memaksimalkan akal - copy

23
MEMAKSIMALKAN AKAL Tidak ada agama selain islam dan tidak ada kitab suci selain Al Qu’ran yang demikian tinggi menghargai ilmu pengetahuan, mendorong untuk mencarinya, dan memuji orang-orang yang menguasainya. Termasuk di dalamnya menjelaskan ilmu dan pengaruhnya di dunia dan akhirat., mendorong untuk belajar dan mengajar, serta meletakan Islam yang asasi: Al Qur’an dan As Sunah. Islam mewajibkan kaum muslim menuntut ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat, karena orang yang berilmu di masyarakat memiliki kedudukan yang tinggi, sedangkan yang tidak berilmu menduduki derajat yang rendah. Islam menganggap, bahwa agama tidak akan mendapat tempat yang baik, apabila oaring-orang Islam tidak mempunyai ilmu pengetahuan yang matang dan pokiaran yang sehat. Oleh

Upload: mukti-ali

Post on 24-Jul-2015

199 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Memaksimalkan AKAL - Copy

MEMAKSIMALKAN AKAL

Tidak ada agama selain islam dan tidak ada kitab suci selain Al Qu’ran yang

demikian tinggi menghargai ilmu pengetahuan, mendorong untuk mencarinya, dan

memuji orang-orang yang menguasainya. Termasuk di dalamnya menjelaskan ilmu

dan pengaruhnya di dunia dan akhirat., mendorong untuk belajar dan mengajar, serta

meletakan Islam yang asasi: Al Qur’an dan As Sunah.

Islam mewajibkan kaum muslim menuntut ilmu sejak dari buaian sampai

liang lahat, karena orang yang berilmu di masyarakat memiliki kedudukan yang

tinggi, sedangkan yang tidak berilmu menduduki derajat yang rendah. Islam

menganggap, bahwa agama tidak akan mendapat tempat yang baik, apabila oaring-

orang Islam tidak mempunyai ilmu pengetahuan yang matang dan pokiaran yang

sehat. Oleh karena itu, pengetahuan bagi Islam bagaikan ruh (nyawa) bagi manusia1

Al Qur’an merupakan salah satu pedoman hidup bagi umat Islam. Surat yang

pertama kali Allah turunkan dalam Al Qur’an adalah surat Al Alaq. Di dalamnya

Allah SWT menyebut nikmat-Nya dengan mengajarkan manusia apa yang ia tidak

ketahui. Hal itu menunjukan akan kemuliaan belajar dan ilmu pengetahuan. Allah

membedakan antara orang yang berilmu dan orang yang jahil. Keduanya tidak sama.

Terlepas dari substansi ilmu pengetahuan, yang terpenting adalah antara orang yang

berilmu dan orang yang bodoh jelas tidak sama. Seperti halnya antara orang yang

1Ahmadsoe , dalam WWW.kotasantri.blogspot, Posted April 27th, 2008

Page 2: Memaksimalkan AKAL - Copy

2

melihat dan orang yang buta, cahaya dan kegelapan, orang yang hidup dan mati,

manusia dan hewan, serta antara penghuni surga dan penghuni neraka.

Kedudukan bagi Orang-orang Berilmu, Al Qur’an memuji ahli ilmu

pengetahuan dan menyebut mereka dengan alladziina utul-ilma, dan Allah SWT

menisbatkan mereka dengan beberapa keutamaan pemikiran, keimanan, serta akhlak.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Hajj: ayat 54

“Dan agar orang yang telah diberi ilmu, meykini bahwasanya Al Qur’an itulah

yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadaNya dan

sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada

jalan yang lurus.”

Dalam ayat yang lain (azzumar: 9) Allah berfirman :

Page 3: Memaksimalkan AKAL - Copy

3

Artinya : ……………….. adakah sama orang orang yang mengetahui dengan

orang-orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat

menerima pelajaran.

Begitu pentingnya upaya untuk memaksimalkan potensi akal, maka dalam

alqur’an banyak sekali kita temukan ayat-ayat yang mengisyaratkan tentang berfikir,

misalnya dengan ungkapan apakah kamu tida berfikir, apakah kamu tidak

mengetahui, apakah kai tidak mengetahui. Bahkan dalam banyak hal orang yang tidak

memaksimalkn potensi berfikirnya diibaratkan sebagai pohon rindang yang tidak

berbuah atau lebih jauh dikatakan bahwa agama hanya bagi orang yang befikir.

Walaupun demikian, tidak banyak umat Islam yang tahu dan mengerti

bagaimana memaksimalkan potensi luar biasa tersebut dalam setiap gerak

kehidupannya di dunia ini untuk itu maka perlu ada pembahasan lebih lanjut tentang

bagaimana memaksimalkan potensi akal tersebut.

Page 4: Memaksimalkan AKAL - Copy

4

PEMBAHASAN

Ketika seseorang melakukan sebuah “inner journey” untuk mengenal siapa

sesungguhnya dirinya, maka akan menemukan setidaknya ada tiga karunia istimewa

yuang diberikan Allah Sang Pemilik Kehidupan secara cuma-cuma, sebagai modal

kesuksesan hidupnya di dunia. Karunia pertama berupa potensi kekuatan fisik dan

bentuk tubuh yang fungsional, dengan susunan tulang dan otot yang dapat

memungkinkan untuk melakukan gerakan yang berbeda-beda. Kekuatan potensi fisik

ini menjadikan manusia mampu menghasilkan produktifitas yang tinggi dalam

berkarier, dalam berbisnis dan dalam berbagai aktivitas kehidupan.

Karunia kedua adalah otak atau akal pikiran yang super canggih yang mampu

mengontrol dan mengatur kinerja berbagai organ tubuh dan panca indra manusia.

Mulai dari mengendalikan dan mengatur denyut jantung yang mampu memompa

ribuan liter darah melalui pembuluh darah yang sangat panjang, mengontrol dan

mengatur kinerja paru-paru yang memberikan supply oksigen bagi tubuh yang tidak

pernah berhenti sedetikpun dan berbagai panca indra lainnya.

Karunia ketiga adalah hati atau qalbu yang memiliki peran paling penting

dalam mengatur kehidupan manusia. Hati adalah rajanya yang mengatur dan

mengendalikan potensi akal pikiran dan panca indra. Hati manusialah yang akan

mengendalikan otak atau akal pikiran manusia untuk kemudian memprosesnya

melalui panca indra, sehingga menghasilkan sesuai yang dikehendaki hati.

Dari ketiga potensi tersebut, akal adalah potensi yang dinamis yang

menyebabkan manusia berkembang secara maksimal, memiliki peradaban yang tinggi

Page 5: Memaksimalkan AKAL - Copy

5

sehingga memiliki kemampuan untuk mengelola potensi alam yang ada untuk

kepentingan umat manusia.

Bagaimana Memaksimalkan Potensi Akal ?

Kedahsyatan potensi akal pikiran manusia tidak perlu diragukan lagi. Dengan

akal ini manusia memiliki kemampuan untuk memahami bagaimana proses berpikir

dan mengelola pikirannya. Manusia dapat mempelajari ilmu pengetahuan,

mengungkap berbagai misteri kehidupan, menjelajahi ruang angkasa, mengarungi

samudra luas tak berbatas dan dapat membaca bukti-bukti kekuasaan Allah Yang

Maha Kuasa di alam semesta ini.

Memahami akal manusia, setidaknya ada dua makna pemahaman yakni

berfungsi menjelaskan semua urusan, baik berkenaan dengan masalah duniawi

maupun masalah kehidupan akhirat. Yang kedua berarti pandangan mata batin dan

pengetahuan terhadap mana yang bermanfaat dan mana yang membahayakan baik

untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhiratnya.

Setiap manusia berkewajiban menggunakan akalnya untuk dapat memahami

“rules”atau aturan-aturan yang sudah diperintahkan Allah melalui para nabi dan

kitab suci-Nya. Maksudnya, manusia harus memberdayakan akalnya untuk dapat

membaca bukti-bukti yang terhampar di alam semesta ini agar dapat memahami

hakekat kehidupan secara utuh dan benar. Karena sesungguhnya Allah telah

menjelaskan kepada mereka sesuatu yang dapat mereka pahami dengan akal mereka.

Khalid ibn Shafwan berkata, ”Bila ada seseorang yang tidak bisa

menjelaskan apa-apa, ia tidak ada bedanya dengan binatang ternak atau ia hanya

Page 6: Memaksimalkan AKAL - Copy

6

berganti rupa.” Inilah yang membedakan manusia sebagai makhluk sempurna

dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Makna dari penggalan kalimat ini adalah

kalau manusia tidak memberdayakan aklnya untuk memahami mana yang baik dan

buruk dalam kehidupan, tidak digunakan untuk memikirkan kehidupan dunia dan

akhirat dalam keseimbangan, tidak digunakan untuk memahami norma-norma atau

ketentuan Allah yang sudah berlaku dalam kehidupan dan tidak dapat membaca

bukti-bukti kekuasaan Allah Yang Maha Perkasa di alam semesta, maka tidak

ubahnya seperti binatang.

Seseorang dikatakan cerdas akalnya apabila dia dapat memecahkan masalah

yang dihadapi dalam hidupnya dan mampu menghasilkan sesuatu yang berharga dan

berguna bagi dirinya dan umat manusia. Adapun cara-cara melatih akal tersebut

antara lain :

1. Meneliti berulang-ulang lalu mengkaji permasalahannya2. Mencari jalan pemecahan masalah3. Mendokumentasikan proses pemecahan masalah4. Menganalisa lalu memilah5. Mengambil kesimpulan jalan pemecahan masalah6. Terbukti hasil yang diperoleh mamu melatih diri, menilai membuat, mengambil

keputusan yang tepat, percaya diri, kreatif mmpu mengkolaborasi serta bertanggung jawab dan memiliki rasa syukur kepada Tuhannya. 2

Kecerdasan sendiri menurut Jalaludin dalam bukunya Psikologi Agama,

berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain, jika seseorang memiliki akal

yang diatas normal maka dia akan mudah untuk menghadapi dan memecahkan

masalah namun jika dia berada dalam keadaan normal, maka seseorang menerlukan

2 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, remaja rosdakarya, Jakarta, 1990

Page 7: Memaksimalkan AKAL - Copy

7

beberapa pelatihan berulang dengan metode yang bervariasi agar seseorang dapat

memecahkan masalah dalam hidupnya. 3

Disinilah mengembangkan potensi akal menjajadi sutu hal yang sangat prinsip

dan mendasar agar seorang hamba dapat mennjadi pengabdi yang baik kepada

Tuhannya, mampu menterjemahkan ap yang menjadi pesan suci dari wahyu yang

disampaikan kepada manusia berupa kitab suci al-Qur’an. Lebih jauh agr dalam

pandangan keberagamaan umat islam tidak bertentangan dengan realitas sunnatullah

sebagaimana yang pernah terjadi dalam sejarah umat kristen

Jika kita menengok kebelakang, bahwa dalam sejarah peradaban manusia

sekitar abad ke-16 masehi dimana gereja mendominasi peran dari pengambilan ilmu

pengetahuan. Segala keputusan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan diambil alih

oleh gereja, tidak ada peran yang lebih tinggi selain dominasi gereja pada masa itu.

Sehingga keputusan tertinggi ada ditangan gereja tidak ada yang dapat

menentangnya, jika ada yang menentang gereja maka ia akan dieksekusi oleh pihak

gereja hal ini terjadi ketika Copernicus menggugat dogma gereja yang mengatakan

bahwa bumi adalah pusat alam semesta, dan matahari berputar mengelilingi bumi.

Karena ilmuwan berpegang teguh pada hasil fikirnya, mereka mengalami eksekusi

oleh gereja. Di antaranya Bruno, Galileo Galilei,

Padahal dogma yang dipegang dan diajarkan oleh tokoh-tokoh gereja pada

abad tersebut jelas-jelas bertentangan dengan fakta-fakta yang dihasilkan oleh ilmu

pengetahuan. Disinilah terjadi revolusi besar-besaran yang dipimpin oleh para tokoh

3 Sirajudin, Filsafat Islam, Raja Grafindo Persada:Padang, 2004

Page 8: Memaksimalkan AKAL - Copy

8

untuk menentang gereja. Sebuah gerakan yang menolak peran apapun dari wahyu

dalam mengatur urusan-urusan manusia, menyerahkan segala yang terkait dengan

urusan manusia pada kekuatan dan kemampuan akal untuk membedakan antara yang

baik dan buruk, antara yang benar dan salah, antara yang adil dan tidak adil.

Sehingga mereka mengajukan pendekatan hedonis dari utilitarianisme sebagai

suatu alternatif. Benar dan salah ditentukan oleh kriteria yang dapat diukur

berdasarkan ”rasa nyaman” dan ”rasa sakit”. Pendekatan ini telah meratakan jalan

bagi diperkenalkanya falsafah darwinisme sosial, materialisme, dan determinisme

dalam ilmu ekonomi dan ilmu-ilmu sosial lainnya.4 Dari sinilah titik tolak terjadinya

arus sekularisasi besar-besaran di Eropa hampir di setiap bidang tak terkecuali ilmu

pengetahuan. Mereka mengeluarkan landasan agama, landasan ketuhanan, landasan

nilai-nilai dan norma dari arus pemikiran pengetahuan mereka.

Karena itu lahirlah ilmu pengetahuan yang bersifat positivistik. Hanya

menjelaskan fakta-fakta secara apa adanya.Pertanyaaan normatif “what should?”,

“what best?” yang mempertanyakan apa yang terbaik dan yang seharusnya dilakukan

dikesampingkan5 Dari paradigma diataslah ilmu pengetahuan dibangun, termasuk

ilmu yang sekarang banyak tersebar di kampus-kampus. Sehingga bukan menjadi

sebuah kemustahilan ketika banyak kita dapati kekeringan-kekeringan jiwa walaupun

pengetahuan kita sudah dianggap tinggi karena kuliah, ataupun sudah banyak yang

berpangkat sarjana. Ilmu yang sekarang kita pelajari, banyak mengesampingkan

4 lihat Chapra, dalam Masa Depan Ilmu Ekonomi hal.17-18 5 lihat Adiwarman A.Karim, dalam Ekonomi Mikro Islami, hal. 42

Page 9: Memaksimalkan AKAL - Copy

9

variabel-variabel norma, variabel nilai-nilai selain ekonomi, bahkan variabel

keagamaan dikesampingkan jauh-jauh karena dianggap tidak relevan dan kuno.

Dari contoh diatas, dapat dengan jelas kita lihat bahwa akal haruslah

bersesuaiangan dan berjalan seiring dengan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT,

agar tidak terjadi pertentangan yang dapat meberikan torehan buruk dalam sejarah

umat manusia untuk itu perlu diketahui bagaimana langkah-langkah untuk

merpertemukan antara akal dan wahyu tersebut.

Pertentangan antara akal, wahyu dan langkah integrasi keduanya

Secara sekilas, kita banyak dapati pertentangan antara akal dan wahyu, antara

sains dan wahyu.Wahyu yang diturunkan oleh Tuhan tidak selamanya bisa diterima

oleh akal. Perkembangan ilmu pengetahuan kadang bertentangan dengan wahyu,

sehingga seolah hal tersebut bertentangan dan bertolak belakang. Padahal jika dikaji

lebih lanjut kita akan banyak menemukan Hikmah dibalik apa yang telah diwahyukan

Allah dan Rosulnya(baca lebih lanjut karangan Harun Yahya)6.

Chapra mengungkapkan dalam bukunya bahwa sains dan agama berbicara

tentang dua tingkatan realitas yang berbeda. Pertama, berbicara tentang jagad raya

fisik yang dapat diraih oleh pancaindra manusia, sementara yang kedua, berbicara

tentang tingkatan realitas yang lebih tinggi yang bersifat transedental dan di luar

jangkauan pengalaman indra. Lebih lanjut ia menjelaskan :

“…….Sains sangat menggantungkan manusia terutama akal, dan mencoba mendapatkan pengetahuan melalui observasi dan eksperimen; ia mencoba melakukan

6http: tribunaeconomia.blogspot.com/2007/11/ judul: melihat-kembali-hakekat- pengetahuan.html

Page 10: Memaksimalkan AKAL - Copy

10

deskripsi dan analisis “apa” ia harus dapat melakukan prediksi apa yang kan terjadi di masa depan. Ketika sains berbicara tentang jagad raya fisik, maka deskripsi dan analisisnya lebih pasti dan prediktifnya lebih besar. Namun manakala ia berbicara tentang manusia, makhluk yang tidak selalu berperilaku standar seringkali tidak akurat. Berbeda dengan agama, yang bergantung pada wahyu dan akal dalam pengetahuannya. Tujuan utamanya untuk membantu mentransformasikan kondisi manusia dari “apa” kepada kondisi ideal atau “apa seharusnya”…….”(Chapra, hal.71)

Untuk itulah sebenarnya wahyu diturunkan membimbing manusia untuk

bertindak “apa yang seharusnya” dilakukan. Agama difungsikan untuk menjaga

manusia keluar dari batas orbit yang telah ditentukan. Karena bagaimanapun juga

manusia memiliki keterbatasan dari apa yang dimiliki. Dan sains seharusnya tetap

berpijak pada pandangan agama, membantu agama untuk menganalisis pengetahuan

yang lebih baik tentang “apa yang seharusnya”. Pertentangan antara agama dan sains

akan terjadi, jika sains tidak menghormati kontribusi ajaran-ajaran moral dan

transedental yang dapat disumbangkan kepada kebahagiaan manusia. Begitu juga

dengan agama, akan terjadi konflik ketika agama membuat pernyataan yang irasional

dan sulit diterima oleh sains. Dan sikap yang seharusnya dilakukan adalah ketika akal

sudah tidak lagi sampai untuk mencapai wahyu, maka wahyu dikedepankan,

kemudian akal diajukan. Memaksimalkan potensi akal untuk menggali dibalik apa

yang ditetapkan Allah. Bukankah akal digunakan untuk berfikir, dan dalam berpikir

akalpun memiliki keterbatasan…?

Dalam sejarah perkembangan Muslim, ketika umat islam mencapai zaman

keemasan ilmu pengetahuan pernah terjadi gerakan rasionalis gerakan rasionalis

adalah sebuah gerakan pencerahan yang mengedepankan akal. Menjadikan konflik

antara wahyu dan spekulasi filsafat. Kaum rasionalis pada waktu itu terdiri dari dua

Page 11: Memaksimalkan AKAL - Copy

11

golongan sarjana yang memiliki latar belakang intelektual berbeda. Kedua golongan

itu adalah Mu’tazilah dan kaum filosof (falasifah)

Namun gerakan tersebut tidak mempertentangkan antara sains dan wahyu;

karena hal ini tidak mungkin terjadi karena sikap positif islam terhadap sains dan

metode ilmiah. Konflik itu terjadi antara wahyu dan spekulasi filsafa7

Integrasi pengetahuan dan agama

Dari keterangan diatas jelaslah, bahwa pengetahuan yang mengedepankan

akal dalam berobservasi tidak bisa dipisahkan dari agama, begitu juga agama tidak

bisa dipisahkan dari ilmu pengetahuan, keduanya dapat terjalin hubungan erat. Allah

telah menganugerahkan manusia dengan akal yang merupakan alat untuk memahami

dunia, dan untuk memenuhi segala kebutuhannya juga untuk mendukung posisinya

sebagai khalifah. Sementara itu, wahyu merupakan sarana untuk menuntun manusia

terhadap segala pengetahuan tentang tujuan hidupnya, dengan demikian sebenarnya

akal dan wahyu saling melengkapi satu sama lainnya dan sangat berguna bagi

kehidupan manusia. Sejarah telah membuktikan bahwa integrasi keduanya pernah

membentuk satu peradaban yang menakjubkan, serta saling menguat satu sama lain.

Selama kurun waktu tersebut peradaban Islam menyinari dunia, termasuk barat8.

K E S I M P U L A N

7 Mehdi Nakosten, Kontribusi muslim atas dunia pemikiran barat8 (Hendri anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, hal.19).

Page 12: Memaksimalkan AKAL - Copy

12

1. Akal, dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat tinggi hal ini dapat kita

lihat dalam firman Allah maupun hadits Nabi Muhammad SAW dengan

demikian berfikir dan menggunakan akal bagi seorang muslim adalah

kewajiban. Akal juga di maknai sebagai kemampuan seseorang untuk

memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Diantara cara melatih untuk memaksimalkan menurut Ngalim Purwanto dalah

dengan cara : Meneliti berulang-ulang lalu mengkaji permasalahannya, Mencari

jalan pemecahan masalah, Mendokumentasikan proses pemecahan masalah,

Menganalisa lalu memilah, Mengambil kesimpulan jalan pemecahan masalah,

Terbukti hasil yang diperoleh mamu melatih diri, menilai membuat, mengambil

keputusan yang tepat, percaya diri, kreatif mmpu mengkolaborasi serta

bertanggung jawab dan memiliki rasa syukur kepada Tuhannya.

3. Penyatuan atau pengintegrasian akal dan wahyu sesuatu yang mutlak dilakukan

agar tidak terjadi pertentangan sehingga keduanya dapat berjalan berseiringan

sehingga dapat dicapai kemaslahatan umat manusia. Disamping itu berdasarkan

sejarah pertentangan akal dan tafsir atas wahyu terbukti memberikan dampak

buruk bagi kemajuan ilmu pengetahuan sebagaimana yang terjadi pada ilmu

pengetahuan di abad 16 yang menimpa Galileo Galilei dan ilmuan lainnya.

DAFTAR BACAAN

Page 13: Memaksimalkan AKAL - Copy

13

Ahmadsoe , dalam WWW.kotasantri.blogspot .com Posted April 27th, 2008

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, remaja rosdakarya, Jakarta, 1990

Sirajudin, Filsafat Islam, Raja Grafindo Persada:Padang, 2004

Chapra, dalam Masa Depan Ilmu Ekonomi

Adiwarman A.Karim, dalam Ekonomi Mikro Islami

http: tribunaeconomia.blogspot.com/2007/11/ judul: melihat-kembali-hakekat-

pengetahuan.html

Mehdi Nakosten, Kontribusi muslim atas dunia pemikiran barat

Hendri anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islami,

TUGAS KULIAH

Page 14: Memaksimalkan AKAL - Copy

14

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMUAH

MEMAKSIMALKAN POTENSI AKAL

Oleh :

S A Y U T INIM. 11.1101.0273

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DUAL MODE ROMBEL KUTAI BARATSTAIN SAMARINDA

TAHUN 2012