modul 8
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Biokimia
Percobaan ke 7
Induksi Beta-Galaktosidase
Nama : Widya Wigati
NIM : 10511035
Kelompok : V
Asisten : Riski (20512045)
Tanggal Praktikum : Kamis, 3 April 2014
Tanggal Pengumpulan : Kamis, 10 April 2014
Laboratorium Biokimia
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
2014
Percobaan ke 7
Induksi Beta Galaktosidase
I. Tujuan Percobaan
Menginduksi dan menentukan aktivitas beta-galaktosidase dari E.Coli
menggunakan teknik spektrofotometri
II. Teori Dasar
Laktosa adalah gula bisakarida yang tersusun atas glukosa dan galaktosa.
Laktosa dapat diuraikan menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim -βgalaktosidase. Bakteri E. coli dalam hidupnya dapat memanfaatkan baik laktosa
maupun glukosa tergantung gula mana yang tersedia dilingkungan. Bakteri E. coli
mempunyai kemampuan mensintesis -galaktosidase sehingga bila laktosa yangβ
dimanfaatkan sebagai sumber karbon maka bakteri tersebut akan mampu
mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Operon, adalah. sekelompok gen yang diapit secara bersamaan oleh sepasang
promotor dan terminator. Gen-gen pada satu operon akan diekspresikan secara
bersamaan melalui inisiasi transkripsi pada promotor yang sama dan berakhir
pada terminator yang sama. Gen-gen yang berada pada satu operon mempunyai
hubungan fungsi dalam metabolisme.
Lac operon adalah operon yang berfungsi dalam proses metabolisme laktosa di
bakteri E.coli ataupun bakteri lainya. Pada operon laktosa terdapat tiga gen
struktural yaitu sebagai berikut :
lacZ : gen yang berfungsi untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
mengubah laktosa menjadi allolaktosa yang mengatur Lac operon (mengkode
enzim beta-galaktosidase)
Lac Y : berperan dalam transport laktosa dalam membran sitoplasma (mengkode
enzim permease)
Lac A : berperan dalam mengkode enzim transasetilase.
Dalam kasus operon laktosa terdapat dua gen regulator yaitu gen lac-i dan
gen crp. Gen Lac i berhubungan dengan kehadiran laktosa, sedangkan
gen crp berhubungan dengan kehadiran glukosa. Gen regulator berperan
mengatur ekspresi gen struktural.
Skema lac operon di dalam sel E.coli :
Operator : urutan basa di DNA yang berdekatan dengan promotor Lac mRNA dan
merupakan tempat terikatnya represor.
Represor : protein/chemical yang menempel pada operator dan mengalangi
proses transkripsi.
Inducer : chemical yang menginisiasi proses transkripsi dengan cara melepaskan
represor dari operator.
Promotor : tempat menempel nya RNA polimerase yang juga berfungsi untuk
memperkenalkan / mem-promote kan proses transkripsi.
Pada percobaan ini, kultur bakteri ditumbuhkan dulu dalam media yang berisi
berbagai gula yang berbeda-beda. Gula-gula tersebut dijadikan sumber energi
bakteri selama inkubasi semalaman. Sebagai substrat, tidak digunakan laktosa,
melainkan ONPG (orthonitrophenyl galactosides), yaitu suatu senyawa -βgalaktosida. Setelah ONPG dipotong oleh enzim -galactosidase, akan dihasilkanβ
ONP (orthonitrophenol) yang berwarna kuning ( maks = 420 nm). Denganλ
demikian, penentuan efek induksi gula pada sintesis -galaktosidase dapatβ
ditentukan dengan metode spektrofotometri.
Berikut merupakan struktur ONPG menjadi ONP dengan adanya bantuan dari enzim beta galaktosidase :
III. .Data Pengamatan
a. Data OD
Medium NB 0.542
Medium NB + Laktosa 0.503
Medium NB + Lak + glu 0.364
Tabungwaktu inkubasi (menit)
0 10 20 30 40medium NB 0.03 1.952 1.987 1.988 1.998medium NB + laktosa 0.013 2.003 2.001 1.992 1.984medium NB + laktosa + glukosa 0.053 0.054 0.103 0.152 0.211
IV. Perhitungan dan Pengolahan Data
0 5 10 15 20 25 30 35 40 450.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
Absorban Vs Waktu
NBNB+LacNB+Lac+Glu
waktu (menit)
Abso
rban
Menentukan Aktivitas Enzim
Aktivitas enzim=A420
t inkubasi×V kultur×OD600
Aktivitas enzim= 1.95210×1.5×10−3 L×0.542
= 240.098
Denganmenggunakan perhitungan yang sama,maka didapatkanhasil sebagai
berikut :
5 10 15 20 25 30 35 40 450
50
100
150
200
250
300
kurva aktivitas VS Waktu
NBNB+LakNB+Glu+Lak
Waktu (menit)
Aktiv
itas
t (menit)Tabung
0 10 20 30 40
A (NB) 0 240,0984
122,2017
81,50882
61,43911B (NB + laktosa) 0 265,47
38132,60
4488,005
365,738
9C (NB + glukosa + laktosa) 0 9,89011
9,432234
9,279609
9,661172
V. Pembahasan
Pada percobaan ini, akan ditentukan aktivitas enzim beta galaktisidase pada
berbagai medium dan pada berbagai waktu inkubasi. Induksi beta galaktosidase
yang dilakukan berasal dari kultur suspensi bakteri E.Coli yang telah ditumbuhkan
pada 3 media yaitu media NB, media NB+laktosa dan media NB+glukosa+laktosa.
penggunaan kultur suspensi e.coli sebagai prekursor enzim beta galaktosidase
disebabkan karena bakteri e.coli tidak dapat menyerap laktosa, sehingga bakteri
tersebut akan mengsintesis enzim beta galaktosidase untuk merombak laktosa
menjadi suatu yang glukosa yang dapat diserap.
Pada tahap awal, kultur bakteri disentrifugasi dengan tujuan untuk
mengendapkan bakteri dan memisahkan dari media. Penambahan buffer Z
bertujuan untuk mencuci sisa-sisa media yang masih ada. Sentrifugasi dan
pencucian dengan buffer Z dilakukan berkali-kali supaya pemisahan bakteri dari
media berlangsung dengan baik.
Setelah ditambahkan buffer Z, maka akan ditambahkan kloroform dan SDS.
Kloroform berfungsi sebagai pelarut organik yang ditambahkan untuk
mengekstrak komponen-komponen sel yang sudah tidak dibutuhkan. Sedangkan
SDS (Sodium Dodecyl Sulfate) ditambahkan sebagai molekul yang akan melakukan
proses lisis terhadap sel bakteri, sehingga SDS akan mengikat dan merusak
membran sel bakteri dan akhirnya sel akan pecah dan enzim beta galaktosidase
nya dapat terekstrak.
Setelah itu, tabung diinkubasi pada suhu 37°C. Suhu 37°C merupakan suhu yang
sama dengan suhu tubuh sehingga suhu tersebut merupakan suhu optimum bagi
kerja enzim -galaktosidase. Dengan inkubasi terlebih dahuluβ pada suhu 37°C
akan membuat enzim menjadi efektif untuk bekerja.
Setelah diinkubasi, ditambahkan ONPG (orthonitrophenyl-galactosides) yang
berfungsi sebagai substrat. ONPG ini merupakan pengganti dari laktosa. Alasan
penggunaan ONPG adalah karena saat adanya aktivitas enzim beta galaktosidase,
ONPG ini akan berubah menjadi ONP yang berwarna kuning dan menyerap cahaya
UV pada panjang gelombang 420 nm. Sehingga penentuan aktivitas enzim beta
galaktosidasenya dapat menggunakan metode spektrofotokimia. ONPG dapat
bertindak sebagai pengganti laktosa dikarenakan strukturnya yang serupa dan
sama-sama akan terhidrolisis menjadi galaktosa ketika terdapat aktivitas enzim
beta galaktosidase.
Setelah penambahan ONPG. Maka tabung tersebut diinkubasi pada berbagai
waktu. Ada juga tabung yang tidak diinkubasi. Setelah tahap inkubasi selesai,
maka larutan di dalam tabung akan ditambahkan Na2CO3 yang bersifat basa, dan
akan mengubah pH larutan. Kondisi pH menjadi tidak optimum lagi bagi kerja
enzim, dan aktivitas enzim akan menurun. Sehingga Na2CO3 juga dapat bertindak
sebagai penghenti kerja enzim beta gaaktosidase yang ada di dalam tabung.
Setelah ditambahkan Na2CO3, tabung tersebut dimasukan kedalam penangas es
untuk memastikan bahwa aktivitas enzim beta galaktosidase tersebut benar-benar berhenti.
Pada percobaan ini, seharunya tabung-tabung yang tidak melalui tahap inkubasi tidak
menunjukan aktivitas enzim beta galaktosidase (absroban larutan harus sama dengan nol)
akibat dari kerja enzim yang langsung dihentikan sesaat penambahan substrat. Namun yang
terjadi pada percobaan ini adalah terdapatnya aktivitas enzim beta galaktosidase pada ke 2
tabung yang ditandai dengan nilai absorban yang tidak sama dengan nol. Hal tersebut
dikarenakan saat ditambahkan ONPG, tidak langsung ditambahkan Na2CO3 (terdapat jeda
walaupun hanya beberapa detik) sehingga aktivitas enzim beta galaktosidase
tetap ada walaupun hanya sedikit.
Pada percobaan ini, dapat dilihat juga pengaruh dari ketiga medium pada
aktivitas enzim beta galaktosidase. Dapat dilihat bawa medium NB+laktosa meiliki
aktivitas enzim rata-rata yang lebih besar dibandingkan dengan ke-2 medium
lainya. Sementara medium NB+laktosa+glukosa memiliki aktivitas terkecil
dibandingkan dengan ke-2 medium lainya. Hal tersebut terjadi karena Kehadiran
laktosa pada media tumbuh akan mendorong terjadinya ekspresi operon laktosa
atau terjadi sintesis beta galaktosidase. Berarti kehadiran laktosa harus mampu
melepaskan protein regulator dari promotor agar terjadi ekspresi gen lac-Z, untuk
menghasilkan beta galaktosidase. Dalam sistem regulasi ini laktosa yang diambil
oleh bakteri dapat berinteraksi dengan protein regulator dan asosiasi yang akan
mengubah konfigurasi molekul protein regulator. Perubahan konfigurasi pada
protein represor menyebabkan protein tersebut menjadi tidak mampu berasosiasi
dengan operator. Dengan tidak adanya inhibitor pada promotor maka
transkriptase menjadi tidak terhalang untuk melakukan inisiasi transkripsi dan
terjadi ekspresi gen-gen pada operon laktosa.
Selain oleh laktosa, yang akan mendorong terjadinya ekspresi operon lac juga
diatur oleh keberadaan glukosa. Ketika kadar glukosa dalan darah sudah banyak,
maka tubuh secara otomatis akan lebih memilih untuk menggunakan glukosa
daripada laktosa. Sehingga proses eskpresi enzim beta galaktosidase pun
dihentikan. Regulasi oleh glukosa ini disebut represi katabolit atau represi
glukosa. Proses regulasi ini melibatkan tiga komponen yaitu glukosa, cAMP (cyclic
AMP), dan CAP (protein aktivator/ represor). CAP merupakan protein yang
berperan mengaktifkan enzim transkriptase, protein ini disandikan oleh gen
regulatorcrp Asosisasi antara CAP dengan transkriptase menyebabkan
transkriptase menjadi aktif dan mampu mengkatalisis proses transkripsi; tanpa
CAP transkriptase menjadi tidak aktif. Glukosa mengatur aktivitas CAP melalui
pengaturan cAMP. Antara CAP dan cAMP dapat terbentuk asosiasi, dan asosiasi ini
akan menyebabkan CAP aktifberperan sebagai aktivator; CAP yang terbebas dari
cAMP tidak dapat berperan sebagai aktivator. Kuantitas cAMP berbanding terbalik
dengan kuantitas glukosa. Saat glukosa di dalam sel berjumlah kecil cAMP
ditemukan berada dalam jumlah yang besar, dan bila kuantitas glukosa dalam sel
meningkat maka cAMP akan menurun. Dalam keadaan kuantitas rendah cAMP
tidak dapat berasosiasi dengan CAP, akibatnya CAP tidak dapat menjadi aktivator.
Jadi pada saat glukosa rendah cAMP berada dalam jumlah besar dan membentuk
asosiasi cAMP-CAP yang berperan menjadi aktivator enzim transkriptase,
sehingga terjadi transkripsi operon laktosa. Ketika glukosa meningkat sampai
jumlah tertentu cAMP menurun sehingga tidak terbentuk asosiasi cAMP-CAP, dan
CAP tidak dapat berperan sebagai aktivator dan transkripsi operon laktosa tidak
berlangsung.
Sehingga, sudah jelas bahwa medium pertumbuhan yang mengandung glukosa
memiliki aktivitas enzim beta galaktosidase terendah, sementara medium
pertumbuhan yang mengandung laktosa memiliki aktivitas enzim beta
galaktosidase tertinggi.
VI. Kesimpulan
Medium NB + Laktosa menunjukan aktivitas rata-rata paling tinggi
Medium NB menunjukan aktivitas rata-rata menengah
Medium NB + glukosa + laktosa menunjukan aktivitas rata-rata paling rendah
VII. Daftar Pustaka
Lehninger, A.L. (2008),”principle of Biochemistry”,5th Ed., Worth Publisher, Inc.,
New York.
Berg, Jeremy M., Tymoczko, John L., Stryer, Lubert. “Biochemistry”, 6th ed. 2006.
W. H. Freeman and Company. (page 892-901)
http://oksyt3tra.wordpress.com/2008/09/26/apa-itu-operon/ - diunduh pada
5 April 2014 pukul 06.10
http://umi.staff.fkip.uns.ac.id/tag/lac-operon/ - diunduh pada 5 April 2014
pukul 06.10