unsur penyebab kecelakaan.

b. Mengadakan pengawasan yang ketat.

Pelaksanaan K3 bertujuan untuk mencegah

teIjadinya kecelakaan keIja di tiap-tiap unit kerja,

16

Upaya Mengurangi Kecelakaan Di Unit-Unit Kelja Melalui PenerapanSistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Affan

hilangnya anggota tubuh korban yang hilang akibat

kecelakaan kerja, dampak psikologis bagi keluarga

yang ditinggalkan akibat korban meninggal dunia.

ANGKA KECELAKAAN KERJA SAMPAI

TABUN 1997

Data angka kecelakaan kcrja dibawah ini

diperolch dari training seminar kcselamatan dan

kcsehatan keIja tahun 1998 yang disampaikan olch

Dirjen Binawas Departemcn Tenaga Kcrja.~--

19% 1997

8729 I 10134 111632112819115016 16736

Keparahanltahun

1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995

~Berat

2946 I 4837 57643270691

67462669544

79653289624

1794378

2808455

3289624

3553659

4281621

3813603

3899617

3044548Mati

5118 8100 9725

Prosentase pen~.ebab tetjadinya kecelakaan ketja berdasarkan perbuatan berbahaya (faktor peketja) sbb

Prosentase penyebab tetjadinya kecelakaan ketja berdasarkan kondisi berbahaya (lingkungan ketja) sbb

No. %17,41

Peralatan/bahan yang tidak seharusnya (mesin,pesawat, peralatanatau bah-an~ang tidak sesuai atau berbeda dari keharusan)

13,84

Kecacatan, ketidak sempurnaan (kolldisi atau kea~ yang tidaksemestinya misalnva : kasar. licin. taiam )

12,99~.

Pengaturan proSedur yang tidak aman (penyimpanan, peletakan yangtidak am~ diluar batas kernampuan,pembebanan lebih, dll)

9.794

~

2,02s.6.

penerangan tidak semp~~Cahaya.. silau , dll)Ventilasi tidak sempuma (penggantlan udara segar Yal'g kurang,sumber udara segar yang kur~)

2,47Iklim kelja yang tidak aman (suhu udara yang terlalu tinggi ataurendah, dll)

1,058 Tekanan udara yang tidak aman, tekanan udara terlalu tinggi ataurendah ~-

4,13Getaran berbahaya (getaran frekuenslYailg terlalu tinggi atau rendah,

_dll)

9.J~6

-W-:-IBisin~(~ vane mtensitasnya melebihi nilai ambang hams),11. IPakaian, peiien2kaD8I1 yang tldak aman (sarong tangan, reSpirator, , 24,19

17

Bllilil KIS8lamallA STATmA;, Vot.t, No. I, AgustuSi-Nopember 2000: 15-21

It".,:helm, sepatu keselarnatan,sempwna/cacat/rusak. dll)

dll tidak ter8edm- atau tidak

'~LLain-lain ~100I JlUDJah

Dari data di atas terlihat bahwa tingkat kecelakaan

keIja cenderung selalu meningkat setiap tahwmya.

Kecelakaan tersebut umwnnya disebabkan karena

faktor pekeIja dan lingkW1gan keIja. Kedua faktor

tersebut sangat berperan sekali terhadap teIjadinya

kecelakaan keIja. Sehingga kedua faktor tersebut

harns segera diminimasi sekecil mungkin.

Pada era globalisasi seperti sekarang ini

yang cenderung menggunakan teknologi canggih,

tentu perlu diimbangi dengan kemampuan sumber

daya manusia dan pendekatan sistem manajemen

yang dapat mengantisipasi lebih dini resiko yang

mungkin timbul dari kecanggihan teknologi yang

digunakan. Upaya manajemen untuk memperbaiki

dan meningkatkan kineIja budaya keselamatan kerja

dal~ rangka mengurangi kecelakaan keIja dapat di!\

temptih melalui penerapan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan keIja yang akan

dijelaskan di bawah ini :

perencanaan, tanggungjawab,pelaksanaan, prosedur,

proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi

pengembangan,penerapan, pencapaian , pengkajian ,

dan pemeliharaan kebijakan K3 dalarn rangka

pengendalian resiko yang berkaiatan dengan kegiatan

kerja guna terciptanya tempat kerja yang arnan,

efisien dan produktif.

4. Prinsip-prinsip Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan daD Kesehatan

Kerja

Berikut ini akan dijabarkan prinsip-prinsip

dalam melakukan penerapap sistem manajemen

keselarnatan dan keseha~ kerja

1. Defioisi Maoajemeo

Manajemen adalah suatu proses kegiatan

yang terdiri alas perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengukuran dan tindak lanjut yang

dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber

daya yang ada.

2. Definisi Sistem Manajemeo

Sistem manajemen adalah rangkaian

kegiatan manajemen yang teratur dan saling

berhubWlgan Wltuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

A. KOMITMEN DAN KEBUAKAN

Disini yang perlu menjadi ~rhatian penting terdiri

atas 3 hal yaitu kepemi.mpinan clan kornitmen;

tinjauan a\\"al K3 dan kebijakan K3.

I. Kepernimpinan dan Komitmen

Pembentukan koffiltmen untuk menerapkan

sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kelja di tempat kerja dati seluruh pihak yang ada

di tempat kelja. Disamping itu juga perlu

diejawantahkan deng~ adanya organisasi-

organisasi dari tempat.."kelja yang mendukung

terciptanya sistem manajemen K3; penyediaan

anggaran dan personel, melakukan perencanaan

K3 serta yang terakhir ~elakukan penilaian atas

kinerja K3 yang telah djterapkan.

2. Tinjauan Awal K3 -:

Tempat kelja harus ~~Iakukan peninjauan awal

atas K3 di tempat kerj~ dengan tara -cara :

-Mengidentiflkasi kondisi yang ada di

tempat kerja,. mengidentiflkasi sumber

bahaya dari ~egiatan-kegiatan yang

dilakukan di tempat kerj6 "',-'

-Adanya pemenuh~ akan pengetahuan dan

peraturan perundangan

3. Definisi Sistem Manajemeo Keselamatan

daD Kesebatan Kerja

Sistem manajen keselamatan dan kesehatan

kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara

kesel\U1Jhan yang meliputi struktur organisasi,

18

Upaya Mengurangi Kecelakaan Di Unit-Unit Kerja Melalui PenerapanSistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Affan

3.

Menetapkan tujuan dan sasaran dari

kebijakan K3 y~ barns dapat diukur;'

menggunakan satuan lindikator

pengukuran, sasaran pencapaian dan jangka

waktu pencapaian.

Menggunakan indikator kineIja sebagai

penilaian kineIja K3 sekaligus menjadi

informasi keberhasilan pencapaian sistem

manajemen K3

Menetapkan sistem pertanggung jawaban

dan Sarana untuk mencapai kebijakan K3.

C. PENERAPAN

Setelah membuat komitmen dan perencanaan, maka

selanjutnya adalah penerapan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja. Yang perlu menjadi

perhatian pada tahap ini adalah :

-Membandingkan penerapan yang ada di

tempat kerja dengan penerapan yang

dilakukan oleh tempat kerja lain yang lebih

baik.

-Meninjau sebab akibat dari kejadian yang

membahayakan dan hal-hal lain yang

terkait dengan K3; dan

-Menilai efisiensi dan efektivitas dari

sumber daya yangtelah disediakan

Kebijakan K3

Kebijakan ini harus melewati proses konsultasi

dengan pekerja atau \,,'akilpekerja dan

disebarluaskan kepada seluruh pekerja.

Kebijakan ini juga harus bersifat dinamis ,

artinya sering ditinjau ulang agar selalu sesuai

dengan kondisi yang ada.

Untuk benar-benar menunjukkan kesungguhan

dari komitmen yang diiniliki, maka komitmen

tersebut harus tertulis dan ditanda tangani oleh

pengurus tertinggi dari tempat keraja tersebut.

Komitmen tertulis tersebut selanjutnya disebui

kebijakan yang harus memuat visi dan misi,

kerangka dan program kerja yang bersifat wnwn

dan atau operasional

B

Adanya Jaminan Kemampuan

Ketersediaan personil yang terlatih dal1

memaharni sistem manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja, sarana yang

menunjang dan ketersediaan dana yang

mencukupi dari perencanaan yang telah

dibuat.

Menjadikan penerapan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja sebagai

bagian yang terintegrasi dari sistem

m~ajemen perusahaan.

Menjadikan semua pihak untuk berperan

serta 3ecara aktif dalam penerapan dan

menciptakan budaya kerja yang

mendukung penerapan dan pengeinbangan

sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja. Hal ini ditunjang dengan

penunjukkan tanggung jawab dan tanggung

gugat dari pekerjaan serta menciptakan

jalur komunikasi yang efektif.

Mengadakan pembicaraan dengan pekerja

mengenai penerapan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja dan

meningkatkan motivasi dan kesadaraI1

PERENCANAAN

Perencanaan yang dibuat barns efek"tif dengan

mernuat sasaran yang jelas sebagai

pengejawantahan dari kebijakan K3 di tempat

kerja dan indikator kinerja serta barns dapat

menjawab kebijakan K3. Hal yang perlu

diperbatikan dalam perencanaan adalah

identiflkasi sumber bahaya, penilaian dan

pengendalian resiko serta basil tinjauan awal

terbadap K3.

Dalam perencanaan ini secara lebih rinci terbagi

menjadi beberapa hal :

-Perencanaan identiflkasi bahaya, penilaian

dan pengendalian resiko dari kegiatan,

produk barang dan jasa.

-Pemenuhan akan peraturan perundangan

dan persyaratan laiIU1ya.

19

SI'ttil KtselamatlR STATUTA, Vol. I, No.1, Ag\istus-Nopember 2000 : 15-21

Dilakukan manajemen resiko ( identifikasl

sumber bahaya, penilaian resiko clan

pngendalian resiko). Pengendalian resiko

tersebut sudah harus dimulai dari sebelum

perancangan clan rekayasa, pada saat

perancangan clan rekayasa, setelah

perancangan clan rekayasa dengan

melakukan tinjauan ulang kontrak dan

memperhatikan pada saat pembelian.

Disamping itu untuk menghadapi hal-hal

yang tidak diinginkall perlu dipersiapkan

prosedur untuk menghadapi keadaan

darurat, menghadapi insiden dan pemulihan

keadaan darurat.

2.

D. PENGIJKURAN DAN EVALUASI

Pengtik-uran dan evaluasi ini merupakan alat

yang berg~a untuk :

-Mengetahui keberhasilan penerapan sistem

manajemen keselmnatan dan kesehatan

kerja

-Melak"ukml identiftkasi tindakan perbaikan

-Mengukw-, memantau dan metlgevaluasi

kinerja sistem manajemen dan keselamatan

dan kesehataIl kerja.

Untuk menjaga tingkat kepercayaan

terhadap data yang akan dipero1eh maka

beberapa proses harns di1akukan seperti

kalibrasi a1at, pengujian pera1atan dan

contoh piranti 1unak d'ln perangkat keras.

Ada 3 (tiga) kegiatan da1am me1akukan

pengukuran dan eva1uasi :

1. Inspeksi dan Pengujian .

Harns ditetapkan dan dijaga

konsistensi dari prosedur inspeksi,

pengujian dan pemantauan yang

berkaiatan dengan kebijakan K3.

2. Audit sistem manajemen kese1amatan

dan kesehatan kerja

Audit ini di1akukan untuk mengetahui

keefektifan dari penerapan sistem

manajemen kesematan daIl kesehataIl

semua pihak tentang sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja.

Mengadakan pelatihan untuk terus

menunjang sistem manajemen yang telah

diterapkan.

Kegiatan Pendukung

Diperlukan komunikasi dua arab yang

efektif antara pekerja dan pengurus serta

pelaporan rutin sebagai sumber penting

dalam penerapan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja. Juga

perlu dijamin bahwa infonnasi mengalir

dari pengurus ke karya\"an demikian juga

sebaliknya.

Prosedur pelaporan informasi yang terkait

clan tepat wakw harus ditetapkan untuk

menjamin bah\\"a sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja dipantau

clan kinerjanya ditingkatkan. Pelaporan

dibedakan alas kepentigannya menjadi

internal (terjadinya insiden,ketidaksesuaian,

kinerja K3 dan identi[lkasi sumber bahaya)

clan eksternal (menangani yang

dipersyaratkan di peraturan perundangan).

Per.dokumentasian harus dibuat sesuai

dengan kebutuhan .Proses dan prosedur

kegiatan di tempat kerja harus ditentukan

clan didokumentasilca..,.

Tahap berik11t adalah pendokumentasian.

Dokumen harus dapat diidentifikasi,

ditinjau ulang, direvisi, disetujui oleh

personil yang bertanggung jawab berada di

tempat yang diperlukan dan dokumen

usang harus segera disingkirkan kecuali

yang digunakan untuk keperluan khusus.

T erakhir adalah adanya jaminan pencatatan

yang merupakan sarana untuk

menunjukkan kesesuaian penerapan sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja.

ldenti[lkasi sumber bahaya, penilaian dan

pengendalian resiko

20

Upaya Mengurangi Kecelakaan Di Unit-Unit Kelja MelaJui PenerapanSistem Ma:najemen Keselarnatan Dan Kesehatan Kelja, Affan

Evaluasi efektivitas penerapan sistem

manajernen keselamatan dan kesehatan

kelja; dan

Kebutuhan untuk mengubah sistern

manajernen keselamatan dan kesehatan

kerja

KESIMPULAN

Dengan menerapkan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja yang melibatkan

unsur manajernen, tenaga k~a dan lingkungan kelja

yang terpadu, diharapkan akan mengurangi jum1ah

kecelakaan kerja di tiap -tiap unit kelja.

DAFTARPUSTAKAI. Dr. BelUlett N.B. Sil~l~, dkk, " Manajemen

Keselamatan dan Ke~hatan Kelja, PT. Pustaka

Binaman Presindo, Jakarta, 1995.2. Dr. S.)1Jkri Sahab, MS, " Teknik Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kelja, PT. Bina

Sumber Daya Manusia,- Jakarta, 1997."' Accident Prevention Manual for Business and

fudustry ", National Safety Council, 1992."' Pencegahan Kece1akaan ", PT. Pustaka

Binaman Pressido, Jakarta, 1989

E

3

4

kelja di ternpat kelja. Hal yang perlu

diperhatikan dalam audit adalah :

-Sisternatik dan independen

-Frekuensi audit berkala

-Kemampuan dan keahlian

petugasnya

-Metodologi yang digunakan

-Berdasarkan hasil audit

sebelumnya dan sumber bahaya

yangada

-Hasilnya dijadikan sebagai bahan

tinjauan manajernen dan jika

diperlukan ditindak lanjuti

dengan tindakan perbaikan

3. Tindakan Perbaikan daJl Pencegahall

Merupakan basil temuan dari audit dan

harus disetujui oleh pihak manajemen

dan dijamin pelaksanaalulya secara

sisternatik dan efektif

TINJAUAl"J ULANG DAN

PENINGKATAN

BERKESll-.rAMBUNGAN OLEH PIHAK

MANAJEMEN

'injauan ulang ini harus meliputi :

Evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3

Tujuan, sasaran dan kinerja K3

Hasil ternuan audit sistern manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja

21