lapsus bronkiolitis sintya

38
LAPORAN KASUS BRONKIOLITIS By:Amy Aristasya Sintya Agustina 010.06.0019

Upload: leonitaprasetio

Post on 10-Jul-2016

242 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fytftft

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Bronkiolitis Sintya

LAPORAN KASUS

BRONKIOLITISBy:Amy Aristasya Sintya Agustina010.06.0019

Page 2: Lapsus Bronkiolitis Sintya

PENDAHULUAN

Bronkiolitis akut adalah infeksi saluran pernafasan bawah akut dengan gejala utama akibat peradangan bronkioli yang terutama disebabkan oleh virus.

Sering mengenai anak usia dibawah satu tahun dengan insiden tertinggi umur 6 bulan, Bronkiolitis akut yang terjadi dibawah umur satu tahun kira-kira 12 % dari seluruh kasus,. Penyakit ini menimbulkan morbiditas infeksi saluran pernafasan bawah terbanyak pada anak. Penyebab yang paling banyak adalah virus Respiratory  Syncytial, kira-kira 45 – 55 % dari total kasus. Sedangkan virus lain seperti Parainfluenza, Rhinovirus, Adenovirus dan Enterovirus sekitar 20%.

Page 3: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Cont..

Bakteri dan Mikoplasma sangat jarang menyebabkan bronkiolitis pada bayi.Belum ada bukti bahwa bakteri sebagai penyebab bronkiolitis

Sebanyak 11,4 % anak berusia dibawah 1 tahun dan 6 % anak berusia 1 – 2 tahun di AS pernah mengalami bronkiolitis

Page 4: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Cont…

Diagnosis bronkiolitis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis. Keadaan tersebut harus dibedakan dengan asma yang kadang-kadang juga timbul pada usia muda. Anak dengan asma akan memberikan respon terhadap pengobatan dengan bronkodilator, sedangkan anak dengan bronkiolitis tidak. Bronkiolitis juga harus dibedakan dengan bronkopneumonia yang disertai enfisema obstruktif dan gagal jantung.

Page 5: Lapsus Bronkiolitis Sintya

IDENTITAS

Nama : An.NA Jenis kelamin : Perempuan Umur : 4 bulan Identitas keluarga : Anak kandung Agama :Islam Alamat : lingsar Tanggal MRS : 07-januari-2016 No. RM : 176798

Page 6: Lapsus Bronkiolitis Sintya

ANAMNESA

(Alloanamnesa dengan orang tua pasien, tanggal 07 Januari 2016)

Keluhan Utama : Sesak

Page 7: Lapsus Bronkiolitis Sintya

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien dating ke UGD RS kota Mataram dengan membawa rujukan dari dr.Razak dengan sesak,ibu pasien mengatakan anaknya awalnya hanya batuk (+) pilek(+) sejak 3 hari yang lalu,batuk seperti berdahak,setiap kali pasien batuk pasien selallu mengeluarkan dahak,kemudian pada hari ke 4 pasien mulai demam dan disertai sesak dan ibu pasien mengatakan anaknya tidak mau minum dan tampak gelisah, pasien sempat dibawa ke klinik H.ardi karena batuk pilek pada anak belum sembuh kemudian pasien diberi obat sirup 2x1 dan bubukan 3x1 ibu pasien lupa apa nama obat yang diberi oleh dokter,

Page 8: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Cont..

, ibu pasien mengatakan setelah mengonsumsi obat tersebut ada perubahan ( demam sudah menurun) dahak anak juga banyak keluar berwarna ijo agak putih, tapi batuk masih dikeluhkan oleh anak pasien juga sempat di uap 1x karena sesak yang tidak membaik,setelah beberapa hari dirumah batuk dan sesak masih dirasakan oleh anak , kemudian ibu pasien membawa anaknya kedokter Razak, kemidian dokter Razak langsung merujuk pasien ke RS kota mataram dengan keluhan sesak dan batuk,setelah di UGD rumah sakit kota mataram ibu pasien mengatakan anaknya sempat sempat muntah 1 kali setiap diberi ASI..

Page 9: Lapsus Bronkiolitis Sintya

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat asma sebelumnya disangkal oleh ibu pasien

Riwayat batuk lama tidak ada Riwayat batuk pilek (+) Riwayat alergi makanan/obat

disangkal Riwayat Rawat Inap di Rumah Sakit

(-)

Page 10: Lapsus Bronkiolitis Sintya

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Pasien adalah anak ke 2, tidak ada riwayat sakit yang sama pada saudara pertamanya

Riwayat batuk lama pada keluarga tidak ada

Page 11: Lapsus Bronkiolitis Sintya

RIWAYAT PENGOBATAN

Sebelum ke RSUD Kota Mataram, pasien sempat berobat ke klinik Haji Ardi karena batuk pilek,demam dan sesak ,kata ibu pasien anaknya sempat diuap , kemudian pasien dipulangkan dan diberi sirup dan bubukan ,ibu pasien lupa nama obatnya.

Page 12: Lapsus Bronkiolitis Sintya

R.KEHAMILAN

Ibu pasien mengaku ini adalah kehamilannya yang kedua. Ibu pasien biasa melakukan pemeriksaan kehamilan rutin di puskesmas dan diperiksa oleh bidan. ibu pasien tidak mengingat kapan hari pertama haid terakhirnya. sebelum melahirkan, Selama hamil, ibu pasien tidak pernah sakit atau pun minum obat-obatan.

Page 13: Lapsus Bronkiolitis Sintya

R.Persalinan

Masa Kehamilan : Aterm Partus : Spontan Penolong : Bidan Berat Badan Lahir : 2900 gram Keadaan saat lahir : Langsung

menangis (+), riwayat biru setelah lahir (-), riwayat kuning setelah lahir (-)

Page 14: Lapsus Bronkiolitis Sintya

R.Vaksin

Jenis I II III IV V

HEPATITIS B

LAHIR 2 BULAN 3 ULAN 4 BULAN -

BCG 1 BULAN - -

DPT 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN -

POLIO LAHIR 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN

Page 15: Lapsus Bronkiolitis Sintya

PEMERIKSAAN FISIK (07/01/2016)

Keadaan Umum : lemah Ballard score : tidak dilakukan

karena anak sudah berusia 4 bulan Tanda – Tanda Vital : Suhu : 36,8 oC Nadi : 128 x/menit Respirasi : 68x/ menit

Page 16: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Antropometri : A-S : ibu pasien lupa Berat Badan lahir : 2900 gram Panjang Badan :ibu pasien lupa Lingkar Kepala : ibu pasien

lupa Lingkar dada : ibu pasien lupa Lingkar lengan : ibu pasien

lupa

Page 17: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Kepala Bentuk kepala: Normochepal Rambut : hitam, tidak mudah dicabut Mata : mata tidak cekung, konjungtiva anemis -/-,

sklera ikterik -/-, refleks cahaya +/+, pupil bulat, isokor Hidung : sekret tidak ada, nafas cuping hidung (-) Telinga : sekret tidak ada Mulut : Bibir sianosis (-) Tenggorokan : dinding faring tidak hiperemis, T1-T1

tidak hiperemis Leher : pembesaran kelenjar getah bening tidak

ada

Page 18: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Thorax Paru-paru Inspeksi : simetris (+), statis

(+), dinamis (+), retraksi (+) Palpasi : vokal fremitus kanan

= kiri Perkusi : sulit dievaluai Auskultasi : ronkhi -/-,

wheezing +/+.

Page 19: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Jantung Inspeksi : iktus cordis tidak tampak Palpasi : thrill tidak teraba Perkusi : batas jantung sulit dievaluasi Auskultasi : S1 S2 tunggal, irama reguler,

murmur (-),gallop (-) Abdomen Inspeksi : datar Auskultasi : bising usus (+) normal Palpasi : pembesaran hepar dan lien tidak teraba Perkusi : timpani

Page 20: Lapsus Bronkiolitis Sintya

R.PEMERIKSAAN

Laboratorium : Darah lengkap, GDS Rontgen thorax

Page 21: Lapsus Bronkiolitis Sintya

DIAGNOSIS BANDING

Bronkiolitis Pneumonia Asma

Page 22: Lapsus Bronkiolitis Sintya

DIAGNOSIS KERJA

Bronkiolitis

Page 23: Lapsus Bronkiolitis Sintya

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM (06/01/ 2016) di IGD

WBC: 15,97 nilai rujukan 3,37-8,38 HGB : 9,9 g/dl nilai rujukan 13,3-

16,6 HCT : 30,1 % nilai rujukan 41,3-52,1 MCV : 70,0 nilai rujukan 86,7-102,3 MCH : 23,0 nilai rujukan 27.1-32,4 MCHC : 32,9 nilai rujukan 29,7-33,1 PLT : 587 nilai rujukan 172-378 GDS: 83 mg/dl nilai rujukan 80-12O

Page 24: Lapsus Bronkiolitis Sintya

PENATALAKSANAAN

O2 1 Lpm D5 ¼ NS 20 tpm mikro Cefotaxim 3x200 mg Nebu ventolin 3x1 ampul Asi diberi lebih sering

Page 25: Lapsus Bronkiolitis Sintya

07 JANUARI 2016 8 JANUARI 2016S/sesak

(+)batuk(+)pilek(+)gelisah(+)demam(-)minum (berkurang)BAK/BAB

+

S/ Sesak(+), Demam (-), Batuk(+), pilek (+),dahak (+)ASI/PASI (+),BAB/BAK +

O/HR :123 X/MENITRR:68 X/MENIT

T:36,80CKepala: NormosephaliMata: AN -/-, Ik -/-Hidung: pernafasan cuping hidung (-), secret (-)Leher : pembesaran KGB (-)Thorax: simetris +/+, retraksi (+)Pulmo: Rh -/-, Wh +/+Cor : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen : distensi (-), BU (+) normalEktremitasAKRAL HANGAT (+)

A/ Bronkiolitis  P/ O2 1 Lpm D5 ¼ NS 20 tpm mikro Cefotaxim 3x200 mg Nebu ventolin 3x1 ampul Asi diberi lebih sering

O/ TTV: HR = 120 x/menit RR = 58 x/menit T = 36,90CKepala: NormosephaliMata: AN/-, IK -/-Hidung: pernafasan cuping hidung (-), secret (-)Leher : pembesaran KGB (-)Thorax: simetris +/+, retraksi (-)Pulmo: Rh -/-, Wh +/+Cor : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen : distensi (-), BU (+) normalEktremitas : Akral hangat (+), edema (-)

Page 26: Lapsus Bronkiolitis Sintya

9 januari 2016S/ Sesak(-)setelah dibersihkan hidungnya, Demam (-), Batuk(+),dahak (-), ASI/PASI (+),BAB (+)BAK (+) dbn.

A/ Bronkiolitis  P/ O2 1 Lpm D5 ¼ NS 20 tpm mikro Cefotaxim 3x200 mg Nebu ventolin 3x1 ampul Asi diberi lebih sering

O/ TTV: HR = 102 x/menit RR = 49 x/menit T = 36,50CKepala: NormosephaliMata: CA -/-, SI -/-, sekret (-)Hidung: pernafasan cuping hidung (-)Leher : pembesaran KGB (-)Thorax: simetris +/+, retraksi (-)Pulmo: Rh -/-, Wh -/-

Cor : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen : distensi (-), BU (+) normalEktremitas : Akral hangat (+), edema (-) A/ Bronkiolitis  P/ BPL

Page 27: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Pembahasan

Pasien bayi perempuan usia 4 bulan , datang dengan keluhan sesak sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.Keluhan sesak diawali oleh adanya demam,batuk pilek 3 hari sebelum masuk rumah sakit.suhu yang tidak diukur oleh orang tua pasien namun dirasakan tidak terlalu tinggi. Keluhan demam disertai dengan adanya batuk berdahak, pilek, dan muntah. Batuk berdahak putih kental namun tidak ada darah

Page 28: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Cont..

Adanya keluhan demam,batuk berdahak, dan pilek menandakan bahwa pasien mengalami infeksi saluran pernapasan.Pasien kemudian dibawa ke klinik haji ardi, dan diberikan obat dan sempat dinebu. Orang tua pasien tidak mengingat nama obat yang diberikan, sehingga tidak diketahui riwayat pemberian obat pada pasien,

keluhan demam turun namun batuk berdahak putih dan pilek masih dirasakan ,kemudian keluhan diikuti dengan sesak yang diikuti dengan napas cepat dan adanya tarikan otot.Pasien kemudian dibawa ke dokter Razak oleh ibunya dan diberikan surat rujukan ke RS kota mataram

Page 29: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Dari keterangan ini disimpulkan bahwa pasien mengalami takipnea, yaitu bernapas cepat dan dangkal, yang disertai dengan otot-otot bantu napas. Keterangan ini kemudian akan dikonfirmasi pada pemeriksaan fisik. Karena adanya takipnea dan sesak, pasien seringkali memuntahkan ASI yang diminumnya, dan pasien menjadi sulit minum karena adanya keluhan ini.

. Pasien kemudian menjadi gelisah dan menangis, sehingga keluhan sesak dirasakan semakin memberat

Page 30: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Tidak adanya biru pada pasien dan tidak adanya riwayat mulut lepas tiba-tiba saat menyusu menyingkirkan kemungkinan penyakit jantung bawaan.

Tidak adanya bunyi ngik-ngik maupun mengorok pada pasien belum tentu menyingkirkan

kemungkinan adanya obstruksi pada pasien karena pasien mengalami sesak

Page 31: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Saat dibawa ke IGD, pasien diberikan oksigen namun dirasakan sesaknya tidak membaik. Dengan demikian perlu dipikirkan adanya kemungkinan obstruksi saluran napas bawah yang menyebabkan O2 sulit masuk dan CO2 menjadi terperangkap.Adanya keluhan muntah sebanyak 2 kali dalam sehari berisi ASI dan pasien menjadi gelisah menyebabkan munculnya kecurigaan akan adanya dehidrasi.

Page 32: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Namun, pasien tidak tampak rewel dan tidak minum seperti orang kehausan, sehingga kemungkinan dehidrasi terjadi cukup kecil. Kemungkinan ini akan dikonfirmasi melalui pemeriksaan fisik.Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, kecuali frekuensi pernapasan pasien 68 kali per menit, dangkal, dan tampak adanya retraksi

Page 33: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Dengan demikian disimpulkan bahwa pasien mengalami takipnea dan penggunaan otot bantu napas yang menandakan pasien sesak. Pada

auskultasi didapatkan suara napas bronkovesikuler pada kedua lapangan paru, dengan

adanya wheezing pada kedua lapangan Dengan demikian dipikirkan kemungkinan pasien mengalami bronkiolitis, Namun, jika data ini ditambahkan dengan anamnesis dan klinis pasien, yaitu usia di bawah 2 tahun, adanya infeksi saluran napas, dan adanya wheezing yang dominan, maka diagnosis lebih cenderung ke arah bronkiolitis.Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal, bibir tidak kering, turgor kulit normal. Dengan demikian kecurigaan adanya dehidrasi akibat muntah disingkirkan.

Page 34: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Rencana tatalaksana pada pasien ini adalah mengatasi sesak dan menjaga agar

oksigen dalam darah tercukupi. Karena sesak yang terjadi disebabkan oleh obstruksi akibat inflamasi, maka diberikan kortikosteroid untuk mengurangi inflamasi yang terjadi sehingga edema pada saluran napas bawah berkurang dan aliran udara ke alveolus dapat meningkat.

Page 35: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Pilihan kortikosteroid pada pasien adalah deksametason dengan dosis 0,5 mg/kgBB, sehingga dengan berat badan pasien sebesar 6 kg diberikan 3 mg. secara intravena. Kemungkinan pertimbangan pemberian deksametasone dengan dosis 3x1 mg ini adalah kondisi pasien yang bersifat gawat darurat, yaitu sesak dengan adanya penggunaan otot-otot bantu napas sehingga pemberian dosis ini diharapkan dapat mengurangi obstruksi saluran napas yang terjadi. Pemberian deksametason bertujuan untuk mengurangi edema akibat inflamasi

Setelah saluran napas ini kembali lagi terbuka, maka CO2 yang terperangkap dapat keluar. Dengan demikian, diberikan juga O2 melalui nasal kanul sebanyak 1 liter per

menit.

Page 36: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Adanya infeksi saluran pernapasan yang terjadi pada pasien menjadi indikasi

pemberian antibiotik,terutama pada pasien sulit dibedakan apakah pasien mengalami

bronkiolitis atau pneumonia. Status gizi pada pasien termasuk cukup gizi, sehingga tidak diperlukan terapi nutrisi yang khusus.Karena pasien masih berusia 4 bulan, disarankan adalah ASI yaitu sebanyak – banyaknya Setelah pemberian tatalaksana ini, perlu dilakukan edukasi terhadap orang tua agar menjauhkan pasien dari anggota keluarga yang menderita infeksi saluran pernapasan dan yang merokok. Kemudian disarankan juga agar ventilasi di rumah

ditambah dan dilakukan pembersihan secara rutin baik pada lingkungan rumah maupun

ventilasi, sehingga tidak menyimpan debu.

Page 37: Lapsus Bronkiolitis Sintya

DAFTAR PUSTAKA

.     Herry Garna, Prof, dr. Sp.A(K), Ph.D, Heda Melinda D. Nataprawira, dr. Sp.A(K), Bronkhiolitis dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi, Ilmu Kesehatan Anak, Edisi Ke -3, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Rs. Dr. Hasan Sadikin Bandung, 2005. Hal : 400-402

2.      Edi Hartoyo dan Roni Naning, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada/ Instalasi Kesehatan Anak RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Mengi Berulang Setelah Bronkhiolitis Akut Akibat Infeksi Virus.

3.      Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Bronkiolitis Akut dalam Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan FKUI, 1985, hal : 1233-1235

4.      Magdalena Sidharta Zain, Bronkhiolitis dalam Buku Ajar Respirology Anak, Edisi Pertama, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Badan Penerbit IDAI, 2008

5.      NSW HEALTH, Acut Management of Infant and Children with Acute Bronchiolitis. Revision December 2006 www.health.nsw.gov.au

6.      Ikatan Dokter Anak Indonesia, Bronkiolitis dalam Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, Edisi I, Badan Penerbit IDAI, 2005. Hal : 348 - 350

Page 38: Lapsus Bronkiolitis Sintya

Terimaasih …