makalah evolusi
TRANSCRIPT
MAKALAH TEORI EVOLUSI BIOLOGI
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Evolusi
Oleh :
WAHYU AMALIA ( 081810401037 )
ARINDHI SABELA N ( 081810401043 )
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2011
BAB I. PENDAHULUAN
Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan
suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-
perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan
seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan
kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru.
Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen
antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual,
kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan
terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan
hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat
terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme
menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan
menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang
menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu
pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah
beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang
terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu,
hanyutan genetik merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan
acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh
probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup
dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil,
perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada
organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang
baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme
yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek
moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Evolusi
Evolusi bersal dari bahasa latin yakni Evolvo yang artinya membentang.
Pengertian sesungguhnya adalah perubahan berangsur dan pelan. Ada bermacam-
macam evolusi yaitu evolusi geologi, evolusi astronomi, evolusi biologi dan evolusi
budaya. Ditinjau dari bagian yang mengalami perubahan, evolusi dapat dibedakan
menjadi evolusi kosmik dan evolusi organik. Disamping itu ada istilah lain yang
dikenal dengan evolusi geologis. Evolusi kosmik merupakan perubahan yang terus
menerus terjadi di alam raya (evolusi universe). Evolusi organik adalah perubahan
yang terjadi pada makhluk hidup atau komponen biotik dari generasi ke generasi
baik morfologis maupun fisiologis. Hal ini dikenal juga dengan evolusi biologis.
Sedangkan evolusi geologis dikenal sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada
permukaan bumi karena dari waktu ke waktu terjadi pelapukan.
Evolusi biologi, yang selanjutnya disebut evolusi saja adalah perubahan
berangsur yang terjadi pada makluk hidup yang ada di bumi sesuai dengan
perubahan zaman. Menurut pengertian evolusi, semua jenis makluk hidup
sebenarnya berasal dari makluk terendah. Sesuai dengan peredaran zaman dan
perubahan geologi-astronomi terjadi perubahan berangsur pada makluk hidup
sampai terjadi terjadi makluk yang sekarang ada. Berdasarkan pemikiran evolusi,
manusia digolongkan sebagai hewan. Hewan sendiri mengalami tingkat
perkembangan dan bentuk seperti makluk terendah, mulai dari virus, bakteri,
protozoa, cacing, ikan sampai pada mamalia. Evolusi pun sampai kini masih
berlangsung. Bahkan dikira lebih cepat dikira prosesnya kini dari pada masa purba.
Setiap lekuk, celah dan tonjolan dari bumi ini baik darat, laut maupun udara
dihuni oleh makluk hidup dengan jumlah dan variasi yang banyak sekali. Struktur
dari makluk hidup tersebut baik yang masih hidup maupun yang telah menjadi fosil
ternyata dapat dibandingkan, sejalan dengan urutan waktu pemunculan sejak zaman
purba sampai masa kini. Perbandingan ini dapat diperoleh dari persamaan fisiologis,
biokimia serta perbedaan spesies melalui analisis konstitusi genetis masa kini.
Berdasarkan pada perbandingan-perbandingan yang detail dintara makluk hidup
itulah konsep evolusi dapat dijelaskan. Pengertian tentang konsep evolusi dapat
timbul baik secara alam maupun secara logika dari pengertian tentang genetika.
Konsep ini muncul bukan dari sejarah melainkan dikemukakan berdasarkan pada
hasil-hasil penelitian serta pengamatan yang banyak sekali terhadap persamaan dan
perbedaan dalam struktur dan fungsi dari berbagai bagian dunia, diantaranya adalah
hasil penelitian dan pengamatan Charles Darwin.
Pengertian evolusi yang lain dapat dinyatakan sebagai perubahan yang terjadi
secara bertahap dan berurutan sepanjang masa kehidupan dari satu kondisi ke kondisi
lainnya. Planet, bintang, topografi dunia, susunan kimia dari bumi, elemen kimia dan
partikel atom dapat berubah secara bertahap yang dikenal sebagai Evolusi Anorganik.
Semua jenis hewan dan tanaman yang ada saat ini diturunkan dari organisme lain
yang terjadi secara sederhana misalnya modifikasi secara bertahap dan
terakumulasi pada generasai yang ada saat ini disebut Evolusi Organik.
Kecendrungan utama dari kajian evolusi tumbuhan dan hewan menunjukkan
terjadinya adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang ternyata sering melibatkan
peningkatan spesialisasi dan kompleksitas dari struktur dan fungsi dari makluk
hidup.
2.2. Prinsip Evolusi
Perubahan yang terjadi pada kromosom dan gen merupakan materi dasar dari
evolusi, isolasi biasanya menyebabkan munculnya spesies baru dan seleksi alam oleh
adanya perbedaan reproduksi dan mutasi. Selanjutnya ada lima prinsip evolusi yaitu :
1. Pada suatu saat evolusi terjadi lebih cepat dari yang lainnya. Bentuk-bentuk baru
muncul dan bentuk lama punah.
2. Laju kecepatan evolusi tidak berlangsung sama pada tiap-tiap organisme yang
berbeda. Umumnya evolusi mula-mula berlangsung cepat pada saat spesies baru
muncul dan kemudian diperlambat apabila kelompoknya terbentuk.
3. Spesies baru bukan merupakan bentuk dari yang paling sempurna yang langsung
hidup, tetapi berasal dari bentuk sederhana yang belum terspesialisasi.
4. Evolusi tidak selalu dari yang sederhana ke kompleks, ternyata banyak contoh
”evolusi regresif” yaitu dari bentuk kompleks menuju bentuk sederhana. Sebagai
contoh adalah kasuari diturunkan dari burung bersayap yang dapat terbang
kemudian berkembang menjadi kasuari yang tidak bersayap dan tidak dapat
terbang.
5. Evolusi terjadi dalam populasi bukan dalam individu, oleh proses mutasi,
reproduksi diferensial dan seleksi alam.
2.3. Ciri-Ciri Proses Evolusi
Ahli-ahli biologi telah mengadakan pengamatan tentang perbandingan kupu-
kupu yang berwarna gelap dengan yang berwarna cerah di Inggris Selatan masih
sama pada tahun 1850. Akan tetapi waktu mereka mempelajari koleksi dari daerah
industri Midland di Inggris yang penuh asap, mereka menemukan sedikit sekali
kupu-kupu yang berwarna cerah. Tidak diragukan lagi bahwa pewarnaan
dikendalikan secara genetik, tetapi mengapa kupu-kupu yang berwarna cerah yang
lebih banyak terdapat disuatu daerah, sedang kupu-kupu yang berwarna gelap
terdapat lebih banyak di daerah lain? Mengapa dahulu kupu-kupu berwarna gelap
lebih jarang daripada sekarang? Dari peristiwa iti dapat kita catat empat hal penting
yaitu :
1. Peristiwa evolusi adalah perubahan didalam populasi, bukan perubahan didalam
satu atau beberapa individu. Seabad yang lalu dalam populasi kupu-kupu Biston
betularia hanya terdapat beberapa kupu-kupu yang berwarna gelap. Perubahan
yang terjadi selama seratus tahun berikutnya adalah perubahan pada frekuensi
warna gelap dalam populasi.
2. Pada umumnya perubahan bukanlah ciri yang terpenting dalam peristiwa evolusi.
Pada tahun 1850 semua individu hampir serupa. Kini mereka masih hampir
serupa pula. Kebanyakan dari perbedaan-perbedaan yang jarang terjadi pada
tahun 1850, sekarang masih tetap jarang terdapat dan hanya sedikit penyimpangan
baru dapat ditemukan. Yang berubah hanya frekuensi ciri-ciri warna. Jadi dalam
evolusi terdapatb faktor stabilitas.
3. Suatu peristiwa harus mempunyai dasar, yaitu ”bahan mentahnya”. Sebelum
frekuensi kupu-kupu berwarna gelap naik, telah ada beberapa individu yang
berwarna gelap dalam populasi ini dan warna gelap ini bersifat menurun. Jadi
peristiwa evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai bahan mentahnya.
Ada faktor perubahan dalam evolusi.
4. Peristiwa evolusi tidak mencangkup semua bahan mentah yang ada. Seabad yang
lalu terdapat banyak penyimpangan yang menurun pada kupu-kupu. Tewtapi
hanya satu penyimpangan yaitu warna gelap yang menjadi dasar untuk perubahan
dalam populasi. penyimpangan lainnya sedikit banyak tetap dalam frekuensinya.
evolusi adalah perubahan selektif, dengan faktor-faktor lingkungan (dalam hal ini
jelaga dan burung pemangsa) yang mengarahkan seleksi ini. Jadi dalam evolusi
ada faktor pengarah.
2.4. Macam-Macam Evolusi
2.4.1. Evolusi sebagai Fakta
Secara umum istilah ‘evolusi’ bermakna :
A gradual process in which something changes into a different and usually more
complex or better form.
Perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur dan perlahan-
lahan (sedikit demi sedikit).
Dalam konteks biologi, evolusi dimaksudkan sebagai ‘evolusi makhluk hidup,
evolusi biologis, atau evolusi organik’ untuk menyatakan bahwa yang mengalami
perubahan itu adalah makhluk hidup. Jadi, pada intinya dalam kata ‘evolusi’
terkandung makna proses perubahan. Dengan demikian, evolusi adalah peristiwa atau
kejadian.
Dikemukakanlah bukti-bukti evolusi yang pada dasarnya ingin menunjukkan bahwa
perubahan itu memang benar-benar terjadi. Peristiwa evolusi tidak dapat diamati
secara langsung. Apa yang dikatakan sebagai ‘bukti evolusi’ selama ini sebenarnya
hanyalah bukti inferensian. Dalam hal ini, ada sejumlah gejala atau fakta dianggap
dapat membuktikan adanya evolusi karena hanya dapat dijelaskan dengan
memuaskan berdasarkan konsep evolusi. Sudah barang tentu pembuktian seperti itu
bersifat tentatif. Suatu penjelasan untuk sementara dianggap benar selama belum ada
penjelasan lain yang lebih mampu menjelaskan suatu gejala secara lebih memuaskan.
2.4.2. Evolusi sebagai Teori
Teori adalah “Systematically organized knowledge applicable in a
relatively wide variety of circumstances, especially a system of assumptions,
accepted principles, and rules of procedure devised to analyze, predict, or otherwise
explain the nature or behavior of a specified set of phenomena. Jika fenomenanya
adalah gravitasi, teori yang dipergunakan untuk menjelaskannya disebut teori
gravitasi. Begitu pula, teori untuk menjelaskan kejadian perubahan makhluk hidup
(evolusi) dikenal sebagai ‘teori evolusi’.
Jadi, teori evolusi dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana
evolusi itu terjadi (mekanisme evolusi). Bisa terjadi ada beberapa penjelasan yang
diberikan mengenai suatu fenomena. Mengenai evolusi, pada abad ke-19 Lamarck
memberikan penjelasan bagaimana evolusi itu terjadi, yang dikenal sebagai teori
evolusi Lamarck atau teori Lamarck. Penjelasan yang diberikan oleh Lamarck itu
kemudian dianggap tidak benar karena ada penjelasan lain yang dipandang lebih
memuaskan, terutama yang diberikan oleh Darwin dan dikenal sebagai teori evolusi
Darwin atau teori Darwin.
Selain sebagai penjelasan tentang evolusi, teori evolusi bisa juga
dimaksudkan sebagai teori yang menyatakan bahwa ada ada kekerabatan di antara
organisme (Panchen, 1992) atau ada perubahan dan diversifikasi makhluk hidup.
Dalam hal ini teori evolusi merupakan penjelasan terhadap berbagai fenomena yang
kemudian ditunjuk sebagai bukti evolusi.
2.5. Sejarah Singkat Evolusi
Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori
Darwin, antara lain:
Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh
burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.
Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu
mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan
mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada
penyelidikannya pada fosil.
Pendapat ekonomi Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan
jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini
menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh
Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para
peternak untuk memperoleh bibit unggul. Pokok tesis Malthus ini adalah
pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk cenderung melampui pertumbuhan
persediaan makanan. Malthus berkesimpulan bahwa kuantitas manusia akan
kejeblos ke dalam rawa-rawa kemiskinan dan berada ditubir kelaparan. Dalam
jangka panjang, tak ada kemajuan teknologi yang dapat mengalihkan keadaan
itu, karena kenaikan suplai makanan terbatas, sedangkan "pertumbuhan
penduduk tak terbatas, dan bumi tak mampu memprodusir makanan buat
menjaga eksistensi manusia."
Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant
(1826), Freke (1851), dan Rafinisque (1836).
2.6. Tokoh-Tokoh Pencetus Teori Evolusi
2.6.1. Alfred Russel Wallace
Alfred Russel Wallace O.M., F.R.S. (lahir 8 Januari 1823 – meninggal 7
November 1913 pada umur 90 tahun) dikenal sebagai seorang naturalis, penjelajah,
pengembara, ahli antropologi dan ahli biologi dari Britania Raya. Ia terkenal sebagai
orang yang mengusulkan sebuah teori tentang seleksi alam, dimana kemudian hari
malah membuat Charles Darwin lebih terkenal dari dia dengan teorinya sendiri.
Ia dianggap sebagai ahli terkemuka di abad ke-19 dalam bidang penyebaran
spesied binatang dan kadang-kadang dikenal sebagai Bapak dari Biogeografi Evolusi,
sebuah kajian tentang spesies apa, tinggal dimana dan mengapa. Ia adalah salah
seorang dari pemikir revolusioner pada abad ke-19 dan memberikan banyak masukan
kepada pembangunan "teori evolusi" selain juga salah seorang penemu dari "teori
seleksi alam". Termasuk didalamnya adalah konsep keanekaragaman warna dalam
dunia fauna, dan juga "Efek Wallace", sebuah kesimpulan tentang bagaimana seleksi
alam dapat memberikan kontribusi pada keanekaragaman fauna. Penemu dasar
evolusi berawal dari Surat Wallace dari Ternate kepada Darwin itu kemudian dikenal
sebagai Letter from Ternate. Surat itu menjadi terkenal karena disertai makalah yang
diberi judul On the Tendency of Varieties to Depart Indefinitelty from the Original
Type. Dari makalah itu, Wallace mengemukakan pemikirannya mengenai proses
seleksi alam mempertahankan suatu spesies di dunia. Spesies yang mampu bertahan
disebut Wallace sebagai hasil kelangsungan yang terbaik atau yang paling memiliki
kemampuan bertahan tidak akan punah.
Itulah kerangka dasar pemahaman seleksi alam yang diletakkan Wallace saat
itu. Akhirnya pemikiran itu menunjang teori evolusi yang dipopulerkan Darwin
melalui bukunya The Origin of Species tahun 1859, satu tahun setelah penulisan
makalah Wallace. Pada tanggal 1 Juli 1858, kawan-kawan Darwin, Charles Lyell dan
Joseph Hooker, merekayasa pertemuan ilmiah di Linnean Society dan
mendeklarasikan Darwin dan Wallace sebagai penemu dasar evolusi
2.6.2. Darwin dan Evolusi
Ada dua macam sumbangsih Darwin yang berkaitan dengan evolusi. Yang
pertama adalah ia menyajikan sejumlah besar fakta sebagai bukti evolusi. Yang
kedua, ia memberikan penjelasan mengenai mekanisme evolusi, yang dikenal sebagai
teori Darwin.
Mayr membedah paradigma evolusioner Darwin menjadi lima teori utama
yang menjadi dasar dari pemikiran tentang evolusi:
1. Evolusi itu sendiri. Teori ini menyatakan bahwa dunia tidaklah konstan atau
baru saja tercipta dan tidak pula bersiklus (melingkar), melainkan terus
berubah, dan bahwa organisme mengalami transformasi (perubahan) dalam
perjalanan waktu.
2. Asal usul yang sama (common descent). Teori ini menyatakan bahwa setiap
kelompok organisme diturunkan (berasal) dari moyang yang sama, dan bahwa
semua kelompok organisme akhirnya dirunut balik ke satu asal kehidupan di
bumi.
3. Perbanyakan spesies. Teori ini menjelaskan tentang asal mula
keanekaragaman makhluk hidup yang amat besar, melalui perpecahan
menjadi spesies-spesies anak ataupun ‘pertunasan’, yaitu terbentuknya
populasi pendiri yang terisolasi geografis dan akhirnya berkembang menjadi
spesies baru.
4. Gradualisme. Menurut teori ini perubahan evolusioner terjadi melalui
perubahan populasi secara bertahap, bukan dengan dihasilkannya individu
baru secara mendadak yang merupakan tipe baru.
5. Seleksi alami (Natural Selection). Menurut teori ini perubahan evolusioner
tercapai melalui produksi berlimpah variasi di setiap generasi. Sedikit
individu yang bertahan hidup, berkat karakter-karakter terwariskan yang lebih
adaptif, menurunkan generasi selanjutnya.
Inti dari teori evolusi Darwin adalah bahwa evolusi terjadi melalui seleksi alami.
Gagasannya itu lahir melalui penalaran induktif dan deduktif. Prosesnya diikhtisarkan
Sebagai berikut :
Pengamatan 1: Kecenderungan populasi untuk bertambah besar, dengan
peningkatan secara geometrik, karena potensi reproduksi
organisme yang sangat tinggi.
Pengamatan 2 : Kenyataannya, jumlah individu dalam populasi kurang
lebih konstan.
Kesimpulan 1 : Adanya ‘struggle for existence’ alias ‘struggle for survival’
Pengamatan 3 : Organisme bervariasi.
Kesimpulan 2 : Adanya ‘natural selection’ alias ‘survival of the fittest’.
Mengenai variasi, Darwin menekankan pentingnya variasi yang terwariskan dengan
mengatakan “… any variation which is not inherited is unimportant for us[6].”.
Kemudian, mengenai seleksi alami Darwin sejak semula mengemukakan bahwa "…
natural selection has been the main, but not the exclusive, means of modification.
Kelemahan paling serius dari penjelasan Darwin berpangkal dari ketidaktahuannya
tentang hereditas (pewarisan sifat). Teori yang diajukannya mengenai pewarisan sifat
ini terbukti sama sekali keliru.
Teori darwin
Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan
dirinya. Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu
penciptaan, transformasi, atau evolusi biologi.
Definisi evolusi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang
dikaji. Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain:
evolusi pada makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk
hidup secara perlahan-lahan dalam kurun waktu yang lama dan diturunkan, sehingga
lama kelamaan dapat terbentuk species baru: evolusi adalah perubahan frekuensi gen
pada populasi dari masa ke masa; dan evolusi adalah perubahan karakter adaptif pada
populasi dari masa ke masa. Evolusi telah mempersatukan semua cabang ilmu
biologi.
Idea tentang terjadinya evolusi biologis sudah lama menjadi pemikiran
manusia. Namun, di antara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan, nampaknya
teori evolusi oleh Darwin yang paling dapat teori . Darwin (1858) mengajukan 2 teori
pokok yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya,
dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori evolusi sangat
menarik untuk diikuti. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi bersifat
gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan berdasarkan hasilnya
sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.
Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama
dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan – Universal
Creation), dukungan dan pengkayaan-pengkayaan. Jadi, teori sendiri juga berevolusi
sehingga teori evolusi biologis yang sekarang kita kenal dengan label “Neo
Darwinian” dan “Modern Sintesis”, bukanlah murni seperti yang diusulkan oleh
Darwin. Berbagai istilah di bawah ini merupakan hasil pengkayaan yang
mencerminkan pergulatan pemikiran dan argumentasi ilmiah seputar teori evolusi:
berdasarkan kecepatan evolusi (evolusi quasi dan evolusi quantum); berdasarkan
polanya (evolusi gradual, evolusi punctual, dan evolusi saltasi) dan berdasarkan skala
produknya (evolusi makro dan evolusi mikro).
Perkembangan Teori Evolusi Darwin
1. Sejarah Singkat Charles Darwin (1809 – 1882)
1831-1836: Perjalanan laut dengan kapal Beagle.
1844: Draft buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” telah selesai.
1858: Afred Russel Wallace mengirim manuscript kepada J. Hooker anggota Royal
Society, berisi tentang perluasan ide dari Malthus. Makalah bersama oleh Darwin
dan Wallace di forum Society.
1859: Publikasi buku “ On The Origin of Species by Means of Natural Selection”
1860: Perdebatan antara Huxley dan Wilbeforce tanpa kehadiran Darwin
Darwin menghabiskan sisa masa hidupnya untuk penelitian dan publikasi buku
“Descen of Man” (1871) dan “The Expression of Emotion in Man and Animals”
(1871).
Buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” yang diterbitkan tahun 1959
ini, menurut indeks sitasi merupakan buku yang paling banyak diacu oleh penulis lain
(selain kitab suci) selama ini.
2. Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi
karena adanya:
Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan
(DNA/RNA).
Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi
sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile
(dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.
4. Implikasi Teori Evolusi Darwin
a. Asal Usul Spesies
Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies
lain yang hidup di masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk
hidup diturunkan dari nenek moyang umum yang sama. Seperti yang juga
diperkirakan oleh Darwin. Teorinya akan ditentang banyak pihak. Para penentang
teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama:
a. Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup
“ilmiah”.
b. Kelompok “Creationist” yang berpendapat bahwa masing-masing spesies
diciptakan khusus oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu.
c. Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak
berubah. Variasi yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum
“archetypes”. Goethe mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk
semua tanaman (Urplanze) dan beberapa Bauplane untuk hewan.
Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup
menandaskan bahwa keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekauatan supranatural
dalam pembentukan spesies adalah tidak ilmiah. Dalam menanggapi kelompok
Idealist (seperti Owen dan Lois Agassiz) Darwin mampu menangkis dengan baik.
Pada Origin edisi pertama, Darwin (1959) di halaman 435, menyimpulkan bahwa
penjelasan Owen pada masalah archetype adalah “interesting” dan “unity of type”nya
merupakan “hukum” biologi yang penting. Kemudian setelah Owen lebih keras lagi
menentang teorinya. Darwin pada edisi berikutnya menambahkan “…tetapi itu bukan
penjelasan ilmiah”. Menurut Darwin penjelasan tentang “homologi” dan “unity of
types” terkait dengan nenek moyang adalah ilmiah, sementara penjelasan terkait
dengan archetype tidak ilmiah. Oleh karena Darwin memandang masalah ini sebagai
proses, sementara konsep archetype adalam timeless. Secara umum Darwin adalam
penganut paham Materialisme.
b. Seleksi Alam
Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab
terjadinya evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang
dikemukakan oleh Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya
seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan
antar anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya
terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian kecil, dari keturunannya
bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.
Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo
Darwinian. Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang
menyebabkan pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau
allele gen dan kompleks gen dari generasi ke generasi berikutnya.
2.6.3 August Weismann
Friedrich Leopold August Weismann (lahir di Frankfurt am Main, 17
Januari 1834 – meninggal di Freiburg, 5 November 1914 pada umur 80 tahun) adalah
seorang ahli biologi evolusi yang berkebangsaan Jerman. Ernst
Mayr menempatkannya sebagai ahli teori evolusi terpenting kedua abad ke-19
setelah Charles Darwin. Weismann menjadi Direktur Zoological Institute dan
profesor pertama Zoologi diUniversitas Freiburg.
Kontribusi utamanya adalah teori plasma nutfah, yang menurut teori ini, pewarisan
pada organisme mulitseluler hanya terjadi melalui sel nutfah seperti sel telur dan sel
sperma. Sel-sel lainnya pada tubuh (sel somatik) tidak berfungsi sebagai agen
pewarisan. Akibatnya adalah, sel nutfah yang memproduksi sel somatik tidak
dipengaruhi oleh kemampuan baru apapun yang sel somatik dapatkan selama
hidupnya. Informasi genetik tidak dapat diwariskan melalui plasma soma ke plasma
nutfah ataupun dari generasi ke generasi. Ini disebut sebagai sawar Weismann
Gagasan mengenai sawar Weismann ini berperan penting dalam sintesis evolusi
modern. Menurut Weismann, proses mutasi acak yang terjadi pada gamet
merupakan satu-satunya sumber perubahan pada makhluk hidup yang diseleksi oleh
seleksi alam. Gagasan Weismann ini muncul sebelum karya Gregor
Mendel ditemukan kembali.
2.6.4 Jean-Baptiste de Lamarck
Teori Evolusi Jean Baptiste Lamarck Dari Buku Philosophie Zoologique Asal
Prancis Dengan Paham Gagal Use and Disuse - Biologi
Jean Baptiste Lamarck (1774-1829) adalah seorang ahli biologi dari Perancis
yang membuat suatu teori mengenai makhluk hidup yang sederhana dengan yang
modern mamiliki suatu hubungan asal-muasal. Teori Lamarck dikenal dengan paham
"use and disuse" dari buku Philosophie Zoologique yang sudah tidak dapat diterima
alias gagal.
Dalam bukunya lamarck menjelaskan teorinya dengan inti sari sebagai berikut di
bawah ini :
1. Makhluk hidup sederhana adalah nenek moyang dari makhluk hidup yang
sempurna / modern dengan tingkat kompleksitas yang tinggi.
2. Makhluk hidup akan senantiasa beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya dengan menggunakan organ tubuhnya.
3. Organ tubuh yang sering dipakai atau digunakan akan berkembang ke taraf yang
lebih baik, sedangkan organ yang jarang ataupun yang tidak pernah digunakan
akan menghilang.
4. Perubahan organ tubuh akan diwariskan dan diturunkan ke generasi berikutnya
atau keturunannya.
Contoh yang digunakan lamark untuk memperkuat teorinya adalah pada binatang /
hewan menjangan. Pada awal mula ceritanya menjangan tidak punya tanduk. Tetapi
karena kepalanya sering digunakan untu beradu kepala antara menjangan yang satu
dengan yang lain, maka tumbuh tanduk panjang. Semakin sering beradu pala,
semakin panjang tanduknya.
Persamaan teori lamack dengan tori darwin adalah evolisi sama-sama terjadi karena
pengaruh faktor lingkungan. Sedangkan perbedaannya adalah pada yang
menyebabkan perubahan makhluk hidup, di mana lamarck disebabkan oleh kuantitas
penggunaan organ tubuh, sedangkan darwin pada seleksi alam.
Lamarck dikenal sebagai penggagas suatu bentuk teori evolusi kehidupan,
yang kemudian dikenal sebagai Lamarckisme. Ia percaya akan adanya perubahan
linear pada makhluk hidup dari bentuk tersederhana menuju bentuk yang lebih
canggih. Walaupun demikian, ia mendasarkan pada pendapat yang telah berlaku sejak
masa Yunani Kuna yang menyatakan bahwa setiap spesies sudah ada sejak
penciptaan kehidupan. Pemikiran ini bertentangan dengan banyak pendapat sarjana
Perancis sezamannya, yang lebih condong pada perkembangan spesies: spesies-
spesies terbentuk dalam perkembangan proses kehidupan, tidak "langsung jadi"
begitu saja. Perubahan terjadi pada spesies sebagai akibat reaksi mereka terhadap
lingkungan (adaptasi). Anggota tubuh yang terlatih akan menguat, sementara yang
tidak terpakai akan melemah dan tereduksi. Hasil adaptasi ini lalu diwariskan secara
turun-temurun kepada anaknya.
Semenjak Charles Darwin dan Alfred Wallace mengemukakan teori mereka, teori
Lamarck sering kali disitir untuk menyanggah pendapat Darwinisme tentang seleksi
alam. Pertentangan pemikiran ini baru tuntas setelah genetika semakin dikenal orang
pada abad ke-20. Konsep-konsep genetika banyak memberi dukungan pada
Darwinisme.
2.7 Akibat Evolusi
Evolusi mempengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku organisme.
Yang paling terlihat adalah adaptasi perilaku dan fisik yang diakibatkan oleh seleksi
alam. Adaptasi-adaptasi ini meningkatkan kebugaran dengan membantu aktivitas
seperti menemukan makanan, menghindari predator, dan menarik lawan jenis.
Organisme juga dapat merespon terhadap seleksi dengan berkooperasi satu sama
lainnya, biasanya dengan saling membantu dalam simbiosis. Dalam jangka waktu
yang lama, evolusi menghasilkan spesies yang baru melalui pemisahan populasi
leluhur organisme menjadi kelompok baru yang tidak akan bercampur kawin.
Akibat evolusi kadang-kadang dibagi menjadi makroevolusi dan
mikroevolusi. Makroevolusi adalah evolusi yang terjadi pada tingkat di atas spesies,
seperti kepunahan dan spesiasi. Sedangkan mikroevolusi adalah perubahan
evolusioner yang kecil, seperti adaptasi yang terjadi dalam spesies atau populasi.
Secara umum, makroevolusi dianggap sebagai akibat jangka panjang dari
mikroevolusi. Sehingga perbedaan antara mikroevolusi dengan makroevolusi tidaklah
begitu banyak terkecuali pada waktu yang terlibat dalam proses tersebut. Namun,
pada makroevolusi, sifat-sifat keseluruhan spesies adalah penting. Misalnya, variasi
dalam jumlah besar di antara individu mengijinkan suatu spesies secara cepat
beradaptasi terhadap habitat yang baru, mengurangi kemungkinan terjadinya
kepunahan. Sedangkan kisaran geografi yang luas meningkatkan kemungkinan
spesiasi dengan membuat sebagian populasi menjadi terisolasi. Dalam pengertian ini,
mikroevolusi dan makroevolusi dapat melibatkan seleksi pada tingkat-tingkat yang
berbeda, dengan mikroevolusi bekerja pada gen dan organisme, versus makroevolusi
yang bekerja pada keseluruhan spesies dan mempengaruhi laju spesiasi dan
kepunahan.
Terdapat sebuah miskonsepsi bahwa evolusi bersifat "progresif", namun
seleksi alam tidaklah memiliki tujuan jangka panjang dan tidak perlulah
menghasilkan kompleksitas yang lebih besar. Walaupun spesies kompleks
berkembang dari evolusi, hal ini terjadi sebagai efek samping dari jumlah organisme
yang meningkat, dan bentuk kehidupan yang sederhana tetap lebih umum. Sebagai
contoh, mayoritas besar spesies adalah prokariota mikroskopis yang membentuk
setengah biomassa dunia walaupun bentuknya yang kecil, serta merupakan mayoritas
pada biodiversitas bumi. Organisme sederhana oleh karenanya merupakan bentuk
kehidupan yang dominan di bumi dalam sejarahnya sampai sekarang. Kehidupan
kompleks tampaknya lebih beranekaragam karena ia lebih mudah diamati.
BAB III. KESIMPULAN
Evolusi, teori evolusi, dan teori Darwin adalah tiga hal yang berbeda
meskipun berkaitan sangat erat. Evolusi dapat dipandang sebagai fakta dan sebagai
teori. Sebagai fakta, evolusi adalah perubahan. Teori evolusi menjelaskan mekanisme
perubahan itu. Teori Darwin hanyalah salah satu dari beberapa teori evolusi yang
pernah diajukan, dan sekarang telah banyak mengalami penyempurnaan.
Lamarck berpendapat bahwa “Makhluk hidup mewariskan sifat-sifat yang
mereka peroleh selama hidup ke generasi berikutnya.” Sedangkan Charles Darwin
mengatakan bahwa “Semua spesies berasal dari satu nenek moyang yang sama
melalui proses yang terjadi secara kebetulan.”
Berdasarkan percobannya, August Weismann menyimpulkan dan
memberikan teorinya tentang evolusi, yaitu: Perubahan jaringan tubuh karena faktor
lingkungan tidak diwariskan kepada keturunannya dan evolusi merupakan gejala
seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika
Jadi evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, W . 2009. Pengenalan Konsep Evolusi http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/27/pengenalan-konsep-evolusi/. [diakses tanggal 14 Februari 2011]
Putu Handira. 2011. Tugas Evolusi Biologi. http://www.putuhandira.co.cc/2011/01/tugas- biologi-evolusi-powerpoint.html. [diakses tanggal 14 Februari 2011]
Michael H. Hart. 1982. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.
Wahyu. 2009. Sejarah Alfred Russel Wallance.http://wahyuancol.wordpress.com/tag/alfred-russel-wallace/. [diakses tanggal 14 Februari 2011]
Yudhi prasetyo. 2009. Sejarah Dan Perkembangan Teori Evolusi. http://Uin.blogspot.com/evolusi/sejarah- dan-perkembangan-teori-evolusi.html. [diakses tanggal 14 Februari 2011]