learning issuen

26
LEARNING ISSUE Alfadea Irbah AP-0411281419085-PDU Alpha 2014 A. FISIOLOGI TRACTUS DIGESTIVUS Anatomi dan fungsi sistem Pencernaan MULUT Bibir dan pipi: mengatur posisi makanan saat dikunyah. Gigi : menghancurkan makanan sehingga mudah dicerna secara enzimatis Lidah : merasa makanan, memposisikan makanan untuk dikunyah gigi, membentuk bolus, mendorong makanan ke pharynx. Kelenjar ludah: sekresi saliva yang terdiri dari air, mukus, amilase (ptialin), Garam (bicarbonat dan phosphat menjaga pH, chlorid mengaktifkan amilase, urea, asam urat), IgA Pharynx : melanjutkan penelanan dari mulut ke esophagus Esophagus: sekresi mukus memudahkan menelan REFLEKS SALIVA Physiology of Tractus Digestivus| BLOG: MISC ’09 | Source : ELS FK UMY 1

Upload: alfadea-irbah-ap

Post on 12-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hb

TRANSCRIPT

FISIOLOGI TRACTUS DIGESTIVUS

LEARNING ISSUE

Alfadea Irbah AP-0411281419085-PDU Alpha 2014

A. FISIOLOGI TRACTUS DIGESTIVUS Anatomi dan fungsi sistem Pencernaan MULUT

Bibir dan pipi: mengatur posisi makanan saat dikunyah.

Gigi : menghancurkan makanan sehingga mudah dicerna secara enzimatis

Lidah : merasa makanan, memposisikan makanan untuk dikunyah gigi, membentuk bolus, mendorong makanan ke pharynx.

Kelenjar ludah: sekresi saliva yang terdiri dari air, mukus, amilase (ptialin), Garam (bicarbonat dan phosphat menjaga pH, chlorid mengaktifkan amilase, urea, asam urat), IgA

Pharynx : melanjutkan penelanan dari mulut ke esophagus

Esophagus: sekresi mukus memudahkan menelan

REFLEKS SALIVA

Refleks terkondisi: membayangkan, melihat, mencium makanan korteks serebri Pusat salivasi medula neuron parasimpatik kel. Saliva sekresi saliva

Refleks tak terkondisi : makanan dalam mulut, rangsangan lain reseptor mulut dan lidah Pusat saliva medula dan seterusnya idem

Mekanisme menelan

Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring pada hampir setiap saat melakukan fungsi lain di samping menelan dan hanya diubah dalam bebrapa detik ke dalam traktus digestivus utnuk mendorong makanan. Yang terutama penting adalah bahwa respirasi tidak terganggu akibat menelan. Menelan merupakan rangkaian gerakan otot yang sangat terkoordinasi, mulai dari pergerakan volunteer lidah dan dilanjutkan serangkaian refleks dalam faring dan esophagus. Bagian aferen lengkung refleks ini merupakan serabut-serabut yang terdapat dalam saraf V, IX dan X. Pusat menelan (deglutisi) ada di medulla oblongata. Di bawah koordinasi pusat ini, impuls-impuls berjalan ke luar dalam rangkaian waktu yang sempurna melalui saraf cranial V,X dan XII menuju ke otot-otot lidah, faring, laring dan esophagus. Pada umumnya menelan dapat dibagi menjadi :

1. Tahap volunter, yang mencetuskan proses menelan

2. Tahap faringeal, yang bersifat involunter dan membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam esofagus

3. Tahap esofageal, fase involunter lain yang mempermudah jalannya makanan dari faring ke lambung.

Seluruh tahap faringeal dari penelanan terjadi dalam waktu kurang dari 2 detik, dengan demikian mengganggu respirasi hanya sekejap saja dalam siklus respirasi yang biasa. Pusat menelan secara khusus menghambat pusat respirasi medula selama waktu ini, menghentikan pernapasan pada titik tertentu dalam siklusnya untuk memungkinkan berlangsungnya penelanan.Proses berbicara tidak hanya melibatkan system pernapasan saja tetapi juga (1) pusat pengatur saraf bicara spesifik dalam korteks cerebri (2) pusat pengatur pernapasan di otak (3) struktur artikulasi dan resonansi pada rongga mulut dan hidung. Berbicara diatur oleh 2 fungsi mekanis (1) fonasi, yang dilakukan oleh laring dan (2) artikulasi yang dilakukan oleh struktur pada mulut.Fonasilaring khususnya berperan sebagai penggetar (vibrator). Elemen yang bergetar adalah pita suara, yang umumnya disebut tali suara. Selama pernapasan normal, pita akan terbuka lebar sehingga aliran udara mudah lewat. Selama fonasi, pita menutup bersama-sama sehingga aliran udara di antara mereka akan menghasilkan getaran.Bila proses menelan dan bersuara terjadi bersamaan, dimana proses respirasi dan menelan pada tahap faringeal terjadi dalam waktu yang sama, dapat menyebabkan masuknya makanan/minuman ke saluran pernapasan. Bronkhus dan trachea sedemikian sensitifnya terhadap sentuhan halus, sehingga benda asing dalam jumlah berapapun atau penyebab iritasi lainnya akan menimbulkan refleks batuk. Laring dan karina (tempat percabangan trachea) adalah yang paling sensitive, dan bronkhiolus terminalis dan bahkan alveoli bersifat sensitive terhadap rangsang kimia yang korosif. Impuls aferen yang berasal dari saluran napas terutama berjalan melalui n. vagus ke medulla dan terjadilah refleks batuk. Inhibisi pernapasan dan penutupan glottis merupakan bagian dari refleks menelan. Menelan sulit atau tidak dapat dilakukan apabila mulut terbuka. Seorang dewasa normal sering menelan selama makan juga di antara makan. Jumlah total menelan perhari sekitar 600 kali = 200 kali sewaktu makan dan minum, 350 kali sewaktu terjaga tanpa makan dan 50 kali sewaktu tidur.

Apabila inhibisi pernapasan tidak ada dan atau glottis tidak menutup atau tidak menutup sempurna selama proses menelan, maka akan terjadi refleks tersedak. Hal ini penting untuk melindungi selama pernapasan dari bolus dan bahan-bahan lainnya yang seharusnya melalui saluran pencernaan. Tersedak dapat terjadi antara lain saat makan sambil berbicara, makan terlalu cepat, dll.

Fungsi Motorik Lambung

Menyimpan

Mengaduk : gelombang konstriktor peristaltik lemah menuju antrum per 20 detik

Mencerna : enzimatis Absorbsi: sangat sedikit, yaitu substansi sangat larut lemak seperti alkohol, obat-obat tertentu (aspirin) tapi secara umum absorbsi belum terjadi

Pengosongan lambung

Sekresi Lambung

Mukus: pelumas dan menjaga mukosa Gastrin : merangsang pembentukan HCl dan pepsin HClmembunuh kuman, melarutkan mineral, membantu perubahan pepsinogen menjadi pepsin pepsin : mencerna protein lipase : mencerna lemak

intrinsik faktormembantu penyerapan Vit B12 untuk pembentukan eritrosit

Pengaturan Sekresi Lambung

1. Fase sefalik : sekresi terjadi bahkan sebelum makanan sampai lambung. Makin kuat nafsu makan makin banyak sekresinya2. Fase Gastrik

Rangsang regangan dinding lambung dan kimiawi makanan merangsang nukleus motorikdorsalis vagus dan sekresi gastrin Kimiawi khusus merangsang gastrin : sekretagogue, alkohol, kafein

Rangsang vagus: sekresi pepsin, gastrin dan asam

Rangsang gastrin: meningkatkan sekresi asam lambung dan pepsin

Fase intestinal: keberadaan makanan pada bagian usus kecil merangsang sejumlah kecil gastrinPengosongan Lambung

Dirangsang oleh: n.vagus, penuruna simpatis, alkohol, kafein, protein yang tercerna sebagian, distensi dinding lambung peningkatan kontraksi pompa pilorus penurunan resistensi spingter pilorus peningkatan pengosongan lambung

Dihambat oleh Penurunan vagus, peningkatan simpatis, distensi duodenum, adanya lemak, antikolinergik gastrointestinal, antasid, belladona perlehahan kontraksi pompa pilorus peningkatan resistensi sfingter pilorus penurunan pengosongan lambung

Pergerakan Usus

Kontraksi mencampur: regangan satu bagian akan menyebabkan kontraksi konsentris. Panjang kontraksi 1 cm (segmentasi). Kontraksi segmen memotong chyme

Gerakan mendorong; gerakan segmentasi bendorong chyme ke tatub ileosekal dan mendorong melewati katub tsb

Fungsi katub ileosekal: mencegah kembalinya fecal dari kolon ke usus halus

Sekresi dan Pencernaan di Usus kecil1. Sekresi: peptidase, maltase, lactase, sukrase, amilase, lipase, garam, air, mukus , hormon kolesistokinin, GIP, sekretin Pencernaan enzimatis oleh enzim dari sekresi usus sendiri juga menerima sekresi dari pankreas (tripsin, kimotripsin, amilase, lipase, nuklease, carboxypeptidase, mukus) liver (empedu, bicarbonat)

2. Bicarbonat dari pankreas dan liver menetralkan asam lambung3. Empedu mengubah lemak menjadi terlarut dalam air (water soluble)

4. Kolesistokinin : merangsang sekresi amilase pankreas dan kontraksi kantong empedu

5. Sekretin : merangsang sekresi bikarbonat pankreas

Absorbsi Usus

1. Asam amino: masuk p. darah dengan transport aktif

2. Glukosa, gal;aktosa, fruktosa : masuk p. darah dengan transport aktif

3. Lemak60-70 % dalam emulsi dengan garam empedu, diabsorsi dalam bentuk asam lemak dan gliserol masuk ke dalam duktus limfatik

Absorbsi mineral di usus

1. Bicarbonat: diabsorsi oleh sel mucosal ketika kadar dalam lumen yang tinggi, dan disekresi dalam lumen ketika kadarnya tinggi dalam darah

2. Calcium: diabsorbsi secara transport aktif dengan stimulus Vit D3. Chlorid: dengan difusi pasif mengikuti ion natrium4. Copper: Transport aktif5. BesiTransport aktif. Dipercepat oleh Vit.C. disimpan sementara di sel usus sebelum ke plasma. Disimpan di hepar dalam bentuk feritin.6. Phosphat: seluruh bagian intestin. Secara aktif dan pasif.7. Kalium: Difusi pasif dan aktif8. Natrium : difusi pasif dan aktif

Pengaturan sekresi pankreas

Asam lambung melepaskan sekretin dari duodenum peningkatan cairan pankreas dan bikarbonat

Lemak dan makanan lain merangsang pelepasan kolesistokinin peningkatan sekresi

Rangsang Vagus peningkatan sekresi enzim

Garam Empedu

Dibuat di hepar 0,5 g per hari.

Kolesterol (prekursor) asam kolik, dikombinasi dengan glisin dan taurin gliko/ tauro-asam empedu

Fungsi emulsifikasi lemak dan membantu absorbsi lemak, mono gliserid, kolesterol, dan lipid lain

Tidak ada garan empedu :40 % lemak tak diabsorbsi menurunkan vitamin larut lemak

94% empedu diabsorbsi dan digunakan kembali

Komposisi empedu Air97,5 (%)

Garam empedu 1,1

Bilirubin0,04

Kolesterol 0,1

Asam lemak 0,12

Lesitin 0,04

Mineral: Na, K, Ca, Cl, HCO3

Pengaturan sekresi empedu

Sekretin sedikit merangsang hepar.

Disimpan dan dikonsentrasikan sampai 12 kali di kantong empedu

Rangsang vagus: kontraksi lemah kantong empedu

Kolesistokinin menyebabkan kontraksi kandung empedu dan relaksasi kantong empedu

Pengaturan sekresi usus halus

Rangsang setempat: berupa taktil oleh kimus(utama) dan iritasi

Pengaturan hormonal : sekretin dan Kolesistokinin

USUS BESAR

Sekresi : mukus

Aktifitas pencernaan tidak ada

Absorbsi KH, protein, lemak, telah selesai. Absorbsi terjadi untuk air, elektrolit, dan vitamin. Glukosa dan obat dapat diabsorbsi jika diberikan melalui rektum

Iritasi akan mengakibatkan peningkatan sekresi air dan elektrolit

Pergerakan kolon

Gerakan mencampur dan mendorong

Kontraksi sfingter ani internus menghalangi rangsangan feses ke anus secara terus menerus

Sfingter ani eksternus dipersarafi n pudendus (saraf somatik) volumter

Refleks defekasi terjasi oleh rangsang regang feses menimbulkan gelombang peristaltik kolon dan rektum memaksa feses menuju anus.

Penyerapan air dan elektrolit

Setiap hari usus halus terisi sekitar 2000 ml cairan dari makanan dan minuman, 7000 ml sekresi dari mukosa saluran cerna dan kelenjar-kelenjar yang berkaitan. 98% cairan diabsorbsi. Cairan yang diekskresi melalui feces adalah 200 ml. Hanya sejumlah kecil air bergerak melalui mukosa lambung, tetapi air bergerak dalam 2 arah melalui mukosa usus halus dan usus besar sebagai respon terhadap perbedaan osmotik.Sebagian natrium berdifusi ke dalam atau ke luar usus halus tergantung pada beda konsentrasi. Oleh karena membran luminal eritrosit dalam usus halus dan kolon permeabel terhadap natrium dan membran basolateralnya mengandung Na, K ATP ase, Na juga diserap secara aktif sepanjang usus halus dan usus besar.Di dalam usus halus, transport aktif sekunder Na penting untuk penyerapan glukosa , beberapa asam amino, dan zat-zat lain.Adanya glukosa di dalam usus akan mempermudah penyerapan kembali Na. Hal ini merupakan dasar fisiologis untuk pengobatan kehilangan Na dan air pada diare dengan pemberian larutan yang mengandungNaCl dan glukosaRefleks lapar :

Istilah lapar berarti keinginan terhadap makanan, dan berkaitan dengan sejumlah perasaan obyektif. Misalnya, pada seseorang yang tidak makan selama berjam-jam, lambung mengalami kontraksi berirama yang kuat yang di sebut kontraksi lapar. Kontraksi ini menyebabkan rasa penuh atau perih di ulu hati dan kadang-kadang menyebabkan nyeri yang di sebut sebagai perih perut karena lapar (hunger pangs).Faktor yang mempengaruhi jumlah asupan makanan :

1. Pengaturan energi (pengaturan jangka panjang, berkaitan dengan cadangan makanan dalam tubuh, kadar glukosa, asam amino dan lemak tubuh), yang berhubungan terutama dengan pemeliharaan jangka panjang jumlah normal energi yang disimpan dalam tubuh. Jika cadangan energi tubuh jauh di bawah normal, maka pusat makan dipothalamus dan daerah lain di otak menjadi sangat aktif, dan orang tersebut memperlihatkan rasa lapar yang menigkat demikian juga dengan mencari makanan; sebaliknya jika cadangan energi (teritama cadangan lemak) sudah berlimpah, maka orang tersebut akan kehilangan rasa lapar dan menjadi kenyang.2. Pengaturan pencernaan (pengaturan jangka pendek) yang berhubungan terutama dengan mencegah kelebihan makan pada setiap waktu makan, sehingga mekanisme pencernaan dan absorpsinya dapat bekerja pada kecepatan optimal dan tidak menjadi terlalu berat secara periodik. Dipengaruhi oleh peregangan dan pengkerutan saluran cerna/lambung, hormone saluran cerna gastrin dan kolesistokinin3. Suhu4. Palatabilitas (cita rasa)5. Psikis Refleks haus :

Asupan cairan diatur oleh mekanisme rasa haus, yang bersama dengan mekanisme osmoreseptor-ADH, mempertahankan kontrol osmolaritas cairan ekstra seluler dan konsentrasi natrium dengan tepat. Pusat rasa haus berada di sepanjang dinding anteroventral dari ventrikel ketiga (yang juga meningkatkan pelepasan ADH) dan di anterolateral dari nukleus preoptik.Pengaturan rasa haus

Peningkatan rasa hausPenurunan rasa haus

Peningkatan osmolalitasPenurunan osmolalitas

Penurunan volume darahPeningkatan volume darah

penurunan tekanan darahPeningkatan tekanan darah

Peningkatan angiotensin IIPenurunan angiotensin II

Kekeringan mulutDistensi lambung

Tersedak

Apabila inhibisa pernapasan tidak ada dan atau glottis tidak menutup atau tidak menutup sempurna selama proses menelan, maka akan terjadi refleks tersedak. Hal ini penting untuk melindungi selama pernapasan dari bolus dan bahan-bahan lainnya yang seharusnya melalui saluran pencernaan. Tersedak dapat terjadi antara lain saat makan sambil berbicara, makan terlalu cepat, dll.

Muntah Pengeluaran isi lambung secara ekspulsif melalui mulut dengan bantuan otot-otot perut

Terjadi karena respon lambung berlawanan dengan normal :penurunan tonus esofagus bawah, fundus,dan korpus lambung dan peningkatan peristaltik antrun, tonus pilorus dan duodenum

MUNTAH

Penyebab muntah

Gangguan saluran cerna

Gangguan metabolik

Hipoksia

Bau-bauan

Gangguan keseimbangan

Keracunan Obat

Mekanisme muntah

1. Rangsangan reseptor labirin

2. Impuls ditransmisi terutama melalui inti-inti vestibuler ke serebellum

3. Menuju zona pencetus kemoreseptor

4. Akhirnya ke pusat muntah medula oblongata

B. Gastrointestinal

Penyakit ini sering disebut diare atau mencret. Padahal mencret hanyalah salah satu dari kumpulan gejala gastroenteritis. Jika dilihat dari golongan umur dan frekuensinya, belum tentu juga semua mencret bisa disebut diare. Yang dimaksud diare menurut organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) adalah kejadian buang air besar dengan bentuk tinja yang lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi lebih sering dari biasanya, selama satu hari atau lebih. Jadi, konsistensi tinja atau kotoran yang ditekankan. Penyebutan diare pada bayi menyusui akan berbeda dengan dewasa. Bayi yang memperoleh air susu ibu (ASI) eksklusif biasanya mengeluarkan tinja yang agak cair, di mana frekuensinya bisa 5 kali sehari. Hal ini juga belum bisa disebut diare.

Gastroenteritis sering disingkat dengan GE. Kasus GE masih menjadi perhatian karena sering menyebabkan kematian terutama pada bayi dan anak-anak, golongan lanjut usia, serta orang yang memiliki masalah dengan daya tahan tubuh rendah. Lebih banyak kematian terjadi di negara yang sedang berkembang dengan tingkat kebersihan yang rendah. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), WHO menyebutkan angka kematian karena diare di Indonesia sudah menurun, tapi angka penderitanya tetap tinggi, terutama di negara berkembang. Kasus rawat inap karena diare pun masih menempati urutan atas di setiap rumah sakit di Indonesia pada tahun 2008.

GEJALA

Penyakit yang melibatkan saluran cerna ini umumnya memunculkan gejala mual, muntah, buang air besar yang encer atau mencret beberapa kali/diare, kadang demam ringan atau meriang, dan yang lebih jarang yaitu kejang perut. Dari kondisi kekurangan cairan atau dehidrasinya, penderita bisa disebut termasuk diare tanpa dehidrasi, diare dehidrasi ringan/sedang, atau diare dehidrasi berat.

Pada kasus tanpa dehidrasi, setidaknya memenuhi 2 atau lebih tanda berikut, yaitu keadaan umum penderita baik, mata tidak tampak cekung, minum seperti biasa, dan kulit perut saat dicubit atau dijepit (disebut pemeriksaan turgor) kembali dengan cepat.

Untuk dehidrasi ringan/sedang, penderita biasanya gelisah atau rewel, mata tampak cekung, haus dan ingin minum banyak, serta turgor kembali lambat.

Jika sudah dehidrasi berat, penderita tampak sangat lesu hingga tidak sadar, mata tampak cekung, malas atau tidak bisa minum, dan turgor kembali sangat lambat lebih dari 2 detik.

Perlu juga diketahui ada atau tidaknya darah di muntahan serta tinja. Ini menentukan tindakan perawatan dan pengobatan selanjutnya. Sebaiknya, penderita mengkonsultasikan dengan dokter bila ada keluhan mual, muntah, diare yang masih berlangsung hingga lebih dari dua hari. Waspadai juga jika keluhan bertambah parah menjadi muntah dan diare yang disertai darah, demam tinggi, dan tanda-tanda kekurangan cairan. Tanda-tanda dehidrasi lain yang mungkin ditemukan yaitu rasa pusing yang berat, kulit bibir jadi kering, urin atau kencing tampak kuning pekat, kencing atau berkemih yang jarang, bahkan hingga tidak kencing dalam waktu yang lama. Pada bayi bisa terlihat ubun-ubun cekung.PATOFIOLOGI

Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi,gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah.PENYEBAB

Gastroenteritis bisa disebabkan karena infeksi dan non-infeksi. Penyebab GE terbesar adalah karena infeksi. Gastroenteritis infeksi bisa disebabkan oleh organisme virus, bakteri, dan atau parasit. Tersering disebabkan oleh virus, yaitu rotavirus, yang terkait dengan diare akut.

Sedangkan penyebab non-infeksi bisa terjadi karena alergi makanan, minuman, obat-obatan, dan keracunan, misalnya pada bayi menyusui karena ibunya mengalami perubahan pola diet. Efek samping makanan, minuman, dan obat yang dikonsumsi juta turut punya andil sebagai penyebab keluhan di perut ini.

Menurut perjalanan penyakitnya, gastroenteritis dibedakan menjadi gastroenteritis akut, akut berdarah, dan persisten. Viruslah yang paling sering dikaitkan dengan kasus gastroenteritis akut. GE jenis ini disebut akut karena sifat pemunculan gejalanya yang tiba-tiba, tapi cepat membaik dalam hitungan hari hingga 2 mingguan sesuai perjalanan alamiah penyakitnya. Gastroenteritis akut berdarah sering disebut disentri. Ada keterlibatan organisme yang merusak usus dan ditemukannya darah dalam tinja. Jika gastroenteritis berlanjut hingga lebih dari 14 hari, maka disebut persisten. Seringpula terjadi pada penderita dengan status gizi buruk, mengalami masalah dengan sistem kekebalan tubuh, dan sedang dalam keadaan infeksi.

Virus, bakteri, atau parasit penyebab bisa masuk ke saluran cerna melalui mulut atau melalui perantara makanan dan minuman tercemar yang dikonsumsi, sehingga penyakit ini disebut food borne disease. Bahkan rotavirus diduga dapat menular lewat udara. Setelah masuk ke saluran cerna melewati hadangan asam lambung, organisme menuju ke usus. Di usus ini organisme penyebab diare berkembang biak. Mereka mampu mengubah struktur dinding usus, menimbulkan peradangan, mengeluarkan toksin, dan mengganggu kerja sel usus dalam proses pencernaan dan penyerapan makanan/minuman. Hal ini menyebabkan gerak khas kontraksi atau peristalsis dinding usus meningkat. Gelombang kembung kempis ini memaksa isi usus yang belum tercerna dan terserap dengan baik terus maju dan meluncur makin ke bawah menuju pembuangannya, sehingga terjadilah mencret.

FAKTOR RISIKOFaktor resiko gastroenteritis dengan dehidrasiFaktor resiko yang mempengaruhi terjadinya gastroenteritis dengan dehidrasi ditinjau dari teori Blum dibedakan menjadi empat faktor, yaitu : faktor biologi, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor perilaku.

Tabel Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gastroenteritis dengan dehidrasiFaktor BiologiFaktor lingkunganFaktor perilakuFaktor pelayanan kesehatan

- Kejadian gastroenteritis pada laki-laki sama dengan perempuan- Kejadian pada anak-anak dan lansia lebih sering- Anak-anak dengan mlanutrisi dan BBLR mendapat resiko gastroenteritis lebih besar- Lingkungan yang tidak atau kurang menyediakan air bersih- Keadaan jamban yang sangat tidak memenuhi standar kesehatan- Keadaan rumah yang tidak sehat- Pembuangan limbah di daerah pemukuiman kurang baik- Musim penghujan faktor penyebab yang berasal dari infeksi mudah berkembang- Minimnya pengetahuan ibu tentang gestroenteritis- Minimnya pengetahuan ibu dalam mengenali keadaan dehidrasi- Hiegene perorangan yang tidak baik (khususnya tidak megetahui cara cuci tangan yang benar)- Minimnya pengetahuan anggota keluarga khususnya ibu mengenai pengobatan pertama pada penderita gastroenteritis (cara membuat oralit)- Kurang kesadaran untuk berobat lebih dini- Keterlambatan dalam berobat- Kurang langkah promotif yang dilakukan petugas kesehatan- Minimnya pengetahuan petugas kesehatan- Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai

Faktor yang paling berperan dalam mempengaruhi terjadinya gastroenteritis dengan dehidrasi adalah faktor perilaku. Akar-akar permasalahan karena minimnya pengetahuan anggota masyarakat terutama ibu tentang gastroenteritis. Sedangkan akar masalah Utama adalah Faktor perilaku dalam kasus gaetroeneteritis dengan dehidrasi, minimnya pengetahuan anggota masyarakat terutama ibu tentang gastroenteritis sehingga mereka tidak mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada penderita gastroenteritis misalnya cara memberikan dan membuat oralit yang tepat, dan mereka juga tidak mengetahui tanda-tanda dehidrasi sehingga mengalami ketarlambatan dalam membawa berobat atau tidak jarang dibawa berobat setelah mengalami dehidrasi berat. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menyelesaikan akar masalah tersebut dengan jalan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gastroenteritis dengan dehidrasi.PENGOBATAN

Penanggulangan utama diare disusun oleh Depkes RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (Lintas Diare). Langkah-langkah tersebut yaitu (1) oralit formula baru, (2) pemberian zinc selama 10 hari, (3) melanjutkan pemberian ASI dan makanan, (4) pemberian antibiotika tertentu sesuai indikasi, dan (5) konseling/nasihati ibu. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan jika terserang gastroenteritis antara lain hindari kontak dengan terduga penyebab, pencegahan kekurangan cairan atau jangan sampai dehidrasi, dan istirahat yang cukup.

Cairan tubuh yang hilang karena muntah, buang air, dan demam, harus segera diganti untuk mencegah dehidrasi. Juga selalu ingat untuk selalu mencuci tangan. Jika tersedia oralit, berikan segera. Oralit adalah campuran garam elektrolit. Oralit berosmolaritas rendah seperti yang telah beredar di pasaran saat ini sangat direkomendasikan karena dapat mengurangi sensasi mual dan muntah. Campurkan satu bungkus oralit ke dalam satu gelas air minum, lalu diaduk rata, dan pastikan penderita meminumnya.

Jika belum tersedia oralit, bisa berikan cairan rumah tangga (CRT) seperti air tajin, kuah sayur, atau cukup air matang. Sesuaikan dosis oralit dengan status dehidrasi dan umur penderita. Penderita sebaiknya segera dibawa ke sarana kesehatan jika tidak mampu minum yang cukup untuk dipertimbangkan pemberian cairan melalui pembuluh darah atau infus.

Untuk diare tanpa dehidrasi bisa diberikan oralit sebanyak gelas (umur < 1 tahun), 1 gelas (1 4 tahun), dan 1 1 gelas (> 5 tahun) tiap kali mencret.

Pada diare derajat ringan/sedang, oralit 3 jam pertama diberikan sebanyak 75 ml/kg berat badan. Pemberian selanjutnya sesuai dengan diare tanpa dehidrasi.

Penderita diare dengan dehidrasi berat sebaiknya dibawa ke sarana kesehatan untuk mendapat infus.

Pemberian suplemen mikronutrien zinc atau seng segera setelah mengalami diare dianjurkan karena terbukti bisa mengurangi lama dan keparahan diare, mengurangi seringnya mencret, mengurangi banyaknya kotoran, dan mengurangi risiko kekambuhan 3 bulan kemudian. Dianjurkan untuk tetap minum zinc hingga 10 hari setelah diare berhenti.

Jika masih bisa makan dan minum, berikan makanan dan minuman dalam porsi yang lebih sedikit, tapi lebih sering. Prinsipnya adalah memberikan suatu yang mudah dicerna seperti bubur dan berkuah, rendah serat, sehingga tidak membuat saluran cerna bekerja terlalu keras memprosesnya, dan tidak mengiritasi saluran cerna. Untuk bayi dan anak, kalau tidak bermasalah dengan diet ibunya, boleh melanjutkan air susu ibu seperti biasa. Hal yang sama berlaku untuk bayi dan anak yang mendapat susu formula, bahkan pemberiannya harus lebih sering dari biasanya untuk mencegah penurunan berat badan. Setelah penyembuhan pun makanan ekstra harus tetap diberikan untuk menunjang perbaikan berat badan.

Konsumsi obat-obatan seperti antimual, antimuntah, antidiare, dan terutama antibiotika harus benar-benar selektif menurut pertimbangan dokter, apalagi jika penderita adalah bayi dan anak-anak. Perlu diingat bahwa muntah dan diare dalam batas tertentu bisa dianggap sebagai respon alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing, racun/toksin, dan organisme penyebab. Kembali ke pertimbangan rasionalitas, efektivitas, dan efek samping obat.

Pemerintah juga menekankan pemberian konseling dan nasihat jika terjadi hal-hal yang lebih berat. Kalau diare menjadi lebih sering, muntah berulang yang menghambat rehidrasi oral, sangat haus, sedikit makan dan minum, disertai demam, tinja berdarah, dan tidak ada perbaikan dalam 3 hari, periksakan kembali penderita ke sarana kesehatan.

Pencegahan lebih baik dibanding pengobatan. Kebiasaan menjaga dan memperbaiki kondisi kesehatan atau higiene dan sanitasi tetap menjadi upaya ampuh yang sederhana untuk mengurangi risiko terkena penyakit, misalnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum kontak dengan mulut, sebelum menyiapkan makanan/minuman, sebelum memegang bayi, dan sebelum menyuapi anak. Jangan lupa cuci tangan juga setelah buang air besar dan kecil. Gunakan selalu jamban dengan benar dan pengelolaan buang sampah yang baik.Tanda-tanda penyakit gastrointestinal

1. Nyeri

2. Kesulitan makan (mual, muntah, gangguan makan)

3. Odyniphagia (nyeri sewaktu menelan)

4. Anorexia (kehilangan nafsu makan)

5. Gangguan pergerakan bolus makanan (diare, konstipasi)

6. PerdarahanC. Analisis Masalahc)9 10Dimana pusat rangsang dari mengejan dan mules? (mekanisme)d) 10 11Mengapa feses yang dikeluarkan berupa cairan saja dalam kasus?a) 9 10Bagaimana patofisiologi Gastroentritis akut?Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi,gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.). Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah.

10 11Apa faktor penyebab Gastroentritis akut?Gastroenteritis bisa disebabkan karena infeksi dan non-infeksi. Penyebab GE terbesar adalah karena infeksi. Gastroenteritis infeksi bisa disebabkan oleh organisme virus, bakteri, dan atau parasit. Tersering disebabkan oleh virus, yaitu rotavirus, yang terkait dengan diare akut.

Sedangkan penyebab non-infeksi bisa terjadi karena alergi makanan, minuman, obat-obatan, dan keracunan, misalnya pada bayi menyusui karena ibunya mengalami perubahan pola diet. Efek samping makanan, minuman, dan obat yang dikonsumsi juta turut punya andil sebagai penyebab keluhan di perut ini.

Menurut perjalanan penyakitnya, gastroenteritis dibedakan menjadi gastroenteritis akut, akut berdarah, dan persisten. Viruslah yang paling sering dikaitkan dengan kasus gastroenteritis akut. GE jenis ini disebut akut karena sifat pemunculan gejalanya yang tiba-tiba, tapi cepat membaik dalam hitungan hari hingga 2 mingguan sesuai perjalanan alamiah penyakitnya. Gastroenteritis akut berdarah sering disebut disentri. Ada keterlibatan organisme yang merusak usus dan ditemukannya darah dalam tinja. Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium

Virus, bakteri, atau parasit penyebab bisa masuk ke saluran cerna melalui mulut atau melalui perantara makanan dan minuman tercemar yang dikonsumsi, sehingga penyakit ini disebut food borne disease. Bahkan rotavirus diduga dapat menular lewat udara. informasid) 9 10Berapa dosis tablet zink yang diberikan?Obat Zinc merupakan tablet dispersible yang larut dalam waktu sekitar 30 detik.Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut dengan dosis sebagai berikut:a. Balita umur < 6 bulan: 1/2 tablet (10 mg)/ harib. Balita umur = 6 bulan: 1 tablet (20 mg)/ hariObat Zinc yang tersedia di Puskesmas baru berupa tablet dispersible. Saat ini perusahaan farmasi juga telah memproduksi dalam bentuk sirup dan serbuk dalam sachet.e)10 11Mengapa diare dapat menyebabkan dinding usus rusak?DAFTAR PUSTAKAGanong WF, 2003, Review of Med. Phys, 21sd Ed., Guyton AC and Hall JE, 2000, Textbook of Med. Phys, 10th Ed, Saunders PhiladelphiaPrice, SA and Wilson, LM., 1995, Patofisiologi Konsep klinis Proses-proses Penyakit, edisi 4 buku 1, EGChttp://www.abcmedika.com/2013/09/gastroenteritis-ge.htmlPhysiology of Tractus Digestivus| BLOG: MISC 09 | Source : ELS FK UMY18