menghitung keanekaragan hayati menggunakan rumus -h= jumlah dari (pi log pi)

Download Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)

If you can't read please download the document

Upload: awe-wardani

Post on 28-Nov-2014

3.684 views

Category:

Education


7 download

DESCRIPTION

Penggunaan rumus -H= jumlah dari (pi log pi)

TRANSCRIPT

  • 1. TUGAS PENGANTAR AMDAL KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG (ODONATA) DI SITU GINTUNG CIPUTAT, TANGERANG Disadur dari skripsi Novita Patty UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2006 Menentukan Kenaikan dan Penurunan (Dinamika) Keanekaragaman Hayati Menggunakan Indeks Keragaman H= - (Pi log Pi) AISYAH WARDANI (NIM: 2110610012) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM MALANG
  • 2. 1. Judul Keanekaragaman Jenis Capung (Odonata) di Situ Gintung Ciputat Tangerang 2. Latar Belakang Masalah Ekosistem adalah unit fungsional yang dibangun oleh komunitas kehidupan (biotik), organisme yang saling berinteraksi dan komponen nonhidup (abiotik) pada lingkungan tersebut (Adisoemarto, 1998dalam Patty, 2006). Capung merupakan salah satu predator nyamuk, mulai dari tahap nimfa maupun serangga. Capung memiliki kemiripan habitat berkembang biak dengan Aedes aegypti. Capung mencari mangsa siang hari bersamaan dengan waktu keluarnya Aedes aegypti. Kesamaan tersebut menyebabkan predasme capungnyamuk berjalan efektif (Suharyanto, 1998dalam Patty, 2006). Menurunnya populasi capung disebabkan oleh rusaknya tempat hidup (habitat) mereka oleh pengambilan air tanah, penggundulan hutan, polusi yang berasal dari pertanian dan industri, buangan kotoran melalui air dan sebagainya. Oleh karena itu, melestarikan kehidupan capung harus disertai dengan pelestarian habitatnya (Patty, 2006) . Situ Gintung adalah perairan yang terbentuk secara buatan. Sumber air Situ Gintung berasal dari sumber air permukaan, mata air tanah dan air hujan. Pada saat ini pemanfaatan Situ Gintung dijadikan sebagai rekreasi wisata alami, sumber air perikanan, sumber air pertanian, sumber air tanah, daerah resapan air dan sebagai pengendali banjir (Patty, 2006). Semakin berkembangnya pembangunan kota, daerah sekeliling kawasan Situ Gintung yang semula merupakan perkebunan palawija dan sawah, sekarang telah berubah menjadi pemukiman, tempat rekreasi wisata alami sedangkan lahan pertanian hanya beberapa meter saja yang masih dimanfaatkan penduduk. Perubahan ini menjadikan penurunan keanekaragaman hayati di Situ Gintung(Patty, 2006). Dengan keadaan perairan Situ Gintung yang kotor dan semakin berkurang vegetasi di sekitarnya, diperkirakan akan berpengaruh langsung pada populasi jenis capung yang tergantung pada habitat akuatik dan keberadaan vegetasi di sekitarnya. Oleh karena itu dilakukan penelitian keanekaragaman jenis capung yang terdapat di Situ Gintung (Patty, 2006). 3. Tujuan Untuk mengetahui keanekaragaman jenis capung di Situ Gintung, Ciputat Tangerang 4. Hasil dan Pembahasan Penelitian Dalammengetahui keanekaragaman jenis capung maka mula-mula dilakukan dengan pengambilan data sampel capung di 4 lokasi yang berbeda sebanyak 5 kali pada pagi dan sore hari menggunakan jaring serangga kemudian dimasukkan ke
  • 3. dalam aceton disimpan ke dalam kertas papilot. Banyaknya individu capung diperkirakan berdasarkan angka yang dipakai oleh Aswari (1997)dalam Patty (2006) di Kebun Raya Bogor, yaitu: Sedikit, jika jumlahnya 1-9 ekor Sedang, jika jumlahnya 10-50 ekor Banyak, jika jumlahnya lebih dari 51 ekor Perhitungan indeks keanekaragaman jenis dan kemerataan distribusi individu dalam jenis dengan menggunakan Shannon-Wiener (Krebs, 1986 dalam Aswari, 2004dalam Patty, 2006). 1. Menentukan indeks keanekaragaman jenis, rumus yang diunakan adalah: Keterangan: H = indeks keanekaragaman jenis Pi = ni/N Ni = jumlah individu jenis ke 1 N = jumlah individu semua jenis 2. Menentukan indeks kemerataan, rumus yang digunakan adalah: Keterangan: E = indeks kemerataan H = indeks keanekaragaman jenis H max = log 2 S = 3,3219 log S S = jumlah jenis
  • 4. Tabel 1. Daftar Jumlah Jenis Capung di Situ Gintung, Tangerang Tabel 2. Indeks Kenanekaragaman (H) dan Kemerataan (E) Jenis Capung pada Pengamatan Pagi di Situ Gintung
  • 5. Tabel 3. Indeks Kenanekaragaman (H) dan Kemerataan (E) Jenis Capung pada Pengamatan Pagi di Situ Gintung Jenis capung yang ditemukan di Situ Gintung dalam penelitian ada 6 jenis. Dalam suatu observasi tahun 1994 hingga 1996 di Kebun Raya Bogor (Aswari, 2000dalam Patty, 2006) ditemukan 19 jenis capung sub Ordo Anisoptera sedangkan penelitian Widayanti di Muara Angke Jakarta Utara ditemukan 7 jenis Ordo Anisoptera selama 2 bulan. Jumlah tersebut lebih banyak daripada jumlah capung yang ditemukan di Situ Gintung, Tangerang. Hal ini mungkin terjadi karena penelitian tersebut berlangsung jangka waktu yang lama (kurang lebih 2 tahun) dengan vegetasi yang sudah berbeda. Perluasan areal pemukiman, penyusutan air danau, dan perluasan kawasan di Situ Gintung membuat vegetasi Situ berkurang. Jenis dan distribusi vegetasi pada perairan dapat mempengaruhi jumlah jenis dan tempat hidup nimfa capung. Capung yang ditemukan pada pegamatan pagi lebih banyak daripada pengamatan sore hari. Hal tersebut kemungkinan berkaitan dengan aktivitas capung. Capung membutuhkan suhu lingkungan yang cukup panas yaitu lebih dari 300untuk membantu pergerakan sayapnya. Serta aktivitas capung sebagai predator nyamuk, terutama Aedes sp. Dimana Aedes sp. Keluar pada saat siang hari. 5. DAFTAR PUSTAKA Patty, N. 2006. Keanekaragaman Jenis Capung (Odonata) di Situ Gintung Ciputat, Tangerang. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah.