mbm.5n

Upload: ratih-kusuma

Post on 05-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 MBM.5n

    1/40

    UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR (+)-KATEKIN

    DAN GAMBIR (Uncaria gambir, Roxb)

    TERHADAP BEBERAPA JENIS JAMUR DAN

    MEKANISMENYA

    Muh. Yanis Musdja

  • 8/16/2019 MBM.5n

    2/40

     

    PENDAHULUAN

  • 8/16/2019 MBM.5n

    3/40

    LATAR BELAKANG

    Menyirih merupakan

    salah satu kegiatan yang

    memanfaatkan tanaman

    tradisional.

    Gambir merupakan

    salah satu bahan

    menyirih.

    Dibutuhkan penelitian ilmiah

    (SAINTIFIKASI) tentang kegunaan

    gambir

    Penelitian antijamur

  • 8/16/2019 MBM.5n

    4/40

      Tujuan Penelitian 

    Mengetahui aktifitas anti jamur

    (+)- katekin gambir dan ekstrak air gambir

    terhadap beberapa jamur.

    Mengetahui mekanisme

    penghambatan anti jamur (+)-katekingambir dan ekstrak air gambir

    terhadap beberapa jamur.

  • 8/16/2019 MBM.5n

    5/40

    Manfaat Penelitian 

    Penelitian ini diharapkan memberikan

    gambaran dan informasi tentang aktivitas anti

     jamur dari (+)-katekin dan ekstrak air gambir,

    serta mekanisme panghambatannya terhadap

    beberapa jamur untuk menunjang saintifikasi

    gambir sebagai pengobatan tradisional.

  • 8/16/2019 MBM.5n

    6/40

  • 8/16/2019 MBM.5n

    7/40

    Kandungan kimia

    Kandungan Kimia Daun Gambir dan Bongkahan Gambir 

    Kandungan katekin total daun gambir 13,7 % (Anggraini et

    al , 2011), kandungan (+)-katekin daun gambir 9,4% (Das

    N.P, 1967).

    Kandungan utama bongkahan gambir adalah katekin (40-

    60%), zat penyamak (22-50%), serta sejumlah alkaloid 

    seperti gambirtannin, turunan dihidro dan okso-

    gambirtannin. (Wiart, 2006; Amos, 2010).

    Taniguchi et al  (2008) menemukan 9 jenis katekin padagambir, yakni, (+)-catechin, (-)-epicatechin Gambiriin A1,

    Gambiriin A2, Gambiriin B1, Gambiriin B2, Catechin-(4α-8)-

    ent-epicatechin, Gambirflavan D1 dan Gambirflavan D2.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Katekinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloidhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gambirtannin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gambirtannin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gambirtannin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gambirtannin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Katekin

  • 8/16/2019 MBM.5n

    8/40

    Khasiat empir ik 

    • Kegunaan gambir secara tradisional adalah sebagai pelengkap makan sirih

    dan obat-obatan, gambir juga digunakan untuk obat luka bakar, di

    samping rebusan daun muda dan tunasnya digunakan sebagai obat diare

    serta obat kumur-kumur pada sakit kerongkongan.

    • Secara moderen gambir banyak digunakan sebagai bahan baku industri

    farmasi dan makanan, di antaranya bahan baku obat penyakit hati dengan

    paten “catergen”, bahan baku permen yang melegakan kerongkongan bagi

    perokok di Jepang karena gambir mampu menetralisir nikotin.

    • Sedangkan di Singapura gambir digunakan sebagai bahan baku obat sakit

    perut dan sakit gigi

  • 8/16/2019 MBM.5n

    9/40

    (+)-Katekin 

    • (+)-Katekin adalah golongan senyawa pilofenol

    tipe flavonoid, yang banyak dijumpai pada

    teh, anggur, buah-buahan dan tumbuh-

    tumbuhan polon-polongan. Lima jenis katekin

    terbesar yaitu (+)- katekin, (-)- epikatekin, (-)-

    epigallokatekin (EGC), (-)- apikatekin gallat,

    dan (-)- epikatekin gallat (I. C. W., Arts et al ,1998).

  • 8/16/2019 MBM.5n

    10/40

    Metode Pengujian Antimikroba 

    Metode Difusi Metode Dilusi

  • 8/16/2019 MBM.5n

    11/40

      Bongkahangambir

    Dilarutkandalamaquadest

    Freeze

    drying

    Fraksinasi etil

    asetat

    Ekstrak etil asetat

    gambir

    Kromatografi

    kolom

    (+)-katekin

    Ekstrak air

    gambir

    Uji aktivitas antijamur

  • 8/16/2019 MBM.5n

    12/40

    Pengujian aktivitas antijamur

    Pengujian kebocoran

    membran sel

    Analisa morfologi sel

    dgn SEM

    Penentuan MIC

    Penentuan

    zona hambat

    Analisa

    kebocoran

    protein dan asam

    nukleat dgn UV

    Analisa kebocoran ion

    logam dgn AAS

  • 8/16/2019 MBM.5n

    13/40

    Analisis kerusakan bakteri (Carson et al . 2002)

    Diambil 10ml suspensi bakteriSentrifuge dingin, kec 3500

    rpm, 20menit

    Filtrat dibuang, endapan

    dicuci dan ditambahkan

    buffer fosfat

    Ditambahkan sampel

    dengan dosis 1 KHM & 2

    KHM

    Diinkubasi shaker 24 jam,

    150rpm

    Suspensi disentrifuge, 15 mnt,

    kec 3500 rpm

    Disaring dengan kertas

    saring sterilpellet

    supernatan

    Analisis kerusakan sel

    dengan SEM

    analisis kebocoran

    protein dan asam nukleatdengan spektro UV-Vis

    Analisis kebocoran

    ion-ion logam K+ dan

    Ca2+ dengan AAS

  • 8/16/2019 MBM.5n

    14/40

     

    HASIL PENELITIAN

  • 8/16/2019 MBM.5n

    15/40

    Isolasi dan Identifikasi (+)-Katekin

    • Hasil dari KLT didapatkan beberapa fraksi yang

    digabungkan, yaitu : 1-8, 9-10, 11-28, 29-40,

    41-75.

    • Persentase kadar (+)-katekin yang didapat

    sebesar 22,54%

  • 8/16/2019 MBM.5n

    16/40

    Pengujian zona hambat

    Aktivitas Gambir dan Katekin terhadap 5 jamur

    pada konsentrasi 7000 µg

    No. Jamur uji Diameter hambat

    1 Candida albicans  -

    2 Saccharomyces cerevisiae  -

    3 Fusarium oxysporum  -

    4  Aspergillus niger   -

    5  Aspergillus flavus  -

    6 Kontrol pelarut -

  • 8/16/2019 MBM.5n

    17/40

    Penentuan MIC

    Penentuan nilai MIC2,5 mg/ml – 25 mg/ml

    No. Jamur uji Nilai MIC (mg/ml)

    Gambir (+)-katekin

    1 Candida albicans  - -

    2Saccharomyces cerevisiae 

    7,5 12,5

    3 Fusarium oxysporum 

    - -

    4 Aspergillus niger  

    - -

    5 Aspergillus flavus 

    - -

    6 Kontrol pelarut - -

  • 8/16/2019 MBM.5n

    18/40

    Analisa kebocoran protein dan asam

    nukleat dgn spektrofotometri UV VIS

    Data Spektrofotometri UV VIS Gambir S.

    cerevisiae

    Panjang

    gelombang

    Absorbansi

    Kontrol 1 MIC 2 MIC

    260 nm0,693 0,747 0,873

    280 nm0,870 0,895 0,957

  • 8/16/2019 MBM.5n

    19/40

    Analisa kebocoran protein dan asam

    nukleat dgn spektrofotometri UV VIS

    Data Spektrofotometri UV VIS (+)-Katekin S.

    cerevisiae 

    Panjang

    gelombang

    Absorbansi

    kontrol 1 MIC 2 MIC

    260 nm0,693 1,575 1,816

    280 nm0,870 2,032 2,658

  • 8/16/2019 MBM.5n

    20/40

  • 8/16/2019 MBM.5n

    21/40

    Perubahan Morfologi Sel

    Saccharomyces cerevisiae 

    (a) (b) (c)

  • 8/16/2019 MBM.5n

    22/40

    Perubahan Morfologi Sel

    Saccharomyces cerevisiae 

    (d) (e)

  • 8/16/2019 MBM.5n

    23/40

    Perubahan Morfologi Sel

    Saccharomyces cerevisiae 

    • Morfologi sel S. cerevisiae kontrol (a), sel S.

    cerevisiae setelah perlakuan dengan gambir 1

    MIC (b), sel S. cerevisiae setelah perlakuan

    dengan gambir 2 MIC (c), sel S.cerevisiaesetelah perlakuan dengan katekin 1 MIC(d),

    dan sel S. cerevisiae setelah perlakuan dengan

    katekin 2 MIC (e) (Pembesaran 15.000 kali).Tanda panah adalah terjadinya kerusakan sel.

  • 8/16/2019 MBM.5n

    24/40

    KESIMPULAN

    1. Persentase kadar (+)-katekin yang disiolasi darigambir yang berasal dari Payakumbuh,Sumatera Barat sebesar 22,54%.

    2. Nilai MIC gambir pada S. cerevisiae (LIPIMC)adalah 7,5 mg/ml dan untuk (+)-katekin sebesar12,5 mg/ml. Sedangkan gambir dan (+)-katekintidak menunjukan aktivitas antijamur terhadap

    C. albicans (LIPIMC), A. niger  (LIPIMC 759), A. flavus (LIPIMC 745), F.oxysporum (LIPIMC 762)hingga konsentrasi uji 25 mg/ml.

  • 8/16/2019 MBM.5n

    25/40

    KESIMPULAN

    3. Mekanisme penghambatan gambir dan katekinterhadap Saccharomyces cerevisiae adalah denganmengganggu permeabilitas membran sel.

    4. Karena gambir dan (+)-katekin terhadap C. albicans, 

     A. niger , A. flavus , F.oxysporum , dan S. cerevisiae tidak menunjukan aktivitas hingga konsentrasi 25mg/ml, maka sampel uji diklasifikasikan sebagaiantimikroba resistant  menurut data pengujianUniversity of Pennsylvania dalam University ofPennsylvania Medical Centre Guide Lines forAntimicrobial Therapy.

  • 8/16/2019 MBM.5n

    26/40

    saran

    1. Perlu diperhatikan kualitas gambir, agar

    didapatkan hasil uji yang lebih baik.

    2. Perlu dilakukan penelitian terhadap (+)-katekin dan gambir untuk pemanfaatan

    lainnya.

  • 8/16/2019 MBM.5n

    27/40

  • 8/16/2019 MBM.5n

    28/40

    • Pembuatan Medium

    • Potato Dextrose Agar (PDA)• Serbuk PDA sebanyak 39 gram dilarutkan

    dalam 1 L aquadest dan dipanaskan sampai

    mendidih sehingga larut. Larutan tersebutkemudian disterilkan dalam autoklaf pada

    suhu 121 °C selama 15 menit.

  • 8/16/2019 MBM.5n

    29/40

  • 8/16/2019 MBM.5n

    30/40

    • Pembuatan larutan Uji

    • Larutan uji dibuat dengan melarutkan gambir

    dengan DMSO 10% dan katekin dilarutkan dalamaseton (pengujian zona hambat) dan dalam

    methanol 20% (pengujian MIC). Untuk

    penentuan zona hambat antijamur, konsentrasi

    larutan uji yang dibuat sebesar 350 mg/ml untuk

    penentuan zona hambat jamur. Sedangkan untuk

    penentuan nilai MIC konsentrasi larutan uji yang

    digunakan adalah 2,5 mg/ml; 5 mg/ml; 7,5mg/ml; 10 mg/ml; 12,5 mg/ml; 15 mg/ml; 17,5

    mg/ml; 20 mg/ml; 22,5 mg/ml; dan 25 mg/ml.

  • 8/16/2019 MBM.5n

    31/40

    • Pembuatan Stok Jamur

    • Jamur uji diinokulasi dalam media agar PDA

    yang dibuat membentuk agar miring dengancara menggoreskan masing-masing jamur

    menggunakan jarum ose steril ke dalam 5 ml

    media agar miring PDA dan diinkubasi padasuhu ruang selama waktu tumbuh optimum

    masing-masing jamur.

  • 8/16/2019 MBM.5n

    32/40

    • Pembuatan Suspensi Jamur

    •   Biakan jamur yang telah

    diremajakan tersebut, diambil sebanyak 1 osedan disuspensikan ke dalam tabung reaksiyang berisi 5 ml media cair PDB kemudiandiinkubasi dengan shaker inkubator  pada suhu

    ruang °C selama waktu tumbuh optimummasing-masing jamur. Jumlah jamur yangterdapat dalam suspensi dihitung dengan

    menggunakan metode cawan hitung. Jumlah jamur tersebut nantinya digunakan untukpengujian aktivitas antimikroba.

  • 8/16/2019 MBM.5n

    33/40

    • Penentuan Diameter Daerah Hambat

    •   Penentuan aktivitas antijamur dari gambir dan (+)- katekinterhadap Candida albicans, Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus

    niger, Aspergillus flavus ,dan Fusarium oxysporum dilakukan denganmetode difusi agar menggunakan kertas cakram. Media agar PDAyang sudah dicairkan sebanyak 20 ml dituang ke dalam cawan petristeril dan dibiarkan menjadi padat. Setelah memadat, suspensi darisetiap jamur sebanyak 0,1 ml disebar ke permukaan agar secaramerata pada cawan yang berbeda. Kertas cakram steril diletakkan di

    atas medium agar dan ditetesi larutan uji sebanyak 20 µl. Untukkontrol negatif digunakan pelarut DMSO 10% (pengujian gambir)dan aseton (pengujian katekin) sebanyak 20 µl pada setiap jamuruji. Masing-masing cawan petri diinkubasi pada suhu ruang selamawaktu tumbuh optimum masing-masing jamur. Aktivitas antijamurdiamati berdasarkan diameter daerah hambat yang terbentuk di

    sekeliling kertas cakram. Pengujian dilakukan secara duplo.

  • 8/16/2019 MBM.5n

    34/40

    • Penentuan MIC (Minimum Inhibitor Concentration) 

    • Penentuan MIC gambir dan (+)-katekin dilakukan dengan metodemakrodilusi dengan menggunakan petridish. Untuk pengujian MICdengan metode makrodilusi masing-masing petridish diisikan

    medium PDA yang telah mengandung seri konsentrasi sampel uji2,5 mg/ml; 5 mg/ml; 7,5 mg/ml; 10 mg/ml; 12,5 mg/ml; 15 mg/ml;17,5 mg/ml dan 20 mg/ml; 22,5 mg/ml; dan 25 mg/ml, kemudianditotol suspensi jamur dan di inkubasi selama waktu tumbuhoptimum masing-masing jamur pada suhu ruang. Setelah prosesinkubasi, diamati masing-masing seri konsentrasi larutan uji

    terdapat pertumbuhan atau tidak. Untuk kontrol digunakan empatmacam kontrol yaitu

    • kontrol media, hanya berisi media PDA

    • kontrol negatif, berisi media PDA dan pelarut

    • kontrol bakteri, berisi media PDA dan suspensi jamur

    •Kontrol pelarut, berisi media PDA, suspensi bakteri dan pelarut

    •   Dari prosedur tersebut diperoleh nilai MICgambir dan katekin. Nilai MIC dinyatakan sebagai konsentrasiterkecil dari sampel uji yang dapat menghambat pertumbuhan jamur uji.

  • 8/16/2019 MBM.5n

    35/40

    • Analisis Kebocoran Protein dan Asam Nukleat (Carson et al., 2002)

    • Analisis kebocoran sel dilakukan dengan menggunakanspektrofotometer dan pengukuran absorbansi dilakukan padapanjang gelombang 260 nm (untuk kandungan nitrogen dari asam

    nukleat) dan panjang gelombang 280 nm (untuk kandungannitrogen dari protein). Suspensi jamur uji sebanyak 10 ml, yangtelah ditumbuhkan selama 24 jam dalam media PDB, disentrifusdingin dengan kecepatan 3500 rpm selama 20 menit. Filtrat dibuanglalu endapan sel disuspensikan dengan 9,5 ml buffer fosfat pH 7,0.Selanjutnya ditambahkan sampel uji dengan dosis 1 MIC, 2 MIC dan

    kontrol, diinkubasi dalam shaker inkubator  selama 48 jam. Setelahdiinkubasi, suspensi disentrifus dengan kecepatan 3500 rpm selama15 menit, lalu disaring untuk memisahkan supernatan dari sel.Cairan supernatan diambil dan diukur absorbansinya pada panjanggelombang 260 nm dan 280 nm dengan menggunakanspektrofotometer UV. Pellet jamur dikoleksi untuk difoto dengan

    SEM dengan perlakuan pada prosedur

  • 8/16/2019 MBM.5n

    36/40

    • Analisis Kebocoran Ion-Ion Logam

    • Untuk analisis kebocoran ion-ion diukur dalam

    bentuk ion Ca2+ dan K+ yang keluar dari

    membran sel jamur akibat perlakuan dengan

    sampel. Kebocoran ion Ca2+ dan K+ dideteksi

    dengan menggunakan AAS. Sampel untukanalisis kebocoran ion logam berupa cairan

    supernatan yang berasal dari perlakuan pada

    prosedur

    d h b b k

  • 8/16/2019 MBM.5n

    37/40

    Penentuan diameter zona hambat bakteri 

    PDA steril yang telah memadat

    Diinokulasikan 0,1 ml suspensi sel

    bakteri

    Diratakan dengan batang spreader

    Diletakan kertas cakram steril

    Diteteskan 10 µl (+)-Katekin/ ekstrak Gambir

    Diinkubasi suhu 370 C, 24 jam

    Diukur zona bening disekitar cakram

    Penentuan KHM Ekstrak Gambir & (+)-Katekin

  • 8/16/2019 MBM.5n

    38/40

    Penentuan KHM Ekstrak Gambir & (+)-KatekinMicroplate

    +100 µl MHB, + 100 µl

    suspensi bakteri

    150 µl

    MHB+100

    µl suspensi

    bakteri

    Diinkubasi 24 jam, 37o C

    Larutan uji dan pembanding (+50 µl) Larutan kontrol

    (+)-KatekinEkstrak Gambir100 µl

    MHB+100

    µl

    suspensi

    bakteri

    +50 µl

    pelarut

    200 µl

    MHB+50

    µl pelarut

    250

    µl

    medi

    um

    Di plating, diinkubasi selama 24 jam37o C Diamati pertumbuhan bakteri

    Analisis kerusakan Jamur (C l 2002)

  • 8/16/2019 MBM.5n

    39/40

    Analisis kerusakan Jamur (Carson et al . 2002)

    Diambil 10ml suspensi bakteriSentrifuge dingin, kec 3500

    rpm, 20menit

    Filtrat dibuang, endapan

    dicuci dan ditambahkan

    buffer fosfat

    Ditambahkan sampel

    dengan dosis 1 KHM & 2

    KHM

    Diinkubasi shaker 24 jam,

    150rpm

    Suspensi disentrifuge, 15 mnt,

    kec 3500 rpm

    Disaring dengan kertas

    saring sterilpellet

    supernatan

    Analisis kerusakan sel

    dengan SEM

    analisis kebocoran

    protein dan asam nukleatdengan spektro UV-Vis

    Analisis kebocoran

    ion-ion logam K+ dan

    Ca2+ dengan AAS

    P di h b b k i

  • 8/16/2019 MBM.5n

    40/40

    Penentuan diameter zona hambat bakteri 

    MHA steril yang telah memadat

    Diinokulasikan 0,1 ml suspensi sel

    bakteri

    Diratakan dengan batang spreader

    Diletakan kertas cakram steril

    Diteteskan 10 µl (+)-Katekin/ ekstrak Gambir

    Diinkubasi suhu 370 C, 24 jam

    Diukur zona bening disekitar cakram