makalah atritis reumatoid pada lansia

Upload: desty-s-ika

Post on 29-Oct-2015

446 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Lansia

TRANSCRIPT

Makalah Gerontik:

DISUSUN OLEH :KELOMPOK 3

PERTIWIRESKY ALVIANIR.A. ISMAWATIRISMA DAMAYANTIRISKAWATISARY RAMADHANISITI RASIDAH NURDINSRI FITRIANTI AZISSRI KURNIASOFYAN

YAYASAN PENDIDIKAN MAKASSARS1 KEPERAWATANKATA PENGANTARPuji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul REUMATIK (ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA ini dengan lancar. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang saya peroleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan (ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan (ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA, tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah GERONTIK atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.saya harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai (ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Penulis

KELOMPOK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB 1 PENDAHULUAN1LATAR BELAKANG1RUMUSAN MASALAH2TUJUAN2MANFAAT3BAB II PEMBAHASAN4BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN12BAB IV PENUTUP22KESIMPULAN22DAFTAR PUSTAKA23

Makalah (ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA

iiBAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGPerubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982) Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994) B. RUMUSAN MASALAH1. Apa definisi arthritis rheumatoid ?2. Apa etiologi arthritis rheumatoid ?3. Apa patofisiologi arthritis rheumatoid ?4. Sebutkan jenis-jenis arthritis rheumatoid?5. Bagaimana manifestasi klinik dari arthritis rheumatoid ?6. Bagaimana pengobatan untuk pasien dengan arthritis rheumatoid?7. Bagaimana asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid ?C. TUJUAN1. Untuk mengetahui definisi arthritis rheumatoid 2. Untuk mengetahui etiologi arthritis rheumatoid 3. Untuk mengetahui patofisiologi arthritis rheumatoid 4. Untuk mengetahui jenis-jenis arthritis rheumatoid 5. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari arthritis rheumatoid 6. Untuk mengetahui pengobatan untuk pasien dengan arthritis rheumatoid 7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid

D. MANFAAT1. Sebagai informasi dasar untuk mengenal arthritis rheumatoid 2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai arthritis rheumatoid .

BAB IIPEMBAHASAN

DEFENISIRematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.(www.medicastore.com) EtiologiHingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :a. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan factor Rematoidb. Gangguan Metabolismec. Genetikd. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)

Manifestasi klinisPasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :a. Nyeri persendianb. Bengkak (Rheumatoid nodule)c. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi harid. Terbatasnya pergerakane. Sendi-sendi terasa panasf. Demam (pireksia)g. Anemiah. Berat badan menuruni. Kekuatan berkurangj. Tampak warna kemerahan di sekitar sendik. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normall. Pasien tampak anemikPada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :a. Gerakan menjadi terbatasb. Adanya nyeri tekanc. Deformitas bertambah pembengkakand. Kelemahane. DepresiGejala Extraartikular :a. pada jantung : Rheumatoid heard diseasure Valvula lesion (gangguan katub) Pericarditis Myocarditisb. pada mata : Keratokonjungtivitis Scleritisc. pada lympa : Lhymphadenopathyd. pada thyroid : Lyphocytic thyroiditise. pada otot : Mycsitis

D.PATOFISIOLOGI .

Pada penyakit Rematoid Artritis terdapat 3 stadium yaitu :a. Stadium Sinovisis Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak dan kekakuan.b. Stadium DestruksiPada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.c. Stadium DeformitasPada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap. Pemeriksaan Diagnostik Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus. Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas. Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas. LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi. SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang. Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab AR. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan. Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ). Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association ( ARA ) adalah:1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning Stiffness ).2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi.3.Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid9. Pengendapan cairan musin yang jelek10. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia11. gambaran histologik yang khas pada nodul.Berdasarkan kriteria ini maka disebut :Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 mingguDefinitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu.Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 4 minggu.Penatalaksanaan MedikPenatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :a) Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan prognosis penyakit inib) Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebatc) Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasiend) Termoterapie) Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepatf) Pemberian Obat-obatan : Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada dosis yang telah ditentukan. Obat-obat untuk Reumatoid Artitis : Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty Inflamatory) Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori) Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori) Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori) Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori) Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori) Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori) Komplikasia. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan noduleb. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan ototc. Pada pembuluh darah terjadi tromboembolid. Terjadi splenomegali

BAB IIIKONSEP DASAR KEPERAWATAN

DASAR DATA PENGKAJIAN PASIENAKTIVITAS/ISTIRAHAT Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari. Keletihan Tanda: Malaise Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot KARDIOVASKULER Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun INTEGRITAS EGO Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan Keputusasaan dan ketidak berdayaan Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain MAKANAN ATAU CAIRAN Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat : mual. Anoreksia Kesulitan untuk mengunyah Tanda: Penurunan berat badan Kekeringan pada membran mukosa HIGIENE Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan pada orang lain. NEUROSENSORI Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan Tanda: Pembengkakan sendi NYERI / KENYAMANAN Gejala: fase akut dari nyeri Terasa nyeri kronis dan kekakuan KEAMANAN Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga Kekeringan pada mata dan membran mukosa INTERAKSI SOSIAL Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi ASUHAN KEPERAWATAN DIAGNOSA 1: Nyeri b/d penurunan fungsi tulang Kriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrol INTERVENSIRASIONAL

mandiri - kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 10). Catat factor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal - berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan- biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi - dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak - anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi - berikan masase yang lembut

kolaborasi - beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk seperti asetil salisilat (aspirin)

-membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan keefektifan program

- matras yang lembut/empuk, banal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stres pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan ada sendi yang terinflamasi / nyeri - pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri atau cedera sendi. - Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi - Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitifitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan - Meningkatkan elaksasi/mengurangi tegangan otot - Meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi

DIAGNOSA 2 : Intoleran aktivitas b/d perubahan otot. Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan. INTERVENSIRASIONAL

Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin. Dorong klien mempertahankan postur tegak, duduk tinggi, berdiri dan berjalan Berikan lingkungan yang aman dan menganjurkan untuk menggunakan alat bantu. Berikan obat-obatan sesuai indikasi seperti steroid

Untuk mencegah kelelahan dan mempertahankan kekuatan. Meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas. Menghindari cedera akibat kecelakaan seperti jatuh Untuk mecegah inflamasi sistemik akut

DIAGNOSA 3 : Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang. Kriteria Hasil : Klien dapat mempertahankan keselamatan fisik. INTERVENSIRASIONAL

Kendalikan lingkungan dengan : Menyingkirkan bahaya yang tampak jelas, mengurangi potensial cedera akibat jatuh ketika tidur misalnya menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur rendah, gunakan pencahayaan malamsiapkan lampu panggil Memantau regimen medikasi Izinkan kemandirian dan kebebasan maksimum dengan memberikan kebebasan dalam lingkungan yang aman, hindari penggunaan restrain, ketika pasien melamun alihkan perhatiannya Lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi resiko cedera dan membebaskan keluarga

Hal ini akan memberikan pasien merasa otonomi, restrain dapat meningkatkan agitasi, mengagetkan pasien akan meningkatkan ansietas

DIAGNOSA 4 : Perubahan pola tidur b/d nyeri Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur.INTERVENSIRASIONAL

Mandiri Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi Berikan tempat tidur yang nyaman Buat rutinitas baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru Instruksikan tindakan relaksasi Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur, misalnya: mandi air hangat dan massage

Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi: rendahkanlah tempat tidur bila mungkin

Bila memungkinkan hindari mengganggu klien saat klien sedang tidur

Kolaborasi Berikan sedative, hipnotik sesuai indikasi

Mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat. Meningkatkan kenyamaan tidur serta dukungan fisiologis/psikologis Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas yang berhubungan dapat berkurangMembantu menginduksi tidur Meningkatkan efek relaksasi Dapat merasakan takut jatuh karena perubahan ukuran dan tinggi tempat tidur, pagar tempatuntuk membantu mengubah posisi

Tidur tanpa gangguan lebih menimbulkan rasa segar, dan pasien mungkin tidak mampu kembali tidur bila terbangun

Diberikan membantu klien untuk tidur atau beristrahat

DIAGNOSA 5 : Defisit perawatan diri b/d nyeri Kriteria Hasil : Klien dapat melaksanakan perawatan sendiri secara mandiri. INTERVENSIRASIONAL

Kaji tingkat fungsi fisik

Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri, identifikasi untuk modifikasi lingkungan Identifikasi untuk perawatan yang diperlukan, misalnya: lift, peninggiandudukan toilet, kursi roda Mengidentifikasi tingkat bantuan dan dukungan yang diperlukan Mendukung kemandirian fisik/emosional Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian yang akan meningkatkan harga diri Memberikan kesempatan untuk dapat melakukan aktivitas secara mandiri

DIAGNOSA 6 : Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran b/d perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum. Kriteria hasil : mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan Untuk menghadapi penyakit, perubahan gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan. INTERVENSIRASIONAL

Mandiri Dorong pengungkapan mengenai masalah, proses penyakit, dan harapan masa depan Diskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangan pribadi klien terhadap perubahan gaya hidup termasuk aspek seksual. Diskusikan persepsi klien mengenai bagaimana orang terdekat dalam menerima keterbatasan klien Akui dan terima perasaan berduka,bermusuhan,dan ketergantungan Perhatikan perilaku menarik diri, menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan Susun batasan pada perilaku maladaptive. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas

Kolaborasi Rujuk pada konseling psikiatri Berikan obat-obat sesuai petunjuk

Beri kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesal menghadapinya secara langsung. Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi atau konseling lebih lanjut.

Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri. Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah, bermusuhan umum terjadi. Dapat menunjukkan emosional atau metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut atau dukungan psikologis. Membantu pasien mempertahankan kontrol diri yang dapat meningkatkan perasaan harga diri. Meningkatkan perasaan kompetensi/harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong partisipasi dan terapi. Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang/ketidakmampuan Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemampuan yang yang lebih efektif

BAB IVPENUTUP

KESIMPULAN

Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban. Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah. Wanita lebih sering terkena osteoartritis pada lutut dan sendi, sedang pria lebih sering terkena osteoartritis pada paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada pria dan wanita, tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta. Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.