material and methods

4
MATERIAL AND METHODS Sebuah penelitian cross sectional berbasis rumah sakit dilakukan untuk mengevaluasi pola resep antimikroba pada pasien dengan tonsilitis akut. Penelitian dilakukan pada semua pasien yang menjalani rawat jalan di bagian THT di rumah sakit tipe A, Ajman, UEA dari Januari 2011 sampai Desember 2011 dan didiagnosis dengan tonsilitis akut. Persetujuan Etik kelembagaan Komite diperoleh sebelum dimulainya penelitian. Pasien dengan Rekam medis yang tidak lengkap dikeluarkan dari penelitian. Data penggunaan obat diambil dari rekam medis pasien disajikan dalam bentuk pengumpulan data yang dirancang khusus. Data tersebut termasuk domain: karakteristik demografi sosial (usia, jenis kelamin, kebangsaan), data klinis (diagnosis klinis, manifestasi klinis, temuan pemeriksaan), data laboratorium: (kultur dan data sensitivitas: isolasi organisme, sensitivitas dan pola resistensi), data obat: (resep obat antimicrobial, dosis dan durasi pengobatan, perubahan jenis obat dan respon terhadap pengobatan). Data dianalisis secara stastik menggunakan SPSS19. RESULT Di antara total 238 pasien, 138 (57,9%) adalah laki- laki dan 100 (42,1%) adalah perempuan. Mayoritas dari pasien India [49 (20,6%)], Emirat [35 (14,7%)], dan Pakistan [31 (13%)]. Jumlah pasien paling tertinggi berada

Upload: gresmita-rindi

Post on 18-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

MATERIAL AND METHODS

Sebuah penelitian cross sectional berbasis rumah sakit dilakukan untuk mengevaluasi pola resep antimikroba pada pasien dengan tonsilitis akut. Penelitian dilakukan pada semua pasien yang menjalani rawat jalan di bagian THT di rumah sakit tipe A, Ajman, UEA dari Januari 2011 sampai Desember 2011 dan didiagnosis dengan tonsilitis akut. Persetujuan Etik kelembagaan Komite diperoleh sebelum dimulainya penelitian. Pasien dengan Rekam medis yang tidak lengkap dikeluarkan dari penelitian. Data penggunaan obat diambil dari rekam medis pasien disajikan dalam bentuk pengumpulan data yang dirancang khusus. Data tersebut termasuk domain: karakteristik demografi sosial (usia, jenis kelamin, kebangsaan), data klinis (diagnosis klinis, manifestasi klinis, temuan pemeriksaan), data laboratorium: (kultur dan data sensitivitas: isolasi organisme, sensitivitas dan pola resistensi), data obat: (resep obat antimicrobial, dosis dan durasi pengobatan, perubahan jenis obat dan respon terhadap pengobatan). Data dianalisis secara stastik menggunakan SPSS19.RESULT

Di antara total 238 pasien, 138 (57,9%) adalah laki-laki dan 100 (42,1%) adalah perempuan. Mayoritas dari pasien India [49 (20,6%)], Emirat [35 (14,7%)], dan Pakistan [31 (13%)]. Jumlah pasien paling tertinggi berada dalam kelompok usia 20-29 tahun dan terendah di 60-79 tahun. Gender dan distribusi usia pasien dengan tonsilitis akut tercantum dalam Tabel 1.

Jenis umum dari tonsilitis antara lain tonsilitis parenkimatous akut, tonsilitis folikular akut dan faringotonsilitis akut. Dari total, 7 (2,9%) pasien telah diobati sendiri sebelum berkunjung ke rumah sakit. Sekitar 96% dari jumlah total ditentukan oleh nama generik. Median jumlah obat yang diresepkan adalah empat (kisaran 1-7).

Sebanyak 925 obat yang diresepkan untuk 238 pasien dengan tonsilitis akut, 209 (88%) dari resep terkandung agen antimikroba. Antimikroba (265) adalah kelompok paling umum yang diresepkan, di ikuti dengan analgesik (187) dan antipiretik (138), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Prevalensi dan indikator antimikroba digunakan dalam pengobatan tonsilitis akut ditampilkan pada Tabel II.

Di antara golongan obat antimikroba, antimikroba betalaktam seperti Sefalosporin dan Penisilin merupakan antimikroba paling sering diresepkan. Amoksisilin/ Asam klavulanat [72 (30,25%)], Ceftriaxone [40 (16,8%)] dan metronidazole [35 (14,7%)] adalah antimikroba yang paling sering diresepkan. Dari 264 resep antimikroba, 109 (41,2%) merupakan antibiotik parenteral. Antimikroba parenteral yang biasa diresepkan adalah Ceftriaxone dan Amoxicillin /Asam klavulanat. Sekitar 23,7% pasien diberikan Amoxicillin /Asam klavulanat sebagai injeksi intravena. Pola monoterapi dan kombinasi terapi anti-mikroba di tonsilitis akut tercantum dalam Tabel III. Kombinasi obat yang paling umum digunakan adalah Amoksisilin/Asam klavulanat [72 (30,25%)].

Kultur dan uji sensitivitas dari usap tenggorok dilakukan pada 106 (44,5%) kasus. Dari 106 usap tenggorok, spesies bakteri diisolasi di 100 kasus (94,3%). Spesies Streptococci Alpha hemolitik adalah organisme yang paling sering terisolasi di 35 (33%) kasus, diikuti oleh spesies streptokokus 18 (17%), spesies Neisseria 13 (12,3%) dan beberapa spesies Staphylococcus. Bakteri yang diisolasi paling sering sensitif terhadap Sefalosporin generasi 3rd/4th dan Amoksisilin/ Asam klavulanat. Beberapa organisme yang resisten terhadap banyak obat, menjadi sensitif hanya untuk piperasilin, ceftriaxone, sefotaksim dan meropenem. Antimikroba diubah setelah uji kultur dan sensitivitas pada 25 pasien. Dari jumlah pasien tersebut 12 pasien menggunakan antibiotik parenteral. Tidak ada pola yang diperlihatkan berkaitan dengan perubahan dalam resep antimikroba Namun, Cefuroxime oral adalah agen antimikroba yang paling sering ditambahkan berdasarkan laporan sensitivitas.