makalh wasiat hidup
TRANSCRIPT
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 1/26
KATA PENGANTAR
Bioetika adalah ilmu tentang moral,yang merupakan disiplin ilmu tentang baik buruk,
benar salah suatu sikap perbuatan seorang individu atau instansi dari segi moralitas.
Seharusnya kita sebagai manusia yang berperikemanusiaan menegakkan kata
hati,membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah.
Adapun judul makalah Bioetika ini adalah “Wasiat Hidup”,telah disusun semaksimal
mungkin,semoga bermanfaat bagi pembaca.Penulis menyadari makalah ini belum
sempurna,oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari rekan rekan mahasiswa
dan bimbingan dari Bapak Dosen demi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kepada Allah SWT kita berserah diri semoga kita semua selalau berada dalam
lindungan dan bimbinganNya. Amin.
1
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 2/26
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………
Daftar isi…………………………………………………………………………………
BAB I.PENDAHULUAN……………………………………………………………….
BAB II.PEMBAHASAN………………….........................................................................
A. Pengertian wasiat……………………………………………………………....
B. Dsar Hukum…………………………………………………………………...
C. Hukum Wasiat………………………………………………………………...
D. Syarat syarat dan Rukun wasiat……………………………………………….
E. Cara melahsanakan wasiat…………………………………………………......
F. Batalnya Wasiat……………………………………………………………….
G. Pencabutan Wasiat………………………………………………………….....
H. Beberapa Ketentuan Teknis……………………………………………………I. Wasiat Wajibah………………………………………………………………...
J. Syarat –syarat Wasiat Wajibah
BAB III. KESIMPULAN…………………………………………………………..............
BAB III. PENUTUP……………………………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
2
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 3/26
BAB I
PENDAHULUAN
Pada waktu manusia dilahirkan ke dunia ini telah tumbuh tugas baru dalam
kehidupanya.Dalam arti sosiologis manusia menjadi pengemban hak dan kewajiban,selama
manusia masih hidup di dalam masyarakat,dia mempunyai tempat di dalam masyarakat
disertai dengan hak hak dan kewajiban terhadap orang atau anggota lain dari masyarakat itu
dan terhadap benda benda yang berada dalam masyarakat itu.Manusia dalam perjalanan
hidupnya di dunia ini mengalami tiga peristiwa penting,yaitu:waktu ia dilahirkan,waktu ia
kawin dan waktu ia meninggal dunia
Pada umumnya setiap orang mempunyai hak untuk membuat surat atau akta
wasiat,yang di dalamnya terkandung kemauan terakhir dari pihak yang membuatnya dan hal
ini boleh di cabut kembali selama dia (si pewasiat) masih hidup.
Dasar hukum pelaksanan wasiat dapat dilihat dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah (2)
ayat 180.Artinya:”Diwajibkan atas kamu,apabila seseorang diantara kamu kedatangan(tanda tanda) maut,jika ia meninggalkan harta yang banyak berwasiat untuk ibu bapak dan
karib kerabat secara ma’ruf,(ini adalah) kewajiban atas orang orang yang bertaqwa.”
Jika harta warisan yang ditinggalkan oleh pewasiat jatuh kepada pihak lain yang sama
sekali bukan ahli warisnya,atau permasalahan dari segi jumlah harta yang diwasiatkan ,sering
kali menimbulkan persoalan diantara para ahli waris dengan yang bukan ahli waris,akan tetapi
sesuai surat wasiat,orang yang bukan ahli waris tersbut mendapat harta wasiat.Maka dalam
agama Islam ada hukum wasiat,syarat syarat wasiat,dan cara pelaksanaan wasiat,agar
terhindar dari pertikaian dan dilaksanakan dengan dasar taqwa kepada Allah SWT.
Walaupun wasiat berdasarkan Hukum Islam adalah salah satu tugas pokok atau
wewenang Peradilan Agama (pasal 49 Undang Undang No 3 Tahun 2006),namun diantara
3
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 4/26
perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama jarang sekali bahkan hampir tidak ada yang
diselesaikan melalui Pengadilan Agama,mungkin karena wasiat dianggap perbuatan baik,dan
tidak diperlukan akta sebagai alat bukti nilai objektif.
Wasiat yang diatur dalam Kompilasi Hukum Islam dimuat dalam Bab V Pasal 194-
209.Ketentuan wasiat yang diatur di dalamnya menyangkut mereka yang berhak
berwasiat,jenis jenis wasiat,hal hal yang boleh dan tidak boleh dalam wasiat.
4
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 5/26
BAB II
PEMBAHASAN
A . Pengertan Wasiat
Menurut pengertian bahasa umum:pesan.Sedang menurut istilah Syariah ialah:Pesan
terhadap sesuatu yang baik,yang harus dilaksanakan sesudah seseorang meninggal.Atau
tindakan seeorang terhadap harta peninggalannya yang disandarkan kepada keadaan setelah
meninggal.Kata wasiat disebut dalam Al Quran seluruhnya sebanyak 25 kali. Dalam
penggunaannya ,kata wasiat berarti :berpesan,menetapkan dan memerintah (QS,al-
Anam,6:151,152,152,al-Nisa’,4:132),mewajibkan(QS.al-Ankabut,29:8,Luqman,31:14,al-
Syura,42:13,al-Ahqaf,46:15),dan mensyariatkan (Al-Nisa’4:11).Dengan pengertian
istilah,Sayid Sabiq mengemukakan :Pemberian seseorang kepada orang lain,berupa
benda,uang atau manfaat,agar si penerima memiliki pemberian itu setelah si pewasiat
meninggal.
Satu pendapat mengemukakan bahwa wasiat adalah pemilikan yang disandarkan padasesudah meninggalnya si pewasiat dengan jalan tabarru’ (kebaikan tanpa menuntut imbalan)
Pengertian ini untuk membedakan wasiat dengan hibah.Jika hibah berlaku sejak si pemberi
menyerahkan pemberiannya,dan diterima oleh yang menerimanya,maka wasiat berlaku setelah
si pemberi meninggal.Ini sejalan dengan definisi Fuqaha’Hanafiyah:Wasiat adalah tindakan
seseorang memberikan hak kepada orang lain untuk memiliki sesuatu baik berupa benda atau
manfaat secara sukarela (tabarru’),yang pelaksanaannyanditangguhkan setelah peristiwa
kematian orang yang memberi wasiat.
Fuqaha (ulama fiqih ) Malikiyah,Syafiiyah dan Hanabilah memberi definisi yang lebih
rinci; yaitu “suatu transaksi yang mengharuskan si penerima wasiat berha memiliki 1/3 harta
peninggalan si pemberi setelah meninggal,atau mengharuskan penggantian hak 1/3 harta si
pewasiat kepada penerima”.
5
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 6/26
Kompilasi Hukum Islam mendefenisikan wasiat sebagai berikut:Pemberian suatu benda
dari pewaris kepada orang lain atau lembaga yang akan berlaku setelah pewaris meninggal
dunia”(Pasal 171 huruf f KHI)
Di dalam terminology hukum perdata positif,sering disebut dengan istilah testament
.Namun demikian ada perbedaan perbedaan prinsipil antara wasiat menurut Hukum Islam
dengan testament,terutama yang menyangkut criteria dan persyaratannya.Kompilasi
mengambil jalan tengah ,yaitu meskipun wasiat merupakan transaksi tabarru’,agar
pelaksanaannya mempunyai kekuatan hokum,perlu ditata sedemikian rupa,agar diperoleh
ketertiban dan kepastian hukum.Karenanya tidak ada dalam syariat Islam sesuatu wasiat yang
wajib di lakukan dengan jalan putusan hakim.
Supaya tadak terjadi kesalahpahaman,wasiat hendaknya tertlis bila mampu
menulis.Sebab bagi ahli waris yang tidak menyaksikan wasiat itu dapat menemukan data,dan
untuk menjaga penyalahgunaan,(HR.Bukhari dan Muslim).Waspat tidak boleh lebih dari 1/3
dari harta yang ditinggalkan,setelah selesai dikeluarkan biaa pelaksanaanjenazah dan melunasi
utang-utangnya.(HR.Bukhari dan Muslim).Atau jika pewasiat tidak dapat menulis ,hendaknya
ia mendatangkan dua orang saksi laki-laki yang adil,dipercaya dan jujur untuk menyaksikan
wasiat yang ia berikan kepada orang yang ia tunjuk.
6
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 7/26
B .Dasar Hukum
Para ulama mendasarkan wasiat kepada Al Quran, Sunnah dan Ijtima’ Dalam konteks
Hukum Islam di Indonesia, kompilasi merupakan aturan yang dipedomani.
1. Al-Quran.
Firman Allah SWT ,QS.al Baqarah ,2:180 yang artinya “ Diwajibkan atas kamu apabila
seseorang diantara kamu kedatangan (tanda-tanda)maut,jika ia meninggalkan harta uyang
banyak,bertwasiat untuk ibu bapak,dan karib kerabatnya secara ma’ruf. (Ini adalah)
kewajiban atas orangorang yang bertaqwa”.
QS.al-Baqarah 2:240 “ Dan orang orang yang akan meninggal diantaramu danmeninggalkan
isteri,hendaklah berwasiat untuk isteri isterinya,(yaitu)diberi nafkah hingga setahun lamanya
dengan tidak disuruh pindah (dari rumahnya),akan tetapi jika mereka pindah (sendiri) maka
tidak ada dosa bagimu(wali atau waris dari yang meninggal ) membiarkan mereka berbuat
ma’ruf terhadap diri mereka.
QS. Al –Maidah, 5:106, “Hai orang orang yang beriman apabila salah seorang kamu
menghadapi kematian,sedang dia akan berwasiat,maka hendaknya (wasiat itu)disaksikan oleh
dua orang saksi yang adil diantara kamu,atau dua orang yang berlainan agama dengan
kamu jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu ditimpa bahaya kematian”.
Ayat ayat di atas menunjukkannsecara jelas mengenai hukum wasiat dan teknis
pelaksanannya,secara materi yang menjadiobjek wasiat.Namun demikian para ulama berbeda
pendapat dalam memahami dan menafsirkan hokum wasiat.Tentang kedudukan wasiat dalam
Islam akan diuraikan setelah dasar dasar hukum wasiat.
2. Al-Sunnah
7
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 8/26
Riwayat Al – Bukhari dan Muslim dari Ibn Umar ra,: Rasulullah SAW.bersabda: ” Bukanlah
hak seorang muslim yang mempunyai sesuatu yang ingin diwasiatkan bermalam (diperlambat)
selama dua malam,kecuali wasiatnya telah dicatat di sisi –Nya.
Riwayat Al- Bukhari dari Sa’ad Ibn Abi Waqqas : Nabi SAW,datang menjengukku ketika di
Mekkah,beliau tampaknya kurang senang meninggal di bumi yang ditinggalkan, dan beliau
bersabda: “ Semoga Allah mengasihimu Ibn Afra’ “. Aku bertanya: “Wahai Rasullah SAW,
aku akan berwasiat dengan seluruh hartaku “. Beliau menjawab :”Jangan”. “Separuh”
,tanyaku. “Jangan “,jawab beliau. Aku bertanya: “Sepertiga”? Kata beliau: “Sepertga,sepertiga
adalah banyak.Sesungguhnya kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya
(kecukupan) adalah lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan meminta minta
kepada orang lain.Sesungguhnya kamu ketika menginfakkan sesuatu adalah merupakan
sadaqah hingga sesuap nasi yang engkau suapkan kepada mulut isterimu.Dan semoga Allah
akan mengangkatmu.sehingga orang lain dapat memperoleh manfaat dari kamu,sementara
sebagian lain menderita,dan hari itu tidak ada lain kecuali seorang anak perempuan.
Imam Muslim meriwayatkan dalam redaksi yang lebih ringkas,isinya sejalan.Dalam versi lain
lagi,al-Bukhari meriwayatkan Sa’ad Ibn Waqqas berkata: Aku menderita sakit kemudian Nabi
SAW.mengunjungiku dan aku tanyakan: “ Wahai Rasulullah SAW.berdoalah tuan kepadaAllah semoga Dia tidak menolakku “.Beliau bersbda: “Semoga Allah meninggikan
(derajadmu),dan manusia lain akan memperoleh manfaat dari akmu “. Aku bertanya : “Aku
ingin mewasiatkan hartaku separuh,namun akau ada seorang anak perempuan”. Beliau
menjawab: “Separuh itu banyak “. Aku bertanya (lagi): “Sepertiga ?”. Beliau
menjawab :”Sepertiga,sepertiga adalah banyak atau besar “.Beliau bersabda; “Orang orang
berwasiat sepertiga,dan yang demikian itu boleh bagi mereka” (Riwayat Al- Bukhari )
Hadis hadis tersebut bersumber dari sanad yang sama,yaitu Sa’ad Ibn Abi
Waqqas,meskipun dalam redaksi yang berbeda,dengan melihat perawinya imam Bukhari dan
Muslim,cukup kuat dijadikan dasr hukum pelaksanan wasiat.Dengan demikian dapat dipahami
bahwa wasiat itu penting,selain sebagai pelaksanaan ibadah untuk investasi kehidupan
akhirat,ia akan memberi manfaat bagi kepentinan orang lain atau masyarakat pada
8
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 9/26
umumnya.Meskipun realisasinya dibatasi maksimal 1/3 dari harta si pewasiat.Ini dimaksudkan
agar hak ahli waris tidak terkurangi,sehingga mengakibatkan kehidupan mereka terlantar.
Riwayat Ibn Majah dari Jabir berkata :Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa meningal
dan berwasiat, makamia mati pada jalan dan sunnah,meninggal pada jalan taqwa dan
persaksian,dan juga meninggal dalam keadaan diampuni (dosa- dosanya)”.
3. .Ijma’
Kaum muslimin sepakat ahwa tindakan wasiat merupakan syariat Allah dan Rasul-Nya.Ijma’
demikian didasarkan pada ayat ayat Al Quran dan Al Sunnah seperti dikutip di atas.
C. Hukum Wasiat.
Kompilasi hukum Islam di Indonesia tidak menegaskan status hukum wasiat itu .Para
ulama berbeda pendapat dalam menetapkan hokum wasiat.Mayoritas Ulama berpendapat
bahwa wasiat tidak fardu ‘ain , baik kepada orang tua atau kerabat yang sudah menerima
warisan.Begitu juga kepada mereka yang karena sesuatu hal tidak mendapat bagian
warisan.Alasannya,pertama,andaikan wasiat itu diwajibkan,niscaya Nabi SAW telah
menjelaskannya.Nabi tidak menjelaskan masalah ini,lagi pula beliau menjelang
meninggal,tidak berwasiat apa-apa .Kedua,para sahabat dalam prakteknya juga tidak melakukan wasiat,namun menurut Sayid Sabiq,para sahabat mewasiatkan sebagian hartanya
untuk taqarrub kepada Allah.Menurut mayoritas Ulama kebiasaan semacam itu dinilai Ijma’
sukuti (consensus secara tidak langsung ) bahwa wasiat bukan fardu ain.Wasiat sebagai
tindakan hokum yang disaksikan dan dibenarkan oleh Nabi SAW,adalh suatu isyarat bahwa
ibadah wasiat dianjurkan dalan ajaran Islam.
Implikasi wasiat yang dipahami mayoritas ulama tersebut adalah,kewajiban wasiat hanya
dipenuhi jika seseorang berwasiat.Tetapi jika tidak berwasiat maka tidak perlu
dipenuhi.Mereka beralasan ,bahwa kewajiban wasiat seperti dalam ayat ,berlaku pada masa
awal Islam.Ketentuan dalam QS al-Baqarah telah dinasakh oleh surat al – Nisa ‘,4:11-12.Oleh
karena itu kedua orang tua dan kerabat,baik yang menerima wasiat atau tidak,telah tertutup
haknya untuk menerima wasiat.
9
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 10/26
Menurut al-Alusy,penghapusan berlakunya ayat wasiat karena orang yang berwasiat
tidak dapat lagi memperhatikan batas batas yang diperkenankan dalam berwasiat sebagai
diisyaratkan Al Quran dalam kalimat bi al – ma’ruf . Ini dipandang sebagai iktikad yang tidak
baik.Atas dasar itu .Allah mengalihkan wasiat melalui ketentuan surat al-Nisa’ 4:11-
12.Dengan demikian peritah berwasiat kepada keluarga dan kerabat berakhir dan berlakulah
hukum warisan
Abu Dawud,Ibn Hazm dan Ulama Salaf berpendapat bahwa wasiat hukumnya fardu ain
(kewajiban individual).mereka beralasan kepada QS al-Baqarah 2:180 dan al-Nisa 2:11-12,…
sesudah dipenuhi wasiat wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utang-
utangnya….Mereka memahami,bahwa Allah mewajibkan hamba Nya untuk mewariskan
sebagian harta peninggalannya kepada ahli waris yang lain dan mewajibkan wasiat
didahulukan pelaksanaannya daripada pelunasan utang.Adapun maksud”kepada orang tua dan
kerabat “ dipahami,karena mereka mereka tidak menerima wasiat.Jadi merupakan kompromi
dari ayat wasiat dan ayat warisan.Ini sejalan dengan hadis : “ Tidak ada hak menerima wasiat
bagi ahli waris yang menerima warisan kecuali apabila ahli waris lain membolehkan (Riwayat
al Daruqutni )
Ketentuan tersebut kemudian dikembangkan dalam bentuk wasiat wajibah, yang telah
diintrodusir dibeberapa Negara muslim,termasuk Indonesia,meski yang terakhir ini mengalami
perubahan makna dan nuansa,yaitu hanya diberikan kepada anak angkat dan orang tua angkat(Pasal 209 KHI).Dalam hal ini persetujuan ahli waris lain sangat menentukan.Namun
demikian apabila istilah ahli waris yang tidak menerima warisan itu dipahami sebagai zawi’
al-arham yang menurut QS.al - Nisa’ ,4:11-12.tidak berhak menerima warisan,maka tindakan
hokum wasiat dapat dilakukan,tidak perlu menunggu persetujuan ahli waris yang lain.Karena
pada hakekatnya mereka- zawi’ al- arham tersebut- bukan ahli waris meskipun hubungan
kekerabatannya bias sangat dekat seperti cucu perempuan dari garis perempuan.
Pendapat senada dikemukakan oleh Dawud al-Zahiiiry,Ibn Jarir al-Tabary dan sebagian
tabi’in seperti al Dahhaq,Tawus dan al-Hasan,yaitu bahwa wasiat hukumnya wajib.Mereka
beralasan,bahwa ynag dinasakh oleh ahli waris adalah wasiat yang diberikan kepada ibu bapak
dan kerabat yang sudah ditentukan bagiannya.Karena itu mereka yang tidak menerima
warisan,tidak termasuk bagian yang dinasakh.
10
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 11/26
Imam Malik mengemukakan pendapat yang lebih realistis,menurut ia,jika si mati tidak
berwasiat,tidak perlu dikeluarkan harta untuk pelaksanan wasiat,tetapi jika si mati berwasiat
maka diambil sepertiga hartanya untuk wasiat.Berbeda dengan al-Syafi’i .Al Syafi’I
mengatakan,meskipun si mati tidak berwasiat sebagian hartanya tetap diambil untuk keperluan
wasiat.
Adalah menarik komentar Mustafa Syalabi.Ia mengatakan kehadiran system wasiat
dalam hokum Islam sangat penting artinya sebagai penangkal kericuhan dalam
keluarga.Karena ada diantara anggota keluarga yang tidak berhak menerima harta peninggalan
dengan jalan warisan.Padahal ia telah cukup berjasa dalam pengadaan harta itu.Atau seorang
cucu miskin terhalang oleh pamannya yang kaya,atau karena berbeda agama dan
sebagainya,maka dengan system wasiat yang diatur dalam hukum islam kekecewaan itu dapat
diatasi.
Pemahaman tentang status hokum wasiat ini ternyata mengalami perkembangan.Abd al
Rahman al-jaziry mengembangkan bahwa hokum wasiat dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang.
Fuqaha’Hanafiyah mengemukakan bahwa dilihat dari segi orang yang berwasiat
terdapat empat hokum;yaitu wajib,sunat,mubah dan makruh.
Fuqaha Syafiiyah membagi hokum wasiat kepada lima ;wajib,haram jika warisan itu
diberikan kepada orang yang berbuat kerusakan,makruh jika wasiat lebih dari sepertiga,ataudiberikan kepada orang yang telah menerima warisan,sunnah karena wasiat diberikan kepada
ahli waris yang tidak menerima bagian warisan,atau kepada fskir miskin,dan mubah seperti
wasiat kepada orang kaya.
Fuqaha’ Hanabilah,juga membagi hukum wasiat menjadi lima,demikian fuqaha’
Malikiyah.
D . Syarat syarat dan Rukun wasiat
Secara garis besar syarat syarat wasiat adalah mengikuti rukun rukunnya.Dalam hal ini
para ulama berbeda pendapat dalam memberi uraian tentang rukun dan syarat wasiat.Sayid
Syabiq misalnya,menyebut rukun wasiat hanya satu,yaitu penyerahan dari orang yang
berwasiat.Agaknya ia melihat wasiat sebagai tindakan hokum yang bisa sah dan berlaku
11
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 12/26
secara sepihak,tanpa keterlibatan fihak yang menerima.Lebih lebih berlakunya isi wasiat
adalah setelah si pewasiat meninggal dunia..Cara demikian,jika dihadapkan dengan kenyataan
sekarang,tentu saja banyak mengandung banyak sisi kelemahan,yang apabila tidak dibenahi
akan dapat mengancam eksistensi dan niat baik si pewasiat.Karena itu dibawah ini akan
dikemukakan pandangan ulama lain.
Ibn Rusyd dan al-jaziry mengemukakan pendapat ualama secara muqaranah
(komparatif).Ada empat rukun Wasiat : 1) al-mushii (orang yang berwasiat), 2 ) al-mushaa-
lah (orang yang menerima wasiat), 3) al-mushaa bih (barang yang di wasiatkan ) ,4) shighat
(redaksi)
1).Orang yang berwasiat.
Para ulama sepakat bahwa orang yang berwasiat adalah orang yang memiliki barang
manfaat secara sah dan tidak ada paksaan.Namun mereka berbede dalam menentukan batas
usia,karena ini erat kaitannya dengan kepemilikannya.Imam Malik mengatakan wasiat orang
safih (bodoh) dan anak anak yang belum baligh hukumnya sah.Pendapat ini didasarkan pada
riwayat Umar Ibn al – Kattab yang membolehkan usia anak yang baru berumur 9 atau 10
tahun kepada seorang putri pamannya senilai 30 dirham.Imam Hanafi berpendapat bahwa
wasiat anak yang belum baligh hukumnya tidak sah.Imam Syafi’i mempunyai dua
pendapat.Kaitannya dengan orang kafir,wasiat mereka sah hukumnya,sepanjangbarang yang
diwasiatkan tidak diharamkan.Undang undang wasiat Mesir menyatakan si pewasiat harussudah baligh,berakal,sehat dan cerdas.
Kompilasi Hukum Islam dalam hal ini mirip dengan pendapat Hanafi dan Syafi’I dalam
satu pendapatnya,dinyatakan dalam pasal 194 :
(1) Orang yang telah berumur sekurang kurangnya 21 tahun,berakal sehat,dan tanpa
adanya paksaan dapat mewasiatkan sebagian harta bendanya kepada orang lain atau
lembaga.
(2) Harta benda yang diwasiatkan harus merupakan hak dari pewasiat
(3) Pemilikan terhadap harta benda seperti dimaksud dalam ayat (1) pasal ini baru dapat
dilaksanakan sesudah pewaris meninggal dunia.
Pasal 194 di atas menegaskan bahwa batasan minimal orang yang,yang boleh berwasiat
adalah orang yang benar benar telah dewasa secara undang-undang.Berbeda dengan batasan
baligh dalam fiqh,karena anak anak di Indonesia pada usia dibawah 21 tahun dipandang belum
12
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 13/26
atau tidak mempunyai hak kepemilikan karena masih menjadi tanggungan orang tua,kecuali
apabila sudah dikawinkan.
2).Orang yang menerima wasiat
Para Ulama sepakat bahwa orang-orang atau badan yang menerima wasiat aalah bukan
ahli waris,dan secara hokum dapat dipandang sebagai cakap untuk memiliki sesuatu hak atau
benda,ini sejalan dengan Kompilasi pasal 171 huruf f, pasal 191 ayat (1) di atas
Riwayat dari Abu Umamah berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAW.bersabda
dalam khutbah Haji tahun wada’:”Sesungguhnya Allah telah memberikan kepada orang yang
mempunyai hak akan hak-haknya,maka tidak sah wasiat kepada ahli waris “.
Hadis tersebut oleh sebagian ulama dinilai bertentangan dengan ayat yang menjelaskan
bahwa wasiat adalah untuk kedua orang tua dan kerabat.Mayoritas ulama berpendapat bahwa
wasiat kepada kerabat yang bukan ahli waris boleh dilaksanakan tapi makruh.Sementara al-
Hasan,Tawus,dan Ishaq menyatakan “Wasiat kepada kerabat ditolak dengan menunjuk ayat di
atas”.Mereka mengemukakan hadis riwayat dari Imran Ibn Husain:Seorang laki-laki
memerdekakan enam orang hamba sahaya miliknya dalam keadaan sakit menjelang
meninggal,karena ia tidak memilikiharta selain mereka,setelah itu ia membebaskan dua orang
dan menetapkan sebagai hamba empat orang.
Persoalannya adalah,bagaimana sekiranya wassiat diberikan kepada kerabat yangmenerima warisan dan ahli waris lainnya menyetujui.Dalam kaitan ini,Ibn Hazm dan Fuqaha’
malikiyah yang masyihur,tidak membolehkannya secara mutlak.Alasanya Allah telah
menghapus wasiat melalui ayat waris,begitu juga hadis.
Fuqaha’Syiah Ja’fariyah menyatakan bahwa wasiat kepada ahli waris yang menerima
warisan adalah boleh,kendatipun ahli waris lainnya tidak menyetujuinya.Dasar petunjuk
umum ( dalalah al –am ) QS.al –Baqarah,2:180.
Pendapat yang membolehkan wasiat kepada ahli waris dengan syarat apabila ahli waris
lain menyetujui adalah mazhab Syafi’iyah,Hanafiyah dan Malikiyah.Dasarnya:”Tidak sah
wasiat kepada ahli waris,kecuali apabila ahli waris lain membolehkannya” (HR al Daruqutny)
Kompilasi pasal 195 mengemukakan masalah ini,yang juga mengatur teknis pelaksanan
wasiat.
13
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 14/26
Sayid sabiq mengemukakan syarat orang yang menerima wasiat ada tiga ,pertama tidak
ahli waris si pewasiat,kedua,sipenerima wasiat hadir pada waktu wasiat dilakukan,dan
ketiga,si penerima tidak melakukan pembunuhan yang di haramkan si pewasiat.
Kompilasi kemudian menjelaskan bahwa dalam berwasiat hendaknya orang yang
menerima ditunjuk secara tegas.Pasl 196 berbunyi : Dalam wasiat baik secara tertulis atau
lisan harus disebutkan dengan tegas dan jelas siapa siapa atau lembaga apa yang ditunjuk akan
menerima harta benda yang diwasiatkan.
3). Benda yang diwasiatkan
Pada dasarnya benda yang diwasiatkan adalah benda benda atau manfaat yang dapat
digunakan bagi kepentingan manusia secara positif.Para ulama sepakat dalam masalah
tersebut.Namun mereka berbeda dalam wasiat yang berupa manfaat suatu benda,sementara
bendanya itu sendiri milik pemiliknya atau keluarganya.Fuqaha’Amsar
membolehkan,sementara Ibn Laila dan Ibn Syubramah serta Ahl Zahir membatalkan wasiat
yang hanya berupa manfaat suatu benda.
Sayid Sabiq menegaskan bahwa wasiat dengan segala benda atau manfaat,seperti buah
dari satu pohon,atau anak dari satu hewan,adalah sah,Yang penting kata Sabiq adalah benda
atau manfaaf itu dapat diserahkan kepada si penerima wasiat sepeninggal si pewasiat..Ini
sepakat dengan pendapat Jumhur (Mayoritas Ulama).Menurut mereka,manfaat dapatdikategorikan sebagai benda (amwal ),karena itu wasiat berupa manfaat saja hukumnya
boleh.Pasal 198 Kompilasi menyebutkan :”Wasiat yangberupa hasil dari satu benda ataupun
pemanfaatan suatu benda harus diberikan jangka waktu tertentu”.Pembatasan yang dimaksud
kompilasi ini,kelihatannya untuk memudahkan tertib administrasi,karena melihat substansi
wasiat sesungguhnya adalah untuk waktu selama-lamanya,karena ia termasuk jenis sadaqah
jariah.
Selanjutnya pasal 200 Kompilasi memberi penjelasan;Harta wasiat yang berupa barang
tak bergerak bila karena suatu sebab yang sah mengalami penyusutan ,atau kerusakan yang
terjadi sebelum pewasiat meninggal dunia,maka penerima wasiat hanya akan menerima harta
yang tersisa.
Wasiat hanya dapat dilaksanakan 1/3 dari seluruh harta si pewasiat.Tidak boleh lebih,ini
merupakan konsensus ulama.Kompilasi merumiskan dalam pasal 201 : Apabila wasiat
14
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 15/26
melebihi sepertiga dari harta warisan,sedang ahli waris yang ada tidak menyetujuinya maka
wasiat hanya dilaksanakan sampai batas sepertiga harta warisan.
Pasal 202 berbunyi : Apabila wasiat ditujukan untuk berbagai kegiatan
kebaikan,sedangkan harta wasiat tidak mencukupi maka ahli waris dapat menentukan kegiatan
mana yang di dahulukan pelaksanaannya.
Penegasan pasal 201 Kompilasi mengacu kepada suatu hadis riwayat dari Sa’ad Ibn Abi
Waqqas seperti telah dikutib di depan.Pendapat lain menyatakan bahwa batas maksimal wasiat
adalah kurang dari 1/3.Ini dipahami dari pernyataan Rasulullah,bahwa 1/3 itu besar atau
banyak.Demikian pendapat Ulama Salaf’Qatadah mengatakan Abu Bakar berwasiat dengan
1/5 hartanya,Umar dengan ¼ hartanya.Ibn Rusyid memandang,wasiat dengan 1/5 harta adalah
lebih baik.
Yang popular adalah pendapat seperti dituangkan dalam kompilasi yang menyatakan
maksimal wasiat adalah 1/3.Dikuatkan lagi oleh Sabda Nabi SAW. “Sesungguhnya Allah
menjadikan wasiat pada kamu sekalian sepertiga harta kalian sebagai tambahan amalan
kalian”
Bagaimana cara perhitungannya?.Mayoritas Ulama menyatakan bahwa sepertiga
dihitung dari seluruh harta yang ditinggalkan si mati.Imam Malik merinci ,merinci batas harta
yang dimilikinya.Sementara Umar Ibn Abd al Aziz menegaskan,1/3 harta dihitung dari
seluruh harta peninggalan sejak wasiat dilakukan.Abu Hanifah, Ahmad dan Syafi’I dalamsatu pendapatnya,1/3 tersebut dihitung saat meninggalnya si pewasiat.
Meskipun kompilasi ini tidak menegaskan masa perhitungan dari semua peninggalan
pada saat kematian si pewasiat.Penegasan ini penting ,sebab tidak jarang terjadi wasiat
dilakukan jauh-jauh hari sebelim meniggal,sehingga terjadi pengurangan atau penambahan
barang barang yang menjadi miliknya saat pewasiat meninggal.
Ulama yang memperbolehakan wasiat lebih dari 1/3 jika ahli waris
menyetujuinya,mengemukakan dua syarat. Pertama,persetujuan diberikan setelahkematian
pewasiat.karena hak kepemilikan si penerima wasiat baru berlaku setelah pewasiat
meninggal.Kedua,si penerima wasiat waktu penyerahan telah memiliki kecakapan tidak
terhalang karena safih.
Uraian diatas menunjukkan bahwa mayoritas pendapat menyatakan bahwa wasiat paling
banyak adalah 1/3 harta peninggalan si mati.
15
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 16/26
4). Shighat ( redaksi )
Ibn Rusyd mengatakan bahwa wasiat dapat dilaksanakan menggunakan redaksi (shighat)
yang jelas atau sahih dengan kata wasiat,dan bias juga dilakukan dengankata-kata samaran
( gairu sarih). Ini dapat ditempuh karena wasiat berbeda dengan hibah.Wasiat bisa dilakukan
dengan tertulis,dan tidak memerlukan jawaban ( qabul ) penerimaan secara
langsung.Sementara hibah memerlukan adanya jawaban penerimaan dalam satu majelis.Dalam
konteks kehidupan sekarang ini,cara-cara tersebut diatas,tentu akan mengurangi kepastian
hukumnya untuk mengatakan tidak ada.Untuk itu perlu diatur agar dapat dibuktikan secara
otentik wasiat tersebut,yaitu dilakukan secara lisan dihadapan dua orang saksi,atau tertulis
dihadapan dua orang saksi ,atau dihadapan notaries (pasl 195 (1).Dalam pasal 203 ayat (1)
ditambahkan “ Apabila surat wasiat dalam keadaan tertutup ,maka penyimpanan ditempat
notaries yang membuatnya atau ditempat lain,termasuk surat –surat yang berhubungan.
Para ulama berbeda berpendapat tentang apakah penerimaan orang yang menerima
wasiat merupakan syarat sahnya atau tidak?.Imam Malik berpendapat bahwa penerimaan
wasiat atau qabul merupakan syarat sah.Agaknya Malik menganalogikan wasiat dengan
hibah.Berbeda dengan imam Syafi’i.Menurut Syafi’I,Kabul orang yang menerima wasiat tidak
merupakan syarat sah.
Abu Hanafiah dengan kedua muridnya,Abu Yusuf dan Hasan al Syaiyibany memandang
bahwa qabul dalam wasiat harus ada.Alasannya karena wasiat adalah tindakanikhtiyariyah,dan karena itu pernyatan menerima penting adanya,seperti juga transaksi yang
lain.
Seperti maksud pasal 195 (1) wasiat perlu bibuktikan secara otentik,Karena wasiat
merupakan tindakan hokum yang membawa implikasi adanya perpindahan hak dari seorang
kepada orang lain.Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi hal hal negative yang tidak di
inginkan oleh pewasiat maupun penerima (QS al-Maidah,5 : 106 )
Adapun upaya penyaksian wasiat baik melalui saksi biasa atau notaries sebagai pejabat
resmi ,dimaksudkan agar realisasi wasiat setelah pewasiat meningal dapat berjalan lancar.Ini
penting karena misi wasiat sangat positif ,twrlebih lagi jika penerima wasiat adalh lembaga
social keagamaan atau kemasyarakatan.Oleh karena itu kompilasi menjelaskan secara rinci
tentang ketentuan-ketentuan seperti orang atau badan yang tidak berhak menerima,pembatalan
wasiat dan pencabutan wasiat,seperti akan dijelaskan kemudian.
16
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 17/26
E. Cara melaksanakan Wasiat
Untuk melaksanakan wasiat ,haruslah diperhatikan ketentuan beriut:
1. Harta peninggalan si jenazah harus diambil lebih dahulu untuk kepentingan
pengurusan jenazah,seperti membeli kain kafan,biaya pemakaman.
2. Setelah itu,harus dilunasu utang-utangnya lebih dahulu jika ia memiliki utang.
3. Diambil untuk memenuhi wasiat si jenazah,danjumlahnya tidak boleh dari sepertiga
harta peninggalan setelah dikurangi untuk keperluan penguruan jenazah’
4. Setelah wasiat dipenuhi,maka harta peninggalannya diwariskan kepada ahli waris
yang berhak.Allah SWT.berfirman: “ Jika yang meningal itu mempunyai beberapa
saudara ,maka ibunya mendapat 1/6.(Pembagian pembagian tersebut di atas)
sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat,atau (dan) sesudah dibayar utangnya.”
F. Pembatalan wasiat.
Kompilasi membahas masalah ini cukup rinci ,yaitu dalam pasal 197 :
1.Wasiat menjadi batal apabila calon penerima wasiat berdasarkan putusan hakim yang
telah mempunyai kekuatan hokum tetap dihukum karena :a. Dipersalahkan karena telah membunuh atau mencoba membunuh atau
menganiaya berat pada pewasiat.
b. Dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pengaduan bahwa
pewasiat telah melakukan suatu kejahatan yang diancam dengan hukuman
lima tahun penjara atau hukman yan lebih berat.
c. Dipersalahkan dengan kekerasan atau ancaman mencegah pewasiat untuk
membuat atau mencabut atau mengubah wasiat untuk kepentingan calon
penerima wasiat.
d. Dipersalahkan karena telah menggelapkan atau merusak atau memalsukan
wasiat itu.
2 .Wasiat menjadi batal apabila orang yang ditunjuk untuk menerima wasiat itu :
17
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 18/26
a. Tidak mengetahui adanya wasiat tersebut sampai ia meninggal dunia
sebelum meninggalkan pewasiat.
b. Mengetahui adanya wasiat tersebut tapi ia menolak untuk menerimanya’
c. Mengetahui adanya wasiat itu tetapi tidak pernah menyatakan menerima
atau menolak sampai ia meninggal sebelum meninggalnya pewasiat.
3. Wasiat menjadi batal apabila barang yang diwasiatkan musnah.
Memperhatikan isi pasal 197 dapat diperoleh kesan bahwa ketentuan batalnya wasiat
tersebut dianalogikan kepada mawani’ al –irs (penghalang dalam kewarisan) meskipun tidak
seluruhnya.Namun karena tuuannya jelas,yaitu demi terealisasinya tujuan wasiat itu maka
ketentuan pasal tersebut perlu disosialisasikan.
Dalam rumusan Fiqih, Sayid Sabiq merumuskan hal hal yang membatalkan wasiat
sebagai berikut:
a. Jika pewasiat menderita gila hingga meninggal.
b. Jika penerima wasiat meninggal sebelum pewasiat meninggal.
c. Jika benda yang diwasiatkan rusak sebelum diterima oleh orang atau badan
yang menerima wasiat’
Atas dasar uaraian tersebut,dalam prakteknya masyarakat atau hakim dapat
mengompromikan hal hal yang membatalkan wasiat secara simultan.
G. Pencabutan Wasiat
Pencabutan wasiat diatur dalam pasal 199 kompilasi,berbunyi :
1. Pewasiat dapat mencabut wasiatnya selama calon penerima wasiat belum menyatakan
persetujuannya atau sudah menyatakan persetujuannya tetapi kemudian menarik
kembali .
2. Pencabutan wasiat dapat dilakukan secara lisan dengan disaksikan oleh dua orang saksi
atau berdaarkan akte notaries bila wasiat terdahulu dibuat secara lisan.
3. Bila wasiat dibuat secara tertulis,maka hanya dapat di cabut dengan cara tertulis
dengan disaksikan oleh dua orang saksi atau berdasarkan akte notaris.
18
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 19/26
4. Bila wasiat dibuat berdasarkan akte notaries,maka hanya dapat dicabut berdasarkan
akte notaries.
Apabila wasiat yang telah dilaksanakan itu dicabut maka maka surat wasiat yang dicabut
itu diserahkan kembali kepada pewasiat (pasal 203 ayat 2 ). Dalam pencabutan wasiat ini,lebih
banyak menyangkut soal administrasi.
H. Beberapa Ketentuan Teknis
Setelah wasiat dilaksanakan menurut ketentuan pasal 195,196,198,201,203 langkah
selanjutnya adalah sebagai berikut:
1) Jika pewasiat meninggal dunia maka surat wasiat yang tertutup dan
disimpan pada notaries,dibuk olehnya dihadapan ahli waris,disaksikan dua orang saksi
dan denga membuat berita acara pembukaan surat wasiat itu.
2) Jika surat wasiat yang tertutup disimpan bukan pada notaries,maka
penyimpan harus menyerahkan kepada notaries setempat atau Kantor Urusan Agama
tersebut membuka sebagaimana ditentukan dalam ayat (1) pasal ini.
3) Setelah semua isi serta maksud surat wasiat itu diketahui maka oleh
notaries atau Kantor Urusan Agama diserahkan kepada penerima wasiat guna penyelesaian selanjutnya.
Dalam kondisi-kondisi tertentu kompilasi mengaturnya dalam pasal 205 dan 206.
Pasal 205 :
Dalam waktu perang,para anggota tentara dan mereka yang termasuk golongan tentara
dan berada dalam wilayah pertermpuran atau yang berada disuatu tempat yang ada
dalam kepungan musuh,dibolehlan membuat surat wasiat dihadapan seorang komandan
atasannya dengan dihadiri dua orang saksi.
Pasal 206 :
Mereka yang sedang berada dalam perjalanan melalui laut dibolehkan membuat surat
wasiat di hadapan nakhoda atau mualim kapal,dan jika pejabat tersebut tidak ada,maka
dibuat dihadapan seorang yang menggantinya dengan dihadiri oleh dua orang saksi.
19
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 20/26
Ketentuan pada dua pasal diatas didasarkan kepada surat al – Maidah,5:106.
I. Wasiat Wajibah
Wasiat Wajibah adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa atau hakim sebagai
aparat Negara untuk memaksa atau memberi putusan wajib wasiat bagi orang yang telah
meninggal,yang diberikan pada orang tertentu dalam keadaan tertentu. Disebut Wasiat
Wajibah karena dua hal:
1. Hilangnya unsur ikhtiar bagi si pemberi wasiat dan munculnya unsure kewajiban
melalui perundangan atau surat keputusan tanpa tergantung kerelaan orang yang
berwasiat dan persetujuan si penerima wsiat.
2. Ada kemiripannya dengan ketentuan pembagian harta pusaka dalam hal
penerimaan laki-laki 2 (dua) kali lipat bagian perempuan.
Orang yang berhak menerima wasiat wajibah,adalah cucu-cucu laki-laki maupun
perempuan baik pancar laki-laki maupun pancar prempuan yang orangtuanya mati mendahului
atau bersama sama dengan kakek atau neneknya.Kompilasi dalam hal ini membuat aturan
sendiri,yaitu membatasi orang yang menerima wasiat wajibah adalah anak angkat dan orang
tua angkat.Pasal 209 berbunyi :1. Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan pasal pasal 176 sampai
dengan 193 tersebut diatas,sedangkan terhadap orang tua angkat yang tidak
menerima wasiat diberi wasiat wajibah,sebanyak banyaknya 1/3 dari harta
warisan anak angkatnya.
2. Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat,diberi wasiat wajibah
sebanyak- banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tua anagkatnya.
Sebagai pengembangan dari konsep wasiat, maka ketentuan maksimal 1/3 tetap
dipedomani.Kompilasi sendiri hanya membatasi orang yang menerima wasiat wajibah hanya
anak angkat dan oaring tua anagkat .Tidak diketahui pasti,mengapa ada perubahan
tersebut.Pertimbangannya,boleh jadi karena kompilasi telah mengintrodusir konsep
penggantian kedudukan.Secara garis besar antara penggantian kedudukan atau mawali dengan
20
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 21/26
wasiat wajibah hamper sama.Perbedaannya,jika dalam wasiat wajibah dibatasi
penerimaannya,maka daalm penggantian kedudukan adalah menggantikan hak sesuai denagan
hak yang diterima orang tuanya.
Karena itu dalam Kitab Undang Undang Hukum wasiat Mesir nomor 71 tahun 1946
menetapakan besarnya wasiat wajibah ialah sebesar yang diterima orang tuanya masih hidup
dengan ketentuan tidak boleh melebihi 1/3 peninggalan dan harus memenuhi dua syarat:
1. Cucu itu bukan termasuk orang yang berhak menerima pusaka.
2. Si mati (ayahnya) tidak memberikan kepadanya dengan jalan lain sebasar yang
telah ditetapkan padanaya.
Dasar penentuan wsaiat wajibah adalah kompromi dari pendapat –pendapat ulama salaf
dan khalaf ,yang menurut Fathir Rahman ,dijelaskan:;
1. Tentang kewajiban berwasiat kepada kerabat kerabat yang tdak dapat menerima
pusaka ialah diambil dari pendapat pendapat fuqaha’ dan tabi’in besar ahli fiqih
dan ahli hadis.
2. Pemberian sebagian harta peninggalan si mati kepada kerabat-kerabat yang tidak
menerima pusaka ,berfungsilah wasiat wajibah.Bila si mati tidak berwasiat
adalah diambil dari pendapat mazhab Ibn Hazm,yang di nukil dari fuqaha’ tabi’in
dan pendapat Ahmad.3. Penghususan kerabat-kerabat yang tidak dapat menerima pusakamkepad cucu-
cucu dan pembatasan penerimaan sebesar 1/3 peninggalan adalah didasarkan
pendapat Ibn Hazm dan kaidah syariah
Demikian uraian wasiat wajibah,yang pelaksanaan diserahkan kepada inisiatif hakim
atau penguasa.Karena muatan tujuan wasiat wajibah adalh untuk mendistribusikan
keadilan,yaitu memberikan bagian kepada ahli waris yang mempunyai pertalian
darah.namunoleh nash tidak diberikan,karena statusnya zawil al arham .Ini sejalan dengan
kaidah fiqih:Tindakan penguasa (imam) kepada rakyatnya,adalah berdasar pertimbangan
maslahat.
K. Syarat syarat wasiat wajibah
21
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 22/26
Wasiat wajibah ini harus memenuhi dua syarat:
Pertama: yang wajib menerima wasiat,bukan waris.Kalau dia berhak menerima pusaka
walaupun sedikit.tidaklah wajib dibuat wasiat untuknya.
Maka jikalau seorang meninggal dengan meninggalkan: ibu,dua anak perempuan,dua
anak perempuan dari anak laki-laki,dua anak lelaki dari anak lelaki dan seorang saudara laki-
laki sekandung,maka tidak ada wasiat untuk anak-anak dari anak lelaki,karena mereka
menerima 1/6 harta.Andaikata tidak ada dua anak lelaki dari anak laki-laki,tentulah dua anak
perempuan dari anak lelaki,tidak mendapat pusaka dan wajiblah untuknya wasiat wajibah
dengan jumlah 1/3 hatra peninggalan,lalu masing-masingnya menerima 1/6 dari harta
peninggalan.
Kedua :orang yang meninggal,baik kakek maupun nenek belum memberikan kepada
anak yang wajib dibuat wasiat,jumlah yang diwasiatkan dengan jalan yang lain,seperti hibah
umpamanya.
Dan jika dia telah memberikan kurang daripada jumlah wasiat wajibah,maka wajiblah
disempurnakan wasiat itu.
Dalam menguraiakn masalah-masalah pusaka yang ada padanyawasiat ikhtiariyah,ialah
apabila wasiat itu berlaku tanpa perlu kepada persetujuan seseorang.,Karena wasiat itu dalam
batas sepertiga harta dan tidak ada pula wasiat wajibah,baik wasiat ikhtiariyah itu sejumlah
yang tertentu atau sejumlah yang biasa dilakukan,yaitu seperti seperempat ,dan tidak puladikadarkan dengan bagian salah seorang waris,maka wasiat itu diambil dari harta peninggalan
setelah menyelesaikan utang-utang jika ada.
Kemudian dibagiakan sisa harta peninggalan kepada para waris. Jikalau seorang wanita
meninggal dengan meninggalkan: suami, ibu, anak lelaki dan saudara perempuan sekandung
yang diwasiatkan untuknya sepertiga harta, sedang harta peninggalan ada seratus delapan
puluh hektar tanah maka lebih dahulu kita ambil atau kita keluarkan juml;ah yang diwasiatkan
itu, yaitu 60 hektar, kita berikan kepada saudara perempuan sekandung dan sisanya yaitu 120
hektar diberikan kepada para waris menurut ketentuan0ketentuan syara.
Suami menerima 30 hektar, ibu menerima 20 hektar dan anak lelaki menerima 70 hektar.
Apabila wasiat itu lebih dari sepertiga harta maka wasiat itu hanya berlaku sejumlah
sepertiga harta tanpa perlu persetujuan seseorang, sedang yang lebih sepertiga harta,
memerlukan persetujuan para waris.
22
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 23/26
Wasiat dalam keadaan ini ada 3 bentuk:
a. Semua waris membenarkan wasiat yang dilakukan oleh orang yang
telah meninggal, sedang mereka mengetahui hokum yang ,ereka lakukan, dalam
keadaan ini, diberilah jumlah wasiat dari harta peninggalan dan sisanyalah yang
dibagai antara para waris.
b. Para waris membenarkan yang lebih dari sepertiga. Dalam bentuk ini
berlaku wasiat dalam batas sepertiga tanpa perlu persetujuan seseorang, dan diambil
sepertiga itu dari harta peninggalan diberikan kepada orang yang menerima wasiat,
sedang yang dua pertiga dibagi antara para waris.
c. Sebagaian para waris menyetujui wasiat yang lebih dari sepertiga,
sedang yang lain tidak menyetujuinya, dalam hal ini dibagi harta peninggalan dua
kali:
Pertama: dengan angapan bahwa semua waris, menyetujui yang lebih itu, dan sekali
lagi dengan anggapan bahwa, waris tidka menyetujuinya. Maka waris yang
menyetujui mengambil bagian menurut bagian yang diterima dengan persetujuannya
itu. Perbedaaan antara bagiannya yang dianggap dia menyetujui dan yang dianggap
tidak menyetujui digabungkan kepada wasiat, sednag orang yang tidak menyetujui
mengambila bagiannya dengan anggapan tidak menyatuju.
Demikianlah dengan ringkas, cara membagi harta pusaka yang terdapat padanya
wasiat, ikhtiriyah saja yang terdapat padanya wasiat wajibah saja dan yang terdapat padanya
kedua macam wasiat itu. Mudah-mudahan wasiat wajibah ini mendapat perhatian dari
masyarakat Indonesia, agar cucu-cucu yang tidak mendapat pusaka itu dapat menerima hak
dari orangtuanya masing-masing.
23
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 24/26
KESIMPULAN
a. wasiat adalah landasan pertama pengalihan hak milik yang menduduki
posisi utama disisi Allah, karena wasiat sangat mempertimbangkan berbagai syarat dan
kondisi objektif yang secara spesifik melingkupi diri pewasiat. Wasiat juga
mengimplementasikan keadilan spesifik pada tingkat pribadi.
b. Dalam wasiat tidak terdapat batasan bagian tertentu, yang harus diikuti
oleh pewasiat, persentasi bagian dalam wasiat mengikuti keinginan pewasiat sendiri
berdasarkan pandangannya yang terbaik umunya sepertiga dari jumlah harta
c. Allah menghormati keinginan manusia untuk membagiakan hartanya
sesuai dengan kehendaknya. Allah hanya memberikan dorongan dan motivasi bagi
pewasiat agar tidak melupakan pihak-pihka tertentu yang dipandang oleh Allah lebih baik
jika di utamakan memperoleh wasiat (yaitu kedua orang tua, keluarga dekat, anak yatim,
orang miskin).
24
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 25/26
PENUTUP
Wassyiat ialah sesuatu tasharruf terhadap harta peninggalan yang akan dilaksanakan
sesuadah meninggal yang berwasiat.
Jelasnya pengelolaan terhadap yang jadi objek wasiat, berlaku setelah yang berwasiat
itu meninggal.
Menurut asal hukum, wasiat itu adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan
sukarela dalam segala keadaan. Karenanya tak ada dalam syariat islam sesuatu wasiat yang
wajib dilakukan dengan jalan putusan hakim.Demikianlah makalah yang berjudul “wasiat hidup” ini,makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari
semua pembaca. Semoaga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
25
5/10/2018 Makalh wasiat hidup - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalh-wasiat-hidup 26/26
DAFTAR PUSTAKA
Ash Shiddieqy, Muhammad HAsbi, 1998. Fiqh Mawaris. Semarang: PT. Pustaka
Rizki Putra.
Khairul Umam, Dian, 1999. Fiqh Mawaris. Bandung: Pustaka Setia.
Rofiq, Ahmad, 2000. Hukum Islam Di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Shahrur, Muhammad, 2004. Metodologi Fiqh Islam Kontemporer : Jakarta: Elsa Q
Press.
http://books.google.com/books?id=QZeQ_y5XVrsC&pg=PA276&dq=wasiat+hidup&hl=en&ei=wnY7TpP7AcatrAfk5bkS&s
a=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CEMQ6AEwBQ#v=onepage&q=wasiat
%20hidup&f=false Panduan Waqaf,Hibah dan Wasiat .By Saikh Muhammad.Pustaka Imam
Asy- Syafi’i Jakarta 2008
http://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/hukum-islam/hibah-dan-wasiat/
26