makalah motivasi&insentif

31
MOTIVASI GURU SMP DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR MELAKUKAN PENELITIAN TIDNAKAN KELAS TERGANJAL ISENTIF: BENARKAH? Sa’adah, S.Pd.Kn (Pengawas SMP) Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Timur, NTB [email protected] ABSTRAK Diberlakukannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, yang mempersyaratkan sejumlah angka kredit dari unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovtif bagi guru dengan pangkat/golanga mulai dari III/b ke atas, tidak serta- merta memotivasi guru-guru untuk menerapkan kerangka ilmiah dalam pemecahan masalah pembelajaran. Salah satu alasan yang mengemuka adalah ”insentif” yang diterima tidak jauh berbeda antara guru-guru yang pangkat/golongannya setinggkat lebih tinggi dengan guru- guru yang pangkat/golongannya setingkat lebih rendah. Makalah ini mengupas hasil penelitian yang menyelidiki benar-tidaknya isue yang menganggap bahwa factor “insentif” sebagai salah satu penyebab rendahnya motivasi guru melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sampel sekolah (SMP) dipilih secara sengaja dengan mengambil lima sekolah yang ≥ 90% gurunya berkualifikasi S1. Dari tiap-tiap sekolah diambil 20 – 30 responden sehingga total responden mencapai 132 orang. Motivasi guru melakukan PTK diukur dengan instrumen Attention- Relevance-Confidence-Satisfaction yang diadopsi dari angket motivasi belajar model Killer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada indikasi kalau motivasi guru melakukan PTK terganjal insentif. 30,56% (rata-rata) responden menyatakan kurang tertarik dan 24,70% menyatakan ragu-ragu melakukan PTK yang disebabkan oleh faktor insentif. Hanya 44,75% saja responden (guru) yang menyatakan keinginannya ber-PTK walaupun tanpa iming- iming insentif. Selain itu factor “kemampuan” juga berindikasi lebih kuat mengurangi motivasi guru melakukan 1

Upload: adesaadah

Post on 12-Apr-2017

161 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah motivasi&insentif

MOTIVASI GURU SMP DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR MELAKUKAN PENELITIAN TIDNAKAN KELAS TERGANJAL ISENTIF:

BENARKAH?

Sa’adah, S.Pd.Kn (Pengawas SMP)Dinas Dikpora Kabupaten Lombok Timur, NTB

[email protected]

ABSTRAK

Diberlakukannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, yang mempersyaratkan sejumlah angka kredit dari unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovtif bagi guru dengan pangkat/golanga mulai dari III/b ke atas, tidak serta-merta memotivasi guru-guru untuk menerapkan kerangka ilmiah dalam pemecahan masalah pembelajaran. Salah satu alasan yang mengemuka adalah ”insentif” yang diterima tidak jauh berbeda antara guru-guru yang pangkat/golongannya setinggkat lebih tinggi dengan guru-guru yang pangkat/golongannya setingkat lebih rendah. Makalah ini mengupas hasil penelitian yang menyelidiki benar-tidaknya isue yang menganggap bahwa factor “insentif” sebagai salah satu penyebab rendahnya motivasi guru melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sampel sekolah (SMP) dipilih secara sengaja dengan mengambil lima sekolah yang ≥ 90% gurunya berkualifikasi S1. Dari tiap-tiap sekolah diambil 20 – 30 responden sehingga total responden mencapai 132 orang. Motivasi guru melakukan PTK diukur dengan instrumen Attention-Relevance-Confidence-Satisfaction yang diadopsi dari angket motivasi belajar model Killer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada indikasi kalau motivasi guru melakukan PTK terganjal insentif. 30,56% (rata-rata) responden menyatakan kurang tertarik dan 24,70% menyatakan ragu-ragu melakukan PTK yang disebabkan oleh faktor insentif. Hanya 44,75% saja responden (guru) yang menyatakan keinginannya ber-PTK walaupun tanpa iming-iming insentif. Selain itu factor “kemampuan” juga berindikasi lebih kuat mengurangi motivasi guru melakukan PTK. 79.55% responden mengaku pemahamannya terhadap konsep dan tata-cara melakuknan PTK belum optimal. Sedangkan factor “motiv” dan “harapan” tidak terbukti secara signifikan mengurangi motivasi guru melakukan PTK

Kata kunci: motivasi, PTK, insentif, kemampuan, motif, harapan.

1

Page 2: Makalah motivasi&insentif

PENDAHULUAN

Dalam pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional juga ditegaskan: “Pendidik (dalam hal ini guru)

merupakan tenaga profesioanal yang bertugas merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pelatihan dan

pembimbingan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, ...”.

Menindaklanjuti ketentuan di atas, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi mengeluarka peraturan Nomor 16 Tahun 2009 tentang

Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya. Dalam ketentuan tersebut dijelaskan

bahwa guru yang akan naik pangkat mulai dari III/b ke atas berkewajiban

mengumpulkan angak kredit yang berasal dari sub unsur publikasi ilmiah yang antara

lain dengan melakukan penelitian.

Dengan kemampuan melakukan penelitian, khususnya penelitian tindakan

kelas (PTK), lebih diyakini guru-guru memiliki landasan keilmuan yang mapan

dalam melaksanakan tugasnya, baik dalam merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pelatihan dan pembimbingan

peserta didik. PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru

melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis serta membiasakan guru untuk menulis

dan membuat catatan terkait kinerjanya.

Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian

refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial

(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan

demikian akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai upaya

memperbaiki praktik atau tindakan dan situasi di mana tindakan tersebut

dilaksanakan.

Uraian di atas mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area

yaitu; (1) memperbaiki praktik atau tindakan; (2) pengembangan profesional dalam

arti meningkatkan pemahaman para guru akan ”kemengapaan” tindakannya; serta (3)

memperbaiki keadaan atau situasi dimana tindakan tersebut dilaksanakan.

Artinya, PTK merupakan jenis penelitian yang paling tepat bagi guru, selain

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang kemudian akan berdampak pada

peningkatan kualitas pendidikan. PTK merupakan kegiatan yang tidak saja berupaya

2

Page 3: Makalah motivasi&insentif

memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiah atas pemecahan

masalah.

Meski demikian, dengan berbagai alasan belum banyak guru yang

menerapkan langkah-langkah penelitian untuk memecahkan berbagai permasalahan

pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan guru-guru dari berbagai jenjang sekolah,

terungkap bahwa, selain kurang paham tentang konsep dan tata cara melakukan PTK,

mereka juga dihantui oleh mahalnya biaya, waktu, tenaga yang harus dikeluarkan

untuk menyelesaikan PTK. Bahkan ada guru (termasuk) pengawas sekolah yang

notabene merupakan wakil pemerintah mengatakan: “untuk apa penelitian-penelitian,

toh kalau naik pangkat kenaikan gaji hanya 100-an ribu rupiah malah kurang.

Wacana pemberian sanksi bagi guru-guru yang tidak naik pangkat dalam kurun

waktu tertentu juga tidak pernah ada”. Ujung-ujungnya, kesalahan cenderung di

arahkan ke siswa atas berbagai masalah pembelajaran yang terjadi di kelas dan pada

akhirnya kualitas hasil belajar siswalah yang menjadi “taruhannya”.

Artinya (maaf) jika dirumuskan secara negative, ada indikasi bahwa faktor

“insentif” menjadi bahan pertimbangan bagi sebagain guru untuk melakukan

penelitian tindakan.

Adalah sebuah keniscayaan jika seseorang mengharapkan “insentif” berupa

tambahan penghasilan yang memadai atas kinerjanya. Akan tetapi haruskah motivasi

guru-guru melakukan penelitian tindakan untuk peningkatan keprofesiannya secara

berkelanjutan masih terganjal insentif? Bukankan Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen telah menjamin bahwa “guru berhak memperoleh

penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial,

meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa

tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan

yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip

penghargaan atas dasar prestasi”.

Menurut para ahli, motivasi merupakan bagian terpenting dalam setiap

kegiatan (termasuk dalam melakukan PTK) dan tanpa motivasi bisa dikatakan tidak

akan ada kegiatan yang berarti. Callahan and Clark (1988) menjelaskan, motivasi

adalah tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan

3

Page 4: Makalah motivasi&insentif

tertentu. Hersey dan Blanchard (1989) melihat motivasi sebagai kekuatan yang

mendorong seseorang melakukan sesuatu kegiatan.

Sementara Kerlinger, N. Fred dan Elazar J. Pedhazur (1987) dalam Cut

Zurnali (2004) menyatakan bahwa variabel motivasi terdiri atas tiga hal yaitu: 1)

Motif atas kebutuhan dari pekerjaan (Motive); 2) Pengharapan atas lingkungan kerja

(Expectation); serta 3) Kebutuhan atas imbalan (Insentive). Hal senada di kemukakan

Atkinson (William G Scott, 1962: 83), memandang bahwa motivasi merupakan hasil

penjumlahan dari fungsi-fungsi motive, harapan dan insentif (Atkinson views

motivation strengh in the form of an equattion-motivation = f (motive + expectancy

+ incentive).

Insentif adalah peransang yang diberikan untuk meningkatkan gairah kerja

seseorang. Menurut Robert Dubin (1988), “incentive are the inducement placed the

course of an going activities, keeping activities toward directed one goal rather than

another”. Arti pendapat ini kurang lebih, “insentif adalah perangsang yang

menyebabkan berlangsungnya kegiatan, serta memelihara kegiatan agar mengarah

kepada satu tujuan yang lebih baik dari yang lain”. Morris S. Viteles (1973: 76)

merumuskan insentif sebagai keadaan yang membangkitkan kekuatan dinamis

individu, atau persiapan-persiapan dari pada keadaan yang mengantarkan dengan

harapan dapat mempengaruhi atau merubah sikap atau tingkah laku orang-orang.

Secara lebih lengkap Viteles menyatakan : incentive are situasions which function in

arousing dynamis forces in the individual, or managements of conditions introduced

with the expectation of influencing or altering the behavior of people.

Mencermati hasil wawacara dengan guru-guru yang kemudian

diakomodasikan dengan variable motivasi sebagaimana dikemukakan para ahli di

atas, maka bukan tidak mungkin motivasi guru-guru melakukan PTK terganjal oleh

insentif. Meski demikian, benar-tidaknya issue tersebut tentu perlu dikaji lebih jauh

sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabjan secara ilmiah.

Makalah ini menyajikan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengungkap

benar-tidaknya isue yang menganggap bahwa factor “insentif” sebagai penyebab

rendahnya motivasi guru melakukan PTK, ataukah karena factor lain seperti

kemampuan, motif dan harapan.

4

Page 5: Makalah motivasi&insentif

TUJUAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Secara umum, penelitian ini bertujuan memeroleh informasi yang lebih

komprehensif tentang benar-tidaknya issu yang menganggap bahwa motivasi guru

melakukan PTK terganjal insentif.

Data dikumpulkan melalui kuesioner (angket) dan wawancara. Salah satu

instrumen yang sering digunakan untuk mengukur tingkat motivasi (belajar)

seseorang adalah model ARCS (Attention, Relenvace, Confidence, Satisfaction),

yang dikembangkan John Keller pada tahun 1987. Instrumen ini kemudian diadopsi,

dikembangkan, dan diadaptasi dengan mengakomodasi berbagai teori motivasi dan

insentif, sehingga ditemukan 30 pernyataan dengan menggunakan skala likert (1, 2,

3, 4, 5). Dari 30 pernyataan tersebut, 50% terkait dengan aspek insentif dan 50%

lainnya (sebagai pembanding) terkait dengan aspek kemampuan, motif atas

kebutuhan dari pekerjaan, serta harapan atas lingkungan kerja.

Apakah motivasi guru melakukan penelitian tindakan terganjal insentif

(Insentif) ataukah terganjal factor lain seperti kemampuan melakukan PTK

(Kemampuan), motif atas kebutuhan dari pekerjaan (Motif), ataukah pengharapan

atas lingkungan kerja (Harapan), dapat diketahui dari skor yang diperoleh pada

pengisian ARCS.

Berikut disajikan tabel kisi-kisi angket motivasi melakukan PTK dengan

memasukan aspek Insentif (I) sebagai variabel utama, dan aspek kemampuan (K),

motif (M), dan harapan (H) sebagai variable pembanding.

Tabel 1 Kisi-kisi Angket Motivasi dengan Model IKMH

Indikator Motivasi Aspek Pernyataan/Nomor Jml Pernyataan (+ & -)Positif Negatif

Attention

(Perhatian)

Insentif 15,18 3 3

Kemampuan - 2 1

Motif 8 - 1

Harapan 28 - 1

Relevance

(Kegunaan)

Insentif 5, 30 29 2

Kemampuan - - -

Motif 12,21 - 2

Harapan 13 25 2

Confidence Insentif 17 11,14 3

5

Page 6: Makalah motivasi&insentif

Indikator Motivasi Aspek Pernyataan/Nomor Jml Pernyataan (+ & -)Positif Negatif

(Rasa Percaya Diri)

Kemampuan 1 7 2

Motif 4 - 1

Harapan 9, 26 - 3

Satisfaction

(Kepuasan)

Insentif 6 10,16,20, 23, 24

6

Kemampuan 27 - 1

Motif 22 - 1

Harapan - 19 1

Total jumlah pernyataan dalam angket motivasi 30

Keterangan:

1. Pernyataan nomor 3, 5, 6, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 23, 24, 29, dan 30

adalah angket motivasi guru melakukan PTK dilihat dari sisi “Insentif”.

Pernyataan nomor 3, 10, 11, 14, 16, 20, 23, 24, 29 adalah pernyataan

negative, dan nomor 5, 6, 15, 17, 18, 30 adalah pernyataan positif. Pernyataan

positif mengindikasikan bahwa ada atau tidak ada insentif (tambahan

penghasilan) guru tetap akan melakukan PTK. Sedangkan pernyataan

negative mengandung makna bahwa guru akan melakukan PTK jika ada

insentif.

2. Pernyataan nomor 1, 2, 7, dan 27 merupakan angket motivasi guru melakukan

PTK dilihat dari sisi “Kemampuan”. Pernyataan nomor 1 dan 7 adalah

pernyataan negative, dan nomor 2 dan 27 adalah pernyataan positif.

3. Pernyataan nomor 4, 8, 12, 21, dan 22 merupakan angket motivasi guru

melakukan PTK dilihat dari sisi “motif atas kebutuhan pekerjaan”. Semuanya

pernyataan positif.

4. Pernyataan nomor 9, 13, 19, 25, 26 dan 28 merupakan angket motivasi guru

melakukan PTK dilihat dari sisi “harapan lingkungan kerja” Pernyataan

nomor 19 dan 25 adalah pernyataan negative, dan nomor 9, 13, 26, dan 28

adalah pernyataan positif.

Bobot skor untuk masing-masing pernyataan sikap adalah sebagai berikut:

6

Page 7: Makalah motivasi&insentif

SS : Sangat Setuju (bobot skor 5 kalau pernyataan positif dan 1 kalau

negatif)

S : Setuju (bobot skor 4 kalu pernyataan positif dan 2 kalau negatif)

R : Ragu-ragu (bobot skor 3 kalau pernyataan positif dan 3 kalu

negative)

TS : Tidak Setuju (bobot skor 2 kalau pernyataan positif dan 4 kalau

negatif)

STS : Sangat Tidak setuju (bobot skor 1 kalau pernyataan positif dan 5

kalau negatif)

Proses analisis data per pernyataan menggunakan rumus sebagai berikut:

N = Jumlah peserta per bobot skor

JR = Jumlah Responden Seluruhnya

Interpreatsi skor ARCS model IKMH yang diterapkan adalah dengan

menghitung skor rata-rata gabungan dari kriteria positif dan negatif tiap idikator

motivasi, kemudian menentukan katagorinya dengan ketentuan skor rata-rata sebagai

berikut.

Tabel 2 Interpretasi Skor ARCS Model IKMH

Sokr Kategori Motivasi

1.00 – 1.49 Tidak Baik

1.50 – 2.49 Kurang Baik

2.50 – 3.49 Cukup/Ragu-ragu

3.50 – 4.49 Baik

4.50 – 5.00 Amat Baik

Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Motivasi&oldid=5439481 dan http://penelitiantindakan.blogspot.com/

Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan ketentuan sebagai berikut:

7

Kategori Motivasi= N (1+2+3+4+5 )JR

Page 8: Makalah motivasi&insentif

1. Sekolah dipilih secara sengaja (purposive) dengan mengambil lima sekolah

(SMP) yang ≥ 90% gurunya berkualifikasi S1. Dari tiap-tiap sekolah diambil

20 – 30 responden sehingga total responden mencapai minimal 100 orang.

2. Dari total rsponden yang dipilih, minimal 50% berpangkat/golongan IV/a,

dan 50% lainnya dari berbagai jenjang kepangkatan dan golongan (III/a s.d III/d).

Hal ini dilakukan untuk memberikan peluang jawaban yang lebih

komprehensif terkait motivasi guru menerapkan kerangka PTK dalam

pemecahan masalah pembelajaran. Di samping itu guru-guru dengan

pangkat/golongan golangan IV/a tidak asing dengan Keutusan Meneteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional

Guru dan Angka Kreditnya yang mempersyaratkan minimal 12 angak kredit

dari unsure pengembangan profesi bagi guru yang akan naik pangkat ke IV/b

dan seterusnya ke atas.

Distribusi responden. Pengumpulan data dilakukan pada minggu ke-2 bulan

Februari s.d minggu ke-4 bulan Maret 2012. Total responden dalam penelitian ini

mencapai 132 orang guru yang berasal dari SMP Negeri 2 Sikur (17 orang), SMP

Negeri 1 Wanasaba (28 orang), SMP Negeri 2 Selong (30 orang), SMP Negeri 1

Masbagik (30 orang) dan SMP Negeri 1 Terara (27 orang). Persentase responden

dengan jabatan guru madya pangkat/golongan IV/a mencapai 95 orang (72%), dan

guru Pertama & guru Madya mencapai 37 orang (28%). Persentase responden yang

memiliki kualifikasi S1 mencapai 99%. Pengalaman mengajar responden dibagi

dalam tiga ketegori yaitu: ˂ 10 tahun, 10 s/d 20 tahun, dan ˃ 20 tahun.

Tabel 3 Sebaran Responden Guru Berdasarkan Jenjang Jabatan dan

Pengalaman Mengajar

Jenjang Jabatan Responden

Pengalaman Mengajar

Jumlah Responden Total RespondenN %

Guru Pertama & Guru

Muda (III/a s/d

III/d)

˂ 10 tahun 25 67.57

37

10 – 20 tahun 12 32.43

˃ 20 tahun 0 0

Guru Madya (IV/a) ˂ 10 tahun 0 0 95

10 – 20 tahun 32 33.68

8

Page 9: Makalah motivasi&insentif

Jenjang Jabatan Responden

Pengalaman Mengajar

Jumlah Responden Total RespondenN %

˃ 20 tahun 63 66.32

Total Responden

˂ 10 tahun 25 18.94

13210 – 20 tahun 44 33.33

˃ 20 tahun 63 47.73

Keterangan:

Pengambilan respoden dari berbagai jenjang jabatan dan pengalaman

mengajar lebih dimaksudkan untuk penjaringan data yang lebih komprehensif, serta

“berjaga-jaga” terkait kemungkinan adanya perbedaan motivasi yang signifikan dari

guru-guru dengan jenjang jabatan maupun pengalaman mengajar yang berbeda

tersebut.

9

Page 10: Makalah motivasi&insentif

HASIL DAN PEMBHASAN

1. Rekapitulasi Perolehan Skor dan Nilai Motivasi Guru Melakukan PTK dari Sisi Insentif

Tabel 4 Rekapitulasi Perolehan Skor Motivasi Guru Melakukan PTK dari Sisi Insentif

Jumlah Responden Per Jenjang Per Bobot Skor Total

Semua Jenjang

NoGuru Madya Gr Pertama&Guru Muda Total Res Per bobot skor % responden per bobot skor

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 53 13 45 26 8 3 5 20 9 3 0 132 18 65 35 11 3 13,64 49,24 26,52 8,33 2,27

5 0 11 11 64 9 0 7 5 20 5 132 0 18 16 84 14 0,00 13,64 12,12 63,64 10,616 0 6 13 60 16 0 1 9 19 8 132 0 7 22 79 24 0,00 5,30 16,67 59,85 18,1810 2 8 10 44 31 1 7 7 18 4 132 3 15 17 62 35 2,27 11,36 12,88 46,97 26,52

11 6 21 35 26 7 3 11 13 10 0 132 9 32 48 36 7 6,82 24,24 36,36 27,27 5,30

14 12 47 28 7 1 3 22 8 4 0 132 15 69 36 11 1 11,36 52,27 27,27 8,33 0,76

15 0 4 18 69 4 0 5 8 22 2 132 0 9 26 91 6 0,00 6,82 19,70 68,94 4,5516 5 28 19 26 17 2 24 3 7 1 132 7 52 22 33 18 5,30 39,39 16,67 25,00 13,64

17 3 7 47 35 3 1 4 16 15 1 132 4 11 63 50 4 3,03 8,33 47,73 37,88 3,0318 3 16 38 34 4 0 8 19 10 0 132 3 24 57 44 4 2,27 18,18 43,18 33,33 3,0320 3 13 15 52 12 0 12 8 16 1 132 3 25 23 68 13 2,27 18,94 17,42 51,52 9,85

23 2 39 14 32 8 0 19 7 10 1 132 2 58 21 42 9 1,52 43,94 15,91 31,82 6,82

24 0 38 24 32 1 1 17 12 7 0 132 1 55 36 39 1 0,76 41,67 27,27 29,55 0,76

29 10 42 28 13 2 2 24 7 4 0 132 12 66 35 17 2 9,09 50,00 26,52 12,88 1,52

30 1 13 19 52 10 0 8 13 16 0 132 1 21 32 68 10 0,76 15,91 24,24 51,52 7,58

Persentase Rata-rata 3,94 26,62 24,70 37,12 7,63

Total 30,56 24,70 44,75

10

Page 11: Makalah motivasi&insentif

Tabel 5 Rekapitulasi Nilai Motivasi Guru Melakukan PTK dari Sisi Insentif

Total nilai per pernyataan sikap Rata-rata Nilai

KategoriNo

Guru Madya Gr Pertama & Guru Muda1 2 3 4 5 Σ Nilai 1 2 3 4 5 Σ Nilai

3 13 90 78 32 15 228 2,40 5 40 27 12 0 84 2,27 2,34 Kurang Baik5 0 22 33 256 45 356 3,75 0 14 15 80 25 134 3,62 3,68 Baik6 0 12 39 240 80 371 3,91 0 2 27 76 40 145 3,92 3,91 Baik10 2 16 30 176 155 379 3,99 1 14 21 72 20 128 3,46 3,72 Baik11 6 42 105 104 35 292 3,07 3 22 39 40 0 104 2,81 2,94 Cukup 14 12 94 84 28 5 223 2,35 3 44 24 16 0 87 2,35 2,35 Kurang Baik15 0 8 54 276 20 358 3,77 0 10 24 88 10 132 3,57 3,67 Baik16 5 56 57 104 85 307 3,23 2 48 9 28 5 92 2,49 2,86 Cukup 17 3 14 141 140 15 313 3,29 1 8 48 60 5 122 3,30 3,30 Cukup 18 3 32 114 136 20 305 3,21 0 16 57 40 0 113 3,05 3,13 Cukup 20 3 26 45 208 60 342 3,60 0 24 24 64 5 117 3,16 3,38 Cukup 23 2 78 42 128 40 290 3,05 0 38 21 40 5 104 2,81 2,93 Cukup 24 0 76 72 128 5 281 2,96 1 34 36 28 0 99 2,68 2,82 Cukup 29 10 84 84 52 10 240 2,53 2 48 21 16 0 87 2,35 2,44 Kurang Baik30 1 26 57 208 50 342 3,60 0 16 39 64 0 119 3,22 3,41 Cukup

Rata-rata 3,31 Rata-rata 3,13 3,22 Cukup

11

Page 12: Makalah motivasi&insentif

Menarik untuk diperhatikan bahwa meskipun motivasi guru melakukan PTK dilihat dari sisi insentif secara umum berada pada

kategori CUKUP (3,22) dan 44,75% saja responden (guru) menyatakan keinginannya ber-PTK walaupun tanpa iming-iming insentif,

namun ada beberapa pernyataan yang perlu dijadikan refleksi. Misalnya pernyataan nomor 3, 14, dan 29. Dari pernyataa nomor 3 (tiga) dan

14 terungkap bahwa 62.88% responden (guru) menyatakan “Jika ada bantuan dana, saya pasti akan melakukan PTK”; 63,64% mengakui

“Jika pemerintah memberikan insentif yang memadai, pasti saya akan berusaha melakukan PTK”. Sementara dari pernyataan nomor 29

terungkap bahwa 59,09% responden menyatakan “Jika insentif yang diterima berbeda Rp.500.000.- saja antara yang berhasil melakukan

PTK dengan yang tidak, pasti saya akan berusaha melakukan PTK”. Bahkan dalam sesi wawancara “tidak langsung”, secara gamblang

diungkapkan “Untuk apa repot-repot penelitian, toh perbedaan gaji antara guru dengan pangkat/golongan setingkat lebih tinggi cuma 100-

an ribu rupiah malah kurang”.

Meski demikian terdapat empat pernyataan yang mengagendakan harapan yakni pernyataan nomor 5, 6 dan 25. Dari pernyataan

nomor 5 dan 6 terungkap bahwa 74.25% guru merasakan perlunya melakukan PTK meskipun tidak didukung pendanaan secara khusus dari

pemerintah; 78.03% guru merasa sangat senang mndapatkan tunjangan profesi dan kerena itu mereka menyatakan akan berusaha

melakukan tugasnya di bidang peneitian. Sementara dari pernyataan nomor 25 terungkap bahwa 73.49% responde mengakui perlunya

melakukan penelitian tindakan meskipun penghasilan antara guru dari masing-masing jejang kepangkatan tidak jauh berbeda, serta mereka

menyatakan tidak terpengaruh dengan pendapat sebagian orang yang menganggap bahwa melakukan PTK hanya membuang-buang waktu,

tenaga dan biaya. Lagi pula dilihat dari jawaban masing-masing responden, rata-rata skor 15 item pernyataan (angket motivasi) hanya 8

(delapan) orang dari 132 responden atau hanya 6% saja guru yang memiliki motivasi kurang baik melakukan PTK dilihat dari sisi insentif.

Sementara 34 atau 25,76% memiliki motivasi Baik, dan 90 orang lainnya masih Ragu-ragu.

12

Page 13: Makalah motivasi&insentif

2. Rekapitulasi Perolehan Skor dan Nilai Motivasi Guru Melakukan PTK dari Sisi Kemampuan Melakukan PTK

Tabel 6 Rekapitulasi Perolehan Skor Motivasi Guru Melakukan PTK dari Sisi Kemampuan Melakukan PTK

Rekap Jumlah Responden Per Bobot Skor Total

Semua Jenjang

No Guru Madya Gr Pertama & Guru Muda Σ Res Per bobot skor % responden per bobot skor1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 3 23 34 30 5 2 17 8 9 1 132 5 40 42 39 6 3,79 30,30 31,82 29,55 4,552 7 67 13 7 1 3 28 5 1 0 132 10 95 18 8 1 7,58 71,97 13,64 6,06 0,767 13 57 9 15 1 4 20 2 11 0 132 17 77 11 26 1 12,88 58,33 8,33 19,70 0,7627 0 1 1 68 25 0 0 5 22 10 132 0 1 6 90 35 0,00 0,76 4,55 68,18 26,52

Persentase Rata-rata 6,06 40,34 14,58 30,87 8,14Total 46,40 14,58 39,02

Tabel 7 Rekapitulasi Perolehan Nilai Motivasi Guru Melakukan PTK dari Sisi Kemampuan Melakukan PTK

Total nilai per pernyataan sikap Rata-rata Nilai

KategoriNo Guru Madya Gr Pertama & Guru Muda1 2 3 4 5 Σ Nilai 1 2 3 4 5 Σ Nilai

1 3 46 102 120 25 296 3,12 2 34 24 36 5 101 2,73 2,92 Cukup 2 7 134 39 28 5 213 2,24 3 56 15 4 0 78 2,11 2,18 Kurang Baik7 91 114 27 60 5 297 3,13 4 40 6 44 0 94 2,54 2,83 Cukup 27 0 2 3 272 125 402 4,23 0 0 15 88 50 153 4,14 4,18 Baik

Rata-rata 3,18 Rata-rata 2,88 3,03 Cukup

13

Page 14: Makalah motivasi&insentif

Tidak jauh berbeda dengan motivasi guru melakukan PTK yang terindikasi terkendala insentif, motivasi guru melakaukan PTK

ternyata terkendala juga oleh kemampuan melakaukan PTK. Walaupun kategori motivasi guru dilihat dari sisi insentif dan kemampuan

sama-sama berada pada kategori CUKUP yakni 3,22 dan 3,03, namun faktor kemampuan tampaknya lebih kuat mempengaruhi rendahnya

motivasi guru melakaukan PTK. Dari tabel 7 (pernyatanaan sikap nomor 2) terlihat bahwa 79,55% responden mengakui bahwa

“pemahamannya terhadap konsep dan tata-cara melakuknan PTK masih kurang”. Padahal 94,70% responden menyatakan “akan senang

sekali jika mampu melaksanakan PTK untuk pemecahan masalah pembelajaran, apalagi berhasil menyelesaikan laporan pelaksanaannya”.

3. Rekapitulasi Perolehan Skor dan Nilai Motivasi Guru Melakukan PTK dari Sisi Motif atas Kebutuhan Pekerjaan

Tabel 8 Rekapitulasi Perolehan Skor Motivasi Guru Melakukan PTK dari Sisi Motiv atas Kebutuhan Pekerjaan

N0Jenjang Jabatan Total

Semua JenjangGr Madya GR Muda&Pra Σ Res Per bobot skor % responden per bobot skor

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 54 1 3 24 51 16 2 2 6 25 2 132 3 5 30 76 18 2,27 3,79 22,73 57,58 13,648 1 3 8 62 21 7 4 3 21 2 132 8 7 11 83 23 6,06 5,30 8,33 62,88 17,4212 0 8 17 63 7 1 5 4 26 1 132 1 13 21 89 8 0,76 9,85 15,91 67,42 6,0621 0 1 5 70 19 0 2 1 32 2 132 0 3 6 102 21 0,00 2,27 4,55 77,27 15,9122 5 33 20 30 7 2 13 11 9 2 132 7 46 31 39 9 5,30 34,85 23,48 29,55 6,82

Persentase Rata-rata 2,88 11,21 15,00 58,94 11,97Total 14,09 15,00 70,91

14

Page 15: Makalah motivasi&insentif

Tabel 9 Motivasi Guru Melakukan PTK dari Sisi Motiv atas Kebutuhan Pekerjaan

Total nilai per pernyataan sikapRata-rata

Nilai KategoriNo Guru Madya Gr Pertama & Guru Muda1 2 3 4 5 Σ Nilai 1 2 3 4 5 Σ Nilai

4 1 6 72 204 80 363 3,82 2 4 18 100 10 134 3,62 3,72 Baik8 1 6 24 248 105 384 4,04 7 8 9 84 10 118 3,19 3,62 Baik12 0 16 51 252 35 354 3,73 1 10 12 104 5 132 3,57 3,65 Baik21 0 2 15 280 95 392 4,13 0 4 3 128 10 145 3,92 4,02 Baik22 5 66 60 120 35 286 3,01 2 26 33 36 10 107 2,89 2,95 Cukup

Rata-rata 3,75 Rata-rata 3,44 3,59 Baik

4. Rekapitulasi Perolehan Skor dan Nilai Motivasi Guru Melakukan PTK dari Sisi Harapan Lingkungan Kerja

Tabel 10 Rekapitulasi Perolehan Skor Motivasi Guru Melakukan PTK dari Sisi Pengharapan Lingkungan Kerja

N0Jenjang Jabatan Total

Semua JenjangGr Madya GR Muda&Pra Σ Res Per bobot skor % responden per bobot skor

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 59 1 0 5 62 27 0 3 2 25 7 132 1 3 7 87 34 0,76 2,27 5,30 65,91 25,7613 1 0 8 66 20 0 0 5 29 3 132 1 0 13 95 23 0,76 0,00 9,85 71,97 17,4219 6 13 6 49 21 5 10 3 17 2 132 11 23 9 66 23 8,33 17,42 6,82 50,00 17,4225 3 17 7 58 10 0 13 8 16 0 132 3 30 15 74 10 2,27 22,73 11,36 56,06 7,5826 1 12 14 59 9 1 7 8 19 2 132 2 19 22 78 11 1,52 14,39 16,67 59,09 8,3328 1 18 18 50 8 2 7 10 16 2 132 3 25 28 66 10 2,27 18,94 21,21 50,00 7,58

Persentase Rata-rata 2,65 12,63 11,87 58,84 14,02Total 15,28 11,87 72,85

15

Page 16: Makalah motivasi&insentif

Tabel 11 Nilai Motivasi Guru Melakukan PTK dari Sisi Pengharapan Lingkungan Kerja

Total nilai per pernyataan sikap Rata-rata Nilai

KategoriNo Guru Madya Gr Pertama & Guru Muda1 2 3 4 5 Σ Nilai 1 2 3 4 5 Σ Nilai

9 1 0 15 248 135 399 4,20 0 6 6 100 35 147 3,97 4,09 Baik13 1 0 24 264 100 389 4,09 0 0 15 116 15 146 3,95 4,02 Baik19 6 26 18 196 105 351 3,69 5 20 9 68 10 112 3,03 3,36 Cukup 25 3 34 21 232 50 340 3,58 0 26 24 64 0 114 3,08 3,33 Cukup 26 1 24 42 236 45 348 3,66 1 14 24 76 10 125 3,38 3,52 Baik28 1 36 54 200 40 331 3,48 2 14 30 64 10 120 3,24 3,36 Cukup

Rata-rata 3,79 Rata-rata 4,13 3,96 Baik

Dilihat dari sisi motif atas kebutuhan pekerjaan serta pengharapan lingkungan kerja, rata-rata guru memiliki motivasi yang BAIK

untuk melakukan PTK yakni 3,59 dan 3,96. Bahakan dari tabel 8 nomor 21 dapat dilihat bahwa 93,18% menyadari bahwa PTK merupakan

bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis. sementara itu 89,39 responden

menyatakan bahwa “sekecil apapun waktu, tenaga dan biaya yang dikorbankan untuk penelitian tindakan, akan sangat berharga bagi

peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran”. Hal ini merupakan peluang berharga bagi lahirnya kebijakan yang mampu

mewujudkan sikap positif para guru terhadap upaya-upaya pengembangan profesi melalui kerangka ilmiah seperti PTK. Selain itu 91,67

responden mengakui “memiliki informasi yang menunjukkan bahwa melakukan PTK sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas

pembelajaran”.

16

Page 17: Makalah motivasi&insentif

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Ada indikasi bahwa faktor insentif menjadi pertimbangan bagi sebagian

guru untuk melakukan PTK. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa

30,56% (rata-rata) responden menyatakan kurang tertarik dan 24,70%

menyatakan ragu-ragu melakukan PTK yang disebabkan oleh faktor

insentif. Hanya 44,75% saja responden (guru) yang menyatakan

keinginannya ber-PTK walaupun tanpa iming-iming insentif.

2. Motivasi guru melakukan PTK tidak saja terkendala faktor insentif. faktor

kemampuan juga ditengarai sebagai penyebabnya. 79,55 responden

menyatakan bahwa pemahamannya tentang tata cara dan prosedur

melakukan PTK masih kurang.

3. Faktor motiv atas kebutuhan pekerjaan serta pengharapan lingkungan

kerja yang sempat diduga berkontribusi terhadap rendahnya motivasi guru

melakukan PTK ternyata tidak terbukti secara signifikan, karena motivasi

guru dilihat di kedua sisi tersebut berada pada kategoti BAIK yakni

masing-masing 3,59 dan 3,96.

B. Saran

1. Saran bagi Para Penentu Kebijakan:

a. Berdsarkan data pada tabel 4 (empat), 62.88% responden menyatakan

“Jika ada bantuan dana, pasti akan melakukan PTK”; 63,64% mengakui

“Jika pemerintah memberikan insentif yang memadai, pasti akan

berusaha melakukan PTK”; dan 59,09% responden menyatakan “Jika

insentif yang diterima berbeda Rp.500.000.- saja antara yang berhasil

melakukan PTK dengan yang tidak, pasti akan berusaha melakukan

PTK”. Bahkan dalam sesi wawancara secara gamblang diungkapkan

“Untuk apa repot-repot penelitian, toh perbedaan gaji antara guru dengan

pangkat/golongan setinkat lebih tinggi cuma 100-an ribu rupiah malah

kurang”. Oleh karena itu, ada baiknya pemerintah mempertimbangkan

sistem penggajian yang lebih “memikat” bagi guru-guru dengan jenjang

kepangkatan yang berbeda.

17

Page 18: Makalah motivasi&insentif

b. Efektif pemberlakukan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Refomasi Birokrasi Nomr 16 Tahun 2009 tentang Jabatan

Fungsional Guru sudah di depan mata. Namun masih banyak (79,55)

guru yang menyatakan pemahamannya tentang tata cara dan prosedur

melakukan PTK masih kurang. Disarankan kepada pemerintah

(khususnya Dinas Dikpora) untuk mengambil kebijakan atau langkah

proaktif sehingga kemampuan dan motivasi guru menerapkan kerangka

ilmiah dalam pemecahan masalah pembelajaran bisa meningkat. Jangan

sampai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (Permenpan) Nomor 16 Tahun 2009 tentnag Jabatan

Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, yang mempersyaratkan nilai dari

unsur publikasi ilmiah bagi guru yang akan naik pangkat/golongan ke

jenjang berikutnya mulai dari pangkat/golongan III/b ini, bernasib sama

dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang

mempersyaratkan minimal 12 angak kredit dari unsure pengembangan

profesi bagi guru yang akan naik pangkat ke IV/b dan seterusnya ke atas,

dimana berdasarkan data sampai dengan 31 Desember 2011, jumlah guru

yang berhasil memperoleh SK kenaikan pangkat/golongan IV/b yang

mempersyaratkan minimal 12 angak kredit dari unsure pengembangan

profesi, hanya satu orang dari sekian ribu guru (SMP) yang ada di

kabupaten Lombok Timur.

c. Dilihat dari sisi motif atas kebutuhan pekerjaan, rata-rata guru memiliki

motivasi yang BAIK (3,59) untuk melakukan PTK. Bahakan 93,18%

menyadari bahwa “PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan

profesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis”. Demikian

juga jika dilihat dari sisi pengharapan lingkungan kerja, rata-rata guru

memiliki motivasi yang BAIK (3,96) untuk melakukan PTK. Bahkan

89,39 responden mengakui bahwa “sekecil apapun waktu, tenaga dan

biaya yang dikorbankan untuk penelitian tindakan, akan sangat berharga

bagi peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran”. Oleh karena

itu disarankan kepada pemerintah agar hal ini dijadikan peluang berharga

18

Page 19: Makalah motivasi&insentif

bagi lahirnya kebijakan yang mampu memperkuat motivasi bahkan

“memaksa” para guru untuk melakukan upaya-upaya pengembangan

profesi melalui kerangka ilmiah seperti PTK. Lagi pula 71,21%

responden menyatakan “tertantang dengan aturan kenaikan pangkat yang

mengharuskan adanya angka kredit dari unsure publikasi ilmiah seperti

PTK”. Meskipun 40,15% responden menyatakan ketidaksetujuannya jika

“pemberian sanksi bagi guru yang tidak naik pangkat dalam kurun waktu

tertentu, dilaksanakan secara tegas”.

2. Saran untuk Rekan-rekan Guru

a. PTK merupakan jenis penelitian yang paling tepat bagi guru, selain dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran yang kemudian akan berdampak

pada peningkatan kualitas pendidikan, PTK juga diasumsikan mampu

meningkatkan keprofesian guru secara berkelanjutan. PTK merupakan

kegiatan yang tidak saja berupaya memecahkan masalah, tetapi sekaligus

mencari dukungan ilmiah atas pemecahan masalah. Karena itu,

jadikanlah penelitian tindakan sebagai bagian dari kegiatan Anda sehari-

hari. Waktu, tenaga dan biaya yang dikorbankan untuk penelitian

tindakan, akan sangat berharga bagi kualitas proses dan hasil

pembelajaran.

b. Yakinlah bahwa penelitian tindakan merupakan suatu proses yang akan

menimbulkan dampak positif pada pribadi dan profesi Anda. Penelitian

tindakan merupakan rangkaian pengumpulan data, penyusunan rencana,

pelaksanaan rencana dalam bentuk tindakan, evaluasi dan

penyempurnaan tindakan yang telah dilakukan.

19

Page 20: Makalah motivasi&insentif

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian, Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Bahan Pelatihan untuk Guru.

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik

dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta,

2008. Penelitian Tindakan Kelas

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Motivasi&oldid=5439481 dan

http://penelitiantindakan.blogspot.com/. 14 Agustus 2011

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi

Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya

Suciati dkk, 2003. Belajar dan Pembelajaran 2, Jakarta, Universitas Terbuka

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2004. Landasan Psikologi Pendidikan, Bandung,

Remaja Rosdakarya.

Suryabarata, Sumadi, 1995. Psikologi Pendidikan, Jakarta, Raja Frafindo Persada.

20

Page 21: Makalah motivasi&insentif

21