laporan tutorial 3 kel 2

70
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 3 “KEDARURATAN MATA” KELOMPOK TUTORIAL 2 TUTOR : dr. Novrita Padauleng BLOK XIX INDERA

Upload: muhammad-kholid-firdaus

Post on 09-Apr-2016

53 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

v

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial 3 Kel 2

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 3 “KEDARURATAN MATA”KELOMPOK TUTORIAL 2

TUTOR : dr. Novrita Padauleng

BLOK XIX INDERAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM – 2010

Page 2: Laporan Tutorial 3 Kel 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan

hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan tutorial ke-tiga kami sebagai hasil diskusi

kami yang berkaitan dengan kegiatan tutorial pada Blok XIX semester VII pada scenario 3

yang berjudul “Kedaruratan Mata”. Di sini kami membahas masalah yang berkaitan dengan

topik kedaruratan pada mata, khususnya berbagai macam trauma yang dapat mengakibatkan

terjadinya suatu kegawatdaruratan pada mata.

Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam

menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan skenario

pertama serta learning objective yang kami cari. Karena ini semua disebabkan oleh

keterbatasan kami sebagai manusia. Tetapi, kami berharap laporan ini dapat memberi

pengetahuan serta manfaat kapada para pembaca.

Mataram, 2 Oktober 2010

Kelompok Tutorial 2

Page 3: Laporan Tutorial 3 Kel 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

SKENARIO 3 3

CONCEPT MAP 4

LEARNING OBJECTIVES 5

Kedaruratan Mata 6

Pendekatan Diagnosa pada pasien di scenario 9

Trauma Kimia 13

Trauma Tembus Bola Mata 22

Trauma Tumpul 27

Trauma Radiasi 40

Corpus Alienum 43

Pmeriksaan Awal Trauma Mata 47

Pengangan Segera 48

Perujukan 49

Daftar Pustaka 50

SKENARIO 3

Page 4: Laporan Tutorial 3 Kel 2

KEDARURATAN MATASeorang lelaki berusia 30 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan mata kiri bengkak.

Dari anamnesis didapatkan bahwa 1 jam sebelumnya ia mengalami kecelakaan di

tempat kerja. Pasien bekerja sebagai supervisor di pabrik pengepakan zat kimia bubuk,

saat kejadian dia lupa menggunakan goggles pelindung mata yang wajib dipakai saat

kerja selain kacamata koreksinya sendiri. Saat kecelakaan mata kirinya terbentur pipa

besi sehingga kacamata koreksinya pecah dan kelopak mata kirinya mengalami

bengkak merah kebiruan dan beberapa luka sayat kecil.

Dokter UGD kemudian melakukan pemeriksaan dan mendapatkan hematom berat pada

palpebra superior dan inferior pada okuli sinistra. Dokter tidak berani membuka kelopak

mata pasien untuk bola mata karena pada fissura palpebra terdapat darah dan jaringan

kehitaman. Dokter segera mengkonsultasikan kepada dokter spesialis mata karena

kekhawatiran ada luka penetrasi bagian bola mata atau pencemaran dengan zat kimia.

Page 5: Laporan Tutorial 3 Kel 2

CONCEPT MAP

Pasien laki-laki, 30 tahun

Keluhan:

Mata kiri bengkak, merah kebiruan, luka sayatan kecil, darah pada fissura palpebra dan jaringan kehitaman

Anamnesis dan pemeriksaan awal

Riwayat kecelakaan 1 jam sebelumnya

Terbentur pipa, kacamata koreksi pecah, kemungkinan mata terkena zat kimia

TRAUMA

TRAUMA ASAM-BASA

TRAUMA TEMBUS BOLA MATA

TRAUMA TUMPUL

TRAUMA RADIASI

Definisi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis,

tatalaksana, komplikasi, prognosis, edukasi, pencegahan

Penanganan Awal

Perujukan

Page 6: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Learning objectives

1. Macam-macam trauma pada mata.

2. Copus alienum.

3. Bagian-bagian mata mungkin terkena akibat trauma yang terjadi.

4. Pendekatan diagnosis pada pasien trauma

5. Terapi, komplikasi serta prognosis pada trauma mata

6. Klasifikasi kedaruratan pada mata

7. Perbedaan antara kedaruratan dengan kegawatdaruratan

8. Penanganan awal trauma mata

9. Perujukan

Page 7: Laporan Tutorial 3 Kel 2

KEDARURATAN MATA

Definisi

Mata yang dikatakan dalam keadaan darurat ialah bila terdapat keadaan di mana mata

terancam akan kehilangan fungsi penglihatan atau akan terjadi kebutaan bila tidak dilakukan

tindakan atapun pengobatan secepatnya.

Klasifikasi

Mata gawat dapat dikelompokkan ke dalam kelompok :

Gawat sangat

Tindakan sudah harus diberikan dalam beberapa menit.

Beberapa penyakit yang termasuk ke dalam golongan gawat sangat adalah :

Luka bakar kimia pada mata : trauma alkali, trauma asam

Oklusi arteri retina sentral.

Gawat

Diagnosis dan pengobatan sudah harus diberikan dalam satu atau beberapa jam.

Penyakit mata yang termasuk ke dalam golongan gawat ialah :

Dakriosistitis akut

Laserasi kelopak

Konjungtivitis gonore

Skleritis

Trauma tumpul mata

Erosi kornea

Laserasi kornea

Benda asing kornea

Descemetokel

Tukak kornea

Tukak kornea sentral

Tukak kornea marginal

Hifema

Iritis akut

Endoftalmitis

Page 8: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Endoftalmitis fakoanafilaktik

Glaukoma akut kongestif

Glaukoma dibangkitkan lensa (fakogenik glaukoma)

Glaukoma fakoformik

Glaukoma fakolitik

Glaukoma akibat dislokasi lensa

Glaukoma akibat luksasi lensa posterior

Glaukoma akibat luksasi lensa anterior

Glaukoma akibat subluksasi lensa

Ablasi retina akut

Selulitis orbita

Trombosis sinus kavernosus

Trauma radiasi

Trauma tembus bola mata

Benda asing magnetik intraokular.

Semi gawat

Bila mungkin pengobatan sudah diberikan dalam beberapa hari atau minggu

Penyakit mata yang dimasukkan dalam semi gawat ialah :

Defisiensi vitamin A

Trakoma

Oftalmia simpatika

Katarak kongenital

Glaukoma kongenital

Glaukoma simpleks

Perdarahan badan kaca

Retinoblastoma

Hipertensi maligna

Toksemia gravidarum

Retinopati diabetes

Neuritis optik

Eksoftalmus akut

Tumor intra orbita

Leukemia pada mata

Rabdomiosarkoma

Page 9: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Mukormikosis

Perdarahan retrobulbar

Fistel arteriovena

Eksoftalmus goiter

Ambliopia

Juling.

PENDEKATAN DIAGNOSIS

Page 10: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Berdasarkan kasus di skenario, didapatkan data berupa :

1. Mata kiri terbentur pipa besi sekitar 1 jam lalu di tempat kerja

2. Pasien bekerja di pabrik kimia

3. Kaca mata pecah

4. Terdapat luka sayatan kecil

5. Hematom palpebra superior dan inferior okuli sinistra

6. Darah pada fissura palpebra dan jaringan kehitaman

Berdasarkan data tersebut, kemungkinan pasien mengalami :

Trauma tumpul pada mata kiri akibat benturan besi.

Hematom pada kelopak mata (palpebra) merupakan kejadian yang sering terjadi

akibat trauma tumpul pada mata karena longgarnya jaringan ikat subkutan di daerah

tersebut. Hematom palpebra merupakan pembengkakan atau penimbunan darah di

bawah kulit kelopak akibat pecahnya pembuluh darah palpebra.

Pada setiap trauma palpebra perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti mengenai luas

dan dalamnya lesi (luka), sebab lesi yang tampak kecil pada kelopak mata

kemungkinan disertai suatu lesi yang luas di dalam rongga orbita bahkan sampai ke

dalam bola mata.

Trauma tembus pada mata akibat masuknya serpihan kaca mata yang pecah saat

terjadi benturan dengan pipa besi. Serpihan ini menimbulkan luka penetrasi (laserasi)

berupa luka sayat dan dapat tertahan di dalam mata.

Trauma karena pecahan kaca mata, bila pecahan dapat masuk biasanya akan berada

di segmen anterior, yang mempunyai kemungkinan jatuh di sudut bilik mata depan.

Serpihan kaca yang tertahan di dalam mata merupakan benda asing (corpus allenum)

yang dapat menimbulkan reaksi mekanik yang mungkin dapat mengganggu fungsi

mata jika dibiarkan. Sebagai contoh : pecahan kaca di dalam sudut bilik mata depan

akan menimbulkan kerusakan pada endotel kornea sehingga mengakibatkan edema

kornea yang mengganggu fungsi penglihatan. Perlu digali lebih lanjut apakah pasien

Page 11: Laporan Tutorial 3 Kel 2

mengalami gangguan pada penglihatannya terutama penurunan visus (tajam

penglihatan).

Trauma kimia. Ada kemungkinan terjadi penetrasi dari bahan kimia karena pada saat

kecelakaan pasien sedang bekerja di pabrik kimia.

Secara umum, kerusakan jaringan yang terjadi akibat trauma mata bervariasi mulai dari yang

ringan hingga berat. Untuk mengetahui kelainan yang ditimbulkan perlu diadakan

pemeriksaan yang cermat, terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan mata, dan

pemeriksaan penunjang lainnya untuk mengarahkan diagnosis.

1. Anamnesis

Riwayat trauma/proses terjadinya trauma:

Benda apa yang mengenai mata tersebut (besar dan bahan benda tersebut),

bagaimana arah datangnya benda yang mengenai mata, dan kecepatannya ketika

mengenai mata. Contoh : penggunaan palu dan alat pahat dapat melepaskan

serpihan-serpihan logam yang akan menembus bola mata dan hanya akan

meninggalkan petunjuk perdarahan subkonjungtiva yang mengindikasikan adanya

penetrasi sclera dan benda asing yan tertinggal. Trauma tumpul yang keras atau

cepat mengenai mata dapat mengakibatkan edema kornea bahkan rupture

membrane descement.

Sifat atau bahan kimia yang mungkin mengalami kontak dengan mata:

Basa kuat menembusa jaringan anterior mata dan dapat dengan cepat

menyebabkan kerusakan irreversible.

Riwayat pekerjaan:

Untuk menghubungkan penyakit dengan sebab kecelakaan. Penyakit yang

dihubungkan dengan pekerjaan dapat berupa trauma yang terjadi pada saat

melakukan pekerjaan. Misalnya pekerja las atau pemanggang akan mudah

menderita kerusakan pada matanya akibat sinar ultraviolet.

Gejala/keluhan pasien:

Gejala pasien berhubungan dengan derajat dan jenis trauma yang dialami. Nyeri,

lakrimasi, dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma, namun gejala

ringan dapat menyamarkan benda asing intraocular yang berpotensi membutakan.

Page 12: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Apabila terjadi pengurangan penglihatan ditanyakan apakah terjadi sebelum atau

sesudah kecelakaan tersebut. Apakah trauma disertai keluarnya darah juga perlu

ditanyakan.

Penyakit lain yang sedang diderita:

Bila sedang menderita penyakit lain dengan keadaan yang buruk maka jika terjadi

infeksi di mata akan sukar sembuh.

Penyakit mata sebelumnya:

Kadang-kadang dengan mengetahui riwayat penyakit mata sebelumnya akan dapat

menerangkan tambahan gejala-gejala penyakit yang dikeluhkan penderita.

Seseorang yang pernah menderita hifema,uveitis atau ulkus dengan perforasi akan

mudah mendapat glaucoma.

2. Pemeriksaan fisik umum : untuk mengetahui keadaan umum pasien

3. Pemeriksaan khusus mata:

Pemeriksaan visus:

Untuk mengetahui apakah ada akibat kelainan mata terhadap tajam penglihatan.

Bila terdapat gangguan tajam penglihatan berarti telah terjadi gangguan pada

media penglihatan sehingga sebaiknya diselidiki terdapat kelainan pada kornea,

humor aquous, lensa dan badan kaca ataupun macula lutea. Selain itu pencatatan

tajam penglihatan perlu untuk dapat mempertanggungjawabkan tindakan yang

diberikan. Dengan pemeriksaan yang berulang dapat diketahui kemajuan atau

kemunduran perawatan yang diberikan.

Pemeriksaan gerakan bola mata :

Untuk mengetahui apakah ada keterlibatan otot penggerak mata atau saraf

penggerak bola mata yang terkena yang menyebabkan pergerakan bola mata

terganggu.

Pemeriksaan susunan mata luar dan system lakrimal:

Untuk memperoleh gambaran yang tepat pada kelainan mata diperlukan

pemeriksaan sistematis. Pemeriksaan dimulai dari kelopak mata,system lakrimal,

konjuntiva tarsal, konjungtiva bulbi, kornea, bilik mata depan, iris, lensa dan pupil.

Pada trauma berat, pupil akan melebar dan reaksi terhadap cahaya akan menjadi

lambat atau hilang.

Page 13: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Pemeriksaan dengan oftalmoskop:

Dengan oftalmoskop dapat diperiksa keadaan badan kaca dan retina sehingga dapat

juga dilihat bila ada benda asing di badan kaca dan retina. Benda asing tersebut

dapat dilihat dengan oftalmoskop, bila tidak ada kekeruhan badan kaca.

Dengan oftalmoskop kita dapat meramalkan prognosis fungsi penglihatan.

Misalnya: bila dengan oftalmoskop tampak kekeruhan badan kaca atau perdarahan

retina atau balsio retina maka prognosis penglihatan kurang baik.

4. Pemeriksaan Radiologi:

Pada setiap luka perforasi, selalu harus dilakukan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaaan

radiologi ini penting untuk mengetahui ada tidaknya suatu benda asing yang “radiopaque”

serta letaknya benda asing tersebut dalam mata. Pemeriksaan yang paling sederhana untuk

mengetahui ada tidaknya benda yang “radiopaque” adalah melakukan Plane X-Ray

daripada orbita dengan posisi Postero-Anterior (PA) dan Lateral.

Untuk menentukan apakah benda asing tersebut intraokuler atau ekstraokuler dibutuhkan

teknik khusus seperti netode Sweet, metode Comberg dengan menggunakan lensa kontak.

Bila benda asing tersebut non-radiopaque diperlukan pemeriksaan USG untuk mengetahui

letaknya.

Pemeriksaan yang teliti tapi mahal adalah pemeriksaan CT scan-orbita.

Selain itu dengan pemeriksaan radiologi dapat memastikan adanya fraktur bagian dalam

orbita.

Page 14: Laporan Tutorial 3 Kel 2

TRAUMA KIMIA

TRAUMA BASA

Definisi

Trauma basa merupakan salah satu jenis trauma kimia mata dan termasuk kegawatdaruratan

mata yang disebabkan zat kimia basa dengan pH>7.

Etiologi

Zat-zat basa atau alkali yang dapat menyebabkan trauma pada mata antara lain:

Semen

Soda kuat

Amonia

NaOH

CaOH

Cairan pembersih dalam rumah tangga

Bahan alkali Amonia merupakan gas yang tidak berwarna, dipakai sebagai bahan pendingin

lemari es, larutan 7% ammonia dipakai sebagai bahan pembersih. Pada konsentrasi rendah

ammonia bersifat merangsang mata. Amonia larut dalam air dan lemak, hal ini dangat

merugikan karena kornea mempunyai komponen epitel yang lipofilik dan stroma yang

hidrofilik. Amonia mudah merusak jaringan bagian dalam mata seperti iris dan lensa. Amonia

merusak stroma lebih sedikit disbanding dengan NaOH dan CaOH. pH cairan mata naik

beberapa detik setelah trauma.

Bahan alkali lainnya adalah NaOH dan Ca(OH)2. NaOH dikenal sebahai kausatik soda.

NaOH dipakai sebagai pembersih pipa. pH cairan mata naik beberapa menit sesudah trauma

akibat NaOH. Ca(OH)2 memiliki daya tembus yang kurang pada mata. Hal ini akibat

terbentuknya sabun kalsium pada epitel kornea. pH cairan mata menjadi normal kembali

sesudah 30 sampai 3 jam pascatrauma

Menurut klasifikasi Thoft, trauma basa dapat dibedakan menjadi:

Page 15: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Derajat 1 : terjadi hiperemi konjungtiva disertai dengan keratitis pungtata

Derajat 2 : terjadi hiperemi konjungtiva disertai hilangnya epitel kornea

Derajat 3 : terjadi hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel

kornea

Derajat 4 : konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak 50%

Patofisiologi

Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan iritasi ringan pada mata apabila dilihat

dari luar. Namun, apabila dilihat pada bagian dalam mata, trauma basa ini mengakibatkan

suatu kegawatdaruratan. Basa akan menembus kornea, camera oculi anterior, dan sampai

retina dengan cepat, sehingga berakhir dengan kebutaan. Pada trauma basa akan terjadi

penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan kimia basa bersifat koagulasi sel dan terjadi

proses persabunan, disertai dengan dehidrasi.

Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya sel jaringan. Pada pH yang

tinggi alkali akan mengakibatkan persabunan disertai dengan disosiasi asam lemak membrane

sel. Akibat persabunan membrane sel akan mempermudah penetrasi lebih lanjut dari pada

alkali. Mukopolisakarida jaringan oleh basa akan menghilang dan terjadi penggumapalan sel

kornea atau keratosis. Serat kolagen kornea akan bengkak dan stroma kornea akan mati.

Akibat edema kornea akan terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma kornea.

Serbukan sel ini cenderung disertai dengan masuknya pembuluh darah baru atau

neovaskularisasi. Akibat membrane sel basal epitel kornea rusak akan memudahkan sel epitel

diatasnya lepas. Sel epitel yang baru terbentuk akan berhubungan langsung dengan stroma

dibawahnya melalui plasminogen activator. Bersamaan dengan dilepaskan plasminogen

aktivatir dilepas juga kolagenase yang akan merusak kolagen kornea. Akibatnya akan terjadi

gangguan penyembuhan empitel yang berkelanjutan dengan tukak kornea dan dapat terjadi

perforasi kornea. Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam sesudah trauma dan puncaknya

terdapat pada hari ke 12-21. Biasanya tukak pada kornea mulai terbentuk 2 minggu setelah

trauma kimia. Pembentukan tukak berhenti hanya bila terjadi epitelisasi lengkap atau

vaskularisasi telah menutup dataran depan kornea. Bila alkali sudah masuk ke dalam bilik

mata depan maka akan terjadi gangguan fungsi badan siliar. Cairan mata susunannya akan

berubah, yaitu terdapat kadar glukosa dan askorbat yang berkurang. Kedua unsure ini

memegang peranan penting dalam pembentukan jaringan kornea.

Page 16: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Manifestasi Klinis

Perjalanan penyakit trauma alkali :

Keadaan akut yang terjadi ada minggu pertama :

Sel membrane rusak.

Bergantung pada kuatnya alkali akan mengakibatkan  hilangnya epitel, keratosit, saraf

kornea dan pembuluh darah.

Terjadi kerusakan komponen vascular iris, badan siliar dan epitel lensa, trauma berat

akan merusak sel goblet konjungtiva bulbi.

Tekanan intra ocular akan meninggi.

Hipotoni akan terjadi bila terjadi kerusakan pada badan siliar

Kornea keruh dalam beberapa menit.

Terjadi infiltrasi segera sel polimorfonuklear, monosit dan fibroblast

Keadaan minggu kedua dan ketiga :

Mulai terjadi regenerasi sel epitel konjugtiva dan kornea.

Masuknya neovaskularisasi ke dalam kornea diserta dengan sel radang.

Kekeruhan pada kornea akan mulai menjernih kembali,

Sel penyembuhan berbentuk invasi fibroblast memasuki kornea.

Terbentuknya kolagen.

Trauma alkali berat akan membentuk jaringan granulasi pada iris dan badan siliar

sehingga terjadi fibrosis.

Keadaan pada minggu ketiga dan selanjutnya :

Terjadi vaskularisasi aktif sehingga seluruh kornea tertutup oleh pembuluh darah.

Jaringan pembuluh darah akan membawa bahan nutrisi dan bahan penyembuhan

jaringan seperti protein dan fibroblast.

Akibat terdapatnya jaringan dengan vaskularisasi ini, tidak akan terjadi perforasi

kornea.

Mulai terjadi pembetukan panus pada kornea.

Endotel yang tetap sakit akan mengakibatkan edema kornea.

Terdapat membaran retrokornea, iristis, dan membrane siklitik.

Page 17: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Dapat terjadi kerusakan permanen saraf kornea dengan gejala-gejala seperti tekanan

bola mata mata dapat rendah atau tinggi.

Diagnosis

Pemeriksaan awal pada trauma mata antara lain meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik:

1. Anamnesis:

Sering sekali pasien menceritakan telah tersiran cairan atau tersemprot gas pada mata atau

pastikel-partikelnya masuk ke dalam mata. Tanyakan kepada pasien apa persisnya zat kimia

dan bagaimana terjadinya trauma tersebut (misalnya tersiram sekali atau akibat ledakan

dengan kecepatan tinggi).

Page 18: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Secara umum, pada anamneses dari kasus trauma mata perlu diketahui apakah terjadi

penurunan visus setelah cedera atau saat cedera terjadi. Onset dari penurunan visus apakah

terjadi secara progresif atau terjadi secara tiba-tiba. Nyeri, lakrimasi, dan pandangan kabur

merupakan gambaran umum trauma. Dan harus dicurigai adanya benda asing intraokular

apabila terdapat riwayat salah satunya apabila trauma terjadi akibat ledakan.

2. Pemeriksaan Fisik:

Pemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang terkena zat sudah terigasi

dengan air dan pH permukaan bola mata sudah netral. Obat anestesi topical boleh digunakan

untuk membantu pasien lebih nyaman dan kooperatif. Setalah dilakukan irigasi, pemeriksaan

mata yang seksama dilakukan dengan perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan dan

keutuhan kornea, derajat iskemik limbus dan tekanan intra okuli.

Pada kasus trauma basa dapat dijumpai kerusakan kornea yaitu terjadi kekeruhan kornea,

konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi, peradangan kronik dan defek epitel yang

menetap dan berulang serta perforasi kornea. Apabila trauma basa tersebut mengakibatkan

penetrasi kedalam intraokuler dapat kita jumpai adanya komplikasi katarak, glaukoma

sekunder dan kasus berat ptisis bulbi. Kelainan lain yang dapat dijumpai yaitu pada palpebra

berupa jaringan parut pada palpebra dan sindroma mata kering. Pada konjungtiva dapat

dijumpai adanya simbleparon.

3. Pemeriksaan Penunjang:

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam kasus trauma basa mata adalah

pemeriksaan pH bola mata secara berkala. Irigasi pada mata harus dilakukan sampai tercapai

pH netral. Pemeriksaan bagian anterior mata dengan lup atau slit lamp yang bertujuan untuk

mengetahui lokasi luka. Pemeriksaan oftalmoskopi direk dan indirek juga dapat dilakukan.

Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengatahui tekanan intraocular.

Penatalaksanaan :

Penatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat ringannya trauma ataupun jenis

trauma itu sendiri. Namun demikian ada empat tujuan utama dalam mengatasi kasus trauma

okular adalah:

Page 19: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Memperbaiki penglihatan.

Mencegah terjadinya infeksi.

Mempertahankan arsitektur mata.

Mencegah sekuele jangka panjang.

Penatalaksanaan yang dilakukan untuk menangani trauma basa pada mata adalah:

1. Bila terjadi trauma basa adalah secepatnya melakukan irigasi dengan garam fisiologik

selama mungkin. Irigasi dilakukan sampai pH menjadi normal, paling sedikit 2000 ml

selama 30 menit. Bila dilakukan irigasi lebih lama akan lebih baik.

2. Untuk mengetahui telah terjadi netralisasi basa dapat dilakukan pemeriksaan dengan

kertas lakmus. pH normal air mata 7,3.

3. Bila penyebabnya adalah CaOH, dapat diberi EDTA karena EDTA 0,05 dapat

bereaksi dengan CaOH yang melekat pada jaringan.

4. Pemberian antibiotika dan debridement untuk mencegah infeksi oleh kuman

oportunis.

5. Pemeberian sikloplegik untuk mengistirahatkan iris mengatasi iritis dan sinekia

posterior.

6. Pemberian Anti glaukoma (beta blocker dan diamox) untuk mencegah terjadinya

glaucoma sekunder.

7. Pemberian Steroid secara berhati-hati karena steroid menghambat penyembuhan.

Steroid diberikan untuk menekan proses peradangan akibat denaturasi kimia dan

kerusakan jaringan kornea dan konjungtiva. Steroid topical ataupun sistemik dapat

diberikan pada 7 hari pertama pasca trauma. Diberikan Dexametason 0,1% setiap 2

jam. Steroid walaupun diberikan dalam dosis tinggi tidak mencegah terbentuknya

fibrin dan membrane siklitik.

8. Kolagenase inhibitor seperti sistein diberikan untuk menghalangi efek kolagenase.

Diberikan satu minggu sesudah trauma karena pada saat ini kolagenase mulai

terbentuk.

9. Pemberian Vitamin C untuk pembentukan jaringan kolagen.

10. Selanjutnya diberikan bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek dan artificial

tear (air mata buatan).

Page 20: Laporan Tutorial 3 Kel 2

11. Operasi Keratoplasti dilakukan bila kekeruhan kornea sangat mengganggu

penglihatan.

Komplikasi

Komplikasi dari trauma mata juga bergantung pada berat ringannya trauma, dan jenis trauma

yang terjadi. Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus trauma basa pada mata antara lain.

1. Simblefaron

2. Kornea keruh, edema, neovaskuler

3. Katarak traumatik, merupakan katarak yang muncul sebagai akibat cedera pada mata

yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun tumpul yang terlihat sesudah

beberapa hari ataupun beberapa tahun. Katarak traumatik ini dapat muncul akut,

subakut, atau pun gejala sisa dari trauma mata. Trauma basa pada permukaan mata

sering menyebabkan katarak, selain menyebabkan kerusakan kornea, konjungtiva, dan

iris. Komponen basa yang masuk mengenai mata menyebabkan peningkatan PH

cairan akuos dan menurunkan kadar glukosa dan askorbat. Hal ini dapat terjadi secara

akut ataupun perlahan-lahan. Trauma kimia dapat juga disebabkan oleh zat asam,

namun karena trauma asam sukar masuk ke bagian dalam mata dibandingkan basa

maka jarang

4. Phtisis bulbi

Prognosis

Trauma kimia pada mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan berat jangka panjang dan

rasa tidak enak pada mata. Prognosinya ditentukan oleh anestesi kornea dan bahan alkali

penyebab trauma tersebut. Terdapat 2 klasifikasi trauma basa pada mata untuk menganalisis

kerusakan dan beratnya kerusakan.

Page 21: Laporan Tutorial 3 Kel 2

TRAUMA ASAMDefinisi

Trauma asam merupakan salah satu jenis trauma kimia mata dan termasuk kegawatdaruratan

mata yang disebabkan zat kimia bersifat asam dengan pH < 7. Beberapa zat asam yang sering

mengenai mata adalah asam sulfat, asam asetat, hidroflorida, dan asam klorida. Jika mata

terkena zat kimia bersifat asam maka akan terlihat iritasi berat yang sebenarnya akibat

akhirnya tidak berat. Asam akan menyebabkan koagulasi protein plasma. Dengan adanya

koagulasi protein ini menimbulkan keuntungan bagi mata, yaitu sebagai barrier yang

cenderung membatasi penetrasi dan kerusakan lebih lanjut. Hal ini berbeda dengan basa

yang mampu menembus jaringan mata dan akan terus menimbulkan kerusakan lebih jauh.

Selain keuntungan, koagulasi juga menyebabkan kerusakan konjungtiva dan kornea. Dalam

masa penyembuhan setelah terkena zat kimia asam akan terjadi perlekatan antara konjugtiva

bulbi dengan konjungtiva tarsal yang disebut simblefaron.

Perjalanan penyakit trauma asam :

1. Pada minggu pertama:

Terjadi koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatan kekeruhan pada

kornea, demikian pula terjadi koagulasi protein konjungtiva bulbi. Koagulasi

proten ini teratas pada daerah kontak bahan asam dengan jaringan.

Akibat koagulasi protein ini kadang-kadang seluruh kornea terelupas.

Koaguasi protein ini dapat mengenai jaringan yang lebh dalamseperti stroma

kornea, keratosi dan endotel kornea.

Bila terjadi penetrasi jarigan yang lebh dalam akan terjadi edema kornea,

iritisdan katarak.

Page 22: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Bila trama disebabkan oeh asam lemah maka regenerasi epitel akan terjadi

dalam beberapa hari dan kemudian sembuh.

Bila trauma disebabkan oeh asam kuat maka stroma kornea akan berwarna

kelabu infiltrasi sel radang ke dalamnya. Infiltrasi e daam stroma oleh bahan

asam terjadi daam waktu 24 jam.

Beberapa menit atau jam sesudah trauma asam konjugtiva bulbi menjadi

hiperemi dan kemotik. Kadang kadang terdaapt perdarahan pada konjungtiva

bulbi.

Tekanan bola mata akan meninggi pada hari pertama, yang kemudian dapat

menjadi norml atau merendah.

2. Trauma asam pada minggu 1- 3:

Umumnya trauma asam mulai sembuh pada minggu kesatu sampai ketiga ini.

Pada trauma asam yang berat akan terbentuk tukaak kornea dengan

vaskularisasi yang ersifat progresi.

Keadaan terburuk akibat trauma asam pada saat ini ialah berupa vaskularisasi

berat pada kornea.

3. Trauma sesudah 3 minggu:

Trauma asam yang tidak sangat berat akan sembuh sesudah 3 minggu

Pada endotel dapat terbentuk membran fibrosa yang merupakan bentuk

kerusakan endotel.

Patofisiologi :

Akibat trauma asam diketahui ahwa perubahan reaksi biokimia ditentukan oleh jenis asam

yang menyebabkan trauma. Asam merusa dan memutus ikatan intramuskuar protein, dan

protein ynag berkagulasi merupakan barier terhadap penetrasi lanjut daripada asam ke

dalam jaringan. Diketahui bahwa asam sulfur mengakiatkan kadar monosakarida jaringan

menurun. Bila trama disebabkan oleh HCl, maka pH cairan mata turun sesudah trauma

berlangsung 30 menit. Pada trauma asam tdak terdapa gangguan pembentukan jaringan

kolagen. Pada trauma asam berat yang merusak badan siliar akan terjadi penurunan kadar

askorbat dalam cairan mata dankornea.

Pengobatan trauma asam :

Irigasi segera dengan garam fisiologik atau air.

Page 23: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Kontrol pH air mata untuk melihat apakah sudah normal

Selanjutnya pertimbangkan pengobatan sama dengan pengobatan yang diberikan pada

traum alkali.

TRAUMA TEMBUS BOLA MATA

Definisi

Trauma tembus pada mata adalah suatu trauma dimana seluruh lapisan jaringan atau organ

mengalami kerusakan.

Etiologi

Trauma tembus disebabkan benda tajam atau benda asing masuk kedalam bola mata.

Tanda Dan Gejala

1. Tajam penglihatan yang menurun

2. Tekanan bola mata rndah

3. Bilikmata dangkal

4. Bentuk dan letak pupil berubah

5. Terlihat adanya ruptur pada corneaatau sclera

6. Terdapat jaringan yang prolapsseperti caiaran mata iris,lensa,badan kaca atau retina

7. Kunjungtiva kemotis

Page 24: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiology pada trauma mata sangat membantu dalam menegakkan

diagnosa, terutama bila ada benda asing .Pemeriksaan ultra sonographi untuk

menentukan letaknya, dengan pemeriksaan ini dapat diketahui benda tersebut pada

bilik mata depan, lensa, retina.

b. Pemeriksaan “Computed Tomography” (CT)

Suatu tomogram dengan menggunakan komputer dan dapat dibuat “scanning” dari

organ tersebut.

Penatalaksanaan

Bila terlihat salah satu tanda diatas atau dicurigai adanya perforasi bola mata, maka

secepatnya dilakukan pemberian antibiotik topical, mata ditutup, dan segera dikirim kepada

dokter mata untuk dilakukan pembedahan. Sebaiknya dipastikan apakah ada benda asing

yang masuk ke dalam mata dengan membuat foto. Pada pasien dengan luka tembus bola mata

selamanya diberikan antibiotik sistemik atau intravena dan pasien dikuasakan untuk kegiatan

pembdahan. Pasien juga diberi antitetanus provilaksis, dan kalau perlu penenang. Trauma

tembus dapat terjadi akibat masuknya benda asing ke dalam bola mata. Benda asing didalam

bola mata pada dasarnya perlu dikeluarkan dan segera dikirim ke dokter mata. Benda asing

yang bersifat magnetic dapat dikeluarkan dengan mengunakan magnet raksasa. Benda yang

tidak magnetic dikeluarkan dengan vitrektomi. Penyulit yang dapat timbul karena terdapatnya

benda asing intraokular adalah indoftalmitis, panoftalmitis, ablasi retina, perdarahan

intraokular dan ftisis bulbi.

Patofisiologi

Trauma tembus pada mata karena benda tajam maka dapat mengenai organ mata dari yang

terdepan sampai yang terdalam. Trauma tembus bola mata bisa mengenai :

Palpebra:

Mengenai sebagian atau seluruhnya jika mengenai levator apaneurosis dapat

menyebabkan suatu ptosis yang permanen

Saluran Lakrimalis:

Dapat merusak sistem pengaliran air mata dai pungtum lakrimalis sampai ke rongga

hidung. Hal ini dapat menyeabkan kekurangan air mata.

Page 25: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Congjungtiva:

Dapat merusak dan ruptur pembuluh darah menyebabkan perdarahan sub konjungtiva

Sklera:

Bila ada luka tembus pada sklera dapat menyebabkan penurunan tekana bola mata dan

kamera okuli jadi dangkal (obliteni), luka sklera yang lebar dapat disertai prolap

jaringan bola mata, bola mata menjadi injury.

Kornea:

Bila ada tembus kornea dapat mengganggu fungsi penglihatan karena fungsi kornea

sebagai media refraksi. Bisa juga trauma tembus kornea menyebabkan iris prolaps,

korpusvitreum dan korpus ciliaris prolaps, hal ini dapat menurunkan visus

Uvea:

Bila luka dapat menyeabka pengaturan banyaknya cahay yang masuk sehinggan

muncul fotofobia atau penglihatan kabur

Lensa:

Bila ada trauma akan mengganggu daya fokus sinar pada retina sehingga menurunkan

daya refraksi dan sefris sebagai penglihatan menurun karena daya akomodasi tisak

adekuat.

Retina:

Dapat menyebabkan perdarahan retina yang dapat menumpuk pada rongga badan

kaca, hal ini dapat muncul fotopsia dan ada benda melayang dalam badan kaca bisa

juga teri oblaina retina.

LASERASI KELOPAK MATA

Penyebab

Trauma tajam atau tumpul yang keras.

Manifestasi klinis

Kerusakan yang terjdi dapat bersama-sama dengan kerusakan kanalikuli lakrimal, tendon

kantus internus ataupun eksternus, septum orbita dan aponeurosis levator palpebra. Laserasi

kelopak yang luas berupa avulsi dengan tau tanpa hilangnya jaringan dapat berakibat masalah

pada tindakan rekonstruksi jaringan.

Page 26: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Pemeriksaan

Pada pemeriksaan laserasi kelopak mata, perlu diperhatikan segala kemungkinan terdapatnya

benda asing yang merupakan penyebab kerusakan kelopak mata tersebut. Dengan

menggunakan mikroskop bedah dapat membantu untuk melihat jauhnya kerusakan.

Tatalaksana

Benda berbebentuk partikel harus dikeluarkan dari palpebra yang mengalami abrasi untuk

mengurangi resiko pemebntukan tato (tattooing) pada kulit. Luka kemudian diirigasi dengan

salin dan ditutup dengan salep antibiotik dan kasa steril. Jaringan yang terlepas dibersihkan

dan dilekatkan kembali. Karena vaskularisasi palpebra sangat baik, maka kemungkinan tidak

terjadi nekrosis iskemik.

Bila perbaikan primer tidak dilakukan dalam 24 jam, terjadinya edema mengharuskan

penutupan ditunda. Luka harus dibersihkan secara cermat dan diberikan antibiotik. Setelah

bengkak mereda, dapat dilakukan perbaikan. Debridement harus dilakukan seminimal

mungkin, terutama bila kulitnya tidak longgar.

1. Laserasi kelopak mata dengan kerusakan kanalikuli

Perbaikan disarankan untuk dilakukan sejak dini karena jaringan menjadi semakin kulit

diidentifikasi dan diperbaiki saat membengkak. Dilakukan penjahitan kanalikuli lakrimal,

sebelum melakukan penjahitan yang lain. Sesudah menjahit dengan aposisi baik yang

kadang-kadang dipermudah dengan memakai alat yang disebut pig tail dilakukan

Page 27: Laporan Tutorial 3 Kel 2

penjahitan laserasi kelopak. Bila terjadi kerusakan yang luas pada kanalikuli atas dan

bawah maka dapat dilakukan dakriosistorinostomi.

2. Laserasi kelopak mata yang luas

Keadaan ini dapat menyebabkan hilangnya perlindungan bola mata terhadap dunia luar.

Pada keadaan ini diperlukan penutupan segera bola mata yang tidak terlindung oleh

kelopak mata.

Penyulit

Epifora

Ptosis

Entropion

Ektropion

Trikiasis

Tukak kornea

Lagoftalmus

Page 28: Laporan Tutorial 3 Kel 2

TRAUMA TUMPUL

Trauma kelopak mataHEMATOM KELOPAK

Definisi

Hematom palpebra merupakan pembengkakan atau penimbunan darah di bawah kulit kelopak

akibat pecahnya pembuluh darah palpebra. Hematom kelopak merupakan kelainan yang

sering terlihat pada trauma tumpul kelopak. Keadaan ini merupakan bentuk yang menakutkan

untuk pasien, dapat tidak berbahaya ataupun sangat berbahaya karena mungkin ada kelainan

lain di belakangnya.

Penyebab

Pukulan tinju, atau benda-benda keras lainnya.

Manifestasi Klinis

Bentuk yang berbahaya atau gawat yaitu hematom kaca mata (Brill hematom). Terjadi akibat

pecahnya arteri oftalmika yang merupakan tanda fraktur basis kranii. Pada pecahnya arteri

oftalmika maka darah masuk ke dalam kedua rongga orbita melalui fisura orbita. Akibat

darah tidak dapat menjalar lanjut karena dibatasi septum orbita kelopak maka akan berbentuk

gambaran hitam pada kelopak seperti seseorang memakai kacamata.

Tatalaksana

Awalnya dapat diber kompres dingin untuk menghentikan perdarahan dan menghilangkan

rasa sakit. Bila telah lama, untuk memudahkan absorbsi darah dapat dilakukan kompres

hangat pada kelopak mata.

Page 29: Laporan Tutorial 3 Kel 2

TRAUMA TUMPUL PADA KONJUNCTIVAEdema Konjunctiva

Jaringan konjunctiva yang bersifat selaput lender dapat menjadi kemotik pada setiap

kelainannya, demikian pula akibat trauma tumpul. Kemotik konjuctiva yang berat dapat

mengakibatkan [alpebra tidak menutup sehingga bertambah rangsangan terhadap

konjunctiva.

Pada edema konjunctiva dapat diberikan dekongestan untuk mencegah pembendungan cairan

dalam selaput lender konjunctiva.

Pada edema berat dapat dilakukan insisi sehingga cairan konjungtiva yang kemotik dapat

keluar dari insisi tersebut.

Hematoma Subkonjungtiva

Hematoma subkonjungtiva dapat terjadi kaibt pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada

atau dibawah konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera. Pecahnya pembuluh

darah ini dapat akibat batuk rejan, trauma tumpul basus kranii (hematoma kaca mata), atau

pada keadaan pembuluh darah yang rentan atau mudah pecah pada usia lanjut, hipertensi,

aterosklerose, konjungtivitis, anemia dan obat-obatan tertentu.

Pemeriksaan sangat diperlukan untuk setiap kejadian perdarahan subkonjungtiva. Bila

tekanan bola mata rendah dengan pupil lonjong disertai tajam penglihatan menurun dan

hematoma subkonjungtiva maka sebaiknya eksplorasi bola mata untuk mencari kemungkinan

adanya rupture bulbus okuli.

Pengobatan dini pada hematoma konjungtiva adalah denga compress hangat. Perdarah

subkonjugtiva akan hilang atau diabsorbsi dalam 1-2 minggu tanpa di absorbsi.

Page 30: Laporan Tutorial 3 Kel 2

TRAUMA TUMPUL KORNEAEdema Kornea

Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mata dapat mengakibatkan edema korne

bahkan rupture membrane descemet. Keluhan yang dirasakan pasien adalah penglihatan

kabur dan terlihatnya pelangi disekitar la,pu atau sumber cahaya yang dilihat. Kornea akan

terlihat keruh dan pada uju plasido positif.

Edema korne berat mengakibatnya masuknya serbukan sel radang dan neovaskularisasi ke

dalam jaringan stroma kornea.

Pengobatan yang dilakukan adalah larutan hipertonik seperti NaCl 5%atau l arutan garam

hipertonik2-8%, glokosa 40% dan larutan albumin.

Bila terjadi peninggian tekanan bola mata maka dapat diberikan asetozalamida.

Penyulit trauma kornea yang berat berupa terjadinya kerusakan M. descemet yang lama

sehingga menimbulkan keratopatibulosa yang akan menyebabkan rasa sakit dan tajam

penglihatan menurunakibat astigmatisme irregular.

Erosi Kornea

Merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea. Pada erosi kornea dapat menimbulkan rasa

sakit sekali pada karena erosi merusak korne yang mempunyai serat yang sensible, mata

berair, dengan blefarospasme, lakrimasi, fotofobia, dan penglihatan akam terganggu.

Page 31: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Pada kornea akan terlihat suatu defek epitel yang bila diberi pewarnaan fluoreseinakan

berwarna hijau.

Anestesi topical dapat diberikan untuk memeriksa tajam penglihatan dan menghilangkan rasa

sakit. Hati-hati bila menggunakan obat tersebut untuk menghilangkan rasa sakit pada

pemeriksanan karena dapat menambah kerusakan epitel.

Epitel yang terkelupas sebaiknya dilepas atau dikupas. Untuk mencegah infeksi sebaiknya

diberikan antibiotic spectrum luas Neosporin, kloramfenikol, dan sulfasetamid tetes mata.

Akibat rangsangan yang mengakibatkan spasame silier maka diberikan sikloplegik aksi

pendek seperti tropikamida. Pasien akan merasa lebih tenang jika dibebat tekan selama 24

jam. Erosi kecil biasanya dapat tertutup kembali setelah 48 jam.

TRAUMA TUMPUL UVEAIridoplegia

Definisi

Iridoplegia adalah suatu kelainan pada uvea yang diakibatkan trauma tumpul sehingga

mengakibaykan kelumpuhan otot sfingter pupil.

Tanda dan gejala

- pupil menjadi lebar (midriasis), pupil tidak terlihat sama besar (anisokoria) dan

bentuk pupil dapat menjadi iregular serta pupil tidak bereaksi terhadap sinar,

- pasien akan sukar melihat dekat karena gangguan akomodasi,

- silau akibat gangguan pengaturan masuknya sinar atau pupil.

Tatalaksana

Diberikan istirahat untuk mencegah terjadinya kelelahan sfingter dan pemberian roboransia

(pengoabatan tambahan, semacam vitamin)

Page 32: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Iridodialisis

Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal iris sehingga bentuk pupil

menjadi berubah.

Tanda dan gejala

- Pasien akan melihat ganda dengan satu matanya

- Pupil terlihat lonjong (bentuk pupil berubah)

- Biasanya terjadi bersama-sama dengan hifema

Tata l aksana

Sebaiknya dilakukan pembedahan dengan melakukan reposisi pangkal iris yang terlepas.

Iridosiklitis

Tanda dan Gejala

Pada trauma tumpul dapat terjadi reaksi jaringan uvea sehingga menimbulkan iridosiklitis

atau radang uvea anterior.

Pada mata akan terlihat mata merah, akibat adanya darah di dalam bilik mata depan maka

akan terdapat suar dan pupil yang mengecil dengan tajam penglihatan menurun.

Page 33: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Tata l aksana

Pada uveitis anterior diberikan tetes mata midriatik dan steroid topikal. Bila terlihat tanda

radang berat maka dapat diberikan steroid sistemik.

Sebaiknya pada mata juga diukur tekanan bola mata untuk persiapan memeriksa fundus

dengan midriatika.

Bilik Mata Depan (Hifema)Definisi

Hifema adalah darah yang terdapat di dalam bilik mata depan (aqueous) yang terlihat

membentuk suatu lapisan yang dapat terlihat. Biasanya diakibatkan trauma tumpul yang

merobek pembuluh-pembuluh darah di iris dan merusak sudut bilik mata depan.

Diagnosa

- Pasien akan mengeluh sakit pada matanya

- Disertai dengan epifora dan blefarospasme

- Penglihatan pasien akan sangat menurun

- Bila pasien duduk hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata depan

(hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan)

- Kadang-kadang terlihat iridoplegia dan irisodialisis

- Pemeriksaan berkala untuk mencari adanya perdarahan sekunder, glaukoma, atau

bercak darah di kornea akibat pigmen besi

- Pemeriksaan Ultrasonografi mencari kerusakan segmen posterior

Page 34: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Komplikasi

- Glaukoma akut terjadi bila anyaman trabekular tersumbat oleh fibrin dan sel atau

bila pembentukan bekuan darah menimbulkan blokade pupil.

- Hifema sekunder kadang-kadang sesudah hifema hilang atau 7 hari setelah

trauma dapat terjadi perdarahan atau hifema baru yang pengaruhnya akan lebih hebat

karena perdarahan lebih sukar hilang.

- Siderosis bulbi akibat terdapatnya zat besi di dalam bola mata bila didiamkan

akan dapat menimbulkan fisis bulbi dan kebutaaan.

- Leukemia dan retinoblastoma biasanya pada anak ditandai dengan terjadinya

hifema spontan

Tata l aksana

- Istirahat pasien dengan hifema yang tampak mengisi lebih dari 5% bilik mata

depan

- Merawat pasien dengan tidur di tempat yang ditinggikan 30 derajat pada kepala

- Diberikan koagulasi dan mata ditutup

- Pada anak yang gelisah dapat diberikan penenang

- Pemberian steroid tetes harus segera dimulai; hindari penggunaan aspirin dan

antiinflamasi nonsteroid

- Penggunaan asam aminokaproat oral (100 mg/kg setiap 4 jam sampai maksimum 30

g/hari selama 5 hari) untuk menstabilkan pembentukan bekuan darah sehingga

menurunkan resiko perdarahan ulang

- Asetazolamide ada glaukoma

- Parasentesis tindakan pembedahan dengan mengeluarkan darah atau nanah dari

bilik mata depan bila terlihat tanda-tanda imbibisi kornea, glaukoma sekunder,

Page 35: Laporan Tutorial 3 Kel 2

hifema penuh dan berwarna hitam atau bila setelah 5 hari tidak terlihat tanda-tanda

hifema akan berkurang.

TRAUMA TUMPUL RETINA

Edema Retina dan koroid

Tanda dan gejala

Penglihatan akan sangat menurun

Edema retina akan memberikan warna retina yang lebih abu-abu akibat sukarnya melihat

jaringan koroid melalui retina yang sembab

Tidak terlihat cherry red spot makula juga terjadi edema

Bisa terjadi edema makula (edema berlin) terjadi edema yang luas sehinga seluruh

polus posterior fundus okuli berwarna abu-abu.

Umumnya penglihatan akan normal kembali setelah beberapa waktu, akan tetapi dapat

juga penglihatan berkurang akibat tertimbunnya daerah makula oleh sel pigmen epitel.

Page 36: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Ablasi retina

Trauma pencetus untuk terlepasnya retina dari koroid pada penderita ablasi retina.

Biasanya pasien telah mempunyai bakat untuk terjadinya ablasi retina ini seperti retina tipis

akibat retinitis semata, miopia dan proses degenerasi retina lainnya.

Tanda dan gejala

- Terdapat keluhan seperti adanya selaput yang seperti tabir mengganggu lapang

pandangannya.

- Bila terkena atau tertutup daerah makula maka tajam penglihatan akan menurun.

- Pemeriksaan funduskopi terlihat retina yang berwarna abu-abu dengan pembuluh

darah yang terlihat terangkat dan berkelok-kelok. Kadang-kadang terlihat pembuluh

darah seperti yang terputus-putus.

Page 37: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Tata laksana

Secepatnya dirawat untuk dilakukan pembedahan oleh dokter mata

Ruptur koroid

Etiologi Trauma keras ruptur koroid perdarahan subretina

Ruptur biasanya terletak di polus posterior bola mata dan melingkar konsentris di sekitar

papil saraf optik

Bila ruptur koroid ini terletak atau mengenai daerah makula lutea maka tajam

penglihatan akan turun dengan sangat.

Ruptur ini bila tertutup oleh perdarahan subretina agak sukar dilihat akan tetapi bila

darah tersebut telah diabsorpsi maka akan terlihat bagian ruptur berwarna putih karena

sklera dapat dilihat langsung tanpa tertutup koroid.

TRAUMA TUMPUL LENSADislokasi lensa

Trauma tumpul lensa dapat mengakibatkan dislokasi lensa. Dislokasi lensa terjadi pada

putusnya zonula zinn yang akan mengakibatkan kedudukan lensa terganggu.

Page 38: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Subluksasi lensa

Subluksasi lensa terjadi akibat putusnya sebagian zonula Zinn sehingga lensa berpindah

tempat. Subluksasi lensa dapat juga terjadi spontan akibat pasien menderita kelainan pada

zonula Zinn yang rapuh (sindrom Marphan).

Tanda dan gejala

- Pasien pasca trauma akan mengeluh penglihatan berkurang

- Subluksasi lensa akan memberikan gambaran pada iris berupa iridodonesis

- Akibat pegangan lensa pada zonula tidak ada maka lensa yang elastis akan menjadi

cembung dan mata akan menjadi lebih miopik lensa yang menjadi sangat cembung

mendorong iris ke depan sehingga sudut bilik mata tertutup bila sudut bilik mata

menjadi sempit pada mata ini mudah terjadi glaukoma sekunder.

Tata laksana

Bila tidak terjadi penyulit subluksasi lensa seperti glaukoma atau uveitis maka tidak

dilakukan pengeluaran lensa dan diberi kaca mata koreksi yang sesuai.

Luksasi lensa anterior

Bila seluruh zonula Zinn di sekitar ekuator putus akibat trauma maka lensa dapat masuk ke

dalam bilik mata depan. Akibat lensa terletak di dalam bilik mata depan ini maka akan terjadi

gangguan pengaliran keluar cairan bilik mata sehingga akan timbul glaukoma kongestif akut

dengan gejala-gejalanya.

Tanda dan gejala

- Pasien akan mengeluh penglihatan menurun mendadak, disertai rasa sakit yang

sangat, muntah, mata merah dengan blefarospasme.

- Terdapat injeksi siliar yang berat, edema kornea, lensa di dalam bilik mata depan.

- Iris terdorong ke belakang dengan pupil yang lebar.

- Tekanan bola mata sangat tinggi.

Page 39: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Tata Laksana

Pada luksasi lensa anterior sebaiknya pasien secepatnya dikirim pada dokter mata untuk

dikeluarkan lensanya (terlebih dahulu diberikan asetazolamide untuk menurunkan tekanan

bola matanya).

Luksasi lensa posterior

Pada trauma tumpul yang keras pada mata dapat terjadi luksasi lensa posterior akibat

putusnya zonula Zinn di seluruh lingkaran ekuator lensa sehingga lensa jatuh ke dalam

badan kaca dan tenggelam di dataran bawah polus posterior fundus okuli.

Tanda dan gejala

Pasien akan mengeluh adanya skotoma pada lapang pandangannya akibat lensa mengganggu

kampus.

- Mata akan menunjukkan gejala mata tanpa lensa (afakia)

- Pasien akan melihat normal dengan lensa + 12,0 dioptri untuk jauh

- Bilik mata depan dalam

- Iris tremulans

- Lensa yang terlalu lama berada pada polus posterior dapat menimbullkan penyulit

akibat degenerasi lensa, berupa glaukoma fakolitik ataupun uveitis fakotoksik

Tata Laksana

Bila luksasi lensa telah menimbulkan penyulit sebaiknya secepatnya dilakukan ekstraksi

lensa

Page 40: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Katarak Trauma

Katarak akibat cedera pada mata (trauma perforasi atau tumpul) terlihat sesudah beberapa

hari ataupun tahun.

Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior atau posterior. Kontusio lensa

menimbulkan katarak seperti bintang, dan dapat pula dalam bentuk katarak tercetak

(imprinting) yang disebut cincin Vossius.

Trauma tembus menimbulkan katarak yang lebih cepat, perforasi kecil akan menutup

dengan cepat akibat proliferasi epitel sehingga bentuk kekeruhan terbatas kecil. Trauma

tembus besar pada lensa akan mengakibatkan terbentuknya katarak dengan cepat disertai

dengan terdapatnya massa lensa di dalam bilik mata depan.

Pemeriksaan histopatologik terlihat massa lensa yang akan bercampur makrofag dengan

cepatnya, yang dapat memberikan bentuk endoftalmitis fakoanafilaktik. Lensa dengan kapsul

anterior saja yang pecah akan menjerat korteks lensa sehingga akan mengakibatkan

terbentuknya cincin Soemering atau bila epitel lensa berproliferasi aktif akan terlihat mutiara

Elsching.

Tata Laksana pengobatan katarak traumatik tergantung pada saat terjadinya.

Bila terjadi pada anak sebaiknya dipertimbangkan terjadinya ambliopia. Untuk

mencegah ambliopia dapat dipasang lensa intra okular primer atau sekunder

Apabila tidak terdapat penyulit maka dapat ditunggu sampai mata menjadi tenang.

Bila terjadi penyulit seperti glaukoma, uveitis maka segera dilakukan ekstraksi lensa.

Page 41: Laporan Tutorial 3 Kel 2

TRAUMA RADIASI

Mata berfungsi sebagai penglihatan dengan memfokuskan cahaya. Dengan difokuskannya

sinar ini mengakibatkan tenaga yang memasuki sinar mata bertambah besar 100.000 kalinya.

Radiasi sinar-sinar yang mengenai mata juga tidak akan terelakkan menimbulkan hal-hal

buruk bagi mata. Namun, mata memiliki perlindungan dengan berkedip atau secara refleks

dengan terjadinya miosis

Terdapat beberapa jenis dari trauma radiasi

Sinar Infra Merah

Sinar ini merupakan sinar dengan gelombang panjang dan tidak terlihat. Sinar ini dapat

menimbulkan katarak kortikal posterior yang nantinya berakhir dengan katarak total. Akibat

buruk dari sinar ini dapat kita lihat pada tempat pencairan kaca, karena pencairan kaca

menimbulkan sinar ini. selain itu juga terjadi saat-saat gerhana matahari. Sinar ini dapat

membakar fovea saat memasuki mata 1/10 detik. Dan bila melihat gerhana matahari secara

langsung dapat terjadi koagulasi koroid. Bergantung pada lamanya dan beratnya koagulasi,

dapat mengakibatkan gangguan tajam penglihatan yang permanen.

Tidak ada pengobatanterhadap akibat buruk yang sudah terjadi, kecuali mencegah terkenanya

mata oleh sinar infra merah. Steroid sistemik dan local dapat diberikan untuk mencegah

terbentuknya jaringan parut pada macula atau mengurangi gejala radang yang timbul.

Sinar Ultraviolet

Merupakan sinar gelombang pendek yang tidak terlihat. Akibat penyerapan sinar ini oleh

lensa akan menimbulkan kekeruhan di dataran depan lensa. Pada permukaan anterior lensa

terjadi denaturasi protein. Sinar ini memberi akibat buruk pada orang yang mudah terkena

sinar ini seperti pada orang Eskimo, nelayan, pendaki gunung dan pekerja las.

Akibat sinar ini akan menimbulkan mata terasa sangat sakit, mata seperti kelilipan atau

kemasukan pasir, fotofobia, blefarospasme, lakrimasi pada jam pertama setelah kontak.pupil

terlihat miosis. Keluhan ini dapat timbul sesudah beberapa jam terkena sinar ultraviolet.

Ditemukan juga infiltrate kecil pada kornea berupa keratitis interpalpebral. Keratitis ini dapat

sembuh tanpa cacat, akan tetapi bila radiasi berjalan lama kerusakan dapat permanen

sehingga akan memberikan kekeruhan kornea

Page 42: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Pengobatan yang diberikan adalah sikloplegia, antibiotika local, analgetic, dan mata ditutup

selama 2-3 hari

Sinar Terlihat

Disini sinar yang terlihat dengan intesitas tinggi seperti sinar laser dan xenon. Sinar laser

akan membakar iris dan epitel pigmen retina. Daya koagulasi sinar laser pada iris dan sel

pigmen berguna untuk iridektomi pada penderita glaucoma atau koagulasi retina pada

retinopatia. Kerusakan retina dapat terjadi pada pemakaian alat diagnostic mata atau alat

bedah mata seperti:

a) Oftalmoskopi indirek dapat merusak macula lutea

b) Pemakaian sinar koaksial pada mikroskop bedah akan merusak macula lutea

c) Iluminasi endsokopi pada waktu vitrektomi akan merusak retina. Berat kerusakan bergantung lama, terfokusnya sinar dan panjang gelombang yang memberikan akibat buruk pada jaringan.

Sinar ionisasi dan sinar x

Sinar ionisasi dibedakan dalam bentuk:

a) Sinar alfa yang dapat diabaikan

b) Sinar beta yang dapat menembus 1 cm jaringan

c) Sinar gama dan X

Radiasi oleh sinar ini daoat menimbulkan katarak dan keruskan etina. Dapat juga

menimbulkan pembelahan sel yang abnormal pada epitel lensa. Sinar x merusak retina dan

memberikan gambaran seperti rteinopati diabetes. Akibat sinar X pada retina akan terlihat

dilatasi kapiler, perdarahan, mikroaneurisma dan eksudat seperti umumnya terdapat pada

retinopatia diabetes.

Trauma Elektrik

Trauma listrik dapat mengakibatkan terbentuknya vakuolvakuol pada lensa yang akan

berakhir dengan kekeruhan lensa.Bila sumber listrik mempunyai jarak sama dengan kedua

mata maka akan timbul katarak pada kedua mata sekaligus.

Trauma Panas

Page 43: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Panas dan dingin sangat merusak mata kita. Mata dapat mengalami peradangan, terbakar dan

terkelupas. Trauma hipotermik dapat dilihat pada pembedahan dengan memakai alt krio

untuk katarak dan retina.

Untuk pengobatannya apabila panas merusak kornea dan konjungtiva maka diberikan

anestesi local, kompres dingin, dan antibiotic local selama 3 hari.

CORPUS ALIENUM INTRA OCULI

Page 44: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari cedera. Bola mata terdapat

di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh bubungan bertulang yang kuat. Kelopak mata

bisa segera menutup untuk membentuk penghalang bagi benda asing dan mata bisa mengatasi

benturan yang ringan tanpa mengalami kerusakan.Meskipun demikian, mata dan struktur

disekitarnya bisa mengalami kerusakan akibat cedera. Kadang sangat berat sampai terjadi

kebutaan atau mata harus diangkat. Cedera mata harus diperiksa untuk menentukan

pengobatan dan menilai fungsi penglihatan.

Definisi

Corpus alienum adalah benda asing. Istilah ini sering digunakan dalam istilah medis.

Merupakan salah satu penyebab cedera mata yang paling sering mengenai sclera, kornea, dan

konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat ringan, tetapi beberapa cedera bisa berakibat

serius . Apabila suatu korpus alienum masuk ke dalam bola mata maka biasanya terjadi reaksi

infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola mata dan terjadi iridocylitis serta

panophthmitis. Karena itu perlu cepat mengenali benda asing tersebut dan menentukan

lokasinya di dalam bola mata untuk kemudian mengeluarkannya.

Beratnya kerusakan pada organ – organ di dalam bola mata tergantung dari besarnya corpus

alienum, kecepatannya masuk, ada atau tidaknya proses infeksi dan jenis bendanya

sendiri.Bila ini berada pada segmen depan dari bola mata, hal ini kurang berbahaya jika

dibandingkan dengan bila benda ini terdapat di dalam segmen belakang. Jika suatu benda

masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi salah satu dari ketiga perubahan berikut :

1. Mecanical effect

Benda yang masuk ke dalam bola mata hingga melalui kornea ataupun sclera. Setelah benda

ini menembus kornea maka ia masuk ke dalam kamera oculi anterior dan mengendap ke

dasar. Bila kecil sekali dapat mengendap di dalam sudut bilik mata. Bila benda ini terus,

maka ia akan menembus iris dan kalau mengenai lensa mata akan terjadi catarack, traumatic.

Benda ini bisa juga tinggal di dalam corpus vitreus. Bila benda ini melekat di retina biasanya

kelihatan sebagai bagian yang dikelilingi oleh eksudat yang berwarna putih serta adanya

endapan sel – sel darah merah, akhirnya terjadi degenerasi retina.

2. Permulaan terjadinya proses infeksi

Page 45: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Dengan masuknya benda asing ke dalam bola mata kemungkinan akan timbul infeksi. Corpus

vitreus dan lensa dapat merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman sehingga

sering timbul infeksi supuratif. Juga kita tidak boleh melupakan infeksi kuman tetanus.

3. Terjadi perubahan – perubahan spesifik pada jaringan mata karena proses kimiawi

( reaction of ocular tissue )

Etiologi

Penyebab cedera mata pada permukaan mata adalah percikan kaca, partikel yang terbawa

angin dan ranting pohon.

Tanda dan Gejala

Setiap cedera pada permukaan mata biasanya menimbulkan perasaan ada sesuatu dimata.

Gejala lainnya adalah kepekaan terhadap cahaya, mata atau pembengkakan mata dan kelopak

mata. Penglihatan bisa menjadi kabur.

Pemeriksaan

1. Anamnesa kejadian trauma

Page 46: Laporan Tutorial 3 Kel 2

2. Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata.

3. Pemeriksaan dengan optalmoskop

4. Pemeriksaan keadaan mata yang kena trauma

5. Bila ada perforasi lakukan pemeriksaan X-Ray orbita dengan PA dan lateral

Penatalaksanaan

Perawatan luka

Pengeluaran benda asing sesuai dengan fasilitas dan kemampuan

Rujuk ke rumah sakit pusat.

Benda asing di mata harus dikeluarkan . Agar benda asing terlihat lebih jelas dan

untuk melihat adanya goresan atau benda asing pada mata, bisa diberikan obat tetes

mata khusus yang mengandung zat warna flouresensi.Kemudian diberikan obat tetes

mata yang mengandung obat bius untuk mematikan rasa dipermukaan mata. Dengan

menggunakan alat penerangan khusus, benda tersebut bisa dibuang oleh dokter.

Benda asing seringkali bisa diambil dengan menggunakan kapas steril yang lembab

atau kadang dengan mengguyur mata dengan air steril.

Jika benda asing menyebabkan goresan kecil pada permukaan kornea, diberikan

salep antibiotik selama beberapa hari. Goresan yang lebih besar memerlukan

pengobatan tambahan. Pupil diusahakan tetap melebar dengan pemberian obat, lalu

dimasukkan antibiotik dan mata ditutup dengan plester. Sel-sel pada permukaan mata

berregenerasi dengan cepat, meskipun goresannya besar, penyembuhannya akan

berlangsung selama 1-3 hari. Jika benda asing telah menembus ke lapisan mata yang

lebih dalam, segera hubungi dokter spesialis mata.

Page 47: Laporan Tutorial 3 Kel 2

BENDA ASING INTRAOKULAR

Benda Asing Magnetik Intraokular

Pada keadaan diduga adanya benda asing magnetik intraokular perlu diambil riwayat

terjadinya trauma dengan balk. Benda asing intraokular yang magnetik ataupun tidak akan

memberikan gangguan pada tajam penglihatan.

Akan terlihat kerusakan kornea, lensa, iris ataupun sklera yang merupakan tempat jalan

masuknya benda asing ke dalam bola mata.

Bila pada pemeriksaan pertama lensa masih jernih maka untuk melihat kedudukan

benda asing di dalam bola mata dilakukan melebarkan pupil dengan midriatika.

o Pemeriksaan funduskopi sebaiknya segera dilakukan karena bila lensa terkena maka

akan lensa menjadi keruh secara perlahan-lahan sehingga akan memberikan kesukaran

untuk melihat jaringan belakang lensa.

Pemeriksaan radiologik akan memperlihatkan bentuk dan besar benda asing yang terletak

intraokular.

o Bila pada pemeriksaan radiologik dipakai cincin Flieringa atau lensa kontak Comberg

akan terlihat benda bergerak bersama dengan pergerakan bola mata.

Untuk menentukan letak benda asing ini dapat dilakukan pemeriksaan tambahan lain

yaitu dengan metal locator.

o Pemeriksaan ultrasonografi digunakan untuk pemeriksaan yang lebih menentukan

letak dan gangguan terhadap jaringan sekitar lainnya.

Penanganan pada benda asing intraokular ialah dengan mengeluarkannya dan dilakukan

dengan perencanaan pembedahan agar tidak memberikan kerusakan yang lebih berat

terhadap bola mata.

o Mengeluarkan benda asing melalui jalan melewati sklera merupakan cara untuk tidak

merusak jaringan lain.

Page 48: Laporan Tutorial 3 Kel 2

PEMERIKSAAN AWAL PADA TRUMA MATA

1. ANAMNESIS

Mekanisme trauma, waktu trauma dan aktifitas saat trauma.

Perkiraan jenis benda asing, bentuk, ukuran, ketajaman, kecepatan saat memasuki

mata, bahan dari benda asing tersebut apakah karet, besi, asam, basa dsb.

Harus dicurigai adanya benda asing intraokuler bila terdapat riwayat memalu,

mengasah atau ledakan.

Keluhan-keluhan yang dialami pasien seperti penurunan tajam penglihatan,

penglihatan ganda, nyeri, fotofobia, sulit membuka mata dsb.

Mencakup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan sesaat setelah cedera. Harus

diperhatikan apakah gangguan penglihatan yang ada bersifat progresif lambat atau

memiliki onset mendadak.

2. PEMERIKSAAN FISIK

Pengukuran dan pencatatan ketajaman penglihatan. Bila parah, diperiksa proyeksi

cahaya, diskriminasi dua titik dan adanya defek pupil aferen

Pemeriksaan motilitas mata dan sensasi kulit periorbita

Periksa adanya enoftalmus

Periksa keadaan semua bagian bola mata untuk mencari adanya benda asing, laserasi,

luka abrasi, dan perdarahan.

Ukuran dan bentuk pupil, serta reaksi pupil terhdap cahaya.

Palpasi untuk mencari defek pada bagian tepi tulang orbita.

Oftalmoskopi untuk mengamati lensa, vitreus, diskus optikus, dan retina.

Page 49: Laporan Tutorial 3 Kel 2

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiografi

Pengecetan gram, jika terdapat infeksi sehingga perlu mencari antibiotik yang peka.

PENANGANAN SEGERA PADA TRAUMA MATA

Bila jelas terdapat ruptur bola mata, manipulasi lebih lanjut harus dihindari sampai

perbaikan secara bedah dalam kondisi steril dapat dilakukan, biasanya dengan anastesi

umum.

Obat sikloplegik atau antibiotik topikal tidak boleh diberikan sebelum pembedahan

karena potensi toksisitas pada jairngan intraokuler yang terpajan.

Analgetik, antiemetik, dan antitoksin tetanus diberikan sesuai kebutuhan,

Induksi anastesi umum tidak boleh menggunakan obat-obat penghambat depolarisasi

neuromuskular karena obat-obat ini dapt meningkatkan tekanan di dalam bola mata

secara transien sehingga meningkatkan kecenderungan herniasi isi intraokuler.

Hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian anastesi topikal, zat warna, dan obat lain yang

diberikan ke mata yang cedera harus steril, baik tetrakain dan fluoresein ter5sedia dalam unit-

unit dosis individual yang steril.

Page 50: Laporan Tutorial 3 Kel 2

PERUJUKAN

INDIKASI PERUJUKAN

Keadaan yang memerlukan tindakan yang lebih lanjut misalnya pembedahan (pada

perforasi mata)

Misalnya trauma disebabkan oleh trauma tembus corpus alienum intraokuler yang

tidak bisa dikeluarkan dirujuk

Adanya penyulit yang signifikan pada masing-masing trauma :

- Trauma tembus: glaukoma, katarak, endoftalmitis, ablasio retina, perforasi

bola mata, ptisis

- Trauma kimia: katarak, glaukoma

Trauma tumpul : jika sudah menimbulkan edema subkonjungtiva, hifema, erosi kornea,

trauma lensa, retina, koroid

DAFTAR PUSTAKA

Page 51: Laporan Tutorial 3 Kel 2

Diagnosis dan Terapi Lab/SMF Ilmu Penyakit Mata RSU Dr. Soutomo 2006. Surabaya RSU

Dr.Soetomo

Ilyas S., 2008, Penuntun Ilmu Penyakit Mata, ed.3, FKUI, Jakarta

Ilyas S., 2009, Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata, FKUI, Jakarta

Ilyas S., 2000, Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata, FKUI, Jakarta

Ilyas, Sidarta. 2005. ’Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata’. Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta

Ilyas S., 2004, Kelainan Refraksi dan Koreksi Penglihatan, FKUI, Jakarta

James B., Chew C., Bron A., 2003, Lecture Notes in Oftalmology, ed.9, Erlangga Medical

Series, Penerbit Erlangga, Jakarta

McPhee Stephen J, at all. 2010. ‘Current Medical Diagnosis & Treatment’, Forty-Ninth

Edition. Lange- The McGraw-Hill Companies

Riordan-Eva P., 2008, ’Vaughn and Asbury’s General Ophthalmology’, 17th ed. Lange-Mc

Graw-Hill International Edition, New York