makalah lidah buaya

12
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Lidah buaya (Aloe vera (L.) Webb.) merupakan tanaman yang telah lama dikenal di Indonesia karena kegunaannya sebagai tanaman obat untuk aneka penyakit. Belakangan tanaman ini menjadi semakin populer karena manfaatnya yang semakin luas diketahui yakni sebagai sumber penghasil bahan baku untuk aneka produk dari industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Pada saat ini, berbagai produk lidah buaya dapat kita jumpai di kedai, toko, apotek, restoran, pasar swalayan, dan internet yang kesemuanya mengisyaratkan terbukanya peluang ekonomi dari komoditi tersebut bagi perbaikan ekonomi nasional yang terpuruk dewasa ini. Tanaman lidah buaya meskipun bukan merupakan tanaman asli Indonesia ternyata dapat tumbuh baik di negara kita, bahkan di Propinsi Kalimantan Barat, khususnya di Kota Pontianak, tanaman ini beradaptasi jauh lebih baik daripada di tempat- tempat lainnya. Hal ini diakui oleh pakar lidah buaya mancanegara yang karenanya juga turut menyayangkan bilamana keunggulan komparatif yang dimiliki oleh tanaman ini tidak dimanfaatkan oleh Indonesia. Kepentingan pasar global, setidaknya regional, terhadap lidah buaya Indonesia perlu ditindaklanjuti dengan berbagai program yang mendukung pengembangan komoditi ini dari mulai pembudidayaannya di lahan petani, pengolahan hasilnya menjadi berbagai produk agroindustri, dan pemasaran produk- produk tersebut baik secara domestik maupun global. B. Tujuan untuk mengetahui bagaimana cara teknik budidaya tanaman lidah buaya dan mengetahui manfaat apa saja yang diperoleh dari tanaman lidah buaya.

Upload: andrew-gates

Post on 07-Jan-2017

1.151 views

Category:

Science


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Lidah buaya

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Lidah buaya (Aloe vera (L.) Webb.) merupakan tanaman yang telah lama dikenal

di Indonesia karena kegunaannya sebagai tanaman obat untuk aneka penyakit.

Belakangan tanaman ini menjadi semakin populer karena manfaatnya yang semakin luas

diketahui yakni sebagai sumber penghasil bahan baku untuk aneka produk dari industri

makanan, farmasi, dan kosmetik. Pada saat ini, berbagai produk lidah buaya dapat kita

jumpai di kedai, toko, apotek, restoran, pasar swalayan, dan internet yang kesemuanya

mengisyaratkan terbukanya peluang ekonomi dari komoditi tersebut bagi perbaikan

ekonomi nasional yang terpuruk dewasa ini.

Tanaman lidah buaya meskipun bukan merupakan tanaman asli Indonesia

ternyata dapat tumbuh baik di negara kita, bahkan di Propinsi Kalimantan Barat,

khususnya di Kota Pontianak, tanaman ini beradaptasi jauh lebih baik daripada di tempat-

tempat lainnya. Hal ini diakui oleh pakar lidah buaya mancanegara yang karenanya juga

turut menyayangkan bilamana keunggulan komparatif yang dimiliki oleh tanaman ini

tidak dimanfaatkan oleh Indonesia. Kepentingan pasar global, setidaknya regional,

terhadap lidah buaya Indonesia perlu ditindaklanjuti dengan berbagai program yang

mendukung pengembangan komoditi ini dari mulai pembudidayaannya di lahan petani,

pengolahan hasilnya menjadi berbagai produk agroindustri, dan pemasaran produk-

produk tersebut baik secara domestik maupun global.

B. Tujuan

untuk mengetahui bagaimana cara teknik budidaya tanaman lidah buaya dan

mengetahui manfaat apa saja yang diperoleh dari tanaman lidah buaya.

Page 2: Makalah Lidah buaya

2

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Lidah Buaya

Lidah buaya merupakan tanaman asli Afrika, tepatnya dari Ethiopia. Akan tetapi

banyak berkembang di Yunani dan sudah dikenal sejak abad ke-14 SM. Sekarang daerah

penyebarannya sudah ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Tanaman ini mempunyai

nama yang berbeda di masing-masing wilayah, misalnya Filipina : natau, Malaysia :

jadam, Francis : aloe, Spanyol : sa’villa, India : musabba, Arab : sabbar, Tibet : jelly

leek, dan Indonesia : lidah buaya. Penyebaran lidah buaya di Indonesia dimulai pada

abad ke-17 yang dibawa oleh orang China. Pada awalnya lidah buaya hanya

dimanfaatkan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah dan obat pencuci rambut. Sejak

tahun 1990 mulai dikembangkan secara besar-besaran untuk bahan baku kosmetik,

farmasi, minuman dan makanan.

B. Morfologi

Tanaman lidah buaya terdiri dari akar, batang, daun dan bunga. Akar lidah buaya

merupakan akar serabut yang tumbuh ke samping sepanjang 30 – 40 cm. Akar tersebut

keluar dari batang yang tertimbun tanah. Tinggi tanaman lidah buaya bervariasi sesuai

jenisnya dengan bentuk batang bulat berserat. Pada waktu masih muda batangnya tidak

kelihatan karena tertutup oleh daun yang rapat di sekeliling batang dan sebagian

terbenam dalam tanah. Akan tetapi setelah pelepahnya dipanen beberapa kali batang

tanaman ini akan terlihat jelas (Edi, 2002).

Daun yang berwarna hijau dan bergerigi atau duri di sepanjang tepi daunnya

mempunyai panjang bervariasi sesuai dengan jenisnya. Bentuknya meruncing ke bagian

atas seperti bentuk tombak, mempunyai permukaan yang rata di bagian atas dan cembung

di bagian bawah. Daun lidah buaya banyak mengandung air, oleh karena itu tanaman ini

tergolong pada tanaman sukulen. Bunga lidah buaya tersusun melingkar di ujung tangkai

yang menjulang vertikal. Warna bunga bervariasi tergantung jenisnya, ada yang kuning,

ungu, dan merah tua (Edi, 2002).

Gambar 1. Tanaman Lidah buaya

Page 3: Makalah Lidah buaya

3

C. Jenis lidah buaya

Lidah buaya merupakan tanaman sukulen (banyak mengandung air) yang

termasuk suku Liliaceae. Ada sekitar 350 jenis lidah buaya yang hidup di dunia yang

termasuk suku ini. Akan tetapi yang banyak ditanam hanya beberapa jenis saja,

diantaranya adalah Aloe barbadensis Miller, Aloe ferox Miller, Aloe perryi Baker dan

Aloe chinensis Baker. Dari jenis-jenis tersebut yang paling banyak dimanfaatkan adalah

Aloe barbadensis Miller. Sedangkan lidah buaya yang banyak dikembangkan di

Indonesia terutama di Kalimantan Barat adalah Aloe chinensi Baker.

D. Proses Produksi

Gambar 2. Alur proses produksi lidah buaya.

E. Penyediaan Bibit

Pengadaan bibit diperoleh hanya dengan memisahkan dan mengumpulkan

anakannya yang tumbuh (5-8 batang) di sekeliling tanaman induknya, berukuran kira-

kira sebesar ibu jari. Anakan tersebut kemudian didederkan terlebih dahulu di

pesemaian beratap hingga didapatkan bibit yang selanjutnya diseleksi ukurannya untuk

mendapatkan yang berukuran seragam dan memenuhi syarat (3-4 minggu di

pesemaian, tinggi bibit 10-20 cm). Pupuk kandang atau kompos biasanya digunakan

Page 4: Makalah Lidah buaya

4

untuk menyiapkan bedengan pesemaian yang subur. Pemeliharaan semaian dilakukan

dengan seksama, di antaranya dengan melakukan penyiraman dan pengendalian hama-

penyakit, dan gulmanya apabila diperlukan. Kita dapat pula menyiapkan kebun lidah

buaya yang khusus untuk sumber anakan. Polibag pun bisa digunakan untuk

menggantikan bedengan pesemaian(Edi, 2002).

Bibit lidah buaya dapat pula diperoleh dengan menggunakan stek batang. Namun,

karena batang tanaman ini pendek, tidak banyak bibit yang dapat dihasilkan dari stek

tersebut. Bibit dapat pula diperoleh dari anakan yang tumbuh di sekitar tanaman hasil

peremajaan, yakni yang dipotong batangnya setinggi permukaan tanah.

F. Pencangkulan untuk Penyiapan Bidang Tanam

Tanah dicangkul hingga gembur sebelum dibuat bedengan tanam atau langsung

ditanami dengan lidah buaya. Jika bedengan dibuat, ukurannya disesuaikan dengan

jarak tanam lidah buaya, misalnya berukuran lebar 120 cm dan tinggi 30 cm, dengan

panjang yang tergantung pada kondisi lahan (sesuai dengan panjang lahan). Setelah

pencangkulan selesai, abu bakaran hasil pembukaan lahan atau yang didatangkan dari

luar kebun ditabur merata (1.5 - 2.0 kg/m2) di permukaan bedengan(Gunarto, 2011).

G. Penanaman Bibit

Setelah tanah dicangkul dan diratakan, lubang-lubang tanam sedalam bilah

cangkul (20 cm) dipersiapkan dengan jarak tanam tertentu (misalnya jarak antar

barisan 1 - 1.5 m dan jarak dalam barisan 0.8 - 1.0 m). Demikian pula, lubang-lubang

untuk penyimpanan pupuk dibuat di samping lubang tanam. Kemudian, bibit dipilih

yang paling seragam pertumbuhannya, diambil (berikut tanahnya) dengan hati-hati

dari bedengan persemaian atau dilepaskan berikut tanahnya dari polibag pesemaian,

kemudian diletakkan di dalam lubang tanam yang telah dipersiapkan, dikubur, dan

dipadatkan tanahnya. Banyaknya pupuk dasar yang diberikan adalah 200 kg Urea, 100

kgSP-36 dan 50 kg KCl(Gunarto, 2011).

H. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman mencakup kegiatan penyulaman, penyiraman, pemupukan,

pengendalian hama-penyakit, pengendalian gulma, pembuangan daun-daun yang

busuk, penyobekan, dan pembumbunan tanaman.Penyulaman tanaman dilakukan

Page 5: Makalah Lidah buaya

5

menggunakan bibit yang seumur, yang ditinggalkan di pesemaian untuk tujuan ini.

Penyulaman dilakukan sesegera mungkin jika ada tanaman yang mati, biasanya 1 - 3

minggu setelah tanam agar tidak ada tanaman sulaman yang tertinggal

pertumbuhannya. Kelembaban tanah dipertahankan dengan penyiraman jika dianggap

perlu (tidak turun hujan).

Pemupukan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan

memperbaiki kondisi tanah, sehinga akar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan

menyerap unsur hara dalam jumlah yang cukup. Adapun dosis pupuk yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut(Younsnelly dan Purwanto, 2013) :

No Umur Tanaman Jumlah Pupuk (kg)

Keterangan Urea SP 36 KCl

1

2

3

4

Saat tanam

4 bulan

8 bulan

12 bulan

200

200

200

200

100

-

-

-

50

50

50

50

Per hektar

Per hektar

Per hektar

Per hektar

Cara pemberiannya dikubur di lubang-lubang yang telah dipersiapkan, atau

khusus untuk ureanya dapat pula dilarutkan dahulu dalam air sebelum disiramkan ke

daerah perakaran tanaman (jadi, dalam kasus demikian, tidak perlu dibuat lubang untuk

pemupukan).

Gulma menjadi saingan tanaman lidah buaya dalam memperoleh makanan dan

sinar matahari. Di samping itu, gulma sering menjadi tanaman inang bagi hama dan

penyakit. Gulma dikendalikan dengan herbisida yang sesuai atau dicabut secara manual

sepanjang umur tanaman.

Pembuangan daun-daun yang busuk atau bakal afkir mutunya dilakukan

setidaknya bersamaan waktunya dengan pemanenan untuk menjaga kesehatan tanaman.

Daun-daun busuk dan/atau afkir dapat mencapai 0.5 persen dari hasil panen. Daun busuk

total dibuang ke luar kebun, sedangkan daun afkir (tergolong kelas mutu C) masih dapat

dijual sebagai bahan baku industri olahan rumah tangga. Penyobekan adalah kegiatan

Page 6: Makalah Lidah buaya

6

pemisahan anakan yang tumbuh di sekitar tanaman sejak tanaman berumur 5 - 6 bulan

agar pertumbuhan tanaman induknya tidak terganggu (kerdil). Penyobekan dilakukan

secara hati-hati dengan pisau tajam agar tidak merusak perakaran tanaman induknya.

Hasil sobekan dapat dimanfaatkan untuk sumber bibit, didederkan di pesemaian.

Pembumbunan tanaman dilakukan untuk mengubur batang yang telah tinggi sehingga

tanaman tidak menjadi rebah terbebani oleh daunnya. Pembumbunan dilakukan dengan

memindahkan tanah dari bidang tanah di luar barisan tanaman sedemikian rupa sehingga

bedengan tanam akan terbentuk secara teratur. Bidang tanah antar bedengan selanjutnya

berfungsi sebagai saluran drainase yang terhubungkan ke saluran keliling kebun sehingga

kelebihan air pun dapat dikeluarkan dari kebun(Imi, 2002).

I. Panen

Panen pertama daun lidah buaya dapat dilakukan pada tanaman berumur 8 - 12

bulan tergantung pada keadaan penampakan daunnya, apakah telah memenuhi

persyaratan atau belum. Penampakan daun tersebut dipengaruhi oleh kesuburan tanah:

daun berukuran besar jika tanahnya subur, tetapi kecil jika kesuburan tanah kurang. Daun

yang dipanen adalah 1 - 2 helai yang paling tua, terdapat paling bawah di pohonnya.

Kualifikasi mutu daun yang dapat dipanen ini telah mencapai bobot minimal 0.4 kg

(memenuhi kelas mutu B) (Yohanes, 2005).

Dalam pemanenan daun lidah buaya, cara panen dan kebersihan daun terpanen

harus mendapat perhatian. Pisau yang tajam dipakai untuk menyayat pangkal daun,

selanjutnya daun tersebut diputar sambil dipisahkan dari tanaman induknya. Getah

berwarna kuning kecoklatan dibiarkan mengucur dari bekas sayatan, dijaga agar tidak

mengenai helaian daunnya dengan cara menyimpan daun tersebut miring. Pelukaan daun

karena ketidakhati-hatian saat panen agar dihindari karena hal itu dapat menurunkan

kelas mutunya(Yohanes, 2005).

Gambar 3. Lidah buaya yang sudah panen

Page 7: Makalah Lidah buaya

7

III. PEMBAHASAN

A. Analisis SWOT

Menurut Kurtz (2008), analisis SWOT adalah suatu alat perencanaan

strategikyang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan

kekuatan dankelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari

external. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh analisa SWOT

yaitu sebagai berikut:

1. Strengths/ kekuatan

Apa keuntungan yang dimiliki oleh organisasi/perusahaan anda?

Kemampuan apa yang bisa dilakukan oleh organisasi atau perusahaan

andalebih baik daripada yang bisa dilakukan oleh organisasi atau

perusahaan lain?

Sumber daya unik atau berbiaya apa yang organisasi atau perusahaan

yanganda miliki dan organasi atau perusahaan lain tidak punya?

Apa yang orang lihat dalam pasar anda sebagai kekuatan anda?Faktor

apa saja yang membuat anda bisa mencapai penjualan produk

yangtinggi selama ini?

2. Weakness/kelemahan

Apa yang sebenarnya bisa anda tingkatkan?

Apa yang seharusnya bisa anda hindari?

Apa yang dilihat oleh orang-orang dipasar anda sebagai kelemahan

anda?

Faktor apa saja yang membuat penjualan anda lebih rendah dari orang

lain?

3. Opportunities/ Peluang

Apa peluang bagus yang sedang anda hadapi saat ini?

Trend menarik apa yang sedang menjadi perhatian anda saat ini?

4. Threats/ Ancaman

Apa rintangan yang anda hadapi?

Page 8: Makalah Lidah buaya

8

Apa yang dilakukan oleh kompetitor anda yang seharusnya membuat

andakhawatir?

Apakah spesifikasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan, produk, atau

pelayanananda telah berubah?

Apakah perkembangan teknologi mengancam keberadaan anda?

Apakah anda memiliki masalah dengan cash-flow finansial anda?

Apakah ada kelemahan anda yang benar-benar bisa berubah menjadi

ancaman bagi anda?

B. Strategi SWOT

Para analisis SWOT memberikan informasi untuk membantu dalam hal

mencocokan perusahaan sumber daya dan kemampuan untuk menganalisa

kompetitif lingkunga dimana bidang perusahaan itu bergerak. Informasi tersebut

dibuat berdasarkan perumusanstrategi dan seleksi yaitu (Middleton dan Lin,

1975):

1. Kekuatan/Strength

Sebuah kekuatan perusahaan adalah sumber daya dan kemampuan yang dapat

digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan.

2. Kelemahan / Weakness

Kelemahan adalah sesuatu yang menyebabkan satu perusahaan. bersaing

dengan perusahaan lain.

3. Peluang / Opportunities

Analisis lingkungan eksternal dapat membuahkan peluang baru bagi sebuah

perusahaan untuk meraih keuntungan dan pertumbuhan.

4. Ancaman / Threat

Perubahan dalam lingkungan eksternal juga dapat menghadirkan ancaman

bagi perusahaan.Analisis SWOT Lidah Buaya

Page 9: Makalah Lidah buaya

9

C. Hasil Analisis

Faktor internal

kekuatan (S) kelemahan (W)

1. Lidah buaya selain dimanfaatkan

sebagai minuman dan makanan juga

merupakan bahan kosmetik dan

obat-obatan

2. Petani dapat melakukan panen

setiap saat

3. Biaya produksi lidah buaya tidak

besar

4. Tingkat pengembalian modal petani

lidah buaya cepat

5. Tanaman lidah buaya mudah

dipelihara

6. Produksi bibit lidah buaya yang cepat

dan bernilai jual tinggi

7. Produk lidah buaya berkhasiat

sebagai obat

1. Pengelolaan pasca panen belum optimal

2. Kurangnya sosialisai untuk mengenalkan produk lidah buaya kepada masyarakat

3. Petani lidah buaya sering melakukan tunda panen karena tidak ada permintaan. Lidah buaya memiliki karakteristik tidak seperti komoditas tanaman hortikultura lain yang dapat disimpan, pelepah lidah buaya memiliki sifat yang mudah busuk sehingga pelepah lidah buaya yang telah dipanen harus langsung dipasarkan

4. Produksi pelepah lidah buaya masih rendah

5. Sarana petani lidah buaya kurang memadai

6. Produksi belum optimal 7. Harga produk yang tidak stabil

Faktor Eksternal

peluang (O) ancaman (T)

1. Permintaan akan bahan baku

pelepah lidah buaya meningkat

2. Adanya pola kemitraan antara petani

dan industri pengolahan lidah buaya

3. Hama, penyakit, dan gangguan alam

pada tanaman lidah buaya tidak

mengganggu

4. Kondisi sosial masyarakat dan

lingkungan yang kondusif

5. Harga bibit dan pelepah lidah buaya

cukup menarik bagi petani

1. Pasokan seperti pupuk organik

terbatas

2. Produk lidah buaya merupakan

kebutuhan sekunder

3. Teknologi dan usaha budidaya

lidah buaya terbatas

4. Kurangnya sosialisasi manfaat lidah

buaya kepada masyarakat

5. Kondisi iklim dan cuaca yang tidak

dapat diprediksi

6. Situasi politik, keamanan, dan

Page 10: Makalah Lidah buaya

10

6. Apabila adanya lahan yang terlantar

dapat memberikan peluang dan

manfaat untum memudidayakan

lidah buaya

7. Produk obat farmasi semakin mahal

8. Pola konsumsi ke obat herbal

9. Adanya peluang usaha obat

tradisional

10. Khasiat tanaman obat tidak kalah

ekonomi tidak menentu

D. Alternative strategi SWOT

Strategi S−O Strategi S−T

1. Membangun kemitraan antara petani

(KUB) dan industri pengolahan Lidah

Buaya, dengan tetap mempertahankan

mutu produk.

2. Meningkatkan produksi dan produktivitas

dalam memanfaatkan permintaan bahan

baku Lidah Buaya yang semakin

meningkat.

3. Mengembangkan budidaya Lidah Buaya

dalam skala rumah tangga dengan

dukungan dari tempat yang strategik serta

kondisi sosial masyarakat dan lingkungan

kondusif.

1. Meningkatkan pera nserta pemerintah

daerah untuk mendukung bahwa tempat

usaha budidaya Lidah Buaya adalah

strategik yang didukung dengan biaya

produksi tidak besar dan pengembalian

modal petani Lidah Buaya cepat kembali.

2. Meningkatkan informasi tentang manfaat

Lidah Buaya, dalam mengembangkan

budidaya Lidah Buaya.

Strategi W−O Strategi W−T

1. Memanfaatkan lahan terlantar untuk

budidaya Lidah Buaya sehingga dapat

meningkatkan produksi pelepahLidah

1. Aktif menjalin kerja sama dengan institusi

terkait dalam menghadapi permasalahan

Lidah Buaya.

Page 11: Makalah Lidah buaya

11

Buaya, karena adanya jaminan

pemasaran.

2. Meningkatkan kemandirian

manajemen pertanian yang didukung

kondisi sosial masyarakat dan

lingkungan kondusif, sehingga dapat

meningkatkan produksi.

2. Meningkatkan kemampuan manajemen

kelompok tani melalui penyuluhan dan

pelatihan.

3. Mendorong anggota kelompok tani untuk

meningkatkan sistem usaha tani dan

pendukungnya.

Page 12: Makalah Lidah buaya

12

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil analisis tersebut, strategi yang paling efektif dilakukan sebagai

berikut:

a. Mengembangkan budidaya Lidah Buaya dalam skala rumah tangga dengan cara

menanam di pekarangan rumah

b. Meningkatkan produktivitas Lidah buaya dengan cara mengajak seluruh elemen

masyarakat untuk bekerja sama, tidak hanya kerja sama antar para petani, penyuluh

pertanian dan pemerintah saja, tetapi pihak –pihak industry yang terkait dalam

memasarkan produk berbahan baku lidah buaya, juga ikut merangkul. Salah satunya

bisa dengan program CSR (Coorporate Social Responsibility) yaitu program desa

binaan., dalam membangun kemitraan antara petani dan industri pengolahan Lidah

Buayan agar dapat tetap mempertahankan jumlah maupun mutu produk.