lapsusku hil (bedah)

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hernia merupakan salah satu penyakit dibagian bedah yang pada umumnya sering menimbulkan masalah dan pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Dari hasil penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya pada pria. Hernia adalah pembukaan atau kelemahan dalam struktur otot dinding perut. Penyakit ini menyebabkan penonjolan dari dinding perut. Hal ini lebih terlihat ketika otot-otot perut dikencangkan, sehingga meningkatkan tekanan dalam perut. Setiap kegiatan yang meningkatkan tekanan intra-abdomen dapat memperburuk penyakit hernia; contoh kegiatan tersebut mengangkat, batuk, atau bahkan berusaha untuk buang air besar. Hernia dapat terjadi akibat kelainnan kongenital maupun didapat. Pada anak-anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Pada orang dewasa adanya faktor pencetus 1

Upload: edwin-pasha-jr

Post on 05-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Hernia Inguinalis Lateralis

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsusku HIL (Bedah)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hernia merupakan salah satu penyakit dibagian bedah yang pada umumnya

sering menimbulkan masalah dan pada umumnya memerlukan tindakan operasi.

Dari hasil penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang

menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya pada pria. Hernia adalah

pembukaan atau kelemahan dalam struktur otot dinding perut. Penyakit ini

menyebabkan penonjolan dari dinding perut. Hal ini lebih terlihat ketika otot-otot

perut dikencangkan, sehingga meningkatkan tekanan dalam perut. Setiap

kegiatan yang meningkatkan tekanan intra-abdomen dapat memperburuk

penyakit hernia; contoh kegiatan tersebut mengangkat, batuk, atau bahkan

berusaha untuk buang air besar.

Hernia dapat terjadi akibat kelainnan kongenital maupun didapat. Pada anak-

anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya procesus

vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Pada

orang dewasa adanya faktor pencetus terjadinya hernia antara lain kegemukan,

beban berat, batuk- batuk kronik, asites, riwayat keluarga, dan lain-lain.Lokasi

yang paling umum untuk penyakit hernia adalah lipat paha (inguinal) sehingga

ada jenis penyakit hernia yang disebut dengan hernia inguinal.

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu tindakan konservatif dan

operatif. Peengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan

pemakaian penyanggah atau penunjang untuk memepertahankan isi hernia yang

telah direposisi. Sedangkan prinsip dasar operasi hernia pada anak adalah

herniotomi.

1

Page 2: Lapsusku HIL (Bedah)

I.2 RUMUSAN MASALAH

I.2.1 Bagaimana etiologi, patogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan hernia?

I.3 TUJUAN

I.3.1 Mengetahui etiologi, patogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan hernia.

I.4 MANFAAT

I.4.1 Menambah wawasan mengenai penyakit bedah khususnya hernia.

I.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti

kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit bedah.

2

Page 3: Lapsusku HIL (Bedah)

BAB II

STATUS PENDERITA

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn. S

Umur : 65 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Petani

Agama : Islam

Alamat : Pagelaran

Status perkawinan : Menikah

Suku : Jawa

Tanggal periksa : 25 Mei 2011

No. Reg : 285121

B. ANAMNESA

1. Keluhan utama : benjolan di lipatan paha bagian kiri

2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan benjolan di lipatan

paha bagian kiri sejak ± 5 bulan yang lalu. Benjolan tersebut hilang

timbul. Biasanya benjolan muncul jika pasien batuk, mengejan, berjalan

jauh, mengangkat beban yang berat serta menghilang bila istirahat atau

berbaring. Pasien menyangkal adanya benjolan pada kantong buah zakar.

Benjolan tidak terasa sakit, tidak merah, dan tidak terasa tegang, hanya

kadang-kadang terasa kemeng bila dipakai berjalan jauh. Pasien tidak

pernah mengeluh mual muntah semenjak muncul benjolan sampai

sekarang ini. Pasien tidak mengeluhkan adanya perubahan dalam BAB,

BAB tidak berdarah dan tidak pernah keluar benjolan dari dubur. Pasien

tidak mengeluhkan adanya gangguan BAK, pada saat BAK pasien selalu

merasa tuntas dan tidak merasa nyeri.

3

Page 4: Lapsusku HIL (Bedah)

3. Riwayat penyakit dahulu

- Sakit dirasakan sejak ± 1 bulan yang lalu

- hipertensi (-), DM (-), alergi (-)

4. Riwayat penyakit keluarga

- riwayat keluarga dengan penyakit serupa (-)

- hipertensi (-), DM (-, alergi (-)

5. Riwayat kebiasaan

- Pasien suka merokok

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. keadaan umum : cukup, kompos mentis

2. vital sign

tensi : 130/80 mmHg

nadi : 72x/mnt

RR : 25x/mnt

suhu : 370

Kepala

Bentuk : normocephali

Rambut : warna putih, distribusi tidak merata.

Mata

Sklera Ikterik : -/-

Conjuctiva Anemis : -/-

Telinga

Bentuk : normotia

Secret : -/-

Hidung

Tidak ada deviasi septum

Sekret : -/-

Mulut dan tenggorokan

Bibir : tidak kering dan tidak cyanosis

4

Page 5: Lapsusku HIL (Bedah)

Tonsil : T1/T1

Pharing : tidak hiperemi

Leher

Trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran KGB

Paru

Suara nafas vesikuler, ronchi +/+, wheezing -/-

Jantung

Auskultasi: Bunyi jantung reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : abdomen datar, asimetri pada region inguinal (+) benjolan di

lipatan paha kiri (+)

Palpasi : supel, tidak ada defence muskular

Perkusi : timpani.

Auskultasi : bising usus (+) normal

Genetalis

Benjolan buah zakah (-)

3. Status lokalis

Regio Inguinalis Sinistra

Inspeksi : Benjolan lipat paha kiri , warna serupa dengan kulit,

tidak ada tanda radang.

Palpasi : teraba massa berjalan memanjang pada kanalis ingunalis

tapi tindak mencapai skrotum, konsistensi lunak,

permukaan rata, mobile, tidak nyeri tekan, terpisah dari

testis. Finger test teraba pada ujung jari, Thumb tes

benjolan tidak keluar

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Lengkap

Laboratorium darah

Hemoglobin 13,2 g/dl

Lekosit 5340 sel/cmm

5

Page 6: Lapsusku HIL (Bedah)

Trombosit 281.000 sel/cmm

Hematokrit 38,9 %

Gula darah sewaktu 96 mg/dl

SGOT 21

SGPT 13

Ureum 33

Kreatinin 0,52

E. RESUME

Tn.P, 65 tahun, datang dengan keluhan benjolan di lipat bagian kiri

sejak ± 5 bulan yang lalu. Benjolan tersebut hilang timbul namun tidak sakit.

Biasanya benjolan muncul jika pasien batuk, mengejan, berjalan jauh,

mengangkat beban yang berat serta menghilang bila istirahat atau berbaring

Benjolan tidak terasa sakit, tidak merah, dan tidak terasa tegang. Pasien juga

tidak mengeluhkan adanya mual dan muntah.

Dari pemeriksaan generalis: rhonki : +/+. Pada inspeksi regio

inguinalis tampak asimetri, Inspeksi regioingunalis sinistra tampak benjolan

pada lipat paha kiri , warna serupa dengan kulit, tidak ada tanda radang.

Palpasi teraba massa berjalan memanjang pada kanalis ingunalis tapi tindak

mencapai skrotum, konsistensi lunak, permukaan rata, mobile, tidak ada nyeri

tekan, terpisah dari testis. Finger test teraba pada ujung jari, Thumb tes

benjolan tidak keluar

F. DIAGNOSA

Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra

G. PENATALAKSANAAN

Herniotomi

Hernioraphy

BAB III

6

Page 7: Lapsusku HIL (Bedah)

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi 

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek

atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi

perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-

aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.

3.2 Anatomi Dinding Perut

Anatomi dari dinding perut dari luar ke dalam terdiri dari :

1. Kutis

2. lemak subkutis

3. fasia skarpa

4. muskulus obligus eksterna

5. muskulus obligus abdominis interna

6. muskulus abdominis tranversal

7. fasia transversalis

8. lemak peritoneal

9. peritoneum.

7

Page 8: Lapsusku HIL (Bedah)

Gambar. Anatomi abdomen

b. Regio inguinalis

b.1. Kanalis inguinalis

Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus

yang merupakan bagian yang terbuka dari fasia tranversus abdominis. Di medial

bawah, diatas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus inguinalis

eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis m. Obligus eksternus. Atapnya ialah

aponeurosis m.oblikus eksternus dan di dasarnya terdapat ligamentum inguinale.

Kanal berisi tali sperma pada lelaki, ligamentum rotundum pada perempuan.

Gambar. Kanalis inguinalis

b.2. Kanalis femoralis

Kanalis femoralis terletak medial dari v.femoralis di dalam lakuna

vasorum, dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat vena safena magna bermuara

di dalam v.femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi yang keras dan

tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh ligamentum inguinalis, kaudodorsal

oleh pinggir os pubis dari ligamentum iliopektineal (ligamentum cooper), sebelah

8

Ket :2. Anulus Femoralis

Page 9: Lapsusku HIL (Bedah)

lateral oleh sarung vena femoralis, dan sebelah medial oleh ligamentum lakunare

Gimbernati. Hernia femoalis keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari

ligamentum inguinale. Keadaan anatomi ini sering mengakibatkan inkaserasi

hernia femoralis.

3.3 Definisi Hernia

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek

atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi

perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-

aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia

(Syamsyuhidayat, 2004).

Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan

hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya

diafragma, inguinal, umbilikal, femoral (Syamsyuhidayat, 2004).

Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat

keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika

berbaring atau didorong masuk ke perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala

obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga

perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan

isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada keluhan rasa nyeri

ataupun tanda sumbatan usus. Hernia disebut hernia inkarserata atau hernia

strangulata bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong

terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya, terjadi

gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis, hernia inkarserata lebih

dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase, sedangkan

gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia strangulata. Pada keadaan

9

Ket :2. Anulus Femoralis

Page 10: Lapsusku HIL (Bedah)

sebenarnya, gangguan vaskularisasi telah terjadi pada saat jepitan dimulai,

dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis

(Syamsyuhidayat, 2004).

                                                                                     

  Gambar 4. Bagian-bagian Hernia2

1. Kantong hernia: pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis; 2. Isi

hernia: berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia. Pada

hernia abdominalis berupa usus; 3. Locus Minoris Resistence (LMR); 4. Cincin

hernia: Merupakan bagian locus minoris resistence yang dilalui kantong hernia;

5. Leher hernia: Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong

hernia.

3.4 Klasifikasi Hernia Berdasarkan Arah Herniasi  

Secara umum hernia diklasifikasikan menjadi:

1. Hernia eksterna, yaitu jenis hernia dimana kantong hernia menonjol

secara keseluruhan (komplit) melewati dinding abdomen seperti hernia

inguinal (direk dan indirek), hernia umbilicus, hernia femoral dan hernia

epigastrika. Hernia eksterna antara lain :

10

Page 11: Lapsusku HIL (Bedah)

a.  Hernia Inguinalis Medialis dan Lateralis

b. Hernia Femoralis

c. Hernia Umbilicus : hernia kongenital pada umbilikus yang di tutup

peritoneum dan kulit

d. Hernia Epigastrica : hernia yang menonjol melalui defek di linea alba

kranial dari umbilicus

e. Hernia Lumbalis : hernia yang menempati dinding abdomen pada

bagian lateral

f.  Hernia Obturatoria

g. Hernia Semilunaris

h. Hernia Perinealis

i.  Hernia Ischiadica

Gambar 5. Beberapa Contoh Hernia Eksterna

2. Hernia interna adalah hernia yang kantongnya berada didalam rongga

abdomen seperti hernia diafragma baik yang kongenital maupun yang

11

Page 12: Lapsusku HIL (Bedah)

didapat. Bila isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya cavum

thorax, cavum abdomen. Contoh hernia interna adalah :

a. Hernia Epiploici Winslowi : Herniasi viscera abdomen melalui

foramen omentale

b. Hernia Bursa Omentalis

c. Hernia Mesenterica

d. Hernia Retroperitonealis

e. Hernia Diafragmatic

3. Hernia reponibel (reducible hernia), yaitu apabila isi hernia dapat keluar

masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika

berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala

obstruksi usus.

4. Hernia ireponibel (inkarserata), yaitu apabila kantong hernia tidak dapat

kebali ke abdomen. Ini biasanya disebabkan oleh perlengkatan isi kantong

pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta,

merupakan jenis hernia ireponibel yang sudah mengalami obstruksi tetapi

belum ada gangguan vaskularisasi.

5. Hernia strangulasi adalah hernia yang sudah mengalami gangguan

vaskularisasi (Ompusunggu dan Agus, 2001).

3.5 Hernia Inguinalis

Hernia yang paling sering terjadi (sekitar 75% dari hernia abdominalis)

adalah hernia inguinalis. Hernia inguinalis dibagi menjadi: hernia inguinalis

indirek (lateralis), Hernia inguinalis lebih banyak terjadi pada pria daripada

wanita, sementara hernia femoralis lebih sering terjadi pada wanita (Mulyana,

2000).

Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis karena keluar

dari peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari

pembuluh epoigastrika inferior, kemudian hernia masuk dalam kanalis inguinalis

dan jika cukup panjang menonjol keluar dari annulus eksternus (Ompusunggu

dan Agus, 2001).

12

Page 13: Lapsusku HIL (Bedah)

Gambar 6. Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis direk menonjol langsung kedepan melalui segitiga

Hasselbach, daerah yang dibatasi oleh ligamentum inguinale dibagian inferior,

pembuluh epigastrika inferior di lateral dan tepi otot rektus dibagian medial.

Dasar segitiga haselbach dibentuk oleh fasia transversal yang diperkuat oleh serat

aponeurosis m transverses abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna

sehingga daerah ini potensial untuk menjadi lemah (Syamsyuhidayat, 2004).

Pada hernia inguinalis direk/medial hampir selalu disebabkan oleh faktor

peninggian tekanan intraabdominal kronik dan kelemahan otot dinding di

trigonum Hasselbach. Oleh karena itu, hernia ini umumnya terjadi bilateral,

khususnya pada lelaki tua. Hernia ini jarang bahkan hampir tidak pernah,

mengalami inkarserata dan strangulasi. Mungkin terjadi hernia geser yang

mengandung sebagian dinding kandung kemih. Kadang ditemukan defek kecil di

m.obliqus internus abdominis, pada segala usia, dengan cincin yang kaku dan

tajam yang sering menyebabkan strangulasi (Syamsyuhidayat, 2004).

13

Page 14: Lapsusku HIL (Bedah)

Gambar 7 Trigonum Hasselbach

Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab

yang didapat. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah prosesus vaginalis

yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot

dinding perut karena usia. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik

seperti batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi dan asites sering disertai

hernia inguinalis (Syamsyuhidayat, 2004).

 Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis antara

lain:

1. Kelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis,

2. Prosesus vaginalis yang terbuka, baik kongenital maupun didapat,

3. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik, hipertrofi prostat,

konstipasi, dan asites,

4. Kelemahan otot dinding perut karena usia,

5. Hancurnya jaringan penyambung oleh karena merokok, penuaan atau

penyakit sistemik (Ompusunggu dan Agus, 2001).

Pada neonatus kurang lebih 90 % prosesus vaginalis tetap terbuka, sedangka

pada bayi umur satu tahun sekitar 30 % prosesus vaginalis belum tertutup. Akan

tetapi, kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa persen. tidak sampai 10 %

anak dengan prosesus vaginalis paten menderita hernia. Pada lebih dari separuh

populasi anak, dapat dijumpai prosesus vaginalis paten kontralateral, tetapi

insiden hernia tidak melebihi 20 %. Umumnya disimpulkan adanya prosesus

vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia, tetapi

14

Page 15: Lapsusku HIL (Bedah)

diperlukan faktor lain, seperti anulus inguinalis yang cukup besar

(Syamsyuhidayat, 2004).

Pada orang sehat ada 3 mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia

inguinalis yaitu:

kanalis inguinalis yang berjalan miring

adanya struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup annulus

inguinalis internus ketika berkontraksi

adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi trigonum Hasselbach

yang umumnya hampir tidak berotot.

Gangguan pada ketiga mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia

Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus

internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intraabdomen tidak tinggi dan

kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya bila otot dinding perut

berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis

tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis.

Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan n.ilioinguinalis

dan iliofemoralis setelah apendektomi. Jika kantong hernia inguinalis lateralis

mencapai skrotum, hernia disebut hernia skrotalis Hernia ini harus dibedakan dari

hidrokel atau elefantiasis skrotum. Testis yang teraba dapat dipakai sebagai

pegangan untuk membedakannya. (Cory dkk, 2006).

3.6 Gambaran Klinis dan Diagnosis

Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.

Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha

yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang

setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai kalau ada biasanya dirasakan di

daerah epigastrium atau periumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada

mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia.

Nyeri yang disertai mual muntah baru timbul kalau terjadi inkaserata karena ileus

atau strangulasi karena nekrosis atau gangren. Pada bayi dan anak-anak, adanya

benjolan yang hilang timbul di lipat paha biasanya diketahui oleh orang tua. Jika

15

Page 16: Lapsusku HIL (Bedah)

hernia mengganggu anak atau bayi sering gelisah, banyak menangis, dan kadang

kadang perut kembung,harus dipikirkan kemungkinan hernia strangulate

(Syamsyuhidayat, 2004).

Pada inspeksi, perhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat

paha,skrotum, atau labia dalam posisi berbaring dan berdiri.pasien diminta

mengedan atau batuk,sehingga adanya benjolan atau keadaan asimetri dapat

dilihat. Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia,diraba

konsistensinya,dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat di reposisi

(Syamsyuhidayat, 2004).

Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada saat

inspeksi saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateral muncul

sebagai penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas medial

bawah. Kantong hernia yang kosong dapat diraba pada funikulus spermatikus

sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua

permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi pada

umumnya tanda ini susah ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ,

tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum maupun ovarium.

Dengan jari telunjuk atau dengan jari kelingking, pada anak dapat dicoba

mendorong isi hernia dengan cara mendorong isi hernia dengan menekan kulit

skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah hernia ini

dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari

masuk berada dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau ujung

jari menyentu hernia berarti hernia inguinalis lateralis, dan bagian sisi jari yang

menyentuhnya adalah hernia inguinalis medial (Syamsyuhidayat, 2004).

Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi, atau jika

tidak dapat direposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di sebelah kranial

dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus eksternus.

3.7 Jenis hernia yang lain-lain

1. Hernia umbilikalis

Umbilikus adalah tempat umum terjadinya herniasi. Hernia umblikalis lebih

sering terjadi pada wanita, kegemukan dengan kehamilan berulang-ulang

16

Page 17: Lapsusku HIL (Bedah)

merupakan prekusor umum. Asites sering mengekserbasi masalah ini. Strangulasi

kolon dan omentum umum terjadi. Ruptura sering terjadi pada sirosis asitik

kronik, suatu kasus dimana diperlukan segera dekompresi portal atau pintas

nevus peritoneal secara darurat.

Hernia umbilikalis umum pada bayi dan menutup secara spontan tanpa terapi

khusus jika defek aponeurosis berukuran 1,5 cm atau kurang. Perbaikan

diindikasikan pada bayi dengan defek hernia yang diameternya lebih besar dari

2,0 cm dan dalam semua anak dengan hernia umbilikalis yang masih ada pada

usia 3-4 tahun. Perbaikan klasik untuk hernia umbilikalis adalah hernioplasti

Mayo. Operasi terdiri dari imbrikasi vest-over-pants dari segmen aponeurosis

superior dan inferior. Hernia umbilikalis lebih besar, lebih suka ditangani dengan

protesis.

2. Hernia paraumbilikalis.

Hernia para umbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah di garis tengah

di tepi kranial umblikus, jarang terjadi di tepi kaudalnya. Penutupan secara

spontan jarang terjadi sehingga dibutuhkan operasi koreksi.

3. Hernia ventralis

Kebanyakan hernia ventralis disebabkan oleh insisi pada tubuh yang

sebelumnya tidak sembuh secara tepat atau terpisah karena tegangan abnormal.

Cacat ini memungkinkan penonjolan suatu hernia dan operasi umumnya

direkomendasikan.. Jika cacat ini berukuran kecil atau sedang , maka tindakan ini

relatf jelas dan memuaskan tetapi apabila hernia ventralsinya besar dan fasianya

jelek, merupakan prognosa yang jelek pada hernia ventralis. Pada umumnya

tindakan yang dilakukan adalah operasi dengan memobilisasi jaringan denga

cermat dan untuk mencapai penutupan langsung primer jika mungkin. Kadang-

kadang penggunaan kasa protesis seperti kasa marlex atau fasia lata

diindikasikan.

4. Hernia epigastrika

17

Page 18: Lapsusku HIL (Bedah)

Hernia yang keluar melalui defek di linea alba di antara umbilikus dan

prosesus xipoideus. Isi hernia berupa penonjolan jaringan lemak preperitoneal

dengan atau tanpa kantong peritoneum.

5. Hernia lumbalis

Di daerah lumbal antara iga XII dan krista iliaka, ada dua buah trigonum

masing-masing trigonum kostolumbal superiorn (Grinfelt) berbentuk segitiga

terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis (Petit)

berbentuk segitiga. Trigonum Grijfelt di batasi di kranial oleh iga XII, di anterior

oleh tepi bebas m. Obligus internus abdominis, sedangkan tutupnya m.

Latisimussdorsi. Trigonum petit dibatasi di kaudal oleh krista iliaka, di anterior

oleh tepi bebas m.obligus eksternus abdominis, dan posterior oleh tepi bebas m.

Latisimuss dorsi. Dasar segitiga ini adalah m. Oblikus internus abdominis dan

tutupnya adalah fasia superfisialis. Hernia pada kedua trigonum ini jarang

dijumpai. Pada pemeriksaan fisik tampak dan teraba benjolan di pinggang di tepi

bawah tulang rusuk XII atau di tepi kranial panggul dorsal. Diagnosis di tegakkan

dengan memeriksa pintu hernia. Diagnosis banding adalah hematoma, abses

dingin atau tumor jaringan lunak. Pengelolaan terdiri dari atas herniotomi dan

hernioplasti. Pada hernioplasti dilakukan juga penutupan defek.

6. Hernia Littre

Hernia yang sangat jarang dijumpai ini merupakan hernia yang mengandung

divertikulum meckel. Hernia Littre dianggap sebagai hernia sebagian dinding

usus.

7. Hernia Speighel

Hernia Spieghel adalah hernia interstial dengan atau tanpa isinya melalui fasia

Spieghel. Hernia ini sangat jarang dijumpai. Biasanya dijumpai pada usia 40-70

tahun, tanpa ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya terjadi

dikanan dan jarang bilateral. Diagnosis ditegakkan dengan ditemukan benjolan di

sebelah Mc burney bagian kanan maupun sebelah kiri pada tepi lateral m. Rektus

Abdominis. Isi hernia dapat terdiri dari usus, omentum atau ovarium. Sebagai

pemeriksaan penunjang dapat dilakukan ultrasonografi. Pengelolaan terdiri atas

herniotomi dan hernioplastik dengan menutup defek pada m.tranversus

18

Page 19: Lapsusku HIL (Bedah)

abdominis dan m.abdominis internus. Hernia yang besar sangat membutuhkan

suatu protesis.

8. Hernia obturatoria

Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatoria. Dapat

berlangsung dalam empat tahap. Mula-mula tonjolan lemak retroperitoneum

masuk ke dalam kanalis obturatorius, disusul oleh tonjolan peritoneum parietal.

Kantong hernia ini mungkin diisi oleh lekuk usus yang dapat mengalami

inkaserasi parsial, sering secara Richter atau total.

Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar adanya keluhan nyeri seperti ditusuk-

tusuk dan parestesia di daerah panggul, lutut, dan bagian medial paha akibat

penekanan pada n. Obturatorius (tanda howship Romberg) yang patognomonik.

Pada colok dubur atau pemeriksaan vaginal dapat ditemukan tonjolan hernia yang

nyeri yang merupakan tanda (Hoeship Romberg). Pengelolaan bedah dengan

pendekatan transperitoneal atau preperitoneal.

9. Hernia perinealis

Hernia perineal merupakan penonjolan hernia pada perineum melalui defek

dasar panggul dapat terjadi secara primer pada perempuan multipara, atau

sekunder setelah operasi melalui perineum seperti prostaktomi atau reseksi

rektum secara abdominoperineal.

Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tanpak dan

teraba benjolan diperieneum yang mudah keluar masuk dan jarang mengalami

inkaserasi. Pintu hernia dapat diraba secara bimanual dengan pemeriksaan

rektovaginal. Dalam keadaan ragu-ragu dapat dilakukan pemeriksaan

ultrasonografi. Biasanya pendekatan operatif dengan transperitoneal, perineal

atau kombinasi abdomino dan perineal.

10. Hernia pantalon

Hernia pantalon merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dengan

hernia inguinalis medial pada satu sisi. Kedua kantong hernia dipisahkan oleh

vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana. Keadaan ini

ditemukan kira-kira 15% dari hernia inguinalis. Diagnosis umum sukar

ditegakkan dengan pemeriksaan klinis dan biasanya sering ditemukan setelah

19

Page 20: Lapsusku HIL (Bedah)

dilakukan operasi. Pengelolaan seperti biasanya pada hernia inginalis, herniotomi

dan hernioplasti.

3.8 Pemeriksaan Hernia

Inspeksi Daerah Inguinal dan Femoral 

Meskipun hernia dapat didefinisikan sebagai setiap penonjolan viskus,

atau sebagian daripadanya, melalui lubang normal atau abnormal, 90% dari

semua hernia ditemukan di daerah inguinal. Biasanya impuls hernia lebih jelas

dilihat daripada diraba.

Pasien disuruh memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan.

Lakukan inspeksi daerah inguinal dan femoral untuk melihat timbulnya

benjolan mendadak selama batuk, yang dapat menunjukkan hernia. Jika

terlihat benjolan mendadak, mintalah pasien untuk batuk lagi dan bandingkan

impuls ini dengan impuls pada sisi lainnya. Jika pasien mengeluh nyeri selama

batuk, tentukanlah lokasi nyeri dan periksalah kembali daerah itu (Swartz,

1995).

Pemeriksaan Hernia Inguinalis

Palpasi hernia inguinal dilakukan dengan meletakan jari pemeriksa di

dalam skrotum di atas testis kiri dan menekan kulit skrotum ke dalam. Harus

ada kulit skrotum yang cukup banyak untuk mencapai cincin inguinal

eksterna. Jari harus diletakkan dengan kuku menghadap ke luar dan bantal jari

ke dalam. Tangan kiri pemeriksa dapat diletakkan pada pinggul kanan pasien

untuk sokongan yang lebih baik.

Telunjuk kanan pemeriksa harus mengikuti korda spermatika di lateral

masuk ke dalam kanalis inguinalis sejajar dengan ligamentum inguinalis dan

digerakkan ke atas ke arah cincin inguinal eksterna, yang terletak superior dan

lateral dari tuberkulum pubikum. Cincin eksterna dapat diperlebar dan

dimasuki oleh jari tangan.

Dengan jari telunjuk ditempatkan pada cincin eksterna atau di dalam

kanalis inguinalis, mintalah pasien untuk memutar kepalanya ke samping dan

batuk atau mengejan. Seandainya ada hernia, akan terasa impuls tiba-tiba yang

menyentuh ujung atau bantal jari penderita. Jika ada hernia, suruh pasien

20

Page 21: Lapsusku HIL (Bedah)

berbaring terlentang dan perhatikanlah apakah hernia itu dapat direduksi

dengan tekanan yang lembut dan terus-menerus pada massa itu. Jika

pemeriksaan hernia dilakukan dengan perlahan-lahan, tindakan ini tidak akan

menimbulkan nyeri.

Setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini diulangi dengan memakai jari

telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan. Sebagian pemeriksa lebih suka

memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan pasien, dan jari

telunjuk kiri untuk memeriksa sisi kiri pasien. Cobalah kedua teknik ini dan

lihatlah cara mana yang anda rasakan lebih nyaman.

Jika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya, suatu

hernia inguinal indirek mungkin ada di dalam skrotum. Auskultasi massa itu

dapat dipakai untuk menentukan apakah ada bunyi usus di dalam skrotum,

suatu tanda yang berguna untuk menegakkan diagnosis hernia inguinal indirek

(Swartz, 1995)

Transluminasi Massa Skrotum

Jika anda menemukan massa skrotum, lakukanlah transluminasi. Di dalam

suatu ruang yang gelap, sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran

skrotum. Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis normal tidak dapat

ditembus sinar. Transmisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan

rongga yang mengandung cairan serosa, seperti hidrokel atau spermatokel

(Swartz, 1995)

3.9 Komplikasi

Komplikasi hernia tergatung kepada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi

hernia dapat bertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponibel, ini dapat

terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri dari omentum, organ

ekstraperitoneal, disini tidak ada keluhan kecuali ada benjolan. Dapat pula isi

hernia terjepit oleh cincin hernia yang akan menimbulkan hernia strangulata.

Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia.

Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau

struktur didalam hernia dan terjadi transudasi kedalam kantong hernia.

Timbulnya udem akan menambah jepitan pada cincin hernia sehingga perfusi

21

Page 22: Lapsusku HIL (Bedah)

jaringan makin terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan

terisi transudat yang bersifat serosanguinis. Kalau isi hernia terdiri dari usus

maka akan terjadi perforasi yang akhirnya akan menimbulkan abses lokal, fistel

dan peritonitis jika ada hubungan dengan rongga perut.

Gambaran klinis pada hernia inkaserata yang mengandung usus yang dimulai

dengan gambaran obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan,

elektrolit, dan asam basah. Bila terjadi strangulasi akan menyebabkan gangguan

vaskularisasi dan akan terjadilah ganggern. Hernia strangulata adalah keadaan

emergensi yang perlu tindakan operatif secepatnya.

3.10 Penatalaksanaan

1. Konservatif

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan

pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang

telah direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulasilata

kecuali pada anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri

memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan

mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang

tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserata lebih sering terjadi

pada umur dibawah 2 tahun. Reposisi spontan lebih sering dan gangguan

vitalitas isi hernia jarang terjadi dibanding orang dewasa. Hal ini disebabkan

oleh cincin hernia yg lebih elastis pada anak-anak. Reposisi dilakukan dengan

menidurkan anak dengan pemberian sedatif dan kompres es di atas hernia. Jika

berhasil dilakukan operasi hari berikutnya, jika bila tidak berhasil dalam

waktu enam jam dilakukan operasi segera.

Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah

direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur

hidup. Namun cara ini sebaiknya tidak dianjurkan lagi karena menimbulkan

komplikasi antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah

yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Cara ini pada anak-

anak dapat menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang

mengandung pembuluh darah testis (Syamsyuhidayat, 2004).

22

Page 23: Lapsusku HIL (Bedah)

2. Operatif

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis

yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip

dasar operasi hernia adalah terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.

a. Herniotomi

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya.

Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian

direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong

(Syamsyuhidayat, 2004).

b. Hernioplasti

Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis

internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti

lebih penting artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan

dengan herniotomi. Dikenal berbagai metode hernioplasti seperti

memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan

memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus

internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang dikenal dengan

nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut metode

Bassini, atau menjahitkan fasia tranversa m. transversus abdominis,

m.oblikus internus abdominis ke ligamentum cooper pada metode Mc Vay.

Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian

bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau marleks untuk menutup

defek

Kelemahan teknik Bassini dan tehnik lain yang berupa variasi teknik

herniotomi Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot-otot

yang dijahit Untuk mengatasi masalah ini dipopulerkan pendekatan operasi

bebas regangan. Pada teknik ini digunakan protesis mesh untuk memperkuat

fasia transversalis yang membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa

menjahitkan otot-otot ke inguinal.

23

Page 24: Lapsusku HIL (Bedah)

Terjadinya residif lebih banyak dipengaruhi oleh teknik reparasi

dibandingkan dengan faktor konstitusi. Pada hernia inguinalis lateralis

penyebab residif yang paling sering adalah penutupan anulus inguinalis yang

tidak memadai diantaranya karena diseksi kantong yang kurang sempurna,

adanya lipoma preperitoneal atau kantong hernia tidak ditemukan. Pada

hernia inguinalis medialis penyebab residif umumnya karena tegangan yang

berlebihan pada jahitan plastik atau kekurangan lain dalam teknik.

(Syamsyuhidayat, 2004).

3.11 Pencegahan

Kelainan kongenital yang menyebabkan hernia memang tidak dapat

dicegah, namun langkah-langkah berikut ini dapat mengurangi tekanan

pada otot-otot dan jaringan abdomen:

Menjaga berat badan ideal. Jika anda merasa kelebihan berat badan,

konsultasikan dengan dokter mengenai program latihan dan diet yang

sesuai.

Konsumsi makanan berserat tinggi. Buah-buahan segar, sayur-sayuran

dan gandum baik untuk kesehatan. Makanan-makanan tersebut kaya akan

serat yang dapat mencegah konstipasi.

Mengangkat benda berat dengan hati-hati atau menghindari dari

mengangkat benda berat. Jika harus mengangkat benda berat, biasakan

untuk selalu menekuk lutut dan jangan membungkuk dengan bertumpu

pada pinggang.

Berhenti merokok. Selain meningkatkan resiko terhadap penyakit-

penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung, merokok seringkali

menyebabkan batuk kronik yang dapat menyebabkan hernia inguinalis.

24

Page 25: Lapsusku HIL (Bedah)

BAB IV

KESIMPULAN

Tn.P, 65 tahun, datang dengan benjolan di lipat bagian kiri sejak ± 5 bulan

yang lalu. Benjolan tersebut hilang timbul namun tidak sakit. Biasanya benjolan

muncul jika pasien batuk, mengejan, berjalan jauh, mengangkat beban yang berat

serta menghilang bila istirahat atau berbaring Benjolan tidak terasa sakit, tidak

merah, dan tidak terasa tegang. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya mual dan

muntah.

Dari pemeriksaan generalis: rhonki : +/+. Pada inspeksi regio inguinalis

tampak asimetri, Inspeksi regioingunalis sinistra terdapat enjolan lipat paha kiri ,

warna serupa dengan kulit, tidak ada tanda radang. Palpasi teraba massa berjalan

memanjang pada kanalis ingunalis tapi tindak mencapai skrotum, konsistensi

lunak, permukaan rata, mobile, tidak nyeri tekan, terpisah dari testis. Finger test

teraba pada ujung jari, Thumb tes benjolan tidak keluar

25

Page 26: Lapsusku HIL (Bedah)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta :

EGC, 2004. pp. 519-37

2. Mulyana S. Hernia inguinalis. http://medlinux.blogspot.com .  Diakses

tanggal 5 Juni 2012

3. Dorland, Kamus Kedokteran, edisi 26, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, 1996

4. Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Alih Bahasa : Lukmanto P,

Maulany R.F, Tambajong J. Jakarta : EGC, 1995. pp. 276-8

5. Ompusunggu M dr.SpB, Agus D dr.SpB. Pedoman Diagnosa Terapi

RSUD AW Syahrani Ed.V. SMF Penyakit Bedah.200

6. Grace A Pierce and Neil R Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah Edisi

ke-tiga. EMS: Jakarta

26