makalah bps

28
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas  belajar itu juga tidak pernah berhenti. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat bertujuan untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan, sehingga siswa dapat meraih hasil belajar yang optimal. Menurut Joyce, Well dan Calhoum (2000), model pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yaitu Model Sosial, Model Pengolahan Informasi, Model Personal dan Model Sistem Perilaku. Keempat kelompok besar tersebut dapat dibagi kembali menjadi beberapa model. Di dalam makalah ini akan dibahas beberapa model pembelajaran tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

Upload: putry-dwi-gamekyu

Post on 05-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

belajar dan pembelajaran

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah

    terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas

    sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Belajar tidak pernah dibatasi

    usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas

    belajar itu juga tidak pernah berhenti.

    Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru

    mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan

    intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran.

    Pengembangan model pembelajaran yang tepat bertujuan untuk menciptakan

    kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan,

    sehingga siswa dapat meraih hasil belajar yang optimal.

    Menurut Joyce, Well dan Calhoum (2000), model pembelajaran dapat

    dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yaitu Model Sosial, Model

    Pengolahan Informasi, Model Personal dan Model Sistem Perilaku. Keempat

    kelompok besar tersebut dapat dibagi kembali menjadi beberapa model. Di dalam

    makalah ini akan dibahas beberapa model pembelajaran tersebut.

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

  • 2

    1.2.1 Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Partners in

    Learning?

    1.2.2 Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Inductive Thinking?

    1.2.3 Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Direct Intruction?

    1.3 Tujuan

    Tujuan dalam makalah ini yaitu:

    1.3.1 Untuk mengetahu tentang model pembelajaran Partners in Learning.

    1.3.2 Untuk mengetahu tentang model pembelajaran Inductive Thinking.

    1.3.3 Untuk mengetahu tentang model pembelajaran Direct Intruction.

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

    digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

    pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan

    pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

    pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran

    dan pengelolaan kelas.

    Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan

    prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

    tujuan belajar. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi

    perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.

    Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang

    akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta

    tingkat kemampuan peserta didik.

    Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada

    strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus

    yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, dan prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:

    - Rasional, teoritis, logis, yang disusun oleh para pencipta atau

    pengembangnya.

    - Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

    pembelajaran yang akan dicapai).

  • 4

    - Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

    dilaksanakan dengan baik.

    - Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu

    dapat tercapai.

    2.1 Model Pembelajaran Partners in Learning

    2.1.1 Pengertian

    Model Partner dalam belajar (partners in learning/positive

    interdependence) merupakan suatu sistem mengajar siswa dengan melaksanakan

    tugas-tugas belajar yang sederhana dengan menggunakan partner. Model ini

    merupakan model yang komplek untuk mengorganisasi kelas-kelas dan bahkan

    sekolah di masyarakat yang berusaha untuk mendidik diri mereka sendiri belajar.

    Sehingga dengan model tersebut dapat mewujudkan pembelajaran kooperatif dan

    mampu menfasilitasi proses belajar di semua bidang kurikulum dan usia,

    meningkatkan harga diri, keterampilan sosial dan solidaritas, dan akademis tujuan

    belajar mulai dari perolehan informasi dan keterampilan melalui mode

    penyelidikan dari disiplin ilmu akademis.

    Partner in learning adalah cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih,

    dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai tujuan

    tertentu. Atau Partner in learning juga bisa disebut suatu proses kerja sama yang

    dilakukan oleh baik antar individu maupun antar kelompok, yang saling penuh

    perhatian dan penghargaan sesama anggota untuk mencapai tujuan bersama

  • 5

    Berdasarkan batasan ini, pembelajaran kolaborasi menekankan pentingnya

    pengembangan belajar secara bermakna dan pemecahan masalah

    secara intelektual serta pengembangan aspek sosial.

    Pembelajaran Parner in learning merupakan sistem pengajaran yang

    memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa

    dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran Partner in learning dikenal

    dengan pembelajaran secara berkelompok kecil. Tetapi belajar Partner in learning

    lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar

    kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga

    memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat

    interdepedensi efektif diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002:14).

    Partner in learning telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai

    penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar siswa,

    membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta

    meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Dalam model

    Partner in learning terdapat saling ketergantungan positif di antara siswa untuk

    mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama

    untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi,

    mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam

    memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif, siswa lebih

    termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir, serta mampu

    membangun hubungan interpersonal.

  • 6

    Model Partner in learning memungkinkan semua siswa dapat menguasai

    materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. Hubungan kerja

    seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat

    dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan

    dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar

    bersama dalam kelompok. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus

    diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong, yaitu: saling

    ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi

    antar anggota, evaluasi proses kelompok.

    Karakteristik model Partner in learning diantaranya: siswa bekerja dalam

    kelompok kecil 2-5 orang untuk menguasai materi akademis; anggota-anggota

    dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan

    tinggi; jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok Partner in learning

    berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin; sistem penghargaan yang berorientasi

    kepada kelompok daripada individu.

    2.1.2 Tahapan Keterampilan yang Harus Ada dalam Model Partner In

    Learning

    Terdapat empat tahapan keterampilan yang harus ada dalam model

    Partner in learning yaitu:

    - Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

    membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan

    norma.

  • 7

    - Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

    mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina

    hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.

    - Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

    pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang

    dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi,

    dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang

    diberikan

    - Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

    merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik

    kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan

    pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.

    2.1.3 Prinsip-Prinsip Partner In Learning

    Pembelajaran Partner in learning menekankan adanya prinsip-prinsip

    kerja. Prinsip-prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam model Partner in

    learning tersebut adalah sebagai berikut:

    - setiap anggota melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama

    dan saling ketergantungan;

    - individu-individu bertanggung jawab atas dasar belajar dan perilaku

    masing masing;

    - keterampilan kooperatif dibelajarkan, dipraktekkan dan balikan

    (feedback) diberikan berdasarkan bagaimana sebaiknya latihan

    keterampilan tersebut diterapkan; dan

  • 8

    - kelas atau kelompok didorong ke arah terjadinya pelaksanaan suatu

    aktivitas kerja kelompok yang kohesif

    2.1.4 Langkah-Langkah Model Partner In Learning

    1) Tahap Persiapan

    a) Merumuskan tujuan pembelajaran

    b) Merumuskan permasalahan dengan jelas dan ringkas.

    c) Mempertimbangkan karakteristik anak dengan benar.

    d) Menyiapkan kerangka yang akan diskusikan

    e) Menyiapkan fasilitas, meliputi:

    menggandakan bahan diskusi,

    menentukan dan mendisain tempat,

    mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.

    2) Tahap pelaksanaan

    a) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

    b) Menyampaikan pokok-pokok yang akan didiskusikan.

    c) Menjelaskan prosedur diskusi.

    d) Mengatur kelompok-kelompok diskusi

    e) Melaksanakan diskusi.

    3) Tahap penutup

    a) Memberi kesempatan kelompok untuk melaporkan hasil.

    b) Memberi kesempatan kelompok untuk menanggapi.

    c) Memberikan umpan balik.

    d) Menyimpulkan hasil diskusi.

  • 9

    2.1.5 Keunggulan dari Model Partner In Learning

    Ada beberapa keunggulan yang dapat diperoleh melalui pembelajaran

    Partner in learning menurut Hill & Hill (1993) berkenaan dengan:

    - prestasi belajar lebih tinggi;

    - pemahaman lebih mendalam;

    - belajar lebih menyenangkan;

    - mengembangkan keterampilan kepemimpinan;

    - meningkatkan sikap positif;

    - meningkatkan harga diri;

    - belajar secara inklusif;

    - merasa saling memiliki; dan

    - mengembangkan keterampilan masa depan

    Kegiatan pembelajaran Partner in learning diarahkan untuk menanamkan

    kebiasaan-kebiasaan (habits) untuk memahami apa yang dipelajari, sikap ingin

    melakukan sesuatu, dan keterampilan bagaimana melakukan sesuatu. Hal ini

    sejalan dengan pandangan (Covey, dalam.

    Medsker & Holdsworth, 2001) yang menyatakan bahwa sikap mencakup

    tiga hal pokok, yaitu:

    - pengetahuan atau knowledge (the what, where, when, dan why),

    - sikap atau attitudes (the want to), dan

    - keterampilan atau skills (the how to).

  • 10

    Pembelajaran Partner in learning merupakan suatu prosedur pembelajaran

    dalam hal ini para pebelajar belajar bersama secara berkelompok dan diarahkan

    untuk mencapai tujuan secara kolektif (Cruickshank, Jenkins, & Metcalf, 2006).

    Model Partner in learning adalah khas di antara model-model

    pembelajaran karena menggunakan suatu struktur tugas dan penghargaan yang

    berbeda untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Struktur tugas memaksa siswa

    untuk bekerja sama dalam kelompok kecil. Sistem penghargaan mengakui usaha

    bersama, sama baiknya seperti usaha individual.

    Model Partner in learning berkembang dari kebiasaan pendidikan yang

    menekankan pada pemikiran demokratis dan latihan atau praktek, pembelajaran

    aktif, lingkungan pembelajaran yang kooperatif dan menghormati adanya

    perbedaan budaya masyarakat yang bermacam-macam. Model Partner in learning

    bertujuan agar terdapat efek (pengaruh) di luar pembelajaran akademik,

    khususnya peningkatan penerimaan antarkelompok serta keterampilan sosial dan

    keterampilan kelompok.

    Dasar-dasar teoretis dan empiris mendukung penggunaan model Partner in

    learning untuk tujuan pendidikan berikut: mendapatkan tingkah laku kooperatif,

    hasil kerja teoreitis dan memperbaiki hubungan-hubungan yang tidak harmonis.

    2.1.6 Penerapan Partner In Learning

    Perencanaan tugas berkaitan dengan model Partner in learning, yang

    menekankan pada pengorganisasian siswa untuk kelompok kerja kecil, dan

    menggunakan materi pembelajaran yang beragam untuk digunakan selama

    kelompok-kelompok kerja (kelompok belajar) berlangsung.

  • 11

    Tak peduli pendekatannya, Partner in learning dicirikan dengan kerja

    siswa dalam kelompok kecil, dan berorientasi pada adanya penghargaan

    kelompok.

    Memimpin Partner in learning mengubah peranan guru dari sebagai pusat

    pembicara atau pembicara utama menjadi choreographer dalam aktivitas

    kelompok kecil. Kelompok kerja kecil menimbulkan suatu tantangan pengelolaan

    bagi guru. Guru harus membantu siswa melakukan transisi di dalam kelompok

    kecil mereka, mengatur kelompok kerja mereka, dan mengajarkan keterampilan

    penting, yakni keterampilan sosial dan keterampilan kelompok.

    2.2 Model Pembelajaran Inductive Thinking

    2.2.1 Pengertian

    Berpikir merupakan bentuk kata yang berasal dari kata dasar pikir yang

    berarti akal, budi, ingatan, angan-angan; kata dalam hati, pendapat

    (pertimbangan). Berpikir dapat diartikan menggunakan akal budi untuk

    mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam

    ingatan. Proses berpikir merupakan suatu proses terjadi dalam otak seseorang

    yang mana proses tersebut diharapkan menghasilkan sesuatu yang memang belum

    ada maupun merupakan suatu bentuk inovasi/pembaruan dari hal yang telah ada.

    Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang

    umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya

    yang khusus. Model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang

    bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan

    keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis.

  • 12

    Dalam kaitannya pada proses pembelajaran di satuan pendidikan dasar di

    Indonesia. Model berpikir induktif cenderung lebih mudah digunakan pada materi

    pembelajaran yang masih bersifat konseptual. Ha ini dapat dilihat pada pola dan

    karakteristik pembelajaran yang merupakan kategori berpikir induktif ini. Namun,

    tidak menutup kemungkinan aktifitas yang dikembangkan dalam proses

    pembelajaran akan melibatkan unsur psikomotorik dari peserta didik.

    2.2.2 Model Pembelajaran Berpikir secara Induktif

    Bruce Joyce dan Marsha Weil mengetengahkan 4 (empat) kelompok

    model pembelajaran, yaitu:

    - model interaksi sosial;

    - model pengolahan informasi;

    - model personal-humanistik; dan

    - model modifikasi tingkah laku.

    Kaitannya di sini model berpikir induktif merupakan bagian dari

    kelompok model pembelajaran pengolahan informasi (information-processing).

    Model berpikir induktif meyakini bahwa siswa sebagai peserta didik

    merupakan konseptor ilmiah. Setiap saat seseorang selalu berusaha untuk

    melakukan suatu konseptualisasi dalam hal apapun, proses berpikir induktif

    diperlukan Model berpikir induktif mempunyai beberapa karakteristik utama

    antara lain;

    Fokus : Fokus membantu peserta didik untuk berkonsentrasi pada satu

    ranah/kemampuan berpikir (bidang penelitian) yang dapat mereka kuasai, tanpa

    mengecilkan keinginan dalam hati mereka yang jelas membuatnya tidak bisa

  • 13

    menggunakan seluruh kemampuan untuk menghasilkan suatu gagasan yang luar

    biasa. Hal utama yang perlu dilakukan adalah menyajikan seperangkat data yang

    menyediakan informasi terhadap suatu cakupan mata pelajaran tertentu dengan

    meminta peserta didik mempelajari sifat-sifat objek dalam perangkat yang

    disajikan tersebut.

    Dengan fokus terhadap suatu kajian tertentu yang familiar di telinga dan

    mata peserta didik hal ini diharapkan dapat mendukung dan mencapai proses

    pembelajaran yang optimal sebagaimana tujuan yang akan dicapai pada standar isi

    (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar).

    Pengawasan/kontrol konseptual, ini membantu siswa mengembangkan

    kemampuan konseptual terhadap satu ranah/bidang kajian tertentu. Dalam hal ini

    sebagai contoh yaitu siswa disajikan tentang berbagai kegiatan yang berkaitan

    dengan kegiatan ekonomi di Indonesia, siswa akan mengklasifikasikan berbagai

    kegiatan ekonomi tersebut dalam suatu kelompok/jenis seperti kegiatan produksi,

    konsumsi, dan distribusi.

    Melalui pengetahuan awal peserta didik akan lebih mudah

    mengembangkan pemahaman dan karakteristik kegiatan ekonomi di Indonesia

    seperti produsen-produsen yang menghasilkan suatu produk makanan ringan

    dengan merk tertentu, maupun contoh-contoh praktek penjualan yang bukan

    hanya barang saja yang dapat didistribusikan sebagai objek jual, namun jasa juga

    dapat dijual pada proses jual-beli sebagai implementasi pada proses distribusi

    objek tertentu.

  • 14

    Hal ini akan melatih peserta didik untuk memudahkan proses klasifikasi

    dan kategorisasi dalam membedakan dan memahami karakter produksi, konsumsi,

    dan distribusi sekalipun dengan banyaknya objek yang disajikan pada proses

    pembelajaran ditiap awal pertemuan (apersepsi). Mengkonversi pemahaman

    konseptual menjadi ketrampilan. Dalam hal proses membangun pemahaman

    secara konseptual pada proses klasifikasi secara abstrak, peserta didik tanpa

    disadari tentunya akan melakukan suatu aktifitas yang melibatkan unsur motorik

    dan tentunya kognitif mereka.

    Melalui proses kategorisasi dan pengelompokan ini, peserta didik akan

    menggunakan tangannya untuk menulis dan memikirkan jenis pengelompokan

    yang digunakan untuk membedakan mana yang termasuk kegiatan produksi,

    kegiatan distribusi, dan mana yang termasuk kegiatan konsumsi.

    Model berpikir induktif dapat membantu peserta didik untuk

    mengumpulkan informasi dan mengujinya secara ilmiah (dengan tahap

    perkembangan usia dan berpikir peserta didik) dengan teliti, mengolah informasi

    ke dalam konsep-konsep, dan belajar memanipulasi konsep-konsep tersebut.

    Apabila digunakan secara bertahap, model thinking inductively juga dapat

    meningkatkan kemampuan peserta didik untuk membentuk konsep-konsep secara

    efisien dan meningkatkan jangkaian perspektif dari sisi mana mereka memandang

    suatu informasi tertentu.

    2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Teknik Inductive Thinking

    Ada kelebihan pasti ada kekurangan. Beberapa hal yang kontras namun

    perlu diketahui adalah apapun jenis metode yang digunakan pastinya akan ada

  • 15

    kelebihan dan kekurangan ketika diimplementasikan pada proses pembelajaran

    yang berlangsung, menurut Restiana rendi dalam sebuah catatan di blognya

    dipaparkan mengenai kelebihan dan kekurangan dari model berpikir induktif ini,

    antara lain :

    Kelebihan Model Pembelajaran Induktif

    - Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan

    presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi

    tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai

    parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

    - Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi

    pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola

    tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga

    pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-

    pertanyaan antara siswa dengan guru.

    - Model pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk memicu

    keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena

    proses Tanya jawab tersebut.

    Kelemahan Model Pembelajaran Induktif

    - Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya

    (questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya

    ditentukan kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi.

    - Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat

    tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan

  • 16

    pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan

    untuk membuat siswa berpikir.

    - Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal,

    guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif

    agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya.

    Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak

    akan tercapai secara sempurna.

    - Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model

    pembelajaran induktif, guru harus menyiapkan perangkat yang akan

    membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk

    melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui

    pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode ini maka

    kemandirian siswa tidak dapat berkembang optimal.

    - Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas

    belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam proses

    belajar siswa.

    - Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model

    pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi

    yang digunakan oleh guru.

    - Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka

    membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif.

    2.2.4 Struktur Pembelajaran Inductive Thinking

    Tahap-tahap model induktif meliputi empat aspek antara lain;

  • 17

    - Mengidentifikasi dan penghitungan data yang relevan dengan materi

    pembelajaran yang akan dipelajari

    - Mengelompokkan objek-objek data menjadi kategori yang anggotanya

    bersifat umum

    - Menafsirkan data dan mengembangkan label untuk kategori sebelumnya

    (point 2) sehingga data dapat dimanipulasi secara simbolis

    - Mengubah kategori-kategori menjadi ketrampilan/hipotes

    2.3 Model Pembelajaran Direct Intruction

    2.3.1 Pengertian

    Salah satu jenis model sistem perilaku yaitu Model Direct Instruction atau

    Model Pengajaran Langsung. Model pembelajaran yang menggunakan

    pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan

    dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah adalah model

    pengajaran langsung (direct intruction). Menurut Arends (2001):A teaching

    model that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can

    be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled

    the direct instruction model. Artinya: Sebuah model pengajaran yang bertujuan

    untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang

    dapat diajarkan langkah-demi-langkah. Untuk tujuan tersebut, model yang

    digunakan dinamakan model pengajaran langsung.

    Model pengajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori belajar

    perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk

    pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah

  • 18

    pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan

    penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.

    Arends (1997) menyatakan: The direct instruction model was specifically

    designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative

    knowledge that is well structured and can be taught in a step-by-step fashion.

    Artinya: Model pengajaran langsung secara khusus dirancang untuk

    mempromosikan belajar siswa dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan

    deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah-demi-

    langkah. Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: Direct instruction is a teacher-

    centered model that has five steps: establishing set, explanation and/or

    demonstration, guided practice, feedback, and extended practice a direct

    instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning

    environment that businesslike and task-oriented. Artinya: Pengajaran langsung

    adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan

    tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan

    perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan

    yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan

    berorientasi tugas.

    Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan

    mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan

    gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan

    model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang

    terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan

  • 19

    pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan

    keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih

    terstruktur.

    Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung

    jawab dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan

    keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan

    kepada siswa, memberikan pemodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan

    pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang telah dipelajari,

    dan memberikan umpan balik.

    2.3.2 Ciri Model Pembelajaran Direct Intruction

    Ciri-ciri pengajaran langsung adalah:

    - Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.

    - Sintak atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

    - Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung

    belangsung dan berhasilnya pengajaran

    2.3.3 Karakteristik Model Pembelajaran Direct Intruction

    Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya

    sintaks/tahapan pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang

    akan menggunakan pengajaran langsung juga harus memperhatikan variabel-

    variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan

    yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari pembelajaran.

    Fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus

    dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan.

  • 20

    Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas siswa dan

    melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber

    belajar selama pembelajaran dan meminimalkan kegiatan non akademik. Kegiatan

    pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan

    yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa.

    Sintaks model pengajaran langsung memiliki 5 tahapan, sebagai berikut:

    Fase 1 : Fase Orientasi

    Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap

    materi pelajaran yang meliputi:

    Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan

    dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

    Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran

    Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan

    Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan

    yang akan dilakukan selama pembelajaran

    Menginformasikan kerangka pelajaran

    Memotivasi siswa

    Fase 2 : Fase Presentasi/Demonstrasi

    Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau

    keterampilan yang meliputi:

    Penyajian materi

    Pemberian contoh konsep

    Pemodelan/peragaan keterampilan

  • 21

    Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh

    siswa

    Fase 3 : Fase Latihan Terstruktur

    Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada

    siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan

    terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah.

    Fase 4 : Fase Latihan Terbimbing

    Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan

    keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi

    kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan guru untuk mengakses

    kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil

    melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan umpan balik. Guru

    memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.

    Fase 5 : Fase Latihan Mandiri

    Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru memberikan

    umpan balik bagi keberhasilan siswa.

    Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks

    pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.

    Meginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada

    siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus

    dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.

  • 22

    Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru

    mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan

    yang telah dikuasai siswa.

    Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan

    materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh,

    mendemontrasikan konsep dan sebagainya.

    Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan

    pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan

    mengoreksi kesalahan konsep.

    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini,

    guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih

    keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau

    kelompok.

    Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan

    reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan

    balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika

    diperlukan.

    Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan

    tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya

    terhadap materi yang telah mereka pelajari.

    Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung

    cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran:

  • 23

    Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan

    memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep

    kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.

    Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang

    memiliki struktur yang jelas dan pasti.

    Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-

    keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang

    berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).

    Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan

    intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung

    oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung

    pada jawaban yang logis)

    Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk

    dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan

    penerapan.

    Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.

    Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu

    sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.

    Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk

    memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau

    independen.

    Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi

    dengan penjelasan yang sangat terstruktur.

  • 24

    Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat

    pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan

    pendekatan yang berpusat pada siswa.

    2.3.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Direct Intruction

    Secara umum setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan-kelebihan

    yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibanding

    dengan model pembelajaran yang lainnya. Tetapi selain mempunyai kelebihan-

    kelebihan pada setiap model pembelajaran juga ditemukan keterbatasan-

    keterbatasan yang merupakan kelemahannya.

    Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:

    - Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan

    urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat

    mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.

    - Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

    keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah

    sekalipun.

    - Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran

    dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu

    permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis,

    bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.

    - Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan

    (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi),

    sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.

  • 25

    - Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk

    mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta.

    - Model pengajaran langsung dapat diterapkan secara efektif dalam

    kelas besar maupun kelas yang kecil.

    - Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.

    - Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan

    ketat.

    - Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik.

    - Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.

    - Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.

    - Model pengajaran langsung dapat digunakan untuk menekankan butir-

    butir penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.

    - Model pengajaran langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk

    mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur.

    Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:

    - Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan

    pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam

    persiapan, pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa

    dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan

    terhambat.

    - Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara komunikasi

    guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan

    menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik pula.

  • 26

    - Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak,

    model pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan

    pada siswa untuk cukup memproses dan memahami informasi yang

    disampaikan.

    - Jika terlalu sering menggunakan modelpengajaran langsung akan

    membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua

    informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa

    tanggung jawab mengenai pembelajan siswa itu sendiri.

    - Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.

    Kenyataannya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga

    sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui.

  • 27

    BAB III

    SIMPULAN

    Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

    3.1 Model pembelajaran Partners in Learning merupakan suatu sistem

    mengajar siswa dengan melaksanakan tugas-tugas belajar yang sederhana

    dengan menggunakan partner.

    3.2 Model pembelajaran Inductive Thinking adalah sebuah pembelajaran yang

    bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa

    mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan

    berpikir kritis.

    3.3 Model pembelajaran Direct Intruction atau model pengajaran langsung

    adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang

    dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh

    pengetahuan langkah demi langkah.

  • 28

    DAFTAR PUSTAKA

    Alma, Buchari, DKK. (2009). Guru Profesional: Menguasai Metode dan

    Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

    Mustakim, Zaenal. (2009). Strategi Dan Metode Pembelajaran. Pekalongan:

    STAIN Press.

    Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

    Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

    Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.