meningitis

Upload: ema-arum-rukmasari

Post on 02-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

ASKEP PADA ANAK DENGAN MENINGITIS

Disampaikan oleh :

EMA ARUM RUKMASARI

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)

Jln. Proklamasi No. 5 Telp. (0262)232212

T a r o g o n g G a r u t

KONSEP DASAR

PENGERTIAN

Meningitis adalah infeksi cairan otak dan disertai proses peradangan yang mengenai selaput meningen (piameter, araknoid) dan dapat meluas ke permukaan jaringan otak dan medula spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang terdapat secara akut dan kronis.PENYEBAB

Bakteri : Hemofilus influenza (tipe B), (-hemolitik streptococcus, Escherecia colli, Streptococcus aureus, Streptokokus pneumonie, Neisseria meningitides ( meningococus), Faktor predisposisi : pria lebih banyak daripada wanita

Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan

Faktor immunology : defesiensi mekanisme immune, defesiensi immunology, anak yang mendapat obat imunosupresi

Anak dengan kelainan SSP, pembedahan/ injuri yang berhubungan dengan sistem persarafanJENIS MENINGITISMeningitis dibagi menjadi dua :1. Meningitis purulentaYaitu infeksi selaput otak yang disebabkan oleh bakteri non spesifik yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau reaksi purulen pada cairan otak. Penyebabnya adalah pneumonia, hemofilus influensa, E. Coli.2. Meningitis tuberkulosaYaitu radang selaput otak dengan eksudasi yang bersifat serosa yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis, lues, virus, riketsia.

Berdasarkan lapisan selaput otak yang mengalami radang meningitis dibagi menjadi: Pakimeningitis, yamg mengalami adalah durameter Leptomeningitis, yang mengalami adalah araknoid dan piameter.PATOFISIOLOGI

Terdapat dua jenis meningitis :

a. Meningitis Purulenta

( radang selaput otak yang menimbulkan eksudasi , disebabkan oleh kuman nonspesifik dan nonvirus

b. Meningitis Serosa/ Tuberkulosa

( terjadi akibat komplikasi penyebaran tuberkulosa primer, ( membentuk tuberkel pada permukaan otak, vertebra, ( kemudian pecah (masuk ke dalam rongga araknoid

KOMPLIKASI

( terjadi akibat pengobatan yang tidak sempurna :

Kejang

Sekuele neurologis/lesi lokal intrakranial dapat mengakibatkan kelumpuhan sebagian badan berupa paresis atau paralisis Ketidaksesuaian sekresi ADH Hidrosefalus

Edema & herniasi serebral

Cerebral palsi

Anak dapat juga tuli, kebutaan karena atrofi nervus II (optikus), keterlambatan bicara Dapat ditemukan tanda retardasi mental Pada meningitis dengan septikemia menyebabkan suam kulit atau luka di mulut, konjungtivitis. Kelumpuhan otot yang disarafi nervus III (okulomotor), nervus IV (toklearis ), nervus VI (abdusen). Ketiga saraf tersebut mengatur gerakan bola mata. Epilepsi Pneumonia karena aspirasi Efusi subdural, emfisema subduralMANIFESTASI KLINIK A. Pada meningitis purulenta ditemukan tanda dan gejala :1. Gejala infeksi akut atau sub akut yang ditandai dengan keadaan lesu, mudah terkena rangsang, demam, muntah penurunan nafsu makan, nyeri kepala.2. Gejala peningkatan tekanan intrakranial ditandai dengan muntah, nyeri kepala, penurunan kesadaran ( somnolen sampai koma ), kejang, mata juling, paresis atau paralisis.3. Gejala rangsang meningeal yang ditandai dengan rasa nyeri pada leher dan punggung, kaku kuduk, tanda brudsinky I dan II positif dan tanda kernig positif. Tanda kernig yaitu bila paha ditekuk 90ke depan, tuungkai dapat diluruskan pada sendi lutut. Tanda brudzinky I positif adalah bila kepala di fleksi atau tunduk ke depan, maka tungkai akan bergerak fleksi di sudut sendi lutut. Tanda brudzinky II positif adalah bila satu tungkai ditekuk dari sendi lutut ruang paha, ditekankan ke perut penderita, maka tungkai lainnya bergerak fleksi dalam sendi lutut.B. Pada meningitis tuberkulosa didapatkan gejala dalam stadium-stadium yaitu :1. Stadium prodomal ditandai dengan gejala yang tidak khas dan terjadi perlahan-lahan yaitu demam ringan atau kadang-kadang tidak demam, nafsu makan menurun, nyeri kepala, muntah, apatis, berlangsung 1-3 minggu, bila tuberkulosis pecah langsung ke ruang subaraknoid, maka stadium prodomal berlangsung cepat dan langsung masuk ke stadium terminal.2. Stadium transisi ditandai dengan gejala kejang, rangsang meningeal yaitu kaku kuduk, tanda brudzinky I dan II positif, mata juling, kelumpuhan dan gangguan kesadaran.3. Stadium terminal ditandai dengan keadaan yang berat yaitu kesadaran menurun sampai koma, kelumpuhan, pernapasan tidak teratur, panas tinggi dan akhirnya meninggal.

Neonatus :

Menolak untuk makan, refleks isap menurun, muntah, diare, tonus otot menurun, kurang gerak, menangis lemah

Bayi dan anak (3bln 2 tahun) :

Demam, malas makan, muntah, mudah terstimulasi, kejang, menangis, ubun-ubun menonjol, kaku kuduk, tanda kernig dan brudzinski (+)

Anak-anak dan Remaja :

Demam, sakit kepala, muntah yang diikuti perubahan sensori, kejang, mudah terstimulasi dan teragitasi, fotopobia, halusinasi, perilaku agresif atau maniak, kesadaran delirium, stupor, terkadang sampai koma, kaku kuduk, opistotonus, tanda kernig dan brudzinski (+), refleks fisiologis hiperaktif, ptechie atau pruritus

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Meningitis purulenta

Fungsi lumbal

CSF berwarna opaselen sampai keruh, tekanan CSF meningkat, reaksi None Pandy (+), jumlah sel umumnya ribuan per milimiter kubik cairan ,terdiri dari sel polimorfonukleus, jumlah sel darah putih meningkat, kadar protein dalam likuor meninggi, glukosa menurun, dan klorida kadang merendah

Kultur Darah

Leukositosis, terdapat anaemia megaloblastik

Kultur Swab hidung dan tenggorokan

Meningitis tuberkulosa

Fungsi lumbal :

CSF berwarna jernih, opaselen, atau kekuning-kuningan (xantokrom), tekanan dan jumlah sel meninggi ( jarang melebihi 1.5000/ 3mm kubik, terdiri dari limfosit, kadar protein meninggi, kadar glukosa dan klorida total menurun.

Bila CSF dibiarkan akan timbul fibrinous web (pelikel) .

Radiologis

Adanya kelainan radiologis ( dugaan menderita tuberkulosis

PENATALAKSANAAN MEDIK

Isolasi

Pemberian terapi

Antimikroba ( antibiotik yang diberikan sesuai hasil kultur

Anti tuberculosis

Mempertahankan hidrasi optimum

Mencegah dan mengobati komplikasi

Mengontrol kejang ( pemberian anti konvulsif

Mempertahankan ventilasi

Mengurangi meningkatnya TIK

Mengontrol perubahan suhu

Mengobati anaemia

Penatalaksanaan syok bacterial

ASUHAN KEPERAWATANPENGKAJIAN

Riwayat keperawatan

Riwayat perkembangan

Kaji fungsi sitem persarafan

Kaji perangsangan meningeal

Kaji TTV

Kaji perubahan perilaku

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan perfusi cerebral berhubung proses inflamasi2. Gangguan pertukaran gas berhubung dengan meningkatnya TIK3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubung kelemahan otot-otot pernafasan, ketidakmampuan untuk batuk dan penurunan kesadaran4. Pola nafas tidak efektif berhubung menurunnya kemampuan untuk bernafas5. Resiko injuri berhubung dengan disorientasi, kejang, gelisah6. Perubahan proses berfikir berhubung dengan perubahan tingkat kesadaran7. Kurangnya volume cairan berhubung menurunnya intake cairan, kehilangan cairan yang abnormal8. Kelebihan volume cairan berhubung tidak adekuatnya sekresi hormon antidiuretik9. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubung anoreksia, lemah, mual dan muntahKecemasan berhubung dengan adanya situasi yang mengancam

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Pertahankan fungsi cerebral yang adekuat2. Pertahankan oksigenasi3. Pertahankan keseimbangan cairan dan 4. Pertahankan kebutuhan nutrisi5. Berikan kesempatan pada orangtua untuk mengekspresikan ketakutan/ kecemasannta terhadap kehilangan anak dan mencari solusi untuk mengatasinya.

AskepMeningitis

By hidayat2

ASKEP MENINGITIS

DEFINISI

PATOFISIOLOGIKuman atau organisme dapat mencapai meningen ( selaput otak ) dan ruangan subaraknoid melalui cara sebagai berikut :1. Implantasi langsung setelah luka terbuka di kepala2. Perluasan langsung dari proses infeksi di telingga tengah sinus paranasalis, kulit.3. Kepala, pada muka dan peradangan di selaput otak/ skitarnya seperti mastoiditis4. Sinusitis, otitis media5. Melalui aliran darah waktu terjadi septikemia6. Perluasan dari tromboplebitis kortek7. Perluasan dari abses ekstra dural, sudural atau otak8. Komplikasi bedah otak9. Penyebaran dari radang.Pada meningitis tuberkulosa dapat terjadi akibat komplikasi penyebaran tuberkulosis paru primer, yaitu :1. secara hematogen, melalui kumanmencapai susunan saraf kemudian pecah dan bakteri masuk ke ruang subaraknoid melalui aliran darah.2. Cara lain yaitu dengan perluasan langsung dari mastoiditis atau spondilitis tuberkulosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan cairan otak melalui pungsi lumbal, didapatkan :a. Tekananb. Warna cairan otak: pada keadaan normal cairan otak tidakberwarna. Pada menigitis purulenta berwarna keruh sampai kekuning-kuningangan. Sedangkan pada meningitis tuberkulosis cairan otak berwarna jernih.c. Protein ( 0,2-0,4 Kg ) pada miningitis meninggid. Glukosa dan klorida2. None pandi3. Pemeriksaan darah4. Uji tuberkulin positif dari kurasan lambung untuk meningitis tuberkulosis5. Pemeriksaan radiologia. CT Scanb. Rotgen kepalac. Rotgen thorak6. Elektroensefalografi ( EEG ), akan menunjukkan perlambatan yang menyeluruh di kedua hemisfer dan derajatnya sebanding dengan radang.

MANAGEMEN TERAPITerapi bertujuan memberantas penyebab infeksi disertai perawatan intensif suporatif untuk membantu pasien melalui masa kritis :1. Penderita dirawat di rumah sakit2. Pemberian cairan intravena3. Bila gelisah berikan sedatif/penenang4. Jika panas berikan kompres hangat, kolaborasi antipiretik5. Sementara menunggu hasil pemeriksaan terhadap kausa diberikan :a. Kombinasi amphisilin 12-18 gram, klorampenikol 4 gram, intravena 4x seharib. Dapat dicampurkan trimetropan 80 mg, sulfa 400 mgc. Dapat pula ditambahkan ceftriaxon 4-6 gram intra vena6. Pada waktu kejang :a. Melonggarkan pakaianb. Menghisap lendirc. Puasa untuk menghindari aspirasi dan muntahd. Menghindarkan pasien jatuh7. Jika penderita tidak sadar lama :a. Diit TKTP melalui sondeb. Mencegah dekubitus dan pneumonia ostostatikdengna merubah posisi setiap dua jamc. Mencegah kekeringan kornea dengan borwater atau salep antibiotik8. Jika terjadi inkontinensia pasang kateter9. Pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital10. Kolaborasi fisioterapi dan terapi bicara11. Konsultasi THT ( jika ada kelainan telinga, seperti tuli )12. Konsultasi mata ( kalau ada kelainan mata, seperti buta )13. Konsultasi bedah ( jika ada hidrosefalus )

KOMPLIKASI

Diagnosa yang muncul :1. Gangguan perfusi jaringan serebral2. Nyeri akut3. Resiko infeksi4. Kurang pengetahuan

DAFTAR PUSTAKAHarsono, DSS, dr, Kapita Selekta Neurologi, cetakan ketiga, Gajah Mada Univercity Press, Yogyakarta, 2000Kozier, Technique In Chemical Nursing, a nursing approach, Addision Werky publising compani health science, Menlo Park, california, 1987Juwono, Pemeriksaan Klinik Neorologik Dalam Praktek, buku kedokteran, EGC.Wolf, dkk, Dasar-dasar Keperawatan, Pt Gunung Agung, Jakarta, 1974Marjono, M.S, Neurologik Klinik Dasar, PT Dian Rakyat, Jakarta, 1981

Meningitis

DefenisiMeningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.

EtiologiMeningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.

Meningitis BakteriBakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza, Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.

Meningitis VirusTipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.

PencegahanMeningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang.Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius.

Pengkajian Pasien dengan meningitisRiwayat penyakit dan pengobatanFaktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman penyebab. Disini orangtua harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang timbul pada anak seperti kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk. Setelah itu yang perlu diketahui adalah status kesehatan masa lalu anak untuk mengetahui adanya faktor presdiposisi seperti infeksi saluran napas, atau fraktur tulang tengkorak, dll.

Manifestasi KlinikPada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah laku.Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit pasien menjadi stupor.Sakit kepala, anak menjadi rewelSakit-sakit pada otot-ototReaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata pasien (adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI)Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak terdapat pada virus meningitis.NauseaVomitingDemamTakikardiaKejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremiaAnak merasa takut dan cemas.

Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa.Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal.Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.

Pemeriksaan RadiografiCT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah sangat parah.

PengobatanPengobatab biasanya diberikan antibiotik yang paling sesuai.Untuk setiap mikroorganisme penyebab meningitis :AntibiotikOrganisme

Penicilin G

Gentamicyn

ChlorampenikolPneumoccocciMeningoccocciStreptoccocci

KlebsiellaPseudomonasProleus

Haemofilus InfluenzaTerapi TBCStreptomicynINHPASMicobacterium Tuber culosis

ASKEPPR

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Donnad, Medical Surgical Nursing, WB Saunders, 1991Kapita Selekta Kedokteran FKUI, Media Aesculapius, 1982Brunner / Suddarth, Medical Surgical Nursing, JB Lippincot Company, Philadelphia, 1984