masuknya islam di indonesia dan jaringan perdagangan di indonesia

38
NAMA KELOMPOK AFIFAH ZULIANURIAUWANI BENTARI MUTIARA KASIH MELYSA SEPTIANA MIFTAHUL JANNAH PRANASYA VIRANA PUTRI MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA dan JARINGAN PERDAGANGAN di INDONESIA

Upload: afifah-zulianuriauwani

Post on 25-Jan-2017

72 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

NAMA KELOMPOKAFIFAH ZULIANURIAUWANIBENTARI MUTIARA KASIH

MELYSA SEPTIANAMIFTAHUL JANNAH

PRANASYA VIRANA PUTRI

MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA dan JARINGAN

PERDAGANGAN di INDONESIA

Page 2: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Indonesia sudah mengenal sistem pelayaran dan perdagangan sejak masa kerajaan Hindu, namun pada buku ini yang diulas oleh Adrian Bernard Lapian adalah masa pertumbuhan kerajaan Islam abad 16 dan 17.  Sistem pelayaran tidak terlepas dari sistem angin.

1. Sistem Angin Di Indonesia terdapat beberapa istilah untuk setiap jenis

angin, diantaranya angin taufa,angin langkisan, angin sendalu, angin monsun. Zaman kebaharian juga meninggalkan perbedaan antara negeri diatas angin dan negeri dibawah angin. Pengetahuan tentang angin juga sangat penting bagi nelayan untuk berlayar. Kondisi alam yang terletak di daerah khatulistiwa seharusnya menempatkan kepulauan kita sebagai wilayah kekuasaan pusat., yaitu tempat bertemunya angin yang disebut Intertropocal Front (daerah mati).

PERKEMBANGAN PELAYARAN PADA MASA ISLAM di INDONESIA

Page 3: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Namun peredaran bumi mengitari matahari yang menyebabkan daerah mati itu berpindah-pindah serta lokasi Indonesia yang berada diantara 2 kontingen menyebabkan Indonesia memiliki arah angin yang berbeda dengan daerah tropis lainnya.Dari sistem angin kepulauan Indonesia terutama terlebih dibagian barat, menempatkan daerah ini memiliki kedudukan istimewa yakni bertemunya berbagai kapal dari semua penjuru. Menurut Wolters pelayaran dari ke Barat itu lebih dulu beberapa abad dibandingkan dengan pelayaran Timur.

Page 4: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Menurut Albuquerque, pada abad ke-16 terdapat indikasi adanya penggunaan peta beraksara jawa dalam pelayaran nusantara. Namun menurut Meilink-Roelofz menyebutkan bahwa peta tersebut berawal pada masa sebelum 1512. Alat navigasi lain yang tidak kalah penting adalah kompas (alat penunjuk arah), dan astrolabe (alat pengukuran tinggi matahari).

Menurut A.B. Lapian, Arab dan Cina merupakan pelopor alat-alat navigasi. Pada awal abad ke-17 sudah dikenal dikalangan masyarakat pribumi namun belum umum digunakan. Pelaut masa itu, lebih mengandalkan insting daripada peralatan. Pelaut bisa membaca bahaya di laut luas hanya dengan melihat gerak ombak atau arah angin. Keahlian tersebut yang kini jarang dipakai oleh generasi pelaut muda Indonesia.

Alat Navigasi

Page 5: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Sebelum ditemukan kapal api, terdapat 2 jenis kapal yaitu kapal lesung dan kapal papan. Kapal lesung dibuat dari satu batang kayu yang dikeruk dalamnya. Walaupun bentuknya sederhana, namun diperlukan teknik, keahlian, serta pengalaman yang khusus karena pembuatannya hanya menggunakan peralatan-peralatan yang sederhana. Pada kapal papan, pembuatannya tidak kalah kompleks dengan pembuatan kapal lesung. Karena tidak bergantung pada satu jenis kayu saja menyebabkan panjang lunas yang berbeda-beda. Untuk melekatkan satu kayu dengan kayu yang lainnya hanya diperlukan pena kayu.

Sumber sejarah yang mengungkap perkembangan teknik perkapalan Indonesia hampir tidak ada, sehingga sulit untuk merekonstruksi sejarah perkapalan Indonesia. Namun pada abad ke-8 pada relief candi Borobudur terdapat 3 jenis kapal yang dilukiskan, yaitu perahu lesung, perahu besar tidak bercadik, dan perahu besar bercadik.

Selain itu menurut Antonia Galvao, tahun 1544 juga disebutkan beberapa jenis kapal yaitu Lakafunu, kora-kora, kalulus, dan perahu kecil yang semua kapal tersebut digerakkan dengan dayung.

Teknologi Kapal

Page 6: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Pegu merupakan salah satu penghasil kapal yang cukup tersohor, namun bangsa portugis juga telah mengenal Jawa sebagai penghasil kapal-kapan besar. Belanda juga menyebutkan bahwa Lasem merupakan pusat dari industri galangan kapal pada sekitar abad 16-17. Sedangkan di Indonesia bagian Timur juga terdapat Pulau Kei sebagai pusat galangan kapal di wilayah Timur. Tak dapat diremehkan pula, terdapat pribumi yang membuat kapal dengan arsitekturnya sendiri.

Page 7: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Jalur perniagaan dan pelayaran tersebut melalui laut, yang dimulai dari Cina melalui Laut Cina Selatan kemudian Selat Malaka, Calicut: sekarang Kalkuta (India), lalu ke Teluk Persia melalui Syam (Syuria) sampai ke Laut Tengah atau melalui Laut Merah sampai ke Mesir lalu menuju Laut Tengah.

Indonesia, melaui selat Malaka, terlibat dalam perdagangan dengan modal utama rempah-rempah (komoditas utama), seperti lada dari Sumatera, cengkeh dan pala dari Indonesia Timur, dan jenis kayu-kayuan dari Nusa Tenggara. Posisi Indonesia yang strategis dan hasil sumber daya alam yang berlimpah menyebabkan Indonesia mampu menjadi salah satu pusat perdagangan yang penting di jalur dagang antara Asia Timur – Asia Barat (Timur Tengah dan semenanjung Arab), dengan Selat Malaka yang menjadi pusat-pusat dagang atau pelabuhan-pelabuhan dagangnya.

Kegiatan Perdagangan

Page 8: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Pedagang-pedagang Islam yang konflik dengan pedagang-pedagang Portugis menyingkir ke Aceh, Banten, dan Makasar. Mereka tetap melakukan perdagangan dan pelayaran dengan pedagang-pedagang luar. Karena jalur melalui Selat Malaka sudah dikuasai Portugis, maka mereka membuka jalur perdagangan baru melalui sepanjang Pantai Barat Sumatera. Pedagang-pedagang Islam berangkat dari bandar Banten lalu masuk selat Sunda terus berlayar ke luar melalui pantai barat Sumatera. Sebaliknya, Banten juga didatangi pedagang-pedagang dari luar seperti Gujarat, Persia, Cina, Turki, Myanmar Selatan, dan Keling.

Kapal-kapal yang berasal dari Banten ataupun ke Banten banyak juga yang singgah ke Aceh. Sementara itu, pedagang-pedagang Islam dari Malaka juga banyak yang mengalihkan kegiatannya ke Aceh sebagai akibat jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Sehingga Aceh juga berkembang menjadi pusat perdagangan dan pusat kekuasaan Islam. Sedangkan di bagian Timur, ada dua pusat perdagangan dan kekuasaan Islam yang penting, yakni Ternate dan Tidore.

Page 9: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Setiap daerah memiliki barang-barang yang digunakan sebagai komoditas ekspor. Daerah dan jenis barang yang diekspor dalam perdagangan di Indonesia sebagai berikut.

Banda dan Maluku merupakan daerah uama penghasil cengkeh dan pala. Cengkih dan pala mrupakan jenis rempah-rempah yang menjadi komoditas utama perdagangan saat itu

Kalimantan mengirim emas, intan, bahan makanan, hasil hutan,dan bahan baku kapal ke Jawa

Wilayah Indonesia bagian barat seperti Pasai, Jambi, Palembang, dan Lampung mengekspor lada

Kepulaun Bangka mengekspor bahan makanan, hasil hutan, dan logam

Komoditas Dagang

Page 10: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Wilayah pantai Barat Sumatera mengekspor lada, emas, kapur barus, kemenyan, kain sutra, dammar, dan bahan makanan

Palembang mengekspor tenaga keraj, beras, daging arak, madu, dammar, katun, emas dan besi

Sunda Kelapa mengekspor tenaga kerja, beras, dan lada

Jawa bagian timur mengekspor kayu cendana, kayu merah, dan belerang

Sumbawa mengekspor kuda

Rempah –rempah merupakan komoditas utama utama dalam perdagangan di Indonesia pada masa islam. Rempah-rempah menjadi komoditas paling dicari karena dibutuhkan masyarakat Eropa. Oleh karena jumlah terbatas dan jauhnya jarak yang ditempuh oleh para pedagang menyebabkan harga rempah-rempah sangat mahal di pasar internasional.

Page 11: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

SEJARAH KERAJAAN SAMUDERA PASAI

Kota – Kota Pelabuhan

Page 12: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Silsilah Raja-raja Kerajaan Samudera Pasai1. Sultan Malikul Saleh (1267-1297 M)2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326 ± 13454. Sultan Malik Az-Zahir (?- 1346)5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir yang memerintah (1346-1383)6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yang memerintah (1383-1405)7. Sultanah Nahrasiyah, yang memerintah (1405-1412)8. Sultan Sallah Ad-Din yang memerintah (1402-?)9. Sultan yang kesembilan yaitu Abu Zaid Malik Az-Zahir (?-1455)10. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, memerintah (1455-1477)11. Sultan Zain Al-‘Abidin, memerintah (1477- 1500)12. Sultan Abdullah Malik Az-Zahir, yang memerintah (1501-1513)13. Sultan Zain Al’Abidin, yang memerintah tahun (1513-1524)

 

A. Silsilah Raja

B. Pemerintahan

Page 13: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Malikul Thahir, sistem pemerintahan Samudera Pasai sudah teratur baik, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional. Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke Samudera Pasai.Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin erat.Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada.

B. Pemerintahan

Page 14: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Karena letak Kerajaan Pasai pada aliran lembah sungai membuat tanah pertanian subur, padi yang ditanami penduduk Kerajaan Islam Pasai pada abad ke-14 dapat dipanen dua kali setahun, berikutnya kerajaan ini bertambah makmur dengan dimasukkannya bibit tanaman lada dari Malabar. Selain hasil pertanian yang melimpah ruah di dataran rendah, di dataran tinggi (daerah Pedalaman juga menghasilkan berbagai hasil hutan yang di angkut ke daerah pantai melalui sungai. Hubungan perdagangan penduduk pesisir dengan penduduk pedalaman adalah dengan sistem barter.

Karena letaknya yang strategis, di Selat Malaka, di tengah jalur perdagangan India, Gujarat, Arab, dan Cina, Pasai dengan cepat berkembang menjadi besar. Sebagai kerajaan maritim, Pasai menggantungkan perekonomiannya dari pelayaran dan perdagangan.

C. Kondisi Ekonomi

Page 15: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Satu hal yang perlu kita pahami bahwa Kerajaan Pasai adalah menggarap aspek perdagangan sebagai sumber mata pencaharian negara. Bahkan, Kota Pasai adalah kota dagang. Perdagangan yang dilakukan di Kerajaan Pasai mengandalkan lada sebagai barang dagangan yang paling diandalkan.

Di Kota Pasai ini, harga lada sudah sangat tinggi, 100 kali dibayar uang seperti ini disebut dengan dirham atau deureuham yang dibuat dari emas.

Selain perdagangan, masyarakat Pasai juga menggeluti bidang pertanian.Padi mereka tanam di tanah ladang yang mampu dipanen selama dua kali dalam setahun.Di bidang peternakan, masyarakat juga memelihara sapi perah. Dari sapi perah ini, mereka mendapatkan keju setelah melakukan proses terhadap susu hasil pemerahan sapinya.

Page 16: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Telah disebutkan di muka bahwa, Pasai merupakan kerajaan besar, pusat perdagangan dan perkembangan agama Islam.Sebagai kerajaan besar, di kerajaan ini juga berkembang suatu kehidupan yang menghasilkan karya tulis yang baik.Sekelompok minoritas kreatif berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam, untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu.Inilah yang kemudian disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi.Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP).Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara.Bahasa Melayu tersebut kemudian juga digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan buku-bukunya.

Sejalan dengan itu, juga berkembang ilmu tasawuf.Di antara buku tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu adalah Durru al-Manzum, karya Maulana Abu Ishak.Kitab ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Makhdum Patakan, atas permintaan dari Sultan Malaka.Informasi di atas menceritakan sekelumit peran yang telah dimainkan oleh Samudera Pasai dalam posisinya sebagai pusat tamadun Islam di Asia Tenggara pada masa itu.

D. Sosial Budaya

Page 17: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Ada banyak sekali peninggalan kerajaan Samudra Pasai yang masih bisa kita temui di sekitar kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Kerajaan yang didirikan oleh Marah Silu dengan gelar Sultan Malik as-Saleh, kesultanan ini dibangun pada tahun 1267.Namun sayangnya kerajaan Pasai pada tahun 1521 akhirnya runtuh setelah serangan dari Portugal.

Namun demikian masih ada beberapa peninggalan sejarah yang masih terawat hingga saat ini. Bagi yang tinggal di sekitar Sumatra Utara pasti sudah tahu apa saja peninggalan dari kerajaan ini. Tapi bagi yang belum tahu berikut ini adalah beberapa peninggalan yang bisa kita lihat langsung apabila datang ke Aceh diantaranya:

Cakra DonyaAdalah sebuah lonceng yang berbentuk stupa buatan negeri Cina pada tahun 1409 M. Ukurannya tinggi 125cm sedangkan lebarnya 75cm. Pada bagian luar Cakra Donya terdapat beberapa hiasan serta simbol-simbol kombinasi aksara Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo, sedangkan aksara Arab sudah tidak terbaca lagi.

E. Peninggalan

Page 18: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Makam Sultan Malik Al-ShalehMakam ini terletak di Desa Beuringin, Kec Samudera letaknya kurang lebih 17km sebelah timur kota Lhokseumawe.

Makam Sultan Muhammad Malik Al- ZahirMalik Al-Zahir adalah putera dari Malik Al- Saleh yang memimpin Kesultanan Samudera Pasai pada tahun 1287 sampai 1326M.letak makamnya bersebelahan dengan makam ayahnya Malik Al-Saleh.

Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul NillahMakam ini merupakan peninggalan dari Dinasti Abbasiyah dan beliau merupakan cicit dari khalifah Al-Muntasir.Teungku Sidi mamangku jabatan Menteri Keuangan di samudra pasai.Makam terletak di Gampong Kuta Krueng, batu nisannya terbuat dari marmer dihiasi kaligrafi.Masih dijumpai pemakaian satuan mas (1 mas = 2,5 gram) sebagai unit jual beli, terutama untuk tanah.

Makam Teungku Peuet Ploh PeuetDi komplek terdapat makam 44 orang ulama dari Kesultanan Samudera Pasai yang dibunuh karena mengharamkan pernikahan raja dengan putri kandungnya.Makam ini terletak di Gampong Beuringen Kec Samudera. Pada nisan tersebut juga bertuliskan kaligrafi surat Ali Imran ayat 18.

Page 19: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Makam Ratu Al-Aqla (Nur Ilah)Adalah puteri Sultan Muhammad Malikul Dhahir, Makam ini terletak di Gampong Meunje Tujoh Keca Matangkuli. Batu nisannya berhiasakan kaligrafi berbahasa Kawi dan Arab.

Stempel Kerajaan Samudra PasaiStempel ini diduga milik Sultan Muhamad Malikul Zahir oleh Tim peneliti Sejarah Kerajaan Islam.Di temukan Desa Kuta Krueng, Kec Samudera, Kabupaten Aceh Utara.Saat ditemukan stempel dalam keadaan patah pada bagian gagangnya.

Naskah Surat Sultan Zainal AbidinAdalah surat tulisan Sultan Zainal Abidin pada tahun 923H atau 1518M, naskah atau surat ini ditujukan kepada Kapitan Moran.

Page 20: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Mata Uang Emas Dalam Ying Yai Sheng Lan karya Ma Huan, sang juru tulis dan penerjemah Laksamana Muslim Cheng Ho, disebutkan mata uang Samudera Pasai adalah dinar emas dengan kadar 70 persen dan mata uang keueh dari timah (1 dinar = 1.600 keueh). Pasai telah mencetak dinar pertamanya pada masa Sultan Muhammad (1297- 1326) dengan satuan emas yang sepadan dengan 40 grains atau 2,6 gram.

Dirham ini tetap berlaku sampai bala tentara Nippon mendarat di Seulilmeum, Aceh Besar pada 1942. Sampai hari ini pun, di Sumatra Barat

Page 21: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

SEJARAH KERAJAAN PERLAK

Page 22: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

A. SILSILAH RAJA Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan Perlak dari berbagai

catatan adalah sebagai berikut:

1.       Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah (840 – 864)2.       Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah (864 – 888)]

3.       Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888 – 913)4.       Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah (915 – 918)5.       Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah Johan

Berdaulat (928 – 932)6.       Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah Johan

Berdaulat (932-956)7.       Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat

(956 – 983)8.       Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan

Berdaulat (986 – 1023)9.       Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat

(1023 – 1059)10.    Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan Berdaulat

(1059 – 1078)

Page 23: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

11.  Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan Berdaulat (1078 – 1109)

12.  Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah Johan Berdaulat (1109 – 1135)

13.  Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1135 – 1160)

14.  Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah Johan Berdaulat (1160 – 1173)

15.  Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan Berdaulat (1173 – 1200)

16.  Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat (1200 – 1230)

17.  Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat (1230 – 1267)

18.  Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (1267 – 1292)

Catatan: Sultan-sultan di atas dibagi menurut dua dinasti, yaitu dinasti Syed Maulana Abdul Azis Shah dan dinasti Johan Berdaulat, yang merupakan keturunan dari Meurah Perlak asli (Syahir Nuwi).

Page 24: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

B. PEMERINTAHAN Pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaiddin Malik

Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat kerajaan mencapai titik puncak kejayaan.

Sultan perlak ke-17, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat, melakukan politik persahabatan dengan negeri-negeri tetangga . Ia menikahkan dua orang puterinya, yaitu puteri Ratna Kamala dinikahkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad Shah (Parameswara) dan Puteri Ganggang dinikahkan dengan Raja Kerajaan Samudera Pasai, Al-Malik Al-Saleh.

Kesultanan Perlak berakhir setelah Sultan yang ke-18, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat meninggal pada tahun 1292. kesultana Perlak kemudian menyatu dengan Kerajaan Samudera Pasai di bawah kekuasaan Sultan Samudera Pasai yang memerintah pada saat itu, Sultan Muhammad Malik Al Zahir yang juga merupakan putera dari Al-Malik Al-Saleh.

Page 25: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

C. KONDISI EKONOMIKerajaan Perlak merupakan negeri yang terkenal

sebagai penghasil kayu Perlak, yaitu kayu yang berkualitas bagus untuk kapal. Tak heran kalau para pedagang dari Cina, Gujarat, Arab, India, persia, malaka, serta dari seluruh kepulauan nusantara tertarik untuk datang ke sini.

Pada awal abad ke-8 hingga 12 (VIII-XII, Kerajaan Perlak

berkembang sebagai bandar niaga yang amat maju. Kondisi ini membuat maraknya perkawinan campuran antara para saudagar muslim dengan penduduk setempat. Efeknya adalah perkembangan Islam yang pesat dan pada akhirnya munculnya Kerajaan Islam Perlak sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Page 26: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

D. SOSIAL BUDAYASebagai Kerajaan Islam pertama di

Indonesia, msyarakat Perlak memiliki kehidupan sosial budaya yang berbeda dengan Kerajaan-Kerajaan lain di Indonesia, yang saat itu masih bercorak Hindu-Buddha.

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Perlak sudah melaksanakan syariat Islam (hukum Islam) yang bersumber pasa kitab suci Al-Qur’an dan Hadist. Beberapa ajaran dalam syariat Islam yang sering dilaksanakan ole masyarakat Perlak antara lain sholat, puasa, dan zakat

Page 27: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

E. PENINGGALAN Bukti-bukti peninggalan sejarah yang dapat digunakan

sebagai dasar untuk mendukung dan membukti mengenai keberadaan Kerajaan perlak ada tiga yakni ; mata uang perlak, stempel kerajaan dan makam raja-raja Benoa.

1. Stempel Kerajaan PerlakStempel kerajaan ini bertuliskan huruf Arab, model tulisan tenggelam yang membentuk kalimat ”Al Wasiq Billah Kerajaan Negeri Bendahara Sanah 512”. Kerajaan Negeri Bendahara adalah menjadi bagian dari Kerajaan Perlak.

Page 28: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

2. Mata Uang PerlakMata uang Perlak ini diyakini merupakan mata uang tertua yang diketemukan di Nusantara. Ada tiga jenis mata uang yang ditemukan, yakni yang pertama terbuat dari emas (dirham) yang kedua dari Perak (kupang) sedang yang ketiga dari tembaga atau kuningan.a) Mata uang dari emas (dirham)

Pada sebuah sisi uang tersebut tertulis ”al A’la” sedang pada sisi yang lain tertulis ”Sulthan”. Dimungkinkan yang dimaksud dalam tulisan dari kedua sisi mata uang itu adalah Putri Nurul A’la yang menjadi Perdana Menteri pada masa Sulthan Makhdum Alaidin Ahmad Syah Jauhan Berdaulat yang memerintah Perlak tahun 501-527 H (1108 – 1134 M).

Page 29: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

b). Mata uang perak (kupang)Pada satu sisi mata uang Perak ini tertulis ”Dhuribat Mursyidam”, dan pada sisi yang tertuliskan ”Syah Alam Barinsyah”. Kemungkinan yang dimaksud dalam tulisan kedua sisi mata uang itu adalah Puteri Mahkota Sultan Makhdum Alaidin Abdul Jalil Syah Jouhan Berdaulat, yang memerintah tahun 592 – 622 H (199 – 1225 M). Puteri mahkota ini memerintah Perlak karena ayahnya sakit. Ia memerintah dibantu adiknya yang bernama Abdul Aziz Syah.

Page 30: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

c). Mata uang tembaga (kuningan)Bertuliskan huruf Arab tetapi belum dapat dibaca. Adanya mata uang yang ditemukan ini menunjukkan bahwa Kerajaan Perlak merupakan sebuah kerajaan yang telah maju.

Page 31: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

3. Makam Raja BenoaBukti lain yang memperkuat keberadaan Kerajaan Perlak adalah makam dari salah raja Benoa di tepi Sungai Trenggulon. Batu nisan makan tersebut bertuliskan huruf Arab. Berdasarkan penelitian Dr. Hassan Ambari, nisan makam tersebut dibuat pada sekitar abad ke-4 H atau abad ke-11 M. Berdasarkan catatan Idharul Haq fi Mamlakatil Ferlah wal Fasi, benoa adalah negara bagian dari Kerajaan Perlak.

Page 32: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

SEJARAH KERAJAAN ACEH

Page 33: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

1.       Sultan Ali Mughayat Syah2.       Sultan Salahuddin3.       Sultan Alaudin Riayat Syah al-

Kahar4.       Sultan Iskandar Muda5.       Sultan Iskandar Thani.6.    Sultan Sri Alam (1575-1576).7.    Sultan Zain al-Abidin (1576-1577).8.    Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577- 1589)9.    Sultan Buyong (1589-1596)10.  Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al- Mukammil (1596-1604).11.  Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607)12.  Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636).13.  Iskandar Thani (1636-1641).14.  Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675).15. Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678)16. Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688)

17. Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688- 1699)18. Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702)19. Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703)20. Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726)21. Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726)22. Sultan Syams al-Alam (1726-1727)23. Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735)24. Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760)25. Sultan Mahmud Syah (1760-1781)26. Sultan Badr al-Din (1781-1785)27. Sultan Sulaiman Syah (1785-…)28. Alauddin Muhammad Daud Syah.29. Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815) dan (1818-1824)30. Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818)31. Sultan Muhammad Syah (1824-1838)32. Sultan Sulaiman Syah (1838-1857)33. Sultan Mansur Syah (1857-1870)34. Sultan Mahmud Syah (1870-1874)35. Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903)

A. Silsilah Raja

Page 34: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

         Dalam kejayaannya, perekonomian Kerajaan Aceh bekembang pesat. Dearahnya yg subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas daerah – daerah pantai timur dan barat Sumatera menambah jumlah ekspor ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan bertambahnya badan ekspor penting timah dan lada.

         Aceh dapat berkuasa atas Selat Malaka  yg merupakan jalan dagang internasional. Selain bangsa Belanda dan Inggris, bangsa asing lainnya seperti Arab, Persia, Turki, India, Siam, Cina, Jepang, juga berdagang dgn Aceh. Barang – barang yg di ekspor Aceh seperti beras, lada (dari Minagkabau), rempah – rempah (dari Maluku). Bahan impornya seperti kain dari Koromendal 

(India), porselin dan sutera (dari Jepang dan Cina), minyak wangi (dari Eropa dan Timur Tengah). Kapal – kapal Aceh aktif dalam perdagangan dan pelayaran sampai Laut Merah.

B. Kehidupan Ekonomi

Page 35: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Meningkatnya kekmakuran telah mneyebabkan berkembangnya sisitem feodalisme & ajaran agama Islam di Aceh. Kaum bangsawan yg memegang kekuasaan dalam pemerintahan sipil disebut golongan Teuku, sedabg kaum ulama yg memegang peranan penting dlm agama disebut golongan Teungku.Namun antara kedua golongan masyarakat itu sering terjadi persaingan yg kemudian melemahkan aceh. Sejak berkuasanya kerajaan Perlak ( abad ke-12 M s/d ke-13 M ) telah terjadi permusuhan antara aliran Syiah dgn Sunnah Wal Jamma’ah. Tetapi pd masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda aliran Syiah memperoleh perlindungan & berkembang sampai di daera – daerah kekuasaan Aceh.

Aliran ini di ajarkan oleh Hamzah Fasnsuri yg di teruskan oleh muridnya yg bernama Syamsudin Pasai. Sesudah Sultan Iskandar Mud wafat, aliran Sunnah wal Jama’ah mengembangkan islam beraliran Sunnah wal Jama’ah, ia juga menulis buku sejarah Aceh yg berjudul Bustanussalatin ( taman raja – raja dan berisi adat – istiadat Aceh besrta ajarn agama Islam )

Kejayaan yg dialami oleh kerajaan Aceh tsb tidak banyak diketahui dlm bidang kebudayaan. Walupun ada perkembangan dlm bidang kebudaaan, tetapi tdk sepesat perkembangan dalam ativitas perekonomian. Peninggalan kebuadayaan yg terlihat nyata adala Masjid Baiturrahman.

C. Sosial Budaya

Page 36: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

Peninggalan Kerajaan Aceh Berikut ini adalah beberapa peninggalan Kerajaan Aceh yang menjadi bukti bahwa kerajaan tersebut pernah ada dan memiliki peranan penting dalam jalur perdagangan dan penyebaran agama Islam di Indonesia.

1. Masjid Raya Baiturrahman Peninggalan Kerajaan Aceh yang pertama dan yang paling dikenal adalah Masjid Raya Baiturrahman. Masjid yang dibangun Sultan Iskandar Muda pada sekitar tahun 1612 Masehi ini berada di pusat Kota Banda Aceh. Saat agresi militer Belanda II, masjid ini sempat dibakar. Namun pada selang 4 tahun setelahnya, Belanda membangunnya kembali untuk meredam amarah rakyat Aceh yang hendak berperang merebut syahid. Saat bencana Tsunami melanda Aceh pada 2004 lalu, masjid peninggalan sejarah Islam di Indonesia satu ini menjadi pelindung bagi sebagian masyarakat Aceh. Kekokohan bangunannya tak bisa digentarkan oleh sapuan ombak laut yang kala itu meluluhlantahkan kota Banda Aceh.

D. Peninggalan

Page 37: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

2. Benteng Indrapatra Peninggalan Kerajaan Aceh yang selanjutnya adalah Benteng Indrapatra. Benteng ini merupakan benteng pertahanan yang sebetulnya sudah mulai dibangun sejak masa kekuasaan Kerajaan Lamuri, kerajaan Hindu tertua di Aceh, tepatnya sejak abad ke 7 Masehi. Benteng yang kini terletak di Desa Ladong, Kec. Masjid Raya, Kab. Aceh Besar ini pada masanya dulu memiliki peranan penting dalam melindungi rakyat Aceh dari serangan meriam yang diluncurkan kapal perang Portugis. Sekarang, kita hanya dapat menemukan 2 benteng yang masih kokoh berdiri. Benteng tersebut berukuran 70 meter x 70 meter dengan tinggi 4 meter dan tebal sekitar 2 meter. Selain menjadi peninggalan bersejarah, benteng Indrapatra kini juga dikenal sebagai objek wisata unggulan Kab. Aceh Besar. Gaya arsitekrur serta keunikan konstruksinya yang hanya terbuat dari susunan batu gunung ini membuat banyak orang penasaran dan tertarik untuk mengunjunginya.

3. Gunongan Gunongan adalah peninggalan Kerajaan Aceh yang berupa sebuah taman lengkap dengan bangunan keratonnya. Taman ini berdasarkan sejarahnya merupakan bukti cinta Sultan Aceh pada permaisurinya yang sangat cantik. Permaisuri yang tak diketahui namanya ini merupakan putri raja Kerajaan Pahang yang ditawan karena kerajaannya kalah perang. Sang Sultan jatuh cinta dan mempersuntingnya, hingga kemudian si permaisuri tersebut meminta dibuatkan sebuah taman yang sama persis dengan istana kerajaannya yang terdahulu untuk mengobati rasa rindunya. Gunongan saat ini terletak tak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman. Tepatnya berada di Desa Sukaramai, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Jika berkunjung ke Banda Aceh, jangan lupa sempatkan diri Anda singgah di taman asmara ini

Page 38: Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia

4. Makam Sultan Iskandar Muda Peninggalan Kerajaan Aceh yang

selanjutnya adalah Makam dari Raja Kerajaan Aceh yang paling ternama, Sultan Iskandar Muda. Makam yang terletak di Kelurahan Peuniti, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh ini sangat kental dengan nuansa Islami. Ukiran dan pahatan kaligrafi pada batu nisannya sangat indah dan menjadi salah satu bukti sejarah masuknya Islam di Indonesia.

 5. Meriam Kerajaan Aceh Kesultanan Aceh telah mampu membuat sarana

persenjataannya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan meriam-meriam tua yang kini berjajar di benteng Indraparta dan musium Aceh. Awalnya meriam-meriam tersebut dianggap berasal dari pembelian ke Kerajaan Turki, namun setelah diteliti ulang, ternyata bukan. Teknisi-teknisi kerajaan Aceh-lah yang membuatnya berbekal ilmu yang mereka pelajari dari kerajaan Turki Ustmani. Peranan meriam-meriam ini sangat penting dalam perlawan dan perang terhadap para penjajah dan kapal-kapal perang musuh yang hendak menyandar ke dermaga tanah rencong.

6. Uang Emas Kerajaan Aceh Aceh berada di jalur perdagangan dan pelayaran yang sangat strategis. Berbagai komoditas yang berasal dari penjuru Asia berkumpul di sana pada masa itu. Hal ini membuat kerajaan Aceh tertarik untuk membuat mata uangnya sendiri. Uang logam yang terbuat dari 70% emas murni kemudian dicetak lengkap dengan nama-nama raja yang memerintah Aceh. Koin ini masih sering ditemukan dan menjadi harta karun yang sangat diburu oleh sebagian orang. Koin ini juga bisa dianggap sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Aceh yang sempat berjaya pada masanya. Nah, para pembaca, demikianlah sekilas pembahasan kami mengenai 6 peninggalan Kerajaan Aceh lengkap dengan penjelasan dan gambar-gambarnya. Jika ada yang perlu disampaikan silakan berkomentar melalui kolom di bawah ini. Terimakasih