makalah resin komposit

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan pasi anorganik (quartz, partikel silika koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya ditingkatkan. Resin komposit dibentuk oleh tiga komponen yaitu resin matriks, partikel bahan pengisi, dan bahan coupling. Resin komposit mempunyai nilai estetik yang sangat baik dan paling sering digunakan dalam kedokteran gigi karena bahannya yang sewarna dengan gigi. Oleh karena itu resin komposit sering digunakan sebagai bahan restorasi gigi anterior.Seiring dengan perkembangan bahan – bahan kedokteran gigi, kini resin komposit dapat digunakan untuk gigi posterior dikarenakan kekurangan dari bahan resin komposit seperti kurangnya daya tahan terhadap tekanan akibat penggunaan sudah bisa diatasi dan banyaknya pasien yang lebih tertarik untuk merestorasi giginya sewarna dengan gigi dan alergi terhadap merkuri bahan tambal amalgam. 1

Upload: pebrian-diki-prestya

Post on 25-Oct-2015

809 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

,SFOJ

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Resin Komposit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya

ditambahkan pasi anorganik (quartz, partikel silika koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat-

sifat matriksnya ditingkatkan. Resin komposit dibentuk oleh tiga komponen yaitu resin

matriks, partikel bahan pengisi, dan bahan coupling.

Resin komposit mempunyai nilai estetik yang sangat baik dan paling sering

digunakan dalam kedokteran gigi karena bahannya yang sewarna dengan gigi. Oleh karena

itu resin komposit sering digunakan sebagai bahan restorasi gigi anterior.Seiring dengan

perkembangan bahan – bahan kedokteran gigi, kini resin komposit dapat digunakan untuk

gigi posterior dikarenakan kekurangan dari bahan resin komposit seperti kurangnya daya

tahan terhadap tekanan akibat penggunaan sudah bisa diatasi dan banyaknya pasien yang

lebih tertarik untuk merestorasi giginya sewarna dengan gigi dan alergi terhadap merkuri

bahan tambal amalgam.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian resin komposit ?

2. Apa bahan resin komposit?

3. Apa sifat resin komposit ?

4. Bagaimana polimerisasi resin komposit ?

1

Page 2: Makalah Resin Komposit

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Resin Komposit

Resin Komposit adalah bahan restorasi yang mengandung 3 komponen utama, yaitu

matriks organik, partikel pengisi (filler), dan coupling agent, dengan komponen tambahan

lainnya seperti inisiator-akselerator dan pigmen.

Resin komposit merupakan gabungan material organik dan anorganik.

2.2 Sifat-sifat Resin Komposit

Sama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi yang lain, resin komposit juga

memiliki sifat. Ada beberapa sifat – sifat yang terdapat pada resin komposit, antara lain:

1. Warna

Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi

tetapi sensitive pada penodaan. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran

gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur

gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin.

2. Strength

Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal

ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal.

Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.

2

Page 3: Makalah Resin Komposit

3. Setting

Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu

yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light cured

dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yangdiaktifkan secara

kimia memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan.

Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam

tetapi dengan menggunakan abrasive rotary.

4. Adhesi

Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak

disebabkan adanya gaya tarik – menarik yang timbul antara kedua benda tersebut.Resin ko

mposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara.

Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa.

Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta

retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan

antara dentin dan resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan

resin komposit tersebut (dentin bonding agent).

5. Kekuatan dan keausan

Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan

resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya

digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal.Akan tetapi memiliki derajat

keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga

akhirnya filler lepas.

6. Knop hardness

3

Page 4: Makalah Resin Komposit

Resistensi suatu material terhadap indentasi dibawah tekanan fungsional. Resin

komposit memiliki knop hardness 22-80 kg/mm2. Dimana lebih rendah dibandingkan email

343 kg/mm2 dan amalgam 110 kg/mm2.

2.3 Keuntungan dan kerugian resin komposit

Keuntungan

1) Mempunyai estetik yang baik

2) Mempunyai konduktivitas termal yang rendah

3) Tidak menimbulkan reaksi galvanism

4) Melindungi struktur gigi yang tersisa

5) Sebagai alternative bagi yang alergi terhadap amalgam

Kerugian

1) Polymerization shrinkage

2) Menyerap air

3) Marginal leakage

2.4 Komposisi

Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen. Kandungan utama yaitu

matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping kedua bahan tersebut, beberapa

komponen lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan bahan. Suatu bahan

coupling (silane) diperlukan untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi anorganik dan

matriks resin, juga aktivator-aktivator diperlukanuntuk polimerisasi resin. Sejumlah kecil

bahan tambahan lain meningkatkan stabilitas warna (penyerap sinar ultra violet) dan

mencegah polimerisasi dini (bahan penghambat seperti hidroquinon).

Komponen-komponen tersebut diantaranya:

1.4.1 Resin Matriks

4

Page 5: Makalah Resin Komposit

Kebanyakan bahan komposit menggunakan monomer yang merupakan diakrilat

aromatik atau alipatik.Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate (Bis- GMA), Urethane

Dimethacrylate (UDMA), dan Trietilen Glikol Dimetakrilat (TEGDMA) merupakan

Dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin komposit (Gambar 1).Monomer dengan

berat molekul tinggi, khususnya Bis-GMA amatlah kental pada temperatur ruang

(250C).Monomer yang memiliki berat molekul lebih tinggi dari pada metilmetakrilat yang

membantu mengurangi pengerutan polimerisasi. Nilai polimerisasi pengerutan untuk resin

metil metakrilat adalah 22 % V dimana untuk resin Bis-GMA 7,5 % V. Ada juga sejumlah

komposit yang menggunakan UDMA ketimbang Bis-GMA.

Gambar 1.Resin Bis-GMA, UDMA digunakan sebagai basis resin , sementara TEGDMA

digunakan sebagai pengencer.

Bis-GMA dan UDMA merupakan cairan yang memiliki kekentalan tinggi karena

memiliki berat molekul yang tinggi.Penambahan filler dalam jumlah kecil saja menghasilkan

komposit dengan kekakuan yang dapat digunakan secara klinis. Untuk mengatasi masalah

tersebut, monomer yang memiliki kekentalan rendah yang dikenal sebagai pengontrol

kekentalan ditambahkan seperti metil metkrilat (MMA), etilen glikol dimetakrilat (EDMA),

dan trietilen glikol dimetakrilat (TEGDMA) adalah yang paling sering digunakan.

5

Page 6: Makalah Resin Komposit

2.4.2 Partikel Bahan Pengisi (filler)

Penambahan partikel bahan pengisi kedalam resin matriks secara signifikan

meningkatkan sifatnya. Seperti berkurangnya pengerutan karena jumlah resin sedikit,

berkurangnya penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan sifat mekanis

seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi. Faktor-faktor penting lainnya

Yang menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah bahan pengisi yang

ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya, radiopak, dan kekerasan.

2.4.3 Bahan Pengikat (coupling agent)

Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel bahan pengisi dengan resin

matriks. Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin, dan

untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan ini akan berkurang ketika

komposit menyerap air dari penetrasi bahan pengisi resin. Bahan pengikat yang paling sering

digunakan adalah organosilanes (3-metoksi-profil-trimetoksi silane) (Gambar 2).Zirconates

dan titanates juga sering digunakan.

Gambar 2.3-methacryloxypropyltrimethoxysilane.

Fungsi bagi coupling agent adalah:

i. Memperbaiki sifat fisik dan mekanis dari resin

ii. Mencegah cairan dari penetrasi kedalam filler-resin

6

Page 7: Makalah Resin Komposit

Gambar 3. Struktur komposit dengan matriks resin filler dan coupling agent.

2.4.4 Bahan Penghambat Polimerisasi

Merupakan penghambat bagi terjadinya polimerisasi dini.Monomer dimethacrylate

dapat berpolimerisasi selama penyimpanan maka dibutuhkan bahan penghambat

(inhibitor).Sebagai inhibitor, sering digunakan hydroquinone, tetapi bahan yang sering

digunakan pada saat ini adalah monometyhl ether hydroquinone.

2.4.5 Pigmen Warna

Bertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi asli. Zat warna yang

biasa dipergunakan adalah ferric oxide, cadmium black, mercuric sulfide, dan lain-lain.Ferric

oxide akan memberikan warna coklat-kemerahan. Cadmium black memberikan warna

kehitaman dan mercuric sulfide memberikan warna merah.

2.5 Klasifikasi Resin komposit berdasarkan :

2.5.1 Unsur/material penyusun :

Fiber Composite (Komposit Serat) : Serat didalam sebuah matrik

Particulate composite (Komposit Partikel) : Partikel didalam sebuah komposit

Flake composite (Komposit Serpihan): Serpihan dalam matrik

Filled composite : matrik lembaran diisi dengan material kedua

Laminar composite : terdiri dari berlapis-lapis unsur penyusun

1.5.2 Distribusi unsur/material penyusun :

Unidirectional continuous: serat panjang searah/dalam satu arah

7

Page 8: Makalah Resin Komposit

Bidirectional continuous : serat panjang dalam dua arah biasanya tegak lurus satu

sama lain.

Unidirectional discontinuous: serat pendek searah/dalam satu arah

Random discontinuous: serat pendek dengan arah acak.

1.5.3 Matriks yang digunakan :

MMC : Metal Matriks Composite (menggunakan matriks logam)

CMC : Ceramic Matriks Composite (menggunakan matriks ceramic)

PMC : Polymer Matriks Composite (menggunakan matriks polymer)

2.5.4 Berdasarkan Strukturnya :

Laminate

Sandwich

2.5.5 Berdasarkan jenis penguat :

Particulate composite, penguatnya berbentuk partikel

Fibre composite, penguatnya berbentuk serat

Structural composite, cara penggabungan material komposit

8

Page 9: Makalah Resin Komposit

2.5.6 Berdasarkan proses polimerisasi

Chemical cured

Light cured

2.5.7 Berdasarkan ukuran partikel

a. Tradisional (konvensional)

Resin komposit tradisional juga dikenal sebagai resin konvensional. Komposit ini

terdiri dari partikel filler kaca dengan ukuran rata-rata 10-20µm dan ukuran partikelterbesar

adalah 40µm. Terdapat kekurangan pada komposit ini yaitu permukaan tambalan tidak bagus,

dengan warna yang pudar disebabkan partikel filler menonjol keluar dari permukaan seperti

terlihat pada gambar.

Gambar 1.5.7.Partikel filler menonjol keluar permukaan tambalan.

b. Resin komposit microfiller

9

a. Partikel b. Fiber c. struktural

Page 10: Makalah Resin Komposit

Resin mikrofiler pertama diperkenalkan pada akhir tahun 1970, yang mengandung

colloidal silica dengan rata-rata ukuran partikel 0.02µm dan antara ukuran 0.01-0.05µm.

Ukuran partikel yang kecil dimaksudkan agar komposit dapat dipolish hingga menjadi

permukaan yang sangat licin. Ukuran partikel filler yang kecil bermaksud bahan ini dapat

menyediakan luas permukaan filler yang besar dalam kontak dengan resin.

c. Resin komposit hybrid

Komposit hibrid mengandung partikel filler berukuran besar dengan rata-rata

berukuran 15-20µm dan juga terdapat sedikit jumlah colloidal silica, dengan ukuran partikel

0.01-0.05µm seperti terlihat pada gambar 3. Perlu diketahui bahawa semua komposit pada

masa sekarang mengandung sedikit jumlah colloidal silica, tetapi tidak mempengaruhi sifat-

sifat dari komposit itu.

Gambar 1.5.7.Struktur komposit hybrid

d. Resin Komposit Partikel Hibrid Ukuran Kecil

Untuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih kecil daripada sebelumnya telah

dilakukan perbaikan metode dengan cara grinding kaca. Ini menyebabkan kepada

pengenalan komposit yang mempunyai partikel filler dengan ukuran partikel kurang

dari 1µm, dan biasanya berukuran 0.1-1.0µm seperti terlihat pada gambar 4, yang

biasanya dikombinasi dengan colloidal silica. Partikel filler berukuran kecil

10

Page 11: Makalah Resin Komposit

memungkinkan komposit dipolish permukaannya sehingga menjadi lebih rata

dibanding partikel filler berukuran besar. Komposit ini dapat mencapai permukaan

yang lebih rata karena setiap permukaan kasar yang dihasilkan dari partikel filler

adalah lebih kecil dari part ikel filler.

Gambar 1.5.7.resin komposit partikel hybrid ukuran kecil

Gambar 1.5.7. Perbandingan ukuran filler

11

Page 12: Makalah Resin Komposit

Table 1.5.7.perbedaan jenis komposit

1.6 Mekanisme Perlekatan Resin Komposit pada Struktur Gigi

Jika sebuah molekul berpisah setelah penyerapan kedalam permukaan dan

Komponen-komponen konstituen mengikat dengan ikatan ion atau kovalen.Ikatan adhesive

yang kuat sebagai hasilnya. Bentuk adhesive ini disebut penyerapan kimia, dan dapat

merupakan ikatan kovalen atau ion.

Selain secara kimia perlekatan pada resin komposit juga terjadi secara mekanis atau

retensi, perlekatan yang kuat antara satu zat dengan zat lainnya bukan gaya tarik menarik

oleh molekul. Contoh ikatan semacam ini seperti penerapan yangmelibatkan penggunaan

skrup, baut atau undercut. Mekanisme perlekatan antara resin komposit dengan permukaan

gigi melalui dua teknik yaitu pengetsaan asam dan pemberian bonding.

2.6.1 Teknik Etsa Asam

Sebelum memasukan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akanditambal

diolesi etsa asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit larut dan hal tersebut

12

Page 13: Makalah Resin Komposit

berpengaruh terhadap hilangnya prisma email dibagian tepi, inti prisma dan menghasilkan

bentuk yang tidak spesifik dari struktur prisma. Kondisi tersebut menghasilkan pori-pori kecil

pada permukaan email, tempat kemana resin akan mengalir bila ditempatkan kedalam

kavitas.

Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan ikatan antara

permukaan email-resin dengan meningkatkan energi permukaan email. Kekuatan ikatan

terhadap email teretsa sebesar 15-25 MPa. Salah satu alasannya adalah bahwa asam

meninggalkan permukaan email yang bersih, yang memungkinkan resin membasahi

permukaan dengan lebih baik. Proses pengasaman pada permukaan email akan meninggalkan

permukaan yang secara mikroskopis tidak teratur atau kasar. Jadi bahan etsa membentuk

lembah dan puncak pada email, yang memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada

permukaan yang tidak teratur tersebut. Resin “tag” kemudian menghasilkan suatu perbaikan

ikatan resin pada gigi.Panjang tag yang efektif sebagai suatu hasil etsa pada gigi anterior

adalah 7-25 µm.

Asam fosfor adalah bahan etsa yang digunakan. Konsentrasi 35 %-50 % adalah tepat,

konsentrasi lebih dari 50 % menyebabkan pembentukan monokalsium fosfat monohidrat pada

permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih lanjut. Asam ini dipasok dalam bentuk

cair dan gel dan umumnya dalam bentuk gel agar lebih mudah dikendalikan. Asam

diaplikasikan dan dibiarkan tanpa diganggu kontaknya dengan email minimal selama 15-20

detik.

Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan dengan

baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih seperti bersalju

menunjukan bahwa etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga tetap bersih dan kering sampai

resin diletakan untuk membuat ikatan yang baik. Karena email yang dietsa meningkatkan

energi permukaan email. Teknik etsa asam menghasilkan penggunaan resin yang sederhana.

13

Page 14: Makalah Resin Komposit

2.6.2 Bahan Bonding

Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga

membasahi permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di dalam dentin dan

akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena matriks resin bersifat

hidrofobik, bahan bonding harus mengandung hidrofilik maupun hidrofobik. Bagian

hidrofilik harus bersifat dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab, sedangkan bagian

hidrofobik harus berikatan dengan restorasi resin.

1. Bahan bonding email

Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia. Email

terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusundari jutaan

kristal hydroksiapatit (Ca10(PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana tersusun secara rapat

sehingga membentuk perisma email secara bersamaan berikatan dengan matriks organik.

Pada peisma yang panjang bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5 µm. Krital

hidroksiapatit bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu tidak

memungkinkan mendapatkan susunan yang sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air

dan material organik.Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang

encer tanpa pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi).

Bahan bonding email dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membasahi

email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan

dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan kemungkinan

membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cendrung meningkatkan

ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada email. Beberapa tahun

terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang sama seperti yang

digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan pada

enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.

14

Page 15: Makalah Resin Komposit

2. Bahan bonding dentin

Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh

panjang gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan matriks

dentin.Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 % materi air.

Didalam matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian dentino enamel

jungsion dan 2-3 mm diujung yang berhubungan dengan pulpa.Jumlah tubuli dentin sekitar

15-20 ribu /mm2didekat dentino enamel junction dan sekitar 45-65 ribu dekat permukaan

pulpa.

Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage atau

kehilangan tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel. Permasalahan

timbul pada resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam pada dentin yang

tidak sempurna dapat melukai pulpa.

1.6.3 Perkembangan Etsa dan Bonding :

1stGeneration :

Surface-active comonomer

N-phenylglycine glycidyl methacrylate (NPG-GMA)

Berkhelasi dengan kalsium gigi -> ikatan kimia tahan air

Bond strength 2-3 MPa

2st Generation :

Clearfill bond system

Material phosphate-ester

Interaksi antara gugus phosphate dengan kalsium pada smear layer

15

Page 16: Makalah Resin Komposit

3rdGeneration :

Phosphoric acid etch before phosphate ester bonding

Kekurangan : bila bonding tidak mengandung komponen hidrofilik -> bond strength

rendah dan inflamasi pulpa.

4thGeneration :

Smear layer harus dihilangkan

Gel etsa yang nantinya dibilas

Fluid bonding agent

Larutan primer yang mengandung monomer hidrofilik dalam ethanol/acethone/air

5thGeneration :

Lebih sederhana

Kombinasi primer-bonding, tapi etsa tetap dipisah

Gambar 1.6.3.etsa dan bonding

16

Page 17: Makalah Resin Komposit

2.7 Mekanisme Pengerasan pada Resin Komposit

Kepadatan yang terbentuk pada resin komposit melalui mekanisme polimerisesi.

Monomer metil metakrilat dan dimetil metakrilat berpolimerisasi dengan mekanisme

pilomerisai tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal bebas dapat berasal dari

aktivitas kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atau sinar) karena komposit gigi

penggunaan langsung biasanya menggunakan aktivasi sinar atau kimia kedua sistem ini akan

dibahas.

2.7.1 Tahap polimerisasi

1) Aktivator : memproduksi radikal bebas

2) Inisiasi : kombinasi radikal bebas dengan unit monomer untuk menciptakan

awal dari rantai.

3) Propagasi : penambahan unit monomer yang terus berlangsung

4) Terminasi : penghentian pertumbuhan rantai.

Gambar 1.7.1. Polimerisasi

2.7.2 Resin komposit yang diaktifkan secara kimia

17

Page 18: Makalah Resin Komposit

Bahan yang diaktifkan secara kimia dipasok dalam dua pasta, satu mengandung

inisiator benzoil peroksida dan lainnya mengandung amine tersier (N,N-dimetil-p-toluidin).

Bila kedua pasta diaduk, amin beraksi dengan benzoil peroksida untuk membentuk radikal

bebas dan polimerisasi tambahan dimulai.Bahan-bahan ini digunakan unntuk restorasi dan

pembuatan inti yang pengerasannya tidak dengan sumber sinar.

Gambar 1.7.2.resin komposit yang diaktifkan secara kimia

2.7.3 Resin Komposit yang diaktifkan dengan sinar

Sistem yang pertama diaktifkan dengan sinar menggunakan sinar ultra violet untuk

merangsang radikal bebas.Dewasa ini, komposit yang diaktifkan dengan sinar ultra violet

telah diganti karna efek cahayanya dapat mengiritasi retina.Sehingga diganti dengan sinar

yang dapat dilihat dengan mata (sinar biru).Yang secara nyata meningkatkan kemampuan

berpolimerisasi lebih tebal sampai 2 mm.

Resin komposit yang mengeras dengan sinar dipasok sebagai pasta tunggal dalam satu

semprit. Radikal bebas pemulai reaksi, terdiri atas molekul foto-inisiator dan aktivator amin,

yang terdapat dalam pasta ini.Bila kedua komponen tidak terpapar oleh sinar, komponen

tersebut tidak bereaksi.Namun, pemamparan terhadapsinar dengan panjang gelombang yang

tepat yaitu 468 nm. Dapat merangsang foto-inisiator dan interaksi dengan amin untuk

membentuk radikal bebas yang mengawali polimerisasi tambahan Fotoinisiator yang umum

digunakan adalah camphoroquinone, yang memiliki penyerapan berkisar 400 dan 500 nm

18

Page 19: Makalah Resin Komposit

yang berada pada region biru dari spektrum sinar tampak. Inisiator ini ada dalam pasta

sebesar 0,2 % berat atau kurang. Juga ada sejumlah aselelator amin yang cocok untuk

berinteraksi dengan camphoroqunone seperti dimetilaminoetil metakrilat 0,15 % berat, yang

ada dalam pasta.

Aturan Penyinaran :

Sumber sinar harus lebih besar dari pada objek yang disinari

Sinar sedekat mungkin dengan objek yang disinari

Penumpatan secara incremental

Dengan ketebalan 2mm

Gambar 1.7.3.teknik penyinaran

19

Page 20: Makalah Resin Komposit

Gambar 1.7.3.resin komposit yang diaktifkan dengan sinar

BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Resin komposit merupakan hasil kombinasi dua atau lebih bahan dengan sifat

yang berbeda ,sehingga hasil akhir merupakan bahan yang memilki sifat-sifat

yang lebih baik dari bahan itu sendiri.

Sifat-sifat Resin Komposit :Tidak mudah larut, Estetis, Tidak peka terhadap,

dehidrasi, Tidak mahal, Relatif mudah untuk dimanipulasi.

Komposisi Resin Komposit: Matrik resin, Bahan pengisi, Bahan pengikat,

Penghambat polimerisasi, Bahan pewarna.

20