makalah 3 me-1
DESCRIPTION
makalah pskiatriTRANSCRIPT
Modul Mental Emosional
Pasien Mengalami Kecelakaan, tetapi Tertawa Terbahak-bahak
KELOMPOK II
030.07.2 Rifqa
030.07.28 Yusmiati
030.08.04 Ayu Ningtiyas Nugroho
030.08.071 Citra Anggraeny
030.08.125 Indri Septiany Utami
030.09.191 Rangga Satrio Prawiro
030.09.193 Ratiya Primanita
030.09.194 Raufina Yunica
030.09.195 Rayhan Adji Harimurthi
030.09.196 Rayi Vialita Poetri
030.09.252 Teresa Shinta
030.09.253 Tezar Andrean
030.09.254 Theresia Sutjiarto
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
14 May 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Cannabis, yang lazim disebut ganja, mengacu pada varietas Cannabis sativa, atau
tanaman rami India, yang berisi obat psikoaktif Δ-9-tetrahydrocannabinol (THC).Cannabis
dalam bentuk ganja (bahan resin kering dari daun ganja) atau cannabinoidslainnya dianggap
sebagai zat ilegal yang paling umum digunakan di dunia. Efeknya telah dikenal selama ribuan
tahun, dan digambarkan pada awal abad ke-5 SM, ketika sejarahwan Yunani Herodotus
menceritakan tentang sebuah suku nomaden yang setelah menghirup asap dari biji rami, muncul
dari tenda mereka dengan senang dan berteriak gembira. Bahan aktifnya berasal dari tanaman
ganja yang bersifat adiktif, yang hanya larutdalam lemak. Karena tidak dapat larut dalam air,
THC tinggal lama di dalam lemak jaringan (termasuk jaringan lemak otak, sehingga
menyebabkan brain damage). Gambarannya yaitu kombinasi antara CNS-depresant, stimulansia
dan halusinogenik.
Survei terbaru dari National Institute of Drug Abuse (NIDA) 40% dari populasi yang
melaporkan telah menggunakan satu atau lebih zat terlarang dalam kehidupan mereka, 15% telah
menggunakan zat terlarang pada tahun sebelumnya. Prevalensi seumur hidup dari
penyalahgunaan zat sekitar 20%. Disamping presentasi populasi yang melaporkan menggunakan
satu atau lebih zat terlarang dalam kehidupan mereka (hampir 40%) dan biaya yang mengejutkan
pada masyarakat (lebih 200 juta dolar pertahun).1 Fenomena penyalahgunaan zat
memiliki banyak implikasi pada penelitian otak dan psikiatri klinis. Beberapa zat dapat
mempengaruhi keadaan mental yang dirasakan dari dalam; seperti mood dan aktifitas yang dapat
diamati dari luar; yaitu perilaku. Zat dapat menyebabkan gangguan neuropsikiatri yang tidak
dapat dibedakan dengan gangguan psikiatri dengan penyebabtidak diketahui (contohnya
skizofrenia dan gangguan mood) dan sehingga gangguan psikiatrik primer dan gangguan yang
melibatkan panggunaan zat mungkin berhubungan. 2
Pada tahun 1999 penelitian kanabis di komisi White House of National Drug Control
Policy, peneliti-peneliti pada National Academy of Science menyimpulkan diantaranya termasuk
bahwa kanabionid memiliki peran alami dalam pengaturan sakit; mengatur pergerakan dan
ingatan; otak menjadi toleransi terhadap kanabis, memilikikemampuan untuk ketergantungan dan
gejala putus obat ringan; memiliki nilai terapetik ringan untuk menghilangkan nyeri, mual dan
meningkatkan nafsu makan tapi penelitian lebih lanjut diperlukan dan sebagai pengobatan yang
efektif namun efek psikologis seperti menurunkan cemas, sedasi dan euphoria mempengaruhi
nilai terapeutik. Hubungan antara kanabis dan manusia telah ada sedikitnya 10.000 tahun. Dari
MentalEmosional Page 1
asalnya di Cina atau Asia Tengah, di zaman neolitik, penamaan kanabis telah menyebar hampir
di selutuh dunia. Penggunaan pertama dari tanaman ini kemungkinan sebagai bahan nutrisi sejak
zaman neolitik (setelah 6500 sebelum masehi). Galen, Bapak pengobatan menulis pada tahun
200 sebelum Masehi bahwa biasanya sekali-kalimemberikan kenikmatan dan kegembiraan. Di
Indonesia, terdapat antara 2-3 juta orang yang pernah mengisap ganja. Pengguna pemula ganja,
terutama dikalangan anak usia muda, meningkat tajam selama 4-5 tahun terakhir, karena ganja
mudah diperoleh dimana ± mana.
MentalEmosional Page 2
BAB II
LAPORAN KASUS
Tn. Ganda, 25 tahun dimasukkan ke UGD RSU Trisakti dengan diantar polisi setelah
mengendarai sepeda motornya menabrak pohon. Ia jatuh, dengan akibat hematoma pada kepala
daerah pelipis kiri, tetapi tidak pingsan. Di kamar tunggu, ia banyak bicara, marah-marah,
tertawa terbahak-bahak, gelisah, tremor kecil, dan berkeringat banyak. Penampilan dan status
gizi pasien baik.
Sejak remaja, Tn, Ganda sudah merokok dan kadang-kadang minum alcohol tapi tidak
pernah mabok. Sejak satu tahun yang lalu ia merokok ganja terutama pada malam hari libur.
Pada pemeriksaan fisik: tensi 150/170, nadi: 120, t: 36,5C, pupil melebar, konjungtiva merah. Ia
masih dapat bekerja biasa dan tidak ada masalah dalam pergaulan sosialnya.
Pemeriksaan status mental : terdapat depersonalisasi dan derealisasi, tetapi waham dan
halusinasi tidak ada.
Pemeriksaan diagnostic lanjut: pemeriksaan fisik umum: dalam batas normal; pemeriksaan
neurologis: tanpa deficit neurologis; EKG: normal; pemeriksaan radiologi kepala tidak ada
kelainan; laboratorium darah dan urine: normal, kecuali tetrahidrokanabiol positif,
Perkembangan masa kanak dan remaja tidak ada kelainan yang berarti, hanya ia
mengeluh dididik oleh ayahnya “terlalu keras dan disiplin”. Setelah menginjak dewasa, ia
menunjukkan ciri kepribadian yang sering bimbang, selalu tepat waktu, tertib dan sering berpikir
berulang-ulang. Ia tahu bahwa pikiran tersebut tidak rasional dan ingin menghilangkannya, tetapi
akibatnya ia menjadi gelisah. Sebelum tidur ia selalu mengunci pintu lima kali agar dapat tidur
lebih nyenyak. Kadang-kadang ia juga merasa sedih karena masalah pekerjaannya.
Pasien belum pernah berobat ke psikiater, tapi beberapa kali berobat pada dokter umum
dan diberikan “obat penenang dan obat tidur” dengan tujuan agar lebih tenang dan tidur lebih
nyenyak.
MentalEmosional Page 3
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
ANAMNESIS
1. Binaraport
2. IdentitasPasien
- Nama : Tn. Ganda
- Jeniskelamin : Laki-Laki
- Usia : 25Tahun
- Alamat : -
- Pekerjaan : -
- Anak ke- dari- : -
3. KeluhanUtama
Mengalami kecelakaan, tetapi tertawa terbahak-bahak.
4. Riwayat Gangguan Sekarang
o Terdapat hematoma pada kepala daerah pelipis kiri
o banyak bicara, marah-marah, tertawa terbahak-bahak, gelisah, tremor kecil dan
berkeringat banyak.
5. Riwayat Gangguan Sebelumnya : -
6. Riwayat Pengobatan
o Pernah berobat dan diberiksan obat penenang dan obat tidur
7. Riwayat Kehidupan Pribadi
o Sejak remaja sering merokok dan minum alkohol
MentalEmosional Page 4
o masa kanak dan remaja tidak ada kelainan yang berarti
o dididik oleh ayahnya terlalu keras dan disiplin.
o kepribadian yang sering bimbang
o selalu tepat waktu
o tertib dan sering berfikir berulang-ulang
o ia sering menjadi gelisah.
o Sebelum tidur ia selalu mengunci pintu lima kali agar dapat tidur lebih nyenyak
8. Riwayat Pendidikan : -
9. Riwayat Sosial Ekonomi : -
10. Riwayat Keluarga : -
11. Riwayat Sosial Sekarang
o Kadang-kadang ia juga merasa sedih karena masalah pekerjaannya
ANAMNESIS TAMBAHAN
Adapun anamnesis tambahan yang diperlukan untuk menunjang diagnosis pada pasien ini, sebagai
berikut :
Riwayat Penyakit Sekarang
o Setelah kecelakaan apakah ada mual muntah?
o Apakah ada pusing?
o Apakah saat kejadian dia merokok ganja?
o Apakah ada delusi?
Riwayat Penyakit Dahulu
o Apakah sebelumnya pernah mengalami trauma?
Riwayat Penyakit Keluarga
MentalEmosional Page 5
o Apakah ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Riwayat Pengobatan
o Apakah pasien pernah berobat atau dirawat?
o Apakah pasien meminum obat dari dokter?
Riwayat Kebiasaan
o Apakah merokok ganja hanya pada saat libur atau hari biasa juga?
Riwayat Lingkungan dan Sosial-Ekonomi
o Bagaimana pergaulan dengan teman-temannya?
o Apa sering menggunakan ganja bersama teman-temannya?
o Bagaimana hubungan dengan keluarga sekarang?
o Bagaimana hubungan dengan lingkungan tempat kerja?
o Apakah dalam pekerjaan sekarang ada masalah?
Kesimpulan kelompok kami :
Dari anamnesis yang diperoleh dari Tn. Ganda yang menjadi banyak bicara, marah-marah,
tertawa terbahak-bahak , gelisah, terdapat tremor kecil, dan berkeringat banyak, maka kelompok
kami berkesimpulan bahwa Tn.Ganda mengalami gangguan psikoaktif akibat penggunaan zat
psikoaktif.3
Hipotesis
1. Penggunaan zat narkotik
Banyak orang dengan masalah mental menggunakan zat psikoaktif untuk mengkontrol
agitasi, depresi, dan gangguan mental lainnya namun ketergantungan zat ini missal cannabis
dapat menyebabkan anxietas, euphoria, dan berkeringat banyak.
2. Trauma lobus frontalis
Sindroma lobus frontalis adalah suatu perubahan pola perilaku, emosi dan kepribadian yang
terjadi akibat kerusakan otak bagian depan . Kejadian yang dapat menyebabkan sindroma ini
MentalEmosional Page 6
diantaranya adalah cedera kepala, sindroma vascular, tumor, dementia frontotemporal, dan
akibat pembedahan karena aneurisma. Manifestasi klinis yang timbul amat beragam namun
berinti pada ketidakmampuan untuk mengatur perilaku dan emosi.
3. Epidural Hematoma
Epidural hematom biasanya disertai fraktur cranium yang akan menyebabkan sistem limbik.
Sistem limbik pada otak berfungsi untuk mengatur emosi, tingkah laku, dan memori
seseorang.
STATUS MENTAL TANGGAL 9 MEI 2012
1. Deskripsi Umum
Penampilan : baik
Perilaku : banyak bicara, gelisah
Kesadaran biologis :
Kesadaran psikologis :
2. Alam Perasaan
Afek dan emosi : marah-marah, tertawa terbahak-bahak
3. Fungsi Intelektual
Orientasi :
Tilikan: derajat 5
→ dari pernyataan yang mengatakan bahawa ia tahu kalau pikirannya tidak rasional dan
ingin menghilangkannya.
4. Gangguan Persepsi
Depersonalisasi dan derealisasi
5. Alam Pikir
Isi Pikir :
MentalEmosional Page 7
6. Taraf dapat dipercaya :
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUT
1. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran Kesadaran fluktuatif Terjadi gangguan
kesadaran yang
berfluktuatif (naik-
turun) baik perhatian,
persepsi, memori,
orientasi, dan
berpikir.
Kontak psikis - -
Orientasi Baik Dapat menunjukan
waktu, tempat dan
orang
Suhu 36.50C Normal
Tekanan darah 150/70 Meningkat (optimal
120/80)
Nadi 120 Meningkat (normal
60-100x/menit)
Pemeriksaan neurologis Tanpa defisit
neurologis
Normal
THT Tidak dilakukan
pemeriksaan
-
Mata Pupil melebar
Konjunctiva
Tidak Normal
MentalEmosional Page 8
memerah
Gigi & mulut Tidak dilakukan
pemeriksaan
-
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pem. laboratorium darah dan urin : normal, tetrahydrocannabinol (+)
EKG : normal
Pem. Radiologi kepala : tidak ada kelainan
Interpretasi hasil :
tidak ada kelainan pada darah dan urin, tetapi tetrahydrocannabinol (TCH) dengan hasil
positif menunjukan bahwa pasien ini benar menggunakan zat narkotika jenis kanabis.
Tetapi belum bisa dipastikan hasil positif ini berarti seseorang memang benar dibawah
pengaruh kanabis pada saat diperiksa atau hasil positif ini dikarenakan pemakaian
beberapa hari yang lalu.
Hasil radiologi kepala normal dapat menyingkirkan hipotesis cidera kepala.
Pemeriksaan yang dianjurkan
Test faal hati : pasien ini dia mengkonsumsi alkohol jadi kita perlu melakukan tes faal
hati karena melihat fungsi hepar masih bekerja dengan baik atau tidak
Pemeriksaan eliktrolit (kalium dan magnesium) : Untuk melihat apakah ada penurunan
atau peningkatan dari kalium, karena abila ada penurunan dari kalium pasien akan mual
muntah, berkeringat banyak.
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis multiaxial
Aksis I : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan Kanabinoida (F12)
Keadaan putus zat dengan delirium (F10.4)
Aksis II : Gangguan kepribadian anankastik (F60.5)
MentalEmosional Page 9
Aksis III : Gejala, tanda & temuan klinis lab abnormal (R00-R99)
Aksis IV : Masalah Pekerjaan
Aksis V : GAF = 65 4
Diagnosis banding
Gangguan mental akibat penggunaan amfetamin
DAFTAR MASALAH
Masalah pada pasien dapat dibagi dalam 3 kelompok besar
1. Organobiologi : -
2. Psikologis : adanya depersonalisasi dan derealisasi
3. Sosiokultural : menarik diri dari pergaulan, kurang percaya akan kemampuan diri, tidak
tahan dengan celaan
Masalah Dasar Masalah
Hipertensi dan Takikardi Dalam pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 150/170 mmHg dan nadi 120 x/menit
Pupil melebar, konjungtiva merah Pemeriksaan fisik
Intoksikasi ganja Anamnesis dan pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan tetrahidrokanabinol
positif pada darah dan urin
Gangguan persepsi Pada pemeriksaan status mental terdapat
depersonalisasi dan derealisasi
Ciri kepribadian anankastik Pasien mengatakan bahwa setelah menginjak
dewasa, ia menunjukkan ciri kepribadian
yang sering bimbang, selalu tepat waktu,
tertib dan sering berfikir berulang-ulang
MentalEmosional Page 10
Obsessive compulsive Pasiem mengatakan, sebelum tidur ia selalu
mengunci pintu lima kali agar dapat tidur
lebih nyenyak.
Masalah pekerjaan Pasien juga mengatakan merasa sedih karena
masalah pekerjaan
Etiologi
Pada kasus ini Tn. Ganda menderita Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan
Kanabinoida karena pada kasus didapatkan bahwa pasien ini mengkonsumsi ganja/kanabis. Dari
intoksikasi kanabis tersebut dapat meninmbulkan gangguan mental dan perilaku.
Patofisiologi 5
Kanabis reseptor spesifik kanabinoid ganglia basalis, hipokampus, serebelum, dan kortex
TERAPI 6
Penatalaksanaan secara umum
MentalEmosional Page 11
Gangguan asosiasi
Gangguan keseimbanga
Gangguan memori
Gangguan motorik,
Menstimulasi pusat kesenangan di otak, seperti dopaminergik dari area tegmetal ventralis. (masih
diperdebatkan)
Pengobatan pemakaian kanabis terletak pada prinsip yang sama dengan pengobatan
penyalahgunaan substansi lain yaitu dengan abstinensia dan dukungan. Abstinensia dapat dicapai
melalui intervensi langsung seperti perawatan di rumah sakit atau melalui monitoring ketat atas
dasar rawat jalan dengan menggunakan skrining obat dalam urin, yang dapat mendeteksi kanabis
selama 3 hari sampai empat minggu setelah pemakaian. Dukungan dapat dicapai dengan
menggunakan psikoterapi individual, keluarga dan kelompok. Pendidikan harus merupakan inti
untuk program abstinensia dan dukungan karena pasien yang tidak menegrti alasan intelektual
untuk mengatasi masalah penyalahgunaan substansi menunjukkan sedikit motivasi untuk
berhenti.
1. Farmakologis
Untuk intoksikasi alkohol terapi dengan menggunakan antabuse (disulfiram) dan abstem
(kaslium karbid sitrat), yang menimbulkan reaksi yang tidak menyenangkan atau
berbahaya jika alkohol diminum.
Untuk intoksikasi cannabis dengan agitasi dapat diberikan benzodiazepin dosis rendah.
Meskipun tidak ada obat yang belum terbukti efektif untuk intoksikasi cannabis,
penelitian menunjukkan bahwa obat antidepresan seperti nefazodone (Serzone) dan
fluoxetine (Prozac) dapat membantu beberapa individu untuk membebaskan diri dari
ketergantungan dan kekambuhan penyalahgunaan cannabis.
Untuk gejala obsesif kompulsifnya dapat diberikan antidepresan trisiklik seperti
clomipramin, dengan dosis awal 25-50 mg kemudian dosisnya dinaikkan secara bertahap
menjadi 150 mg/ hari.
Bisa juga diberikan golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors) seperti
fluoxetin dengan dosis sampai 80 mg.
2. Psikososial
Pengenalan diri hindari pengertian sinonim antara deteriorasi yang stereotipik dengan
alkoholisme
Motivasi dibantu dengan pendidikan mengenai efek dari alkohol, konfrontasi
(misalnya kemampuan untuk pantang alkohol), memberi dukungan, nasihat dan
keyakinan bahwa bisa disembuhkan. Pasien diarahkan pada tujuan yang realistik.
MentalEmosional Page 12
Strategi yang utama mungkin membutuhkan pemindahan dari lingkungan yang terus
menerus menyebabkan kebiasaan minum yang patologik
Pengaturan (setting) penanganan dengan berobat jalan. Perawatan dalam rumah sakit
diperlukan bila terdapat gejala putus alkohol yang berat. Lama perawatan yang pendek
(3 minggu) sama efektifnya dengan yang lebih lama.
Adiksi terapi individu, kelompok, gabungan, keluarga. Komitmen dari terapis sangat
menentukan. Adanya klaim mengenai terapi aversi sebelumnya (apomorfin, emetine
sukar dievaluasi, seleksi pasien, biaya terapi mahal). Antabuse berguna untuk mencegah
relaps : reaksi bisa membahayakan. Yang terbaik adalah bisa tercapainya abstinensi
total. Konseling singkat cukup efektif sebagai pengobatan yang lama.
Pengendalian pola umum sosial jarang berhasil bila sudah ada ketergantungan fisik
Pentingnya pelayanan masyarakat pusat informasi dan lembaga masalah alkohol,
hostel, pelayanan sosial.
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Prognosis ini kami tegakkan karena kami berpikir semuanya tergantung kepada pasien sendiri
dan juga dukungan dari orang sekitar pasien. Selain itu kami juga mempertimbangkan dari segi
terapi yang diberikan pada pasien.
Jika pasien memiliki kemauan yang sangat tinggi untuk sembuh dan mendapat dorongan yang
sangat kuat dari keluarga dan orang terdekat pasien, maka kesembuhan akan lebih baik.
MentalEmosional Page 13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Efek dari ganja disebabkan oleh cannabinoids, terutama zat kimia tetrahydrocannabinol
(THC). Ganja memiliki baik psikologis dan fisiologis efek pada tubuh manusia. Diklasifikasikan
sebagai obat oleh sebagian besar negara, itu adalah zat ilegal di sebagian besar dunia, dilarang
untuk dampaknya. Lima negara Eropa, Kanada, dan delapan belas negara bagian Amerika
Serikat telah disahkan ganja medis jika diresepkan untuk mual , nyeri , dan pengentasan gejala
sekitarnya penyakit kronis .
Efek akut sementara di bawah pengaruh dapat menjadi euforia dan kecemasan.
Kekhawatiran telah dikemukakan tentang potensi untuk konsumsi jangka panjang ganja
meningkatkan risiko skizofrenia , gangguan bipolar, dan depresi berat.7
Cannabinoids dan reseptor cannabinoid
Zat psikoaktif yang paling umum dalam ganja adalah cannabinoids , termasuk delta-9-
tetrahydrocannabinol (THC). Selain itu, ada juga senyawa yang sama yang terkandung dalam
ganja yang tidak menunjukkan respon psikoaktif tetapi wajib untuk fungsionalitas: cannabidiol
(CBD), sebuah isomer dari THC; cannabinol (CBN), sebuah oksidasi produk dari THC;
cannabivarin (CBV), sebuah analog CBN dengan berbeda sidechain , cannabidivarin (CBDV),
analog dari CBD dengan rantai samping yang berbeda, dan asam cannabinolic. Bagaimana
senyawa lain berinteraksi dengan THC tidak sepenuhnya dipahami. Beberapa studi klinis telah
mengusulkan bahwa CBD bertindak sebagai kekuatan penyeimbang untuk mengatur kekuatan
THC agen psikoaktif. CBD juga dipercaya mengatur metabolisme tubuh dari THC dengan
menonaktifkan sitokrom P450, sebuah kelas penting dari enzim yang memetabolisme obat.
Reseptor cannabinoid adalah anggota biasa dari keluarga terbesar yang diketahui reseptor
disebut G protein-coupled receptor . Lokasi reseptor cannabinoid ada di membran sel, dan baik
di luar ( ekstrasel ) dan dalam ( intrasel ) membran sel. Reseptor CB1, semakin besar dari dua,
yang luar biasa melimpah di otak: 10 kali lebih banyak daripada yang lebih μ- opioid reseptor ,
MentalEmosional Page 14
reseptor bertanggung jawab atas efek dari morfin . Reseptor CB2 secara struktural berbeda
(kesamaan urutan antara dua subtipe reseptor adalah 44%), hanya ditemukan pada sel-sel sistem
kekebalan tubuh, dan tampaknya berperan seperti mitra CB1 nya. Reseptor CB2 paling umum
lazim pada sel-B , sel pembunuh alami , dan monosit , tetapi juga dapat ditemukan di sel
neutrofil polimorfonuklear , T8 sel , dan sel T4 . Dalam amandel yang reseptor CB2 tampaknya
terbatas pada B-limfosit yang diperkaya daerah. 8
Mekanisme biokimia di otak
Pada tahun 1990, penemuan reseptor cannabinoid di seluruh otak dan tubuh, bersama
dengan endogen cannabinoid neurotransmiter seperti anandamide (a lipid bahan berasal ligan
dari asam arakidonat ), Menyimpulkan bahwa penggunaan ganja mempengaruhi otak dengan
cara yang sama sebagai neurotransmitter. Cannabinoids biasanya mengandung cincin 1,1 '-di-
metil-pyrane, sebuah derivatisasi cincin aromatik dan cincin tak jenuh sikloheksil dan prekursor
kimia langsung mereka, yang merupakan keluarga dari sekitar 60 senyawa bi-siklik dan tri-
siklik. Seperti kebanyakan proses neurologis lainnya, efek dari ganja pada otak mengikuti
protokol standar transduksi sinyal , sistem pengiriman sinyal melalui neuron untuk respon
biologis. Kini diketahui bahwa reseptor cannabinoid muncul dalam bentuk semacam itu di
sebagian besar vertebrata dan invertebrata dan memiliki panjang sejarah evolusi dari 500 juta
tahun. Pengikatan cannabinoids pada reseptor cannabinoid menurunkan aktivitas adenilat
adenylyl, menghambat kanal kalsium N, dan mendisinhibit saluran Kalium. Ada dua jenis
reseptor cannabinoid (CB1 dan CB2).
Reseptor CB1 ditemukan terutama di otak dan memediasi efek psikologis dari THC.
Reseptor CB2 yang paling berlimpah ditemukan pada sel-sel dari sistem kekebalan tubuh .
Cannabinoids bertindak sebagai imunomodulator pada reseptor CB2, yang berarti mereka
meningkatkan beberapa respon imun dan menurunkan yang lain. Sebagai contoh, cannabinoids
nonpsychotropic dapat digunakan sebagai anti-inflamasi . Cannabinoids mungkin memiliki peran
dalam kontrol otak terhadap gerakan dan memori , serta modulasi nyeri alami. Jelas bahwa
cannabinoids dapat mempengaruhi transmisi nyeri dan, khususnya, yang berinteraksi dengan
cannabinoids endogen otak dan dapat mempengaruhi transmisi dopamin. Ini merupakan jalur
fisiologis penting untuk pengobatan medis dari rasa sakit. 9
MentalEmosional Page 15
Efek psikoaktif
Efek psikoaktif ganja, yang dikenal memilikki efek yang besar, adalah subyektif dan
dapat bervariasi pada individu dan metode penggunaan.
Ganja sering dianggap sebagai atipikal psikotropika yang unik dan kadang-kadang
paradoks ke arah yang luas dan kadang-kadang efeknya bertentangan. Pengalaman subjektif
diinduksi dengan menggunakan ganja dapat dianggap stimulasi namun juga obat penenang atau
depresan.
Saat THC mencapai bagian otak, zat tersebut menempel pada reseptor cannabinoid.
Biasanya reseptor diblokir oleh anandamide diproduksi dengan tingkat rendah oleh tubuh, tetapi
besar dari THC meningkatkan pemblokiran reseptor, dan memungkinkan dopamin mengalir
bebas. Saat dopamin mencapai reseptor, tubuh memilikki fokus yang tinggi, dan persepsi yang
lebih besar, kadang-kadang mengakibatkan emosi sangat tinggi dan perasaan.
Beberapa efek dapat termasuk perubahan umum pada persepsi sadar , euforia , rasa
pengurangan kesejahteraan, relaksasi atau stres, apresiasi meningkat, musik atau seni, riang,
metakognisi dan introspeksi , ingatan ditingkatkan ( memori episodik ), sensualitas meningkat,
peningkatan kesadaran sensasi, meningkatkan libido , dan kreativitas. Berpikir abstrak atau
filosofis, gangguan memori linear dan paranoia atau kecemasan juga khas. Kecemasan adalah
efek samping yang paling sering dilaporkan mengisap mariyuana. Antara 20 dan 30 persen
pengguna rekreasi mengalami kecemasan intens dan / atau serangan panik setelah ganja
merokok.
Ganja juga menghasilkan banyak subjektif efek dan sangat nyata, seperti kenikmatan
yang lebih besar dari rasa dan aroma makanan dan distorsi yang nyata pada persepsi waktu dan
ruang. Pada dosis lebih tinggi, efek dapat termasuk perubahan citra tubuh , pendengaran dan /
atau ilusi visual, pseudo-halusinasi atau (jarang, pada dosis sangat tinggi) pengalaman penuh
halusinasi, dan ataksia dari penurunan selektif refleks polysynaptic. Dalam beberapa kasus, ganja
dapat menyebabkan keadaan disosiatif seperti depersonalisasi dan derealisasi.10
MentalEmosional Page 16
BAB IV
KESIMPULAN
Masalah dari Tn.Ganja seperti banyak bicara, marah-marah, tertawa terbahak-bahak,
gelisah, dan tremor kecil serta berkeringat banyak disebabkan karena intoksikasi zat psikoaktif.
Dengan pengobatan yang adekuat, serta tekad pasien untuk sembuh, dan dorongan dari keluarga
pasien untuk membuat pasien menjadi sembuh diharapkan pasien dapat sembuh total dan tidak
menggunakan alkohol dan ganja lagi.
MentalEmosional Page 17
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Inaba DS. Cohen DE. Uppers, Downers, Alla Arounders. 4th edition.USA.CNS
publications.Inc. 2000:2-7,232-46.
2. Kaplan H I, and Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry: Ed.Sadock BJ.Sadock VA. Vo. 1.9th
Edition. USA.Lippincott William & Wilkins, 2003:424-27.
3. Kumar P, and Michael C. Essential of Psychiatry. 3rd edition. British. Saunders Elsevier.
2008: 88-89.
4. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, 1993.
PedomanPenggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III.Departemen
Kesehatan: Jakarta
5. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri. Jilid I edisi 3. Jakarta: Binarupa
Aksara. 1997. Hal : 598, 628
6. Marijuana. Available at: http://www.medicinenet.com/marijuana/page6.htm#treatment.
Acessed on may 11, 2012
7. Osborne, Geraint B.; Fogel, Curtis (2008). "Understanding the Motivations for
Recreational Marijuana Use Among Adult Canadians1". Substance Use & Misuse 43 (3–
4): 539–72. doi:10.1080/10826080701884911
8. H.K. Kalant & W.H.E. Roschlau (1998). Principles of Medical Pharmacology (6th ed.).
pp. 373–375.
9. H. Abadinsky (2004). Drugs: An Introduction (5th ed.). pp. 62–77; 160–166.
10. Johnson, BA (1990). "Psychopharmacological effects of cannabis". British journal of
hospital medicine 43 (2): 114–6, 118–20, 122.
MentalEmosional Page 18
MentalEmosional Page 19