lapsus bronkiolitis giovanny

Upload: putuyos

Post on 07-Aug-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    1/29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bronkiolitis akut adalah infeksi saluran pernafasan bawah akut dengan gejala

    utama akibat peradangan bronkioli yang terutama disebabkan oleh virus. Sering

    mengenai anak usia dibawah satu tahun dengan insiden tertinggi umur 6 bulan,

    Bronkiolitis akut yang terjadi dibawah umur satu tahun kira-kira 1 ! dari seluruh

    kasus, sedangkan pada tahun kedua lebih jarang lagi, yaitu sekitar setengahnya.

    "enyakit ini menimbulkan morbiditas infeksi saluran pernafasan bawah terbanyak 

     pada anak. "enyebab yang paling banyak adalah virus #espiratory Syn$ytial, kira-kira

    %& ' && ! dari total kasus. Sedangkan virus lain seperti "arainfluen(a, #hinovirus,

    )denovirus dan *nterovirus sekitar +!.

    Bakteri dan ikoplasma sangat jarang menyebabkan bronkiolitis pada bayi. Belum ada

     bukti bahwa bakteri sebagai penyebab bronkiolitis. Sekitar + ! kasus bronkiolitis pada

     bayi terjadi gejala yang berat sehingga harus dirawat dirumah sakit, sedangkan sisanya

    dirawat dipoliklinik. Sebagian besar infeksi saluran nafas ditularkan lewat droplet

    infeksi. nfeksi primer oleh virus #S/ biasanya tidak menimbulkan gejala klinik, tetapi

    infeksi sekunder pada anak tahun-tahun pertama kehidupan akan bermanifestasi berat.

    Sebanyak 11,% ! anak berusia dibawah 1 tahun dan 6 ! anak berusia 1 ' tahun di )S

     pernah mengalami bronkiolitis. "enyakit ini menyebabkan 0+.+++ kasus perawatan di

    #S dan menyebabkan %&++ kematian setiap tahunnya. Bronkiolitis merupakan 1 !

    dari semua kasus perawatan di #S pada bayi. rekuensi bronkiolitis dinegara-negara

     berkembang hampir sama dengan di )merika Serikat. nsiden terbanyak terjadi pada

    musim dingin atau musim hujan di negara-negara tropis.

    2iagnosis bronkiolitis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis. 3eadaan tersebut harus

    dibedakan dengan asma yang kadang-kadang juga timbul pada usia muda. )nak dengan

    asma akan memberikan respon terhadap pengobatan dengan bronkodilator, sedangkan

    anak dengan bronkiolitis tidak. Bronkiolitis juga harus dibedakan dengan

     bronkopneumonia yang disertai enfisema obstruktif dan gagal jantung.

    1

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    2/29

    Bronkiolitis virus dapat menyebabkan infeksi pernafasan berat pada masa kanak-kanak.

    4alaupun demikian pada kondisi yang terbatas seringkali tidak memerlukan

     pengobatan. "ada jumlah yang sedikit anak yang mendapatkan pengobatan penanganan

    utama termasuk pemberian oksigen dan $airan yang adekuat dan pengawasan hati-hati

    untuk mendeteksi sebagian anak yang mungkin memerlukan intervensi lebih.

    nfeksi oleh respiratory syn$itial virus 5#S/ memiliki morbiditas dan mortalitas yang

    tinggi terutama pada anak dengan resiko tinggi dan imunokompromise. 7leh karena itu

    langkah preventif dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif dan pasif. Saat ini juga

    sedang dikembangkan vaksin virus. 8saha untuk mengembangkan vaksin virus hidup

    yang dilemahkan 5attenuated live viral vaccines mengalami hambatan karena

    imunogenositas yang rendah dan ke$enderungan virus untuk berubah kembali menjadi

    tipe liar.

    Bronkhiolitis yang disebabkan oleh virus jarang terjadi pada masa neonatus. 9al ini

    karena antibodi neutrali(ing dari ibu masih tinggi pada % ' 6 minggu kehidupan,

    kemudian akan menurun. )ntibodi tersebut mempunyai daya proteksi terhadap infeksi

    saluran nafas bawah, terutama terhadap virus.

    "rognosis dari bronkiolitis tergantung berat ringannya penyakit, $epatnya penangangan

    dan penyakit latar belakang 5penyakit jantung, defisiensi imun dan prematuritas.

     1. #umusan asalah

    1..1 )pa definisi dari bronkiolitis:

    1.. Bagaimana epidemiologi dari bronkiolitis:

    1..; Bagaimana manifestasi dari bronkiolitis:

    1..% Bagaimana pemeriksaan penunjang dari bronkiolitis:

    1..& Bagaimana diagnosis dari bronkiolitis:

    1..6 Bagaimana penatalaksanaan dari bronkiolitis:

    1.;

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    3/29

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    4/29

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    5/29

    dan bayi yang tidak mendapatkan air susu ibu. #S/ menyebar melalui droplet dan

    inokulasi?kontak langsung, seseorang biasanya aman apabila berjarak lebih 6 feet dari

    seseorang yang menderita infeksi #S/. 2roplet yang besar dapat bertahan di udara

     bebas selama 6 jam, dan seorang penderita dapat menularkan virus tersebut selama 1+

    hari. 2i negara dengan % musim, bronkiolitis banyak terdapat pada musim dingin

    sampai awal musim semi, di negara tropis pada musim hujan. 2i Bagian lmu

    3esehatan )nak #S8 2r. Soetomo Surabaya pada tahun ++ dan tahun ++;,

     bronkiolitis banyak didapatkan pada bulan @anuari sampai bulan ei.

    #erata insidens perawatan setahun pada anak berusia di bawah 1 tahun

    adalah 1, per 1+++ dan semakin menurun seiring dengan pertambahan usia, yaitu

    6,= per 1+++ pada usia 1 ' tahun. Lama perawatan adalah ' % hari, ke$uali pada bayi prematur dan kelainan bawaan seperti penyakit jantung bawaan 5"@B.

    Bradley menyebutkan bahwa penyakit akan lebih berat pada bayi muda. 9al ini

    ditunjukkan dengan lebih rendahnya saturasi 7  juga pada bayi yang

    terpapar asap rokok pas$a natal. Beberapa prediktor lain untuk beratnya

     bronkiolitis atau yang akan menimbulkan komplikasi yaitu bayi dengan masa

    gestasi + A?menit, adanya ronki, dan riwayat displasia bronkopulmoner 

    5bronchopulmonary displasia, B"2.

    3enaikan jumlah perawatan karena bronkiolitis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

     perubahan kriteria perawatan anak dengan #), kebiasaan pengasuhan dengan lebih

     banyak anak yang dititipkan ditempat penitipan anak 5

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    6/29

    2.! Kl"sifik"si D"n #"nifest"si Klinis

    ula-mula bayi menderita gejala S") atas ringan berupa pilek yang en$er dan

     bersin. ejala ini berlangsung beberapa hari, kadang-kadang disertai demam dan nafsu

    makan berkurang. 3emudian timbul distres nafas yang ditandai oleh batuk 

     paroksismal, whee(ing, sesak napas. Bayi-bayi akan menjadi rewel, muntah serta sulit

    makan dan minum. Bronkiolitis biasanya terjadi setelah kontak dengan orang dewasa

    atau anak besar yang menderita infeksi saluran nafas atas yang ringan. Bayi mengalami

    demam ringan atau tidak demam sama sekali dan bahkan ada yang mengalami

    hipotermi 52oma$howske @B. 1000.

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    7/29

    ;. Saturasi 7 C dari pulse oxymetri yang diba$a lima kali selama pengamatan 1

    menit, diambil rata-ratanya.

    %.  Respiratory clinical status  yang dinilai menggunakan #2) menurut

    Lowell dkk.

    &. Status aktivitas bayi 5empat tingkat C tidur, tenang, rewel dan menangis.

    Sedangkan Shuh, yang diadaptasi oleh 2obson, menilai skor klinis sebagai

     berikut C

    1. 3eadaan umum C diberi skor + 5tidur hingga % 5sangat rewel

    . "enggunaan otot bantu nafas C Skor + 5tidak ada retraksi hingga ; 5retraksi

     berat

    ;. Wheezing   C skor + 5tidak ada hingga ; 5wheezing hebat inspiratorik dan

    ekspiratorik.5%

    )tas dasar frekuensi nafas dan keadaan umum bronkiolitis dibagi menjadi C

     bronkiolitis ringan dan bronkiolitis berat 5# D 6+ A? menit.

    Berdasarkan gejala klinis, bronkiolitis juga dibagi menjadi bronkiolitis ringan,

    sedang,

     berat dengan tanda sebagai berikut 52oma$howske @B. 1000C

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    8/29

    E 0& !

    - ungkin

    menampakkan

     pernafasan yang

     pendek ketika

    makan

    - ungkin memiliki

    episode apnoe yang

    singkat

    - 9ipoksemia yang

    tidak terkoreksi

    dengan oksigen

    tambahan

    - ungkin terdapat

     peningkatan

    frekuensi atau

    episode

    apnoe yang panjang.

    - ungkin

    menampakkan

     peningkatan

    kelelahan.

     

    2.$ Di"nosis

    2iagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan

    laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya, berdasarkan gambaran klinis, umur 

     penderita dan adanya epidemi #S/ di masyarakat 52oma$howske @B. 1000, 5lenn .

    100.

    %.1. An"mnesis

    ejala awal berupa gejala infeksi saluran nafas atas akibat virus, seperti

     pilek ringan, batuk dan demam yang mengenai anak usia maksimal %

     bulan yang lebih banyak terkena adalah usia dibawah 1 bulan. Satu hingga

    dua hari kemudian timbul batuk yang disertai dengan sesak nafas.

    Selanjutnya dapat ditemukan whee(ing, merintih, nafas berbunyi, muntah

    setelah batuk, rewel dan penurunan nafsu makan. )danya riwayat kontak dengan penderita infeksi saluran pernafasan atas.

    3riteria bronkiolitis terdiri dariC 51 whee(ing pertama kali, 5 umur %

     bulan atau kurang, 5; pemeriksaan fisik sesuai dengan gambaran infeksi

    virus misalnya batuk, pilek, demam dan menyingkirkan pneumonia atau

    riwayat atopi yang dapat menyebabkan whee(ing.

    %.2. Pemeriks""n &isik 

    8

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    9/29

    "emeriksaan fisis pada anak yang mengarah ke diagnosis bronkiolitis adalah

    adanya takipnea, takikardia, dan peningkatan suhu diatas ;=,& +F dan bisa

    men$apai suhu %1 +F. Selain itu dapat juga ditemukan konjungtivitis

    ringan faringitis, dan otitis media.

    7bstruksi saluran respiratori ' bawah akibat respon inflamasi akut akan

    menimbulkan gejala ekspirasi memanjang hingga whee(ing. 8saha-usaha

     pernafasan yang dilakukan anak untuk mengatasi obstruksi akan

    menimbulkan nafas $uping hidung dan retraksi interkostal. Selain itu dapat

     juga ditemukan ronki dari pemeriksaan auskultasi paru. Sianosis dapat

    terjadi dan bila gejala menghebat dapat terjadi apnea, terutama pada bayi

     berusia 5%, Selain itu ditemukan pernafasan yang pendek dan saturasi 7

    yang rendah dan tanda dehidrasi.

    %.!. Pemeriks""n Pen'n("n

    %.!.1. L")or"tori'm

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    10/29

    %.!.2. *"dioloi

    oto

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    11/29

     penyesuaian suhu lingkungan agar konsumsi oksigen minimal, tunjangan respirasi bila

     perlu, dan nutrisi. Setelah itu barulah digunakan bronkodilator, antiinflamasi seperti

    kortikosteroid, antiviral seperti ribavirin, dan pen$egahan dengan vaksin #S/, #S/

    immunoglobuline  5 polyclnal  atau humani(ed #S/ monoclonal antibody 5palvi(umad

    52). ++% 5lenn . 100 5#eiko S. ++1.

    Bronkiolitis ringan biasanya bisa rawat jalan dan perlu diberikan $airan peroral

    yang adekuat. Bayi dengan bronkiolitis sedang sampai berat harus dirawat inap.

    "enderita resiko tinggi harus dirawat inap, diantaranyaC berusia kurang dari ;

     bulan, prematur, kelainan jantung, kelainan neurologi, penyakit paru kronis,

    defisiensi imun, distres napas.

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    12/29

    - 3etidakmampuan untuk makan

    - 3eadaan sosial khusus

    - 9ypoAemia

    - "asien dengan kondisi dasar medis.

    Peno)"t"n S'portif 

    ). "engawasan. 8ntuk pasien yang dirawat inap penting dilakukan

     pengawasan sistem jantung paru dan jika ada indikasi dilakukan pemasanag

     pulse oxymetri 52). ++% 5lenn . 100 5#eiko S. ++1.

    B. 7ksigenasi. 7ksigenasi sangat penting untuk menjaga jangan sampai terjadi

    hipoksia, sehingga memperberat penyakitnya. 9ipoksia terjadi akibat

    gangguan perfusi ventilasi paru-paru. "emberian oksigen tambahan

    direkomendasikan ketika saturasi oksigen menetap dibawah 01! dan

    dihentikan ketika saturasi oksigen menetap diatas 0%!. 7ksigenasi dengan

    kadar oksigen ;+ ' %+ ! sering digunakan untuk mengoreksi hipoksia.

    gunakan nasal kanul 5dengan ke$epatan maksimun L?m> masker muka

    atau kotak kepala.

    @ika mungkin gunakan oksigen yang dilembabkan. @ika hipoksemia menetap

    dengan atau tanpa distress berat, meskipun sudah diberikan oksigen dengan

    ke$epatan tinggi, maka segera lakukan permintaan untuk penangan F8

    anak dengan pemasangan ventilator 52). ++% 5lenn . 100 5#eiko S.

    ++1.

    F. "engaturan Fairan. "emberian $airan sangat penting untuk men$egah

    dehidrasi akibat keluarnya $airan lewat evaporasi, karena pernafasan yang

    $epat dan kesulitan minum. @ika tidak terjadi dehidrasi diberikan $airan

    rumatan. Berikan tambahan $airan + ! dari kebutuhan rumatan jika

    didapatkan demam yang naik turun atau menetap 5suhu E ;=,& +F. Fara

     pemberian $airan ini bisa se$ara intravena atau pemasangan selang

    nasogastrik. )kan tetapi harus hati-hati pemberian $airan lewat lambung

    karena dapat terjadi aspirasi dan menambah sesak nafas, akibat lambung

    yang terisi $airan dan menekan diafragma ke paru-paru. Selain itu harus

    di$egah terjadinya overload $airan. Lakukan pemeriksaan serum elektrolit

    12

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    13/29

    dan jika mendapatkan nilai yang tidak normal lakukan penggantian dengan

    $airan elektrolit 52). ++% 5lenn . 100 5#eiko S. ++1.

    Peno)"t"n #edik"mentos"

    ). )ntivirus 5#ibavirin

    Bronkiolitis paling banyak disebabkan oleh virus sehingga ada pendapat

    untuk mengurangi beratnya penyakit dapat diberikan antivirus. #ibavirin

    adalah obat antivirus yang bersifat virus statik.

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    14/29

    sumbatan mukosa, serta kolapsnya saluran respiratori ke$il pada bayi

    dengan bronkiolitis, sehingga pendekatan logis terapi adalah kombinasi I-

    adrenergik dan agonis J-adrenergik 52). ++% 5lenn . 100 5#eiko S.

    ++1.

    3elebihan epinefrin dibandingkan dengan bronkodilator J-adrenergik 

    selektif adalah C

    - 3erja konstriktor I-adrenergik yang merupakan dekongestan mukosa,

    membatasi absorbsinya dan mengatur aliran darah pulmoner, dengan

    sedikit efek pada ventilation perusing matching .

    - #elaksasi otot bronkus karena efek J-adrenergik 

    - 3erja J-adrenergik menekan pelepasan mediator kimiawi

    - *fek fisiologik antihistamin yang melawan efek histamin seperti edema

    - engurangi sekresi kataral.

    Beta ' agonis masih sering digunakan dengan alasan 1& ' & ! pasien

     bronkiolitis nantinya akan menjadi asma. nhalasi J-agonis diberikan satu

    kali sebagai trial dose. 3arena efek akan tampak dalam 1 jam, maka dosis

    ulangan akan diberikan bila pasien menunjukkan perbaikan klinis fungsi

     paru yang jelas dan menetap.

    F. 3ortikosteroid

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    15/29

    "emberian antibiotik biasanya tidak diperlukan pada penderita bronkiolitis,

    karena sebagian besar disebabkan oleh virus, ke$uali jika ada tanda-tanda

    infeksi sekunder dan diberikan antibiotik spektrum luas. "emberian

    antibiotik justru akan meningkatkan infeksi sekunder oleh kuman yang

    resisten terhadap antibiotik tersebut. )ntibiotik bila di$urigai adanya infeksi

     bakteri dapat digunakan ampisilin 1++-++ mg?kgBB?hr se$ara intravena

    dibagi % dosis. Bila ada konjungtivitis dan bayi berusia 1 ' % bulan

    kemungkinan sekunder oleh &hlamidia trachomatis 52). ++% 5lenn .

    100 5#eiko S. ++1.

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    16/29

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    17/29

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    18/29

    +. *i-""t peno)"t"n

    "asien saat ini dikatakan tidak sedang menjalani pengobatan selain terapi untuk 

     penyakit saat ini.

    /. *i-""t pers"lin"n

    "enderita lahir $ukup bulan 50 bulan, "ersalinan ditolong bidan, langsung

    menangis. BBLC 0++ gr, lingkar kepala % $m, panjang badan &1 $m.

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    19/29

     Gadi C 1;A? menit, reguler, isi $ukup

    ## C %+A? menit, reguler, tipe thorakoabdominal

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    20/29

    ForC

    nspeksiC iktus kordis tidak terlihat, pre$ordial bulging 5-

    "alpasi C iktus kordis teraba di FS / FL Sinistra, kuat angkat 5-, thrill 5-

    )uskultasiC S1S tunggal, reguler, murmur 5-

    "ulmoC

    nspeksiC simetris 5 saat statis dan dinamis, retraksi 5

    "alpasiC gerakan dada simetris

    )uskultasiC vesikuler 5?, rales 5?, whee(ing 5?

    )ksilaC pembesaran kelenjar 5-

    )bdomenC

    nspeksiC distensi 5-

      )uskultasiC bising usus 5 Gormal

    "alpasiC hepar-lien tidak teraba, nyeri tekan 5-, turgor normal

    *kstremitasC hangat 5???, edema 5-?-?-?-, sianosis 5-, F#< N detik.

    )nus eritemanatum 5-

    HASIL PE#E*IKSAAN PENUNJAN:

    2arah Lengkap %-+-+16

    PE#E*IKSAAN HASIL NILAI N,*#AL

    9b 0,& g! 1%-1=

    Lekosit 1;.=++?mm %.+++-1+.+++

    20

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    21/29

    Seg 61 &+-+

    Lym ;+ +-%+

    o 0 -=

    9ematokrit = ! %+-+

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    22/29

    "rognosis

    22

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    23/29

    BAB III

    PE#BAHASAN

    "enderita bronkiolitis menurut definisinya merupakan infeksi saluran pernafasan

     bawah yang ditandai dengan gejala nafas $epat, retraksi dinding dada, dan juga disertai

    dengan whee(ing. "ada pasien ini ditemukan tanda-tanda tersebut.

    enurut epidemiologinya, penderita bronkiolitis paling sering menyerang bayi pada

    umur -% bulan, pun$aknya adalah pada umur -= bulan. Sembilan puluh lima persen

    kasus terjadi pada anak berusia dibawah tahun dan & ! diantaranya terjadi pada anak 

    dibawah usia 1 tahun. 7renstein menyatakan bahwa bronkiolitis paling sering terjadi

     pada bayi laki-laki berusia ; ' 6 bulan yang tidak mendapatkan )S, dan hidup

    dilingkungan padat penduduk. Selain 7renstein, Louden menyatakan bahwa

     bronkiolitis terjadi 1,& kali lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

    2ominasi pada anak laki-laki yang dirawat juga disebutkan oleh Shay, yaitu 1,6 kali

    lebih banyak daripada anak perempuan> sedangkan jaerli menyebutkan 6;! kasus

     bronkiolitis adalah laki-laki. "asien ini berumur = bulan, dengan jenis kelamin laki-laki.

    @adi dapat dikatakan bahwa pasien ini masuk dalam kriteria bronkiolitis dari segi

    epidemiologi.

    "ada manifestasi klinis, bayi biasanya mengalami demam ringan atau tidak demam

    sama sekali dan bahkan ada yang mengalami hipotermi.

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    24/29

    temperature axila 5

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    25/29

    1. "emeriksaan darah lengkap, digunakan untuk mengetahui adanya leukositosis

    dan memeriksa keadaan hemostasis pasien se$ara keseluruhan.

    . "emeriksaan )2, digunakan untuk mengetahui tingkat saturasi oksigen dalam

    darah penderita bronkiolitis. Biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami

    distress nafas berat.

    ;. "emeriksaan radiologi 5oto #ontgen, digunakan untuk mengetahui keadaan

     paru-paru dan jantung pasien.

    "ada pasien ini telah dilakukan pemeriksaan darah lengkap. "ada pemeriksaan darah

    lengkap ditemukan adanya leukositosis dengan nilai 1;.=++?mm dan anemia dengan

    nilai 0,& g!. 2ari pemeriksaan darah tersebut dapat di intepretasikan adanya

    leukositosis dan ada anemia.

    endiagnosis pasien dengan bronkiolitis dapat dilakukan dengan melakukan

    anamnesa, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang untuk lebih menguatkan

    hasil yang ditemukan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. )namnesis pada pasien ini

    ditemukan adanya keluhan batuk berdahak yang berujung sesak nafas dari dua hari

    yang lalu. 2ari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien lemah,

    ditemukannya suara whee(ing dan rhonki pada kedua lapang paru, serta dari

     pemeriksaan penunjang yang telah dijelaskan diatas.

    "enatalaksanaan pasien dengan bron$hiolitis dapat dilakukan terapi suportif dan

    medikamentosa. 8ntuk terapi suportif dapat dilakukan dengan pemasangan  pulse

    oxymetri  untuk pengawasan sistem jantung paru dan jika ada indikasi pemasangan.

    7ksigenasi sangat penting untuk menjaga jangan sampai terjadi hipoksia, sehingga

    memperberat penyakitnya. 9ipoksia terjadi akibat gangguan perfusi ventilasi paru-paru.

    "emberian oksigen tambahan direkomendasikan ketika saturasi oksigen menetap

    dibawah 01! dan dihentikan ketika saturasi oksigen menetap diatas 0%!. 7ksigenasi

    dengan kadar oksigen ;+ ' %+ ! sering digunakan untuk mengoreksi hipoksia. unakan

    nasal kanul 5dengan ke$epatan maksimun L?m> masker muka atau kotak kepala.

    8ntuk terapi medikamentosa, pasien dengan bronkiolitis dapat diberikan

    antivirus, bronkodilator, kortikosteroid, dan antibiotik. "ada pasien ini diberikan

     bronkodilator yakni ventolin dengan $ara pemberian menggunakan nebuli(er sebanyak 

    +, $$ setiap 6 jam. "asien ini juga diberikan antibiotik yakni $efotaAim dengan jumlah

     pemberian ; A ++ mg.

    25

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    26/29

    "ada pasien dengan bronkiolitis juga harus diperhatikan kebutuhan $airan

    tubuhnya. "emberian $airan sangat penting untuk men$egah dehidrasi akibat keluarnya

    $airan lewat evaporasi, karena pernafasan yang $epat dan kesulitan minum. @ika tidak 

    terjadi dehidrasi diberikan $airan rumatan. Berikan tambahan $airan + ! dari

    kebutuhan rumatan jika didapatkan demam yang naik turun atau menetap 5suhu E ;=,&

    +F. Fara pemberian $airan ini bisa se$ara intravena atau pemasangan selang

    nasogastrik. )kan tetapi harus hati-hati pemberian $airan lewat lambung karena dapat

    terjadi aspirasi dan menambah sesak nafas, akibat lambung yang terisi $airan dan

    menekan diafragma ke paru-paru. Selain itu harus di$egah terjadinya overload $airan.

    5,&,  Lakukan pemeriksaan serum elektrolit dan jika mendapatkan nilai yang tidak 

    normal lakukan penggantian dengan $airan elektrolit. "ada pasien ini telah dilakukan

    usaha untuk men$egah dehidrasi dengan memberikan $airan /2 2& O GS ++ $$?%

     jam

    &ollo- Up P"sien

    Tl. Perkem)"n"n pen"kit p"sien; follo- 'p Tind"k"n; ter"pi

    2$;2;1/ S9 ses"k 4;menit

    **9 $? >;menit

    T@">9 !/=2?

    St. ener"l

    Kep"l" 9 normo7ep"li

    #"t" 9 "n 6;6= ikt 6;6

    THT9 NH 6= d"l"m )"t"s norm"l

    Tor">9

    or9 S1S2 norm"l re'l"r t'n"l=

    m'rm'r  

    P'l9 Ces im ! > 2??

    2+;2;1/ S9 )"t'k 4

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    27/29

    ,9

    St. present9

    H*9 1$1 >;menit

    **9 !2 >;menit

    T@">9 !/=+?

    Kep"l"9 normo7ep"li

    #"t"9 "n 6;6= ikt 6;6

    THT9 NH 6= d"l"m )"t"s norm"l

    Tor">9

    or9 S1S2 norm"l re'l"r t'n"l=

    m'rm'r  

    P'l9 Ces 9

    or9 S1S2 norm"l re'l"r t'n"l=

    Ter"pi l"n('t

    27

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    28/29

    m'rm'r6

    P'l9 Ces

  • 8/20/2019 Lapsus Bronkiolitis Giovanny

    29/29

    B)B /

    3*S"8L)G

    1. Bronkhiolitis adalah penyakit #) ' bawah yang ditandai dengan adanya inflamasi

     pada bronkiolus. yang sering di derita bayi dan anak ke$il yang berumur kurang dari

    tahun. "aling sering terjadi pada usia ' % bulan, pun$aknya pada usia ' =

     bulan. "asien ini berumur 1 tahun = bulan ; hari dengan jenis kelamin laki-laki, jadi

    dapat dikatakan $o$ok dengan kriteria definisi dan epidemiologi dari bronkiolitis itu

    sendiri.

    . Bronkiolitis se$ara klinis ditandai dengan pernafasan $epat, retraksi dinding dada

    dan whe(ing. "ada pasien ini hanya ditemukan adanya we(ing yang terdengar 

    minimal pada lapang paru. ni dikarenakan sebelum ke 2 pasien sebelumnya

    sudah mendapatkan terapi bronkodilator.

    ;. 3lasifikasi bronkiolitis dapat dibagi menjadi ringan, sedang, dan berat. "embagian

    ini dimaksudkan agar terapi yang diberikan dapat memfasilitasi pasien sesuai

    dengan keadaan umumnya.

    %. 2iagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

    laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya, berdasarkan gambaran klinis,

    umur penderita dan adanya epidemi #S/ di masyarakat

    &. "enatalaksanaan pasien dengan bronkiolitis dapat dilakukan dengan terapi suportif 

    dan medikamentosa.