lp-pkd-mggu1 self care deficit

15
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) DI RUANG ANGGREK 2 RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Tugas Mandiri Stase Praktek Keperawatan Dasar Disusun oleh : Rizky Junitasari 10/298831/KU/13818 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015

Upload: rizky-junitasari

Post on 29-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Self Care Deficit

TRANSCRIPT

Page 1: LP-PKD-MGGU1 Self Care Deficit

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN

KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

DI RUANG ANGGREK 2 RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Tugas Mandiri

Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh :

Rizky Junitasari

10/298831/KU/13818

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: LP-PKD-MGGU1 Self Care Deficit

I. KONSEP KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI

A. Pengertian

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya

perorangan dan hygiene berarti sehat. Di dalam keperawatan pemenuhan

kebutuhan perawatan diri (self care) atau personal hygiene telah tertuang pada

teori yang disampaikan oleh Orem (1971). Pemenuhan personal hygiene

merupakan salah satu dari kebutuhan dasar manusia. Walaupun dalam keadaan

sakit kebersihan diri harus tetap terpenuhi, agar terciptanya kenyamanan dalam

berlangsungnya tindakan perawatan lainnya sehingga mampu mempercepat proses

pemulihan dari sakit. Terpenuhinya kebutuhan kebersihan diri ini mampu

meningkatkan motivasi klien untuk bekerjasama dalam proses perawatan.

Pelaksanaannya dapat dilakukan oleh pasien sendiri maupun dengan bantuan

perawat untuk pasien dengan ketergantungan total.

Adapun macam-macam pemenuhan kebutuhan personal hygiene klien adalah

sebagai berikut:

1. Persiapan tempat tidur

2. Perawatan kulit pada daerah tertekan

3. Perawatan rambut

4. Perawatan gigi dan mulut

5. Perawatan kuku

6. Perawatan daerah genitalia

7. Membantu klien mandi

Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan derajat

kesehatan seseorang

2. Memelihara kebersihan

diri seseorang

3. Memperbaiki personal

hygiene yang kurang

4. Pencegahan penyakit

Page 3: LP-PKD-MGGU1 Self Care Deficit

5. Meningkatkan percaya

diri seseorang

6. Menciptakan keindahan

7. Menghilangkan minyak

yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakteri

8. Menghilangkan bau

badan yang berlebihan

9. Memelihara integritas

permukaan kulit

10. Menstimulasi sirkulasi /

peredaran darah

11. Meningkatkan perasaan

sembuh bagi klien

12. Memberikan kesempatan

pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.

13. Meningkatkan percaya

diri seseorang

14. Menciptakan keindahan

15. Meningkatkan derajat

kesehatan sesorang

Faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene:

1. Bo

dy image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri ,

misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap

kebersihannya.

2. Status sosioekonomi

Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat

gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya.

3. Pengetahuan

Page 4: LP-PKD-MGGU1 Self Care Deficit

Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik

dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus

ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.

4. Budaya

Sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan

5. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan

diri, seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.

6. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu

bantuan untuk melakukannya.

Dalam teorinya Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas

keperawatan yaitu:

1. Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien dengan individu,

keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan

keperawatan.

2. Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.

3. Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan

untuk kontak dan dibantu perawat.

4. Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara langsung dalam

bentuk keperawatan.

5. Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-

hari klien, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan

sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima.

B. Nilai-nilai Normal

Tingkat kemampuan klien melakukan self care:

0 = mandiri

1 = membutuhkan bantuan alat

2 = membutuhkan bantuan orang lain

3 = membutuhkan bantuan alat dan orang lain

Page 5: LP-PKD-MGGU1 Self Care Deficit

4 = tergantung total

Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu

self care:

a. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain.

b. Memberikan petunjuk dan pengarahan.

c. Memberikan dukungan fisik dan psychologis.

d. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung

pengembangan personal.

e. Pendidikan.

Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan beberapa atau semua

metode tersebut dalam memenuhi self care. Orem menggambarkan hubungan

diantara konsep yang telah dikemukakannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene :

1. Da

mpak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering

terjadi adalah gangguan intregritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,

infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.

2. Da

mpak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan

kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,

aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

C. Hal-hal yang perl dikaji pada klien yang mengalami gangguan pemenuhan

perawatan kebersihan diri

Pengkajian dilakukan secara cermat baik melalui wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik untuk menggali data yang akurat meliputi :

1. Riwayat keperawatan

Page 6: LP-PKD-MGGU1 Self Care Deficit

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan

prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene

personal individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.

2. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari

ekstremitas atas sampai bawah,seperti:

a) Rambut.

Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas), apakah tampak

kusam? Apakah ditemukan kerontokan?

b) Kepala.

Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya

ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.

c) Mata.

Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, secret pada

kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.

d) Hidung.

Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, pendarahan

hidung, tanda-tanda pilek yang tidak kunjung sembuh, tanda-tanda

alergi atau perubahan pada daya penciuman.

e) Mulut.

Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembabannya. Perhatikan

adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan, atau pecah-

pecah.

f) Gigi.

Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda

karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap, atau gigi palsu.

g) Telinga.

Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau

kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan daya pendengaran.

h) Kulit.

Page 7: LP-PKD-MGGU1 Self Care Deficit

Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan kebersihannya.

Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi, atau

pruritus.

i) Kuku tangan dan kaki.

Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau

luka.

j) Genetalia.

Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum.

Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki, perhatikan

kondisi skrotum dan testisnya.

k) Higiene personal secara umum.

Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya

kelainan pada kulit dan bentuk tubuh.

3. Kemampuan melakukan self care

Kaji tingkat kemampuan klien melakukan self care:

0 = mandiri

1 = membutuhkan bantuan alat

2 = membutuhkan bantuan orang lain

3 = membutuhkan bantuan alat dan orang lain

4 = tergantung total

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

a. Gambaran diri

b. Kebiasaan sosial

c. Status sosial ekonomi

d. Pengetahuan

e. Budaya

f. Kondisi fisik/status kesehatan

g. Pilihan individu

h. Praktek spiritual

i. Tingkat perkembangan

Page 8: LP-PKD-MGGU1 Self Care Deficit

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Defisit perawatan diri (mandi, berpakaian, makan,

eliminasi)

Definisi : hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan

aktivitas perawatan diri (mandi, berpakaian, makan, eliminasi) sendiri.

- NOC : Perawatan diri ADL

Definisi : mampu untuk menunjukkan sebagian besar kemampuan fisik dan

perawatan diri secara mandiri tanpa bantuan asisten.

Kriteria hasil, klien secara mandiri mampu:

Makan.

Berganti pakaian.

Toileting.

Mandi.

Merawat diri.

Menjaga kebersihan diri.

Menjaga kebersihan mulut.

- NIC : Bantuan Perawatan diri : ADL

Definisi : membantu klien untuk melakukan aktivitak keseharian.

Monitor kemampuan klien dalam melakukan ADL secara mandiri.

Monitor kebutuhan klien akan alat bantu dalam melakukan ADL.

Sediakan peralatan-peralatan pribadi yang dibutuhkan klien (seperti

deodoran, pasta gigi, dan sabun mandi).

Bantu klien dalam melakukan ADL sampai klien mampu melakukannya

dengan mandiri.

Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat

kemampuannya.

Dorong klien untuk mandiri, tetapi bantu klien bila klien tidak bisa

melakukannya sendiri.

Ajari keluarga untuk mendorong kemandirian klien, dan hanya membantu

jika klien tidak mampu melakukannya sendiri.

Lakukan perawatan diri secara rutin.

Page 9: LP-PKD-MGGU1 Self Care Deficit

2. Resiko kerusakan integritas kulit

Definisi : berisiko mengalami perubahan kulit yang buruk

- NOC : Integritas kulit: membran mukosa dan kulit

Kriteria hasil :

Memiliki temperatur kulit dalam batas normal

Sensasi kulit dalam batas normal

Elastisitas kulit dalam batas normal

Hidrasi kulit dalam batas normal

Pigmentasi kulit dalam batas normal

Perspirasi kulit dalam batas normal

Warna kulit dalam batas normal

Tekstur kulit dalam batas normal

Kulit terbebas dari lesi

Perfusi kulit yang adekuat

Memiliki kulit yang utuh

- NIC: Observasi kulit, Perawatan luka

Observasi keadaan ekstremitas terhadap warna, kehangatan, tekstur, nadi,

edema, ulkus, bengkak.

Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap adanya kemerahan, suhu

yang tinggi, atau drainasi.

Monitor area kulit yang kemerahan dan rusak.

Monitor terjadinya infeksi terutama pada area edema.

Monitor kulit dan membran mukosa pada area yang mengalami kemerahan

dan luka.

Monitor kulit terhadap adanya ruam dan abrasi.

Monitor kulit terhadap kondisi kering atau lembab yang berlebihan.

Monitor warna dan suhu kulit.

Catat perubahan terhadap kulit atau membran mukosa.

Minta keluarga untuk melaporkan bila ada kerusakan pada kulit.

3. Pengabaian diri

Page 10: LP-PKD-MGGU1 Self Care Deficit

Definisi : suatu perilaku yang terbentuk secara kultural yang melibatkan satu

atau lebih aktivitas perawatan diri ketika terjadi kegagalan untuk

mempertahankan standar kesehatan dan kesejahteraan yang diterima secara

social.

- NOC : penyembuhan pengabaian diri (neglect recovery)

Definisi : meningkatkan emosinal fisik dan penyembuhan spriritual yang

mengikuti penghentian perawatan sub-standar.

Kriteria hasil :

Meningkatkan kebersihan diri

Menyediakan pakaian sesuai kondisi

Menciptakan lingkungan bersih

Menciptakan lingkungan yang aman

- NIC : manajemen lingkungan : keamanan

Definisi : memonitor dan memanipulasi lingkungan fisik untuk terciptanya

lingkungan aman.

Aktivitas :

Mengidentifikasi kebutuhan keamanan pasien

Mengidentifikasi bahaya keamanan di lingkungan

Memodifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan resiko

Menyediakan peralatan yang meningkatkan keamanan lingkungan ( side

rail atau hands rail)

Menggunakan peralatan untuk fisik yang mengalami keterbatasan

mobilitas (penggunaan restrain, side rail, pengunci kamar)

Menyediakan nomer telpon darurat

Memonitor lingkungan untuk menguatkan status keamanan

Mengedukasi pasien dan kelompoknya tentang bahaya lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M; Dochterman, Joanne McCloskey. 2004. Nursing Intervention

Classification fourth edition. USA: Mosby.

Herdman, T. Heather. 2012. NANDA nursing diagnoses: definitions and

classification 2012-2014. Philadelphia: NANDA International.

Page 11: LP-PKD-MGGU1 Self Care Deficit

Moorhead, Sue; Johnson, Marison; Maas, Meridean L; Swanson, Elizabeth. 2006.

Nursing Outcomes Classification (NOC) fourth edition. USA: Mosby

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan

Praktik edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC.

Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3.

Salemba Medika. Jakarta.

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses

Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Hidayat, A. Aziz A., Uliyah, M. 2002. KEbutuhan Dasar Manusia : Buku Saku

Praktikum. EGC.Jakarta.