menanggalkan mitos loyalitas pelanggan
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Menanggalkan Mitos Loyalitas Pelanggan
1/5
Menanggalkan Mitos Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan (customer loyalty) tidak disangkal lagi telah menjadi salah satu
idola
pimpinan perusahaan, bahkan menjadi tujuan strategis yang paling penting dariperusahaan kurun waktu belakangan ini. Namun, masih banyak mitos yang
melingkupinya.
Setiap tahun miliaran dollar AS dikucurkan oleh berbagai perusahaan hanya untuk
mengejar aspek loyalitas pelanggan. Bayangkan saja daya pikat dari loyalitas ini
memang
luarbiasa. Apabila kita menggunakan uick search di ama!on.com, misalnya, untuk
kata
loyalty akan ditemukan lebih kurang "#.### buku yang secara khusus membahas
tentang
topik ini, lengkap dengan berbagai cara dan metode untuk meningkatkan kesetiaandari
konsumen. $idak terhitung pula artikel yang ditulis mengenai loyalitas pelanggan
sebagai
solusi dari peningkatan pro%t yang didambakan oleh begitu banyak &'.
alam sebuah penelitian terhadap para &' yang dilakukan &on*erence Board
tahun
+##+, ditemukan bahwa loyalitas pelanggan dan retensi konsumen diyakini sebagai
tantangan sangat penting dihadapi melebihi halhal yang berkaitan dengan
pengurangan
biaya, peningkatan nilai saham, ataupun pengembangan organisasi.
Antusiasme manajemen yang begitu besar terhadap loyalitas ini kemudian
ditrans*ormasikan ke dalam cara bagaimana organisasi secara internal dan
eksternal
mengelola bisnisnya dan berinteraksi dengan pelanggannya. -aling sedikit ada
empat
inisiati* yang diin%ltrasi ke dalam praktik manajemen. -ertama adalah peman*aatan
database sebagai sarana untuk berinteraksi dengan pelanggan. edua, mengadopsi
sistem
&ustomer /elationship 0anagement (&/0) dalam skala besar. etiga, melakukan
program
loyalitas pelanggan. eempat, menciptakan dan meman*aatkan call center.
eempat
prakarsa ini mendominasi in*rastruktur dari implementasi loyalitas pelanggan dan
menyedot
capital e1penditure dalam jumlah signi%kan.
-ersoalannya, apakah perusahaan yang sudah menunjukkan komitmen terhadap
-
8/16/2019 Menanggalkan Mitos Loyalitas Pelanggan
2/5
keempat
prakarsa ini benarbenar terpenuhi harapannya2 $ernyata tidak. Bahkan, banyak
juga
implementasi tidak terarah. alaupun ada organisasi yang mendapatkan man*aat
dari
in3estasi terhadap konsep ini, itu bisa dikatakan suatu pengecualian. enyataan,banyak
dari in3estasi yang dikucurkan berbagai perusahaan untuk mengejar loyalitas
pelanggan
didasarkan pada asumsi yang keliru dan temuantemuan yang patut disangsikan
keabsahannya.
0emang, tidak berarti bahwa loyalitas pelanggan sudah mati, seperti yang
dikatakan oleh
4rederick /eichheld, irector 'meritus Bain 5 &ompany &onsultant dalam bukunya
$he
Loyalty '6ect. Namun, problema utama yang saat ini dihadapi oleh dunia bisnis
tentang
loyalitas pelanggan sesungguhnya keliru dan salah kaprah. esimpulan demikian
muncul dari para penulis buku ini yang berasal dari 7psos, salah satu perusahaan
konsultan riset
bisnis terkemuka, antara lain $erry 8 9a3ra (terkenal dengan bukunya
A*termarketing)
maupun $im einingham (coauthor dari buku inspirasional $he -rinciples o*
&ustomer
elight).
ipaparkan, ada sejumlah mitos loyalitas pelanggan yang diterima begitu saja
kebenarannya, tidak hanya oleh para pro*esional bisnis, tetapi juga oleh kalangan
akademisi. 0isalnya, ada anggapan bila perusahaan mempunyai semakin banyak
pelanggan yang setia, maka akan selalu diikuti dengan pangsa pasar yang besar.
enyataan justru sebaliknya, perusahaan yang mempunyai tingkat kesetiaan
konsumen
tinggi justru mempunyai pangsa pasar kecil, bahkan cenderung eksklusi*. :arley
a3idson
merupakan contoh. Sejumlah penelitian memperlihatkan hubungan yang negati*
antara
pangsa pasar dan tingkat kesetiaan konsumen dalam pasar yang heterogen.
Anggapan lain bahwa dibutuhkan biaya lima kali lipat lebih besar untuk
mengakuisisi
konsumen baru ketimbang mempertahankannya (retention). 0itos ini begitu
meresap sekali
dan secara intuiti* diterima begitu saja kebenarannya selama lebih dari +# tahun.
enyataan tidaklah demikian, dan di balik mitos ini terkandung asumsi yang keliru.
-ertama, argumen yang salah tentang bagaimana alokasi biaya antara akuisisi dan
retensi,
-
8/16/2019 Menanggalkan Mitos Loyalitas Pelanggan
3/5
seakanakan biaya yang terkait dengan konsumen yang baru selalu akan naik,
sebaliknya
bagi pelanggan lama akan selalu meningkatkan pengeluarannya seiring dengan
lamanya
waktu. Asumsi kedua, argumen yang mengabaikan teori siklus hidup produk dan
ketigamitos ini mengabaikan kenyataan bahwa pada dasarnya basis konsumen dari setiap
perusahaan terdiri dari sejumlah kombinasi konsumen yang berbedabeda, baik
biaya
akuisisi maupun retensinya. Akibatnya, sekalipun mitos ini sepintas masuk akal,
realitanya
ternyata jauh lebih kompleks, dan perlu hatihati disikapi bila tidak ingin kecewa.
0itos lain bahwa konsumen yang setia biasanya kurang sensiti* terhadap harga.
$ernyata,
menurut sejumlah penelitian, antara lain yang dilakukan oleh /einart! dan umar
tidak
ditemukan bahwa konsumen yang setia akan rela untuk membayar harga yang
tinggi dari
pemasok yang telah dikenalnya. Bahkan dalam suatu penelitian di pasar bisnis,
terungkap
bahwa pelanggan lama justru membayar ; sampai < persen lebih murah daripada
konsumen baru. engan kata lain, pelanggan lama lebih sering membayar lebih
murah dan
tidak mau membayar harga yang lebih mahal.
Salah satu lagi mitos yang juga populer anggapan bahwa karyawan yang puas akan
menciptakan pelanggan yang bahagia. -erspekti* ini pertama kali muncul di majalah
bergengsi :ar3ard Business /e3iew dan digagas oleh sejumlah pro*esor terkemuka
seperti
=ames :esskett. alam artikelnya yang sangat berpengaruh ketika itu >-utting the
Ser3ice
pro%t &hain to ?ork> mereka memopulerkan konsep >satis*action mirror>, yaitu
karyawan
yang puas akan berakibat pada kepuasan konsumen dan selanjutnya memberikan
hasil
bisnis yang positi*. $ernyata ini pun tidak seluruhnya benar, sejumlah penelitian
yang ada
menemukan bahwa kepuasan karyawan tidak bisa secara uni3ersal atau serta
merta
menciptakan kesetiaan konsumen. Namun, ketiadaan kaitan yang positi* antara
tingkat
kepuasan karyawan dan kesetiaan konsumen tidak berarti dengan begitu saja tidak
memperlakukan karyawan seperti yang seharusnya, karena seperti yang dikatakan
oleh
/ay ordupleski, &ustomer Satis*action irector A$ 5 $, >7 ha3e *ound that no one
(employee) in any organi!ation can totally satis*y a customer. But any one
-
8/16/2019 Menanggalkan Mitos Loyalitas Pelanggan
4/5
(employee) can
totally dissatis*y a customer.>
Seperti yang pernah dikatakan kritikus sosial abad ke@ Ale1is de $ocue3ille >the
public
will belie3e a simple lie rather than a comple1 truth> buku ini pun bermaksud untukmeluruskan pemahaman yang keliru tentang berbagai gagasan yang selama ini
diyakini
dan diadopsi oleh para pro*esional bisnis maupun khalayak akademisi tentang
konsep
bisnis seputar loyalitas pelanggan. -ara penulis buku ini mengupas dengan tajam
dan kritis
;C mitos yang selama ini seakanakan diterima begitu saja sebagai sebuah
kebenaranD
dan membongkar berbagai kepalsuan yang ada di baliknya dengan sejumlah
pengetahuan
yang kritis (hard science) dan sarat dengan data empiris.
:asilnya, mereka memaparkan tujuh kebenaran tentang loyalitas pelanggan.
-ertama,
janganlah mengelola retensi konsumen sebelum secara cermat memilih konsumenE
pastikan bahwa segala upaya memupuk loyalitas harus terarah pada konsumen
yang tepat
dan yang diinginkan oleh perusahaan. edua, loyalitas butuh waktu untuk tumbuh,
oleh
karena itu diperlukan perencanaan dan kesabaran. etiga, *okus pada >shareo*
walet> dan
jangan abaikan konsumen yang kecil porsinyaE >consumer polygamy> adalah realita
saat ini.
onsumen hanya akan menjalin hubungan monogami dengan merek tertentu bila
kategori
produk tersebut sangat penting baginya. eempat, setiap program loyalitas
pelanggan
memerlukan interaksi timbal balik, dan bukan untuk kepentingan perusahaan
semata.
elima, rangkaian peristiwa antara loyalitas pelanggan sampai dengan pro%t
merupakan
sebuah *enomena yang kompleks. leh karena itu, pelajarilah dengan cermat pola
respons yang spesi%k dari konsumen dan industri. eenam, karyawan yang puas
dan loyal bisa
membuat perbedaan, tetapi kepuasan dan kesetiaan konsumen dapat dan sering
kali
terjadi tanpa harus karyawannya puas dan loyal. etujuh, loyalitas pelanggan dan
kekuatan
merek harus dikelola secara bersamaan dan tidak terpisahkan.
0emang, loyalitas masih tetap merupakan konsep bisnis yang sangat penting.
-
8/16/2019 Menanggalkan Mitos Loyalitas Pelanggan
5/5
Namun,
jangan terlalu menyederhanakannya, karena justru akan menghilangkan e*ekti3itas
untuk
dapat meman*aatkan secara optimal daya ungkitnya bagi peningkatan kinerja
bisnis.
Supaya e*ekti*, satusatunya cara adalah membersihkan segala pengertian danpemahaman keliru yang selama ini telah mengontaminasi, sehingga lebih cerdas
lagi
meman*aatkan strategi bisnis ini. $antangan lain, karena realita pasar yang terus
menerus
berubah dengan cepat, maka sarana untuk loyalitas pelanggan akan terus
bere3olusi
sejalan dengan meningkatnya ekspektasi konsumen. $idak bisa disangkal bahwa
buku ini
termasuk yang ikut memberikan pencerahan.