meningitis
DESCRIPTION
ppt meningitisTRANSCRIPT
MENINGITISClinical Science Session
MENINGES DAN SISTEM VENTRIKULAR
ALIRAN CSF
MENINGITIS Inflamasi pada membran yang melindungi
brain dan spical cord. Klasifikasi : Berdasarkan tampilan CSS : Meningitis serosa : Penyebab mycobacterium
tuberculosa,viral, toxoplasma gondii, ricktsia,fungi
Meningitis purulenta : penyebab N. meningitidis, S. Pneumoniae,H. Influenza. Staphy. Aureus. E.coli
MENINGITIS PURULENTA Insidensi epidemiology Streptococcus pneumoni (50 %), N.
Meningitidis (25%), group B streptococcus (15%) dan Listeria Monocytogenes (10 %),
PATOGENESIS Infeksi dapat
mencapai selaput otak melalui:
Hematogen, Perkontinuitatum, Implantasi langsung
trauma kepala terbuka, tindakan bedah otak, pungsi lumbal
PATGEN ..CONT
MANIFSTASI KLINIS Trias klasik meningitis: demam, nyeri kepala,
kaku kuduk tanda neurologis : gangguan kesadaran,
kelumpuhan saraf kranial, defisit neurologis fokal, dan kejang
tanda meningen : kaku kuduk, Kernig sign, Laseque sign, dan Brudzinski sign
Iritasi dan kerusakan saraf kranial Meningitis meningococcal Peningkatan tekanan intrakranial
SIGN -SYMPTOM Pada Bayi dan Neonatus Tanda dan gejala dapat tidak terlihat dan non-spesifik . Tanda awal: subfebris dan perubahan perilaku ringan
demam tinggi, letargi, iritabilitas, hipotermi, kejang, menonjolnya fontanel, malas menyusu, muntah, dan respiratory distress dapat terjadi.
Tanda iritasi meningen pada akhir perjalanan penyakit Pada anak-anak: infeksi subakut yang memburuk
beberapa hari setelah infeksi telinga atau infeksi saluran pernafasan atas, atau sebagai infeksi fulminan akut
PADA DEWASA Tanda klinis awal: demam, nyeri kepala,
kekakuan leher, konvulsi umum dan gangguan kesadaran.
Tanda Kernig Laseque tidak selalu muncul.
Pada lansia: subfebris dengan kebingungan atau perubahan perilaku yang ringan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Lumbar pungsi (gold standard) Kultur CSF dan Darah Serologis/imunologis Pemeriksaan elektrolit Foto : X-ray, CT-scan
PENGOBATAN Umum
Bed rest dan Tirah baring Diet tinggi kalori tinggi protein Ventilasi Cegah dehidrasi atau koreksi elektrolit inbalance
Kausa Terapi optimal antibiotika golongan bakterisidal yang dapat
masuk ke cairan serebrospinal Neonatal (<1 bulan): ampisilin + aminoglikosida dan sefalosporin Anak-anak (<5 thn): ampisilin + sefalosporin Dewasa : penisilin G, atau sefalosporin Pasien imunokompromis: ampisilin dan sefalosporin Pemberian steroid: dexametason 10 mg setiap 6 jam,
dimulai sebelum atau bersama dosis pertama antibiotik
MENINGITIS SEROSA – TUBERKULOSA Meningitis tuberkulosa selalu
merupakan sekunder dari penyakit tuberkulosa pada organ lainnya.
Penyakit ini dapat dibagi ke dalam beberapa staging menurut British Medical Research Council
Stage I : Describes the early non specific symptom and sign including apathy, irritability, headache, malaise, fever, anorexia, nausea, and vomiting,
Stage II : altered consciousness without coma or delirium but with minor focal neurological sign.
Stage III : Describes an advanced state with stupor or coma, severe neurological deficits, seizures, posturing, and/or abnormal movement.
GAMBARAN KLINIS slowly progressive dementing
illness dengan defisit memori dan perubahan perilaku yang khas pada penyakit lobus frontalis.
Gejala Anorexia Penurunan berat badan Batuk Keringat malam hari CNS Nyeri kepala Meningismus Perubahan tingkat kesadaran Adenopati (paling sering servikal)
Tanda Adenopati (paling sering
servikal) Suara tambahan pada
auskultasi paru (apices) Tuberkel koroidal Demam (paling tinggi pada
sore hari) Rigiditas nuchal Papil edema Defisit neurologis fokal tuberculin skin test (+) nda
PEMERIKSAAN PENUNJANG Tuberculin skin test : Foto : X-ray dan/atau CT-scan/MRI Lumbar pungsi Kultur BTA
PENGOBATAN Pengobatan yang diberikan pada
pasien meningitis tuberkulosa adalah pengobatan kategori I yang ditujukan terhadap : kasus tuberkulosis paru baru dengan
sputum BTA positif
penderita TB paru, sputum BTA negative, roentgen positif dengan kelainan paru luas
kasus baru dengan bentuk tuberkulosis berat separti meningitis, tuberkulosis diseminata, perikarditis, peritonitis, pleuritis, spondilitis dengan gangguan neurologist, kelainan paru yang luas dengan BTA negative, tuberkulosis usus, tuberkulosis genitourinarius
Pengobatan tahap intensif adalah dengan paduan RHZE (E). Bila setelah 2 bulan BTA menjadi negative, maka diteruskan dengan tahap lanjutan. Bila setelah 2 bulan masih tetap positif maka tahap intensif diperpanjang lagi selama 2-4 minggu dengan 4 macam obat. Ada beberapa ahli yang merekomendasikan pengobatan 2HRZE/ 7 HR
KRITERIA DIAGNOSIS Definite : BTA ditemukan dalam LCS ( kultur
atau biopsi) Probable :
Pleositosis pada LCS Perwarnaan BTA (-) Diikuti dari salah satu dibawah ini:
Tes tuberkulin (+) Adanya TB dluar SSP atau ada TB paru aktif atau
terpapar TB sebelumnya LCS Glukosa < 40 mg% LCS protein > 60 mg%
MENINGITIS VIRAL Kriteria definit untuk aseptic meningitis
diantaranya: onset akut; tanda dan gejala rangsang meningeal; abnormalitas CSS tipikal untuk meningitis
dengan sel mononuclear predominan; bakteri tidak tampak pada pewarnaan dan kultur
CSS; tidak ada focus infeksi parameningeal; perjalanan penyakit bersifat jinak dan self limited
ETIOLOGI Viral
Enterovirus Mumps Virus Lymphocytic
Chorio Meningitis (LCM) Herpes Simplex Virus
(HSV) Human
Immunodeficiency virus (HIV)
Arthropod-borne viruses
Non-viral Mycobacterium
tuberkulosis Listeria monocytogenes Mycoplasma pneumoniae Rickettsia rickettsii (Rocky
Mountain spotted fever) Treponema pallidum
(syphilis) Borrelia burgdorferi
(Penyakit Lyme) Cryptococcus neoformans,
Coccidioides immites, Histoplasma capsulatum
GAMBARAN KLINIS sakit akut, mengeluh nyeri kepala frontal
atau retro-orbital, fotofobia, nyeri otot, mual,muntah, tapi tetap sadar dan waspada.
Defisit neurologis fokal tidak terjadi pada meningitis virus jinak dan sembuh spontan. Infeksi enterovirus dapat diaosiasikan dengan ruam makulopapulae, vesicular atau ptekial.
Dapat terbukti adanya lesi genital vesicular atau riwayat herpae genital rekurens pada meningitis virus herpes simplex tipe 2.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Hitung jenis sel Kimia Venereal disease research laboratory test
(VDRL) Apusan dan kultur bakteri Kultur virus Tinta india, kultur jamur Antigen Cryptococcal Lumbal pungsi foto
DIAGNOSIS Pemeriksaan CSS Kultur dan di konfirmasi oleh
pemeriksaan serologi
PERBANDINGAN CSSBacterial viral Fungal Tuberculosa
Opening pressure
N/tinggi N N/tinggi Tinggi
Jumlah sel (/mm3
1,000-10,000 < 300 20-500 50-500
PMN >80 < 20 < 50 20Protein Sangat
Tinggi(100-500)
N Tinggi Tinggi
GLucose< 40
Normal Ususally < 40
< 40
Gram strain 60-90 % positive
Negative Negative AFB stain (+) in 40-80 %
KOMPLIKASI Acute complications Shock Respiratory
failkure/distress/arrest Apnea Altered mental satus /coma Increased intracranial
pressure Seizures Disseminated intravascular
coagulation Subdural effusions Subdurral abscess Intracerbral abscess
Sequeale Seizure disorder Impaired intelectual
functioning Impaired cognition Personality changes Dizziness Gait disturbance Focal neurologic deficit :
Deafness/sensorineural hearing loss, blindless,paralisysis,paresis
central nervous system structural sequeale/complications
Hydrocephalus Brain abscess Subdural abcess Subdural effusion Subdural empyema Cerebral thrombosis Cerebral vasculitis