media.pptx

17
EFEKTIVITAS FILTER TAWAS-POLIPROPILEN- SURFAKTAN DALAM MENJERNIHKAN AIR KOLAM RENANG Design by : KELOMPOK 9 Boi Rotua Hutagalung Dinda Khairani Melisya Sitorus

Upload: di-nda-khey

Post on 16-Feb-2015

39 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

presentation

TRANSCRIPT

EFEKTIVITAS FILTER TAWAS-POLIPROPILEN-SURFAKTAN DALAM MENJERNIHKAN AIR

KOLAM RENANG

Design by : KELOMPOK 9

Boi Rotua Hutagalung Dinda KhairaniMelisya Sitorus

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Air kolam renang dengan kualitas yang

harus memenuhi syarat kesehatan

Berdasarkan parameter

mikrobiologi, kimia, dan fisika

Tingkat kejernihan air sbg indikator utama kualitas air kolam

renang

Proses penjernihan dengan penambahan zat koagulan

seperti tawas dan penambahan kapur atau klorin.

Membutuhkan tahap yang banyak dan

waktu yang cukup lama

Pemanfataan polipropilen dalam pengelolaan air dan peran tawas dalam

pengoptimalan penjernihan air

Memanfaatkan campuran tawas –

polipropilen sebagai media

filtrasi pada filter kolam renang

Meningkatkan kinerja filter jenis sand filter dalam pengelolaan air kolam renang

Tahap I : pengambilan sampel (air kolam renang umum UNIMED)

Tahap II : analisis sampel dengan parameter kimia dan fisika

Tahap III : preparasi campuran tawas-polipropilena- surfaktan

Tahap IV : efektivitas penggunaan tawas-polipropilrna- surfaktan

Tahap V : uji penjernihan air bekas kolam renang dengan empat jenis filter

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

Sampel

Parameter Kimia

Parameter Fisika

Tingkat kekeruhan

Turbidimeter

Kadar alkalinitas

pH Sisa klor

Titrasi dengan

H2SO4 0,1 N hingga pH 4,5

pH meter

Metode thiosulfonat

titration

Tahap II : analisis sampel dengan parameter kimia dan fisikaPENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Tahap III : preparasi campuran tawas-polipropilena-surfaktan

tawas dipanaskan suhu

700 dgn magnetik stirrer

Dicampurkan dengan

tween 80

Hasilnya dicampurkan sedikit

demi sedikit ke dalam 100 ml

larutan polipropilen dgn mixer ±10 menit

Cairan kental yang homogen

Dibiarkan selama 9 jam

Bahan semi padatan yang berpori - pori

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Tahap IV : efektivitas penggunaan tawas-polipropilrna-surfaktan

Filter pembanding

Filter simulasi

Pasir silica

Campuran Polipropilen-tawas-surfaktan

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Tahap V : uji penjernihan air bekas kolam renang dengan empat jenis filter

Pasir silica

Campuran Polipropilen-tawas-tween 80

Filter AFilter B2Tween 80 4%

Filter B3Tween 80 6%

Filter B1Tween 80 2 %

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Analisis awal sampel air bekas kolam renang

Analisis pH setelah dilakukan penjernihan

Analisis sisa klor setelah penjernihan

Analisis alkalinitas setelah penjernihan

Analisis kekeruhan

Persen penurunan kekeruhan air kolam renang bekas dengan berbagai filter

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Analisis awal sampel air bekas kolam renang

Parameter Sampel air kolam renang bekas

pH 6,18

Turbiditas (NTU) 3,04

Alkalinitas/ CaCO3 (mg/L)

356,69

Sisa klor (mg/L) 0,74

Hasil analisis awal menunjukkan bahwa pH dan sisa klor air bekas kolam renang tidak sesuai dengan standart yang dikeluarkan oleh permenkes R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990.

Hasil analisis awal alkalinitas masih menunjukkan bahwa kadar CaCO 3 dalam air kolam renang bekas masih standar dan tidak bermasalah.

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Analisis pH setelah dilakukan penjernihan

Hasil analisis pH setelah dilakukan penyaringan menunjukkan kenaikan beberapa satuan. Kenaikan pH yang paling tajam tampak pada filter A.

Ulangan Sample Filter

A B1 B2 B3

I 6,20 7,6 7,2 7,3 7,1

II 6,17 7,5 7,2 7,3 7,0

III 6,18 7,56 7,21 7,33 7,1

Rata-rata 6,18 7,6 7,2 7,3 7,1

pH yang diijinkan permenkes R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990 = 6,5-8,5

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Analisis sisa klor setelah penjernihan

Kadar klor pada sampel air kolam renang sebelum pengolahan melebihi ambang batas.

Sedangkan setelah dilewatkan melalui filter, maka untuk filter A kadar klornya masih dapat di deteksi sedangkan untuk filter B1, B2, dan B3 kadar klorin menunjukkan hasil yang negatif.

UlanganVolume Na2S2O3 yang terpakai

Sample FilterA B1 B2 B3

I 20,72 mL 3,57 mL - - -II 19,64 mL 2,48 mL - - -III 22,32 mL 3,14 mL - - -

Kadar klor 0,74 mg/L 0,21 mg/L

- - -

Sisa klor yang diijinkan permenkes R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990 = 0,2-0,5 mg/L

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Analisis alkalinitas setelah dilakukan penjernihan

Semakin tinggi pH maka akan semakin banyak H2SO4 yang digunakan untuk menurunkan pH

sehingga total alkalinya pun meningkat.

UlanganVolume Na2S2O3 yang terpakai

Sampel Filter A

I 1,62 mL 1,28 mL

II 1,14 mL 0,99 mL

III 1,20 mL 0,90 mL

Kadar alkalinit

as

356,685 mg/L 285,528 mg/L

Kadar alkalinitas yang diijinkan permenkes R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990 = 50-500 mg/L

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Analisis kekeruhan

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat dilihat bahwa ada penurunan

kekeruhan setelah dilakukannya penyaringan.

Ulangan

Sample

FilterA B1 B2 B3

I 3,04 2,67 0,460 0,772 0,754II 3,04 2,67 0,460 0,772 0,754III 3,04 2,67 0,460 0,772 0,754

Turbiditas

NTU

3,04 2,67 0,460 0,772 0,754

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Persen Penurunan Kekeruhan Air Kolam Renang Bekas Dengan Berbagai Filter

Hasil diatas menunjukkan bahwa persen penurunan kekeruhan yang paling tinggi terlihat pada air yang dilewatkan dari filter B1 dengan persen penurunannya 84,86 %. % Penurunan kekeruhan yang paling rendah adalah pada filter A yaitu 12,17 %.

Filter A tidak dilapisi dengan campuran tawas-polipropilen-tween 80 oleh karena itu proses penyaringan partikel-partikel pengotor didalamnya kurang maksimal.

Filter Kekeruhan (NTU) % penurunan kekeruhan

Awal Akhir

A 3,04 2,67 12,17 %

B1 3,04 0,460 84,86 %

B2 3,04 0,772 74,60 %

B3 3,04 0,754 75,19 %

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Jenis surfaktan yang dapat digunakan untuk membuat campuran tawas dalam polipropilen adalah surfaktan nonionik yakni tween 80.Campuran tawas dalam larutan poilipropilen dibuat dengan metode emulsifikasi.Persentase optimum surfaktan yang digunakan untuk membuat emulsi tawas dalam polipropilen adalah 2 % dengan persentase penurunan kekeruhan sebesar 84,86 %. Persentase penurunan kekeruhan ini dapat digunakan sebagai indikator keefektifan penggunaan media filtrasi.Berdasarkan parameter fisika yaitu kekeruhannya air kolam renang bekas yang dilewatkan dari filter dengan media filtrasi pasir silika dan campuran tawas dalam polipropilen mengalami persentase penurunan kekeruhan yang jauh lebih besar dibanding filter dengan media filtrasi pasir silika saja.

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

[1] Dirjen PPM dan PLP DEPKES, (1997), Pedoman Teknis Tentang Pengawasan Kualitas Air,

[2] Sudi, S., (2006), Penurunan Posfat dengan Penambahan Kapur (LIME), Tawas Dan Filtrasi Zeolit Pada Limbah Cair, Tesis, Program Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana, UNDIP, Semarang

  [3] Kartohardjono, S., dan Immanuel, K., (2008), Pemisahan

Oksigen Terlarut Dalam Air Melalui Kontraktor Membran Serat Berongga Dengan Metode Gas Penyapu, Seminar Nasional Fundamental Dan Aplikasi Teknik Kimia 2008

[4] Karamah E.F., dan Adhi S., (2010), Pengaruh Suhu dan

Tingkat Keasaman (pH) pada Tahap Perlakuan Koagulasi (Koagulan Aluminium Sulfat) dalam Proses Pengolahan Air Menggunakan Membran Mikrofiltrasi Polipropilen Hollow Fibre, Laporan Hasil Penelitian, Departemen Teknik Gas dan Petrokimia FT-UI, Depok

 [5] Cowd, M.A., (1991), KIMIA POLIMER , ITB, Bandung

[6] Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air

PENDAHULUAN

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA