makalah ekg mp10

23
BAB I PENDAHULUAN Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah. Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam ventrikel kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida selanjutnya dialirkan. Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium kiri akan didorong

Upload: adelitayh

Post on 19-Jan-2016

68 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ekg

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah EKG Mp10

BAB I

PENDAHULUAN

Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang

memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah

kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung

adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah. Pada saat

berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya

jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua

serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan

berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak

karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena

kava) menuju ke dalam ventrikel kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan

mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa

melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan

mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di

paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida selanjutnya dialirkan. Darah

yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran

darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.

Darah dalam atrium kiri akan didorong menuju ventrikel kiri, yang selanjutnya akan

memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam

tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru. (1)

Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari rekaman aktivitas listrik jantung.

Elektrokadiogram (EKG) adalah hasil pencatatan dari fluktuasi potensial listrik

selama siklus jantung. Alat yang dipakai disebut elektrokardiograf. Kegiatan listrik yang

dicatat adalah proses depolarisasi dan repolarisasi dari bagian-bagian jantung. Adapun

ketelitian yang dapat mendukung pemeriksaan EKG antara lain, pemeriksaan dilakukan

ditempat yang nyaman, kulit dibersihkan dengan alkohol, kontak antara kulit dan elektroda

(gel), kecepatan EKG 25 mm/detik, voltase 1 mV defleksi 1 cm, dan harus diberikan

grounded pada mesin EKG.(2)

Page 2: Makalah EKG Mp10

BAB II

PEMBAHASAN SESI 1

2.1 Laporan Kasus dan EKG

Seorang mahasiswa yang baru lulus ingin melamar pekerjaan di suatu perusahaan,

untuk itu ia diminta surat keterangan sehat dari dokter, antara lain yang juga diminta ialah

berapa tekanan darahnya dan bagaimana dengan EKG-nya apakah normal atau tidak.

Adapun nama, asal usul, arah, bentuk, nilai normal dari gelombang, interval, segmen, dan

titik pada sebuah EKG normal yang perlu diketahui sebagai berikut,

- Gelombang P menggambarkan aktivitas depolarisasi atrium. Arah gelombang P

normal selalu positif di II dan selalu negatif di aVR. Tinggi normal kurang dari 3 mm

( 2,5 mm ). Lebar normal kurang dari 3 mm ( 0,11 detik ). Gelombang ini dapat

menunjukkan tanda-tanda hipertrofi atrium.

- Gelombang T menggambarkan fase repolarisasi ventrikel. Arah normalnya sesuai

dengan arah gelombang utama kompleks QRS. Amplitudo normal kurang dari 10 mm

di sandapan dada, kurang dari 5 mm di sandapan ekstermitas, dan minimum 1 mm.

Gelombang ini dapat menandakan ada atau tidaknya iskemik/infark dan kelainan

elektrolit.

- Gelombang U, asal usulnya tidak diketahui dan paling jelas terlihat di sandapan dada

V1 – V4. Bila amplitudo U > T, menandakan adanya hipokalemia. Gelombang U

yang terbalik tedapat pada iskemia dan hipertrofi.

Page 3: Makalah EKG Mp10

- Interval QRS adalah jarak antara permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang S.

Ini menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi ventrikel. Nilai normal interval

QRS adalah 0,07 – 0,10 detik dengan lebar normal rata-rata adalah 0,08 detik. Selama

masa ini depolarisasi ventrikel dan repolarisasi atrium terjadi bersamaan. Interval

QRS ≥ 0,12 detik terdapat pada blok cabang berkas ( Bundle Branch Block ) dan

hiperkalemia.

- Interval PR merupakan penjumlahan dari waktu depolarisasi atrium dan waktu

perlambatan dari simpul AV ( AV node delay ). Interval ini adalah jarak antara

permulaan gelombang P sampai dengan permulaan kompleks QRS. Nilai normal

interval PR ditentukan oleh frekuensi jantung, bila denyut jantung lambat maka

interval PR akan menjadi lebih panjang. Batas normalnya adalah 0,12 – 0,20 detik.

Interval PR < 0,12 detik terdapat pada keadaan hantaran dipercepat ( sindroma

W.P.W ). Interval PR > 0,20 detik terdapat pada blok AV. Interval PR berubah-ubah

terdapat pada wandering peacemaker.

- Interval QT adalah jarak antara permulaan gelombang Q sampai dengan akhir

gelombang T, jadi menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi dan repolarisasi

ventrikel. Nilai interval QT dipengaruhi oleh frekuensi jantung, dan batas-batas

normalnya dapat dilihat dalam tabel/kurva. Interval QT – c ( corrected QT interval )

adalah nilai interval QT yang telah dikoreksi/disesuaikan dengan interval QT pada

frekuensi jantung 60 kali per menit, dan nilainya dapat ditentukan dengan sebuah

nomogram. Nilai normal interval QT – c pada laki-laki adalah 0,42 detik sedangkan

pada wanita adalah 0,43 detik.

- Interval ST adalah interval QT dikurangi interval QRS. Interval ini menggambarkan

repolarisasi ventrikel.

- Segmen ST adalah bagian dari rekaman EKG di antara titik J sampai permulaan

gelombang T. Normalnya isoelektris ( boleh berkisar antara -0,05 mm sampai +2

mm ). Elevasi segmen ST terdapat pada infark miokard, aneurisma, perikarditis.

Depresi seegmen ST tedapat pada angina pektoris, efek digitalis, ventricular strain.

- V.A.T ( Ventricular Activation Time ) / Detleksi Intrinsik adalah jarak antara

permulaan gelombang Q ke puncak gelombang R, dan menggambarkan waktu yang

diperlukan oleh impuls untuk menyebar dari permukaan dalam ventrikel ( endokard )

ke permukaan luar ventrikel ( epikard ). Nilai normal pada V1-V2 adalah < 0,03

Page 4: Makalah EKG Mp10

detik sedangkan pada V5-V6 < 0,05 detik. V.A.T yang memanjang terdapat pada

B.B.B ( Bundle Branch Block ), hipertrofi ventrikel,dll.

- Titik J adalah titik dimana kompleks QRS berakhir dan segmen ST dimulai. Titik J

sebagai titik pegangan untuk menentukan adanya deviasi segemen ST. Normal

isoelektris. +1 atau -1 dianggap normal.(3)

2.2 Jenis-jenis sadapan EKG

Untuk rekaman rutin, terdapat 3 jenis sandapan EKG, yaitu:

A. Tiga buah bipolar standard lead ( I, II, dan III )

Sandapan I : menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kanan ( RA ) dan lengan kiri

( LA ), dimana LA bermuatan lebih positif dari RA.

Sandapan II : menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kanan ( RA ) dan tungkai

kiri ( LL ), dimana LL bermuatan lebih postif dari RA

Sandapan III : menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kiri ( LA ) dan tungkai kiri

( LL ), dimana LL bermuatan lebih positif dari LA.

B. Tiga buah unipolar limb lead ( aVR, aVL, dan aVF )

Sandapan aVR : sandapan unipolar lengan kanan yang diperkuat ( augmented ).

Sandapan aVL : sandapan unipolar lengan kiri yang diperkuat ( augmented ).

Sandapan aVF : sandapan unipolar tungkai kiri yang diperkuat ( augmented ).

Gambar. Posisi sandapan ekstrimitas

Page 5: Makalah EKG Mp10

C. Enam buah unipolar chest lead ( V1 sampai dengan V6 )

Sandapan V1 : sela iga IV garis sternal kanan.

Sandapan V2 : sela iga IV garis sternal kiri.

Sandapan V3 : antara V2 dan V4.

Sandapan V4 : sela iga V garis midklavikularis kiri.

Sandapan V5 : setinggi V4 garis aksilaris anterior kiri.

Sandapan V6 : setinggi V4 garis aksilaris media kiri(4).

Gambar. Posisi sandapan dada

Kecepatan EKG adalah 25 mm/detik, berarti satu kotak kertas EKG yang paling kecil sesuai

dengan 0,04 detik. Dalam satu menit terdapat 1500 kotak. Apabila R – R interval 10 kotak

kecil, maka frekuensi jantung adalah 1500 : 10 = 150 per menit atau 10 x 0,04 = 0,4 detik,

maka 1 menit = 60 : 0,4 = 150 per menit.

Apabila pada hantaran :

I. R = +5 mm sedang S = -3 mm, berarti lead I = (+5) + (-3) = +2 mm.

III. R = +5 mm sedang S = -2 mm, berarti lead III = (+5) + (-2) = +3 mm. Maka vektor QRS

terletak pada :

Page 6: Makalah EKG Mp10

Gambar Axis vektor QRS

2.3 Irama sinus dan tekanan darah

Irama jantung yang normal ialah irama yang ditentukan oleh simpul SA dan disebut irama

sinus (= regular sinus rhythm = normal sinus rhythm). Irama sinus normal mempunyai ciri-

ciri EKG sebagai berikut:

1. Frekuensi antara 60-100 x/menit.

2. Teratur.

3. Gelombang P diikuti oleh kompleks QRS –T

4. Gelombang P negative di aVR dan positif di II.(5)

Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistole di atas tekanan diastole. Sistole adalah periode

kontraksi jantung, khususnya kontraksi ventrikel, sedangkan diastole adalah periode sesudah

sistole dimana jantung berelaksasi. Tekanan nadi adalah perbedaan tekanan antara sistole

dan diastole yang nilai normalnya 50mm Hg. Tekanan rata-rata adalah tekanan rata-rata

selama siklus jantung. Tekanan rata-rata dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Tekanan rata-rata = Diastole + 1/3 (Sistole-diastole) (7)

Curah jantung atau cardiac output adalah jumlah darah yang dipompa ventrikel setiap

menit, rata-rata berjumlah 4-5 liter/menit. Curah jantung adalah volume sekuncup (stroke

volume) dikalikan dengan frekuensi denyut jantung dalam satu menit (heart rate). Stroke

volume atau volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa ventrikel setiap kali

kontraksi. Curah jantung dipengaruhi oleh latihan fisik (aktivitas), stres, suhu, kehamilan dan

post-prandial. Selanjutnya darah pada sirkulasi sistemik akan diedarkan ke seluruh jaringan

tubuh. Stroke Volume (Volume sekuncup) adalah volume darah yang dipompa oleh jantung

dalam 1 kali kontraksi. Volume sekuncup diatur dengan Mekanisme (hukum) Starling,

Page 7: Makalah EKG Mp10

dimana kontraktilitas miokardium tergantung kepada regangan otot jantung pada saat diastol

(EDV atau end diastolic volume). Semakin banyak darah yang mengisi ventrikel pada saat

diastol akan semakin meningkatkan regangan pada miokardium dan menyebabkan

peningkatan kontraktilitas otot jantung.

Tabel tekanan darah menurut WHO

Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Hal ini

karena ada efek gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih

rendah karena arah peredaran tersebut horisontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan

tidak terlalu memompa. pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung dalam memompa

darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung

meningkat. Pada saat berolahraga, jantung akan memompa lebih keras untuk menyuplai

oksigen ke bagian tubuh yang membutuhkan sehingga tekanan darah akan meningkat saat

berolahraga.

2.4 Mekanisme pengaturan tekanan darah secara fisiologi

Tekanan darah dipengaruhi oleh kemoresptor, tahanan perifer dan volume darah.

Page 8: Makalah EKG Mp10

Dalam sistem kardiovaskuler tubuh manusia, terdapat baroreseptor. Baroreseptor

adalah reseptor regang dalam dinding jantung dan pembuluh darah. Reseptor sinus karotikus

dan arkus aorta memantau sirkulasi arteri. Terdapat juga reseptor di dinding atrium kanan dan

kiri pada tempat masuk vena kava superior dan inferior serta vena pulmonalis, juga dalam

sirkulasi pulmonal. Reseptor-reseptor ini disebut reseptor kardio pulmonal. Baroreseptor

berperan dalam mengatur tekanan darah.(6) Mekanismenya adalah sebagai berikut:

Pada mekanisme penurunan tekanan darah, apabila tekanan darah meningkat diatas normal

→ Peningkatan potensial reseptor sinus aortikus dan lengkung aorta→ Peningkatan

pembentukan potensial aksi di saraf eferen→Pusat kardiovaskuler→ Penurunan aktivitas

saraf jantung dan vasokonstriktor simpatis→ Peningkatan aktivitas saraf parasimpatis→

Penurunan kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup→ Vasodilatasi arteriol dan

vena→ Tekanan darah menurun ke arah normal.

Sedangkan pada mekanisme peningkatan tekanan darah, apabila tekanan darah menurun

dibawah normal → Penurunan potensial reseptor sinus aortikus dan lengkung aorta→

Penurunan pembentukan potensial aksi di saraf eferen→Pusat kardiovaskuler→ Peningkatan

aktivitas saraf jantung dan vasokonstriktor simpatis→ Penurunan aktivitas saraf

parasimpatis→ Peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup→

Vasokonstriksi arteriol dan vena→ Tekanan darah meningkat ke arah normal.

Page 9: Makalah EKG Mp10

BAB III

PEMBAHASAN SESI 2

1. Seorang laki-laki umur 65 tahun mengalami perlukaan akibat kecelakaan motor dan

dibawa ke bagian gawat darurat. Pemeriksaan fisik didapat T= 160/80 serta EKG:

Kecepatan jantung atau frekuensi denyut jantung didapatkan dari perhitungan.

I. R-R interval= 17 kotak, maka F= 1500/17= 88,23 kali/menit

II. R-R interval= 16 kotak, maka F= 1500/16= 93,75 kali/menit

III. R-R interval= 17 kotak, maka F= 1500/17= 88,23 kali/menit

Karena hasil perhitungan ada lebih dari satu, diambil nilai rata-ratanya saja. Nilai

yang didapatkan adalah 90 kali/menit.

PQ Interval adalah waktu saat permulaan depolarisasi atrium (titik P) sampai permulaan

depolarisasi ventrikel (titik QRS).

I. PQ interval= 3 kotak, maka interval waktunya= 3x0,04= 0,12

II. PQ interval= 4 kotak, maka interval waktunya= 4x0,04= 0,16

III. PQ interval= 3 kotak, maka interval waktunya= 3x0,04= 0,12

Diambil nilai rata-rata maka didapatkan PQ intervalnya adalah 0,14 detik.

Page 10: Makalah EKG Mp10

2. Seorang laki-laki 50 tahun dengan hasil EKG:

Kalau kita cari axisnya maka axisnya akan bergeser ke bagian kiri, artinya ada

masalah dengan bagian kiri jantung pria ini. Bagian kiri jantung memompakan darahnya ke

seluruh tubuh dan bagian kanan jantung memompakan darahnya ke paru-paru. Maka

diagnosa yang paling mendekati adalah Hipertensi sistemik kronik.

3. Bila serabut purkinje menjadi pacemaker jantung, maka denyutnya akan lambat dengan

frekuensi 20-40 kali/menit.

Kecepatan normal pembentukan potensial aksi di jaringan otoritmik jantung

Jaringan Potensial aksi per menit

Nodus SA (pemicu normal) 70 – 80

Nodus AV 40 – 60

Berkas his dan serat-serat purkinje 20 - 40

4. Kondisi apa yang menyebabkan jantung mengalami dilatasi?

Kondisi yang terjadi pada jantung saat mengalami dilatasi adalah kelebihan ion

kalium dalam darah karena pada saat kelebihan kalium jantung mengembang, flaccid,

frekuensinya menurun, bila kelebihan banyak memblokkir impuls diberkas His, berhenti

dalam diastole.

5. Kondisi apa yang terjadi secara normal akibat ransangan simpatis?

Page 11: Makalah EKG Mp10

Jantung dipersarafi oleh Serabut saraf simpatis dan vagus. Nervus vagus dextra

mempersarafi nodus SA, sedangkan N. Vagus sinistra mempersarafi nodus AV. Saraf

simpatis mempersarafi seluruh atrium, erutama nodus SA dan ventrikel.

Saraf simpatis bersifat meransang kerja otot jantung. Sistem saraf simpatis dengan

epinefrin dan norepnefrin sebagai neurotrasmiternya akan menyebabkan peningkatan heart

rate (cronotropy positif), inotropik dan kecepatan konduksi (dromotropy positif) serta

meningkatkan kekuatan kontraksi ventrikel dan atrium. Sedangkan sistem saraf parasimpatis

melalui nervus vagus menyebabkan kebalikannya.(10)

6. Seorang laki-laki 60 tahun, BB= 100kg, mempunyai hasil EKG:

Berdasarkan grafik EKG diatas, pasien ini didiagnosa menderita blok A-V derajat

pertama. Blok AV terjadi bila hantaran antara atrium dan ventrikel diperlambat atau diblok.

Pada bentuk blok AV derajat 1, semua impuls mencapai ventrikel, tetapi ada perpanjangan

abnormal interval PR.

Pada grafik ini rata-rata interval PR berjumlah 7 kotak, maka 7 kotak x 0,04 detik =

0,28 detik. Ini menandakan adanya perpanjangan interval PR, dimana interval PR yang

normal adalah <0,20 detik. Adapun ciri-ciri EKG pada blok A-V derajat pertama ditandai

dengan perpanjangan interval PR (> 0,20 detik).

7. Seorang laki-laki 55 tahun mengeluh bahwa ia sering capai sewaktu mengerjakan

pekerjaan rutin sekitar rumahnya. Hasil EKG:

Page 12: Makalah EKG Mp10

I. R= +2, S= -25, maka I= -23

III. R=+19, S= -1, maka II= +18

Axis:

Axis yang didapat adalah +170 derajat. Sumbunya bergeser ke kanan (Right axis

Deviation), hal ini menandakan ada masalah dengan bagian kanan jantung. Diagnosa yang

paling mungkin adalah Hipertrofi Ventrikel Kanan. Karena dari hasil yang didapatkan adalah

+ 170⁰. Salah satu ciri dari hipertrofi ventrikel kanan yaitu deviasi aksis ke kanan ( > +

110⁰ ). Tapi hal ini masih perlu dibuktikan dengan melihat bukti lain yang bisa menunjukkan

adanya hipertrofi ventrikel kanan, yaitu R VI > S VI, gelombang R yang tinggi di sandapan

aVR, rotasi searah jarum jam, perubahan segmen ST yakni depresi segmen ST dan inversi

gelombang T.

Page 13: Makalah EKG Mp10

8. Seorang laki-laki 65 tahun dengan EKG:

Diagnosanya adalah Blok AV derajat kedua Mobitz tipe I ( phenomena Wenkebach)

Disini fase refakter relative di simpul AV makin panjang sampai akhirnya impuls

tidak dapat disalurkan. Setelah melalui fase istirahat, kecepatan konduksi menjadi normal lalu

kelainan ini terulang kembali.

Ciri-ciri EKG: Ditandai dengan peristiwa Wekenbach yaitu, interval PR yang makin

lama makin panjang sampai terjadi “dropped beat”, kemudian siklus di atas terulang

kembali.(8)

9. Seorang laki-laki 62 tahun dengan EKG:

I: R= +3, S= -7, maka I= -4

III: R=+22, S= 0, maka III

= +22

Page 14: Makalah EKG Mp10

Axisnya adalah +105 derajat (Right Axis Deviation), dengan diagnosa hipertrofi ventrikel

kanan karena sumbu axis bergeser ke kanan dan terjadi perubahan segmen ST yakni depresi

segmen ST dan inversi gelombang T pada sadapan III

10. Seorang laki-laki 63 tahun, mempunyai infark jantung pada umur 55 tahun. EKG lead I

seperti di bawah ini. Berapa kecepatan jantungnya?

I menit = 1500 kotak

R-R interval = 10 kotak

Jadi 1500 : 10 = 150x/menit, atau

10 x 0,04 = 0,4 detik Dalam 1 menit : 60 detik maka 60 : 0,4 = 150x/menit

Diagnosa pada orang diatas adalah Sinus Takhikardia, dimana kecepatan jantung lebih dari

100x/menit dan gelombang P-QRS-T normal.

Page 15: Makalah EKG Mp10

11. Seorang laki-laki 80 tahun, dengan EKG seperti di bawah ini.

Karena irama sinusnya tidak teratur, maka cara menghitung frekuensinya adalah:

Kecepatan EKG= 25mm/d,

Jumlah gelombang R dalam 100 mm atau 4 detik = 3 buah gelombang R, sehingga

frekuensinya adalah:

(60/4) x 3= 45 kali/menit.

Diagnosanya adalah complete AV block (blok jantung derajat 3), dimana impuls dari

atrium di blok sempurna sehingga ventrikel berkontraksi tidak mengikuti kontraksi atrium

melainkan lebih lambat dibandingkan atrium. Penyebab blok jantung derajat tiga antara lain

infark miokardium septum dan kerusakan berkas His selama operasi perbaikan pada defek

septum interventrikular kongenital.(9)

Page 16: Makalah EKG Mp10

DAFTAR PUSTAKA

1. Elektrokardiogram. Indonesia. Available at: http//:www.wikipedia\Downloads\bahan

makalah ekg\Elektrokardiografi.com. Accessed on April 24 2011.

2. Bagian Fisiologi FK USAKTI Jakarta. Buku Pengantar Alat Penunjang Diagnostik.

Elektokardiografi. Jakarta: Bagian Fisiologi FK USAKTI Jakarta; 2008. p.1.

3. Widjaja Soetopo. Gambaran Sebuah EKG Normal; EKG Praktis. Tanggerang:

Binarupa Aksara; 2009. p.17-36.

4. Widjaja Soetopo. Sandapan EKG ( ECG Lead ); EKG Praktis. Tanggerang: Binarupa

Aksara; 2009. p.10-15.

5. Widjaja Soetopo. Irama Sinus Normal; EKG Praktis. Tanggerang: Binarupa Aksara;

2009. p.43.

6. Ganong F W. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 20. Jakarta: EGC; 2003. p.578-9.

7. Ganong F W. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 20. Jakarta: EGC; 2003. p.562

8. Widjaja Soetopo. Blok Atrio Ventrikular (AV blok). In: EKG Praktis. Binarupa

Aksara: Jakarta. 2009. p. 68-9.

9. Ganong F W. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 20. Jakarta: EGC; 2003. p.532-3

10. Klabunde E R. Cardiovasculer Physiologic Concepts. Available at:

http://www.cvphysiology.com/Blood%20Pressure/BP008.htm. Accesed on July 20

2011.